Seringkali kita menjumpai suatu model matematis yang berbentuk persamaan, baik itu linier ataupun non-linier, sistem persamaan linier ataupun sistem persamaan non-linier, differensial, integral maupun persamaan differensial biasa. Selanjutnya, ditunjukkan atau bagaimana mencari penyelesaian dari model matematis
tersebut. Penyelesaian tersebut dapat berupa penyelesaian secara analitis atau bukan analitis. Khusus penyelesaian secara analitis ini, model matematis tersebut diselesaikan menggunakan teori atau metode dan analisa
matematika yang telah ada sedemikian hingga hasil yang diperoleh adalah penyelesaian eksak. Sedangkan untuk penyelesaian bukan secara analitis, penyelesaian dari model metode model matematis tersebut yang
diperoleh
dengan untuk
menggunakan menangani
pendekatan matematis
dikembangkan
tersebut
sedemikian hingga penyelesaian yang diperoleh adalah penyelesaian pendekatan. Sehingga, penyelesaian tersebut bukan penyelesaian eksak. Metode pendekatan tersebut selanjutnya disebut Metode
permasalahan-permasalahan riil, yang mana penyelesaian eksak sangat sulit untuk diperoleh.
1
hexadecimal (basis 16) atau juga basis 8. Pada operasi aritmatika, misalnya pembagian, seringkali menghasilkan bilangan decimal tak hingga seperti 2/3. Dalam perhitungan pendekatan, bilangan
dibedakan antara bilangan yang mutlak eksak dan bilangan yang menyatakan nilai pendekatan. Bilangan seperti, 2, 1/3, 100, , dan e adalah bilangan eksak.
2,
dan e.
Angka yang berarti adalah angka yang dapat digunakan dengan pasti atau dari digit 1, 2, 3, . . ., 9. Dan 0 juga suatu angka yang berarti kecuali jika 0 digunakan untuk menentukan letak titik desimal atau untuk mengisi tempat-tempat dari digit yang tidak diketahui atau dibuang.
Kesalahan
Dalam suatu perhitungan dengan menggunakan metode numerik, seringkali digunakan komputer digital. Sehingga, sangat jarang sekali perhitungan tersebut diselesaikan Secara sedemikian umum, pada hingga suatu
menghasilkan
penyelesaian
eksak.
perhitungan numerik, suatu bilangan dinyatakan dalam bentuk desimal. Ini berarti bahwa apabila diambil contoh bilangan 8 maka bilangan tersebut cenderung dinyatakan dengan 7,999..9 atau 8,0001. Karena itu, dalam semua perhitungan numerik yang menggunakan komputer digital selalu mengandung kesalahan
meskipun itu sangat kecil sekali. Hal ini yang menjadi perhatian apabila menyelesaikan suatu permasalahan perhitungan dengan
metode numerik menggunakan komputer digital. Dan yang penting adalah sampai batas mana kesalahan tersebut dapat diterima, khususnya pada masalah teknik. Terdapat beberapa jenis error yang biasa terjadi dalam
Ea = x x *
Kesalahan relative adalah perbandingan antara kesalahan
mutlak dengan nilai sebenarnya.
x x* Er = x
Sedangkan untuk
prosentase
kesalahan
adalah
besarnya
x x* Ep = x100% x
(2). Round-Off Error (Error Pembulatan)
Error pembulatan terjadi karena computer hanya
mempertahankan sejumlah angka tetap yang berarti selama proses perhitungan. Bilangan-bilangan seperti , e,
7 tidak
dapat diekspresikan oleh sejumlah angka tetap yang berarti. Oleh karena itu, bilangan-bilangan tersebut tidak dapat dinyatakan secara eksak oleh computer.
Error
pembulatan suatu
adalah bilangan
error sampai
yang pada
terjadi beberapa
akibat digit
pembulatan tertentu.
Contoh :
1. Misalkan sebuah mesin hitung hanya mampu menampilkan bilangan sampai 10 angka di belakang koma. Untuk bilangan 1.234769123197, akan dibulatkan menjadi
1.2347691232.Dan error yang didapat : Ea = 0.000000000003. 2. Misalkan nilai =3.1415926535 Cara pemenggalan : =3.141592 dengan Error yang didapat : Ea = 0.00000065 Cara pembulatan : =3.141593 dengan Error yang didapat : Ea = 0.00000035 Ternyata round-off error cara pembulatan lebih baik dari pemenggalan.
pemotongan dari suatu deret tak hingga menjadi deret berhingga. Pendekatan yang sering dipakai pada penyelesaian numeric adalah deret Taylor. perhatian Untuk hanya menyederhanakan ditujukan pada
5
permasalahan
biasanya
beberapa suku dari deret Taylor tersebut, sedangkan suku lainnya diabaikan. Pengabaian suku inilah yang menyebabkan
truncation error.
Contoh :
kesalahan, yaitu :
dimana x1 adalah kesalahan yang berkembang ( Propagated error ). Apabila deret (1) tersebut dipotong setelah suku yang ke 5 , maka diperoleh kesalahan pemotongan x2 , yaitu :
Selanjutnya,
dan
ini
menimbulkan
kesalahan
akibat
pembulatan
x1 = fl ( x1 ) x1 + x 2
x 2 = fl ( x 2 )
pada saat kita melakukan operasi matematika jumlah bilangan floating-point jumlah hasil pemenggalan atau pembulatan
x1 x 2
Ea =
Error perambatan
(x
+ x 2 ) ( x1 x 2 )
akibat konversi ke bilangan
sebagai
floating-point :
Ep = ( x1 + x 2 ) ( x1 + x 2 )
= (x 1 x 1 ) + ( x 2 x 2 )
Dan akibat pembulatan muncul round-off error :
(x
+ x 2 ) ( x1 x 2 )