Anda di halaman 1dari 9

IMUNISASI BCG SEBAGAI PERLAWANAN TUBERKULOSIS A.

Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil dari sel darah merah. Tempat masuk kuman ini adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi TB terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi. 1. Epidemiologi Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi. Tahun 2009, 1,7 juta orang meninggal karena TB (600.000 diantaranya perempuan) sementara ada 9,4 juta kasus baru TB (3,3 juta diantaranya perempuan). Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TB dimana sebagian besar penderita TB adalah usia produktif (15-55 tahun). Dunia telah menempatkan TB sebagai salah satu indikator keberhasilan pencapaian MDGs. Secara umum ada 4 indikator yang diukur, yaitu Prevalensi, Mortalitas, Penemuan kasus dan Keberhasilan pengobatan. Dari ke-4 indikator tersebut 3 indikator sudah dicapai oleh Indonesia, angka kematian yang harus turun separuhnya pada tahun 2015 dibandingkan dengan data dasar (baseline data) tahun 1990, dari 92/100.000 penduduk menjadi 46/100.000 penduduk. Indonesia telah mencapai angka 39/100.000 penduduk pada tahun 2009. Angka Penemuan kasus (case detection rate) kasus TB BTA positif mencapai lebih 70%. Indonesia telah mencapai angka 73,1% pada tahun 2009 dan mencapai 77,3% pada tahun 2010. Angka ini akan terus ditingkatkan agar mencapai 90% pada tahun 2015 sesuai target

RJPMN. Angka keberhasilan pengobatan (success rate) telah mencapai lebih dari 85%, yaitu 91% pada tahun 2009. Berdasarkan laporan WHO dalam Global Report 2009, pada tahun 2008 Indonesia berada pada peringkat 5 dunia penderita TB terbanyak setelah India, China, Afrika Selatan dan Nigeria. Peringkat ini turun dibandingkan tahun 2007 yang menempatkan Indonesia pada posisi ke-3 kasus TB terbanyak setelah India dan China. 2. Gejala Gejala TB paru adalah batuk produktif yang berkepanjangan, nyeri dada, dan hemoptisis. Gejala sistemik termasuk demam, menggigil, keringat malam, kelemahan, hilangnya nafsu makan, dan penurunan berat badan. Seorang yang dicurigai TB harus dianjurkan untuk pemeriksaan fisik, tes tuberkulin Mantoux, foto toraks, dan pemeriksaan bakteriologi atau histologi. B. Imunisasi BCG Tujuan imunisasi adalah untuk melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu (intermediate goal) sehingga dapat menurunkan prevalensi penyakit (mengubah epidemiologi penyakit). Vaksin bisa didapatkan dari mikroorganisme yang dimatikan atau dilemahkan (seluruh komponen, subunit, atau rekombinan). Vaksin BCG merupakan vaksin dari bakteri hidup yang dilemahkan. Vaksin hidup dapat mencegah infeksi, mencegah penyakit, dan mencegah transmisi penularan di masyarakat sehingga didapat kekebalan komunitas. BCG (Bacille Calmette-Guerin) merupakan vaksin yang dikembangkan di Pasteur Institut oleh Calmette dan Camille Guerin. Vaksin ini pertama kali digunakan pada manusia pada tahun 1921 dan sampai saat telah digunakan oleh 3 miliar orang dengan jumlah insiden komplikasi serius yang rendah. Merupakan vaksin tunggal yang dibuat dari bakteri Mycobacterium bovis yang dilemahkan bertujuan untuk meningkatkan resistensi imunologis pada manusia. Infeksi primer dengan BCG memiliki keuntungan daripada infeksi dengan organisme virulen karena tidak menimbulkan penyakit pada pejamunya. Vaksin ini diberikan sebagai upaya

pencegahan dari penyakit tuberkulosis, tetapi vaksin BCG ini tidak sepenuhnya melindungi anak dari serangan Tuberkulosis (efektifitas hanya 70-80%). Imunisasi BCG telah dilakukan serempak di seluruh dunia. BCG merupakan imunisasi dasar yang diberikan setelah bayi lahir sampai bayi berumur 2 bulan. Vaksin BCG pertama kali diberikan secara oral dengan 3 dosis pada bayi, namun sekarang diberikan dengan cara injeksi intradermal(untuk membentuk fokus primer yang berdinding, berkapur, dan berbatas tegas). Penelitian secara randomized controlled trials dan case control menunjukkan bahwa vaksin BCG memiliki efektifitas yang baik dalam melawan infeksi tuberkulosis pada anak, namun efektifitas perlawanan penyakit paru pada dewasa dapat berubah-ubah. Pemberian imunisasi BCG sangat dibutuhkan untuk menangkal Tuberkulosis dan meningkatkan kekebalan. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa penyakit Tuberkulosis paru sampai dengan saat ini masih merupakan masalah di dunia bahkan di Indonesia. WHO menunjukkan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB dengan sekitar 9 juta kasus baru Tuberkulosis setiap tahun. Sekitar 3 bilyun penduduk di dunia menderita tuberkulosis, dan 100.000 anak meninggal setiap tahunnya (WHO, 2003). Indonesia telah melaksanakan vaksinasi BCG sejak tahun 1952. Pemberian imunisasi dapat mencegah penyakit berat pada anak, tetapi tidak mengontrol penyakit. Penelitian yang lebih lanjut didapatkan imunisasi BCG dapat juga digunakan dalam penanganan kanker kandung kencing. Walaupun BCG telah diterima luas di duni, tetapi vaksinasi tidak direkomendasikan secara luas untuk melawan TB di Amerika Serikat karena risiko infeksi yang rendah dan keefektifan vaksin yang bervariasi. Vaksin hidup yang dilemahkan (misalnya BCG) memiliki keuntungan antara lain mempengaruhi respon imun humoral dan selular, pemberian sekali seumur hidup dan tidak perlu ada dosis booster, lama imunitas potensial seumur hidup karena vaksin hidup lebih kuat menginduksi sistem imun kita, sehingga respon yang diberikan pun akan kuat pula. Tetapi jangan diberikan kepada bayi yang memiliki imunokompromais (daya imun yang lemah) karena bisa saja bakteri yang ada di vaksin tersebut lebih kuat dibanding respon imun yang membuat antibodi sehingga tubuh dapat terinfeksi dengan bakteri dari vaksin tersebut.

Vaksin BCG diberikan pada bayi berumur 0 sampai 2 bulan. Tidak dibutuhkan imunisasi lagi (sebagai Booster). Jika anak lebih dari 3 bulan dan belum diberikan imunisasi BCG, harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Indikasi imunisasi BCG tuberkulosis Waktu pemberian Dosis Masa kadaluarsa : Bayi berumur 0-2 bulan. : 0,05 ml : Satu tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat dilihat pada label) Kemasan Cara pemberian vaksin : Ampul dengan bahan pelarut 4 ml NaCl fisiologis : : Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap

Injeksi Intrakutan(intra dermal) Letak penyuntikan : Sepertiga bagian lengan kanan atas (pada lekukan atas insertio musculus deltoideus)

Penyimpanan Kontra indikasi

: Lemari es, suhu 2-8C :

adanya penyakit kulit yang berat atau menahun seperti : eksim, furunkulosis, dan sebagainya mereka yang sedang terkena TBC uji mantoux positif Efek samping : Imunisasi BCG tidak menimbulkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan tumbuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak atau leher, terasa padat, tidak sakit,

dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya. Terkadang jadwal imunisasi BCG dapat terhambat atau mundur karena bayi dalam kondisi tidak sehat (batuk, pilek, dan disertai panas) sehingga akan mengganggu jadwal imunisasi lain atau dapat juga diberikan bersama imunisasi lain pada bulan berikutnya, berikut ini adalah imunisasi yang dapat diberikan bersamaan dengan pemberian imunisasi BCG, yaitu : BCG bersama cacar BCG bersama polio BCG bersama Hepatitis B DPT bersama BCG C. Pemberian Vaksin 1. Teknik Pelarutan Vaksin Cara memotong ampul Ketuk-ketuklah agar semua serbuk vaksin turun Pegang ampul antara ibu jari dan jari tengah Gunakan telunjuk untuk menyangga ujung leher ampul Bersihkan bagian luar ampul Lilitkan sehelai plastik melingkar pada leher ampul Patahkan ampul pada lehernya Keluarkan dari lilitan plastik

Melarutkan Vaksin Beku Kering Ambil jarum 5 ml dan jarum steril (untuk melarutkan) Buka ampul pelarut

Masukkan secara bertahap pelarut ke dalam ampul vaksin Jangan dikocok Isap pelan-pelan, suntikkan kembali ke dalam, lakukan beberapa kali sampai tercampur

Cara menghisap isi ampul Sediakan semprit dan jarum Masukkan jarum ke dalam ampul yang telah dibuka Hati-hati dalam memiringkan ampul waktu mengambil cairan terakhir dengan jarum pendek Penanganan vaksin yang telah dilarutkan 2. Letakkan ditempat teduh Digunakan satu kali kegiatan Buang sisa vaksin yang tidak dipakai

Pemberian Vaksinasi BCG

Menyiapkan semprit Ambil semprit BCG Pasang jarum BCG dan pastikan jarum terpasang dengan baik dan cukup kuat Mengisi semprit Isaplah vaksin BCG, dilebihkan sedikit dari dosis agar pada waktu membuang gelembung udara, jumlah vaksin menjadi 1 dosis/ tepat dosis Mengeluarkan gelembung udara Pegang sumprit seperti posisi merokok, ketuklah semprit ke jari dengan menghadap keatas

Bila udara telah terkumpul di bagian atas, doronglah piston sapai gelembung udara dan sedikit vaksin keluar. Yakinkan semprit tidak bocor. Cara Pemberian Vaksin Pemberian vaksinasi BCG secara intrakutan Letak penyuntikan : sepertiga bagian lengan kanan atas (pada lekukan atas insertio musculus deltoideus) Bersihkan lengan dengan kapas yang dibasahi air bersih yang hangat Peganglah lengan kanan anak dengan tangan kiri, sehingga tangan penyuntik ada dibawah lengan anak, lingkarkanlah ibu jari dan jari-jari anda ke lengan bayi dan kulit direnggangkan. Pegang semprit dengan tangan kanan, lubang jarum menghadap ke atas. Memasukkan jarum ke dalam kulit, usahakan sedikit mungkin melukai kulit. Lubang jarum menghadap ke atas Masukkan ujung jarum dalam kulit, usahakan sedikit mungkin melukai kulit. Pertahankan jarum sejajar kulit. Jangan menekan terlalu jauh Jangan mengarahkan jarum terlalu menukik Letakkan ibu jari kiri anda di atas ujung barel, pegang pangkal barrel antara jari telunjuk dan jari tangan kanan anda Suntikkan 0,05 cc vaksin, pada suntikan intra kutan Terasa ada tekanan, sehingga perlu menekan piston lebih kuat daripada subkutan Bila cara benar, akan terlihat benjolan di kulit yang bening dan pucat, poripori terlihat jelas

3. Pemeliharaan Vaksin Vaksin BCG sensitif terhadap panas : diletakkan dekat evaporator Mudah rusak jika terpapar panas Faktor lain yang dapat merusak vaksin Sinar matahari Suhu Kelembaban Terdapat stiker Vaccine Vial Monitor untuk mementau kondisi vaksin dalam kondisi tetap baik Vaksin BCG hanya boleh digunakan 3 jam setelah dilarutkan Pelarut tidak dapat ditukar Gunakan pelarut dari pabrik yang sama dengan vaksin Suhu vaksin dan pelarut harus sama Jangan mencampur vaksin dan pelarut sebelum ada sasaran

Daftar Pustaka A, Calmette. 1931. Preventive vaccination against tuberculosis with BCG. Proc R Soc Med 24:8594.

A. Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit vol.2. Jakarta : EGC. AB, Alexandroff, Jackson AM, ODonnell MA, James K. BCG immunotherapy of bladder cancer: 20 years on. Lancet 1999; 353:1689-94. Baratawidjaja, Karnen Garna, Iris, Rengganis. 2009. imunologi dasar edisi ke-9.: Jakarta : Balai penerbit FKUI. Departemen Kesehatan R. I. 2006. Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas.Jakarta: Depkes RI. GA, Colditz, Berkey CS, Mosteller F, Brewer TF, Wilson ME, Burdick E, et al. 1995. The efficacy of bacillus Calmette-Guerin vaccination of newborns and infants in the prevention of tuberculosis: meta-analyses of the published literature. Pediatrics. 96:2935. [PubMed] LC, Rodrigues, Diwan VK, Wheeler JG. 1993. Protective effect of BCG against tuberculous meningitis and miliary tuberculosis: a meta-analysis. Int J Epidemiol 22:11541158. [PubMed]

Tim field lab fk UNS, UPTD puskesmas Sibela Surakarta. 2011. Kertampilan Imunisasi. Surakarta. WHO, 2003, global tuberculosis control: Country profil Indonesia, Diambil pada tanggal 9 Agustus 2006, Available

:http://www.who.int/gpt/publication/index.htm.

Anda mungkin juga menyukai