Anda di halaman 1dari 2

Menilik Status Gizi Anak Kendati secara fisik seorang anak terlihat baik-baik saja, tapi apakah anak

itu sudah tercukupi kebutuhan gizinya dengan baik? Sayangnya kenyataan sering berkat a lain! Dari hasil riset oleh Riskesdas 2007, ditemukan lebih dari 10 persen anak diusia balita dan dibawah 12 tahun kekurangan gizi. Padahal, seorang anak sangat membu tuhkan asupan gizi lengkap dan seimbang pada tahapan 'usia emasnya', untuk mendu kung tumbuh kembangnya secara optimal. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Si. Dari Perhimpunan Dokter Medik Indonesia (PDGM I), dalam acara peluncuran program Caravan Gizi Dancow Enriched "Sehat Dimulai D ari Sekolahmu" 2011, beberapa waktu lalu, di Jakarta, mengatakan jika ada dua pe luang terkait pertumbuhan anak di masa emasnya, yang bisa dikejar oleh orangtua, yakni saat masih di kandungan (janin) dan usia 2 tahun. "Mencukupi keperluan gizi mulai dari janin dalam kandungan akan membantu janin t erstimulasi perkembangan otaknya. Namun jika itu terlewat, orangtua bisa menggej arnya di peluang kedua usia emas anak, yakni saat anak berusia 2 tahun. Saat itu lah orangtua bisa mengganti peluang emas pertama yang hilang untuk mencukupi keb utuhan gizi anak," terang Dr. Saptawati. Lebih lanjut Dr. Saptawati menjelaskan bahwa manfaat zat gizi lengkap sangat ber peran untuk mendukung tumbuh, kembang dan aktivitas fisik anak, karena di usia t umbuh-kembangnya, anak-anak akan aktif mencari hal-hal baru untuk kemudian di ek splor demi memenuhi rasa keingintahuannya. Untuk mencukupi kebutuhan gizi lengkap dan seimbang, satu orang anak harus diber ikan pola makan gizi seimbang, baik seimbang dari sisi jumlah (kalori), jenis (v ariasi menu) dan jadwal. Untuk kecukupan kalori, jumlah yang diperlukan adalah 50-60 persen dari makanan kaya karbohidrat, 20-30 persen dari sumber lemak, serta 10-20 persen berasal dar i sumber protein. Sementara untuk jenisnya, bisa didapat dari nasi, lauk pauk, sayur, buah dan sus u. Sedangkan untuk jadwal, terdiri dari 3 kali makan dan 2-3 kali selingan. Kendati pemenuhan gizi oleh orangtua di lingkungan rumah sudah terwujud, namun a da satu kendala yang membuat setiap orangtua khawatir, yakni makanan atau minuma n yang dikonsumsi oleh anak di luar rumah, seperti di sekolah, dimana makanan da n minuman yang dibeli anak di luar rumah tidak bisa dipertanggung jawabkan keber sihan dan kesehatannya 100 persen. Untuk mengantisipasi anak terpapar oleh jajanan yang "miskin" gizi di luar rumah , orangtua bisa mensiasatinya dengan memberikan bekal makanan bergizi, sehat dan menarik, serta minuman kepada anak saat pergi ke sekolah. Kalaupun anak tidak mau dibawakan bekal makanan atau minuman dari rumah, beritah ukan kepada anak cara yang tepat untuk memilih jajanan yang sehat dan bergizi, d an mintalah bantuan dari pihak sekolah untuk mengawasi jajan anak, dengan tidak membiarkan anak jajan di luar kantin sekolah serta memantau jenis jajanan di kan tin sekolah. Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi anak secara seimbang dan lengkap, maka pertum buhan anak pun bisa berjalan optimal dan hal itu akan sangat berpengaruh positif pada aktivitas belajarnya di sekolah, berperilaku dan bersosialisasi. Selain itu, ada satu hal yang perlu diterapkan pada anak untuk menyempurnakan ke

hidupan sehat anak yang tidak hanya terpenuhi dari sisi gizinya, yaitu penerapan pola hidup bersih dan sehat, dengan selalu mendahulukan mencuci tangan dengan s abun sebelum makan, sesudah dari toilet dan sebelum beranjak tidur.

Anda mungkin juga menyukai