Anda di halaman 1dari 2

GENJRING BONYOK Genjring Bonyok adalah jenis kesenian yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Subang yang mempunyai

alat musik utama bedig dan genjring. Kesenian tersebut mulai lahir dan berkembang di Kampung Bonyok Desa Pangsor Kecamatan Pagaden. Genjring Bonyok merupakan kesenian yang terinspirasi dari kesenian Genjring Rudat. Genjring Bonyok mulai lahir sebelum kemerdekaan atau pada zaman perkebunan P & T Lands. Pada waktu itu kampung Bonyok atau wilayah Desa Pangsor dikenal dengan daerah kontrak. Selain Genjring Bonyok ada beberapa jenis kesenian yang berkembang antara lain Kendang Penca, Ketuk Tilu, dan Wayang Golek. Kesenian tersebut berkembang sesuai dengan keinginan masyarakat yang membutuhkan hiburan. SISINGAAN Sisingaan atau Gotong Singa (sebutan lainnya Odong-odong) merupakan salah satu jenis seni pertunjukan rakyat Jawa Barat, khas Subang (di samping seni lainnya seperti Bajidoran dan Genjring Bonyok) berupa keterampilan memainkan tandu berisi boneka singa (Sunda: sisingaan, singa tiruan) berpenunggang.

TARLING
Tarling adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen itar (gitar) dan suling (seruling) serta istilah Yen wis mlatar gage eling (Andai banyak berdosa segera bertaubat). Asal-usul tarling mulai muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Saat itu, ada seorang komisaris Belanda yang meminta tolong kepada warga setempat yang bernama Mang Sakim, untuk memperbaiki gitar miliknya. Mang Sakim waktu itu dikenal sebagai ahli gamelan. Usai diperbaiki, sang komisaris Belanda itu ternyata tak jua mengambil kembali gitarnya. Kesempatan itu akhirnya dipergunakan Mang Sakim untuk mempelajari nada-nada gitar, dan membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan.

TARAWANGSA JENTRENG
Kesenian rakyat yang ada di Jawa Barat, salah satunya Tarawangsa. Jenis musik tradisional Sunda ini (masih) bisa ditemukan di daerah-daerah tertentu, salah satunya di daerah yang agak dekat dengan tempat tinggal saya, Rancakalong, di Sumedang. Menurut beberapa sumber, alat musik gesek ini juga bisa ditemukan di daerah Cipatujah-Tasikmalaya dan di daerah-daerah tertentu di Bandung dan Banten. Biasanya, musik Tarawangsa dimainkan oleh 2 orang, yang satu pemain Tarawangsa dan yang satunya lagi pemain jentreng. Jentreng di sini berfungsi sebagai pengiring lagu/ melodi (Tarawangsa). Tarawangsa bisa kita dengar di acara-acara tertentu di masyarakat Jawa Barat. Musiknya yang asyik acapkali diiringi para penari, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka menari lembut dan teratur.

KARAWITAN
Karawitan merupakan salah satu cabang seni musik. Karawitan berasal dari kata rawit, yang artinya indah, asri, rumit. Maka, karawitan artinya keindahan, keasrian, kerumitan. Istilah karawitan pada perkembangannya digunakan untuk menyebut musik tradisi yang terdapat di wilayah nusantara. Bahkan, istilah ini digunakan untuk nama Sekolah Kejuruan Bidang Seni Pertunjukan, dengan dibukanya Sekolah Konservatori Karawitan Indonesia pertama di Solo, Surakarta Jawa Tengah pada tahun 1952 . Tjokrowasito dalam Waridi, mengartikan karawitan sebagai seni suara Jawa yang ditimbulkan dari suara manusia dalam laras slendro-pelog yang mengutamakan kehalusan rasa. Laras slendro ialah urutan nada-nada dalam satu oktaf yang suarantaranya (interval) sama atau hampir sama. Dalam tangga nada slendro, oktaf dibagi menjadi lima bagian yang sama dengan jarak . Sedangkan laras pelog adalah urutan nada-nada dalam satu oktaf yang intervalnya tidak sama. Dibagi dalam tujuh nada, dari ketujuh nada hanya lima nada yang sering digunakan sehingga tangga nada ini tetap disebut tangga nada pentatonis, misalnya: d-es-f-a-bes-d. Laras slendro maupun pelog tidak mengenal standar tuning (patokan nada) seperti halnya pada musik Barat (diatonis) dimana frekwensi nada dan intervalnya sudah tertentu.

TANJIDOR
Salah satu jenis musik tradisional Jawa Barat yang mendapat pengaruh kuat dari musik Eropa adalah Tanjidor. Musik ini hidup dan berkembang di daerah Bekasi dan Karawang. Mengingat daerah Bekasi dan Karawang berdekatan dengan Betawi, maka budaya Betawi sangat kental di kehidupan sosial budaya masyarakat daerah Bekasi dan Karawang, termasuk keseniannya (tanjidor). Tanjidor merupakan ensambel musik yang namanya lahir pada masa penjajahan Hindia Belanda. Kata "tanjidor" berasal dari kata dalam bahasa Portugis, tangedor, yang berarti "alat-alat musik berdawai (stringed instruments)". Tetapi kenyataannya, nama Tanjidor tidak sesuai lagi dengan istilah asli dari Portugis itu. Namun yang masih sama adalah sistem tangga nada dari tangedor, yakni sistem diatonik.

Anda mungkin juga menyukai