Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

TBT TEMBAKAU, TEBU, DAN SERAT

KAPAS

DISUSUN OLEH: RATNA SETYANINGSIH E.S. H 0708038

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

I.

PENDAHULUAN

Hampir seluruh penduduk dunia membutuhkan bahan-bahan yang berasal dari kapas, karena kapas dapat digunakan dalam berbagai tujuan. Hasil kapas ini sebagian besar digunakan sebagai bahan pakaian. Sebab, pakaian yang berasal dari kapas bisa dipakai di daerah-daerah beriklim panas maupun dingin. Sebenarnya banyak sekali bahan lain selain kapas yang dapat digunakan sebagai bahan pakaian, namun kebutuhan akan kapas masih mendominasi (kurang lebih 50% dari seluruh bahan tekstil). Pada bulan Februari 2011, harga kapas mengalami kenaikan. Untuk mengantisipasi lonjakan harga kapas, maka seharusnya Indonesia bisa menerapkan tindakan pengamanan perdagangan (safeguard) benang kapas asal India dan China. Kalau safeguard bisa disetujui oleh Menteri Keuangan (Menkeu), maka artinya impor benang kapas akan berkurang, produsen akan kurangi produksinya, harga pun akan lebih murah. Saat ini harga kapas mengalami penurunan harga. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan adanya penurunan harga kapas belakangan ini masih bersifat sementara. Harga kapas untuk kebutuhan industri diperkirakan akan merayap kembali sejalan masih tingginya permintaan kapas dunia terutama dari industri pemintalan di China. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum API Ade Sudrajat saat dihubungi detikFinance, Senin (4/4/2011). Menurutnya harga kapas memang sudah turun yaitu menembus sekitar US$ 1,9 per pound, padahal beberapa pekan lalu harga kapas sempat tembus US$ 2,2 pound. Permintaan tambahan kapas dari China dipastikan akan mengerek kembali harga kapas di bulan-bulan mendatang.

II.

PEMBAHASAN

Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut pohon/tanaman kapas), tumbuhan semak yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya). Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat). A. Jenis-Jenis Kapas Kapas memiliki jenis yang beraneka ragam. Hal ini bisa terjadi karena tanaman ini dibudidayakan di berbagai kondisi, sehingga bisa terjadi persilangan bebas dan terjadi penyesuaian dengan keadaan di sekitarnya. Menurut tipenya, ada empat daerah asal kapas, yaitu: 1. Asia Tengah, yaitu jenis Gossypium herbaceum L, sering disebut kapas Levant, Arab. 2. India, yaitu jenis G. arboreum (kapas tahunan) India, Dacca; G. nanking (kapas Siam, Tiongkok); G. obstusifolium (kapas Timor). 3. Amerika Selatan (Peru, Equator, Bolivia) yaitu jenis G. barbadense (kapas Mesir, Sea-Island); G. peruvianum (kapas Peru, kapas Timor). 4. Meksiko Selatan dan Amerika Tengah yaitu jenis G. hirsutum L. (kapas Upland, kapas Amerika); G. purpurascens (kapas Bourbon) terdapat di mana-mana sebagai kapas liar. Dari berbagai jenis di atas, hampir semua pernah ditanam di Indonesia. Tetapi dari sekian jenis yang ditanam itu tidak semuanya

berhasil. Ada sebagian yang berhasil tetapi bermutu rendah, sebaliknya ada yang mutunya baik namun tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Karena banyaknya jenis dan lamanya diusahakan maka akhirnya kapas-kapas itu diberi nama sesuai dengan daerah penanaman dan daerah asalnya. Maka secara garis besar jenis kapas yang ditanam di Indonesia dibedakan menjadi 2, yaitu 1. Jenis-jenis lama a. Kapas Palembang atau kapas Ulu Kapas ini termasuk jenis G. obtusifolium. Kapasnya kecil. Kemungkinan berasal dari India. Tinggi tanamannya berkisar antara 1,2-2 m, serta pendek dan kualitas kurang baik. Kapas Ulu ada yang mempunyai serat seperti bulu kucing. Kapas ini juga menghasilkan serta kasar, halus, dan terhalus. Kapas yang terhalus sering disebut kapas ratu. b. Kapas Jawa atau Pandak Kapas ini termasuk jenis G. obtusifolium. Jenis ini banyak ditanam di daerah Demak. Kapas ini juga mempunyai serat yang pendek, kaku, dan mutunya kurang baik. Selain jenis tersebut ada yang disebut kapas Londo yang banyak ditanam di daerah Demak dan Pati, seratnya lebih panjang dari kapas pandak, tetapi tidak tahan terhadap hama ulat Empoasca. c. Kapas Lombok Kapas Lombok lebih dikenal dengan nama kapas Jantuk dan kapas Bayam. Kapas ini tidak bisa ditanam di sembarang tempat, dan mutunya kurang baik. 2. Jenis-jenis baru Jenis-jenis kapas baru sebenarnya banyak sekali, namun yang perlu dikemukakan hanya yang penting-penting saja. a. T-GHs-25 (Kamboja 80) Tanaman ini memiliki habitus tegap tinggi, daun berbulu dan berlekuk. Bentuk buah agak besar membundar, umur agak

panjang, kurang lebih 6 bulan. Panjang serat 25 cm, rendemennya 33%. Berat 100 buah kurang lebih 10 gram, indeks serat 5 artinya berat 100 biji hasil serat sebanyak 5 gram. b. T-GHs-44 (Sind Sudhar 134) Tanaman ini memiliki tinggi sedang, daun agak kecil berlekuk dan banyak berbulu. Cabang panjang, buah kecil agak lonjong dan ujungnya berknop. Umur lebih pendek, yaitu sekitar 5,5 bulan. Panjang serat 27 mm, rendemennya 30%. Berat 100 buah 9 gram dan indeks serat 4. c. T-GHs-18 (A. Compinos 817 No. 265) Tanaman agak pendek, daun jarang-jarang, berlekuk dan tak banyak berbulu. Bentuk buah agak besar dan agak lonjong, umur sedang. Panjang serat 28 mm, rendemennya 33%, berat 100 buah 11 gram dan indeks serat 6. B. Syarat Tumbuh Kapas 1. Iklim Pada musim-musim tertentu tanaman kapas sangat tidak menyukai keadaan yang terlalu basah atau terlalu kering. Selama pertumbuhan vegetatif memerlukan hujan sedikit. Lebih baik jika hujan itu terjadi pada malam hari dan pada siang hari mendapat sinar matahari sepenuhnya. Pada waktu buah masak (merekah), perlu keadaan lebih kering. Perubahan dari musim kering mendadak ke hujan lebat dapat menyebabkan rebahnya pohon. Kapas yang umurnya kurang dari 1 (satu) tahun menghendaki curah hujan rata-rata 15001800 mm/tahun. Sebaiknya tanaman kapas ditanam di tanah datar, dan cocok pada ketinggian 10-150 mdpl. Selama masa pertumbuhan hendaknya suhunya sama. Pada suhu dibawah 15oC tumbuhnya lambat. Pertumbuhan yang optimal menghendaki suhu rata rata 25 28oC dengan kelembaban 70%.

Penyinaran matahari juga merupakan aspek penting untuk pertumbuhan/perkembangan tanaman kapas, dari tanaman muda hingga berbunga penuh. Kurangnya penyinaran sinar matahari akan memperlambat masaknya buah dan tuanya buah tidak serempak. Pada musim yang tepat dimana sinar matahari memenuhi syarat tumbuh kapas, kemasakan buah bisa mencapai 70-90%. Kekeringan tanah dengan angin yang sedang, agak merugikan tanaman kapas. Tetapi angin yang membawa uap air, bagus untuk pertumbuhan kapas. 2. Tanah Kapas dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah,asalkan tanah tersebut mempunyai kemampuan untuk mengikat air terutama pada saat berbunga dan berbuah. Pada tanah yang tidak cukup baik dalam mengikat air dapat diatasi dengan pengairan atau mempercepat waktu tanam. Kapas dapat tumbuh dengan cukup baik pada tanah pasir berstruktur remah,cukup mengandung humus dan mampu mengikat air, pada tanah lempung yang berstruktur liat dan banyak mengandung humus serta pada tanah tanah endapan yang cepat mengering. Pada tanah yang terlalu banyak mengandung bahan organis, pertumbuhan menjadi subur dan rimbun, akhirnya umur akan semakin panjang dan buah kurang. Kapas memiliki perakaran yang cukup dalam, maka tidak dapat ditanam pada lapisan cadas yang dangkal. Karena jika hujan bisa membusukkan akar, oleh karena itu kapas harus ditanam pada tanah dengan drainase yang baik. 3. Tinggi tempat Kebanyakan tanaman kapas ditanam di tanah datar. Tempat yang paling cocok terletak pada ketinggian 10-150 m di atas permukaan laut. Lebih tinggi dari itu, maka pertumbuhan kapas akan lambat. Akan tetapi di Indonesia masih dapat hidup baik, walaupun ketinggian lebih dari 150-260 m dpl.

C.

Budidaya Kapas 1. Pengolahan tanah Tujuannya adalah merubah susunan tanah sedemikian rupa sehingga tekstur dan strukturnya memungkinkan peredaran udara dan air di dalamnya. Persiapan pengolahan tanah meliputi; membersihkan tanaman liar dan sisa dari tanaman terdahulu, pengaturan drainase, serta menghancurkan dan meratakan bongkahan tanah. Pengolahan tanah yang optimal akan berbeda menurut keadaan tanah dan daerahnya. 2. Penanaman Supaya pertumbuhan kapas dapat tumbuh dengan baik perlu diperhatikan faktor-faktor seperti waktu tanam, kualitas benih, cara dan jarak tanam. Waktu yang terbaik untuk tanaman kapas akan berbeda menurut keadaan daerah dan iklimnya, oleh karena itu perlu diperhatikan iklim setempat terutama curah hujan. Benih yang hendak ditanam sebaiknya berasal dari buah yang betul-betul masak dan telah mengalami masa dorman 2-3 bulan. Biji dipilih yang baik dan besarnya seragam dan daya kecambahnya di atas 80-90 %. Banyaknya biji yang ditanam, tergantung pada type biji dan persentase daya tumbuh. Sebagai pedoman, tiap Ha membutuhkan sekitar 17 28 kg jika penyimpanan baik, bebas hama dan penyakit. Penanaman benih ada 2 macam, yaitu: a. Disebarkan, penanaman ini banyak dilakukan pada bidang tanah-tanah datar yaitu setelah selesai pengolahan lahan dan penggaruan terakhir. Biji ditebarkan merata pada petak-petak tanah. Cara ini bisa diterapkan pada daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja dan mempercepat penanaman.

Kerugiannya adalah biji tidak dapat dihemat, jarak tanam tidak teratur, mempersulit pemeliharaan serta pertumbuhan biji tidak sama. Oleh karena itu cara penanaman seperti ini hanya dilakukan dalam keadaan terpaksa.

b.

Ditugalkan, biji kapas ditanam pada jalur-jalur/barisan dan bedengan. Sebelum penanaman jarak tanam sudah

diperhitungkan. Untuk memperoleh produksi yang optimal, maka pengaturan jarak tanam harus tepat. Pertumbuhan dahan vegetatif harus ditekan dan memperbanyak dahan generatif, hal ini bisa dilakukan dengan merapatkan jarak tanam atau waktu penjarangan ditunda sampai umur 3-4 minggu. 3. Pemupukan Tanaman kapas dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, tetapi harus diperhatikan bahwa tanah tersebut cukup mengandung unsur hara. Dengan alasan itu, tanah-tanah marginal yang luas dengan iklim yang menguntungkan masih dapat diusahakan pertanaman kapas dengan menambah unsur hara tanaman dengan cara pemupukan. Kapas yang dipupuk dengan baik akan lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Sebagai pedoman, pemakaian pupuk dasar tiap Ha adalah ; ZA = 200 400 kg SP = 350 500 kg KCl = 100 150 kg 4. Pemeliharaan tanaman Untuk memperoleh pertumbuhan yang baik dan hasil yang memuaskan, pekerjaan yang harus dijalankan adalah: a. Penyulaman Bila keadaan memungkinkan, 3-4 hari setelah penanaman, bijibiji mulai tumbuh. Apabila ternyata ada beberapa tanaman benih yang tidak tumbuh, mungkin karena kekeringan, terlalu dalam penanamannya atau kualitas biji yang kurang baik, maka harus dilakukan penyulaman.

b.

Penyiangan Penyiangan harus dilakukan secepat mungkin terhadap gulma yang tumbuh di areal penanaman kapas. Adanya gulma-gulma akan mengganggu tanaman kapas, menyulitkan pekerjaan, menurunkan kualitas kapas, secara tidak langsung gulma dapat menjadi tempat tinggal hama dan penyakit, menyumbat pengairan, dan mengurangi efisiensi pemupukan daun kapas. Benih kapas sudah tumbuh pada hari ketujuh setelah tanam, sehingga bila ada benih yang tidak tumbuh harus dilakukan penyulaman dengan benih yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan dibawah umur 10-15 hari setelah tanam, agar pertumbuhan tanaman bisa seragam karena agar mempermudah dalam proses perawatannya.

c.

Penjarangan Penjarangan atau membuang tanaman kapas yang berlebih perlu dilakukan agar tanaman tumbuh baik dan teratur jarak tanamnya. Pada umur 14 hari setelah tanam, biasanya dilakukan penjarangan terhadap tanaman yang melebihi kebutuhan awal. Karena pada saat itu tanaman belum terlalu tua dan perakaran masih dalam kondisi mudah untuk di lakukan penjarangan, dan karena pada umur tersebut adalah umur yang ideal untuk melakukan penyeleksian tanaman. Penjarangan dilakukan secara manual, yaitu dengan cara dicabut menggunakan tangan.

d.

Pendangiran/pembumbunan Pendangiran bertujuan untuk menutupi akar yang keluar dari permukaan tanah. Karena akar yang keluar dari permukaan tanah dapat menyebabkan terhambatnya penyerapan hara dan air oleh akar tanaman dari dalam tanah. Pembubunan JUGA dilakukan agar tanaman memiliki perakaran yang kuat dan tidak mudah roboh.

e.

Pengairan Air sangat dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak sedikit, apalagi menjelang tanaman berbunga dan berbuah. Bila kekurangan air, pertumbuhan tanaman tidak teratur dan bungabunga serta buah-buah muda akar berguguran.

f.

Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama penyakit sangat penting dilakukan, karena hama dan penyakit dapat menyebabkan penurunan produksi kapas. Hama yang menyerang tanaman kapas ini berupa Earias vittella, belalang, aphis, dan emphoasca. Hama tersebut diatasi dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida berupa Buldok dengan dosis 2 cc/liter, Dupol dengan dosis 6 cc/liter, dan menggunakan Decis 4 cc/liter. Sedang penyakit yang menyerang adalah puru akar yang menyebabkan tanaman layu sementara dan akhirnya tanaman mati. Serangan hama yang meledak tersebut dikarenakan faktor alam, dimana lingkungan menjadi sangat lembab. Selain itu jarak tanam yang sempit yakni 40 x 30 cm, juga dapat menyebabkan serangan hama tidak bisa berhenti karena cabang-cabang tanaman kapas saling bedesakan.

5.

Kapasitas Produksi dan Panenan a. Kapasitas Produksi Tanaman akan menghasilkan secara optimal tergantung pada kesuburan tanah, iklim dan cara pemeliharaannya. Harus diperhitungkan juga jumlah tanaman per Ha dan berapa persen yang hidup/tumbuh. Misalnya 1 Ha tanaman dengan jarak tanam 80 x 25 cm berarti 1 Ha ada 50.000 batang tanaman. Tetapi umumnya tidak akan tumbuh 100 persen karena keadaan iklim yang tidak menguntungkan, daya kecambah atau gangguan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Oleh karena itu perlu dilakukan koreksi 25%. Jika tiap batang rata-rata menghasilkan

5 buah (masing-masing 5 gram), maka produksi tiap Ha akan menghasilkan 50.000 x 5 x 5 gram dikurangi 25% = 935 kg buah berbiji/Ha. Dari jumlah tersebut umumnya menghasilkan biji 2/3 bagian dan serabut kapas 1/3 bagian atau kurang lebih menghasilkan biji 620-625 kg dan kapas kurang lebih 310-315 kg. Kapasitas produksi akan tergantung pada keadaan alam, jenis dan intensifikasi tanaman. b. Panenan Pembuahan terjadi 30 jam setelah penyerbukan. Pada waktu buah (boll) masak, kulit buah retak dan kapasnya/seratnya menjadi kering dan siap dipanen. Bagian serat terpanjang terdapat pada pucuk biji. Panjang serat bervariasi tergantung jenis dan varietasnya. Panjang serat yang dikembangkan di Indonesia sekitar 26-29 mm. Keterbatasan air pada periode pemanjangan serat, akan mengurangi panjang serat. 1 boll kapas 3,5-4 gram. Bentuk biji bulat telur, berwarna cokelat kehitaman dan berat biji per 100 biji sekitar 6-17 gram tergantung varietas. Serat melekat erat pada biji berwarna putih yang disebut fuzz (kabu-kabu). Biji kapas tidak hanya dilapisi kabu-kabu, tetapi diluarnya terdapat lapisan serabut yang disebut serat kapas (kapas). Kulit biji menebal membentuk lapisan serat berderet pada kulit bagian dalam. Cabang-cabang generatif akan menghasilkan kira-kira 50 kuncup bunga dan dalam keadaan normal hanya 35-40% yang menjadi buah. 6. Pasca Panen Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya). Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu

disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat). Serat kapas memiliki beberapa manfaat dan kegunaan antara lain sebagai bahan baku industri tekstil, benang, kain sebagai pakaian sehari hari dan sebagai bahan kosmetik dan medis yaitu sebagai perban atau lapisan pembalut luka dan sebagai bahan popok bayi.

III.

PENUTUP

Kapas merupakan salah satu abahn tekstil yang paling dominan di pasaran. Oleh sebab itu, teknik budidaya dan pemeliharaannya harus diperhatikan agar produksinya dapat ditingkatkan, baik kualitas maupun kuantitasnya. berbagai upaya telah dilakukan untuk meningktakna produksi kapas, agar kita tidak selalu mengimpor bahan tekstil dari luar negeri. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi kapas adalah dengan memperhatikan faktor tumbuh kapas. Antara lain jenis tanah, iklim, curah hujan, dan ketinggian tempat. Pengendalian hama dan penyakit mutlak diperlukan, karena hama dan penyakit dapat menyebabkan penurunan produksi kapas. Pengendalian yang dilakukan dapat berupa pengendalian mekanik maupun biologi, karena saat ini penggunaan pestisida harus dikurangi agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan dan resistensi hama.

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1975. Bertanam Kapas. Penerbit Yayasan Kanisius. Yogyakarta Anonim. 2008. Kapas (Gossypium spp). Brigade Proteksi Tanaman Situbondo. Anonim. 2011. Budidaya Tanaman Kapas (Gossypium sp.). http://taufikagt2.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 25 April 2011 pukul 12.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai