Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

I.1 I.2 I.3

LATAR BELAKANG TUJUAN PENULISAN MANFAAT PENULISAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 INFEKSI KULIT II.1.1 DEFINISI Infeksi kulit oleh bakteri diklasifikasikan menjadi 2 golongan antara lain : 1. Primer (pyodermas/selulitis) disebabkan oleh jenis bakteri tunggal dan pada umumnya menyerang kulit normal. 2. Sekunder terjadi pada kulit yang sebelumnya mengalami kerusakan. Keadaan-keadaan yang dapat membuat infeksi kulit meluas antara lain termasuk :

Bakteri konsentrasi tinggi Kelembaban kulit yang berlebihan Suplai darah yang tidak memadai Adanya nutrisi untuk bakteri Kerusakan lapisan kornea yang dapat memungkinkan penetrasi bakteri

II.2

SELULITIS II.2.1 Definisi Selulitis Secara umum, selulitis merupakan infeksi kulit akut, menyebar melalui dermis dan epidermis dan kemudian menyebar ke dalam fasia dangkal, proses ini dikaraterisasikan sebagai peradangan tapi dengan atau tanpa nekrosis atau nanah pada jaringan lunak.

Penyebab selulitis yang paling sering yakni oleh bakteri Streptococcus

-hemolitik grup A (Streptococcus pyogenes) atau Staphylococcus aureus.


Pada keadaan tertentu, coccus gram positif seperti Sterptococcus pneumoniae atau generasi baru grup B Streptococcus dapat saja berupa golongan agen etiologik. II.2.2 Klasifikasi Bakteri Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak Infeksi Primer Erysipelas (luka api) Impetigo (impetigo) Lymphangitis (limfangitis) Cellulitis (selulitis) Necrotizing fasciitis Tipe 1 Tipe II Infeksi Sekunder Diabetic foot infections (infeksi kaki karena diabetes) Pressure sores (luka tekanan) Bite wounds (luka gigitan) Animal (hewan) Human (manusia)

Group A streptococci Staphylococcus aureus group A streptococci Group A streptococci ; ocasionally S. aureus Group A streptococci, S. aureus; occasionally other grampositive cocci, gram negative bacilli, and/or anaerobes Anaerobes (Bacteroides spp, Peptostreptococcus spp) and facultative bacteria (streptococci, Enterobacteriaceae) Group A streptococci S. aureus, streptococci, Enterobacteriaceae, Bacteroides spp, Peptostreptococcus spp, Pseudomonas aeruginosa S. aureus, streptococci, Enterobacteriaceae, Bacteroides spp, Peptostreptococcus spp, Pseudomonas aeruginosa Pasteurella multocida, S. S. spp, aureus, aureus, streptococci, streptococci, spp,

Bacteroides spp Eikenella corrodens, Corynebacterium

Bacteroides

Burn wounds (luka bakar)

Peptostreptococcus spp. Pseudomonas aeruginosa, Enterobacteriaceae, S. aureus, streptococci

II.2.3 Tanda-Tanda Klinik Selulitis Selulitis dikarakterisasikan sebagai eritema kulit. Lesinya bisa saja melebar, sakit bahkan perih, dan berbekas dengan bercak yang tidak jelas. limfadenopati yang lunak atau lembut diasosiasikan dengan keterlibatan

limfatik yang umum. Malaise, demam dan meriang juga timbul. Adanya riwayat luka trauma kecil pada lambung atau luka operasi. Noda bekas yang diperoleh dari suntikan 0,5ml yang mengandung garam menjadi lesi eritema dapat membantu diagnosa walaupun hasilnya negatif. Selulitis akut dengan adanya bakteri aerob-anaerob dapat terjadi umumnya pada :
1) Penderita diabetes, dimana kulit rentan trauma dan operasi 2) Pertahanan penderita atau host terganggu

Penggunaan injeksi didisposisikan untuk abses dan selulitis. Biasanya infeksi ini bersifat polimikrobik di alam.

II.2.4 Pengobatan Tujuan pengobatan atau terapi selulitis akut karena bakteri adalah pemberantasan infeksi secara cepat dan pencegahan komplikasi lebih lanjut. Terapi antimikroba untuk infeksi bakteri tergantung dari jenis bakterinya. identifikasi dan pengobatan yang cepat sangatlah penting dalam beberapa kasus (grup A Sterptococcus). Perawatan lokal selulitis meliputi elevasi dan immobilisasi dari daerah yang terlibat untuk mengurangi pembengkakan lokal. Selulitis oleh Strepcoccus secara klinik tak dapat dibedakan dengan selulitis Staphylococcus, penggunaan penisilin semisintis (nafsilin atau oxasilin) direkomendasikan sampai diperoleh diagnosa yang akurat, melalui kulit atau darah. Penggunaan penisilin oral 250 sampai 500mg empat kali sehari untuk tujuh sampai sepuluh hari pada selulitis sekunder sterptocuccus. pengobatan lanjutnya melalui antibiotik intravena seperti ceftriaxone. Penggunaan dikloksasilin lokal 250 sampai 500mg empat kali sehari dapat diberikan pada infeksi selulitis staphylococcus. Bagi pasien alergi penisilin, dapat menggunakan eritromisin. Secara alternatif, sefalosforin generasi satu seperti cefazolinboleh digunakan secara hati-hati pada pasien dengan pengalaman reaksi anafilaksis penisilin dan tes penisilin negatif. Pada beberapa kasus, sefalosforin dapat digunakan,

cefradoxil 500mg dua kali sehari atau sefaleksin 250 sampai 500mg empat kali sehari. Cefaclor, ceprozil,imipenem, kombinasi antibiotik inhibitor laktamase (ampisilin, ticarcillin) juga efektif namun mahal. Ketika eritromisin atau sefalosforin tidak dapat diberikan karena staphylococcus resisten-metisillin bahkan reaksi alergi yang parah karena antibiotik -laktam, penggunaan intavena vankomisin selama sepuluh sampai empat belas hari dapat diberikan. Untuk selulitis yang disebabkan oleh basilus gram negatif atau campuran mikroorganisme, segera lakukan kemoterapi antimikroba sebagaimana ditentukan oleh grain mikrobakteri sangat penting. bersama dengan bedah penghilangan dari jaringan nekrotik yang tepat dan pengeringan. Biasanya kombinasi aminoglikosida dengan sefalosforin antianaerob, penisilin spektrum luas atau klindamisin dapat digunakan. Terapi sebaiknya dilakukan selama sepuluh sampai empat belas hari.

II.3

LUKA BAKAR 1) Luka bakar tipenya berbeda dari penderita selulit dengan kelainan fungsi luas limphatic. Biasanya disebabkan oleh S.Thyogenes (golongan A streptokokus). Streptokokus yang lain (awalnya) dan terakhir S.Aureus dapat menyebabkan kelainan kulit. 2) Luka bakar dicirikan dengan kulit memerah, edematus, bengkak, dan terhambatnya pembuluh darah yang melalui sirkulasi dari. Penyakit dan leukositosis paling umum. 3) Kasus luka bakar paling banyak terjadi pada orang tua, dapat diatasi dengan prokain, penisilin G, 600.000 unit im dua kali sehari, atau penisilin VK, 250-500mg secara oral setiap 4 kali sehari, selama 7-10 hari. 4) Pasien yang alergi penisilin dapat diatasi dengan erythromycin 250-500 mg secara oral setiap 6 jam selama 7-10 hari. Untuk luka bakar yang serius, larutan penisilin G 2-8 juta unit sehari, secara IV.

II.4

IMPETIGO

II.4.1 Definisi Impetigo Impetigo tipenya berbeda dengan kelaianan selulit yang disebabkan oleh golongan A Streptokokus (yang kita kenal Streptokokus impetigo atau sejenis impetigo) dan umumnya terjadi pada anak-anak S.aureus mungkin merupakan bahan penyebab dari rata-rata 10% penderita. Impetigo dicirikan dengan kecil, otot membesar. Lesi ini perkembangannnya cepat dalam tonus otot dibandingkan awal dijaringan. Nanah yang terbentuk dalam lesi ini kering dengan warna emas kekuningan, yang merupakan ciri khusus impetigo. Impetigo adalah jenis infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Kuman ini dapat memasuki tubuh manusia menyeluruh cara yang berbeda karena sifatnya sangat menular. Impetigo adalah disebabkan oleh dua jenis bakteri - Streptococcus dan Staphylococcus. Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi kulit ini bakteri daripada orang dewasa. Banyak yang percaya hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh berkembang pada anak-anak, yang tidak sekuat orang dewasa. Anakanak dapat kontrak dan bakteri ini menyebar dengan sangat mudah karena mereka selalu di dekat saling bermain dan sekolah. Sudah lazim untuk menemukan goresan dan luka di kulit anak, yang berfungsi sebagai jalur yang mudah untuk bakteri ke dalam tubuh. Sebagai infeksi kulit, impetigo bisa terjadi pada setiap bagian tubuh. Ada dua tipe impetigo - non-bulosa dan bulosa. Kedua bentuk yang berbeda dapat terjadi pada bagian tubuh yang berbeda. Non-impetigo bulosa adalah ruam merah kecil kecil, yang berbentuk lingkaran dengan permukaan lengket kuning. Jenis impetigo mudah diobati, dan tidak berlangsung lama. impetigo bulosa adalah ruam, besar lingkaran merah, dengan permukaan lengket kuning, dan biasanya berlangsung untuk jangka waktu yang lebih lama dan sulit untuk pop. Untungnya, impetigo luka dan lecet yang tidak menyakitkan karena mereka melihat. Mereka dapat dengan mudah diobati dan dengan mengadopsi beberapa tindakan pencegahan sederhana yang dapat dicegah dengan sangat

mudah. O Penting diingat bahwa jika infeksi ini diabaikan mereka bisa membuktikan menjadi menyakitkan dan menyebabkan banyak ketidaknyamanan untuk anak sakit. Jadi, penting untuk mengajarkan kebiasaan higienis bersih untuk anak-anak. Juga, mengajarkan kebiasaan cuci tangan yang baik untuk infeksi masa kanak-kanak gratis. Impetigo adalah infeksi kulit yang paling menular yang kebanyakan menyerang bayi dan anak-anak. Impetigo biasanya ditandai dengan munculnya luka borok warna merah pada wajah, terutama di sekitar hidung dan mulut anak-anak-anak. Meski infeksi ini umumnya terjadi akibat masuknya bakteri ke dalam kulit melalui luka atau gigitan serangga, tapi impetigo bisa juga tumbuh dalam kulit yang benar-benar sehat. Kondisi impetigo jarang sekali serius, dan biasanya sembuh sendiri dalam dua hingga tiga pekan. Tapi karena impetigo kadang-kadang dapat memicu terjadinya komplikasi, maka sebaiknya anak Anda segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan obat. Biasanya obat yang diberikan antibiotik berupa salep atau obat minum. Setelah 24 jam terapi antibiotik, biasanya infeksi mulai membaik. II.4.2 Gejala Impetigo Berikut ini adalah tanda-tanda dan gejala impetigo: 1) Luka merah yang cepat sekali pecah, berair selama beberapa hari dan kemudian membentuk kerak kulit berwarna coklat kekuningan.
2) Gatal 3) Tidak sakit tapi kulit melepuh berisi air.

4) Dalam kondisi lebih serius, terdapat luka berisi cairan dan nanah yang dapat berubah menjadi borok. Luka ini menimbulkan rasa sakit. II.4.3 JENIS IMPETIGO 1) Impetigo contagiosa.

Bentuk paling umum dari impetigo adalah impetigo contagiosa. Jenis ini biasanya berawal dari luka warna merah pada wajah anak, dan paling sering di sekitar hidung dan mulut. Luka ini cepat pecah, berair dan bernanah, yang akhirnya membentuk kulit kering berwarna kecoklatan. Bekas impetigo ini bisa hilang dan tak menyebabkan kulit seperti parut. Luka ini bisa saja terasa gatal tapi tak terasa sakit. Impetigo jenis ini juga jarang menimbulkan demam pada anak, tapi ada kemungkinan menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening pada area yang terinfeksi. Dan karena impetigo sangat mudah menular, makanya jangan menyentuh atau menggaruk luka karena dapat menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya. 2) Bullous impetigo Impetigo jenis ini utamanya menyerang bayi dan anak di bawah usia 2 tahun. Impetigo ini meski tak terasa sakit, tapi menyebabkan kulit melepuh berisi cairan. Bagian tubuh yang diserang seringkali badan, lengan dan kaki. Kulit di sekitar luka biasanya berwarna merah dan gatal tapi tak terasa sakit. Luka akibat infeksi ini dapat berubah menjadi koreng dan sembuhnya lebih lama ketimbang serangan impetigo jenis lain. 3) Ecthyma Ini adalah bentuk lebih serius dari impetigo yang menyerang lapisan kedua kulit (dermis). Tanda-tanda dan gejalanya meliputi luka menyakitkan berisi cairan atau nanah dan biasanya terdapat pada kaki. Luka akan menganga dengan bagian kulit luar menebal dan keras. Bekas luka ini tidak akan hilang meski luka tersebut sudah sembuh. Ecthyma juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di area yang terinfeksi. Ada dua jenis bakteri yang menjadi pemicu impetigo, yaitu staphylococcus aureus (staph), yang paling umum, dan streptococcus pyogenes (strep). Kedua jenis bakteri ini dapat hidup di kulit sampai mereka dapat masuk melalui luka dan menyebabkan infeksi. Pada orang dewasa, impetigo biasanya mengakibatkan luka pada kulit. Pada anak-anak seringkali terinfeksi melalui luka, goresan di kulit atau bekas gigitan serangga. Tapi bisa juga impetigo ini tumbuh tanpa melalui kulit yang luka.

Impetigo dapat terjadi jika Anda menyentuh luka seseorang yang terkena impetigo, atau bahkan melalui benda-benda yang tersentuh mereka yang terinfeksi, seperti pakaian, sprei, handuk dan mainan. Sekali Anda terinfeksi, Anda dapat dengan mudah menularkan infeksi ini ke orang lain. Bakteri staph menghasilkan racun yang dapat menyebabkan impetigo menyebar ke area lainnya. Toxin ini menyerang protein yang membantu mengikat sel-sel kulit. Ketika protein ini rusak, bakteri akan sangat cepat menyebar. Sebenarnya impetigo tidaklah berbahaya, tapi kadang infeksi ini menyebabkan komplikasi serius meski jarang terjadi, seperti:
1. Poststreptococcal glomerulonephritis (PSGN)

Radang ginjal ini dapat berkembang setelah terkena infeksi streptococcal, misalnya serangan bakteri pada tenggorokan atau impetigo. Hal ini terjadi ketika antibodi terbentuk sebagai akibat infeksi yang merusak glomeruli, yang bertugas menyaring kotoran di ginjal. Meski banyak penderitanya sembuh, tapi PSGN bisa menyebabkan gagal ginjal. Gejala PSGN umumnya muncul sekitar dua pekan setelah infeksi, meliputi bengkak pada wajah, sulit buang air kecil, kencing berdarah, tekanan darah tinggi dan sakit persendian. Paling sering PSGN menyerang anak kecil berusia antara 6 hingga 10 tahun. Untuk orang dewasa yang terkena PSGN cenderung memiliki gejala lebih serius dibandingkan anak-anak dan sepertinya sulit untuk sembuh total. Meski antibiotik dapat menyembuhkan infeksi bakteri strep, tapi obat ini tak mampu mencegah PSGN.

2. Cellulitis Ini merupakan infeksi serius yang menyerang jaringan di bawah kulit dan dapat menyebar ke kelenjar getah bening serta memasuki aliran darah. Jika tak ditangani, cellulitis dapat mengancam jiwa.

3. Infeksi methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

MRSA adalah turunan dari bakteri staph yang kebal terhadap hampir semua antibiotik. Ini dapat menyebabkan infeksi kulit serius yang sangat sulit ditangani. Infeksi kulit ini awalnya bisa berupa bintik merah pada kulit dan kemudian bernanah. MRSA bisa juga menyebabkan pneumonia dan infeksi darah. II.4.4 Komplikasi Lainnya 1. Kulit parut
2. Kulit

berubah

warna

terang

(hypopigmentation)

atau

gelap

(hyperpigmentation) II.4.4 Pengobatan 1. Penisilinase resisten penisilin (seperti dicloxacilin) adalah obat pilihan utama karena dapat mengurangi pertumbuhan S.aureus. generasi pertama cephalosporin juga sama efektifnya. Penisilin dapat mengobati penyebab impetigo dari golongna streptokukus A. Ini dapat diberikan secara dosis tunggal IM yaitu benzathine penisislin G (3000.000-600.000 unit untuk anak-anak, 1.2 juta unit untuk orang tua) atau secara oral penisilin VK dapast diberikan 7-10 hari. 2. Untuk pasien yang alergi penisilin, maka dapat diberikan secara oral erythromycin (30-50 mg/kg per hari sama halnya untuk anak-anak, 250-500 mg setiap 6 jam untuk orang tua) selam 7-10 hari. 3. Salep mupirocin sama efektifnya juga dengan erythromycin.

II.5

INFEKSI SALURAN LAMBUNG 1) Banyak faktor yang menyebabkan kelainan saluran lambung pada pasien, paralysis, paresis, immobilisasi, malnutrisi, anemia, infeksi dan penyebab lainnya. Empat faktor kritis dari bentuk saluran, kecepatan aliran,

kelainan bentuk, dan kelembaban, mungkin ini juga masih diperdebatkan sebagai bentuk patofisiologi dari kelaian bentuk tersebut. Area saluran tinggi adalah berada dalam jaringan tulang. 2) Saluran pencernaan adalah dipenuhi banyak koloni dari variasi mikroorganisme aerob gram negatif dan anaerob yang saling melengkapi dalam infeksi tersebut.

II. INFEKSI STAFILOKOKUS II.6.1 Definisi Infeksi Stafilokokus Infeksi Stafilokokus adalah infeksi-infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif Staphyloccus II.6.2 Penyebab Bakteri stafilokokus gram positif dalam keadaan normal ditemukan di hidung dan kulit pada 20-30% orang dewasa. Bisa juga ditemukan di mulut, kelenjar susu, saluran kemih dan kelamin, saluran pencernaan dan saluran pernafasan bagian atas. Stafilokokus kebanyakan tidak berbahaya, tetapi luka di kulit atau luka lainnya bisa menyebabkan bakteri menyusup ke dalam pertahanan tubuh manusia dan menyebabkan infeksi. Orang-orang yang cenderung mengalami infeksi stafilokokus adalah :

Bayi baru lahir Ibu menyusui Penderita penyakit kronis (terutama penyakit paru-paru, diabetes dan kanker) Penderita kelainan kulit dan luka bedah Penderita yang mendapat terapi kortikosteroid, radiasi, obat-obat imunosupresan atau obat anti-kanker

II.6.3 Gejala

Gejala-gejala yang timbul tergantung dari lokasi infeksi. Infeksinya mungkin ringan atau bahkan bisa berakibat fatal. Biasanya infeksi stafilokokus menyebabkan terbentuknya suatu kantung berisi nanah, yaitu abses dan bisul (furunkel & karbunkel). Stafilokokus menyebabkan abses dapat pada menyebar organ melalui pembuluh darah dan tulang

dalam

(seperti

paru-paru),

(osteomielitis) dan lapisan dalam dari jantung dan katupnya (endokarditis). Stafilokokus cenderung menginfeksi kulit. Absesnya pada kulit berupa kantung berisi nanah yang terasa hangat dibawah permukaan kulit. Abses biasanya pecah dan nanah akan mengalir di atas kulit, yang apabila tidak dibersihkan akan mengakibatkan infeksi lebih lanjut. Stafilokokus juga dapat menyebabkan selulitis (suatu infeksi dibawah kulit). Biasanya bisul juga terjadi karena stafilokokus. II.6.4 Jenis Infeksi Stafilokokus Dua macam infeksi stafilokokus kulit yang cukup serius adalah Nekrolitik epidermal toksik dan Sindroma kulit terbakar (Scalded skin syndrome), yang bisa menimbulkan pengelupasan kulit yang meluas. Bayi baru lahir biasanya mengalami infeksi kulit stafilokokus dalam waktu 6 minggu setelah lahir. Gejala yang paling sering ditemukan adalah kulit seperti melepuh yang berisi nanah di daerah lipatan lengan, kelamin dan lipatan leher. Infeksi stafilokokus yang lebih berat bisa menyebabkan banyak abses, pengelupasan kulit yang luas, infeksi darah, infeksi selaput otak dan medula spinalis (meningitis) serta pneumonia. Ibu menyusui bisa mengalami infeksi payudara oleh stafilokokus (mastitis) dan abses dalam waktu 1-4 minggu setelah melahirkan. Beberapa diantaranya sering merupakan infeksi dari bayi yang ditularkan kepada ibunya pada saat menyusui. Infeksi yang paling berat adalah pneumonia, yang merupakan resiko bagi penderita penyakit paru menahun (seperti bronkitis kronis dan emfisema) dan influenza. Sering menyebabkan

demam tinggi dan gejala-gejala paru-paru yang berat seperti sesak nafas, pernafasan cepat dan batuk produktif yang dahaknya mungkin saja berdarah. Pada bayi baru lahir dan kadang-kadang pada dewasa juga, peumonia stafilokokus bisa menyebabkan abses paru dan infeksi pleura (lapisan disekeliling paru-paru). Infeksinya disebut empiema torak, yang memperburuk gangguan pernafasan. Meskipun suatu infeksi stafilokokus dalam darah (bakteremia stafilokokus) sering terjadi akibat infeksi di tempat lain, tapi biasanya timbul akibat pengggunaan alat intravena seperti kateter. Bakteremia stafilokokus sering menjadi penyebab kematian pada penderita luka bakar berat. Ciri yang khas adalah pada bakteremia adalah panas yang timbul bersifat menetap dan kadang-kadang terjadi syok. Adanya stafilokokus dalam aliran darah bisa menyebabkan infeksi di lapisan dalam dari jantung dan katupnya (endokarditis), terutama pada pengguna obat suntik. Infeksi dengan segera menyebabkan kerusakan katup, sehingga terjadi gagal jantung dan kematian. Infeksi tulang (osteomielitis) terutama menyerang anak-anak,

walaupun juga menyerang orang yang lebih dewasa, terutama mereka yang menderita ulkus kulit yang dalam (luka baring, bedsore). Gejalanya berupa demam, menggigil dan nyeri tulang. Bengkak dan kemerahan akan tampak di atas tulang yang terkena dan dalam sendi di sekitar daerah yang terinfeksi akan terbentuk cairan. Kadang pemeriksaan radiasi dan pemeriksaan radiologis lainnya dapat menunjukkan daerah yang terkena infeksi, tapi secara umum tidak membantu dalam menegakkan diagnosis awal. Suatu infeksi usus dari stafilokokus sering menyebabkan demam, kembung dan distensi abdomen, gerakan kontraktil normal dari usus terhenti sementara (ileus) serta diare. Sering terjadi pada pasen yang dirawat di rumah sakit, terutama setelah menjalani operasi atau pengobatan antibiotik.

Pembedahan meningkatkan resiko infeksi stafilokokus yang bisa mengarah ke terbentuknya abses pada luka jahitan atau menyebabkan kerusakan pada luka sayatan. Beberapa infeksi timbul beberapa hari sampai beberapa minggu setelah pembedahan tetapi bisa timbul lebih lambat pada orang yang mendapat terapi antibiotik setelah pembedahan. Infeksi ini bisa memburuk dan berlanjut menjadi sindroma syok toksik. II.6.5 Pengobatan
1. Untuk kebanyakan infeksi kulit, cukup diberikan antibiotik oral seperti

kloksasilin, dikloksasilin dan eritromisin. 2. Untuk infeksi yang lebih berat, terutama infeksi darah, diperlukan antibiotik intravena, bahkan sampai selama 6 minggu. 3. Pemilihan antibiotik tergantung dari daerah yang terkena infeksi, beratringannya gejala dan antibiotik mana yang efektif membunuh bakteri tertentu.
4. Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin, juga resisten terhadap

hampir semua antibiotik yang biasa digunakan dan memerlukan perhatian khusus karena bakteri ini banyak ditemukan di kota besar dan rumah sakit. 5. Antibiotik yang efektif adalah vankomisin dan trimetoprim-sulfametoksazol. 6. Vankomisin akan membunuh bakterinya, sedangkan trimetroprimsulfametoksazol mencegah kemampuan bakteri untuk berkembang biak. Suatu abses yang timbul harus didrainase (dikeluarkan isinya,

dikeringkan). Drainase pada kulit relatif sederhana, yaitu dengan membuat sayatan kecil kemudian menekannya sehingga cairannya keluar. Sedangkan untuk abses yang lebih dalam mungkin perlu dilakukan pembedahan

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai