Anda di halaman 1dari 126

iii

ABSTRAKSI



Pradiazty Ayu Inayah Putri RNC, E13107010, Dampak Kebijakan War On Drugs
Amerika Serikat terhadap Keamanan Nasional Meksiko, di bawah bimbingan
Mappa Nasrun sebagai Pembimbing I dan Ishaq Rahman sebagai Pembimbing
II.
Penelitian ini bertujuan menganalisa dampak yang terjadi akibat War On
Drugs terhadap keamanan nasional Meksiko. Negara-negara yang jadi unit analisa
dalam penelitian ini adalah Amerika Serikat dan Meksiko, sedangkan aktor lain yang
menjadi unit analisa yaitu kartel narkoba. Selain menggambarkan dampak-dampak,
penelitian ini juga menggambarkan bentuk-bentuk perlawanan pemerintah terhadap
kartel. Penelitian ini juga menggambarkan faktor-faktor yang membuat kartel
menjadi aktor yang kuat.
Metode penulisan yang digunakan adalah tipe penulisan deskriptif dengan
penelitian kualitatif. Dalam penulisan ini penulis menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari sejumlah literatur dan dituliskan dengan menggunakan teknik
penulisan deduktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang menyebabkan
diambilnya kebijakan War On Drugs oleh pemerintah Amerika Serikat dan Meksiko
yaitu adanya ancaman terhadap keamanan nasional dari kartel narkoba. ancaman
tersebut berupa efek dari konsumsi narkoba, serta tindak kekerasan dan teror yang
diakibatkan oleh pengaruh narkoba. Meksiko sendiri merasa terancam akibat perang
antar kartel, dan berusaha mengembalikan kontrol keamanan nasionalnya dengan
mengadopsi kebijakan War On Drugs yang berbentuk serangan represif militer.
Serangan tersebut ternyata menimbulkan ancaman baru bagi keamanan nasional
Meksiko. Ancaman ini berupa ketidakamanan masyarakat akibat perang dan
kekerasan dari operasi War On Drugs tersebut. Perang ini melemahkan sektor
politik, ekonomi dan sosial budaya Meksiko. Akibatnya terjadi ketidakpercayaan
masyarakat untuk meneruskan kebijakan ini, melihat begitu banyak pengorbanan
pemerintah selama operasi ini namun hasil yang dicapai untuk melemahkan kartel
belum terlihat. Hal ini seharusnya membuat pemerintah Meksiko untuk mencari
solusi lain untuk menangani masalah narkoba di negara tersebut.









iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
menganugerahkan begitu banyak karunia dan telah memberikan kemudahan bagi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Begitu pula shalawat dan salam terhatur atas
Rasulullah SAW serta pengikut-pengikutnya yang yang telah menjadi suri teladan
bagi seluruh umatnya.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda
Drs. Rahyuddin Nur Cegge dan Ibunda Hj. Nurwesi Dahlan yang tanpa kenal lelah
melimpahkan kasih sayangnya. Dan untuk adik satu-satunya Rio, yang selalu
membuatku merasa terhibur sekaligus stress karena ulahnya yang usil.
Penulisan skripsi ini mengalami begitu banyak kendala dan halangan hingga
terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberi bantuan dan motivasi hingga skripsi ini dapat
dirampungkan.
1. Bapak Rektor Universitas Hasanuddin beserta jajarannya
2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNHAS beserta
jajarannya
3. Bapak Prof. Dr. H. Mappa Nasrun M.A sebagai pembimbing I dan Bapak
Ishaq Rahman S.IP M. Si sebagai pembimbing II.
4. Seluruh staf pengajar Jurusan Ilmu Hubungan Internasional.
5. Bunda dan Kak Rahma atas segala bantuan dan wejangannya.
6. Mr. Everardo Corona, Deputy Chief of Mission Mexico Embassy, thank you
for your time to let me interview, for gave me the datas, the motivation, and
the emails.. big regard for you sir. And also For Ms. Selvy, as the secretary, I
owe you so much thank you.
7. Buat keluarga besarku Oma, Nenek ma Kakek dokter juga, Mami Tima sek,
Mami Nini sek, Mami Sari sek, Mami Yani sek, Mami Afca sek. Big Thank
You for support and motivation youd gave me.. saya punya banyak mami
yahhaha.
v

8. Buat K Boby sek, K Alan (thank you for your help, gave me the bundle of
Asociate Press News), K Izal.. thank you buat jalan-jalannya mulai dari GI
sampe Dufan.. rock it my bro,, k Lisa, kk Ika, Mas Ihda, Angga, Iom, Hema
juga, makasih banyak ya.
9. New Couple of my Family, Mba Iis dan K Haerul (thank you buat rute
buswaynya, makan gratis, numpang di kosan, Maaf ya kalau sering
merepotkan, tapi haruskan? Haha.
10. Om Udin, Tante Wiwi, K Ilham juga makasih sudah ditemani di Jakarta.
11. Om Nunu sek. You gave me motivation to make it fast finishing my script.
12. Very big Special thank you for my beloved Person TRI HARTOYO
SUGEMA,, for the spirit and for the love.
13. Rangers Family Levi Ista Primasari (ranger toilet), Ardianty
Febrianingsih (ranger pelelet), A. Rachmat S (ranger talk to my hand), Nur
Utaminingsih (ranger nyangkut), SUP (Secuil Upi* tuk Persahabatan) A.
Imam Zulfikar, kakak Reza Ardiansyah juga. Kalian orang-orang yang terlalu
sering menganiaya dan berusaha memanipulasi hidup saya tapi youre so
meaningfull for me! The support from 1
st
semester, the crazy memorys, you all
helped to brought back my spirit, your advice, your gossip Ill miss all
moment we spent together.
14. Bang Farid dan Noe, both of you are best bro I ever had since 1
st
semester.
Maaf paling banyak merepotkan kalian dan suka marah-marah tidak jelas.
Makasih buat ketawa-ketawanya.
15. Chishakie Feby, Indri, Irha, Tami,.. (big Love for you my sista we
already spent 9 years together. Dont wanna lose you).. Shibuya Band
Andre, Puteza, Anchu, Acho, Ridho, Ramen, Rival, Chia, Icha, Fatir, Apeng,
Velan, and all crew yang selalu bikin ketawa
16. All Empire 07.. Thank You guys Anho, Dhiba, Rinche, Tasya, Uni, Pitto,
Syifa, Tika, Hepta, Ulil, Arga, Cha, Ando, Edy, Sam, Koni, Awal, Djaya,
Ayhu, Mardha, Jannah, Bhia, Deean, Atre, Ujha, Nolly, Grace, Ria, Utin,
Titin, Shinta, Arlinda, Acha, Ari, Rangga, Jasmin, Jusi, Tia, Lia, Dewi, Aqila,
Ririn, Winda, Liana, Icha, Mono, Ibeth, Ilham, aa Pandu, Hasbi, Yayu, Mira,
Cancuw juga..
17. Xplus Dancer Crew,, my manager Jery Sebastian, my koreografer Andika
Tobe, KIme, KWanty, Bunda Nana, K Nita, K Indy, Itha, K Aswin, and
all support additional crews.
18. Anak-anak Mangeloreng.. Robert besar, K Indri, Hasni, Oky, Bunda Mimi,
Nova, Pak Desa sek anak-anak KKN Angktan 78 Bantimurung.. special
Astrid, Riri, Chalwa, K Sulfan, Chatol, Wawan, Ridho, Master Muha dll
vi

19. CHEDAR,, Gina, Anggi, Zhely, Tiwi, Innong, Medu, Upi, Cuwii, Mel, All
TRQ3, and other 7teenagers angkatan XIII, BLIND, Faizal, Erick Nenggol,
All personil Thundering Of Seventeen Gema Suara 17 juga,. Makasih
brosist
20. Senior-senior selama kuliah di HI, k Adit (02) terimakasih sudah bantu
diskusi judulku, K Mario (thank you for the dvds) KAncha, K Cake (03),
KEwing , yang selalu saya repoti masalah laptop, K Arkam, senior sekaligus
teman seperjuangan di ruang ujian, K Dian (05), K Ashlee, K Lala, K
Rische, K Achie, K Dedy, K Abo (06), Adek-adek 08, Chia, Janet, Adhe,
Nia, Pulu, Dirga, Achonk, adek-adek 09, Satky, Dila, Nani, Benji, Ridho dll
Makasih ya.. Hampir lupasatu-satunya anak 10 yang saya kenal Widyadara
hahaha!
21. K Mattewakkang, Bang Wicaksono, K Ihsya, K Wahyu Chandra.. thank
you for the help yah kk semua,,,
22. My Laptop, BB, DvD player, Camera D5000, and all devices that already
help me for finishing my skripsweet.. and off course all my twitter Followers

Makassar, April 2011

Penulis

vii


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i
HALAMAN PENERIMAAN .... ii
ABSTRAKSI .. iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI .. vii
DAFTAR BAGAN.. ix
DAFTAR GAMBAR .. x
DAFTAR TABEL .. xi
BAB I PENDAHULUAN ..
A. Latar Belakang Masalah .
B. Batasan dan Rumusan Masalah ..
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...
D. Kerangka Konseptual .........
E. Metode Penelitian ...

1
8
9
9
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .
A. Konsep Transnational Organized Crime ...
B. Konsep Keamanan Nasional....

14
22
C. Transnational Organized Crime, Keamanan Nasional
dan Hubungan Bilateral... 29
BAB III GAMBARAN PERDAGANGAN NARKOBA DI AMERIKA
SERIKAT DAN MEKSIKO
A. Sejarah War On Drugs Amerika Serikat ........
B. Kondisi Perdagangan Obat-Obat Terlarang di Meksiko.


39
57
C. Posisi Meksiko dalam War On Drugs Amerika Serikat.. 70

viii


BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Bentuk Implementasi War On Drugs Amerika Serikat di
Meksiko 88
B. Dampak War On Drugs terhadap
Keamanan Nasional Meksiko.. 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 107
B. Saran-Saran 109
DAFTAR PUSTAKA
ix

DAFTAR BAGAN
BAGAN 1. Keuntungan Kartel dalam Dolar per Kilogram. 63
BAGAN 2. Perkiraan Jumlah Senjata dan Kendaraan Milik Kartel (2006-2009)... 66
BAGAN 3. Jumlah Korban War On Drugs... 68


x


DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. Peta Wilayah Pengaruh Kartel di Meksiko 61
GAMBAR 2. Peta Pembunuhan Walikota Meksiko tahun 2010..... 70
GAMBAR 3. Wilayah Kartel dan Rute Narkoba. 75


xi

DAFTAR TABEL
TABEL 1. Perkiraan Keuntungan Kartel dalam Penjualan Narkoba Domestik.. 64
TABEL 2. Perkiraan Keuntungan Kartel dalam Penjualan Narkoba di Pasar
Amerika Serikat.. 65
TABEL 3. POEs di Meksiko.... .. 74
TABEL 4. Dana Bantuan Mrida Initiative (2008-2010)........ 81
TABEL 5. Jenis Pembiayaan Dana dari Mrida Initiative di Meksiko ... 82
TABEL 6. Operasi War On Drugs Gabungan Meksiko-Amerika Serikat... 93






BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi telah mengubah berbagai aspek kajian dari ilmu hubungan
internasional. Kejahatan transnasional dianggap sebagai ancaman masa kini
yang menjadi salah satu konsentrasi kajian. Kejahatan transnasional merujuk
kepada kegiatan yang melanggar hukum, menekankan pada keterlibatan
kerjasama antara aktor-aktor non negara (non state actors) yang terpisah oleh
batas negara dalam pelaksanaan kejahatan yang dimaksud.
Fenomena kejahatan transnasional semakin meningkat sejak abad ke
dua puluh karena adanya globalisasi. Globalisasi ekonomi telah memperluas
kegiatan operasional, kekuatan, serta cakupan dari aktivitas kejahatan
tersebut. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah semakin mudahnya
perdagangan barang-barang terlarang atau lebih dikenal dengan pasar gelap
antar negara yang mencakup narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba),
senjata, dan manusia.
Narkoba dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional di
berbagai negara. Narkoba dapat diartikan sebagai obat-obat yang dapat
menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa
mengantuk, atau merangsang yang menimbulkan kecanduan. Sedangkan
perdagangan narkoba ilegal diartikan sebagai produksi, distribusi, dan
2

konsumsi ilegal dari obat-obatan meliputi heroin, kokain, ganja, dan
methamphetamines.
1

Perdagangan narkoba tersebut melibatkan penjualan dan kepemilikan
obat, yang termasuk dalam bursa lokal maupun operasi besar internasional.
2

Penyelundupan yang melintasi batas negara termasuk di dalamnya yaitu
kegiatan penanaman, pengolahan, pembudidayaan, distribusi dan
pemasaran/penjualan barang-barang dilarang sesuai dengan Drug Prohibition
Law
3
.
Dalam perdagangan narkoba internasional dikenal pengelompokan
negara menjadi negara-negara produsen, negara transit (transporter) dan
negara sasaran perdagangan narkoba. Negara produsen merupakan pemasok
utama narkoba, aktivitas-aktivitas seperti penanaman, pengolahan,
pembudidayaan narkoba dilakukan. Negara produsen kemudian menjual
narkoba tersebut ke negara lain yang terdapat pasar besar narkoba dikenal
dengan negara sasaran/tujuan. Sebelum distribusi narkoba mencapai negara
sasaran, biasanya narkoba transit terlebih dahulu di negara yang
pengawasannya lemah serta memiliki akses termudah ke negara sasaran,
negara ini dikenal dengan sebutan transporter.
Amerika Serikat merupakan pasar terbesar peredaran narkoba. Sekitar
tiga belas juta penduduk Amerika Serikat merupakan konsumer aktif narkoba.

1
NPR. Timeline: America's War on Drugs, April 2, 2007. http://www.npr.org/templates/
story/story.php?storyId=9252490 diakses pada 28 November 2010 pukul 20.10
2
Jessica Cook. What is Drug Trafficking. 2009. http://www.ehow.com/ facts_5549701_drug-
trafficking.html diakses pada 28 November 2010 pukul 20.00
3
Op.cit
3

Jika dikalkulasikan para pecandu telah menyumbangkan uangnya sekitar
enam puluh miliar dolar pertahun.
4

Penggunaan narkoba telah menjadi trend dikalangan kaum muda, kulit
hitam dan putih serta kelas menengah Amerika Serikat. Penggunaan obat-
obat terlarang menjadi trend karena dianggap sebagai representasi
pemberontakan sosial dan protes terhadap masa kerusuhan politik.
Stigmalisasi sosial inilah yang kemudian menjadi pandangan mainstream di
Amerika pada masa itu. Para pecandu tersebut membeli narkoba secara ilegal
melalui kelompok-kelompok yang dikenal sebagai mafia dan gangster yang
bekerjasama dengan kartel sebagai pemasok utama ke Amerika.
Kartel-kartel yang berasal dari negara produsen seperti Kolombia,
Meksiko, Guatemala, Brasil, Venezuela, Peru, Bolivia melihat peluang
tersebut sebagai sumber keuntungan yang besar. Keuntungan yang diperoleh
kartel-kartel narkoba baik produsen dan pengedar narkoba berkisar tiga belas
hingga dua puluh lima miliar dolar.
5
Permintaan tinggi dari konsumer serta
keuntungan besar yang didapatkan mendorong mereka untuk terus
mengekspor narkoba ke Amerika.
Selain negara produsen, negara transitpun mendapatkan keuntungan
yang besar. Meksiko lebih dikenal sebagai negara transit (transporter)
dibandingkan sebagai negara produsen. Narkoba yang masuk ke Amerika
Serikat dari kawasan Amerika Selatan haruslah melalui Meksiko. Hal ini

4
Socialis Isues. Drug Trafficking. 2010. http://socialissues.wiseto.com/Topics/DrugTrafficking/
diakses pada 28 November 2010 pukul 20.12
5
David T. Jhonson. The Merida Initiative. 2009. http://www.state.gov/p/inl/ rls/rm/120225.htm
diakses pada 28 November 2010 pukul 20.14
4

dikarenakan Meksiko adalah negara yang berbatasan langsung dengan
Amerika Serikat.
Akses dari Meksiko ke Amerika Serikat bukan hanya daratan tetapi
juga dari lautan. Kartel Meksiko menggunakan posisi tersebut serta
kelemahan pengawasan polisi Meksiko di wilayah perbatasan sebagai sumber
keuntungan dalam perannya sebagai transporter. Keuntungan kartel sebagai
produsen sekaligus transporter narkoba utama ke Amerika Serikat yaitu
berkisar lima belas hingga lima puluh miliar dolar pertahunnya,
6
jauh lebih
besar dibandingkan jika dibandingkan menjadi produsen saja.
Pemerintah Amerika Serikat kemudian melakukan usaha-usaha untuk
memberantas peredaran narkoba. Dampak negatif narkoba yaitu
meningkatnya gangguan kriminalitas, yang disebabkan oleh moral yang
terganggu (khususnya bagi para pecandu).
7
Peredaran narkoba juga tidak
lepas kaitannya dengan kejahatan lain yaitu perdagangan senjata ilegal,
money loundering, dan korupsi serta persaingan antar gangster yang
mengacaukan kondisi domestik. Perang terjadi antar gangster untuk
menguasai lahan distribusi narkoba dimana dalam pertikaian tersebut juga
mengikutsertakan pertikaian antar ras. Hal-hal tersebut merupakan terror
terhadap masyarakat sehingga keberadaan narkoba dianggap dapat
mengancam stabilitas keamanan nasional Amerika Serikat.

6
Scoot Erickson. Mexicos Drug War and America. 2010. http://www.americanthinker.com/
2010/03/mexicos_drug_war_and_america.html diakses pada 28 November 2010 pukul 20.16
7
Albert C. Gros. Americas Longest War Rethinking Ourtragic Crusade Againts Drugs. NY.
1999. Hal. 5
3

Militeralisasi penanganan obat-obat terlarang dimulai pada masa
pemerintahan Reagan, kekuatan militer digunakan untuk memberantas
narkoba, memerangi gangster serta pemasok yang berasal dari luar Amerika,
serta menjaga perbatasan yang dianggap rawan sebagai pintu masuk narkoba
tersebut.
Mengamankan kondisi domestik dianggap belum dapat menstabilkan
keamanan Amerika khususnya di bidang narkoba. Peredaran narkoba tidak
akan bisa diberantas jika lahan-lahan tumbuhnya juga tidak diberantas.
Pemerintah Amerika Serikat menyatakan narkoba sebagai Global Evil,
8

Amerika mengajak negara-negara tetangga kawasannya yang dianggap
sebagai negara produsen dan transit untuk ikut melakukan perang terhadap
narkoba (War On Drugs). Rekan Amerika yang pertama dalam operasi ini
yaitu Kolombia (Colombia Plan) yang berusaha memberantas produksi
kokain sejak tahun 1999.
9

Setelah Kolombia, Amerika Serikat menjadikan Meksiko sebagai
rekannya dalam War On Drugs. Meksiko menjadi pemasok utama ganja,
heroin dan methamphetamines dan merupakan jalur penting yang dilalui
perdagangan narkoba. Posisi Meksiko membuatnya menjadi negara transit
dimana sekitar sembilan puluh persen
10
kokain dari Kolombia transit di
Meksiko sebelum masuk ke Amerika Serikat.

8
Ibid, Hal. 6
9
Rhonda L. Callaway dan Elizabeth G. Matthews. Strategic US Foreign Assistance The Battle
Between Human Rights and National Security. Burlington: Ashgate Publishing Company. 2008.
Hal. 113
10
Ted Gallen Carpenter. Bad Neighbor Policy. NY: Palgrave Macmillan. 2003. Hal. 169
6

Produksi dan perdagangan narkoba di Meksiko telah beroperasi sejak
beberapa dekade. Produksi dan perdagangan narkoba di Meksiko dikuasai
oleh kartel-kartel yang mulai menguat keberadaannya sejak kartel Kolombia,
Cali dan Medellin Kolombia melemah yaitu sekitar tahun 1990-an. Kartel
dari Meksiko muncul mendominasi pasar narkoba di Amerika Serikat.
Kartel-kartel narkoba ini menjadi musuh utama bersama Meksiko dan
Amerika Serikat. Pada tahun 2001, Pemerintah Amerika Serikat membuat
daftar tentang orang-orang yang menjadi DPO (daftar pencarian orang) utama
dalam kasus narkoba, tujuh dari duabelas orang yang didaftar berasal dari
kartel-kartel yang beroperasi di Meksiko, atau yang dikenal dengan The
Drugs Kingpin.
11
Kartel tidak hanya dimusuhi karena memproduksi dan
mengedarkan narkoba tetapi juga mengedarkan senjata di pasar gelap.
Pemerintah Amerika Serikat mengucurkan dana yang lumayan besar
untuk operasi ini sekitar empat ratus lima puluh juta dollar Amerika setiap
tahunnya.
12
Pemerintah Amerika juga memberikan pelatihan kepada tentara
dan intelijen-intelijen Meksiko. Pemerintah Meksiko memberantas habis
lahan-lahan tempat pembudidayaan obat-obat terlarang dan menangkapi para
penjual serta pecandu, namun fokus utama dari War On Drugs yaitu untuk
memberantas habis kartel serta menghentikan peredaran narkoba di Meksiko.
Secara idealnya operasi War On Drugs dilakukan untuk menstabilkan
kondisi Meksiko sehingga hal tersebut dapat juga mempengaruhi kondisi di

11
ibid
12
Colleen W. Cook. Merida Initiative: Proposed U.S. Anticrime and Counterdrug Assistance for
Mexico and Central America. 2008. http://fpc.state.gov/documents/organization/103694.pdf
diakses pada 28 November 2010 pukul 20.18
7

Amerika Serikat. Namun pada kenyataannya War On Drugs sangatlah dekat
dengan bentuk-bentuk kekerasan. Sejak perang tebuka tersebut diberlakukan
di Meksiko yaitu pada tahun 2006 hingga sekarang kondisi Meksiko semakin
kacau dan tidak stabil. Akibat perang terbuka tersebut telah jatuh korban
hingga dua puluh delapan ribu jiwa bukan hanya dari pihak pemerintah dan
kartel melainkan juga dari warga sipil.
13

Perang terbuka terhadap kartel membuat kartel juga berbalik melawan
pemerintah karena merasa lahan bisnisnya terganggu. Hal ini juga
memunculkan masalah baru yaitu adanya perlawanan politik oleh salah satu
kartel yaitu La Familia. La Familia menyatakan diri mereka melakukan
perdagangan narkoba untuk membiayai perlawanan terhadap pemerintah
untuk memperjuangkan hak-hak petani ganja di wilayah Michoacana.
14

Perlawanan ini mendapat dukungan dari masyarakat.
Pemerintah Meksiko pun dilanda kerugian materil karena dana bantuan
dari Amerika Serikat yang dijanjikan ternyata belum cukup untuk mendanai
perang ini. Kelayakan untuk melanjutkan operasi War On Drugs menjadi
masalah yang akan penulis analisis lebih dalam melihat munculnya kritik dan
reaksi masyarakat terhadap War On Drugs serta dampak-dampak negatif lain
yang timbul akibat operasi ini ternyata jauh lebih mengancam stabilitas
keamanan nasional Meksiko.

13
BBC. Q&A: Mexico's Drug-Related Violence. http://www.bbc.co.uk/news/world-latin-america-
10681249 diakses pada 28 November 2010 pukul 20.20
14
Jhon Rollins dan Liana Sun Wyler. International Terrorism and Transnational Crimes :
Security Threats, U.S. Policy and Consideration For Congres. US : Congressional Research
Service. 2010. Hal. 30
8

B. Batasan dan Rumusan Masalah
Masuknya bantuan Amerika Serikat, mengubah arah kebijakan
pemerintah Meksiko dalam memandang masalah narkoba. Penanganan
narkoba berubah menjadi perang yang ditujukan pada setiap pihak yang
bertanggung jawab dalam peredaran narkoba tersebut. Tanggung jawab
operasi war on drugs diberikan penuh kepada pihak militer.
Sejak Presiden Fillipe Calderon menjabat di Meksiko operasi
memerangi narkoba terus dilakukan. Target utama operasi ini adalah
menangkapi pemimpin dan anggota-anggota kartel serta membumihanguskan
lahan tumbuhnya narkoba. Dengan kebijakan ini diharapkan bahwa
perdagangan narkoba di Meksiko dapat diakhiri.
Perang terbuka terus berlangsung sejak Presiden Felippe Calderon
menjabat yaitu sekitar tahun 2006 yang masih berlangsung hingga kini.
Masalah terlihat lebih kompleks karena stabilitas keamanan nasional hingga
tahun 2010 belum mengalami perbaikan seperti yang diharapkan oleh
pemerintah.
Adapun rumusan masalah dalam tulisan ini yaitu:
1. Bagaimana implementasi War On Drugs Amerika Serikat terhadap
Meksiko?
2. Bagaimana dampak War On Drugs terhadap stabilitas keamanan
nasional Meksiko?

9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menjelaskan tentang bentuk-bentuk implementasi kebijakan War On
Drugs Amerika terhadap Meksiko.
b. Menjelaskan tentang dampak dari kebijakan War On Drugs terhadap
stabilitas keamanan nasional Meksiko.
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan studi Hubungan Internasional di masa mendatang
serta bahan kajian para penstudi Hubungan Internasional serta
pemerhati masalah-masalah internasional.
b. Penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi masukan bagi berbagai
pihak dan para pengambil kebijakan.
D. Kerangka Konseptual
Fenomena peredaran obat ilegal (drugs trafficking) merupakan salah
satu bentuk dari Transnational Organized Crime (TOC). Kejahatan ini
memiliki cakupan yang semakin global dan perluasan jaringan seiring dengan
berkembangnya teknologi dan system komunikasi. Ancaman dari TOC
memiliki kemampuan untuk mengancam stabilitas keamanan dalam negeri
baik di ranah politik, ekonomi dan sosial budaya.
10

Transnational organized crime (TOC) merupakan sebuah bentuk
kejahatan yang terorganisir dengan baik, memiliki struktur yang jelas dan
aturan yang mengikat anggotanya. Kejahatan ini beroperasi hingga
melampaui batas-batas negara, memiliki hubungan antar jaringan yang kuat
dan sangat rahasia serta ikatan yang kuat antara anggota serta jaringannya
tersebut membuat TOC sulit untuk diberantas.
Organisasi yang melakukan kejahatan transnasional ini dikenal dengan
berbagai istilah seperti mafia, gangster, kartel, ataupun triad. Mereka
bergerak atas dasar berbisnis untuk memperoleh keuntungan finansial
maupun materil lainnya. Bisnis tersebut dianggap sebagai pasar gelap
karena memperjualbelikan barang-barang yang dapat mengancam stabilitas
keamanan oleh pemerintah.
Menurut Barry Buzan, keamanan berkaitan dengan masalah
kelangsungan hidup (survival). Isu-isu yang dianggap mengancam
kelangsungan hidup akan dianggap sebagai ancaman eksistensial.
15
Konsep
keamanan melihat ancaman dapat berasal dari negara dan non-negara, dalam
hal ini dapat dikatakan bahwa ancaman dapat datang dari domestik maupun
transnasional. Sifat ancaman yaitu militer dan non militer, seperti isu-isu
ekonomi, politik domestik, lingkungan hidup, terorisme, penyakit menular,
dan narkoba.

15
Barry Buzan. People, States, And Fear : An Agenda For International Security Studies In The
Post-Cold War Era. Hempstead: Harvester Wheatsheaf. 1991.hal. 2-3
11

Dalam menanggulangi TOC yang memiliki jaringan luas dan rahasia,
sebuah negara tidak dapat menanggulangi ancaman itu sendiri sehingga
kerjasama bilateral dapat ditempuh. Kerjasama bilateral menurut K.J. Holsti
merupakan interaksi dan transaksi yang terjadi secara langsung di antara dua
negara yang menghadapi masalah-masalah atau hal tertentu yang
mengandung kepentingan bersama.
16
Pemerintah Amerika Serikat dan
Meksiko dalam menghadapi ancaman peredaran narkoba sebagai salah satu
bentuk TOC menempuh kerjasama bilateral demi mencapai kepentingan
bersama yaitu stabilitas keamanan di masing-masing negara.
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Dari beberapa rumusan yang diambil oleh penulis, maka penulisan
dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini hanya
berupa pencarian fakta-fakta mengenai implementasi War On drugs dan
dampak-dampak dari kebijakan tersebut bagi stabilitas keamanan nasional
Meksiko.
2. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder. Data yang
dibutuhkan yaitu berupa data sejarah War On Drugs di Amerika, bentuk
kebijakan Amerika Serikat terhadap peredaran obat terlarang, fakta yang
mendukung posisi Meksiko sebagai negara transit, jumlah dan bentuk bantuan

16
K.J. Holsti. Politik Internasional; Kerangka Untuk Analisis Edisi Keempat, Jilid 2, Erlangga:
Jakarta. 1980. Hal. 210
12

Amerika Serikat terhadap Meksiko, serta fakta-fakta tentang dampak yang
terjadi sejak War On Drugs diberlakukan. Adapun sumber dari data yang
digunakan penulis akan diperoleh dari studi kasus secara telaah pustaka dan
dokumen-dokumen yang akan diperoleh dari buku-buku dan jurnal-jurnal.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah telaah pustaka (library research) yaitu dengan cara mengumpulkan
data dari literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas,
dan kemudian menganalisanya. Literatur ini berupa buku-buku, dokumen,
jurnal-jurnal, majalah, surat kabar, dan situs-situs internet ataupun laporan-
laporan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan penulis teliti.
Adapun tempat-tempat yang menyediakan berbagai sumber di atas yaitu:
a. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin di Makassar
b. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin di Makassar
c. Perpustakaan Himpunan Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional
(HIMAHI) Fisip Unhas
d. Departemen Luar Negeri Indonesia di Jakarta
e. Kedubes Meksiko untuk Indonesia di Jakarta


13

4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah
teknik analisis data kualitatif, dimana permasalahan digambarkan berdasarkan
fakta-fakta yang ada kemudian dihubungkan antara fakta yang satu dengan
fakta yang lainnya, kemudian ditarik sebuah kesimpulan.
5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode deskriptif.
Penulis ingin menggambarkan tentang bentuk-bentuk implementasi dari War
On Drugs Amerika Serikat terhadap Meksiko. Selain itu juga menggambarkan
tentang situasi yang terjadi sebagai dampak dari pemberlakuan War On Drugs
tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Transnational Organized Crime
Globalisasi berdampak pada meluasnya jaringan dan mudahnya sistem
komunikasi. Selain dampak positif tersebut, globalisasi juga membawa
dampak negatif yaitu meluasnya jaringan kejahatan hingga melewati batas-
batas negara. Menurut Frank Gregory, alasan yang mendasari jaringan
kejahatan yang meluas dianggap sebagai ancaman yaitu semakin
meningkatnya volume kejahatan yang terorganisir dan semakin meluasnya
bentuk-bentuk aktivitas kriminal yang dilakukan oleh organisasi kejahatan
tersebut.
1

Istilah Transnational Organized Crime (TOC) menurut Konvensi
Palermo adalah kejahatan lintas negara yang dilakukan oleh suatu kelompok
yang terstruktur dan terdiri dari tiga orang atau lebih, yang telah ada dalam
kurun waktu tertentu dan bertindak secara tertata dengan tujuan untuk
melakukan satu atau lebih kejahatan serius sebagaimana yang dimaksudkan
dalam rangka memperoleh secara langsung maupun tak langsung, keuntungan
finansial atau material lainnya yang operasinya dilakukan melampaui batas-
batas negara.
2
Cakupan dari TOC tidak hanya pelanggaran yang terjadi di

1
UNCJIN. Understanding Transnational Crime and Criminality, http://www.uncjin.org/
Documents/10thcongress/10cStatements/edwards.pdf diakses pada tanggal 1 Februari 2011
pukul 15.05
2
UNODC, United Nations Convention Againts Transnational Organized Crime and The
Protocols Thereto. http://www.unodc.org/documents/treaties/UNTOC/Publications/TOC%20
Convention/TOCebook-e.pdf diakses pada tanggal 1 Februari 2011 pukul 15.07

13

lebih dari beberapa negara, melainkan juga pelanggaran yang terjadi di satu
negara tetapi dikontrol dan direncanakan di negara yang lain. Juga mencakup
kejahatan yang dilakukan sebuah kelompok yang bekerjasama dengan
jaringan kejahatan di negara lain yang berdampak kepada negara-negara lain
di sekitarnya.
Karakteristik dari TOC itu sendiri menurut hasil konfrensi The World
Ministerial Conference On Organized Crime di Naples, Itali tahun 1994
yaitu:
1. Group organization to commit a crime.
2. Hierarchical links or personal relationship wich permit
leaders to control the group.
3. Violence, intimidation, and corruption used to earn profit or
control terotories or markets.
4. Laundering of illicit proceeds both in furtheranceof criminal
activity and to infiltrate the legitimacy economy.
5. The potential for expansion into any new activities and
beyond national boerders.
6. Cooperation with other organized transnational criminal
group.
3


Organisasi yang melakukan kejahatan terorganisir ini memiliki jaringan
yang hirarkis yang kewenangan diberikan pada pemimpinnya dalam kontrol
kegiatan yang dilakukan. Jaringan operasinya diperluas ke luar negeri yang
bekerjasama dengan organisasi kejahatan lainnya. Namun dengan semakin
berkembangnya teknologi dan jaringan komunikasi telah merubah beberapa
hal yang dalam TOC, yaitu struktur dan hubungan jaringan dari kelompok

3
United Nations General Assembly. Forty-Ninth Session. Agenda Item 96. Crime Prevention And
Criminal Justice. Report of the World Ministerial Conference on Organized Transnational
Crime, di Naples, Italy, tanggal 21 - 23 November 1994, pursuant to General Assembly
Resolution 48/103 of 20 December 1993. Annex. IMOLIN. New York: United Nations; 1994.
http://www.undemocracy.com/A-RES-49-159.pdf diakses pada tanggal 1 Februari 2011 pukul
15.10
16

kejahatan ini. Pada tahun 2004, United Nation High-Level Panel menemukan
bahwa, OC is increasingly operating through fluid networks rather than
more formal hierarchies. This form of organization provides criminals with
diversity, flexibility, low visibility, and longevity.
4

Organisasi kejahatan sekarang ini beroperasi dengan jaringan yang
lebih melebar ke berbagai arah (seperti zat cair/fluid), tidak lagi berdasarkan
hirarki yang formal. Pada awalnya keputusan hanya bergantung pada
pemimpin yang tertinggi sehingga ketika pemimpinnya tertangkap ataupun
tewas akan berdampak buruk pada organisasi yang dia pimpin. Namun
sekarang, ketika organisasi ini memiliki jaringan (perwakilan/klan) di
berbagai wilayah maka kehilangan pemimpin di suatu daerah tidak akan
membawa dampak kematian organisasi tersebut.
Pemimpin yang baru dapat diambil dari perwakilan di wilayah lain
sehingga organisasi tersebut tetap dapat beroperasi. Hal ini memperlihatkan
sifat baru dari organisasi kejahatan yang lebih fleksibel (fleksibility). Bentuk
usaha juga berbagai macam (diversity) menjadi ciri khas dari organisasi
kejahatan. Walaupun demikian, setiap anggota dari organisasi kejahatan
tersebut memiliki keterikatan yang kuat sehingga mereka tetap
mempertahankan kesetiaan (loyality), kerahasiaan (low visibility), hal
tersebutlah yang membuat organisasi ini sangat sulit diberantas atau berumur
panjang (longevity).

4
UNODC, The Thread Of Transnational Organized Crime, Hal. 27 http://www.unodc.org/
documents/data-and-analysis/tocta/1.The-threat-transnational-organized-crime.pdf diakses
pada tanggal 1 Februari 2011 pukul 16.00

17



Kemudian pada tahun 2006, Organized Crime Threat Assesment
Europol, mencatat bahwa, OC groups are also becoming increasingly
heterogeneous and dynamically organised instructural terms, moving
towards loose networks rather than pyramidal monoliths.
5
Organisasi
kejahatan lebih meningkat dan heterogen serta lebih dinamis dalam sistem
struktur organisasinya. Dalam perkembangannya organisasi kejahatan tidak
lagi bergerak sesuai dengan struktur yang piramidal, yang bergantung pada
satu pemimpin seperti pyramid.
Organisasi kini beroperasi menggunakan jaringan yang lepas dan luas
dengan berbagai pihak yang dianggap dapat memberikan keuntungan bagi
organisasi mereka. Organisasi ini menggunakan jaringan internasional untuk
memudahkan mereka dalam strategi mengaburkan antara aktivitas legal dan
ilegal dengan berbagai macam modus operandi.
Macam-macam organisasi kejahatan yang dikenal melakukan
operasinya secara global dan memiliki hubungan yang kuat diantara
jaringannya dikenal dengan American Ethnic Mafia (yang terdiri dari klan-
klan seperti Italia, Irlandia, Yahudi, dll), kelompok Yakuza dari Jepang,
Triads dari Hongkong dan Tongs yang terdapat di hampir seluruh
Chinatowns, favela di Brazil, serta kartel-kartel obat di Meksiko dan

5
EURPOL, OCTA2006, http://www.europol.europa.eu/publications/European_Organised_
Crime_Threat_Assessment_(OCTA)/OCTA2006.pdf diakses pada tanggal 1 Februari 2011
pukul 16.08


18

Kolombia. Keberadaan dan aktivitas organisasi ini telah dikenal luas oleh
masyarakat namun pemerintah belum dapat memberantas keberadaannya.
Terbukanya pasar bebas dan kemudahan teknologi yang tidak mampu
diimbangi oleh kebanyakan negara berkembang kemudian menimbulkan
masalah pada masyarakatnya. Orang-orang yang tidak memiliki kemampuan
ataupun modal yang cukup untuk bersaing dalam sektor yang legal untuk
mencukupi kebutuhan ekonominya kemudian memanfaatkan situasi ini
dengan membuka perdagangan sektor-sektor ilegal sebagai mata pencaharian
yang baru. Biasanya negara-negara berkembang yang aktivitas ekonominya
masih dalam masa transisi atau baru berkembang inilah yang menjadi
sarang-sarang dari terbentuk dan beroperasinya organisasi kejahatan.
6

Keuntungan yang besar yang diperoleh dari menjalankan bisnis ilegal,
sehingga menarik perhatian orang-orang untuk berbisnis di jalur tersebut,
baik sebagai rekrutan dari organisasi ataupun sebagai mitra kerjanya.
Keuntungan yang besar ini didapatkan dari besarnya permintaan akan barang
yang diperjualbelikan di pasar ilegal. Organisasi kejahatan ini bermitra usaha
dengan semua pihak, baik itu dengan jaringan organisasi lain (kartel ataupun
kelompok teroris, dan kelompok separatis), korporasi, masyarakat bahkan
pemerintah negara.
Selain itu, organisasi kejahatan ini tidak membayar pajak karena jenis
usaha dan jumlah pendapatan tidak dilaporkan pada pemerintah. Organisasi

6
UNODC, Effective Measures To Combat Transnational Organized Crime. Dalam The Eleventh
United Nations Congress on Crime Prevention and Criminal Justice, 18-25 April 2005,
Bangkok, Thailand. http://www.unis.unvienna.org/pdf/05-82099_ E_2_pr_SFS.pdf diakses
pada tanggal 1 Februari 2011 pukul 16.15

19

kejahatan ini cenderung melakukan kegiatan money loundering (pencucian
uang) untuk mengaburkan sumber pendapatan mereka. Keuntungan-
keuntungan inilah yang menjadi sumber dana dari organisasi untuk semakin
memperluas kemampuan dan wilayah perdagangannya.
Kemampuan dana dan kekuatan melakukan kekerasan, menjadi modal
dari organisasi tersebut dalam mempertahankan eksistensi organisasinya di
sebuah negara. Terdapat dua cara dalam perlindungan diri yang mereka
lakukan yaitu menggunakan cara-cara intimidasi berupa tindak kekerasan
pada pihak-pihak yang dianggap dapat mengganggu eksistensi mereka. Cara
yang kedua, yaitu dengan melakukan upaya penyuapan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang korup.
7

TOC mempunyai karakteristik khusus yaitu kemampuannya dalam
mempengaruhi ataupun menekan pemerintah, umumnya hal ini terjadi di
negara-negara berkembang. Menurut Lupsha, ketika organisasi ini telah
berhasil membangun simbiosis dengan pejabat pemerintah dalam rangka
menjaga dan memelihara eksistensi dan hak-hak istimewa organisasi maka
sangatlah sulit untuk memberantas keberadaan organisasi kejahatan di negara
tersebut.
8
Dengan kata lain, TOC mampu menciptakan ketidakstabilan pada
sektor ekonomi dan politik di sebuah negara.
Wilayah tumbuhnya TOC secara geografis sangatlah dekat dengan
masyarakat yaitu tempat-tempat yang kumuh yang sering tidak mendapat

7
Fernando Reinares dan Carlos Resta Nestares. Transnational Organized Crime As An Increasing
Threat To The National Security Of Democratic Regimes: Assessing Political Impacts And
Evaluating State Responses. NATO Working Paper Collection 2. 1999. Hal. 4
8
Ibid. Hal. 70
20

perhatian dari pemerintah.
9
Akses mata pencaharian baru, kredit dengan
prasyarat yang mudah, menyediakan barang-barang ilegal misalnya narkoba,
dan senjata, serta jaminan keamanan ditawarkan pada masyarakat marjinal
yang terabaikan oleh pemerintah di wilayah operasi organisasi tersebut.
10

Kedermawanan itu dilakukan untuk menarik perhatian dan mendapat
dukungan serta perlindungan dari masyarakat akan kerahasiaan operasi
mereka.
Organisasi kejahatan tersebut tetaplah ancaman, cara-cara kekerasan
dan motif memperkaya diri sendiri tetaplah modus mereka dalam beroperasi.
National Intelegency Council menyimpulkan tentang bisnis TOC bahwa
.motivated by the desire to make money and tends to regard any activity
beyond that required to effect profit as bad for business.
11
TOC dilakukan
dengan motivasi untuk meraup keuntungan dari bisnis yang ilegal. Bantuan-
bantuan kepada masyarakat seperti bantuan terhadap pengiriman imigran
ilegal merupakan kedok dalam mengaburkan operasi perdagangan manusia
serta prostitusi.
Aktivitas-aktivitas yang tergolong TOC yaitu perdagangan dan
penyediaan barang dan jasa ilegal seperti, produksi dan perdagangan narkoba,
perdagangan senjata, wanita, anak-anak dan imigran, organ tubuh manusia,
material nuklir, aktivitas perjudian, pemalsuan uang dan dokumen, pembunuh

9
UNODC, The Thread Of Transnational Organized Crime, Hal. 27 http://www.unodc.org/
documents/data-and-analysis/tocta/1.The-threat-transnational organized-crime.pdf diakses pada
tanggal 2 Februari 2011 pukul 18.00
10
Ibid
11
Kritin M Finklea Organized Crime In The United State: Trends And Issue for Congress.
Congressional Research Service. 2010. Hal. 24
21

bayaran, penjualan barang-barang seni dan antik yang dicuri, korupsi, money
loundering (pencucian uang), akivitas pembajakan dan terorisme.
12

Narkotika dan obat-obat terlarang (Narkoba) menjadi salah satu
komoditas yang diperdagangkan di pasar gelap. Berdagang narkoba
memberikan keuntungan yang sangat besar kepada organisasi kejahatan
transnasional karena konsumer berasal dari hampir seluruh pelosok dunia.
Kemampuan adiktif yang dikandung oleh narkoba membuat barang ini
menjadi barang yang sangat laris di pasar gelap internasional.
Perdagangan narkoba tersebut melibatkan penjualan dan kepemilikan
obat, yang termasuk dalam bursa lokal maupun operasi besar internasional.
13

Penyelundupan yang melintasi batas negara termasuk di dalamnya yaitu
kegiatan penanaman, pengolahan, pembudidayaan, distribusi dan pemasaran/
penjualan barang-barang dilarang sesuai dengan Drug Prohibition Law.
14

Dalam tulisan ini membahas tentang operasi besar internasional perdagangan
narkoba yang terjadi antara organisasi kejahatan di Meksiko dengan
organisasi kejahatan di Amerika Serikat. Komoditi narkoba yang dimaksud
yaitu heroin, kokain, ganja, dan methamphetamines.
15




12
Fernando Reinares, Loc.cit. Hal. 5
13
Jessica Cook. What is Drug Trafficking. 2009. http://www.ehow.com/ facts_5549701_drug-
trafficking.html diakses pada tanggal 2Februari 2011 pukul 18.10
14
NPR. Timeline: America's War on Drugs, April 2, 2007. http://www.npr.org/templates/
story/story.php?storyId=9252490 diakses pada tanggal 2 Februari 2011 pukul 18.15
15
Ibid
22


B. Keamanan Nasional
Secara etimologis keamanan (security)
16
berasal dari bahasa latin
securus (se+cura) yang bermakna terbebas dari bahaya, terbebas dari
ketakutan (free from danger, free from fear). Kata ini juga dapat bermakna
dari gabungan kata se (yang berarti tanpa) dan curus (yang berarti
uneasiness). Sehingga bila digabungkan kata ini bermakna liberation from
uneasinesss.
17

Globalisasi telah mengubah sudut pandang dalam melihat ancaman
terhadap keamanan. Pandangan tersebut muncul sejak Perang Dingin
berakhir. Seiring dengan berkurangnya ancaman serangan terhadap negara,
militer bukan lagi sebagai obyek utama dalam studi keamanan. Aktor-aktor
non-negara pun ikut menjadi penentu dalam keamanan nasional.
Sebagaimana dikutip dari Anak Agung Banyu Perwita bahwa National
security doesnt consist only of a army, a navy, and an air force It depends
on a sound economyon civil liberties and human freedom.
18

Keamanan nasional yang pada masa sebelum berakhirnya Perang
Dingin hanya diukur melalui kekuatan angkatan darat, angkatan laut, dan
angkatan udara. Namun seiring dengan globalisasi maka keamanan nasional

16
Anak Agung Banyu Perwita, Redefinisi Konsep Keamanan: Pandangan Realisme dan Neo-
Realisme Dalam Hubungan Internasional Kontemporer. Dalam Yulius P. Hermawan (ed),
Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional : Aktor, Isu, dan Metodologi. Graha Ilmu:
Yogyakarta. 2007. Hal. 26
17
Ibid
18
Anak Agung Banyu Perwita. Security Sector Reform In Indonesia: The Case Of Indonesias
Defence White Paper 2003. Dalam Journal Of Security Sector Reform Management Vol.2,
No.4, hlm 1-9. http://www.hn.psu.edu/faculty/jmanis/poldocs/uspressu/Suaddress HTruman.
pdf diakses pada tanggal 2 Februari 2011 pukul 19.00
23

terkait dengan berbagai macam sektor. Keamanan nasional dianggap sangat
bergantung pada masalah ekonomi, kebebasan sipil dan manusia.
Sedangkan Buzan mengungkapkan bahwa dalam konsep keamanan
tradisional terlalu sempit menjelaskan tentang sumber, bentuk, serta
penanganan ancaman. Buzan menawarkan konsep yang lebih luas dalam
melihat masalah keamanan nasional. Buzan mengungkapkan bahwa:
Security is taken to be about the pursuit of freedom from threat
and the ability of state and societies to maintain their independent
identity and their functional integrity againts forces of change,
wich they see as a hostile.
19

Keamanan nasional yaitu sebuah kondisi ketika setiap individu ataupun
kelompok memiliki akses yang mudah terhadap pencapaian kebebasan dari
ancaman. Kemampuan negara beserta masyarakatnya dalam mempertahankan
identitas dan integritas fungsional dalam menghadapi perubahan kekuatan
yang dilihat sebagai musuh juga dipandang sebagai pencapaian kemanan.
Perubahan kekuatan yang dimaksud sesuai dengan jenis ancaman yang akan
dihadapi dari masa ke masa.
Kemampuan untuk mempertahankan hidup (survival) serta kebebasan
dari ancaman yang eksitensial merupakan nilai tambah yang harus
diperjuangkan untuk mencapai keamanan nasional. Sebagaimana yang
diungkapkan dalam mahzab Copenhagen School bahwa security is about
survival.
20
Nilai tambah dari keamanan yaitu kemampuan untuk mencapai
kebebasan dari ancaman yang eksistensial dalam mempertahankan hidup.

19
Barry Buzan. New Patterns of Global Security in the Twenty-First Century. International
Affairs. Vol. 67. No. 3. 1991. Hlm 432-433
20
Ken Booth, Theory of World Security. Cambridge University Press: NY. 2007. Hal. 106
24

Buzan, Ole Weaver dan Jaap de Wilde mencoba memasukkan aspek-
aspek diluar hirauan tradisional kajian keamanan seperti misalnya masalah
kerawanan pangan, kemiskinan, kesehatan, lingkungan hidup, perdagangan
manusia, terorisme, bencana alam, penyakit menular, narkotika, hak asasi
manusia (HAM) dan sebagainya sebagai bagian dari studi keamanan.
21

Ancaman dianggap dapat datang dari sektor-sektor tersebut.
Selanjutnya Buzan menjelaskan bahwa :
The national security problem turns out to be a systemic
security problem in which individuals, states and the system all
play a part, and in which economic, societal and environmental
factors are as important as political and military ones. From this
integrative perspective, the levels and sectors appear more useful
as viewing platforms from which one can observe the problem
from different angles, than as self-contained areas for policy or
analysis.
22


Masalah keamanan nasional ternyata menjadi masalah keamanan yang
sistemik dimana individu, negara dan sistem semuanya berperan. Selain itu
dipandang dari perspektif integratif, keamanan nasional dibangun tidak hanya
oleh sektor militer dan politik, tetapi juga sektor lain yaitu ekonomi, sosial
budaya dan lingkungan. Tingkatan dan sektor ini lebih ternyata lebih spesifik
dalam mengkaji masalah dan analisis terhadap sebuah kebijakan.
Menurut pendekatan ini sektor keamanan dibagi dalam 5 bidang yaitu
militer, politik, ekonomi, lingkungan dan sosial.
23
Kelima sektor tersebut

21
Bob Sugeng Hadiwinata, Transformasi Isu dan Aktor di dalam Studi Hubungan Internasional:
dari Realisme hingga Konstruktivisme dalam Yulius P. Hermawan (ed), Transformasi dalam
Studi Hubungan Internasional ; Aktor, Isu dan Metodologi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007,
hal. 13
22
Barry Buzan. People, State and Fear : An Agenda for International Security Studies in The
Post-Cold War Era. 2
nd
edition. Hertfordshire: Harvester Wheatsheaf. 2008. Hlm 368
23
Barry Buzan. Loc.cit. Hal. 433
23

masing-masing tidak dapat terpisahkan. Setiap sektor menjelaskan bagiannya
masing-masing tentang problematika keamanan, namun disetiap penjelasan
tersebut terdapat keterkaitan yang kuat yang saling mempengaruhi.
Sektor yang pertama adalah sektor militer. Sektor ini terfokus pada
masalah-masalah yang menyangkut kapabilitas militer sebagai aktor yang
dapat bersifat defensif maupun ofensif.
24
Ancaman dapat berupa kekuatan
militer dari negara lain ataupun teror militer dari aktor lain.
Ancaman militer
25
dapat mempengaruhi semua komponen negara.
Negara bertugas penuh untuk melindungi warga negaranya dari efek buruk
ancaman militer terhadap kepentingan sosial dan individu. Negara juga dapat
menggunakan balik kekuatan militernya sebagai respon terhadap adanya
ancaman militer dari pihak lain.
Sektor yang juga merupakan perhatian utama bagi negara yaitu politik.
Selanjutnya sektor politik merujuk pada hubungan otoritas, legitimasi politik
unit/aktor. Sektor ini, biasanya memfokuskan pada sifat hubungan antar aktor
apakah merupakan hubungan yang hirarkis ataupun setara.
26

Sangat sulit memisahkan antara ancaman dari sektor politik dengan
ancaman dari sektor militer. Kedua sektor ini sangat erat kaitannya dalam
studi keamanan. Ancaman dari sektor politik yang bertujuan untuk
melemahkan entitas politik negara dianggap sebagai ancaman yang
eksistensial setara dengan ancaman militer.

24
Anak Agung Banyu Perwita, Redefinisi Konsep Keamanan. Hal. 36
25
Marianne Stone, Security According to Buzan: A Comprehensive Security Analysis. Columbia
University, School of International and Public Affairs: NY. 2009. Hal.4
26
Anak Agung Banyu Perwita. Op.cit
26

Ancaman dari sektor politik dapat berbentuk persaingan ideologi antara
pemerintah dengan pihak oposisi yang berbentuk serangan pada entitas
sendiri. Ancaman politik juga datang dari perkembangan ideologi lain di
negara sekitar. Hal yang paling penting yaitu negara dapat membedakan
sumber datangnya ancaman politik, baik yang secara sengaja ditimbulkan
ataupun yang datang dari negara lain.
27

Keamanan militer dan politik tersebut ditunjang oleh sektor lain yaitu
ekonomi. Ancaman dari sektor ekonomi ini sulit untuk di definisikan karena
masalah ekonomi merupakan masalah yang kompleks dan berkaitan satu
sama lain. Hal ini bersumber baik dari ekonomi domestik maupun ekonomi
global.
Sektor ekonomi biasanya merujuk pada kemampuan untuk bersaing
dalam hubungan perbankan, perdagangan, serta pasar antar unit/aktor.
Ketidakstabilan ekonomi pada suatu negara dapat mengancam stabilitas
keamanan negara tersebut. Keamanan ekonomi dapat dijadikan indikator
utama dalam keamanan nasional suatu negara.
28

Keamanan militer pun sangatlah bergantung pada keamanan ekonomi.
Peningkatan militer sangatlah bergantung pada kekuatan ekonomi dari negara
tersebut. Jika ekonomi negara tersebut lemah maka akan berimbas pada
anggaran militer negara yang juga akan kecil. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kekuatan militer juga menjadi lemah, hal ini dapat berpengaruh pada
pergolakan politik.

27
Marianne Stone. Op.cit. Hal. 5
28
Ibid
27

Dalam menyikapi keamanan ekonomi, negara memfokuskan untuk
menyikapi masalah-masalah pengangguran, ketidakamanan dalam bekerja,
lingkungan kerja yang buruk, ketimpangan pendapatan, inflasi, jaringan
pengaman sosial yang tidak memadai, ketiadaan perumahan.
29
Negara juga
harus menyikapi masalah yang terkait dengan food security (keamanan
pangan) dan health security (keamanan kesehatan), yaitu kemampuan akses
fisik dan ekonomi masyarakat terhadap pangan serta akses fasilitas
kesehatan.
30

Sektor yang keempat yaitu sektor sosial dan kultural yang mengacu
pada hubungan sosial dan kebudayaan antar unit/aktor.
31
Keamanan sosial
terdiri atas keamanan komunitas dan keamanan personal. Negara yang lemah
dalam mengurusi masalah identitas sosial dan kebudayaan akan melemahkan
stabilitas keamanan nasional.
Isu-isu keamanan komunitas merujuk pada identitas agama, etnik dan
ras. Ancaman berasal dari ketimpangan, ketidakadilan dan diskriminasi
terhadap individu/kelompok tertentu akan mendorong pergolakan masyarakat
yang termarjinalkan baik di sektor ekonomi, politik dan militer.
32
Umumnya
negara-negara dunia ketiga sering mengabaikan isu-isu sosial sehingga sering
terjadi protes ataupun pemberontakan atas dasar politik diskriminasi.
Keamanan sosial juga bergantung pada personal security (keamanan
personal). Keamanan personal merupakan unit yang vital yaitu kebebasan

29
UNDP, Human Development Report 1994. Hal. 25-26. http://hdr.ndp.org/en/media
/hdr_1994_en_chap2.pdf diakses pada tanggal 2 Februari 2011 pukul 20.00
30
Ibid
31
Anak Agung Banyu Perwita, Redefinisi Konsep Keamanan. Hal. 36
32
Marianne Stone. Loc.cit. hlm 5
28

seseorang dari kekerasan dan diskriminasi fisik. Ancaman
33
pada unit ini
yaitu :
1. Ancaman dari negara (perang dan kekerasan fisik).
2. Ancaman dari tekanan kelompok etnik, ras, dan agama lain
3. Ancaman dari kriminalitas organisasi kejahatan baik.
serangan individu atau perang antar organisasi.
4. Ancaman kekerasan terhadap perempuan.
5. Ancaman kekerasan terhadap anak-anak.
6. Ancaman kejahatan terhadap diri sendiri (bunuh diri,
penggunaan obat-obat terlarang.
Sektor yang terakhir adalah sektor lingkungan
34
yang mencakup
hubungan antara aktivitas manusia dengan lingkungan biologinya sebagai
bagian dari sistem pendukung penting dalam interaksi internasional. Isu-isu
yang dibicarakan pada unit ini yaitu berupa bencana alam yang berdampak
pada manusia, seperti banjir, gempa, polusi dan global warming. Inisiatif
untuk menyelesaikan masalah ini sangat bergantung pada keamanan ekonomi
dan keamanan politik. Acaman ini juga bukan hanya merupakan ancaman
terhadap satu negara melainkan akan menjadi ancaman global karena
dampaknya yang luas.
35

Secara sederhana, Benjamin Miller menggambarkan sifat ancaman
terhadap keamanan nasional pada masa sekarang ini lebih terhadap masalah-
masalah non-militer yaitu ekonomi, politik domestik, lingkungan hidup,
terorisme, penyakit menular, serta narkoba. Sedangkan respon terhadap
ancaman tersebut dapat berupa penggunaan militer ataupun non-militer,
dimana pihak yang bertanggung jawab dalam penyediaan keamanan yaitu

33
UNDP. Loc.Cit. Hal. 30
34
Marianne Stone, Op.Cit Hal. 6
35
Ibid
29

negara, organisasi/institusi internasional, dan individu. Dimana nilai inti yang
ingin dicapai oleh keamanan ini yaitu kesejahteraan ekonomi, hak asasi
manusia, dan perlindungan terhadap lingkungan hidup.
36

Berbagai sektor di atas terkait satu dengan yang lainnya. Masing-
masing sektor memainkan fungsinya walaupun ancaman militer dan politik
tetap menjadi fokus utama dari setiap negara. Namun masalah ekonomi,
sosial dan budaya merupakan unit yang penting juga dalam membangun
keamanan nasional suatu negara.
C. Transnational Organized Crime, Keamanan Nasional dan Hubungan
Bilateral
Pasca berakhirnya Perang Dingin transformasi terjadi di berbagai
sektor. Salah satunya adalah sektor ancaman terhadap keamanan. Ancaman
militer tidak lagi menjadi isu utama dalam studi keamanan. D. Bigo
mengungkapkan
Since the new enemy is within the body of society, there is a need
for new strategic military line; no longer so concerned with
interstate conflict, the military has a new set of jobs: anti-
guerilla tactics, prevention of terrorism, drug prohibition
enforcement, and international peace-enforcement are just some
of them.
37

Ancaman militer yang dihadapi oleh pemerintah sebuah negara bukan
lagi hanya berasal dari ancaman militer negara lain. Menghadapi fenomena
tersebut diperlukan strategi baru, militer memiliki tugas baru, seperti taktik

36
Benjamin Miller, The Concept of Security: Should Be Redefined. Dalam The Journal of
Strategic Studies, Vol. 24, No. 2. 2001. Hlm 13-42
37
Katja Franko Aas. Globalization & Crime. Sage Publication : London. 2007. Hal. 104
30

anti-gerilya, pencegahan terorisme, undang-undang pelarangan narkoba, serta
penegakan perdamaian internasional.
TOC dalam hal ini perdagangan ilegal narkoba, muncul sebagai sumber
ancaman baru bagi keamanan nasional. Kegiatan organisasi kejahatan dalam
usahanya berdagang narkoba ternyata dapat melemahkan sektor-sektor yang
membangun keamanan nasional. Seperti yang telah dibahas sebelumnya yaitu
sektor ekonomi, sosial, politik, dan militer.
Fenomena liberalisasi dan pasar bebas membawa dampak di beberapa
wilayah terjadi ketimpangan ekonomi, beberapa kelompok masyarakat
merasakan ketidakadilan pembangunan yang dilakukan oleh negara. Sulitnya
persaingan bisnis di sektor legal menyebabkan munculnya masalah-masalah
ketimpangan pendapatan hingga pengangguran. Organisasi kejahatan tumbuh
dan berkembang di wilayah-wilayah yang termarjinalkan dan tidak mendapat
perhatian dari pemerintah.
Keberadaan organisasi kejahatan dengan usahanya berbisnis barang-
barang ilegal, dalam hal ini narkoba memanfaatkan serta melemahkan
keamanan ekonomi suatu negara. Organisasi ini seakan-akan menjadi sebuah
solusi dengan menawarkan pada masyarakat kemudahan mendapatkan mata
pencaharian, kredit, ataupun barang-barang ilegal yang dibutuhkan
masyarakat. Selain itu, besarnya keuntungan dalam berdagang narkoba tidak
didaftarkan pada pemerintah sehingga membebaskan mereka dari wajib
pajak. Hal ini dikenal sebagai korupsi dan money loundering yang merugikan
pemerintah.
31

Selanjutnya, karakteristik sebuah organisasi kejahatan yang
mengedepankan cara-cara kekerasan untuk memudahkan operasinya tersebut
merupakan ancaman bagi keamanan komunitas maupun keamanan personal
masyarakat. Dalam studi keamanan jika terdapat satu kelompok yang
melakukan kekerasan dan diskriminasi pada kelompok atau individu lain
maka dianggap sebagai sumber ancaman terhadap keamanan. Kekerasan yang
dilakukan organisasi kejahatan terjadi jika terdapat konflik dengan organisasi
kejahatan lain ataupun dengan pemerintah, dimana biasanya yang menjadi
korban tidak lain adalah masyarakat sekitarnya.
Organisasi kejahatan yang juga memiliki kemampuan untuk menekan
keputusan pemerintah, baik dengan cara-cara korupsi maupun dengan
kekerasan. Hal ini merupakan sebuah ancaman terhadap keamanan politik
suatu negara. Ketersediaan dana yang besar membuat organisasi ini memiliki
modal yang cukup untuk menyuap dan menekan pejabat pemerintah,
sehingga memiliki hak-hak istimewa dan seakan-akan keberadaan mereka
tidak tersentuh oleh hukum yang berlaku.
Kemampuan dan akses organisasi kejahatan terhadap persenjataan juga
menjadi acaman terhadap keamanan nasional. Beberapa negara kemudian
menggunakan kekuatan militernya untuk menghadapi organisasi kejahatan
tersebut. Dalam hal ini, Amerika Serikat yang mendeklarasikan untuk
32

menerapkan War On Drugs sebagai upaya memerangi peredaran narkoba dan
eksistensi organisasi-organisasi kejahatan sebagai strategi militer baru.
38

Alasan Amerika Serikat untuk melakukan perang terhadap organisasi
kejahatan (dalam hal ini kartel) dan narkoba yaitu :
a. Dari sisi teknis, perdagangan narkoba berkaitan dengan produksi,
pengolahan, komersialisasi, dan operasi pencucian uang.
b. Dari sisi pidana, yang berkaitan dengan aktor ilegal, kegiatan teroris
seperti penculikan, pemerasan, pembunuhan, dan pemerasan, dan
dampaknya terhadap negara.
39

Perdagangan ilegal narkoba yang dilakukan oleh organisasi kejahatan
selalu melibatkan organisasi lain yang berada di negara tujuan ekspor
narkoba. Kegiatan yang organisasi-organisasi kejahatan di Meksiko dan
Amerika Serikat merupakan sebuah bisnis transnasional, seperti yang
dikemukakan oleh Rugman dan Hodgetts bahwa, International business is
study of transaction taking place across national borders for the purpose of
satisfying the needs of individual and organizations.
Bisnis internasional dimaksudkan sebagai sebuah proses transaksi yang
melintasi batas-batas negara dengan tujuan untuk memuaskan keinginan
individu maupun organisasi (klien). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan yang dijalin oleh organisasi kejahatan bisa juga berbentuk
hubungan bilateral antar organisasi. Hubungan bilateral ini terwujud dalam
bisnis internasional.

38
Patricia Bibes, Transnational Organized Crime and Terrorism. Dalam Journal of
Contemporary Criminal Justice, Vol. 17 No. 3, Agustus 2001. American University. Hal. 243
39
Ibid
33

Oleh karena itu, pemerintah baik di negara produsen maupun negara
konsumer mencoba melakukan langkah-langkah preventif untuk mengatasi
masalah ini. Biasanya antara kedua negara terjalin hubungan bilateral dalam
rangka meningkatkan keamanan kedua negara tersebut dari ancaman TOC.
Hal ini diungkapkan oleh Kusumohamidjojo bahwa :
Hubungan bilateral adalah suatu bentuk kerjasama diantara
negara baik yang berdekatan secara geografis ataupun yang jauh
diseberang lautan dengan sasaran utama untuk menciptakan
perdamaian dengan memperhatikan kesamaan politik,
kebudayaan, dan struktur ekonomi.
40

Kerjasama yang terwujud dapat berupa sebuah perjanjian kerjasama
antar kedua negara. Negara dalam pencapaian stabilitas keamanan tersebut
tidak hanya dapat mengandalkan kemampuannya sendiri, sekuat apapun
negara tersebut. Karena ancaman yang terjadi pada suatu negara dapat
berpengaruh pada stabilitas negara lain yang berada di sekitarnya. Sehingga
kemampuan domestik tidak dapat menjadi satu-satunya kekuatan untuk
mempertahankan stabilitas keamanan negaranya.
Kerjasama antar negara merupakan salah satu solusi untuk mencegah
meluasnya pengaruh ancaman. Charles L. Glaser menyatakan bahwa
under wide range of conditions, adversaries can best achieve
their security goals trough cooperative policies, not competitive
one, and should therefore, choose cooperation when these
conditions prevail.
41

Dalam menghadapi musuh di berbagai kondisi untuk mencapai tujuan
keamanan, kebijakan yang terbaik yaitu melalui kooperasi (kerjasama), bukan
lagi hubungan kompetitif. Di masa sekarang ini ketika ancaman datang dari

40
Budiono Kusumohamidjojo. Hubungan Internasional, Bina Cipta : Jakarta. 1987. Hal 68
41
Anak Agung Banyu Perwita, Redefinisi Konsep Keamanan. Hal. 44
34

berbagai sektor, persaingan kekuatan militer tidak lagi menjadi solusi seperti
pada masa Perang Dingin berlangsung yang identik dengan persaingan
kekuatan militer. Kerjasama dalam megembangkan kekuatan militer dapat
menjadi sebuah solusi untuk menghadapi musuh-musuh baru.
Sekuat apapun negara pasti memiliki kelemahan yang mungkin dapat
ditutupi oleh negara lain dalam menghadapi ancaman ini. Untuk mencapai
kestabilan keamanan nasional masing-masing negara melakukan hubungan
dengan negara lain dalam bentuk kerja sama internasional baik bilateral,
multilateral maupun global. Upaya ini untuk mencapai perdamaian dan
ketertiban internasional.
Hubungan bilateral adalah hubungan yang dilakukan antar dua negara.
Hal tersebut diungkapkan oleh Olton bahwa:
Hubungan atau kerjasama bilateral adalah keaadaan yang
menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi
atau terjadi hubungan timbal balik antara dua pihak (dua
negara).
42

Selanjutnya kerjasama bilateral menurut K.J. Holsti merupakan
interaksi dan transaksi yang terjadi secara langsung di antara dua negara yang
menghadapi masalah-masalah atau hal tertentu yang mengandung
kepentingan bersama.
43
Selanjutnya Holsti mengemukakan :
Dalam kebanyakan kasus, pemerintah negara yang
bersangkutan saling mendekati dengan penyelesaian yang
diusulkan, merundingkan maupun membahas masalah,
mengemukakan bukti teknis untuk menyetujui satu penyelesaian

42
Jack C. Plano dan Roy Olton, Kamus Hubungan Internasional, CV. Abardin, Jakarta, 1990.
Hal. 74
43
K.J. Holsti. Politik Internasional; Kerangka Untuk Analisis Edisi Keempat, Jilid 2, Erlangga:
Jakarta. 1980. Hal. 210
33

atau yang lainnya dan perundingan dengan perjanjian atau
pengertian tertentu yang memuaskan kedua belah pihak.
Hubungan timbal-balik antara kedua negara diharapkan dapat
memperkuat kedua negara dalam menghadapi musuh/ancaman bersama.
Kekuatan saling mempengaruhi tersebut terwujud menjadi hubungan yang
saling menguntungkan antara kedua belah pihak yang melakukan hubungan
bilateral. Hubungan saling mempengaruhi kebijakan ini dilakukan guna
menciptakan atau mengembalikan kestabilan domestik masing-masing
negara.
Kerjasama sering terlihat dalam hubungan antara negara maju dengan
negara berkembang. Amerika Serikat sebagai negara maju menjadi tujuan
ekspor narkoba, berusaha mengajak negara berkembang yaitu Meksiko yang
merupakan negara produsen untuk bekerjasama memberantas perdagangan
narkoba ilegal. Amerika Serikat bertindak sebagai penyedia bantuan militer,
sedangkan negara Meksiko merupakan tempat dimana akar TOC yang akan
diberantas.
Adanya saling ketergantungan sektor keamanan pada dua tersebut
terhadap penanggulangan TOC dapat diantisipasi melalui kerangka kerjasama
bilateral antara kedua belah pihak. Hal ini berpengaruh pada kebijakan luar
negeri masing-masing negara yaitu membuka hubungan kerjasama dalam
rangka perang terhadap peredaran narkoba dan eksistensi organisasi
kejahatan. Kerjasama ini dilakukan dengan tetap mengedepankan
kebersamaan, persamaan hak, saling menghormati dan tidak mencampuri
urusan domestik masing-masing negara.
36

Kerjasama ini berbentuk sebuah kebijakan yang dinamakan War On
Drugs (WOD). Oleh AS, WOD merupakan sebuah operasi untuk memerangi
kartel, sebagai organisasi kejahatan yang mengendalikan penyelundupan
narkoba ke negaranya serta membasmi ladang-ladang narkoba di seluruh
belahan bumi. Sejak masa pemerintahan Bush, WOD di deklarasikan sebagai
perang yang melibatkan instrumen militer dan tentara.
Dari deklarasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan AS ini
memang berbentuk perang (war). Hal ini sesuai dengan definisi dari perang
itu sendiri seperti yang diungkapkan oleh Carl Von Clausewitz bahwa, War
is thus an act of violence to force an opponent to fulfill our will.
44

Perang yang dilakukan AS terhadap kartel di Meksiko dalam rangka
untuk memutus aliran impor narkoba yang masuk ke negaranya melalui
wilayah perbatasan. Dalam operasi-operasi yang dilakukan oleh pemerintah
AS dalam WOD mengerahkan seluruh instrumen militernya yaitu angkatan
darat, laut dan udara, hal tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah secara
serius melakukan perang terhadap penyelundupan narkoba. Sebuah kondisi
dikatakan sebagai perang ketika penggunaan semua instrumen militer
dikerahkan dalam melawan musuh tertentu seperti yang dijelaskan dalam
tipologi perang.
45
Dalam WOD, pemerintah AS mengirimkan bantuan berupa
kapal perang, helikopter, senjata artileri, blackhawk, dan pesawat tempur
lainnya ke negara tempat perang berlangsung. Perang yang dilakukan dalam

44
Antulio J. Echevarria II. Clausewitz and Contemporary War. NY : Oxford University Press.
2007. Hal. 64
45
Ibid. hal. 67
37

WOD ini juga sesuai dengan karakterikstik perang yang diungkapkan oleh
David Singer dan Mell Small yaitu :
The threshold of battle-related fatalities of troops in combat, and
the status of the war participants decided on a threshold of
1.000 battle-related deaths as the level of hostilities that
differentiates war from other types of conflict. In terms of the
second criterion, the status of the war participants, wars had to
have participants on both sides that had organizations able to
conduct combat (armed forces). Thus their overarching definition
of war was: sustained combat, involving organized armed forces,
resulting in a minimum of 1.000 battle-related fatalities (later
specified as 1.000 battle-related fatalities within a twelve month
period).
46


Perang yang dihadapi oleh pemerintah AS dan Meksiko menghadapi
musuh yang baru yaitu sebuah organisasi yang secara informal memiliki
kekuatan bersenjata lengkap dengan jumlah anggota yang terlatih secara
militer lebih dari tiga ribu orang. Korban perang telah mencapai tiga puluh
ribu orang hingga tahun 2010 ini.
Meskipun demikian, terdapat perbedaan persepsi dalam pengistilahan
WOD itu sendiri. Menurut Deputy Chief of Mission Mexico Embassy of
Indonesia, Everarado C. Aguilar, bahwa Pemerintah Meksiko tidak
menyetujui penggunaan kata war dalam operasi ini, pemerintah kami lebih
kepada sebuah perlawanan (combat) terhadap gangguan dari kartel dan
peredaran narkoba.
47


46
Meredith Reid Sarkees. The COW Typology of War: Defining and Categorizing Wars (Version
4 of the Data). 2010. http://www.correlatesofwar.org/COW2%20Data/WarData_NEW/
COW%20Website%20-%20Typology%20of%20war.pdf diakses tanggal 25 Februari 2011
pukul 18.35.
47
Sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan Deputy Chief Of Mission Mexico Embassy
of Indonesia, Everardo Corona Aguilar, di Kedutaan besar Meksiko untuk Indonesia pada
tanggal 14 Februari 2011 pukul 13.30.
38

Anggapan tersebut sesuai dengan karakteristik yang diungkapkan oleh
David Singer dan Mell Small bahwa situasi dikatakan sebagai perlawanan
(combating) yaitu ketika polisi atau agen militer pemerintah melakukan
perlawanan terhadap ancaman dari organisasi militer lain di mana dalam
perlawanan tersebut hanya berupa perkelahian, ataupun pembantaian musuh
dengan maksud untuk melakukan penahanan (perlucutan senjata).
48
Bantuan
militer AS yaitu instrumen militer pengamanan udara pun tidak di
pergunakan untuk menghancurkan kartel. Hal ini dibuktikan, sejak WOD di
berlakukan belum ada kasus ataupun operasi yang dilakukan melibatkan
pertempuran di udara ataupun penledakan missal melalui udara, sehingga
Pemerintah Meksiko lebih memilih penggunaan kata combat dibandingkan
dengan kata war.
Walaupun ada perbedaan dalam penggunaan kata untuk
menggambarkan operasi ini, namun diantara pemerintah AS dan Meksiko
memililki kesepahaman bersama bahwa musuh dari kedua negara tersebut
adalah kartel. Sehingga berbagai upaya dilakukan bersama untuk membasmi
kartel serta semua kegiatan yang berkaitan dengan TOC.

48
Meredith Reid Sarkees. Op.cit. hal. 13
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah War On Drugs Amerika Serikat
Obat-obatan terlarang sebenarnya telah dikenal di berbagai wilayah
sejak lama. Perdagangan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kecanduan
tersebut telah dikenal sejak abad ke-17 di sekitar wilayah India dan China.
Opium merupakan salah satu komoditi yang mendatangkan banyak
keuntungan, konsumernya tersebar dari Asia hingga ke Eropa dan Amerika.
Pelarangan terhadap perdagangan opium dikenal pertama kali dilakukan
di China. Pada tahun 1799, Kekaisaran Qing melakukan pelarangan impor
opium. Secara resmi, kerajaan mengeluarkan perintah tersebut pada tahun
1810 yang berbunyi:
Opium as a harm. Opium undermining our good customs and
morality. Its use is prohibited by law. However, recently the
purchasers, eaters, and consumers of opium have become
numerous. Deceitful merchants buy and sell it to gain profit
1


Dekrit ini memerintahkan semua gubernur atau pemimpin daerah dan
juga polisi yang bertugas agar menutup pintu masuk dari perdagangan opium.
Semua pelabuhan dan gerbang-gerbang kota di jaga ketat, jika menemukan
orang yang membawa opium maka orang tersebut harus ditangkap dan opium
yang dibawa olehnya harus dihancurkan.
Amerika Serikat baru mengenal opium sejak zaman revolusi industri
terjadi di negara tersebut. Opium dibawa oleh pekerja-pekerja yang datang

1
Lo-Shu Fu. A Documentary Chronicle of Sino-Western Relations. Volume.1. 1966. Hal. 380
40

dari benua Eropa yang telah terlebih dahulu mengenal opium. Pada masa ini
opium masih dikenal sebagai barang yang asing yang hanya menjadi milik
orang kulit putih. Sedangkan obat-obatan lain seperti ganja, heroin, morfin
belum terlalu dikenal.
Selanjutnya bangsa Amerika mulai mengenal morfin sejak masa perang
sipil berlangsung di Amerika Serikat. Para pejuang menggunakan morfin
sebagai obat yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit akibat
luka perang. Pada masa ini juga penggunaan opium semakin meluas, seperti
yang diungkapkan oleh David Musto, seorang sejarahwan bidang narkotika,
menemukan bahwa :
The first statistics on the importation of opium date from 1840
and reveal a continual increase in consumption during the rest of
the century. . . . The Civil War, far from initiating opiate use on a
large scale in the United States, hardly makes a ripple in its
constantly expanding consumption.
2


Permintaan akan impor opium yang pertama di Amerika tercatat secara
resmi sejak tahun 1840. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa konsumer opium
semakin meluas. Perang sipil yang terjadi pada masa tersebut merupakan
faktor utama meningkatnya konsumsi dari opium dan morfin.
Pada akhir abad ke-19, konsumer obat-obatan tersebut semakin meluas,
bukan hanya dikalangan pekerja dan pejuang perang, tetapi juga meluas pada
politisi dan orang-orang kelas menengah hingga kelas atas. Masyarakat
3

Amerika juga telah mulai mengenal kokain yang dibawa oleh imigran dari

2
David F. Musto, The American Disease: Origins of Narcotic Control, Expanded Edition. New
York: Oxford University Press, 1987, hal. 2.
3
Steven B. Duke dan Albert C. Gross. Americas Longest War : Rethinking Our Tragic Crusade
Againts Drugs. 1999. Hal. 90. ISBN 0-7592-1347-X
41

wilayah Amerika Latin. Pada masa ini, pemerintah sudah mulai melakukan
pembatasan peredaran obat-obat terlarang, salah satunya dengan melakukan
perjanjian dengan China untuk menghentikan impor opium dari negara
tersebut sekitar tahun 1880.
4

Pada tahun 1884, komunitas kedokteran Amerika Serikat menemukan
obat baru mujarab
5
yaitu kokain. Para pakar kesehatan di New York
berhasil menemukan manfaat kokain sebagai obat yang dapat menyembuhkan
hayfever, selesma, dan sakit gigi. Kokain juga dapat berfungsi untuk
menyembuhkan penyakit dingin yang berlebihan.
Semakin meluasnya penggunaan narkoba menyadarkan pemerintah
akan dampak negatif dari zat tersebut, yaitu timbulnya kecanduan. Hal
tersebut membuat pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1906 mulai
membatasi penggunaan obat-obatan tersebut. Pemerintah menetapkan
undang-undang khusus pembatasan obat-obatan yang mengandung zat adiktif
agar menggunakan dosis yang tepat kepada pasien sehingga tidak
menyebabkan kecanduan yang dikenal dengan nama The Pure Food And
Drugs Act.
6
Pemerintah juga menetapkan bahwa pemberian obat-obatan
tersebut harus sesuai dengan resep dokter. Inilah undang-undang pertama
yang mengatur tentang peredaran obat di dalam negeri (domestik).

4
Tiger Bussines Development Inc. Supplemental Presidential Proclamation. 2002. http://www.
sanfranciscochinatown.com/history/1880proclaimationsupplement.html diakses tanggal 21
Februari 2011 pukul 19.00
5
Shmoop University Inc. History of Drug in America Timeline. 2010. http://www.shmoop.
com/drugs-america/timeline.html diakses tanggal 21 Februari 2011pukul 19.10
6
Mark T. Law. History of Food and Drug Regulation in the United States. 2010 http://eh.net/
encyclopedia/article/Law.Food.and.Drug.Regulation diakses tanggal 21 Februari 2011 pukul
19.12
42

Alasan
7
Pemerintah Amerika pada masa itu melakukan pembatasan
terhadap peredaran obat-obat yang mengandung zat adiktif yaitu :
a. Adverse effect on physical health
b. Crimogenics
c. Accidents
d. Effects on work and incentives to work
e. Effects on quality of life

Berdasarkan berbagai kasus yang terjadi di masyarakat Amerika,
kemudian pemerintah menyimpulkan bahwa penggunaan obat-obat yang
mengandung zat adiktif secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada
kesehatan fisik penggunanya. Bukan hanya akan menyebabkan kecanduan,
namun ketergantungan tersebut dapat merusak sel-sel tubuh yang berakibat
pada timbulnya berbagai penyakit yang serius (akut). Misalnya saja
penggunaan rokok ganja yang berlebihan akan menyebabkan kangker paru-
paru, kerusakan genetik dan melemahkan imunitas tubuh manusia, sedangkan
penggunaan kokain dan heroin dapat menyebabkan kematian perlahan karena
mengidap HIV/AIDS.
Selain berdampak pada kesehatan fisik, narkoba juga menyebabkan
munculnya fenomena crimogenics pada manusia. Crimogenics dapat
diartikan sebagai kondisi dimana pengguna tersebut akan melakukan tindak
kriminal di bawah pengaruh narkoba. Kondisi tersebut berupa munculnya
ketakutan yang berlebihan (phobia), kegilaan, kegelisahan, depresi, atau
ketidakstabilan emosi.

7
Steven B. Duke dan Albert C. Gross. Op.cit. Hal. 2-5.
43

Pengguna kokain akan didorong untuk merasa dirinya kebal terhadap
senjata sehingga cenderung menempatkan dirinya pada hal-hal yang
berbahaya seperti menembak orang lain ataupun menembak diri sendiri
(suicide). Pengguna opium dan marijuana cenderung melakukan hal-hal yang
berhubungan dengan seks (sex fiends and rapists). Namun tindak kriminal
yang paling sering terjadi yaitu pembunuhan dibawah kontrol narkoba.
Selain itu, penggunaan narkoba sering menyebabkan kecelakaan. Hal
ini terjadi karena salah satu efek dari narkoba yaitu dapat menyebabkan
pengguna menjadi mabuk dan hilang kontrol baik dalam mengemudi maupun
aktifitas lainnya. Setiap tahunnya di Amerika Serikat jumlah korban akibat
kecelakaan yang terjadi dibawah pengaruh narkoba yaitu sekitar dua belas
ribu korban.
8

Penggunaan narkoba juga sangat berpengaruh pada kualitas kerja dan
kualitas hidup seseorang. Seseorang yang menjadi pengguna narkoba
dianggap tidak produktif lagi karena sering kehilangan kontrol terhadap
tanggung jawab pekerjaan dan juga kehilangan motivasi dalam hidupnya. Hal
ini terjadi karena dengan penggunaan narkoba yang berlebihan dapat
menyebabkan kehilangan fokus, depresi yang berlebihan bahkan kegilaan.
Hal-hal tersebutlah yang menjadi faktor pendorong bagi pemerintah
Amerika Serikat untuk mulai membatasi penggunaan narkoba yang telah
menjadi trend hidup di masyarakatnya pada masa itu. Kekacauan yang
diakibatkan efek negatif narkoba yang meluas di masyarakat membuat

8
Ibid. Hal. 4
44

pemerintah Amerika Serikat menaruh perhatian penuh untuk mengurangi
pengguna narkoba di negaranya.
Diplomasi Amerika yang berkaitan dengan peredaran obat-obat
terlarang mulai menyentuh ranah internasional sejak tahun 1909. Amerika
Serikat berusaha untuk mempengaruhi negara-negara lain di sekitarnya untuk
menerima dan menerapkan kebijakan opium control.
9
Kebijakan tersebut
resmi ditandai dengan digelarnya konfrensi di Shanghai yang di kenal dengan
Shanghai Confrence.
10

Pada tahun 1914, konsumer opium dan obat-obat terlarang lainnya
semakin meningkat yaitu sekitar 0,25 persen dari jumlah masyarakat.
11
Untuk
menanggapi fenomena tersebut pemerintah Amerika Serikat kemudian
membuat undang-undang baru yang mengurangi dampak negatif dari narkoba
di dalam negara tersebut. Undang-undang ini dikenal dengan Harrison
Narcotic Tax Act.
12

Undang-undang yang disahkan pada 17 Desember 1914 ini mengatur
tentang pendaftaran serta pengenaan pajak yang tinggi terhadap semua pihak
yang berurusan dengan produksi, distribusi baik impor maupun penjualan
dalam negeri untuk komoditas opium dan daun koka beserta hasil olahan

9
Luis Astorga. Drug Traffiacking in Mexico: A First General Assessment. Discussion Paper
No.36. 2003. http://www.unesco.org/most/astorga.htm diakses pada tanggal 21 Februari 2011
pukul 20.00
10
Ibid
11
Edward Marshal. Uncle Sam Is The Worst Drug Fiend In The World. New York Times, terbit
tanggal 12 Maret 1991. http://www.druglibrary.org/schaffer/History/e1910/ worstfiend.htm
diakses pada tanggal 21 Februari 2011 pukul 20.02
12
Pbs. Org. Opium Throughout History, 2010. http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/
shows/heroin/etc/history.html diakses pada tanggal 21 Februari 2011 pukul 20.05
43

lainnya yang berupa obat-obat yang menyebabkan kecanduan.
13
Undang-
undang ini juga mengatur tentang hukuman bagi pihak yang mempergunakan
narkotik tersebut selain keperluan pengobatan. Dampak dari diberlakukannya
undang-undang tersebut yaitu mulai berkurangnya konsumer narkoba di
Amerika sekitar tahun 1918 hingga 1925.
Pada tahun 1924, kongres semakin memperketat undang-undang
tersebut dengan menambahkan komoditas heroin sebagai barang ilegal. Pada
tahun 1925, Amerika Serikat meratifikasi International Opium Convention
yang memasukkan ganja sebagai salah satu bagian dari narkoba
14
dan
mengesahkan undang-undang baru yang dikenal dengan Uniform State
Narcotic Act pada tahun 1932.
15

Merujuk pada Harrison Narcotic Act dan Uniform State Narcotic Act,
sebagai tindak lanjut atas keseriusan pemerintah dalam menghentikan
peredaran narkoba di negaranya maka Pemerintah Amerika Serikat
mendirikan Federal Beureau of Narcotics (FBN) pada tahun 1930.
16
Tugas
dari FBN adalah melakukan pengawasan dan menangkap setiap pengedar

13
Erowid. The Harrison Narcotics Act (1914) Public Law No. 223, 63rd Cong. 2009.
http://www.erowid.org/psychoactives/law/law_fed_harrison_narcotics_act.shtml diakses pada
tanggal 24 Februari 2011 pukul 18.30
14
W.W. Willoughby. Opium as International Problem. Baltimore: Jhon Hopkins Press. 1925.
Dapat diakses di http://www.druglibrary.org/schaffer/history/e1920/willoughby.htm diakses
pada tanggal 24 Februari 2011 pukul 18.33
15
National Commission on Marijuana and Drug Abuse. History of Marijuana Legislation: The
Uniform Narcotic Drug Act. 2010. http://www.druglibrary.org/schaffer/library/studies/nc/
nc2_3.htm diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul 18.35
16
National Archives. Gov. Records of the Drugs Enforcement Administration. 2010 http://www.
archives.gov/research/guide-fed-records/groups/170.html#170.3 diakses pada 24 Februari 2011
pukul 19.00
46

narkoba termasuk ganja yang sedang trend pada tahun tersebut. FBN bekerja
dibawah pengawasan dari United States Department of Treasury.
Kemudian pada tahun 1937, Kongres meluluskan undang-undang baru
yaitu Marijuana Tax Act. Undang-undang ini mengatur tentang pengenaan
pajak sebesar satu dollar kepada semua pihak yang tertangkap dalam
kaitannya dengan produksi, distribusi dan pemasaran ganja.
17
Hal ini
dikarenakan banyaknya kasus pengguna ganja menderita kegilaan,
kriminalitas dan kematian.
Pada masa-masa Perang Dunia Kedua, telah memasuki masa fenomena
peredaran narkoba yang modern. Jika dahulunya narkoba masuk hanya
melalui imigran dan impor dari pedagang maka pada masa ini telah dikenal
istilah black market (pasar gelap).
18
Narkoba yang telah diilegalkan oleh
pemerintah menjadi barang yang diperdagangkan secara sembunyi-sembunyi
akibat dari permintaan konsumer yang besar dan keuntungan yang berlipat
ganda.
Black Market ini juga telah dikelola oleh organisasi-organisasi
kejahatan yang berkembang di Amerika yang dahulunya bergerak dibidang
penyedia jasa perlindungan (mafia connection). Peredaran narkoba yang
dikelola oleh mafia berkembang sejak tahun 1945 hingga sekarang.

17
Charles Whitebread. The History of Non Medical use of Drugs in The United States.
Disampaikan dalam pidato di California Judges Association Annual Conference tahun 1995.
http://www.druglibrary.org/schaffer/History/whiteb1.htm diakses pada 24 Februari 2011 pukul
19.05
18
Steven B. Dukes dan Albert C. Gross. Loc.cit. Hal. 92
47

Kelompok mafia pertama yang beraktivitas dalam peredaran narkoba yaitu
The Pax Luciano.
19

Sejak masa ini pula, dikenal juga fenomena korupsi di pihak pejabat
pemerintah dan fenomena money loundering yang berkaitan dengan
peredaran ilegal narkoba di Amerika Serikat.
20
Organisasi kejahatan berusaha
menyuap pemerintah agar membungkam atas kegiatan ilegal organisasi
tersebut dan melakukan pencucian uang agar sumber pendapatan ilegal
tersebut tidak diketahui oleh pemerintah sehingga tidak perlu membayar
pajak.
Peranan mafia dalam peredaran narkoba ilegal kepada konsumer
kemudian meningkatkan kembali konsumsi narkoba di Amerika. Untuk
menghadapi masalah tersebut pada tahun 1951, Pemerintah Amerika Serikat
mengeluarkan undang-undang baru yang dikenal dengan The Boggs Act.
21

Undang-undang ini berisikan aturan denda kepada semua pihak yang terlibat
dengan peredaran narkoba sebanyak empat kali lipat dari denda sebelumnya.
Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan kembali undang-undang
baru yang dikenal dengan The Daniels Act pada tahun 1956.
22
Dalam
undang-undang ini Pemerintah meningkatkan denda sebesar delapan kali lipat
dari denda sebelumnya serta hukuman yang lebih berat. Dalam undang-

19
Ibid. hal. 102
20
Ibid. hal. 92
21
NAABT. Org. Learn About The Laws Concerning Opioid From The 1800s Until Today,
Including The 30-Patient Limit. 2010. http://www.naabt.org/laws.cfm diakses pada tanggal 24
Februari 2011 pukul 20.00
22
Schaffer Library. 1956 and the Daniel Act. 2010. http://www.druglibrary.org/olsen/dpf/white
bread08.html diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul 20.05
48

undang ini juga berisikan tentang larangan penuh terhadap penggunaan
heroin.
Organisasi kejahatan semakin profesional dalam melakukan peredaran
narkoba ilegalnya. Kekerasan akibat dari peredaran narkoba juga semakin
meningkat. Pada tahun 1960 hingga tahun 1967, terjadi berbagai kekerasan
terhadap remaja yang menjadi konsumer narkoba. Kekerasan tidak hanya
dilakukan oleh organisasi kejahatan,
23
melainkan juga oleh polisi yang
menangkap mereka. Merujuk pada kasus-kasus tersebut kemudian, Presiden
Nixon pada tahun 1969, menyurati kongres dan meminta kongres untuk
membuat undang-undang anti-narkoba yang berlaku di masing-masing negara
bagian dan juga berlaku pada federal.
Kemudian Nixon juga mempersatukan The Justice Department of
Bureau of Narcotics dan Dangerous Drugs and The Treasury Department
dalam President Task Force Relating to Narcotics.
24
Tugas dari President
Task Force Relating to Narcotics tersebut yaitu melakukan operasi
perlawanan terhadap kartel di Meksiko dalam rangka membendung aliran
narkoba ke Amerika Serikat. Dari laporan, lembaga inilah diketahui bahwa
ganja merupakan batu loncatan pertama bagi seorang pecandu untuk
mencoba jenis narkotika lain seperti heroin ataupun kokain.
Pada Desember 1969 juga, Presiden Nixon mengambil kebijakan
berperang melawan kartel di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.

23
NPR.Org. Timeline: Americas War on Drugs. 2007. http://www.npr.org/templates/
story/story.php?storyId=9252490 diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul 20.10
24
Ted Gallen Carpenter. Bad Neighbor Policy. New York: Palgrave Macmillan. 2003. Hal. 12
49

Operasi ini dikenal dengan nama Presidents Nixon Operation Intercept.
25

Operasi diutamakan untuk menghentikan aliran ganja dari Meksiko ke
Amerika Serikat. Namun operasi ini belum berdampak serius terhadap aliran
ganja yang masuk ke Amerika Serikat.
Pada bulan Juni tahun 1971, secara resmi Presiden Nixon
mengumumkan War On Drugs dan mengindentifikasikan bahwa musuh
nomor satu Amerika pada masa itu adalah penyalahgunaan narkoba.
26
Fokus
War On Drugs pada masa pemerintahan Nixon yaitu menghentikan aliran
heroin yang berasal dari Turki dan Perancis serta opium, kokain dan ganja
dari Meksiko.
Faktor pendorong
27
Nixon menyatakan bahwa narkoba sebagai musuh
utama dari masyarakatnya yaitu:
a. Global evils
b. Corruption costs
c. Crippling our criminal justice system
d. Seduction of our children

Narkoba dianggap sebagai global evil bukan hanya karena efeknya
terhadap kesehatan dan kualitas hidup, melainkan sangat erat hubungannya
dengan kriminalitas serta kekerasan. Kriminalitas tidak hanya dilakukan oleh
pengguna yang sedang dibawah pengaruh efek narkoba ataupun dalam
usahanya mendapatkan biaya untuk membeli narkoba, melainkan juga
dilakukan oleh antar mafia ataupun gangster yang berebut wilayah
perdagangan. Organisasi kejahatan tersebut juga melakukan penindasan pada

25
Kate Doyle. Operation Intercept : The Perils of Uniteralism. 2003. http://www.gwu.edu/
~nsarchiv/NSAEBB/NSAEBB86/ diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul 21.00
26
NPR. Org. Op.cit.
27
Steven B. Dukes dan Albert C.Gross. Loc.cit. hal . 6
30

konsumer yang tidak mampu membayar, ataupun juga aparat keamanan yang
mencoba menangkap ataupun menghentikan aktivitas peredaran narkoba.
Semua pihak yang berhubungan dengan narkoba juga sangat dekat
dengan penggunaan senjata, baik pengedar maupun konsumernya.
28
Hal ini
terjadi karena adanya sugesti ketakutan yang berlebihan akan tindak
kekerasan ataupun penangkapan yang akan terjadi pada mereka. Tidak jarang
juga senjata tersebut ditemukan pada remaja di Amerika Serikat, setidaknya
ada sekitar empat ratus ribu remaja
29
yang membawa senjata kemana pun
mereka pergi bahkan ke sekolah.
Selain berdagang narkoba, organisasi kejahatan tersebut sangat lekat
melakukan undercover crime.
30
Kejahatan yang dimaksud yaitu
perdagangan gelap senjata baik kepada masyarakat maupun organisasi lain
bahkan negara yang sedang dalam kondisi perang, kejahatan lain yaitu seperti
prostitusi dan perdagangan perempuan, korupsi dan money loundering yang
dilakukan secara transnasional.
Kejahatan korupsi merupakan upaya melemahkan kekuatan peradilan
sebuah negara. Mafia ataupun gangster sering melakukan penyuapan tersebut
untuk memuluskan aktivitas black market mereka. Hal-hal tersebutlah yang
ingin diperangi oleh Nixon dalam War On Drugs Amerika Serikat.
Dukungan untuk memberantas peredaran heroin di Amerika Serikat
terus bergulir dari tahun 1971 hingga tahun 1973. Salah satu penyebabnya
yaitu selain heroin yang masuk melalui mafia connection, adanya ketakutan

28
Ibid. hal 122
29
Ibid. hal 123
30
Ibid. hal 126
31

masuknya heroin dari tentara-tentara yang bertugas dalam perang Vietnam.
Dua orang anggota kongres, Robert Steele dan Morgan Murphy, berkunjung
ke Vietnam pada masa itu, menemukan bahwa sepuluh hingga lima belas
persen
31
dari tentara Amerika yang bertugas telah kecanduan heroin, dan
mereka akan kembali ke negara asalnya membawa kecanduan tersebut.
Pada Maret tahun 1973, Presiden Nixon kemudian membentuk sebuah
lembaga baru yang mempersatukan agen-agen narkotik dari berbagai
departemen dalam The Drug Enforcement Administration (DEA)
32
. Misi
33

dari DEA yaitu mengawasi, mengendalikan, dan menegakkan hukum narkoba
Amerika Serikat serta membawa kasus ke sistem pidana dan perdata dari
Amerika Serikat atau yurisdiksi lain yang berwenang, menangkap pihak-
pihak yang terlibat dalam organisasi-organisasi ataupun proses produksi,
distribusi dan pemasaran narkoba yang dikendalikan secara gelap dan di
tujukan ke Amerika Serikat. DEA juga berfungsi untuk mendukung dan
merekomedasikan program-program non-enforcement yang bertujuan untuk
mengurangi ketersediaan narkoba dalam pasar domestik dan internasional.
Pada masa pemerintahan setelah Nixon, yaitu Gerald Ford atau pun
pada masa Jimmy Carter komitmen terhadap War On Drugs mengalami
kemunduran. Pada masa pemeritahan Ford, tidak banyak bukti yang
menunjukkan keseriusan pemerintahannya untuk memberantas habis narkoba,

31
Ted Gallen Carpenter. Bad Neighbor Policy. Loc.cit. Hal. 14
32
Drug Enforcement Administration. DEA History 1970-1975. 2011. Hal. 4. http://www.justice.
gov/dea/pubs/history/1970-1975.pdf diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul 21.15
33
Drug Enforcement Administration. DEA Mission Statement. 2011. Dapat diakses di
http://www.justice.gov/dea/agency/mission.htm diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul
20.17
32

Walaupun Ford telah mengupayakan kongres untuk meluluskan pasal tentang
hukuman maksimal terhadap pedagang narkoba kelas kakap.
34

Hal yang sama terjadi pada masa pemerintahan Carter. Pada masa ini,
diakui oleh Carter sendiri, impor narkoba ke Amerika meningkat tajam.
35

Ketidakseriusan pemerintah Carter untuk memerangi narkoba menimbulkan
berbagai kecurigaan bahwa banyak dari staff gedung putih yang menjadi
konsumer aktif kokain.
36
Pada akhir-akhir pemerintahannya, ditemukan
bahwa terdapat sekitar lima puluh persen
37
pengguna narkoba di kalangan
remaja Amerika Serikat. Walaupun pada tahun-tahun tersebut, pemerintah
Amerika Serikat tetap melakukan tekanan terhadap Meksiko untuk menekan
laju impor ganja.
Pada masa pemerintahan Reagan, War On Drugs
38
memasuki fase
yang baru. Reagan menyatakan perang militer terhadap semua pihak yang
berurusan dengan peredaran narkoba baik domestik maupun internasional.
Reagan menempatkan War On Drugs sebagai fokus utama penegakan hukum
Amerika Serikat baik domestik maupun internasional.
Pada tahun 1982, DEA diperintahkan oleh Reagan untuk memperluas
operasinya ke negara Kolombia. Di negara tersebut diketahui menjadi basis
utama organisasi kejahatan yang kuat dan merupakan penyuplai nomor satu
kokain ke Amerika Serikat yang dikenal dengan nama Kartel Medellin.

34
Ted Gallen Carpenter. Bad Neighbor Policy. Loc.cit. Hal. 16
35
Ibid
36
Ibid
37
Ibid. hal.17
38
Ibid. hal. 19
33

Strategi
39
yang diterapkan oleh DEA yaitu proyek pemberantasan tanaman
kokain, program tanaman subtitusi, dan program menutup jalur perdagangan
kokain ke Amerika Serikat serta usaha memberantas Kartel Medellin.
Amerika Serikat dan Kolombia meratifikasi perjanjian kerjasama
bilateral untuk memerangi narkoba di wilayah Kolombia. Perjanjian tersebut
terkonsentrasi dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
concentrated on training, equipping, and advising indigenous
antinarcotics forces (police or military units), facilitated the
creation of special drug eradication paramilitary organizations in
those drug-source countries where such units did not yet exist,
and injected financial subsidies to support antidrug efforts when
local resources were insufficient.
40


Pemerintah Reagan menawarkan berbagai pelatihan kepada polisi dan
tentara Kolombia serta bantuan berupa peralatan militer dan juga bantuan
dana yang besar dalam rangka perang terhadap kokain dan kartel di sana.
Srtrategi ini dilakukan oleh pemerintah Reagan agar negara-negara lain di
Amerika Latin juga ikut mengimplementasikan kebijakan War On Drugs di
negaranya. Kebijakan yang sama juga di terapkan di Peru dan Bolivia.
Pada tahun 1986, Presiden Reagan mengumumkan bahwa peredaran
narkoba sebagai ancaman utama pada keamanan nasional Amerika Serikat.
Presiden Reagan menandatangani National Security Decision Directive
(NSDD) 221 yang berbunyi :
The national security threat posed by the drug trade is
particularly serious outside U.S. borders. Of primary concern are
those nations with a flourishing narcotics industry, where a
combination of international criminal trafficking organizations,

39
Drugs Enforcement Administration. DEA History 1980-1985. 2010. http://www.justice.
gov/dea/pubs/history/1980-1985.pdf diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul 21.20
40
Ted Gallen Carpenter. Op.cit. Hal.21
34

rural insurgents, and urban terrorists can undermine the stability
of local governments; corrupt efforts to curb drug crop
production; and distort public perception of the narcotics issue in
such a way that it becomes part of an anti-U.S. or anti-Western
debate.
41


Pemerintahan Reagan menganggap bahwa masalah narkoba
internasional dapat mengancam keamanan nasional negaranya. Negara-negara
yang berkembang dengan produksi narkoba serta tempat tumbuh
berkembangnya organisasi kejahatan dan teroris ataupun kelompok
pergerakan kedaerahan menjadi fokus utama dalam War On Drugs. Segala
tindakan korupsi dan penyuapan untuk merahasiakan peredaran narkoba juga
menjadi musuh utama Amerika Serikat.
Pada tahun yang sama Reagan mensahkan Anti-Drug Abuse Act, yang
isinya menyetujui anggaran dana sebesar satu miliar tujuh ratus juta dolar
42

untuk operasi War On drugs serta menyediakan sekitar sembilan puluh
batalion infantri, lima puluh buah helikopter, lima puluh ribu orang tentara
bantuan, seratus sepuluh pesawat Airborne Warning and Control System
(AWACS), seratus lima puluh buah kapal pelacak, dan ratusan pesawat
tempur.
43

Pada era pemerintahan Bush, sekitar tahun 1989, Amerika Serikat
terfokus pada War On Drugs di wilayah Amerika Latin, salah satunya di
Kolombia. Pemerintah Bush dengan Kolombia menandatangani perjanjian

41
Ibid. Hal 29-30
42
NPR.Org. Timeline: Americas War On Drugs.
43
Ted Gallen Carpenter. Op.cit. Hal. 36
33

kerjasama Andean Initiative. Dalam perjanjian tersebut, Amerika Serikat
memberikan bantuan militer sekitar enam puluh lima juta dolar.
44

Melalui Andean Initiative, Bush menyampaikan memulai fase
militeristik dalam War On Drugs. Bush juga menyampaikan pesan pada
semua kartel narkoba:
Our message to the drug cartels is this: The rules have changed.
We will help any government that wants our help. When
requested, we will for the first time make available the
appropriate resources of Americas military forces.
45


Selain melakukan perang di Kolombia, pemerintahan Bush juga
melakukan perang terhadap kartel yang dipimpin oleh Manuel Noriega di
Panama pada Desember 1989.
46
Operasi penyerangan tersebut dikenal
dengan Invades Panama. Dalam operasi ini, Amerika berhasil menangkap
Noriega dan memvonisnya selama empat puluh tahun penjara.
Pemerintah Bush juga memberikan bantuan sekitar lima belas juta tujuh
ratus ribu dolar untuk menguatkan kapabilitas Bolivia dalam operasi War On
Drugs serta penambahan sebesar tujuh juta delapan ratus dolar untuk
peningkatan kapanbilitas angkatan bersenjata, dan empat puluh juta dolar
untuk peningkatan ekonomi.
47
Hal serupa juga dilakukan di Peru, yang
mendapatkan bantuan sebesar dua puluh juta dolar untuk peningkatan

44
Nina M. Seravino. Colombia: Summary and Tables on U.S. Assistance, FY1989-FY2004. US:
CRS Report For Congress. 2003. Hal. 2
45
Ted Gallen Carpenter. Op.cit.
46
PBS.Org. Thirty Years of Americas Drug War: A Chronology. 2010. http://www.pbs.org
/wgbh/pages/frontline/shows/drugs/cron/ diakses pada tanggal 25 Februari 2011 pukul 18.00.
47
Ted Gallen Carpenter. Op.cit. Hal. 51
36

kapabilitas polisi dan tentara serta empat juta tiga ratus dolar untuk
peningkatan ekonomi.
48

Pada masa pemerintahan Clinton, dianggap menjadi lebih lunak
terhadap War On Drugs. Baru pada tahun 2000 dan 2001, Clinton
membangun kembali hubungan dengan Kolombia dengan memberikan
bantuan pada negara tersebut yang dikenal dengan Plan Colombia. Amerika
Serikat memberikan bantuan sekitar satu miliar tiga ratus juta dolar untuk
Narco-War di Kolombia dan usaha menumpas pemberontak FARC.
49

Amerika mendonasikan helikopter, pesawat pelacak, kapal patrol, dua belas
blackhawk dan berbagai perlengkapan militer lainnya.
50

Pada tahun 2004 pada masa pemerintahan Bush Jr. melalui State
Department dan Department of Defense serta DEA mengumumkan
keterlibatan Amerika Serikat dalam Kabul Counternarcotics Plan.
51

Kebijakan ini diambil untuk mengurangi pasokan heroin dari Afganistan ke
Amerika Serikat. Diketahui bahwa Afganistan merupakan negara yang telah
mengekspor opium sebanyak sembilan puluh persen ke seluruh bagian
dunia.
52

Pada tahun 2006 Amerika Serikat kembali menaruh perhatian pada
operasi War On Drugs di Meksiko. Amerika Serikat melalui DEA,
melakukan beberapa operasi di Meksiko salah satunya yaitu Operation

48
Ibid
49
Russel Crandall. Driven by Drugs: US Policy Toward Colombia. Second Edition. USA: Lynne
Rienner Publisher. 2008. Hal. 1
50
Ibid. hal. 117
51
Vanda Felbab Brown. Shooting Up:Counterinsurgency and The War On Drugs. Washington
D.C: Brookings Institution Press. 2010. Hal 113
52
Ibid
37

Imperial Emperor (2007). Amerika Serikat telah berjuang memerangi
narkoba kurang lebih lima puluh tahun lamanya, namun usaha tersebut belum
juga memperlihatkan hasil yang signifikan dalam mengurangi konsumer
narkoba di negaranya.
B. Kondisi Perdagangan Obat-Obat Terlarang di Meksiko
Meksiko merupakan salah satu negara yang menjadi fokus dari War On
Drugs Amerika Serikat. Negara Meksiko terkenal sebagai negara yang
memasok hampir sembilan puluh persen permintaan impor narkoba ke
Amerika Serikat. Meksiko adalah pemasok utama ganja, methamphetamines,
brown heroin dan juga kokain.
Setiap tahunnya, Meksiko dapat memproduksi berton-ton narkoba dan
siap di pasarkan ke Amerika Serikat. Setiap tahun angka-angka produksi
tersebut meningkat. Menurut data dari National Drug Threat Assessment
2010, produksi heroin Meksiko meningkat dari tujuh belas metrik ton (mt)
menjadi tiga puluh delapan mt pada tahun 2008.
53
Hal serupa juga terlihat
pada produksi ganja yang meningkat dari 15.800 mt pada tahun 2007 menjadi
21.500 mt pada tahun 2008.
54
Hal ini diakibatkan semakin besarnya
permintaan dari konsumer di Amerika Serikat.
Ganja, brown heroindan methamphetamines diproduksi di negara
bagian Cihuahua dan Sinaloa.
55
Sedangkan beberapa wilayah lain hanya
memproduksi satu jenis obat terlarang saja misalnya Puebla yang

33
Eduardo Guerrero Guiterrez. Security, Drugs and Violence in Mexico : A Survey. Mexico City:
Foro De Amrica Del Norte. 2010. Hal. 41
54
Ibid
55
Ibid
38

memproduksi opium dan Tamaulipas yang memproduksi heroin. Negara-
negara bagian yang tercatat sebagai negara yang memiliki tingkat produksi
narkoba yang tinggi yaitu Sonora, Durango, Guerrero, Jalisco, Michoacan,
Nayarit, Baja California, Oaxaca dan Zacatecas.
56

Produksi, distribusi, dan perdagangan narkoba baik lokal maupun
internasional di Meksiko dikendalikan dan dikuasai oleh organisasi-organisasi
kejahatan yang dikenal dengan nama kartel. Pada awalnya kartel di Meksiko
hanya terdiri atas empat kartel. Kartel tersebut beroperasi dan memberi nama
dirinya sesuai dengan nama daerah tempat mereka beroperasi yaitu Tijuana
Cartel, The Sinaloa Cartel, The Juarez Cartel, dan Gulf Cartel.
Perkembangan pun terjadi pada kartel pada tahun 2007, jumlah kartel
bertambah hingga menjadi tujuh kartel, dimana empat kartel besar tetap
berkuasa ditambah tiga kartel lain yaitu La Familia Michoacana, Milenio dan
Diaz Parada. Kartel ini bertambah lagi hingga menjadi sepuluh kartel yaitu
Los Zetas, Pasifico Sur Cartel dan La Barbie.
Kartel-kartel tersebut bergerak dan menguasai di wilayah kekuasaan
masing-masing. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. The Tijuana Cartel, juga dikenal dengan nama Arellano Felix
Organization, merupakan kartel yang kuat dan beroperasi di wilayah
perbatasan antara negara bagian Baja California, khususnya
Tijuana (Meksiko) San Diego, California (Amerika Serikat).
57


56
Ibid
57
UNODC. World Drug Report 2010. New York : United Nation Publication. 2011. Hal. 238
39

b. The Sinaloa Cartel, dipimpin oleh seorang milioner dan juga
buronan paling dicari yaitu Joaquin El Chapo Guzman.
58

Beroperasi di sepanjang Pantai Pasifik dan wilayah Perbatasan
Cihuahua (Meksiko)-Arizona (Amerika Serikat).
59
Kartel ini sangat
aktif dalam membangun hubungan aliansi dengan kartel lain untuk
mempermudah akitivitasnya, misalnya saja yaitu memiliki
hubungan dagang yang dekat dengan kartel di Peru serta merupakan
pemasok narkoba ke wilayah Eropa.
60

c. The Juarez Cartel, juga dikenal dengan nama Carillo Fuentes
Organization. Menguasai perdagangan narkoba di wilayah Ciudad
Juarez.
61
Wilayah ini juga dikenal sebagai wilayah paling rawan
terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh kartel.
d. Gulf Cartel, merupakan kartel yang paling kuat di Meksiko,
dipimpin oleh Juan Garcia Abrego. Kartel ini beroperasi di
sepanjang wilayah sekitar Teluk Meksiko, Tamaulipas (Meksiko)
Texas (Amerika Serikat), wilayah ini adalah wilayah kunci dari
Port of Entry (POES) perbatasan Amerika dengan Meksiko. Kartel
ini telah mengalami perpecahan namun juga kemudian beraliansi
dengan pecahannya tersebut.
e. Loz Zetas, merupakan pecahan kelompok bersenjata dari Gulf
Cartel. Kartel ini tetap beraliansi dengan Gulf cartel dalam

58
Ibid
59
Ted Gallen Carpenter. Hal. 173
60
Collen W. Cook. Mexicos Drug Cartel. US: CRS Reports for Congres. 2008. Hal. 8
61
UNODC. Op.cit.
60

operasinya pada tahun 2007.
62
Wilayah operasi Loz Zetas yaitu di
Mulai dari Cancun, Hidalgo, Tabasco, dan Zacatecas.
63

f. La Familia Michoacana, beroperasi di wilayah Michoacana.
Merupakan satu-satunya organisasi kejahatan yang bergerak selain
dengan motivasi bisnis juga bergerak dengan dasar ideologi religius
Kristiani.
64
La Familia menyatakan diri untuk memperjuangkan
hak-hak masyarakat yang tertindas oleh pemerintah dan
mengusahakan sebuah revolusi.
65

g. Milenio Cartel, atau lebih dikenal dengan nama Cartel de Los
Valencia merupakan cabang dari Sinaloa Cartel. Kartel ini
beroperasi di wilayah Guadalajara, negara bagian Colima.
66

h. Diaz Parada Cartel, atau dikenal dengan nama Oaxaca Cartel
merupakan kartel aliansi dari Tijuana Cartel. Fokus pada
perdagangan ganja dan kokain di wilayah selatan Meksiko yaitu di
negara bagian Chiapas dan Oaxaca.
67

i. La Barbie dan Pasifico Sur Cartel, merupakan pecahan dari Beltran
Leyva Organization. La Barbie dipimpin oleh Edgar La Barbie
Valdez Villareal bersengketa dengan pemimpin Pasifico Sur Cartel,
Hector Beltran Leyva, dalam memperebutkan wilayah operasi

62
Ibid
63
Eduardo Guerrero Guiterrez. Loc.cit. Hal. 17
64
UNODC. Op.cit
65
Jhon Rollins dan Liana Sun Wyler. International Terrorism and Transnational Crimes :
Security Threats, U.S. Policy and Consideration For Congres. US : Congressional Research
Service. 2010. Hal. 30
66
La Chronica De Hoy. Siete Grandes Crteles De La Droga Operan En Mxico. 2005.
http://www.cronica.com.mx/nota.php?id_nota=218320 diakses pada tanggal 1 Maret 2011
pukul 10.15
67
Collen W. Cook. Loc.cit. Hal. 9
61

narkoba di sekitar negara bagian Morelos dan Guerrero. Rute yang
diperebutkan kedua kartel tersebut yaitu mulai dari wilayah Tuxtia
Gutirrez, Ixtepec dan Acapulco melewati Guerrero, Morelos,
Mexico City dan Puebla, hingga mencapai Zacatecas, Torreon dan
Ciudad Juarez.
68

Dalam melakukan bisnis peredaran narkoba tersebut, masing-masing
kartel beroperasi di wilayah kekuasaannya. Namun untuk memudahkan
operasi tersebut terkadang mereka membangun hubungan aliansi antar satu
sama lain ataupun juga berujung pada rivalitas dalam memperebutkan rute
perdagangan. Secara garis besar pembagian wilayah kekuasaan kartel di
Meksiko dapat dilihat pada gambar berikut ini:










68
Borderland Beat Report. El Barbie and Cartel Pacific Del Sur In Dispute. 2010.
http://www.borderlandbeat.com/2010/04/el-barbie-and-cartel-pacifico-del-sur.html diakses
pada tanggal 1 Maret 2011 pukul 10.30
Gambar 1. Peta Wilayah Pengaruh Kartel di Meksiko.
http://worldchanged.eu/wp-content/uploads/2010/11/48993182_
mexico_cartels_464map-300x252.gif
62

Selain kartel, perdagangan narkoba di Meksiko juga tidak lepas dari
peran Street gangs. Street gangs merupakan rekan kerja dari kartel yang
berfungsi untuk mengedarkan ataupun menyelundupkan narkoba dalam skala
kecil. Street gang inilah yang paling sering melakukan kekerasan di
masyarakat.
Street gang ini tidak hanya berada di Meksiko tetapi juga beroperasi di
Amerika Serikat. Kelompok kecil ini memiliki jaringan yang luas dan kuat
baik kepada kartel (Meksiko) maupun kepada mafia (Amerika Serikat), salah
satu gang yang dikenal sebagai kelompok yang beroperasi secara
transnasional yaitu Barrio Azteca. Gangs tersebut menyediakan jasa dalam
penjualan obat baik berupa transportasi barang, distribusi dan pemasaran
barang. Gangs ini juga aktif dalam penculikan, pemerasan, perdagangan
manusia, pencucian uang, pencurian kendaraan, serta perdagangan gelap
senjata.
69

Terdapat sekitar dua ratus gangs yang beranggota sekitar tiga ribu
orang
70
yang beroperasi di seluruh wilayah Meksiko. Mereka yang
mengendalikan kegiatan penyelundupan imigran gelap, narkoba, dan senjata
skala kecil di seluruh wilayah Meksiko dan Amerika Serikat.
71
Gang terbesar
yaitu Barrio Azteca dan Mexicles merupakan aliansi dari Juarez Cartel dan
Sinaloa Cartel. Aliansi ini yang mengendalikan laju ekspor narkoba ke
Amerika Serikat di wilayah perbatasan Ciudad Juarez.

69
Eduardo Guerrero Guiterrez. Hal. 20
70
Ibid. hal 21
71
Ibid. hal. 19
63

Banyaknya kartel dan gang yang berkembang di Meksiko tidak lepas
dari keuntungan besar yang diperoleh dalam perdagangan tersebut.
Permintaan impor yang besar dari Amerika Serikat dan Eropa merupakan
faktor utama yang membuat organisasi ini semakin kuat. Kekuatan itu berasal
dari keuntungan besar yang diraup di setiap kilogram narkoba yang mereka
jual.
Bagan berikut ini akan menggambarkan pemasukan kartel dari bisnis
perdagangan dan penyelundupan narkoba baik lokal maupun transnasional
(ke Amerika Serikat). Harga tersebut meningkat sesuai dengan jauhnya jarak
tempuh pengiriman barang serta kesulitan yang dihadapi dalam pengiriman
barang. Hal ini juga menjadi salah satu indikator yang menyebabkan
keuntungan kartel Meksiko berlipat ganda.
Bagan 1. Keuntungan Kartel dalam Dolar per Kilogram (2008).
Sumber : Eduardo Guerrero Guiterrez. Security, Drugs and Violence in Mexico : A Survey.
Mexico City: Foro De Amrica Del Norte. 2010. Hal. 41

Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa konsumsi akan
narkoba di Meksiko lebih kecil dari pada di Amerika Serikat. Pengiriman
37,300
26,300
6,690
36,660
33,000
12,300
80
7,846
0
10,000
20,000
30,000
40,000
30,000
60,000
70,000
Peroln kokaln Can[a MeLh
Amerlka SerlkaL
Mekslko
64

yang dilakukan oleh kartel tersebut selalu dalam jumlah besar (grosir) dengan
tingkat harga yang berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung pada wilayah asal
dari barang tersebut, misalnya saja jika heroin yang berasal dari negara
bagian Chiapas atau Estado De Mexico, harga satu bungkus heroin mencapai
tiga ribu peso, sedangkan jika berasal dari Durango atau Aguascalientes harga
barang tersebut hanya berkisar seratus hingga seratus lima puluh peso saja.
72

Harga tersebut meningkat jika telah melalui proses pengiriman (ekspor
ke Amerika Serikat). Berikut adalah perbandingan keuntungan yang diterima
kartel dalam berdagang narkoba secara lokal dan transnasional (ke Amerika):
Tabel 1. Perkiraan Keuntungan Kartel dalam Penjualan Narkoba (domestik)
Jenis
Potensi Konsumsi
(ton)
Profit yang diperoleh (juta
dolar)
Ganja 514,9 41,2
Kokain 27,7 345,7
Heroin 3,9 138,2
Methampethamines 4,3 33,7
Total 550,7 558,8
Rata-rata 137,7 139,7
Sumber: Informe del Estado de la Seguridad Publica en Mexico. 2010. Centro
Nacional de Atencion Ciudana de la Policia Federal.
http://www.insyde.org.mx/images/informe_estado_seguridad_publica.pptx

Hal yang kontras terlihat pada penjualan di Amerika Serikat. Kartel
memperoleh keuntungan yang berlipat ganda dari berbagai komoditas
narkoba yang berhasil diselundupkan ke negara tersebut. Keuntungan Kartel
di Amerika dapat dilihat pada table berikut:



72
Ibid. Hal. 42
63

Tabel 2. Perkiraan Keuntungan Kartel dalam Penjualan Narkoba di Pasar AS
Jenis Potensi
Ekspor
(ton)
Profit
per Ton
(juta
dolar)
Total
Profit
(juta
dolar)
Eceran
per ton
(juta
dolar)
Total
Eceran
(juta
dolar)
Estimasi
Gross
Profit
(juta dolar)
Ganja 4.067, 3 2 8.134,6 10,4 42.299,9 34.165,3
Kokain 88 28,5 2.508,3 97,4 8.572,2 6.063,9
Heroin 43,3 71,2 3.081,5 131,6 5.696,7 2.615,2
Meth 37,7 65.8 2.479,5 127,7 4.815,4 2.335,9
Total 4.236, 3 16.203.9 61.384,2 45.180,3
Sumber: Informe del Estado de la Seguridad Publica en Mexico. 2010. Centro
Nacional de Atencion Ciudana de la Policia Federal.
http://www.insyde.org.mx/images/informe_estado_seguridad_publica.pptx

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa keuntungan yang dihasilkan
oleh kartel per tahunnya untuk sektor domestik berkisar lima ratus enam
puluh juta dolar, jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan profit yang
diperoleh pada perdagangan di Amerika Serikat yaitu berkisar 61.384,2 juta
dolar. Penyumbang keuntungan terbesar yaitu dari perdagangan ganja.
Keuntungan yang besar tersebut dipergunakan oleh kartel untuk
membayar gaji anggota, membeli senjata dan alat transportasi serta usaha-
usaha lain yang dapat mendukung kekuatan kartel tersebut (penyuapan
pejabat, bantuan kepada masyarakat, dll). Senjata dan kendaraan tersebut
dipergunakan oleh kartel sebagai sarana untuk memudahkan operasi
perdagangan dan penyelundupan narkoba. Senjata tersebut diperoleh dari
pasar gelap Amerika, biasanya berasal dari took-toko senjata yang tersebar di
sepanjang wilayah perbatasan Amerika Meksiko. Senjata tersebut
bermacam jenisnya yaitu senapan (AK-47, AR-15, M16,) granat
66

(M61,M67,MK2,K400), peluncur granat (RPG-7, M72LAW, M203), senjata
kaliber baret M82,
73
dan juga peluru.
Senjata tersebut dipergunakan untuk mengamankan operasi ataupun
sebagai alat pertahanan terhadap serangan baik dari kartel lain maupun
pemerintah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam setiap operasi
mereka, akan ada ancaman dan tidak luput dari fenomena kekerasan.
Perkiraan pembelanjaan senjata dari kartel dari tahun 2006 hingga 2009
digambarkan dalam grafik di bawah ini:
Sumber : Data dielaborasi sendiri berdasarkan data dari Felipe Calderon. Tercer Informe
de Gobieo (Third Government Report). 2009

Kekerasan yang terjadi bukan hanya antara kartel melawan pemerintah,
melainkan juga adanya perlawanan kartel terhadap kartel lain yang dianggap
saingan pada saat beroperasi di wilayah sengketa atau dengan kata lain
wilayah rebutan. Tercatat berbagai bentuk kekerasan yang berkaitan dengan
persaingan sesama kartel misalnya saja :

73
Eduardo Castillo dan Michelle Roberts. Mexico's Weapons Cache Stymies Tracing: The San
Francisco Chronicle. Associated Press. http://www.sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?f=/n/a/
2009/05/06/international/i111117D34.DTL&hw=gun&sn=014&sc=1000. 7 May 2009 diakses
pada 9 Maret 2011 pukul 19.00
3000
10000
20000
30000
3000
3000
9000
12000
0
3000
10000
13000
20000
23000
30000
33000
2006 2007 2008 2009
Sen[aLa
kendaraan
Bagan 2. Perkiraan Jumlah Senjata dan Kendaraan Milik Kartel (2006-2009)
67

1. Kartel Sinaloa melawan Kartel Juarez di wilayah Chihuahua,
Durango, dan Sinaloa.
2. Kartel Sinaloa melawan Kartel Beltran Leyva di wilayah Sinaloa,
Sonora, Dorango, Nayarit, Jalisco, dan Guerero.
3. Kartel Sinaloa melawan Kartel Gulf di wilayah Durango, Coahuila,
Sinaloa, Guerrero, Tabasco, Quintana Roo, dan Chiapas.
4. Kartel Sinaloa melawan Kartel Tijuana di wilayah Baja California.
5. Kartel La Familia melawan kartel De Los Zetas di wilayah
Michoacana, Estados de Mexico, Guerrero dan Guanajuato.
6. Kartel gulf melawan kartel De Los Zetas di wilayah Tamaulipas dan
Nuevo Leon.
74


Dari kasus-kasus tersebut tercatat dari tahun 2007 hingga 2010 tercatat
sekitar 5.708 kasus kekerasan di Chihuahua, 2.935 kasus di Sinaloa, 1.766
kasus di wilayah Guerero, di wilayah Michoacan sekitar 1.605 kasus, di
wilayah Durango sekitar 1.492 kasus dan di wilayah Baja California terdapat
sekitar 1.463 kasus kekerasan.
75

Kekerasan terus terjadi di Meksiko bukan hanya antara kartel saja,
melainkan juga antara kartel dengan pihak pemerintah. Kartel melakukan
perlawanan sejak pemerintah memulai operasi yang dianggap telah
mengganggu kestabilan bisnis kartel. Strategi kartel dalam melakukan
perlawanan terhadap pemerintah yaitu dengan melakukan tekanan berupa
ancaman, pembunuhan, penculikan dan sebagainya.
Kebanyakan korban dari kekerasan baik dari kasus perang antar antar
kartel maupun perang antar kartel dan pemerintah yaitu warga sipil utamanya
anak-anak dan remaja. Jumlah korban tiap tahunnya meningkat seperti yang
terlihat pada bagan di bawah ini :

74
Ibid. Hal. 25
75
Ibid
68

600
2700
3630
9633
34,612
0
10000
20000
30000
40000
2006 2007 2008 2009 2010
Korban per Tahun
korban per 1ahun


Sumber : data dielaborasi sendiri berdasarkan dari laporan tahun 2006 dan 2007
76
, 2008
77
,
tahun 2009
78
, tahun 2010
79


Selain warga sipil, korban juga berasal dari agen polisi dan tentara,
wartawan, serta politisi dan pejabat pemerintahan. Hal ini dilakukan oleh
kartel dalam rangka melakukan teror dan tekanan terhadap pemerintah
Meksiko ataupun dengan alasan untuk memperlihatkan kekuatan dan
kekuasaan kartel terhadap kartel lain. Berikut kasus-kasus yang terjadi pada
sekitar tahun 2006 hingga 2010 :
a. Pembunuhan terhadap seorang penyanyi Valentn Elizalde, pada 25
November 2006.
80
Elizalde dibunuh oleh kartel setelah melakukan
konsernya, merupakan kasus pertama sebagai terror terhadap
pemerintah yang telah memulai menekan kartel pada tahun tersebut.

76
Jorge Chabat. La Respuesta Del Gobierno De Calderon Al Desafio Del Narcotrafico. Mexico :
Centro de investigacion Economicas. 2010. Hal. 8
77
Martin Barillas. Twenty Death So Far In Mexico Drug War For 2009. Spero News. 8 Januari
2009. http://www.speroforum.com/a/17584/Twenty-dead-so-far-in-Mexico-drug-war-for-2009
diakses pada tanggal 10 Maret 2011 pukul 14.58
78
E. Eduardo Castillo. 22.700 Killed In Mexico Drug War Since 2006. Associated Press. 13 April
2010. http://www.msnbc.msn.com/id/36485196/ns/world_news-americas/ diakkses pada
tanggal 10 Maret 2011 pukul 15.00
79
BBC. Q&A : Mexicos Drug Related Violence. 1 Februari 2011. http://www.bbc.co.uk/
news/world-latin-america-10681249 diakses pada tanggal 10 Maret 2011 pukul 15.15
80
Manuel Roig-Franzia. Mexican Drug Cartels Leave a Bloody Trail on YouTube. The
Washington Post. 9 April 2007. http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/
2007/04/08/AR2007040801005.html diakses pada 11 Maret 2011 pukul 08.29
Bagan 3. Jumlah Korban War On Drugs (2006-2010)
69

Pada tahun ini juga tercatat sekitar lima puluh tentara dan seratus
polisi Meksiko menjadi korban dalam operasi melawan kartel.
b. Pembunuhan Kepala Operasi untuk Mexicas Elite Police Force,
Jorge Altriste di Tijuana pada tanggal 14 Mei 2007.
81
Pada tahun ini
juga Gerardo Garcia Pimentel, seorang jurnalis terbunuh saat
berusaha memberitakan Drug War di Meksiko. Pimentel terbunuh
pada tanggal 8 Desember 2007.
82

c. Pembunuhan Komandan Polisi, Igor Labastida, di sebuah restoran
pada tanggal 26 Juni 2008.
83
Penculikan seorang agen Amerika
Serikat, Felix Batista, di Saltilo, Choahuila.
84

d. Penyerangan dan pembunuhan terhadap aktivis anti-kriminal
Benjamin leBarron di kediamannya wilayah Galeanna, Chihuahua
pada tanggal 7 Juli 2009.
85

e. Kartel mulai mengancam dan melakukan pembunuhan terhadap
politisi pada tahun 2010. Tercatat sepuluh orang walikota terbunuh
sepanjang tahun 2010 seperti yang terlihat pada gambar di bawah
ini:


81
Reuters AlertNet. Top Tijuana Policeman Killed in Mexican Drug War. Alertnet.org. 14 Mei
2007. http://www.alertnet.org/thenews/newsdesk/N14331495.htm. diakses pada 11 Maret 2011
pukul 08.32
82
El Manana. Asesinan a Reportero en Michoacn. 09 Desember 2007. http://www.elmanana.
com.mx/notas.asp?id=30446 diakses pada 11 Maret 2011 pukul 08.35
83
Duncan Kennedy. Mexican Police Commander Killed. BBC News. 26 Juni 2008. http://news.
bbc.co.uk/1/hi/world/americas/7476682.stm diakses pada 11 Maret 2011 pukul 08.52
84
Mark Stevenson. US Anti-Kidnapping Expert Kidnapped In Mexico. Yahoo!. http://news.
yahoo.com/s/ap/20081215/ap_on_re_la_am_ca/lt_mexico_american_kidnapped diakses pada
11 Maret 2011 pukul 08.37
85
BBC. Crime Campaigner Killed In Mexico. BBC News. 9 Juli 2009. http://news.bbc.co.uk/1/hi/
world/americas/8141997.stm. Diakses pada tanggal 11 Maret 2011 pukul 09.04
70

Gambar 2. eta embunuhan Wa||kota d| Meks|ko tahun 2010

Sumber : Tim Jhonson. Mexico Drug War Toll: 10th Mayor Slain, Another
Wounded. McClatchy Newspapers. September 24, 2010.
http://www.mcclatchydc.com/2010/09/24/101092/mexican-cartels-gun-down-
tenth.html

Kasus-kasus tersebut di atas hanyalah merupakan gambaran kecil dari
pembunuhan-pembunuhan yang sepanjang tahun 2006 hingga 2010 terjadi di
wilayah Meksiko. Hal ini mengindikasikan bahwa korban tersebut bukan
hanya berasal dari korban perang namun juga telah direncanakan
pembunuhannya. Meksiko dalam kondisi tidak aman dimana setiap wilayah
berpotensi terjadi tindak kekerasan akibat dari perdagangan narkoba.
C. Posisi Meksiko dalam War On Drugs Amerika Serikat
Meksiko merupakan negara yang berbatasan langsung dengan Amerika
Serikat di bagian selatan. Kedua negara tersebut berbagi wilayah sepanjang
sekitar dua ribu seratus mil di perbatasan. Posisi ini membuat Meksiko
menjadi salah satu wilayah yang menjadi objek fokus utama dalam operasi
War On drugs.
71

Sejak Presiden Nixon mengumumkan War On Drugs sebagai salah satu
kebijakan luar negerinya, Amerika Serikat berupaya mempengaruhi negara
lain untuk menerima bantuan-bantuan serta melakukan operasi-operasi guna
menyukseskan War On Drugs tersebut. Pada tahun 1969, Presiden Nixon
memerintahkan untuk melaksanakan sebuah operasi yang dikenal dengan
Presidents Nixon Operation Intercept yang dilakukan di sepanjang
perbatasan Amerika SerikatMeksiko. Operasi ini bertujuan untuk
menghentikan laju impor ganja dari Meksiko.
Meksiko menjadi objek operasi tersebut karena sejak masa tersebut di
wilayah perbatasan kedua negara, pasar narkoba berkembang dengan
pesatnya. Terdapat sekitar dua puluh juta konsumer narkoba di Amerika
Serikat
86
merupakan pasar yang menggiurkan bagi para pengedar narkoba di
Meksiko. Permintaan pada pasar Meksiko meningkat pesat karena putusnya
impor heroin dari Perancis (French Connection).
87
Pada masa tersebut,
Meksiko dikenal sebagai salah satu pemasok besar ganja, methamphetamines,
dan brown heroin.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Amerika Serikat kembali
mendesak pemerintah Meksiko untuk melakukan tindakan preventif. Dengan
bantuan dari Amerika Serikat, pemerintah Meksiko menjalankan Operation
Condor atau Operation Trigo (AS).
88
Dalam operasi ini agen dan polisi

86
Tony Payan. The Three Us-Mexico Borders Wars. London: Praeger Security International.
2006. Hal. 24
87
Richard D. Erb. United State Relations With Mexico. Washington : American Enterprise
Institute for Public Policy Research. 1991. Hal. 114
88
Ron Chepesiuk. The War on Drugs : An International Encyclopedia. California : ABC-Clio,
Inc. 1999. Hal. 170
72

melakukan penyisiran dan pelacakan serta menyemprot zat khusus pada
ladang ganja dan opium sehingga menghentikan pertumbuhan tanaman
tersebut, serta menangkapi pengedar dan penyelundup narkoba di seluruh
wilayah Meksiko khususnya wilayah perbatasan Amerika Serikat Meksiko.
Meksiko memiliki posisi yang strategis sebagai rute perdagangan
narkoba, negara ini berada di tengah-tengah antara negara produsen dengan
negara objek pemasaran narkoba. Hal ini dimanfaatkan oleh Kolombia yang
kehilangan rekan kerjasama pada sekitaran tahun 1980, ketika Amerika
Serikat berhasil menghentikan laju impor kokain dari Karibia.
89
Kartel
terbesar di Kolombia, mencoba mebuka hubungan kerjasama dengan kartel di
Meksiko sebagai rekan kerja baru dalam rute perdagangan narkoba dari
Amerika Selatan menuju Amerika Serikat.
Kartel Kolombia berhasil mendapatkan rekan pertamanya di Meksiko
yaitu kartel yang dipimpin oleh Miguel Angel Felix Gallard.
90
Modus
Operandi masuknya narkoba di Meksiko sangatlah mudah. Felix
memanfaatkan kelemahan polisi dan aparat di bandara Meksiko dengan
menyuap mereka, sehingga ketika pesawat yang mengangkut kokain dari
Kolombia tiba, tidak akan mendapatkan pemeriksaan yang serius. Selanjutnya
kokain tersebut akan didistribusikan ke Amerika dengan menggunakan truk
atau mobil lain (darat) atau melanjutkan pengiriman tetap dengan pesawat.
Posisi kartel Meksiko sebagai kartel transit narkoba mendatangkan
keuntungan yang jauh lebih besar bagi organisasi tersebut. Kartel Meksiko

89
Ibid. Hal. 28.
90
Ibid
73

meraup keuntungan dari penyediaan jasa distributor dari Kolombia dan
sebagai pemasok kepada Amerika Serikat. Keuntungan yang diperoleh Kertel
Meksiko yaitu sekitar seribu dolar per kilogram kokain.
91

Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Meksiko menetapkan
Felix sebagai musuh utama. Felix berhasil ditangkap pada tahun 1989 dalam
Operation Padrino.
92
Namun hal tersebut tidak mematikan kartel di Meksiko,
kartel pimpinan Felix pecah menjadi empat kartel baru yang beroperasi di
wilayah-wilayah yang berbeda di sepanjang perbatasan Amerika Serikat
Meksiko. Kartel tersebut yaitu Tijuana Cartel, The Sinaloa Cartel, The
Juarez Cartel, dan Gulf Cartel.
1) Modus Operandi Penyelundupan Narkoba dari Meksiko ke
Amerika Serikat
Modus operandi dalam penyelundupan narkoba melalui perbatasan
Amerika Serikat Meksiko dilakukan dengan berbagai cara baik jalur
darat, laut maupun udara. Narkoba baik yang diproduksi di Meksiko
ataupun merupakan barang transit dari Kolombia, Peru dan Bolivia paling
banyak diselundupkan melalui jalur darat. Jalur ini lebih mudah dilalui
karena pemeriksaan yang kadang kurang teliti oleh pejabat perbatasan.
Setiap tahunnya ada sekitar 4.234.000 truk baik truk biasa ataupun
truk kontainer, 319.087 bis beserta penumpangnya, delapan puluh delapan
juta kendaraan pribadi, dan 48.663.773 pejalan kaki yang melintasi Ports

91
Robert C. Bonner. The New Cocaine Cowboys: How to Defeat Mexicos Drug Cartel. Dalam
Majalah Foreign Affairs edisi Juli/Agustus. United State : Foreign Affairs. 2010. Hal. 36
92
Ron Chepesiuk. Loc.cit. Hal. 175
74

Of Entry (POEs) AS-Meksiko.
93
Sangat sulit untuk melakukan
pemeriksaan yang sangat teliti untuk setiap orang ataupun kendaraan yang
melintasi perbatasan tersebut. Selain itu, kartel mampu untuk menyuap
petugas perbatasan Amerika Serikat sebesar sepuluh ribu hingga dua puluh
ribu dolar agar dapat melintasi perbatasan dengan mudah.
94
Berikut adalah
daftar POEs yang terdapat di Meksiko :
Tabel 3 POES di Meksiko
Entry or Exit Zone Wilayah
Entry Zone 1 Acapulco, Tecpan De Galeana, Ixtapa-Zihuatanejo
Coyuca (Guerorro), Lazaro Cardenas (Michoacan)
Entry Zone 2 Mazatlan, Navolato, San Ignacio, Ahome (Sinaloa)
Entry Zone 3 Ensenada Dan Punta Baja (Baja California)
Exit Zone 1 Reynosa (Tamaulipas)
Exit Zone 2 Ciudad Juarez dan Guadalupe de Bravo (Chihuahua)
Exit Zone 3 Nogales (Sonora)
Exit Zone 4 Mexicali, Tecate dan Tijuana (Baja California)
Sumber : Eduardo Guerrero Guiterrez. Security, Drugs and Violence in Mexico : A Survey.
Mexico City: Foro De Amrica Del Norte. 2010. Hal. 45
Sedangkan rute masuk dan keluarnya narkoba dari Amerika Selatan
(Kolombia, Peru, Bolivia) Meksiko Amerika Serikat dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Gambar 3. Wilayah Kartel dan Rute Narkoba












Sumber: http://geo-mexico.com/wp-content/uploads/2010/04/STRATFOR-Mexican-
drug-cartels-map.jpg

93
Tony Payan. The Three Us-Mexico Borders Wars. Hal. 27
94
Ibid. hal. 34
73

Narkoba yang diselundupkan melalui truk ataupun kendaraan
bermotor dapat di sembuyikan di berbagai tempat dalam kendaraan
tersebut. Kendaraan itu dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terdapat
rongga yang menjadi tempat menaruh narkoba agar tidak terdeteksi pada
saat pemeriksaan kendaraan. Kendaraan yang dimodifikasi sedemikian
rupa untuk keperluan penyelundupan narkoba disebut clavo.
95

Narkoba yang disembunyikan dalam clavo dapat ditemukan
diberbagai tempat seperti tanki gas (tempat bahan bakar kendaraan), di
dalam rongga dashboard mobil, ataupun di rongga yang terdapat pada setir
kendaraan tersebut. Narkoba tersebut disimpan dalam sebuah wadah yang
berbahan tin foil, saran wrap, atau media paket lain yang dapat menjamin
narkoba tidak rusak walaupun disimpan di tempat mana saja.
96
Kartel
narkoba juga menyemprotkan berbagai wewangian atau zat lain agar dapat
terhindarkan dari penciuman anjing pelacak.
Kartel juga menggunakan kesempatan dalam NAFTA (North
American Free Trade Area). Kartel seolah-olah memiliki usaha yang legal
untuk mengekspor komoditas ke Amerika Serikat, pada saat yang sama
kartel telah berhasil menyelundupkan narkoba ke dalam truk berisi
komoditas ekspor legalnya.
97
Ekspor legal yang dari Meksiko ke Amerika
Serikat setiap tahunnya berkisar delapan puluh persen, komoditas yang

95
Ibid. hal. 33
96
Ibid
97
Ditampilkan dalam tayangan dokumenter Inside Drug Trading. Disiarkan oleh National
Geographic pada tanggal 26 Januari 2011 pukul 23.00 WITA.
76

dikirim yaitu minyak, perak, bijih kopi dan kapas.
98
Kartel menggunakan
truk clavo dan menyembunyikan narkoba tersebut di berbagai tempat.
Selain itu, narkoba juga dapat diselundupkan melalui imigran yang
berjalan kaki, baik imigran legal maupun imigran ilegal dari Meksiko.
Modus ini jarang dilakukan karena resiko tertangkap sangat besar selain
itu jumlah narkoba yang dapat diselundupkan sangatlah sedikit. Narkoba
dapat diselundupkan dengan menyembunyikan barang tersebut di dalam
organ tubuh manusia yang terlebih dahulu telah mengalami operasi.
Banyak orang yang berani mengambil resiko menyimpan narkoba dalam
tubuhnya karena bayaran yang tinggi yang ditawarkan yaitu sekitar lima
puluh hingga seratus dolar.
99

Modus lain yang digunakan oleh kartel dalam menyelundupkan
narkoba ke Amerika Serikat, yaitu mengunakan terowongan bawah tanah
yang dibangun diantara wilayah perbatasan (Narco-Tunnels). Berton-ton
narkoba telah berhasil diselundupkan melewati terowongan ini.
Terowongan yang berhasil ditemukan oleh agen Amerika Serikat yaitu
terowongan yang berada di timur San Diego, Baja California, terowongan
ini ditemukan pada tanggal 27 Februari 2002.
Pada tahun 2010, agen DEA menemukan terowongan lain di wilayah
Rio Grande, El Paso. Terowongan tersebut berukuran tinggi dua kaki dan
dua setengah kaki. Pada saat yang sama, agen menangkap seorang remaja

98
CIA. The World Fact Book : Mexico. 2010. https://www.cia.gov/library/publications/the- world-
factbook/geos/mx.html diakses pada tanggal 2 Maret 2011.
99
Ibid
77

yang sedang melewati terowongan tersebut dengan membawa sekitar dua
ratus pon ganja. Terowongan ini dilaporkan sebagai milik Juarez Cartel.
100

Kartel sangatlah lihai dalam mengembangkan modus-modus baru
agar tidak tertangkap oleh pihak yang berwajib. Semua modus operandi
dalam menyelundupkan narkoba yang telah di jelaskan di atas, dapat
menggambarkan bahwa posisi Meksiko sangatlah strategis sebagai negara
pemasok narkoba ke Amerika Serikat. Sekitar sembilan puluh persen
narkoba, khususnya jenis kokain masuk ke Amerika Serikat melalui
perbatasan kedua negara tersebut.
101
Hal inilah yang kemudian menjadi
alasan utama dari pihak Amerika Serikat untuk menghentikan aliran
ekspor narkoba dari Meksiko.
2) Strategi Pemerintah AS dan Meksiko dalam Menangani
Penyelundupan Narkoba
Usaha untuk mengatasi peredaran dan penyelundupan narkoba serta
memberantas keberadaan kartel telah dilakukan oleh pemerintah Meksiko
sejak lama. Namun baru pada masa pemerintahan Presiden Felip
Calderon yaitu tahun 2006, penanganan narkoba mulai memasuki era
militerisasi, mengadopsi kebijakan Amerika Serikat yang sudah terlebih
dahulu dilaksanakan oleh negara-negara tetangganya yaitu Kolombia, Peru
dan Bolivia. Alasan Presiden Calderon memiliterisasi penanganan narkoba
yaitu :

100
El Paso Times, Narco Tunnel Under Rio Grande To Be Filled In. 2010. http://www.elpaso
times.com/juarez/ci_15481085 diakses pada tanggal 2 Maret 2011.
101
UNODC. World Drug reports 2007. New York : United Nation Publication. 2008. Hal. 181
78

a. Mengembalikan kontrol pemerintah terhadap wilayah negara
bagian yang terkena imbas perdagangan narkoba.
b. Ancaman dari perang antara kartel narkoba yang menyebabkan
tingginya tingkat kekerasan.
c. Mengubah arah kebijakan terdahulu dimana pada masa
pemerintahan Fox, terlihat keengganan untuk menggunakan
kekuatan publik dalam kebijakan anti-narkoba, serta mengakhiri
konflik dengan Amerika Serikat karena masalah kekerasan obat
bius di sepanjang perbatasan.
d. Adanya peningkatan yang signifikan pada tingkat penggunaan
narkoba di Meksiko.
102


Operasi ini dianggap sebagai usaha pemerintah untuk menaikkan isu
keselamatan masyarakat sebagai masalah baru dalam keamanan nasional
Meksiko. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sekretaris Departemen
Pertahanan Meksiko, Guilermo Galvan Galvan, Proporcionar los niveles
de seguridad que hagan viable la vida ciudadana.
103
Menurut, Galvan
bahwa pemerintah berkewajiban untuk menciptakan kondisi perkotaan
yang aman bagi warga Meksiko.
Operasi pertama yang diperintahkan oleh Calderon dilakukan di
Michoacan dalam rangka memberantas kartel La Familia.
104
Dalam operasi
yang dikenal dengan nama Operation Michoacan tersebut, Presiden
Calderon mengirim sekitar empat ribu tentara baik angkatan darat maupun
angkatan laut. Pada operasi ini, tentara tersebut bertugas untuk melakukan
penggerebekan pada titik-titik yang diketahui sebagai pusat kegiatan kartel
La Familia serta melakukan penangkapan pemimpin dan anggota kartel
tersebut. Pada operasi ini kartel juga melakukan perlawanan sehingga

102
Jorge Chabat. Hal. 6
103
Ibid. Hal. 8
104
BBC. Mexico Troops Sent to Fight Drugs. BBC News. 12 Desember 2006. http://news.bbc.
co.uk/2/hi/americas/6170981.stm Diakses pada tanggal 12 Maret 2011 pukul 08.00
79

terjadi perang senjata antar kedua belah pihak. Sekitar lima ratus orang
menjadi korban, lima puluh diantaranya adalah tentara Meksiko, dan
seratus polisi federal.
105

Pada tanggal 2 Januari 2007, Presiden Calderon kembali
meluncurkan operasi lain untuk mengamankan wilayah Baja California,
operasi ini dikenal dengan nama Operation Baja California. Pada operasi
ini, Calderon mengirim 3.296 tentara masing-masing berasal dari
Secertaries of Defence, Mexican Navy, Public Security, dan The
Department of Attorney General of Mexico.
106
Pada operasi ini juga
pemerintah mengirimkan sekitar dua puluh satu pesawat, sepuluh
helikopter, dua puluh delapan kapal, dua ratus empat puluh tujuh
kendaraan bersenjata, dan sepuluh ekor anjing pelacak narkoba.
107
Operasi
ini berlanjut hingga tahun 2008 dan berhasil menangkap Drug Lord,
Eduardo Arellano Felix di Tijuana.
108

Selanjutnya dalam rangka untuk menghentikan laju ekspor narkoba
dari Meksiko ke Amerika Serikat, Presiden Bush mengambil kebijakan
bersama untuk melakukan War On Drugs dengan pemerintahan Calderon.
Sebuah kesepahaman antara kedua pemerintah dimana Amerika Serikat
sebagai donatur biaya perang sedangkan pihak Meksiko sebagai pihak

105
Ibid
106
Andrea Merlos dan Mara de la Luz Gonzlez. Pone Gobierno Federal en Marcha Operativo
Tijuana. El Universal. 02 Maret 2007. http://www.eluniversal.com.mx/notas/397765.html
diakses pada tanggal 12 Maret 2011 pukul 08.10
107
Ibid
108
BBC. Mexico Seizes Top Drugs Suspect. BBC News. 27 Oktober 2008. http://news.bbc.co
.uk/2/hi/americas/7692319.stm diakses pada 12 Maret 2011 pukul 08.12.
80

yang melakukan eksekusi terhadap narkoba tersebut. Kesepahaman kedua
belah pihak dikenal dengan nama Mrida Initiative atau Plan Mexico.
Mrida Initiative merupakan sebuah kebijakan untuk mengamankan
wilayah Meksiko dan Amerika Tengah dari ancaman peredaran narkoba.
Pada kebijakan ini bantuan lebih difokuskan kepada negara Meksiko yaitu
sekitar duapuluh empat persen dari jumlah dana yang dikeluarkan oleh
Amerika Serikat. Hal ini dilakukan oleh Bush, karena pemerintah Amerika
Serikat menganggap bahwa Meksiko merupakan ancaman yang paling
dekat dan kuat terhadap keamanan nasional negaranya.
Pembicaraan tentang kebijakan bersama tersebut telah dimulai sejak
Oktober 2007 oleh kedua pemerintah, namun baru pada Juni 2008 kongres
Amerika Serikat menyetujui pengucuran dana tersebut. Misi dari Mrida
Initiative yaitu menjadi sarana kerjasama bilateral dan regional antara
Amerika Serikat dengan Meksiko dan negara-negara di kawasan Amerika
Tengah untuk memerangi organisasi yang bergerak di bidang perdagangan
narkoba, senjata dan kejahatan lainnya. Dana tersebut digunakan untuk
kegiatan-kegiatan seperti pelacakan, penggerebekan, perlawanan militer
terhadap organisasi kejahatan, serta melakukan pelatihan-pelatihan dan
program-program lain yang dapat mendukung usaha memberantas
peredaran dan penyelundupan narkoba di wilayah Meksiko.
Kongres menyetujui untuk mengucurkan dana sekitar lima ratus juta
dolar setiap tahunnya kepada Meksiko. Data dana yang dikucurkan setiap
tahunnya dapat dilihat pada tabel berikut :
81

Tabel 4. Dana bantuan Mrida Initiative (2008-2010)
2008
(Juta Dolar)
2009
(Juta Dolar)
2010
(Juta Dolar)
Meksiko 500 450 450
Amerika Tengah 50 100 100
Sumber: U.S. Department of State Briefing Papers Provided to Congressional Offices;
FY2008 Supplemental Appropriations Spending Plan; FY2009 Supplemental
Justification, Department of State & U.S. Agency for International Development and U.S.
Department of State, Summary and Highlights, International Affairs, Function. hal 150.

Bantuan tersebut pada tahun 2008, selain digunakan untuk
melakukan peperangan pada kartel juga digunakan untuk menyediakan
perlengkapan seperti di bawah ini:
a. Helikopter (hingga jenis Bell 412), dan pesawat pengintai (CASA
Maritime Patrol Aircraft).
b. Peralatan inspeksi non instrusif ion scanner untuk mendeteksi
narkoba, uang palsu, dan senjata, serta pelatihan anjing pelacak
untuk agen imigrasi dan polisi federal.
c. Pengadaan alat teknologi dan komunikasi untuk penyimpanan
data kasus narkoba yang aman.
d. Pelatihan saran dan teknis untuk memperkuat lembaga-lembaga
peradilan dalam rangka meningkatkan kinerja polisi untuk
pelayanan masyarakat, manajemen kasus, software pelacakan, dan
pembentukan lembaga perlindungan saksi.
109


Sedangkan untuk tahun 2009, dana tersebut digunakan untuk
penyediaan sarana :
a. Helikopter dan peralatan pemeliharaan kendaraan perang.
b. Mobile Gamma Ray Inspection Equipment dan X-Ray Vans for
Light Vehicles.
c. Implementasi program Drug Demand Reduction.
d. Peningkatan sistem peradilan, pelayanan PGR Forensic Institute,
dan pelacakan dan analisis data kasus narkoba.
110



109
Clare Ribando Seelke. Mrida Initiative for Mexico and Central America: Funding and Policy
Issues. US: CRS Report for Congress. 2009. Hal. 4
110
Colleen W. Cook, Rebecca G. Rush, dan Clare Ribando Seelke. Merida Initiative: Proposed
U.S. Anticrime and Counterdrug Assistance for Mexico and Central America. US: CRS Report
for Congress. 2009. Hal. 3-4.
82

Tabel berikut ini memperlihatkan pembagian penggunaan dana
Mrida Initiative sesuai dengan program-program yang akan
dilakasanakan sepanjang War On Drugs berlangsung. Dana tersebut
dipergunakan baik untuk program militer ataupun non-militer.
Tabel 5. Jenis Pembiayaan dana dari Merida Initiative Meksiko
Jenis Pembiayaan 2008 2009
Counternarcotics, Counterterrorism,
and Border Security
306.3 238.3
Public Security and Law Enforcement 56.1 158.5
Institution Building and Rule of Law 100.6 30.7
Program Support 37.0 22.5
Total 500 450
Sumber : FY2009 Figures are from the U.S. Department of State, Congressional Budget
Justificationfor Foreign Operations, FY2009.

Jenis pembiayaan program Counternarcotics, Counterterrorism, and
Border Security digunakan untuk membiayai operasi-operasi untuk
memerangi kartel narkoba. Pembiayaan tersebut juga mendapat tambahan
dana dari dana pertahanan dan keamanan Meksiko. Dana tersebut dibagi-
bagi kepada agen militer (angkatan darat, laut dan udara) yang dikenal
dengan nama SEDENA, kemudian polisi federal yang terdiri dari tiga agen
yaitu SSP, PGR, dan INM, kepolisian negara bagian serta agen intelijen
negara, CISEN, guna melancarkan operasi-operasi War On Drugs dengan
bantuan agen Amerika Serikat.
Operasi yang sebelumnya seperti Operation Michoacan dan
Operation Baja California yang masih berlanjut hingga sekarang dan
ditambah beberapa operasi lain yang kebanyakan dipusatkan pada
wilayah-wilayah perbatasan Amerika Serikat Meksiko. Operasi tersebut
yaitu:
83

a. Operation Sinaloa, yang dilakukan sejak tahun 2008. Operasi ini
dilakukan untuk melemahkan kartel Sinaloa dan kartel Beltran
Leyva. Keberhasilan operasi ini salah satunya yaitu penyitaan 3
truk ganja, dan senjata oleh Mexican Marine dan Federal Police
di wilayah Navolato.
111
Operasi ini juga berhasil menangkap bos
kartel Sinaloa Vicente Zambada Niebla pada tahun 2009
112
dan
Carlos Beltran Leyva pada tahun 2010.
113

b. Joint Operation Nuevo Lon Tamaulipas diberlakukan pada
tahun 2008 disepanjang wilayah tersebut. Operasi ini dibawah
tanggung jawab dari polisi federal dan tentara Meksiko. Operasi
ini bermisi untuk mengeliminasi keberadaan dari kartel Gulf dan
kartel Los Zetas. Dalam operasi ini polisi dapat menangkap
letnan dari pasukan kartel Gulf, Raymundo Almanza Moralez
pada tahun 2009
114
dan Trevio Cardoza El Trevi, anggota dari
Los Zetas pada tahun 2010.
115

c. Operation Chihuahua, mulai diberlakukan pada tahun 2008
target utama operasi ini adalah kartel Juarez. Pada operasi ini

111
Secretaria de Marina. Armada de Mexico. Comunicado de Prensa 126/2008.
http://www.semar.gob.mx/sitio_2/ diakses pada tanggal 12 Maret 2011 pukul 09.02
112
Mara de la Luz Gonzlez. Detienen al hijo de El Mayo Zambada.El Universal. 19 Maret 2009.
http://www.eluniversal.com.mx/notas/584798.html diakses pada tanggal 12 Maret 2011 pukul
09.04
113
Redaccin. La PF detiene en Culiacn a hermano del Jefe de Jefes. El Universal. Domingo,
03 Januari 2010. http://www.eluniversal.com.mx/primera/34194.html diakses pada tanggal 12
Maret 2011 pukul 09.06
114
Nubia Maya Cae. Operador Del Crtel Del Golfo En Monterrey. El Universal. Viernes, Mei
2009. http://www.eluniversal.com.mx/primera/33019.html diakses pada tanggal 12 Maret 2011
pukul 09.10
115
Guerra Contra El Narco. Detienen En Reynosa A Ivn Trevio Cardoza 'El Trevi'; Presunto
Integrante De Los Zetas. 24 de febrero de 2010. Http://guerracontraelnarco.blogspot.com/
2010/02/detienen-en-reynosa-ivan-trevino.html. diakses pada tanggal 13 Maret 2011 pukul
09.12
84

pemerintah lebih banyak mendapat serangan dan tekanan, salah
satunya serangan yang terjadi pada gubernur Chihuahua, Jose
Reyes Baeza, pada tahun 2009.
116

d. Operation Quintana Roo, diberlakukan sejak tahun 2009.
Targetnya yaitu mengamankan wilayah Cancun dari pengaruh
kartel Gulf. Keberhasilan operasi ini salah satunya yaitu berhasil
menangkap Manuel Jurado Zarzoza aka "El Puma" pada bulan
Juni.
117

e. Operation Xcellerator, yang diberlakukan oleh DEA
bekerjasama dengan pemerintah Meksiko serta Kanada.
Diberlakukan sejak tahun 2009 dengan menargetkan kartel
Sinaloa sebagai musuh utama. Operasi ini berhasil menyita
berbagi jenis narkoba yaitu dua belas ribu kilogram kokain,
tujuh ribu tiga ratus kilogram ganja, lima ratus empat puluh
kilogram methamphetamine, delapan kilogram heroin, seratus
empat puluh sembilan kendaraan, tiga pesawat udara, dan
seratus enam puluh sembilan senjata.
118


116
Ken Ellingwood. Govenor of Chihuahua Attacked. 24 February 2009 http://justiceinmexico.
org/2009/02/24/govenor-of-chihuahua-attacked/ diakses pada tanggal 12 Maret 2011 pukul
09.15
117
Stephen Gibbs. "Mexico Drug Gang 'Boss' Arrested". BBC News. 15 Juni 2009.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/8100092.stm. diakses pada tanggal 12 Maret 2011 pukul
09.17
118
DEA Public Affairs. Hundreds of Alleged Sinaloa Cartel Members and Associates Arrested in
Nationwide Takedown of Mexican Drug Traffickers. DEA. 25 February 2009.
http://www.justice. gov/dea/pubs/states/newsrel/2009/la022509.html diakses pada tanggal 12
Maret 2011 pukul 09.20
83

Operasi-operasi tersebut diberlakukan khususnya di wilayah
perbatasan baik di darat maupun perbatasan laut. Pemeriksaan ketat
diberlakukan bagi imigran yang akan masuk ke Amerika baik yang
menggunakan kendaraan ataupun pejalan kaki. Pemeriksaan menggunakan
sarana X-ray dan Gamma Scanner serta bantuan dari penciuman anjing
pelacak.
Selain itu, diberlakukan juga fumigasi terhadap ladang-ladang
tumbuhnya bahan-bahan narkoba. Fumigasi tersebut dilakukan di Durango
dan Guererro (produsen ganja, opium, dan heroin), Puebla (opium),
Tamaulipas (heroin), Chihuahua, Sinaloa, Sonora, Jalisco, Michoacan,
Nayarit, Baja California, Oaxaca,dan Zacatecas.
119

Kemudian untuk mengatasi masalah korupsi di tingkat pejabat maka
pemerintah mengerahkan badan intelijennya, CISEN, untuk memata-matai
aktivitas setiap pejabat baik sipil maupun militer.
120
Salah satu kasus yang
ditangani yaitu dugaan terlibatmya anggota parlemen, Cesar Godoy
Toscano, dalam hubungan dengan kartel La Familia. Toscano dituding
melindungi kartel tersebut, karena tudingan tersebut keanggotaan Toscano
di parlemen resmi dicabut.
121

Pemerintah Amerika kemudian tidak hanya bertindak sebagai
penyedia dana. Pemerintah Amerika Serikat juga menyediakan bantuan
berupa pengiriman agen-agen yang handal, salah satunya agen DEA. Hal

119
Eduardo Guerrero Guiterrez. Hal. 41
120
Intelijen. CISEN Meksiko : Musuh Kartel Narkoba. Dimuat oleh majalah Intelijen edisi
no.10/VII/2010 26 Agustus-8 September 2010. Hal. 72
121
Kompas. Bos Kartel La Familia Tewas di Tangan Polisi. Dimuat oleh Koran Kompas edisi
Kamis, 16 Desember 2010. Hal.12
86

ini dilakukan karena Pemerintah Amerika Serikat memiliki komitmen
yang tinggi dalam pemberatasan peredaran narkoba khususnya di
Meksiko. Komitmen ini diperkuat oleh Presiden Obama, We are very
mindful that the battle President Calderon is fighting inside of Mexico is
not just his battle; it's also ours, We have to take responsibility, just as he's
taken responsibility.
122

Pemerintah menempatkan DEA di Meksiko dengan tugas-tugas
sebagai berikut:
a. Melakukan investigasi dan persiapan penuntutan bagi organisasi
narkoba yang beroperasi pada tingkat antar negara dan
internasional.
b. Melakukan investigasi dan persiapan penuntutan bagi organisasi
narkoba yang melakukan kekerasan dan teror terhadap masyarakat.
c. Manajemen program intelijen bekerjasama dengan pemerintah
federal, para pejabat negara, daerah dan asing untuk mengumpulkan
menganalisa dan menyebarkan informasi dan operasional narkoba.
d. Penyitaan dan perampasan asset yang berasal dari atau digunakan
untuk perdagangan narkoba.
e. Koordinasi dan kerjasama dengan federal, negara, dan lembaga
lokal, dalam program yang dirancang untuk mengurangi
ketersediaan obat-obatan terlarang di pasar Amerika Serikat melalui
metode non-enforcement seperti pemberantasan tanaman, tanaman
substitusi, dan pelatihan pejabat asing.
f. Tanggung jawab, di bawah bimbingan kebijakan Sekretaris Negara
dan Duta Besar AS, untuk semua program yang berhubungan
dengan penegakan hukum narkoba di Meksiko.
123

Strategi-strategi inilah yang diterapkan oleh kedua pemerintah dalam
usahanya untuk mengendalikan peredaran dan penyelundupan narkoba di
kawasan tersebut. Dari penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa

122
Julie Pace. Obama, Calderon Pledge Co-Operation In Drug Wars. The Associated Press.
http://www.metronews.ca/toronto/world/article/791722--obama-calderon-pledge-co-operation-
in-drug-wars--page1 diakses pada 12 Maret 2011 pukul 09.21
123
Drug Enforcement Administration. DEA Mission Statement. 2011. Dapat diakses di
http://www.justice.gov/dea/agency/mission.htm diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul
20.17
87

Meksiko memegang peranan penting bagi keamanan Amerika Serikat
dilihat dari posisinya sebagai negara tetangga yang berbatasan langsung.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk Implementasi War On Drugs Amerika Serikat di Meksiko

Perkembangan tekhnologi dan komunikasi yang mutakhir pada abad ini
berdampak pada segala aspek kehidupan, salah satunya adalah aspek
perdagangan. Era free trade di setiap kawasan membuat semua komoditas
seharusnya bebas diperdagangkan oleh siapa saja dengan tujuan yang luas.
Hal ini juga ternyata digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk memulai
bisnis perdagangan narkoba yang lebih luas atau dikenal dengan pasar
internasional narkoba.
Peredaran narkoba semakin meluas sesuai dengan semakin besarnya
tingkat permintahan terhadap obat-obatan yang mengandung zat adiktif
tersebut. PBB secara jelas telah menyatakan bahwa narkoba merupakan
sebuah ancaman terhadap keamanan sosial (personal security) dan
dideklarasikan sebagai Global Evil yang harus diberantas keberadaannya.
Berangkat dari komitmen tersebut, Amerika Serikat yang dikenal
sebagai negara yang berpenduduk paling aktif mengkonsumsi narkoba atau
lebih dikenal sebagai The Big Market menyatakan perang terhadap
pengguna, pengedar, dan produsen narkoba di seluruh dunia. Perang tersebut
dikampanyekan oleh Pemerintah Amerika Serikat sejak masa pemerintahan
Presiden Nixon.
1


1
Lihat Bab III hal. 48
89

Alasan yang mendorong pemerintah Amerika Serikat menyatakan
perang terhadap narkoba karena mengandung zat-zat yang jika dikonsumsi
berlebihan akan menghilangkan kontrol terhadap tubuh manusia. Sehingga
akan berpengaruh pada kualitas kerja dan juga berdampak pada kerja otak
yang merangsang untuk melakukan hal-hal kriminalitas. Narkoba juga
menjadi penyebab dari timbulnya berbagai penyakit yang dapat menyebabkan
timbulnya kematian. Hal ini dianggap menjadi ancaman terhadap masyarakat
dimana akan melemahkan generasi muda Amerika Serikat, mengingat salah
satu indikator dari kekuatan nasional sebuah negara terletak pada kualitas
hidup masyarakatnya. Sehingga jika kualitas hidup generasi muda melemah
karena narkoba maka hal tersebut berdampak langsung pada keamanan
nasional Amerika Serikat.
Presiden Reagan menyatakan bahwa narkoba sebagai ancaman terhadap
keamanan nasional negaranya, dan berkomitmen kuat untuk memerangi
setiap negara yang memiliki hubungan peredaran narkoba dan menempatkan
Amerika Serikat sebagai pasar terbesarnya.
2
Salah satu kawasan yang
dianggap sebagai pemasok utama narkoba dengan berbagai jenisnya yaitu
kawasan terdekatnya Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kedua kawasan
tersebut dikenal sebagai tempat tumbuh dan berkembang dengan pesat zat-zat
yang diolah menjadi narkoba. Sedangkan bagi negara-negara tersebut,
Amerika Serikat merupakan pasar yang sangat menguntungkan dilihat dari
permintaan yang besar dari warganya.

2
Lihat BAB III hal.54
90

Meksiko sebagai salah satu negara yang berbatasan langsung dengan
Amerika Serikat juga melihat peluang tersebut. Meksiko yang merupakan
negara di mana banyak terdapat kawasan yang termarjinalkan. Terlihat dari
pembangunan yang timpang hanya terpusat pada wilayah perkotaan saja.
Pemerintah terkesan tidak memperhatikan wilayah pinggiran, khususnya
wilayah perbatasan. Hal tersebut menimbulkan fenomena yaitu tumbuhnya
kelompok-kelompok yang berbisnis di jalur pasar ilegal narkoba.
Kebanyakan dari anggota kelompok tersebut berasal dari orang-orang
yang tidak berhasil mendapatkan pekerjaan yang layak. Kelompok-kelompok
membentuk sebuah organisasi yang dikenal dengan Organisasi Kejahatan,
dan karena luas bisnisnya telah melampaui perbatasan maka mereka dikenal
dengan organisasi kejahatan transnasional (kartel). Organisasi ini berkembang
pesat di wilayah-wilayah pinggiran Meksiko yaitu negara bagian Baja
California, Chihuahua, Colima, Durango,Guerrero, Michoacan, Nuevo Leon,
Oaxaca, Quintana Roo, Tamaulipas, Zacatecas.
Menurut pandangan penulis, bahwa organisasi kejahatan inilah aktor
yang sebenarnya menjadi ancaman terhadap keamanan nasional kedua negara
tersebut. Organisasi inilah yang mengenalkan kepada petani-petani narkoba di
Meksiko untuk meningkatkan produksi ganja, heroin, methamphetamine, dan
kokain dijanjikan keuntungan yang besar. Kartel ini juga telah merekrut
banyak pengangguran di wilayah perbatasan Meksiko - Amerika Serikat
untuk menjadi pengedar ataupun special forces dari organisasi tersebut.
Kartel juga telah berhasil melebarkan jaringan dengan membuka hubungan
91

baik dengan mafia dan gang di wilayah Amerika Serikat sehingga pasar
mereka mendatangkan keuntungan yang jauh lebih besar.
Aktifitas kartel tidak hanya di wilayah perdagangan narkoba, melainkan
juga perdagangan lain baik itu senjata, manusia, dan barang-barang ilegal
lainnya. Mereka juga diindikasikan melakukan berbagai penyuapan pada
pejabat pemerintah serta melakukan money loundering, yang tentu saja
merugikan pemerintah khususnya pemerintah Meksiko. Kartel ini juga sangat
erat kaitannya dengan berbagai kasus kekerasan dalam usahanya untuk
mempertahankan wilayah kekuasaannya dari gangguan kartel lain. Beberapa
kasus kekerasan tersebut menyebabkan teror pada masyarakat di Meksiko.
Terror terhadap masyarakat akan kasus-kasus kekerasan (Turf Wars)
yang dilakukan oleh kartel merupakan indikator dari kelemahan keamanan
nasional. Sehingga Pemerintah Meksiko menempatkan kartel sebagai
ancaman utama dari pada keamanan nasionalnya. Hal tersebut berbanding
terbalik dengan pemerintah Amerika Serikat yang memfokuskan pada
narkoba sebagai ancaman, pemerintah Meksiko menganggap bahwa narkoba
belum menjadi ancaman yang serius karena sesuai statistik,
3
pengguna
narkoba di negara tersebut sangatlah kecil dibandingkan dengan Amerika
Serikat. Masalah utama adalah gangguan berbentuk kekerasan yang dilakukan
kartel-kartel tersebut.
Pada tahun 2006, pemerintah Meksiko di bawah Presiden Calderon
mengadopsi kebijakan War On Drugs Amerika Serikat. Calderon menyatakan

3
Lihat BAB III hal. 63
92

perang militer untuk mengeliminasi sekitar tujuh kartel yang beroperasi
dihampir seluruh wilayah Meksiko.
4
Operasi tersebut semakin ditingkatkan
mulai tahun 2008 berlanjut hingga sekarang, karena pada kenyataannya
jumlah kartel berkembang menjadi sepuluh akibat dari perpecahan ditubuh
kartel itu sendiri. Dengaan bantuan Amerika Serikat (Mrida Initiative) kedua
pemerintah mengalokasikan dana yang cukup besar dari anggaran pertahanan
dan keamanan mereka untuk mensukseskan operasi ini.
Operasi yang bertujuan untuk menekan kartel dan menangkap hingga
habis seluruh anggota kartel khususnya di wilayah perbatasan kedua negara.
Komitmen bersama (penguatan hubungan bilateral) ini bertujuan untuk
menghentikan laju peredaran narkoba di kedua wilayah dan mengembalikan
kontrol terhadap keamanan nasional mereka yang terganggu atas aktivitas
gelap dari kartel khususnya di wilayah perbatasan. Berbagai strategi
diterapkan berupa serangan langsung kepada kartel, pengintaian serta
program-progam lain yang dianggap dapat mendukung usaha penghapusan
narkoba serta fenomena lain yang timbul karena adanya narkoba.
Penggunaan instrumen militer dalam operasi ini memang sudah
seharusnya dilakukan. Hal ini karena musuh yang dihadapi oleh kedua
pemerintah tersebut adalah sebuah komunitas yang bersenjata dan
beranggotakan lebih dari seribu personil. Gangguan yang disebabkan oleh
kelompok tersebut juga bersifat gangguan militer. Operasi-operasi yang

4
Lihat BAB III, hal. 78
93

dilakukan selama tahun 2006 hingga 2010 oleh pemerintah Meksiko dengan
bantuan Amerika Serikat dapat dilihat pada tabel berikut :
1abe| 6. Cperas| wor On uruqs Gabungan Meks|ko - Amer|ka Ser|kat
Jenis Operasi Tahun Lokasi
Penanggung Jawab
Operasi
Operation Michoacan
2006 -
sekarang
Michoacan
DEA, Secertaries of
Defence, Mexican Navy
Operation Imperial
Emperor
2007
Selatan
California
(AS) hingga
Sinaloa (Meks)
DEA, FBI, Federal
Police of Mexico,
Mexican Marine
Operation Baja
California
2007 Baja California
DEA, Secertaries of
Defence, Mexican
Navy, Public Security,
The Department of
Attorney General of
Mexico.
Operation Sinaloa
2008 -
sekarang
Sinaloa
DEA, Mexican Marine,
Federal Police
Joint Operation
Nuevo Lon
Tamaulipas
2008 -
sekarang
Nuevo Lon
Tamaulipas
DEA, Mexican Marine,
Federal Police
Operation Chihuahua
2008 -
sekarang
Chihuahua
DEA, Mexican Marine,
Federal Police
Operation Quintana
Roo
2009 -
sekarang
Quintana Roo DEA, Mexican Marine,
Federal Police
Operation Xcellerator
2009 -
sekarang
Sinaloa
DEA, Secertaries of
Defence, Mexican
Navy, Public Security,
The Department of
Attorney General of
Mexico.
Sumber : data dielaborasi sendiri dari berbagai sumber berita sepanjang 2006-2010.
5


Kekerasan yang dilakukan kartel dan gang yang beroperasi di Meksiko
sering menggunakan persenjataan yang mutakhir, misalnya saja penggunaan
senjata AK-47 ataupun peledakan granat. Segala serangan militer terhadap
masyarakat di sebuah negara, wajib ditangani secara militer juga oleh

5
Penjelasan terkait dapat lihat halaman pada BAB III hal. 83 - 84
94

Pemerintah. Inilah yang menjadi alasan mengapa Felipe Calderon
memerintahkan puluhan ribu tentara dan agen militer lain dalam operasi War
On Drugs ini.
Alasan lain pemindahan tanggung jawab dari kepolisian ke tentara
dalam War On Drugs ini karena pemerintah melihat bahwa pihak kepolisian
tidak lagi dapat dipercaya kapabilitas dan keloyalannya pada pemerintah. Hal
ini disebabkan oleh dua faktor yaitu :
1. Pembelotan petugas polisi karena tekanan kartel secara kekerasan
pada keluarga polisi, baik berupa ancaman pembunuhan ataupun
penculikan.
2. Penyuapan dalam jumlah besar yang melebihi gaji polisi. Sehingga
polisi tersebut seakan-akan merahasiakan keberadaan ataupun
informasi transaksi yang akan dilakukan kartel. (baik rute
perjalanan, waktu transaksi)
6


Pemerintah Meksiko sekarang jauh lebih percaya pada tentara dan agen
federalnya dalam operasi ini, melihat berbagai keberhasilan yang telah
dicapai selama rentang waktu 2006 hingga 2010. Kedua pemerintah
megklaim bahwa keberhasilan telah dicapai berdasarkan fakta banyaknya
narkoba yang berhasil disita serta banyaknya tertangkap ataupun terbunuhnya
anggota dan pemimpin kartel.
Selain itu, strategi pemerintah dalam pengintaian terhadap pejabat-
pejabat pemerintahan ataupun kepolisian melalui penggunaan CISEN (badan
intelijen) dianggap juga berhasil. Hal ini sesuai dengan data bahwa
banyaknya anggota kepolisian negara bagian yang telah dirumahkan karena
divonis telah membantu kartel. Hal serupa juga terjadi pada pejabat yang

6
Sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan Deputy Chief Of Mission Mexico Embassy
of Indonesia, Everardo Corona Aguilar, di Kedutaan besar Meksiko untuk Indonesia pada
tanggal 14 Februari 2011 pukul 13.30.
93

banyak dicabut hak kekebalan atas hukumnya karena terbukti mempunyai
hubungan dan memberikan perlindungan terhadap kartel berdasarkan bukti
yang diberikan CISEN. Dari data intelijen juga diketahui bahwa yang
menerima suap bukan hanya dari pihak pemerintah Meksiko tetapi juga agen
AS yang bertugas di perbatasan juga mengantongi uang suap. Hal inilah yang
menyebabkan ekspor narkoba melalui perbatasan tetap berlangsung.
Penguatan hubungan bilateral antara kedua negara yang telah lama
berkonflik tentang masalah perbatasan ini mulai tercapai sejak War On Drugs
diimplementasikan. Hubungan baik terjalin atas dasar untuk mencapai
keamanan bersama di kawasan Amerika. Kesamaan tujuan untuk
mengembalikan kontrol keamanan wilayah dari pengaruh kartel menjadi
komitmen bersama.
Bantuan Amerika Serikat dipergunakan oleh Meksiko untuk
memperkuat kekuatan militernya dan membangun ekonomi di wilayah
perbatasan. Walaupun jumlah yang diberikan tergolong kecil didukung data
bahwa pemerintah Meksiko tetap menganggarkan dana tambahan yang cukup
besar dalam operasi ini yaitu sekitar enam koma lima miliar dolar dari
anggaran pertahanannya
7
. Pemerintah Meksiko mengharapkan jumlah
bantuan yang lebih besar lagi dari Amerika Serikat karena inilah adalah
masalah bersama kedua negara diungkapkan oleh Everardo.
8


7
MSN. Mexican President : Were Not Losing Drug War. MSNBC. 26 Februari 2009.
http://www.msnbc.msn.com/id/29413556/ns/world_news-americas/ diakses pada 12 Maret
2011 pukul 20.00
8
Everardo Corona Aguilar. Op.cit
96

Pemerintah Meksiko dan Amerika Serikat juga menguatkan hubungan
di ranah hukum. Ini dapat dilihat dari beberapa pemimpin kartel yang di
tangkap di Meksiko kemudian di ekstradisi ke Amerika Serikat. Proses
pengadilan serta vonis dilakukan di wilayah hukum Amerika Serikat.
Membersihkan Meksiko dari kartel dianggap selain dapat menghentikan
proses produksi ganja, heroin dan methamphetamines dari negara ini, juga
dianggap menjadi langkah terbaik untuk menutup semua jalur masuk kokain
dari negara-negara Amerika Selatan khususnya Kolombia.

B. Dampak War On Drugs terhadap Keamanan Nasional Meksiko
Sejak diberlakukan pada tahun 2006, War On Drugs telah
memperlihatkan dampak yang signifikan terhadap keamanan nasional negara
Meksiko. Perang yang dilakukan di hampir setiap kota yang berada di
Meksiko menggambarkan adanya kondisi insecurity di negara tersebut hingga
tahun 2010. Hingga tahun 2010 berakhir diketahui bahwa jumlah korban
akibat perang ini berjumlah sekitar tiga puluh empat ribu jiwa, yang
mengalami peningkatan cukup signifikan setiap tahunnya.
9

Peningkatan jumlah korban yang bukan hanya berasal dari kartel
maupun pihak militer Meksiko melainkan juga dari warga sipil
mengindikasikan bahwa situasi di negara tersebut sangatlah tidak aman.
Ancaman baru yang diciptakan oleh pemerintah Meksiko sendiri sejak
mengimplementasikan kebijakan War On Drugs ini yaitu masuk dalam

9
LlhaL 8agan 3 pada 8A8 lll hal.68
97

kategori ancaman personal security. Tipe ancaman yang dimaksudkan adalah
ancaman terhadap masyarakat berkaitan dengan serangan dari pemerintahnya
sendiri berupa perang dan kekerasan, hal ini berlaku baik pada korban
langsung ataupun tidak langsung.
10

Poling masyarakat mulai menurun seiring dengan munculnya rasa tidak
mempercayai bahkan sudah mulai ada yang tidak mendukung pemerintah
untuk melanjutkan kebijakan ini. Hal ini karena terlihat adanya ancaman-
ancaman lain yang timbul sebagai efek dari serangan pemerintah pada kartel
itu sendiri. Dampak-dampak tersebut bersifat politik, ekonomi, dan sosial
yang akan dijelaskan lebih lanjut.
1) Serangan represif kepada kartel melemahkan dimensi politik
Meksiko
Pemerintah seringkali melakukan serangan langsung pada kartel
atau gang berdasarkan atas informasi yang telah dikumpulkan.
Serangan-serangan tersebut ditujukan langsung pada tempat
transaksi, markas, ataupun tempat-tempat lain yang dicurigai sebagai
wilayah yang di pusat bisnis kelompok tersebut. Hal ini
menimbulkan reaksi balik dari organisasi kejahatan tersebut.
Sudah menjadi ciri khas dari organisasi kejahatan, jika mendapat
tekanan ataupun serangan dari pihak lain baik itu dari kartel sendiri
maupun dari pemerintah, maka mereka akan melakukan serangan

10
LlhaL 8A8 ll hal. 28
98

ataupun tekanan balik. Serangan tersebut biasanya bertujuan untuk
dua hal:
1. Menggertak pihak lain (kartel/pemerintah) dengan melakukan
tindak kekerasan secara tersembunyi, misalnya penculikan
ataupun pembunuhan tiba-tiba.
2. Melakukan serangan langsung kepada pihak yang dianggap
mengganggu bisnis mereka. Serangan dapat berupa
penembakan/pembunuhan langsung di depan publik.
Hal tersebut dilakukan untuk memperlihatkan bahwa kartel
ataupun gang bukanlah aktor yang dapat ditekan begitu saja tanpa
perlawanan. Juga sebagai sarana untuk memperlihatkan sejauh mana
kekuatan kartel tersebut dalam melakukan serangan, sehingga pihak
kartel lain ataupun pemerintah merasa terancam untuk menyerang
kembali.
Perlakuan pemerintah yang menyerang dan menangkapi
pemimpin kartel, menimbulkan dua faktor yaitu dapat melemahkan
kartel ataupun juga malah dapat semakin membuat kartel tersebut
menjadi brutal. Kebanyakan kasus yang terjadi di Meksiko
menggambarkan bahwa penanggkapan bos kartel membawa dampak
serangan kartel yang lebih besar, dan mendorong kartel melakukan
aliansi melawan pemerintah.
Pertempuran bersenjata yang terjadi selama ini terlihat lebih
banyak memakan korban dari pihak pemerintah yaitu tentara dan
99

polisi ataupun agen lain. Kartel juga menekan pejabat pemerintah,
khususnya pihak-pihak yang dianggap melawan kartel. Kebanyakan
yang menjadi korban adalah politisi-politisi ataupun walikota negara
bagian.
Tekanan dan teror kartel tersebut memunculkan fenomena baru,
sejak tahun 2009 terlihat keengganan masyarakat untuk berprofesi
pada bidang politik dan keamanan. salah satu kasus yaitu adanya
penolakan dari berbagai pihak di kepolisian untuk menjadi pejabat
kepala polisi di wilayah Ciudad Juarez. Pembunuhan terhadap
walikotapun menunjukkan adanya bahaya yang mengancam jika
seseorang menjadi pejabat di wilayah sengketa pemerintah dengan
kartel.
Adapun pejabat yang masih bertahan masih perlu dipertanyakan
loyalitasnya pada pemerintah. Adanya anggapan bahwa lebih baik
mendukung kartel dengan menerima suap yang jumlahnya puluhan
ribu dolar dibandingkan merasakan tekanan kekerasan dari kartel
tersebut.
Kemudian dampak lain yang terjadi yaitu munculnya kartel La
Familia, yang sejak awal tahun 2010 menyatakan dirinya melakukan
perlawanan kepada pemerintah untuk memperjuangkan hak-hak
masyarakat Michoacan yang tertindas oleh pemerintah. Perjuangan
La Familia berdasarkan pada ideologi Kristiani dan pembelaan
100

terhadap tekanan pemerintah di wilayah tersebut yang terjadi sejak
tahun 2006 (pemberlakuan Operation Michoacan).
Hal ini mengindikasikan bahwa operasi yang telah dilakukan
selama empat tahun tersebut gagal melemahkan kartel La Familia di
wilayah tersebut. Walaupun telah berhasil menangkap pemimpin
kartel namun tidak lantas melemahkan mereka. Kartel ini mengklaim
diri mereka mendapat dukungan masyarakat Michoacan. Hal ini
mungkin saja, mengingat sebelum masuknya pemerintah,
masyarakat Michoacan lebih banyak mendapat bantuan dari kartel
tersebut.
Selain itu, timbulnya gejolak oposisi di kongres Meksiko yang
mempertanyakan tentang kelayakan melanjutkan War On Drugs
mengingat banyaknya korban dan kerugian. Hal ini merupakan
representasi dari berkembangnya opini masyarakat Meksiko tentang
ketidakpercayaan pada pemerintahan Calderon dalam mengatasi
masalah narkoba ini. Pihak oposisi menuntut untuk pencarian solusi
baru selain operasi militer.
Isu yang berkembang di kongres Meksiko sekarang ini adalah
adanya upaya pelegalan narkoba di wilayah Meksiko. Pelegalan
tersebut diangkat sebagai isu yang dapat menjadi solusi untuk
menurunkan tingkat penjualan narkoba di Meksiko. Namun isu
kebijakan juga masih dipertanyakan karena mengingat masyarakat
101

Meksiko sendiri bukanlah pengguna aktif narkoba, melainkan
merupakan pemasok narkoba.
Jika narkoba legal di Meksiko, maka para pemasok akan
memfokuskan perdagangannya pada ekspor ke Amerika Serikat. Hal
ini dilakukan karena perdagangan yang ilegal lebih mendatangkan
keuntungan. Sehingga jika undang-undang pelegalan narkoba ini di
setujui oleh kongres Meksiko, maka akan berdampak serius pada
pasar narkoba Amerika Serikat. Hal ini tentu ditentang oleh
pemerintah Amerika Serikat, sehingga pemerintah Amerika Serikat
terus mempengaruhi pemerintah Meksiko untuk tetap fokus pada
kebijakan sebelumnya, yaitu perang militer terhadap kartel.
Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa serangan terhadap kartel
pada kenyataannya menimbulkan ancaman yang mengkhawatirkan
bagi kelangsungan dimensi politik di negara Meksiko. Indikator ini
menggambarkan bahwa terdapat ancaman terhadap keamanan
nasional Meksiko akibat dari War On Drugs itu sendiri.

2) Serangan represif kepada kartel melemahkan dimensi ekonomi
Meksiko
Faktor utama yang menyebabkan mucul dan berkembangnya
kartel dan gang di Meksiko yaitu kurangnya lapangan pekerjaan di
wilayah perbatasan tersebut. Pasar narkoba di Amerika Serikat
102

menggugah para kelompok pengangguran untuk membentuk diri
dalam bisnis berkeuntungan sangat besar tersebut.
Di skala kecil para pengangguran tersebut juga bersedia untuk
menjadi anggota kartel baik sebagai pengedar ataupun sicarios
(pembunuh bayaran) atau special forces yang bersedia membela
kartel karena merasa bahwa kartel memberikan manfaat yang besar
dibandingkan dengan pemerintah. Jika penghasilan yang ditawarkan
oleh kartel sebagai anggota sekitar lima puluh dolar per harinya
maka sudah dapat dipastikan hampir semua pengangguran yang ada
di wilayah operasi kartel tersebut berminat menjadi anggotanya.
Ancaman ekonomi datang dari ketidakmampuan negara untuk
menyediakan sarana yang dapat mendukung pembangunan
masyarakat. Pemerintah Meksiko terlalu disibukkan dengan
usahanya untuk memerangi kartel hingga terkesan melupakan
pembangunan ekonomi. Padahal kemungkinan pemerintah Meksiko
mencoba untuk membangun wilayah perbatasan tersebut,
menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup, menjamin ketahanan
pangan dan peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat
kemungkinan untuk mereduksi jumlah masyarakat yang bergabung
pada kartel akan mengecil.
Namun pemerintah tidak melihat sektor tersebut. Dana
pertahanan yang dikucurkan setiap tahunnya untuk operasi War On
Drugs yaitu sekitar enam ratus lima puluh juta dolar hanya
103

digunakan untuk pembiayaan perang dan peningkatan instrumen
militer dan peningkatan jaminan untuk polisi dan tentara. Yang
terjadi kemudian adalah selama kurun waktu 2006 hingga 2010,
wilayah yang diklaim oleh pemerintah ingin kembali diamankan,
ternyata semakin tidak aman dari sisi ekonominya.
Masyarakat di sana semakin susah, karena infrastruktur banyak
yang rusak akibat dari ledakan dan pertempuran senjata yang terjadi.
Ketahanan pangan dan pelayanan kesehatan tidak lagi menjadi
prioritas, korban perang yang luka pun sepertinya tidak mendapat
pelayanan yang sesuai dengan standar negara yang aman.
War On Drugs sangat berdampak pada aktivitas perekonomian
Meksiko. Salah satu kota yang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan
Industri di Meksiko yaitu Monterey, menjadi salah satu kota yang
paling banyak menderita kerugian karena seringnya terjadi
pertempuran bersenjata di kota tersebut. Monterey tidak lagi
memiliki reputasi sebagai kota yang aman, banyak dari warganya
yang mengungsi yang berdampak pada menurunnya aktivitas
ekonomi yang biasanya terjadi di kota tersebut.
Hal ini berdampak pula pada sektor pariwisata yang menekan
pemasukan ekonomi Meksiko. Pemerintah Amerika Serikat sendiri
pernah mengeluarkan travel warning atas ketidakamanan di
Meksiko. Padahal kota seperti Acapulco merupakan objek wisata
104

yang paling banyak memasukkan pendapatan negara dari sektor
pariwisata.
Perang ini juga berdampak pada perdagangan ekspor-impor
komoditas legal Meksiko. Meksiko yang menjadi anggota NAFTA
(North American Free Trade Area) oleh kartel digunakan untuk
memudahkan usahanya dalam ekspor narkoba.
11
Oleh karena adanya
fenomena narkoba yang diselipkan dalam komoditas legal dari
ekspor Meksiko, maka setiap truk ataupun pesawat yang masuk ke
Amerika Serikat ataupun ke wilayah lain akan mengalami
pemeriksaan yang sangat ketat dan detail. Hal ini tentu saja
merugikan bagi para pedagang.
Selain itu, pemerintah juga menderita kerugian akan
meningkatnya kegiatan suap dan money loundering di kalangan
kartel - pejabat pemerintah. Banyaknya keuntungan kartel atau
pemasukan gelap pejabat pemerintah yang tidak dilaporkan
menjadi indikasi kerugian pemerintah karena pajaknya tidak dapat
ditarik.
Fakta-fakta di atas mengindikasikan bahwa masalah
pembangunan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari fenomena
peredaran dan penyelundupan narkoba ini. Pemerintah tidak akan
dapat mengamankan kembali wilayahnya jika belum mampu

11
8aca 8A8 lll hal. 76
103

mengembalikan kepercayaan masyarakat di wilayah yang
termarjinalkan, yaitu dengan membangun wilayah tersebut.

3) Serangan represif kepada kartel melemahkan dimensi sosial
Meksiko
Jika ditarik hubungan antara ancaman keamanan politik dan
ancaman keamanan ekonomi maka akan terlihat bahwa ancaman
yang dihadapi oleh masyarakat Meksiko sekarang ini berujung pada
keamanan sosial masyarakat. Karena berbagai indikator
mempelihatkan bahwa yang menjadi korban, baik secara fisik
maupun psikis dari perang antar kartel dan pemerintah ini adalah
masyarakat sipil yang berada di sekitar wilayah perang. Adanya
ancaman kekerasan baik dari kartel maupun dari pemerintah sangat
mengindikasikan bahwa kondisi Meksiko tidak aman bagi
masyarakatnya sendiri juga bagi para pendatang.
Walaupun Presiden Calderon tetap optimis bahwa satu-satunya
solusi untuk menghentikan kartel adalah dengan memerangi mereka
secara militer, namun kebijakan ini sudah tidak popular lagi di
masyarakat. Kondisi sekarang menggambarkan bahwa masyarakat
tidak ingin lagi melakukan perang, karena timbulnya rasa pesimis
bahwa kartel tidak mudah dikalahkan. Kartel dan pemerintah
memiliki kekuatan yang berbeda, dan kartel akan selalu menemukan
modus-modus baru untuk tetap bertahan.
106

Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa ancaman keamanan tidak
hanya datang dari aktivitas peredaran narkoba di Meksiko tetapi juga
muncul ancaman lain sebagai akibat dari perang yang dilakukan
antara pemerintah dan kartel narkoba. Pemerintah seharusnya
mencoba melihat kembali apakah keputusan untuk melanjutkan
kebijakan War On Drugs sudah tepat mengingat besarnya
pengorbanan yang telah diberikan pemerintah yang berbanding
terbalik dengan keberhasilan yang belum terlalu signifikan terlihat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Narkoba dianggap menjadi ancaman terhadap keamanan nasional
Amerika Serikat, baik karena efeknya yang menyebabkan kecanduan serta
efeknya pada kegiatan kriminal di bawah pengaruh narkoba. Oleh karena itu,
Amerika Serikat menetapkan kebijakan War On Drugs dan mengajak negara-
negara di Amerika Tengah dan Amerika Selatan untuk ikut mensukseskan
kebijakan tersebut, salah satunya adalah Meksiko.
War On Drugs diadopsi oleh Pemerintah Meksiko lebih untuk
memerangi kartel yang menjadi aktor utama dalam perdagangan narkoba di
negara tersebut. Kebijakan ini diadopsi oleh Pemerintah Mesiko sejak tahun
2006. Pemerintah Meksiko kemudian mendapat bantuan untuk operasi War
On Drugs dari Amerika Serikat melalui kesepakatan Mrida Initiative pada
tahun 2008 hingga tahun 2010.
Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan beberapa hal :
1. War On Drugs yang dilakukan di Meksiko berbentuk perang
militer karena musuh yang dihadapi oleh pemerintah Meksiko
adalah aktor yang beranggotakan ribuan orang, bersenjata, dan
sering melakukan kekerasan serta teror terhadap masyarakat.
Kekerasan, teror, dan penyuapan oleh kartel juga melemahkan
institusi kepolisian negara-negara bagian di Meksiko, sehingga
pemerintah melimpahkan tanggung jawab operasi ini pada agen

militer dan intelijen federal. Hal ini merupakan indikasi ancaman


terhadap keamanan nasional Meksiko. Pemerintah melakukan
tindakan represif untuk merebut kembali kontrol terhadap wilayah-
wilayah yang rawan akan kekerasan dan teror di Meksiko.
Beberapa operasi dilakukan di sepanjang perbatasan Amerika
Serikat dan Meksiko. Dalam operasi tersebut tidak jarang agen dari
Amerika juga ikut berperan aktif membantu agen Meksiko.
Beberapa pemimpin kartel yang ditangkap juga diekstradisi dan
divonis di Amerika Serikat. Selain itu, dilakukan program lain
(non-enforcement) seperti pelatihan agen dan program fumigasi
tanaman narkoba.
2. Selama War On Drugs diberlakukan, terjadi dampak lain yaitu
adanya ancaman yang bersifat personal security. Salah satunya
adalah ancaman kekerasan terhadap masyarakat dari pemerintahnya
sendiri berdasarkan fakta bahwa hingga tahun 2010 korban jiwa
mencapai tiga puluh empat ribu jiwa. Perang ini juga membuat
kelemahan politik dimana muncul indikasi perlawanan ideologis di
Michoacana, kemudian timbulnya ketakutan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam politik ataupun menjabat sebagai polisi, serta
turunnya poling dukungan terhadap Presiden Calderon untuk
meneruskan kebijakan ini.
Faktor pendorong utama dari munculnya kartel adalah
ketimpangan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat. Mereka

menganggap pemerintah tidak mampu menyediakan lapangan


pekerjaan untuk masyarakat sehingga menempuh jalur ilegal untuk
mencukupi kebutuhannya sendiri. Dengan adanya perang maka
tingkat pengangguran semakin tinggi, dan orang-orang tersebut
malah berbalik dan mendukung, dan direkrut oleh kartel untuk
melawan pemerintah. Dana pertahanan dan keamanan Pemerintah
Meksiko sangat besar, sehingga melupakan pembangunan di
wilayah-wilayah termarjinalkan, kemudian perang juga
menyebabkan hancurnya pusat industri dan wisata di Negara
tersebut. Hal-hal inilah yang mengindikasikan bahwa muncul
ancaman lain dari sekedar teror kartel.
Anggapan masyarakat bahwa sejak diberlakukannya War On Drugs,
pemerintah lebih kehilangan kontrol terhadap negaranya sendiri. Masyarakat
menganggap bahwa pemerintah akan sulit mengalahkan kartel, karena kartel
dan pemerintah bukanlah lawan yang sepadan. Negara Meksiko jatuh pada
tingkatan insecurity state, hal ini seharusnya membuat pemerintah berpikir
kembali untuk melanjutkan kebijakan ini atau mencari solusi lain untuk
menangani kartel.

B. Saran-Saran
1. Pemerintah Meksiko lebih meningkatkan pembangunan sektor
ekonomi di wilayah perbatasan, baik menjamin ketahanan pangan
dan fasilitas kesehatan, serta membuka lapangan pekerjaan yang

lebih luas di wilayah tersebut. Selain itu, jika melakukan fumigasi,


maka pemerintah wajib memberikan solusi tanaman lain yang dapat
ditanam dan berpotensi untuk di jual baik domestik maupun
internasional.
2. Meneruskan program penyelidikan dan penangkapan pada kalangan
pejabat pemerintah dan polisi yang terlibat dukungan terhadap
kartel. Mengusut tuntas rekening yang diindikasikan milik kartel
kemudian membekukannya. Hal ini dapat melemahkan kartel dari
sektor pembiayaan.
3. Melakukan penjagaan dan pemeriksaan yang ketat terhadap barang
yang masuk ke Meksiko (perbatasan Meksiko-Kolombia) ataupun
yang keluar masuk Amerika (perbatasan Amerika Meksiko).
Tetap melakukan penyitaan barang ilegal baik narkoba ataupun
senjata.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:
Aas, Katja Franko. Globalization & Crime. 2007. London : Sage Publication.
Booth, Ken. Theory of World Security. 2007. NY: Cambridge University Press.
Brown, Vanda Felbab. Shooting Up:Counterinsurgency and The War On Drugs.
2010. Washington D.C: Brookings Institution Press.
Buzan, Barry New Patterns of Global Security in the Twenty-First Century. Vol.
67. No. 3. 1991. International Affairs.
_____. People, States, and Fear : An Agenda for International Security Studies in
The Post-Cold War Era. 1991. Hempstead: Harvester Wheatsheaf.
_____. People, State and Fear : An Agenda for International Security Studies in
The Post-Cold War Era. 2
nd
edition. 2008. Hertfordshire: Harvester
Wheatsheaf.
Callaway, Rhonda L. dan Matthews, Elizabeth G. Strategic US Foreign
Assistance The Battle Between Human Rights and National Security. 2008.
Burlington: Ashgate Publishing Company.
Carpenter, Ted Gallen Bad Neighbor Policy. 2003. NY: Palgrave Macmillan.
Chabat, Jorge. La Respuesta Del Gobierno De Calderon Al Desafio Del
Narcotrafico. 2010. Mexico : Centro de investigacion Economicas.
Chepesiuk, Ron The War on Drugs : An International Encyclopedia. 1999.
California : ABC-Clio, Inc.
Crandall, Russel Driven by Drugs: US Policy Toward Colombia. Second Edition.
2008. USA: Lynne Rienner Publisher.
Echevarria II, Antulio J. Clausewitz and Contemporary War. 2007. New York :
Oxford University Press.
Erb, Richard D. United State Relations With Mexico. 1991.Washington :
American Enterprise Institute for Public Policy Research.
Guiterrez, Eduardo Guerrero. Security, Drugs and Violence in Mexico : A Survey.
2010. Mexico City: Foro De Amrica Del Norte.
Gros, Albert C. Americas Longest War Rethinking Ourtragic Crusade Againts
Drugs. 1999. NY: ISBN 0-7592-1347-X
Hermawan, Yulius P. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional : Aktor,
Isu, dan Metodologi. 2007. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Holsti, K.J. Politik Internasional; Kerangka Untuk Analisis Edisi Keempat, Jilid
2. 1980. Jakarta: Erlangga
Kritin M Finklea Organized Crime In The United State: Trends And Issue for
Congress. 2010. Congressional Research Service.
Kusumohamidjojo, Budiono. Hubungan Internasional. 1987. Jakarta: Bina Cipta.
Musto, David F. The American Disease: Origins of Narcotic Control, Expanded
Edition. 1987. New York: Oxford University Press.
Payan, Tony. The Three Us-Mexico Borders Wars. 2006. London: Praeger
Security International.
Plano, Jack C. dan Olton, Roy. Kamus Hubungan Internasional, 1990. Jakarta:
CV. Abardin,
UNODC. World Drug reports 2007. New York : United Nation Publication. 2008.
UNODC. World Drug Report 2010. 2011. New York : United Nation Publication.

Jurnal dan dokumen
Bibes, Patricia. Transnational Organized Crime and Terrorism. Dalam Journal
of Contemporary Criminal Justice, Vol. 17 No. 3, Agustus 2001. American
University.
Bonner, Robert C. The New Cocaine Cowboys: How to Defeat Mexicos Drug
Cartel. Dalam Majalah Foreign Affairs edisi Juli/Agustus. 2010. United
State : Foreign Affairs.
Cook, Colleen W. Merida Initiative: Proposed U.S. Anticrime and Counterdrug
Assistance for Mexico and Central America. 2008. http://fpc.state.gov/
documents/organization/103694.pdf
____. Mexicos Drug Cartel. 2008. US: CRS Reports for Congres.
____. Rush, Rebecca G. dan Seelke, Clare Ribando. Merida Initiative: Proposed
U.S. Anticrime and Counterdrug Assistance for Mexico and Central
America. 2009. US: CRS Report for Congress.
EURPOL. OCTA2006, http://www.europol.europa.eu/publications/European_
Organised_Crime_Threat_Assessment_(OCTA)/OCTA2006.pdf diakses
pada tanggal 1 Feb`ruari 2011 pukul 16.08
Fu. Lo-Shu, A Documentary Chronicle of Sino-Western Relations. 1966.
Volume.1.
Intelijen. CISEN Meksiko : Musuh Kartel Narkoba. Dimuat oleh majalah Intelijen
edisi no.10/VII/2010 26 Agustus-8 September 2010.
Kompas. Bos Kartel La Familia Tewas di Tangan Polisi. Dimuat oleh Koran
Kompas edisi Kamis, 16 Desember 2010.
Miller, Benjamin. The Concept of Security: Should Be Redefined. Dalam The
Journal of Strategic Studies, Vol. 24, No. 2. 2001.
Perwita, Anak Agung Banyu. Security Sector Reform In Indonesia: The Case Of
Indonesias Defence White Paper 2003. Dalam Journal Of Security Sector
Reform Management Vol.2, No.4, http://www.hn.psu.edu/faculty
/jmanis/poldocs/uspressu/Suaddress HTruman. pdf diakses pada tanggal 2
Februari 2011 pukul 19.00
Rollins, Jhon dan Wyler, Liana Sun. International Terrorism and Transnational
Crimes : Security Threats, U.S. Policy and Consideration For Congres.
2010. US : Congressional Research Service.
Sarkees, Meredith Reid. The COW Typology of War: Defining and Categorizing
Wars (Version 4 of the Data). 2010. http://www.correlatesofwar.org/
COW2%20Data/WarData_NEW/COW%20Website%20%
20Typology%20of%20war.pdf diakses tanggal 25 Februari 2011 pukul
18.35.
Seelke, Clare Ribando. Mrida Initiative for Mexico and Central America:
Funding and Policy Issues. 2009.US: CRS Report for Congress.
Seravino, Nina M. Colombia: Summary and Tables on U.S. Assistance, FY1989-
FY2004. 2003. US: CRS Report For Congress.
Stone, Marianne. Security According to Buzan: A Comprehensive Security
Analysis. Columbia University, 2009. NY : School of International and
Public Affairs.
UNDP, Human Development Report 1994. http://hdr.ndp.org/en/media
/hdr_1994_en_chap2.pdf diakses pada tanggal 2 Februari 2011 pukul 20.00
United Nations General Assembly. Forty-Ninth Session. Agenda Item 96. Crime
Prevention And Criminal Justice. Report of the World Ministerial
Conference on Organized Transnational Crime, di Naples, Italy, tanggal 21
- 23 November 1994, pursuant to General Assembly Resolution 48/103 of
20 December 1993. Annex. IMOLIN. New York: United Nations; 1994.
http://www.undemocracy.com/A-RES-49-159.pdf diakses pada tanggal 1
Februari 2011 pukul 15.10
UNCJIN. Understanding Transnational Crime and Criminality,
http://www.uncjin.org/Documents/10thcongress/10cStatements/edwards.pdf
diakses pada tanggal 1 Februari 2011 pukul 15.05
UNODC, Effective Measures To Combat Transnational Organized Crime. Dalam
The Eleventh United Nations Congress on Crime Prevention and Criminal
Justice, 18-25 April 2005, Bangkok, Thailand. http://www.unis.
unvienna.org/pdf/05-82099_ E_2_pr_SFS.pdf diakses pada tanggal 1
Februari 2011 pukul 16.15
UNODC. The Thread Of Transnational Organized Crime,
http://www.unodc.org/documents/data-and-analysis/tocta/1.The-threat-trans
national-organized-crime.pdf diakses pada tanggal 1 Februari 2011 pukul
16.00
UNODC. United Nations Convention Againts Transnational Organized Crime
and The Protocols Thereto. http://www.unodc.org/documents/
treaties/UNTOC/Publications/TOC%20Convention/TOCebook-e.pdf
diakses pada tanggal 1 Februari 2011 pukul 15.07

Web:
Astorga, Luis. Drug Traffiacking in Mexico: A First General Assessment.
Discussion Paper No.36. 2003. http://www.unesco.org/most/astorga.htm
diakses pada tanggal 21 Februari 2011 pukul 20.00
Barillas, Martin Twenty Death So Far In Mexico Drug War For 2009. Spero
News. 8 Januari 2009. http://www.speroforum.com/a/17584/Twenty-dead-
so-far-in-Mexico-drug-war-for-2009 diakses pada tanggal 10 Maret 2011
pukul 14.58
BBC. Crime Campaigner Killed In Mexico. BBC News. 9 Juli 2009.
http://news.bbc.co.uk/1/hi/ world/americas/8141997.stm. Diakses pada
tanggal 11 Maret 2011 pukul 09.04
____. Q&A : Mexicos Drug Related Violence. 1 Februari 2011.
http://www.bbc.co.uk/ news/world-latin-america-10681249 diakses pada
tanggal 10 Maret 2011 pukul 15.15
Borderland Beat Report. El Barbie and Cartel Pacific Del Sur In Dispute.
2010. http://www.borderlandbeat.com/2010/04/el-barbie-and-cartel-pacifi
co-del-sur.html diakses pada tanggal 1 Maret 2011 pukul 10.30
Cae, Nubia Maya. Operador Del Crtel Del Golfo En Monterrey. El Universal.
Viernes, Mei 2009. http://www.eluniversal.com.mx/primera/33019.html
diakses pada tanggal 12 Maret 2011 pukul 09.10
CIA. The World Fact Book : Mexico. 2010. https://www.cia.gov/
library/publications/the-world-factbook/geos/mx.html diakses pada tanggal
2 Maret 2011.
Cook, Jessica. What is Drug Trafficking. 2009. Dapat diakses pada
http://www.ehow.com/ facts_5549701_drug-trafficking.html
Doyle, Kate. Operation Intercept : The Perils of Uniteralism. 2003.
http://www.gwu.edu/ ~nsarchiv/NSAEBB/NSAEBB86/ diakses pada
tanggal 24 Februari 2011 pukul 21.00
Drug Enforcement Administration. DEA History 1970-1975. 2011. Hal. 4.
http://www.justice. gov/dea/pubs/history/1970-1975.pdf diakses pada
tanggal 24 Februari 2011 pukul 21.15
____. DEA Mission Statement. 2011. Dapat diakses di
http://www.justice.gov/dea/agency/mission.htm diakses pada tanggal 24
Februari 2011 pukul 20.17
Ellingwood, Ken Govenor of Chihuahua Attacked. 24 February 2009
http://justiceinmexico.org/2009/02/24/govenor-of-chihuahua-attacked/
diakses pada tanggal 12 Maret 2011 pukul 09.15
El Manana. Asesinan a Reportero en Michoacn. 09 Desember 2007.
http://www.elmanana. com.mx/notas.asp?id=30446 diakses pada 11 Maret
2011 pukul 08.35
El Paso Times, Narco Tunnel Under Rio Grande To Be Filled In. 2010.
http://www.elpaso times.com/juarez/ci_15481085 diakses pada tanggal 2
Maret 2011.
Erickson, Scoot. Mexicos Drug War and America. 2010. Diakses pada
http://www.americanthinker.com/2010/03/mexicos_drug_war_and_america.
html
Erowid. The Harrison Narcotics Act (1914) Public Law No. 223, 63rd Cong.
2009.http://www.erowid.org/psychoactives/law/law_fed_harrison_narcotics
_act.shtml diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul 18.30
Gonzlez, Mara de la Luz. Detienen al hijo de El Mayo Zambada.El Universal.
19 Maret 2009. http://www.eluniversal.com.mx/notas/584798.html diakses
pada tanggal 12 Maret 2011 pukul 09.04
Guerra Contra El Narco. Detienen En Reynosa A Ivn Trevio Cardoza 'El Trevi';
Presunto Integrante De Los Zetas. 24 de febrero de 2010.
http://guerracontraelnarco.blogspot.com/2010/02/detienen-en-reynosa-ivan-
trevino.html. diakses pada tanggal 13 Maret 2011 pukul 09.12
Hoy, La Chronica De. Siete Grandes Crteles De La Droga Operan En Mxico.
2005. http://www.cronica.com.mx/nota.php?id_nota=218320 diakses pada
tanggal 1 Maret 2011 pukul 10.15
Jhonson, David T. The Merida Initiative. 2009. Diakses pada
http://www.state.gov/p/inl/ rls/rm/120225.htm
Kennedy, Duncan Mexican Police Commander Killed. BBC News. 26 Juni 2008.
http://news. bbc.co.uk/1/hi/world/americas/7476682.stm diakses pada 11
Maret 2011 pukul 08.52
Law, Mark T. History of Food and Drug Regulation in the United States. 2010
http://eh.net/ encyclopedia/article/Law.Food.and.Drug.Regulation diakses
tanggal 21 Februari 2011 pukul 19.12
Merlos, Andrea dan Gonzlez, Mara de la Luz. Pone Gobierno Federal en
Marcha Operativo Tijuana. El Universal. 02 Maret 2007.
http://www.eluniversal.com.mx/notas/397765.html diakses pada tanggal 12
Maret 2011 pukul 08.10
National Archives. Gov. Records of the Drugs Enforcement Administration. 2010
http://www.archives.gov/research/guide-fed-records/groups/170.html#170.3
diakses pada 24 Februari 2011 pukul 19.00
National Commission on Marijuana and Drug Abuse. History of Marijuana
Legislation: The Uniform Narcotic Drug Act. 2010. http://www.druglibrary.
org/schaffer/library/studies/nc/ nc2_3.htm diakses pada tanggal 24 Februari
2011 pukul 18.35
NPR. Timeline: America's War on Drugs, April 2, 2007. Dapat diakses pada
http://www.npr.org /templates/story/story.php?storyId=9252490
Pace, Julie. Obama, Calderon Pledge Co-Operation In Drug Wars. The
Associated Press. http://www.metronews.ca/toronto/world/article/791722--
obama-calderon-pledge-co-operation-in-drug-wars--page1 diakses pada 12
Maret 2011 pukul 09.21
PBS. Org. Thirty Years of Americas Drug War: A Chronology. 2010.
http://www.pbs.org /wgbh/pages/frontline/shows/drugs/cron/ diakses pada
tanggal 25 Februari 2011 pukul 18.00.
Reuters AlertNet. Top Tijuana Policeman Killed in Mexican Drug War.
Alertnet.org. 14 Mei 2007. http://www.alertnet.org/thenews/newsdesk/
N14331495.htm. diakses pada 11 Maret 2011 pukul 08.32
Schaffer Library. 1956 and the Daniel Act. 2010. http://www.druglibrary.org/
olsen/dpf/white bread08.html diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul
20.05
Socialis Isues. Drug Trafficking. 2010. Diakses pada http://socialissues.
wiseto.com/Topics/DrugTrafficking/
Stevenson, Mark. US Anti-Kidnapping Expert Kidnapped In Mexico. Yahoo!.
http://news.yahoo.com/s/ap/20081215/ap_on_re_la_am_ca/lt_mexico_ameri
can_kidnapped diakses pada 11 Maret 2011 pukul 08.37
Willoughby, W.W. Opium as International Problem. Baltimore: Jhon Hopkins
Press. 1925. http://www.druglibrary.org/schaffer/history/e1920/willoughby.
htm diakses pada tanggal 24 Februari 2011 pukul 18.33

Anda mungkin juga menyukai