Anda di halaman 1dari 3

Pruritus Pruritus (gatal) merupakan sensasi tidak nyaman pada kulit yang merangsang keinginan untuk menggaruk.

Pevalensi dari kejadian gatal berbedabeda tergantung dari umur seseorang. Gatal dapat bersifat lokal maupun generalisata dan dapat terjadi tanpa penyebab yang jelas. Gatal meupakan gejala dan tanda penyakit kulit yang dominan muncul termasuk pada kejadian penyakit sistemik. Gatal dapat muncul pada epitel squamous, konjungtiva, mulut, hidung, faring hingga epitel bersilia pada trakhea. Jenis Pruritus : a. Pruritus Primer adalah pruritus tanpa adanya penyakit dermatologi atau alat dalam dan dapat bersifat lokalisata atau generalisata, bisa bersifat psikogenik yang disebabkan oleh kompenen psikogenik yang memberikan stimulasi pada itch centre.
b. Pruritus Sekunder adalah pruritus yang timbul sebagai akibat penyakit

sistemik, pada pruritus sistemik toksin-toksin metabolik mungkin tertimbun di cairan interstisium dibawah kulit Klasifikasi pruritus berdasarkan patofisiologinya dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
a.

Pruritoceptive,terjadi di kulit dan biasanya disebabkan karena reaksi inflamasi atau proses patologi yang nampak, seperti urtikaria dan skabiesis. Neurogenicgatal dihasilkan di sistem saraf pusat dalam respon terhadap pruritogen,misalnya kolestasis Neuropathic karena lesi anatomi dari sistem saraf pusat maupun tepi, misalnya,nerve entrapment dan tumor Psychogenic, misalnya delusional parasitosis.

b.
c.

d.

Etiologi Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan. Secara umum, penyebab pruritus dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan, yaitu: 1. Pruritus local Pruritus lokal adalah pruritus yang terbatas pada area tertentu di tubuh. Penyebabnya beragam, Beberapa Penyebab Pruritus Lokal: Kulit kepala : Seborrhoeic dermatitis, kutu rambut

Punggung Lengan Tangan 2.

: Notalgia paraesthetica : Brachioradial pruritus : Dermatitis tangan

Gangguan sistemik Beberapa Gangguan Sistemik Penyebab Pruritus Gangguan ginjal seperti Gagal ginjal kronik. Gangguan hati seperti Obstruksi biliaris intrahepatika atau ekstrahepatika. Endokrin/Metabolik seperti Diabetes, hipertiroidisme, Hipoparatiroidisme, dan Myxoedema. Gangguan pada Darah Defisiensi seng (anemia), Polycythaemia, Leukimia limfatik, dan Hodgkin's disease.

3.

Gangguan pada kulit Penyebab pruritus yang berasal dari gangguan kulit sangat beragam. Beberapa diantaranya, yaitu dermatitis kontak, kulit kering, prurigo nodularis, urtikaria, psoriasis, dermatitis atopic, folikulitis, kutu, scabies, miliaria, dan sunburn.

4.

Pajanan terhadap factor tertentu Pajanan kulit terhadap beberapa factor, baik berasal dari luar maupun dalam dapat menyebabkan pruritus. Faktor yang dimaksud adalah allergen atau bentuk iritan lainnya, urtikaria fisikal, awuagenic pruritus, serangga, dan obat-obatan tertentu (topical maupun sistemik; contoh: opioid, aspirin).

5.

Hormonal 2% dari wanita hamil menderita pruritus tanpa adanya gangguan dermatologic. Pruritus gravidarum diinduksi oleh estrogen dan terkadang terdapat hubungan dengan kolestasis. Pruritus terutama terjadi pada trimester ketiga kehamilan, dimulai pada abdomen atau badan, kemudian menjadi generalisata. Ada kalanya pruritus disertai dengan anoreksi, nausea, dan muntah. Pruritus akan menghilang setelah penderita melahirkan. Ikterus kolestasis timbul setelah penderita mengalami pruritus 2-4 minggu. Ikterus dan pruritus disebabkan oleh karena terdapat garam empedu di dalam kulit. Selain itu, pruritus juga menjadi gejala umum terjadi menopause. Setidaknya 50% orang berumur 70 tahun atau lebih mengalami pruritus. Kelainan kulit

yang menyebabkan pruritus, seperti scabies, pemphigoid nodularis, atau eczema grade rendah perlu dipertimbangkan selain gangguan sistemik seperti kolestasis ataupun gagal ginjal. Pada sebagian besar kasus pruritus spontan, penyebab pruritus pada lansia adalah kekeringan kulit akibat penuaan kulit. Pruritus pada lansia berespon baik terhadap pengobatan emollient.

DAPUS : Djuanda, Suria. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi keenam. Dalam: Hubungan Kelainan Kulit dan Psike. Jakarta: FKUI. Hal: 328. Greaves, M.W. (2007). Recent Advances in Pathophysiology andCurrent Management of Itch.Ann Acad Med Singapore;36:788-92. Paus, R., Schmelz, M., Biro, T., & Steinhoff, M. (2006). Frontiers in Pruritus Research: Scrathing the Brain for More Effective Itch Therapy. The Journal ofClinicalInvestigation , 116 (5), 1174- 1185

Anda mungkin juga menyukai