Anda di halaman 1dari 12

BLOK 1 & 2 Study Skills, Critical Thinking, Communication, Bioethic & Humaniora Modul I MULTISOCIOCULTURE ISSUE Group IV : 1.

Karina Wijaya (1112018) 2. Ita Dwi Lestari (1112004) 3. Vinita (1112012) 4. Dody Anugra S. (1112040) 5. Siska S. (1112029) 6. Muthya L.M (1112041) 7. Revita C. (1112034) 8. Chyntia C.K (1112047) 9. Anthony H. (1112020) Nama Tutor: drg. Susiana, Sp. Ort

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung-2011

I. ISTILAH SULIT Prelacteal : makanan tambahan selain ASI Kolostrum : ASI yang pertama yang sudah diproduksi sekitar 12-16 minggu kehamilan Air tajin : cairan putih yang dihasilkan ketika kita memasak nasi Partus : persalinan BBL : Berat Bayi Lahir Laktagogum : makanan yang dapat memperlancar proses produksi ASI MP-ASI : makanan prndamping ASI, merupakan makanan atu minuman yang mengandung gizi, diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya P-ASI : pengganti ASI, umunya berupa susu formula WBW : World Breastfeeding W eek memperingati Deklarasi Innocenti dibuat oleh WHO dan UNICEF pembuat kebijakan pada bulan Agustus 1990 untuk melindungi, mempromosikan dan mendukung menyusui. IMD : Inisiasi Menyusu Dini merupakan permulaan bayi menyusu pada ibu secara dini. Laktasi : menyusui II. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Definisi Budaya dan Kebudayaan Definisi Budaya Budaya dapat didefinisikan sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya adalah suatu pola hidup yang menyeluruh, abstrak, luas dan sangat kompleks. Dari proses terbentuknya, budaya sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu system agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, bangunan dan karya seni. Meskipun bersifat turun- menurun dan warisan, budaya adalah sesuatu yang dapat dipelajari. Contoh nyatanya adalah bahasa. Ketika orang Jawa melakukan transmigrasi ke Pulau Sumatra, maka ia harus beradaptasi dengan budaya Sumatra dan bahasa yang orang Sumatra gunakan untuk komunikasi sehari- hari. Maka dari itu orang tersebut harus belajar memahami bahasa Sumatra secara perlahan dan kemudian menggunakannya dalam komunikasi sehari- hari. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Definisi Kebudayaan Mengenai kebudayaan, para ahli memiliki pendapat yang berbeda- beda mengenai definisinya. - Kebudayan menurut Melville J Herskovits dan Brownislaw Malinowski, adalah segala sesuatu yang erat sekali hubungannya dengan masyarakat dan merupakan sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Kebudayaan menurut Andreas Eppink, yaitu keseluruhan nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, keseluruhan struktur sosial, religius dan lain- lain dengan segala pernyataan intelektual dan artistic yang merupakan cirri khas masyarakat. Kebudayaan menurut Edward Burnett Tylor, yaitu keseluruhan kompleks yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan- kemampuan lain yang diperoleh sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, merupakan hasil Cipta, rasa dan karsa dari manusia.

2. MENYUSUI SEBAGAI WARISAN KEBUDAYAAN Kebudayaan adalah kesatuan penuh, yaitu satu kosmos yang utuh, dimana masingmasing unsur berkewajiban menjaga keselarasan, harmoni diantara mereka, agar jagad tersebut tidak hancur berantakan. Maka satu sama lainnya berkaitan erat dalam menjaga harmoninya. Kegiatan menyusui adalah salah satu bagian dari kebudayaan merupakan warisan turun temurun yang dijaga. Di banyak tempat dapat dilihat ibu-ibu menyusui anaknya dimana saja dan kapan saja, tetapi ada beberapa komunitas yang justru jarang terlihat ibu-ibu menyusui. Faktor yang membuat kegiatan menyusui bertahan di satu komunitas adalah karena komunitas itu menganggap bahwa menyusui adalah hal yang alamiah, sehat dan sangat penting, bahkan sudah dianggap sebagai tradisi turun-temurun karena wanita di tempat tersebut melihat ibu-ibu menyusui, saat mereka menjadi ibu mereka akan mempraktekannya dan menganggap menyusui itu normal. Tak dapat disangkal bahwa ada beberapa karakteristik manusia yang justru tidak tertarik untuk menyusui. Menyusui bayi kadang menjadi hal yang tidak mudah bagi seorang ibu meskipun kegiatan menyusui ini telah berlangsung sejak beribu-ribu tahun. Banyak informasi yang biasanya diperoleh secara turun temurun seputar menyusui bayi namun sangat disayangkan beberapa informasi tersebut tidak selalu bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Konon, menyusui akan membuat nafsu makan ibu makin besar sehingga ibu akan menjadi gembrot karena kesulitan mengatur berat badannya. Beberapa ibu juga percaya bahwa menyusui akan merubah bentuk dan ukuran payudara sehingga payudara akan menjadi kendur dan tidak indah lagi. Bahkan ukuran payudara sering dikambinghitamkan sebagai penentu banyaknya ASI yang keluar. Informasi lain yang juga sering berkembang dalam masyarakat adalah bayi akan tertidur lebih lelap jika diberikan susu formula. Merebaknya berbagai mitos mengenai menyusui dalam budaya patriarki yang sangat kokoh dan ditambah lagi diproduksinya susu-susu formula secara masal yang justru dipercaya menjadi asupan pokok untuk bayi sanggup membuat banyak ibu berhenti menyusui atau bahkan tidak mau menyusui bayinya. Ada hal yang perlu dicatat bahwa sebagian orang tetap konsisten dan kembali kepada nilai-nilai tradisi sehingga kesan saya menyusui karena sudah tradisi lebih terkenal daripada saya menyusui karena saya butuh menyusui. Dalam masyarakat sekarang intuisi, perasaan dan tradisi bersifat dominan sedangkan peranan berpikir belum mendapat tempat. HUBUNGAN ANTARA SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Baik tidaknya proses tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor sosial, pelayanana kesehatan, gizi dan lain sebagainya. kecukupan akan zat gizi pada masa bayi umur 0-6 bulan dapat diperoleh dari ASI tanpa tambahan makanan lain (ASI eksklusif).

ASI merupakan yang terbaik bagi bayi karena komposisinya sesuai dengan kebutuhan dan banyak mengandung zat antibody yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. bayi yang mendapat ASI eksklusif morbiditas dan mortalitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. menurut WHO (2004) terdapat 1-1,5 juta bayi meninggal dunia setiap tahunnya karena tidak mendapat ASI eksklusif. sementara itu angka kematian bayi merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat (susenas 2001). Hasil yang dikeluarkan survey demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) periode 1997-2002 cukup memprihatinkan. bayi yang mendapat ASI eksklusif sangat rendah. sebanyak 86% bayi mendapatkan makanan berupa susu formula, makanan padat, atau campuran antara ASI dan susu formula. Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa semakin banyak ibu di zaman sekarang ini tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi. menteri negara pemberdayaan perempuan meutia hatta swasono berpendapat, faktor sosial budaya ditenggarai menjadi faktor utama pada pemberian ASI eksklusif pada balita di indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi pola menyusui pada masyarakat. salah satu diantaranya adalah aspek sosial budaya. sebagaimana yang dikemukakan oleh blum (1974), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat sangat tergantung pada lingkungan, termasuk lingkungan sosial. sikap ibu dalam menyusui sangat tergantung pada lingkungan sosial dan budaya dimana ia dididik. epidemiologi sosial sebagai cabang ilmu epidemiologi berfokus pada fakta-fakta sebagai hasil daripada faktor sosial diantaranya status sosial, suku, jaringan sosial, jenis kelamin, dan status ekonomi. pola fikir holistik sangat penting dalam penanganan berbagai masalah kesehatan, dikarenakan masalah kesehatan pada hakekatnya bukanlah disebabkan oleh penyebab yang berdiri sendiri, tetapi keterkaitan beberapa faktor yang saling mempengaruhi sebagaimana disampaikan blum (1974) bahwasannya kesehatan dipengaruhi oleh faktor keturunan, pelayanan kesehatan, gaya hidup dan lingkungan. Dengan memberikan ASI eksklusif terjalin hubungan yang lebih erat antara ibu dan bayi karena secara alami dengan adanya kontak kulit, bayi merasa aman. hal ini sangat penting bagi perkembangan psikis dan emosi bagi bayi. selain itu pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi. dan masih banyak keunggulan lain dari ASI eksklusif. untuk itu pemberian ASI secara eksklusif perlu ditingkatkan. untuk perlu diketahui kontribusi ibu dalam menyusui bayinya secara eksklusif.

3.

Landasan Hukum yang berhubungan dengan pemberian ASI dan MP-ASI

UU Kesehatan no.36 Tahun 2009 Pasal 128 ayat (1) menyatakan bahwa setiap bayi hingga berusia enam bulan berhak mendapatkan ASI eksklusif, kecuali tidak dimungkinkan atas indikasi medis. Pasal 128 ayat (2) dan (3) dinyatakan bahwa selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus yang diadakan di tempat

kerja dan sarana umum. Pasal 110 yang berbunyi: Setiap orang dan/atau badan hukum yang memproduksi dan mempromosikan produk makanan dan minuman dan/atau yang diperlakukan sebagai makanan dan minuman hasil olahan teknologi dilarang menggunakan kata-kata yang mengecoh dan/atau disertai klaim yang tidak dibuktikan kebenarannya 4. Pengertian IMD dan Kolostrum IMD adalah permulaan bayi menyusu pada ibu secara dini. Berikut informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dapat mendorong Anda untuk melakukan IMD sesaat setelah bayi dilahirkan:

Percayalah bayi dapat melakukan ini sendiri. Sebenarnya, ada kodrat alami seorang bayi untuk menyusu dari ibu bahkan saat dia baru lahir. Jadi Anda tidak perlu terlalu mengkuatirkan bayi Anda. Ini merupakan tahap awal yang sangat baik bila ingin memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama. Bayi akan menyukai ASI dan ibu tidak akan kekurangan untuk memberikannya. Jangan kuatir bayi kedinginan karena tanpa pakaian apapun harus dibiarkan selama kurang lebih 1 jam untuk mencari puting susu ibu. Karena kulit ibu dapat menghangatkan bayi secara sempurna. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi yang baru lahir. Gerakan bayi yang merangkak mencari puting susu dapat menekan rahim dan mengelurkan hormon yang membantu menghentikan pendarahan ibu. IMD membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak. Tahap-tahap IMD adalah :

Letakkanlah bayi pada dada ibu Berdasarkan bau yang dicium oleh bayi, bayi akan bergerak untuk menemukan puting susu ibu. Bayi akan merangkak naik dengan menekan kakinya pada perut ibu. Bayi akan menjilati kulit ibunya yang mengandung bakteri baik sehingga kekebalan tubuh bayi dapat bertambah. Biasanya bayi dapat menemukan puting susu ibu dalam jangka waktu 1 jam.

5. Definisi ASI; Fisiologi laktasi, komposisi ASI, manfaat pemberian ASI serta faktorfaktor yang mempengaruhi produksi ASI Definisi ASI: Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah

dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi. - ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk: * Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen. * Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin. * Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat. * Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium. - ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. - ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. - Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI a. Makanan Ibu Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI. Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur. b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek tersebut adalah: - Reflek Prolaktin Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI. - Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection) Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex

mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex. c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan. d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron. Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI. Fisiologi Laktasi I. Pengertian Laktasi adalah Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi. Pengaruh Hormonal Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara: Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui[9]. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI. Follicle stimulating hormone (FSH) Luteinizing hormone (LH) Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).

6. Pemberian ASI Eksklusif Bayi hanya diberikan ASI saja, langsung atau tidak langsung (diperas). Secara keseluruhan, pemberian ASI Eksklusif mencakup hal-hal sbb: Hanya ASI sampai umur 4 bulan Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir Tidak memberikan makanan pralakteal seperti air gula atau air tajin kepada bayi baru lahir Menyusui sesuai kebutuhan bayi (on demand) Berikan kolostrum (ASI yang keluar pada hari-hari pertama, yang bernilai gizi tinggi) kepada bayi Menyusui sesering mungkin, termasuk pemberian ASI pada malam hari Cairan lain yang dibolehkan hanya vitamin/mineral dan obat dalam bentuk drops atau sirup. Banyak faktor yang mempengaruhi seorang ibu dalam menyusui secara ekslusif kepada bayinya, beberapa penelitian yang telah dilakukan didaerah perkotaan maupun perdesaan di Indonesia dan Negara berkembang lainnya, menunjukan bahwa faktor sistem dukungan, pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI secara ekslusif, promosi susu formula dan makanan tambahan mempunyai pengaruh terhadap praktek pernberian ASI ekslusif itu sendiri. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat memberikan dampak negatif maupun positif dalam memperlancar pemberian ASI eksklusif (Santosa, 2004). Adapun faktor lain mempengaruhi pemberian ASI adalah factor sosial budaya ekonomi (pendidikan formal ibu, pendapatan keluarga dan status kerja ibu), faktor psikologis (takut kehilangan daya tarik sebagai wanita, tekanan batin), faktor fisik ibu (ibu yang sakit, misainya mastitis, dan sebagainya), faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif (Soetjiningsih). Sementara menurut Utami Roesli (2004), mengungkapkan bahwa fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos yang kurang baik tentang pemberian ASI eksklusif, serta kesibukan ibu dalam melakukan pekerjaanya dan singkatnya pemberian cuti melahirkan yang diberikan oleh pemerintah terhadap ibu yang bekerja, merupakan alasan-alasan yang sering diungkapkan oleh ibu yang tidak berhasil menyusui secara ekslusif.

10 langkah menyusui Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan langkah keberhasilan menyusui. Membantu memberikan konseling apabila ibu penderita infeksi HIV positif

Membantu ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara) Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi (rooming-in) Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi Tidak memberikan dot atau kempeng Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ibu menyusui

7. Pengobatan Tradisional, Obat Tradisional, dan Contohnya Obat Tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional.

Kelebihan obat tradisional


memiliki efek samping yang saling mendukung jika berada dalam satu ramuan dengan komponen yang berbeda memiliki efek samping yang relatif rendah Pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit yang diakibatkan pertukaran zat di dalam tubuh dan keturunan. Kekurangan obat tradisional

Takaran harus tepat. Jika tidak tepat, obat tradisional bisa tidak aman bagi tubuh dan kesehatan manusia. Harus tepat memilih jenis obat sesuai dengan riwayat kesehatan masing-masing, sehingga tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan jiwa.

Bahan baku obat tradisional Bahan baku obat tradisional bisa didapatkan dari hewan maupun tumbuhan. Namun, sumber obat tradisional yang banyak dikembangkan berasal dari tumbuhan. Sebab, tumbuhan mudah dibudidayakan, ramah lingkungan, dan hampir seluruh bagian yang terdapat pada tumbuhan (mulai dari akar, umbi, batang, kulit, daun, biji, dan bunga) berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Laktagogum merupakan zat yang dapat meningkatkan dan melancarkan produksi ASI. Sampai saat ini masyarakat masih menaruh kepercayaan besar pada laktagogum dari bahan tradisional alamiah dibandingkan hasil produksi pabrik yang modern ataupun sintetik karena telah dibuktikan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun.

Contoh obat tradisional : Daun Katuk (Sauropus androgynus) sebagai Laktagogum Daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus) sebagai Laktagogum

8. Manajemen Pemberian ASI untuk ibu yang bekerja - jika memungkinkan, bayi dapat dibawa ke tempat kerja sehingga bisa disusui langsung - berlatih memerah ASI sesegera mungkin setelah melahirkan - menyiapkan stok ASI untuk ditinggalkan di rumah selama bekerja, dimulai sejak cuti melahirkan - mencari informasi tentang cara-cara dan teknik penyimpanan ASI perah - melatih pengasuh di rumah untuk memberi minum bayi dengan menggunakan cangkir - memerah ASI ketika berada di tempat kerja untuk menjaga pasokan - selalu menyusui bayi secara langsung kapanpun ada kesempatan - meminta dukungan dari lingkungan kerja dan keluarga dekat - sebisa mungkin mengurangi hal-hal yang bisa membuat stress. Jika tidak mungkin, cari kawan bicara untuk berbagi masalah, yang terbaik adalah dengan suami.

9. Pengertian P-ASI dan MP-ASI P-ASI adalah makanan pengganti ASI P-ASI diberikan jika: - Ibu menderita penyakit yang dianggap berbahaya untuk bayi - Ibu yang bekerja - Ibu yang meninggal - ASI yang tidak mencukupi kebutuhan bayi - ASI yang tersumbat Jenis-jenis P-ASI Starting Formula (0-6 bulan), macamnya 1. Complete Starting Formula 2. Adapted Starting Formula Follow ip formula (6-12 bulan) Special formula 1. Susu bebas laktosa 2. Susu dengan protein hidrolisate 3. Susu formula bayi premature dan BBLR 4. Susu penambah energi Resiko pemberian P-ASI pada bayi Meningkatkan asma Meningkatkan alergi Meningkatkan resiko kurang gizi

Meningkatkan resiko diabetes Meningkatkan resiko obesitas dll

Pengertian MP-ASI MP-ASI adalah makanan atau minuman bergizi padat diberikan pada bayi usia 6-24 bulan bersamaan dengan ASI untuk memenuhi gizinya. Tanda-tanda bayi siap makan: Dapat duduk dengan ditopang Kepala sudah bisa tegak Masih lapar walau sudah minum ASI Memasukkan benda atau tangan ke mulut

Hal-hal penting dalam pemberian MP-ASI: Pilih sayuran atau buah berwarna segar Bervariasi dan komplit zat gizi Harga relatif murah Hindari pemakaian garam, gula, atau madu yang banyak Jangan memanaskan makanan yang sisa Selalu sterilkan peralatan makan dan minum bayi Harus mengandung makanan pokok, kacang-kacangan, daging hewan, minyak atau lemak.

Kerugian pengenalan MP-ASI dini: Alergi terhadap makanan Lebih mudah terserang diare Bahan-bahan makanan yang merugikan Menimbulkan hiperosmolaritas Menjurus terjadinya obesitas

10. Peran WHO dan UNICEF dalam meningkatkan kesehatan bayi WHO dan UNICEF mendeklarasikan adanya pekan ASI sedunia yang dirayakan dari 1-7 Agustus setiap tahunnya, dan lebih dari 170 negara telah melakukannya termasuk Indonesia, acara ini dilakukan demi kesehatan bayi di seluruh dunia. Program berikutnya adalah pemberian ASI eksklusif yang berarti hanya memberikan ASI tanpa tambahan makanan/cairan-cairan selama 6 bulan pertama. UNICEF melakukan peningkatan akses kesehatan, dan kualitas layanan tersebut dengan fokus khususpada keluarga yang miskin dan tidak mampu meluncurkan Rumah Sakit Sayang Bayi (BFHI) pada tahun 1992. WHO dan UNICEF mengembangkan konseling menyusui 40 jam, kursus terpadu untuk melatih kader petugas kesehatan yang dapat memberikan dukungan terampil untuk ibu menyusui dan membantu mereka mengatasi masalah. UUD No.36/2009, pasal - Pasal 128 (3 poin) - Pasal 129 (2 poin) - Pasal 200

III. DAFTAR PUSTAKA 3. Campino C, Torres C, Ampuero S, Diaz S, Gonzalez GB, dan Seron-Ferre. Bioactivity of prolactin isoforms: lactation and recovery of menses in nursing women. Human Reproduction.1999;14(4):898-905. 4. Damanik R, Damanik N, Daulay Z, Saragih S, Premier R, Wattanapenpaiboon N, dan Wahlqvist ML. Consumption of bangun-bangun leaves (Coleus amboinicus) to increase breast milk production among Batakneese women in North Sumatra Island, Indonesia. Proceedings of the Nutrition Society of Australia.2001;25:S67. 5. Dijkhuizen MA, Wieringa FT, West CE, Muherdiyantiningsih, dan Muhilal. Concurrent micronutrient deficiencies in lactating mothers and their infants in Indonesia. Am J Clin Nutr.2001;73(4):786-91. 6. 4. Fewtrell MS, Morgan JB, Duggan C, Gunnlaugsson G, Hibberd PL, Lucas A, dan Kleinman RE. Optimal duration of exclusive breastfeeding: what is the evidence to support current recommendations? Am J Clin Nutr. 2007;85(2):635-8. 7. Gembong T. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). 2004. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 8. Kaliappan ND, Viswanathan PK. Pharmacognostical studies on the leaves of Plectranthus amboinicus (Lour) spring. Int J Green Pharm. 2008;Vol 2, issue 3:182-184. 9. Mangathayaru, Thirunurgan PD, Patel PS, et al. Essential oil composition of coleus amboinicus Lour. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences. 2008;67(1):122-123. 10.Moechherdiyantiningsih. Khasiat Jamu Melahirkan Terhadap Kenaikan Produksi Air Susu Ibu. 1992. Puslitbang Gizi, Badan Litbangkes. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai