Anda di halaman 1dari 10

8 KEMAMPUAN DALAM MENGAJAR

Tugas Mata Kuliah Interaksi Belajar Mengajar

NUANSA PRADIPTA 6315087747 PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011

8 KEMAMPUAN DALAM MENGAJAR

1. KEMAMPUAN DALAM BERTANYA Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah. Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan rasa pertanyaan (1) mengembangkan (3) merangsang pendekatan fungsi CBSA (2) (4) menimbulkan keingintahuan berpikir

mengembangkan keterampilan berpikir (5) memfokuskan perhatian siswa (6) menstruktur tugas yang akan diberikan (7) mendiagnosis kesulitan belajar siswa (8) menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya (9) merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek didik. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut. Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponenkomponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan

singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan. Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari

keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

2. KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat

meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memelihara iklim belajar yang kondusif. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari penguatan verbal dan penguatan nonverbal. Penguatan verbal adalah pemberian penguatan yang berupa pujian yang dinyatakan dengan ucapan kata atau kalimat, sedangkan language). penguatan Penggunaan nonverbal kedua dinyatakan bentuk dengan itu bahasa tubuh (body untuk penguatan dimaksudkan

mendorong siswa agar mau belajar lebih giat lagi dan lebih bermakna. Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan iklim kelas yang kondusif sehingga siswa

dapat belajar secara optimal. Penguatan dengan maksud seperti itu terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif berupa pemberian ganjaran untuk merspons perilaku siswa yang sesuai dengan harapan guru sehingga ia tetap merasa senang mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan negatif berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga siswa merasa terbebas dari keadaan seperti itu. Agar memberi pengaruh yang efektif, semua bentuk penguatan harus diberikan dengan memperhatikan siapa sasarannya dan bagaimana teknik pelaksanaannya. Di samping itu juga perlu diingat bahwa penguatan harus diberikan dengan hangat dan penuh semangat, harus bermakna bagi siswa, dan jangan menggunakan kata-kata yang tidak pada tempatnya.

3. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

Variasi mengandung makna perbedaan. Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran. Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu variasi gaya mengajar, variasi pengalihan penggunaan indra, dan variasi pola interaksi. Variasi gaya mengajar meliputi suara jeda, pemusatan, gerak dan kontak pandang. Variasi pengalihan penggunaan indra dapat dilakukan dengan pemanipulasian indra pendengar, penglihatan, pencium, peraba dan perasa. Komponen variasi ini erat kaitannya dengan variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Variasi pola interaksi mencakup pola hubungan guru dan siswa. Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan siswa, berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara wajar dan terencana.

4. KETERAMPILAN MENJELASKAN

Pengertian menjelaskan dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran mengacu kepada perbuatan mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana dan sistematis sehingga dalam penyajiannya siswa dengan mudah dapat memahaminya. Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan bagi guru adalah dengan penguasaan ini memungkinkan guru dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasannya, mengestimasi tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar. Kegiatan menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing siswa memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan siswa, memberi siswa kesempatan untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh balikan tentang pemahaman siswa. Keterampilan merencanakan penjelasan mencakup (a) isi pesan yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh-contoh dan (b) hal-hal yang berkaitan dengan siswa. Keterampilan menyajikan penjelasan mencakup (a) kejelasan, (b) penggunaan contoh dan ilustrasi yang mengikuti pola induktif dan deduktif (c) pemberian tekanan pada bagianbagian yang penting, serta (d) balikan. Penyajian penjelasan harus didasari prinsip-prinsip (a) adanya relevansi antara penjelasan dengan tujuan pembelajaran, (b) sesuai dengan keperluan, (c) mengingat latar belakang dan kemampuan siswa, (d) diberikan secara spontan atau sesuai dengan rencana yang telah disiapkan, dan (e) isi penjelasan bermakna bagi siswa.

5. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN Membuka pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan prakondisi agar mental dan perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran yang akan dipelajari mereka. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal pelajaran saja melainkan juga pada awal setiap penggal kegiatan, misalnya, pada saat

memulai kegiatan tanya jawab

mengenalkan konsep baru, memulai kegiatan diskusi,

mengawali pengerjaan tugas, dan lain-lainnya. Kegiatan membuka pelajaran dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa agar ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran. Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk menyimpulkan atau mengakhiri kegiatan inti. Menutup pelajaran juga dapat dilakukan pada akhir setiap penggal kegiatan, misalnya mengakhiri kegiatan diskusi, tanya jawab, menindaklanjuti pekerjaan rumah yang telah dikerjakan siswa dan lain-lainnya. Kegiatan menutup pelajaran dilakukan dengan maksud untuk memusatkan perhatian siswa pada akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran, misalnya merangkum atau membuat garis besar materi yang baru saja dibahas, mengkonsolidasikan perhatian siswa pada hal-hal pokok dalam pelajaran yang sudah dipelajari, dan mengorganisasikan semua kegiatan ataupun pelajaran yang telah dipelajari menjadi satu kebulatan yang bermakna untuk memahami esensi pelajaran itu. Keterampilan membuka pelajaran bukanlah kegiatan mengabsen siswa, atau meminta siswa berdoa tetapi kegiatan menyiapkan mental siswa untuk menerima pelajaran. Komponen-komponen menutup pelajaran terdiri dari (1) meninjau kembali, (2) mengadakan evaluasi penguasaan siswa dan (3) memberikan tindak lanjut. Penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran harus berdasarkan prinsip kebermaknaan dan kebersinambungan.

6. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu format pembelajaran yang mempunyai ciri-ciri : (1) melibatkan 3 - 9 orang siswa setiap kelompoknya, (2) mempunyai tujuan yang mengikat, (3) berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, dan (4) berlangsung menurut proses yang sistematis. Diskusi kelompok kecil bermanfaat bagi siswa untuk (1) mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi (2) meningkatkan disiplin, (3) meningkatkan

motivasi belajar, (4) mengembangkan sikap saling membantu, dan (5) meningkatkan pemahaman. Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil mencakup (1) memusatkan perhatian siswa, (2) memperjelas pendapat siswa, (3) menganalisis pandangan siswa, (4) meningkatkan kontribusi siswa, (5) mendistribusikan pandangan siswa, dan (6) menutup diskusi. Dalam penerapannya, guru harus memperhatikan hal-hal berikut: (1) harus ada kesamaan latar belakang pengetahuan di antara para anggota kelompok, (2) semua anggota diskusi kelompok harus mampu mengemukakan pendapatnya secara lisan, (3) topik yang dibahas harus bersifat terbuka untuk menampung banyak pendapat, (4) diskusi harus berlangsung dalam suasana keterbukaan, (5) pelaksanaan diskusi harus mengingat keunggulan dan kelemahan-kelemahannya, (6) diskusi memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, dan (7) guru harus mampu mencegah timbulnya hal-hal yang dapat menghambat jalannya diskusi.

7. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan, mengulang atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, dengan hubungan-hubungan inter personal dan iklim sosio emosional yang positif serta mengembangkan dan mempermudah organisasi kelas yang efektif. Tujuan guru mengelola kelas adalah agar semua siswa yang ada di dalam kelas dapat belajar dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar. Secara garis besar terdapat 2 komponen utama dalam pengelolaan kelas yaitu: 1. Keterampilan yang berhubungan dengan tindakan preventif berupa penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar dan, 2. Keterampilan yang berkembang dengan tindakan kreatif berupa pengembalian kondisi belajar yang optimal.

Ada 6 prinsip yang perlu di pelajari dan dikuasai oleh guru dalam mengelola kelas. Prinsip-prinsip ini tidak bisa digunakan satu persatu saja tetapi harus bervariasi artinya lebih dari satu prinsip. Hal-hal yang harus di perhatikanan guru dalam memilih prinsip-prinsip

pengelolaan kelas ini adalah (1) situasi dan kondisi di mana pembelajaran tersebut berlangsung, (2) pada siapa proses pembelajaran tersebut ditujukan. Peranan guru dalam pengelolaan kelas adalah (1) memelihara lingkungan fisik kelas (2) mengarahkan/membimbing proses intelektual dan sosial siswa di dalam kelas dan (3) mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efisien dan efektif. Sedangkan tugas-tugas guru dalam mengelola kelas adalah (1) sebagai manajer (2) sebagai pendidik dan (3) sebagai pengajar. Dalam mengelola kelas sering ditemui kendala-kendala yang dapat menghambat terjadinya proses pembelajaran yang efisiendan efektif. Kendala ini bisa datang dari guru, bisa juga dari siswa dan bisa juga dari faktor lingkungan. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif selain menerapkan prinsipprinsip pengelola juga kiat-kiat untuk mengatasi kendala tersebut yaitu (1) guru tidak boleh campur tangan yang berlebihan terhadap siswa (2) guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang dapat menimbulkan kesenyapan atau pembicaraan terhenti dengan tibatiba. (3) hindari ketidak tepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan artinya guru harus tepat waktu (4) guru harus dapat mengelola waktu, baru hal ini dapat menimbulkan penyimpangan yang berkaitan dengan disiplin diri siswa dan (5) berilah penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele atau mengulang-ulang penjelasan karena dapat menimbulkan kebosanan.
8. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai guru karena penerapannya dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Selain itu, pembelajaran kelompok kecil dan perorangan

memberi kemungkinan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa, terjadinya proses saling belajar antara siswa yang satu dengan lainnya, memudahkan guru dalam memantau pemerolehan belajar siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat menumbuhkembangkan semangat saling membantu, serta memungkinkan guru dapat mencurahkan perhatiannya pada cara belajar siswa tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan belajar yang sesuai bagi siswa tersebut. Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari: 1. Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara: a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa
b. Mendengarkan

dengan penuh rasa simpati gagasan yang

dikemukakan siswa,
c. Merespon secara positif pendapat siswa, d. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai, e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu, f.

Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta

g. Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman,

terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.


2. Keterampilan

mengorganisasikan

kegiatan

pembelajaran,

yang

ditampilkan dengan cara: a. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,
b. Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan

siswa dalam belajar,


c. Membentuk kelompok yang tepat, d. Mengkoordinasikan kegiatan, e. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta f.

Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.

3. Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, yang

ditampilkan dengan cara:

a. Memberi penguatan secara tepat,


b. Melaksanakan supervisi proses awal, c. Melaksanakan supervisi proses lanjut, serta d. Melaksanakan supervisi pemaduan.

4. Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran,

yang ditampilkan dengan cara: 1. Membantu siswa menetapkan tujuan belajar,


2. Merancang kegiatan belajar, 3. Bertindak sebagai penasihat siswa, serta 4. Membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri.

Sumber :

http://edukasi.kompasiana.com/2009/10/19/delapan-kompetensi-dasar-mengajar/
http://pustaka.ut.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai