Anda di halaman 1dari 3

01 July 2007 Soal Bandeng, Indramayu Jagonya!

Saban hari, sekitar 40 ton ikan bandeng segar asal Indramayu masuki pasar pelelangan Muara Baru, Jakarta. Angka tersebut tidak termasuk bandeng asal Surabaya dan Lampung. Menurut seorang penjual bandeng asal Indramayu, berapa pun bandeng Indramayu masuk ke Jakarta, dipastikan habis terjual. Karena bandeng Indramayu kualitasnya diakui terbaik dan paling diminati konsumen. Ini menggambarkan besarnya potensi pasar ikan yang terkenal

memiliki banyak duri tersebut. Fakta ini dibenarkan oleh Achmad Poernomo, Direktur Pengolahan Hasil, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, DKP. ?Permintaan bandeng segar di Jakarta memang sangat tinggi. terutama untuk memenuhi kebutuhan hotel, restoran dan catering,? ungkap Poernomo. Meski demikian, Poernomo tidak punya angka pasti berapa permintaan bandeng untuk wilayah Jakarta sesungguhnya. Sebagai gambaran, adalah apa yang dipaparkan H Sardi, pengepul bandeng asal Kecamatan Pasekan-Indramayu. ?Tiap hari saya kirim 4,2 ton bandeng ke Muara Baru, Jakarta. Dan itu selalu habis oleh para tengkulak,? ungkap Sardi. Menurutnya, Jakarta pasar utama bagi bandeng-bandeng hasil budidaya di Indramayu. ?Selain Jakarta kita juga kirim ke Bandung, tetapi jumlahnya kecil,? tambah Sardi yang juga pembudidaya bandeng dengan 32 ha tambak. Dinamika Harga dan Margin Bandeng diperdagangkan berdasarkan ukurannya, makin besar ukuran bandeng makin tinggi harganya. Pasaran terbanyak adalah ukuran 3-4 ekor/kg. Selain itu, Sardi menjelaskan, harga ikan jenis ini bisa diprediksi dinamikanya, bulan-bulan tertentu harganya akan tinggi dan di bulan lain akan turun bahkan anjlok. Ia menyebut September hingga Oktober sebagai bulan bagus untuk harga perdagangan bandeng. Pasalnya, sebagai akibat dari puncak musim kemarau di bulan-bulan sebelumnya ?yang banyak tambak kekurangan air? sehingga pasokan terbatas. ?Pada bulan itu, bandeng ukuran 5 ekor/kg bisa laku dijual Rp 10.000/kg, ukuran 4 ekor/kg Rp 10.500/kg, ukuran 3 ekor/kg Rp 11.000. Sedangkan untuk ukuran 2 ekor/kg laku dijual Rp 14.000/kg,? sambungnya. Ia juga menyebut momen khusus saat harga bandeng tinggi, yaitu saat tahun baru imlek. Di tahun baru China itu, biasa warga keturunan Tionghoa berburu bandeng sebagai tradisi. ?Tapi lakunya yang ukuran luar biasa besar 1kg/ekor atau lebih,? sebut Sardi.

Sementara harga terendah biasa terjadi pada bulan Kabit (Dzulqa?dah-red). Meski tidak dapat menjelaskan secara spesifik alasannya, Sardi menggambarkan di bulan tersebut biasa panen masal ikan bandeng. Ditambah lagi, berbarengan membanjirnya ikan tangkapan dari laut sehingga makin menjatuhkan harga ikan. Pada bulan ini harga bisa turun sampai Rp 1.000 ? Rp 2.000 per kg. Penjelasan Sardi, 2 ha tambaknya ditanami 10.000 ekor nener (benih bandeng), dalam waktu 6-7 bulan dapat menghasilkan keuntungan di atas Rp 11 juta. Tapi, lanjut pria yang sudah 20 tahun menjadi pembudidaya bandeng ini menjelaskan, untuk itu para pembudidaya harus melakukan teknik budidaya secara intensif. ?Saya pelihara bandeng 10.000 ekor bisa habis pakan 150 karung (30 kg/karung). Hasilnya bisa 3 ton bandeng ukuran 3 ekor/kg,? katanya. Jika harga bandeng ukuran 3 ekor/kg Rp 11.000, maka pembudidaya dapat mengeruk keuntungan bersih hingga Rp 11 juta (baca: analisis usaha). Pemberian pakan sangat menentukan hasil panen bandeng. ?Pembudidaya yang belum berani, paling habis pakan 100 karung. Hasilnya lebih sedikit. Hanya 2 ton, ukuran 4 ekor/kg,? kata Sardi. Masyarakat Indramayu secara tradisional turun temurun membudidayakan bandeng. Tapi, budidaya bandeng dulu tanpa ada perlakukan khusus, tanpa pemberian pakan, tanpa manajemen pergantian air dan tanpa pemberian obatobatan. Budidaya bandeng secara intensif menggunakan pakan pelet di daerah tersebut baru dimulai di era 90-an. Keterangan tersebut disampaikan Tejosukmono, Technical Service & Sales Aquafeed Operation PT Suri Tani Pemuka. ?Haji Sardi, pelanggan kami, merupakan pembudidaya perintis intensifikasi,? kata Tejo. Pihaknya melihat potensi yang besar dan menggarap wilayah tersebut sebagai market. Tak dipungkiri, perusahaan ini pelaku utama produsen pakan bandeng di daerah itu. Kuncinya di Kualitas Air Intensifikasi budidaya menuntut manajemen tidak seadanya. Soal ini, Sardi menyebut kata kunci kualitas air. Pengelolaan air menentukan hasil budidaya. ?Apabila pergantian air tambak rutin dilakukan, bandeng pasti akan tumbuh optimal,? Sardi menegaskan. Lanjut pria yang mempekerjakan 20 karyawan ini, tanda air tambak agak keruh dan bandeng tidak mau makan menunjukkan air harus diganti. ?Bila perlu, tambahkan vitamin sebagai perangsang nafsu makan. Setelah itu bandeng pasti kembali normal,? urainya. Ia menambahkan, pergantian air sebaiknya dilakukan 1-2 minggu sekali. Adanya hewan liar juga dapat menyebabkan air menjadi

tidak nyaman bagi bandeng. Salahsatu diantaranya udang rebon. Organisma ini menyebabkan ikan dalam kolam tidak nyaman dan akhirnya ikan tidak mau makan,? Dan Sardi menggunakan sejenis desinfektan tertentu untuk membasminya. Saat ditanya penyakit, Sardi yang membina sejumlah plasma ini menyatakan, soal itu sebagai kelebihan lain dari budidaya ikan bandeng. Pasalnya, belum ada penyakit yang dapat berdampak pada kerugian secara besar-besaran. ?Sampai saat ini, saya belum dengar ada penyakit bandeng yang menyebabkan kematian masal,? kata Sardi. Pernyataan senada dikemukakan Sukamto, pembudidaya bandeng asal Juwana, Jawa Tengah. ?Selama 20 tahun menggeluti budidaya bandeng, saya tidak pernah menemui penyakit yang merugikan usaha saya,? demikian ujarnya kepada TROBOS. Artinya, risiko penyakit yang dihadapi relatif kecil. Selengkapnya baca Majalah TROBOS edisi Juli 2007

Anda mungkin juga menyukai