Anda di halaman 1dari 219

Ir.

Joko Susetyo, MT
Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
TIES 1301
3 SKS

KOMPETENSI MATA KULIAH
KOMPETENSI MATA KULIAH
Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan dan Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan dan
tools di bidang industri. tools di bidang industri.
Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik, dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik,
fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan
persoalan industri. persoalan industri.
Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki, Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki,
mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari
manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain. manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain.
Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi, Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi,
memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral
menggunakan alat-alat analitik, komputasional, dan atau menggunakan alat-alat analitik, komputasional, dan atau
eksperimental. eksperimental.
Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesi, Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesi,
etika, dan sosial. etika, dan sosial.

KONTRAK PERKULIAHAN
KONTRAK PERKULIAHAN
Diskripsi Perkuliahan
Diskripsi Perkuliahan
Kuliah pengantar teknik industri terdiri dari 7 pokok bahasan Kuliah pengantar teknik industri terdiri dari 7 pokok bahasan
meliputi : pengantar, perancangan sistem produksi, perancangan meliputi : pengantar, perancangan sistem produksi, perancangan
dan pengawasan operasi, perencanaan dan perancangan fasilitas, dan pengawasan operasi, perencanaan dan perancangan fasilitas,
optimasi, analisis ekonomi teknik, pengendalian kualitas statistik. optimasi, analisis ekonomi teknik, pengendalian kualitas statistik.
Strategi Perkuliahan
Strategi Perkuliahan
Kuliah tatap muka mengantarkan pokok bahasan dan menjelaskan Kuliah tatap muka mengantarkan pokok bahasan dan menjelaskan
isi dari sub pokok bahasan, pendalaman berupa diskusi, studi isi dari sub pokok bahasan, pendalaman berupa diskusi, studi
kasus, latihan mengerjakan soal-soal secara perorangan dan kasus, latihan mengerjakan soal-soal secara perorangan dan
kelompok. kelompok.
Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian
Ujian tengah semester (UTS) Ujian tengah semester (UTS) 20% 20%
Ujian akhir semester (UAS) Ujian akhir semester (UAS) 20% 20%
Tugas-tugas Tugas-tugas 50% 50%
Presensi Presensi 10% 10%

Minggu 1 : Penjelasan GBPP dan Kontrak perkuliahan,
Minggu 1 : Penjelasan GBPP dan Kontrak perkuliahan,
pengantar sejarah perkembangan disiplin teknik industri.
pengantar sejarah perkembangan disiplin teknik industri.
Minggu 2, 3 : Perancangan sistem produksi.
Minggu 2, 3 : Perancangan sistem produksi.
Minggu 4, 5 : Perancangan dan pengawasan operasi.
Minggu 4, 5 : Perancangan dan pengawasan operasi.
Minggu 6, 7 : Perencanaan dan perancangan fasilitas,
Minggu 6, 7 : Perencanaan dan perancangan fasilitas,
Minggu 8, 9 : UTS
Minggu 8, 9 : UTS
Minggu 10, 11 : optimasi,
Minggu 10, 11 : optimasi,
Minggu 12, 13 : Analisis ekonomi teknik,
Minggu 12, 13 : Analisis ekonomi teknik,
Minggu 14, 15 : Ppengendalian kualitas statistik.
Minggu 14, 15 : Ppengendalian kualitas statistik.
RENCANA PEMBELAJARAN
RENCANA PEMBELAJARAN

BAHAN BACAAN


1. Hilk, Philip E., 1977, Introducti on to Industri al
Engi neeri ng And Management Sci ence, Mc
Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.
2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Tekni k Industri ,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Tekni k, Guna
Widya, Jakarta
4. P. Siagian, 1987, Penel i ti an Operasi onal , Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Tekni k
Industri , Guna Widya, Jakarta.
6. Wayne C. Turner, 1993, Introducti on to Industri al
And Systems Engi neeri ng, Prentice-Hall, Inc,
New Jersey.

MODUL I
MODUL I

Kompetensi Pokok Bahasan :

Memahami permasalahan dalam ruang


lingkup teknik industri yang melibatkan
manusia, mesin, energi dan informasi
secara efisien dan efektif.
Sub Pokok bahasan :
1.Definisi
2. Perkembangan teknik industri
3. Peranan disiplin teknik industri
4. Ilmu dasar disiplin teknik industri

Profesi dimana suatu pengetahuan (Mat & IPA)
Profesi dimana suatu pengetahuan (Mat & IPA)
melalui studi, pengalaman & praktek diaplikasikan
melalui studi, pengalaman & praktek diaplikasikan
dengan tujuan untuk mengembangkan cara-cara
dengan tujuan untuk mengembangkan cara-cara
mendayagunakan, material dan kekuatan alam
mendayagunakan, material dan kekuatan alam
secara ekonomis untuk kemanfatan bagi manusia.
secara ekonomis untuk kemanfatan bagi manusia.
Menurut Engineering Council for Professional
Menurut Engineering Council for Professional
Development (ECPD) :
Development (ECPD) :
Definisi Teknik Industri
Definisi Teknik Industri

Menurut Blanchard
Aplikasi sistematis dari kombinasi sumberdaya fisik dan alam
Aplikasi sistematis dari kombinasi sumberdaya fisik dan alam
dengan suatu cara tertentu untuk menciptakan,
dengan suatu cara tertentu untuk menciptakan,
mengembangkan, memproduksi dan mendukung suatu
mengembangkan, memproduksi dan mendukung suatu
produk atau suatu proses dimana secara ekonomis mencakup
produk atau suatu proses dimana secara ekonomis mencakup
beberapa bentuk kegunaan bagi manusia.
beberapa bentuk kegunaan bagi manusia.
Menurut Institute of Industrial Engineering (IIE) :
Disiplin ilmu teknik/engineering yang menangani pekerjaan-
Disiplin ilmu teknik/engineering yang menangani pekerjaan-
pekerjaan perancangan (
pekerjaan perancangan (
design
design
), perbaikan (
), perbaikan (
improvement
improvement
),
),
penginstalasian (
penginstalasian (
installation
installation
), dan menangani masalah
), dan menangani masalah
manusia, peralatan, bahan/material, informasi, energi secara
manusia, peralatan, bahan/material, informasi, energi secara
efektif dan efisien.
efektif dan efisien.

Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan disiplin Teknil
Industri (menurut American Institute of Industrial
Engineering = AIIE) adalah :
1. Perencanaan dan pemilihan metode kerja
dalam proses produksi
2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja
serta peralatan yang dibutuhkan dalam proses
produksi
3. Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan
tata letak asilitas produksi, peralatan
pemindahan material.


4. Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan
pengendalian untuk distribusi barang/jasa,
pengendalian persediaan, pengendalian
kualitas
5. Pengembangan system pengendalian ongkos
produksi (pengendalian budget, analisa biaya
standar produksi, dll).
6. Perancangan dan pengembangan produk.
7. Desain dan pengembangan system
pengukuran performans serta standar kerja.

8. Pengembangan dan penerapan system
pengupahan dan pemberian insentif.
9. Perencanaan dan pengembangan
organisasi, prosedur kerja.
10. Analisa lokasi dengan mempertimbangkan
pemasaran, bahan baku, suplai TK.
11.
Aktivitas penyelidikan operasional dengan
Aktivitas penyelidikan operasional dengan
analisa
analisa
matematik, simulasi, program
matematik, simulasi, program
linier, teori pengambilan
linier, teori pengambilan
keputusan dll.
keputusan dll.


Perkembangan dan Organisasi yang mendukung
berdirinya disiplin Teknik Industri :
a. a. American Society of Mechanical Engineering American Society of Mechanical Engineering
(ASME). (ASME). Organisasi ini pertama kali mendiskusikan Organisasi ini pertama kali mendiskusikan
konsep-konsep teknik industri dan merupakan konsep-konsep teknik industri dan merupakan
persemaian dari timbulnya konsep teknik industri. persemaian dari timbulnya konsep teknik industri.
b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. The The
Efficiency Society Efficiency Society dan dan The Society to Promote The Society to Promote the the
Science of Management Science of Management yang kemudian pada yang kemudian pada tahun tahun
1915 1915 keduanya bergabung menjadi The Taylor keduanya bergabung menjadi The Taylor
Society. Org Society. Org ini bertujuan mengembangkan konsep- ini bertujuan mengembangkan konsep-
konsep manajemen umum yang yang konsep manajemen umum yang yang diperkenalkan diperkenalkan
oleh Frederick Winslow Taylor. oleh Frederick Winslow Taylor.

c. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering
(SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun
para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen
umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.
d. Tahun 1917 berdiri d. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering Society of Industrial Engineering
(SIE) (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun yang mewadahi para spesialis produksi maupun
para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen
umum yang telah dikembangkan oleh Taylor. umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.
e. Tahun 1932 berdiri e. Tahun 1932 berdiri The Society of Manufacturing The Society of Manufacturing
Engineer (SME) Engineer (SME) untuk mengembangkan pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan di di
bidang manufaktur. bidang manufaktur.

f. Tahun 1936 f. Tahun 1936 The taylor Society The taylor Society dan dan The Society of The Society of
Industrial Engineering Industrial Engineering bergabung menjadi bergabung menjadi The Society The Society
for Advancement Management(SAM). for Advancement Management(SAM).
g. g. Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka
pada tahun 1908 di Pennsylvania State University pada tahun 1908 di Pennsylvania State University
h. Tahun 1948 berdiri h. Tahun 1948 berdiri The American Society of Industrial The American Society of Industrial
Engineering Engineering dengan didukung sekitar 70 negara AIIE dengan didukung sekitar 70 negara AIIE
berkembang menjadi organisasi internasional dengan berkembang menjadi organisasi internasional dengan
nama nama Institute of Industrial Engineering (IIE). Institute of Industrial Engineering (IIE).
i. Pendidikan i. Pendidikan Teknik Industri di Indonesia Teknik Industri di Indonesia diperkenalkan diperkenalkan
oleh oleh Bapak Matthias Aroef Bapak Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah pada tahun 1958 setelah
menyelesaikan studi di Cornell University. menyelesaikan studi di Cornell University.

j. Tahun 1960 membuka j. Tahun 1960 membuka sub jurusan Teknik Produksi sub jurusan Teknik Produksi di di
Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik
Industri. Industri.
k.Tahun 1971 k.Tahun 1971 berdiri Jurusan Teknik Industri berdiri Jurusan Teknik Industri yang yang
terpisah dengan Teknik Mesin yang kemudian mengawali terpisah dengan Teknik Mesin yang kemudian mengawali
pendidikan Teknik Industri di Indonesia. pendidikan Teknik Industri di Indonesia.
l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik Industri l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik Industri
baik di PTN maupu PTS. baik di PTN maupu PTS.
M. Tahun 1967 berdiri M. Tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik Industri Persatuan Ahli Teknik Industri
(Persati) (Persati), kemudian pada tahun 1987 berdiri , kemudian pada tahun 1987 berdiri Ikatan Ikatan
Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri
Indonesia (ISTMI) Indonesia (ISTMI) sampai saat ini. sampai saat ini.

Hubungan Disiplin Teknik Industri dengan Disiplin Ilmu lain : Hubungan Disiplin Teknik Industri dengan Disiplin Ilmu lain :

ILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI
ILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI

Analisis dan perancangan kerja.


Analisis dan perancangan kerja.

Pengawasan operasi.
Pengawasan operasi.

Manajemen operasi
Manajemen operasi
Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI
Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI
dapat berhasil yaitu :
dapat berhasil yaitu :

Kualitas.
Kualitas.



Waktu.
Waktu.



Biaya
Biaya

Ilmu-ilmu operasional yang meliputu :
Ilmu-ilmu operasional yang meliputu :

Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa yang
Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa yang
dihasilkan berkualitas, tepat waktu dan dengan
dihasilkan berkualitas, tepat waktu dan dengan
biaya yang sesuai.
biaya yang sesuai.
Ilmu yang termasuk dalam analisis dan perancangan
Ilmu yang termasuk dalam analisis dan perancangan
operasi adalah :
operasi adalah :
Anal i si s Perancangan Kerja
Anal i si s Perancangan Kerja
(
(
Method engi neeri ng
Method engi neeri ng
)
)
Merupakan studi yang mempelajari secara sistematis
Merupakan studi yang mempelajari secara sistematis
seluruh operasi langsung & tdk langsung unt
seluruh operasi langsung & tdk langsung unt
mendapatkan perbaikan-perbaikan sistem kerja.
mendapatkan perbaikan-perbaikan sistem kerja.

Dalam ME dibahas studi kerja (work study) &
Dalam ME dibahas studi kerja (work study) &
pengukuran kerja (work measurement).
pengukuran kerja (work measurement).
Studi kerja berkaitan dengan pencarian prosedur
Studi kerja berkaitan dengan pencarian prosedur
pelaksanaan kerja.
pelaksanaan kerja.
Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan
Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan
waktu standar yang digunakan dalam
waktu standar yang digunakan dalam
melaksanaan kegiatan kerja.
melaksanaan kegiatan kerja.

Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan
Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan
yang dilakukan dalam proses kerja yaitu
yang dilakukan dalam proses kerja yaitu
kesalahan dalam perancangan atau prosedur
kesalahan dalam perancangan atau prosedur
kerja. Sejumlah peralatan kerja dirancang tdk
kerja. Sejumlah peralatan kerja dirancang tdk
sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan
sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan
lingkungannya.
lingkungannya.
Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang
Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang
dengan lingkungan kerjanya.
dengan lingkungan kerjanya.
Ergonomi (
Ergonomi (
Human factor
Human factor
)
)

Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, yaitu :
Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, yaitu :
skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory (alat indera);
skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory (alat indera);
environmental (lingkungan) dan mental.
environmental (lingkungan) dan mental.
Perencanaan dan Perancangan Fasi l i tas
Perencanaan dan Perancangan Fasi l i tas
Meliputi penentuan/penempatan lokasi fasilitas, tat letak
Meliputi penentuan/penempatan lokasi fasilitas, tat letak
fasilitas. Tujuan dari perencanaan & perancangan fasilitas
fasilitas. Tujuan dari perencanaan & perancangan fasilitas
adalah untuk mendapatkan biaya yang minimaum.
adalah untuk mendapatkan biaya yang minimaum.

Materi al Handl i ng
Materi al Handl i ng
Tujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, karena
Tujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, karena
seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk sedikit.
seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk sedikit.

Ri set Operasi onal
Ri set Operasi onal
Meliputi penentuan pola-pola distribusi barang, pola-pola
Meliputi penentuan pola-pola distribusi barang, pola-pola
jaringan yang efisien dan optimalitas.
jaringan yang efisien dan optimalitas.
Si stem Produksi
Si stem Produksi
Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan sumber
Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan sumber
daya (resources) yang ada dlm memproduksi barang/ jasa
daya (resources) yang ada dlm memproduksi barang/ jasa
dengan tujuan efisiensi dan efektifitas dalam proses
dengan tujuan efisiensi dan efektifitas dalam proses
produksi.
produksi.
Termasuk dalam aktivitas proses produksi al : pemilihan
Termasuk dalam aktivitas proses produksi al : pemilihan
mesin, estimasi biaya, sistem perawatan, sistem produksi
mesin, estimasi biaya, sistem perawatan, sistem produksi
tepat waktu (just in time), pengawasan persedian,
tepat waktu (just in time), pengawasan persedian,
pengendalian
pengendalian kualitas, dll.
kualitas, dll.

Manajemen
Manajemen
Merupakan karya seni dan ilmu dalam memerintah,
Merupakan karya seni dan ilmu dalam memerintah,
mengatur orang dengan menggunakan fungsi-fungsi
mengatur orang dengan menggunakan fungsi-fungsi
manajemen seperti perencanaan (planning),
manajemen seperti perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), dan pengawasan
pengorganisasian (organizing), dan pengawasan
(controlling
(controlling
).
).

Si mul asi
Si mul asi
Suatu metodologi untuk melakukan percobaan dengan
Suatu metodologi untuk melakukan percobaan dengan
menggunakan model dari sistem nyata. Seperti antrian
menggunakan model dari sistem nyata. Seperti antrian
orang di airport, antrian mobil di SPBU/parkir, nasabah di
orang di airport, antrian mobil di SPBU/parkir, nasabah di
Bank, barang yang antri di proses produksi dll.
Bank, barang yang antri di proses produksi dll.

Modul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja
Modul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja
Kompetensi Pokok Bahasan :

Mampu melakukan pengukuran kerja,


prosedur pengukuran kerja dengan beberapa
metode pengukuran kerja (Stop Watch dan
sampling Kerja).

Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan


metode kerja.

Mampu melaksanakan perancangan fasilitas


dan alat kerja.

Tujuan dari method engineering adalah melakukan
Tujuan dari method engineering adalah melakukan
perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk
perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk
meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan
meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan
pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja.
pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja.
STUDI KERJA ( STUDI KERJA (WORK STUDY WORK STUDY) )
Perbaikan proses, prosedur dan tata cara
Perbaikan proses, prosedur dan tata cara
pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
Perbaikan dan penghematan penggunaan material,
Perbaikan dan penghematan penggunaan material,
mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja.
mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja.
ANALISIS PERANCAN ANALISIS PERANCANGAN KERJA GAN KERJA
( (METHOD ENGINEERING METHOD ENGINEERING) )

Perbaikan tata ruang kerja yang mampu
Perbaikan tata ruang kerja yang mampu
memberikan suasana kerja/lingkungan kerja yang
memberikan suasana kerja/lingkungan kerja yang
lebih aman dan nyaman.
lebih aman dan nyaman.
Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan
Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan
gerakan-gerakan (
gerakan-gerakan (
motion
motion
) kerja yang tidak perlu
) kerja yang tidak perlu
ataupun penyederhanaan kerja (
ataupun penyederhanaan kerja (
work
work
simplification
simplification
).
).
Tujuan penyederhanaan kerja
Tujuan penyederhanaan kerja
: Mencari cara
: Mencari cara
kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih cepat,
kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih cepat,
efisien, efektif, dan menghindari pemborosan
efisien, efektif, dan menghindari pemborosan
material, waktu, tenaga dll).
material, waktu, tenaga dll).

Lima langkah penyederhanaan kerja : Lima langkah penyederhanaan kerja :
1. 1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau
kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki. kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.
2. 2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan dengan Yang berkaitan dengan
metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang
berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll. berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.
3. 3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien
dicari sebab-sebabnya. dicari sebab-sebabnya.
4. 4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg
dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih
dahulu di uji coba. dahulu di uji coba.
5. 5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk
menggantikan metode yang lama, evaluasi. menggantikan metode yang lama, evaluasi.

PETA PETA KERJA PETA PETA KERJA
PETA PROSES ( PETA PROSES ( PROCESS CHART PROCESS CHART) )
Pendekatan tradi si onal yang di gunakan untuk Pendekatan tradi si onal yang di gunakan untuk
menganal i si s metode kerj a. menganal i si s metode kerj a.
Merupakan al at yang menggambarkan kegi atan kerj a Merupakan al at yang menggambarkan kegi atan kerj a
secara si stemati s dari tahap awal sampai akhi r. secara si stemati s dari tahap awal sampai akhi r.
Lambang yang di gunakan : Lambang yang di gunakan :
= Operasi = Operasi
= Transportasi = Transportasi

= Pemeri ksaan = Pemeri ksaan
= Penyi mpanan = Penyi mpanan

= Menunggu = Menunggu


MACAM PETA KERJA MACAM PETA KERJA
Peta Proses Operasi Peta Proses Operasi

Peta Proses Operasi Peta Proses Operasi

Diagram Aliran Diagram Aliran

Peta Pekerja dan Mesin Peta Pekerja dan Mesin

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta Proses Operasi Peta Proses Operasi
Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan
dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan. dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan.
Kegunan peta aliran proses Kegunan peta aliran proses
1. 1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas
berakhir. berakhir.
2. 2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses
berlangsung. berlangsung.
3. 3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja
4. 4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.

Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses
Operasi. Operasi.
1. 1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas- Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-
aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan
penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi terbatas penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi terbatas
pada operasi dan pemeriksaan saja. pada operasi dan pemeriksaan saja.
2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang
diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta proses
operasi.
3. 3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk
menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan. menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.
4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan
digunakan untuk menganalisa salah satu komponen
dari produk yang dirakit.

Tugas 1 :
Pembuatan Peta Kerja (OPC dab FPC)
Tugas 2 :
Pengukuran kerja ( mencari Waktu siklus, Waktu
normal dan Waktu baku).

PENGUKURAN KERJA
PENGUKURAN KERJA
(
(
WORK MEASUREMENT
WORK MEASUREMENT
)
)
1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-
rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg
memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi
dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran
waktu (time study), yaitu waktu standar atau
waktu baku.


1.
1.
Pengukuran waktu secara langsung :
Pengukuran waktu secara langsung :
Pengukuran dengan stop watch
Pengukuran dengan stop watch
Sampling kerja
Sampling kerja
2.
2.
Pengukuran waktu secara tidak langsung
Pengukuran waktu secara tidak langsung
Data waktu baku
Data waktu baku
Data waktu gerakan, dll.
Data waktu gerakan, dll.

Pengukuran Waktu dengan Stop Watch Pengukuran Waktu dengan Stop Watch
Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja
Waktu
Siklus
Waktu Siklus
Rata-rata
Waktu
Normal
Waktu Standar
(Baku)
Pengujian
Kecukupan data
Pengujian
keseragaman data
Faktor
Penyesuaian
Faktor
Kelonggaran

PENGUJIAN DATA
PENGUJIAN DATA

Uji kecukupan data.


Untuk memastikan bahwa data yang telah
dikumpulkantelah cukup secara obyektif.
Pengujian kecukupan data dilakukan dengan
berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat
ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan.
Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah
mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan
oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan
melakukan pengukuran dalam jumlah yang
banyak (populasi).

Derajat ketel i ti an (degree of accuracy)
Derajat ketel i ti an (degree of accuracy)
Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil
Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil
pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.
pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.
Ti ngkat keyaki nan (convi dence l evel )
Ti ngkat keyaki nan (convi dence l evel )
Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian
Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian
data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.
data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.
Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :
Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

Derajat ketel i ti an (degree of accuracy)


Menunjukkan penyimpangan maksimum
hasil pengukuran dari waktu penyelesaian
sebenarnya.

Ti ngkat keyaki nan (convi dence l evel )


Menunjukkan besarnya keyakinan
pengukur akan ketelitian data waktu yang
telah diamati dan dikumpulkan.

Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :
( )
2
2
2
/
1
1
1
]
1


X
X X N s k
N =
Dengan :
k = Tingkat keyakinan
k = 99% = 3
k = 95% = 2
s = Derajat ketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N = Jumlah data teoritis
Jika N N, maka data dianggap cukup, jika N > N data Jika N N, maka data dianggap cukup, jika N > N data
dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan
penambahan data. penambahan data.

Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15
kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat
keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah jumlah
pengamatan cukup?
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6
X = 107
(X)2 = 11449
X2 = 791
k = 95% = 2
s = 10%
N =
( )
2
2
2
/
1
1
1
]
1


X
X X N s k
53 , 14
107
11449 791 15 1 , 0 / 2
2

1
]
1

x

Karena N < N , maka data dianggap cukup.
Karena N < N , maka data dianggap cukup.
Uji Keseragaman data
Uji Keseragaman data
Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari
Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari
system yang sama dan untuk memisahkan data yang
system yang sama dan untuk memisahkan data yang
memiliki karakteristik yang berbeda.
memiliki karakteristik yang berbeda.
BKA
BKA
= X + k
= X + k

BKB
BKB
= X - k
= X - k

=
=
1
2

N
X X ) (

Dengan :
Dengan :
BKA
BKA
= Batas Kontrol Atas
= Batas Kontrol Atas
BKB
BKB
= Batas Kontrol Bawah
= Batas Kontrol Bawah
X
X
= Nilai Rata-rata
= Nilai Rata-rata

= Standar Deviasi
= Standar Deviasi
k
k
= Tingkat Keyakinan
= Tingkat Keyakinan
Contoh:
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
sebanyak
sebanyak
15 kali dengan menggunakan
15 kali dengan menggunakan
stop watch, jika batas kontrol 3.
stop watch, jika batas kontrol 3.
Tentukan apakah data seragam atau
Tentukan apakah data seragam atau
tidak.
tidak.

Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6
X = 7,13
(X X)2 = 27,73
= 1,4
BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
BKB = 7,13 3 (1,4) = 2,93

Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB,
maka data dikatakan seragam

Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk
selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya
tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena
terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja. terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.

Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai
seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya
dengan melakukan penyesuaian. dengan melakukan penyesuaian.

Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata
dengan faktor penyesuaian (p). dengan faktor penyesuaian (p).

Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu : Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya - Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya
lebih besar dari satu (p > 1). lebih besar dari satu (p > 1).
- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih - Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih
kecil dari satu (p< 1). kecil dari satu (p< 1).
- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = - Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p =
1). 1).
Penyesuai an (Rati ng Factor)

Metode-metode untuk menentukan penyesuai an
Metode-metode untuk menentukan penyesuai an
1.
1.
The Westi ng House System
The Westi ng House System
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric
Corporation dengan mempertimbangkan empat factor
Corporation dengan mempertimbangkan empat factor
al : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.
al : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.


2.
2.
Syntheti c Rati ng
Syntheti c Rati ng
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng-
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng-
evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan
evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan
yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
3.
3.
Speed Rati ng/Performance Rati ng
Speed Rati ng/Performance Rati ng
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan
mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan
waktu saja.
waktu saja.

4.
4.
Objecti ve Rati ng
Objecti ve Rati ng
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk
hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga
hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga
mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor-
mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan
faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan
adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal
adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal
kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan
kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan
tangan, penanganan dan bobot.
tangan, penanganan dan bobot.
Kel onggaran (
Kel onggaran (
Al l owance
Al l owance
)
)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu
kerja operator, karena operator dalam melakukan
kerja operator, karena operator dalam melakukan
pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak
pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak
diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu
diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu
penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).
penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).

Kel onggaran dapat di bedakan menjadi ti ga yai tu :
Kel onggaran dapat di bedakan menjadi ti ga yai tu :
1. 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum untuk Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum untuk
menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll. bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. 2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk mengurangi melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk mengurangi
kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya
sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan
kerja ditujukan untuk mengilangkan rasa fatigue tersebut. kerja ditujukan untuk mengilangkan rasa fatigue tersebut.

4.
4.
Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak
Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak
dapat dihindari.
dapat dihindari.
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
terhindarkan :
terhindarkan :

Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.

Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti


mengganti alat potong (komponen) yang patah,
memasang kembali komponen yang lepas dll.

Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus


dari gudang.

Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.



Waktu Baku (Waktun Standar)
Waktu Baku (Waktun Standar)
Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka
Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka
untuk menghitung waktu baku dapat menggunakan
untuk menghitung waktu baku dapat menggunakan
formulasi sebagai berikut :
formulasi sebagai berikut :
WB = [ W siklus x RF ] x
WB = [ W siklus x RF ] x





Waktu Normal
Waktu Normal


Keterangan :
Keterangan :
WB
WB
= waktu baku
= waktu baku
RF
RF
= Penyesuaian (Rating Faktor/Performance
= Penyesuaian (Rating Faktor/Performance
Rating)
Rating)
All
All
= Kelonggaran (Allowance)
= Kelonggaran (Allowance)
ALL 100
100

Contoh
Contoh
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus
terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen
terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen
kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table
kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table
berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu
berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu
standar.
standar.
unit menit/ 61 , 0
15 100
100

Elemen
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X RF WN
1 Mengambil
Kotak Kardus
0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07
2 Memasukkan
Barang
0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13
3 Menutup
Kotak Kardus
0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24
4 Meletakan Hasil
0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 0,08 0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08
Waktu Normal = 0,52 menit/unit
Waktu Baku = 0,52 x
unit menit / 61 , 0
15 100
100


Pengukuran Waktu dengan Sampl i ng Kerja
Pengukuran Waktu dengan Sampl i ng Kerja

Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk


Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk
dalam kondisi kerja atau menganggur.
dalam kondisi kerja atau menganggur.

Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus


Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus
melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan
melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan
secara acak/random.
secara acak/random.
Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya
Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya
secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang
secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang
waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan
waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan
random yang dikonversi ke satuan waktu.
random yang dikonversi ke satuan waktu.
Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan
Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan
waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tk
waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tk
dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam
dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam
kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tk dalam kondisi
kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tk dalam kondisi
idle/menganggur adalah 10/100 =0,1
idle/menganggur adalah 10/100 =0,1

Penguji an Data
Penguji an Data
Kecukupan Data
Kecukupan Data


SP
SP
=
=


N
N
=
=


Dengan :
Dengan :


S
S
= Derajat ketelitian
= Derajat ketelitian
p
p
= Prosentase sibuk/produktif
= Prosentase sibuk/produktif
k
k
= Tingkat keyakinan
= Tingkat keyakinan
N
N
= Ukuran sample/data
= Ukuran sample/data

n
p p
k
) ( 1
( )
p S
p k
2
1
2




Batas kontrol untuk p
Batas kontrol untuk p


BKA
BKA
=
=


BKB
BKB
=
=


Dengan pengertian sbb:
Dengan pengertian sbb:


BKA
BKA
= Batas kontrol atas
= Batas kontrol atas


BKB
BKB
= Batas kontrol bawah
= Batas kontrol bawah


p
p
= Prosentase sibuk/produktif
= Prosentase sibuk/produktif


k
k
= Tingkat keyakinan
= Tingkat keyakinan
n
p p
k p
) 1 (
+
n
p p
k p
) 1 (

Keseragaman Data Keseragaman Data


Contoh : Contoh :
Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10 Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10
hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja
adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari, tingkat adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari, tingkat
keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan
kecukupan dan keseragaman data. kecukupan dan keseragaman data.

Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1
Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4
Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46
Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08
Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92
Prosentase idle = 0,116,
prosentase kerja (p) = 1 0,016 = 0,884
k = 99% = 3 N = 500
S = 0,05 n = 50
N =
Karena N < N, maka data dianggap cukup
BKA =
BKB =
019 , 1
50
) 664 , 0 1 ( 884 , 0
3 884 , 0

+
748 , 0
50
) 664 , 0 1 ( 884 , 0
3 884 , 0

39 , 472
) 884 , 0 ( ) 05 , 0 (
) 884 , 0 1 ( 3
2
2


Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam range
BKA dan BKB, maka data seragam.
Waktu Baku
Waktu Baku


Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung
dengan menggunakan rumus :
dengan menggunakan rumus :




Waktu Normal
Waktu Normal
=
=


Waktu Baku
Waktu Baku
=
=






dihasilkan yang produk Jumlah
RF Factor Rating x sibuk osentase x waktu Total ) ( Pr
) ( 100
100
All n Kelonggara
x Normal Waktu


Waktu Normal (Wn)
Waktu Normal (Wn)
=
=
Waktu Baku (Wb)
Waktu Baku (Wb)
=
=
Output Standar
Output Standar
=
=
Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat
Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat
sebanyak 4 surat per menit.
sebanyak 4 surat per menit.

Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch & Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch &
sampl i ng Kerja) sampl i ng Kerja)
Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk
melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang
dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi
bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah
surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan
waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115% dan
kelonggaran 20%.
surat menit
x x menit
/ 2 , 0
2345
15 , 1 85 , 0 480

surat menit x / 25 , 0
20 100
100
2 , 0

menit surat
Wb
/ 4
25 , 0
1 1


Modul III : Perencanaan dan Pengawasan
Modul III : Perencanaan dan Pengawasan
Operasi
Operasi
Kompetensi Pokok Bahasan :
Kompetensi Pokok Bahasan :



Mampu melakukan peramalan produksi dengan
Mampu melakukan peramalan produksi dengan
beberapa metode peramalan.
beberapa metode peramalan.



Mampu melakukan perencanaan produksi
Mampu melakukan perencanaan produksi
berdasarkan hasil peramalan.
berdasarkan hasil peramalan.



Mampu melakukan pengawasan dan
Mampu melakukan pengawasan dan
perencanaan persediaan dengan beberapa
perencanaan persediaan dengan beberapa
metode.
metode.

Aktivitas utama dalam system produksi adalah
Aktivitas utama dalam system produksi adalah
perencanaan dan pengawasan operasi.
perencanaan dan pengawasan operasi.
Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk
Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk
mengatur penggunaan sumber daya (
mengatur penggunaan sumber daya (
resources
resources
)
)
yang ada dalam proses pembuatan
yang ada dalam proses pembuatan
produk/barang atau jasa yang bermanfaat
produk/barang atau jasa yang bermanfaat
dengan melakukan optimasi terhadap tujuan
dengan melakukan optimasi terhadap tujuan
perusahaan.
perusahaan.
Perencanaan dan Pengawasan
Perencanaan dan Pengawasan
Operasi
Operasi

Produk/
Jasa
Bahan
- TK
- Mesin
- Fasilitas
- Dll.
Proses transformasi
atau perubahan
Informasi umpan balik hasil
untuk pengawasan proses

1. Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu
produk untuk periode yang akan datang berdasarkan
data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan
cara tertentu.
2. Perencanaan Operasi/produksi
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang
harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil
peramalan dan persediaan yang ada.
Merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.

Kegiatan Perencanaan & Pengawasan
Operasi al :

3.
3. Pengawasan dan Perencanaan
Pengawasan dan Perencanaan
Persediaan
Persediaan

P
P
ersediaan : sumber daya menganggur (idle
ersediaan : sumber daya menganggur (idle
resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa
resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa
kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan
kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan
pemasaran pada system distribusi atau kegiatan
pemasaran pada system distribusi atau kegiatan
konsumsi pada system rumah tangga
konsumsi pada system rumah tangga. .

Persediaan digunakan untuk mempermudah atau
Persediaan digunakan untuk mempermudah atau
memperlancar jalannya opersi perusahaan yang
memperlancar jalannya opersi perusahaan yang
dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang
dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang
untuk dipasarkan pada konsumen.
untuk dipasarkan pada konsumen.


4. Material Requirement Planning
Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah
prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan
terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan
Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)
menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material
untuk semua item komponen produk.
5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)
Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan
diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang
sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan
produksi yang diinginkan.

6. Konsep
6. Konsep
Just In Ti me.
Just In Ti me.



Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu
Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu
dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada setiap
dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada setiap
tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang
tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang
paling ekonomis dan efisien.
paling ekonomis dan efisien.

Peramal an(
Peramal an(
Forecast
Forecast
)
)
1. Peramalan Subyektif.
1. Peramalan Subyektif.



Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi,
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi,
pendapat pribadi dan institusi.
pendapat pribadi dan institusi.


-
-
Metode Del phi .
Metode Del phi .



peramalan yang didasarkan pada keputusan
peramalan yang didasarkan pada keputusan
bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli
bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli
yang
yang
berbeda.
berbeda.


-
-
Metode Penel i ti an Pasar
Metode Penel i ti an Pasar
:
:


metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada
metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada
bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik
bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik
survei konsumen : kuisioner).
survei konsumen : kuisioner).
Metode Peramalan
Metode Peramalan

2.Peramalan Obyektif.
2.Peramalan Obyektif.


Prosedur peramalan yang mengikuti aturan- aturan
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan- aturan
matematis dan statistik.
matematis dan statistik.
Metode Intrinsik
Metode Intrinsik



Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan
histories tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal
histories tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal
yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.
yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.

Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu


Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu
(Time Series)
(Time Series)
Metode Ekstrinsik
Metode Ekstrinsik


Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang
mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa
mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa
datang.
datang.

Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan
hubungan sebab-akibat (disebut metode kausal), Metode hubungan sebab-akibat (disebut metode kausal), Metode
Regresi. Regresi.


Regresi Li ni er
Regresi Li ni er

Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu
variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan suatu variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan suatu
garis lurus. garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb: Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:
Y = a + bx Y = a + bx
a = b = a = b =

Dengan : Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
N
x b y

( )

2 2
x x N
y x xy N

Contoh
Contoh
Data penjualan produk PT ABC seperti pada tabel berikut,
Data penjualan produk PT ABC seperti pada tabel berikut,
kemudian perusahaan ingin meramal penjualan pada periode
kemudian perusahaan ingin meramal penjualan pada periode
ke 11, 12, 13, 14, 15.
ke 11, 12, 13, 14, 15.
Penjualan (Y) Periode (X) X
2
XY
45 1 1 45
35 2 4 70
30 3 9 90
50 4 16 200
40 5 25 200
60 6 36 360
30 7 49 210
45 8 64 360
55 9 81 494
65 10 100 650
455 55 385 2680



b =
b =


a =
a =
Persamaan garis regresinya adalah :
Persamaan garis regresinya adalah :
Y = 33,675 + 2,15 (X)
Y = 33,675 + 2,15 (X)
Ramalan ke 11 Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,325
Ramalan ke 11 Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,325
Ramalan ke 12 Y = 33,675 + 2,15 (12)
Ramalan ke 12 Y = 33,675 + 2,15 (12)
= 59,325
= 59,325
Ramalan ke 13 Y = 33,675 + 2,15 (13)
Ramalan ke 13 Y = 33,675 + 2,15 (13)
= 61,325
= 61,325
Ramalan ke 14 Y = 33,675 + 2,15 (14)
Ramalan ke 14 Y = 33,675 + 2,15 (14)
= 63,475
= 63,475
Ramalan ke 15 Y = 33,675 + 2,15 (15)
Ramalan ke 15 Y = 33,675 + 2,15 (15)
= 65,925
= 65,925
Rata-rata Bergerak Tunggal
Rata-rata Bergerak Tunggal
Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata bergerak
Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata bergerak
adalah untuk menghilangkan atau mengurangi acakan
adalah untuk menghilangkan atau mengurangi acakan
(randomness) dalam deret waktu.
(randomness) dalam deret waktu.
15 2
55 55 385 10
55 455 2680 10
,

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

675 33
10
55
15 2
10
455
, ,

Rumus yang digunakan :
Rumus yang digunakan :
F(t+1) =
F(t+1) =
F(t+2) =
F(t+2) =
F(t+3) =
F(t+3) =


dst.
dst.
Dengan :
Dengan :
F(t+i)= Peramalan pada periode t+1
F(t+i)= Peramalan pada periode t+1
Xi
Xi
= Nilai aktual
= Nilai aktual
t
t
= Periode rata-rata bergerak
= Periode rata-rata bergerak

t
i
t
X
t
1

1
2
t
i
t
X
t

2
3
t
i
t
X
t

Bulan Data Rata-rata bergerak
Tiga bulanan
Rata-rata bergerak
Lima bulanan
1 386 - -
2 340 - -
3 390 - -
4 368 372 -
5 425 366 -
6 440 394,3 381,8
7 410 411 392,6
8 466 425 406,6
9 330 438,7 421,8
10 350 402 414,2
11 375 382 399,2
12 380 351,7 386,2
Contoh :

Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus
diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang
ada, juga merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi. ada, juga merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.
Fungsi l ai n :
Fungsi l ai n :
- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap - Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap
rencana strategi perusahaan. rencana strategi perusahaan.
- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi. - Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
- Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi. - Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.
- Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan - Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan
rencana produksi. rencana produksi.
- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi. - Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.
PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI

Untuk melakukan perencanaan produksi dapat
dilakukan dengan beberapa strategi :
Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat
Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat
kapasitas produksi dibawah permintaan dan digunakan
kapasitas produksi dibawah permintaan dan digunakan
pada saat diatas kapasitas produksi)
pada saat diatas kapasitas produksi)
Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai
Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai
dengan laju produksi yang diinginkan.
dengan laju produksi yang diinginkan.
Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada
Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada
saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian
Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian
hadiah, layanan-layanan khusus).
hadiah, layanan-layanan khusus).


Perencanaan Operasi dapat di kl asi fi kasi kan
Perencanaan Operasi dapat di kl asi fi kasi kan
menjadi dua metode yai tu :
menjadi dua metode yai tu :



1. Metode Kualitatif :
1. Metode Kualitatif :
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
2. Metode Kuantitattif :
2. Metode Kuantitattif :
Heuristik, model matematik, simulasi dll.
Heuristik, model matematik, simulasi dll.
Contoh :
Contoh :
Data dari hasil peramalan :
Data dari hasil peramalan :
Bulan Peramalan Komulatif
1 103 103
2 117 220
3 115 335
4 121 456
5 123 579
6 109 688
7 89 777
8 74 851
9 71 922
10 73 995
11 81 1.076
12 98 1.174

Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana
Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana
produksi untuk 12 periode.
produksi untuk 12 periode.
Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/
Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/
bln dengan menganggap persediaan awal adalah 340 unit.
bln dengan menganggap persediaan awal adalah 340 unit.
Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan
Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan
pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan terakhir, dengan
pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan terakhir, dengan
persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan
persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan
seperti pada table berikut :
seperti pada table berikut :

Tabel Rencana Produksi
Tabel Rencana Produksi
Bln Perama lan Komu latif Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2
Persediaan
Awal
Produksi Persediaan
Akhir
Persedia an
Awal
Produksi Persediaan Akhir
1 103 103 340 70 307 100 120 117
2 117 220 307 70 260 117 120 120
3 115 335 260 70 215 120 120 125
4 121 456 215 70 164 125 120 124
5 123 579 164 70 111 124 120 121
6 109 688 111 70 72 121 120 132
7 89 777 72 70 53 132 60 103
8 74 851 53 70 49 103 60 89
9 71 922 49 70 48 89 60 78
10 73 995 48 70 45 78 60 65
11 81 1.076 45 70 34 65 60 44
12 98 1.174 34 70 6 44 60 6

Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari
rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya yang rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya yang
terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai
rencana produksi. rencana produksi.
PENGAWASAN DAN PENGAWASAN DAN
PERENCANAAN PERSEDIAAN PERENCANAAN PERSEDIAAN
Fungsi utama persediaan yaitu : Fungsi utama persediaan yaitu :
- Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi - Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi
dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. dan distribusi untuk memperoleh efisiensi.
- Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan. - Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.



1.
1.
Masal ah kuanti tati f
Masal ah kuanti tati f
: semua hal yang berhubungan
: semua hal yang berhubungan
dengan penentuan kebijakan persediaan al:
dengan penentuan kebijakan persediaan al:
- Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.
- Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.
- Kapan pemesanan barang harus dilakukan.
- Kapan pemesanan barang harus dilakukan.
- Berapa jumlah persediaan pengaman.
- Berapa jumlah persediaan pengaman.
- Metode pengendalian persediaan mana yang paling
- Metode pengendalian persediaan mana yang paling
tepat.
tepat.
Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan
masalah kualitatif. masalah kualitatif.
2. Masal ah kual i tati f : Semua hal yang berhubungan dg
system pengoperasian persediaan al:
- Jenis bahan/barang apa yang masih ada
- Dimana barang tersebut ditempatkan
- Berapa banyak barang dalam proses pemesanan
- Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.

Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan
1. Biaya pembelian ( Biaya pembelian (Purchasing Cost Purchasing Cost = c = c
- Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan. - Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.
- Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli - Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli
dari harga satuan. dari harga satuan.
2. Biaya pengadaan ( 2. Biaya pengadaan (Procurement Cost Procurement Cost) )
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :
- Biaya pemesanan (Ordering Cost = k)
Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan
barang dari luar.
- Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan,
pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb.

Bi aya persi apan (
Bi aya persi apan (
Setup Cost
Setup Cost
= k)
= k)
-
-
Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiap-
Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiap-
kan produksi suatu barang.
kan produksi suatu barang.
- Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin,
- Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin,
persiapan gambar kerja dsb.
persiapan gambar kerja dsb.
Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang,
meliputi :
-
Biaya modal
-
Biaya gudang
-
Biaya asuransi
-
Biaya administrasi
-
Biaya kadaluarsa
-
Biaya kerusakan dan penyusutan

4. Bi aya kekurangan persedi aan/kehabi san stock
4. Bi aya kekurangan persedi aan/kehabi san stock
(
(
Shortage Cost
Shortage Cost
= p)
= p)
Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan
Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan
lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.
lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.
Metode Pengendalian Persediaan
Metode Pengendalian Persediaan

Metode Tradisional
Metode Tradisional

Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)


Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)

Metode Kanban
Metode Kanban

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ


Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal
dalam menentukan : dalam menentukan :
- Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ) - Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
- Titik pemesanan kembali (RO) - Titik pemesanan kembali (RO)
- Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS) - Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)



Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :
Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :


Hanya satu item barang (produk) yang


Hanya satu item barang (produk) yang
diperhitungkan
diperhitungkan

Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui


Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui

Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera


Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera
tersedia
tersedia

Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan


Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan

Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan


Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan

Tidak ada pesanan ulang (back order)


Tidak ada pesanan ulang (back order)

Tidak ada diskon


Tidak ada diskon
Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis setiap
kali pemesanan (EOQ) sehingga total biaya persediaan
minimal.

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding
cost + Purchasing cost. cost + Purchasing cost.
Parameter yang dipakai adalah : Parameter yang dipakai adalah :
D D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode : jumlah kebutuhan barang selama satu periode
k k : : ordering cost ordering cost sekali pesan sekali pesan
h h : : holding cost holding cost persatuan nilai persediaan persatuan nilai persediaan
persatuan waktu persatuan waktu
c c : : purchasing cost purchasing cost persatuan nilai persediaan persatuan nilai persediaan
t t : waktu antara satu pesanan ke pesanan : waktu antara satu pesanan ke pesanan
berikutnya berikutnya

Titik saat pemesanan diterima (order point)
Rata-rata persediaan = Q/2
Waktu ( t )
T i n g k a t P e r s e d i a a n ( Q )
t = Q/D
Model Persediaan EOQ
Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost +
Purchasing cost.



a). Biaya pesan =
a). Biaya pesan =


k : biaya pesan setiap kali pesan
k : biaya pesan setiap kali pesan
D : permintaan per periode
D : permintaan per periode
Q : jumlah pemesanan optimal
Q : jumlah pemesanan optimal
b). Biaya simpan =
b). Biaya simpan =


h : biaya simpan per unit per periode
h : biaya simpan per unit per periode
Q : jumlah pemesanan optimal
Q : jumlah pemesanan optimal
c). Biaya pembelian = c
c). Biaya pembelian = c
Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :
Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :


Q (EOQ) =
Q (EOQ) =


1
]
1

Q
D
k
1
]
1

Q
D
k
h
Dk 2



t
t
o o
(waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :
(waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :
t
t
o o
=
=
Contoh :
Contoh :
Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit,
Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100 unit,
Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- setiap kali pesan. Biaya
Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- setiap kali pesan. Biaya
penyimpanan harian setiap unit persediaan Rp 0,02,-
penyimpanan harian setiap unit persediaan Rp 0,02,-
tentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan waktu
tentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan waktu
antar pemesanan yang optimal.
antar pemesanan yang optimal.
Diketahui :
Diketahui :
D = 100 unit/hari
D = 100 unit/hari
k = Rp 100,-/pesan
k = Rp 100,-/pesan
h = Rp 0,02,-/unit/hari
h = Rp 0,02,-/unit/hari
D
EOQ

Jumlah pemesanan ekonomis :
Jumlah pemesanan ekonomis :
EOQ =
EOQ =

Waktu antar pemesanan :
Waktu antar pemesanan :
to =
to =
unit
x x
h
Dk
1000
02 , 0
100 100 2 2

hari
D
EOQ
10
100
1000


Modul IV :
Modul IV :
Perencanaan & Perancangan
Perencanaan & Perancangan


Tata Letak Fasi l i tas
Tata Letak Fasi l i tas
Kompetensi Pokok Bahasan :
Kompetensi Pokok Bahasan :

Memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan


Memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan
penetapan lokasi fasilitas/pabrik
penetapan lokasi fasilitas/pabrik

Memahami teknik dan mampu melakukan


Memahami teknik dan mampu melakukan
perancangan tata letak fasilitas produksi
perancangan tata letak fasilitas produksi

Memahami permasalahan yang berkaitan


Memahami permasalahan yang berkaitan
dengan pemindahan bahan (
dengan pemindahan bahan (
material handling
material handling
).
).

Memahami macam/type tata letak fasilitas


Memahami macam/type tata letak fasilitas
produksi.
produksi.

Perencanaan Fasi l i tas :
Perencanaan Fasi l i tas :
-
- Perancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan Perancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan
dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas- dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas-
fasilitas/pabrik yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan. fasilitas/pabrik yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan.

Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas : Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas :
- Perancangan lokasi pabrik - Perancangan lokasi pabrik
- Perancangan fasilitas produksi - Perancangan fasilitas produksi
Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas : Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas :
Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu
memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah
serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan
keuntungan yang maksimal. keuntungan yang maksimal.
Perencenaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas
Perencenaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan
lokasi pabrik :
lokasi pabrik :
1. Market location
1. Market location
5. Climate
5. Climate
2. Raw material location
2. Raw material location
6. Labor & wage salary
6. Labor & wage salary
3. Transportation
3. Transportation
7. Law & taxation
7. Law & taxation
4. Power
4. Power
8. Water & waste
8. Water & waste
Model -model Anal i sa Lokasi Fasi l i tas
Model -model Anal i sa Lokasi Fasi l i tas
Cara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan
Cara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan
mengambil keputusan untuk memilih lokasi pabrik/
mengambil keputusan untuk memilih lokasi pabrik/
perusahaan.
perusahaan.



Metode Pendekatan
Metode Pendekatan
- Konti nyu
- Konti nyu
(Penentuan satu/lebih lokasi optimal)
(Penentuan satu/lebih lokasi optimal)
. Metode Analisa Pusat Gravitasi
. Metode Analisa Pusat Gravitasi
Gravity
Gravity

- Anal i si s Kuanti tati f


- Anal i si s Kuanti tati f
(Faktor Obyektifitas)
(Faktor Obyektifitas)
. Metode Analisis Transportasi Program Linier
. Metode Analisis Transportasi Program Linier
- Anal i si s Hi bri d
- Anal i si s Hi bri d
(Kombinasi Faktor Obyektif & Subyektif)
(Kombinasi Faktor Obyektif & Subyektif)
. Metode
. Metode
Brown-Gibson
Brown-Gibson

Anal i sa Pusat Gravi tasi :
Anal i sa Pusat Gravi tasi :
Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
yaitu :
yaitu :
- Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi).
- Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi).
- Lokasi daerah pemasaran (output produksi).
- Lokasi daerah pemasaran (output produksi).

Dalam metode ini diasumsikan bahwa :
Dalam metode ini diasumsikan bahwa :
Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan (biaya
Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan (biaya
produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi baik dari
produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi baik dari
sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap
sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap
sama).
sama).
Untuk menganalisa dengan metode ini input yang diperlukan
Untuk menganalisa dengan metode ini input yang diperlukan
adalah :
adalah :
- Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku dari
- Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku dari
masing daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku.
masing daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku.
- Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan,
- Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan,
daerah pemasaran ataupun daerah sumber bhn baku.
daerah pemasaran ataupun daerah sumber bhn baku.

Fungsi Tujuan adalah :
Fungsi Tujuan adalah :




m n
m n
Minimum f (X,Y) =
Minimum f (X,Y) =

Wj . di
Wj . di


I=1 j=1
I=1 j=1
Dimana :
Dimana :
di
di
= [ ( Xi aj )
= [ ( Xi aj )
2 2
+ ( Yi bj )
+ ( Yi bj )
2 2
]
]
1/2 1/2
m
m
= banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilih
= banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilih
n
n
= banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn baku
= banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn baku
Wj
Wj
= Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas
= Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas
suplay dari sumber bhn baku.
suplay dari sumber bhn baku.
( Xi ; Yi )
( Xi ; Yi )
= koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,., m
= koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,., m
( aj ; bj )
( aj ; bj )
= koordinat lokasi daerah pemasaran atau
= koordinat lokasi daerah pemasaran atau
lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,., n
lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,., n

Soal Latihan :
Soal Latihan :


Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud mendirikan
Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud mendirikan
pabrik baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh
pabrik baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh
alternatif dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan
alternatif dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan
puluhan kilometer) sebagai berikut :
puluhan kilometer) sebagai berikut :
Alternatif lokasi P (-10, 7)
Alternatif lokasi P (-10, 7)
Alternatif lokasi Q (5, -30)
Alternatif lokasi Q (5, -30)
Alternatif lokasi R (10, 0)
Alternatif lokasi R (10, 0)


Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya
Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya
terletak di 5 (lima) kota dengan koordinat dan kebutuhan
terletak di 5 (lima) kota dengan koordinat dan kebutuhan
masing-masing (dalam satuan ton) sebagai berikut :
masing-masing (dalam satuan ton) sebagai berikut :



Daerah Pemasaran :
Daerah Pemasaran :
Demand
Demand
(ton)
(ton)
Pemasaran A (2, -15)
Pemasaran A (2, -15)
5
5
Pemasaran B (-5, -10)
Pemasaran B (-5, -10)
10
10
Pemasaran C (8, 8)
Pemasaran C (8, 8)
8
8
Pemasaran D (0, -7)
Pemasaran D (0, -7)
15
15
Pemasaran E (-15, 8)
Pemasaran E (-15, 8)
20
20
Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi
Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi
perusahaan perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?
perusahaan perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?

Metode Kuantitatif
Metode Kuantitatif
Transportasi Program Linier
Transportasi Program Linier
Aplikasi metode transportasi digunakan untuk
Aplikasi metode transportasi digunakan untuk
menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi
menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi
pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan
pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan
yang dipilih didasarkan pada lokasi yang
yang dipilih didasarkan pada lokasi yang
memberikan total biaya terkecil.
memberikan total biaya terkecil.
Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada
Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada
beberapa cara/metode yang dapat digunakan
beberapa cara/metode yang dapat digunakan
yaitu : cara/metode
yaitu : cara/metode
heuri sti cs, vogel
heuri sti cs, vogel
dan
dan
north
north
west corner.
west corner.

Contoh persoalan pemakaian metode transportasi
Contoh persoalan pemakaian metode transportasi
untuk memilih lokasi yang baik.
untuk memilih lokasi yang baik.
Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota
Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota
Semarang dan Bandung yang mensuplai produk
Semarang dan Bandung yang mensuplai produk
ke empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo,
ke empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo,
Purwokerto dan Magelang.
Purwokerto dan Magelang.
Berkaitan dengan permintaan produk yang terus
Berkaitan dengan permintaan produk yang terus
meningkat perusahaan merencanakan untuk
meningkat perusahaan merencanakan untuk
membangun sebuah pabrik baru lagi.
membangun sebuah pabrik baru lagi.

Alternatif lokasi yang diusulkan adalah : di kota Surabaya
Alternatif lokasi yang diusulkan adalah : di kota Surabaya
atau kota Malang
atau kota Malang
Data mengenai kapasitas produksi, biaya transportasi, serta
Data mengenai kapasitas produksi, biaya transportasi, serta
data kebutuhan (demand) untuk masing-masing daerah
data kebutuhan (demand) untuk masing-masing daerah
seperti dalam tabel berikut (dlm puluhan ribu rp) :
seperti dalam tabel berikut (dlm puluhan ribu rp) :
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 20 25 15
650
Bandung 40 45 30 42
600
Surabaya 55 50 60 55 tak terbatas
Malang 58 55 62 60 tak terbatas
Demand
(ton/mgg)
400 500 300 450 1650
Dengan analisa secara terpisah antara alternatif lokasi di
Dengan analisa secara terpisah antara alternatif lokasi di
kota Surabaya dan Malang, maka dapat dialokasikan ke
kota Surabaya dan Malang, maka dapat dialokasikan ke
setiap daerah pemasaran dengan memperhatikan kapasitas
setiap daerah pemasaran dengan memperhatikan kapasitas
masing-masing pabrik yang ada.
masing-masing pabrik yang ada.
Al ternati f l okasi Surabaya
Al ternati f l okasi Surabaya
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang
18 20 25 15 650
Bandung
40 45 30 42 600
Surabaya
55 50 60 55 400
Demand
(ton/mgg)
400 500 300 450 1650

Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Surabaya
Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Surabaya
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang
18
200
20 25 15
450
650
Bandung
40
200
45
100
30
300
42
600
Surabaya
55 50
400
60 55
400
Demand
(ton/mgg)
400 500 300 450 1650

Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi SBY
Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi SBY
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 10
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 25
Surabaya Magelang 0 55 13
Minimized OBJ = 51.850

Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi pabrik di Sby.
Iterasi 2 (perbaikan) unt alternatif lokasi pabrik di Sby.
18 40 45 18 40 45 30 55 50 60
Lokasi Daerah Pemasaran
Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18
100
20
100
25
15
450
650
Bandung 40
300
45
30
300
30
600
Surabaya
50
50
400
60 55
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif lokasi SBY
Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif lokasi SBY
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 7
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 22
Surabaya Magelang 0 55 10
Minimized OBJ = 51.550

Alternatif lokasi Malang
Alternatif lokasi Malang
18 40 58
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang
18 20 25 15
650
Bandung
40 45 30 42
600
Malang
58 55 62 60
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Malang
Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di Malang

18 40 45 58
Lokasi
Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18
200
20 25 15
450
650
Bandung 40
200
45
100
30
300
42
600
Malang
58
55
400
62 60
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi Mlg.
Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif lokasi Mlg.
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 3
Malang Jogja 0 58 8
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 13
Minimized OBJ = 53.850

Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di Malang
Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di Malang
Lokasi
Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18
100
20
100
25 15
450
650
Bandung 40
300
45 30
300
42
600
Malang
58
55
400
62 60
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650

Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif lokasi Mlg
Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif lokasi Mlg
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Malang Jogja 0 58 5
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 10
Minimized OBJ = 53.550

Berdasarkan perhitungan diatas jika dibangun
Berdasarkan perhitungan diatas jika dibangun
pabrik di lokasi Surabaya biaya transportasinya
pabrik di lokasi Surabaya biaya transportasinya
sebesar
sebesar
Rp 51.550,-
Rp 51.550,-
dan jika dibangun pabrik
dan jika dibangun pabrik
di lokasi Malang biaya transportasinya sebesar
di lokasi Malang biaya transportasinya sebesar
Rp
Rp
53.550-,
53.550-,
dengan demikian pendirian pabrik yang
dengan demikian pendirian pabrik yang
lebih menguntungkan adalah di lokasi Surabaya.
lebih menguntungkan adalah di lokasi Surabaya.

Tata Letak Produk


(Product Lay Out = Aliran produk).

Tata Letak Proses


(Process Lay Out = Aliran proses).

Tata Letak Posisi Tetap


(Fixed Position Lay Out).

Tata Letak Kelompok Produk


(Product Famili/Group Teknologi)
Macam Tipe Tata Letak Fasilitas
Macam Tipe Tata Letak Fasilitas



Tata Letak Produk :
Tata Letak Produk :
Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan dalam satu
Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan dalam satu
departemen khusus.
departemen khusus.
Diaplikasikan untuk industri skala besar dan proses
Diaplikasikan untuk industri skala besar dan proses
produksinya berlangsung secara kontinyu.
produksinya berlangsung secara kontinyu.
Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil,
Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil,
elektronik).
elektronik).
Perti mbangan atas dasar Tata Letak Produk :
Perti mbangan atas dasar Tata Letak Produk :
1.
1.
Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa produk
Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa produk
standar.
standar.
2.
2.
Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk jangka
Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk jangka
waktu relatif lama.
waktu relatif lama.
3.
3.
Keseimbangan
Keseimbangan
lintasan produksi lebih baik.
lintasan produksi lebih baik.


4.
4.
Satu mesin hanya digunakan unt satu macam proses
Satu mesin hanya digunakan unt satu macam proses
kerja.
kerja.
5.
5.
Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif sedikit.
Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif sedikit.
6.
6.
Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat
Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat
dilaksanakan secara mekanis.
dilaksanakan secara mekanis.

A
Bahan
Baku
Gudang
Bahan Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4
Gudang
Produk Jadi
Produk
Jadi


A

Press

A
B

B
1
1

2
3
1

2

3

4

4
2
Bubut
Drill
Penge-
pakan

Gerinda
Frais
Bubut
Penge-
pakan
Tata Letak Aliran Produk



Keuntungan :
Keuntungan :
1.
1.
MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun
MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun
berdasarkan urutan operasi, shg jarak perpindahan
berdasarkan urutan operasi, shg jarak perpindahan
bahan minimum.
bahan minimum.
2.
2.
Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif
Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif
singkat.
singkat.
3.
3.
Work In Procces jarang terjadi karena lintasan produksi
Work In Procces jarang terjadi karena lintasan produksi
sudah seimbang. Output satu proses langsung
sudah seimbang. Output satu proses langsung
dipergunakan sebagai input proses berikutnya.
dipergunakan sebagai input proses berikutnya.
4.
4.
Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area yang
Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area yang
minimal karena tidak diperlukan WIP Storege.
minimal karena tidak diperlukan WIP Storege.

Kerugi an :
Kerugi an :
1.
1.
Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya
Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya
seluruh aliran produksi.
seluruh aliran produksi.
2.
2.
Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka
Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka
akan merubah aliran produk dan lay out.
akan merubah aliran produk dan lay out.
3.
3.
Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses
Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses
mesin yang paling lambat.
mesin yang paling lambat.
4.
4.
Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose
Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose
Machine).
Machine).
Tata Letak Proses :
Tata Letak Proses :
Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas produksi
Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas produksi
yang semacam dalam satu departemen.
yang semacam dalam satu departemen.
Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja
Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja
yang sama diletakan dalam satu departemen.
yang sama diletakan dalam satu departemen.
Diaplikasikan pada industri berskala kecil.
Diaplikasikan pada industri berskala kecil.
Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.
Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.

Perti mbangan :
Perti mbangan :
1.
1.
Produk yang dibuat berbagai macam model/type dan
Produk yang dibuat berbagai macam model/type dan
tiap model dibuat dalam jumlah kecil serta jangka
tiap model dibuat dalam jumlah kecil serta jangka
waktu yang relatif singkat.
waktu yang relatif singkat.
2.
2.
Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu dan gerak
Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu dan gerak
untuk menentukan metode dan waktu standar sulit
untuk menentukan metode dan waktu standar sulit
dilakukan.
dilakukan.
3.
3.
Sulit mengatur line balanchng antar operator dan
Sulit mengatur line balanchng antar operator dan
mesin.
mesin.
4.
4.
Memerlukan pengawasan yang ekstra selama proses
Memerlukan pengawasan yang ekstra selama proses
operasi.
operasi.
5.
5.
Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai macam
Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai macam
produk (General Purpose).
produk (General Purpose).
6.
6.
Banyak menggunakan peralatan berat untuk kegiatan
Banyak menggunakan peralatan berat untuk kegiatan
MH.
MH.

A
Bahan Baku Gudang Bahan
Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4
Gudang Produk
Jadi
Produk Jadi

A
A
B

B
Bubut Press
Drill
Gerinda
1
1
1
3
2
3
4
2
4
4
4
2
Penge-
coran
Frais
Pengepakan
Tata Letak Aliran Proses

Keuntungan :
Keuntungan :
1.
1.
Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena
Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena
mesin yang digunakan mesin-mesin type umum
mesin yang digunakan mesin-mesin type umum
(General Purpose).
(General Purpose).
2.
2.
Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu
Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu
dengan memindahkan ke mesin lain.
dengan memindahkan ke mesin lain.
3.
3.
Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih
Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih
baik dan efisien.
baik dan efisien.
Kerugi an :
Kerugi an :
1.
1.
Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih
Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih
mahal.
mahal.
2.
2.
Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak
Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak
dijumpai karena waktu operasi sulit diseimbangkan.
dijumpai karena waktu operasi sulit diseimbangkan.
3.
3.
Karena diversifikasi produk adalah job order, maka
Karena diversifikasi produk adalah job order, maka
diperlukan operator skill tinggi.
diperlukan operator skill tinggi.

Tata Letak Posi si Tetap :
Tata Letak Posi si Tetap :
Material dan komponen dari produk utama akan
Material dan komponen dari produk utama akan
ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas
ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas
produksi seperti tools, mesin, manusia serta
produksi seperti tools, mesin, manusia serta
komponen-komponen kecil akan bergerak menuju
komponen-komponen kecil akan bergerak menuju
lokasi material atau komponen produk utama.
lokasi material atau komponen produk utama.
Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan produk-
Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan produk-
produk skala ukuran besar : Industri pesawat, kapal
produk skala ukuran besar : Industri pesawat, kapal
dll.
dll.

Mesin-2 Mesin-2

Mesin-2 Mesin-2 Mesin-2 Mesin-2

Tata Letak Fixed Position Tata Letak Fixed Position
Produk
Utama

Keuntungan :
Keuntungan :
1.
1.
Karena posisi material dan komponen produk utama
Karena posisi material dan komponen produk utama
tetap, maka MH dapat dikurangi.
tetap, maka MH dapat dikurangi.
2.
2.
Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi dapat
Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi dapat
diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan dalam
diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan dalam
rancangan produk.
rancangan produk.

Kerugian :
1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas
produksi atau operato pada saat proses operasi.
2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.
3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan
kerja dan WIP.
4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang
ketat.

Keuntungan :
Keuntungan :

Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses
pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan
diperoleh secara maksimal. diperoleh secara maksimal.

Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga
lintasan aliran lebi lintasan aliran lebih lancar. lancar.

Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay
out dan proses lay out. out dan proses lay out.

Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose
sehingga investasinya juga lebih rendah. sehingga investasinya juga lebih rendah.
Product Family (Group Tecnology) : Product Family (Group Tecnology) :

Didasarkan pada pengelompokan produk atau Didasarkan pada pengelompokan produk atau
komponen yang akan dibuat. komponen yang akan dibuat.

Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay
out dan procces lay out. out dan procces lay out.

Produk-produk yang tidak identik dikelompokan Produk-produk yang tidak identik dikelompokan
berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau
peralatan. peralatan.

A Bubut Bor Gerinda Perakitan
Milling Perakitan Bor Finising
B
C
Press Bubut Bor Press Perakitan
Gerinda Bor Perakitan Bor Gerinda
Tata Letak Group Teknologi

Kerugi an :
Kerugi an :
1.
1.
Diperlukan TK dengan skill tinggi.
Diperlukan TK dengan skill tinggi.
2.
2.
Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan
Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan
pengendalian produksi terutama aliran kerja.
pengendalian produksi terutama aliran kerja.
3.
3.
Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka diperlukan
Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka diperlukan
WIP Storage.
WIP Storage.
4.
4.
Beberapa kerugian dari product dan procces lay out juga
Beberapa kerugian dari product dan procces lay out juga
akan dijumpai.
akan dijumpai.
5.
5.
Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas produksi tipe
Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas produksi tipe
special purpose sulit dilakukan.
special purpose sulit dilakukan.

Modul V : Opti masi
Modul V : Opti masi
Kompetensi Pokok Bahasan :
Kompetensi Pokok Bahasan :

Mampu melakukan penilaian/evaluasi,


Mampu melakukan penilaian/evaluasi,
membandingkan dan menjaring berbagai pilihan
membandingkan dan menjaring berbagai pilihan
jawaban, sehingga dapat mengambil keputusan
jawaban, sehingga dapat mengambil keputusan
yang terbaik.
yang terbaik.

Mampu menyelesaikan persoalan-persoalan


Mampu menyelesaikan persoalan-persoalan
dengan pertimbangan criteria-criteria dan
dengan pertimbangan criteria-criteria dan
pembatas-pembatas tertentu dengan tujuan
pembatas-pembatas tertentu dengan tujuan
mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai.
mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai.

OPTIMASI :
OPTIMASI :


PROGRAM DINAMIS
PROGRAM DINAMIS
Program Di nami s
Program Di nami s



Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan masalah yang
Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan masalah yang
melibatkan sekumpulan pengambilan keputusan yang
melibatkan sekumpulan pengambilan keputusan yang
saling berhubungan, dengan tujuan agar secara
saling berhubungan, dengan tujuan agar secara
keseluruhan mencapai keefektifan.
keseluruhan mencapai keefektifan.
Pri nsi p Opti masi Bel l man :
Pri nsi p Opti masi Bel l man :


Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh yang
Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh yang
optimal harus dibentuk oleh sub-sub kebijakan yang
optimal harus dibentuk oleh sub-sub kebijakan yang
optimal pula.
optimal pula.


Dalam program dinamis keputusan mendatang
Dalam program dinamis keputusan mendatang
ditentukan berdasarkan keputusan saat ini, keputusan
ditentukan berdasarkan keputusan saat ini, keputusan
saat ini ditentukan berdasarkan keputusan kemarin dan
saat ini ditentukan berdasarkan keputusan kemarin dan
keduanya saling mempengaruhi.
keduanya saling mempengaruhi.

Penggunaan Program Di nami s :
Penggunaan Program Di nami s :
1.
1.
Pemilihan route/jalur terpendek.
Pemilihan route/jalur terpendek.


- Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan.
- Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan.


- Pembuatan jaringan pipa/listrik dll.
- Pembuatan jaringan pipa/listrik dll.
2. Permasalah Produksi.
2. Permasalah Produksi.


- Pemesanan persediaan.
- Pemesanan persediaan.


- Perencanaan produksi.
- Perencanaan produksi.


- Penjadwalan perbaikan mesin dll.
- Penjadwalan perbaikan mesin dll.
Keputusan mendatang
Keputuam saat ini
Keputusan saat ini
Keputusan kemarin
dipengaruhi


Contoh :
Contoh :
Skema jaringan jalan beserta lama waktu tempuhnya dalam
Skema jaringan jalan beserta lama waktu tempuhnya dalam
menit, seperti di bawah ini.
menit, seperti di bawah ini.
Pilihlah route state A (asal) ke state I (tujuan) yang dapat
Pilihlah route state A (asal) ke state I (tujuan) yang dapat
ditempuh paling cepat.
ditempuh paling cepat.
G H
I
C
B
A
E
3
3
7
10
10
8
Stage 1
Stage 2
Stage 3
Stage 4
Stage 5
9
7
5
12
F D

Penyel esai an :
Penyel esai an :
Perhitungan dari I ke A secara mundur daimulai dari stage
Perhitungan dari I ke A secara mundur daimulai dari stage
(tahap) 4
(tahap) 4
Tahap 4 :
Tahap 4 :
Jika dimulai dari tahap 4, terdapat dua route submasalah
Jika dimulai dari tahap 4, terdapat dua route submasalah
dimulai dari H (state H) ke I dan dimulai dari D ke I. Berarti
dimulai dari H (state H) ke I dan dimulai dari D ke I. Berarti
hanya terdapat satu pilihan, route manakah yang
hanya terdapat satu pilihan, route manakah yang
mempunyai waktu tercepat. Sudah barang tentu route H-I
mempunyai waktu tercepat. Sudah barang tentu route H-I
mempunyai waktu tercepat 10 menit, dan keputusan
mempunyai waktu tercepat 10 menit, dan keputusan
optimumnya adalah route H-I.
optimumnya adalah route H-I.
State Keputusan Keputusan
Optimum
Waktu tercepat
ke I (menit)
I
H 10 I 10
D 11 I 11

Tahap 3 :
Tahap 3 :
Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu dari
Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu dari
state G, E, C. Route manakah yang tercepat apabila
state G, E, C. Route manakah yang tercepat apabila
tujuannya ke I.
tujuannya ke I.
Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu melewati D
Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu melewati D
atau H. Berarti hanya tersedia dua keputusan. Jika
atau H. Berarti hanya tersedia dua keputusan. Jika
keputusannya adalah route G-H waktu yang ditempuh
keputusannya adalah route G-H waktu yang ditempuh
adalah 8 menit. Dengan demikian total waktu yang
adalah 8 menit. Dengan demikian total waktu yang
ditempuh adalah 18 menit (tercepat).
ditempuh adalah 18 menit (tercepat).
Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu yang
Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu yang
dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit ditambah jarak
dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit ditambah jarak
dari H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang
dari H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang
ditempuh adalah 17 menit.
ditempuh adalah 17 menit.
Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu yang
Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu yang
ditempuh 7 menit ditambah 11 menit, sehingga total 18
ditempuh 7 menit ditambah 11 menit, sehingga total 18
menit.
menit.
Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh
Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh
adalah 9 menit ditambah 11 menit, sehingga total waktu
adalah 9 menit ditambah 11 menit, sehingga total waktu
yang ditempu adalah 20 menit.
yang ditempu adalah 20 menit.

Tahap 2 :
Tahap 2 :
Dengan cara yang sama seperti dalam tahap 4 dan 3, maka
Dengan cara yang sama seperti dalam tahap 4 dan 3, maka
tabel analisa tahap 2 adalah sebagai berikut :
tabel analisa tahap 2 adalah sebagai berikut :
State Keputusan Keputusan
Optimum
Waktu tercepat
ke I (menit)
H D
G 18 - H 18
E 17 18 H 17
C - 20 D 20
State Keputusan Keputusan
Optimum
Waktu tercepat
ke I (menit)
G E C
F
21 26 -
G
21
B
- 22 32
E
22

Tahap 1 :
Tahap 1 :
Dalam tahap 1, hasil analisa route terpendek adalah sebagai
Dalam tahap 1, hasil analisa route terpendek adalah sebagai
berikut :
berikut :
State Keputusan Keputusan
Optimum
Waktu tercepat
ke I (menit)
F B
A 31 30 B 30
Dari tabel tahap 1, dapat disimpulkan bahwa apabila kita
mengambil route A-F, maka waktu yang harus ditempuh
menuju ke I adalah 31 menit.
Apabila kita mengambil route A-B, maka waktu yang harus
ditempuh untuk menuju ke I adalah 30 menit.
Jadi route yang memiliki waktu tempuh tercepat dari A ke I
adalah route A B E - H I, dengan total waktu tempuh
30 menit.

C A
B
F
E
D
G
H
I
3
8
9
7
5
7
11
9
8
10
12
10



SISTEM ANTRIAN
SISTEM ANTRIAN
Keberadaan sistem antrian diperlukan/ dipergunakan ketika
Keberadaan sistem antrian diperlukan/ dipergunakan ketika
para pelanggan (konsumen) menunggu untuk mendapatkan
para pelanggan (konsumen) menunggu untuk mendapatkan
jasa pelayanan.
jasa pelayanan.
Beberapa contoh sistem antrian digunakan dalam
Beberapa contoh sistem antrian digunakan dalam
melancarkan pelayanan kpd pelanggan atau konsumen :
melancarkan pelayanan kpd pelanggan atau konsumen :
Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir.
Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir.
Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan pembayaran
Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan pembayaran
uang kuliah.
uang kuliah.
Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan loket
Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan loket
penjualan karcis.
penjualan karcis.
Para pengendara kendaraan menunggu untuk men-
Para pengendara kendaraan menunggu untuk men-
dapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.
dapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.
Beberapa peralatan menunggu untuk disservice. dll.
Beberapa peralatan menunggu untuk disservice. dll.

Struktur Sistem Antrian
Struktur Sistem Antrian


Model antrian memiliki dua komponen utama yaitu :
Model antrian memiliki dua komponen utama yaitu :

Garis tunggu atau antrian (queue).


Garis tunggu atau antrian (queue).

Fasilitas pelayanan (service facility)


Fasilitas pelayanan (service facility)


Pelanggan atau konsumen menunggu untuk mendapat-
Pelanggan atau konsumen menunggu untuk mendapat-
kan pelayanan : menunggu giliran memasuki fasilitas
kan pelayanan : menunggu giliran memasuki fasilitas
pelayanan, menerima pelayanan, dan akhirnya keluar dari
pelayanan, menerima pelayanan, dan akhirnya keluar dari
sistem pelayanan.
sistem pelayanan.

Pelanggan masuk
ke dalam sistem
antrian
Garis tunggu
atau antrian
Pelanggan keluar
dari sistem
Fasilitas pelayanan
1
2
S

Langkah-l angkah dal am anal i sa antri an
Langkah-l angkah dal am anal i sa antri an
1.
1.
Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.
Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.
2.
2.
Tentukan model antrian yg cocok dlm menggambakan
Tentukan model antrian yg cocok dlm menggambakan
sistem.
sistem.
3.
3.
Gunakan formulasi matematik atau metode simulasi
Gunakan formulasi matematik atau metode simulasi
untuk menganalisa model antrian.
untuk menganalisa model antrian.
Sistem Antrian memiliki beberapa komponen sbb:
Sistem Antrian memiliki beberapa komponen sbb:
Populasi masukan (input population) ~ banyaknya
Populasi masukan (input population) ~ banyaknya
pelanggan potensial yang dapat memasuki system
pelanggan potensial yang dapat memasuki system
antrian.
antrian.
Distribusi kedatangan (arrival distribution) ~
Distribusi kedatangan (arrival distribution) ~
Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan
Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan
memasuki system.
memasuki system.
Para pelanggan datang setiap lima menit (constan arrival
Para pelanggan datang setiap lima menit (constan arrival
distribution) atau datang secara acak (arrival patern
distribution) atau datang secara acak (arrival patern
random).
random).

Disiplin pelayanan ~ menunjukkan pelanggan yang mana
Disiplin pelayanan ~ menunjukkan pelanggan yang mana
yang akan dilayani lebih dulu.
yang akan dilayani lebih dulu.
FCFS (first come, first served) atau LCFS (last come, first
FCFS (first come, first served) atau LCFS (last come, first
served).
served).
Fasilitas pelayanan ~ mengelompokan fasilitas pelayanan
Fasilitas pelayanan ~ mengelompokan fasilitas pelayanan
menurut jumlah yang tersedia.
menurut jumlah yang tersedia.


Sistem single channel = satu saluran untuk memasuki
Sistem single channel = satu saluran untuk memasuki
sistem pelayanan dengan satu fasilitas pelayanan.
sistem pelayanan dengan satu fasilitas pelayanan.

Kedatangan Fasilitas pelayanan
Keberangkatan
Antrian
Multiple channel = mempunyai beberapa saluran.

Pelanggan masuk
dalam sistem
antrian
Pelanggan keluar
dari sistem
Konsumen antri
dalam garis tunggu
Fasilitas
pelayanan
1
2
3
Distribusi pelayanan ~ (1) Berapa banyak pelanggan Distribusi pelayanan ~ (1) Berapa banyak pelanggan
yang dapat dilayani per satuan waktu, atau (2) Berapa yang dapat dilayani per satuan waktu, atau (2) Berapa
lama setiap pelanggan dapat dilayani. lama setiap pelanggan dapat dilayani.

Kapasitas sistem pelayanan ~ memaksimumkan jumlah
Kapasitas sistem pelayanan ~ memaksimumkan jumlah
pelanggan yang diperbolehkan masuk dalam sistem.
pelanggan yang diperbolehkan masuk dalam sistem.
Notasi dalam Sistem Antrian
Notasi dalam Sistem Antrian


N
N
= Jumlah pelanggan dalam sistem.
= Jumlah pelanggan dalam sistem.


Pn
Pn
= Probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem.
= Probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem.


= Jumlah rata-rata pelanggan yg datang per satuan
= Jumlah rata-rata pelanggan yg datang per satuan
waktu.
waktu.

= Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per


= Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per
satuan waktu.
satuan waktu.


Po
Po
= Probabilitas tdk ada pelanggan dalam system.
= Probabilitas tdk ada pelanggan dalam system.


P
P
= Tingkat intensitas fasilitas pelayanan.
= Tingkat intensitas fasilitas pelayanan.


L
L
= Jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan
= Jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan


dalam sistem.
dalam sistem.


Lq
Lq
= Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu
= Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu
dalam antrian.
dalam antrian.



W
W
= Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama
= Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama
dalam sistem.
dalam sistem.


Wq
Wq
= Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama
= Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama
menunggu dalam antrian.
menunggu dalam antrian.


1/
1/
= Waktu rata-rata pelayanan.
= Waktu rata-rata pelayanan.


1/
1/
= Waktu rata-rata antar kedatangan.
= Waktu rata-rata antar kedatangan.


S
S
= Jumlah fasilitas pelayanan.
= Jumlah fasilitas pelayanan.


Salah satu model antrian yang paling sederhana adalah
Salah satu model antrian yang paling sederhana adalah
model saluran tunggal (single channel model) yang ditulis
model saluran tunggal (single channel model) yang ditulis
dengan notasi sistem M/M/1 Komponen dari sistem ini
dengan notasi sistem M/M/1 Komponen dari sistem ini
adalah sbb :
adalah sbb :

Populasi input tak terbatas yaitu jumlah kedatangan
Populasi input tak terbatas yaitu jumlah kedatangan
pelanggan tak terbatas.
pelanggan tak terbatas.
Distribusi pelanggan potensial mengikuti distribusi poison.
Distribusi pelanggan potensial mengikuti distribusi poison.
Rata-rata jumlah kedatangan pelanggan per satuan
Rata-rata jumlah kedatangan pelanggan per satuan
waktu adalah variable random. Dalam notasi M/M/1 M
waktu adalah variable random. Dalam notasi M/M/1 M
pertama menunjukkan rata-rata kedatangan yang
pertama menunjukkan rata-rata kedatangan yang
mengikuti distribusi probabilitas poison. M yang kedua
mengikuti distribusi probabilitas poison. M yang kedua
menunjukkan tingkat pelayanan yang mengikuti distribusi
menunjukkan tingkat pelayanan yang mengikuti distribusi
probabilitas poison. Angka 1 (satu) menunjukkan jumlah
probabilitas poison. Angka 1 (satu) menunjukkan jumlah
fasilitas pelayanan dalam sistem atau saluran (one
fasilitas pelayanan dalam sistem atau saluran (one
channel).
channel).
Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS.
Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS.
Fasilitas terdiri dari saluran tunggal.
Fasilitas terdiri dari saluran tunggal.
Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan per satuan waktu
Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan per satuan waktu
lebih kecil dari rata-rata jumlah pelanggan yang dilayani
lebih kecil dari rata-rata jumlah pelanggan yang dilayani
per satuan waktu (< ).
per satuan waktu (< ).
Kapasitas system diasumsikan tak terbatas.
Kapasitas system diasumsikan tak terbatas.
Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.
Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.

P
) 1 ( P P Pn
n

P
P
L
1
P
P
L
q

1 ) (
2 2

1
W
) (

q
W
Persamaan yang digunakan dalam system (M/M/1) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Modul VI : Anal i sa Ekonomi Tekni k
Modul VI : Anal i sa Ekonomi Tekni k
Kompetensi Pokok Bahasan :
Kompetensi Pokok Bahasan :

Memahami konsep nilai uang terhadap


Memahami konsep nilai uang terhadap
perubahan waktu
perubahan waktu

Memahami konsep bunga dan mampu


Memahami konsep bunga dan mampu
menghitung bunga dengan metode-metode
menghitung bunga dengan metode-metode
perhitungan bunga.
perhitungan bunga.

Memahami berbagai teknik ekivalensi untuk


Memahami berbagai teknik ekivalensi untuk
berbagai pola cash flow.
berbagai pola cash flow.

Memahami dan mampu mengitung depresiasi.


Memahami dan mampu mengitung depresiasi.

Ekonomi Tekni k
Ekonomi Tekni k
Di fi ni si Ekonomi Tekni k
Di fi ni si Ekonomi Tekni k
:
:
Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis ekonomi
Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis ekonomi
untuk pekerjaan teknik dengan kriteria
untuk pekerjaan teknik dengan kriteria
efi si ensi ekonomi
efi si ensi ekonomi

agar diperoleh suatu keputusan yang baik secara ekonomi.
agar diperoleh suatu keputusan yang baik secara ekonomi.
Tujuan mempelajari ekonomi teknik secara garis besar
Tujuan mempelajari ekonomi teknik secara garis besar
adalah untuk memberikan dasar-dasar pemikiran tentang
adalah untuk memberikan dasar-dasar pemikiran tentang
pengambilan keputusan dalam investasi yang dilakukan
pengambilan keputusan dalam investasi yang dilakukan
dengan kriteria efisiensi ekonomi.
dengan kriteria efisiensi ekonomi.
Dua investasi : investasi finansial dan investasi nyata.
Dua investasi : investasi finansial dan investasi nyata.
Dua faktor yang terlibat dalam investasi yaitu factor
Dua faktor yang terlibat dalam investasi yaitu factor
waktu dan resiko.
waktu dan resiko.

Proses pengambilan keputusan pada Ekonomi Teknik
Proses pengambilan keputusan pada Ekonomi Teknik
terjadi karena (1) setiap investasi/proyek bias dikerjakan
terjadi karena (1) setiap investasi/proyek bias dikerjakan
lebih dari satu cara, shg harus ada proses pemilihan, (2)
lebih dari satu cara, shg harus ada proses pemilihan, (2)
karena sd yang tersedia untuk melakukan investasi selalu
karena sd yang tersedia untuk melakukan investasi selalu
terbatas, shg tidak semua alternatif bias dikerjakan,
terbatas, shg tidak semua alternatif bias dikerjakan,
namun harus dipilih yang paling menguntungkan.
namun harus dipilih yang paling menguntungkan.
Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya
Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya
pengambilan keputusan pada ekonomi teknik, yaitu sudut
pengambilan keputusan pada ekonomi teknik, yaitu sudut
pandang seorang
pandang seorang
akuntan
akuntan
dan sudut pandang seorang
dan sudut pandang seorang
ahl i ekonomi tekni k
ahl i ekonomi tekni k
serta
serta
manajer tekni k
manajer tekni k
.
.



Ongkos dalam Ekonomi Teknik
Ongkos dalam Ekonomi Teknik
- Ongkos siklus hidup
- Ongkos siklus hidup
- Ongkos histories
- Ongkos histories
- Ongkos mendatang
- Ongkos mendatang
- Ongkos langsun & tidak langsung
- Ongkos langsun & tidak langsung
- Ongkos tetap & variabel
- Ongkos tetap & variabel
Konsep Nilai Uang dari Waktu
Kesempatan untuk mendapatkan bunga
$ 1 + bunga
$ 1
0 1 2
N-1 n

Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn yang
Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn yang
akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah turun dengan
akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah turun dengan
berjalannya waktu)
berjalannya waktu)
Infl asi
Infl asi


lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan dating
lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan dating
menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima thn yang lalu
menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima thn yang lalu
scr finansial sama dengan (x + I) pada saat ini.
scr finansial sama dengan (x + I) pada saat ini.
Kesamaan nilai finansial
Kesamaan nilai finansial
Eki val ensi
Eki val ensi

Bunga (i nterest)
Bunga (i nterest)
dapat didifinisikan sebagai :
dapat didifinisikan sebagai :
Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari menanam
Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari menanam
modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai keuntungan
modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai keuntungan
(profit).
(profit).
Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kewajiban karena
Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kewajiban karena
meminjam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai biaya
meminjam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai biaya
(cost).
(cost).
Ti ngkat suku bunga (i nterest rate)
Ti ngkat suku bunga (i nterest rate)
Perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dari
Perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dari
penanaman modal dengan modal yang ditanam dalam
penanaman modal dengan modal yang ditanam dalam
periode waktu tertentu
periode waktu tertentu



Atau perbandingan antara jumlah uang yang jarus
Atau perbandingan antara jumlah uang yang jarus
dibayarkan untuk penggunaan modal dengan modal yang
dibayarkan untuk penggunaan modal dengan modal yang
digunakan tersebut. Bunga 20 %, berarti tingkat suku
digunakan tersebut. Bunga 20 %, berarti tingkat suku
bunga 20 % per tahun.
bunga 20 % per tahun.
Cara Pembayaran Hutang
Cara Pembayaran Hutang
Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai cara,
Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai cara,
sesuai dengan perjanjian antara yang berhutang dan
sesuai dengan perjanjian antara yang berhutang dan
yang berpiutang.
yang berpiutang.
Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat dipengaruhi
Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat dipengaruhi
oleh waktu, dengan demikian jumlah bunga yang harus
oleh waktu, dengan demikian jumlah bunga yang harus
dibayar dalam berhutang juga sangat dipengaruhi oleh
dibayar dalam berhutang juga sangat dipengaruhi oleh
lamanya/ waktu peminjaman. Oleh karena itu perlu
lamanya/ waktu peminjaman. Oleh karena itu perlu
dipahami pengertian
dipahami pengertian
bunga sederhana (si mpl e
bunga sederhana (si mpl e
i nterest)
i nterest)
dan
dan
bunga majemuk (compound
bunga majemuk (compound
i nterest).
i nterest).
Bunga Sederhana
Bunga Sederhana


Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah hutang
Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah hutang
yang besarnya sebanding dengan jangka waktu
yang besarnya sebanding dengan jangka waktu
peminjaman uang tersebut.
peminjaman uang tersebut.

Misalnya sejumlah P rupiah dipinjam untuk jangka n periode
Misalnya sejumlah P rupiah dipinjam untuk jangka n periode
dengan tingkat bunga i, maka besar bunga (sederhana) yang
dengan tingkat bunga i, maka besar bunga (sederhana) yang
harus dibayar adalah :
harus dibayar adalah :
I = P . n . i
I = P . n . i
Misalnya, uang sejumlah Rp 10.000 dipinjam dalam jangka
Misalnya, uang sejumlah Rp 10.000 dipinjam dalam jangka
waktu 2 thn. dengan tingkat bunga 18% per thn.. Besar
waktu 2 thn. dengan tingkat bunga 18% per thn.. Besar
bunga yang harus dibayar setelah 2 thn. adalah I = (Rp
bunga yang harus dibayar setelah 2 thn. adalah I = (Rp
10.000)(2)(0,18) = Rp 3.600. Dengan demikian sipeminjam
10.000)(2)(0,18) = Rp 3.600. Dengan demikian sipeminjam
harus mengembalikan pinjamannya ditambah bunga,
harus mengembalikan pinjamannya ditambah bunga,
seluruhnya berjumlah Rp 13.600 pada akhir tahn ke 2.
seluruhnya berjumlah Rp 13.600 pada akhir tahn ke 2.
Bunga Majemuk,
Bunga Majemuk,
Adalah bila pembayaran hutang dilakukan dalam beberapa
Adalah bila pembayaran hutang dilakukan dalam beberapa
kali periode bunga, dimana bunga dihiung pada akhir tiap
kali periode bunga, dimana bunga dihiung pada akhir tiap
periode.
periode.

Cara I Cara I : Bunga dibayar setiap tahun, tetapi modal/ : Bunga dibayar setiap tahun, tetapi modal/
hutang pokok dibayar pada periode hutang pokok dibayar pada periode terakhir. terakhir.
Cara II Cara II : Dalam setiap akhir periode , selain dibayar : Dalam setiap akhir periode , selain dibayar
bunga hutang pokok diangsur secara bunga hutang pokok diangsur secara
sistematis dengan jumlah yang sama. sistematis dengan jumlah yang sama.
Cara III: Dalam setiap akhir periode besarnya Cara III: Dalam setiap akhir periode besarnya
angsuran dibuat seragam. Pembayaran angsuran dibuat seragam. Pembayaran
bunga ditambah angsuran hutang pokok bunga ditambah angsuran hutang pokok
pada setiap periode besarnya sama. pada setiap periode besarnya sama.
Cara IV:Hutang pokok dan bunga dibayar serentak Cara IV:Hutang pokok dan bunga dibayar serentak
pada periode yang paling akhir. pada periode yang paling akhir.
Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang umum Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang umum
dilakukan : dilakukan :
Misal P = 10.000.000 ; n = 4 tahun ; i = 20 % Misal P = 10.000.000 ; n = 4 tahun ; i = 20 %

Cara Thn. Bunga pada
awal tahun.

(Rp)
Jumlah hutang se-
belum pembayaran
akhir tahun.
(Rp)
Pembayaran
akhir tahun.
(Rp)
Jumlah hutang se-
telah pembayaran
akhir tahun.
(Rp)
I 0
1
2
3
4
-
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
-
12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000
-
2.000.000
2.000.000
2.000.000
12.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
0
II 0
1
2
3
4
-
2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000
-
12.000.000
9.000.000
6.000.000
3.000.000
-
4.500.000
4.000.000
3.500.000
3.000.000
10.000.000
7.500.000
5.000.000
2.500.000
0
III 0
1
2
3
4
-
2.000.000
1.627.422
1.180.327
643.815
-
12.000.000
9.764.531
7.081.967
3.862.891
=
3.862.891
3.862.891
3.862.891
3.862.891
10.000.000
8.137.109
5.901.640
3.219.076
0
IV 0
1
2
3
4
-
2.000.000
2.400.000
2.880.000
3.456.000
-
12.000.000
14.400.000
17.280.000
20.736.000
-
0
0
0
20.736.000
10.000.000
12.000.000
14.400.000
17.280.000
0

SUKU BUNGA NOMINAL DAN
SUKU BUNGA NOMINAL DAN
SUKU BUNGA EFEKTIF
SUKU BUNGA EFEKTIF
Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan apabila
Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan apabila
periode pembungaan kurang dari satu tahun.
periode pembungaan kurang dari satu tahun.
Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan setiap
Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan setiap
bulan menjadi 24% : 12 = 2% per bulan. Suku bunga
bulan menjadi 24% : 12 = 2% per bulan. Suku bunga
yang bernilai 2% per bulan disebut
yang bernilai 2% per bulan disebut
suku bunga
suku bunga
nomi nal .
nomi nal .

Suku bunga efekti f


Suku bunga efekti f
yaitu suku bunga yang diterima
yaitu suku bunga yang diterima
sebenarnya yang besarnya lebih besar dari suku bunga
sebenarnya yang besarnya lebih besar dari suku bunga
per tahun.
per tahun.
Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank dengan
Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank dengan
tingkat suku bunga 12% per tahun. Berapa uang yang
tingkat suku bunga 12% per tahun. Berapa uang yang
diterima satu tahun kemudian?
diterima satu tahun kemudian?

F
F
= P ( 1 + i )
= P ( 1 + i )
n
n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )
1
1
= Rp 112.000,-
= Rp 112.000,-
Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan sekali,
Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan sekali,
maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6% per bulan,
maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6% per bulan,
maka nilai uang satu tahun (12 bulan) kemudian
maka nilai uang satu tahun (12 bulan) kemudian
menjadi :
menjadi :
F
F
= P ( 1 + i )
= P ( 1 + i )
n
n

= Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )
2
2
= Rp 112.360,-
= Rp 112.360,-


Jadi suku bunga efektif = 12,360
Jadi suku bunga efektif = 12,360
- Dari perhitungan diatas dapat diketahui hubungan antara
- Dari perhitungan diatas dapat diketahui hubungan antara
tingkat suku bunga nominal dan efektif sebagai berikut :
tingkat suku bunga nominal dan efektif sebagai berikut :
( 1 + i ) = ( 1 + r/t )
( 1 + i ) = ( 1 + r/t )
t
t


i
i
= ( 1 + r/t )
= ( 1 + r/t )
t
t
1
1
Dimana :
Dimana :
i
i
= suku bunga efektif
= suku bunga efektif
r
r
= suku bunga nominal
= suku bunga nominal
t
t
= jumlah periode pembungaan
= jumlah periode pembungaan

RUMUS-RUMUS BUNGA MAJEMUK DAN EKIVALENSINYA
RUMUS-RUMUS BUNGA MAJEMUK DAN EKIVALENSINYA
Notasi yang dipergunakan dalam rumus bunga, yaitu :
Notasi yang dipergunakan dalam rumus bunga, yaitu :
i
i
(
(
Interest
Interest
)
)
= tingkat suku bunga per periode.
= tingkat suku bunga per periode.
n
n
(
(
Number
Number
)
)
= jumlah periode bunga.
= jumlah periode bunga.
P
P
(
(
Present Worth
Present Worth
) = jumlah uang/modal pada saat
) = jumlah uang/modal pada saat


sekarang (awal periode/tahun).
sekarang (awal periode/tahun).
F
F
(
(
Future Worth
Future Worth
) = jumlah uang/modal pada masa menda-
) = jumlah uang/modal pada masa menda-
tang (akhir periode/tahun).
tang (akhir periode/tahun).
A
A
(
(
Annual Worth
Annual Worth
) = pembayaran/penerimaan yang tetap pd
) = pembayaran/penerimaan yang tetap pd




tiap periode/tahun.
tiap periode/tahun.
G
G
(
(
Gradient
Gradient
)
)
= pembayaran/penerimaan dimana dari
= pembayaran/penerimaan dimana dari
satu periode ke periode berikutnya ter-
satu periode ke periode berikutnya ter-
jadi penambahan/ pengurangan yang
jadi penambahan/ pengurangan yang
besarnya sama.
besarnya sama.

Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari
Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari
masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :
masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :
Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari
Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari
masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :
masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :
0 1 2 3 n-2 n-1 n
0 1 2 3 n-2 n-1 n
0 1 2 3 n-2 n-1 n 0 1 2 3 n-2 n-1 n
P
P
F
F
A
A

P
P
: Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).
: Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).
A
A
: Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai tahun
: Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai tahun



ke-1 sampai tahun ke-n, dengan besar yang sama.
ke-1 sampai tahun ke-n, dengan besar yang sama.
F
F
: Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg ditinjau
: Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg ditinjau





(titik n).
(titik n).
Berdasarkan cara pembayarannya, rumus-rumus
Berdasarkan cara pembayarannya, rumus-rumus
bunga majemuk dapat di kel ompokkan menjadi :
bunga majemuk dapat di kel ompokkan menjadi :
A.
A.
Pembayaran Tunggal (
Pembayaran Tunggal (
Si ngl e Payment
Si ngl e Payment
)
)
1.
1.
Compoun Amount Factor
Compoun Amount Factor
(Mencari F bila diketahui P)
(Mencari F bila diketahui P)


2.
2.
Present Wort Factor
Present Wort Factor
(Mencari P bila diketahui F)
(Mencari P bila diketahui F)
B. Deret Seragam (
B. Deret Seragam (
Uni form Seri es
Uni form Seri es
)
)


1.
1.
Sinking Fund Factor
Sinking Fund Factor
(Mencari A bila diketahui F)
(Mencari A bila diketahui F)


2.
2.
Compound Amount Factor
Compound Amount Factor
(Mencari F bila diketahui A)
(Mencari F bila diketahui A)

3. 3. Capital Recovery Factor Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P) (Mencari A bila diketahui P)
4. 4. Present Wort Factor Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A) (Mencari P bila diketahui A)
A. Pembayaran Tunggal A. Pembayaran Tunggal
Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan uang uang
masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal atau atau
akhir dari suatu periode. akhir dari suatu periode.
1. Mencari F bila diketahui P 1. Mencari F bila diketahui P
Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang
(t = 0) dengan tingkat bunga i% , dibayar per periode (t = 0) dengan tingkat bunga i% , dibayar per periode
selama n periode, berapa jumlah uang yang akan selama n periode, berapa jumlah uang yang akan
diperoleh pada peroide terakhir ? diperoleh pada peroide terakhir ?






Rumus :
Rumus :
F = P ( 1 + i )
F = P ( 1 + i )

n n




atau
atau
F = P ( F/P, i , n )
F = P ( F/P, i , n )

P
F
/ /
O
1 2 3 .... n-2 n-1 n
Cash flow diagram Cash flow diagram
Contoh : Contoh :
Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank
sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per
tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan selama tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan selama
5 tahun ?. 5 tahun ?.

Penyelesaian :
Penyelesaian :
P
P
= Rp 20.000.000,00 ; i = 6% ; n = 5
= Rp 20.000.000,00 ; i = 6% ; n = 5
F
F
= P (1 + i )
= P (1 + i )
n n
= ( Rp 20.000.000,00) ( 1 + 0,06)
= ( Rp 20.000.000,00) ( 1 + 0,06)
5 5
atau :
atau :
F
F
= P (F/P, i, n)
= P (F/P, i, n)
= (Rp 20.000.000,00)*(1,338) = Rp 26.760.000,00
= (Rp 20.000.000,00)*(1,338) = Rp 26.760.000,00
2. Mencari P bi l a di ketahui F
2. Mencari P bi l a di ketahui F
Berapa modal P yang harus diinvestasikan pada saat
Berapa modal P yang harus diinvestasikan pada saat
sekarang (t = 0), dengan tingkat bunga i%, per tahun,
sekarang (t = 0), dengan tingkat bunga i%, per tahun,
sehingga pada akhir n periode didapat uang sebesar F
sehingga pada akhir n periode didapat uang sebesar F
rupiah.
rupiah.

Rumus :
Rumus :
P = F 1 / ( 1 + i )
P = F 1 / ( 1 + i )
n n

atau
atau
P = F
P = F
( P/F, i , n )
( P/F, i , n )


Contoh :
Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan
datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi,
untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp
35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa
ia harus menabungkan uangnya sekarang ?
Penyelesaian :
F = Rp 35.000.000,00 ; i = 5% ; n = 15
P = (Rp 35.000.000,00) (P/F, 5 , 15)
= (Rp 35.000.000,00) (0,4810)
= Rp 16.835.000,00

B. Deret Seragam (Uni form Seri es )
B. Deret Seragam (Uni form Seri es )


1. Si nki ng Factor (Mencari A bi l a di ketahui F)
1. Si nki ng Factor (Mencari A bi l a di ketahui F)


Agar pada akhir periode n dapat diperoleh
Agar pada akhir periode n dapat diperoleh
uang sejumlah F rupiah, maka berapa A
uang sejumlah F rupiah, maka berapa A
rupiah yg harus dibayarkan pada setiap akhir
rupiah yg harus dibayarkan pada setiap akhir
periode dengan tingkat bunga i% ?
periode dengan tingkat bunga i% ?
/ /

0 1 2 3 4 n-2 n-1 n
A A A A A A A
F
Rumus : A = F i / ( 1 + i )
n
- 1

Contoh :
Contoh :
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli
rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10 tahun lagi dia
rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10 tahun lagi dia
pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00.
pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00.
Tingkat bunga 12 % setahun. Berapa jumlah yang harus
Tingkat bunga 12 % setahun. Berapa jumlah yang harus
ditabung setiap tahunnya ?
ditabung setiap tahunnya ?
Penyelesaian :
Penyelesaian :
F
F
= Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10
= Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10
A
A
= (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)
= (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)




= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570)


= Rp 12.825.000,00.
= Rp 12.825.000,00.
atau A = F ( A/F, i, n )

2. Compound Amount Factor (Mencari F bi l a di ketahui
2. Compound Amount Factor (Mencari F bi l a di ketahui
A)
A)
Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap akhir
Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap akhir
periode selama n periode dengan tingkat bunga i%, maka
periode selama n periode dengan tingkat bunga i%, maka
berapa besar F rupiah yang terkumpul pada akhir periode
berapa besar F rupiah yang terkumpul pada akhir periode
tersebut ?.
tersebut ?.
Rumus: F = A { (1 + i)
n
- 1} / i

atau F = A ( F/A, i , n )
Contoh :
Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp 12.000.000,00
selama 8 tahun dengan tingkat bunga 6%. Berapa besar
uang yang akan terkumpul setelah akhir periode tersebut ?.

Penyelesaian :
Penyelesaian :
A
A
= Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8
= Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8
F
F
= ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 )
= ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 )


= ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 )
= ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 )


= Rp 118.764.000,00
= Rp 118.764.000,00
3. Capi tal Recovery Factor (Mencari A bi l a di ketahui
3. Capi tal Recovery Factor (Mencari A bi l a di ketahui
P)
P)
Bila uang sebesar P rupiah diinvestasikan pada saat
Bila uang sebesar P rupiah diinvestasikan pada saat
sekarang dengan tingkat bunga i%, maka berapa A rupiah
sekarang dengan tingkat bunga i%, maka berapa A rupiah
yang dapat diterima setiap akhir periode selama n periode,
yang dapat diterima setiap akhir periode selama n periode,
sehinggga jumlah uang yang diterima selama n periode
sehinggga jumlah uang yang diterima selama n periode

tersebut sesuai dengan modal P rupiah yang ditanam pada
tersebut sesuai dengan modal P rupiah yang ditanam pada
awal periode pertama.
awal periode pertama.

Contoh :
Contoh :
Seorang ayah menabung uang sebesar Rp 17.500.000,00
Seorang ayah menabung uang sebesar Rp 17.500.000,00
disebuah bank. Bank tersebut akan membayar sejumlah
disebuah bank. Bank tersebut akan membayar sejumlah
uang setiap tahun yang besarnya sama kepada udin
uang setiap tahun yang besarnya sama kepada udin
anaknya, sebagai biaya pendidikan. Pembayaran dimulai
anaknya, sebagai biaya pendidikan. Pembayaran dimulai
akhir tahun pertama selama 7 tahun. Jika tingkat bunga
akhir tahun pertama selama 7 tahun. Jika tingkat bunga
10% setahun, berapa jumlah yang akan diterima oleh udin
10% setahun, berapa jumlah yang akan diterima oleh udin
setiap tahunnya ?.
setiap tahunnya ?.
Penyelesaian :
Penyelesaian :


P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7
P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7
A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 )
A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 )
= ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 )
= ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 )
= Rp 3.594.500,00
= Rp 3.594.500,00

4. Present Wort Factor (Mencari P bi l a di ketahui A)
4. Present Wort Factor (Mencari P bi l a di ketahui A)
Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah setiap akhir
Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah setiap akhir
periode, selama n periode dengan tingkat bunga i, maka
periode, selama n periode dengan tingkat bunga i, maka
berapa besar modal yang harus ditanam pada awal periode
berapa besar modal yang harus ditanam pada awal periode
pertama ?.
pertama ?.

Rumus : P = A { ( 1 + i )
n
1} / { i ( 1 + i )
n
}
atau P = A ( P/A, i , n )

Contoh :
Contoh :
Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk membayar
Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk membayar
royalti sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir tahun selama 5
royalti sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir tahun selama 5
tahun berturut-turut. Jika perusahaan tersebut menyetujui
tahun berturut-turut. Jika perusahaan tersebut menyetujui
membayar sekaligus pada awal tahun pertama dengan tingkat
membayar sekaligus pada awal tahun pertama dengan tingkat
bunga sebesar 15%, maka berapa jumlah uang yang harus
bunga sebesar 15%, maka berapa jumlah uang yang harus
dibayar oleh perusahaan tersebut ?.
dibayar oleh perusahaan tersebut ?.
Penyelesaian :
Penyelesaian :
A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5
A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5
P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 )
P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 )
= ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 )
= ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 )
= Rp 838.050,00.
= Rp 838.050,00.

C.
C.
Uni form Gradi ent Seri es Factor
Uni form Gradi ent Seri es Factor
Pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan
Pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan
dalam suatu seri pembayaran yang besarnya sama,
dalam suatu seri pembayaran yang besarnya sama,
tetapi
tetapi
dilakukan dengan penambahan/pengurangan
dilakukan dengan penambahan/pengurangan
yang seragam
yang seragam
pada setiap akhir periode.
pada setiap akhir periode.

Misalnya : Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp 80.000,00 ;
Misalnya : Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp 80.000,00 ;
dst, untuk seri pembayaran dengan penurunan yang seragam
dst, untuk seri pembayaran dengan penurunan yang seragam
atau Rp 100.000,00 ; Rp 150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst,
atau Rp 100.000,00 ; Rp 150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst,
untuk seri pembayaran dengan kenaikan yang seragam.
untuk seri pembayaran dengan kenaikan yang seragam.
Cara pembayaran tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai
Cara pembayaran tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai
berikut :
berikut :

Rumus
Rumus
: A = A1 + A2
: A = A1 + A2




A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)
A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)
n n
1]
1]


= G (A/G, i , n)
= G (A/G, i , n)




Keterangan :
Keterangan :


A = pembayaran per periode dengan jumlah
A = pembayaran per periode dengan jumlah


yang sama
yang sama
/ /
A+(n-1)G
A1+(n-2)G
A1+2G
A1+G
A1

0 1 2 3 n-1 n

Contoh :
Contoh :
Si Doel pada thn pertama merencanakan menginvestasikan
Si Doel pada thn pertama merencanakan menginvestasikan
uangnya sebesar Rp 10.000.000,00 dari sebagian hasil
uangnya sebesar Rp 10.000.000,00 dari sebagian hasil
usahanya. Ia merasa bahwa kemampuannya
usahanya. Ia merasa bahwa kemampuannya
menginvestasikan uangnya bertambah Rp 200.000,00 tiap
menginvestasikan uangnya bertambah Rp 200.000,00 tiap
tahun, dimana hal ini berlangsung selama 9 tahun
tahun, dimana hal ini berlangsung selama 9 tahun
berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa rata-rata
berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa rata-rata
tabungan Si Doel setiap tahunnya?
tabungan Si Doel setiap tahunnya?
Keterangan : A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
A1 = pembayaran pada akhir peroide
pertama
G = gradient, perubahan per periode
n = jumlah periode

Penyelesaian :
Penyelesaian :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11.8
11.6
11.4
11.2
11
10.8
10.6
10.4
10.2
10 jt

A = A1 + A2
A = A1 + A2
= A1 + G (A/G, 8, 10)
= A1 + G (A/G, 8, 10)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00
= Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00
= Rp 10.744.260,00
= Rp 10.744.260,00
D. Al i ran Kas Yang Ti dak Teratur
D. Al i ran Kas Yang Ti dak Teratur
Pada pembahasan sebelumnya aliran kas yang teratur
Pada pembahasan sebelumnya aliran kas yang teratur
dimana aliran kas terjadi sekali (tunggal) atau terjadi
dimana aliran kas terjadi sekali (tunggal) atau terjadi
beberapa
beberapa
kali atau terjadi perubahan tetapi secara seragam.
kali atau terjadi perubahan tetapi secara seragam.
Pada
Pada
aliran kas yang tidak teratur besarnya aliran kas pada
aliran kas yang tidak teratur besarnya aliran kas pada
tiap
tiap
periode tidak memiliki pola yang teratur.
periode tidak memiliki pola yang teratur.
Untuk itu menangani permasalahan aliran kas yang tidak
Untuk itu menangani permasalahan aliran kas yang tidak
teratur harus melakukan konversi satu persatu ke awal atau
teratur harus melakukan konversi satu persatu ke awal atau
ke
ke
akhir periode sehingga didapat nilai total dari P, F atau A
akhir periode sehingga didapat nilai total dari P, F atau A
dari aliran kas tersebut.
dari aliran kas tersebut.

Contoh :
Contoh :
Dari diagram alir gambar dibawah, dengan tingkat bunga 12%
Dari diagram alir gambar dibawah, dengan tingkat bunga 12%
tentukan nilai P, F dan A dari keseluruhan aliran kas tersebut.
tentukan nilai P, F dan A dari keseluruhan aliran kas tersebut.
Gambar Cash Flow :
Gambar Cash Flow :
0 1 2 3 4 5

Rp 6.000
Rp 10.000
Rp 3.000
Rp 12.000
Rp 8.000
Untuk memperoleh nilai P dari keseluruhan diagram, maka
dilakukan konversi pada setiap ada aliran kas ke nilai
sekarang/awal (pada titik/tahun 0), sehingga :

P0
P0
= Rp 6.000
= Rp 6.000
P1
P1
= Rp 10.000 (P/F, 12%, 1) = Rp 10.000 (0.8929)
= Rp 10.000 (P/F, 12%, 1) = Rp 10.000 (0.8929)
= Rp 8.929
= Rp 8.929
P2
P2
= Rp 3.000 (P/F, 12%, 2) = Rp 3.000 (0.7972)
= Rp 3.000 (P/F, 12%, 2) = Rp 3.000 (0.7972)
= Rp 2.391,6
= Rp 2.391,6
P3
P3
= 0
= 0
P4
P4
= Rp 12.000 (P/F, 12%, 4) = Rp 12.000 (0.6355)
= Rp 12.000 (P/F, 12%, 4) = Rp 12.000 (0.6355)
= Rp 7.626
= Rp 7.626
P5
P5
= Rp 8.000 (P/F, 12%, 5) = Rp 8.000 (0.5674)
= Rp 8.000 (P/F, 12%, 5) = Rp 8.000 (0.5674)
= Rp 4.359,2
= Rp 4.359,2
Nilai P dari keseluruhan aliran kas tersebut adalah :
Nilai P dari keseluruhan aliran kas tersebut adalah :

P
P
= P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5
= P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5
= Rp 6.000 + Rp 8.929 + Rp 2.391,6 + 0 + Rp
= Rp 6.000 + Rp 8.929 + Rp 2.391,6 + 0 + Rp



7.626 + Rp 4.359,2
7.626 + Rp 4.359,2
= Rp 29.485,8
= Rp 29.485,8
Dengan didapatkannya nilai P maka Nilai F (pada tahun ke 5)
Dengan didapatkannya nilai P maka Nilai F (pada tahun ke 5)
dan Nilai A (selama 5 tahun) dapat dihitung sebagai berikut :
dan Nilai A (selama 5 tahun) dapat dihitung sebagai berikut :
F
F
= P (F/P, i%, N)
= P (F/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (F/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (F/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (1.762) = Rp 51.95398
= Rp 29.485,8 (1.762) = Rp 51.95398
dan
dan
A
A
= P (A/P, i%, N)
= P (A/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (0.27741)
= Rp 29.485,8 (0.27741)
= Rp 8.179,66
= Rp 8.179,66

Soal -soal Lati han
Soal -soal Lati han
1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank
1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank
sebesar
sebesar
$ 100.000 dengan suku bunga pertahun
$ 100.000 dengan suku bunga pertahun
sebesar
sebesar
12%.
12%.
Investor bermaksud mengembalikan
Investor bermaksud mengembalikan
pinjamannya
pinjamannya
tersebut pada akhir tahun ke 10. Berapakah uang
tersebut pada akhir tahun ke 10. Berapakah uang
yang
yang
harus dibayarkan kelak?
harus dibayarkan kelak?
2. Seorang investor berkeinginan mengivestasikan
2. Seorang investor berkeinginan mengivestasikan
uangnya pada tahun ini pada sebuah bank yang
uangnya pada tahun ini pada sebuah bank yang
memberikan suku bunga 15% pertahun. Dia berharap
memberikan suku bunga 15% pertahun. Dia berharap
setelah
setelah
10 tahun jumlah uang yang diinvestasikan
10 tahun jumlah uang yang diinvestasikan
akan
akan
mencapai jumlah sebesar $200.000. Berapakah
mencapai jumlah sebesar $200.000. Berapakah
uang
uang
yang
yang
harus diinvestasikan sekarang?
harus diinvestasikan sekarang?
Tentukan besarnya nilai sekarang (Present Value) dari cash
Tentukan besarnya nilai sekarang (Present Value) dari cash
flow berikut ini dengan suku bunga 10 % per tahun :
flow berikut ini dengan suku bunga 10 % per tahun :

0 1 2 3 4 5 6 7 8
( + )
( - )
$ 3.000
$ 3.000 $ 2.000 $ 4.000
$ 2.000
4. Berapa nilai cash flow diatas pada akhir periode ke 8 ?
5. Pada awal tahun 2000, seorang investor menyimpan
uang sebesar 50 juta, dan sebesar 30 juta pada awal
tahun 2004. Mulai tahun 2000 s/d 2005 setiap akhir
tahun dia selalu meminjam dari Bank yang sama
masing-masing Rp 10 juta /tahun.
3.

6. Pada awal tahun 2003 karena keperluan mendadak dia
mengambil pinjaman tambahan 20 juta rupiah. Berapakah
kekayaan investor tersebut pada tahun 2007? Bunga Bank
yang berlaku 10%/tahun.
7. Seorang investor menyimpan uang di Bank sebesar Rp 40
juta pada awal tahun 2000. Kemudian dari tahun 2002
s/d 2006 dia meminjam uang dari Bank yang sama yang
besarnya adalah sebagai berikut :
Akhir tahun Pinjaman
2002 10 juta
2002 10 juta
2003 30 juta
2004 20 juta
2006 20 juta

Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa
Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa
atau bahkan berhutang pada bank yang sama pada akhir
atau bahkan berhutang pada bank yang sama pada akhir
tahun 2008. Berapakah sisa uang atau hutang tersebut pada
tahun 2008. Berapakah sisa uang atau hutang tersebut pada
akhir tahun 2008? Suku bunga bank yang berlaku 10
akhir tahun 2008? Suku bunga bank yang berlaku 10
%/tahun.
%/tahun.

DEPRESIASI
DEPRESIASI
Depresiasi merupakan penurunan nilai dari suatu
Depresiasi merupakan penurunan nilai dari suatu
barang sebagai akibat berlangsungnya waktu.
barang sebagai akibat berlangsungnya waktu.
Depresiasi didefinisikan sebagai :Sejumlah biaya
Depresiasi didefinisikan sebagai :Sejumlah biaya
yang harus disediakan oleh seseorang atau suatu
yang harus disediakan oleh seseorang atau suatu
perusahaan atau unit-unit tertentu pada setiap
perusahaan atau unit-unit tertentu pada setiap
periode waktu untuk melakukan penggantian dari
periode waktu untuk melakukan penggantian dari
mesin, peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain
mesin, peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain
setelah umur dari mesin, peralatan, ataupun
setelah umur dari mesin, peralatan, ataupun
fasilitas-fasilitas lain tersebut dilampaui.
fasilitas-fasilitas lain tersebut dilampaui.

Karena depresiasi merupakan penurunan nilai,
Karena depresiasi merupakan penurunan nilai,
maka perrlu didefinisikan arti nilai yang
maka perrlu didefinisikan arti nilai yang
sebenarnya. Nilai merupakan suatu pengertian
sebenarnya. Nilai merupakan suatu pengertian
komersial dari semua pendapatan yang diterima
komersial dari semua pendapatan yang diterima
sebagai akibat adanya kegiatan usaha ditinjau
sebagai akibat adanya kegiatan usaha ditinjau
dari waktu sekarang.
dari waktu sekarang.

Jenis depresiasi :
Jenis depresiasi :
1. Depresi asi Fi si s :
1. Depresi asi Fi si s :


Sebagai akibat dari penggunaan/operasi yang
Sebagai akibat dari penggunaan/operasi yang
mengakibatkan menurunnya kemampuan secara
mengakibatkan menurunnya kemampuan secara
fisis yang berarti kemampuan operasional dari
fisis yang berarti kemampuan operasional dari
suatu barang/peralatan menurun. Salah satu cara
suatu barang/peralatan menurun. Salah satu cara
untuk mengurangi kecepatan menurunnya
untuk mengurangi kecepatan menurunnya
kemampuan fisis suatu barang/peralatan adalah
kemampuan fisis suatu barang/peralatan adalah
dengan melakukan perawatan yang baik.
dengan melakukan perawatan yang baik.

2
2
.
.
Depresiasi Fungsional :
Depresiasi Fungsional :



Permintaan suatu produk yang meningkat
Permintaan suatu produk yang meningkat
dan tidak simbang dengan kapasitas
dan tidak simbang dengan kapasitas
produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat
produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat
lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan
lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan
atas permintaan.
atas permintaan.
3
3
.
.
Depresiasi Teknologi :
Depresiasi Teknologi :


Adanya penemuan baru mengakibatkan
Adanya penemuan baru mengakibatkan
peralatan yang
peralatan yang


sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang
sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi.
disebabkan oleh kemajuan teknologi.

Metode-metode Depresi asi
Metode-metode Depresi asi
Banyak metode yang bisa digunakan untuk
Banyak metode yang bisa digunakan untuk
menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu
menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu
aset. Diantara metode tersebut yang sering
aset. Diantara metode tersebut yang sering
digunakan adalah :
digunakan adalah :


1. Metode garis lurus
1. Metode garis lurus
(straight line = SL).
(straight line = SL).


2. Metode jumlah anka tahun
2. Metode jumlah anka tahun
(sum of year
(sum of year
digit =
digit =
SOYD).
SOYD).


3. Metode keseimbangan menurun
3. Metode keseimbangan menurun
(declining balance = DB).
(declining balance = DB).


4. Metode dana sinking
4. Metode dana sinking
(sinking found = SF).
(sinking found = SF).


5. Metode unit produksi
5. Metode unit produksi
(production unit =
(production unit =
UP).
UP).



1. Metode garis lurus (SL)
1. Metode garis lurus (SL)


Metode ini merupakan metode yang paling
Metode ini merupakan metode yang paling
sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam
sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam
metode ini ongkos depresiasi merupakan harga
metode ini ongkos depresiasi merupakan harga
yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book
yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book
value) besarnya berkurang secara linier akibat
value) besarnya berkurang secara linier akibat
adanya depresiasi .
adanya depresiasi .
Besarnya depresiasi per tahun dihitung dengan
Besarnya depresiasi per tahun dihitung dengan
rumus :
rumus :



P - SV
P - SV


Dt
Dt
=
=


n
n


BVt
BVt
= P - t Dt
= P - t Dt


d
d
= 1/n
= 1/n


Keterangan :
Keterangan :
Dt
Dt
= nilai depresiasi tahunan
= nilai depresiasi tahunan


t
t
= tahun (t = 1,2,3 ........,n)
= tahun (t = 1,2,3 ........,n)


P
P
= investasi awal/first cost
= investasi awal/first cost


n
n
= periode pendapatan (umur depresiasi
= periode pendapatan (umur depresiasi
yg diharapkan)
yg diharapkan)


Bvt = book value
Bvt = book value


d
d
= tingkat depresiasi
= tingkat depresiasi

Contoh :
Contoh :
Jika diketahui nilai investasi awal adalah $ 50.000 dengan nilai
Jika diketahui nilai investasi awal adalah $ 50.000 dengan nilai
sisa $ 10.000 setelah 5 tahun, maka hitungkah nilai
sisa $ 10.000 setelah 5 tahun, maka hitungkah nilai
depresiasi tahunan, book value.
depresiasi tahunan, book value.
Dt = P - SV / n
Dt = P - SV / n
= $ 50.000 - $ 10.000 / 5
= $ 50.000 - $ 10.000 / 5
= $ 8.000/tahun
= $ 8.000/tahun






Perhitungan depresiasi selama umur pakai dapat dilihat pada
Perhitungan depresiasi selama umur pakai dapat dilihat pada
tabel berikut :
tabel berikut :
Akhir tahun ke-t Besarnya penyusutan pada tahun
ke-t
Nilai buku pada akhir tahun ke-t
0
1
2
3
4
5
-
$ 8.000
8.000
8.000
8.000
8.000
$ 50.000
42.000
34.000
26.000
18.000
10.000 (salveVa lue)

2. Metode juml ah angka tahun
2. Metode juml ah angka tahun
Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang pada awal
Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang pada awal
periode paling besar, sedangkan pada tahun-tahun
periode paling besar, sedangkan pada tahun-tahun
berikutnya makin mengecil hingga akhir umur ekonomisnya.
berikutnya makin mengecil hingga akhir umur ekonomisnya.
Ongkos depresiasi setiap tahun dihitung dengan membagi
Ongkos depresiasi setiap tahun dihitung dengan membagi
sisa umur hidup pada awal tahun terhadap jumlah angka
sisa umur hidup pada awal tahun terhadap jumlah angka
tahun dari umur hidup seluruhnya dan dikalikan dengan
tahun dari umur hidup seluruhnya dan dikalikan dengan
jumlah ongkos yang didepresiasikan.
jumlah ongkos yang didepresiasikan.
Hubungan tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai :
Hubungan tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai :

Deprecible year remaining Deprecible year remaining
Dt = (first cost - salvage value) Dt = (first cost - salvage value)
sum of year digits sum of year digits
atau atau
n - t + 1 n - t + 1
Dt = (P - SV) Dt = (P - SV)
S S

n n (n + 1) n n (n + 1)
S = j =
j = 1 2
t (n - t/2 + 0.5)
Bvt = P - (P - SV)
S
n - t + 1
dt
S
=

Keterangan :
Keterangan :
Dt
Dt
= nilai depresiasi
= nilai depresiasi
S
S
= sum of year digit (sampai n)
= sum of year digit (sampai n)
n
n
= periode depresiasi
= periode depresiasi
Bvt
Bvt
= book value periode ke t
= book value periode ke t
dt
dt
= tingkat depresiasi
= tingkat depresiasi
P
P
= Fisrt cost
= Fisrt cost
SV
SV
= salvage value
= salvage value
Contoh
Contoh
: Hitung depresiasi untuk 3 tahun pertama serta
: Hitung depresiasi untuk 3 tahun pertama serta
book value untuk tahun ke 3, jika diketahui first cost = $
book value untuk tahun ke 3, jika diketahui first cost = $
25.000 dengan salvage value = $ 4.000 dan umur = 8
25.000 dengan salvage value = $ 4.000 dan umur = 8
tahun.
tahun.
(8 - 1 + 1)
(8 - 1 + 1)
D1 = (25.000 - 4.000) = $ 4.667
D1 = (25.000 - 4.000) = $ 4.667
36
36



(8 - 2 + 1)
(8 - 2 + 1)
D2 = (25.000 - 4.000) = $ 4.083
D2 = (25.000 - 4.000) = $ 4.083
36
36
(8 - 3 + 1)
(8 - 3 + 1)
D3 =
D3 =
(25.000 - 4.000) = $ 3.500
(25.000 - 4.000) = $ 3.500
36
36
Nilai depresiasi berkurang (D1>D2>D3)
Nilai depresiasi berkurang (D1>D2>D3)


3 (3 - 3/2 + 1/2)
3 (3 - 3/2 + 1/2)
BV3 = 25.000 - (25.000 - 4.000)
BV3 = 25.000 - (25.000 - 4.000)
36
36

3 (7)
3 (7)
= 25.000 -
= 25.000 -
(21.000) = $ 12750
(21.000) = $ 12750
36

Modul VII : Pengendal i an Kual i tas
Modul VII : Pengendal i an Kual i tas
Stati sti k
Stati sti k
Kompetensi Pokok Bahasan :
Kompetensi Pokok Bahasan :

Memahami definisi kualitas serta peranannya


Memahami definisi kualitas serta peranannya
sebagai salah satu strategi manajemen.
sebagai salah satu strategi manajemen.

Memahami konsep pengendalian kualitas


Memahami konsep pengendalian kualitas
statistik.
statistik.

Memahami pengendalian proses statistik


Memahami pengendalian proses statistik

(aplikasi peta kendali variabel dan atribut)


(aplikasi peta kendali variabel dan atribut)

Pengendal i an Kual i tas Stati sti k
Pengendal i an Kual i tas Stati sti k
Kualitas / Mutu :
Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg
standar/spesifikasi yang telah ditentukan/
ditetapkan.
Pengendalian Kualitas Statistik (PKS) :
Ilmu yang mempelajari tentang teknik /metode
pengendalian kualitas berda-sarkan prinsip/
konsep statistik.

Cara menggambarkan ukuran kualitas
Variabel : karakteristik kualitas suatu produk
dinyatakan dengan besaran yang dapat diukur
(besaran kontinue). Seperti : panjang, berat,
temperatur, dll.
Attribut : karakteristik kualitas suatu produk
dinyatakan dengan apakah produk tersebut
memenuhi kondisi/persyaratan tertentu, bersifat
dikotomi, jadi hanya ada dua kemungkinan baik
dan buruk. Seperti produk cacat atau produk
baik, dll.

Tujuan :

Memperoleh jaminan kualitas (quality Assuran-ce)


dapat dilakukan dengan Aceceptance sampling
Plans.

Menjaga konsistensi Kualitas, dilaksanakan dengan


Control Chart.
Keuntungan :

Untuk mempertinggi kualitas atau mengurangi biaya.

Menjaga kualitas lebih uniform.

Penggunaan alat produksi lebih efisien.

Mengurangi rework dan pembuangan.

Inspeksi yang lebih baik.

Memperbaiki hubungan produsen-


konsumen.

Spesifikasi lebih baik.



Teknik Pengendalian Kualitas Statistik
Ada 4 metode Statistik yang dapat digunakan :
1. Distribusi Frekuensi
Suatu tabulasi atau cacah (tally) yang
menyatakan banyaknya suatu ciri kualitas
muncul dalam sampel yang diamati.
Untuk melihat kualitas sampel dpt digunakan :
a. Kualitas rata-rata
b. Penyebaran kualitas
c. Perbandingan kualitas dengan spesifikasi
yang diinginkan.

2. Peta kontrol/kendali (control chart)
Grafik yang menyajikan keadaan produksi secara
kronologi (jam per jam atau hari per hari).
Tiga macam control chart :
a. Control Chart Shewart
Peta ini disebut peta untuk variabel atau peta untuk x dan
R (mean dan range) dan peta untuk x dan (mean dan
deviasi standard).
b. Peta kontrol untuk proporsi atau perbandingan antara
banyaknya produk yang cacat dengan seluruh produksi,
disebut peta-p (p-chart).
c. Peta kontrol untuk jumlah cacat per unit, disebut peta-c
(c-chart).

3. Tabel sampling
Tabel yang terdiri dari jadual pengamatan
kualitas, biasanya dalam bentuk presentase.
4. Metode Khusus
Metode ini digunakan untuk pengendalian
kualitas dalam industri, al : korelasi, analisis
variansi, analisis toleransi, dll.

PETA KENDALI (CONTROL CHART)
Metode Statistik untuk menggambarkan adanya
variasi atau penyimpangan dari mutu (kualitas)
hasil produksi yang diinginkan.
Dengan Peta kendali :

Dapat dibuat batas-batas dimana hasil produksi


menyimpang dari ketentuan.

Dapat diawasi dengan mudah apakah proses


dalam kondisi stabil atau tidak.

Bila terjadi banyak variasi atau penyimpangan


suatu produk dapat segera menentukan
keputusan apa yang harus diambil.

Macam Variasi :

Variasi dalam objek


Mis : kehalusan dari salah satu sisi daru suatu
produk tidak sama dengan sisi yang lain, lebar
bagian atas suatu produk tidak sama dengan
lebar bagian bawah, dll.

Variasi antar objek


Mis : sautu produk yang diproduksi pada saat
yang hampir sama mempunyai kualitas yang
berbeda/ bervariasi.

Variasi yg ditimbulkan oleh perbedaan waktu


produksi
Mis : produksi pagi hari berbeda hasil produksi
siang hari.
Penyebab Timbulnya Variasi

Penyebab Khusus (Special Causes of


Variation)
Man, tool, mat, ling, metode, dll.
(berada di luar batas kendali)

Penyebab Umum (Common Causes of


Variation)
Melekat pada sistem.
(berada di dalam batas kendali)

Jenis Peta Kendali

Peta Kendali Variabel (Shewart)


Peta kendali untuk data variabel :
- Peta X dan R, Peta X dan S, dll.

Peta Kendali Attribut


Peta kendali untuk data atribut :
- Peta-P, Peta-C dan peta-U, dll.

Peta X dan R
Peta kendal X :

Memantau perubahan suatu sebaran atau


distribusi suatu variabel asal dalam hal lokasinya
(pemusatannya).

Apakah proses masih berada dalam batas-


batas pengendalian atau tidak.

Apakah rata-rata produk yang dihasilkan


sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Peta kendali R :

Memantau perubahan dalam hal spread-nya


(penyebarannya).

Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang


diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil.

Langkah dalam pembuatan Peta X dan R
1. Tentukan ukuran subgrup (n = 3, 4, 5, ).
2. Tentukan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20
subgrup.
3. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu
X.
4. Hitung nilai rata-rata seluruh X, yaitu X, yang
merupakan center line dari peta kendali X.
5. Hitung nilai selisih data terbesar dengan data
terkecil dari setiap subgrup, yaitu Range ( R ).

6. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu R yang
merupakan center line dari peta kendali R.
7. Hitung batas kendali dari peta kendali X :
UCL = X + (A2 . R) A2 =
LCL = X (A2 . R)
8. Hitung batas kendali untuk peta kendali R
UCL = D4 . R
LCL = D3 . R
9. Plot data X dan R pada peta kendali X dan R
serta amati apakah data tersebut berada dalam
pengendalian atau tidak.
n d
2
3

Hitung Indeks Kapabilitas Proses (Cp)
Cp =
Dimana :
S = atau S = R/d2
Kriteria penilaian :
Jika Cp > 1,33 , maka kapabilitas proses sangat
baik
Jika 1,00 Cp 1,33, maka kapabilitas proses
baik
Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses rendah
S
LSL USL
6

( ) ( )
( ) 1
2
2


N N
X X N
i i

Hitung Indeks Cpk :
Cpk = Minimum { CPU ; CPL }
Dimana :
CPU = dan CPL =
Kriteria penilaian :
Jika Cpk = Cp, maka proses terjadi ditengah
Jika Cpk = 1, maka proses menghasilan produk
yang sesuai dengan spesifikasi
Jika Cpk < 1, maka proses menghasilkan produk
yang tidak sesuai dengan spesifikasi
Kondisi Ideal : Cp > 1,33 dan Cp = Cpk
S
X USL
3

S
LSL X
3


Contoh Kasus
PT XYZ adalah suatu perusahaan pembuatan
suatu produk industri. Ditetapkan spesifikasi
adalah : 2.40 0,05 mm. Untuk mengetahui
kemampuan proses dan mengendalikan proses
itu bagian pengendalian PT XYZ telah
melakukan pengukuran terhadap 20 sampel.
Masing-masing berukuran 5 unit (n=5).



Hasi l Pengukuran
Sampel
X1 X2 X3 X4 X5
1
2,38 2,45 2,40 2,35 2,42
2
2,39 2,40 2,43 2,34 2,40
3
2,40 2,37 2,36 2,36 2,35
4
2,39 2,35 2,37 2,39 2,38
5
2,38 2,42 2,39 2,35 2,41
6
2,41 2,38 2,37 2,42 2,42
7
2,36 2,38 2,35 2,38 2,37
8
2,39 2,39 2,36 2,41 2,36
9
2,35 2,38 2,37 2,37 2,39
10
2,43 2,39 2,36 2,42 2,37
11
2,39 2,36 2,42 2,39 2,36
12
2,38 2,35 2,35 2,35 2,39
13
2,42 2,37 2,40 2,43 2,41
14
2,36 2,38 2,38 2,36 2,36
15
2,45 2,43 2,41 2,45 2,45
16
2,36 2,42 2,42 2,43 2,37
17
2,38 2,43 2,37 2,39 2,38
18
2,40 2,35 2,39 2,35 2,35
19
2,39 2,45 2,44 2,38 2,37
20
2,35 2,41 2,45 2,47 2,35

Perhitungan
Sampel Rata-rata Range
1 2,40 0,10
2 2,39 0,09
3 2,37 0,05
4 2,38 0,04
5 2,39 0,07
6 2,40 0,05
7 2,37 0,03
8 2,38 0,05
9 2,37 0,04
10 2,39 0,07
11 2,38 0,06
12 2,36 0,04
13 2,41 0,06
14 2,37 0,02
15 2,44 0,04
16 2,40 0,07
17 2,39 0,06
18 2,37 0,05
19 2,41 0,08
20 2,41 0,12
Jumlah 47,38 1,19
Rata-rata dari jumlah 2,39 0,06

X = ( X)/k = 47.78 / 20 = 2.39
R = ( R)/k = 1.19 / 20 = 0.06
Peta Kendali X :
CL = X = 2.39
UCL = X + (A2 * R) = 2.39 + (0.577*0.06) = 2.42
LCL = X - (A2 * R) = 2.39 (0.577*0.06) = 2.36
Peta Kendali R
CL = R = 0.06
UCL = D4 * R = 2.114 * 0.06 = 0.12
LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0
Pada Peta X ada data yang out of control, maka
data pada sampel tersebut dibuang

Perhitungan
Sampel Rata-rata Range
1 2,40 0,10
2 2,39 0,09
3 2,37 0,05
4 2,38 0,04
5 2,39 0,07
6 2,40 0,05
7 2,37 0,03
8 2,38 0,05
9 2,37 0,04
10 2,39 0,07
11 2,38 0,06
12 2,36 0,04
13 2,41 0,06
14 2,37 0,02
16 2,40 0,07
17 2,39 0,06
18 2,37 0,05
19 2,41 0,08
20 2,41 0,12
Jumlah 45,34 1,15
Rata-rata dari jumlah 2,386 0,0605
Data setelah perbaikan

X = ( X)/k = 45.34 / 19 = 2.386
R = ( R)/k = 1.15 / 19 = 0.0605
Peta Kendali X :
CL = X = 2.386
UCL = X + (A2 * R) = 2.386 + (0.577*0.0605) = 2.4209
LCL = X - (A2 * R) = 2.386 (0.577*0.0605) = 2.3511
Peta Kendali R
CL = R = 0.0605
UCL = D4 * R = 2.114 * 0.0605 = 0.1280
LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0
Karena sudah tdk ada data yang out of control, maka
langkah selanjutnya adalah menghitung kapabilitas
proses.

Perhitungan Kapabilitas Proses :
S =

atau S = R/d2 = 0.0605/2.326 = 0.026
Cp = =
CPU = =

CPL = =
Cpk = Minimum { CPU ; CPL } = 0.4615
( ) ( )
( ) 1
2
2


N N
X X N
i i
S
X USL
3

S
LSL X
3

S
LSL USL
6

6410 0
06 0 6
35 2 54 2
,
) , (
, ,

8205 0
06 0 3
386 2 45 2
,
) , (
, ,

4615 0
06 0 3
35 2 386 2
,
) , (
, ,


Kesimpulan :
Nilai Cpk sebesar 0.4615 yang diambil dari nilai
CPL menunjukkan bahwa proses cenderung
mendekati batas spesifikasi bawah.
Nilai Cp sebesar 0.6410 ternyata kurang dari 1,
hal ini menunjukkan kapabilitas proses untuk
memenuhi spesifikasi yang ditentukan rendah.

Peta Kontrol Untuk Atribut
1. Peta Kendali - p : untuk proporsi cacat
Dan peta kendali np untuk proporsi unit
cacatnya relaitif kecil.
2. Peta Kendali c : untuk cacat (defective)
3. Peta Kendali u : untuk cacat per unit.
Peta kendali p
Perbandingan antara banyaknya cacat dengan
semua pengamatan, yaitu setiap produk yang
diklasifikasikan sebagai diterima atau ditolak
(yang diperhatikan banyaknya produk cacat).

Langkah-langkah pembuatan peta kendali - p :
1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup
besar (n > 30),
2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya
2025 sub-grup,
3. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit
yang cacat, yaitu :
p = jumlah unit cacat/ukuran subgrup

4. Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p dapat
dihitung dengan :
p = total cacat/total inspeksi.

5. Hitung batas kendali dari peta kendali p :


UCL = p + 3

LCL = p 3
6. Plot data proporsi (persentase) unit cacat serta
amati apakah data tersebut berada dalam
pengendalian atau diluar pengendalian.
( )
n
p p 1
( )
n
p p 1

Contoh :
Sebuah perusahaan ingin membuat peta kendali
untuk periode mendatang dengan mengadakan
inspeksi terhadap proses produksi pada bulan ini.
Perusahaan melakukan 20 kali observasi dengan
mengambil 50 buah sample untuk setiap kali
observasi. Hasil selengkapnya adalah :

Observasi Ukuran Banyaknya Proporsi
Sampel Produk Cacat Cacat
1 50 4 0,08
2 50 2 0,04
3 50 5 0,10
4 50 3 0,06
5 50 2 0,04
6 50 1 0,02
7 50 3 0,06
8 50 2 0,04
9 50 5 0,10
10 50 4 0,08
11 50 3 0,06
12 50 5 0,10
13 50 5 0,10
14 50 2 0,04
15 50 3 0,06
16 50 2 0,04
17 50 4 0,08
18 50 5 0,10
19 50 4 0,08
20 50 4 0,08
Jumlah 1000 68 1,30

p = (pi)/k = 1,30/20 = 0,065

UCL = p + 3
= 0,065 + 3

= 0,17
LCL = p 3
= 0,065 3
= - 0,039
( )
n
p p 1
( )
50
065 0 1 065 0 , ,
( )
n
p p 1
( )
50
065 0 1 065 0 , ,

Anda mungkin juga menyukai