Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

FARIDA PANGARIBUAN Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara IDHAR YAHYA Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Abstract The main purpose of this research is to know how the evaluation of finance performance in PT Pelabuhan Indonesia I Medan is The writer restricts the evaluation of finance performance based on judgement letter of pulic company minister number : KEP-100/MBU/2002 that is about evaluation of public company performance. The finance ratios those are used in this research are Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI), Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over, and Total Equity to total Asset. The finance ratios those are analysed based on financial statement at the end of the year 2005, the year 2006, and the year 2007 those are audited bay independent auditor. To get data in connection with this research, the writer use description method, finance ratio analysis technic for financial statement analysis and comparative analysis method to know the evalution of finance performance in the company. Based on the result of this research the finance performace of PT Pelabuhan Indonesia I Medan, the best score was done in 2006. The score is 40 or 80% of total score. In 2007, the score 35 or 70% of total score, in 2005 the score 24 or 48% of total score.

Key Word :

Finance Ratios, Finance Performance, Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI), Cash Ratio, Current Ratio, Collection Perios, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over, and Total Equity to total Asset.

1. Pendahuluan

Laporan keuangan adalah media informasi yang dapat merangkum semua kegiatan di perusahaan. Menurut Niswonger (1999 : 18) Laporan keuangan yang utama bagi perusahaan perorangan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca dan laporan arus kas. Laporan keuangan perusahaan mencerminkan informasi tentang pendapatan dan beban, informasi perubahan ekuitas pemilik, informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktivitas arus kas yang ada dalam perusahaan selama periode waktu tertentu. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia di dalam Standar Akuntansi Keuangan no.1 (2007:2) Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusankeputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumbersumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan dapat bermanfaat kepada berbagai kalangan yaitu dengan cara mengetahui kondisi laporan perusahaan yang tepat waktu. Kondisi keuangan perusahaan dapat dipahami dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan. Banyak cara dalam menganalisis laporan keuangan. Analisis rasio laporan keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada penelitian ini, penulis tertarik dalam melihat peranan analisis laporan keuangan dalam menilai kinerja perusahaan di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan. PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang keberadaannya dimaksudkan untuk mendukung Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) melalui penyediaan dan jasa pelabuhan. Pelabuhan Indonesia I Medan mengelola 15 pelabuhan berstatus cabang dengan 5 pelabuhan berstatus perwakilan, serta 4 unit usaha yaitu Unit Terminal Peti Kemas Belawan, Unit Galangan Kapal Belawan, Rumah Sakit Bahagia dan Rumah Sakit Putri Tujuh Dumai. Oleh karna perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara yang banyak juga mengolah unit usaha lain diluar bidangnya, penulis tertarik dalam melihat bagaimana kinerja perusahaan ini dalam mengolah keuangannya, sehingga penulis tertarik untuk membahas peranan Analisis laporan keuangan dan bagaimana penerapannya dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan di Pelindo dengan judul : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam Penilaian Kinerja Keuangan pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang menjadi dasar dalam penyusunan skripsi ini: bagaimana peranan analisis laporan keuangan dalam menilai kinerja keuangan di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan?

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Pada sepanjang siklus, yang biasanya selama satu tahun, akuntan mencatat aktivitas operasi usaha tersebut. Pada akhir siklus, akuntan menyiapkan laporan keuangan yang mengikhitasarkan aktivitas operasi sepanjang tahun tesebut. Menurut Munawir (1988: 5) pada umunya laporan keuangan itu terdiri dari Neraca dan Perhitungan Rugi Laba serta Laporan Perubahan Modal. Neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan Laporan Rugi Laba memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Laporan Perubahan Modal menunjukkan sumber dan penggunaan modal yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Pihakpihak yang berkepentingan atas laporan keuangan adalah pihak perorangan atau entitas yang mempunyai kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan dengan laopran keuangan suatu badan usaha dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intern perusahaan dan kelompok ekstern perusahaan. Kelompok intern perusahaan merupakan orang-orang yang terlibat secara langsung dalam kegitan operasional perusahaan, seperti pemilik perusahaan, kreditur, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa telah dilakukan atau pertanggungjawban manajemen berbuat demikian agar dapat mengambil keputuan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. 2.2. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis bisnis merupakan analisis atas prospek dan resiko perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis. Analisis bisnis membantu pengambilan keputusan dengan melakukan evaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan, strateginya, serta kinerja keuangannya. Adapun bentuk-bentuk rasio keuangan terdiri dari: likuiditas, struktur modal dan solvabilitas, tingkat pengembalian atas investasi, kinerja operasi, dan pemanfaatan aktiva.

a.

Likuiditas (liquidity), rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, rasio ini terdiri dari: 1. 2. 3. 4. rasio lancar (current ratio), rasio cepat (acid test ratio), periode penagihan (collection period), jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory).

b.

Struktur modal dan solvabilitas (capital structure and solvency), rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjang, rasio ini terdiri dari: 1. 2. 3. total utang terhadap ekuitas (total debt equity), utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity), kelipatan bunga dihasilkan (times interest earned).

c.

Tingkat pengembalian atas investasi (return on investment-roi), rasio ini untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. rasio ini terdiri dari: 1. 2. tingkat pengembalian atas aktiva (return on assets roa), tingkat pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity).

d.

Kinerja operasi (operating performance), rasio ini untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi, rasio ini terdiri dari: 1. 2. 3. 4. margin laba kotor (gross profit margin), margin laba operasi (operating profit margin), margin laba sebelum pajak (pretax profit margin), margin laba bersih (net profit margin).

e.

Pemanfaatan aktiva (asset utilization), rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran aktiva, rasio ini terdiri dari: 1. 2. 3. perputaran kas (cash turnover), perputaran piutang usaha (account receivable turnover), penjualan terhadap persediaan (sales to inventory),

4. 5. 6.

perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover), perputaran total aktiva (total asset turnover).

2.3. Kinerja Perusahaan Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada berbagai pekerjaan, termasuk diantaranya dalam bidang organisasi baik organisasi nirlaba maupun organisasi laba (perusahaan). Dalam skripsi ini evaluasi akan diarahkan pada organisasi laba. Penilaian kinerja merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauhmana suatu kegiatan tertentu tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut. Jadi tampak jelas untuk melakukan evaluasi dibutuhkan tolak ukur tertentu sebagai acuan. Mulyadi (2001: 417) mengutarakan penilaian kinerja adalah secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam skripsi ini tolak ukur dalam menilai kinerja perusahaan berdasarkan kebijakan yang telah diterapkan oleh Pemerintah melalui menteri BUMN dengan Surat Keputusan Nomor: Kep-100/M-BUMN/2002. Rasio yang digunakan sesuai dengan SK Mentri BUMN tersebut, yaitu dengan menggunakan delapan rasio keuangan yang dianggap rasio dominan yang dapat mewakili rasio-rasio keuangan lainnya. Kedelapan rasio tersebut adalah imbalan kepada pemegang saham (ROE), imbalan investasi (ROI), rasio kas, rasio lancar, periode penagihan, perputaran persediaan perputaran total asset, rasio total modal sendiri terhadap total asset. Secara umum tujuan pengukuran kinerja manajemen yaitu untuk dapat mengukur efektivitas dan efisiensinya kinerja yang telah dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan semula. Ada beberapa aspek penting dalam mengevaluasi kinerja di dalam suatu perusahaan. Evaluasi kinerja yang dapat dilakukan dalam suatu perusahaan dapat digolongkan kepada dua aspek, yaitu evaluasi kinerja pada aspek keuangan dan evaluasi kinerja pada aspek nonkeuangan. Hasil evaluasi tersebut dapat menilai bagaimana manajemen dapat mencapai target yang ditetapkan semula, dilihat dari segi keuangan maupun non-keuangan. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas evaluasi kinerja perusahaan pada aspek keuangan.

2.4. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual pada penelitian ini disajikan dibawah ini. PT (PERSERO) Pelabuhan Indonesai I Medan Laporan keuangan Analisis laporan keuangan Penilaian Kinerja Keuangan Manajemen

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Penulis, 2009 Laporan Keuangan yang digunakan adalah Neraca tahun 2005, Neraca tahun 2006, Neraca tahun 2007, Laporan laba rugi tahun 2005, tahun 2006, dan tahun 2007. Analisis laporan keuangan menggunakan metode rasio keuangan berdasarkan keputusan Menteri BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002 terdiri dari: ROE, ROI, cash ratio, current ratio, collection period, inventori turn over, total asset turn over, total equity to total asset. Penilaian kinerja perusahaan dilihat dari aspek keuangan berdasarkan keputusan Menteri BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002. Laporan keuangan pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan dianalisis dengan menggunakan delapan rasio-rasio keuangan menurut keputusan Mentri BUMN. Hasil analisisi laporan keuangan tersebut akan dibuat kesimpulan akan penilaian kinerja keuangan manajemen pada perusahaan PT Pelabuahan Indonesia I Medan. Hasil kesimpulan tersebut akan dapat menjawab apakah kinerja keuangan manajemen perusahaan sudah

baik atau tidak, yang dapat dinilai sesuai standar yang ditetapkan pada keputusan Mentri BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002.

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menguraikan sifatsifat dan karekteristik dari suatu objek penelitian. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan. Penulis mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan literatur-literatur lainnya, kemudian diuraikan secara rinci uantuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari: data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh dari objek penelitian yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan sendiri oleh penulis. Data yang bersumber dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi seperti struktur organisasi, sejarah singkat perusahaan, dan lainlain. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik wawancara, teknik dokumentasi, dan teknik observasi. Teknik wawancara yakni melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihakpihak yang berhubungan dengan data untuk penelitian. Teknik dokumentasi yakni dengan melakukan pencatatan dan fotokopi terhadap dokumendokumen perusahaan yang mendukung keperluan penelitian. Teknik observasi adalah mengadakan penelitian langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Metode analisis data merupakan cara yang dilakukan untuk mengolah data penelitian baik data primer maupun data sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif yaitu metode analisis dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian diklasifikasikan, dianalisis, selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Dalam hal ini analisis data akan dilakukan dengan menggunakan rasio.

4. Analisis Hasil Penelitian

Rasio keuangan dihitung berdasarkan kebijakan yang telah diterapkan oleh Pemerintah melalui menteri BUMN dengan Surat Keputusan Nomor: Kep-100/MBUMN/2002. Rasio yang digunakan sesuai dengan SK Mentri BUMN tersebut, yaitu dengan menggunakan delapan rasio keuangan yang dianggap rasio dominan yang dapat mewakili rasio-rasio keuangan lainnya. Kedelapan rasio tersebut adalah return on equity, return on investmen, cash ratio, current rasio, collection period, inventory turn over, total asset turn over, dan total equity to total asset.

Tabel 4.1 Rasio Analisis Keuangan Perusahaan

Rasio keuangan Return On Equity Return On Investement Cash Ratio Current Ratio Collection Period (hari) Inventory Turn Over (hari) Total Asset Turn Over Equity To Total Asset Total Skor

Tahun 2005 % Skor 14,33% 13,5 22,78% 10 376,93% 3 605,39% 3 20,27 4 1,78 50,35% 75,04% 4 1,5 4,25 24

Tahun 2006 % Skor 11,87% 12 55,22% 10 405,25% 3 677,16% 3 33,79 4 1,85 52,46% 84,84% 4 1,5 4 40

Tahun 2007 % Skor 15,48% 15 11,51% 6 173,17% 3 230,38% 3 44,71 4 2,13 55,63% 75,32% 4 1,5 4,25 35

PT Pelabuhan Indonesia I Medan setiap tahunnya harus melaporakan kinerja perusahaan kepada pemerintah melalui Mentri BUMN selaku pemilik saham. Laporan kinerja tersebut terdiri atas tiga aspek yaitu: aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Penilaian kinerja ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-100/BUMN/2002 tentang Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN. Penilaian atas aspek keuangan dinilai dengan bobot 50, aspek operasional dinilai dengan bobot 35, dan aspek administrasi dinilai dengan bobot 15. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas mengenai penilaian kinerja perusahaan pada aspek perusahaan. Tata cara penilaian kinerja keuangan untuk PT Pelabuhan Indonesia I Medan adalah sebagai berikut: total bobot untuk penilaian kinerja keuangan adalah 50, indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya, metode penilaian dinilai berdasarkan skor yang telah ditetapkan pada Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-100/BUMN/2002 tentang Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN.

Tabel 4.2 Daftar Indikator dan bobot aspek keuangan. Sumber : Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-100/BUMN/2002 Indikator 1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 2. Imbalan Investasi (ROI) 3. Rasio Kas 4. Rasio Lancar 5.Collection Period 6. Perputaran Persediaan 7. Pertputaran Total Asset 8. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva. Total Bobot Bobot 15 10 3 4 4 4 4 6 50

Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN sesuai keputusan ini hanya diterapkan bagi BUMN apabila hasil pemeriksaan akuntan terhadap perhitungan keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan dinyatakan dengan kualifikasi "Wajar Tanpa Pengecualian" atau kualifikasi "Wajar Dengan Pengecualian" dari akuntan publik atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN ditetapkan setiap tahun dalam pengesahan laporan tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau Menteri BUMN untuk Perusahaan Umum (PERUM). Berdasarkan SK Mentri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 penilaian tingkat kesehatan BUMN disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Tabel Tingkat Kesehatan. Sumber : Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-100/BUMN/2002

SEHAT, terdiri dari : AAA apabila TS > 95 AA apabila 80 <TS< =95 A apabila 65 <TS< =80

KURANG SEHAT, terdiri TIDAK SEHAT, terdiri dari: dari : BBB apabila 50 <TS< =65 CCC apabila 20 <TS< =30 BB apabila 40 <TS< =50 B apabila 30 <TS< =40 CC apabila 10 <TS< =20 C apabila TS< =10

Dari table 4.1 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2005 total skor untuk kinerja keuangan adalah 24 atau 48% dari total skor yang seharusnya 50, di tahun 2006 total skor untuk kinerja keuangan adalah 40 atau 80% dari total skor seharusnya 50, sedangkan di tahun 2007 total skor untuk kinerja keuangan adalah 35 atau 70% dari total skor seharusnya 50. Berdasarkan SK Mentri BUMN Nomor: KEP100/MBU/2002, maka penilaian tingkat kesehatan BUMN sesuai dengan total skor termasuk dalam kategori tiga tahun perusahaan. Tahun 2005 : total skor 24 atau 48% dari total skor seharusnya 50. Perusahaan masuk dalam kategori kurang sehat dengan predikat BB. Tahun 2006 : total skor 40 atau 80% dari total skor seharusnya 50. Perusahaan masuk dalam kategori sehat dengan predikat AA. Tahun 2007 : total skor 35 atau 70% dari total skor seharusnya 50. Perusahaan masuk dalam kategori sehat dengan predikat A.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian, analisa dan evaluasi tentang kinerja keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, maka penulis dapat mengambil empat kesimpulan. 1. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN nomor: Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN, rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan terdiri dari delapan rasio.. Tahun 2005 dinilai dari aspek keuangannya berada pada kategori kurang sehat dengan predikat BB. Dilihat dari Rasio Imbalan investasi / Return On Investment, Rasio kas, Rasio lancar, Periode penagihan, Perputaran Persediaan, dan Perputaran total asset perusahaan sudah pada keadaan baik. Pada Perputaran total aktiva, belum dapat menghasilkan pendapatan yang maksimal untuk tiap modal kerja yang digunakan perusahaan. Pada rasio ini perusahaan hanya mendapat skor 1,5 dari skor 4 yang seharusnya. Begitu juga pada rasio total modal sendiri terhadap total aktiva mendapat skor 4,25 dari skor 6 yang seharusnya.Rasio ini semakin tinggi berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayaan aktivitas perusahaan. Pada tahun 2005 unsur pinjaman masih sangat dibutuhakan dalam membiayai aktivitas perusahaan. Tahun 2006 dinilai dari aspek keuangannya berada pada kategori sehat dengan predikat AA. Dilihat dari Rasio Imbalan investasi / Return On Investment, Rasio kas, Rasio lancar, Periode penagihan, Perputaran Persediaan, dan Perputaran total asset perusahaan sudah pada keadaan baik karna sudah mendapat skor penuh. Pada perputaran total aktiva, belum dapat menghasilkan pendapatan yang maksimal untuk tiap modal kerja yang digunakan perusahaan. Pada rasio ini perusahaan hanya mendapat skor 1,5 dari skor 4 yang seharusnya. Begitu juga pada rasio total modal sendiri terhadap total aktiva mendapat skor 4 dari skor 6 yang seharusnya. Rasio pada tahun ini turun dari rasio tahun lalu. Pada tahun 2006 unsur pinjaman masih sangat dibutuhakan dalam membiayai aktivitas perusahaan. Tahun 2007 dinilai dari aspek keuangannya berada pada kategori sehat dangan predikat A. Dilihat dari rasio imbalan kepada pemegang saham /Return on Equity (ROE), rasio kas, rasio lancar, periode penagihan, perputaran persediaan, dan perputaran total aktiva perusahaan sudah pada keadaan baik karena sudah mendapat skor penuh. Pada tahun ini perusahaan sudah dapat memberikan imbalan kepada pemegang saham yang baik dengan skor 15 yang optimal. Pada rasio ini keadaan perusahaan sudah lebih baik dari pada dua tahun yang sebelumnya. Namun perusahaan kurang baik pada rasio imbalan investasi / Return On Investment (ROI), dibandingkan dua tahun sebelumnya.

2.

3.

4.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang dapat penulis memberikan empat saran. 1. Rasio total equity terhadap total asset belum mencapai skor yang optimal karena pendanaan untuk aktiva sebagaian besar masih didominasi dari pinjaman. pada tahun 2005 perusahaan mendapat skor 4,25 dan tahun 2006 mendapat skor 4 serta tahun 2007 mendapat skor 4,25, belum mencapai skor yang optimal sebesar skor 6. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan rasio total asset turn over yang masih didalam kategori yang buruk hanya mendapat skor 1,5 dimana skor penuhnya 4. Diharapkan perusahaan memperhatikan perputaran total assetnya sehingga menunjukkan banyaknya pendapatan yang dapat diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja yang semakin akan meningkat. Perusahaan harus memperhatikan tiap rupiah modal kerjanya agar dapat optimal memperoleh pendapatan yang maksimum. Perusahaan diharapkan tetap mempertahankan rasio likuiditasnya di dalam cash ratio dan current ratio agar tetap dapat meningkatkan aktiva perusahaan untuk menjamin hutang-hutang perusahaan. Namun juga sebaiknya dapat mempertimbangkan pengalokasian dana yang dapat digunakan untuk berinvestasi, agar dana di perusahaan dapat digunakan secara efisien dan efektif, karna rasio lancar yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang.

2.

3.

REFERENCES

Djarwanto Ps., 2004. PokokPokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke-2, Cetakan ke-2, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta. Garrison, Ray H., Eric W. Noreen dan Peter C. Brewer, 2006. Akuntansi Manajerial, Edisi 11, Cetakan ke-1, buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan. Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi ke-3, Cetakan ke-3, Salemba Empat, Jakarta. Munawir, 1988. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke-3, Cetakan ke-1, LIBERTI YOGYAKARTA, Yogyakarta. Niswonger, Warren, Reeve dan Fess, 1999. Prinsip Prinsip Akuntansi, Edisi 19,Cetakan ke-1, Jilid 2, Salemba Empat, Jakarta. , 2005. Prinsip Prinsip Akuntansi, Edisi 21, Cetakan ke-1, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Wild, John J., K.R. Subramanyam dan Robert F. Halsey,2005. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8, Cetakan ke-1, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai