Anda di halaman 1dari 16

MODIFIKASI TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI JAMUR MERANG PADA INDUSTRI LATANSA AGRIBISNIS KABUPATEN ACEH BESAR

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Melaksanakan Skripsi Pada Jurusan Teknik Industri

Click to edit Master subtitle style

Disusun Oleh :

Khairol Mizan. Us NPM : 0714010005

4/14/12

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Industri Latansa agribisnis sudah memproduksikan jamur merang sejak tahun 2009 hingga saat ini masih terus berproduksi dengan produksinya yang kurang meningkat. Untuk itu perlu adanya modifikasi tata letak fasilitas produksi guna meningkatkan hasil produksi jamur merang. Berbagai persoalan yang terjadi dan dengan melihat pertimbangan masalah yang terjadi sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka penulis lebih cenderung membuat penelitian ini dengan judul : Modifikasi Tata Letak ClickFasilitas Master subtitle Merang Pada Industri Latansa to edit Produksi Jamur style Agribisnis Kabupaten Aceh Besar.

4/14/12

1.2

Perumusan Masalah 1. Bagaimana cara untuk meningkatkan produksi jamur merang pada Industri Latansa Agribisnis ? 2. Bagaimana cara memodifikasi tata letak alternatif untuk fasilitas produksi jamur merang yang lebih baik ? 3. Kendala apa yang dihadapi oleh Industri Latansa Agribisnis dalam memodifikasi tata letak fasilitas produksi ? 1.3 Tujuan Penelitian
Guna mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan produksi jamur merang pada Click to edit Master subtitle style Industri Latansa Agribisnis ? 2. Guna mengetahui bagaimana cara memodifikasi tata letak alternatif untuk fasilitas produksi jamur merang yang lebih baik ? 3. Guna mengetahui kendala apa yang dihadapi oleh Industri Latansa Agribisnis dalam memodifikasi tata letak fasilitas produksi ?
1.

4/14/12

1.4
1.

Manfaat Penelitian

Manfaat bagi perusahaan adalah sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta sebagai bahan informasi dan rekomendasi untuk selanjutnya menjadi referensi bagi perusahaan untuk mengambil keputusan. 2. Manfaat bagi perguruan tinggi adalah sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya dan juga sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai fasilitas produksi. 3. Manfaat bagi mahasiswa adalah sebagai pengalaman dibidang akademis dalam pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan dan sebagai bahan wacana keilmuan Click to edit Master subtitle style dalam penerapan teori yang ada.

1.5

Batasan Penelitian

4/14/12

Agar pembahasan penelitian yang dilakukan terarah dan tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian yang dilakukan pada modifikasi tata letak fasilitas produksi jamur merang.

1.6

Sistematika Pennulisan
Untuk mencapai tujuan sebagaimana yang di harapkan, maka penulisan ini di bagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan.

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN


Berisi tentang teori-teori yang mendasari penelitian dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Teori-teori Click to edit Master subtitle style ini untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.

BAB III METODELOGI PENELITIAN


Bab ini mencakup Objek Penelitian dan Jenis Data, Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis Data.

4/14/12

2.1

Pengertian Modifikasi Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya, serta menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya. Definisi Modifikasi Tata Letak Menurut Hendrarto (2008), Modifikasi tata letak dilakukan untuk mendapatkan hasil tata letak yang terbaik dan layak secara teknis maupun ekonomi. Untuk mendapatkan modifikasi tata letak yang terbaik maka dilakukan dengan cara membangkitkan alterntatif-alternatif tata letak yang mungkin terjadi.

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

Click to edit Master subtitle style

2.2

4/14/12

2.3

Tujuan Modifikasi Tata Letak Fasilitas Produksi 1. Menaikkan Output Produksi, suatu tata letak pabrik yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit dengan jam kerja manusia dan mesin yang lebih kecil. 2. Mengurangi Waktu Tunggu (Delay), tata letak yang terkoordinir dan terencana dengan baik akan dapat mengurangi waktu tunggu yang diakibatkan jarak ataupun waktu tempuh antar departemen. 3. Mengurangi Proses Pemindahan Bahan (material Click to handling), untuk merubah bahan baku menjadi edit Master subtitle style produk jadi, akan memerlukan aktifitas pemindahan (movement) sekurang-kurangnya satu dari tiga elemen dasar sistem produksi yaitu: bahan baku, orang/pekerja, dan mesin/peralatan produksi.

4/14/12

2.4
1.

Faktor-Faktor Terjadinya Modifikasi

Terjadinya perubahan desain produk secara terus-menerus. 2. Adanya perubahan volume permintaan. 3. Penggantian fasilitas agar selalu baru (up to date). 4. Adanya penambahan produk baru. 5. Adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak memuaskan. Click to edit Master subtitle style 6. Resiko kecelakaan kerja dalam proses produksi. 7. Kebutuhan akan penghematan biaya. 8. Mendukung pergeseran/perluasan lokasi pasar produk perusahaan.
4/14/12

2.5

Pengertian Tata Letak Fasilitas Menurut Ampuh Hadiguna (2008 : 7), Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas merupakan bagian perancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur fisik. Unsur-unsur fisik dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi tujuan misalnya total jarak atau total biaya perpindahanbahan.

4/14/12

2.6
1.

Tipe-Tipe Tata Letak Fasilitas Tata letak produk (product layout) Tata letak produk umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi satu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah yang besar dan waktu produksi yang lama. 2. Tata Letak Proses (Process Layout) Tata letak berdasarkan proses merupakan metode pengaturan dean penempatan fasilitas dimana fasilitas yang memiliki tipe dan spesifikasi sama ditempatkan kedalam satu departemen. 3. Tata Letak Lokasi Tetap (Fix Potition Layout) Tata letak tipe demikian mengondisikan bahwa yang tetap pada posisinya adalah material, sedangkan fasilitas produksi seperti mesin, peralatan, serta komponen-komponen pembantu lainnya bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama.

4/14/12

2.7

Pola Aliran Bahan Menurut Ampuh Hadiguna (2008 : 33), Dalam lingkungan aliran bahan, pertimbangan kritis yang perlu diperhatikan adalah pola umum aliran bahan. Pola umum aliran bahan dapat dipandang dari beberapa perspektif, yaitu aliran bahan pada stasiun kerja mandiri, aliran bahan pada departemen dan aliran bahan antar departemen. Pola umum aliran bahan untuk proses produksi umumnya dibedakan atas lima pola, yaitu : 1. Bentuk Garis Lurus (Straight line) Pola garis lurus paling mudah dikenali. Umumnya, pola sangat jelas terlihat pada sistem pemindahan bahan yang menggunakan konveyor lurus. Pola aliran garis lurus dapat dipakai jika proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana, jarak perpindahan pendek dan hanya terdiri atas beberapa komponen atau peralatan produksi sedikit.

4/14/12

2.

3.

4.

5.

Bentuk Zig-zag (Serpentine atau S-Shaped) Pola aliran zig-zag disebut pula aliran berbentuk ular dan sangat baik diterapkan bila aliran proses produksi lebih panjang dari pada panjang area yang tersedia. Bentuk U (U-Shaped) Keterbatasan luas lantai yang tersedia dapat diantisipasi dengan menerapkan pola aliran bentuk U. Bentuk Melingkar (Circular) Pola aliran bentuk melingkar dapat diterapkan bila bertujuan mengambilkan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Bentuk Tak Menentu (Odd angle) Pola tak tentu sering ditemui pada pabrikpabrik yang ada dengan tujuan memeroleh lintasan produksi yang pendek antar kelompok dari wilayah berdekatan, proses material handling dilakukan secara mekanis, keterbatasan ruangan yang tidak memungkinkan pola lain, atau lokasi permanen fasilitas yang menuntut pola seperti ini.

4/14/12

BAB III METODELOGI PENELITIAN


3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Industri Latansa Agribisnis Budidaya Jamur Merang Gampong Menasah Baro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Objek Penelitian Yang menjadi objek pada penelitian ini yang berhubungan dengan tata letak fasilitas produksi jamur merang pada Industri Latansa Agribisnis. Metode Pengumpuian Data 1. Metode Pengamatan (Observasi) Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Narbuko, 2008 : 70). 2. Metode Angket (Kuiesioner) Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Narbuko, 2008 : 76). 3. Metode Wawancara (Interviu) Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasiinformasi atau keterangan-keterangan (Narbuko, 2008 : 83).

3.2

3.3

4/14/12

3.4

Agenda Penelitian 1. Survey Keperusahaan 2. Pengumpulan data Perusahaan 3. Wawancara dengan Pimpinan Perusahaan 4. Pengolahan data 5. Evaluasi hasil pengolahan data 6. Sidang

Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian modifikasi tata letak fasilitas produksi jamur merang ini adalah metode deskriptif yang analisisnya dilakukan dengan teknik rekayasa. a. Sistem Tata Letak -. Jarak Antar subtitle Click to edit Master Bangunan. style -. Biaya Pemindahan Bahan -. Waktu Proses Produksi a. Modifikasi Tata Letak b. Asumsi Sistem Tata Letak

3.5

4/14/12

Skema Tata Letak Produksi Jamur Merang Industri Latansa Agribisnis

Click to edit Master subtitle style

4/14/12

Sekian
&
Click to edit Master subtitle style

Terima Kasih

4/14/12

Anda mungkin juga menyukai