Akpersos Group 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

BUSINESS AND THE ENVIRONMENT: The Challenge for Accounting and Finance

Pendahuluan Kebutuhan besar terhadap perhatian pada krisis lingkungan di seluruh dunia dari organisasi pada umumnya dan khususnya di bidang bisnis tidak pernah lebih jelas dan lebih mendesak daripada saat ini. Saat ini, dibutuhkan sesuatu yang imajinatif dan tanggapan lengkap dari semua sektor bisnis, perdagangan dan masyarakat profesional karena tidak ada satu kelompok dan satu fungsional bisnis pun yang dengan sendirinya dapat membuat sebuah perubahan besar yang diperlukan. Walaupun langkah-langkah yang relatif cukup besar telah dibuat oleh banyak perusahaan di seluruh dunia pada awal 1990-an, respon dari masyarakat akuntansi dan keuangan secara keseluruhan masihlah dangkal. Peran yang dimainkan oleh akuntansi di awal langkah yang diambil oleh perusahaan terhadap suatu 'bisnis penghijauan' masih terlalu kecil. Namun, langkah tersebut menjadi brutal ketika banyak pergerakan substansial untuk menuju suatu kerangka ekonomi yang berkelanjutan tidak dapat dicapai tanpa respons yang lebih besar dari akuntansi dan keuangan. Ada dua alasan utama untuk ini. Pertama, sangat jelas bahwa, dalam iklim politik saat ini, jika diinginkan suatu kemajuan besar dalam mengurangi tingkat kerusakan ekologis, bisnis harus berperan sebagai pelakon utamanyadan, memang, sudah seharusnya seperti itu. Kedua, beberapa pengalaman menunjukkan bahwa: (a) orang-orang bisnis butuh bimbingan, beberapa 'indikator kinerja', tentang prestasi mereka dalam kegiatan lingkunganseperti sebuah sistem informasi yang perlu berjalan paralel dengan atau digabungkan dengan sistem informasi akuntansi masa kini; (b) praktek akuntansi dan kerangka akuntansi keuangan saat ini ikut mendukung kegiatan pengrusakan lingkungan (lihat tabel 1). Oleh karena itu, bisnis tidak dapat sepenuhnya menerapkan perubahan lingkungan yang diperlukan sampai akuntansi dan keuangan bisa untuk melakukannya. Untuk alasan-alasan pragmatis ini tidak ada cara penyelesaian yang lebih tepat selain akuntan harus belajar untuk memasukkan faktor lingkungan ke dalam peran tradisional mereka.

Tabel 1. Kerangka Kerja Akuntansi vs Lingkungan Beberapa bidang di mana kerangka kerja akuntansi dan keuangan tradisional bertentangan dengan inisiatif lingkungan: Kriteria penilaian investasi Kriteria penilaian kinerja Kendala penganggaran Kinerja harga saham Laba bersih per saham yang dilaporkan Prioritas dalam laporan tahunan Biaya desain Pembentukan sistem informasi baru Peramalan Penilaian biaya lingkungan hidup Biaya keberlanjutan

Akuntan, Akuntansi dan Lingkungan Tidak ada keraguan bahwa akuntansi bukan tempat yang paling tepat untuk memulai, jika seseorang ingin menerapkan isu-isu lingkungan secara umum, atau yang memiliki keterkaitan hubungan dengan bisnis. Memang benar bahwa tanpa greener accounting banyak inisiatif lingkungan tidak akan beranjak dari dasarnya. Melalui bahasan ini akuntan akan diperlakukan sebagai bagian dari tim manajemen di dalam organisasi, sehingga peran mereka akan lebih besar dari sekedar memelihara sistem informasi keuangan. Hal ini membuat akuntan pada umumnya perlu memperkenalkan agenda yang lebih luas mengenai bisnis/lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, kita kemudian dapat melakukan aktivitas yang lebih spesifik dengan fungsional dari akuntan. Peran akuntan dalam membantu organisasi untuk lebih sensitif terhadap lingkungan akan dilakukan melalui lima tahapan, yaitu:
1. Sistem akuntansi yang ada dapat sedikit dimodifikasi guna mengidentifikasi

pengeluaran dan/atau pendapatan secara terpisah, seperti misalnya energi, limbah, dan pengepakan.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh negatif terhadap lingkungan dari sistem akuntansi

yang ada perlu diidentifikasi dan jika mungkin diperbaiki. Contoh yang paling nyata terkait dengan penilaian investasi dan penilaian kinerja.
3. Sistem akuntansi perlu melihat lebih jauh, terutama dalam konteks saat ini, harus

lebih peduli terhadap isu-isu potensial yang muncul dari cepatnya perubahan lingkungan.
4. Perubahan fungsi pelaporan eksternal. Isu lingkungan tidak akan mengijinkan

penggambaran yang sulit saat laporan keuangan mulai mencerminkan berbagai aspek

environmental cost dan faktor-faktor non-financial dari kebutuhan laporan untuk menjadi lebih substantif.
5. Sistem informasi akuntansi yang baru perlu dikembangkan.

Semua proses dari penghijauan akuntansi dan keuangan ini akan memungkinkan akuntan secara sederhana menjadi reaktif terhadap aturan-aturan konvensional mereka. Namun, meskipun banyak bukti yang menyarankan akuntan untuk reaktif, akuntan telah diprediksi dalam banyak buku, bahwa mereka adalah seorang profesional yang seharusnya dapat mengevaluasi profesionalitasnya masing-masing. Oleh karena itu, akuntan perlu ikut memikul tanggung jawab terhadap krisis lingkungan yang disebabkan oleh akuntansi, mengakui kemampuan dan keahlian yang dimilikinya dalam pekerjaannya, mencari cara yang kreatif untuk meringankan tanggung jawab tersebut, dan juga membantu organisasi untuk mengembangkan kepekaan lingkungan yang lebih besar. Dari sudut pandang manusia, etika dan profesi, akuntan harus berkomitmen untuk menjaga kepentingan publik, perbaikan krisis ekologi dan keberlangsungan hidup manusia. Organisasi profesi akuntansi di seluruh dunia telah mengambil inisiatif dalam merespon perkembangan agenda lingkungan yang memang sangat membutuhkan reaksi dari profesi akuntansi. Akuntan dan Perilaku Lingkungan Dari beberapa penelitian, didapatkan fakta bahwa akuntan tidak terlibat secara luas dalam perubahan lingkungan. Yang lebih mengkhawatirkan, ada pandangan umum yang mengatakan bahwa pendekatan konvensional yang dilakukan akuntan menjadi awal dari kematian inovasi lingkungan. Pada umumnya, pengukuran keuntungan jangka pendek, pelaporan kinerja, kendala anggaran dan penilaian investasi sangat mungkin bertentangan dengan gagasan yang lebih menguntungkan lingkungan, setidaknya dalam jangka pendek. Terdapat survei yang menyarankan kita untuk lebih memberikan harapan, bahwa hal tersebut hanyalah pandangan minoritas dan, pada kenyataannya, akuntan sangat tertarik untuk berinovasi. Namun, akuntan masih terikat kuat dengan kegiatan akuntansi konvensional, pada pengukuran keuangan tertentu, dan di bawah interpretasi yang lebih baik, sebagian besar dari mereka tidak yakin apakah mereka harus terlibat dalam isu tersebut. Jika telah demikian, maka tidak akan ada kontribusi pengembangan kepekaan lingkungan di dalam organisasi. Hal ini menunjukkan ada sedikit keraguan bahwa akuntan sepenuhnya menyadari perubahan lingkungan dan tanggapan organisasi mereka sendiri terhadap isu tersebut. Namun, mereka tampaknya sedang mencari peran dari perusahaan atau lembaga-lembaga profesional, dimana
3

mereka dapat berusaha untuk mengurangi keandalan, objektivitas dan ketidakbiasan kegiatan konvensional mereka. Dan seperti yang telah diperdebatkan di banyak tempat, ini adalah sebuah posisi yang tidak dapat dipertahankan bagi profesi seorang akuntansi. Bagaimanapun juga pengamatan ini memiliki peran cukup penting. Menyusul terbitnya The Greening Accountancy dan kelanjutan inisiatif akuntansi terhadap lingkungan dari ACCA, para akuntan berusaha untuk mengidentifikasi dan menggambarkan praktik akuntansi lingkungan terbaik dan, jika memungkinkan, dapat bekerja sama dengan organisasi-organisasi lain untuk memperdalam pengalaman guna mengembangkan sistem akuntansi lingkungan mereka. Hal ini jelas bahwa sangat sedikit yang dapat secara khusus diidentifikasikan sebagai akuntansi lingkungan yang saat ini sedang berlangsung. Namun, pada saat hal tersebut sedang berlangsung, banyak organisasi yang cenderung lebih memilih untuk meraih publisitas daripada menerapkan akuntansi lingkungan. Sangat disayangkan bahwa sampai adanya ketertarikan tentang akuntansi lingkungan yang sangat besar dari masyarakat, maka kita hanyalah akan dihadapkan dengan kesimpulan dan informasi yang hanya berupa spekulasi. Akuntan dan Lingkungan: Pandangan Sistem Selama akuntan menggunakan istilah sistem (khususnya dalam sistem informasi manajemen dan audit), tercatat hanya terjadi beberapa upaya untuk mengambil sudut pandang sistem yang lebih luas dari kegiatan konvensional akuntansi itu sendiri. Satu contoh dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Lingkungan Substantif Akuntan

Gambar di atas tidak lebih dari reinterpretasi dari apa yang dilakukan akuntan secara tradisional. Dunia para akuntan berkutat di seputar organisasi (entitas akuntansisistem itu sendiri yang terdiri dari berbagai sub-sistem), yang berada di dalam sebuah 'lingkungan substantif'. (Kata 'lingkungan' tidak selalu memiliki konotasi ekologi dalam konteks ini). 'Lingkungan Substantif' ini dibatasi acuan pada peristiwa-peristiwa yang secara tradisional diakui oleh akuntanperistiwa ekonomi yang dapat dijelaskan dalam istilah keuangan. Untuk mempermudah, alur yang dicatat oleh akuntan dapat dikelompokkan menjadi tiga set arus masuk (debet) dan tiga set arus keluar (kredit), yang diwakili oleh informasi seperti debitur, kreditur, dan klaim kepemilikan, dana penerimaan dan pembayaran, serta sumber daya fisik/barang dan jasa (misalnya tenaga kerja, tanaman, kendaraan, bangunan, bahan, penjualan). Perspektif ini dapat digunakan untuk menangkap semua pembukuan dan kegiatan pelaporan keuangan yang dilakukan akuntan, tapi salah satu manfaat utama dari pandangan ini adalah bahwa hal ini secara eksplisit membatasi pandangan kita terhadap dunia. Dalam gambar 3, representasi sederhana dari dunia sosial diperkenalkan.

Gambar 2. Lingkungan Substantif Akuntan dan Dunia Sosial

Sekarang kita dapat melihat perspektif akuntan sedikit lebih jelas. Organisasi merupakan jaringan interaksi kompleks yang menggambarkan dan memberikan kontribusi bagi dunia sosial dalam banyak hal (baik positif maupun negatif). Karena banyak dari interaksi tersebut baik implisit, dan/atau tertanam dalam tatanan masyarakat (misalnya masalah pribadi dan hak-hak kelompok) dan/atau interpretasi dan persepsi mereka yang secara eksplisit ridak dapat dikenali oleh sistem harga. Akuntansi tradisional karenanya sangat mengabaikan hal ini, seperti halnya model ekonomi neo-klasik tradisional. Hal ini hampir pasti merupakan kasus akuntansi yang mengabaikan interaksi tersebut, dikarenakan kelalaian model ekonomi yang mendasarinya.

Perhatian kita sekarang adalah pada isu-isu lingkungan, dan isu ini diperkenalkan ke dalam model seperti pada gambar 3.
Gambar 3. Model Sistem Akuntansi Lingkungan

Kegiatan organisasi dalam menciptakan materi yang didapat dari biosfer menghasilkan beberapa barang yang dapat dihargai (bahan baku) dan beberapa hal-hal yang tidak dapat dihargai (pemandangan, air laut). Biosfer dalam banyak kasus berkurang karena kejadian ini. Proses menghasilkan barang buatan manusia, pengambilan material-material, serta proses konsumsi pada akhirnya akan mengakibatkan limbah. Limbah ini disuntikkan kembali ke dalam biosfer karena tak ada tempat lain untuk membuangnya. Model akuntan saat ini tidak dapat mengenali interaksi ini dan permasalah ini pun diabaikan begitu saja. Gambar-gambar yang dilukis oleh akuntansi belumlah lengkap karena hanya dapat mengenali hal-hal yang dapat diukur dalam harga, dan yang ditukar dengan harga. Selama
7

akuntansi masih merupakan sumber penting informasi tentang organisasi, kekurangan ini bisa menjadi sangat berbahaya. Hal tersebut dikarenakan informasi dari sistem akuntansi ini akan digunakan dalam seluruh keputusan manajemen dan juga merupakan sumber utama informasi kepada pihak eksternal organisasi. Akuntansi tidak hanya merupakan bagian dari dasar keputusan penting, tetapi jauh lebih penting dan halus, akuntansi membantu mendefinisikan dan mengukur 'keberhasilan' tindakan dan, pada akhirnya membantu membangun konsep organisasi dan konsep dunia itu sendiri. Artinya, akuntansi terlibat dalam pembangunan sebuah 'realitas sosial'. Sehubungan dengan lingkungan, maka sudah jelas bahwa akuntansi merupakan salah satu dari elemen penting yang hilang, dan, jika digunakan sebagai dasar untuk tindakan dan keputusan, pastilah akan menyesatkan. Krisis lingkungan saat ini tentu saja merupakan akibat dari keputusan yang diambil karena alasan-alasan untuk mencapai keberhasilan atau efisiensi ekonomi. Dalam skala yang lebih besar, akuntansi membentuk dasar utama untuk menilai sebuah keberhasilan atau efisiensi. Nilai tersebut tidak memperhitungkan masalah-masalah lingkungan dan sebagai akibatnya, juga tidak memberikan gambaran pengambilan keputusan 'ekonomi'. Krisis lingkungan merupakan akibat yang tak terelakkan dari cara-cara yang dilakukan oleh akuntan selama ini. Akuntansi benar-benar memikul tanggung jawab yang serius bagi pertumbuhan tingkat kerusakan lingkungan. Kesimpulan dan Pengembangan Peran Akuntan Penelitian menunjukkan bahwa akuntan tidak dilihat sebagai sumber utama inovasi di dalam organisasi terkait dengan insiatif lingkungan secara khusus. Selama ini akuntan memang melihat diri mereka sebagai orang yang berpotensi inovatif, namun inovasi tersebut adalah kendala dalam sistem informasi keuangan yang diterapkan. Bahwa telah terjadi sedikit serius akuntansi lingkungan inovatif hingga saat ini konsisten dengan hal ini. Bagaimanapun juga, hal ini nantinya pasti akan berubah, namun dalam jangka pendek dan menengah ke depan, kemungkinan besar inisiatif lingkungan akan cenderung datang dari tempat lain dalam organisasi. Namun, sebagai gambaran untuk bagian ini, cepatnya perubahan permintaan kepada organisasi akan membawa ke arah permintaan yang mendesak akuntan untuk merubah kegiatannya. Beberapa masih ada yang belum siap untuk menanggapi hal ini. Dukungan dan dorongan juga telah diupayakan untuk mengeksplorasi inisiatif akuntan terhadap lingkungan, dan, hasilnya, telah sedikit memberikan perubahan potensial dan aktual di beberapa bidang yang berkaitan langsung dengan akuntan, serta bidang
8

pengelolaan lingkungan yang lebih luas. Diharapkan nantinya, akuntan akan lebih terdorong untuk mengadopsi peran yang mereka mampu mainkan dalam mengembangkan kepekaan lingkungan organisasi dan untuk memberikan kemudahan bagi peran tradisional mereka dikesampingkan.

References:
Gray, Rob. 1993. Accounting for the Environment: The Greening of Accountancy, Part II. Paul Chapman Publishing Ltd
http://www.unsw.edu.au/news/pad/articles/2008/jul/carbon_disclosure.html

LAMPIRAN I. CONTOH KASUS AKUNTANSI LINGKUNGAN Accounting for Greenhouse Gases 1st July 2008

Carbon power station


Disclosing the truth about carbon emissions... Global assurance framework needed for accurate auditing of emission data A global assurance framework for carbon emission disclosures must be included in any plan to reduce Australia's carbon emissions, according to a report co-authored by a UNSW expert. The report, produced in association with Australian School of Business (ASB) Professor Roger Simnett, was launched in Canberra by the Institute of Chartered Accountants in the lead-up to the release of the Garnaut Report on climate change. Australias proposed emission trading scheme (ETS) will be less effective without an auditing system that ensures industry emission disclosures are accurate and reliable. Society is looking for a method that promotes trust and confidence in the disclosures, says Professor Simnett. Professor Simnett, who is co-chair of an international task force to set guidelines for assurance engagements on carbon emission disclosures, insists that generally accepted international reporting criteria are necessary to ensure the information reported in one jurisdiction is consistent with that reported in other jurisdictions. This will contribute to the development of emissions trading between jurisdictions. Industry carbon emission disclosures will not necessarily be reliable. There will be errors caused by lack of familiarity with the required disclosures, differences in the ways emissions can be measured and recorded, and lack of internal systems to support the reporting, he says. Independent assurance needs to be built into the ETS from the beginning to provide confidence in the accuracy of disclosures. Andrew Stringer, head of Audit for the Institute of Chartered Accountants in Australia says: Emissions reporting will require some specialized skills and equally the auditing of emissions data is likely to require some additional skills. But Australias auditing framework is scalable and readily adaptable to all types of data and enterprises. Auditors are well equipped to apply that framework in dealing with these assignments and to add credibility to emissions data reported. Professor Simnett and Dr Wendy Green from Accounting at the ASB were recently awarded an ARC Linkage grant for their project on improving the credibility of greenhouse gas emission disclosures.

10

Source: http://www.unsw.edu.au/news/pad/articles/2008/jul/carbon_disclosure.html

11

Anda mungkin juga menyukai