Anda di halaman 1dari 2

Ini merupakan sebuah cerita tentang seseorang yang tak patut untuk ditiru.

Aku pernah mendengar nasehat dari seseorang dalam kehidupan ini tak ada yang sempurna. Sebaik apa pun kita terhadap orang lainn, akan ada orang yang iri dan dengki dengan apa yang ada pada kita. Hal ini hampir sama dengan yang ku alami. Bukan orang jauh, tapi bagian dari silsilah keluargaku juga. Sebenarnya sudah sering aku menemui orang yang memiliki perasaan iri dan dengki, tapi tidak seperti orang yang satu ini. Keluargaku sudah sangat bersabar dengan semua fintah dan kebohongan yang diciptakannya. Beberapa kebohongan dan fitnah yang dia sebar antara lain seperti; 1. Dia mengatakan pada seseorang bahwa keluargaku tidak peduli dan sayang padaku. Katanya orangtuaku pilih kasih. Kakakku dibelikan motor, sementara aku tidak. Kenyataannya, motor itu dibeli dengan usaha dan hasil keringat kakakku sendiri. Aku pun diperbolehkan memakai motor tersebut. Hanya saja, karena kakakku sering menggunakannya (dan itupun untuk keperluannya pergi mengajar) aku sering pakai motor papa. Tetap saja, di mata dia dan keluarganya keluargaku pilih kasih. Padahal mereka tak tahu hal yang sebenarnya. 2. Suatu hari dia pergi ke suatu acara. Di sana dia bertemu dengan anak paman dari papaku. Dia berkata: tau ga, si wid tu....... (hal yang tak patut tuk dibicarakan). Selain itu, papanya juga pilih kasih. Masa kakaknya dikuliahin sampe S2, sementara iwid tidak. Pilih kasih banget kan! 3. Dia pergi ke rumah saudaraku, dan bercerita tentang kakakku. Lagi-lagi dia menfitnah kakakku. Dia mengatakan kakakku membentak dia di depan umum, padahal kenyataanya tidak. Dia mengatakan kakakku dan seseorang dari saudaraku itu bertengkar hingga sampe saat inii dan masih ada dendam di antara mereka. Padahal kenyataannya, kakakku sudah melupakan itu semua dan tak ada masalah diantara kakakku dan seorang dari saudaraku itu. Itu hanya beberapa dari sekian banyak yang pernah dia lakukan. Seandainya saja yang difitnah hanyalah aku, bagiku tak masalah. Tapi jangan libatkan mama, papa, dan kakakku. Kenapa harus sekejam itu...:( Bukan hanya itu saja, ada hal lain yang harusnya tidak dia lakukan: 1. Dia berusaha memecah belah antara aku dan kakakku. Pertama aku hampir percaya dengan kata-katanya tentang kakakku. Dia berusaha mengadu domba aku dan kakakku. (entah kenapa dia terlihat sangat iri dan dengki pada kakakku). Setelah kutanya pada kakakku, semua yang dikatakannya tidak benarsama sekali dan berbandiing terbalik dengan kenyataan yang sebenarnya. Ternyata dia juga melakukan hal sama pada kakakku, yaitu menceritakan hal yang tak benar tentangku. Untung saja aku berkomunikasi dengan baik dengan kakakku, sehingga kami tidak terpecah belah seperti yang diharapkannya. 2. Harusnya dia tidak perlu juga menceritakan tentang keluarga yang telah baik kepadanya selama ini. Tanpa ada yang bertanya, dia bercerita: si***** dan ni **** sebenarnya ga akur-akur amat. Si ***** kan pemalas kerja, ni **** ga suka. Makanya si ***** pergi ke kota P buat kerja. Sebenarnya aku tak tahu menahu tentang hal ini, tapi saat itu aku hanya mendengar dan berkata dalam hati apa pantas bercerita yang buruk tentang orang yang baik kayak gitu ma dia. 3. Satu ucapan yang pernah aku dengar dari mulutnya saat bercerita dengan orang lain. Ketika itu sebuah keluarga, yang baik padanya yang selalu menjadi tempat dia berusaha menyebarkan cerita buruk dan fitnah tentang keluargaku,mendapatkan sebuah musibah kecil. Rasai lah, .................... (aku tak ingat persis ucapannya, terlalu buruk tuk di ingat. 4. Melalui facebook dia juga mencaciku sebagai sepupu tak tak tahu berterimakasih. Dia meng-up date status dengan kata-kata yang yang tak pantas. Aku jadi bertanya, apa sebenarnya yang diharapkan dari bantuan yang telah dia dan keluarganya berikan? Ribuan ucapan terimakasih atau segunung uang?

Sampai saat ini dia masih berusaha menjatuhkan keluargaku, menfitnah keluargaku, menekan keluargaku. Entah apa yang diharapkannya. Bagiku, bagi keluargaku tak masalah kami diperlakukan seperti apa. Kami hanya bisa bersabar menahan perih di dada, menangis dengan uraian air mata di dalam hati. Yang sangat mengherankan bagiku, dia bermanis ria di hadapanku dan keluargaku, memakai dan menghabiskan apa yang ada di rumah kami, tapi tetap saja menusuk dengan kejam dari belakang seperti itu. Orang macam apa dia sebenarnya? Apa wajahnya terlalu tebal, setebal kulit badak? Semoga tak ada orang lain yang juga berprilaku sama seperti dia. Semoga tak ada orang lain yang ikut menjadi korban fitnah dan kebohongan yang dilakukannya. Semoga....:-)

Anda mungkin juga menyukai