Joko Susetyo, MT
Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
TIES 1301
3 SKS
KOMPETENSI MATA KULIAH
KOMPETENSI MATA KULIAH
Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan dan Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan dan
tools di bidang industri. tools di bidang industri.
Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik, dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik,
fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan
persoalan industri. persoalan industri.
Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki, Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki,
mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari
manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain. manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain.
Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi, Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi,
memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral
menggunakan alat-alat analitik, komputasional, dan atau menggunakan alat-alat analitik, komputasional, dan atau
eksperimental. eksperimental.
Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesi, Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesi,
etika, dan sosial. etika, dan sosial.
KONTRAK PERKULIAHAN
KONTRAK PERKULIAHAN
Diskripsi Perkuliahan
Diskripsi Perkuliahan
Kuliah pengantar teknik industri terdiri dari 7 pokok bahasan Kuliah pengantar teknik industri terdiri dari 7 pokok bahasan
meliputi : pengantar, perancangan sistem produksi, perancangan meliputi : pengantar, perancangan sistem produksi, perancangan
dan pengawasan operasi, perencanaan dan perancangan fasilitas, dan pengawasan operasi, perencanaan dan perancangan fasilitas,
optimasi, analisis ekonomi teknik, pengendalian kualitas statistik. optimasi, analisis ekonomi teknik, pengendalian kualitas statistik.
Strategi Perkuliahan
Strategi Perkuliahan
Kuliah tatap muka mengantarkan pokok bahasan dan menjelaskan Kuliah tatap muka mengantarkan pokok bahasan dan menjelaskan
isi dari sub pokok bahasan, pendalaman berupa diskusi, studi isi dari sub pokok bahasan, pendalaman berupa diskusi, studi
kasus, latihan mengerjakan soal-soal secara perorangan dan kasus, latihan mengerjakan soal-soal secara perorangan dan
kelompok. kelompok.
Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian
Ujian tengah semester (UTS) Ujian tengah semester (UTS) 20% 20%
Ujian akhir semester (UAS) Ujian akhir semester (UAS) 20% 20%
Tugas-tugas Tugas-tugas 50% 50%
Presensi Presensi 10% 10%
Minggu 1 : Penjelasan GBPP dan Kontrak perkuliahan,
Minggu 1 : Penjelasan GBPP dan Kontrak perkuliahan,
pengantar sejarah perkembangan disiplin teknik industri.
pengantar sejarah perkembangan disiplin teknik industri.
Minggu 2, 3 : Perancangan sistem produksi.
Minggu 2, 3 : Perancangan sistem produksi.
Minggu 4, 5 : Perancangan dan pengawasan operasi.
Minggu 4, 5 : Perancangan dan pengawasan operasi.
Minggu 6, 7 : Perencanaan dan perancangan fasilitas,
Minggu 6, 7 : Perencanaan dan perancangan fasilitas,
Minggu 8, 9 : UTS
Minggu 8, 9 : UTS
Minggu 10, 11 : optimasi,
Minggu 10, 11 : optimasi,
Minggu 12, 13 : Analisis ekonomi teknik,
Minggu 12, 13 : Analisis ekonomi teknik,
Minggu 14, 15 : Ppengendalian kualitas statistik.
Minggu 14, 15 : Ppengendalian kualitas statistik.
RENCANA PEMBELAJARAN
RENCANA PEMBELAJARAN
BAHAN BACAAN
1. Hilk, Philip E., 1977, Introducti on to Industri al
Engi neeri ng And Management Sci ence, Mc
Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.
2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Tekni k Industri ,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Tekni k, Guna
Widya, Jakarta
4. P. Siagian, 1987, Penel i ti an Operasi onal , Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Tekni k
Industri , Guna Widya, Jakarta.
6. Wayne C. Turner, 1993, Introducti on to Industri al
And Systems Engi neeri ng, Prentice-Hall, Inc,
New Jersey.
MODUL I
MODUL I
Kompetensi Pokok Bahasan :
Pengawasan operasi.
Pengawasan operasi.
Manajemen operasi
Manajemen operasi
Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI
Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI
dapat berhasil yaitu :
dapat berhasil yaitu :
Kualitas.
Kualitas.
Waktu.
Waktu.
Biaya
Biaya
Ilmu-ilmu operasional yang meliputu :
Ilmu-ilmu operasional yang meliputu :
Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa yang
Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa yang
dihasilkan berkualitas, tepat waktu dan dengan
dihasilkan berkualitas, tepat waktu dan dengan
biaya yang sesuai.
biaya yang sesuai.
Ilmu yang termasuk dalam analisis dan perancangan
Ilmu yang termasuk dalam analisis dan perancangan
operasi adalah :
operasi adalah :
Anal i si s Perancangan Kerja
Anal i si s Perancangan Kerja
(
(
Method engi neeri ng
Method engi neeri ng
)
)
Merupakan studi yang mempelajari secara sistematis
Merupakan studi yang mempelajari secara sistematis
seluruh operasi langsung & tdk langsung unt
seluruh operasi langsung & tdk langsung unt
mendapatkan perbaikan-perbaikan sistem kerja.
mendapatkan perbaikan-perbaikan sistem kerja.
Dalam ME dibahas studi kerja (work study) &
Dalam ME dibahas studi kerja (work study) &
pengukuran kerja (work measurement).
pengukuran kerja (work measurement).
Studi kerja berkaitan dengan pencarian prosedur
Studi kerja berkaitan dengan pencarian prosedur
pelaksanaan kerja.
pelaksanaan kerja.
Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan
Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan
waktu standar yang digunakan dalam
waktu standar yang digunakan dalam
melaksanaan kegiatan kerja.
melaksanaan kegiatan kerja.
Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan
Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan
yang dilakukan dalam proses kerja yaitu
yang dilakukan dalam proses kerja yaitu
kesalahan dalam perancangan atau prosedur
kesalahan dalam perancangan atau prosedur
kerja. Sejumlah peralatan kerja dirancang tdk
kerja. Sejumlah peralatan kerja dirancang tdk
sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan
sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan
lingkungannya.
lingkungannya.
Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang
Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang
dengan lingkungan kerjanya.
dengan lingkungan kerjanya.
Ergonomi (
Ergonomi (
Human factor
Human factor
)
)
Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, yaitu :
Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, yaitu :
skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory (alat indera);
skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory (alat indera);
environmental (lingkungan) dan mental.
environmental (lingkungan) dan mental.
Perencanaan dan Perancangan Fasi l i tas
Perencanaan dan Perancangan Fasi l i tas
Meliputi penentuan/penempatan lokasi fasilitas, tat letak
Meliputi penentuan/penempatan lokasi fasilitas, tat letak
fasilitas. Tujuan dari perencanaan & perancangan fasilitas
fasilitas. Tujuan dari perencanaan & perancangan fasilitas
adalah untuk mendapatkan biaya yang minimaum.
adalah untuk mendapatkan biaya yang minimaum.
Materi al Handl i ng
Materi al Handl i ng
Tujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, karena
Tujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, karena
seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk sedikit.
seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk sedikit.
Ri set Operasi onal
Ri set Operasi onal
Meliputi penentuan pola-pola distribusi barang, pola-pola
Meliputi penentuan pola-pola distribusi barang, pola-pola
jaringan yang efisien dan optimalitas.
jaringan yang efisien dan optimalitas.
Si stem Produksi
Si stem Produksi
Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan sumber
Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan sumber
daya (resources) yang ada dlm memproduksi barang/ jasa
daya (resources) yang ada dlm memproduksi barang/ jasa
dengan tujuan efisiensi dan efektifitas dalam proses
dengan tujuan efisiensi dan efektifitas dalam proses
produksi.
produksi.
Termasuk dalam aktivitas proses produksi al : pemilihan
Termasuk dalam aktivitas proses produksi al : pemilihan
mesin, estimasi biaya, sistem perawatan, sistem produksi
mesin, estimasi biaya, sistem perawatan, sistem produksi
tepat waktu (just in time), pengawasan persedian,
tepat waktu (just in time), pengawasan persedian,
pengendalian
pengendalian kualitas, dll.
kualitas, dll.
Manajemen
Manajemen
Merupakan karya seni dan ilmu dalam memerintah,
Merupakan karya seni dan ilmu dalam memerintah,
mengatur orang dengan menggunakan fungsi-fungsi
mengatur orang dengan menggunakan fungsi-fungsi
manajemen seperti perencanaan (planning),
manajemen seperti perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), dan pengawasan
pengorganisasian (organizing), dan pengawasan
(controlling
(controlling
).
).
Si mul asi
Si mul asi
Suatu metodologi untuk melakukan percobaan dengan
Suatu metodologi untuk melakukan percobaan dengan
menggunakan model dari sistem nyata. Seperti antrian
menggunakan model dari sistem nyata. Seperti antrian
orang di airport, antrian mobil di SPBU/parkir, nasabah di
orang di airport, antrian mobil di SPBU/parkir, nasabah di
Bank, barang yang antri di proses produksi dll.
Bank, barang yang antri di proses produksi dll.
Modul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja
Modul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja
Kompetensi Pokok Bahasan :
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta Proses Operasi Peta Proses Operasi
Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan
dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan. dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan.
Kegunan peta aliran proses Kegunan peta aliran proses
1. 1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas
berakhir. berakhir.
2. 2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses
berlangsung. berlangsung.
3. 3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja
4. 4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.
Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses
Operasi. Operasi.
1. 1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas- Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-
aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan
penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi terbatas penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi terbatas
pada operasi dan pemeriksaan saja. pada operasi dan pemeriksaan saja.
2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang
diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta proses
operasi.
3. 3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk
menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan. menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.
4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan
digunakan untuk menganalisa salah satu komponen
dari produk yang dirakit.
Tugas 1 :
Pembuatan Peta Kerja (OPC dab FPC)
Tugas 2 :
Pengukuran kerja ( mencari Waktu siklus, Waktu
normal dan Waktu baku).
PENGUKURAN KERJA
PENGUKURAN KERJA
(
(
WORK MEASUREMENT
WORK MEASUREMENT
)
)
1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-
rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg
memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi
dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran
waktu (time study), yaitu waktu standar atau
waktu baku.
1.
1.
Pengukuran waktu secara langsung :
Pengukuran waktu secara langsung :
Pengukuran dengan stop watch
Pengukuran dengan stop watch
Sampling kerja
Sampling kerja
2.
2.
Pengukuran waktu secara tidak langsung
Pengukuran waktu secara tidak langsung
Data waktu baku
Data waktu baku
Data waktu gerakan, dll.
Data waktu gerakan, dll.
Pengukuran Waktu dengan Stop Watch Pengukuran Waktu dengan Stop Watch
Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja
Waktu
Siklus
Waktu Siklus
Rata-rata
Waktu
Normal
Waktu Standar
(Baku)
Pengujian
Kecukupan data
Pengujian
keseragaman data
Faktor
Penyesuaian
Faktor
Kelonggaran
PENGUJIAN DATA
PENGUJIAN DATA
X
X X N s k
N =
Dengan :
k = Tingkat keyakinan
k = 99% = 3
k = 95% = 2
s = Derajat ketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N = Jumlah data teoritis
Jika N N, maka data dianggap cukup, jika N > N data Jika N N, maka data dianggap cukup, jika N > N data
dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan
penambahan data. penambahan data.
Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15
kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat
keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah jumlah
pengamatan cukup?
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6
X = 107
(X)2 = 11449
X2 = 791
k = 95% = 2
s = 10%
N =
( )
2
2
2
/
1
1
1
]
1
X
X X N s k
53 , 14
107
11449 791 15 1 , 0 / 2
2
1
]
1
x
Karena N < N , maka data dianggap cukup.
Karena N < N , maka data dianggap cukup.
Uji Keseragaman data
Uji Keseragaman data
Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari
Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari
system yang sama dan untuk memisahkan data yang
system yang sama dan untuk memisahkan data yang
memiliki karakteristik yang berbeda.
memiliki karakteristik yang berbeda.
BKA
BKA
= X + k
= X + k
BKB
BKB
= X - k
= X - k
=
=
1
2
N
X X ) (
Dengan :
Dengan :
BKA
BKA
= Batas Kontrol Atas
= Batas Kontrol Atas
BKB
BKB
= Batas Kontrol Bawah
= Batas Kontrol Bawah
X
X
= Nilai Rata-rata
= Nilai Rata-rata
= Standar Deviasi
= Standar Deviasi
k
k
= Tingkat Keyakinan
= Tingkat Keyakinan
Contoh:
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
sebanyak
sebanyak
15 kali dengan menggunakan
15 kali dengan menggunakan
stop watch, jika batas kontrol 3.
stop watch, jika batas kontrol 3.
Tentukan apakah data seragam atau
Tentukan apakah data seragam atau
tidak.
tidak.
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6
X = 7,13
(X X)2 = 27,73
= 1,4
BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
BKB = 7,13 3 (1,4) = 2,93
Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB,
maka data dikatakan seragam
Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk
selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya
tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena
terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja. terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.
Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai
seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya
dengan melakukan penyesuaian. dengan melakukan penyesuaian.
Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata
dengan faktor penyesuaian (p). dengan faktor penyesuaian (p).
Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu : Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya - Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya
lebih besar dari satu (p > 1). lebih besar dari satu (p > 1).
- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih - Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih
kecil dari satu (p< 1). kecil dari satu (p< 1).
- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = - Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p =
1). 1).
Penyesuai an (Rati ng Factor)
Metode-metode untuk menentukan penyesuai an
Metode-metode untuk menentukan penyesuai an
1.
1.
The Westi ng House System
The Westi ng House System
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric
Corporation dengan mempertimbangkan empat factor
Corporation dengan mempertimbangkan empat factor
al : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.
al : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.
2.
2.
Syntheti c Rati ng
Syntheti c Rati ng
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng-
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng-
evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan
evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan
yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
3.
3.
Speed Rati ng/Performance Rati ng
Speed Rati ng/Performance Rati ng
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan
mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan
waktu saja.
waktu saja.
4.
4.
Objecti ve Rati ng
Objecti ve Rati ng
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk
hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga
hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga
mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor-
mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan
faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan
adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal
adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal
kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan
kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan
tangan, penanganan dan bobot.
tangan, penanganan dan bobot.
Kel onggaran (
Kel onggaran (
Al l owance
Al l owance
)
)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu
kerja operator, karena operator dalam melakukan
kerja operator, karena operator dalam melakukan
pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak
pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak
diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu
diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu
penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).
penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).
Kel onggaran dapat di bedakan menjadi ti ga yai tu :
Kel onggaran dapat di bedakan menjadi ti ga yai tu :
1. 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum untuk Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum untuk
menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll. bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. 2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk mengurangi melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk mengurangi
kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya
sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan
kerja ditujukan untuk mengilangkan rasa fatigue tersebut. kerja ditujukan untuk mengilangkan rasa fatigue tersebut.
4.
4.
Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak
Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak
dapat dihindari.
dapat dihindari.
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
terhindarkan :
terhindarkan :
Elemen
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X RF WN
1 Mengambil
Kotak Kardus
0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07
2 Memasukkan
Barang
0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13
3 Menutup
Kotak Kardus
0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24
4 Meletakan Hasil
0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 0,08 0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08
Waktu Normal = 0,52 menit/unit
Waktu Baku = 0,52 x
unit menit / 61 , 0
15 100
100
Pengukuran Waktu dengan Sampl i ng Kerja
Pengukuran Waktu dengan Sampl i ng Kerja
+
748 , 0
50
) 664 , 0 1 ( 884 , 0
3 884 , 0
39 , 472
) 884 , 0 ( ) 05 , 0 (
) 884 , 0 1 ( 3
2
2
Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam range
BKA dan BKB, maka data seragam.
Waktu Baku
Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung
dengan menggunakan rumus :
dengan menggunakan rumus :
Waktu Normal
Waktu Normal
=
=
Waktu Baku
Waktu Baku
=
=
dihasilkan yang produk Jumlah
RF Factor Rating x sibuk osentase x waktu Total ) ( Pr
) ( 100
100
All n Kelonggara
x Normal Waktu
Waktu Normal (Wn)
Waktu Normal (Wn)
=
=
Waktu Baku (Wb)
Waktu Baku (Wb)
=
=
Output Standar
Output Standar
=
=
Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat
Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat
sebanyak 4 surat per menit.
sebanyak 4 surat per menit.
Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch & Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch &
sampl i ng Kerja) sampl i ng Kerja)
Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk
melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang
dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi
bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah
surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan
waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115% dan
kelonggaran 20%.
surat menit
x x menit
/ 2 , 0
2345
15 , 1 85 , 0 480
surat menit x / 25 , 0
20 100
100
2 , 0
menit surat
Wb
/ 4
25 , 0
1 1
Modul III : Perencanaan dan Pengawasan
Modul III : Perencanaan dan Pengawasan
Operasi
Operasi
Kompetensi Pokok Bahasan :
Kompetensi Pokok Bahasan :
Mampu melakukan peramalan produksi dengan
Mampu melakukan peramalan produksi dengan
beberapa metode peramalan.
beberapa metode peramalan.
Mampu melakukan perencanaan produksi
Mampu melakukan perencanaan produksi
berdasarkan hasil peramalan.
berdasarkan hasil peramalan.
Mampu melakukan pengawasan dan
Mampu melakukan pengawasan dan
perencanaan persediaan dengan beberapa
perencanaan persediaan dengan beberapa
metode.
metode.
Aktivitas utama dalam system produksi adalah
Aktivitas utama dalam system produksi adalah
perencanaan dan pengawasan operasi.
perencanaan dan pengawasan operasi.
Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk
Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk
mengatur penggunaan sumber daya (
mengatur penggunaan sumber daya (
resources
resources
)
)
yang ada dalam proses pembuatan
yang ada dalam proses pembuatan
produk/barang atau jasa yang bermanfaat
produk/barang atau jasa yang bermanfaat
dengan melakukan optimasi terhadap tujuan
dengan melakukan optimasi terhadap tujuan
perusahaan.
perusahaan.
Perencanaan dan Pengawasan
Perencanaan dan Pengawasan
Operasi
Operasi
Produk/
Jasa
Bahan
- TK
- Mesin
- Fasilitas
- Dll.
Proses transformasi
atau perubahan
Informasi umpan balik hasil
untuk pengawasan proses
1. Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu
produk untuk periode yang akan datang berdasarkan
data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan
cara tertentu.
2. Perencanaan Operasi/produksi
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang
harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil
peramalan dan persediaan yang ada.
Merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.
Kegiatan Perencanaan & Pengawasan
Operasi al :
3.
3. Pengawasan dan Perencanaan
Pengawasan dan Perencanaan
Persediaan
Persediaan
P
P
ersediaan : sumber daya menganggur (idle
ersediaan : sumber daya menganggur (idle
resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa
resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa
kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan
kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan
pemasaran pada system distribusi atau kegiatan
pemasaran pada system distribusi atau kegiatan
konsumsi pada system rumah tangga
konsumsi pada system rumah tangga. .
Persediaan digunakan untuk mempermudah atau
Persediaan digunakan untuk mempermudah atau
memperlancar jalannya opersi perusahaan yang
memperlancar jalannya opersi perusahaan yang
dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang
dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang
untuk dipasarkan pada konsumen.
untuk dipasarkan pada konsumen.
4. Material Requirement Planning
Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah
prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan
terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan
Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)
menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material
untuk semua item komponen produk.
5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)
Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan
diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang
sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan
produksi yang diinginkan.
6. Konsep
6. Konsep
Just In Ti me.
Just In Ti me.
Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu
Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu
dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada setiap
dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada setiap
tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang
tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang
paling ekonomis dan efisien.
paling ekonomis dan efisien.
Peramal an(
Peramal an(
Forecast
Forecast
)
)
1. Peramalan Subyektif.
1. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi,
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi,
pendapat pribadi dan institusi.
pendapat pribadi dan institusi.
-
-
Metode Del phi .
Metode Del phi .
peramalan yang didasarkan pada keputusan
peramalan yang didasarkan pada keputusan
bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli
bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli
yang
yang
berbeda.
berbeda.
-
-
Metode Penel i ti an Pasar
Metode Penel i ti an Pasar
:
:
metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada
metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada
bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik
bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik
survei konsumen : kuisioner).
survei konsumen : kuisioner).
Metode Peramalan
Metode Peramalan
2.Peramalan Obyektif.
2.Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan- aturan
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan- aturan
matematis dan statistik.
matematis dan statistik.
Metode Intrinsik
Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan
histories tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal
histories tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal
yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.
yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.
( )
2 2
x x N
y x xy N
Contoh
Contoh
Data penjualan produk PT ABC seperti pada tabel berikut,
Data penjualan produk PT ABC seperti pada tabel berikut,
kemudian perusahaan ingin meramal penjualan pada periode
kemudian perusahaan ingin meramal penjualan pada periode
ke 11, 12, 13, 14, 15.
ke 11, 12, 13, 14, 15.
Penjualan (Y) Periode (X) X
2
XY
45 1 1 45
35 2 4 70
30 3 9 90
50 4 16 200
40 5 25 200
60 6 36 360
30 7 49 210
45 8 64 360
55 9 81 494
65 10 100 650
455 55 385 2680
b =
b =
a =
a =
Persamaan garis regresinya adalah :
Persamaan garis regresinya adalah :
Y = 33,675 + 2,15 (X)
Y = 33,675 + 2,15 (X)
Ramalan ke 11 Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,325
Ramalan ke 11 Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,325
Ramalan ke 12 Y = 33,675 + 2,15 (12)
Ramalan ke 12 Y = 33,675 + 2,15 (12)
= 59,325
= 59,325
Ramalan ke 13 Y = 33,675 + 2,15 (13)
Ramalan ke 13 Y = 33,675 + 2,15 (13)
= 61,325
= 61,325
Ramalan ke 14 Y = 33,675 + 2,15 (14)
Ramalan ke 14 Y = 33,675 + 2,15 (14)
= 63,475
= 63,475
Ramalan ke 15 Y = 33,675 + 2,15 (15)
Ramalan ke 15 Y = 33,675 + 2,15 (15)
= 65,925
= 65,925
Rata-rata Bergerak Tunggal
Rata-rata Bergerak Tunggal
Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata bergerak
Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata bergerak
adalah untuk menghilangkan atau mengurangi acakan
adalah untuk menghilangkan atau mengurangi acakan
(randomness) dalam deret waktu.
(randomness) dalam deret waktu.
15 2
55 55 385 10
55 455 2680 10
,
,
_
,
_
,
_
,
_
,
_
,
_
675 33
10
55
15 2
10
455
, ,
Rumus yang digunakan :
Rumus yang digunakan :
F(t+1) =
F(t+1) =
F(t+2) =
F(t+2) =
F(t+3) =
F(t+3) =
dst.
dst.
Dengan :
Dengan :
F(t+i)= Peramalan pada periode t+1
F(t+i)= Peramalan pada periode t+1
Xi
Xi
= Nilai aktual
= Nilai aktual
t
t
= Periode rata-rata bergerak
= Periode rata-rata bergerak
t
i
t
X
t
1
1
2
t
i
t
X
t
2
3
t
i
t
X
t
Bulan Data Rata-rata bergerak
Tiga bulanan
Rata-rata bergerak
Lima bulanan
1 386 - -
2 340 - -
3 390 - -
4 368 372 -
5 425 366 -
6 440 394,3 381,8
7 410 411 392,6
8 466 425 406,6
9 330 438,7 421,8
10 350 402 414,2
11 375 382 399,2
12 380 351,7 386,2
Contoh :
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus
diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang
ada, juga merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi. ada, juga merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.
Fungsi l ai n :
Fungsi l ai n :
- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap - Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap
rencana strategi perusahaan. rencana strategi perusahaan.
- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi. - Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
- Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi. - Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.
- Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan - Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan
rencana produksi. rencana produksi.
- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi. - Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.
PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI
Untuk melakukan perencanaan produksi dapat
dilakukan dengan beberapa strategi :
Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat
Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat
kapasitas produksi dibawah permintaan dan digunakan
kapasitas produksi dibawah permintaan dan digunakan
pada saat diatas kapasitas produksi)
pada saat diatas kapasitas produksi)
Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai
Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai
dengan laju produksi yang diinginkan.
dengan laju produksi yang diinginkan.
Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada
Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada
saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian
Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian
hadiah, layanan-layanan khusus).
hadiah, layanan-layanan khusus).
Perencanaan Operasi dapat di kl asi fi kasi kan
Perencanaan Operasi dapat di kl asi fi kasi kan
menjadi dua metode yai tu :
menjadi dua metode yai tu :
1. Metode Kualitatif :
1. Metode Kualitatif :
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
2. Metode Kuantitattif :
2. Metode Kuantitattif :
Heuristik, model matematik, simulasi dll.
Heuristik, model matematik, simulasi dll.
Contoh :
Contoh :
Data dari hasil peramalan :
Data dari hasil peramalan :
Bulan Peramalan Komulatif
1 103 103
2 117 220
3 115 335
4 121 456
5 123 579
6 109 688
7 89 777
8 74 851
9 71 922
10 73 995
11 81 1.076
12 98 1.174
Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana
Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana
produksi untuk 12 periode.
produksi untuk 12 periode.
Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/
Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/
bln dengan menganggap persediaan awal adalah 340 unit.
bln dengan menganggap persediaan awal adalah 340 unit.
Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan
Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan
pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan terakhir, dengan
pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan terakhir, dengan
persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan
persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan
seperti pada table berikut :
seperti pada table berikut :
Tabel Rencana Produksi
Tabel Rencana Produksi
Bln Perama lan Komu latif Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2
Persediaan
Awal
Produksi Persediaan
Akhir
Persedia an
Awal
Produksi Persediaan Akhir
1 103 103 340 70 307 100 120 117
2 117 220 307 70 260 117 120 120
3 115 335 260 70 215 120 120 125
4 121 456 215 70 164 125 120 124
5 123 579 164 70 111 124 120 121
6 109 688 111 70 72 121 120 132
7 89 777 72 70 53 132 60 103
8 74 851 53 70 49 103 60 89
9 71 922 49 70 48 89 60 78
10 73 995 48 70 45 78 60 65
11 81 1.076 45 70 34 65 60 44
12 98 1.174 34 70 6 44 60 6
Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari
rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya yang rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya yang
terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai
rencana produksi. rencana produksi.
PENGAWASAN DAN PENGAWASAN DAN
PERENCANAAN PERSEDIAAN PERENCANAAN PERSEDIAAN
Fungsi utama persediaan yaitu : Fungsi utama persediaan yaitu :
- Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi - Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi
dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. dan distribusi untuk memperoleh efisiensi.
- Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan. - Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.
1.
1.
Masal ah kuanti tati f
Masal ah kuanti tati f
: semua hal yang berhubungan
: semua hal yang berhubungan
dengan penentuan kebijakan persediaan al:
dengan penentuan kebijakan persediaan al:
- Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.
- Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.
- Kapan pemesanan barang harus dilakukan.
- Kapan pemesanan barang harus dilakukan.
- Berapa jumlah persediaan pengaman.
- Berapa jumlah persediaan pengaman.
- Metode pengendalian persediaan mana yang paling
- Metode pengendalian persediaan mana yang paling
tepat.
tepat.
Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan
masalah kualitatif. masalah kualitatif.
2. Masal ah kual i tati f : Semua hal yang berhubungan dg
system pengoperasian persediaan al:
- Jenis bahan/barang apa yang masih ada
- Dimana barang tersebut ditempatkan
- Berapa banyak barang dalam proses pemesanan
- Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.
Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan
1. Biaya pembelian ( Biaya pembelian (Purchasing Cost Purchasing Cost = c = c
- Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan. - Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.
- Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli - Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli
dari harga satuan. dari harga satuan.
2. Biaya pengadaan ( 2. Biaya pengadaan (Procurement Cost Procurement Cost) )
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :
- Biaya pemesanan (Ordering Cost = k)
Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan
barang dari luar.
- Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan,
pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb.
Bi aya persi apan (
Bi aya persi apan (
Setup Cost
Setup Cost
= k)
= k)
-
-
Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiap-
Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiap-
kan produksi suatu barang.
kan produksi suatu barang.
- Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin,
- Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin,
persiapan gambar kerja dsb.
persiapan gambar kerja dsb.
Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang,
meliputi :
-
Biaya modal
-
Biaya gudang
-
Biaya asuransi
-
Biaya administrasi
-
Biaya kadaluarsa
-
Biaya kerusakan dan penyusutan
4. Bi aya kekurangan persedi aan/kehabi san stock
4. Bi aya kekurangan persedi aan/kehabi san stock
(
(
Shortage Cost
Shortage Cost
= p)
= p)
Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan
Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan
lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.
lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.
Metode Pengendalian Persediaan
Metode Pengendalian Persediaan
Metode Tradisional
Metode Tradisional
Metode Kanban
Metode Kanban
Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :
Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :
Q
D
k
1
]
1
Q
D
k
h
Dk 2
t
t
o o
(waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :
(waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :
t
t
o o
=
=
Contoh :
Contoh :
Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit,
Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit,
Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- setiap kali pesan. Biaya
Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- setiap kali pesan. Biaya
penyimpanan harian setiap unit persediaan Rp 0,02,-
penyimpanan harian setiap unit persediaan Rp 0,02,-
tentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan waktu
tentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan waktu
antar pemesanan yang optimal.
antar pemesanan yang optimal.
Diketahui :
Diketahui :
D = 100 unit/hari
D = 100 unit/hari
k = Rp 100,-/pesan
k = Rp 100,-/pesan
h = Rp 0,02,-/unit/hari
h = Rp 0,02,-/unit/hari
D
EOQ
Jumlah pemesanan ekonomis :
Jumlah pemesanan ekonomis :
EOQ =
EOQ =
Waktu antar pemesanan :
Waktu antar pemesanan :
to =
to =
unit
x x
h
Dk
1000
02 , 0
100 100 2 2
hari
D
EOQ
10
100
1000
Modul IV :
Modul IV :
Perencanaan & Perancangan
Perencanaan & Perancangan
Tata Letak Fasi l i tas
Tata Letak Fasi l i tas
Kompetensi Pokok Bahasan :
Kompetensi Pokok Bahasan :
Metode Pendekatan
Metode Pendekatan
- Konti nyu
- Konti nyu
(Penentuan satu/lebih lokasi optimal)
(Penentuan satu/lebih lokasi optimal)
. Metode Analisa Pusat Gravitasi
. Metode Analisa Pusat Gravitasi
Gravity
Gravity
Wj . di
Wj . di
I=1 j=1
I=1 j=1
Dimana :
Dimana :
di
di
= [ ( Xi aj )
= [ ( Xi aj )
2 2
+ ( Yi bj )
+ ( Yi bj )
2 2
]
]
1/2 1/2
m
m
= banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilih
= banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilih
n
n
= banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn baku
= banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn baku
Wj
Wj
= Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas
= Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas
suplay dari sumber bhn baku.
suplay dari sumber bhn baku.
( Xi ; Yi )
( Xi ; Yi )
= koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,., m
= koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,., m
( aj ; bj )
( aj ; bj )
= koordinat lokasi daerah pemasaran atau
= koordinat lokasi daerah pemasaran atau
lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,., n
lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,., n
Soal Latihan :
Soal Latihan :
Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud mendirikan
Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud mendirikan
pabrik baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh
pabrik baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh
alternatif dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan
alternatif dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan
puluhan kilometer) sebagai berikut :
puluhan kilometer) sebagai berikut :
Alternatif lokasi P (-10, 7)
Alternatif lokasi P (-10, 7)
Alternatif lokasi Q (5, -30)
Alternatif lokasi Q (5, -30)
Alternatif lokasi R (10, 0)
Alternatif lokasi R (10, 0)
Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya
Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya
terletak di 5 (lima) kota dengan koordinat dan kebutuhan
terletak di 5 (lima) kota dengan koordinat dan kebutuhan
masing-masing (dalam satuan ton) sebagai berikut :
masing-masing (dalam satuan ton) sebagai berikut :
Daerah Pemasaran :
Daerah Pemasaran :
Demand
Demand
(ton)
(ton)
Pemasaran A (2, -15)
Pemasaran A (2, -15)
5
5
Pemasaran B (-5, -10)
Pemasaran B (-5, -10)
10
10
Pemasaran C (8, 8)
Pemasaran C (8, 8)
8
8
Pemasaran D (0, -7)
Pemasaran D (0, -7)
15
15
Pemasaran E (-15, 8)
Pemasaran E (-15, 8)
20
20
Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi
Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi
perusahaan perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?
perusahaan perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?
Metode Kuantitatif
Metode Kuantitatif
Transportasi Program Linier
Transportasi Program Linier
Aplikasi metode transportasi digunakan untuk
Aplikasi metode transportasi digunakan untuk
menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi
menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi
pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan
pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan
yang dipilih didasarkan pada lokasi yang
yang dipilih didasarkan pada lokasi yang
memberikan total biaya terkecil.
memberikan total biaya terkecil.
Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada
Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada
beberapa cara/metode yang dapat digunakan
beberapa cara/metode yang dapat digunakan
yaitu : cara/metode
yaitu : cara/metode
heuri sti cs, vogel
heuri sti cs, vogel
dan
dan
north
north
west corner.
west corner.
Contoh persoalan pemakaian metode transportasi
Contoh persoalan pemakaian metode transportasi
untuk memilih lokasi yang baik.
untuk memilih lokasi yang baik.
Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota
Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota
Semarang dan Bandung yang mensuplai produk
Semarang dan Bandung yang mensuplai produk
ke empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo,
ke empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo,
Purwokerto dan Magelang.
Purwokerto dan Magelang.
Berkaitan dengan permintaan produk yang terus
Berkaitan dengan permintaan produk yang terus
meningkat perusahaan merencanakan untuk
meningkat perusahaan merencanakan untuk
membangun sebuah pabrik baru lagi.
membangun sebuah pabrik baru lagi.
Alternatif lokasi yang diusulkan adalah : di kota Surabaya
Alternatif lokasi yang diusulkan adalah : di kota Surabaya
atau kota Malang
atau kota Malang
Data mengenai kapasitas produksi, biaya transportasi, serta
Data mengenai kapasitas produksi, biaya transportasi, serta
data kebutuhan (demand) untuk masing-masing daerah
data kebutuhan (demand) untuk masing-masing daerah
seperti dalam tabel berikut (dlm puluhan ribu rp) :
seperti dalam tabel berikut (dlm puluhan ribu rp) :
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 20 25 15
650
Bandung 40 45 30 42
600
Surabaya 55 50 60 55 tak terbatas
Malang 58 55 62 60 tak terbatas
Demand
(ton/mgg)
400 500 300 450 1650
Dengan analisa secara terpisah antara alternatif lokasi di
Dengan analisa secara terpisah antara alternatif lokasi di
kota Surabaya dan Malang, maka dapat dialokasikan ke
kota Surabaya dan Malang, maka dapat dialokasikan ke
setiap daerah pemasaran dengan memperhatikan kapasitas
setiap daerah pemasaran dengan memperhatikan kapasitas
masing-masing pabrik yang ada.
masing-masing pabrik yang ada.
Al ternati f l okasi Surabaya
Al ternati f l okasi Surabaya
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang
18 20 25 15 650
Bandung
40 45 30 42 600
Surabaya
55 50 60 55 400
Demand
(ton/mgg)
400 500 300 450 1650
Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Surabaya
Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Surabaya
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang
18
200
20 25 15
450
650
Bandung
40
200
45
100
30
300
42
600
Surabaya
55 50
400
60 55
400
Demand
(ton/mgg)
400 500 300 450 1650
Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi SBY
Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi SBY
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 10
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 25
Surabaya Magelang 0 55 13
Minimized OBJ = 51.850
Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi pabrik di Sby.
Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi pabrik di Sby.
18 40 45 18 40 45 30 55 50 60
Lokasi Daerah Pemasaran
Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18
100
20
100
25
15
450
650
Bandung 40
300
45
30
300
30
600
Surabaya
50
50
400
60 55
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif lokasi SBY
Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif lokasi SBY
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 7
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 22
Surabaya Magelang 0 55 10
Minimized OBJ = 51.550
Alternatif lokasi Malang
Alternatif lokasi Malang
18 40 58
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang
18 20 25 15
650
Bandung
40 45 30 42
600
Malang
58 55 62 60
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Malang
Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Malang
18 40 45 58
Lokasi
Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18
200
20 25 15
450
650
Bandung 40
200
45
100
30
300
42
600
Malang
58
55
400
62 60
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi Mlg.
Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi Mlg.
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 3
Malang Jogja 0 58 8
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 13
Minimized OBJ = 53.850
Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di Malang
Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di Malang
Lokasi
Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18
100
20
100
25 15
450
650
Bandung 40
300
45 30
300
42
600
Malang
58
55
400
62 60
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif lokasi Mlg
Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif lokasi Mlg
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Malang Jogja 0 58 5
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 10
Minimized OBJ = 53.550
Berdasarkan perhitungan diatas jika dibangun
Berdasarkan perhitungan diatas jika dibangun
pabrik di lokasi Surabaya biaya transportasinya
pabrik di lokasi Surabaya biaya transportasinya
sebesar
sebesar
Rp 51.550,-
Rp 51.550,-
dan jika dibangun pabrik
dan jika dibangun pabrik
di lokasi Malang biaya transportasinya sebesar
di lokasi Malang biaya transportasinya sebesar
Rp
Rp
53.550-,
53.550-,
dengan demikian pendirian pabrik yang
dengan demikian pendirian pabrik yang
lebih menguntungkan adalah di lokasi Surabaya.
lebih menguntungkan adalah di lokasi Surabaya.
Tata Letak Produk :
Tata Letak Produk :
Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan dalam satu
Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan dalam satu
departemen khusus.
departemen khusus.
Diaplikasikan untuk industri skala besar dan proses
Diaplikasikan untuk industri skala besar dan proses
produksinya berlangsung secara kontinyu.
produksinya berlangsung secara kontinyu.
Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil,
Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil,
elektronik).
elektronik).
Perti mbangan atas dasar Tata Letak Produk :
Perti mbangan atas dasar Tata Letak Produk :
1.
1.
Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa produk
Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa produk
standar.
standar.
2.
2.
Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk jangka
Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk jangka
waktu relatif lama.
waktu relatif lama.
3.
3.
Keseimbangan
Keseimbangan
lintasan produksi lebih baik.
lintasan produksi lebih baik.
4.
4.
Satu mesin hanya digunakan unt satu macam proses
Satu mesin hanya digunakan unt satu macam proses
kerja.
kerja.
5.
5.
Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif sedikit.
Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif sedikit.
6.
6.
Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat
Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat
dilaksanakan secara mekanis.
dilaksanakan secara mekanis.
A
Bahan
Baku
Gudang
Bahan Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4
Gudang
Produk Jadi
Produk
Jadi
A
Press
A
B
B
1
1
2
3
1
2
3
4
4
2
Bubut
Drill
Penge-
pakan
Gerinda
Frais
Bubut
Penge-
pakan
Tata Letak Aliran Produk
Keuntungan :
Keuntungan :
1.
1.
MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun
MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun
berdasarkan urutan operasi, shg jarak perpindahan
berdasarkan urutan operasi, shg jarak perpindahan
bahan minimum.
bahan minimum.
2.
2.
Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif
Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif
singkat.
singkat.
3.
3.
Work In Procces jarang terjadi karena lintasan produksi
Work In Procces jarang terjadi karena lintasan produksi
sudah seimbang. Output satu proses langsung
sudah seimbang. Output satu proses langsung
dipergunakan sebagai input proses berikutnya.
dipergunakan sebagai input proses berikutnya.
4.
4.
Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area yang
Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area yang
minimal karena tidak diperlukan WIP Storege.
minimal karena tidak diperlukan WIP Storege.
Kerugi an :
Kerugi an :
1.
1.
Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya
Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya
seluruh aliran produksi.
seluruh aliran produksi.
2.
2.
Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka
Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka
akan merubah aliran produk dan lay out.
akan merubah aliran produk dan lay out.
3.
3.
Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses
Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses
mesin yang paling lambat.
mesin yang paling lambat.
4.
4.
Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose
Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose
Machine).
Machine).
Tata Letak Proses :
Tata Letak Proses :
Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas produksi
Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas produksi
yang semacam dalam satu departemen.
yang semacam dalam satu departemen.
Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja
Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja
yang sama diletakan dalam satu departemen.
yang sama diletakan dalam satu departemen.
Diaplikasikan pada industri berskala kecil.
Diaplikasikan pada industri berskala kecil.
Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.
Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.
Perti mbangan :
Perti mbangan :
1.
1.
Produk yang dibuat berbagai macam model/type dan
Produk yang dibuat berbagai macam model/type dan
tiap model dibuat dalam jumlah kecil serta jangka
tiap model dibuat dalam jumlah kecil serta jangka
waktu yang relatif singkat.
waktu yang relatif singkat.
2.
2.
Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu dan gerak
Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu dan gerak
untuk menentukan metode dan waktu standar sulit
untuk menentukan metode dan waktu standar sulit
dilakukan.
dilakukan.
3.
3.
Sulit mengatur line balanchng antar operator dan
Sulit mengatur line balanchng antar operator dan
mesin.
mesin.
4.
4.
Memerlukan pengawasan yang ekstra selama proses
Memerlukan pengawasan yang ekstra selama proses
operasi.
operasi.
5.
5.
Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai macam
Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai macam
produk (General Purpose).
produk (General Purpose).
6.
6.
Banyak menggunakan peralatan berat untuk kegiatan
Banyak menggunakan peralatan berat untuk kegiatan
MH.
MH.
A
Bahan Baku Gudang Bahan
Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4
Gudang Produk
Jadi
Produk Jadi
A
A
B
B
Bubut Press
Drill
Gerinda
1
1
1
3
2
3
4
2
4
4
4
2
Penge-
coran
Frais
Pengepakan
Tata Letak Aliran Proses
Keuntungan :
Keuntungan :
1.
1.
Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena
Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena
mesin yang digunakan mesin-mesin type umum
mesin yang digunakan mesin-mesin type umum
(General Purpose).
(General Purpose).
2.
2.
Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu
Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu
dengan memindahkan ke mesin lain.
dengan memindahkan ke mesin lain.
3.
3.
Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih
Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih
baik dan efisien.
baik dan efisien.
Kerugi an :
Kerugi an :
1.
1.
Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih
Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih
mahal.
mahal.
2.
2.
Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak
Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak
dijumpai karena waktu operasi sulit diseimbangkan.
dijumpai karena waktu operasi sulit diseimbangkan.
3.
3.
Karena diversifikasi produk adalah job order, maka
Karena diversifikasi produk adalah job order, maka
diperlukan operator skill tinggi.
diperlukan operator skill tinggi.
Tata Letak Posi si Tetap :
Tata Letak Posi si Tetap :
Material dan komponen dari produk utama akan
Material dan komponen dari produk utama akan
ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas
ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas
produksi seperti tools, mesin, manusia serta
produksi seperti tools, mesin, manusia serta
komponen-komponen kecil akan bergerak menuju
komponen-komponen kecil akan bergerak menuju
lokasi material atau komponen produk utama.
lokasi material atau komponen produk utama.
Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan produk-
Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan produk-
produk skala ukuran besar : Industri pesawat, kapal
produk skala ukuran besar : Industri pesawat, kapal
dll.
dll.
Mesin-2 Mesin-2
Mesin-2 Mesin-2 Mesin-2 Mesin-2
Tata Letak Fixed Position Tata Letak Fixed Position
Produk
Utama
Keuntungan :
Keuntungan :
1.
1.
Karena posisi material dan komponen produk utama
Karena posisi material dan komponen produk utama
tetap, maka MH dapat dikurangi.
tetap, maka MH dapat dikurangi.
2.
2.
Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi dapat
Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi dapat
diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan dalam
diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan dalam
rancangan produk.
rancangan produk.
Kerugian :
1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas
produksi atau operato pada saat proses operasi.
2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.
3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan
kerja dan WIP.
4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang
ketat.
Keuntungan :
Keuntungan :
Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses
pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan
diperoleh secara maksimal. diperoleh secara maksimal.
Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga
lintasan aliran lebi lintasan aliran lebih lancar. lancar.
Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay
out dan proses lay out. out dan proses lay out.
Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose
sehingga investasinya juga lebih rendah. sehingga investasinya juga lebih rendah.
Product Family (Group Tecnology) : Product Family (Group Tecnology) :
Didasarkan pada pengelompokan produk atau Didasarkan pada pengelompokan produk atau
komponen yang akan dibuat. komponen yang akan dibuat.
Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay
out dan procces lay out. out dan procces lay out.
Produk-produk yang tidak identik dikelompokan Produk-produk yang tidak identik dikelompokan
berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau
peralatan. peralatan.
A Bubut Bor Gerinda Perakitan
Milling Perakitan Bor Finising
B
C
Press Bubut Bor Press Perakitan
Gerinda Bor Perakitan Bor Gerinda
Tata Letak Group Teknologi
Kerugi an :
Kerugi an :
1.
1.
Diperlukan TK dengan skill tinggi.
Diperlukan TK dengan skill tinggi.
2.
2.
Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan
Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan
pengendalian produksi terutama aliran kerja.
pengendalian produksi terutama aliran kerja.
3.
3.
Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka diperlukan
Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka diperlukan
WIP Storage.
WIP Storage.
4.
4.
Beberapa kerugian dari product dan procces lay out juga
Beberapa kerugian dari product dan procces lay out juga
akan dijumpai.
akan dijumpai.
5.
5.
Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas produksi tipe
Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas produksi tipe
special purpose sulit dilakukan.
special purpose sulit dilakukan.
Modul V : Opti masi
Modul V : Opti masi
Kompetensi Pokok Bahasan :
Kompetensi Pokok Bahasan :
P
) 1 ( P P Pn
n
P
P
L
1
P
P
L
q
1 ) (
2 2
1
W
) (
q
W
Persamaan yang digunakan dalam system (M/M/1) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Modul VI : Anal i sa Ekonomi Tekni k
Modul VI : Anal i sa Ekonomi Tekni k
Kompetensi Pokok Bahasan :
Kompetensi Pokok Bahasan :
0 1 2 3 4 n-2 n-1 n
A A A A A A A
F
Rumus : A = F i / ( 1 + i )
n
- 1
Contoh :
Contoh :
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli
rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10 tahun lagi dia
rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10 tahun lagi dia
pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00.
pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00.
Tingkat bunga 12 % setahun. Berapa jumlah yang harus
Tingkat bunga 12 % setahun. Berapa jumlah yang harus
ditabung setiap tahunnya ?
ditabung setiap tahunnya ?
Penyelesaian :
Penyelesaian :
F
F
= Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10
= Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10
A
A
= (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)
= (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570)
= Rp 12.825.000,00.
= Rp 12.825.000,00.
atau A = F ( A/F, i, n )
2. Compound Amount Factor (Mencari F bi l a di ketahui
2. Compound Amount Factor (Mencari F bi l a di ketahui
A)
A)
Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap akhir
Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap akhir
periode selama n periode dengan tingkat bunga i%, maka
periode selama n periode dengan tingkat bunga i%, maka
berapa besar F rupiah yang terkumpul pada akhir periode
berapa besar F rupiah yang terkumpul pada akhir periode
tersebut ?.
tersebut ?.
Rumus: F = A { (1 + i)
n
- 1} / i
atau F = A ( F/A, i , n )
Contoh :
Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp 12.000.000,00
selama 8 tahun dengan tingkat bunga 6%. Berapa besar
uang yang akan terkumpul setelah akhir periode tersebut ?.
Penyelesaian :
Penyelesaian :
A
A
= Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8
= Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8
F
F
= ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 )
= ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 )
= ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 )
= ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 )
= Rp 118.764.000,00
= Rp 118.764.000,00
3. Capi tal Recovery Factor (Mencari A bi l a di ketahui
3. Capi tal Recovery Factor (Mencari A bi l a di ketahui
P)
P)
Bila uang sebesar P rupiah diinvestasikan pada saat
Bila uang sebesar P rupiah diinvestasikan pada saat
sekarang dengan tingkat bunga i%, maka berapa A rupiah
sekarang dengan tingkat bunga i%, maka berapa A rupiah
yang dapat diterima setiap akhir periode selama n periode,
yang dapat diterima setiap akhir periode selama n periode,
sehinggga jumlah uang yang diterima selama n periode
sehinggga jumlah uang yang diterima selama n periode
tersebut sesuai dengan modal P rupiah yang ditanam pada
tersebut sesuai dengan modal P rupiah yang ditanam pada
awal periode pertama.
awal periode pertama.
Contoh :
Contoh :
Seorang ayah menabung uang sebesar Rp 17.500.000,00
Seorang ayah menabung uang sebesar Rp 17.500.000,00
disebuah bank. Bank tersebut akan membayar sejumlah
disebuah bank. Bank tersebut akan membayar sejumlah
uang setiap tahun yang besarnya sama kepada udin
uang setiap tahun yang besarnya sama kepada udin
anaknya, sebagai biaya pendidikan. Pembayaran dimulai
anaknya, sebagai biaya pendidikan. Pembayaran dimulai
akhir tahun pertama selama 7 tahun. Jika tingkat bunga
akhir tahun pertama selama 7 tahun. Jika tingkat bunga
10% setahun, berapa jumlah yang akan diterima oleh udin
10% setahun, berapa jumlah yang akan diterima oleh udin
setiap tahunnya ?.
setiap tahunnya ?.
Penyelesaian :
Penyelesaian :
P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7
P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7
A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 )
A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 )
= ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 )
= ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 )
= Rp 3.594.500,00
= Rp 3.594.500,00
4. Present Wort Factor (Mencari P bi l a di ketahui A)
4. Present Wort Factor (Mencari P bi l a di ketahui A)
Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah setiap akhir
Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah setiap akhir
periode, selama n periode dengan tingkat bunga i, maka
periode, selama n periode dengan tingkat bunga i, maka
berapa besar modal yang harus ditanam pada awal periode
berapa besar modal yang harus ditanam pada awal periode
pertama ?.
pertama ?.
Rumus : P = A { ( 1 + i )
n
1} / { i ( 1 + i )
n
}
atau P = A ( P/A, i , n )
Contoh :
Contoh :
Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk membayar
Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk membayar
royalti sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir tahun selama 5
royalti sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir tahun selama 5
tahun berturut-turut. Jika perusahaan tersebut menyetujui
tahun berturut-turut. Jika perusahaan tersebut menyetujui
membayar sekaligus pada awal tahun pertama dengan tingkat
membayar sekaligus pada awal tahun pertama dengan tingkat
bunga sebesar 15%, maka berapa jumlah uang yang harus
bunga sebesar 15%, maka berapa jumlah uang yang harus
dibayar oleh perusahaan tersebut ?.
dibayar oleh perusahaan tersebut ?.
Penyelesaian :
Penyelesaian :
A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5
A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5
P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 )
P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 )
= ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 )
= ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 )
= Rp 838.050,00.
= Rp 838.050,00.
C.
C.
Uni form Gradi ent Seri es Factor
Uni form Gradi ent Seri es Factor
Pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan
Pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan
dalam suatu seri pembayaran yang besarnya sama,
dalam suatu seri pembayaran yang besarnya sama,
tetapi
tetapi
dilakukan dengan penambahan/pengurangan
dilakukan dengan penambahan/pengurangan
yang seragam
yang seragam
pada setiap akhir periode.
pada setiap akhir periode.
Misalnya : Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp 80.000,00 ;
Misalnya : Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp 80.000,00 ;
dst, untuk seri pembayaran dengan penurunan yang seragam
dst, untuk seri pembayaran dengan penurunan yang seragam
atau Rp 100.000,00 ; Rp 150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst,
atau Rp 100.000,00 ; Rp 150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst,
untuk seri pembayaran dengan kenaikan yang seragam.
untuk seri pembayaran dengan kenaikan yang seragam.
Cara pembayaran tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai
Cara pembayaran tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai
berikut :
berikut :
Rumus
Rumus
: A = A1 + A2
: A = A1 + A2
A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)
A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)
n n
1]
1]
= G (A/G, i , n)
= G (A/G, i , n)
Keterangan :
Keterangan :
A = pembayaran per periode dengan jumlah
A = pembayaran per periode dengan jumlah
yang sama
yang sama
/ /
A+(n-1)G
A1+(n-2)G
A1+2G
A1+G
A1
0 1 2 3 n-1 n
Contoh :
Contoh :
Si Doel pada thn pertama merencanakan menginvestasikan
Si Doel pada thn pertama merencanakan menginvestasikan
uangnya sebesar Rp 10.000.000,00 dari sebagian hasil
uangnya sebesar Rp 10.000.000,00 dari sebagian hasil
usahanya. Ia merasa bahwa kemampuannya
usahanya. Ia merasa bahwa kemampuannya
menginvestasikan uangnya bertambah Rp 200.000,00 tiap
menginvestasikan uangnya bertambah Rp 200.000,00 tiap
tahun, dimana hal ini berlangsung selama 9 tahun
tahun, dimana hal ini berlangsung selama 9 tahun
berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa rata-rata
berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa rata-rata
tabungan Si Doel setiap tahunnya?
tabungan Si Doel setiap tahunnya?
Keterangan : A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
A1 = pembayaran pada akhir peroide
pertama
G = gradient, perubahan per periode
n = jumlah periode
Penyelesaian :
Penyelesaian :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11.8
11.6
11.4
11.2
11
10.8
10.6
10.4
10.2
10 jt
A = A1 + A2
A = A1 + A2
= A1 + G (A/G, 8, 10)
= A1 + G (A/G, 8, 10)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00
= Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00
= Rp 10.744.260,00
= Rp 10.744.260,00
D. Al i ran Kas Yang Ti dak Teratur
D. Al i ran Kas Yang Ti dak Teratur
Pada pembahasan sebelumnya aliran kas yang teratur
Pada pembahasan sebelumnya aliran kas yang teratur
dimana aliran kas terjadi sekali (tunggal) atau terjadi
dimana aliran kas terjadi sekali (tunggal) atau terjadi
beberapa
beberapa
kali atau terjadi perubahan tetapi secara seragam.
kali atau terjadi perubahan tetapi secara seragam.
Pada
Pada
aliran kas yang tidak teratur besarnya aliran kas pada
aliran kas yang tidak teratur besarnya aliran kas pada
tiap
tiap
periode tidak memiliki pola yang teratur.
periode tidak memiliki pola yang teratur.
Untuk itu menangani permasalahan aliran kas yang tidak
Untuk itu menangani permasalahan aliran kas yang tidak
teratur harus melakukan konversi satu persatu ke awal atau
teratur harus melakukan konversi satu persatu ke awal atau
ke
ke
akhir periode sehingga didapat nilai total dari P, F atau A
akhir periode sehingga didapat nilai total dari P, F atau A
dari aliran kas tersebut.
dari aliran kas tersebut.
Contoh :
Contoh :
Dari diagram alir gambar dibawah, dengan tingkat bunga 12%
Dari diagram alir gambar dibawah, dengan tingkat bunga 12%
tentukan nilai P, F dan A dari keseluruhan aliran kas tersebut.
tentukan nilai P, F dan A dari keseluruhan aliran kas tersebut.
Gambar Cash Flow :
Gambar Cash Flow :
0 1 2 3 4 5
Rp 6.000
Rp 10.000
Rp 3.000
Rp 12.000
Rp 8.000
Untuk memperoleh nilai P dari keseluruhan diagram, maka
dilakukan konversi pada setiap ada aliran kas ke nilai
sekarang/awal (pada titik/tahun 0), sehingga :
P0
P0
= Rp 6.000
= Rp 6.000
P1
P1
= Rp 10.000 (P/F, 12%, 1) = Rp 10.000 (0.8929)
= Rp 10.000 (P/F, 12%, 1) = Rp 10.000 (0.8929)
= Rp 8.929
= Rp 8.929
P2
P2
= Rp 3.000 (P/F, 12%, 2) = Rp 3.000 (0.7972)
= Rp 3.000 (P/F, 12%, 2) = Rp 3.000 (0.7972)
= Rp 2.391,6
= Rp 2.391,6
P3
P3
= 0
= 0
P4
P4
= Rp 12.000 (P/F, 12%, 4) = Rp 12.000 (0.6355)
= Rp 12.000 (P/F, 12%, 4) = Rp 12.000 (0.6355)
= Rp 7.626
= Rp 7.626
P5
P5
= Rp 8.000 (P/F, 12%, 5) = Rp 8.000 (0.5674)
= Rp 8.000 (P/F, 12%, 5) = Rp 8.000 (0.5674)
= Rp 4.359,2
= Rp 4.359,2
Nilai P dari keseluruhan aliran kas tersebut adalah :
Nilai P dari keseluruhan aliran kas tersebut adalah :
P
P
= P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5
= P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5
= Rp 6.000 + Rp 8.929 + Rp 2.391,6 + 0 + Rp
= Rp 6.000 + Rp 8.929 + Rp 2.391,6 + 0 + Rp
7.626 + Rp 4.359,2
7.626 + Rp 4.359,2
= Rp 29.485,8
= Rp 29.485,8
Dengan didapatkannya nilai P maka Nilai F (pada tahun ke 5)
Dengan didapatkannya nilai P maka Nilai F (pada tahun ke 5)
dan Nilai A (selama 5 tahun) dapat dihitung sebagai berikut :
dan Nilai A (selama 5 tahun) dapat dihitung sebagai berikut :
F
F
= P (F/P, i%, N)
= P (F/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (F/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (F/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (1.762) = Rp 51.95398
= Rp 29.485,8 (1.762) = Rp 51.95398
dan
dan
A
A
= P (A/P, i%, N)
= P (A/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (0.27741)
= Rp 29.485,8 (0.27741)
= Rp 8.179,66
= Rp 8.179,66
Soal -soal Lati han
Soal -soal Lati han
1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank
1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank
sebesar
sebesar
$ 100.000 dengan suku bunga pertahun
$ 100.000 dengan suku bunga pertahun
sebesar
sebesar
12%.
12%.
Investor bermaksud mengembalikan
Investor bermaksud mengembalikan
pinjamannya
pinjamannya
tersebut pada akhir tahun ke 10. Berapakah uang
tersebut pada akhir tahun ke 10. Berapakah uang
yang
yang
harus dibayarkan kelak?
harus dibayarkan kelak?
2. Seorang investor berkeinginan mengivestasikan
2. Seorang investor berkeinginan mengivestasikan
uangnya pada tahun ini pada sebuah bank yang
uangnya pada tahun ini pada sebuah bank yang
memberikan suku bunga 15% pertahun. Dia berharap
memberikan suku bunga 15% pertahun. Dia berharap
setelah
setelah
10 tahun jumlah uang yang diinvestasikan
10 tahun jumlah uang yang diinvestasikan
akan
akan
mencapai jumlah sebesar $200.000. Berapakah
mencapai jumlah sebesar $200.000. Berapakah
uang
uang
yang
yang
harus diinvestasikan sekarang?
harus diinvestasikan sekarang?
Tentukan besarnya nilai sekarang (Present Value) dari cash
Tentukan besarnya nilai sekarang (Present Value) dari cash
flow berikut ini dengan suku bunga 10 % per tahun :
flow berikut ini dengan suku bunga 10 % per tahun :
0 1 2 3 4 5 6 7 8
( + )
( - )
$ 3.000
$ 3.000 $ 2.000 $ 4.000
$ 2.000
4. Berapa nilai cash flow diatas pada akhir periode ke 8 ?
5. Pada awal tahun 2000, seorang investor menyimpan
uang sebesar 50 juta, dan sebesar 30 juta pada awal
tahun 2004. Mulai tahun 2000 s/d 2005 setiap akhir
tahun dia selalu meminjam dari Bank yang sama
masing-masing Rp 10 juta /tahun.
3.
6. Pada awal tahun 2003 karena keperluan mendadak dia
mengambil pinjaman tambahan 20 juta rupiah. Berapakah
kekayaan investor tersebut pada tahun 2007? Bunga Bank
yang berlaku 10%/tahun.
7. Seorang investor menyimpan uang di Bank sebesar Rp 40
juta pada awal tahun 2000. Kemudian dari tahun 2002
s/d 2006 dia meminjam uang dari Bank yang sama yang
besarnya adalah sebagai berikut :
Akhir tahun Pinjaman
2002 10 juta
2002 10 juta
2003 30 juta
2004 20 juta
2006 20 juta
Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa
Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa
atau bahkan berhutang pada bank yang sama pada akhir
atau bahkan berhutang pada bank yang sama pada akhir
tahun 2008. Berapakah sisa uang atau hutang tersebut pada
tahun 2008. Berapakah sisa uang atau hutang tersebut pada
akhir tahun 2008? Suku bunga bank yang berlaku 10
akhir tahun 2008? Suku bunga bank yang berlaku 10
%/tahun.
%/tahun.
DEPRESIASI
DEPRESIASI
Depresiasi merupakan penurunan nilai dari suatu
Depresiasi merupakan penurunan nilai dari suatu
barang sebagai akibat berlangsungnya waktu.
barang sebagai akibat berlangsungnya waktu.
Depresiasi didefinisikan sebagai :Sejumlah biaya
Depresiasi didefinisikan sebagai :Sejumlah biaya
yang harus disediakan oleh seseorang atau suatu
yang harus disediakan oleh seseorang atau suatu
perusahaan atau unit-unit tertentu pada setiap
perusahaan atau unit-unit tertentu pada setiap
periode waktu untuk melakukan penggantian dari
periode waktu untuk melakukan penggantian dari
mesin, peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain
mesin, peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain
setelah umur dari mesin, peralatan, ataupun
setelah umur dari mesin, peralatan, ataupun
fasilitas-fasilitas lain tersebut dilampaui.
fasilitas-fasilitas lain tersebut dilampaui.
Karena depresiasi merupakan penurunan nilai,
Karena depresiasi merupakan penurunan nilai,
maka perrlu didefinisikan arti nilai yang
maka perrlu didefinisikan arti nilai yang
sebenarnya. Nilai merupakan suatu pengertian
sebenarnya. Nilai merupakan suatu pengertian
komersial dari semua pendapatan yang diterima
komersial dari semua pendapatan yang diterima
sebagai akibat adanya kegiatan usaha ditinjau
sebagai akibat adanya kegiatan usaha ditinjau
dari waktu sekarang.
dari waktu sekarang.
Jenis depresiasi :
Jenis depresiasi :
1. Depresi asi Fi si s :
1. Depresi asi Fi si s :
Sebagai akibat dari penggunaan/operasi yang
Sebagai akibat dari penggunaan/operasi yang
mengakibatkan menurunnya kemampuan secara
mengakibatkan menurunnya kemampuan secara
fisis yang berarti kemampuan operasional dari
fisis yang berarti kemampuan operasional dari
suatu barang/peralatan menurun. Salah satu cara
suatu barang/peralatan menurun. Salah satu cara
untuk mengurangi kecepatan menurunnya
untuk mengurangi kecepatan menurunnya
kemampuan fisis suatu barang/peralatan adalah
kemampuan fisis suatu barang/peralatan adalah
dengan melakukan perawatan yang baik.
dengan melakukan perawatan yang baik.
2
2
.
.
Depresiasi Fungsional :
Depresiasi Fungsional :
Permintaan suatu produk yang meningkat
Permintaan suatu produk yang meningkat
dan tidak simbang dengan kapasitas
dan tidak simbang dengan kapasitas
produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat
produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat
lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan
lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan
atas permintaan.
atas permintaan.
3
3
.
.
Depresiasi Teknologi :
Depresiasi Teknologi :
Adanya penemuan baru mengakibatkan
Adanya penemuan baru mengakibatkan
peralatan yang
peralatan yang
sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang
sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi.
disebabkan oleh kemajuan teknologi.
Metode-metode Depresi asi
Metode-metode Depresi asi
Banyak metode yang bisa digunakan untuk
Banyak metode yang bisa digunakan untuk
menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu
menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu
aset. Diantara metode tersebut yang sering
aset. Diantara metode tersebut yang sering
digunakan adalah :
digunakan adalah :
1. Metode garis lurus
1. Metode garis lurus
(straight line = SL).
(straight line = SL).
2. Metode jumlah anka tahun
2. Metode jumlah anka tahun
(sum of year
(sum of year
digit =
digit =
SOYD).
SOYD).
3. Metode keseimbangan menurun
3. Metode keseimbangan menurun
(declining balance = DB).
(declining balance = DB).
4. Metode dana sinking
4. Metode dana sinking
(sinking found = SF).
(sinking found = SF).
5. Metode unit produksi
5. Metode unit produksi
(production unit =
(production unit =
UP).
UP).
1. Metode garis lurus (SL)
1. Metode garis lurus (SL)
Metode ini merupakan metode yang paling
Metode ini merupakan metode yang paling
sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam
sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam
metode ini ongkos depresiasi merupakan harga
metode ini ongkos depresiasi merupakan harga
yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book
yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book
value) besarnya berkurang secara linier akibat
value) besarnya berkurang secara linier akibat
adanya depresiasi .
adanya depresiasi .
Besarnya depresiasi per tahun dihitung dengan
Besarnya depresiasi per tahun dihitung dengan
rumus :
rumus :
P - SV
P - SV
Dt
Dt
=
=
n
n
BVt
BVt
= P - t Dt
= P - t Dt
d
d
= 1/n
= 1/n
Keterangan :
Keterangan :
Dt
Dt
= nilai depresiasi tahunan
= nilai depresiasi tahunan
t
t
= tahun (t = 1,2,3 ........,n)
= tahun (t = 1,2,3 ........,n)
P
P
= investasi awal/first cost
= investasi awal/first cost
n
n
= periode pendapatan (umur depresiasi
= periode pendapatan (umur depresiasi
yg diharapkan)
yg diharapkan)
Bvt = book value
Bvt = book value
d
d
= tingkat depresiasi
= tingkat depresiasi
Contoh :
Contoh :
Jika diketahui nilai investasi awal adalah $ 50.000 dengan nilai
Jika diketahui nilai investasi awal adalah $ 50.000 dengan nilai
sisa $ 10.000 setelah 5 tahun, maka hitungkah nilai
sisa $ 10.000 setelah 5 tahun, maka hitungkah nilai
depresiasi tahunan, book value.
depresiasi tahunan, book value.
Dt = P - SV / n
Dt = P - SV / n
= $ 50.000 - $ 10.000 / 5
= $ 50.000 - $ 10.000 / 5
= $ 8.000/tahun
= $ 8.000/tahun
Perhitungan depresiasi selama umur pakai dapat dilihat pada
Perhitungan depresiasi selama umur pakai dapat dilihat pada
tabel berikut :
tabel berikut :
Akhir tahun ke-t Besarnya penyusutan pada tahun
ke-t
Nilai buku pada akhir tahun ke-t
0
1
2
3
4
5
-
$ 8.000
8.000
8.000
8.000
8.000
$ 50.000
42.000
34.000
26.000
18.000
10.000 (salveVa lue)
2. Metode juml ah angka tahun
2. Metode juml ah angka tahun
Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang pada awal
Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang pada awal
periode paling besar, sedangkan pada tahun-tahun
periode paling besar, sedangkan pada tahun-tahun
berikutnya makin mengecil hingga akhir umur ekonomisnya.
berikutnya makin mengecil hingga akhir umur ekonomisnya.
Ongkos depresiasi setiap tahun dihitung dengan membagi
Ongkos depresiasi setiap tahun dihitung dengan membagi
sisa umur hidup pada awal tahun terhadap jumlah angka
sisa umur hidup pada awal tahun terhadap jumlah angka
tahun dari umur hidup seluruhnya dan dikalikan dengan
tahun dari umur hidup seluruhnya dan dikalikan dengan
jumlah ongkos yang didepresiasikan.
jumlah ongkos yang didepresiasikan.
Hubungan tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai :
Hubungan tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai :
Deprecible year remaining Deprecible year remaining
Dt = (first cost - salvage value) Dt = (first cost - salvage value)
sum of year digits sum of year digits
atau atau
n - t + 1 n - t + 1
Dt = (P - SV) Dt = (P - SV)
S S
n n (n + 1) n n (n + 1)
S = j =
j = 1 2
t (n - t/2 + 0.5)
Bvt = P - (P - SV)
S
n - t + 1
dt
S
=
Keterangan :
Keterangan :
Dt
Dt
= nilai depresiasi
= nilai depresiasi
S
S
= sum of year digit (sampai n)
= sum of year digit (sampai n)
n
n
= periode depresiasi
= periode depresiasi
Bvt
Bvt
= book value periode ke t
= book value periode ke t
dt
dt
= tingkat depresiasi
= tingkat depresiasi
P
P
= Fisrt cost
= Fisrt cost
SV
SV
= salvage value
= salvage value
Contoh
Contoh
: Hitung depresiasi untuk 3 tahun pertama serta
: Hitung depresiasi untuk 3 tahun pertama serta
book value untuk tahun ke 3, jika diketahui first cost = $
book value untuk tahun ke 3, jika diketahui first cost = $
25.000 dengan salvage value = $ 4.000 dan umur = 8
25.000 dengan salvage value = $ 4.000 dan umur = 8
tahun.
tahun.
(8 - 1 + 1)
(8 - 1 + 1)
D1 = (25.000 - 4.000) = $ 4.667
D1 = (25.000 - 4.000) = $ 4.667
36
36
(8 - 2 + 1)
(8 - 2 + 1)
D2 = (25.000 - 4.000) = $ 4.083
D2 = (25.000 - 4.000) = $ 4.083
36
36
(8 - 3 + 1)
(8 - 3 + 1)
D3 =
D3 =
(25.000 - 4.000) = $ 3.500
(25.000 - 4.000) = $ 3.500
36
36
Nilai depresiasi berkurang (D1>D2>D3)
Nilai depresiasi berkurang (D1>D2>D3)
3 (3 - 3/2 + 1/2)
3 (3 - 3/2 + 1/2)
BV3 = 25.000 - (25.000 - 4.000)
BV3 = 25.000 - (25.000 - 4.000)
36
36
3 (7)
3 (7)
= 25.000 -
= 25.000 -
(21.000) = $ 12750
(21.000) = $ 12750
36
Modul VII : Pengendal i an Kual i tas
Modul VII : Pengendal i an Kual i tas
Stati sti k
Stati sti k
Kompetensi Pokok Bahasan :
Kompetensi Pokok Bahasan :
( ) ( )
( ) 1
2
2
N N
X X N
i i
Hitung Indeks Cpk :
Cpk = Minimum { CPU ; CPL }
Dimana :
CPU = dan CPL =
Kriteria penilaian :
Jika Cpk = Cp, maka proses terjadi ditengah
Jika Cpk = 1, maka proses menghasilan produk
yang sesuai dengan spesifikasi
Jika Cpk < 1, maka proses menghasilkan produk
yang tidak sesuai dengan spesifikasi
Kondisi Ideal : Cp > 1,33 dan Cp = Cpk
S
X USL
3
S
LSL X
3
Contoh Kasus
PT XYZ adalah suatu perusahaan pembuatan
suatu produk industri. Ditetapkan spesifikasi
adalah : 2.40 0,05 mm. Untuk mengetahui
kemampuan proses dan mengendalikan proses
itu bagian pengendalian PT XYZ telah
melakukan pengukuran terhadap 20 sampel.
Masing-masing berukuran 5 unit (n=5).
Hasi l Pengukuran
Sampel
X1 X2 X3 X4 X5
1
2,38 2,45 2,40 2,35 2,42
2
2,39 2,40 2,43 2,34 2,40
3
2,40 2,37 2,36 2,36 2,35
4
2,39 2,35 2,37 2,39 2,38
5
2,38 2,42 2,39 2,35 2,41
6
2,41 2,38 2,37 2,42 2,42
7
2,36 2,38 2,35 2,38 2,37
8
2,39 2,39 2,36 2,41 2,36
9
2,35 2,38 2,37 2,37 2,39
10
2,43 2,39 2,36 2,42 2,37
11
2,39 2,36 2,42 2,39 2,36
12
2,38 2,35 2,35 2,35 2,39
13
2,42 2,37 2,40 2,43 2,41
14
2,36 2,38 2,38 2,36 2,36
15
2,45 2,43 2,41 2,45 2,45
16
2,36 2,42 2,42 2,43 2,37
17
2,38 2,43 2,37 2,39 2,38
18
2,40 2,35 2,39 2,35 2,35
19
2,39 2,45 2,44 2,38 2,37
20
2,35 2,41 2,45 2,47 2,35
Perhitungan
Sampel Rata-rata Range
1 2,40 0,10
2 2,39 0,09
3 2,37 0,05
4 2,38 0,04
5 2,39 0,07
6 2,40 0,05
7 2,37 0,03
8 2,38 0,05
9 2,37 0,04
10 2,39 0,07
11 2,38 0,06
12 2,36 0,04
13 2,41 0,06
14 2,37 0,02
15 2,44 0,04
16 2,40 0,07
17 2,39 0,06
18 2,37 0,05
19 2,41 0,08
20 2,41 0,12
Jumlah 47,38 1,19
Rata-rata dari jumlah 2,39 0,06
X = ( X)/k = 47.78 / 20 = 2.39
R = ( R)/k = 1.19 / 20 = 0.06
Peta Kendali X :
CL = X = 2.39
UCL = X + (A2 * R) = 2.39 + (0.577*0.06) = 2.42
LCL = X - (A2 * R) = 2.39 (0.577*0.06) = 2.36
Peta Kendali R
CL = R = 0.06
UCL = D4 * R = 2.114 * 0.06 = 0.12
LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0
Pada Peta X ada data yang out of control, maka
data pada sampel tersebut dibuang
Perhitungan
Sampel Rata-rata Range
1 2,40 0,10
2 2,39 0,09
3 2,37 0,05
4 2,38 0,04
5 2,39 0,07
6 2,40 0,05
7 2,37 0,03
8 2,38 0,05
9 2,37 0,04
10 2,39 0,07
11 2,38 0,06
12 2,36 0,04
13 2,41 0,06
14 2,37 0,02
16 2,40 0,07
17 2,39 0,06
18 2,37 0,05
19 2,41 0,08
20 2,41 0,12
Jumlah 45,34 1,15
Rata-rata dari jumlah 2,386 0,0605
Data setelah perbaikan
X = ( X)/k = 45.34 / 19 = 2.386
R = ( R)/k = 1.15 / 19 = 0.0605
Peta Kendali X :
CL = X = 2.386
UCL = X + (A2 * R) = 2.386 + (0.577*0.0605) = 2.4209
LCL = X - (A2 * R) = 2.386 (0.577*0.0605) = 2.3511
Peta Kendali R
CL = R = 0.0605
UCL = D4 * R = 2.114 * 0.0605 = 0.1280
LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0
Karena sudah tdk ada data yang out of control, maka
langkah selanjutnya adalah menghitung kapabilitas
proses.
Perhitungan Kapabilitas Proses :
S =
atau S = R/d2 = 0.0605/2.326 = 0.026
Cp = =
CPU = =
CPL = =
Cpk = Minimum { CPU ; CPL } = 0.4615
( ) ( )
( ) 1
2
2
N N
X X N
i i
S
X USL
3
S
LSL X
3
S
LSL USL
6
6410 0
06 0 6
35 2 54 2
,
) , (
, ,
8205 0
06 0 3
386 2 45 2
,
) , (
, ,
4615 0
06 0 3
35 2 386 2
,
) , (
, ,
Kesimpulan :
Nilai Cpk sebesar 0.4615 yang diambil dari nilai
CPL menunjukkan bahwa proses cenderung
mendekati batas spesifikasi bawah.
Nilai Cp sebesar 0.6410 ternyata kurang dari 1,
hal ini menunjukkan kapabilitas proses untuk
memenuhi spesifikasi yang ditentukan rendah.
Peta Kontrol Untuk Atribut
1. Peta Kendali - p : untuk proporsi cacat
Dan peta kendali np untuk proporsi unit
cacatnya relaitif kecil.
2. Peta Kendali c : untuk cacat (defective)
3. Peta Kendali u : untuk cacat per unit.
Peta kendali p
Perbandingan antara banyaknya cacat dengan
semua pengamatan, yaitu setiap produk yang
diklasifikasikan sebagai diterima atau ditolak
(yang diperhatikan banyaknya produk cacat).
Langkah-langkah pembuatan peta kendali - p :
1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup
besar (n > 30),
2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya
2025 sub-grup,
3. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit
yang cacat, yaitu :
p = jumlah unit cacat/ukuran subgrup
4. Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p dapat
dihitung dengan :
p = total cacat/total inspeksi.
5. Hitung batas kendali dari peta kendali p :
UCL = p + 3
LCL = p 3
6. Plot data proporsi (persentase) unit cacat serta
amati apakah data tersebut berada dalam
pengendalian atau diluar pengendalian.
( )
n
p p 1
( )
n
p p 1
Contoh :
Sebuah perusahaan ingin membuat peta kendali
untuk periode mendatang dengan mengadakan
inspeksi terhadap proses produksi pada bulan ini.
Perusahaan melakukan 20 kali observasi dengan
mengambil 50 buah sample untuk setiap kali
observasi. Hasil selengkapnya adalah :
Observasi Ukuran Banyaknya Proporsi
Sampel Produk Cacat Cacat
1 50 4 0,08
2 50 2 0,04
3 50 5 0,10
4 50 3 0,06
5 50 2 0,04
6 50 1 0,02
7 50 3 0,06
8 50 2 0,04
9 50 5 0,10
10 50 4 0,08
11 50 3 0,06
12 50 5 0,10
13 50 5 0,10
14 50 2 0,04
15 50 3 0,06
16 50 2 0,04
17 50 4 0,08
18 50 5 0,10
19 50 4 0,08
20 50 4 0,08
Jumlah 1000 68 1,30
p = (pi)/k = 1,30/20 = 0,065
UCL = p + 3
= 0,065 + 3
= 0,17
LCL = p 3
= 0,065 3
= - 0,039
( )
n
p p 1
( )
50
065 0 1 065 0 , ,
( )
n
p p 1
( )
50
065 0 1 065 0 , ,