Tabel 1 : SDM PENGELOLA LINGKUNGAN SEHAT DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2008
NO
PROGRAM
PENDIDIKAN D1 1 1 D3 1 S1 S2 1
KET
1 2
Penyediaan Air bersih dan Sanitasi Dasar Pengawasan kualitas Lingkungan - Pengamatan melalui media makanan - Pengamatan melalui media tanah - Pengamatan melalui media vektor
2 2 1
2 2 *) 1 *) Non Kesehatan
Berdasarkan Tabel 1 tersebut diatas, terlihat bahwa jumlah tenaga pengelola program lingkungan sehat yang dikelola oleh Seksi Bina Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan jika ditinjau dari jumlah tenaga yaitu 16 orang staf termasuk cukup namun ditinjau dari segi kualitas/ tingkat pendidikan maka diangap masih rendah jika dibandingkan dengan velume pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seorang staf pada Seksi Bina Penyehatan Lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut maka Departemen Kesehatan perlu mempertimbangkan untuk mengalokasikan biaya pendidikan tenaga Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Prov. Sul.Sel. kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. B. Anggaran dan Sumber Dana. Angaran dan sumber pendanaan yang dikelola selama 4 tahun terakhir (2004, 2005, 2006 dan 2007) dapat dilihat pada tabel berikut :
TABER 2 : JUMLAH ANGGARAN PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT TAHUN 2004 - 2008 DINAS KESEHATAN PROV. SUL.SEL.
TAHUN 2004
986.457.000 **)
KET. 2007
1.373.575.000 **)
2005
909.489.000 **)
2006
1.016.400.000 **)
2008
332.800.00 0 *) 409.350.0 00 Pamsim as
PHLN
15.000.000
162.622.426
482.892.000
463.000.000 1.205.150.0 00
924.489.000
1.179.022.426
1.856.467.000
Keterangan : *) Pamsimas
**) Lingkungan sehat & WSLIC
Berdasarkan tabel 2, tersebut diatas selama 4 tahun terakhir mengalami peningkatan namun pada tahun 2008 menurun menjadi Rp. 1.205.150.000,- hal ini disebabkan karena Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tidak mendapatkan anggaran untuk kegiatan lingkungan sehat.
TABER 3 : JUMLAH ANGGARAN PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT TAHUN 2004 - 2008 DINAS KESEHATAN KESEHATAN KAB./KOTA TAHUN 2004 0 0 2005 (000) 2006 0 0 69.582
0 0 944.856 5.427.500 208.500 852.442 6.249.6 00 330.000 5.436 645.800 3.024.000 525.500 230.780 0 wslic wslic DAU
NO
KAB./KOTA SUMBER ANGGARAN (Rp) 1 Bantaeng APBN PHLN APBD 2 Barru APBN PHLN APBD 3 Bone APBN PHLN APBD APBN PHLN
KET. 2007
0 0 112.524 42.785
4 Bulukumba
5 Enrekang
6 Gowa
7 Jeneponto
8 Luwu
9 Luwu Utara
10 Makassar
11 Maros
12 Pangkep
13 Pare-pare
14 Pinrang
15 Selayar
16 Sidrap
17 Sinjai
18 Soppeng
19 Tator
APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD
0 0 0 0 73.454
0 0 0 0 489.645
0 0 200.000 0 0 657.203
0 0 19.972
0 0 180.300
3.750 0 6.500
18.050
211.000 0
0 0 51.072
20 Takalar
21 Wajo
22 Palopo
23 Luwu Timur
APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD APBN PHLN APBD
0 0 440.000
C. Sarana dan Prasarana (peralatan pengendalian faktor resiko). Sarana / peralatan pengendalian dan pemantauan kualitas lingkungan lingkungan di Sulawesi Selatan adalah sbb : Laboratorium PKA, dari 23 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan terdapat 20 Kabupaten/Kota yang telah memiliki Lab. PKA. Namun dari 20 Lab. PKA di Kab./Kota tidak ada yang memeiliki peralatan secara lengkap, perincianya al. Paket A. 7 Kab./Kota Paket C 13 Kab./Kota Peralatan Cholinesterase Kit, pada 23 Kabupaten / Kota terdapat 7 Kabupaten/Kota yang peralatannya masih berfungsi dengan baik. Peralatan pemantauan kualitas lingkungan di tingkat Puskesmas (Sanitarian Kit) telah tidak ada yang berfungsi / semua telah rusak. Peralatan pemantauan resiko lingkungan yang lainnya yang ada di Sulawesi Selatan telah rusak total.
D. Kebutuhan dan Ketersediaan Obat, Bahan dan Reagensia. Bahan / reagensia pemantauan dan pemeriksaan kualitas lingkungan (sampel) yang dibutuhkan dalam rangka pemataun kualitas lingkungan di Sulawesi Selatan adalah sbb : 1) Perbaikan kualitas air - Kebutuhan kaporit, berdasarkan tingkat resiko pencemaran pada sarana air bersih di Sulawesi Selatan adalah 2.650 kg/tahun. Tersedia 2.650. kg ( dapat dipenuhi pada tahun 2007). - Kebutuhan PAC 1.500 dos/tahun namun yang dapat disediakan hanya 44 dos pada tahun 2007. - Kebutuhan Aquatap 23.000 tablet / tahun namun yang dapat dipenuhi hanya 571 table pada tahun 2007. 2) Pemeriksaan kualitas lingkungan. - Pemeriksaan sampel air bersih/air minum dibutuhkan reagensia terutama dalam rangka pemeriksaan kualitas bakteriologis yang dilakukan di Lab. PKA Kabupaten/Kota dan
Situasi program lingkungan sehat prov.sul.sel. tahun 2008
pemeriksaan kualitas air yang dilakukan di Puskesmas dan di masyarakat dengan menggunakan methode H2S. Reagensia yang tersedia untuk pemeriksaan kualitas air tersebut tidak ada baik dari sumber biaya APBN maupun APBD. Pemerikasaan sampel pencemaran makanan, udara, tanah tidak dilaksanakan karena peralatan dan reagensia pemeriksaan tidak ada baik dari APBN maupun APBD.
2. TARGET KEADAAN YANG DIHARAPKAN TABEL 4. REALISASI DAN TARGET PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT DINAS KESEHATAN PROV. SUL.SEL.
KONDISI LINGKUNGAN SEHAT THN 2008 NO 1 PROGRAM PSAB & SANITASI DASAR 1. % Keluarga menggunakan Air Bersih (Pedesaan & Perkotaan) 2. % AB yang memenuhi syarat kualitas bakteri 3. % Air minum yang memenuhi syarat kualitas bakteri 4. % Keluaraga menggunakan jamban yang memenuhi syarat 2 PENGAWASAN KUALITAS LINGKUNGAN 1. % Keluarga menghuni rumah sehat 2. % Sekolah yang memenuhi syarat kesehatan 3. % TTU yang memenuhi syarat kesehatan 4. % Pondok pesantren yang memenuhi syarat kesehatan 5. % Institusi kesehatan yang mengelola limbah dengan aman 6. % RM/REST yang memenuhi laik hygiene sanitasi 7. % jasa boga yang memenuhi laik hygiene sanitasi 8. % Makanan jajan yang laik hygiene sanitasi 9. % TPM yang memenuhi syarat III PENGENDALIAN DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN 58,73 59,52 44,13 62,57 64,89 58,18 44,22 65,56 61,79 45 55,43 58,81 47,54 59,45 70 73 71 70 55 65 85 66 61 74 80 80 75 58 67 76 67 68 75 85 85 80 60 70 77 70 70 REALISASI 2006 2007 2008 TARGET 2009 2010
85 65 70 71
92 78 84 80
94 80 85 85
1. % AMDAL yang memenuhi syarat kes,. Masyarakat 2. Kejadian Dampak Kes. Akibat Pencemaran Lingkungan & kedaruratan lingkungan IV PENGEMBANGAN WILAYAH SEHAT 1. % Kab/Kota (Kawasan sehat) 2. % Desa sehat
45 100
50 50
60 55
70 80
80 85
17,39 15,5
35 15,5
50 20
76 20
77 40
3. MASALAH DAN UPAYA KEGIATAN YANG DIUSULKAN UNTUK MENCAPAINYA. Untuk mencapai target tersebut maka Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan mengajukan usulan kegiatan sbb: TABEL 5 : PERMASALAHAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH TAHUN 2009
NO 1 PROGRAM PSAB & SANITASI DASAR 1 2 PERMASALAHAN Kemampuan sanitarian masih rendah Peran Serta Masyarakat dalam PAB & Sanitasi dasar masih rendah 1 2 3 4 3 2 PENGAWASAN KUALITAS LINGKUNGAN 5 6 7 8 9 4 Kurang aktifnya klinik sanitasi tkt. Puskesmas Makanan jajanan yang laik sehat masih rendah termasuk pemberian bahan tambahan makanan yang melebihi standar Sanitasi pasar tidak memenuhi syarat. Sanitasi RS yang tidak memenuhi syarat Sanitasi sarana ibadah yang tidak memenuhi syarat. TPA/TPS tidak memenuhi syarat Meningkatnya penggunaan pestisida khususnya di sektor pertanian KEGIATAN Pembinaan Petugas Kab/Kota & Puskesmas Penilaian POKMAIR Berprestasi tkt Propinsi. Pengambilan & penyiaran melalui TV dalam rangka lomba POKMAIR Pengembangan Kelopok Pemakai air. Pembinaan Klinik sanitasi panduan 5 6 Pengawasan BTM pada Makanan Jajanan
7 8 9 10 11
Pengembangan pasar sehat dalam menuju desa siaga Kajian faktor resiko RS menunjang pasien sehat Kajian faktor resiko di Sarana ibadah Pengawasan & pengendalian dampak sampah TPA/TPS Pengawasan pengelolaan Pestisida (TP2)
12 10 Tingginya kejadian penyakit bersumber vektor 13 14 15 PENGENDALIAN PENCEMARAN 11 12 13 14 15 16 Kurangnya pengetahuan & keterampilan petugas dalam pemantauan kebisingan. Meningkatnya resiko lingkungan akibat pembangunan Tingginya resiko kebisingan di bandar udara Tingginya pencemaran lingkungan. Tingginya penggunaan jarum suntik di Pusk. Tingginya dampak resiko pencemaran udara indoor RS Rendahnya dukungan LS & LP terhadap keg. Lingkungan sehat. Kurang optimalnya Forum Kab/Kota sehat 16
Pemeriksaan cholinestrase darah pada petani Pemantauan & pengendalian vektor Pemantauan & pengendalian breading place vektor di terminal Monev pengendalian program vektor Pelatihan kebisingan bagi petugas Kab/Kota Kajian ADKL
17 18 19 20 21 Kajian faktor resiko kebisingan di bandar udara Kajian faktor resiko dampak pencemaran lingkungan Kajian faktor resiko limbah tajam di Puskesmas Analisis pencemaran udara in door RS Pertemuan Koordinasi & Perencanaan Ling. Sehat Pertemuan monev lingkungan sehat Pengembangan forum Kab/Kota Sehat Rapat pemantapan sekretariat forum Kab/Kota sehat Penilaian Kab/Kota sehat
17
22 23
18
24 25 26
DAFTAR ISI
1.
SITUASI PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT PROVINSI SULAWESI SELATAN ........................................................................................................ a. Sumber Daya Manusia .................................................................................................... 1 1
b. Anggaran dan Sumber Dana .............................................................................................. 1 - 4 c. Sarana dan Prasarana (Peralatan pengendalian faktor lingkungan) .................................. d. Kebutuhan dan Ketersediaan Obat, Bahan dan Reagensia ............................................ 4 4-5
2.
TARGET
DAN
KEADAAN
YANG
DIHARAPKAN ............................................................. 5 6
3.
b. Menyusun perencanaan bulanan, triwulanan dan tahunan serta dilakukan evaluasi setiap bulan atas semua kegiatan yang dilaksanakan tiap bulan atas kendala dan hambatan teknis dilapangan dan non teknis. c. Melakukan sosialisasi dan menerapkan pendekatan CLTS terhadap semua Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan dalam rangka pencapaian cakupan jamban dengan merubah perilaku masyarakat.
d. Menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembangunan kesehatan lingkungan di masing-masing wilayah kabupaten/Kota. e. Mendoronmg Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menerapkan pendekatan CLTS dan MPA-PHAST dengan sumber daya di tingkat kabupaten dan tingkat puskesmas serta masyarakat. f. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara lintas sektor tingkat Provinsi, Kabupaten/kota dan Kecamatan dalam rangka pelakasanaan program lingkungan sehat. g. Adanya dukungan pembiayaan yang bersumber dari BLN dan APBN (WSLIC-2 dan Pamsimas, DHS-2) h. Adanya dukungan dari LSM yang bergerak dibidang Kesehatan Lingkungan ( SWOSS, UNICEF, Prima Kesehatan). i. Mendorong peningkatan kerjasama Pemerintah Kabupaten dengan sektor swasta (INCO di Luwu Timur, Semen Tonasa di kab. Pangkep, dan Semen Bosowa di Kab. Maros) dalam pemantauan dan pengendalian kualitas lingkungan. j. Melakukan kajian terhadap
10