Anda di halaman 1dari 30

ASUAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT (GGA) PENGERTIAN Gagal g injal akut adalah penurunan tiba-

tiba faal ginjal pada individu dengan ginjal sehat sebelumnya, dengan atau tampa oliguria dan berakibat azotamia progresif disertai kenaikan ureum dan kreatinin darah (imam persoedi A dan Ag. Soewito : 1991). Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis akibat kerusakan metabolic atau patologik ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya azotemia. ( Loraine M. Wilson, 1982). ETIMOLOGI 1. Sebab pre renal a. Hivopolemik : postpartum hemorrhagic, luka baar, diare berat, penreatitis, pemakaian deuritik berlebih b. Terkumpulnya cairan intravaskuler : pada syok septic, anavilaktif, cedera jar c. Penurunan crah jantung : gagal jantung, MCI, tamponade jantung, emboli paru d. Peningkatan resistansi pembuluh darahginjal : pembedahan, Anastasia, sindrom hepatorenal e. Obstruksi pembuluh darah ginjal bilateral : emboli, trombosis 2. sebab postrenal a. obstruksi muara vasika urenaria : hipertropi prostate, karsinoma b. obstruksi ductus collecting : asam urat, sulfa, protein bence jones c. obstruksi ureter bilateral : kalkuli, bekuan darah, tumor, fibrosis retroperitoneal, terauma pembedahan, papilitis necroticans 3. sebab renal ( gagal ginjal intrinsic ) a. ischemia : syock pasca bedah, kondisi prarenal b. nefrotoksin : carbon tetraclorida, etilen glikol, methanol c. logam berat : mercuri biklorida, arsen, timbale, uranium

liye.abot@yahoo.com

d. antibiotic : mestisilin, amiglikosida, tetrasiklin, apoterisisn, sepalosporim, sulfonamide, fenitoinm fenil butazon e. media kontraz radiografik (khusus pasien DM) f. figmen : hemolisis intravaskuler akibat transfuse tidak cocok, koagulopati intravascular diseminata, mioglobinuria g. penyakit glumerovaskular ginjal : glumerulonefritis, hipertensi maligna h. nefritis interstitial aku : infeksi berat, induksi obat i. keadaan akut dari GGK yang berkaitan dengan kurang garam/ air : muntah diare infeksi KLASIFIKASI 1. gagal ginjal akut prerenal gagal ginjal akurn prerenal adalah keadaan yang paling ringan yang dengan cepat dapat rivelsibel, bila ferfusi ginjal diperbaiki, gagal ginjal akut prerenal merupakan kelainan fingsional, tampa adanya kelainan histologik / morfologik pada nefron. Namun bila hipoperfusi ginjal tidaksegera diperbaiki, akanmenimbulkan terjadinya nekrosis tubulat akut (NTA) Etimologi a. penurunan volume vascular kehilanga darah / plasma karena perdarahan luka baker. Kehilangan cairan ekstraselular karena muntah, diare. b. Kenian kapasitas vascular sepsis blockade ganglion reaksi anafilaksis c. penurunan curah jantung . kegagalan pompa jantung renjatan kordiogenik payah jantung kongesti tamponade jantung distritmia

liye.abot@yahoo.com

emboli paru infark jantung GGA posrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin cukpm namun alirannya dalam saluran kemih terhambat. Penyebab tersering adalah obstruksi, meskipun dapat juga karena ekstavasasi Etimologi a. obstruksi

2. Gagal ginjal akut postrenal

saluran kencing : batu, pembekuan darah, tumor, kristal dall. Tubuli ginjal : kristal, pigmen, protein (mioloma). b. Ekstravasasi

3. gagal ginjal akut renal a. GGA renal sebgai akibat penyakit ginjal primer seperti glomerulonefritis, nefroskleorisis, penyakit kolagen, angitis hifersensitif, nefritis interstitialis akut karena obat, kimia, atau kuman. b. Nefrosis tubuler akut (NTA) Nefropati vasomotorik akut terjadi karena iskemia ginjal sebgaikelanjutan GGA. Prerenal atau pengaruh bahan nefrotoksik, bila eskemia ginjal sangat berat dan berlangsung lama dapat menakibatan terjadinya nekrosis kortikol akut (NKA) dimana lesi pada umumnya difusi pada seluruh korteks yang bersifat revelsible. revelsibel. PATHOFISIOLOGI Lima teori yang menggambarkan patofisiologi GGA : 1. Obstruksi Tubulus teori obstruksi glumerolus menyatakan bahwa NTA (necrosis tubular akut) mengakibatkan diskuamasi sel- sel tubulas yang nicrotik dan materi protein lainnya, yang kemudian membentuk silinder silinder dan menyumbat lumen tubulus. Bila lesinya tidak difus (patchy) ada kemungkinan

liye.abot@yahoo.com

Pembengkakan selural akibat iskemia awal, juga ikut menyokong terjadinya obstruksi dan memperkarat iskemia. Tekanan tubulus meningkat, sehingga tekaan filtrasi glumerolus menurun. Teori ini sesuai untuk kondisi iskemia berkepanjangan, keracunan logam berat dan etilen glikol. 2. Kebocoran cairan tubulus kipotesis kebocoran tubulus menyatakan bahwa filtrasi glumerolis terus berlangsung normal tetapi cairan tubulus bocor keluar melaui sel- sel tubulus yang rusak dan masuk dalam sirkulasi pritubular. Kerusakan memberana basalis dapat terlihat pada NTA yang berat. 3. Penuran Permebialitas Glomerolus pada ginjal normal, 90% aliran darah distribusi ke korteks (tempat dimana terdapat glumerolus) dan 10 % dapa medulla.dengan demikian, ginjal dapat memekatkan kemih dan menjelaskan fungsinya, sebaikanya pada GGA, perbandingan antara distribusi korteks dan medulla menjadi terbalik, sehingga terjadi iskemia relif pada korteks ginjal. Kontriksi dari arterol aferen merupakan dasar faskular penurunan laju filtrasi glumerolus (GFR). Iskemia ginjal akan mengaktifitas system rennin angiotensin dan memperberat iskemia korteks luar ginjal selah hilangnya rangsangan aal. Kadar rennin tertinggi pada korteksluar ginjal, tempat dimana terjadi iskemia paling berat selama berlangsungnya GGA. 4. Disfungsi vasomotor menurut teori disungsi vasomotor, prostaglandin diangap bertanggung jawab terjadi GGA, dimana dalam keadaaan normal, hipoksia merangsang ginjal mensintesis PGE dan PGA (vasodilator kuat) sehingga aliran darah ginjal diredistribusi kekorteks yang mengakibatkan diuresis. Agaknya iskemia kaut yang berat atau berkepanjangan dapat meghambat ginjal untuk mensintesis prostaglandin. Penghambatan prostaglandin seperti aspirin diakui dapat menurunkan aliran darah renal dapa orang normal dan menyebabkan NTA. 5. Glumerolus feedback

liye.abot@yahoo.com

Teori glumerolus menganggap bahwa kerusakan primer terjadi pada tubulus proksimal. Tubulus proksimal yang menjadi rusak akibatnefrotoksin atau iskemia gagal untuk menyerap jumlah normal natrium yang terfiltrasi dan air. Akibatnmya macula densa mendeteksi adanya penigkatan natrium pada cairan tubulus distal dan merangsang penigkatan produksi rennin dari sel jukstaglumerolus. Terjadi aktivitas angiotensin II yang menyebabkan vasokontriksi asteriol aferen, mengakibatkan penurunan aliran darah ginjal dan laju aliran glumerolus. TANDA DAN GEJALA 1. oliguria (urine < 400 ml/24 jam) 2. azotemia 3. dengan atau tanpa keluhan lain nonspesifik : nyeri, demam, reaksi syok, atau gejala dari penyakit yang ada sebelumnya (pre renal) PEMERIKASAAN LABORATORIUM 1. darah : ureum, kreatinin, elektrolit, serta osmolaritas. 2. urine : ureum, kreatinin, elektrolit, serta osmolaritas, dan berat jenis 3. kenaikan sisa metabolisme proteinureum kreatinin dan asam urat 4. gangguan keseimbangan asam basa : asidosik metabolic 5. gangguan keseimbangan elektrolit : hiperkalemia, hipernatremia atau hiponatremia, hipokalsemia dan hiperfosfatenia. 6. volume urine biasanya kurang dari 400 ml/24 jam yang terjadi dalam 24 jam setelah ginjal rusak. 7. warna urine : kotor, sediment kecoklatan menunjukan adanya darah, Hb, miglobin, forfirin. 8. berat jenis urine : kurang dari 1,020 menunjukkan penyakit ginjal, contoh: glomerulonefritis, fiolonefritis, dengan kehilangan kemampuan untuk memekatkan: menetap pada 1,020 menunjukkan kerusakan ginjal besar 9. pH urine : lebih dari 7 ditemukan pasa ISK, nekrosis tubular ginjal dan gagal ginjal kronik

liye.abot@yahoo.com

10. osmolaritas urine: kurang dari 350 mOsm/kg menunjukan kerusakan ginjal, dan ratio urine/ serum sering 1:1 11. klierns kreatinin urine: mungkin secara bermakna menurun sebelum BUN dan keratin serum e\menunjukan peningkatan bermakna. 12. natrium urine : bisasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/ L bila ginjaltidak mampu mengabsorbsi natrium. 13. bikarbonat urine : meningkat bila ada asidosis etabolik. 14. SDM urine : mungkin ada karena infeksi, batu, trauma, tumor, atau peninkaan GF (Glumerulo filtration). 15. protein : protenuria derajat tinggi (3-4+) sangat menunjukkan kerusakan glomerulus bila SDM dan warna tambahan juga ada, proteinuria derajat rendah(12+) dan SDM menunjukan infeksi atau neuritis interstitial. Pada NTA (nucrosis tubuler acute) biasanya ada pruteinurial minimal. 16. warna tambahan: biasanya tanpa penyakit ginjal atau infeksi. Warna tambahan selular dengan pigmen kecoklatan dan sejumlah sel epitel tubular ginjal terdiagnotik pada NTA. Tambahan warna merah diduga nefritis glomular. Darah 1. Hb : menurun pada adanya anemia 2. seldarah merah : sering menurun mengikuti peninkatan karapuhan / penurunan hidup 3. pH : asidosis metabolic (kurang dari 7,2) dapat terjadi karena penurunan kemampuan ginjal untuk mengekresikan hydrogen dan hasil alkhir metabolisme 4. BUN/ kreatinin : biasanya meningkat pada proposisi ratio 10:1 5. osmolaritas serum : lebih berat dari 285 mOsm /kg; sering sama dengan urine 6. kalium meningkat sehubungan dengan retensi seiiring dengan perpindahan selular (asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah merah) 7. natrium : biasanya meningkat tapi dengan bervariasi 8. pH;kalium dan bikarbonat menurun 9. klorida, fosat dan magnesium meningkat

liye.abot@yahoo.com

10. protein : menurun pada kadar serum dapat enunjukkan kehilangan protein memlalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan, dan penurunan sintesis karena kekurangan asam amino esensial 11. CT. scan 12. MRI (magnetic resonance imaging) 13. EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa PENGKAJIAN 1. Aktifitas dan istirahat gejala : keletihan kelemasan malaise tanda : kelemahan otot dan kehilangan tonus 2. Sirkulasi tanda hipotensi / hipertensi (termasuk hipertensi maligna, eklamsia, hipertensi akibat kehamilan) distrimua jantung nadi lemah/ halus hipotensi ortostatik (hivopalamia) DVI, nadi kuat ( hiverpolemia) Edema jaringan umum ( termasuk area priobital mata kakai sekrum) Pucat, cenderung perdarahan gejala: perubahan pola berkemih, peningkatan frekuensi, poliuria (kegagalan dini) atau penurunan frekuensi/oliguria (fase akhir) disuria, ragu- ragu, dorongan, dan retensi (inflamasi/ obstruksi, infeksi) abdomen kembung diare atau konstipasi riwayat HPB, batu /kalkali tanda : perubahan warna urine contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan

3. Eliminasi

liye.abot@yahoo.com

oliguri (biasanya 12-21 hari) poliuri (2-6 hari) gejala:

4. Makanan/ cairan peningkatan berat badan (edema), penurunan berat badana (dehidrasi) mual, muntahm anoreksia, nyeri uluhati pengunaan deuritik tanda: perubahan turgor kulit edema ( umum bagian bawah) gejala : sakit kepala penglihatan kabur keram otot/ kejang, sindrom kaki gelisah tanda : gangguan setatus mental, contoh penurunan lapang perhatian ketidak mampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkay kesadaran (azotemia, ketidakseimbangan elektrolit) kejang, faskikulasi otot, aktifitas kejang. gejala : nyeri tubuh, sakit kepala tanda : perilaku berhati hati/ distraksi, gelisah 7. Pernafasan gejala : naas pendek tanda: takipnoe, dispnoe, peningkatan frekuesi, kusmaul, nafas ammonia, batuk produktif dengan sputum kental merah muda (edema paru) 8. Keamanan gejala: adanya reaksi transfuse tanda : demam, sepsis (dehidrasi), petekie atau kulit ekomosis, pruritus, kulit kering. 6. Nyeri

5. Neurosensori

liye.abot@yahoo.com

9. Penyuluhan atau pembelajaran gejala : riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu urianrius, melignasi, riwayat terpapar toksin (obat, racun lingkungan), obat nefrotik penggunaan berulang contoh : aminoglikosida, ampoterisisn, B, anestetikvasodilator, tes diagnostic dengan media kontras radiografik, kondisi yang terjadi bersamaan tumor disaluran perkemihan, sepsis geram negative, trauma/ cedera kekerasan, perdarahan, cedera listrik, autoimumDM, gagal jantung/hati PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1. Urine volume, 400 ml/ 24jam, terjadi 24-48 jam setelah ginjal rusak warna kotor, sediment kecoklatan menunjukkan adanya darah, Hb, Myoglobin, porpirin berat jenis > 1,020 menunjukan penyakit ginjal, contoh glumeruloneritis, Pyenolefritis, demham kehilangan kemampuan untuk memekatkan BJ 1,020 menunjukkan kerusakan ginjal berat pH urine > menunjukkan ISK, NTA dan GGK osmolalitas kurang dari 350 mOsm.kg menunjukkan kerusakan ginjal dan rasio urine sering 1:1 creatinin clearance : mungkin secara bermakna enurun belum BUM dan creatinin serum meningkat secara bermakna natrium biasanya menurun, tetapi dapat lebih dari 40mEq/L bila ginjal tidak mampu mengabsorbsi natrium bikarbonat meningkat bila ada asidosis metabolic Hb menurun/ tetap SDM sering menurun pH kurang dari 7,2 (asidosis metabolic) dapat terjadi karena penurunan fungsi ginjal untuk mengekresikan dan hasil akhir metabolisme 2. Darah

liye.abot@yahoo.com

BUN/ Kreatininsering meningkat dengan proporsi 10 :1 osmolaritas serim lebih dari 285 mOsm.kg ;seringsama dengan urine Kalium meningka sehubungan dengan retansi seiring dengan perpindahan selular atau pengeluaran jaringan (hemolisis SDM) Natrium biasanya meningkat Kalsium dan bikarbonat menurun Klorida, magnesium dan fosfat meningkat

3. retrograde pylografi menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan uriter 4. arteriogram ginjal untuk mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskularitas dan masa 5. sisteuretrogram berkemih :menunjukkan ukuran kandung kemih, refluk, retensi 6. UGS Ginjal untuk menetukan ukuran ginjal dan masa kista, obstruksi saluran kemi atas 7. MRI (magnetic resonance imaging) memberikan informasi tentang jaringan 8. EKG : mungkin abnormal menunjukkan ketidak seimbangan elektrolit dan asam basa DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. kelebihan volume cairan b/d gagal ginjal dengan kelebihan air 2. resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak seimbangan airan dan elektrolit, gangguan frekuensi,irawa, konduksi jantung, akumulasi /penumpukan urea tosin, kalsifikasi jaringan lunak. 3. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuih berhubungan dengan katabolisme protein 4. intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi etabolik/ pembatsan diet, anmia 5. resiko infeksi b/d defresi pertahanan imunologi 6. resiko kurang volume cairan b/d kehilangan cairan berlebihan

liye.abot@yahoo.com

10

7. kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang mengikat.

liye.abot@yahoo.com

11

RENCANA PERAWATAN (NIC & NOC) NO Dx.Kep (1) (2) 1. Kelebihan volume cairan b/d gagal ginjal dengan kelebihan air Tujuan (3) Setelah dilakukan asuhan keprawatan selama.x24 jam klien dapat mepertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh(fluid balance) Dengan criteria klien bebas dari edema klien dapat mempertahankan bunyi paruh bersih BB stabil Turgor kulit normal Tidak ada oliguria Klien melaporakan adanya kemudahan dalam bernafas Intervensi (NIC) (4) Manajemen cairan monitor nilai elektrolit serum abnormal monitor lokasi dan perluasan edema monitor peningkatan berat badan tiba-tiba monitor bunyi paru: adanya crakles, status respirasi dan keparahannya monitor adanya disentesi vena jugularis dengan posisi kepala di tingkatkan 30 sampai 45 derajat monitor hasil laboratorium yang sesuai dengan keseimbangancairan (hematokrit, BUN, albumin dan berat jenis urine) monitor tanda dan gejala retensi cairan monitor ital sign sesuai kebutuhan Monitor cairan (fluid monitoring) monitor intake dan output

liye.abot@yahoo.com

12

monitor total albumin dan protein monitor tekanan darah, denyut nadi dan setatus respirasi monitor memberane mukosa dan turgor kulit monitor adanya distensi vena jugulari, bunyi crakles pada paru- paru edema pripher dan penambahan berat badan

kelola cairan sesuai kebutuhan batsi intake cairan sesuai kebutuhan pertahankan kecepatan pemberian cairan intravena kelola pemberian obat- obatan yang meningkatkan urine output sesuai kebutuhan

monitor efek samping pemberian deuritik: ortostatik dan ketidak seimbangan metabolic

2.

Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak seimbangan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .x24 jam klien menunjukkan curah jantung adekuat (cardiac pump

- monitor berat badan Cardiac care evaluasi adanya neri dada dan factor yang menciuskan nyeri lakukan penilaian konprehensif terhadap sirkulasi prefier( misalnya : ceknadi

liye.abot@yahoo.com

13

airan dan elektrolit, gangguan frekuensi,irawa , konduksi jantung, akumulasi /penumpukan urea tosin, kalsifikasi jaringan lunak

effectiveness) dengan criteria tekanan darah dalam rentang normal toleransi terhadap aktifitas nadi prefier kuat tidak ada distrimia tidak ada bunyi jantung abnormal tidak ada edema prefier tidak ada udema pulmo tidak ada diaforsis tidak ada mual tidak ada kelelahan -

prefier, edema, pengisiasn kafiler, dan suhu ektremitas dokumentasikan adanya distriminaa jantung catat tanda dan gejala penurunan curah jantung monitor vital sign monitor status kardiovaskuler monitor distritmia jantung termasuk gangguan irama dan konduksi monitor status respirasi terhadap gejala gagal jantung monitor abdomen untuk mengidentifikasi adanya penurunan perfusi monitor keseimbangan cairan (intake output dan berat badan harian) monitor fungsi pacemaker sesuai kebutuhan kenali adanya perubahan tekanan darah evaluasi respon pasien terhadap distrimia kolaborasi dalam pemberian therapy antiaritmiasesuai kebutuhan

liye.abot@yahoo.com

14

monitor respon klien terhadap pemberian terapi anti aritmia intruksikan klien dan keluarga tentang pembatasan aktivitas tentukan periode latihan dan istirahat untuk menhindari kelelahan

monitor toleransi klien terhadap aktivitas monitor adanya dyspnie, kelelahan, takhipneu dan orthopneu

anjurkan untuk megurangi setres ciptakan hubungan yang saling mendukung antara klien dengan keluarga

anjurkan klien untuk melaporkan ketidaknyamanan dada

tawarkan support spiritual untuk klien dan kluarga

3.

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .x24 jam klien dapat

Managenamen nutrisi pertahankan berat banda yang ideal dengan usia dan tinggi badan

liye.abot@yahoo.com

15

tubuih berhubungan dengan katabolisme protein

meningkatkan status nutrisi dengan criteria asupan nutrisi asupan makanan dan cairan energi masa tubuh berat badan

obserpasi kemampuan klien untuk makan tanyakan kepada klien tentang alirge terhadap makanan tanyakan makanan kesukaan klien kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalorid dan tipe nutrisi yang dibutuhkan

anjurkan masukan kalori yang tepat yang sesuai dengan gaya hidup

anjurkan peningkatan masukan zat besi yang sesuai anjurkan peningkatan masukan protein dan vitamin C anjurkan untuk banyak makan buah dan minum pastikan diet tidak menyebabkan konstipasi berikan klien diet tinggi protein tinggi kalori evaluasi hasil lab (albuminserum total protein serum, hemoglobin, hematokrit, vitamin dan mineral

monitor intake makanan

liye.abot@yahoo.com

16

monitor status rongga mulut (gusi, lidah, mukosa dan gigi)

Monitor Nutrisi onitor respon emosional klien saat diberikan makan monitor keadaan lingkngan tempat klien makan monitor turgor kulit sesuai kebutuhan monitor tingklat energi, kelelahan dan kelmahan monitor intake kalori dan nutrisi berikan makanan dan cairan sesuai kebutuhan monitor adanya m ual dan muntah catat perubahan setatus nutrisi yang penting dan lakukan tindakan sesuai kebutuhan 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi etabolik/ Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .x24 jam klien dapat menunjukkan toleransi terhadap akivitas (activity tolerancy) berikan lingkungan yang optimal pada waktu makan Managmen energi tentukan keterbatasan klien terhadap aktifitas tentukan penyebab lain dari kelelahan dorong kliean untuk mengungkapkan perasaan

liye.abot@yahoo.com

17

pembatsan diet, anmia

dengan criteria : kliend apat menentukan aktivitas yang sesuai dengan peningkatan denyut jantung,TD dan frekuensi nafas; mempertahankan irama dalam batas normal mepertahankan warna kehangatan kulit dengan aktivitas EKG dalam bats normal Melaporakan peningkatan aktivitas -

tentang keterbatasan monitor inake nutrisi sebagai sumber energi yang adekuat monitor respon cardiorespoiratory terhadap aktivitas ( misalnya : takhikardi, distritmia,dyspneu, diaporesis, pucat, tekanan hemodinamik dan prekuensi pernapasan) batsi stimulus lingkungan dorongan untuk melakukan periode aktivitas dan istirahat rencanakan periode aktivitas saat klien memiliki banyak tenaga hindari aktivitas selama periode istirahat Bantu klien untuk bangun dari tempat tidur atau duduk disamping tempat tidur atau berjalan Dorong klien untuk melakukan aktivitas harian sesuai sumber energi Instruksikan klien untuk keluarga untuk mengenal tanda dan gejala kelelahan yang

liye.abot@yahoo.com

18

memerlukan pengurangan aktivitas Mengindentifikasi aktivitas yang lebih disukai Therapy aktivitas tentukan komitmen klien untuk peningkatan frekuensi atau rentang untuk aktivitas Bantu klien untuk mengungkapkan kebiasaan aktivitas yang paling berarti dan atau aktivitas davorit di waktu lueng Bantu klien untuk memilih aktivitas yang konsisten dengan kmampuan fisik, fsikologis dan social Bantu klien untuk mempokuskan apa yang akan dilakukan daripada apa kekurangannya Bantu kelien untuk mengidentifiasi pilihan aktivitas Bantu klien untuk mengidentivikasi aktivitas yang berarti Bantu klien

liye.abot@yahoo.com

19

untukmenjadwalkan periode hususuntuk hiburan di luar aktivitas Bantu klien /keluarga menyesuaikan lingkungan yang mengakomodasi keinginan beraktivitas Berikan reinforcement positif terhadap partisipasi klien dalam beraktivitas Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual 5. resiko infeksi b/d defresi pertahanan imunologi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .x24 jam klien dapat : 1. meningkakan pertahan tubuh (immune status) dengan kereteria : status respirasi dalam rentang normal status genitourinary dalam rentang normal suhu tubuh dalam rentang normal terhdap aktivitas Control infeksi bersihkan lingkungan secara tepat setelah di gunakan oleh klien batasi jumlah pengunjung ajarkan cuci tangan untuk mrnjaga kesehatan individu anjurkan klien untuk nencici tangan dengan tepat gunakan sabunanti microbial untuk cuci tangan anjurkan pengunjung untuk mencuci sebelum dan sesudah meninggalkan ruangan cuci tangan sebelum dan sesedah kontak dengan klien

liye.abot@yahoo.com

20

nilai WBC dalam batas normal tidak ada infeksi ulang

lakukan universal precaution gunakan sarung tangan sreril tingkatkan asupan nutrisi anjurkan asupan cairan anjurkan istirahat berikan terapi antibiotic ajarkan klien dan keluarga tentang tanda- tanda gejala dari infeksi

2. pengetahuan klien dan keluarga tentang control infeksi meningkat,dengan keriteria : menjelaskan tandatanda dan gejalanya menjelaskan aktifitas yang dapat meningkatkan resistensi terhdap

ajarkanklien / keluarga bagaimana mencegah infeksi

proteksi infeksi monitor tanda dan gejala infeksi sistemik monitor nilai absolute granulositdan WBC batasi pengunjung sesuai kebutuhan pertahankan teknik aseptic dorong intake cairan sesuai kebutuhan kelola pemberian antibiotika ajarkan klien dan keluarga untuk melaporkan tanda dan gejala infeksi pada petugas kesehatan ajarkan kliem dan kluarga bagaimana menghindari infeksi

liye.abot@yahoo.com

21

berikan ruangan khusus sesuai kebutuhan

6.

resiko kurang volume cairan b/d kehilangan cairan berlebihan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan klien dapat mempertaankan keseimbangan cairan dalam tubuh (fluid balance) dengan keriteria : klien bebas dari edema klien dapat mempertahankan bunyi paru bersih BB stabil turgor kulit normal tidak ada oliguria klien melaporkan adana keudahan dalan bernapas

Manajemen cairan (fluid management) monitor nilai elektrolit serum abnormal monitor setatus respirasi data dan tentukan adanya ortopneu dan keparahannya monitor hasil laboratorium yang sesuai dengan keseimbangan cairan (hematokrit, BUN, albumin dan berat jenis urine_ monitor vitasl sign sesuai kebuthan tingkat hidrasi pertahankan pemberian cairan intravena monitor cairan (fluid monitoring) monitor intake dan output monitor serum albumin dan total protein

liye.abot@yahoo.com

22

monitor tekanana darah , denyut nadi dan setatus respirasi

monitor memberane mukosa dan turgor kulit kelola cairan sesuai kebutuhan pertahankan kecepaan pemberian cairan intravena

7.

Kurang pengetahuan parognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang mengingat

Setelah dilakukan asuhan keperawatan klien 1. mempunai pengetahuan tentang proses penyakit (knowledge process) mengenal nama penyakit menjelaskan prosaes penyakit menjelaskan factor peyebab dan resiko menjelaskan efek dari penyakit menjelaskan tandatanda dan gejala-

Pendidikan kesehatan : proses penyakit (teaching disease process) kaji tingkat pengetahuan klien berhubungan dengan proses penakit yang spesifik jelaskan patofisiologi penyakit serta anatomi dan fisiologi jelaskan tanda- tanda dan gejala yang biasa muncul jelaskan tentang proses penyakit berikan informasi kepada klien tentang kondisinya berikan informasi tentang diagnistik yang dilakukan diskusikan perubahan prilaku yang dapat mencegah komplikasi jelaskan kompliasi krinik yang

tentang kondisi, selama .x24 jam,

liye.abot@yahoo.com

23

gejala menjelaskan tindakan- tindakan untuk meminimalkan progresi penyakit menjelaskan tanda dan gejala komplikasi menjelaskan pencegahan komplikasi -

mngkin muncul pendidikan kesehatan : pengobatan (teaching : treatment) jelaskan kepada pasien tentang pengobatan yang didapat jelaskan kepada pasien tentang obat generic jelaskan kepada pasien tujuan dari seriap pengobatan jelaskan kepada pasien dosis, rute, dan durasi dari setiap pengobatan mengecek kembali kemampuan pasien dalam mengelola pengobatan yang didapat jelaskan kepada pasien tindakan yang dibutuhkan seelum mendapatkan pengobatan jelaskan kepada pasien apa yang dilakukan jika dosis telah habis jelaskan kepada pasien tentang epek samping dari pengobatan dan tindakan yang tepat untuk menggulanginya terangkan kepada pasien kemungkinan intraksi obat

liye.abot@yahoo.com

24

dengan mkanan libatkan keluarga dalam pengobatan

liye.abot@yahoo.com

25

RENCANA KEPERAWATAN Dx. Kep (1) Kelebih an volume cairan b/d gagal ginjal dengan kelebiha n air Tujuan/ criteria (2) Kelebihan volume cairan tidak terjadi dengan criteria : - menunjukkan saluran urine tepat - BJ, urine nirmal - BB satbil - Tanda vital normal - Edema tidak ada Intervensi (3) 1. catat pemasukan dan pengeluaran akurat 2. awasi bj. Urine 3. timang BB, tiap hari dengan alat yang sama 4. awasi nadi tekanan darah suara paruparu 5. kaji kulit, wajah area edema evaluasi drajat edema 6. auskulstasi paru dan bunyi jantung kolaborasi 7. perbaii penyebab : contohnya memperbaiki ferfusi ginjal 8. awasi pemeriksaan lab: bun, kreatinin, Na, K,Hb/Ht,pholotorax 9. batasi cairan sesuai dengan indikasi Rasional (4) 1. Menetukan fungsi ginjal dan kebutuhan penggantian cairan 2. Mengatur kemapuan gunjal mengkonsentrasikan urin 3. pengawasan status cairan tubuh 4. mengetahuai teachicardi hipertensi dan edema paru dan bunyi napas tambahan 5. mudah terjadi edema dan dan mengetahui akumulasi cairan 6. deteksi dini terjadinya oedema paru 7. mengembalikan kepungsi normal 8. mengkaji berlanjutnya disfungsi gagal 9. menejemen cairan diukur untuk menghantiakn pengeluaran dari semua sumber ditambah prakiraan kehilangan yang tak tampak

liye.abot@yahoo.com

26

10. berikan ubat sesuai dengan indikasi

10. melebarkan lumer tubuler dari debris, meningkatkan volume urineadekuat, anti hipertensi untuk mengtasi hipertensi sehingga menunjukkan aliran darah ginjal

Resiko penurun an cuarah jantung b/d kelebiha n cairan

Penurunan curah j antung tidak terjadi dengan criteria : - mempertahan kan curah jantung - TD. Dan denyut jantun normal - Nadi prifier kuat : sama dengan waktu pengisian kapiler

1. awasi TD dan frekuensi jantung 2. obserpasi EKG

1. deteksi dini terhadap kelebihan cairan 2. respon terhadap berlanjutnya gagal ginjal 3. auskultrasi bunyi 3. deteksi dini untuk jantung persiapan dialisis 4. kaji warna kulit 4. deteksi dini terhadap memberam mukosa vasokontriksi atau anemia, dan dasar kuku sianosis, yang mungkin berhubungan dengan gagal ginjal 5. selidiki kram otot, k 5. indicator hipokalemiayang esemutan pada jari dapat mempengaruhi dan kejang otot kontraktilitas dan fungsi jantung 6. pertahankan tirah 6. menurunkan konsumsi baring dan dorong oksigen/ kerja jantung istirahat adekuat kolaborasi 7. pemerikasaan 7. deteksi dini perubahan lab.K,Na<Ca elektrolit darah 8. berikan tambahan 8. memaksimalkan sediaan oksigen oksigen 9. berikan obat sesuai 9. memperbaiki curah dengan indikasiL: jantung, mengatasi inotrofik (digoksin hipokalemia dan memperbaiki iritabilitas jantng 10. natrium bikarbonat 10. memperbaiki osisdosis

liye.abot@yahoo.com

27

Ketidak seimban gan nutrisi kurang dari ebutuha n tubuh b/d kataboli sme protein

Kebutuha nutrisi terpenuhi dengan criteria : - mempertahan kan atau meningkatkan BB - bebas oedema

1. kaji/ catat pemasukan diet 2. berikan makanan sedikit dan sering 3. berikan oral hygiene, berikan permen karet atau penyegar mulut diatara waktu makan 4. timbang berat badan setiap hari kolaborasi 5. konsul dengan ahli gizi 6. berikan tinggi kalori, rendah protein, rendah garam 7. berikan obat sesuai dengan indikasi;Fe, Ca, Vit D, Vit Bcompleks, anti emetik

1. membantu dalam mengidentifikasi defisiensi kebutuhan diet 2. meminimalkan anoreksia dan mual 3. menghindari memberam mukosi, mulut kering dan pecah

4. deteksi dini perpindahan keseimbangan cairan 5. menetukan kalori dan jumlah nutrisi 6. kalori dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi, rendah protein disesuaikan dengan fungsi ginjal yang menurun 7. mengatasi anemia, mengatasi kadar normal serum, memudahkan absorbsi kalsium, diperlukan koenzin, pada pertumbuhan sel 1. menetukan derajat dan efek ketidak mampuan 2. membantu memilihkan intervensi 3. mengatasi penyebab 4. mencegah kelelahan berlebihan

Intolera nsi aktivitas b/d penurun an produksi en energi metaboli c/

Toleransi terhadap aktivitas meningkat dengan criteria : Berpartisipasi pada aktivitas yang diberikan

1. evaluasi laporan kelelahan 2. kaji kemampuan berparisifasi dalam aktivitas yang diinginkan 3. identifikasi factor stress yang dapat memperberat 4. rencanakan periode istirahat adikuat

liye.abot@yahoo.com

28

pembata san diet, anemia

Resiko krang volume cairan b/d kehilang an cairan yang berlebih an

Resiko infeksi b.d defresi pertahan an imonoli gi

Kekurangn cairan tidak terjadi dengan criteria : - intake output seimbang - turgor kulit baik - memberam mukosa lembab , nadi prifer teraba elektrolit dalam batas normal Resiko infeksi tidak terjadi dengan criteria : Tidak mengalami tanda- tanda infeksi

5. berikan bantuan dalam ADL 6. tingkatkan partisipasi sesuai kemampuan 7. kolaborasi, awasi; pemerikasaan elektrolit 1. ukur pemasukan dan pengeluaran dengan akurat 2. perhatikan tanda dan gejalan dehidrasi 3. berikan cairan yang diizinkan/ program pengobatan 4. control suhu lingklungan 1. patuhi prosedur perawatan / tingakatkan cuci tangan yang aik 2. hindari prosedur invasive 3. berikan perawatan ketetr rutin dan tingkatkan perawatan prianal 4. dorong nafas dalam batuk dan ubah posisi sering 1. kaji ulang proses penyakitprognosis, dan faktorpencetus jika diketahui 2. jelaskan tingkat fungsi ginjal, setelah episode akut

5. memebrikan keamanan pada pasien 6. mebatasi prustasi 7. ketidak seimbangan mengganggu fungsi neomureskuler 1. membantu memperkirakan kebutuhan cairan 2. kehilangan c airan dapat menyebabkan setatus gangguan hivolemik 3. fase deuritik dapat berlanjut fase oliguria, waspada dehidrasi nuktumal 4. menurunkan diaforesis

1. menurunkan resiko infeksi silang 2. membatasi introduksi bakteri kedalam tubuh 3. menurunkan resiko ISK asenden 4. mencegak atelekstatis menurunkan resiko infeksi paru 1. memberkan dasar pengetahuan 2. pasien mungkin mengalami efek yang sifatnya sementara

Kurang pengeta huan tentang kondisi prognosi s

Klien dan keluarga dapat memahami tentang kondisi, dan pengobatan, dengan criteria: Menunjukkan

liye.abot@yahoo.com

29

dankebu tuhan pengoba tan b/d kurang menging at

perubahan berlaku prilaku, dapat 3. diskusikan dialysis berpartisipasi ginjal bila dalam pengobatan diperlukan dan perawatan 4. kaji ulang rencana diet 5. dorong pasien dankeluarga untuk mengabsosvasi karaktristik urine, jumlah frekuensi danpengeluaran 6. diskusikan pembatasan aktivitas 7. diskusikan penggunaan obat

3. sebgai informasi tambahan dalam mengambil keputusan 4. nutrisi adekuat perlu untuk peruses penyembuhan 5. perubahan dapat menunjukkan gangguan fungsi ginjal

6. tindakan menghemat energi 7. obat dapat menimbulakan reaksi toksik pada ginjal, perlu dilaporakan penggunaan obat oleh pasien 8. menghindari kekambuhan/ komplikasi 9. upaya dalam mencegah kompliasi

8. tekankan perlunya perawatan, pemeriksaan lab 9. identifikasi gejala yang memerlukan intervensi medik,contohnya peningkatan BB, oedema, letargi, perdarahan, tanda infeksi, atau gangguan mental

liye.abot@yahoo.com

30

Anda mungkin juga menyukai