Termodinamika
Termodinamika
\
|
=
=
=
1
2
1 2
ln
ln ln
ln
2
1
V
V
nRT W
V V nRT W
V nRT W
V
V
V
nRT
p = .. (2)
Persamaan keadaan gas ideal untuk proses isothermal (T tetap) adalah:
1 1 2 2
: V p V p sehingga CT pV atau C
T
pV
= = =
Diagram p-V untuk proses Isotermal
Gambar Pertanyaan yang
diajukan
Jawaban yang
diinginkan
- Berbentuk apakah
diagram proses
isothermal?
- Dengan berdasar pada
tanda panah, termasuk
ke dalam usaha apakah
grafik di samping?
(positif/ negative) dan
tuliskan persamaan
usahanya!
- Hiperbola
- Usaha (W) negative
Persamaan Usaha:
1
2
ln
V
V
nRT W =
2. Proses Isobarik
Proses Isobarik yaitu: Proses perubahan tingkat keadaan suatu gas yang berlangsung pada
tekanan konstan
PERTANYAAN MENUNTUN KE PERSAMAAN USAHA PADA PROSES
ISOBARIK
Persamaan yang
digunakan
Pertanyaan menuntun Jawaban yang
diinginkan
- Secara umum, usaha
yang dilakukan gas
dinyatakan secara
integral yaitu:
}
=
2
1
V
V
dV p W .. (1)
- Integralkan persamaan
(1) sehingga diperoleh
persamaan usaha
proses isobarik
- ) (
1 2
V V p W =
P
V
V
nRT
p =
V
1
V
2
Persamaan keadaan gas ideal untuk proses isobaric (p tetap) adalah:
1
1
2
2
T
V
T
V
sehingga
p
C
T
V
atau C
T
pV
= = =
Diagram p-V untuk proses Isobarik
Gambar Pertanyaan yang
diajukan
Jawaban yang
diinginkan
- Berbentuk apakah
diagram proses
isobarik?
- Menunjukkan apakah
luas grafik di
samping?
- Dengan berdasar
pada tanda panah,
termasuk ke dalam
usaha apakah grafik
di samping? (positif/
negative) dan
tuliskan persamaan
usahanya!
- Berbentuk garis lurus
horizontal
- Luas grafik
menyatakan besar
usaha yang dilakukan
gas
- Usaha (W) positif
Persamaan Usaha:
) (
1 2
V V p W =
3. Proses Isokhorik
Proses Isokhorik yaitu: Proses perubahan tingkat keadaan suatu gas yang berlangsung
pada volume konstan.
PERTANYAAN MENUNTUN KE PERSAMAAN USAHA PADA PROSES
ISOKHORIK
Persamaan yang
digunakan
Pertanyaan
menuntun
Jawaban yang
diinginkan
- Secara umum, usaha
yang dilakukan gas
dinyatakan secara
integral yaitu:
}
=
2
1
V
V
dV p W .. (1)
- Integralkan
persamaan(1)
sehingga diperoleh
persamaan usaha
proses isokhorik
- ) (
1 2
V V p W =
Pada isokhorik, volume
konstan V
1
= V
2
sehingga W = 0
p
V
1
V
2
V
p
Persamaan keadaan gas ideal untuk proses isokhorik (V tetap) adalah:
V
C
T
p
atau C
T
pV
= =
1
'
1
2
2
T
p
T
p
atau C
T
p
= =
Diagram p-V untuk proses Isokhorik
Gambar Pertanyaan yang
diajukan
Jawaban yang
diinginkan
- Berbentuk apakah
diagram proses
isobarik?
- Karena Volume
konstan, maka
usahanya nol. Apa
maksud pernyataan
usaha nol?
- Berbentuk garis lurus
vertikal
- Makna usaha nol yaitu
tidak ada usaha yang
dilakukan oleh gas/
sistem
Catatan: Pada proses isokhorik, karena volum tetap, tekanan gas dalam wadah naik dan gas
melakukan gaya yang makin besar pada dinding. Walaupun gaya yang sangat besar
dibangkitkan dalam ruang tertutup, usaha sama dengan nol karena dinding wadah tidak
berpindah.
4. Proses Adiabatik
Proses adiabatik yaitu: Proses perubahan tingkat keadaan suatu gas dimana selam
proses terebut tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari sistem (gas) yaitu Q=0. Selama
proses berlangsung, sistem diiisolasi secara isothermal. Untuk mengisolasi sistem, maka
semua aliran energi harus dicegah baik yang masuk maupun yang keluar dari sistem.
Dalam proses adiabatik, tekanan (p) berbanding terbalik dengan volume yang
dipangkatkan yang merupakan sebuah konstanta.
V
p
1
= maka C pV =
|
|
.
|
\
|
=
2
1
1
2
V
V
p
p
(2)
p
V
1
=V
2
V
p
2
p
1
Untuk gas ideal:
V
nRT
p = maka:
2
2
2
1
1
1
V
V
nRT
V
V
nRT
|
|
.
|
\
|
=
|
|
.
|
\
|
1
2
1
1
2
1
2 2
1
1 1
:
|
|
.
|
\
|
= =
V
V
T
T
sehingga V T V T (3)
Berdasarkan persamaan (2) dan Persamaan (3) diperoleh:
1
1
1
2
1
2
1
1
2
2
1
|
|
.
|
\
|
=
|
|
.
|
\
|
=
p
p
T
T
maka
p
p
V
V
1
1
2
1
2
|
|
.
|
\
|
=
p
p
T
T
. (4)
PERTANYAAN MENUNTUN KE PERSAMAAN USAHA PADA PROSES ADIABATIK
Persamaan yang
digunakan
Pertanyaan
menuntun
Jawaban yang diinginkan
- Secara umum,
usaha yang
dilakukan gas
dinyatakan
secara integral
yaitu:
1) Persamaan:
}
=
2
1
V
V
dV p W
2) C pV =
- Subtitusi nilai p
pada persamaan
(2) ke pers. (1)
- Karena nilai C
konstan maka
keluarkan dari
persamaan
- Lalu integralkan
sehingga
diperoleh
persamaan usaha
untuk adiabatic
- Gunakan:
C V p V p = =
2 2 1 1
- dV
V
C
W
V
V
}
=
2
1
-
dV V C W
V
V
}
=
2
1
-
2
1
1
1
1
V
V
V C W
=
( )
=
1
1
1
2
1
1
V V C W
- ( )
=
1
1 1 1
1
2 2 2
1
1
V V p V V p W
( )
1 1 2 2
1
1
V p V p W
Diagram p-V untuk proses Adiabatik
Diagram adiabatik mirip dengan isothermal, akan tetapi usaha yang berbeda
dilakukan dalam proses ini sebab Q = 0. Pada gambar di atas, proses adiabatik (garis
lengkung yang diberi tanda panah).
D. HUKUM I TERMODINAMIKA
Review : Prinsip dasar dalam termodinamika menyatakan bahwa zat mempunyai energi
yang bersifat kekal namun dapat diubah dari satu bentuk energi menjadi
bentuk energi lainnya.
1. Pernyataan Hukum I Termodinamika
Hukum I Termodinamika berhubungan dengan cara suatu sistem memperoleh energi
dari lingkungan atau kehilangan energi ke lingkungan.
Jika suatu sistem memperoleh kalor Q dari lingkungan, maka akan digunakan untuk
menaikkan suhu T
1
ke T
2
. Berdasarkan persamaan energi dalam nRT U
2
3
= maka dapat
dikatakan bahwa Karena T
2
> T
1,
maka U
2
>U
1
.
Kembali ke Hukum kekekalan energi maka U = U
2
- U
1
= Q.
Energi Dalam sistem juga dapat berubah karena usaha. Jika suatu sistem melakukan
usaha ke lingkungan, maka suhunya berkurang (T
2
< T
1
). Hal ini berarti U = U
2
< U
1
. Jika
suatu sistem memperoleh energi Q dalam bentuk kalor dan pada saat yang sama kehilangan
energi W dalam bentuk usaha, maka perubahan energi dalam karena kedua faktor ini
dinyatakan bahwa Perubahan Energi Dalam (U) suatu sistem sama dengan jumlah kalor
yang diterima sistem dari lingkungan (Q) dikurangi besarnya usaha yang dilakukan sistem ke
lingkungan (W).
p
V
V
1
V
2
p
2
p
1
Isotermal
Adiabatik
Secara Matematis : W Q U U U = = A
1 2
Ketentuan:
Q = Positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan
Q = Negatif jika sistem melepas kalor lingkungan
W = Positif jika sistem melakukan kerja ke lingkungan
W = Negatif jika sistem menerima kerja dari lingkungan
U = Negatif jika terjadi pengurangan energi dalam
U = Positif jika terjadi peningkatan energi dalam
2. Penerapan Hukum I Termodinamika Pada Berbagai Proses Termodinamika.
Hukum I Termodinamika pada proses termodinamika.
Proses Isotermal (Suhu Konstan)
PERTANYAAN MENUNTUN KE PERUBAHAN HUKUM I TERMODINAMIKA PADA
ISOTERMAL
Persamaan yang
mendasari
Pertanyaan
menuntun
Jawaban yang
diinginkan
- Secara umum, usaha
yang dilakukan gas:
-
}
=
2
1
V
V
dV p W
- Hukum I
Termodinamika
W Q U = A
- Tuliskan
persamaan Usaha
pada Proses
Isotermal!
- Karena T konstan
maka tentukan
perubahan energi
dalam (U)!
- Dari hasil yang
diperoleh turunkan
Hukum I
Termodinamika
pada isothermal
-
1
2
ln
V
V
nRT W =
- U= 0 karena dari
persamaan:
nRT U
2
3
=
- U = Q W
W Q = 0
Q =
1
2
ln
V
V
nRT W =
Proses Isobarik (Tekanan Konstan)
Pertanyaan Menuntun ke perubahan Hukum I termodinamika pada Isobarik
Persamaan yang
mendasari
Pertanyaan
Menuntun
Jawaban yang diinginkan
- Secara umum,
usaha yang
dilakukan gas:
}
=
2
1
V
V
dV p W
- Hukum I
Termodinamika
W Q U = A
- Tuliskan
persamaan Usaha
pada Proses
Isobarik
- Karena V konstan,
maka tentukan
perubahan energi
dalam
(U)!dengan
masukkan
persamaan
usahanya!
- Dari hasil yang
diperoleh turunkan
Hukum I
Termodinamika
pada isothermal
untuk gas ideal
- ) (
1 2
V V p W =
-
) (
1 2
V V p Q U
V p Q U
= A
A = A
-
1 2 1 2
( ) (
2
V V p T T nR
f
U = A
Proses Isokhorik (Volume Konstan)
Pertanyaan Menuntun ke perubahan Hukum I termodinamika pada Isokhorik
Persamaan yang
mendasari
Pertanyaan
menuntun
Jawaban yang
diinginkan
- Secara umum, usaha
yang dilakukan gas:
}
=
2
1
V
V
dV p W
- Hukum I
Termodinamika
W Q U = A
- Tuliskan
persamaan Usaha
pada Proses
Isokhorik!
- Karena V konstan
maka, turunkan
Hukum I
Termodinamika
pada isokhorik!
- Jelaskan apa
maksud persamaan
yang diperoleh!
- Karena Volume
konstan maka 0 = AV
, sehingga 0 = W
-
Q U
Q U
= A
= A 0
- Jika kalor diberikan ke
suatu system pada
volum tetap, seluruh
kalor digunakan untuk
menaikkan energidalam
Proses Adiabatik (Q=0)
Pertanyaan Menuntun ke perubahan Hukum I termodinamika pada Adiabatik
Persamaan yang
mendasari
Pertanyaan
menuntun
Jawaban yang
diinginkan
- Hukum I
Termodinamika
W Q U = A
- Karena Q=0, maka
turunkan Hukum I
Termodinamika
pada Adiabatik!
- Karena Q= 0 maka
W U = A
E. KAPASITAS KALOR GAS
Review: Kapasitas kalor gas didefinisikan sebagai jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu zat cair sebesar 1 Kelvin (satu derajat Celcius).
Secara Matematis: AT =
AT
= C Q atau
Q
C
Dengan : C = Kapasitas kalor (J/K)
Q = Jumlah Kalor (J)
T = K
Pada dasarnya, kalor diberikan pada gas untuk menaikkan suhunya yang dilakukan
pada tekanan atau volum tetap sehingga gas memiliki dua jenis kapasitas kalor yaitu:
Kapasitas kalor pada tekanan konstan (C
p
)
Defenisi: Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar 1 Kelvin
pada tekanan tetap. Dapat diartikan kalor yang diterima gas untuk
menaikkan energi dalam dan usahanya nol
Secara Matematis: AT =
AT
=
p p
p
p
C Q atau
Q
C
T nR T nR T nR
nR
T
T nR
T
Q
C T nR V P U W Q
p
p p
A = A + A =
=
A
A
=
A
= A + A = A + =
2
5
2
3
) 1 ....(
2
5
2
5
2
3
Kapasitas kalor pada volume konstan (C
v
)
Defenisi: Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar 1 Kelvin
pada volume tetap. Dapat diartikan kalor yang diterima gas untuk
melakukan usaha dan menambah energi dalam gas.
Secara Matematis: AT =
AT
=
v v
v
v
C Q atau
Q
C
monoatomik gas Untuk T nR U U W Q
v
A = A + = A + =
2
3
0
Sehingga: ) 2 ( ....... .....
2
3
2
3
2
3
nR C nR
T
T nR
T
Q
C
v
v
v
= =
A
A
=
A
=
Jika Cp dan Cv diperkurangkan, maka diperoleh hasil: nR Cv Cp =
F. HUKUM II TERMODINAMIKA
Mesin Kalor
Mesin kalor adalah alat untuk mengubah energi panas menjadi energi mekanik. Pengubahan
energi panas selalu disertai pengeluaran gas buang.
Diagram di samping adalah diagram mesin kalor
Pada mesin kalor, mesin menyerap sejumlah kalor Q
1
dari reservoir panas melakukan usaha mekanik W dan
kemudian membuang kalor Q
2
ke reservoir dingin.
Q1
Q2
Reservoir panas T1
Reservoir dingin T2
W
Mesin
kalor
Karena kerja melalui satu siklus, maka U=0. Dengan demikian Hukum I
termodinamika memberikan bahwa usaha W yang dilakukan oleh mesin kalor sama dengan
kalor yang digunakan mesin. Berdasarkan gambar, maka diperoleh:
2 1
Q Q Q = sehingga
2 1
Q Q W =
Efisiensi kalor sebuah mesin kalor adalah nilai perbandingan antara usaha/ kerja yang
dilakukan dan kalor yang diserap dari reservoir suhu tinggi selama satu siklus. Secara
matematis:
% 100
1
x
Q
W
= q
Hukum II Termodinamika dan Entropy
Hukum II Termodinamika dikemukakan dalam beberapa versi namun pada
hakikatnya, hukum ini dapat mengatur atau menjelaskan proses yang dapat berlangsung dan
yang tidak meskipun dalam Hukum I proses tersebut mungkin dapat terjadi.
1. Hukum II Termodinamika versi Clausius
Berhubungan dengan aliran kalor secara konstan. Menurut Hukum ini, jika dua benda
dikontakkan, kalor akan mengalir secara spontan dari benda yang sushunya lebih tinggi
ke benda yang sushunya lebih rendah. Kalor tidak mungkin mengalir secara spontan dari
benda bersuhu lebih rendah.
2. Hukum II Termodinamika versi Carnott
Menyangkut mesin kalor yang tidak dapat mengbah sejumlah kalor menjadi kerja
seluruhnya atau tidak ada mesin kalor yang berefisiensi 100%.
3. Hukum II Termodinamika berkaitan dengan Entropy
Entropy adalah: Ukuran tingkat keteraturan suatu system. Hukum II Menyatakan
bahwa, suatu proses hanya dapat terjadi jika tingkat keteraturan suatu keadaan menuju ke
tingkat ketidakteraturan yang makin besar (Entropi meningkat). Jadi, semua proses di
alam ini cenderung mengarah kepada ketidakteraturan.
Entropy semua proses selalu meningkat sehingga kemampuan untuk melakukan kerja
menjadi berkurang. Jadi, Hukum II mengharuskan adanya perubahan entropy yaitu:
awal akhir
S S S = A
Dimana:
0 >
awal akhir
S S
Siklus Termodinamika
1. Siklus Carnott
Sadi carnott merumuskan gagasan mengenai mesin kalor. Carnott
mengusulkan suatu mesin kalor ideal yang bekerja secara siklus (kembali ke tempat
semula) yang dikenal dengan Siklus Carnott
Siklus Carnott terdiri atas dua psoses isothermal dan dua proses adiabatik.
Gambar di samping Diagram proses siklus
Carnott.
2. Efisiensi Carnott
Untuk mesin Carnott W= Q
1
-Q
2
. sehingga diperoleh:
% 100 1
1
2
x
Q
Q
Karena:
1
2
!
2
T
T
Q
Q
=
maka :
|
|
.
|
\
|
=
1
2
1
T
T
q
Jadi, efisiensi hanya bergantung pada Suhu T
2
dan T
1.
Menurut persamaan di atas,
efisiensi akan maksimum jika perbandingan kedua suhu lebih kecil.
Pemuaian
Isotermal
Pemuaian Adiabatik
Pemampatan
Adiabatik
Pemampatan
Isotermal
Q1
Q2
T1
T2
A
B
D
C
3. Mesin Pendingin.
Mesin pendingin mengalirkan kalor dari benda dingin ke benda panas dengan
melakukan usaha/ kerja pada system. Sedangkan proses yang dialami yaitu: Proses
pendinginan.
Gambar di samping yaitu Diagram Mesin Pendingin
Arah anak panah berlawanan pada
mesin kalor. Secara Matematis:
W Q Q + =
2 1
Daya guna mesin pendingin berdasarkan Ukuran kerja (koefisien performansi/ COP).
COP (Coefficient of Performance) merupakan perbandingan antara jumlah kalor yang diserap
terhadap usaha yang diberikan. Secara Matematis:
W
Q
COP
2
=
Karena W = Q
1
- Q
2
maka:
2 1
2
Q Q
Q
COP
=
atau
2 1
2
T T
T
COP
=
Nilai dari COP berbeda dengan pada mesin kalor yang harganya antara 0 1, tetapi
COP mempunyai harga 0 tak terhingga.
Reservoir panas T1
Reservoir dingin T2
W Pendingin