Anda di halaman 1dari 3

Resistensi Hama Secara harfiah kata resisten artinya tahan atau kebal.

Penambahan akhiran si, menjadi resistensi, bermakna proses menuju kekebalan. Dengan demikian secara praktis, resistensi hama berarti proses yang dialami hama sehingga hama menjadi kebal. Dalam konteks ini yang dimaksudkan adalah kebal terhadap pestisida. Pada banyak kasus, awalnya suatu jenis pestisida mampu efektif membunuh dan mengendalikan populasi spesies hama tertentu. Tapi beberapa bulan atau tahun kemudian, pestisida tersebut tidak mempan lagi membunuh hama sasaran. Hal ini menjadi hambatan dalam peningkatan produksi padi (Yudono, 2011). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi serangan hama yang resisten adalah dengan pemakaian benih

varietas tahan. Di Indonesia, varietas tahan yang telah digunakan untuk pengendalian hama wereng coklat adalah varietas unggul

tahan wereng (VUTW). Namun demikian, tidak semua hama mempunyai varietas tahan dan jika ada sumber plasma nutfah yang

mengandung gen tahan terhadap hama tertentu jumlahnya sangat terbatas. Misalnya pada tanaman padi, hanya gen tahan wereng coklat dan wereng hijau yang telah diidentifikasi dan dapat digunakan dalam proses perbaikan tanaman untuk tahan hama, sedangkan hama lainnya seperti penggerek batang dan hama pemakan daun, sampai saat ini belum ditemukan gen tahan yang dapat dipakai dalam proses

pemuliaan.

Dengan

berkembangnya

teknologi

rekombinan

DNA

telah membuka pintu untuk merakit tanaman tahan hama dengan rekayasa genetika. Teknologi ini mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan teknologi konvensional, yaitu : memperluas pengadaan sumber gen resistensi karena dengan

teknologi ini kita dapat menggunakan gen resisten dari berbagai sumber, tidak hanya dari tanaman dalam satu spesies tetapi juga dari tanaman yang berbeda spesies, genus atau famili, dari bakteri, fungi, dan mikroorganisme lain dapat memindahkan gen spesifik ke lokasi yang spesifik pula di tanaman dapat menelusuri stabilitas gen yang dipindahkan atau yang diintroduksi ketanaman dalam setiap generasi tanaman dapat mengintroduksi beberapa gen tertentu dalam satu event transformasi sehingga dapat memperpendek waktu perakitan

tanaman multiple resistant perilaku dari gen yang diintroduksi di dalam lingkungan tertentu dapat diikuti dan dipelajari, seperti kemampuan gen tersebut di dalam tanaman tertentu untuk pindah ke tanaman lain yang berbeda spesiesnya (outcrossing), dan dampak negatif dari gen tersebut di dalam tanaman tertentu terhadap lingkungan dan organisme bukan target ( Anonim, 2011).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Manajemen Resistensi Hama pada Tanaman Transgenik Bt. http://agriculturproduct.blogspot.com. diakses tanggal 15 September 2011. Makassar Yudono, Doni Aris. 2011. Kekeliruan Konsep Resistensi Hama. http://mediadidik.blogspot.com. diakses tanggal 15 September 2011. Makassar

Anda mungkin juga menyukai