Korelasi
X Y
dan
X
Kausalitas
Y X
Y
1
Contoh hubungan Z ke Y
Hubungan langsung Z ke Y
Z
Hubungan tidak langsung Z ke Y melalui X
Y
Hubungan tidak langsung Z ke Y melalui X dan V
X V Z
Hanya melibatkan variabel-variabel indikator tanpa melibatkan analisis terhadap konstruk atau konsep yang ingin diukur Ini berarti semua variabel yang dilihat adalah terukur atau terobservasi 3
Z1 Z2 Z3
Y1
Bertujuan untuk mengevaluasi pola-pola hubungan antara beberapa konstruk Dalam model tidak diasumsikan adanya arah hubungan antara konstruk, tetapi hanya ada hubungan korelatif Variabel konstruk merupakan variabel yang tidak terobservasi Setiap konstruk dibangun oleh beberapa indikator
X1
X2 X3 Y2
Z1 Z2 Z3 Z4 Y3 Y1
X1
X2 X3 Y2
V1
V2
status pekerjaan
dependent variable
Variabel Antecedent
Sekarang ditelusuri variabel apakah yang mempengaruhi pendidikan, untuk itu perlu dilibatkan variabel antecedent, misalkan kemampuan orang tua Kemampuan orang tua Antecedent variable Z
Tiga persyaratan yang diperlukan 1. 2. Semua variabel harus menunjukkan hubungan Jika variabel antecedent dikontrol, maka hubungan antara independent dan dependent variable sangat kuat Jika variabel independent dikontrol, maka hubungan antara variabel antecedent dengan dependent variable harus kecil
Persyaratan (1) diuji melalui matrix korelasi, jika semua signifikan berarti terpenuhi. Persyaratan (2) dan (3) diuji menggunakan korelasi parsial. Hipotesa yang diuji adalah Ho : pxy.z = 0 Jika signifikan maka persyaratan kedua terpenuhi, tetapi bila nonsignifikan berarti persyaratan ketiga terpenuhi.
3.
status pekerjaan
dependent variable
Variabel Intervening
Sekarang ditelusuri variabel apakah yang langsung mempengaruhi status pekerjaan , untuk itu perlu dilibatkan variabel intervening, misalkan pendidikan Kemampuan orang tua Independent variable X
Tiga persyaratan yang diperlukan 1. 2. Semua variabel harus menunjukkan hubungan Jika variabel independent dikontrol, maka hubungan antara intervening dan dependent variable sangat kuat Jika variabel intervening dikontrol, maka hubungan antara independent dengan dependent variable harus kecil
Persyaratan (1) diuji melalui matrix korelasi, jika semua signifikan berarti terpenuhi. Persyaratan (2) dan (3) diuji menggunakan korelasi parsial. Hipotesa yang diuji adalah Ho : pxy.z = 0 Jika signifikan maka persyaratan kedua terpenuhi, tetapi bila nonsignifikan berarti persyaratan ketiga terpenuhi.
3.
status pekerjaan
dependent variable
Variabel Suppresor
Dalam penelitian seringkali ditemui hubungan antara variabel X dan Y lemah. Patut dicurigai hal ini disebabkan karena adanya variabel ketiga yang ditempatkan dalam model. Bisa terjadi hubungan antara Z dan X adalah positip, tetapi hubungan antara Z dan Y adalah negatif. Akibatnya hubungan antara X dan Y menjadi lemah. Dalam kasus ini variabel ketiga Z dikatakan variabel penekan (suppresor)
Z
Variabel Suppresor
lemah
8
+
pendidikan status pekerjaan
independent variable X
dependent variable Y
Z
Variabel Distorter
DEKAN
DOSEN
DANA PEMBANGUNAN
DOSEN
Rekursif
X1
X2
Non Rekursif
X3
Persyaratan multikolineariti bagi beberapa ahli diabaikan, karena menurut mereka tujuan menggunakan path analysis salah satunya adalah untuk mengatasi multikolineariti
Nominal : variabel jenis kelamin (Pria dan Wanita) Ordinal : tidak penting = 1 cukup penting = 2 penting = 3 sangat penting = 4 Interval : pertumbuhan dan derajad Rasio : kilogram dan meter
12
PENGEMBANGAN MODEL BERBASIS TEORI DAN STUDI EMPIRIS MEMBUAT GAMBAR HUBUNGAN KAUSALITAS DENGAN DIAGRAM JALUR MENGKONVERSI DIAGRAM JALUR KEDALAM PERSAMAANPERSAMAAN STRUKTURAL DAN SPESIFIKASI MODEL PENGUMPULAN DATA DAN PENGUKURAN VARIABEL MENENTUKAN MATRIK INPUT DAN TEKNIK ESTIMASI EVALUASI MODEL
13
II
III
I V V V I
Path Analysis sebenarnya bukan untuk menghasilkan kausalitas yang baru, tetapi untuk membenarkan adanya kausalitas teoritis yang ada berdasarkan pengujian dengan data empirik. Karena itu model ini adalah sebuah CONFIRMATORY TECHNIQUE, lawannya EXPLORATORY FACTOR ANALYSIS.
Dengan demikian ada dua komponen yang elementer dalam membangun model Path Analysis yaitu TEORI dan DATA.
14
BACK
Pada dasarnya pengaruh langsung kecerdasan terhadap pengetahuan awal sama dengan pengaruh langsung kecerdasan terhadap hasil belajar karena pengetahuan awal merupakan hasil belajar di masa lalu. Pratomo et al (dalam Azwar, 2002:168) menemukan korelasi inteligensi dengan prestasi belajar sebesar 0,276 yang signifikan pada taraf 5%. Kusumaningrum (1985:179) membuktikan ada hubungan berbanding lurus IQ dengan prestasi belajar sebesar 0,14. Di samping itu, ia juga berhasil membuktikan ada hubungan antara IQ dengan nilai tes masuk sebesar 0,23. Gorzelanczyk et al (1998:3) mengkorelasikan kecerdasan dengan komponenkomponen proses belajar. Rata-rata koefisien korelasi IQ dengan komponen-komponen proses belajar sebesar 0,11278. Sebaliknya, Rivai (2000:6) menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara inteligensi dengan hasil belajar matematika ekonomi dengan r = 0,869. Dengan koefisien determinasi sebesar 0,6190, inteligensi memberikan kontribusi sebesar 61,90% pada hasil belajar MATEMATIKA EKONOMI. Berdasarkan kerangka berpikir dan hasil-hasil penelitian di atas, dapat diduga kuat terdapat hubungan langsung positif yang signifikan INTELEGENSI dengan PENGETAHUAN AWAL dan HASIL BELAJAR
BACK
Berdasarkan pendalaman teori-teori lainnya, akhirnya dapat dibuat Diagram Jalur yang lengkap mengenai HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DENGAN PENGETAHUAN AWAL DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA EKONOMI INTELEGENSI HASIL BELAJAR MATEMATIKA EKONOMI
PENGETAHUAN AWAL
strategi-strategi metakognitif
16
17
BACK
INTELEGENSI
X1 =
PENGETAHUAN AWAL
Y1 =
X2 = strategi-strategi
metakognitif
Y1 = 1 X1 + 2 X2 + 1 Y2 = 1 X1 + 2 X2 + 1 Y1 + 2
18
Variabel-variabel X1, X2, Y1 dan Y2 harus terukur, minimal dalam bentuk interval.
Semua variabel tersebut diukur menggunakan data-data yang dikumpulkan. Dan untuk mengumpulkan data-data yang dimaksud, sekaligus dapat digunakan untuk mengukur variabel operasional diperlukan beberapa langkah penelitian. 1. Jenis data 2. Jenis skala pengukuran 3. Tipe skala pengukuran 4. Sumber data 5. Cara mengumpul data 6. Instrumen pengumpulan data 7. Penyusunan intrumen-instrumen penelitian 8. Sampling 9. Validasi dan releabilitas data
Data yang digunakan sebagai indikator variabel operasional adalah data yang valid dan reliabel. Untuk memperoleh ini semua tahapan penelitian di atas harus dilakukan.
19
JENIS DATA Data kualitatif : data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Data kuantitatif : data-data yang berwujud numerik atau angka atau bilangan.
JENIS SKALA PENGUKURAN Bertujuan untuk mengklasifikasi variabel yang diukur agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah-langkah penelitian selanjutnya 1. Skala nominal : fungsi bilangan hanya sebagai simbol. 2. Skala ordinal : skala yang dibentuk berdasarkan rangking. 3. Skala interval : skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain, tidak mempunyai titik nol. 4. Skala ratio : skala yang mempunyai angka nol mutlak
Semua data yang berskala interval dan ratio adalah data kuantitatif yang tepat digunakan dalam statistik parametrik. Agar data-data kualitatif (skala ordinal dan nominal) dapat dianalisis dengan statistik parameterik, maka data-data tersebut harus dikonversi kedalam skala interval, caranya ?
20
TIPE SKALA PENGUKURAN Skala Likert : digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok.
Skala Guttman : merupakan skala kumulatif yang biasa digunakan untuk mencari jawaban yang tegas, jelas dan konsisten (Ya dan tidak, benar dan salah, setuju dan tidak setuju, dan lain-lain).
Skala Diferensial Semantik : yang memuat serangkaian karakteristik bipolar (dua kutup).
Skala Thurstone : meminta seseorang untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan berbeda-beda
Selain keempat skala di atas ada lagi Skala Rating. Kalau empat skala di atas bertujuan untuk mengkonversi data kualitatif menjadi kuantitatif, tetapi untuk skala rating, data kuantitatif yang ditafsirkan dengan kualitatif. SUMBER DATA DAN CARA MENGUMPULKAN DATA Sumber data dapat berupa data primer dan atau data sekunder. Dikumpulkan dengan cara kuesioner, angket, wawancara, pengamatan, ujian atau tes.
21
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DAN PENYUSUNANNYA Dalam metode pengumpulan data sudah ditetapkan bagaimana data itu dikumpulkan. Sekarang bagaimana caranya ? Untuk itu kita harus tetapkan instrumen-instrumen dari metode yang ditetapkan tersebut. Misalkan sudah ditetapkan data dikumpulkan dengan cara menyebar angket atau kuesioner. Untuk itu instrumen yang harus dibuat bisa berbentuk kuesioner terbuka, tertutup, atau menggunakan checklist. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian Menjabarkan variabel tersebut menjadi sub-variabel Menderetkan diskriptor dari setiap indikator Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen
KISI-KISI INSTRUMEN
22
CONTOH : Pengaruh Motivasi, Kemampuan dan Loyalitas terhadap Kualitas Kerja Variabel penjelas (bebas) Variabel yang dijelaskan (terikat) : MOTIVASI, KEMAMPUAN, LOYALITAS : KUALITAS KERJA
KISI-KISI INSTRUMEN
Variabel I Motivasi Dimensi (sub-variabel) 1. Motif Kerja Indikator (a). Gaji (b). Kenyamanan Kerja (c). Fasilitas kerja (a). Sifat kepemimpinan (b). Kedisiplinan
I. MOTIFASI KERJA A. MOTIF
Jumlahkan semua hasil jawaban
Deskriptor 1. Upah yang layak 2. Penilaian kerja 3. Tempat kerja yang baik 4. Loyalitas pimpinan 5 Simpatik 6. Disiplin yang bijaksana
2. Harapan
1. Saya bekerja dengan menerima upah : a. Tinggi b. Cukup d. Rendah e. Sangat rendah 2. Pekerjaan saya oleh pimpinan selalu dinilai : a. Tinggi b. Cukup d. Rendah e. Sangat rendah 23
4. Menghitung sendiri berdasarkan model path analysis dan koefisien korelasi populasi, yang dilakukan dengan beberapa iterasi hingga diperoleh jumlah sampel yang tepat.
24
UJI VALIDITAS
UJI VALIDITAS VALIDITAS ISI
Telaah kisi-kisi tes, lebih berdasarkan logika
VALIDITAS EMPIRIS
VALIDITAS KONSTRUK
Telaah konsep atau teori yang membentuknya
VALIDITAS EKSTERNAL
Pengujian dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria eksternal, namun tetap menggunakan koefisien korelasi
VALIDITAS INTERNAL
Tercermin pada besaran koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen. Dikatakan valid bila koefisien korelasinya signifikan dan positip
25
UJI RELIABILITAS
UJI RELIABILITAS KONSISTENSI TANGGAPAN
Mempersoalkan apakah tanggapan responden terhadap instrumen tersebut sudah baik atau konsisten. Dalam hal ini apabila suatu instrumen telah digunakan kepada responden, kemudian digunakan kembali pada respoonden yang sama, apakah hasilnya masih tetap mantap konsisten seperti hasil yang pertama.
BACK
Teknik test-retest
Bentuk Ekivalen
Rumus KuderRichardson
Rumus AlpaCronbach
Rumus Hoyt
26
1. APRIORI TEST ATAU EVALUASI MODEL SECARA TEORITIS. MENYANGKUT MASALAH TANDA HUBUNGAN ANTARA VARIABEL. 2. STATISTIC TEST ATAU UJI SIGNIFIKANSI MODEL, DIANTARANYA UJI PARSIAL UNTUK MASING-MASING KOEFISIEN, DAN UJI SERENTAK UNTUK MODEL
MODEL DIKATAKAN PALING BAIK JIKA BISA LOLOS DARI DUA TES INI. JIKA HANYA SALAH SATU SAJA, MAKA PERLU DIDAHULUKAN UJI MANA YANG LEBIH DIPENTINGKAN. ATAU MELAKUKAN RESPESIFIKASI MODEL HINGGA DIPEROLEH YANG SIGNIFIKAN.
28