Anda di halaman 1dari 5

Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik, dan secara sederhana terdiri dari

dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor di sebut keping. Kapasitor atau disebut juga kondensator adalah alat (komponen) listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik untuk sementara waktu. Pada prinsipnya sebuah kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini sering disebut bahan (zat) dielektrik.(edukasi.net tanggal 05-12-2008) Menurut polaritasnya yaitu: 1. Kapasitor Polar Memiliki polaritas (+) dan (-). Dalam pemasangannya harus diperhatikan polaritasnya dan tidak boleh dipasang terbalik. Pada bodinya terdapat tanda polaritasnya untuk menandai kaki yang berpolaritas (+) atau (-). 2. Kapasitor Non Polar Jenis kapasitor ini bisa dipasang bolak-balik. Menurut ketetapan nilainya yaitu: 1. Kapasitor Tetap/permanent Nilai kapasitasnya tidak bisa diubah-ubah. 2. Kapasitor Variable atau sering juga disebut VC atau Varco (variable capasitor) Kapasitor jenis ini bisa kita ubah-ubah nilainya. Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan proses elektrolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda. (Hamonangan, Aswan.www.electroniclab.com) Fungsi kapasitor dalam penggunaan arus ac seperti yang dijelaskan oleh Suyanto dalam diktat kuliah dasar listrik dan elektronika dasar(2004:48) karena arus yang masuk bertipe AC, maka kapasitor akan bekerja terus menerus karena pengaruh gelombang AC yang bolak-balik. Sedangkan pada arus tipe DC, kapasitor hanya berlaku sementara, pada saat pengisian saja. Bila sudah terisi penuh maka kapasitor tidak akan bekerja

lagi, tetapi berhenti. Apabila kapasitor dihubungkan dengan sumber listrik, elektron akan berkumpul pada pelat yang tersambung keterminal negatif sumber. Elektron-elektron ini akan menolak elektron-elektron yang ada pada pelat seberangnya. Elektron-elektron yang tertolak akan mengalir menuju positif sumber. Sebuah kapasitor yang disambungkan seperti ini kesebuah sumber daya dengan seketika akan menjadi bermuatan. Tegangan antara kedua pelatnya adalah sama dengan tegangan sumber daya. Ketika kapasitor tersebut dilepaskan dari sumber daya, kapasitor tetap mempertahankan muatannya. Kerena lapisan isolator yang ada pada kapasitor, arus tidak dapat mengalir melewati kapasitor. Kapasitor akan tetap bermuatan hingga waktu yang tak terbatas. Dengan alasan ini, kapasitor sangat berguna untuk menyimpan muatan listrik.(Owen Bishop, 2002: 40) Kapasitor digunakan pada rangkaian listrik untuk menekan faktor daya. Pada rangkaian yang memiliki beban berupa induktor dan resistor atau yang sejenisnya. Dengan pemakaian peralatan listrik berinduktor sedikit dibawah  batas daya maksimum yang disediakan PLN, sebelum dipasang kapasitor maka akan terjadi trip. Hal ini dikarenakan bila daya efektif yang digunakn peralatan listrik ditambah dengan faktor daya hasilnya melebihi batas daya maksimum pemakaian. Setelah dipasang kapasitor, sudut beda fase antara tegangan dengan arus menjadi sefase. Sehingga efek faktor daya telah hilang. Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutb positif (anoda) dan kutub negatif (katoda). Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida

(Al2O3) pada permukaannya. Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metaloksida sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar. Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metaloksida sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar. Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah adalah Aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco. Adapun jenis- jenis bahan pembuat kapasitor elektrolit adalah dari bahan alamunium dan tantalum. Kapasitor elektrolit dari bahan alaumunium ini dalam perkembangannya hanya disebut kapasitor elektrolit atau Elco. Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membran oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhati hati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan MELEDAK. Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply, low pass filter , rangkaian pewaktu. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 = 10 Volt. (interq.or.jp, 2008) Kapasitor tantalum. Merupakan jenis electrolytic capacitor yang elektrodanya terbuat dari material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas, cara membedakannya dengan mencari tanda + yang ada pada tubuh kapasitor, tanda ini menyatakan bahwa pin dibawahnya memiliki

polaritas positif. Diharapkan berhati hati di dalam pemasangan komponen karena tidak boleh terbalik. Karakteristik temperatur dan frekuensi lebih bagus daripada electrolytic capacitor yang terbuat  dari bahan alumunium dan kebanyakan digunakan untuk sistem yang menggunakan sinyal analog. Contoh aplikasi yang menggunakan kapasitor jenis ini adalah noise limiter, coupling capacitor dan rangkaian filter. (interq.or.jp, 2008) Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis : Q=CV Q = muatan elektron dalam C (coulombs) C = nilai kapasitansi dalam F (farad) V = besar tegangan dalam V (volt) Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis sebagai berikut : C = (8.85 x 10-12) (k A/t) Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : F, nF dan pF. 1 Farad = 1.000.000 F (mikro Farad) 1 F = 1.000.000 pF (piko Farad) 1 F = 1.000 nF (nano Farad) 1 nF = 1.000 pF (piko Farad) 1 pF = 1.000 F (mikro-mikro Farad) 1 F = 10-6 F 1 nF = 10-9 F 1 pF = 10-12 F Perbedaan kapasitor disusun secara seri dengan paralel adalah berkaitan dengan nilai kapasitansinya. Bila ada jumlah kapasitor dan dengan nilai kapasitansi yang sama disusun secara seri, maka nilai kapasitansinya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan yang disusun secara paralel.

Rumus Perhitungan kapasitor secara seri 1/c=(1/ca+1/cb+1/cc+1/c...)

Rumus Perhitungan Kapasitor Secara Paralel Ctotal=C1+C2+C3+...

DAFTAR PUSTAKA Bishop, Owen.2002. Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta: Erlagga Hamonangan, Aswan.www.electroniclab.com. Tanggal 6-12-2008 henryranu.files.wordpress.com. Tanggal 6-12-2008 free.vlsm.org. Tanggal 6-12-2008 Suyanto. 2004. Diktat Kuliah Listrik dan Elektronika Dasar. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai