Auditing Dan Profesi Akuntan Publik
Auditing Dan Profesi Akuntan Publik
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dpt: Mendeskripsikan auditing Membedakan antara auditing dengan akuntansi Menjelaskan auditing dalam mereduksi resiko audit Menjelaskan sebab-sebab resiko audit dan bagaimana resiko tersebut dapat direduksi Mendeskripsikan jasa assurance dan membedakan jasa audit dari jasa assurance dengan jasa non assurance yang disediakan oleh Akuntan Publik Membedakan 3 tipe audit Mengidentifikasi tipe-tipe auditor Mendeskripsikan persyaratan menjadi akuntan publik
Definisi Auditing
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and estabished criteria. Auditing should be done by a competent, independen person. Menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts)
Auditing adalah proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersiasersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Menurut Arrens (2006,h.4)
Kriteria yang ditentukan adalah standar-standar pengukur untuk mempertimbangkan asersi-asersi. Kriteria tsb dapat berupa PABU yaitu SAK, aturan-aturan spesifik yang ditentukan oleh badan legislatif atau pihak lainnya, anggaran atau ukuran lain kinerja manajemen. Menyampaikan hasil-hasilnya Hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersiasersi dengan kriteria yang ditentukan. Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang diinformasikan dalam laporan audit.
Masyarakat semakin kompleks, pembuat keputusan kemungkinan besar memperoleh informasi yang tidak reliabel, dengan alasan: 1. Minimnya informasi, dalam ekonomi global, tidak mungkin pembuat keputusan mempunyai paling serba mengetahui mengenai organisasi dimana mereka berbisnis. Selain itu, Informasi kemungkinan juga disediakan oleh pihak lain sehingga memungkinkan meningkatnya kesalahan. 2. Bias dan motif provider, jika informasi disediakan orang yang mempunyai tujuan yang tidak sama dengan pembuat keputusan, kemungkinan besar informasi yang dihasilkan akan bias. Hal tersebut disebabkan oleh optimisme mengenai kejadian di masa yang akan datang atau secara sengaja didesain untuk mempengaruhi pemakai dengan cara tertentu. 3. Data yang sangat banyak, organisasi akan menjadi besar demikian pula volume transaksi pertukarannya. Peningkatan tsb kemungkinan karena kesalahan pencatatan informasi. 4. Transaksi pertukaran yang kompleks, transaksi pertukaran antara organisasi semakin kompleks sehingga semakin menyulitkan pencatatan transaksi yang tepat.
Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang reliabel dan relevan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Jasa ini tidak hanya dapat dilakukan oleh akuntan, tapi juga profesi lain sepanjang mempunyai kompetensi dan indepensi yang berkaitan dengan informasi yang diperiksanya. Contoh jasa assurance: jasa pengujian berbagai produk oleh organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi/radio, jasa audit laporan keuangan, jasa undian dan kontes, pengendalian web site, dsb.
Jasa Atestasi
Merupakan salah satu kategori jasa assurance yang disediakan oleh KAP. Adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten mengenai apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang materiil dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa atestasi dibedakan menjadi 4 jenis: (1) Audit atas laporan keuangan historis, mrpk jasa atestasi dimana auditor menulis laporan yang memberikan opini mengenai apakah laporan keuangan dinyatakan secara fair berdasarkan PABU. (2) Pengujian efektifitas pengendalian internal, pengujian ini dilakukan terintegrasi dengan audit laporan keuangan, karena internal kontrol yang efektif dapat mengurangi kesalahan penyajian laporan keuangan di masa datang. (3) Review laporan keuangan historis, review ini menyediakan sebagian jasa assurance pada laporan keuangan dan memerlukan bukti pendukung lebih sedikit. (4) Jasa atestasi yang lain yang diaplikasi dalam cakupan yang luas, seperti jasa yang diberikan oleh Akuntan publik yang direkrut oleh perusahaan yang mempunyai pinjaman ke bank untuk menjamin kepatuhan perusahaan pada provisi finansial dari pinjaman atau jasa yang diberikan pada teknologi informasi (terkait dengan e-commerce)
Tipe-Tipe Auditt
Audit Operasional (Operational Audit) audit ini meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektifitas, maupun kehematan ekonomis operasional. Audit ini sering disebut juga audit manajemen atau audit kinerja. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) audit ini mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan finansial maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi-kondisi, aturanaturan dan regulasi yang telah ditentukan. Kriteria yang telah ditentukan itu berasal dari berbagai sumber seperti manajemen, kreditor, ataupun lembaga pemerintah. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit), audit ini mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, yaitu PABU.
Klasifikasi Auditing
Klasifikasi auditor berdasar pelaksana audit: 1. Auditing Eksternal, suatu kontrol sosial yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak luar perush yang diaudit. 2. Auditing Internal, suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi efektifitas organisasi. 3. Auditing Sektor Publik, suatu kontrol atas organisasi pemerintah yang memberikan jasanya kepada masyarakat. Klasifikasi auditor berdasar audit operasional: 1. Audit Operasional, suatu audit yang dirancang untuk menilai efisiensi dan efektifitas dari prosedur-prosedur operasi manajemen. Pelaksanaannya dilakukan oleh auditor internal. 2. Audit Keuangan dan Kepatuhan, audit yang menyerupai laporan keuangan akan tetapi dapat dilakukan oleh sektor publik seperti lembaga pemerintah atau sektor audit eksternal. 3. Audit Efisiensi dan Ekonomi, audit yang menyerupai audit operasional akan tetapi dilakukan oleh sektor publik. Pelaksanaannya dilakukan oleh audit ekonomis.
Tipe-Tipe Auditor
Auditor Pemerintah, adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. Auditor Internal, adalah karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuannya, untuk membantu manajemen dalam melakukan tanggung jawabnya secara efektif. Auditor Independen, adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Auditor ini menjalankan pekerjaannya dibawah naungan kantor akuntan publik.
Berdasar SK Mendiknas No. 179/U/2001 tanggal 21 November 2001 yang menyatakan bahwa seseorang berhak memperoleh gelar akuntan apabila yang bersangkutan lulus dari pendidikan profesi akuntansi (PPAk). Menurut aturan, izin untuk berpraktek sebagai akuntan publik dapat diberikan kepada mereka yang telah bersertifikat akuntan publik (BAP). Untuk memperoleh sertifikat tersebut, maka para akuntan harus mengikuti ujian sertifikasi akuntan publik (USAP) yang diselenggarakan oleh IAI dua kali dalam setahun ( Mei dan November) dengan materi ujian: (1) teori dan praktik akuntansi, (2) auditing dan jasa profesional akuntan publik, (3) akuntan manajemen dan manajemen keuangan, (4) sistem informasi akuntansi, dan (5) perpajakan dan hukum komersial.