Anda di halaman 1dari 32

BAB I ANALISA GAS DARAH

1.1. Pendahuluan Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk memeriksa analisa gas darah yaitu: a. b. c. Darah arteri Darah vena Darah kapiler Bahan pemeriksaan tersebut dicampurkan dengan heparin dengan rasio 1:9. Sebelum melakukan pengambilan darah hendaknya diperiksa terlebih dahulu kadar hemoglobin sebelum diambil darah dan suhu pasien pada saat diambil darah. Untuk pemeriksaan ini pasien tidak perlu melakukan puasa. Faktor- faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan analisa gas darah ini yaitu hemolisis, antikoagulan yang tidak tepat, pengenceran sampel yang tidak tepat, bekuan, gelembung udara serta penundaan pemeriksaan (analisis). Indikasi dilakukannya pemeriksaan analisa gas darah yaitu: a. b. Gangguan metabolik Gangguan respirasi berat

c. d. e. f.

Syok Sepsis Penurunan cardiac output Gagal ginjal

1.2. Terminologi a. Acidemia pH darah yang menurun (peningkatan konsentrasi ion hydrogen) dalam darah. b. Acidosis Penurunan pH darah akibat akumulasi asam dan ion hidrogendalam darah dan jaringan tubuh. c. Alkalemia Peningkatan pH atau penurunan konsentrasi ion hydrogen darah d. Alkalosis Peningkatan pH di jaringan tubuh akibat penimbunan basa atau dari hilangnya asam tanpa hilangnya basa yang sebanding dalam cairan tubuh e. Hypoxemia Defisiensi oksigenasi darah yang menyebabkan penurunan pO2 di darah f. Hypoxia Penurunan suplai oksigen ke jaringan sampa di bawah tingkat fisiologis meskipun perfusi jaringanoleh darah memadai (penurunan pO2 di jaringan)

g.

Hypercarbia Kelebihan CO2 di dalam darah, disebut juga dengan hypercapnia sehingga pCO2 meningkat

h. Hypocapnia Defisiensi CO2 dalam darah, disebabkan oleh hiperventilasi dan akhirnya mengakibatkan alkalosis. Disebut juga hypocarbia. (penurunan pCO2 dalam darah arteri) i. pO2 Tegangan yang disebabkan oleh kandungan oksigen dalam darah arteri (normalnya 80-100 mmHg) j. pCO2 Tegangan yang disebabkan oleh adanya CO2 dalam darah arteri (normalnya 3545 mmHg) k. pH Kadar ion hydrogen bebas dalam larutan. Cara menghitung pH yaitu pH= - log H (normalnya 7,4 0,05) l. Bicarbonat (HCO3-) Konjugat basa dari asam karbonat (normalnya 242 mmol/L) m. Saturasi O2 Mengukur jumlah oksigen yang terikat dengan Hb dibagi dengan kapasitas pengikatan oksigen oleh hemoglobin dikalikan 100%. (normalnya 95-98%)

1.3. Mekanisme Kompensasi Gangguan Asam Basa Respons fisiologis terhadap perubahan H+ adalah buffer kimiawi yang terjadi segera, kompensasi respiratorik dan kompensasi renal yang lambat namun efektif. a. System buffer System buffer dalam tubuh ada 3 yaitu: 1) Buffer bikarbonat (50%) dari total buffer tubuh 2) Hemoglobin (35%) 3) Protein intraseluler, fosfat dan ammonia (15%) Buffer oleh bikarbonat plasma terjadi dengan segera, namun jika belum dapat diatasi maka akan terjadi bikarbonat interstisiil yang memerlukan waktu 15-20) namun jika masih belum dapat diatasi maka akan terbentuk buffer dari protein intraselular dan tulang yang membutuhkan waktu 2-4 jam. HCO3- dan Buf

merupakan konjugat basa, apabila dalam system buffer ini

mendapat tambahan H+ dan OH- maka akan terjadi perubahan yaitu: 1) Bila mendapat tambahan H+ H+ + HCO3- H2CO3- CO2 + H2O H+ + Buf - H.buf Jadi reaksinya akan bergeser ke kiri 2) Bila mendapat tambahan OHH2CO3- + OH- H2O +HCO3-

H.buf - + OH- H2O + Buf Jadi reaksinya akan bergeser ke kanan Dari system buffer bikarbonat/ asam karbonat dapat diturunkan Persamaan Hemderson- Hasselbach : pH = 6,1 + Log (HCO3-) / (H2CO3) 24/ 1,2 6,1 + Log (HCO3-)/ 0,03 x pCO2 24/1,2 6,1 + Log 24/1,2= 6,1 + Log 20/1= 6,1+1,3= 7,4 Kadar H2CO3 di dalam darah berkaitan langsung dengan pCO2 (alveolar) dan faktor kelarutan CO2. b. Paru- Paru Kompensasi terhadap asidosis dan alkalosis adalah berubahnya kecepatan pernafasan (hipo/hiperventilasi) melalui chemoreseptor di dalam batang otak, yang bereaksi terhadap perubahan pH LCS. Volume semenit meningkat 1-4 L/ menit untuk setiap peningkatan 1 menit pCO2. Kompensasi maksimal dari paru- paru yaitu 24 jam. c. Ginjal Kompensasi ginjal terhadap asidosis dan alkalosis yaitu perubahan pada Na+ dan H+ dimana terjadi pertukaran dari Na
+

H+ pada tahap I dan tahap II sedangkan

pada tahap III terjadi perubahan Na+ NH4+. Ginjal membutuhkan waktu 3-4 hari untuk mencapai tahap kompensasi maksimal. 1) Tubulus proksimal, disini terjadi NaHCO3 yang difiltrasi ke lumen tubuler, Na+ H+ sebagai hasil dari sintesis sel tubular, HCO3 sebagai hasil dari sintesis sel
5

tubular berdifusi ke dalam peritubular plasma dan berikatan dengan Na+(hasil transport aktif dari lumen tubular) sehingga terbentuk NaHCO3 yang baru 2) Tubulus distal, disini Na_ H+ yang berasal dari Na2HPO4 yang difiltrasi ke lumen tubular, pada tahap ini tubuh akan mendapat NaHCO3 baru dan ginjal akan mengekskresi NaH2PO4 ke dalam urin sehingga urin bersifat asam. 3) Tubulus distal, disini Na+ dari NaCl, Na+ NH4+ (hasil deaminasi glutamine). Dalam sel renal, deaminasi akan menghasilkan NH3 yan dapat menembus membrane sel sehingga masuk ke dalam tubular nefron selanjutnya NH3 - + H+ NH4+ akan mengikat Cl- sehingga terbentuk NH4Cl- dan dibuanglah ke urin.

1.4. Jenis Gangguan Asam Basa

ganggguan keseimbangan asam- basa

asidosis

alkalosis

resiratorik

metabolik

respiratorik

metabolik

a.

Asidosis Respiratorik Asidosis respiratorik adalah asidosis yang disebabkan oleh gangguan pernafasam

akibat penurunan eliminasi gas CO2 di paru- paru. Penyebab asidosis ini adalah: 1) Inhibisi pusat nafas ( obat narkotik dan barbiturate) 2) Penyakit neuromuscular (GBS, poliomyelitis, hipokalemia) 3) Obstruksi saluran nafas (PPOK, asma bronkiale, aspirasi) 4) Kelainan restriktif ( emfiema, efusi pleura, edema paru) 5) Lain- lain (distensi abdomen, sleep apnea, overfeeding) pH Asidosis Respiratorik kompensasi parsial Asidosis Respiratorik tanpa kompensasi HCO3- pCO2 N

Asidosis Respiratorik kompensasi sempurna N

b. Alkalosis respiratorik Alkalosis yang terjadi karena adanya gangguan pernafasan yaitu meningkatnya frekuensi dan kedalaman nafas sehingga terjadi penurunan H+ dan peningkatan pH. Alkalosis ini biasanya disebabkan oleh : 1) Rangsangan pusat nafas ( ketegangan, hister, infeksi SSP, salisilat, katekolamin, progesterone, anemia berat, septicemia)

2) Keadaan pada alat pernafasan ( pneumonia, asma, emboli paru, ggal jantung kongestif) 3) Lain- lain ( sepsis) pH Alkalosis Respiratorik kompensasi parsial Alkalosis Respiratorik tanpa kompensasi Alkalosis Respiratorik kompensasi sempurna N HCO3- pCO2 N

c.

Asidosis metabolik Asidosis yang tidak disebabkan oleh gangguan pernafasan melainkan disebabkan

oleh: 1) Pembentukan asam yang berlebihan dalam tubuh kita sehingga H+ dibebaskan

oleh system buffer asam-karbonat- bikarbonat sehingga pH nya menurun, misalnya pada intoksikasi salisilat dan etanol. 2) penurunan HCO3- dalam tubuh, pada penderita diare, renal tubular asidosis

proksimal dan GGK stadium III-IV. 3) Retensi H+ misalnya pada penderitahipoaldosteronisme dan hidronefrosis.

pH Asidosis metabolik kompensasi parsial Asidosis metabolik tanpa kompensasi Asidosis metabolik kompensasi sempurna N

HCO3- pCO2 N

d. Alkalosis metabolik Alkalosis ini disebabkan oleh: 1) Terbuangnya H+ melalui saluran cerna atau ginjal dan shift H+ masuk ke dalam sel misalnya pada penggunaan diuretic loop dan tiazide, pascahiperkapnia, muntah dan post gastric suction. 2) Terbuangnya cairan bebas bikarbonat dati dalam tubuh 3) Pembentukan bikarbonat berlebih. pH HCO3- pCO2 alkalosis metabolik kompensasi parsial alkalosis metabolik tanpa kompensasi alkalosis metabolik kompensasi sempurna N N

BAB II GANGGUAN ELEKTROLIT

2.1. Pendahuluan Air merupakan komponen terbanyak yang menyusun tubuh manusia. Orang dewasa mempunyai cairan tubuh sebanyak 60 70% dari total berat tubuh. Anakanak mempunyai cairan tubuh lebih banyak lagi yaitu sekitar 80% dari total berat badan. Cairan tubuh selain mengandung air juga mengandung zat lain yang terkandung di dalamnya dan sangat diperlukan oleh tubuh, zat tersebut contohnya elektrolit. Hampir semua reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit. Konsentrasi cairan di dalam sel (cairan intra sel) dan diluar sel (cairan ekstra sel) harus dipertahankan tetap seimbang.

2.2. Klasifikasi Cairan Tubuh Cairan tubuh terdiri dari beberapa kompartemen, yaitu : 1. Cairan intra seluler (ICF) Cairan intra seluler adalah cairan yang terdapat di dalam sel, sebagian besar berupa sitoplasma sel. Banyaknya cairan intra seluler adalah 60 65% atau dua

10

pertiga dari total cairan tubuh. Elektrolit terbanyak di cairan intra seluler adalah potassium (K)

2. Cairan ekstra seluler (ECF) Cairan ekstra seluler adalah cairan yang terdapat di luar sel. Banyaknya cairan ekstra seluler adalah 35% atau sepertiga dari total cairan tubuh. Elektrolit terbanyak di cairan ekstra seluler adalah sodium (Na). Cairan ekstra seluler terdiri dari 75% cairan interstitial, sisanya 25% plasma darah.

Tabel 1. Komposisi Elektrolit di Dalam Cairan Tubuh Elektrolit Kation Na (Sodium) K (Potasium) Ca Mg Total Kation Anion Cl HCO3 Non Protein Asam Organik Protein Fosfor dan Sulfat Total Anion 103 27 6 16 3 155 8 136 56 200 142 5 5 3 155 10 148 2 40 200 Plasma Darah (mEq/L) Cairan Intra Seluler (mEq/L)

11

2.3. Hormon Pengatur Cairan Tubuh 1) Antidiuretic hormone (ADH) atau arginin vasopressin (AVP) Tempat sekresi di hypothalamus hipofise posterior darah sel tubulus distalis dan duktus koligen ginjal. Disekresikan jika daya osmolaritas cairan ekstraselular lebih besar daripada cairan intraselular. Jika daya osmolaritas cairan ekstraselular lebih rendah dari cairan intraselular maka produksi ADH berhenti dan akan merangsang tubulus distalis dan duktus koligen sehingga terjadi reabsorbsi H2O dari tubulus yang menyebabkan volume urin berkurang. Produksi ADH biasanya meningkat pada stress psikis dan obat- obat analgetika (morfin, petidin, barbiturate) 2) Aldosteron Tempat sekresinya di korteks glandula pararenalis. Disekresikan jika tekanan darah a. renalis berkurang yang akan merangsang reseptor di arteriola aferen sehingga sel juxta glomerular arteriola aferen mensekresikan renin dan terjadilah sekresi dari aldosteron itu sendiri. 3) Atrial Natriuretic Peptide (ANP) Produksi dari ANP ini dipengaruhi oleh distensi dari dinding atrium. Peningkatan volume cairan ekstraselular akan menyebabkan peningkatan venous return sehingga dinding atrium meregang dan merangsang baroreseptor (di sinus carotid, sinus aorta) yang menstimulasi pelepasan dari ANP.

12

2.4. Elektrolit Elektrolit merupakan zat anorganik atau organic yang bermuatan listrik. Elektrolit dapat ditemukan di dalam cairan tubuh baik berupa kation maupun anion. Komposisi elektrolit di cairan intra seluler mengandung potassium tinggi, sedangkan sodium rendah. Sebaliknya, cairan ekstra seluler mengandung sodium tinggi dan potassium rendah. Kondisi yang demikian biasanya dipertahankan oleh enzim sodium / potassium-ATPase yang bekerja untuk mengeluarkan sodium dari cairan intra seluler dan memompa potassium untuk masuk ke cairan intra seluler. Satuan untuk elektrolit Kandungan elektrolit dalam cairan tubuh dinyatakan dalam beberapa satuan, sebagai berikut : 1. mg% atau mg/dl, yaitu beratnya elektrolit yang terdapat dalam 100 ml atau 1 dl cairan tubuh 2. mEq/L, yaitu beratnya elektrolit yang terdapat dalam 1 liter cairan tubuh dikalikan dengan valensi dan dibagi oleh berat atom elektrolit tersebut.

mEq/L = mg elektrolit/L x valensi elektrolit berat atom elektrolit

13

3.

mmol, yaitu beratnya elektrolit yang terdapat dalam 1 liter cairan tubuh dibagi oleh berat atom elektrolit tersebut.

mmol =

mg elektrolit/L Berat atom elektrolit

Klasifikasi mineral ditinjau dari dua sudut yaitu untuk keperluan dan jumlahnya dalam tubuh : 1. Makro-mineral Makromineral merupakan mineral yang menjadi komponen tubuh dalam jumlah relatif banyak dan dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak pula (lebih dari 100 mg per hari) Contoh : 2. Mikro-mineral Mikromineral merupakan mineral yang menjadi komponen tubuh dalam jumlah relatif sedikit dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit pula (kurang dari 100 mg per hari) Contoh : Fe I Cu Zn Mn F Se Cr Mo Co Al Ca P K Na S Cl Mg

14

Nilai Normal Elektrolit Elektrolit serum sodium mEq/L 135 - 145

Potassium calcium magnesium chloride bicarbonate, venous arterial

3.5 - 5.0 4.5 - 5.5 1.5 - 2.5 95 - 105 19 - 25

22 - 26

Bahan pemeriksaan elektrolit diantaranya: a. b. c. d. Serum Plasma (lithium heparin) Urine sewaktu Urine 24jam

Dan pasien tidak perlu puasa untuk melakukan pemeriksaan ini. Pada saat melakukan pemeriksaan elektrolit ini perlu diperhatikan : 1. 2. 3. Torniket tidak boleh terlalu kuat Jarum tidak boleh terlalu kecil , idealnya menggunakan jarum no. 23 Jangan melakukan penekanan yang lama

15

4.

Penarikan darah sebaiknya jangan terlalu cepat. Metode yang digunakan antara lain:

1. 2.

Atomic absorption spectrophotometry (AAS) Ion- selective electrode (ISE)

a.

Kalsium Kalsium merupakan kation terbanyak dalam tubuh dan jumlahnya kira-kira

1,5 - 2,5 % dari total berat badan. 99% kalsium terdapat dalam tulang dan 1% tersebar dari mulai plasma darah dan berbagai jaringan lainnya. Kalsium diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium berfungsi untuk fungsi integritas otot dan saraf yaitu pengaturan kontraksi otot dan transmisi impuls saraf. Kalsium juga berperan pada proses pembekuan darah. Makanan sumber Makanan sumber kalsium yang tinggi yaitu sekitar 300 mg per porsi adalah susu, keju, yoghurt, tulang ikan pada ikan teri, ikan sarden, tepung ikan. Sedangkan telur, kacang-kacangan, tempe, bayam, leunca juga mengandung kalsium cukup tinggi yaitu sekitar 100 mg per porsi. Dairy products yang bebas lemak juga mengandung kalsium tinggi.

16

Absorpsi Kalsium dalam makanan kira-kira 25 50% diabsorbsi secara transport aktif di bagian proximal usus halus (Duodenum). Kalsium juga diserap oleh usus halus melalui proses transport aktif. Kalsium setelah diserap di usus halus masuk ke dalam darah kemudian masuk ke dalam tulang dan berbagai jaringan tubuh. Vitamin D dalam bentuk 1,25 hidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} dibutuhkan untuk transport kalsium aktif melalui pembentukan vitamin D-dependent calcium-binding protein, calmodulin. Kalsium di dalam darah dalam bentuk ion kalsium, dalam bentuk zat anorganik dan berikatan dengan albumin. Penyerapan kalsium didalam usus dipercepat oleh laktosa, asam aminolisin dan argirin, vitamin D, serta suasana asam dalam usus. Selain itu kalsium / fosfor rasio makanan 2 : 1 dan kalisum plasma yang rendah dapat mempercepat penyerapan kalsium. Sedangkan asam oxalat dan fiber yang banyak terdapat pada sayuran dan buah buahan menghambat penyerapan kalsium. Absorpi kalsim juga dihambat oleh asam fitat yang terdapat pada kacang kacangan dan padi padian. Faktor kecemasan seseorang juga dapat menghambat penyerapan kalsium. Lemak asal makanan yang tidak diabsorpsi oleh usus halus, misalnya pada anak yang mengalami fat malabsorpotion, dapat mengikat kalsium di usus sehingga

17

kalsium tidak dapat di absorpsi. Oleh karena itu, fat malabsorption pada anak sering menyebabkan negative calcium balance. Metabolisme Metabolisme kalsium dipengaruhi dan dikontrol oleh hormon paratiroid, kalsitonin dan vitamin D. Vitamin D membantu penyerapan kalsium dan mengurangi ekskresi kalsium. Kadar kalsium dalam plasma yang normal adalah 8,1 10 mg/dl. Kalsium dalam plasma terdiri dari 50% dalam bentuk terionisasi (Ca++) yang bersifat aktif dan 50% lagi dalam bentuk tidak terionisasi yaitu 40 45% kalsium berikatan dengan protein (Albumin, globulin) dan 5 10% kalsium berikatan dengan senyawa anorganik (karbohidrat, sitrat, glukonat). Kalsium dalam darah mengalami penurunan atau hipokalsemia lebih sering terjadi apabila mengalami sindroma malabsorbsi, defisiensi vitamin D atau hipoparatiroid. Hipokalsemia juga sering terjadi akibat serum albumin yang rendah oleh karena kalsium di dalam darah berikatan dengan serum albumin. Secara normal kalsium diekskresikan melalui urine sebanyak 100 200 mg ( 2,5 - 5 mmol) setiap hari. Kebutuhan Kalsium Intake protein dan sodium yang banyak akan meningkatkan kebutuhan kalsium seseorang. Anak-anak membutuhkan kalsium sebanyak 400 700 mg per hari, dan orang dewasa membutuhkan kalsium sebanyak 500 700 mg per hari. Wanita hamil

18

memerlukan kalsium 900 mg per hari, dan wanita menyusui membutuhkan kalsium sebanyak 800 mg. Wanita menopause yaitu wanita yang siklus menstruasinya berhenti secara

permanen membutuhkan kalsium dalam jumlah lebih banyak lagi yaitu sekitar 1200 mg per hari. Hal ini dihubungkan dengan berhentinya produksi hormon estrogen dan penurunan kadar horon estrogen pada wanita menopause Problem klinik 1. Hipokalsemia Gejala hipokalsemia berupa parestesia dan juga menyebabkan kram, tetani dan konvulsi. Nyeri-nyeri tulang, patah tulang dan penurunan tinggi badan juga dapat terjadi pada orang yang mengalami hipokalsemia. Orang yang menjalani bed rest atau imobilisasi dapat mengalami penurunan masa tulang atau osteopenia oleh karena kehilangan kalsium dari tulang dan peningkatan ekskresi kalsium lewat urine. 2. Hiperkalsemia Hiperkalsemia akibat intake kalsium dalam dosis sangat tinggi sering menyebabkan batu ginjal.

19

3. Osteoporosis Osteoporosis yaitu keroposnya massa tulang akibat massa tulang berkurang. Osteoporosis sering terjadi pada wanita menopause akibat berhentinya sekresi hormon estrogen dan mengakibatkan tulang kehilangan kalsium.

b. Magnesium Tubuh manusia mengandung magnesium sekitar 24 gram, 60% terdapat di dalam tulang, 39% dalam cairan intraseluler (20% dalam otot rangka) dan 1% dalam cairan ekstraseluler. Magnesium berhubungan dengan lebih dari 300 macam enzim. Magnesium penting untuk metabolisme adenosine trifosfat (ATP) yaitu pada pembentukan adenyl siklase yang berperan pada c-AMP. Magnesium berpartisipasi dalam metabolisme karbohidrat terutama pada proses oksidasi fosforilasi. Selain itu magnesium berperan dalam sintesis protein yaitu sebagai kofaktor enzim sintetase asam amino asil. Metabolisme lemak membutuhkan magnesium sebagai kofaktor enzim tiokinase, sedangkan dalam metabolisme asam nukleat berperan penting dalam pembentukan enzim DNA polimerase dan RNA polimerase. Magnesium juga penting bagi kontraksi otot, sistem transport membran dan transmisi impuls saraf. Magnesium konsentrasinya sangat tinggi di mitokondria dimana dibutuhkan untuk proses oksidatif fosforilase. Sel darah merah mengandung magnesium tiga kali lebih banyak di banding di dalam serum.

20

Makanan sumber Dairy produk, kacang-kacangan dan padi-padian mengandung tinggi magnesium. Daging, sea food dan sayuran hijau juga makanan sumber magnesium yang baik. Magnesium yang terdapat dalam klorofil sayuran hijau merupakan makanan sumber yang sudah tersedia. ASI mengandung 40 mg magnesium per liter, sedangkan susu sapi mengandung 120 mg per liter. Absorbsi Kira-kira 35 45% magnesium dalam makanan diabsorbsi di usus halus dengan system karier protein dan difusi, terutama konsentrasi tinggi. Absorbsi magnesium dapat dipengaruhi oleh intake total magnesium, transit time usus, jumlah laktosa dan fosfat dalam makanan, serta jumlah air yang diabsorbsi. Magnesium dapat masuk kembali ke usus halus bersama cairan empedu, cairan pancreas dan usus. Dalam keadaan normal hampir semua magnesium diabsorbsi. Sedangkan vitamin D dan hasil metabolismenya tidak mempunyai pengaruh terhadap penyerapan magnesium. Absorbsi magnesium dihambat oleh kalsium, fosfor, asam fitat dan asam oksalat. Selain itu, magnesium ansorbsinya dihambat oleh protein dan lemak yang terdapat dalam makanan. Metabolisme Magnesium yang diabsorbsi oleh usus halus masuk ke dalam darah dan menuju jaringan yang membutuhkannya. Sedikitnya tiga pool magnesium terdapat di dalam tubuh, masing-masing berbeda tingkat perubahannya. Pool ekstraseluler sangat cepat perubahannya. Pool intraseluler mempunyai tingkat perubahan setengah dari tingkat
21

perubahan pool ekstraseluler. Pool magnesium terbanyak adalah di dalam tulang perubahannya sangat lambat. Kadar normal magnesium serum adalah 1,8 2,3 mg/dl (0,75 0,96 mmol/L, 1,5 - 1,9 mEq/L). dalam plasma darah, 55 % magnesium dalam bentuk ion bebas, 13% dalam bentuk kompleks dengan zat anorganik dan 32% dalam bentuk berikatan dengan protein. Kira-kira 60 70% magnesium yang diserap oleh usus dikeluarkan bersama feses dan sisanya diekskresikan melalui urine. Kadar magnesium dalam urine adalah 36 207 mg per 24 jam (1,5 9,5 mmol per 24 jam, 3 17 mEq per 24 jam) Kebutuhan magnesium Magnesium bersama sama tiamin saling berinteraksi. Sebagai contoh, pemberian tiamin kepada tikus yang mengalami defisiensi magnesium tidak dilakukan akan mengalami defisiensi tiamin. Homeostasis kalsium dipengaruhi oleh adanya magnesium bahwa hipomagnesium ia mencegah pelepasan hormon paratiroid dan menyebabkan hipokalsemia. Kebutuhan kalsium untuk orang dewasa adalah 350 mg per hari untuk laki laki dan untuk 280 mg untuk wanita. Selama wanita hamil dan menyusui membutuhkan tambahan 150 mg perhari . Diet oriental dan diet vegetarian membutuhkan magnesium sangat tinggi.

22

Problem klinik 1. Defisiensi Magnesium Defisiensi magnesium menyebabkan peningkatan excitability neuromuscular, spasme dan parestesia. Defisiensi magnesium dalam waktu lama dapat

menyebabkan tetani, penurunan kesadaran sampai terjadi koma. Hipokalsemia dan hipokalemia seringkali disertai hipomagnesemai. Defisiensi magnesium dapat terjadi akibat komplikasi kwashiorkor. Hipokalsemia juga sering terjadi pada orang dan pasien dengan syndrome malabsorpsi. 2. Hipermagnesemia Hipermagnesemia dapat terjadi akibat dosis pemberian preparat magnesium yang sangat besar kira kira 15 gram untuk mendapatkan efek laksatif. Pada pasien gagal ginjal harus dihindari pemberian magnesium dalam jumlah besar.

c.

Sodium Sodium merupakan kation utama dan terbanyak di dalam tubuh. Sodium

terutama terdapat di cairan ekstra seluler yaitu sekitar 70% dari total sodium dalam tubuh. Sisanya yatu 10% di cairan intra seluler dan 30% terdapat dalam sumsum tulang. Sodium berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, sodium penting untuk permeabilitas membran sel.

23

Makanan sumber Sodium banyak ditemukan pada garam dapur (NaCl), dairy product seperti keju, baking powder dan baking soda pada pembuatan roti, kue, vetsin untuk penyedap masakan dan juga makanan-makanan olahan yang dikemas dalam plastik, kaleng atau kaca/ botol. Selain itu, sodium banyak terdapat dalam keju, susu, telur. Absorpsi dan Metabolisme Sodium diabsorpsi secara sempurna (100%) di ileum. Keseimbangan sodium di dalam tubuh diatur oleh ginjal dan dikontrol oleh hormon aldosteron. Ketika asupan sodium sedikit maka aldosteron meningkat dan ekskresi sodium berkurang. Sebaliknya, ketika asupan sodium banyak maka ekskresi sodium meningkat. Kadar sodium dalam darah adalah 142 145 mEq. Apabila asupan sodium sangat banyak atau kelebihan maka ginjal akan mengekskresikan sodium bersama-sama urine. Sebaliknya, apabila tubuh kekurangan sodium maka ginjal akan mereabsorpsinya. Alat pengeluaran sodium yang lain adalah feses, kulit yang keluar bersama keringat. Kebutuhan Kebutuhan sodium dalam sehari adalah sebagai berikut : Anak-anak membutuhkan sodium Dewasa membutuhkan sodium : 115 350 mg atau 5 15 mEq : 1100 3300 mg atau 48 144 mEq setara dengan 3 6 gram NaCl Usia lanjut membutuhkan sodium : 900 2700 mg atau 39 117 mEq

24

Problem klinik 1. Hiponatremi Hiponatremi terjadi apabila kadar sodium di dalam darah menurun akibat diare atau gagal ginjal kronik yang disertai asidosis. Pengobatan hiponatremi akibat diare dapat diberikan oralit, sedangkan diare berat dapat diberikan campuran 2/3 larutan NaCl isotonis dengan 1/3 larutan ringer laktat secara intra vena

25

2.

Hipernatremi Hipernatremi dapat terjadi akibat asupan sodium berlebihan atau kehilangan air (dehidrasi) yang sangat banyak. Hipernatremi berhubungan erat dengan penyakit hipertensi. Oleh karena itu, orang yang menderita hipertensi harus menghindari makanan-makanan yang mengandung kadar sodium tinggi dengan cara : Menghindari konsumsi sodium yang berlebihan Mengurangi konsumsi sodium yang berlebihan Menyeleksi makanan yang mengandung tinggi sodium Membaca label informasi kandungan zat gizi pada makanan yang dikemas

26

d. Potasium Potassium merupakan kation terpenting dan terbanyak yaitu 90% do cairan intra seluler, sisanya 10% terdapat di cairan ekstra seluler. Potassium berperan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, potassium berfungsi untuk mempertahankan permeabilitas membran sel. Makanan sumber Potasium banyak terdapat pada buah-buahan segar terutama pisang, nenas, apel merah, jeruk dan alpukat. Selain itu, potassium juga banyak terdapat pada sayuran segar terutama brokoli. Daging, ikan banyak. Absorpsi dan Metabolisme Potassium dalam makanan yaitu dalam bentuk ion K+ diabsorpsi secara cepat di usus kemudian masuk ke dalam aliran darah untuk selanjutnya masuk ke dalam sel tubuh. Potassium masuk ke dalam sel akibat adanya proses sodium pump untuk mengeluarkan sodium dari cairan intra seluler dan masuk ke cairan ekstra seluler. Kadar potassium di dalam darah adalah 3,5 4,5 mEq/L. Potassium diekskresi terutama melalui ginjal yang dipengaruhi oleh aldosteron. Selain itu, ekskresi potassium melalui feses dan sedikit melalui keringat. segar juga mengandung potassium cukup

27

Kebutuhan Kebutuhan potassium dalam sehari adalah sebagai berikut : Bayi membutuhkan potassium : 250 1275 mg (9 25 mEq) Dewasa membutuhkan potassium : 1875 5625 mg (48 144 mEq)

Problem klinik 1. Hipokalemi Hipokalemi sering terjadi bukan karena asupan potassium yang kurang tetapi terjadi akibat malnutrisi, luka-luka, diabetes mellitus dengan asidosis dan pada program penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan atau bahan yang kerjanya sebagai diuretika. Hipokalemi bias juga terjadi karena muntah dan diare. Hipokalemi sering menyebabkan gangguan neuromuscular berupa kelemahan otot, kelelahan otot, kram otot. Sedangkan hipokalemi berat dapat menyebabkan tetani otot dan paralysis otot. Ileus usus jugasering terjadi akibat hipokalemi yang berat.

28

2.

Hiperkalemi Hiperkalemi biasanya dihubungkan dengan peningkatan potassium di dalam plasma darah dan biasanya terjadi akibat adanya kerusakan sel atau jaringan tubuh. Hiperkalemi juga dapat terjadi pada penderita gagal ginjal. Hiperkalemi dapat menyebabkan cardiac aresst yaitu berhentinya kontraksi jantung. Selain itu, hiperkalemi dapat mengganggu susunan saraf pusat berupa parestesia, paralysis.

29

e.

Clorida Chlorida merupakan anion utama di cairan ekstra seluler. Banyaknya chlorida di

dalam tubuh sesuai dengan banyaknya sodium. Tubuh biasanya mengandung 100 gram chlorida. Chlorida berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh dan mempertahankan atau mengatur keseimbangan asam-basa tubuh. Chlorida di dalam lambung berikatan dengan ion hydrogen membentuk asam lambung sebagai HCl yang berfungsi untuk membantu pencernaan protein dan mencegah masuknya kuman melalui makanan.

30

Makanan sumber Makanan sumber utama chlorida adalah garam dapur (NaCl) Absorpsi dan Metabolisme Chlorida diabsorpsi secara sempurna di usus halus, kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah. Ekskresi chlorida biasanya melalui ginjal bersama-sama dengan sodium. Selain itu, chlorida juga diekskresi melalui feses, keringat. Kebutuhan Kebutuhan chlorida dalam sehari adalah sebagai berikut : Bayi membutuhkan chlorida : 275 700 mg (8 20 mEq) Anak-anak membutuhkan chlorida : 700 1200 mg (20 60 mEq) Dewasa membutuhkan chlorida : 1700 5100 mg (48 144 mEq)

31

DAFTAR PUSTAKA

1. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. EGC. 2002 2. Biokimia Harper. Edisi 25. EGC. 2003 3. Ilmu Gizi Klinik. 4. Slide Kuliah dr. Rini Sundari, SpPK

32

Anda mungkin juga menyukai