Anda di halaman 1dari 1

SEMINAR ALERGI SUSU

Alergi makanan adalah suatu respon yang diperantarai reaksi imunologis terhadap antigen makanan, dan sebagian besar perhatian terfokus pada protein susu sapi sebagai penyebab alergi makanan saluran pencernaan pada bayi. Berdasar pada hal tersebut, maka pada hari Sabtu, 5 Mei 2007, diadakan Seminar mengenai Alergi Anak terhadap Susu Formula di hotel Melia Purosani dari pukul 08.00-13.00 dengan jumlah peserta yang membludak baik dari kalangan dokter, tenaga kesehatan yang lain, Ko-Ass maupun mahasiswa yang baru duduk di semester dua. Seminar yang diadakan oleh bagian anak RS. Sardjito ini diisi oleh pemateri antara lain dr. M. Juffrie Sp.A, Ph.D dari bagian anak, Dina Muktiardi dan Zakiudin Munasir dari UKK Alergi Imunologi IDAI. Salah satu manajemen dari alergi makanan akibat protein susu sapi adalah dengan menghindari susu sapi dan semua produknya. Dan pemberian ASI yang lama dapat mengurangi kemungkinan intoleransi terhadap susu sapi di kemudian hari. Namun salah satu hal yang cukup menarik yang disampaikan oleh salah seorang pembicara pada seminar tersebut adalah mengenai peran susu formula kedelai pada pasien alergi susu sapi, dimana telah kita ketahui bersama bahwa akhir-akhir ini memang bermunculan banyak produk susu kedelai sebagai alternatif produk susu nabati. Ternyata susu formula kedelai ini telah lama digunakan terutama di negara-negara Timur. Susu ini pertama kali digunakan sebagai pengganti susu sapi pertama kali adalah pada tahun 1929 dengan beberapa keuntungan seperti harga yang lebih murah dibanding susu protein hidrolisat, tidak adanya protein susu sapi pada susu formula kedelai dan yang lebih penting adalah bahwa susu formula kedelai dari isolat protein kedelai dapat dikoonsumsi oleh bayi dan anak-anak. Dan biasanya susu formula kedelai mengnadung protein kedelai yang dimurnikan, diperkaya dengan metionin, taurin, karnitin dan besi, serta tidak mengandung laktosa, zat yang kadang menimbulkan gangguan pencernaan akibat intoleransi laktosa. Namun memang terdapat beberapa kekurangan pada susu formula seperti kurang amannya pemberian susu formula kedelai pada bayi kurang bulan. Dan banyak penelitian yang terutama dilakukan di dunia barat, yang populasinya tidak banyak mengkonsumsi kedelai yang menyatakan sebagian besar pasien alergi susu sapi juga alergi terhadap kedelai dengan angka kejadian sekitar 40-60%. Namun penelititan-penelitian di Asia menunjukkan angka kejadian yang lebih rendah yaitu tidak lebih dari 20%. Namun penelitian lain terhadap 57 pasien di Jakarta yang alergi susu sapi (ASS), dengan angka kejadian sensitisasi protein kedelai pada pasien ASS adalah 17,5% dengan kadar IgE kedelai rendah. Penelitian-penelitian ini bisa menjadi dasar bahwa susu formula kedelai bisa menjadi alternatif susu pengganti pada pasien ASS.

Anda mungkin juga menyukai