Anda di halaman 1dari 4

Perjanjian RI - GAM

Masyarakat Dan Tokoh NAD Sambut Gembira Perjanjian Damai RI-GAM Tanggal: Rabu, 11 Desember 2002 Topik: Pertahanan LANGSA (Waspada): Ribuan warga masyarakat dari seluruh lapisan di Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, dan Kabupaten Aceh Tamiang serta Aceh Utara menyambut gembira kabar penandatanganan kesepakatan damai antara pemerintah RI dan GAM dengan penuh rasa haru dan suka-cita yang mendalam. Begitu diketahui peace agreement telah ditandatangani sekitar pukul 11.20 Senin (9/12) waktu Swiss, luapan kegembiraan dalam waktu cepat langsung terlihat di seluruh lapisan masyarakat dalam wilayah tiga pemerintah tingkat II tersebut. Bahkan sebelum berita ditandatangani kesepakatan itu ditayangkan ditelevisi, sebagian warga yang tinggal di Kota Langsa sudah duluan mengetahuinya lewat Bupati Aceh Timur Drs. Haji. Azman Usmanuddin yang tiap saat mengontak lewat telepon ke Jenewa menanyakan perkembangan dari menit ke menit. Begitu wakil pemerintah RI dan GAM menandatangani, bupati langsung menerima telepon dari Swiss dan seketika itu berita tersebut disampaikan ke masyarakat lewat pengeras suara di Masjid Nurul Falah Langsa yang sedang menunggu sambil terus berdoa. Ketika itu, di Kota Langsa waktu menjelang maghrib dan seluruh jamaah shalat pun serta merta melakukan sujud syukur kepada Allah termasuk Bupati Aceh Timur Drs.Haji, Azman Usmanuddin,MM dan Walikota Langsa Haji.Azhari Aziz,SH,MM. Usai shalat Maghrib dan sujud syukur, berita ditandatangani kesepatakan damai itu pun cepat tersebar ke seluruh pelosok sampai ke desa-desa ditambah lagi kemudian sudah ada siaran dari TV swasta dan TVRI serta radio. Bupati Aceh Timur Drs. Haji. Azman Usmanuddin,MM kepada Waspada mengatakan, pihaknya sangat bahagia begitu perjanjian damai itu ditandatangani oleh ke dua belah pihak. "Harapan rakyat Aceh sekarang untuk hidup damai semoga cepat terwujud," kata dia berharap. Sebagai rasa syukur kepada Allah, kata dia, pihaknya dalam waktu dekat ini segera akan mengadakan kenduri di seluruh kecamatan dengan memotong lembu dan kambing untuk menjamu semua masyarakat, terutama para anak yatim dan fakir miskin. Sementara suasana, Selasa (10/11) usai penandatanganan perjanjian tersebut di Kota Langsa dan jalan-jalan di seluruh Aceh Timur berdasarkan pantauan Waspada terlihat aman meskipun warga masyarakat di tempat-tempat tertentu kelihatan ada yang ramai karena masih dalam suasana Idul Fitri.

Suasana serupa juga terjadi di Aceh Utara. Ribuan warga menyambut gembira dengan penandatanganan perdamaian RI GAM di Jenewa, Senin (9/12). Impementasi kegembiraan itu dengan melaksanakan sujud syukur, Selasa (10/12) di lapangan Jenderal Soedirman Lhokseumawe, bersama Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto. Antusias masyarakat terlihat cukup besar, dapat dilihat dari jumlah jamaah yang hadir, bahkan dari luar kota sekalipun. Tidak hanya dari kalangan TNI dan Polri saja, terlihat masyarakat awam berdatangan dengan truk dan bus angkutan umum, menuju lapangan Jenderal Soedirman Lhokseumawe. Bukan hanya kalangan pejabat saja yang sujud syukur, tetapi pedagang sayur dan tukang beca juga ikut mendoakan agar Aceh segera aman dan tenteram. Masyarakat yang hadir pada hajatan akbar tersebut, bukan hanya dari daerah sekitar kota saja, tetapi ada juga yang berasaldari Geudong, Blang Peuria, Kecamatan Samudera, bahkan ada yang datang dari luar kabupaten. Kami sebagai masyarakat hanya bisa bersyukur, yang penting bagi kami, bisa kembali mencari nafkah dengan lancar, dan berpergian kemana saja secara bebas dan tanpa ada rasa ketakutan. Ujar seorang tukang beca yang mangkal di pusat kota. Ketua pemuda dusun Mon Eungkot, M. Zaini,37, warga Matang Geulumpang Dua Kab Bireuen merasa optimis kalau kedua pihak yang bertikai akan segera menghentikan segala tindakan yang bersifat merugikan masyarakat. "Ini merupakan anugrah Allah SWT yang siapa saja tidak boleh melanggarnya. Bagi siapa yang melanggar pasti akan mendapatkan kutukan Tuhan," tegas Ketua Pemuda itu. Dia yakin, pasca penandatanganan pejanjian damai (Peace Agreement) ini, bisa menjadi anak tangga menuju kedamaian yang diingikan 4,5 juta rakyar Aceh. Turut serta dalam hajatan tersebut, Danjen Kopassus Mayjen Sriyanto, Pangdam Iskandar Muda Mayjen M. Djali Yusuf, Kapolres Aceh Utara AKBP Drs. Eko Danianto, Danrem 011/LW Letkol AzminYusri Nasution, dan beberapa Perwira lainnya, baik dari jajaran Kodam Iskandar Muda, maupun Korem 011/Lila Wangsa, Denpom, Yonif 113/Jaya Sakti, Polres Aceh utara, dan lain lainnya. Perhelatan akbar yang diawali dengan shalawat dan kata sambutan dari Kakandepag Aceh Utara, H. A. Gani Isa ini, dimulai pukul 08.30. "Hari ini kita bersama sama bersujud untuk suatu syukur kepada Allah, bahwa kita semua sudah dibuka dan diketuk nuraninya untuk menyadari bahwa kedamaian memiliki nilai yangcukup tinggi," Kata H A Gani Isa dalam pengarahan sujud syukur. Tokoh Masyarakat Sejumlah tokoh masyarakat Aceh Utara menyambut haru dan gembira penandatanganan kesepakatan damai antara RI-GAM yang ditandatangani Senin lalu di Jenewa-Swiss. Sebagaimana diungkapkan Ketua LSM-LPLHa Aceh, M.Yusuf Ismail Pase, SH yang dikonfirmasi Waspada, Selasa kemarin mengatakan, pihaknya dan mungkin seluruh masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merasa sangat gembira dengan lahirnya

kesepakatan tersebut. Karena kesepakatan damai itu akan menjadi langkah awal dalam upaya menyejukkan kembali Bumi Serambi Mekkah ini, yang sangat rindu dengan ketenteraman, kedamaian dan kemakmuran anak negerinya, tegas Ketua LSM ini. Sedangkan Drs.Tarmizi Abbas, Msi salah seorang dosen Fakultas Ekonomi-Unima, Lhokseumawe mengatakan, penandatanganan kesepakatan damai RI-GAM tersebut merupakan suatu rahmat dari Allah. Dan inilah yang sangat dinantinantikan masyarakat Aceh dalam menyonsong masa depan yang lebih baik. Hari Raya Kedua Sehari setelah penandatanganan perdamaian antara pemerintah RI-GAM di Jenewa Swiss, jalan raya Medan Banda Aceh dan ibu kota Kecamatan di Aceh Utara dan Bireuen mulai ramai kembali. Pengamatan Waspada sepanjang jalan raya Kabupaten Bireuen Aceh Utara, Selasa (10/12) bukan saja bus umum, truk barang malahan kendaraan pribadi pun banyak bermunculan, beda dengan sebelum terjadi penandatanganan perdamaian tersebut. Selasa kemarin merupakan hari raya kedua bagi masyarakat Kabupaten Aceh Utara dan Bireuen, di mana masyarakat sudah berani mengunjungi keluarganya diantara dua kabupaten itu dalam suasana lebaran dengan mengendarai mobil pribadi maupun sepeda motor. "Walaupun sudah memasuki hari kelima lebaran, kami anggap ini hari pertama, karena baru hari ini kami berani mengunjungi famili di luar desa kami," ujar Tgk. Syamsyuddin, 45, warga Bireuen saat mengunjungi keluarganya di Lhokseumawe dengan mobil pribadinya bersama keluarga. Sementara itu semua ibu kota kecamatan sepanjang Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara, Selasa kemarin beda dengan hari-hari sebelumnya, denyut nadi keramaian sudah mulai nampak masyarakat baik laki-laki maupun perempuan sudah berani bertandang ke ibu kota kecamatannya secara leluasa. Sementara itu setiap kedai, warung, masjid dan mushalla fokus pembicaraan masyarakat hanya masalah penandatanganan perdamaian antara RI-GAM dengan berbagai versinya masingmasing. Seluruh bus trayek Lhokseumawe-Bireuen dan sebaliknya sejak pagi sampai sore penuh sesak penumpang, "Ini baru hari raya bang," ujar Miswar salah seorang sopir Bus Bireuen Expres pada Waspada di terminal Lhokseumawe. Baru ditandatangani perjanjian perdamaian saja kami rakyat kecil sudah mendapat rahmat keuntungan, penumpang bus sudah banyak dan masyarakatpun sudah bebas dari belenggu ketakutan untuk mengunjungi familinya, ujarnya.

Sementara itu persawahan penduduk sepanjang jalan raya Bireuen-Lhokseumawe sudah mulai digarap petani, seperti persawahan di Kecamatan Peudada, Jeumpa sejumlah masyarakat tani dengan tekun mengerjakan sawahnya, demikian hasil pengamatan Waspada kemarin.

Anda mungkin juga menyukai