Anda di halaman 1dari 8

Drainage / Agriculture Program,

Rehabilitation of infrastructure for agriculture


Program pertanian / drainase
Rehabilitasi Pra - sarana dalam bidang pertanian

r
Report of activity / Laporan kegiatan
JANUARY - NOVEMBER 2006

Suak Alu Gata, July 2006


Drainage / Agriculture Program, Aceh Barat / Nagan Raya

1- Introduction / Pendahuluan
Density of population is relatively high on coastal areas compared to inner lands – where
big plantations are more commons, unless several rice perimeters.
This population is gathered mostly in rural villages economically depending on
agricultural and fisheries activities. The areas occupied by agriculture can be
distinguished in several types : rice areas in low lands and in low basins, vegetables on
high lands, cocoa on river banks and plantations (rubber and oil palm) on inner lands.
Those coastal areas, mostly the rice ones, are equiped in drainage infrastructures in order
to control the water and drain it into rivers or ocean. This permits to avoid floods.
Drainage networks are vitals to implement agricultural activities and permit, moreover
than floods avoidness, to change stagnant waters (positive sanitation effect).

Tingkat kepadatan penduduk relative lebih tinggi pada daerah bencana bila
dibandingkan dengan daerah lain yg agak ke pedalaman dimana banyak di jumpai
tanaman perkebunan yg luas pada umumnya selain jenis tanaman padi. Penduduk pada
kawasan tersebut pada umumnya lebih banyak berada di daerah pedesaan dan secara
ekonomis sangat tergantung pada kegiatan pertanian dan perikanan. Daerah yg terkait
pada bidang pertanian tersebut dapat di kategorikan dalam beberapa jenis yaitu : areal
tanaman padi pada dataran rendah dan sayur mayur untuk dataran yg lebih tinggi,
tanaman kakao terutama di daerah alur sungai dan jenis tanaman perkebunan (karet dan
kelapa sawit) di areal yg lebih ke dalam. Keseluruhan dari kawasan yg terkena bencana
lebih terkonsentrasi pada tanaman padi serta memerlukan pra sarana irigasi guna
pengaturan air dan mengalirkannya ke sungai atau laut. Proses ini di maksudkan untuk
menghindari banjir. Jaringanm drainase sangat lah vital di dalam pelaksaan kegiatan
pertanian dan suatu kebutuhan dari hanya untuk menghindari banjir serta untuk
mengalirkan air (dampak lain untuk kebersihan lahan).

Those infrastructures were damaged by December 2004 Tsunami and now they are
running bad or unsufficently. An update and a cleaning of those drainage networks are
part of Aceh reconstruction and rehabilitation and answer a need regularly (and more and
more) expressed by population.

Keseluruhan prasarana yg tersebut di atas rusak oleh bencana tsunami dan saat ini tidak
berfungsi dengan baik atau tiidak effisien. Kegiatan pembaharuan serta pembersihan
saluran saluran drainase tersebut termasuk dalam bagian reconstruksi dan rehabilitasi
dan merupakan jawaban untuk sebuah kebutuhan yg tetap ( semakin lama) yg di
pertanyakan oleh masyarakat.

SOLIDARITES started to work on drainage in July 2005. Due to huge needs and lack of
stakeholders experienced on that matter, SOLIDARITES decided in early 2006 to
implement a program focused exclusively on drainage. Since the start, we rehabilitated
140 km of primary channels in Aceh Barat and Nagan Raya districts, concerning 41
villages.

2
Drainage / Agriculture Program, Aceh Barat / Nagan Raya

Solidarites memulai pekerjaan pada bidang drainase tersebut pada bulan juli 2005. di
karenakan kebutuhan yg mendesak dan sedikitnya NGO yg berpengalaman dalam bidang
tersebut maka SOLIDARITES memutuskan pada awal tahun 2006 untuk melaksanakan
sebuah program yg ber focus pada kegiatan drainase. Sejak permulaan kami telah me
rehabilitasi 140 km untuk saluran utama di kabupaten aceh barat dan nagan raya
terutama di sejumlah 41 desa.

2- Methodology / Penerapan metode yg di gunakan


To improve the quality of our work and our communication with beneficiaries, we started
to use a Geographic Information System (GIS).
Our intervention methodology is based on two essential and complementary principles:

 A strong implication of the communities in the process of network identification


and in making decisions about the networks to be rehabilitated;
 We meet the keciks individually and they are asked to suggest a drainage
project (we go with them to the fields and get GPS reference points);
 After studying the pertinence of the suggested drainage rehabilitation and
comparing it with the previous-tsunami drainage network (by the means of
satellite and aerial photographs), we conduct a survey among farmers in order to
know their opinion about it and to make sure that they agree with the project and
that it meets their needs;
 After discussion with all the villages’ local authorities and with other potential
beneficiaries, we set a meeting with all the keciks and other notables in order to
sign the project;
 A technical confirmation is implemented by topographic and cartographic tools.
All data are included and monitored by the GIS tool.

Guna memperbaiki mutu pekerjaan kami dan memudahkan komunikasi dgn pihak
masyarakat, kami telah memakai sebuah system perangkat GIS di dalam pelaksanaanya.
Penerapan metodologi kami di dasarkan pada dua hal yg prinsipil yg pemting dan
melengkapi :

 Keterlibatan yg erat dari pihak masyarakat di dalam proses untuk penentuan


saluran dan di dalam pembuatan keputusan dalam hal penentuan saluran yg akan
di perbaiki seperti;
 Kami melakukan pertemuan dgn pak kecik setempat secara tersendiri dan mereka
menyarankan sebuah proyek drainase (kemudian kami ke lapangan bersama
sama dan mengambil poin dgn alat GPS);
 Setelah itu kami melakukan study yg tepat untuk saran perbaikan drainase
tersebut dan membandingkannya dgn saluran yg ada sebelum tsunami melalui
satelit dan photo areal). Kami juga menggabungkannya dgn pelaksanaan survey
di masyarakat petani guna mengetahui pendapat mereka tentang hal tsb dan

3
Drainage / Agriculture Program, Aceh Barat / Nagan Raya

meyakinkan kami bahwa mereka setuju dgn projek tsb dan merupakan kebutuhan
dari masyarakat;
 Setelah melakukan diskusi dg seluruh pihak masyarakat, pihak muspika setempat
dan masyarakat lainnya. Kami merancang sebuah pertemuan dgn seluruh kecik
yg ada serta pihak lain yg terkait guna menanda tangani perjanjian untuk proyek
tersebut;
 Pelaksanaan tehnis dgn memakai peralatan tophography dan cartography.
Seluruh data yg ada di peroleh dan di pantau dgn peralatan GIS.

Both social and technical aspects are carried out simultaneously – the data obtained by
GPS is used to locate the channels suggested by the villagers and the updated maps are
used as a base of discussion. Topography influences us to make a decision and to validate
the project suggestions.

Semua aspek social dan tehnis dilaksanakan secara bersamaan. Penagmbilan data di
laksanakan dgn GPS guna me lakalisir jalur saluran yg di minta oleh pihak masyarakat
Peta yg terbarudi buatsebagai bahan dalam diskusi. Pelaksanaan TOPOGRAPHY
membantu kami dalam pengambilan keputusan dan untuk menyutujui projek yg di
usulkan.

This approach is absolutely necessary to ensure a sustainable network rehabilitation. On


the one hand, because we make sure that the rehabilitated drainage networks work
properly and respond to real needs, on the other hand, because that this participative
methodology will encourage the users’ appropriation of the draining infrastructures.

Cara pendekatan tersebut sangat di perlukan guna memastikan jalur saluran yg akan di
perbaiki. Di lain pihak kami juga harus yakin bahwa jalur tersebut ter tata baik dan
sesuai dgn kebutuhan masyarakat, di lain pihak juga karena pelaksanaan metode
partisipasi akan menguntungkan bagi penerima bantuan pra sarana drainase.

Also, SOLIDARITES employs in each village one worker who is responsible for the
benzene stock, and the monitoring of the excavator (hours of work and meters done per
day, plus supply of benzene to the mechanical shovel). Payment of the workers is about
35,000 IDR per day.

Dan juga , SOLIDEARITES mempekerjakan satu orang tiap desa yg bertugas di dalam
penyimpanan bbm dan me monitor pekerjaan dari alat berat ( untuk jam kerja, jumlah
jarak kerja beko (mtr) per hari, membantu dalam penyediaan bbm untuk beko). Gaji
untuk pekerja harian tsb adalah sebesar Rp.35.000,- per harinya.

4
Drainage / Agriculture Program, Aceh Barat / Nagan Raya

3- Results / Hasil hasil yg di peroleh


Between January and November 2006, SOLIDARITES rehabilitated 140 km of primary
channels in Aceh Barat and Nagan Raya districts, concerning 41 villages, as following :

Selama bulan januari dan November 2006, solidarites telah me rehabilitasi sejauh
140 km untuk saluran induk yg ada pada kabupaten aceh barat dan nagan raya,
terutama untuk 41 desa sebagaimana table berikut ini:

Sub district of Samatiga - 13 km Sub district of Kuala - 81 km


Suak Geudubang Arangan 1,905
Suak Pantee Breuh Cot Me 6,680
Suak Seumaseh Cot Rambang 1,445
Suak Seukee Gampong Lhok 11,123
Gampong Cot Kuala Trang 10,245
Suak Pandan Kuala Tuha 2,140
Lhok Bubon Kubang Gajah 1,945
Suak Timah Langkak 6,787
Data per village not available. Total : 13,000 Lung Mané 5,130
Sub district of Johan Palawan -
17.2 km Lung Tuku Ben 3,290
Suak Nie 4,209 Padang Padjang 9,966
Suak Raya 8,216 Padang Rubeek 5,779
Suak Sigadeng 4,193 Pulo 2,741
Suak Ribee 422 Puruwodadi 400
Seuneubok 210 Suak Puntong 11,686

Sub district of Arongan Lambalek - Sub district of Darul Makmur -


13.3 km 14.6 km
Cot Buloh 392 Babah Lung 10,060
Drien Rampak 1,046 Kuala Tripa 1,700
Keub 105 Diren Tujuh 2,875
Peuribu 903
Rimbolanggeh 1,833 TOTAL Nagan Raya 95,897
Seunebok Lueng 2,246
Seunebok Tengoh 2,514
Simpang Peut 1,469
Teupin Peuraho 941
Ujong Beusa 1,844

TOTAL Aceh Barat 43,543

5
Drainage / Agriculture Program, Aceh Barat / Nagan Raya

Simple maps of all the networks rehabilitated by SOLIDARITES are also provided with
this report. For each sub-district, there are one overview map and several zoom on
particular networks (based on aerial pictures). All these datas are provided on a CD with
this report and also stay available at SOLIDARITES office.

Peta sederhana untuk ke seluruhan jaringan drainase yg telah di rehabilitasi oleh pihak
SOLIDARITES turut dilampirkan dalam laporan ini pada halaman lain ( peta
keseluruhan dan beberapa pembesaran pada bagian bagian tertentu di jaringan tsb).
Lebih dari itu peta persisnya yg di buat berdasarkan gambar lokasi yg ada sudak kami
buat dalam bentuk CD . CD tsb di lampirkan dalam laporan ini juga serta tersedia di
kantor SOLIDARITES.

Some pictures :
Berikut ini adalah beberapa gambar yg kami tampilkan :

Excavator working at Drien Rampak village, Arongan Lambalek, November 2006.


Excavator sedang melakukan pekerjaan di desa drien rampak, Arongan lambalek pada
bulan November 2006.

6
Drainage / Agriculture Program, Aceh Barat / Nagan Raya

Topographical survey of drains, Suak Raya village, Johan Palawan, September 2006.
Survey tim topograpi pada jalur drainase di desa suak raya kecamatan Johan Pahlawan
pada bulan September 2006.

Excavator and drain, Simpang Peut village, Arongan Lambalek, November 2006.
Gambar excavator dan saluran drainase di desa Simpang peut kecamatan Arongan
lambalek bulan November 2006.

7
Drainage / Agriculture Program, Aceh Barat / Nagan Raya

Drain between Kuala Tripa and Drien Tujoh villages, Darul Makmur, April 2006.
Saluran drainase di desa kuala tripa dan drien tujoh kecamatan Darul makmu pada
bulan April 2006.

Conditions before and after cleaning, Lung Tuku Ben village, Kuala, March 2006.
Situasi sebelum dan sesudah pembersihan saluran di desa Leng teu kuben kec. Kuala
pada bulan maret 2006.

Anda mungkin juga menyukai