Anda di halaman 1dari 5

Pelobi sebagai Agen yang Tidak Sempurna : Implikasi untuk Kebijakan Publik dalam sistem Pluralitas

Kelompok-kelompok plural yang berkepentingan menganggap bahwa hasil kebijakan publik ditentukan melalui sebuah kontes dalam mempengaruhi ditengah-tengah tekanan. Kebanyakan grup ini tidak mewakilli diri mereka sendiri dalam proses ini. Mereka mengandalkan para pelobi profesional untuk mewakii, informasi , dan saran. Para pelobi ini adalah agen dengan kepentingan mereka sendiri, dan kepentingan-kepentingan ini mungkin tidak sesuai dengan kepentingan klien mereka. Karangan essay ini menguraikan garis besar masalah agen pokok dan meggambarkan efek yang mungkin terjadi pada hasil kebijakan. Khususnya hipotesis bahwa masalah pelobi-klien dapat membuat kebijakan yang berat sebelah pada kelompok-kelompok homogen kecil, dapat memperburuk status quo, dapat mempromosikan secara ekspansif delegasi
kekuasaan dan pembuatan peraturan kepada instansi administratif; dan dapat menghambat reformasi sistematis untuk proses pembuatan kebijakan.

Kelompok dengan berbagai kepentingan berusaha untuk mempengaruhi pejabat pembuat kebijakan dengan berbagai tujuan. Perusahaan bisnis ingin peraturan yang dapat meringankan mereka dan pemungutan pajak yang dapat menaikkan keuntungan mereka dan keuntungan pemegang saham. Anggota dari serikat pekerja ingin kesempatan kerja, gaji yang tinggi, dan lingkungan kerja yang aman. Universitas ingin subsidi pemerintah untuk penelitian akademis. Pemerhati lingkungan ingin udara yang bersih dan air, serta perlindungan spesies langka dan ekosistem. Sebenarnya semua kepentingan kelompok-kelompok ini mengandalkan pelobi profesional untuk mewakili keinginan mereka. Melobi kebijakan publik merupakan industri yang bernilai milyaran dollar di Amerika Serikat, jumlah kegiatan melobi di Washington,DC sendiri mencapai pulhan ribu. Beberapa organisasi memiliki pelobi sendiri, sementara yang lain mempekerjakan pelobi kontrak biasanya perusahaan humas atau badan hukum- untuk melobi di pihak mereka. Beberapa kelompok yang berkepentingan, khususnya bisnis, yang melobi lewat asosiasi perdagangan sulit untuk dikelompokkan apakah mereka menggunakan pelobi pribadi atau kontrak, pelobi memang dipekerjakan langsung oleh asosiasi tersebut tapi asosiasi tersebut terdiri dari banyak anggota. Banyak juga organisasi yang mengandalkan kombinasi pelobi

pribadi dan pelobi kontrak, seperti beberapa perusahaan yang mengandalkan kombinasi konsul pribadi dan badan hukum diluar perusahaan. Pelobi profesional ini menampilkan sejumlah pelayanan penting untuk klien mereka. Lebih jelasnya, mereka menyokong kepentingan-kepentingan klien mereka dalam proses pembuatan kebijakan. Dalam melakukan hal tersebut, pelobi menggunakan kemampuan khusus, termasuk keahlian mereka dalam mengarahkan legislatif dan proses administrasi pembuatan keputusan, kontak pribadi dan hubungan mereka dengan para pembuat kebijakan, dan kemampuan mereka untuk meletakkan kebijakan sesuai yang diinginkan klien mereka. Sebagai tambahan untuk fungsi penyokongan, para pelobi mengawasi legislatif dan proses administrasi dan menyediakan informasi tentang perkembangan yang dapat memberikan pengaruh kepada kepentingankepentingan kelompok itu. Para pelobi adalah sumber informasi penting, tidak hanya karena klien tidak memiliki cukup waktu atau sumber daya untuk mengawasi sendiri, tapi juga karena pelobi profesional akrab dengan proses pembuatan kebijakan sehingga membuat mereka lebih efisien dalam mengawasi. Peran pelobi sebagai pengawas proses kebijakan adalah penting khususnya untuk organisasi besar dengan anggota yang banyak dan untuk area kebijakan yang lebih kompleks. Sebagai tambahan dalam menyediakan advokasi dan pelayanan mengawasi, para pelobi juga memberikan klien mereka saran strategis tentang kebijakan apa yang sebaiknya mereka sokong dan bagaimana mereka melakukannya. Keahlian dan pengalaman pelobi membuat klien mereka memperhatikan apa yang pelobi tersebut sarankan. Adanya ketergantungan berbagai kelompok yang mengandalkan pelobi profesional untuk advokasi, informasi, dan saran menyebabkan kemungkinan terjadinya permasalahan agen. Masalah yang mendasar yang menciptakan kesempatan terjadinya persinggungan agen adalah informasi yang asimetris. Para pelobi biasanya tau lebih banyak dibanding klien tentang bagaimana proses legislatif bekerja, apa pilihan-pilihan yang dapat diambil, strategi apa yang berhasil atau yang dapat menjadi tidak berhasil, kemungkinan tindakan yang diambil pemerintah,dst. Hal-hal ini menciptakan masalah informasi yang disembunyikan. Selain itu, sulit dan membutuhkan biaya bagi para klien untuk mengawasi aktivitas pelobi, termasuk usaha keseluruhan yang dilakukan pelobi dan keputusan spesifik apa yang mereka ambil.

Informasi yang tidak lengkap dan pengawasan yang tidak sempurna dapat menciptakan masalah antara pelobi dan konstituen yang mereka wakilkan. Dalam essay ini dinyatakan bahwa masalah agen ini dapat menciptakan distorsi dalam pembuatan kebijakan. Masalah pelobi-agen konstitusi dapat memperburuk keuntungan kelompok-kelompok kecil, homogen, terkonsentrasi yang sudah mereka nikmati, seperti kelompok-kelompok ini telah bisa mengawasi agen-pelobi mereka dan mengurangi masalah masalah diantara agen-agen tersebut. Mungkin yang paling penting, masalah para pelobi-agen konstitusi dapat mempromosikan delegasi yang berlebih untuk badan administrasi dan saran-saran untuk struktur pembuat keputusan dan proses yang menguntungkan pelobi. Efek yang terakhir ini biasanya menghasilkan prasangka terhadap suatu status quo. Fakta bahwa pelobi adalah agen yang tidak sempurna mungkin berarti bahwa klien mereka berlebihan membayar untuk jasa pelobian. Yang akan dibahas disini bukan masalah berlebihan membayar tetapi apakah masalah agen pelobi konstitusi mengarah pada keputusan kebijakan publik yang secara sistematis berbeda dari apa yang diharapkan seseorang dalam sistem pluralis murni. Ada 4 hipotesis tentang efek sistematik pada masalah agensi yang mungkin terdapat pada hasil legislasi. Hipotesis 1 : Masalah Agen Pelobi-Konstitusi Memperburuk Kekuatan Asimetris antara Kepentingan ynag Terpusat dan yang Tersebar. Argumen standar dalam pluralisme kelompok kepentingan adalah bahwa grup kecil, terpusat, dan homogen mempunyai keuntungan yang luas, menyebar, dan heterogen karena lebih mudah untuk kelompok utama untuk mempertahankan masalah kolektif dan memobilisisasi hal itu untuk mengembangkan kepentingan mereka. Karena semakin sulit bagi pemimpin konstituen untuk memantau agen pelobi, semakin mungkin pula para pelobi untuk menghindar dengan membuat usaha yang tidak cukup memadai untuk merealisasikan kepentingan pimpinan, atau pada akhirnya memengaruhi pimpinan bahwa hasil kebijakan tidak terlalu cocok dengan keinginan pimpinan. Grup terpusat kecil lebih mampu memantau agen pelobi mereka sehingga lebih mudah menangkap gerak-gerik pelobi. Hal ini memberi keuntungan tambahan bagi grup kecil terpusat dalam proses legislasi.

Hipotesis 2: Masalah Agen Pelobi-Konstitusi Mengarah pada Fokus yang Berlebih pada Isu-isu Simbolik dan Klarifikasi yang Kurang untuk Isu-isu Problematik. Pelobi ingin mengembangkan reputasinya untuk menitikberatkan pada awal adanya isuisu penting dan untuk melakukan kesepakatan dengan efektif. Namun, kepentingan tersebut mungkin terpisah secara sistematis. Contohnya, pelobi mungkin punya insentif yang berlebihan dalam mengidentifikasi kasus kemungkinan penghargaan untuk aktifitas pelobi tinggi, bahkan ketika mereka tidak mahal. Akibatnya, pelobi terkadang mempunyai insentif yang kuat untuk membuat hal kecil menjadi besar. Pelobi dapat memperoleh keuntungan dari membesar-besarkan isu masalah jika pelobi dapat mengantisipasi isu-isu tersebut akan mengarah pada hasil yang positif. Karena klien tidak dapat memperkirakan seberapa sukses, tergantung pada kemampuan pelobi dan berapa banyak kondisi keuangan di luar, pelobi mempunyai insentif untuk memperkirakan dan membesar-besarkan masalah tersebut dimana pelobi dapat mengantisipasi kemenangan dengan mudah. Hipotesis 3: Masalah Agensi Pelobi-Konstitusi Menciptakan Insentif yang Berlebihan pada Pendelegasian untuk Agensi Administrasi. Ada dua sebab bahwa masalah agen pelobi-unsur pokok mungkin menyebabkan timbulnya kecenderungan legislatif yang berlebihan untuk menyerahi keputusan kebijakan penting kepada agen administratif pursuant sampai amanat menurut undang-undang yang tidak jelas. Sebab pertama adalah pada hakekatnya yang sama sebagai hipotesa, membicarakan di atas, bahwa masalah agen pelobi-unsur pokok mungkin menghasilkan kecenderungan berlebihan untuk memberikan undang-undang ambigu atau tak lengkap. Pemberian keputusan kepada agen juga mungkin membuat lebih banyak permintaan untuk legislatif melobi. Sebagai generasi politisi sudah mengamati, menyerahkan pemecahan persoalan kepada agen administratif tidak menghapuskan tugas badan pembuat undang-undang dalam menanggapi persoalan itu, karena pentingnya legislatif mempengaruhi administratif pembuatan keputusan.

Hipotesis 4: Masalah Agensi Pelobi-Konstitusi Menawarkan Perlawanan yang Berlebihan untuk Reformasi dalam Proses Pembuatan Keputusan. Salah satu kemungkinan konsekuensi yang paling penting dalam masalah agen pelobikonstitusi adalah kemungkinan menhasilkan prasangka status quo yang berlebihan terhadap struktur pembuatan keputusan beserta proses-prosesnya. Pelobi profesional biasanya sudah menginvestasikan sumber daya besar dalam menanamkan keahlian, kontak, dan hubungan yang memungkinkan mereka mewakili klien mereka secara efektif di sistem yang ada. Situasi yang mungkin timbul pada klien yang mendapat keuntungan dari perubahan besar di struktur pembuatan keputusan, dan akan menuntut untuk suatu perubahan jika klien mereka sepenuhnya memiliki informasi dan dapat melobi diri mereka sendiri. Para pelobi, bagaimanapun juga, bisa mengantisipasi bahwa perubahan besar ini dapat mengurangi nilai dari aset spesifik pelobi. Akibatnya pelobi dapat mengaburkan atau mengecilkan kemungkinan perubahan tersebut. Hipotesis-hipotesis ini umum, abstrak, dan sementara. Saat kita berpikir dugaan masuk akal tentang dampak dari masalah pelobi-agen konstitusi dalam pembuatan kebijakan, ditekankan bahwa implikasi dari masalah agen ini cenderung bervariasi sesuai konteks. Pusat objek dari essai ini bukanlah untuk menunjukkan keakuratan semua hipotesis-hipotesis tentang masalah agensi ini, tetapi lebih untuk mengidentifikasi masalah pelobi dengan agen konstitusi sebagai pengaruh penting potensial untuk hasil legislatif sebuah pengaruh yang secara sistematis bisa mendistorsi proses pembuatan kebijakan plural jauh dari yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai