Anda di halaman 1dari 36

PERKEMBANGAN MASA REMAJA DAN DEWASA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan DOSEN PENGAMPU: SUYADI M.Pdi

Di susun oleh : 1. 2. 3. NURMIYATI ENI SUSILO WATI SUHARYATI (20090720217) (20090720240) (20090720168)

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2010

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rosulullah SAW keluarga sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Karena berkat limpahan rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Psikologi Perkembangan Peserta Didik yang berjudul Perkembangan Masa Remaja dan Dewasa. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada bapak Suyadi M. P di selaku DosenPsikologi Perkembangan Peserta Didik dan selaku pembimbing yang telah mengajarkan kami banyak hal tentang Psikologo perkembangan peserta didik di UMY sehingga dapat menambah ilmu yang bermanfaat. Kami sebagai manusia yang dloif menyadari akan kekurangan dan kekhilafan dalam makalah ini sebagai harapan saya, semoga dalam penulisan makalah ini berguna bagi saya danpara pembacanya. Oleh karena itu kami menunggu kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini, terima kasih. Wasalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Wonosari, 21 November 2010

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologo individu , baik

sebelum maupunsetelah kelahiran berikut kematangan perilaku. Spikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelejarikarakteristik setiap fase-fase perkembangan . dalam hal ini penulis menyajikan perkembangan masa remaja dan dewasa, hal-hal apa saja yang mempengaruhi psikologi perkembangan pada fase remaja dan dewasa, dengan ini penulis mengambil judul Perkembangan Masa Remaja dan Dewasa. Untuk makalah ini pembuat makalah bertujuan untuk memenuhi tugas secara kelompok yang di berikan oleh dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan Peserta Didik.

B.

RUMUSAN MASALAH 1. Perkembangan masa remaja a. Pengertian remaja b. Ciri-ciri masa remaja c. Tugas perkembangan masa remaja d. Fase-fase masa remaja e. Perubahan masa remaja f. Perkembangan fisik psikoseksual g. Perkembangan kognisi remaja h. Perkembangan emosi, sosial dan moral i. Bahaya dan masalah-masalah remaja 2. Perkembangan masa dewasa a. Batasan usia b. Fasee-fase masa remaja c. Ciri khas perkembangan masa dewasa

d. Tugas perkembanganmasa dewasa e. Perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial dan moral

C.

TUJUAN

Penulis makalah bertujuan untuk mengetahui perkembangan-perkembangan masa remaja dan dewasa.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................1 DAFTAR ISI...........................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG........................................................................3 B. RUMASAN MASALAH....................................................................3 BAB II PERKEMBANGAN MASA REMAJA...................................................4 A. PENGERTIAN REMAJA...................................................................4 B. CIRI-CIRI MASA REMAJA.............................................. C. TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA................ D. FASE-FASE MASA REMAJA E. PERUBAHAN MASA REMAJA........................................ F. PERKEMBANGAN FISIK PSIKOSEKSUAL................... G. PERKEMBANGAN KOGNISI........................................... H. PERKEMBANGAN EMOSI, SOSIAL DAN MORAL...... I. BAHAYA DAN MASALAH-MASALAH REMAJA BAB III PERKEMBANGAN MASA DEWASA............................... A. BATASAN USIA................................................................ B. FASE-FASE MASA DEWASA C. CIRI-CIRI KHAS PERKEMBANGAN DEWASA............ D. TUGASPERKEMBANGAN MASA DEWASA................ E. PERKEMBANGAN FISIK, KOGNITIF, EMOSI, SOSIAL, DAN MORAL..................................................... BAB IV KESIMPULAN...................................................................... BAB V PENUTUP...............................................................................

BAB 11 PERKEMBANGAN MASA REMAJA

A.

PENGERTIAN REMAJA Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti to grow atau to

grow maturity yang berarti tumbuh. Di terjemahkan dari bahasa Inggris adolescence yang berarti tumbuh untuk masak. Istilah lain untuk menunjukkan pengertian remaja adalah pubertas yang berasal dari bahasa latin pubes yang berarti kelamin yaitu tanda kelamin sekunder yang menekankan pada perkembangan seksual. Pubertas lebih menunjukkan remaja dalam perkembangan seksualnya atau pubertas hanya dipakai dalam hubungannya dengan

perkembangan bioseksualnya. De Brun (dalam rice 1990) mendevinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Menurut Papalia dan Olds (2001) dalam pengartiannya remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya di mulai pda usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal 20-an tahun. Menurut Adams dan Gullota (dalam Aaro, 1997) masa remaja meliputi usia antara 11 tahun hingga 20 tahun Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi dua yaitu masa remaja awal pada usia 13 hingga 16 atau 17 tahun, dan masa remaja akhir yaitu pada usia 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun. Masa remaja awal dan akhir di bedakan oleh hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Anna Freud (dalam Hurlock 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan- perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. [Remaja episentrum psikologi / psychological assessment counseling] Masa remaja pada usia 18 tahun merupakan masa yang secara hukum di pandang sudah matang, yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Partini 1995). Masa remaja secara global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun :masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, 18- 21 tahun: masa remaja akhir. [F.J. Monks-A.M.P.Knoers Siti rahayu Haditono(1982) Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University press]

B.

CIRI-CIRI MASA REMAJA Masa remaja , seperti masa-masa sebelumnya memiliki ciri-ciri khusus yang

membedakan masa sebelum dan sesudahnya. Hurlock (1991: 207-209) menjelaskan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: 1. Masa remaja sebagai periode penting, karena akibatnya yang lansung terhadap sikap dan perilaku dan akibat jangka panjangnya, juga akibat fisik dan akibat psiologis. 2. Masa remaja sebagai periode peralian, merupakan peralian dari masa kanak-kanak ke masa dewasa 3. pesat. Masa remaja sebagai periode perubahan, selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat, juga perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung

4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas, pada masa ini mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan temen-temen dalam segala hal, seperti pada masa sebelumnya. 5. Usia bermasalah, kerena pada masa remaja pemecahan masalah sudah tidak seperti pada masa sebelumnya yang di bantu oleh orang tua dan gurunya. 6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan / kesulitan, karena pada masa remaja sering timbul pandangan yang kurang baik atau bersikap negatif. 7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang di inginkan bukan sebagaimana adanya, lebih-lebih cita-citanya. 8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa belasan tahunnya.[Rita Eka Izzaty dkk (2008). Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: UNY Pres)

C.

TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA

Tugas perkembangan masa remaja yag harus di lalui dalam masa itu, menurut havighurt, dalam Hurlock (1991: 10), adalah sebagai berikut: 1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita 2. Mencapai peran sosial pria dan wanita 3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab 5. Mempersiapkan karier ekonomi 6. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

7. Memperoleh perangkat nilai dan sitem etis sebagai pegangan untuk


berperilaku mengembangkan ideologi.

Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang di harapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Tugas perkembangan sifatnya tidak universal, namun sangat tergantung dari budaya setempat, sehingga ada kemungkinan tugas perkembangan tersebut di atas ada yang tidak berlaku untuk kultur bangsa Indonesia. [Rira Eka dkk (2008). Perkembangan peserta didik. Yogyakarta : UNY Pres]

D.

PERUBAHAN MASA REMAJA

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologos. Menurut Hurlock ada beberapa perubahan yang terjadi pada remaja, yaitu : 1. Peningkatan emoional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang di sebut sebagai masa storm dan stress. 2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga di sertai kematangan seksual 3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain 4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa 5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi, di satu sisi mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut. [http: // rumah belejar psikologo.com]

E.

PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOSEKSUAL

Masa remaja di tandai dengan percepatan pertumbuhan fisik. Pertumbuhan perkembangan fisikpada akhir masa remaja menunjukkan terbentuknya remaja laki-laki sebagai bantuk khas laki-laki dan remaja perempuan menjadi bentuk khas perempuan. Proses pertumbuhan ini di pengaruhi percepatan pertumbuhan , pada masa ini ada beberapa istilah untuk pertumbuhan fisik remaja diantaranya: the onset of pubertal growth age (masa kritis dari perkembangan biologos) dan the maximum growth age (berupa perubahan bentuk tubuh, ukuran, tinggi dan berat badan, proporsi muka dan badan). Perkembangan fisik yang pesat pada diri remaja selalu di iringi dengan perkembangan psikoseksual, diantaranya: 1. Tanda-tanda pemasakan seksual, pada masa remaja ini nampak tandatanda perkembangan kematangan seksual primer dan sekunder. 2. Perbedaan kriteria pemasakan eksual, menunjukkan bahwa pada perempuan nampak lebih jelas dibanding dengan laki-laki, pada perempuan akan mengalami menarche (haid pertama) dan pada laki-laki akan mengalami wet dream (ejakulasi awal) 3. Perbedaan permulaan pemasakan seksual, perbedaan permulaan pemasakan seksual pada perempuan terjadi 2 tahun lebih awal di bandingkan pada remaja laki-laki 4. Perbedaan urutan gejela pemasakan seksual, pada laki- laki dimulai pertumbuhan testes, perubahan suaru, kemudian penambahan kekuatan. P ada perempuan di mulai pada payudara bagian punting susu diikuti jeringan pengikat, payudara dalam bentuk dewasa 5. Perkembangan percintaan remaja,menurut Garrison (Sunartu & Agung Hartono, 1994) seorang remaja akan mengalami jatuh cintadi dalam masa kehidupannya pada usia belasan tahu.

F.

PERKEMBANGAN KOGNISI

1. Konsep Kecerdasan Kemampuan berfikir yang di miliki manusia yang tercakup dalam aspek kognitif sering di sebut kecerdasan atau inteligensi (intelligence). Beberapa ahli mengemukakan pengertian inteligensi , di antaranya: 1. Charles Spearman, mengatakan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan yang merupakan kemampuan tunggal artinya semua tugas dan prestasi mental hanya menuntut dua macam kualitas saja yaitu inteligensi umum dan ketrampilan individu dalam hal tertentu. 2. Trostone mempunyai pendapat yang berbeda. Dia mengatakan bahwa inteligensi umum sebenarnya terdiri atas 7 kemampuan yang dapat di bedakan dengan jelas, yang meliputi kemampuan: a. Menjumlah,mengkalikan, membagi b. Menulis dan berbicara dengan mudah c. Memahami dan mengerti kata yang diucapkan d. Memperoleh kesamaan tentang sesuatu e. Mampu memecahkan persoalan dan mengambil pelajaran dari pengalaman lampau f. Dengan tepat dapat melihat dan mengerti akan hubungan antara benda dengan ruang g. Mengenali objek dengan cepat dan tepat. 3. Weschler (dalam wahab,1999) mengatakan bahwa intelegensi sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut ,dapat di simpulkan bahwa intelegensi merupakan kemampuan dalam berbagai bidang yang dalam fungsinya saling berhubungan serta dapat diamati dalam perilaku individu. Witherington mengidentifikasikan beberapa ciri perilaku inteligensi sebagai manifestasi dari kemampuan inteligensi sebagai berikut:

1. Kemampuan dalam menggunakan bilangan (facility in the use of numbers) 2. Efisiensi dalam berbahasa (language efficiency) 3. Kecepatan dalam pengamatan (speed of perception) 4. Kemampuan dalam mengingat (facility in memorizing) 5. Kemudahan dalam memahami hubungan (facility in comprehending relationship) 6. Imaginasi (imagination)

2. Pengukuran Kecerdasan Kecerdasan dapat di ukur melalui tes kecerdasan. Orang pertama yang melakukan tes kecerdasan adalah Binet yang mengukur fungsi kognitif, ketajaman bayangan lama dan kualitas pemusatan perhatian, ingatan, penilaian estetis dan moral, pemikiran logis dan pengertian logis mengenai bahasa. Tes tersebut kemudian disempurnakan oleh Theodore Simon, sehingga kemudian di kenal dengan istilah tes inteligensi Binet-Simon. Hasil tes inteligensi di sebut dengan Intelligency Quotient (IQ), yang menunjukkan tingkat inteligensi seseorang. Sekor IQ didapatkan dengan menghitung umur mental (Mental Age /MA) dibagi umur kronologis (Cronological Age/CA) kemudian dikalikan 100%, sehingga dirumuskan sebagai berikut: IQ = MA X 100%

3. P erkembangan Kognitif Remaja Sebagaimana aspek lain dalam perkembangan remaja, kecerdasan (kognisi) juga mengalami perkembangan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Secara kuantitatif inteligensi berkembang semenjak bayi masih berada dalam kandungan. Laju perkembangannya berlangsung sangat pesat mulai usia 3 tahun sampai dengan masa remaja awal. Puncak perkembangan dicapai pada penghujung masa remaja akhir (usia sekitar dua puluhan), sesudah itu sampai usia

60 tahun perkembangannya lambat, terjadilah masa plateau, yang selanjutnya akan terjadi penurunan. Pada masa lanjut usia inteligensi dapat mengalami penurunan karena pengaruh dari kesehatan fisik dan kurang aktifnya rangsangan intelektual yang diberikan. Bloom dkk (1964) mengadakan penelitian secara longitudinalterhadap anak sampai berusia 17 tahun. Hasilnya bahwa sampai usia 1 tahun kecerdasan berkembang sampai 20%, usia 4 tahun berkembang sampai 50%, usia 8 tahun berkembang 80%, usia 13 tahun berkembang 92% dan usia 13 tahun ke atas tinggal penyempurnaan. Dimana laju perkembangan tersebut relatif stabil dan proporsional. Melalui studyi yang intensif dan dengan menggunakan pendekatan longitudinal Jean Piaget selama tahun 1920 sampai 1964 melakukan penelitian yang hasilnya menyimpulkan bahwa perkembangan kognitif bersifat tahapan, urutan tahapan berlaku secara universal tetapi batasan waktu berbeda-beda tergantung budaya, dimana anak adalah lone scientist: kognitifnya berkembang apabila anak di biarkanbereksperimen sendiri/memanipulasi benda secara langsung. Interaksi dengan teman sebaya lebih bermanfaat dibanding interaksi dengan orang dewasa. Dari hasil penelitian di simpulkan bahwa perkembangan kognitif manusia terdiri dari 4 tahap yang selanjutnya di kenal dengan tahapan perkembangan kognitif. Dilihat dari implikasi tahapan operasional formal dari piaget pada remaja, maka individu remaja telah memiliki kemampuan introspeksi (berfikir kritis tentang dirinya), berfikir logis (pertimbangan terhadap hal-hal yang penting dan mengambil kesimpulan), berfikir berdasar hipotesis (adanya pengujian hipotesis), menggunakan simbol-simbol, berfikir yang tidak kaku/fleksibel berdasarkan kepentingan. Sehingga atas dasar tahap perkembangan tersebut maka ciri berfikir remaja adalah idealisme, cenderung pada lingkungan sosialnya, egosentris hipocrsty (hipokrit: kepura-puraan) dan kesadaran diri akan konformis. Jika di lihat dari faktor yang mempengaruhi perkembangan kogbitif remaja maka lingkungan sosial, keluarga, kematangan, peran perkembangan kognitif sebelum

tahap operasional, budaya serta institusisosial, seperti sekolah sangat berpengaruh dalam perkembangan kognitif remaja tersebut. Teori lain yang mencoba mengungkap tentang perkembangan kognisi di kemukakan oleh Vygotsky, yang mengatakan bahwa perkembangan mental anak tergantung pada proses sosialnya, yaitu bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial yang menguntungkan anak adalah orang dewasa atau anak yang lebih mampu yang dapat memberi penjelasan tentang segala sesuatu sesuai dengan nilai kebudayaan. Contoh, bila anak menunjjuk suatu objek, maka orang dewasa tidak hanya menjelaskan tentang objek tersebut, namun juga bagaimana anak harus berprilaku terhadap objek tersebut. Vygotsky membedakan proses mental menjadi dua yaitu: 1. Elementari: masa praverbal yaitu selsma anak belum menguasai verbal, pada saat itu anak berhubungan dengan lingkungan menggunakan bahasa tubuhnya. 2. Higher: masa setelah anak dapat berbicara, pada masa anak akan berhubungan dengan lingkungan secara verbal.

G.

PERKEMBANGAN EMOSI, SOSIAL DAN MORAL 1. Perkembangan Emosi Remaja Pada masa remaja terjadi ketegangan emosi yang bersifat khas sehingga

masa ini disebut masa badai dan topan (storm and stress) Heightened Emotionality, yaitu masa yang menggambarkan keadaan emosi remaja yang tidak menentu, tidak stabil dan meledak-ledak. Meningginya emosi terutama karena remaja mendapat tejanasosial dan menghadapi kondisi baru, kerena masa kanakkanak kereka kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu. Kepekaan emosi yang meningkat sering diujudkan dalam bentuk, remaja lekas marah, suka menyendiri dan adanya kebiasaan nervous, seperti gelisah, cemas dan sentimen, menggigit kuku dan garuk-garuk kepala.

Terjadinya peningkatan kepekaan emosi pada remaja hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Perubahan sistem endokrim menyebabkan perubahan fisik 2. Faktor nutrisi = ketegangan emosi 3. Anemia = apatis, disertai kecemasan dan lekas marah 4. Kurang kalsium = lekas marah, emosi tidak stabil 5. Adanya cacat tubuh 6. Hubungan yang tidak harmonis dalam kelluarga 7. Kurangnya model dalam berprilaku 8. Faktor sosial, tuntutan masyarakat yang terlalu tinggi 9. Tidak dapat mencapai cita-cita = frustasi 10. Penyesuaian terhadap jenis kelamin lain 11. Masalah-masalah sekolah: masalah penyesuaian diri emosi, sosial, pertentangan dengan aturan sekolah 12. Masalah pekerjaan = tidak menentunya kondisi sosial 13. Hambatan kemauan Peraturan di rumah Norma-norma sosial Hambatan keuangan

Reaksi remaja terhadap frustasi: 1. Agresi, ditujukan orang lain melalui serangan fisik/kata-kata yang di tujukan diri sendiri (menyakiti diri sendiri) 2. Pengalihan emosi marah, emosi marah di alihkan ke objek lain tetapi dibalik punggung, kepada adik, orang tua atau guru (tidak secara langsung) 3. Withdrawl, menarik diri dalam lamunan atau alm fantasi 4. Regresi, kembali kesituasi masa perkembangan sebelumnya yang memberi kepuasan

5. Kompensasi, mencari objek pemuasan di bidang lain sebagai pengganti kegagalan suatu bidang 6. Frustasi pendorong Tingkah laku konstruktif (usaha lebih giat) Meninjau kembali cita-cita (menurunkan aspirasi)

2. Perkembangan Emosi Cinta Seiring dengan kematangan kelenjar kelamin, maka pada diri remaja mulai timbul perhatian terhadap lawan jenis, atau sering diistilahkan mulai jatuh cinta. Dilihat dari tahap-tahap perkembangan emosi cinta remaja, akan dilalui beberapa tahap yaitu: 1. Crush, akhir masa kanak-kanak/awal remaja, mulai memuja orang lain yang lebih tua dari jenis seks yang sama, cinta bersifat pemujaan. 2. Hero Worshipping sama dengan crush, cinta bersifat pemujaan ditujukan kepada orang lain yang lebih tua, tetapi dari jenis kelamin yang berbeda dan umumnya jarak jauh. 3. Boy Crazy & Girl Crazy, rasa cinta ditujukan pada temen sebaya, tidak hanya satu orang tetapi pada semua remaja dan lawan jenisnya. 4. Puppy Love (cinta monyet), cinta remaja tertuju pada satu orang saja tetapi sifatnya masih berpindah-pindah. 5. Romantic Love, remaja menemukan cinta yang tepat, sifat sudah lebih stabil, sering berakhir denga perkawinan.

3. Perkembangan Sosial Remaja Pada usia remaja pergaulan dan interaksi sosial dengan temen sebaya bertambah luas dan kompleks di banding dengan masa-masa sebelumnya termasuk pergaulan dengan lawan jenis.

Perkembangan pola orientasi sosialpada diri remajapada umumnya mengikuti suatu pola tertentu. Suatu penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Bronson, ada tiga pola orientasi sosial, yaitu: 1) Withdrawal vs Expansive Anak yang tergolong withdrawal adalah anak yang mempunyai kecenderungan menarik diri dalam kehidupan sosial , sehingga dia lebih senang hidup menyaendiri. Sebaliknya ank yang expensive suka menjelajah, mudah bergaul dengan orang lain sehingga pergaulannya luas. 2) Reactive vs aplacidity Anak yang reactive pada umumnya memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga mereka banyak kegiatan, sedangkan anak yang aplacidity mempunyai sifat acuh tak acuh bahkan tak peduli terhadap kegiatan sosial. Akibatnya mereka terisolir dalam pergaulan sosial. 3) Passivity vs dominant Anak yang berorientasi pasivity sebenarnya banyak mengikuti kegiatan sosial namun mereka cukup puas sebagai anggota kelompok saja, sebaliknya anak yang dominant mempunyai kecenderungan menguasai dan mempengaruhi temen-temennya sehingga memiliki motivasi yang tinggi untuk menjadi pemimpin. Orientasi pribadi pada salah satu pola tersebut cenderung diikuti sampai dewasa. Pada usia dewasa, individu telah menyelesaikan perkembangan secara umum dan siap memikul status dan tanggung jawab dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.

a.

Tujuan Perkembangan Sosial Remaja

Sesuai dengan hubungan sosialnya beserta tugas perkembangannya ada beberapa tujuan perkembangan sosial remaja, yaitu:

1) Memperluas kontak sosial Remaja tidak lagi memilih temen-temen berdasarkan kemudahannya, apakah dilingkungan sekolah atau di lingkungan tetangga. Remaja mulai menginginkan temen yang memiliki nilai-nilai yang sama, yang dapat memahami, membuat rasa aman, mereka dapat mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal-hal yang tidak dapat dibicarakan dengan orang tua. 2) Mengembangkan identitas diri Remaja dalam kehidupannya mulai ingin menjawab pertanyaannya tentang dirinya. Erikson sering menyebutnya dengan identitas ego, yaitu perkembangan diri kearah individualitas yang mantab, yang merupakan aspek penting dalam perkembangan untuk berdiri sendiri. 3) Menyesuaikan dengan kematangan seksual 4) Belajar menjadi orang dewasa

b.

Teori Perkembangan Sosial Erikson Berdasarkan tahapan perkembangan psikososial yang dikembangkan oleh

Erikson, nampak bahwa usia remaja, termasuk pada tahap kelima yaitu pencarian identitas versus kebingungan identitas. Dimana pada masa itu remaja dihadapkan pada pencarian pengetahuan tentang dirinta, apa dan dimana serta bagaimana tentang dirinya. Remaja banyak dihadapkan dengan peran baru dan status orang dewasa, seperti pekerjaan,kehidupan yang romantik. Remaja pada saat itu dihadapkan banyak peran sehingga oleh Erikson di kenal dengankritis identitas, namun jika remaja dapar mengetahui dirinya atau melalui kritis identitas, maka remaja akan memiliki perasaan senang berkaitan dengan mantapnya perasaan diri, yang selanjutnya akan berpengaruh kepada kesuksesan dalam komitman dasar kehidupan, pekerjaan, ideologi, sosial, agama, etika dan seksual. Sebaiknya remaja yang tidak dapat menjalankan perannya sesuai dengan harapan, akan dapat menimbulkan masalah dalam pengembangan identitas. Erikson dalamSteinberg

(1993), mengidentivikasi ada 3 problem identitas, yaitu kekaburan identitas (edentitydiffusion), identity foreclosure, negative identity dan respectively. Berkaitan dengan pencapaian identitas, James marcia melakukan penelitian yang menfokuskan pada identitas bidang pekerjaan, ideologi dan hubungan interpersonal. Mendasarkan pada respon yang diberikan pada saat wawancara atau pengiaian angket individu memilih dua pilihan yaitu: melakukan komitmen danmelakukan eksplorasi. Berdasarkan hasil penelitian remaja dapat di kategorikan menjadi 4 status identitas, yaitu: 1) Identity achievement (identitas remaja mantap setelah mengalami periode krisis dan percobaan) 2) Moratoriom (individu masih dalam periode krisis dan eksperimen) 3) Foreclosure (individu langsung komitmen tanpa melalui periode krisis atau eksperimentasi) 4) Identity diffusion (individu tidak mempunyai komitmen dan tidak mencoba melakukan sesuatu)

c.

Sikap Sosial Remaja Perkembangan sikap sosial remaja setidaknya ada yang di sebut sikap

konformitas dan sikap heteroseksual. Sikap konformitas merupakan sikap kearah penyamaan kelompok. Konformitas kelompok menekan remaja dapat bersifat positif dan negatif. Sifat konformitas negatif seperti pengrusakan, mencuri, melakukan yang aneh-aneh bila dilihat orang tua atau guru. Terkait dengan sikap konformitas remaja, mereka memiliki tujuan untuk dapat menyatu dengan kelompoknya, remaja dapat mengekspresikan sikap individualnya dan kelompok remaja akan dapat menunjukan bahwa kelompoknya terrpisah dengan kelompok orang dewasa. Dari semua perubahan yang terjadi dalam sikap dan perilaku seksual remaja, yang paling menonjol adalah di bidang heteroseksual (hurlock, 1991) mereka

mengalami perkembangan dari tidak menyukai lawan jenis menjadi menyukai lawan jenis, sehingga kegiatan antara mereka meningkat. Terkait dengan hubungan heteroseksual ada beberapa tujuan yang dicapai oleh remaja yaitu remaja dapat belajar berinteraksi dengan lawan jenis, dimana akan mempermudah perkembangan sosial mereka terutama dalam menyiapkan tugas perkembangan yaitu: 1) Menyiapkan perkawinan dalam kehidupan keluarga 2) Remaja akan dapat melatih diri untuk jadi mandiri, ini diperoleh dengan berbagai kegiatan sosial 3) Remaja akan mendapatkan status tersendiri dalam kelompok 4) Remaja dapat belajar melakukan memilih temen

d.

Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Sosial Remaja Menurut Hurlock (1991), faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan

sosial remaja adalah: 1) Kesan pertama yang menyenangkan sebagai akibat dari penampilan yang menarik perhatian, sikap yang tenang dan gembira. 2) Memiliki reputasi sebagai orang yang sportif, menyenangkan 3) Penampilan diri yang sesuai dengan penampilan temen-temen sebaya. 4) Perilaku sosial yang ditandai oleh kerjasama, tanggungjawab, panjang akal, kesenangan bersama orang lain, bijaksana serta berlaku sopan. 5) Matang, terutama dalam hal pengenalian emosi serta kemauan untuk mengikuti peraturan kelompok. 6) Memiliki sifat kepribadian yang menimbulkan penyesuaian sosial yang baik seperti sifat-sifat jujur, setia, tidak mementingkan diri sendiri dan terbuka. 7) Status sosial ekonomi yang sama atau sedikit diatas anggota-anggota laimmya dalam kelompoknya dan hubungan yang baik dengan anggotaanggota keluarga.

8) Tempat tinggal yang dekat dengan kelompok sehingga mempermudah hubungan dengan partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok.

4. Perkembangan Moral Sunarto H dan Agung Hartono (1994), mengutip pendapat bahwa purwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Iindonesia, moral adalah ajaran tentang baik buruk, perbuatan dan kelakuan akhlak , kewajiban dan sebagainya. Prayitno (1992) mengutip pendapat Santrock & Yussen (1997), menyatakan moral adalah suatu yang menyangkut kebiasaan atau aturan yang harus di patuhi oleh seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Wahab & Solehuddin (1999 : 180), menyatakan bahwa pengertian moral mengacu pada baik buruk dan benar salah yang berlaku di masyarakat secara luas. Berdasarkan pengertian di atas di simpulkan moral adalah ajaran tentang baik buruk, benar salah, akhlak, aturan yang harus di patuhi dan sebagainya. Perkembangan norma dan moralitas sangat berhubungan dengan kata hati atau hati nurani. Kata hati menurut teori belajar (dalam Monks dkk, (1998), merupakan suatu sistem norma-norma yang telah terinternalisasi (menjadi milik pribadi) sehingga seseorang akan tetap melakukan norma-norma meskipun tidak ada kontrol dari luar. Sedangkan moralitas merupakan sesuatu yang di anggap baik yang seharusnya dilakukan dan tidak baik atau tidak pantas di lakukan. Perkembangan moral yang sebenarnya terjadi pada masa remaja sehingga menjadi kehidupan moral merupakan problem pokok dalam masa remaja. Furter mengemukakan berkaitan dengan moral ada 3 dalil yaitu sebagai berikut: 1. Tingkah laku moral yang sesungguhnya baru terjadi pada masa remaja. 2. Masa remaja sebagai periode masa muda harus di hayati betul-betul untuk dapat mencapai tingkah laku moral yang otonom. 3. Eksistensi moral sebagai keseluruhan merupakan masalah moral, hal ini harus dilihat sebagai hal yang bersangkutan dengan nilai-nulai atau penilaian.

Berkaitan dengan perkembangan moral

ada beberapa teori

yang

dikemukakan oleh para ahli yang berusaha menguraikan perkembangan moral remaja yaitu: 1. Teori perkembangan moral menurut psikologi analisis dari Freud Manusia mula-mula mempunyai Das Es yaitu impluls-impluls nafsu. Lalu ada Das Ich yaitu aku yang menjaga supaya hubungan dengan realitas dapat di koordinir. Akhirnya ada Das Ueber Ich yaitu aku ideal yang mengendalikan tingkah lakuku individu Das Ueber Ich di pandang sebagai suatu intitusi dengan norma-norma yang telah di internalisasi. 2. Teori perkembangan moral menurut pendekatan kognitif dari piaget Menitik beratkan pada pengertian an pemahaman, maka piaget mengemukakan jenis-jenis moral sebagai berikut: a) Pemahaman moral heteromon (2 -7 tahun ), menilai tingkah laku baik buruk, benar salah di pandang dari akibatnya bukan dari niatnya b) Pemahaman moral otonom (10 tahun) Anak sudah mengetahui bahwa moral ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara orang banyak dan setiap individu dengan sadar tunduk kepada ketentuan yang telah di sepakati bersama tersebut. c) Periode transisi (7 tahun -10 tahun) Merupakan peralihan dari pemahaman moral heteronom dengan pemahaman moral otonom. 3. Teori perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg Teori ini membagi tahapan perkembangan moral menjadi 6 stadium, kemudian di kelompokkan menjadi 3 level/tingkatan: a. Tingkat pra-konversional, disebut tingkat pramoral karena anak belum mengenal moral, pada tingkat ini ada 2 stadium yaitu : 1) Stadium 1, orientasi kepatuhan dan hukum, patuh untuk menghindari diri dari hukuman dan mendapat penghargaan

2) Stadium 2, orientasi individualisme dan instrumental, berlaku prinsip relativistik hedonisme, anak melakukan sesuatu tergantung kepada kebutuhan dan kesanggupan seseorang. b. Tingkat konvensional, terdiri dari : 1) Stadium 3, orientasi konformitas interpersonal, anak

menyesuaikan diri terhadap ap yang di yakini masyarakat. 2) Stadium 4, orientasi hukum dan aturan, individu berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan yang bermoral adalah yang sesuai dengan aturan-aturan masyarakat. c. Tingkat pasca konversional, terdiri dari: 1) Stadium 5, orientasi kontrak sosial, individu menyadari adanya hubungan timbal balik dan berdasarkan kontrak antara individu dengan masyarakat 2) Stadium 6, orientasi etis universal, sudah terdapat

pemahaman yang lebih tajam tentang subjektivitas aturanaturan sosial. 4. Teori perkembangan moral menurut Further Bahwa tingkah laku moral yang sesungguhnya baru timbul pada masa remaja 5. Teori perkembangan moral di tinjau dari teori belajar Teori ini menolak adanya sifat bawaan dalam perkembangan moral, dan mengemukakan bahwa semua tingkah laku adalah tingkah laku yang dipelajari. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan antara lain : 1. Orang dewasa yang simpatik 2. Orang yang terkenal 3. Tokoh masyarakat yang menjadi idolanya 4. Orang tua 5. Pendidik 6. Temen

7. Penalaran yang mendasarinya Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan moral, karena seorang pendidik dapat mengembangkan nilai-nilai moral kepada peserta didiknya, sebagai berikut : a. Memperkenalkan nilai-nilai moral yang berlaku dimasyarakat. b. Mengembangkan cara empati peserta didik, supaya mereka lebih

memperhatikan orang lain, c. Membangkitkan perasaan bersalah. d. Memperkuat kata hati. e. Menciptakan komunikasi antara pendidik dengan peserta didik f. Menciptakan iklim lingkungan yang konduksif.

E. Gaya dan Masalah-Masalah Pada Masa Remaja Menurut Hurlock ada 2 bahaya pada remaja akibat dari tidak dapat menyasuaikan diri dengan baik, yaitu : 1. Bahaya fisik, yang meliputi kematian bunuh diri atau percobaan bunuh diri, cacat fisik, kecanggungan dan kekakuan. 2. Bahaya psikologis, yaitu berkisar kegagalan menjalankan peralihan psikologis ke arah kematangan yang merupakan tugas perkembangan masa remaja yang penting. Sebab-sebab terjadinya remaja sering melakukan perilaku antisosial :

a. Personality individu remaja sendiri. b. Latarbelakang keluarga.1

Rita Eka Izzaty dkk (2008) perkembangan peserta didik. Yogyakarta : UNY Press

BAB III
PERKEMBANGAN MASA DEWASA

A.

BATASAN USIA Masa dewasa menurut beberapa ahli psikologi perkembangan di bagi

menjadi 3, yaitu dewasa awal (18-40 tahun), dewasa madya (41-60 tahun), dan dewasa akhir yang disebut dengan usia lanjut pada rentang usia di atas 60 tahun. Menurut Mappiare (1983), batasan memasuki usia dewasa dapat ditinjau dari: 1. Segi hukum, bila orang dewasa iti telah dapat di tuntut tanggung jawsbnya atas perbuatan-perbuatannya. 2. Segi pendidikan, bila mencapai kemasakan: kognitif, afektif, dan psikomotorik, sebagai ajar atau latihan 3. Segi biologis, diartikan sebagai suatu keadaan pertumbuhan dalam ukuran tubuh dan mencapai kekuatan maksimal, serta siap berproduksi (meneruskan keturunan) 4. Segi psikologis, bila ditinjau dari status keadaan dewasa telah mengalami kematangan (maturity)

B.

FASE-FASE MASA DEWASA 1. Masa dewasa dini Perubahan-perubahan fisik relatif sudah tidak sepesat sebelumnya, kondisi fisik sudah cenderung menetap. Yang terjadi adalah masa reproduktif, yang mulai sempurna diawal usia duapuluhan, dan akan mengalami penurunan kualitas diusia pertengahan tigapuluhan. 2. Masa dewasa madya Mulai terjadi penurunan kemampuan fisik dan psikologis yang akan tampak semakin menonjol pada setiap individu. Pada sebagian individu khususnya pada masa awal dewasa madya (40-50) kondisi ini menimbulkansikap penolakan yang ditunjukkan dengan sikap over acting, untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya masih

potensial dan tetap muda seperti duapuluh tahun yang lalu dengan berusaha mencari pasanngan baru yang berusia jauh dibawah individu yang bersangkutan, atau menutupi kerut-kerut wajah dengan menebalkan kosmetik yang digunakan 3. Masa dewasa lanjut Pada masa ini baik kemampuan fisik maupun psikologis cepat mangalami penurunan, dan cenderung untuk terus menerus turun.2

C.

CIRI KHAS PERKEMBANGAN DEWASA 1. Dewasa Dini 1) Usia reproduktif (reproductive age) Reproduktivitas atau masa kesuburan sehingga siap menjadi ayah/ibu dalam mengasuh/mendidik anak 2) Usia memantapkan letak kedudukan (setting down age) Mantap dalam pola-pola hidupnya. Misalnya, dalam dunia kerja, perkawinan, dan memainkan perannya sebagai orang tua 3) Usia banyak masalah (problem age) Persoalan yang pernah di alami pada masa lalu mungkin berlanjut, serta adanya problem baru. Yaitu berhubungan dengan rumah tangga baru, hubungan sosial, keluarga, pekerjaan dan faktor kesempatan, demikian pula faktor intern. 4) Usia renggang dalam emosi (emotional tension age) Mengalami ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalanpersoalan yang dihadapi. Misalnya, persoalan jabatan, karier, perkawinan, keuangan, hubungan sosial/saudara, temen, kenalan

2. Dewasa Madya 1) Masa yang di takuti (a dreaded period) Adanya perubahan yang menuju kemunduran (the change of life) maka merasa terancam sehingga menimbulkan rasa takut, merasa

Kuliah psikologi.dekrizky.com/masa dewasa

tersingkir dan terabaikan , kesehatan dan kariernya merasa terancam juga, bahkan merasa tidak menarik lagi, maka sementara orang berusaha menutupi kekurangannya. 2) Masa transisi (a time of transition) Transisi mengalami kemunduran untuk pria: ada perubahan dalam kejantanan (virility), bagi wanita mengalami berkurang/ hilangnya kesuburan (fertility). Dengan kemunduran itu timbul usaha mempertahankan pertumbuhan sebelumnya. 3) Masa penyesuaian kembali (a time of adjustment) Perubahan fisik dan psikis menyebabkan adanya perombakan apa yang telah di miliki yaitu pola perilaku yang layak selama masa dewasa dini. Perilaku akan seirama dengan datangnya perubahanperubahan selanjutnya. Penyesuaian kembali terhadap kondisi yang berubah. 4) Masa keseimbangan dan tak keseimbangan (a time equilibrium and disequilibrium) Keseimbangan dialami oleh mereka yang berusia setengahumur namun masih mengalami kegoncangan dalam penyesuaian diri. Jadi mereka mengalami equilibrium maupun disequilibrium didalam dirinya atau internal, maupun dalam hubungannya dengan orang sekitarnya (suami-istri) Menjelang akhir usia dewasa madya, individu mengalami belajar berbagai penyesuaian diri sehingga akhirnya dapat menerima keadaan yang berubah itu. Istilah yang disebut betah dirumah, artinya mereka sudah dapat menerima keadaannya dengan mengisi secara leluasa waktu luang yang di hadapi, mereka merasa bahagia. Namun antara suami istri yang tak seirama dalam kehidupan rumah tangga, sering terjadi ketidakbahagiaan dalam perkawinan.3

Rita Eka Izzaty dkk (2008). Perkembangan peserta didik. Yogyakarta : UNY Press. Hal:

156-157

D.

TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA 1. Dewasa Dini Adapun tugas-tugas perkembangan orang dewasa yang merupakan

perwujudan harapan-harapan atau tuntutan-tuntutan sosiokultur dikemukakan garis-garis besarnya dalam bagian ani yaitu: a) Memilih pasangan hidup b) Belajar hidup bersama sebagai pasangan suami- istri c) Mulai hidup dalam satu keluarga, pasangan dan anak d) Belajar mengasuh anak e) Mengelola rumah tangga f) Mulai bekerja atau membangun karir g) Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara h) Bergabung dengan suatu aktivitas atau perkumpulan sosial Suatu hal yang perlu diprhatikan adalah pada penguasaan secara baik tugass-tugas perkembangan pada dewasa awal ini akan menjadi rangkaian yang tidak terpisahkan dengan penguasaan tugas perkembangan masa dewasa tengah atau madya. 2. Dewasa Madya

Menurut Hurlock (dalam Mappiare, 1983) secara garis besarnya, tugas perkembangan masa dewasa madya dapat dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu : a) Tugas perkembangan yang berhubungan dengan penyesuaian terhadap keadaan fisiologis b) Tugas perkembangan yang berhubungan dengan adanya perubahan minat, berkenaan dengan aktivitas sosial, sebagai warga negara, atau minat yang berhubungan dengan kegiatan atau hobi yang berkaitan dengan keluarga.

c) Tugas perkembangan yang berhubungan dengan penyesuaian jabatan atau pekerjaan yang berhubungan dengan pemantapan kehidupan ekonomi d) Tugas perkembangan yang berhubungan dengan kehidupan keluarga, misalnya menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia, atau mendidik anak-anak yang remaja agar menjadi orang dewasa yang penuh tanggung jawab.

E.

PERKEMBANGAN MORAL

FISIK,

KOGNITIF,EMOSI,

SOSIAL

DAN

1. Perkembangan Fisik a. Dewasa Dini Puncak kemampuan fisik individu di capai antara usia 18-30 tahun yang diikuti dengan kesehatan yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada usia ini adalah nutrisi dan pola makan, olahraga, serta ketergantungan suatu obat. Hal ini menjadi titik perhatian sendiri karena sangat mempengaruhi keadaan kesehatan pada usia selanjutnya karena secara umum perlambatan dan penurunan fisik mulai terjadi sejak usia akhir dewasa awal (Santrock, 2002). b. Dewasa Madya Pada usia madya status kesehatan menjadi persoalan utama karenaadanya sejumlah perubahan fisik. Misalnya: Melihat, daya akomodasi mata mengalami penurunan tajam pada usia 40-59 tahun, aliran darah pada mata juga berkurang, sehingga mengurangiukuran bidang penglihatan. Gangguan kesehatan yang utama pada masa ini adalah penyakit kardiovaskuler misalnya : Penyakit jantung, berat badan. Pada wanita pada masa ini secara umum terjadi menopouse, sebagai tanda berhentinya kemampuan melahirkan anak yang biasanya datang pada usia akhir

40-an atau awal 50-an. Untuk laki-laki, tingkat testoteron mengalami penurunan, namun bukan menunjukkan ketidakmampuan sebagai ayah dari anak seperti yang dialami oleh wanita. 2. Perkembangan Kognitif Schale (dalam Santrock, 2002) mengatakan bahwa ad beberapa tahap perkembangan kognitif pada masa dewasa, yaitu: a. Tahap mencari prestasi (achieveing stage) Terjadi pada masa dewasa awal. Merupakan penerapan intelektualitas individu pada masa dewasa pada situasi yang melibatkan konsekuensi besar untuk mencapai tujuan jangka panjang. Hal ini berkenaan dengan perencanaan masa depan yang berkaitan dengan pencapaian karir dan memperoleh pengetahuan. b. Tahap tanggung jawab (responsibility stage) Dimulai sejak dewasa awal. Pada fase ini terjadi ketika keluarga sudah terbentuk, sehingga perhatian diberikan pada pemenuhan kebutuhan pasangan dan anak-anak (keturunan). Pada masa ini di tekankan pada tanggung jawab pada lingkungan keluarga dan lingkungan sosialnya. Fase ini akan berlanjut terus ke masa dewasa madya. c. Tahap eksekutif (exekutive stage) Terjadi pada masa dewasa madya. Individu bertanggung jawab tentang sistem yang ada di lingkungannya, baik di lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja terutamayang berhubungan dengan

keorganisasiannya. Pada tahap ini individu membangun pemahaman tentang bagaimana suatu organisasi itu bekerja dankompleksitas hubungan yang terbangun di dalamnya. Pencapaian tahap ini tergantung dengan kesempatan dan kemampuan individu. d. Tahap reintegrasi (the reintegrative stage) Terjadi pada masa dewasa akhir atau lanjut usia. Pada masa ini individu akan memfokuskan pada kegiatan yang bermakna bagi dirinya.

3. Perkembangan Emosi danSosial a. Dewasa Dini Pada masa dewasa dini perkembangan emosi dan sosial sangat berkaitan dengan adanya perubahan minat. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi perubahan minat adalah perubahan kondisi kesehatan, perubahan status sosial ekonomi, perubahan dalam pola kehidupan, perubahan dalam nilai, perubahan peran seks, perubahan status dari belum menikah ke status menikah, menjadi orang tua, perubahan tekanan budaya dan lingkungan. Dalam perkembangan sosial, di tekankan oleh erikson bahwa masa dewasa ini merupakan masa kritis isolasi (Hurlock, 1991). Terlebih lanjut Hurluck juga berpendapat bahwa kegiatan sosial sering dibatasi, sehingga mempengarui persahabatan, perkelompokan sosial, serta nilai- nilai yang diberikan pada popularitas individu. Dengan berkembangnya emosi, dan sosisalnya,

perkembangan moral pun tidak lepas dari ketrkaitan dengan penguasaan tugas perkembangan yang menitikberatkan pada harapan sosial. Bertanggungjawab atas kehidupannya menjadi tuntutan dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat. b. Dewasa Madya Santrock (2002) menekankan bahwa perkembangan emosi sosial, dan moral yang menjadi titik perhatian pada masa ini adalah berkenalan dengan beberapa hal, yaitu: 1) Pernikahan dan Cinta Pada masa dewasa madya, fase kehidupan mempengaruhi ciri khas perkembangan emosinya. Pada fase ini berada pada taraf kestabilan dalam berumah tangga. Stabilitas dicapai karena perjuangan pasangan dalam memupuk arti cintanya selama bertahun- tahun dengan dipengaruhi adanya sikap toleransi terhadap apsangan. Asumsinya, karena usia perkawinan

yang sudah cukup panjang, sehingga di dalam keluarga, pola- pola konflik lebih dikenal, lebih dapat diperkirakan, sehingga penyelesaian lebih realistik. 2) Sindrom Sarang Kosong Sebuah peristiwa penting dalam keluarga apabila anak- anak yang beranjak dewasa mulai rumah menuju ke dewasaan. Sindrom sarang kosong ini terjadi saat kepuasan pernikahan akan menurun karena anakanak yang meninggalkan orang tuanya. 3) Hubungan Persaudaraan dan Persahabatan Hubungan saudara pada masa ini akan meningkat, begitu juga dengan hubungan persahabatan dengan beberapa teman. 4) Pengisian Waktu Luang Individu pada masa dewasa madya perlu menyiapkan diri untuk masa tua, baik secara keuangan maupun psikologis. Membangun dan memenuhi aktivitas- aktivitas waktu luang merupakan bagian yang penting untuk masa tua, sehingga peralihan ke masa usia lanjut tidak begitu menekan individu yang dapat menybabkan cemas. 5) Hubungan antar Generasi Kedekatan antar generasi terlihat semakin dekatnya anak- anak yang beranjak dewasa dengan orangtuanya, terutama ibu dan anak

perempuannya. Selain hal- hal yang sudah Hurlock (1991) menmbahkan bahwa tingkat keberhasilan pria dan wanita dalam menyesuaikan diri pada masa dewasa madya dapat dinilai dari empat kriteria, yaitu : prestasi, tingkat emosional yang diartikan sabarapa tegang individu menghadapi konflik- konflik pada usia ini, pengaruh perubahan fisik, dan rasa bahagia pada usia tersebut. Thomae (1968) berpendapat bahwa proses menjadi tua merupakan suatu struktur perubahan yang mengandunng berbagai macam dimensi diantaranya: 1) Proses Biokemis dan Fisiologis yang oleh Burger disebut proses penuaan yang primer dalam daerah batas psikofisiologis. 2) Proses fisiologis atau timbulnya penyakit- penyakit. 3) Perubahan fungsional psikologis.

4) Perubahan kepribadian dalam arti sempit. 5) Pensektrukturan kembali dalam hal sosial psikologis yang berhubungan dengan tambahnya usia. 6) Perubahan yang berhubungan dengan kenyataan bahwa orang tidak hanya mengalami keadaan menjadi tua melainkan seseorang juga mengambil sikap terhadap keadaan tersebut.

BAB IV PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Remaja dan dewasa pada dasarnya adalah suatu perkembangan fisik dan spikis pada manusia yang saling berkesinambungan, akan tetapi pada masa remaja memiliki tingkat emisional yang lebih tinggi dibandingkan masa dewasa, tugastugas masa remaja berbeda gengan masa dewasa. Mesa remaja jalan pikirannya masih bersifat labil sedang masa dewasa sudah stabil.

B.

SARAN 1. Sebagai mahasiswa kita hendaknya memperhatikan keadaan-keadaan remaja baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat 2. Sebagai calon pendidik kita perlu mengetahui perkembangan remaja baik yang sebagai peserta didik maupun dilingkungan masyarakat untuk menjalin hubungan yang harmonis

BAB V PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami sajikan sebagai bahan pertimbangan nilai tugas kami. Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman sebagai bahan acuan untuk memperbaiki makalah kami. Semoga makalah yang kami paparkan ini dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
Rita Eka Izzaty dkk (2008) perkembangan peserta didik. Yogyakarta : UNY Pres. Remaja episentrum psikologi (psychological Assessmetn counseling). F.J.Monks- A.M.P. Knoers, Siti Rahayu.(1982). Psikologis perkembangan. Yogyakarta:UGM Press. Drs. Zulkifli L. (1986). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Kuliah Psikologi. Dekrizky. Com/ perkembangan masa dewasa. Http:// rumah belajar psikologi. Com.

Anda mungkin juga menyukai