Anda di halaman 1dari 2

Partai Aceh Butuh Reformasi Pemilukada kali ini adalah Pemilukada bersejarah bagi Aceh, pada Pemilukada inilah

para eks pejuang GAM ikut meramaikan bursa calon pemimpin Aceh kedepan. Konflik yang terjadi didalam GAM sendiri dipicu oleh permasalahan siapa yang akan menjadi calon yang mewakili eks Pejuang GAM. Partai Aceh, sebagai Partai Lokal tempat terhimpunnya para mantan pejuang ini telah menentukan Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf sebagai calon. Hal ini membuat Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang juga eks GAM terpaksa naik melalui jalur independen yang masih simpang siur keabsahannya.Partai Aceh sendiri telah secara jelas menganulir jalur Independen melalui kekuatannya di DPRA dengan alasan mempertahankan UUPA, dan Irwandi menolak menandatangani Draft Qanun tersebut karena itulah jalan satu-satunya Irwandi dapat kembalai menjadi Aceh 1 setelah tidak diajukan sebagai calon Gubernur dari Partai Aceh. Irwandi yang juga didukung sebagian eks GAM ini telah menunjukkan dirinya tidak loyal terhadap Partai Aceh dengan tetap naik melalui jalur independen di mata para mantan rekan seperjuangannya. Tetapi kita harus kembali melihat bagaimana cara penentuan keputusan partai tersebut. Kisruh ini berawal dari internal Partai dan harus diselesaikan secara internal. Jangan sampai kisruh ini menimbulkan keresahan di masyarakat. Reformasi di internal Partai Aceh dianggap perlu demi mencegah terciptanya permasalahan yang dapat berimbas ke stabilitas politik di Aceh.Penulis melihat bahwa perlu adanya cara berpolitik baru yang harus diterapkan Partai Aceh. Gaya militer masih sangat melekat dengan Partai Aceh dengan gaya komando yang mungkin tidak disadari para elit Partai. Partai Aceh bisa belajar dari Partai Demokrat di Amerika Serikat yang calon presiden dari Parta Demokrat ditentukan oleh konstituen Partai atau dari Partai Golkar yang mengadakan konvensi dalam pemilihan calon presidennya. Partai Aceh sebagai partai terbesar saat ini di Aceh harus lebih mendengarkan konstituennya dan lebih melibatkan kader-kader Partai dalam pengambilan keputusan internal Partai sehingga keputusan Partai lebih kuat dan berdasar. Dengan cara-cara yang lebih komunikatif, representatif

dan transparan, tentunya Partai Aceh akan semakin kuat dan mampu bertahan dalam proses evolusi Politik dan benar-benar layak disebut Partai yang mewakili aspirasi rakyat Aceh. Jabal Ali Husin Sab Mahasiswa FISIP UNSYIAH

Anda mungkin juga menyukai