Anda di halaman 1dari 6

1. Sistem Neurologis a. Perubahan rasa aman dan nyaman: Nyeri b.d peningkatan tekanan intracranial. b.

Perubahan rasa aman dan nyaman: Ansietas b.d implikasi kondisi dan ketidak pastian masa yang akan datang. c. Perubahan konsep diri: HDR b.d efek kondisi lemah yang berkepanjanagan. d. Perubahan pola aktivitas b.d gangguan motorik akibat kerusakan saraf cranial. e. Gangguan pola komunikasi verbal b.d disartia sekunder akibat atraksia dari otot bicara. f. Resiko cedera b.d gangguan visual, gaya berjalan yang tidak mantab, kelemahan dan gerakan yang tidak terkontrol. g. Gangguan pola perawatan diri: mandi b.d gangguan motorik akibat kerusakan saraf cranial. h. Gangguan pola perawatan diri: toileting b.d gangguan motorik akibat kerusakan saraf cranial. i. Gangguan pola perawatan diri: makan b.d gangguan motorik akibat kerusakan saraf cranial. j. Gangguan pola perawatan diri: berpakaian b.d gangguan motorik akibat

kerusakan saraf cranial.

2. Sistem Kardiovaskuler a. Perubahan rasa aman dan nyaman: nyeri b.d adanya spasme otot sekunder akibat gangguan kardiovaskuler. b. Perubahan pola tidur b.d disonea nocturnal dan nyeri yang dirasakan. c. Perubahan pola aktivitas b.d infusiensi oksigen. d. Perubahan rasa aman dan nyaman: ansietas b.d nyeri dada sekunder akibat hipoksia. e. Perubahan pola eliminasi: konstipasi b.d perubahan gaya hidup dan efek pengobatan yang diterima. f. Gangguan perawatan diri: mandi b.d disnea dan keletihan g. Gangguan konsep diri: HDR b.d perubahan peran actual yang dirasakan. h. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari normal b.d mual, muntah dan anoreksia.

i. Gangguan keseimbangan volume cairan: lebih kebutuhan b.d penurunan aliran darah ke ginjal akibat gagal jantung kanan. j. Gangguan proses keluarga b.d hambatan individu dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.

3. Sistem Gastrointestinal. a. Perubahan intake nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual dan muntah. b. Perubahan pola eliminasi: diare b.d efek pengobatan pada fungsi usus. c. Perubahan pola eliminasi: konstipasi b.d ketakutan nyeri saat defekasi d. Perubahan pola aktivitas b.d peningkatan kebutuhan akibat gangguan (sebutkan) e. Gangguan rasa aman dan nyaman: nyeri b.d adanya distensi otot abdomen. f. Gangguan rasa aman dan nyaman: ansietas b.d keadaan abnormal. g. Gangguan konsep diri: HDR b.d ketakutan tentang keadaan yang memalukan dan reaksi negatif dari orang lain h. Gangguan pola tidur b.d sering terbangun akibat diare yang dirasakan. i. Resiko kekurangan volume cairan b.d mual dan muntah. j. Resiko kerusakan intregitas kulit (perianal) b.d diare dan iritan kimia.

4. Sistem Pernafasan a. Perubahan pola nafas b.d penumpukan secret. b. Perubahan rasa nyaman b.d kemampuan melakukan insporasi dan ekspirasi yang tidak efektif. c. Perubahan pola aktivitas b.d asupan oksigen berkurang. d. Gangguan rasa aman dan nyaman: ansietas kesukaran bernafas dan takut asfiksia. e. Gangguan komunikasi verbal b.d f. Gangguan pertukaran oksigen dalam sel b.d adanya penumpukan cairan pada alveolus. g. Gangguan pola tidur b.d dispnea nocturnal. h. Gangguan pola perawatan diri: mandi b.d keletihan akibat infusiensi oksigen. i. Gangguan pola perawatan diri: toileting b.d keletihan akibat infusiensi oksigen. j. Resiko asidosis respiratorik b.d proses respirasi yang tidak adekuat.

5. Sistem urinarius a. Perubahan rasa nyaman: nyeri b.d peradanagn akibat iritasi batu dan spasme otot. b. Perubahan pola eliminasi: diare b.d reflek neurointestinal. c. Perubahan pola eliminasi: inkotinensia urine reflek b.d tidak ada sensasi untuk berkemih. d. Perubahan pola eliminasi: inkotinensia urine dorongan b.d gangguan impuls eferan inhibitor sekinder akibat disfungsi otak. e. Perubahan pola eliminasi: retensi urine b.d pengisian kandung kemih yang berlebihan. f. Gangguan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal. g. Gangguan konsep diri: HDR b.d keadaaan yang memalukan akibat mengompol di depan orang lain dan takut bau urin. h. Gangguan koping individu b.d kerusakan fungsi tubuh. i. Gangguan keseimbangan nutrisi b.d mual muntah dan anoreksia. j. Resiko isolasi social b.d keadaaan yang memalukan akibat mengompol di depan orang lain dan takut bau urin.

6. Sistem indera a. Perubahan pola aktivitas b.d keterbatasan penglihatan. b. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d inflamasi dan infeksi c. Gangguan rasa nyaman: ansietas b.d kehilangan penglihatan actual. d. Gangguan konsep diri: HDR b.d keterbatasa penglihatan. e. Gangguan pola perawatan diri: mandi b.d kerusakan penglihatan. f. Gangguan pola perawatan diri: toileting b.d kerusakan penglihatan. g. Gangguan pola perawatan diri: makan b.d kerusakan penglihatan. h. Gangguan pola perawatan diri: berpakaian b.d kerusakan penglihatan. i. Resiko cedera b.d keterbatasan penglihatan. j. Resiko isolasi social b.d ketakutan cedera.

7. Sistem Reproduksi. a. Perubahan pola seksualitas b.d efek biokimia pada energy dan libido sekunder akibat gangguan sistem reproduksi. b. Perubahan pola eliminasi: retensi urine b.d ketidak adekuatan detrusor sekunder akibat dekondisi yang berkaitan dengan stress atau rasa tidak nyaman. c. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d adanya proses inflamasi dan infeksi. d. Gangguan rasa nyaman: ansietas kerusakan fungsi seksual. e. Gangguan konsep diri: HDR b.d kehilangan fungsi reproduksi. f. Gangguan proses keluarga b,d dampak penyakit seksual. g. Gangguan koping individu b.d perubahan dalam intergitas tubuh sekunder akibat kerusakan fungsi reproduksi. h. Resiko isolasi social b.d kerusakan fungsi tubuh. i. Gangguan pola perawatan diri: mandi b.d kelemahan akibat peningkatan laju metabolic karena efek penyakit kanker ovarium. j. Gangguan pola perawatan diri: toileting b.d kelemahan akibat peningkatan laju metabolic karena efek penyakit kanker ovarium.

8. Sistem muskuloskeletal. a. Perubahan rasa nyaman: nyeri b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat fraktur. b. Perubahan rasa nyaman: ansietas b.d keadaan yang abnormal yang dirasakan. c. Gangguan mobilitas di tempat tidur b.d kekuatan dan ketahanan sekunder akibat kerusakan musculoskeletal. d. Gangguan mobilitas di dengan kursi roda b.d kekuatan dan ketahanan sekunder akibat kerusakan musculoskeletal. e. Gangguan berjalan b.d kekuatan dan ketahanan sekunder akibat kerusakan musculoskeletal. f. Gangguan kemampuan berpindah dari/ke kursi roda b.d kekuatan dan ketahanan sekunder akibat kerusakan musculoskeletal. g. Gangguan pola perawatan diri: mandi b.d adanya alat eksternal (sebutkan). h. Gangguan pola perawatan diri: toileting b.d adanya alat eksternal (sebutkan). i. Gangguan pola perawatan diri: makan b.d adanya alat eksternal (sebutkan).

j. Gangguan pola perawatan diri: berpakaian b.d adanya alat eksternal (sebutkan).

9. Sistem Integumen a. Perubahan pola rasa nyaman: nyeri b.d adanya lesi dan respon peradangan. b. Perubahan pola rasa nyaman: cemas b.d keadaan kulit yang abnormal. c. Perubahan fungsi barier kulit b.d kerusakan mekanis jaringan sekunder akibat tekanan, pencukuran dan gesekan d. Gangguan integritas kulit b.d kerusakan mekanis jaringan sekunder akibat tekanan, pencukuran dan gesekan. e. Gangguan mobilitas fisik b.d pembatasan yang ditentukan, status dekondisi, kehilanagan control motorik. f. Gangguan pola tidur b.d nyeri yang dirasa sekunder akibat proses peradangan, pembatasan posisi dan gangguan akibat pengobatan. g. Gangguan konsep diri: HDR b.d ketakutan tentang keadaan yang memalukan dan reaksi negatif dari orang lain. h. Gangguan pola perawatan diri: mandi b.d kerusakan kemampuan rentang gerak sekunder akibat nyeri. i. Gangguan pola perawatan diri: toileting b.d kerusakan kemampuan rentang gerak sekunder akibat nyeri. j. Resiko isolasi sosial b.d ketakutan tentang keadaan yang memalukan dan reaksi negatif dari orang lain.

10. Sistem Endokrin. a. Perubahan pola rasa nyaman: cemas b.d pengisapan nasogastritik, distensi kapsula pancreas dan peritonitis local. b. Perubahan pola rasa nyaman: nyeri b.d pengisapan nasogastritik, distensi kapsula pancreas dan peritonitis local. c. Perubahan pola aktivitas b.d ketidakcukupan oksigen sekunder akibat perlambatan lajun metabolic. d. Perubahan volume cairan b.d hipertensi portal, tekanan osmotic koloid plasma yang rendah dan retensi urin.

e. Perubahan fungsi barier kulit b.d edema dan kekeringan sekunder akibat penurunan laju metabolisme dan infiltrasi cairan ke dalam jaringan interstisial. f. Perubahan pola seksual b.d kehilangan libido dan penghentian menstruasi sekunder akibat produksi hormon adrenokortikotropik berlebihan. g. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d muntah, anoreksia, dan gangguan pencernaan sekunder akibat penurunan enzim pancreas. h. Gangguan pola eliminasi: diare b.d ekskresi lemak dalam feses yang berlebihan sekunder akibat insufusiensi enzim pankreas. i. Gangguan konsep diri: HDR b.d perubahan fisik sekunder akibat proses proses penyakit. j. Resiko cedera b.d sintesis protombin dan penurunan absorpsi vitamin K.

Anda mungkin juga menyukai