Anda di halaman 1dari 14

Ajaran Buddha telah menjadi mercu suar yang dikagumi dalam membimbing umat manusia menuju pembebasan dari

penderitaan dalam samsara

Ajaran Buddha khususnya diperlukan di dunia masa kini yang semakin dipenuhi kesalah-pahaman rasial, ekonomi dan ideologi.

Kesalah-pahaman ini tidak akan dapat dijelaskan dengan efektif tanpa penyebarluasan semangat toleransi pada orang lain. Semangat ini dapat diperoleh dengan baik dengan bimbingan ajaran Buddha yang menekankan kerjasama moral-etika untuk kebaikan universal.

Ajaran kebaikan sangat memerlukan aturan-aturan dan suri-tauladan. Tanpa latar belakang spiritual, manusia tidak memiliki tanggung jawab moral Manusia tanpa tanggung jawab moral berbahaya bagi masyarakat.

Kebajikan diperlukan untuk mencapai keselamatan, tapi kebajikan saja tidak cukup. Kebajikan harus digabungkan dengan kebijaksanaan. Kebajikan dan kebijaksanaan laksana pasangan sayap burung.

Ajaran Buddha bukan sematamata omong kosong, mitos yang diceritakan untuk menghibur pikiran manusia atau untuk memuaskan emosi manusia, melainkan suatu metode liberal dan mulia bagi mereka yang benarbenar ingin memahami dan mengalami kenyataan hidup.

Ada empat cara untuk mencoba menyadari tujuan hidup:


Tingkat material atau fisik (kekayaan) Tingkat emosional suka atau tidak suka; atau perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan Tingkat intelektual belajar atau memahami Tingkat spiritual pemahaman simpatik berdasarkan hukum, kemurnian dan keadilan

Untuk dapat mewujudkan adanya keselarasan antara kebajikan dan kebijaksanaan maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan pemahaman bahkan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dengan demikian, manusia membutuhkan suatu sistem tatanan hidup yang dalam kehidupan seharihari, kita sering sebut sebagai moraletika.

Moral-etika berasal dari kata moral dan etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani, yakni ethos atau ta ethika. Dalam bahasa Latin juga disebut dengan istilah ethos dan ethikos.

Dalam Dhamma cakkapavattana Sutta, Sang Buddha menyatakan hanya ada satu cara untuk melenyapkan dukkha yakni dengan pelaksanaan Jalan Utama berunsur Delapan yang dikenal sebagai Jalan Tengah/Middle Way.

Dalam Cullavedalla Sutta dibabarkan pula ke-delapan unsur dalam Jalan Tengah tersebut dapat dikelompokkan atas 3 kelompok yakni sila, samadhi dan panna.

Sila, samadhi dan panna tidak disusun sesuai dengan jalan tengah, tetapi jalan tengah lah yang disusun sesuai dengan pengembangan sila, samadhi dan panna. Pengertian disusun adalah direnungkan, dihasilkan, dikembangkan, yang dihayati dan kemudian dilaksanakan atau diamalkan.

SILA DALAM KITAB SUCI TRIPITAKA


Brahmajala Sutta Samannaphala Sutta Ambattha Sutta Kutadanta Sutta Vyagghapajja Sutta Maha Mangala Sutta Sigalovada Sutta Parabhava Sutta

Anda mungkin juga menyukai