Anda di halaman 1dari 11

ISSN 0215-8250 PEMBERIAN TUGAS PERTANYAAN BERSTRUKTUR DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II oleh

I Wayan Suja dan I Wayan Muderawan Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Terdapat beberapa masalah dalam proses Praktikum Kimia Organik II di Jurusan Kimia IKIP Negeri Singaraja pada tahun akademik 2001/2002. Masalahmasalah tersebut, meliputi: rendahnya pemahaman mahasiswa terhadap prosedur praktikum dan kemampuan psikomotoriknya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Kimia Organik, khususnya pada pokok bahasan Kimia Bahan Alam, dan mengadakan evaluasi terhadap prosedur praktikum yang telah ada. Subjek penelitian ini sebanyak 17 orang mahasiswa yang mengambil mata kuliah Praktikum Kimia Organik II pada semester genap tahun ajaran 2001/2002. Objek penelitian ini adalah kualitas proses Praktikum Kimia Organik Bahan Alam. Kegiatan penelitian terdiri dari dua siklus. Pada siklus 1 mahasiswa diberikan tugas pertanyaan berstruktur dan diskusi, sedangkan pada siklus 2 diberikan tugas tambahan membuat diagram alir. Rerata skor tugas mahasiswa pada siklus 1 dan 2 masing-masing 72,7 dan 84,8. Rerata skor aktivitas mahasiswa selama praktikum pada siklus 1 dan 2 masing-masing 3,43 (cukup), dan 4,1 (baik). Rerata skor pretest dan posttest mahasiswa masing-masing 30,2 (sangat kurang), dan 81,9 (baik). Rerata nilai laporan mahasiswa pada siklus 1 dan 2 masing-masing 7,68 dan 7,84. Pandangan mahasiwa terhadap sistem praktikum pada siklus 1 dan 2 masing-masing mendapat skor 3,45 (cukup) dan 4,15 (tinggi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian tugas pertanyaan berstruktur dan diskusi dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap penuntun praktikum. Strategi ini juga meningkatkan aktivitas mahasiwa, dan prestasi belajarnya, yang ditunjukkan dari nilai tes awal, tes akhir dan laporan praktikum. Berdasarkan hasil penelitian ini, telah berhasil direvisi penuntun praktikum Kimia Organik Bahan Alam yang telah ada. Kata-kata kunci: pertanyaan berstruktur, diskusi, praktikum Bahan Alam.

_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

ISSN 0215-8250

ABSTRACT There were many problems found in the process of Organic Chemistry II Practicum at Department of Chemistry Education of IKIP Negeri Singaraja in academic year 2001/2002. The problems include students comprehension to practicum procedure and psychomotoric ability. The purposes of the research are to improve students comprehension and psychomotoric ability, especially of the topic of Natural Product Organic, and to evaluate the practical procedures. The subject of this research involves 17 students, which attended lecture on the Organic Chemistry II Practikum in the even semester 2001/2002. The object of this research was the quality of the practicum process of the Natural Product Organic. The action research was conducted in two cycles. At the cycle 1, students were given structured question tasks and discussion, and at the cycle 2, they were given the addition tasks making some flow charts. The average score of the students tasks at the cycle 1 and 2 was 72.7 and 84.8, respectively. The students activity score during practicum at the cycle 1 and 2 were 3.43 (quite good) and 4.1 (good), respectively. The average score of pretest and posttest were 30.2 (very poor), and 81.9 (good), respectively. The average score of laboratory reports at the cycle 1 and 2 was 7.68 and 7.84. The students attitude to lab activities at cycle 1 and 2 was 3.45 (quite good) and 4.15 (good), respectively. The results showed that giving structured question tasks and discussion could improve the students comprehension to practicum procedures. This strategy also could improve students activities and students learning achievement, indicated by average score of pretest and posttest, and laboratory reports. Base on the results of the research, the laboratory manual of Natural Product Organic Chemistry has been revised. Key words: structured questions, discussion, and Natural Product Practicum.

1. Pendahuluan Kimia Organik Bahan Alam merupakan bagian terbesar acara praktikum Kimia Organik II dan menjadi topik yang paling populer dalam tugas akhir mahasiswa untuk bidang Kimia Murni di Jurusan Pendidikan Kimia IKIP Negeri Singaraja. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas perkuliahan praktikum ini, di antaranya: penyediaan peralatan dan bahan-bahan, serta penyiapan penuntun praktikum. Pengamatan selama ini terhadap kesiapan mahasiswa dalam mengikuti kuliah Praktikum Kimia Organik, termasuk pada pokok bahasan Kimia Organik
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

ISSN 0215-8250 Bahan Alam, di antaranya: mahasiswa tidak mampu menggunakan petunjuk praktikum secara langsung sebelum dijelaskan oleh dosen pembimbing, keterampilan mahasiswa dalam memakai peralatan laboratorium, apalagi alat-alat elektris, sangat rendah; kurang adanya diskusi antar mahasiswa untuk memecahkan masalah yang ditemukannya selama praktikum; dan mahasiswa tidak mampu menjelaskan permasalahan yang dihadapinya selama praktikum berdasarkan konsep-konsep kimia yang telah dipelajarinya pada semester-semester yang lebih rendah Menurut Lagowski (2000: 821), peningkatan kualitas praktikum kimia dapat dilakukan dengan pemberian tugas (resitasi) dan diskusi. Dalam hal ini, kelas yang besar dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, selanjutnya diberikan tugas awal untuk dikerjakan dan didiskusikan dalam kelompoknya. Periode ini diarahkan untuk menyiapkan fondasi yang kuat dalam rangka pembelajaran mandiri tentang topik tertentu. Untuk mendukung tujuan tersebut, kualitas tugas yang diberikan menjadi komponen yang sangat penting dalam membantu mahasiswa untuk belajar. Berdasarkan latar belakang masalah di depan, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah pemberian tugas dalam bentuk paket pertanyaan berstruktur yang mengacu pada penuntun praktikum dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap prosedur kerja yang akan dilakukannya? 2) Apakah pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mahasiswa? 3) Bagaimanakah pandangan mahasiwa terhadap sistem praktikum yang dikembangkan dalam penelitian ini? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiwa dalam melaksanakan praktikum Kimia Organik, khususnya pada pokok bahasan Kimia Bahan Alam, dan 2) untuk mengadakan evaluasi terhadap petunjuk praktikum yang telah dimiliki, sehingga dapat mengefektifkan pelaksanaan praktikum pada tahun-tahun berikutnya. 2. Metode Penelitian Pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian terdiri dari 17 orang mahasiswa peserta kuliah
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

ISSN 0215-8250 Praktikum Kimia Organik II pada semester genap tahun ajaran 2001/2002, dan pelaksanaanya terdiri dari dua siklus. Penelitian diawali dengan pemberian pre test, kemudian dilanjutkan dengan orientasi materi praktikum kimia organik bahan alam secara komprehensif, penyusunan paket pertanyaan berstruktur suplemen penuntun praktikum, penyusunan instrumen penelitian (pedoman observasi dan angket), implementasi praktikum, observasi, refleksi, dan rekomendasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, meliputi: 1) pemahaman awal mahasiswa terhadap penuntun praktikum yang diukur dengan tugas-tugas pralab, 2) aktivitas mahasiswa selama praktikum yang direkam dengan lembaran observasi), 3) pandangan mahasiswa terhadap pemberian tugas pralab yang dikumpulkan dengan kuesioner), dan 4) hasil belajar mahasiswa dari tes akhir dan laporan praktikum. Data tentang aktivitas belajar mahasiswa dan pandangan mahasiswa terhadap sistem perkuliahan setelah ditabulasi dianalisis secara deskriptif. Data tentang pemahaman mahasiswa terhadap prosedur praktikum, hasil belajar, dan laporan praktikum dianalisis menurut Pedoman Penilian Acuan Patokan (PAP). 3. Hasil dan Pembahasan Nilai Tugas Pra-Laboratorium yang diperoleh mahasiswa per topik praktikum dalam masing-masing siklus adalah sebagai berikut. Nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa dalam menyelesaikan tugas pralab pada siklus 1 adalah 72,7 (kategori baik). Akan tetapi, setelah praktikum berlangsung selama siklus 1, ditemukan banyak mahasiswa tidak bisa melaksanakan praktikum secara langsung sesuai dengan penuntun praktikum. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya: pemahaman mahasiswa masih dalam tingkat teoritis verbal, sehingga takut salah dalam merangkai alat. Selama praktikum, mahasiswa juga sangat tergantung pada penuntun praktikumnya, sehingga setiap saat harus membaca apa yang harus dilakukannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan langkah-langkah: 1) dosen dibantu oleh asisten memberikan contoh cara merangkai peralatan yang dipergunakan; 2) sambil memberikan contoh, dosen menanyakan mengapa alatalat tersebut harus dirangkai seperti itu. Lebih lanjut, terjadi diskusi antara dosen dengan mahasiswa tentang prosedur praktikum yang akan dilakukan oleh
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

ISSN 0215-8250 mahasiswa; dan 3) agar mahasiswa tidak setiap saat mengambil penuntun praktikum, maka pada siklus 2 mereka diberikan tugas tambahan membuat diagram alir prosedur kerja yang akan dilakukannya. Rerata nilai tugas pralab yang diperoleh mahasiswa pada siklus 2 adalah 84,8. Hal ini menunjukkan tingkat pemahaman mahasiswa terhadap prosedur kerja praktikum yang akan dilakukannya pada siklus 2 tergolong sangat tinggi. Tingginya tingkat pemahaman mahasiswa terhadap prosedur kerja yang akan dilakukannya disebabkan oleh terjadinya pengulangan konsep-konsep pendukung dan metode pemisahan yang dipergunakan. Secara umum, metode pemisahan yang diterapkan selama siklus 1 dan 2, meliputi: ekstraksi sederhana, soxhletasi, dan destilasi uap. Penerapan ketiga metode tersebut dalam topik-topik praktikum dapat dilihat pada Tabel 3.1. Aktivitas mahasiswa selama mengikuti praktikum dicatat dalam pedoman observasi oleh kedua peneliti menurut skala Likert. Dalam siklus 1 dan 2, aktivitas mahasiswa termasuk cukup tinggi, yang disebabkan oleh interaksi mahasiswa dengan dosen dan mahasiswa tergolong tinggi (rerata skor masingmasing 3,63 dan 4,0); motivasi, ketekunan dan kegairahan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum tergolong tinggi (rerata skor masing-masing 3,83 dan 4,5); partisipasi mahasiswa dalam paktikum tergolong cukup tinggi (rerata skor masing-masing 3,38 dan 3,75); keberanian dan kemampuan mahasiswa mengemukakan pertanyaan/pendapat tergolong tinggi (rerata skor masing-masing 3,75 dan 4,25); efektivitas pemanfaatan waktu tergolong cukup (rerata skor masing-masing 3,0 dan 4,0); serta kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum tergolong cukup (rerata skor masing-masing 3,0 dan 4,1). Tabel 3.1. Metode Pemisahan Senyawa Organik Bahan Alam
No 1 2 3 Metode Pemisahan Ekstraksi sederhana Soxhletasi Distilasi Uap Air Judul Praktikum Siklus 1 Isolasi dan Hidrolisis Trimiristin dari Biji Pala Isolasi dan Degradasi Piperin dari Lada Hitam Isolasi Eugenol dari Bunga Cengkeh Siklus 2 Isolasi Kafein dari Serbuk Kopi Isolasi Etil p-metoksisinamat dari Kencur Isolasi Limonena dari Kulit Jeruk

_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

ISSN 0215-8250

Hasil belajar yang terekam dalam penelitian ini, meliputi nilai tes awal dan tes akhir, serta laporan praktikum. Nilai tes awal mahasiswa menunjukkan kemampuan awal mahasiswa dalam prinsip-prinsip kimia organik yang mendukung pemisahan senyawa bahan alam tergolong sangat kurang (rerata nilai 30,2). Rendahnya kemampuan awal mahasiswa dalam prinsip-prinsip pemisahan senyawa-senyawa bahan alam disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya sebagai berikut. 1) Mahasiswa tidak tahu ruang lingkup prinsip pemisahan senyawa bahan alam yang akan diujikan; 2) Mahasiswa sudah mengenal berbagai metode pemisahan dan pemurnian senyawa organik, tetapi tidak tahu prinsip kapan metode-metode tersebut dipergunakan. Hasil tes awal menunjukkan penguasaan prinsip-prinsip pemisahan dan pemurnian senyawa-senyawa organik oleh mahasiswa tergolong baik (rerata nilai 81,9). Hal ini disebabkan pada awal penelitian ini dilakukan orientasi ruang lingkup isolasi dan pemurnian Bahan Alam, yang meliputi cara fisis dan cara kimia. Agar mahasiswa dapat menetapkan metode yang tepat dalam pemisahan senyawa organik tertentu dari sumbernya, atau pemurnian senyawa dari campurannya, kepada mereka diperkenalkan sifat-sifat senyawa tersebut. Berdasarkan sifat-sifatnya, mahasiswa dituntun untuk menentukan metode yang paling tepat untuk memisahkan senyawa tersebut. Metode pemisahan dan pemurnian senyawa organik yang diperkenalkan pada tahap orientasi penelitian selanjutnya dipraktikumkan dalam dua siklus penelitian. Mengingat siklus 2 merupakan pengulangan penerapan metode pemisahan yang dipakai pada siklus 1 dengan bahan yang berbeda, maka siklus 2 merupakan penguatan penguasaan mahasiswa terhadap prinsip-prinsip pemisahan dan pemurnian senyawa Organik Bahan Alam. Upaya mendengar dan melihat pada waktu orientasi, dan mempraktikkannya selama dua siklus penelitian, menyebabkan penguasaan mahasiswa terhadap prinsip-prinsip pemisahan dan pemurnian senyawa organik relatif baik. Hasil belajar mahasiwa yang terekam lewat laporan praktikum, pada siklus 1 dan 2 tergolong baik. Walaupun demikian, kelemahan umum yang ditemukan dalam laporan mahasiswa pada awal siklus 1, adalah sebagai berikut. 1) Ruang lingkup dasar teori yang dipakai acuan relatif luas, sehingga kurang tajam
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

ISSN 0215-8250 melandasi topik yang dipraktikumkan. 2) Mahasiswa kurang mampu menjelaskan data yang diperolehnya secara logis dan kritis, tetapi justru menguraikan hal-hal yang memperlemah posisinya sebagai praktikan. Sebagai contoh, jika kadar senyawa yang mereka peroleh lebih rendah dari kadar teoritisnya, maka adanya senyawa yang menempel pada kertas saring dijadikan alasan utama. 3) Tidak adanya simpulan atau simpulannya tidak mengarah pada tujuan praktikum, sehingga hasil praktikumnya tidak memberikan gambaran tentang ketercapaian tujuan yang telah dirumuskannya. Untuk mengantisipasi berbagai kelemahan dalam penulisan laporan dilakukan bimbingan kelompok kecil (terdiri atas 2 orang) pada waktu-waktu kosong selama praktikum berlangsung. Teknik pelaksanaannya adalah sebagai berikut. Setelah laporan praktikum mahasiswa selesai diperiksa dan dinilai, dosen penilai memanggil mahasiswa bersangkutan bersama anggota kelompoknya. Dosen menyerahkan kembali laporan yang telah dibuat oleh mahasiswa, dan memberitahukan berbagai kelemahan dan kekuatan laporan tersebut secara rinci dan utuh. Kesalahan dan kelemahan yang dibuat mahasiswa dalam laporan tersebut diinformasikan perbaikannya, selanjutnya mahasiswa secara leluasa dapat menyampaikan pendapat dan permasalahan yang dihadapinya. Di samping untuk remidiasi bagi mahasiswa, bimbingan kelompok ini juga diharapkan mampu menciptakan transparansi dalam penilaian oleh dosen, dan atmosfer akademik yang kondusif bagi Jurusan Pendidikan Kimia. Dalam siklus 2, kelemahan teknis pelaporan tidak tampak lagi. Masalah utama yang dihadapi mahasiswa adalah kadar senyawa yang mereka peroleh jauh lebih rendah dari kadar teoritis. Hal ini berkaitan dengan keterampilan mahasiswa, khususnya pada waktu pemurnian senyawa yang telah berhasil diisolasi. Kemurnian senyawa yang diperoleh mahasiwa relatif tinggi. Pandangan mahasiswa terhadap sistem praktikum selama siklus 1 secara umum relatif cukup baik (rerata nilai 3,45). Peran dosen dalam praktikum dinilai oleh mahasiswa tergolong baik (rerata nilai 4,22). Mahasiswa mengakui bahwa kesiapan mereka dalam mengikuti praktikum, ditinjau dari penguasaan materi prasyarat, kemampuan mengoperasikan peralatan, dan kemampuan memahami prosedur kerja tergolong cukup rendah (rerata nilai 2,88). Rendahnya kesiapan mahasiswa dalam mengikuti praktikum didukung oleh rendahnya upaya mereka
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

ISSN 0215-8250 untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya (rerata nilai 3,13). Upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kesiapan mahasiswa dalam mengikuti praktikum dengan pemberian tugas pra-laboratorium (tugas awal) dinilai mahasiswa memiliki kebermaknaan relatif cukup tinggi (rerata nilai 3,57). Lebih lanjut, mengenai hasil belajar yang telah diperoleh oleh mahasiswa selama siklus 1 dinilainya masih perlu ditingkatkan (rerata nilai 3,45). Berbagai kelemahan yang teramati selama siklus 1, dan diupayakan pembenahannya pada siklus 2, adalah sebagai berikut. 1) Penguasaan materi prasyarat oleh mahasiswa. Untuk mengantisipasi hal ini, mahasiswa disarankan membaca kembali materi kuliah Teknik Pemisahan, Diagram Fase, dan konsepkonsep Kimia Organik yang sudah diperolehnya pada semester-semester sebelumnya. Konsep-konsep kimia organik yang dijadikan prasyarat selalu dijadikan bahan tugas pralab. 2) Kemampuan mahasiswa dalam memahami prosedur praktikum. Untuk mengatasi masalah ini, tugas-tugas pralab yang diberikan dirancang sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu menggali kemampuan kritis mahasiswa dalam mengikuti prosedur praktikum. 3) Mahasiswa enggan membuat jurnal dan diagram alir prosedur kerja. Untuk mengatasi masalah ini mahasiswa diharuskan membuat jurnal ringkas lengkap dengan diagram alirnya. Pembuatan diagram alir juga dijadikan salah satu tugas pralaboratorium yang dikumpulkan dan dinilai. 4) Keterampilan mahasiswa dalam mengoperasikan alat. Untuk mengatasi rendahnya keterampilan mahasiswa dalam mengeset alat, baik untuk tujuan pemisahan, pemunian, ataupun penggunaan alatalat elektris dalam penentuan sifat-sifat fisis senyawa, dosen dan asisten secara terus menerus mendampingi mereka. Setelah diberikan contoh, mereka dapat mencoba dan melakukannya sendiri. 5) Kemampuan menginterpretasikan data dan pembahasannya. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa selalu diingatkan dengan sebuah pertanyaan pokok yang setiap saat harus mereka cari jawabannya, yaitu mengapa? Pandangan mahasiswa terhadap sistem perkuliahan selama siklus 2 secara umum tergolong baik (rerata nilai 4,15). Peran dosen dalam mengelola praktikum, ditinjau dari efektivitas pemanfaatan waktu praktikum, sistimatika sajian, kesedian membantu mahasiswa, serta objektivitas penilaian, dinilai sangat baik (rerata nilai 4,62). Kesiapan mahasiswa untuk mengikuti praktikum agak meningkatkan (dari
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

ISSN 0215-8250 rerata nilai 2,88 menjadi 3,49). Demikian pula dengan kesiapan mahasiswa dalam mengikuti praktikum, meningkat dari cukup (rerata nilai 3,13) pada siklus 1 menjadi baik (rerata nilai 4,21) pada siklus 2. Upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kesiapan mahasiswa dalam mengikuti praktikum dengan pemberian tugas pralab (tugas awal) dinilai mahasiswa semakin positif dari rerata nilai 3,57 pada siklus 1 menjadi 4,43 pada siklus 2. Akhirnya, hasil belajar yang telah diperoleh mahasiswa selama siklus 2 (rerata nilai 4,07) dinilainya lebih baik dibandingkan pada siklus 1 (rerata nilai 3,45). Penelitian ini telah menghasilkan revisi Penuntun Praktikum Kimia Organik II, khususnya pada pokok bahasan Kimia Organik Bahan Alam. Revisi yang dilakukan menyangkut aspek bahasa, penambahan data dasar teori, kuantitas sampel dan metode pemisahan. Perubahan metode pemisahan dilakukan pada Isolasi dan Hidrolisis Trimi-ristin. Semula isolasi trimiristin dari biji pala dilakukan dengan ekstraksi sederhana dilengkapi pendingin refluks. Dalam penelitian ini ditemukan, pemisahan dengan soxhletasi memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan ekstraksi dengan refluks. Penambahan massa sampel dilakukan pada Isolasi Eugenol dari Bunga Cengkeh. Penelitian ini mendapatkan, pemakaian bunga cengkeh sebanyak 50 g sebagai sampel ternyata menghasilkan minyak sangat sedikit, sehingga sulit dipisahkan dari air. 4. Penutup Berdasarkan pembahasan di depan, simpulan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Pemberian tugas dalam bentuk paket pertanyaan berstruktur yang mengacu pada penuntun praktikum dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap prosedur kerja yang akan dilakukannya. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi mereka selama praktikum berlangsung. Dalam penelitian ini, partisipasi mahasiswa dalam praktikum mengalami peningkatan dari kategori cukup (rerata nilai 3,38) pada siklus 1 menjadi tinggi (rerata nilai 3,75) pada siklus 2. 2) Pemberian tugas dan selanjutnya didiskusikan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mahasiswa. Aktivitas mahasiswa dalam proses belajar mengajar pada penelitian ini pada siklus 1 tergolong cukup (rerata nilai 3,43), selanjutnya pada siklus 2 meningkat menjadi tinggi (rerata nilai 4,1). Prestasi belajar mahasiswa mengalami peningkatan yang cukup drastis.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

ISSN 0215-8250 Nilai pretest mahasiswa dalam penelitian ini tergolong sangat kurang (rerata nilai 30,2), sedangkan nilai posttestnya tergolong baik (rerata nilai 81,9). 3) Mahasiswa memandang pemberian tugas awal berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap prosedur praktikum sangat bermanfaat. Upaya tersebut mendorong mereka untuk mempelajari dasar teori materi yang akan dipraktikkan, merangsang mereka untuk berpikir kritis dalam melaksanakan setiap langkah prosedur kerja, sehingga mereka bisa memahami prosedur praktikum secara utuh dan tuntas. Untuk menghindari kelupaan mahasiswa terhadap konsep-konsep kimia yang mendukung topik praktikum tertentu, maka mahasiswa bersangkutan perlu diberikan tugas yang merangsang mereka untuk mempelajari konsep-konsep atau prinsip yang pernah dipelajarinya. Langkah tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kebermaknaan materi yang telah dipelajarinya. Selanjutnya, agar mahasiswa tidak melaksanakan praktikum seperti mengikuti resep makanan, maka mereka perlu diberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengkondisikannya agar berpikir kritis terhadap prosedur kerja yang dijalaninya.

DAFTAR PUSTAKA Lagowski, J.J., (2000). Lesson for the 21st Century. J. Chem. Educ. Vo. 77 No. 7 July 2000. Page 818 823. Rustaman, N., 1999. Pengembangan Model Praktikum Morfologi Tumbuhan dan Botani Phanerogamae dan Asesmennya untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Proses dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi. Laporan Penelitian Tidak Dipublikasikan. Bandung: IKIP Bandung. Sudria, IBN., Karyasa, I W., Siregar, M., (2000). Penerapan Model Peer Teaching and Tutoring (PTT) dalam Memperbaiki Proses Pembelajaran, Tingkat Penguasaan Materi, dan Sistem Penganan Miskonsepsi. Laporan Penelitian tidak dipublikasikan. Singaraja: STKIP Singaraja. Airasian, P.W., 1991. Classroom Assessment. New York: McGraw-Hill, Inc.

_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

ISSN 0215-8250 Glaser, R. & Silver, E., (1994). Assessment, Testing, and Instruction: Retrospect and Prospect. In Review of Research in Education, 20 : 393 - 419. Marzano, R.J., Pickering, D., McTighe, J. (1993). Assessing Student Outcomes Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model. Virginia: : Association for Supervision and Curriculum Development. Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. Macmillan College Publishing Company. New York:

_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003

Anda mungkin juga menyukai