Anda di halaman 1dari 4

SIAPA bilang membudidayakan tanaman buah dalam pot (tabulampot) itu sulit?

Selama Anda paham tata caranya, tabulampot bisa jadi alternatif penghijauan di lahan terbatas. Banyak keluhan tentang terbatasnya lahan hijau di Jakarta. Lahan yang sempit dan mahal membuat banyak orang terpaksa mengutamakan ruang tempat tinggal ketimbang taman. Namun, jangan patah arang dulu, banyak alternatif yang bisa dipilih, salah satunya memelihara tanaman buah dalam pot (tabulampot). Tabulampot sebenarnya bukan hal yang baru lagi, sudah lama budi daya ini dilakukan banyak orang. "Awalnya, dulu kan orang jual tanaman buah, tapi karena ada beberapa yang tidak laku, kemudian akhirnya didiamkan dalam polybag. Tapi malah berbuah juga, dari sini barulah timbul ide tabulampot," ujar pemilik Lana Nursery, Iman Kusmanto. Bahkan, jenis tabulampot yang bisa dibudidayakan saat ini sudah sangat banyak. Seperti durian, jambu bol, jambu air, jambu biji, nangka, jeruk, duku, srikaya, manggis, sawo, rambutan, delima, mangga, kelapa pandan dan lain-lain. "Pilihan tabulampot yang paling sering misalnya kedondong, belimbing, jambu, sawo, mangga atau lebih simelnya buah-buah yang ritme tumbuhnya tiga sampai empat bulanan," ujar Feby Gintings, Marketing Manager Kebon Wisata Pasirmukti. Menurutnya, menanam mangga memang tidak semudah jambu air, tapi tetap bisa tumbuh paling tidak setahun sekali. "Tidak semua pohon bisa dimasukkan ke dalam tong juga karena keterbatasan wadah," ujarnya lagi. Senada dengan Iman, Feby mengungkapkan, tabulampot menjadi pilihan favorit karena lebih cepat berbuah dibandingkan varietas lain. Apalagi jika bibitnya berasal dari okulasi yang bisa berbuah kurang dari setahun. Varietas Binjai juga memiliki keindahan tersendiri, Binjai memiliki 4-5 cabang sehingga lebih rimbun, buahnya juga mudah terkelupas dan manis. "Pokoknya yang banyak ditanam di pekarangan rumah kita saja, karena tujuan utamanya adalah penghijauan, bukan untuk usaha, jadi tumbuhnya buah lebih untuk kesenangan saja," tukasnya. Dari segi perawatan, tabulampot tidak tergolong sulit. Sama halnya dengan tanaman tanpa media pot, harus dipupuk dan diberi air. Namun, ada beberapa trik agar media potnya tidak menghalang pertumbuhan si tanaman. "Benar, perawatannya memang tidak jauh berbeda, tetap memupuk, bisa secara pupuk kandang atau memakai pupuk NPK," ujar Feby. Secara spesifik, merawat tabulampot harus memerhatikan beberapa faktor. Pertama, untuk penyiraman di musim kemarau sangat diperlukan. Jika memakai air PAM, yang biasanya mengandung kaporit, sebaiknya endapkan dulu semalam dan esoknya baru disiramkan. Namun, usahakan benar-benar jangan sampai air siraman menggenang lebih dari 12 jam. Genangan air bisa merangsang timbulnya penyakit busuk akar. "Penyiramannya juga tergantung musim, saatnya musim panas ya sehari sekali, begitu juga sebaliknya. Waktu penyiraman pagi bisa dilakukan sebelum pukul 09.00 dan sore sesudah pukul 16.00," saran Feby.

Kedua, yaitu penggemburan. Usahakan media tanam tidak memadat. Pemadatan media biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu, lakukan penggemburan menggunakan sekop kecil. Hati-hati, jangan sampai Anda merusak akarnya. Ketiga, yaitu pemupukan. Meski media tanam menggunakan pupuk kandang, pupuk organik masih tetap diperlukan. Sampai umur 2 tahun, setiap 4 bulan, tambahkan NPK (15:15:15) sebanyak 25 gram per drum. Sejak umur 3 tahun dan seterusnya, setiap drum diberi 100 gram NPK (15:15:15). Caranya, benamkan pupuk NPK sedalam 10 cm, lalu siram hingga cukup basah. Keempat, penggantian tanah. Mengganti media tanah setahun sekali sudah cukup menurut Feby. "Namun,akan lebih baik lagi jika dilakukan dua kali dalam setahun. Terlebih jika akarnya sudah jebol, media pot harus segera diganti," sarannya. Kelima, pemangkasan. Contohnya tabulampot rambutan, di samping untuk membentuk habitus (kanopi) tanaman agar tampak pendek, juga agar cabang dan pertumbuhannya seimbang. Pemangkasan perdana dilakukan saat tanaman berumur kurang dari setahun, atau tinggi batang sekitar 75-100 cm dari permukaan drum. Cara pemangkasan adalah untuk pemangkasan perdana, pilih 3 cabang primer. Bila panjang cabang primer mencapai 50 cm, pangkas ujungnya hingga tumbuh cabang-cabang sekunder. Pilih hanya tiga cabang sekunder per cabang primer. Selanjutnya, pangkas ujung cabang sekunder sampai tumbuh cabang tersier, dan pilih hanya tiga cabang tersier. Dari ketiga cabang tersier inilah akan terjadi pembungaan dan pembuahan. Nah, setelah paham tata cara perawatannya, tentu kini Anda lebih berani mulai menanam buah dalam pot. "Memang kalau hobi berkebun itu, tak terkecuali tabulampot, tetap harus memerlukan perawatan agar hasil yang diinginkan juga maksimal dan tanaman yang dirawat produktif. Tanaman kan makhluk hidup juga yang butuh dirawat, disayang," tutup Feby sambil tersenyum. (sindo//tty) 1. Proses Penanaman Penggalian lubang tanam seluas 50 x 50 cm, tanah yang dikeluarkan dari galian dicampur dengan pupuk kandang ditambah puradan 2 sendok makan, didiamkan selama 1 minggu, setelah 1 minggu tanah dimasukan kembali kedalam lubang kurang lebih setengahnya dari galian. Bibit yang telah disiapkan dimasukan kedalam lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah galian yang telah dicampur pupuk kandang sebelumnya. Jarak tanam yang baik adalah 1,5 x 1,5 meter. 2. Pemeliharaan

Setelah pola tanam selesai, jika tidak ada hujan maka tanaman tersebut harus disiram 2 hari sekali, setelah 1 minggu dari penanaman dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida (Decise), fungisida (ditan atau antrakol), ZPT (atonik) dengan dosis disesuaikan. Selama 3 bulan dalam kurun 15 hari sekali dilakukan penyemprotan, kemudian bulan selanjutnya bisa dilakukan penyemprotan 1 bulan atau 2 bulan sekali.

Bibit Pohon Mangga Setelah 1 bulan penanaman dilakukan pemupukan menggunakan pupuk NPK 0,5 sendok makan/pohon, kemudian dalam 2 sampai 3 bulan sekali dilakukan pemupukan dengan menggunakan NPK 1 sendok makan/batang. 3. Harga Jenis Pohon a. Mangga b. Jambu Air Harga Rp. 17.500,-/pohon Rp. 15.000,-/pohon Ukuran + 1 meter + 1 meter

c. Jambu Biji d. Manggis e. Nangka

Rp. 15.000,-/pohon Rp. 25.000,-/pohon Rp. 15.000,-/pohon

+ 1 meter + 1 meter + 1 meter

Kontributor artikel: Sdr. Achmad Sobari (Alit) - Warga Hijau BNI Lokasi Penjualan: Sumedang Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai