Anda di halaman 1dari 42

Partikel Dasar Penyusun Atom

Rangkaian Percobaan

PARTIKEL DASAR PENYUSUN ATOM


ELEKTRON : Partikel subatomik yang memiliki unit muatan negatif (-1)
Elektron pertama kali ditemukan dari eksperimen menggunakan tabung sinar katoda. Ketika tegangan tinggi dikenakan pada elektroda tabung sinar katoda, sinar katoda mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda positif (anoda) Sinar katoda diasumsikan partikel bermuatan negatif, yang sekarang kita ketahui sebagai elektron.

PROTON : Partikel subatomik dengan muatan positif (+1)


Bukti eksperimen pertama untuk proton muncul dari kajian canal rays yang teramati dalam tabung sinar katoda khusus dengan anoda yang berlubang. Sewaktu sinar katoda bergerak menuju anoda, partikel-partikel sinar katoda (elektron) melewati ruang dalam tabung yang mengandung partikel-partikel gas. Sebagian partikel sinar katoda akan bertumbukan dengan partikel/atom gas. Tumbukan tersebut mengakibatkan elektron dalam atom gas terlempar keluar. Akibatnya, atom gas menjadi bermuatan positif Berdasarkan hasil percobaan : Muatan proton : + 1,602 x 10-19 C Massa proton : 1,673 x 10-24 g

EKSPERIMEN ERNEST RUTHERFORD


Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui lebih banyak tentang susunan atom. Mereka menembaki lempengan logam yang sangat tipis dengan partikel sinar alpha berenergi tinggi. Mula-mula mereka menembaki lempeng emas, kemudian beberapa logam lain. Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alpha dapat menembus lempengan logam tanpa pembelokan yang berarti, seolah-olah lempeng logam itu tidak ada. Akan tetapi, kemudian mereka menemukan bahwa sebagian kecil dari partikel alpha mengalami pembelokan yang cukup besar, bahkan beberapa diantaranya dipantulkan.

Yang membuat Ernest Rutherford heran dengan eksperimennya pada tahun 1910 : Partikel alpha yang bermuatan +2 dan bermassa tinggi diteruskan Partikel alpha sebagian dibelokkan Ada partikel alpha yang dipantulkan ( hal ini sama saja dengan menembaki kertas dengan peluru kaliber 8 mm dan dipantulkan!!)
Dengan model seperti itu, penghamburan sinar alfa oleh lempeng logam tipis dapat dijelaskan sebagai berikut : Sebagian besar atom adalah ruangan kosong, karena mampu meneruskan partikel alpha Partikel alpha dibelokkan oleh partikel dengan muatan yang sama (+) karena mengalami gaya tolak Partikel yang mampu memantulkan partikel alpha adalah partikel dengan kerapatan yang sangat tinggi (sangat padat dan berukuran sangat kecil) Partikel padat bermuatan positif ini disebut inti atom, dan massa atom terpusat pada inti atom Jarak antara inti atom dan elektron yang mengitari inti disebut jari-jari atom. Ukuran jari-jari atom sekitar 10-8cm, sedangkan jari-jari inti atom sekitar 10-13 cm. Bila diameter inti diibaratkan 1 cm, maka penampang atom ibarat lapangan bulat dengan diameter 1 km

NEUTRON : Partikel subatomik tidak bermuatan


Eksperimen Rutherford mengawali penemuan neutron. Dalam eksperimennya, Rutherford berusaha untuk menghitung jumlah muatan positif dalam inti atom dan massa inti atom. Ia berharap massa muatan positif sama dengan massa atom mengingat massa elektron sangat kecil. Akan tetapi, ia mendapati bahwa massa inti atom hanya setengah dari massa atom. James Chadwick, mahasiswa Rutherford, kemudian menemukan bukti eksistensi neutron pada tahun 1932.

EKSPERIMEN CHADWICK
Penembakan partikel ke pelat berilium menghasilkan suatu radiasi yang tidak bermuatan. Apabila, materi padat yang mengandung banyak atom hidrogen seperti lilin paraffin ditempatkan sebagai penghalang, maka radiasi tidak bermuatan tersebut akan mengakibatkan proton dalam atom hidrogen terlempar keluar. Chadwick menunjukkan bahwa radiasi tidak bermuatan mengandung partikel-partikel tidak bermuatan yang memiliki massa 1,675 x 10-27 kg, yang hampir sama dengan massa proton ( 1,673 x 10-27 kg)

Dengan penemuan neutron ini, struktur atom menjadi semakin jelas. Atom tersusun dari inti atom yang dikelilllingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Inti atom sendiri terdiri dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan. Kedua partikel penyusun inti atom ini disebut juga nukleon. Oleh karena atom bersifat netral, maka jumlah proton yang bermuatan positif harus sama dengan jumlah elektron yang bermuatan negatif.

RADIOAKTIVITAS
Pada tahun 1898, Marie Curie mengisolasi polonium and radium dari bijih uranium yang mengemisikan sinar yang mampu menggelapkan pelat fotografi Marie Curie menduga bahwa sinar tersebut adalah berasal dari atom-atom yang membelah. Ia menamakan fenomena ini sebagai radioaktivitas. Penemuan Curie tentang radioaktivitas berlawanan dengan Teori atom Dalton yang menyatakan bahwa atom adalah bagian yang tidak dapat terbagi. Percobaan awal Curie mampu mengidentifikasi tiga bentuk radiasi. 1. Partikel (alpha) (bermuatan +2 dan bermassa tinggi) 2. Partikel (beta) (bermuatan -1 dan bermassa rendah) 3. Partikel (gamma) (tidak terdeteksi baik muatan maupun massanya)

EKSPERIMEN MARIE CURIE

Sinar radioaktif itu mempunyai sifat yang berbeda dari cahaya biasanya,antara lain karena mempunyai daya tembus yang besar, mengionkan media yang dilaluinya, serta dapat memendarkan berbagai macam zat. Dalam medan listrik atau medan magnet,sinar radioaktif dapat diuraikan menjadi tiga jenis sinar yang dinamai sinar alpha (), sinar beta (), dan sinar gamma (). Sinar alpha dan sinar beta merupakan radiasi partikel. Setiap partikel sinar alfa bermuatan +2 dengan massa 4 sma, sedangkan partikel sinar beta sama dengan elektron, bermuatan -1 dan massa 1 sma
1840

(dianggap sama dengan nol). Adapun sinar gamma adalah radiasi elektromagnet, tidak bermassa dan tidak bermuatan.

Partikel Penyusun Atom

NOMOR ATOM & NOMOR MASSA

NOMOR ATOM
Identitas suatu unsur ditentukan oleh jumlah proton dalam inti atom, sebagai contoh karbon memiliki 6 proton dalam inti dan tidak ada unsur lain yang memiliki jumlah proton yang sama. Semua atom dengan unsur yang sama memiliki jumlah proton yang sama dalam inti Jumlah Proton = NOMOR ATOM (Z) Atom bermuatan netral, dikarenakan Ke-positif-an proton diseimbangkan dengan kenegatif-an elektron. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam atom netral : Jumlah Elektron = Jumlah Proton

NOMOR MASSA
Hampir seluruh massa atom berpusat di nukleus (inti atom), karena massa elektron sangat kecil yaitu sekitar 1 massa proton atau
2000

neutron sehingga dapat diabaikan, maka massa atomik untuk sebuah atom diperkirakan dari jumlah total proton dan neutron dalam inti

ISOTOP, ISOBAR DAN ISOTON


Isotop
Banyaknya neutron di dalam sebuah atom bisa bervariasi dalam skala kecil. Sebagai contoh, ada tiga variasi atom 12C, 13C, 14C. Ketiga atom C ini memiliki jumlah proton yang sama, tetapi jumlah neutronnya berbeda. Proton Neutron Nomor massa

Karbon-12
Karbon-13 Karbon-14

6
6 6

6
7 8

12
13 14

Atom-atom ini disebut isotop, yaitu atom-atom yang memiliki nomor atom yang sama tetapi nomor massa yang berbeda. Isotop memiliki jumlah proton yang sama namun berbeda jumlah neutronnya. Contoh lain dari isotop adalah Boron-10 dan Boron-11 :

Isobar
Atom-atom dari unsur berbeda (nomor atom berbeda) dapat mempunyai nomor massa yang sama. Atom-atom demikian disebut isobar

Isoton
Atom-atom dari unsur berbeda (nomor atom berbeda) dapat mempunyai jumlah neutron yang sama. Atom-atom demikian disebut isoton. Sebagai contoh, atom unsur hidrogen 3 H dan atom unsur helium 4 He merupakan isoton.
1
2

Perkembangan Model Atom

PERKEMBANGAN MODEL ATOM

MODEL ATOM DALTON


Partikel penyusun materi yang tidak dapat dibelah atau diubah menjadi partikel lain disebut atom
Atom tidak dapat dimusnahkan Atom suatu unsur adalah sama dan mempunyai berat yang sama

Atom unsur yang berbeda mempunyai berat yang berbeda


Perubahan kimia terjadi karena penggabungan atau perpisahan atom

MODEL ATOM THOMSON

Penemuan partikel subatomik, yaitu elektron telah menggugurkan teori atom Dalton yang menyatakan bahwa partikel terkecil yang menyusun materi adalah atom. Penemuan elektron diawali dari penelitian tentang arus listrik pada gas bertekanan rendah (vakum) yang diberi tekanan tinggi. Dari percobaan ini ditemukan sinar katoda. Joseph John Thomson berhasil menentukan rasio muatan terhadap massa elektron menggunakan tabung sinar katoda.

Berdasarkan hasil percobaannya, pada tahun 1898 Thomson memberikan model atom sebagai berikut: Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan didalamnya tersebar merata elektron bermuatan negatif yang menetralkannya seperti butiran kismis dalam roti. Secara keseluruhan atom bersifat netral.

MODEL ATOM RUTHERFORD

Model atom ini didasarkan pada Percobaan Rutherford yang menemukan adanya inti atom, berdasarkan percobaan tersebut Rutherford memberikan model atom sebagai berikut:
Partikel berukuran kecil bermuatan positif, merupakan pusat massa atom Atom sebagian besar terdiri dari ruangan kosong Pusat massa dikelilingi oleh elektron Elektron berputar mengelilingi inti

Atom tersusun dari inti yang bermuatan positif dikelilingi oleh elektronelektron yang bermuatan negatif dan bergerak mengelilingi inti dengan dengan lintasan melingkar, dimana massa atom terpusat pada inti dan sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong

Kegagalan model atom Rutherford

Elektron dengan orbit melingkar secara konstan mengalami percepatan dan secara konstan pula meradiasi gelombang elektromagnetik yang kemudian kehilangan energi hingga lintasan berbentuk spiral dan elektron jatuh pada inti!! Pada kenyataannya hal ini tidak pernah terjadi dalam sebuah atom.

MODEL ATOM BOHR

Pada tahun 1913, Niels Bohr berhasil memperbaiki kelemahan model atom Rutherford, yang diawali dari pengamatannya terhadap spektrum atom yang ternyata berupa spektrum diskrit/garis. Bohr juga menggunakan teori kuantum Planck untuk mengemukakan postulat Bohr yang menjelaskan kestabilan atom

Postulat Bohr : Setiap elektron dalam atom mengelilingi inti dengan lintasan tertentu yang stasioner yang disebut orbit/ kulit. Walaupun elektron mengalami percepatan, namun pada orbitnya, elektron tidak memancarkan atau menyerap energi sehingga energinya konstan. Elektron dapat berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang lain dengan memancarkan atau menyerap energi

Berdasarkan postulatnya Bohr mengemukakan model atomnya, yaitu : Dalam atom terdapat lintasan stasioner dengan tingkat energi tertentu, tempat elektron dapat beredar mengitari inti tanpa disertai pemancaran atau penyerapan energi. Lintasan itu disebut kulit atom, yaitu orbit berbentuk lingkaran dengan jarijari tertentu. Setiap lintasan ditandai dengan satu bilangan bulat, mulai dari 1,2,3,4 dan seterusnya yang dinyatakan dengan lambang K,L,M,N dan seterusnya. Lintasan pertama, harga n = 1, disebut kulit K Lintasan kedua, harga n = 2, disebut kulit L, dan seterusnya . Makin besar harga n (makin jauh dari inti) makin besar energi elektron yang mengorbit kulit itu.
Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat energi terendah. Keadaan seperti ini disebut tingkat dasar (ground state). Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau penerapan energi dalam jumlah tertentu. Perpindahan ke kulit lebih luar disertai penyerapan energi, sebaliknya, perpindahan elektron ke kulit lebih dalam disertai pelepasan energi. Model Atom Bohr dapat menjelaskan kestabilan atom dan spektrum atom hidrogen, namun model ini masih memilki kelemahan, antara lain : Model Atom Bohr hanya dapat menjelaskan spektrum Hidrogen secara akuratnya tetapi gagal menjelaskan spektrum atom yang lebih kompleks

Konfigurasi Elektron

APA SIH ORBITAL ATOM???

Bilangan Kuantum
Di dalam model atom Bohr, lintasan elektron dalam atom dikenal sebagai orbit atau kulit. Setiap kulit dilambangkan oleh suatu bilangan kuantum n, dimana n = 1 (kulit K), n = 2 (kulit L), n = 3 (kulit M), dan seterusnya. Di dalam konsep orbital, kulit masih dapat dibagi lagi menjadi subkulit-subkulit, dan subkulit dibagi menjadi orbital-orbital. Untuk menjelaskan kulit, subkulit, dan orbital ini, diperlukan tiga bilangan kuantum. Ketiga bilangan kuantum dalam konsep orbital adalah bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (m).

Bagaimana dengan Spin


Selain ketiga bilangan kuantum diatas, terdapat bilangan kuantum spin. Bilangan kuantum spin tidak diperoleh dari persamaan Schodinger. Tetapi diperoleh Uhlenbeck dan Gudsmit (1925). Diperkuat percobaan Stein-Gerlach Didasarkan oleh garis rangkap pada spektrum alkali diusulkan bilangan kuantum + dan - . Bilangan kuantum spin s menyatakan arah rotasi dari elektron. Terdapat dua kemungkinan arah rotasi elektron, searah atau berlawanan arah jarum jam. Kedua arah rotasi ini dilambangkan dengan anak panah.

Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum n (utama) l (angular) m (magnetik) lambang 1, 2, 3, 0, 1, 2, , n-1 [s, p, d, f, ] -l, 0, +l fungsi Ukuran orbital dan energinya = -R(1/n2) Bentuk orbital atau tipe orbital orientasi orbital dalam ruangan

Bilangan Kuantum Utama (n)


Bilangan kuantum utama (n) menyatakan kulit dimana orbital berada. Semua orbital dengan bilangan kuantum n yang sama. Bilangan kuantum utama (n) dimulai dari n = 1 sampai n = . Kulit ini juga sering dilambangkan dengan huruf K untuk n = 1, L untuk n = 2, M untuk n = 3, dan seterusnya. Bilangan kuantum utama (n) juga terkait dengan jarak rata-rata awan elektron dari inti karenanya dapat memperlihatkan ukuran orbital. Dengan bertambahnya n, maka jarak rata-rata elektron dan inti juga bertambah. Bilangan kuantum n juga menyatakan tingkat energi utama.

Bilangan Kuantum Azimuth (l)


Bilangan kuantum azimuth (l) membagi kulit menjadi kelompok-kelompok orbital lebih kecil, yang disebut subkulit. Untuk setiap kulit n, l dimulai dari l = 0 sampai l = (n1). Subkulit dengan l= 0, 1, 2, 3,, (n-1) diberi lambang huruf s, p, d, f, g, Bilangankuantum azimuth (l) terkait dengan bentuk orbital. Di samping itu, untuk atom unsur-unsur dengan dua atau lebih elektron, bilangan kuantum azimuth (l) juga menyatakan tingkat energi subkulit. Untuk kulit yang sama, energi subkulit akan naik dengan pertambahan l. jadi subkulit s mempunyai energi paling rendah, diikuti subkulit p, subkulit d, subkulit f, dan seterusnya.

Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik m membagi subkulit menjadi orbital-orbital untuk setiap subkulit l, m dimulai dari m = -l. bilangan kuantum magnetik ini juga menunjukkan orientasi orbital dalam ruangan. Misalnya untuk bentuk orbital P, maka orientasi orbital dalam ruangan ada 3 bentuk yaitu Px, Py, Pz. Untuk lebih memahami ketiga bilangan kuantum diatas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Jumlah maksimal elektron dalam sebuah orbital adalah 2, sehingga kita dapat menentukan jumlah elektron maksimum yang terdapat pada tiap kulit, seperti pada tabel:

BENTUK ORBITAL
Orbital s
Untuk bilangan kuantum utama (n) = 1, l = 0, dan m = 0 Hanya mempunyai satu subkulit dan hanya punya satu orbital tunggal (m mempunyai nilai tunggal 1 orbital) Subkulit ini dinamakan s, dan kita menamakannya orbital 1s Tiap kulit mempunyai 1 orbital s yang berbentuk spherik Semua orbital s berbentuk spherik

Orbital P
Untuk bilangan kuantum utama (n) = 2, memiliki 2 bilangan kuantum magnetik, yaitu l = 0 dan l = 1 yang berarti memiliki 2 tipe orbital 2 bentuk orbital. Untuk l = 0 dan m = 0 Ini adalah untuk bentuk orbital s Untuk l = 1 dan m = -1, 0, +1 Ini adalah untuk bentuk orbital P dengan 3 orientasi orbital dalam ruang Bentuk orbital P, yaitu Planar node Ketika l = 1, maka terdapat simpul planar melintasi inti

Orbital d
Untuk bilangan kuantum utama (n) = 3, memiliki 3 bilangan kuantum magnetik, yaitu l = 0, l = 1, l = 2, yang berarti memiliki 3 tipe orbital 3 bentuk orbital s Untuk l = 0, m = 0 bentuk orbital s dengan orbital tunggal

Untuk l = 1, m = -1, 0, +1 bentuk orbital P dengan 3 orbital


Untuk l = 2, m = -2, -1, 0, +1, +2 bentuk orbital d dengan 5 orbital

Gambar berbagai bentuk orbital d

GIMANA SIH CARA MENYUSUN ELEKTRON???


Konfigurasi elektron menggambarkan suatu elektron-elektron pada orbital-orbitalnya dalam atom Sebelum menyusun elektron, kita harus mengetahui 3 aturan pengisian elektron ke dalam orbital-orbitalnya

1. Asas Aufbau
Pada kondisi normal elektron cenderung menempati orbital dengan energi lebih rendah terlebih dahulu untuk mengetahui orbital mana yang memahami terlebih dahulu energi orbital memiliki energi paling rendah kita harus

Energi orbital dikarakterisasi oleh bilangan kuantum utama (n) yang terkait dengan tingkat energi utama dan bilangan kuantum azimuth (l) yang terkait dengan enegi subkulit. Energi orbital ini sangat berpengaruh dalam proses pengisian elektron. Elektron mengisi dari orbital pada tingkat energi rendah (dekat dengan nukleus), sebelum mengisi pada orbital pada tingkat yang lebih tinggi. Saat dihadapkan pada orbital yang berada pada energi yang sama, elektron akan mengisi orbital yang kosong dahulu Diagram disamping ini menggambarkan tingkat energi orbital sampai tingkat energi keempat.

2. Asas Larangan Pauli


Tidak boleh ada elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum dengan nilai yang sama Asas ini mengutamakan pentingnya arah rotasi (spin) dari elektron. Berdasarkan percobaan Stein-Gerlach yang diperoleh Uhlenbeck dan Gudsmit (1925) ditemukan garis rangkap pada spektrum alkali, maka diusulkan bilangan kuantum + dan -. Bilangan kuantum spin s menyatakan arah rotasi dari elektron. Terdapat dua kemungkinan arah rotasi elektron, searah atau berlawanan arah jarum jam. Kedua arah rotasi ini dilambangkan dengan anak panah

3. Kaidah Hund
Jika elektron-elektron dimasukkan ke dalam orbital-orbital pada subkulit yang sama, maka elektron-elektron akan mengisi orbital satu persatu dengan arah rotasi (spin) yang sama sebelum dapat berpasangan

Anda mungkin juga menyukai