Anda di halaman 1dari 64

Edisi Publikasi

P
Febru
uari 2011

kang

LAP
PORA
AN
NER
RACA
A PEM
MBA
AYAR
RAN
IND
DONE
ESIA
Realissasi Tw. IV
V-2010

Alamat Redaksi :
Biro Neraca Pembayaran
Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter
Bank Indonesia
Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16
Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350
Telepon
: (021) 3817088
Faksimili
: (021) 3800134
E-mail
: BNP@bi.go.id
Website
: www.bi.go.id

Edisi Publikasi
Februari 2011

LAPORAN
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Realisasi Triwulan IV-2010

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

DAFTAR ISI

RINGKASAN

PERKEMBANGAN NPI TW. IV-2010 SERTA


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

TRANSAKSI BERJALAN

1.

Neraca Perdagangan Nonmigas

1.1.
1.2.

8
12

14

2.

Ekspor Nonmigas
Impor Nonmigas

Neraca Perdagangan Minyak dan Gas


2.1.

Neraca Perdagangan Minyak

14

2.2.

Neraca Perdagangan Gas

16

3.

Neraca Jasa

16

4.

Neraca Pendapatan

18

5.

Transfer Berjalan

18

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL

21

1.

Transaksi Modal

21

2.

Transaksi Finansial

21

2.1.

Sektor Publik

22

2.2.

Sektor Swasta

25

CADANGAN DEVISA

31

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL

33

BOKS :

Kebijakan Manajemen Arus Modal

35

Dampak Pemberlakukan Moratorium TKI


terhadap Jumlah TKI dan Remitansi

37

Dampak Derasnya Aliran Masuk Modal


Asing terhadap Transaksi Berjalan

39

DAFTAR TABEL
Hal

Hal

Tabel 1

Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan


Beberapa Indikator Ekonomi Pada Tw. IV 2010

Tabel 12

Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal Utama


(C&F)

12

Tabel 2

Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Per Sektor

Tabel 13

Impor Barang Konsumsi menurut Negara Asal Utama


(C&F)

13

Tabel 3

Perkembangan Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan


Utama

Tabel 14

Impor Bahan Baku Menurut Negara Asal Utama


(C&F)

13

Tabel 4

Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama

Tabel 15

14

Tabel 5

Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan Utama

Tabel 16

Impor Barang Modal Menurut Negara Asal Utama


(C&F)
Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak

14

Tabel 6

Ekspor Batubara Berdasarkan Negara Tujuan Utama

10

Tabel 17

Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia

15

Tabel 7

Ekspor Barang dari Logam Berdasarkan Negara


Tujuan Utama

11

Tabel 18

Perkembangan Neraca Perdagangan Gas

16

Tabel 8

Ekspor Alat-Alat Listrik Berdasarkan Negara Tujuan


Utama

11

Tabel 19

Perkembangan Hibah Non-Investasi

19

Tabel 9

Ekspor TPT Berdasarkan Negara Tujuan Utama

11

Tabel 20

Perkembangan Hibah Investasi

21

Tabel 10

Ekspor Karet Olahan Berdasarkan Negara Tujuan


Utama

12

Tabel 21

Indikator Sustainabilitas Eksternal

33

Tabel 11

Impor Nonmigas Berdasarkan Kelompok Barang


(C&F)

12

DAFTAR GRAFIK
Hal

Hal
Grafik 1

Transaksi Berjalan

Grafik 18

Perkembangan Posisi Kepemilikan SUN & SBI Oleh


Asing
Perkembangan Penarikan dan Pembayaran
Pinjaman Luar Negeri Pemerintah

23

Grafik 2

Neraca Perdagangan Nonmigas

Grafik 19

Grafik 3

Perkembangan Harga CPO Dunia

10

Grafik 20

Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek

24

Grafik 4

Perkembangan Harga Batubara Dunia

10

Grafik 21

Perkembangan Penarikan Pinjaman Program

24

Grafik 5

Perkembangan Harga Minyak Dunia

15

Grafik 22

25

Grafik 6

Perkembangan Konsumsi BBM

16

Grafik 23

Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri


Pemerintah
Perkembangan Neraca Finansial Sektor Swasta

Grafik 7

Perkembangan Neraca Jasa

17

Grafik 24

Perkembangan Investasi Langsung

25

Grafik 8

Perkembangan Jasa Travel

17

Grafik 25

Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA)

26

Grafik 9

Perkembangan Neraca Pendapatan

18

Grafik 26

Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Negara


Asal

26

Grafik 10

Perkembangan Workers Remittances

19

Grafik 27

Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Sektor


Ekonomi

27

Grafik 11

Komposisi Jumlah TKI per Negara di Asia Pasifik

19

Grafik 28

Perkembangan PMA Sektor Migas

27

Grafik 12

Komposisi Jumlah TKI per Negara di Timur Tengah


dan Afrika

19

Grafik 29

Perkembangan PMA Sektor Nonmigas

27

Grafik 13

Transaksi Modal dan Finansial

21

Grafik 30

Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG

28

Grafik 14

Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial


Per Sektor

21

Grafik 31

Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara


ASEAN

28

Grafik 15

Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik

22

Grafik 32

Perkembangan Pembayaran dan Penarikan Utang


Luar Negeri Sektor Swasta

29

Grafik 16

Perkembangan Yield Global Bond Indonesia


dan US T-Notes

22

Grafik 33

Perkembangan Cadangan Devisa

31

Grafik 17

Perkembangan SBI Rate

23

24

25

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

RINGKASAN

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Tw. IV 2010 mencatat surplus USD11,3 miliar, meningkat dibandingkan
surplus pada Tw. III-2010 sebesar USD7,0 miliar. Kontribusi positif diberikan baik oleh transaksi berjalan maupun
transaksi modal dan finansial. Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2010
menjadi USD96,2 miliar atau setara dengan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Transaksi berjalan Tw. IV-2010 mencatat surplus USD1,2 miliar (0,7% PDB), didukung oleh kinerja positif
pada neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan. Neraca perdagangan
mengalami kenaikan surplus berkat tingginya pertumbuhan ekspor komoditas nonmigas, khususnya yang berbasis
sumber daya alam, seiring kuatnya permintaan dunia dan tingginya harga komoditas di pasar internasional. Namun,
surplus transaksi berjalan tersebut sedikit lebih rendah daripada triwulan sebelumnya karena pembayaran jasa
transportasi dan imbal hasil kepada investor asing yang meningkat mengikuti kenaikan impor dan arus masuk modal
asing.
Dalam periode yang sama, transaksi modal dan finansial mengalami kenaikan surplus hingga mencapai
USD9,9 miliar. Arus masuk investasi langsung meningkat signifikan sejalan dengan iklim investasi yang terus
membaik dan kondisi makroekonomi yang stabil. Arus masuk investasi lainnya juga meningkat yang bersumber dari
penarikan utang luar negeri pemerintah dan penarikan simpanan milik perbankan domestik di luar negeri. Penarikan
simpanan perbankan tersebut, selain akibat meningkatnya kebutuhan pembayaran luar negeri, juga disebabkan
oleh berkurangnya pasokan valas dari investasi portofolio asing sehubungan dengan krisis yang terjadi di Eropa.
Untuk keseluruhan 2010, NPI mencatat surplus USD30,3 miliar, jauh lebih besar dari surplus NPI tahun
sebelumnya (USD12,5 miliar). Penyumbang surplus terbesar berasal dari surplus transaksi modal dan keuangan yang
tinggi mencapai USD26,2 miliar, terutama dalam bentuk arus modal masuk investasi langsung (PMA) dan investasi
portfolio. Meskipun secara tahunan meningkat cukup pesat, investasi portofolio sempat mengalami arus keluar pada
bulan Mei, November, dan Desember akibat imbas dari krisis yang terjadi di Eropa. Sementara itu, transaksi berjalan
mengalami surplus USD6,3 miliar, menurun dari surplus tahun sebelumnya (USD10,2 miliar).

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

PERKEMBANGAN NPI TW. IV-2010 SERTA FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHINYA
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Tw.IV-2010 mencatat surplus USD11,3 miliar. Baik transaksi
berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan kontribusi positif dengan mencatat surplus masingmasing sebesar USD1,2 miliar dan USD9,9 miliar. Kinerja transaksi berjalan ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas
yang melampaui kenaikan impor nonmigas, seiring dengan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi global
serta membaiknya harga sejumlah komoditas ekspor unggulan. Sementara itu, transaksi modal dan keuangan
mengalami kenaikan surplus yang sangat signifikan, terutama berasal dari surplus pada komponen investasi
langsung dan investasi lainnya. Sejalan dengan perkembangan NPI dimaksud, jumlah cadangan devisa pada akhir
periode naik dan mencapai posisi tertinggi selama ini, yakni sebesar USD96,2 miliar.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia selama Tw.IV-2010,
antara lain:

Proses perbaikan ekonomi dunia, terutama mitra dagang utama Indonesia, yang terus berjalan menyebabkan
ekspor nonmigas terus meningkat. China dan India masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di
antara mitra dagang utama Indonesia sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan ekspor
nonmigas Indonesia, khususnya komoditas berbasis SDA. Sementara itu, perekonomian Amerika Serikat dan
Jepang yang tumbuh lebih baik dari perkiraan semula juga menambah dorongan penguatan kinerja ekspor
lebih lanjut.

Permintaan dunia yang semakin tumbuh pesat dan adanya kendala faktor perubahan cuaca yang ekstrim
menyebabkan gangguan pasokan sehingga harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia, seperti CPO,
tembaga, dan karet, mengalami kenaikan tajam.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan pada Tw. IV-2010 (6,9%, y.o.y) dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,8%). Perkembangan ini kemudian mendorong akselerasi pertumbuhan
impor nonmigas.

Produksi minyak Indonesia selama kurun waktu Tw. IV-2010 mencapai 0,912 juta barel per hari (bpd), lebih
rendah dari triwulan sebelumnya (0,950 juta bpd). Kendala natural declining pada sumur-sumur minyak tua
dan kerusakan pipa gas yang digunakan dalam proses produksi minyak di Riau adalah beberapa faktor
penyebab penurunan kinerja tersebut. Penurunan produksi minyak tersebut, di tengah konsumsi BBM yang
relatif tinggi, menyebabkan kebutuhan impor minyak meningkat. Sejalan dengan status Indonesia sebagai net
oil importer, harga minyak yang meningkat dari rata-rata USD73,8/barel menjadi USD84,9/barel ikut
memberikan andil terhadap kenaikan defisit neraca perdagangan minyak.

Membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia yang disertai dengan nilai tukar yang cenderung stabil
(Rp8.963/USD) dan suku bunga acuan (BI Rate: 6,5%) yang masih menarik menyebabkan investasi di Indonesia
menjadi relatif menarik dibandingkan negara berkembang. Kondisi ini menjadi salah satu pendorong derasnya
arus masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio.

Dengan perkembangan pada Tw.IV-2010 seperti tersebut di atas, kinerja NPI untuk keseluruhan 2010
mengalami perbaikan tajam dibandingkan 2009. Perkembangan NPI 2010 beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah sebagai berikut:

Proses pemulihan perekonomian global yang terus berlangsung menyebabkan ekspor nonmigas 2010 naik
sebesar 31,1%. Peningkatan ekspor nonmigas tersebut terutama terjadi pada produk berbasis sumber daya
alam yang didorong oleh kenaikan volume ekspor dan kenaikan harga. Di sisi lain, permintaan domestik yang
tinggi mendorong peningkatan impor nonmigas sehingga impor nonmigas tumbuh tinggi mencapai 38,6%,
lebih cepat daripada peningkatan ekspor.

Dalam periode yang sama, relatif lebih baiknya perekonomian Indonesia dan negara berkembang lainnya
dibandingkan negara maju, imbal hasil investasi domestik yang menarik, rating investasi yang membaik, dan
besarnya likuiditas global menyebabkan arus masuk modal dalam bentuk investasi portofolio mengalir sangat
deras. Meningkatnya kepercayaan dunia usaha terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan dan perbaikan
iklim investasi juga memperkuat aliran masuk investasi langsung (PMA) sehingga memperbaiki komposisi aliran
modal asing ke arah yang lebih berjangka panjang. Penarikan pinjaman luar negeri, baik pemerintah dan
swasta, serta penarikan simpanan penduduk di luar negeri turut juga menyebabkan transaksi modal dan
keuangan 2010 mencatat surplus yang tinggi hingga mencapai USD26,2 miliar, meningkat tajam dari surplus di
tahun sebelumnya (USD5,0 miliar).

Berdasarkan perkembangan tersebut di atas, secara keseluruhan NPI tahun 2010 mencatat surplus USD30,3
miliar, jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya (surplus USD12,5 miliar). Sejalan dengan surplus NPI
tersebut, jumlah cadangan devisa bertambah dari USD66,1 miliar pada akhir 2009 menjadi USD96,2 miliar
pada akhir tahun 2010 (setara dengan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah).

Tabel 1
Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan
Beberapa Indikator Ekonomi
KOMPONEN

SATUAN

2008

2009
Tw.I

Tw.II

Tw.III

2010*
Tw.IV

Total

Tw.I

Tw.II

Tw.III

Tw.IV

Total

INDIKATOREKONOMIDUNIA
PertumbuhanEkonomi
AmerikaSerikat
Jepang
UniEropa

%(y.o.y)

Singapura
China

%(y.o.y)

HargaKomoditasDunia
MinyakMentah(OPEC)
BatuBara
Tembaga
CPO
Karet
SukuBungaInternasional
AmerikaSerikat
Jepang
UniEropa
Singapura
Cina
Inflasi
AmerikaSerikat
Jepang
UniEropa
Singapura
Cina

%(y.o.y)
%(y.o.y)
%(y.o.y)
USD/barel
USD/metricton
USD/metricton
USD/ton
centUSD/kg

0.4
1.2
0.6

3.8
8.9
5.2

4.1
5.7
4.9

2.7
5.2
4.0

0.2
1.1
2.1

2.6
6.3
4.1

2.4
4.6
0.8

3.0
2.4
2.0

3.2
4.1
1.9

2.8
2.5
1.7

1.8
9.1

8.9
6.2

1.7
7.9

1.8
9.1

3.8
10.7

1.3
9.1

16.9
11.9

19.5
10.3

10.6
9.6

12.5
9.8

2.8
f
4.3
f
1.8
10.6
10.3

94.5
43.0
58.7
67.6
74.3
61.1
75.5
76.6
73.8
83.8
73.8
127.1
71.9
66.5
71.3
77.7
71.8
95.2
99.5
93.6
106.5
98.7
6,955.9 3,428.4 4,663.0 5,859.1 6,648.4 5,149.7 7,232.4 7,027.4 7,242.8 8,636.5 7,534.8
948.5
577.3
743.0
678.7
732.3
682.8
807.7
813.0
874.7 1,108.0
900.8
284.1
165.8
187.0
221.0
284.7
214.6
345.2
381.5
360.7
459.1
386.6

%
%
%
%
%

2.1
0.5
3.9
2.8
4.0

0.3
0.1
1.8
1.2
1.8

0.3
0.1
1.1
0.8
1.8

0.3
0.1
1.0
0.4
1.8

0.3
0.1
1.0
0.3
1.8

0.3
0.1
1.2
0.7
1.8

0.3
0.1
1.0
0.3
1.8

0.3
0.1
1.0
0.5
1.8

0.3
0.1
1.0
0.4
1.8

0.3
0.1
1.0
0.3
2.0

0.3
0.1
1.0
0.3
1.8

%(y.o.y)
%(y.o.y)
%(y.o.y)
%(y.o.y)
%(y.o.y)

0.1
0.4
1.6
5.5
1.2

0.4
0.3
0.6
2.6
1.2

1.4
1.8
0.1
0.0
1.7

1.3
2.2
0.3
0.5
0.8

2.7
1.7
0.9
0.5
1.9

2.7
1.7
0.9
0.5
1.9

2.3
1.1
1.4
1.6
2.4

1.1
0.7
1.4
2.7
2.9

1.1
0.6
1.8
3.7
3.6

1.5
0.0
1.8
4.6
4.6

1.5
0.0
1.8
4.6
4.6

6.0
11.1
9,700
93.5
0.976
381.4
1,067.7
11.9

4.5
7.9
11,631
41.8
0.962
91.1
256.8
5.5

4.1
3.7
10,531
56.9
0.941
94.1
228.1
6.3

4.2
2.8
10,002
66.5
0.943
107.3
243.7
8.2

5.4
2.8
9,473
73.1
0.951
104.3
301.0
7.8

4.5
2.8
10,395
77.1
0.961
32.9
95.3
7.8

5.6
3.4
9,263
75.2
0.954
93.1
276.6
7.8

6.1
5.1
9,118
76.8
0.965
100.6
308.7
7.8

5.8
5.8
9,001
73.8
0.950
105.5
310.8
7.5

8.7

8.3

7.3

6.5

6.5

7.1

6.5

6.5

6.5

6.5

6.5

126
1,832
1,706
238
1,945
51,639

2,591
1,835
4,425
470
3,955
54,840

2,570
2,320
250
802
1,052
57,576

1,500
2,924
4,424
879
3,546
62,287

3,531
2,564
6,095
2,141
3,954
66,105

10,192
5,002
15,194
2,688
12,506
66,105

2,093
5,013
7,106
485
6,621
71,823

1,603
4,661
6,264
843
5,421
76,321

1,374
6,669
8,044
1,089
6,955
86,551

1,224
9,874
11,098
191
11,289
96,207

6,294
26,218
32,512
2,227
30,285
96,207

INDIKATOREKONOMIDOMESTIK
PDB
InflasiIHK
NilaiTukar
HargaRataRataEksporMinyakMentah
ProduksiMinyak
KonsumsiBBM
EksporGas(LNG)
HargaRataRataEksporGas(LNG)

BIRate 1)

%(y.o.y)
%(y.o.y)
(Rp/USD)
USD/barel
jutabarelperhari
jutabarelpertahun
mmbtu
USD/mmbtu
%(annual)

6.9
6.1
7.0
7.0
8,963
9,084
84.9
77.7
0.912
0.945
103.6
402.8
314.7 1,210.8
8.1
7.8

NERACAPEMBAYARANINDONESIA

TransaksiBerjalan
TransaksiModaldanFinansial
Total
NetErrorsandOmissions
OverallBalance
CadanganDevisa

jutaUSD
jutaUSD
jutaUSD
jutaUSD
jutaUSD
jutaUSD

Sumber:BankIndonesia,CEIC,IMF,WorldBank,danberbagaisumberlain
merupakansukubungakebijakanyangditetapkanbanksentral/otoritasmoneter(dihitungsecararataratabulanan)
posisiakhirbulanpadatriwulanbersangkutan
f)
angkaperkiraandaripublikasiWEO
*Angkasementara(khususdataNeracaPembayaranIndonesia)

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

TRANSAKSI BERJALAN

Transaksi berjalan Tw. IV-2010 mencatat surplus

neraca pendapatan yang disebabkan bertambahnya

USD1,2 miliar, lebih rendah dari surplus USD1,4 miliar

pembayaran hasil keuntungan perusahaan PMA dan

pada triwulan sebelumnya. Surplus transaksi berjalan

imbal hasil kepada investor asing.

didukung oleh kinerja positif pada neraca perdagangan


nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca
transfer berjalan. Namun, surplus transaksi berjalan

Juta USD
12,000
10,000
8,000
6,000

tersebut menurun dari triwulan sebelumnya karena

4,000

lebih tingginya pembayaran jasa transportasi dan imbal

2,000

hasil kepada investor asing, mengikuti kenaikan impor

-2,000

-4,000

dan arus masuk modal asing yang signifikan.

-6,000

Neraca perdagangan nonmigas membaik dengan

-8,000
Q1

Q2

kenaikan surplus yang ditopang oleh kuatnya kinerja


ekspor nonmigas, terutama ekspor komoditi berbasis

Q3

Q4

Q1

Q2

2008
Jasa

Q3

Q4

Q1

Q2

2009

Pendapatan

Q3

Q4

2010*

Nrc. Perdagangan

Trf. Berjalan

Transaksi Berjalan

*AngkaSementara

Grafik 1
Transaksi Berjalan

sumber daya alam, seiring kenaikan permintaan dunia


dan tingginya harga di pasar internasional. Kenaikan
ekspor

nonmigas

tersebut

mampu

mengimbangi

akselerasi pertumbuhan impor nonmigas yang dipacu

1. Neraca Perdagangan Nonmigas


Neraca perdagangan nonmigas pada Tw. IV-2010

oleh tingginya permintaan domestik. Neraca gas juga

mencatat

mencatat surplus yang besar terutama akibat kenaikan

dibandingkan periode sebelumnya sebesar USD6,7

harga ekspor gas (LNG dan natural gas) yang sejalan

miliar. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekspor

dengan kenaikan harga minyak.

nonmigas yang secara triwulanan lebih tinggi daripada

Tingginya aktivitas ekonomi domestik berimplikasi


pada peningkatan permintaan impor minyak di tengah
tren kenaikan harga minyak, sementara produksi

surplus

USD9,1miliar,

meningkat

pertumbuhan impor nonmigas.


juta USD

juta USD

45,000

10,000

minyak di dalam negeri menurun, sehingga menambah

40,000

9,000

35,000

8,000

besarnya defisit neraca perdagangan minyak.

30,000

7,000

25,000

6,000

20,000

5,000

15,000

4,000

10,000

3,000

5,000

2,000

Neraca jasa dan neraca pendapatan mengalami


defisit yang meningkat terkait dengan tingginya
pertumbuhan

impor

dan

arus

modal

masuk.

Peningkatan defisit neraca jasa terutama bersumber dari

1,000
Q1

naiknya pengeluaran jasa transportasi barang impor


serta tingginya pengeluaran travel sehubungan dengan

Q2

Q3

Q4

Q1

2008
Ekspor

Q2

Q3

2009
Impor

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

2010*
Nrc. Perdagangan Nonmigas (RHS)

*AngkaSementara

perjalanan haji. Peningkatan defisit juga terjadi pada

Grafik 2
Neraca Perdagangan Nonmigas

Pertumbuhan ekspor nonmigas pada periode

1.1. Ekspor Nonmigas


Ekspor

nonmigas

Tw.

IV-2010

menunjukkan

kinerja yang impresif dengan pertumbuhan sebesar


16,7% (q.t.q) sehingga mencapai USD38,2 miliar.
Pertumbuhan

triwulanan

tersebut

tertinggi

dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya, terutama


karena

tingginya

pertumbuhan

ekspor

sektor

manufaktur (19,4%, q.t.q). Sementara itu, sektor


pertanian dan pertambangan tumbuh sebesar 1,8%
(q.t.q) dan 9,6% (q.t.q).
Secara tahunan, ekspor nonmigas Tw. IV-2010
mencatat pertumbuhan sebesar 31,2%, meningkat dari
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 28% (y.o.y).
Perbaikan kinerja ekspor tersebut didukung oleh sektor
manufaktur

yang

meningkat

dari

tumbuh

sebesar

sebelumnya

35%

29,7%

(y.o.y),

laporan terutama ditopang oleh kinerja ekspor ke China


yang tumbuh sebesar 53,3% (q.t.q); Jepang (21,4%),
dan India (12,3%). Peningkatan ekspor nonmigas
ke negara-negara mitra dagang tersebut sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat di negaranegara dimaksud. Khusus untuk China, penerapan
ACFTA diperkirakan juga ikut mendorong kegiatan
ekspor ke negara ini. Pertumbuhan ekspor yang
tinggi ke India menjadikan Negara ini masuk ke dalam
5 besar negara tujuan utama ekspor nonmigas
Indonesia

dalam

periode

Indonesia.
Tabel 3
Perkembangan Ekspor Nonmigas
Berdasarkan Negara Tujuan Utama

didorong baik oleh kenaikan harga maupun kenaikan

Tw. IV-2010*

volume ekspor. Sementara itu, sektor pertanian dan

Negara

Nilai
(Juta USD)

pertambangan tumbuh positif masing-masing sebesar

Kenaikan ekspor sektor pertanian lebih didorong oleh


peningkatan volume,

sedangkan kenaikan ekspor

sektor pertambangan lebih ditunjang oleh faktor


kenaikan harga.

samping

selama ini sudah menjadi negara tujuan utama ekspor

Pertumbuhan ekspor manufaktur yang tinggi tersebut

sebelumnya sebesar 18,1% (y.o.y) dan 24,0% (y.o.y).

di

China, Jepang, Uni Eropa dan Amerika Serikat yang

(y.o.y).

13,8% (y.o.y) dan 20,8% (y.o.y), melambat dari periode

laporan,

China
Jepang
Uni Eropa

Pangsa
(%)

Pertumb.
q.t.q (%)

Pertumb.
y.o.y (%)

4,984
4,915
4,627

13.0
12.9
12.1

53.3
21.4
11.6

73.8
37.4
31.7

Amerika Serikat
India
Lainnya

3,628
2,963
17,108

9.5
7.8
44.8

5.7
12.3
12.2

26.5
30.5
21.8

Total

38,226

100.0

16.7

31.2

*)

Angka sementara

Tabel 2
Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Per Sektor
Pangsa (%)

Pertumb. q.t.q (%)

2010
Tw. III

Pertanian
Nominal
Riil
Harga

Manufaktur
Nominal
Riil
Harga

75.0
77.0
-

Pertambangan
Nominal
Riil
Harga
Total 1)
Nominal
Riil
Harga
*) Angka sementara

2010

Tw. IV*

4.2
5.1

3.7
5.2

Tw. III

Pertumb. y.o.y
(%)

laporan didukung oleh peningkatan ekspor beberapa

2010

Tw. IV*

Tw. III

Perbaikan kinerja ekspor nonmigas pada periode

Tw. IV*

23.4
14.7
7.5

1.8
2.7
-0.9

18.1
6.2
11.3

13.8
16.5
-2.3

89.5
85.7
-

5.3
2.6
2.6

19.4
11.3
7.3

29.7
16.0
11.8

35.0
16.5
15.9

20.5
16.7
-

22.4
16.4
-

17.1
11.3
5.2

9.6
-1.8
11.6

24.0
11.3
11.4

20.8
-0.4
21.3

8.1
4.8
3.2

16.7
8.9
7.1

28.0
14.5
11.7

31.2
13.7
15.4

komoditas

utama,

antara

lain

minyak

sawit,

batubara, barang dari logam, alat-alat listrik, TPT,


dan karet olahan.

Tabel 4
Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama
Pertumbuhan q.t.q (%)
Nominal
Riil
Harga
2010
2010
2010

Pangsa (%)
2010
Tw. III

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Minyak Sawit
Batubara
Barang dari Logam
Alat-alat Listrik
Tekstil & Produk Tekstil
Karet Olahan
Bijih Tembaga
Kertas & Produk Kertas
Makanan Olahan
Bahan Kimia

Tw. IV*

11.0
13.5
7.1
8.8
9.0
7.0
5.9
3.0
2.7
2.4

Tw. IV*

13.3
13.2
8.0
8.0
7.9
7.0
4.8
3.0
2.7
2.6

Tw. IV*

41.3
13.5
31.1
6.0
3.4
18.2
-3.9
15.4
16.5
24.7

Tw. IV*

14.8
5.1
15.2
4.7
-0.3
7.7
-20.2
13.2
15.5
16.8

Pertumbuhan y.o.y (%)


Riil
2010

Nominal
2010
Tw. III

23.0
8.0
13.8
1.3
3.8
9.7
20.5
2.0
0.9
6.8

32.5
19.4
17.9
21.7
21.3
85.3
31.0
13.8
21.5
18.6

Tw. IV*

Tw. III

44.5
25.8
39.2
23.9
26.4
81.5
2.1
21.8
17.8
29.8

Tw. IV*

9.0
0.4
0.7
10.0
17.9
43.6
28.8
-1.6
10.2
4.1

Harga
2010

Tw. III

-1.7
-2.2
10.7
7.1
20.3
41.5
-11.2
9.2
13.3
11.4

Tw. IV*

21.6
18.9
17.1
10.7
2.8
29.0
1.7
15.7
10.3
14.0

47.0
28.6
25.7
15.6
5.1
28.2
15.1
11.6
4.0
16.5

*) Angka sementara

nabati jenis lainnya di dunia yang merupakan produk

Minyak Sawit
Ekspor

minyak

sawit

pada

Tw.

IV-2010

substitusi dari minyak sawit.


Tabel 5
Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan Utama

mencapai USD5,1 miliar, tumbuh 41,3% (q.t.q) dari


triwulan

sebelumnya.

melebihi

periode

Pertumbuhan

sebelumnya

ekspor

tersebut

yang

Tw. IV-2010*

ditopang

Negara

Nilai
(Juta USD)

India
China
Uni Eropa
Malaysia
Singapura
Lainnya
Total

1,526
910
693
567
257
1,140
5,093

oleh kenaikan harga (23%, q.t.q) dan volume (14,8,


q.t.q). Secara tahunan, ekspor minyak sawit pada
periode

laporan

juga

mengalami

peningkatan

tajam (44,5%; y.o.y) dibanding triwulan sebelumnya


(32,5%).
Pertumbuhan

ekspor

yang

tinggi

ini

meningkatkan pangsa ekspor minyak sawit menjadi

*)

Pangsa
(%)
30.0
17.9
13.6
11.1
5.0
22.4
100.0

Pertumb.
q.t.q (%)
17.8
142.3
7.6
176.0
89.3
20.0
41.3

Pertumb.
y.o.y (%)
39.7
118.6
3.4
87.0
109.8
23.9
44.5

Angka sementara

13,3% pada periode laporan, menggeser batubara


yang pada periode sebelumnya memiliki pangsa
ekspor yang tertinggi. Peningkatan
tersebut

terutama

dipengaruhi

ekspor CPO

oleh

tambahan

Sementara itu, harga minyak sawit di pasar


internasional pada periode laporan juga mengalami
peningkatan

dari

USD875/MTon

menjadi

permintaan dari Uni Eropa, China, dan India, di

USD1,108/MTon. Kenaikan harga tersebut ditengarai

samping permintaan ekspor CPO yang juga tumbuh

dipicu oleh meningkatnya harga minyak dan perubahan

tinggi

iklim global yang mengakibatkan kegagalan panen

dari

Malaysia

dan

Singapura.

Kenaikan

permintaan ini dikarenakan turunnya produksi minyak

yang mengganggu pasokan.

Ekspor batubara terutama ditujukan ke China.

USD/MTon
1,400

Peningkatan

1,200

laporan

1,000

ekspor

sejalan

ke

dengan

selama

kebutuhan

serta

periode

energi

semakin

yang

800

semakin

600

ongkos angkut batubara ke China.

400

negara tujuan utama ekspor batubara Indonesia di

200

meningkat

China

murahnya

Selain China,

antaranya adalah Jepang, Korea Selatan, India, dan

0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2008

2009

Taiwan.
Tabel 6
Ekspor Batubara Berdasarkan Negara Tujuan Utama

2010

Sumber :BankDunia

Grafik 3
Perkembangan Harga CPO Dunia

Negara

Batubara

Pertumb.
y.o.y (%)

1,405
891

27.9
17.7

46.2
30.2

35.2
72.7

Korea
India

625
611

12.4
12.1

-1.1
12.8

29.2
36.0

mencapai USD5,0 miliar atau meningkat 13,5% dari

Taiwan
Lainnya

535
970

10.6
19.3

46.9
-22.6

23.9
-10.5

periode sebelumnya.

Total

5,037

100.0

13.5

25.8

Batubara merupakan komoditas ekspor nonmigas


Indonesia nomor 2 dengan pangsa ekspor mencapai
13,2%.

Ekspor

batubara

pada

periode

laporan

China
Jepang

Nilai
(Juta USD)

Tw. IV-2010*
Pangsa
Pertumb.
(%)
q.t.q (%)

*)

Peningkatan nilai ekspor batubara lebih banyak

Angka sementara

didorong oleh faktor harga. Harga batubara di pasar

Perbaikan kinerja ekspor batubara tersebut juga

internasional pada Tw. IV-2010 meningkat menjadi

tercermin pada pertumbuhan secara tahunan. Ekspor

USD106,5/MTon dari USD93,6/MTon di Tw. III-2010.

batubara Tw. IV-2010 tumbuh lebih tinggi (25,8%) dari

Kenaikan tersebut mengikuti tren kenaikan harga

triwulan sebelumnya (19,4%).

minyak akibat permintaan yang melonjak memasuki


musim dingin, terutama di Eropa dan AS.

Barang dari Logam

USD/MTon
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Q1

Ekspor barang dari logam pada Tw. IV-2010


tercatat sebesar USD3,1 miliar, tumbuh 31,1% dari
periode

kenaikan volume ekspor.

terutama

didorong

oleh

Kenaikan permintaan akan

barang-barang dari logam terjadi seiring dengan


semakin pulihnya perekonomian global. Barang-barang
logam dimaksud antara lain terbuat dari tembaga,
Q2

Q3

2008

Q4

Q1

Q2

Q3

2009

Q4

Q1

Q2

Q3

2010

Sumber :BankDunia

Grafik 4
Perkembangan Harga Batubara Dunia

10

sebelumnya,

Q4

besi/baja, nikel, dan timah. Barang-barang logam


tersebut diekspor ke beberapa negara tujuan utama,
seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, dan
Uni Eropa.

ekspor komoditas ini

Tabel 7
Ekspor Barang dari Logam
Berdasarkan Negara Tujuan Utama

peningkatan harga sedangkan volumenya mengalami


sedikit

Tw. IV-2010*
Negara

Nilai
(Juta USD)

Jepang
Singapura
Malaysia
Thailand
Uni Eropa
Lainnya
Total
*)

957
580
302
210
180
841
3,071

Pangsa
(%)

Pertumb.
q.t.q (%)

31.2
18.9
9.8
6.8
5.9
27.4
100.0

36.9
36.7
13.0
50.1
31.5
24.9
31.1

lebih banyak ditopang oleh

Pertumb.
y.o.y (%)
61.5
51.0
16.3
34.7
219.7
11.0
39.2

penurunan.

Kenaikan

harga

produk

TPT

disebabkan oleh kenaikan harga kapas.


Perbaikan kinerja ekspor TPT pada triwulan laporan
juga tercermin dari pertumbuhan tahunannya yang
lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Pada periode
laporan, ekspor TPT tumbuh 26,4% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan

dengan

periode

sebelumnya

periode

laporan

yang

tumbuh 21,1% (y.o.y).

Angka sementara

Ekspor

TPT

pada

terutama

ditujukan ke Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Turki,

Alat-alat Listrik

dan Korea Selatan. Pertumbuhan ekspor ke Amerika

Ekspor alat-alat listrik pada periode laporan

Serikat, negara tujuan utama dari produk TPT Indonesia,

membukukan nilai sebesar USD3,1 miliar, lebih tinggi

pada Tw. IV-2010 mengalami penurunan dibandingkan

6,0%

triwulan sebelumnya, namun secara tahunan masih

(q.t.q)

dibanding

periode

sebelumnya.

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan


volume ekspor. Negara tujuan utama ekspor alat-alat
listrik Indonesia antara lain Singapura, AS, Jepang, Uni
Eropa, dan Hongkong.

tumbuh tinggi (36,4%, y.o.y).


Tabel 9
Ekspor Produk TPT Berdasarkan Negara Tujuan Utama

Peningkatan ekspor alat-alat


Negara

listrik antara lain disebabkan oleh relokasi yang


dilakukan oleh dua produsen utama elektronik ke
Indonesia, yaitu LG dan Panasonic.
Tabel 8
Ekspor Alat-alat Listrik
Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Tw. IV-2010*
Negara

Singapura
Amerika Serikat
Jepang
Uni Eropa
Hongkong
Lainnya
Total
*)

Nilai
(Juta USD)
745
441
359
300
154
1,059
3,059

Pangsa
(%)

Pertumb.
q.t.q (%)

24.4
14.4
11.7
9.8
5.0
34.6
100.0

10.9
8.8
9.8
14.9
-21.4
-40.1
6.0

Pertumb.
y.o.y (%)
30.6
-13.4
10.2
19.7
9.8
13.1
23.9

Angka sementara

Nilai
(Juta USD)

Amerika Serikat
Uni Eropa
Jepang
Turki
Korea Selatan
Lainnya
Total
*)

1,050
548
188
136
128
986
3,037

Tw. IV-2010*
Pangsa
Pertumb.
(%)

34.6
18.0
6.2
4.5
4.2
32.5
100.0

q.t.q (%)

-5.8
4.7
17.6
19.7
25.4
7.0
3.4

Pertumb.
y.o.y (%)

36.4
40.9
17.5
76.1
5.2
28.6
26.4

Angka sementara

Karet Olahan
Ekspor karet olahan pada Tw. IV-2010 meningkat
18,2% (q.t.q) sehingga berhasil membukukan nilai
ekspor sebesar USD2,7 miliar. Pertumbuhan ekspor
karet olahan terutama ditopang oleh kenaikan harga
karena pasokan dunia yang menurun akibat pengaruh
musim hujan terus menerus di tiga negara produsen

Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)

utama, yakni

Thailand, Malaysia, dan

Indonesia,

Nilai ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada

sementara permintaan terhadap komoditas tersebut

Tw. IV-2010 lebih tinggi 3,4% dari triwulan sebelumnya

sangat tinggi seiring dengan perbaikan ekonomi di

sehingga mencapai USD3,0 miliar.

sejumlah negara konsumen karet terbesar.

Pertumbuhan

11

Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada

Tabel 11
Impor Nonmigas Berdasarkan
Kelompok Barang (c&f)

ekspor ke Amerika Serikat, diikuti oleh Uni Eropa,


China, dan Singapura.

Pangsa (%)

Secara tahunan, ekspor karet pada Tw. IV-2010


juga

mengalami

peningkatan

yang

dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni


sebesar 81,5%.
Tabel 10
Ekspor Karet Olahan
Berdasarkan Negara Tujuan Utama

Nilai

Negara

Tw. IV-2010*
Pangsa Pertumb.

(Juta USD)

(%)

q.t.q (%)

Pertumb.
y.o.y (%)

Amerika Serikat
China

672
443

24.9
16.4

41.9
22.8

91.6
157.7

Uni Eropa
Jepang

348
339

12.9
12.6

32.1
6.7

84.7
58.2

Singapura
Lainnya
Total

116
776
2,695

4.3
28.8
100.0

21.3
1.2
18.2

46.8
61.6
81.5

*)

2010

signifikan

Angka sementara

Tw. III

Barang Konsumsi
Nominal
Riil
Harga
Bahan Baku
Nominal
Riil
Harga

Tw. IV*

8.1
8.1

Pertumb. q.t.q
(%)
2010

Pertumb. y.o.y
(%)
2010

Tw. III

Tw. III

Tw. IV*

Tw. IV*

8.4
8.3

2.7
-2.2
5.0

14.1
7.0
6.6

25.9
15.0
9.5

55.6
34.2
15.9

67.7
74.5
-

66.4
72.9
-

4.0
0.4
3.5

8.2
2.5
5.5

37.0
15.5
18.6

34.4
13.4
18.5

Barang Modal
Nominal
Riil
Harga

23.5
20.7
-

24.1
21.3
-

18.3
14.4
3.4

12.8
8.0
4.5

37.8
36.9
0.7

37.8
32.9
3.6

Total 1)
Nominal
Riil
Harga

6.9
2.1
4.8

10.2
4.7
5.2

35.7
19.4
13.7

36.8
19.2
14.8

*) Angka sementara

Impor komoditas nonmigas Indonesia terutama


berasal dari kawasan Asia, seperti China, Jepang, dan
Singapura. Impor dari negara China dari waktu ke
waktu terus meningkat dan pangsanya pada Tw. IV2010 mencapai 19,2%, mengungguli negara asal impor

1.2. Impor Nonmigas

utama

lainnya,

Jepang

(pangsa

15,4%),

periode

Singapura (8,7%), Uni Eropa (7,45%) dan Amerika

laporan mencapai USD30,3 miliar, lebih tinggi 10,2%

Serikat (6,7%). Sebaliknya, impor dari Amerika Serikat

dari triwulan sebelumnya (USD27,5 miliar). Kenaikan

menurun 6,8% dari triwulan sebelumnya.

Nilai

impor

impor

terjadi

nonmigas

pada

(barang

konsumsi,

modal).

Kenaikan

(c&f)

ketiga
bahan

impor

pada

kelompok
baku,

barang

dan

barang
barang

konsumsi

Tabel 12
Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)

dan

Negara

barang modal terutama ditopang oleh kenaikan


volume permintaan, sementara kenaikan impor bahan
baku terutama lebih disebabkan oleh peningkatan
harga.
Impor nonmigas triwulan laporan tumbuh sebesar
36,8% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
pada Tw. III-2010 yang sebesar 35,7%.

12

seperti

Nilai
(Juta USD)

Tw. IV-2010*
Pangsa Pertumb. Pertumb.
(%)
q.t.q (%) y.o.y (%)

China
Jepang

5,826
4,655

19.2
15.4

13.9
2.7

47.4
62.8

Singapura
Uni Eropa

2,624
2,250

8.7
7.4

4.8
12.3

8.4
21.6

Amerika Serikat

2,017

6.7

-6.8

8.4

Lainnya

12,924

42.7

15.7

40.4

Total

30,296

100.0

10.2

36.8

*)

Angka sementara

Impor Barang Konsumsi


Impor

barang

Impor Bahan Baku

konsumsi

pada

Tw.

IV-2010

Mulai pulihnya kegiatan industri di tanah air dan

mencapai USD2,5 miliar (c&f), lebih tinggi 14,1%

meningkatnya

dibanding

periode

terutama

terjadi

sejalan

dengan

mengatasi
yang

sebelumnya.
pada

impor

upaya

gejolak

diakibatkan

oleh

konsumsi

diimpor

pada

peningkatan impor bahan baku/penolong pada periode

komoditas

beras,

laporan sehingga mencapai USD20,1 miliar (c&f), lebih

untuk

tinggi

di

8,2%

dibandingkan

triwulan

sebelumnya.

pasar

domestik

Pertumbuhan impor bahan baku tahunan di Tw. IV-

keterbatasan

pasokan

2010 juga masih tinggi (34,4%), meskipun sedikit

lainnya

Tw.

mendorong

impor

beras di dalam negeri. Selain komoditas beras,


barang

produksi

Kenaikan

pemerintah

harga

kegiatan

yang

Jenis

kelompok

komoditas

bahan

baku

yang banyak diimpor pada triwulan laporan antara lain

bermotor. Hal ini sejalan dengan permintaan kendaraan

bahan baku olahan untuk industri dan suku cadang &

bermotor yang tumbuh secara signifikan di pasar

perlengkapan untuk barang modal. Kedua kelompok

domestik pada tahun 2010 (mencapai hampir 765.000

komoditas tersebut memiliki pangsa 75,4% dari total

unit).

impor bahan baku pada Tw. IV-2010.


komoditi

adalah

banyak

kendaraan

Kelompok

IV-2010

juga

melambat dibanding periode sebelumnya (37,0%).

makanan

rumah

tangga

memiliki

pangsa

impor

barang

konsumsi,

olahan

untuk

Komoditas impor bahan baku utama Indonesia

terbesar

dalam

diantaranya adalah suku cadang mesin kendaraan

mencapai

28,4%

dari

kendaraan

bermotor

dan

produk

kimia

turunan

total nilai impor barang konsumsi di Tw. IV-2010.

hidrokarbon. Impor bahan baku tersebut terutama

Pertumbuhan

berasal dari Jepang, China, dan Singapura.

impor

tahunan

juga

periode

sebelumnya.

tersebut

barang

mengalami

terutama

konsumsi

secara

percepatan

dibanding

Barang-barang

konsumsi

diimpor

dari

China,

Tabel 14
Impor Bahan Baku
Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)

Thailand,

Vietnam, Jepang, dan Uni Eropa, sementara komoditas


beras sebagian besar diimpor dari Vietnam dan
Thailand.
Tabel 13
Impor Barang Konsumsi
Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)

Nilai

Negara

(Juta USD)

Tw. IV-2010*
Pangsa Pertumb.
(%)

q.t.q (%)

Nilai

Negara

(Juta USD)

Tw. IV-2010*
Pangsa
Pertumb.
(%)

q.t.q (%)

Pertumb.
y.o.y (%)

Jepang

3,052

15.2

4.4

52.6

China

2,885

14.3

3.3

29.7

Singapura
Amerika Serikat

1,936
1,438

9.6
7.1

1.5
15.8

27.2
20.6

Uni Eropa

1,250

6.2

-0.1

14.8

9,569
20,129

47.5
100.0

12.6
8.2

37.7
34.4

Pertumb.

Lainnya
Total

y.o.y (%)

*) Angka sementara

China

602

23.6

2.7

53.1

Thailand

365

14.3

-8.8

30.2

Vietnam
Jepang

248
216

9.8
8.5

623.7
-1.7

628.5
69.8

Uni Eropa

194

7.6

5.7

15.2

meningkat mendorong impor barang modal pada Tw.

921
2,547

36.2
100.0

13.9
14.1

45.3
55.6

IV-2010 mencapai USD7,3 miliar (c&f), lebih tinggi

Lainnya
Total
*) Angka sementara

Impor Barang Modal


Kegiatan investasi di dalam negeri yang terus

12,8% dari triwulan sebelumnya.

13

Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,

tren harga yang meningkat. Sementara pada sisi neraca

impor barang modal mencatat pertumbuhan yang

perdagangan gas, surplus yang terjadi masih ditopang

tinggi mencapai 37,8%, relatif sama besarnya dengan

oleh besarnya nilai ekspor LNG dan gas alam.

triwulan sebelumnya. Jenis kelompok barang modal


yang banyak diimpor adalah barang modal di luar

2.1. Neraca Perdagangan Minyak

peralatan transportasi dengan pangsa mencapai 18,5%

Neraca perdagangan minyak pada Tw. IV-2010

dari total impor nonmigas pada triwulan berjalan. Dari

mencatat defisit sekitar USD2,9 miliar, lebih besar

sisi komoditas, komoditas impor utama Indonesia

dibandingkan triwulan sebelumnya (defisit USD1,9

diantaranya adalah perangkat telekomunikasi, kapal

miliar). Peningkatan defisit neraca perdagangan minyak

dan kendaraan bermotor. Hal ini sejalan dengan kinerja

tersebut disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor,

sektor telekomunikasi dan pengangkutan dalam PDB

yaitu peningkatan volume impor minyak sejalan dengan

Tw. IV-2010 yang secara triwulanan tumbuh 3,7% dan

peningkatan aktivitas ekonomi

secara tahunan tumbuh 15,5%, pertumbuhan tertinggi

produksi minyak dan tren kenaikan harga minyak.

dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Sebagian besar


impor barang modal berasal dari China, Jepang, dan

Tabel 16
Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak
2010*

Uni Eropa.

Nilai

Negara

(Juta USD)

China
Jepang
Uni Eropa

2,310
1,363
795

Singapura
Amerika Serikat
Lainnya
Total

549
416
1,861
7,295

Tw. IV-2010*
Pangsa
Pertumb.
(%)

31.7
18.7
10.9
7.5
5.7
25.5
100.0

q.t.q (%)

35.1
-0.3
42.0
20.4
-47.4
17.7
12.8

Pertumb.
y.o.y (%)

75.7
90.1
36.1
-28.7
-25.4
37.8
37.8

*) Angka sementara

Tw.IV

Harga
Harga
Nilai Volume
Nilai Volume
(jutaUSD)
(mbbl) (USD/barel) (jutaUSD)
(mbbl) (USD/barel)

Ekspor
MinyakMentah
ProdukKilang

3,744
2,764
981

48.3
37.4
10.9

73.9
89.8

4,305
3,340
965

48.1
39.2
8.9

85.2
108.2

Impor
MinyakMentah
ProdukKilang

5,600
1,382
4,219

72.8
19.5
53.3

70.9
79.1

7,166
2,814
4,352

83.5
34.5
49.0

81.5
88.8

NeracaPerdaganganMinyak

1,856

2,860

Sumber:BPMigasdanPTPertamina(diolah)
*)AngkaSementara

Nilai impor minyak dalam kurun Tw. IV-2010


mencapai

USD7,2

miliar

dengan

peningkatan

terbesar pada impor minyak mentah (104%, q.t.q).

Neraca Perdagangan Minyak & Gas

Impor minyak mentah digunakan sebagai intake

Neraca perdagangan minyak & gas (migas) pada

14

Tw.III

Rincian

Tabel 15
Impor Barang Modal
Berdasarkan Negara Asal Utama (c&f)

2.

domestik, penurunan

beberapa kilang, seperti kilang Cilacap, Balongan, dan

Tw. IV-2010 mencatat surplus yang menipis, yaitu

Balikpapan

sebesar USD0,1 miliar, dibandingkan surplus pada

menopang kebutuhan BBM dalam negeri. Sementara

periode sebelumnya (USD1,1 miliar). Penurunan surplus

itu, impor minyak tersebut berasal dari kawasan Timur

tersebut

neraca

Tengah dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude),

perdagangan minyak yang melebihi kenaikan surplus

Nile Blend, dan sisanya berasal Brunei, China, dan

neraca perdagangan gas. Meningkatnya defisit neraca

Malaysia. Sementara itu, impor produk minyak hanya

perdagangan minyak dipengaruhi kenaikan volume

meningkat sebesar 3% (q.t.q). peningkatan impor

impor yang melebihi kenaikan volume ekspor di tengah

produk minyak lebih disebabkan oleh faktor kenaikan

akibat

bertambahnya

defisit

yang

merupakan

kilang

utama

yang

harga,

sementara

menurun

volume

seiring

impor

dengan

minyak

Tw. I dan Tw. II. Permintaan minyak yang cukup tinggi

rendahnya

masih dapat dipenuhi oleh penambahan suplai oleh

produk

lebih

negara-negara non OPEC sehingga negara-negara yang

konsumsi BBM pada triwulan laporan.


Nilai ekspor minyak selama periode laporan
tercatat sebesar USD4,3 miliar, lebih tinggi dari
triwulan

sebelumnya

sebesar

USD3,7

miliar.

Peningkatan tersebut didorong terutama oleh kenaikan

tergabung dalam OPEC berkomitmen untuk tetap tidak


meningkatkan produksi minyaknya.
USD/barel
140
130

harga minyak dan kenaikan volume ekspor minyak

120

mentah. Minyak mentah yang diekspor masih pada

100

jenis Sumatera Light Crude (SLC), Duri, Senipah, dan

110

90
80

Belanak dengan tujuan utama ke Australia, China,

70

Jepang, dan Korea.

50

30
J

2010
2008

2009

Tw.I

Tw.II

SLC
Harga Ekspor Indonesia
WTI
OPEC

40

Tabel 17
Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia
Rincian
2007
(dalammbpd )

60

2010

Tw.III Tw.IV

S N J M M J

S N J M M J

S N J M M J

2008
Sumber: OPEC, Ditjen Migas

2009

2010

S N

Grafik 5
Perkembangan Harga Minyak Dunia

PermintaanMinyak
AmerikaUtara
China
EropaBarat
Lainnya

25.5
7.6
15.3
37.8

24.2
8.0
15.3
38.4

23.3
8.3
14.5
38.4

23.5
8.3
14.2
39.0

23.7
8.9
14.1
38.5

24.2
9.2
14.8
39.2

23.8
8.9
14.4
39.7

23.8
8.8
14.4
39.1

TotalPermintaanMinyak

86.2

85.9

84.5

85.0

85.2

87.4

86.8

86.1

PenyediaanMinyak
OPEC
NonOPEC

30.2
54.5

31.2
54.5

28.7
55.5

29.2
56.7

29.1
56.9

29.2
56.8

29.2
57.8

29.1
57.0

dibandingkan triwulan sebelumnya diduga menjadi

TotalPenyediaanMinyak

84.7

85.7

84.2

85.9

86.0

86.0

86.9

86.2

faktor melambatnya pertumbuhan ekspor minyak

NettoPermintaan
Penyediaan

1.6

0.2

0.3

0.9

0.8

1.4

0.1

0.1

Produksi
penurunan

minyak
(0,912

Indonesia

juta

barel

yang
per

mengalami

hari

(mbpd))

mentah selama Tw. IV-2010.

Sumber:LaporanMinyakBulananOPECJanuari2011

Selain karena adanya natural declining yang


Optimisme

global

dialami oleh sumur-sumur tua yang dimiliki oleh

dan faktor musiman, yaitu cuaca dingin yang ekstrim

beberapa perusahaan minyak, adanya kebocoran pipa

di

mendorong

gas milik PT Transportasi Gas Indonesia di daerah

kenaikan harga minyak. Harga minyak OPEC dan harga

Grissik, Riau, menjadi faktor penyebab terjadinya

minyak Indonesia jenis SLC pada akhir Desember

penurunan

masing-masing

dan

tersebut menyalurkan gas milik Conoco Phillips guna

akhir

menunjang operasi produksi lapangan minyak yang

Juni (Tw. III-2010). Kondisi yang sama juga terjadi

dioperasikan oleh Chevron Pacific Indonesia, BOB

pada harga minyak jenis WTI yang meningkat menjadi

Pertamina-Bumi Siak Pusako, dan BUMN Sarana

USD89,2/barel (Tw. III-2010: USD75,3/barel).

Pembangunan Riau dengan lebih dari 1.000 sumur

belahan

USD93,8/barel,

perbaikan

Amerika

dan

sebesar
lebih

tinggi

perekonomian

Eropa,

USD88,6/barel
dibandingkan

Selain kedua faktor penyebab di atas, aksi


spekulasi ditengarai ikut memicu pergerakan harga

produksi

minyak

nasional.

Jalur

pipa

minyak.
Konsumsi

BBM

pada

Tw.

IV-2010

tercatat

minyak pada periode laporan. Hal ini tercermin dari

sebesar 103,6 juta barel, sedikit lebih rendah dari

sisi permintaan dan penawaran di pasar global

konsumsi BBM pada periode sebelumnya (105,5 juta

(Laporan Bulanan OPEC) yang menunjukkan adanya

barel). Meskipun lebih rendah dari Tw. III-2010,

kelebihan persediaan minyak seperti yang terjadi pada

konsumsi BBM tersebut cenderung meningkat bila

15

sebelumnya

Selama periode laporan volume ekspor LNG

dan tahun sebelumnya seiring aktivitas ekonomi yang

tercatat sebesar 314,7 juta MMBTU, naik dari periode

terus meningkat. Berdasarkan sektor penggunanya,

sebelumnya 310,8 juta MMBTU. Sementara itu, ekspor

peningkatan konsumsi BBM tersebut lebih disebabkan

gas alam menurun dari 92,6 juta MMBTU menjadi 90,9

oleh

juta

dibandingkan

dengan

tingginya

transportasi,
jumlah

dua

triwulan

penggunaan

listrik,

kendaraan

dan

BBM

oleh

industri.

bermotor,

sektor

Penambahan

khususnya

sepeda

MMBTU.

Volume

ekspor

LNG

mengalami

peningkatan seiring dengan naiknya permintaan dari


beberapa

negara

pembeli

untuk

kebutuhan

motor, ditengarai memicu kenaikan konsumsi BBM.

perekonomiannya, terutama Jepang, Korea, dan China.

Sementara itu, konsumsi sektor listrik yang masih

Sementara itu, ekspor gas alam mengalami sedikit

menunjukkan peningkatan diperkirakan sejalan dengan

penurunan sejalan dengan siklus pengiriman melalui

naiknya kebutuhan energi listrik untuk menunjang

pipa ke Singapura dan Malaysia. Harga gas selama Tw.

kegiatan produksi di dalam negeri yang meningkat. Di

IV-2010

sisi lain, penggunaan BBM oleh sektor rumah tangga

dengan peningkatan harga minyak.

terus

menjadi faktor penyebab surplus neraca perdagangan

mengalami

penyusutan

seiring

dengan

berjalannya program konversi minyak tanah ke gas

mengalami

perkembangan

yang

sejalan

Hal ini juga

gas tetap tinggi.

(LPG).

Tabel 18
Perkembangan Neraca Perdagangan Gas

Juta Kilo Liter


18
Listrik

16

Rumah Tangga

Industri

Transportasi

14

Nilai
Vol**
(jutaUSD)

3,306
2,406 309
0
900 91

Impor
NeracaPerdaganganGas

193
3,113

*AngkaSementara

10
8

2010*
Tw.III

Tw.II

Ekspor
LNG
LPG
NaturalGas

12

Harga***

7.8

9.9

Nilai
Vol**
(jutaUSD)

Tw.IV
Harga***

Nilai
Vol**
(jutaUSD)

Harga***

3,201
2,325 311 7.5
0

876 93 9.5

3,438
2,532 315 8.1
0

906 91 10.6

215
2,987

430
3,008

**UntukLNGdanNaturalGassatuanjutammbtu,LPGsatuanribuMetricTon

***UntukLNGdanNaturalGassatuanUSD/jutammbtu,LPGsatuanUSD/ribuMetricTon

Sumber:BPMigas

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

2008

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

2009

Q3

Q4*

2010

Sumber: Pertamina(diolah)
*AngkaSementara

Grafik 6
Perkembangan Konsumsi BBM

2.2. Neraca Perdagangan Gas

16

Rincian

3.

Neraca Jasa
Defisit neraca jasa pada Tw. IV-2010 mencapai

USD2,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan


triwulan sebelumnya (defisit USD2,3 miliar). Salah satu
penyebabnya adalah defisit pada jasa travel. Berbeda

Pada Tw. IV-2010, neraca perdagangan gas

dengan triwulan-triwulan sebelumnya yang mengalami

mencatat surplus yang relatif sama dengan surplus

surplus, pada triwulan laporan jasa travel mengalami

triwulan sebelumnya, yaitu sebesar USD3,0 miliar.

defisit akibat adanya pengeluaran dalam rangka ibadah

Kinerja ekspor LNG maupun gas alam meningkat,

haji. Penyebab lainnya adalah peningkatan pembayaran

namun di saat yang sama disertai pula dengan

royalties & license fees oleh sejumlah perusahaan

peningkatan impor gas.

otomotif yang umumnya dilakukan di akhir tahun.

pariwisata berskala internasional turut mendorong

Juta USD
1000

kedatangan turis asing ke Indonesia. Penyelenggaraan

500
0

Mister International 2010 pada tanggal 8 s.d. 20

-500

November 2010 dengan peserta lebih dari 40 negara,

-1000
-1500

pelaksanaan the International World Conference on

-2000
-2500

Science,

-3000
-3500

Education

and

Culture

(WISDOM)

di

Yogyakarta tanggal 5 s.d. 8 Desember 2010 dengan

-4000
Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

2008

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

2009

Transportasi

Travel

Q3

Q4

dunia di Jakarta pada bulan Desember 2010 yang

2010*
Jasa Lainnya

750 peserta dari 15 negara, serta turnamen pencak silat

Jasa, net

*AngkaSementara

Grafik 7
Perkembangan Neraca Jasa

diikuti 425 atlet dari 32 negara merupakan sejumlah


contoh kegiatan berskala internasional pada periode
laporan.

Sektor pariwisata (jasa travel) selama Tw. IV-2010


mencatat defisit sebesar USD0,2 miliar, setelah selama
tiga triwulan sebelumnya selalu mencatat surplus.
Defisit tersebut terutama berasal dari pengeluaran
devisa

untuk

pelaksanaan

ibadah

haji,

sehingga

pengeluaran travel secara keseluruhan pada periode


laporan meningkat menjadi USD2,1 miliar. Sementara
itu, penerimaan dari wisatawan mancanegara (wisman)
hanya sedikit meningkat, yaitu dari USD1,8 miliar
menjadi USD1,9 miliar di triwulan laporan.

Inbound traveler dari negara-negara tetangga


masih

mendominasi

jumlah

kedatangan

turis

di

Indonesia. Wisman dari negara Singapura berada pada


posisi pertama (pangsa 17,3%), diikuti oleh Malaysia
(14,9%), dan Australia (12,1%).
Daerah tujuan utama kedatangan wisman di
Indonesia adalah Bali (pangsa 39,1%), kemudian
Jakarta

(27,6%),

dan

Batam

(14,9%).

Wisman

terbanyak yang berkunjung ke Bali pada triwulan


laporan berasal dari Australia, diikuti oleh Jepang dan

juta USD

Malaysia.

1,000.00

Di

800.00
600.00

sisi

lain,

outbound

traveler

(wisatawan

nusantara) yang berkunjung ke luar negeri menurun

400.00

menjadi 1,6 juta orang dari triwulan sebelumnya 1,7

200.00
0.00
-200.00

J F MAM J J A S ON D J F MAM J J A S ON D J F MAM J J A S ON D

-400.00

2008

2009

2010*

juta orang. Namun demikian, di tengah penurunan


jumlah outbound traveler, pengeluaran devisa travel
cenderung

-600.00
-800.00

meningkat

terutama

terkait

dengan

pelaksanaan haji yang melibatkan sekitar 211 ribu

-1,000.00
Inflows (juta USD)

Outflows (juta USD)

Trav. Balance (juta USD)

*)Angka sementara

Grafik 8
Perkembangan Jasa Travel

orang jemaah dengan pengeluaran devisa sebesar


USD0,5 miliar.
Negara-negara di kawasan ASEAN masih menjadi
tujuan utama outbound traveler, yaitu Singapura

Wisman (inbound traveler) yang berkunjung ke

(pangsa 31,5%) dan Malaysia (27,5%).

Sementara

Indonesia pada Tw. IV-2010 mencapai 2,0 juta orang,

Australia (pangsa 8,4%) dan Amerika Serikat (3,6%)

sedikit lebih tinggi dari 1,9 juta orang pada triwulan

menjadi negara tujuan utama di luar kawasan ASEAN.

sebelumnya. Mulai membaiknya perekonomian negara

Sementara itu, defisit jasa trasportasi menurun dari

asal wisman serta pelaksanaan beberapa agenda

USD1,8 miliar menjadi USD1,7 miliar di Tw IV-2010.

17

Impor tumbuh kencang dalam periode laporan, namun

lebih kecil (USD0,7 miliar) daripada triwulan sebelumnya

semakin besarnya porsi impor yang berasal dari negara

(USD1,1 miliar) sesuai siklus musiman pembayaran

kawasan Asia yang lebih dekat jaraknya dengan

dividen oleh sebagian besar perusahaan. Pembayaran

Indonesia menyebabkan biaya freight sedikit lebih

bunga SBI juga turun akibat berkurangnya kepemilikan

rendah dari triwulan sebelumnya.

asing atas surat utang tersebut pada periode laporan.


Juta USD

4.

Neraca Pendapatan

-1,000

Defisit neraca pendapatan (income) pada Tw. IV-

-2,000
-3,000

2010 mencapai USD6,6 miliar, meningkat dibanding

-4,000

defisit USD5,4 miliar pada triwulan sebelumnya.

-5,000

Kenaikan defisit ini terutama berasal dari kenaikan

-6,000

profit (baik yang dibayarkan dalam bentuk dividen

-7,000

maupun

yang

ditanamkan

kembali

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

(reinvested
2008

earnings)) perusahaan investasi asing langsung (PMA) di


Indonesia pada periode laporan. Peningkatan defisit

2009

2010*

Income, net

Inv. Income

PI Income

OI Income

DI Income

*AngkaSementara

Grafik 9
Perkembangan Neraca Pendapatan

juga didorong oleh kenaikan pembayaran bunga utang


luar negeri pemerintah dan korporasi. Sementara itu,
pembayaran imbal hasil kepada investor asing dalam

Transfer Berjalan

rangka transaksi portofolio menurun pada periode

Transfer berjalan pada Tw. IV-2010 mencatat

laporan sejalan dengan menurunnya aliran masuk

surplus sebesar USD1,3 miliar, sedikit lebih tinggi

modal asing dalam jenis investasi tersebut.

dari

USD1,2

miliar

pada

periode

sebelumnya.

Pendapatan investasi langsung mencatat defisit

Bertambahnya suplus tersebut akibat penerimaan hibah

sebesar USD4,5 miliar, lebih tinggi dari defisit triwulan

noninvestasi oleh pemerintah yang meningkat menjadi

sebelumnya

USD0,1 miliar dari triwulan sebelumnya sebesar USD21

tersebut

(USD3,0

disumbang

miliar).
oleh

Peningkatan

naiknya

profit

defisit
transfer

perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di

juta.
Pasca-bencana

banjir

di

Wasior,

gelombang

sektor migas maupun perusahaan PMA di sektor

tsunami di kepulauan Mentawai, serta letusan Gunung

nonmigas.

Merapi di Yogyakarta, sejumlah negara memberikan

Pendapatan

investasi

lainnya

pada

periode

bantuan antara lain dalam bentuk uang dan alat

laporan juga mencatat kenaikan defisit sehingga

kesehatan guna penanggulangan bencana tersebut.

mencapai USD0,8 miliar dibanding triwulan sebelumnya

Bantuan

(USD0,4 miliar). Pembayaran bunga utang pemerintah

Commission Humanitarian Aid and Civil Protection

yang naik dari USD0,2 miliar menjadi USD0,6 miliar

Department senilai 1,5 juta untuk korban bencana

menjadi faktor pendorong utama bertambahnya defisit

tsunami

yang terjadi.

merupakan satu bentuk hibah pada periode laporan.

Di sisi lain, defisit pendapatan investasi portofolio


menurun

menjadi

USD1,1

miliar

dari

periode

sebelumnya (defisit USD1,8 miliar). Pembayaran dividen

18

5.

dari

Komisi

Mentawai

dan

Eropa

letusan

melalui

European

Gunung

Merapi

Bantuan lain diberikan oleh pemerintah Australia dan


Timor Leste masing-masing senilai USD1,0 juta untuk
penanggulangan tiga bencana tersebut.

Dengan perkembangan tersebut, jumlah TKI di luar

Tabel 19
Perkembangan Hibah Non-Investasi
Tw. I

Transfer Berjalan

2009
Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I

(Juta USD)

negeri pada akhir Tw. IV-2010 mencapai sekitar 4,2 juta

2010*
Tw. II Tw. III* Tw. IV*

orang, turun dari akhir triwulan sebelumnya sejumlah

Total

73

31

40

61

52

50

46

159

4,3 juta orang. Berdasarkan wilayah penempatan

Pemerintah

14

20

52

33

21

134

kerjanya, dalam periode laporan 57,9.% dari jumlah TKI

Swasta

69

17

20

49

18

25

25

ditempatkan di kawasan Asia Pasifik dan 41,7% bekerja


di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Malaysia masih

Sumber : Depkeu

Sementara itu, penerimaan devisa dari tenaga

merupakan negara dengan jumlah TKI terbesar di

kerja Indonesia (TKI) di luar negeri tetap menjadi

kawasan Asia Pasifik (pangsa 78,0%), diikuti Hongkong

penopang utama surplus transfer berjalan walaupun

(6,9%) dan Singapura (5,8%). Sementara untuk

sedikit menurun pada periode laporan sejalan dengan

kawasan Timur Tengah dan Afrika, Arab Saudi berada

menurunnya penempatan TKI ke luar negeri.

di urutan pertama (pangsa 83,0%), diikuti Uni Emirat

Pengiriman devisa dari TKI kepada keluarganya di

Arab (7,4%) dan Yordania (3,7%).

Indonesia (workers remittances/WR inflows) pada


periode laporan mencapai USD1,7 miliar, sedikit lebih

KoreaSelatan,
0.9%

Jepang,1.0%

Lainnya,0.8%

Taiwan,5.6%

rendah dari USD1,7 miliar pada periode sebelumnya.


Penurunan WR tersebut ditengarai terkait dengan

Hongkong,6.9%
Brunei,1.0%

jumlah penempatan TKI yang hanya mencapai 132,1


ribu orang, turun dibanding periode sebelumnya

Singapura,5.8%

sejumlah 142,4 ribu orang. Penurunan penempatan


yang cukup signifikan pada triwulan laporan terjadi
Malaysia,78.0%

pada negara Arab Saudi, Malaysia, Yordania, dan


Hongkong. Khusus Malaysia, penurunan penempatan
TKI terjadi di sektor formal, sementara untuk ketiga

Grafik 11
Komposisi Jumlah TKI per Negara di Asia Pasifik

negara lainnya lebih banyak di sektor informal.


Oman,1.2%

Juta USD

Yordania,3.7%

lainnya,0.6%

Qatar,1.6%

2000

Bahrain,0.5%
1500

Kuwait,2.0%

1000

UEA,7.4%

500
0
-500
-1000
Q1

Q2

Q3

Q4

2008
WR Inflows

Q1

Q2

Q3

2009
WR Outflows

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Arabsaudi,
83.0%

2010*
WR, neto

*AngkaSementara

Grafik 10
Perkembangan Workers Remittances

Grafik 12
Komposisi Jumlah TKI per Negara
di Timur Tengah dan Afrika

19

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

20

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL


Surplus transaksi modal dan finansial Tw. IV-2010
mencatat

rekor

dibandingkan
sebelumnya.

tertinggi

sebesar

USD6,6

miliar

miliar

dan persenjataan. Pemberian hibah oleh donator asing

triwulan

tersebut sebagian terkait dengan upaya pemulihan

USD9,9
pada

pembangunan sekolah, pembangunan perumahan,

Peningkatan surplus terutama ditopang

kondisi pasca bencana alam di Indonesia.

oleh arus masuk investasi langsung yang tinggi

Tabel 20
Perkembangan Hibah Investasi

sejalan dengan iklim investasi yang terus membaik


dan kondisi makroekonomi yang stabil.

(Juta USD)

Di sisi lain,

investasi portofolio masih berkontribusi pada surplus

Tw. I

Transfer Modal

2009
Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I

2010
Tw. II Tw. III* Tw. IV*

Total

19

29

34

14

18

14

Pemerintah

14

Swasta

17

26

30

13

18

transaksi modal dan finansial walaupun dalam jumlah


yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya
antara lain akibat gejolak krisis utang di Eropa.
Di tengah berkurangnya pasokan valas dari investasi
portofolio

asing,

untuk

memenuhi

pembayaran

kewajiban luar negeri yang meningkat, perbankan


domestik menarik simpanan mereka di luar negeri
sehingga ikut menambah surplus transaksi modal
dan finansial.

Sumber : Depkeu

2.

Transaksi Finansial
Transaksi finansial pada Tw. IV-2010 mencatat

kenaikan surplus, terutama yang bersumber dari sektor


swasta. Kenaikan surplus transaksi finansial sektor
swasta terjadi pada komponen investasi langsung dan

Juta USD

investasi lainnya. Sementara itu, surplus transaksi

12,000

finansial sektor publik mengalami penyusutan karena

10,000
8,000

kenaikan penarikan utang luar negeri pemerintah tidak

6,000
4,000

dapat mengimbangi penurunan arus masuk investasi

2,000

portofolio ke instrumen SBI dan SUN.

0
-2,000
-4,000

Juta USD

-6,000

12,000

-8,000

10,000
Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

2008

Q3

Q4

Q1

Q2

2009

Q3

Q4

2010*

Investasi Langsung

Investasi Portofolio

Investasi Lainnya

Transaksi Finansial

8,000
6,000
4,000
2,000

*AngkaSementara

Grafik 13
Transaksi Modal dan Finansial

0
-2,000
-4,000
-6,000

1.

Transaksi Modal
Transaksi

modal

-8,000
Q1

pada

Tw.IV-2010

Q2

2008

mencatat

Sektor Publik

surplus USD14,0 juta. Surplus tersebut berasal dari


adanya

bantuan

hibah

untuk

investasi,

seperti

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

2009
Sektor Sw asta

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

2010*
Transaksi Modal & Finansial

*AngkaSementara

Grafik 14
Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per Sektor

21

menerbitkan Samurai Bond sebesar 60 miliar dengan

2.1 Sektor Publik


Transaksi finansial sektor publik pada Tw. IV-2010
mencatat surplus sebesar USD2,0 miliar, lebih rendah

kupon yang ditetapkan sebesar 1,6% atau 55bps di


atas yen swap.

dibanding triwulan sebelumnya sebesar USD4,4 miliar.

Di tengah krisis di Eropa, minat investor asing

Surplus tersebut ditopang oleh surplus komponen

terhadap instrumen surat utang pemerintah masih

transaksi investasi portofolio maupun transaksi investasi

tinggi, ditopang oleh persepsi internasional yang positif

lainnya.

terhadap perekonomian domestik, imbal hasil yang


menarik, dan berlimpahnya likuiditas global.

Juta USD
8000

Sejalan

6000

dengan

terhadap

prospek

perekonomian domestik, kepercayaan investor asing

4000

terus

2000

meningkat

sebagaimana

tercermin

dari

membaiknya persepsi risiko Indonesia. Indikator Credit

Default Swap (CDS) Indonesia tetap stabil pada level

-2000

rendah (132 bps). Indikator risiko lainnya, yaitu yield

-4000
Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

2008

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

2009

Investasi Portofolio

Q3

Q4

spread antara Government Bond Indonesia dan US TNotes, juga menurun. Sementara itu, premi swap tetap

2010*

Investasi Lainnya

Transaksi Finansial

*AngkaSementara

Grafik 15
Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik

bergerak stabil untuk semua tenor (1, 3, 6, dan 12


bulan)
%12

Investasi Portofolio

sektor publik mencatat surplus sebesar USD1,2 miliar,

lebih rendah dibanding surplus USD4,8 miliar pada


sebelumnya.

Yield Global Bond Indo'15


US: Treasury Securities Yield: 10 years

10

Pada triwulan laporan, transaksi investasi portofolio

periode

optimisme

Penurunan

surplus

tersebut

4
2

didorong oleh arus keluar modal asing dari surat


Nov
Des

Jun
Jul
Ags
Sep
Okt

Apr
Mei

Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar

Apr
Mei
Jun
Jul

0
Jan
Feb
Mar

berharga berdenominasi rupiah sektor publik yang


dipicu oleh rambatan sentimen negatif investor asing

2009

akibat krisis utang di Eropa.

Keluarnya arus modal

2010

Grafik 16
Perkembangan Yield Global Bond Indonesia
dan US T-Notes

asing terutama terjadi pada transaksi SBI yang mencatat


net outflow sebesar USD1,1 miliar, berkebalikan
dengan periode sebelumnya yang mencatat net inflow

Di sisi lain, daya tarik investasi dalam rupiah tetap

sebesar USD2,6 miliar. Sementara itu, transaksi SUN

positif. Indikator imbal hasil rupiah yang ditunjukkan

rupiah dan SPN masih mencatat net inflow masing-

oleh selisih suku bunga dalam negeri dan luar negeri

masing sebesar USD1,5 miliar dan USD20,0 juta, lebih

(UIP-Uncovered Interest Parity) tetap berada dalam level

rendah dibanding net inflow pada periode sebelumnya

tinggi

sebesar USD1,8 miliar dan USD0,5 miliar.

memperhitungkan membaiknya premi risiko, maka

Dalam pada itu, untuk membiayai defisit APBN,


pada

22

pertengahan

triwulan

laporan

Pemerintah

di

kawasan

regional

Asia.

Bahkan,

jika

daya tarik investasi dalam rupiah semakin besar. Hal


tersebut tercermin dari kecenderungan indikator CIP

(Covered Interest Parity) yang terus meningkat selama


tahun 2010 serta tetap yang tertinggi dibandingkan

Miliar USD
22
Kepemilikan SUN Oleh Asing

20

Kepemilikan SBI Oleh Asing

18

Korea, Filipina, dan Malaysia.

16

Relatif tingginya imbal hasil juga terlihat dari suku

14
12

bunga yang ditawarkan oleh SBI.

Suku bunga SBI

bergerak turun namun masih relatif tinggi untuk


seluruh tenor.

Rata-rata tertimbang suku bunga SBI

8
6
4
2
0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des

dengan tenor 3, 6, dan 9 bulan masing-masing sebesar

10

6,4%, 6,3%, dan 6,6%.

2008

%
11
SBI 1 bulan

SBI 3 bulan

SBI 6 bulan

2009

2010

Grafik 18
Perkembangan Posisi Kepemilikan SUN & SBI Oleh Asing

SBI 9 bulan

10

Investasi Lainnya
9

Dari sisi transaksi investasi lainnya, transaksi


8

finansial

sektor

publik

dalam

triwulan

laporan

mencatat surplus USD0,9 miliar, berkebalikan dengan

periode sebelumnya (defisit USD0,4 miliar).

Surplus

Des

Okt

Nov

Sep

Jul

Ags

Mei

2009

Jun

Apr

Mar

Jan

Feb

Des

Okt

Nov

Sep

Jul

Ags

Mei

Jun

Apr

Mar

Jan

Feb

tersebut didorong oleh kenaikan jumlah penarikan


pinjaman

2010

Grafik 17
Perkembangan SBI Rate

luar

negeri

yang

melebihi

kenaikan

pembayarannya.
Pada periode laporan, pemerintah melakukan

Perkembangan beberapa indikator penting dari sisi

penarikan pinjaman luar negeri sebesar USD2,7 miliar,

makroekonomi domestik, seperti nilai tukar yang relatif

lebih

stabil, prospek pertumbuhan ekonomi, dan ekspektasi

sebelumnya (USD0,5 miliar).

pencapaian investment grade dalam waktu dekat,

historis, penarikan pinjaman sebagian besar dilakukan

menambah

di Tw. IV karena

kepercayaan

investor

asing

untuk

tinggi

dibanding

penarikan

pada

periode

Sesuai dengan pola

realisasi proyek-proyek pemerintah

menempatkan dananya di instrumen surat utang

dan proses pemenuhan semua persyaratan penarikan

negara. Di samping itu, perkembangan tersebut juga

ULN biasanya baru dapat diselesaikan di triwulan akhir.

ditopang oleh sustainabilitas fiskal yang relatif terjaga.


Posisi kepemilikan asing atas SUN rupiah pada akhir

Pada periode yang sama, pembayaran pinjaman


luar negeri pemerintah yang jatuh tempo tercatat

Tw. IV 2010 mengalami peningkatan dari USD18,9

sebesar

USD1,9

miliar,

lebih

tinggi

dibanding

miliar pada periode sebelumnya menjadi USD20,2

pembayaran pada periode sebelumnya (USD0,9 miliar).

miliar.

Sebaliknya, posisi kepemilikan asing atas SBI

Hal ini juga sesuai dengan pola historis bahwa

mengalami penurunan dari USD 7,2 miliar pada periode

pembayaran pinjaman luar negeri meningkat pada

sebelumnya menjadi USD6,1 miliar.

triwulan kedua dan keempat setiap tahunnya.

23

Sementara itu, penarikan pinjaman program pada

Juta USD
3,500
Penarikan

3,000

Pembayaran

neto

periode laporan tercatat sebesar USD1,8 miliar, lebih

2,500

tinggi dibanding periode sebelumnya (USD0,1 miliar).

2,000
1,500

Penarikan pinjaman tersebut diperoleh dari beberapa

1,000

kreditur, yaitu Bank Dunia, ADB, dan Jepang masing-

500
0

masing sebesar USD1,5 miliar, USD0,2 miliar, dan

-500
-1,000

USD0,1 miliar.

-1,500
-2,000

Penarikan pinjaman luar negeri dari Bank Dunia

-2,500
Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

2008

Q3

Q4

Q1

2009

Q2

Q3

Q4

2010*

ditujukan untuk dua program. Pinjaman program


pertama senilai USD0,8 miliar akan digunakan untuk

* datasementara

Grafik 19
Perkembangan Penarikan dan
Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Pemerintah

mendanai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat


(PNPM) Mandiri Pedesaan (Third National Program
Community Empowerment in Rural Areas). Pinjaman

Penarikan pinjaman pada Tw. IV-2010 terjadi baik


untuk pinjaman proyek maupun pinjaman program.
Penarikan pinjaman proyek tercatat sebesar USD0,9
miliar, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya
(USD0,4 miliar).

kerangka

Pinjaman

Kebijakan

Pembangunan

(Development Policy Loan/DPL). DPL ini akan disalurkan


untuk

memperbaiki

iklim

investasi,

pengelolaan

keuangan publik, pengentasan kemiskinan, pelayanan

Sebagian besar pinjaman proyek berasal dari


negara-negara

program kedua senilai USD0,8 miliar termasuk dalam

yang

pernah

bergabung

dalam

Consultative Group on Indonesia (CGI), yaitu sebesar


USD0,7 miliar. Pinjaman tersebut seluruhnya dilakukan
dengan menggunakan skema

Official Development

Assistance (ODA), baik secara bilateral (USD0,4 miliar)


maupun multilateral (USD0,2 miliar). Pemerintah juga

publik, hingga pembangunan infrastruktur. Sedangkan


pinjaman sebesar USD0,2 miliar yang telah disetujui
oleh ADB akan digunakan untuk kelanjutan program
perencanaan pengurangan kendala dalam bidang
investasi infrastruktur (Infrastructure Reform Sector
Development Program/IRSDP).
Juta USD

melakukan penarikan pinjaman dari negara-negara di

1,600

luar yang pernah bergabung dengan CGI sebesar

1,400

ADB

IBRD

Jepang (JBIC)

Other

1,200

USD0,2 miliar.

1,000

Juta USD
500

800
Bilateral-CGI

Multilateral-CGI

Non CGI

600

450
400

400

350

200

300

250

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

200

2008
150

2009

2010*

* datasementara

Grafik 21
Perkembangan Penarikan Pinjaman Program

100
50
0
Q1

Q2

Q3

2008

Q4

Q1

Q2

Q3

2009

Q4

Q1

Q2

Q3

2010*

* datasementara

Grafik 20
Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek

24

Q4

Sejalan dengan penarikan utang baru tersebut,


posisi utang luar negeri pemerintah (termasuk surat
berharga

negara

domestik

yang

dimiliki

bukan

penduduk)

mengalami

sedikit

peningkatan

dari

Investasi Langsung

USD103,3 miliar pada akhir September 2010 menjadi


USD103,8 miliar pada akhir November 2010.

Kondisi perekonomian
dan

Juta USD

penerapan

domestik

berbagai

yang

kebijakan

positif

pemerintah

yang mendukung investasi menjadi faktor utama

110,000
103,250

105,000

103,835

yang

mendorong

perbaikan

kinerja

investasi

97,571

100,000

95,083

langsung sektor swasta selama Tw.IV-2010. Hal ini

95,000
90,000

tercermin pada surplus investasi langsung neto yang

85,000

mencatat kenaikan dari USD1,6 miliar menjadi USD3,4

80,000
75,000

miliar.

70,000
65,000

Juta USD

60,000
Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

2008

Q3

Q4

Q1

Q2

2009

Q3

Q4*

2010

* datasementarasampai denganNovember2010

Grafik 22
Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah

2.2. Sektor Swasta


Neraca modal dan finansial sektor swasta pada

4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
-500
-1,000
-1,500
-2,000
-2,500

Investasi Penduduk ke LN

Q1

Tw.IV-2010 mencatat surplus USD7,9 miliar, lebih tinggi

Q2

Q3

Q4

Penanaman Modal Asing-PMA

Q1

Q2

2008

dibanding

surplus

USD2,2

miliar

pada

triwulan

Q3

Q4

2009

Q1

Investasi Langsung

Q2

Q3

Q4

2010*

* Angka Sementara

Grafik 24
Perkembangan Investasi Langsung

sebelumnya. Kenaikan surplus tersebut ditopang oleh


kenaikan investasi langsung (direct investment in
Indonesia)

dan

investasi

lainnya.

Sementara

itu,

Kenaikan

surplus

investasi

langsung

neto

komponen investasi portofolio mencatat penurunan

tersebut disumbang oleh menurunnya arus keluar

surplus sehubungan dengan menurunnya arus masuk

modal investasi penduduk ke luar negeri (direct

modal asing di bursa saham domestik akibat imbas

investment abroad) neto, dan pada periode yang sama

krisis utang Eropa.

terdapat

peningkatan

net

arus

masuk

investasi

langsung di Indonesia. Pada triwulan laporan, arus

Juta USD
8.000

Investasi Langsung
Investasi Lainnya

7.000

Investasi Portofolio
Neraca Finansial Sektor Swasta

keluar modal investasi penduduk ke luar negeri neto

6.000

tercatat sebesar USD0,3 miliar, lebih rendah dibanding

5.000
4.000

triwulan sebelumnya (USD1,2 miliar). Dampak krisis

3.000
2.000

fiskal yang masih melanda negara-negara Eropa (PIIGS-

1.000

Portugal, Ireland, Italy, Greek, Spain) mendorong

0
-1.000

investor

-2.000

domestik untuk

mengalihkan aset yang

-3.000

dinilai berisiko di luar negeri dan memilih berinvestasi di

-4.000
Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

dalam negeri.
2008

2009

2010*

* Angka Sementara

Grafik 23
Perkembangan Neraca Finansial Sektor Swasta

25

Selain itu, semakin membaiknya iklim investasi


dalam negeri dan terjaganya kondisi fundamental
ekonomi domestik mendorong perusahaan di dalam
negeri untuk menerbitkan

Juta USD
4,000
PMA sektor Migas, neto

2,500

perusahaannya di luar negeri. Dana yang diperoleh

2,000

digunakan

untuk

membiayai

kegiatan

PMA, neto

3,000

obligasi melalui anak

kemudian

PMA sektor Non Migas, neto

3,500

1,500
1,000

investasi perusahaan induk di dalam

negeri. Selama

500

Tw.IV-2010 tercatat 1 (satu) korporasi melakukan

0
Q1

penerbitan obligasi senilai USD0,2 miliar.

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

2008

Kinerja investasi langsung juga ditopang oleh


investasi langsung asing ke Indonesia (Penanaman
Modal

AsingPMA)

USD3,7

miliar,

sebelumnya

neto

lebih

(USD2,8

positif

tersebut

antara

lain

yang

tinggi

Kinerja

oleh

membaiknya

meningkatnya

dibanding

miliar).

didorong

mencatat

kepercayaan

PMA

yang
faktor,

usaha

akan

prospek kondisi ekonomi mendatang, potensi kenaikan


rating Indonesia mencapai investment grade, iklim
investasi

yang

membaik,

perbaikan

birokrasi

pemerintahan, serta potensi pasar yang besar di

Sementara itu, seiring dengan kinerja investasi


diprakirakan

juga

triwulan

realisasi

8,7%

terus

investasi

dibanding
pada

Q3

Q4

2010*

Grafik 25
Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA)

Berdasarkan negara asal investasi langsung, pada


triwulan laporan, investasi dari negara ASEAN, Jepang
dan negara emerging markets Asia menjadi pendorong
utama meningkatnya arus masuk PMA. Pertumbuhan
ekonomi yang kuat di kawasan Asia menjadi motor
penggerak masuknya investasi ke Indonesia. Kondisi
tersebut menyebabkan pangsa investasi dari negaranegara kawasan Asia tersebut meningkat mencapai
87,3% dari total investasi pada periode laporan.

Eropa

kualitas

Q2

Sementara itu, investasi dari negara AS dan kawasan

Indonesia.

yang

2009

Q1

* Angka Sementara

triwulan

makroekonomi,

dunia

Q4

surplus

berbagai

kondisi

Q3

pada

mengalami

dibanding

triwulan

sebelumnya. Kondisi tersebut atara lain didorong oleh


relatif lebih lambatnya pertumbuhan ekonomi negara

peningkatan

maju dibandingkan pertumbuhan di negara-negara

Hal

ini

terlihat

emerging Asia.

investasi

riil

sebesar

sebelumnya.

Tw.IV-2010

penurunan

akselerasi,

mengalami

pertumbuhan

mengalami

dalam

publikasi

Produk

Juta USD
1,750
Q2-10*

Q3-10*

AS

Eropa

Q4-10*

1,500

Domestik

Bruto

(PDB)

laporan,

terlihat

oleh

BPS.

Pada

triwulan
1,250

bahwa

didominasi untuk
barang-barang
alat

berat

lebih

1,000

investasi non bangunan, yaitu

750

produktif

dan

alat

tujuan

terutama

angkut.

Di

investasi

mesin-mesin,
samping

itu,

membaiknya kualitas investasi juga terlihat pada

500
250
0
Jepang
-250

publikasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)


yang mencatat bahwa kegiatan penanaman modal
di

luar

Jawa

mengalami

periode sebelumnya.

26

peningkatan

dibanding

-500

Emerging
Market Asia
(termasuk
China)

ASEAN

Lain-lain

* Angka Sementara

Grafik 26
Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Negara Asal

Ditinjau dari sisi sektoral, sektor manufaktur

operasional dan biaya investasi atas lapangan-lapangan

dan sektor lain-lain (termasuk jasa dan properti)

migas

menjadi

modal

meningkat dari USD1,5 miliar menjadi USD1,8 miliar.

PMA neto selama Tw.IV-2010. Peningkatan arus

Dengan demikian, PMA sektor migas secara neto

masuk investasi di sektor lain-lain (diantaranya investasi

mencatat surplus USD0,4 miliar, relatif sama dengan

di sektor properti) kemungkinan juga dipicu oleh telah

triwulan sebelumnya.

penyumbang

utama

arus

masuk

diberlakukannya dasar hukum bagi

kepemilikan

properti oleh asing (UU Perumahan dan Kawasan


Permukiman). Kondisi tersebut sejalan dengan Survey

yang

telah

berproduksi

(outflows)

yang

Juta USD
3.500
Arus Masuk PMA

Arus Keluar PMA

PMA, neto

2.500
1.500

Perbankan Tw.IV-2010 yang mencatat peningkatan


untuk kredit perumahan dari 46,8% menjadi 60,8%. Di
sisi

lain

arus

masuk

modal

PMA

pada

500
-500

sektor

-1.500

pertambangan dan sektor perdagangan menunjukkan

-2.500

penurunan dibanding triwulan sebelumnya.

-3.500
Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Juta USD

1.400

2008
Q2-10*

Q3-10*

2009

2010*

* Angka Sementara

Q4-10*

1.200

Grafik 28
Perkembangan PMA Sektor Migas

1.000

800

600

Sementara itu, kinerja PMA di sektor nonmigas

400

secara neto meningkat dengan mencatat surplus

200

USD3,3 miliar, lebih tinggi dibanding surplus USD2,4

-200

Pertanian, Pertambangan
Perikanan dan
Kehutanan

Manufaktur

Konstruksi

Keuangan
(termasuk
asuransi)

Perdagangan Lain-lain (tmsk


Jasa, Properti)

miliar pada triwulan sebelumnya.


Juta USD
8.000

-400

Arus Masuk PMA


* Angka Sementara

Arus Keluar PMA

PMA, neto

6.000

Grafik 27
Perkembangan PMA (net) Berdasarkan Sektor Ekonomi

4.000
2.000

Seiring dengan tren meningkatnya harga minyak

dunia yang dipicu oleh peningkatan permintaan minyak

-2.000

akibat musim dingin di

-4.000

investor

untuk

negara-negara maju, minat

melakukan

kegiatan

investasi

-6.000
Q1

perusahaan di sektor migas tercatat meningkat secara


signifikan. Pada

Tw.IV-2010, arus masuk PMA migas

berupa penerimaan dana untuk kegiatan operasional

Q2

Q3

Q4

2008

Q1

Q2

Q3

2009

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

2010*

* Angka Sementara

Grafik 29
Perkembangan PMA Sektor Non Migas

dan investasi perusahaan migas asing di Indonesia


(inflows) mengalami peningkatan dari USD1,8 miliar
menjadi USD2,3 miliar. Di sisi lain, kenaikan harga

Investasi Portofolio
Selama

kurun

waktu

Tw.IV-2010,

kinerja

minyak dunia juga telah memberikan insentif terhadap

investasi portofolio sektor swasta sempat beberapa

meningkatnya kegiatan eksplorasi migas. Hal ini terlihat

kali mengalami tekanan dari sisi eksternal. Kondisi

dari arus keluar PMA yang berupa pengembalian biaya

tersebut menyebabkan kinerja investasi portofolio

27

sektor swasta neto tercatat menurun, menjadi surplus

ditutup menguat pada level 3.703,5 atau meningkat

USD0,8 miliar, dibandingkan surplus USD1,2 miliar

sebesar 5,8% (q.t.q).

periode

sebelumnya.

Perkembangan

ini

terutama

Index
4,500

bersumber dari menurunnya arus masuk modal jangka


pendek pada instrumen saham.

STI Singapore
IHSG

4,000

SET Thailand
Phillipines Index (PCOMP)

3,500

Malaysia Index (KLCI)

Sementara itu, transaksi investor asing pada


instrumen surat utang menunjukkan kenaikan surplus
menjadi USD0,6 miliar dibanding periode sebelumnya

3,000
2,500
2,000
1,500
1,000

(surplus USD3,0 juta). Peningkatan surplus surat utang

0
Nop

Des

Okt

Agust

Sep

Jul

2009

keseluruhan investasi portofolio sektor swasta neto

Jun

Mei

Apr

Feb

Mar

Jan

Nop

Des

Okt

Agust

surplus pada instrumen surat berharga, sehingga secara

Sep

Jul

Jun

Mei

Apr

Feb

Mar

Jan

sektor swasta tersebut lebih besar dari penurunan

500

2010

Sumber : Bloomberg

Grafik 31
Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN

masih mencatat surplus.


IHSG
4,000

Juta USD
600
500

pertumbuhan yang positif. Pada Tw.IV-2010, sektor

3,200

perdagangan & jasa dan pertambangan mengalami

2,800

pertumbuhan indeks tertinggi, yaitu masing-masing

2,400

25,7% dan 24,4%.

400
300
200

Dari sisi sektoral, indeks secara umum mengalami

3,600

100
0

-200

Des
Nop
Okt
Sep
Aug
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar
Feb
Jan
Dec
Nop
Okt
Sep
Aug
Jul
Jun
Mei
Apr
Mar
Feb
Jan
Dec
Nov
Oct
Sep
Aug
Jul
Jun

-100

2008

2009

2010

2,000

dari

1,200

beberapa emiten. Selama Tw.IV-2010, tercatat 11

800

(sebelas)

-300
-400

Neto Asing

IHSG (RHS)

-500
Sumber : BEI

Grafik 30
Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG

Bauran dari dampak krisis utang di Eropa yang


dipicu oleh krisis fiskal di Irlandia serta ketegangan
politik di Semenanjung Korea memberikan tekanan

28

Semakin bergairahnya pasar bursa juga terlihat

1,600

melonjaknya

baru,

emiten

meningkat

penawaran

melakukan
dibanding

saham

baru

penawaran
triwulan

oleh

saham

sebelumnya

(tujuh emiten). Sementara itu, pada periode laporan


tidak ada emiten yang tercatat melakukan delisting.

Investasi Lainnya

pada pasar keuangan dunia selama Tw.IV-2010.

Kinerja investasi lainnya sektor swasta neto pada

Dampak dari kondisi eksternal tersebut merambat

Tw.IV-2010 menunjukkan perbaikan dengan mencatat

kepada bursa saham regional, termasuk bursa saham

surplus USD3,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan

domestik.

triwulan sebelumnya (defisit USD0,6 miliar).

Transaksi

saham

oleh

asing

tercatat

mengalami penurunan menjadi net intflows USD46,0

Kenaikan surplus tersebut terutama disebabkan

juta, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

oleh menurunnya penempatan dana milik residen pada

(net inflows USD1,3 miliar). Meskipun demikian,

perbankan di luar negeri (sisi assets). Berkurangnya

perkembangan tersebut tidak mampu menghambat laju

simpanan bank-bank domestik di perbankan luar negeri

kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang

tersebut

merupakan

implikasi

dari

meningkatnya

kewajiban pembayaran luar negeri dan menyusutnyak


etersediaan valas di dalam negeri seiring berkurangnya

Juta USD
4,500
Pembayaran

4,000

arus masuk modal investasi portofolio selama periode

3,500

laporan.

3,000

Penarikan

2,500

Sementara itu, di sisi liabilities, penarikan utang

2,000

luar negeri (ULN) sektor swasta pada Tw.IV-2010

1,500
1,000

mencapai USD2,9 miliar, lebih rendah dibandingkan

500

USD3,6 miliar pada triwulan sebelumnya. Menurunnya

0
Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

penarikan ULN tersebut terjadi baik di sektor perbankan


maupun korporasi. Di sisi lain, pembayaran ULN sektor
swasta pada Tw.IV-2010 meningkat mencapai USD3,4
miliar, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya

2008

2009

2010*

* data sementara

Grafik 32
Perkembangan Pembayaran dan Penarikan
Utang Luar Negeri Sektor Swasta.

(USD2,6 miliar).

29

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

30

CADANGAN DEVISA
Sejalan

dengan

kenaikan

surplus

Adapun

neraca

komponen

cadangan

devisa

terdiri

pembayaran Indonesia selama Tw.IV-2010, cadangan

dari

devisa pada akhir triwulan tersebut meningkat menjadi

USD83,0 miliar (86,3% dari total cadangan devisa),

USD96,2 miliar, dari posisi pada akhir triwulan

currency & deposits sebesar USD6,8 miliar (7.0%),

sebelumnya sebesar USD86,1 miliar. Jumlah cadangan

monetary

devisa tersebut cukup untuk membiayai impor dan

dan special drawing rights (SDR) sebesar USD2,7

pembayaran utang luar negeri selama 7,0 bulan.

miliar (2,8%)

securities

gold

Bln Impor

(surat-surat

sebesar

berharga)

USD3,3

miliar

sebesar

(3,4%),

Juta USD
120,000

8.00
7.00

100,000

6.00
80,000

5.00
4.00

60,000

3.00

40,000

2.00
20,000

1.00
0.00

0
Q1

Q2

Q3

2008

Q4

Q1

Q2

Q3

2009
Cadangan Devisa (RHS)

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

2010*
Bulan Impor

Grafik 33
Perkembangan Cadangan Devisa

31

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

32

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL

Kendatipun surplus transaksi berjalan pada Tw.IV2010

menyusut,

kondisi

keseimbangan

eksternal

beberapa

posisi

ULN

total,

cadangan

devisa

maupun

baik

PDB)

terhadap

dari

periode

(tercermin pada rasio transaksi berjalan terhadap PDB)

sebelumnya. Hal ini juga ditopang oleh semakin

dan kontribusi sektor eksternal terhadap PDB (tercermin

besarnya

pada rasio ekspor dikurangi impor terhadap PDB) masih

oleh

tetap baik. Di sisi lain, besarnya transaksi perdagangan

2010.

menyebabkan

derajat

keterbukaan

perekonomian

posisi

Bank

cadangan

Indonesia

Sementara

itu

devisa

pada

debt

yang

akhir

service

dikelola
Desember

ratio

(rasio

Indonesia semakin meningkat (tercermin pada rasio

beban

ekspor ditambah impor terhadap PDB).

meningkat, disebabkan oleh pola musiman terkait

Dari sisi finansial, indikator pada Tw.IV-2010

pembayaran

dengan

menunjukkan perbaikan (tercermin dari penurunan

utang

meningkatnya

terhadap

pembayaran

utang

ekspor)

pada

Tw.IV-2010.

Tabel 21
Indikator Sustainabilitas Eksternal
INDIKATOR
1)

Transaksi Berjalan/PDB (%)


Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1)
Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1)
Debt Service Ratio (DSR) (%)2)
Posisi ULN Total/PDB (%)3)
Posisi ULN Jangka Pendek/PDB (%)3)
Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%)
Posisi ULN Jangka Pendek/Cadangan Devisa (%)
Memorandum:
PDB Harga Berlaku (kuartalan, juta USD)
PDB Harga Berlaku (annualized, juta USD)
Ekspor Barang & Jasa (juta USD)
Impor Barang & Jasa (juta USD)
Debt Service Payments (juta USD)
- Pemerintah
- Swasta (termasuk BUMN)
Posisi ULN Total (juta USD) 4)
Posisi ULN Jangka Pendek (juta USD) 4)
Posisi Cadangan Devisa (juta USD)

2009
Tw. I

Tw. II

2010*

Tw. III

Tw. IV

Tw. I

Tw. II

Tw. III

Tw. IV

2.3
3.7
44.1

2.0
3.9
43.4

1.0
3.0
44.7

2.3
4.4
47.3

1.3
3.0
44.6

0.9
2.7
44.7

0.7
3.0
44.2

0.7
3.5
50.3

23.3
29.7
5.3
275.3
49.4

25.0
30.3
5.6
267.0
49.0

19.8
33.0
6.2
269.7
50.3

24.6
31.8
5.8
261.5
47.9

21.2
30.4
5.6
251.8
46.1

23.2
28.7
5.3
240.2
44.1

20.3
28.6
5.7
224.5
44.3

21.3
27.9
5.6
207.2
41.5

113,327
508,432
29,563
-22,898
-6,858
-1,786
-5,072
150,965
27,079
54,840

131,771
507,550
33,527
-26,044
-8,356
-3,353
-5,004
153,741
28,230
57,576

146,047
508,658
37,402
-30,514
-7,387
-1,962
-5,425
167,989
31,356
62,287

153,205
544,350
41,925
-32,874
-10,300
-3,558
-6,742
172,871
31,673
66,105

163,767
594,790
38,954
-34,038
-8,722
-2,053
-6,669
180,834
33,102
71,823

174,988
638,007
41,465
-36,811
-10,134
-3,153
-6,981
183,329
33,672
76,321

186,669 188,058
678,629 713,483
44,043 50,527
-38,522 -44,017
-9,426 -11,279
-2,249
-3,264
-7,177
-8,014
194,349 199,344
38,363 39,884
86,551 96,207

Keterangan:
1)

Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan

2)

Debt Service Payments dibagi ekspor barang & Jasa

3)

Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat kuartal ke belakang)

4)

Menggunakan angka sementara posisi utang luar negeri (bulan Des 2010-sementara)
* Angka sementara

33

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

34

BOKS 1
Kebijakan Manajemen Arus Modal
Perekonomian Indonesia relatif berdaya tahan tinggi di saat terjadi krisis keuangan global 2008/09 dan tumbuh tinggi di saat
negara-negara lain dalam proses pemulihan dari krisis global tersebut. Berbagai pencapaian positif tersebut meningkatkan
kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Di tengah melimpahnya likuiditas global (sebagai implikasi
kebijakan quantitative easing di Negara-negara maju selama krisis), terus membaiknya kepercayaan internasional, serta
lebarnya selisih suku bunga dalam dan luar negeri, mendorong arus masuk modal ke pasar keuangan domestik, terutama
yang berjangka pendek (investasi portfolio). Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam manajemen kebijakan moneter,
mengingat karakteristik arus modal jangka pendek yang volatile dan mudah berbalik arah. Guna menjaga stabilitas moneter
dan sistem keuangan, Bank Indonesia mengeluarkan serangkaian kebijakan terkait dengan manajemen arus modal di tahun
2010 yang berdampak pada komponen neraca transaksi keuangan dalam neraca pembayaran Indonesia.
Paket Kebijakan Juni 2010
Dinamika perekonomian selama tahun 2010 masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, baik dari sisi eksternal maupun
domestik. Pemulihan ekonomi dan pasar keuangan global menghadapi berbagai ketidakpastian, misalnya, krisis fiskal yang
membelit beberapa negara Eropa menjadi potensi risiko yang dapat mengancam pemulihan ekonomi global dan memicu
kembalinya gejolak di pasar keuangan. Sementara itu, keberlangsungan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan terus
meningkat belum ditopang oleh struktur mikro pasar keuangan yang dalam dan likuid. Bahkan, pasar keuangan masih
mengalami kelebihan likuiditas karena tidak mengalir optimal ke sektor riil. Untuk menjaga stabilitas moneter, Bank Indonesia
harus menjaga keseimbangan jumlah likuiditas di pasar keuangan agar sesuai dengan kemampuan ekonomi untuk
menyerapnya, antara lain melalui penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Dengan kondisi pasar keuangan domestik yang masih belum dalam dan terbatasnya instrumen keuangan yang tersedia, lalu
lintas modal ke SBI dalam skala besar (inout) menyebabkan nilai tukar rupiah cenderung fluktuatif serta menimbulkan
komplikasi bagi pengelolaan kebijakan moneter. Hal inilah yang mendorong Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan
16 Juni 2010. Diantaranya, yang terkait dengan manajemen arus modal adalah: 1) Penyempurnaan ketentuan mengenai
Posisi Devisa Netto (PDN); 2) Penerapan minimum one-month holding period (OMH) Sertifikat Bank Indonesia (SBI); dan 3)
Penerbitan SBI berjangka waktu 9 dan 12 bulan (informasi lebih lanjut dapat dilihat pada http://www.bi.go.id).
Dikeluarkannya kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat memperkuat stabilitas moneter dan sistem keuangan guna
mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan pada saat bersamaan memperkuat ketahanan dalam
menghadapi kemungkinan terjadinya gejolak perekonomian.
Dampak Penerapan Kebijakan OMH terhadap Aliran Masuk dana Asing Dalam Rangka Investasi Portofolio
Pelaksanaan sejumlah kebijakan yang diambil Bank Indonesia tersebut mempengaruhi preferensi investor asing dalam
membeli instrumen surat utang yang ada di pasar keuangan. Selama semester II-2010, investor asing lebih banyak membeli
SBN (USD3,8 miliar, atau meningkat 70,9%) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Sebaliknya,
kepemilikan asing di SBI cenderung menurun. Selama Semester II-2010 pembelian SBI oleh asing sebesar USD1,5 miliar,
menurun 39,2% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

35

Transaksi Asing di SBI dan SUN

Kebijakan yang Diterapkan Bank Indonesia pada Tahun 2010

6,000
SBI

SBNkec.GlobalBond

5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0
SemII09

SemII10

Paket Kebijakan Desember 2010


Menjelang akhir tahun 2010, Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan lanjutan yang ditujukan untuk memperkuat
stabilitas moneter, mendorong peran intermediasi perbankan, meningkatkan ketahanan perbankan, memperkuat kebijakan
makroprudensial, dan memperkuat fungsi penguatan (penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada http://www.bi.go.id)
Bagian dari paket kebijakan tersebut yang mempengaruhi manajemen arus modal antara lain:
(1) Menerapkan kembali batasan posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri (PLN) Bank Jangka Pendek maksimal 30%
dari modal bank. Kebijakan ini akan diberlakukan paling lambat akhir Januari 2011 dengan masa transisi 3 bulan.
Kebijakan ini untuk memperkuat prinsip kehatihatian dalam mengelola PLN Jangka Pendek, sambil tetap
memberikan peluang untuk mendorong sektor riil.
(2) Meningkatkan kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) valas secara bertahap dari 1% DPK valas menjadi 8% DPK
valas: Tahap I: menaikkan GWM Valas dari 1% menjadi 5%, efektif berlaku pada tanggal 1 Maret 2011.
Tahap II: menaikkan GWM Valas dari 5% menjadi 8%, efektif berlaku pada tanggal 1 Juni 2011.
Kebijakan ini dimaksudkan untuk memperkuat manajemen likuiditas valas perbankan dalam mengantisipasi
peningkatan kebutuhan valas baik dari penarikan DPK valas maupun kebutuhan valas lainnya. Kebijakan ini juga
ditujukan untuk memperkuat pengelolaan arus modal asing oleh Bank Indonesia terkait dengan upaya memitigasi
risiko terhadap arah pembalikan arus modal asing yang besar dan tibatiba.

36

Box 2
Dampak Pemberlakukan Moratorium TKI terhadap Jumlah TKI dan Remitansi
Kebijakan pemerintah untuk menghentikan sementara (moratorium) penempatan TKI ke 3 negara (Malaysia, Kuwait dan
Yordania) sejak tahun 2009 telah mengakibatkan penurunan penempatan TKI sebesar 15,0% (2009) dan 10,4% (2010),
serta penurunan jumlah TKI sebesar 1,3% (2009) dan 4,2% (2010). Jumlah TKI akhir tahun 2010 diperkirakan menjadi 4,2
juta orang. Kebijakan moratorium tersebut tampak relatif tidak terlalu berpengaruh terhadap total remitansi TKI, karena
adanya peningkatan permintaan TKI dari beberapa negara lain yang rata-rata gajinya lebih tinggi.
Kebijakan Pemerintah moratorium penempatan TKI
Dalam upaya perbaikan pelayanan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri,
sejak 2009 Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penghentian sementara pengiriman TKI atau dikenal dengan istilah
moratorium TKI. Penghentian pengiriman TKI ini utamanya ditujukan bagi TKI yang bekerja sebagai penatalaksana rumah
tangga/domestic helpers (TKI informal) di 3 negara yaitu Malaysia sejak 25 Juni 2009; Kuwait sejak 14 September 2009; dan
Yordania sejak 29 Juli 2010.
Alasan diberlakukannya kebijakan moratorium TKI ke Kuwait adalah belum adanya jaminan perlindungan terhadap TKI,
sedangkan penghentian sementara pengiriman TKI ke Yordania dan Malaysia selain terkait dengan masalah perlindungan
TKI, juga karena masih relatif rendahnya gaji yang diterima TKI yaitu sekitar Rp1 juta per bulan.
Dampak moratorium TKI
Dampak Moratorium terhadap Jumlah Penempatan dan Jumlah TKI
Pemberlakuan moratarium TKI berdampak pada penurunan jumlah penempatan TKI secara total. Jumlah penempatan TKI
tahun 2010 menurun menjadi sekitar 570 ribu orang dari 635 ribu orang di tahun sebelumnya (turun sebesar 10,4%
(grafik 1).
Dari ke-3 negara dimana kebijakan moratorium diberlakukan, Malaysia mengalami jumlah penurunan terbesar untuk
penempatan TKI khususnya di sektor informal dari 256 ribu orang tahun 2008 menjadi 116 ribu orang di 2010 (turun
54,8%); sedangkan di Kuwait turun dari 38 ribu orang tahun 2008 menjadi sekitar seribu orang di 2010 (turun 98,5%); dan
di Yordania turun dari 11 ribu orang tahun 2008 menjadi sekitar 6 ribu orang di tahun 2010 (turun 48,9%).

ribuorang

Grafik1.JumlahPenempatanTKI
diMalaysia,Kuwait,Yordania&Total

ribuorang

800

Grafik2.JumlahTKI
diMalaysia,Kuwait,Yordania,&Total

5,000
4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500

700
600
500
400
300
200
100

Malaysia

Kuwait
Yordania
2008
2009
2010
JumlahPenempatanTKI

Total

Malaysia

Kuwait
Yordania
2008 2009 2010
JumlahTKI

Total

Disamping itu, penurunan penempatan TKI khususnya di tahun 2009 juga dipengaruhi oleh krisis keuangan global. Hal ini
tercermin dari turunnya permintaan TKI formal dari 243 ribu orang di 2008 menjadi 106 ribu orang (turun 56,3%), terutama
terjadi di Amerika Serikat (turun 98%) dan Korea (turun 84%). Namun, pada periode yang sama, turunnya permintaan TKI
informal sebagai dampak berlakunya moratorium dioffset dengan kenaikan penempatan TKI informal di negara lainnya
sehingga total penempatan TKI informal tahun 2009 meningkat 4,9% menjadi 530 ribu orang.

37

Moratorium TKI juga berdampak terhadap perbaikan komposisi penempatan TKI yang bekerja pada sektor fomal dan
informal. Pada tahun 2009, perbandingan komposisi jumlah penempatan TKI fomal dan informal adalah 17% : 83%,
sedangkan setelah moratorium berjalan 1 tahun, komposisi penempatan TKI formal pada tahun 2010 meningkat menjadi
28%, dan TKI informal turun menjadi 72%.
Seiring dengan turunnya jumlah penempatan TKI tersebut, jumlah TKI yang bekerja di LN pada tahun 2010 menjadi sekitar
4,2 juta orang atau turun 4,2% dari tahun 2009 yang berjumlah sekitar 4,39 juta orang (grafik 2). Persentase penurunan
jumlah TKI yang tidak setajam penempatan TKI disebabkan pada saat periode yang sama terdapat kenaikan permintaan TKI
pada beberapa negara seperti UEA (19,6%), Singapura (11,4%), dan Arab Saudi (1,1%) sehingga dapat mengurangi dampak
moratorium TKI. Jumlah TKI pada ke-3 negara yang diberlakukan moratorium mengalami penurunan yaitu di Malaysia turun
11,2% dari 2,14 juta orang di 2008 menjadi 1,90 juta orang di 2010; di Kuwait turun 54,5% dari 77 ribu orang di 2008
menjadi 35 ribu orang di 2010; dan di Yordania turun 9,6% dari 72 ribu orang di 2008 menjadi 65 ribu orang di 2010.
Berdasarkan jenis pekerjaan, secara total jumlah TKI informal turun sebanyak 93 ribu orang dari 2,88 juta orang di 2009
menjadi 2,79 juta orang di 2010, sedangkan jumlah TKI formal pada periode yang sama turun sebanyak 86 ribu orang dari
1,34 juta orang menjadi 1,25 juta orang. Penurunan jumlah tersebut relatif tidak berpengaruh terhadap komposisi TKI
berdasarkan jenis pekerjaan yakni: 66% TKI informal, 30% TKI formal dan 4% TKI professional (grafik 3).
Mengingat kebutuhan TKI informal di Malaysia sangat tinggi, kebijakan penghentian pengiriman TKI kemungkinan dapat
mendorong arus TKI ilegal ke Malaysia.

ribuorang
5,000

Grafik4
RemitansiTKIvsSurplusCurrentAccount

Grafik3.JumlahTKIperJenisPekerjaan
diMalaysia, Kuwait,Yordania, &Total

4,500

juta USD

4,000

12,000

3,500

10,198

10,000

3,000
2,500

8,000

2,000

6,618

6,618

6,735 6,295

6,000

1,500
1,000

4,000

500

2,000

0
2009

2010

2009

2010

2009

2010

2009

2010

Malaysia
Kuwait
Yordania
Total
TKIProfesional
TKIFormal
TKIInformal

126

2008
2009
2010
RemitansiTKI
CurrentAccount

Dampak Moratorium terhadap Remitansi TKI


Meski jumlah TKI turun selama pemberlakukan moratorium, remitansi cenderung stabil, bahkan tahun 2010 sedikit
meningkat menjadi USD6,7 miliar (2009: USD 6.6 miliar). Hal tersebut terkait adanya kenaikan permintaan TKI oleh negaranegara di luar 3 negara yang memberlakukan moratorium seperti Singapura, UEA dan Saudi Arabia, yang memberikan gaji
secara rata-rata lebih tinggi dari ke-3 negara yang diberlakukan moratorium.
Sementara itu, kontribusi remitansi TKI terhadap surplus current account menunjukkan trend yang meningkat sebagaimana
tercermin dari peningkatan surplus transfer berjalan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemberlakuan moratorium TKI relatif
belum berpengaruh signifikan terhadap penurunan inflow remitansi TKI sehingga peranannya sebagai salah satu
penyumbang surplus current account tetap terjaga.

38

BOKS 3
Dampak Derasnya Aliran Masuk Modal Asing terhadap Transaksi Berjalan

Dalam lima tahun terakhir, aliran masuk modal asing (foreign capital inflows/financial account liabilities) mengalami tren
peningkatan dan mencapai puncaknya pada tahun 2010, yaitu sebesar USD 31,7 miliar (naik 65,5% yoy). Selama kurun
waktu tersebut, penurunan aliran masuk modal asing hanya terjadi di tahun 2008 sebagai dampak merebaknya krisis
keuangan global.
Aliran masuk modal asing tersebut terutama ditopang oleh investasi portofolio. Kewajiban investasi portofolio di tahun 2010
mencapai USD15,7 miliar (50% dari total aliran masuk modal asing), meningkat 1,5 kali lipat dari 2009 sebesar USD10,5
miliar. Walaupun dalam skala yang lebih kecil (40% dari total aliran masuk modal asing), aliran investasi asing langsung yang
tercatat sebesar USD12.7 miliar di tahun 2010 meningkat tajam (161%) dibanding tahun 2009 sebesar USD4,9 miliar sebagai
cerminan membaiknya iklim investasi domestik dan berkurangnya persepsi risiko di dalam negeri. Faktor-faktor yang memicu
tingginya aliran masuk modal asing tersebut adalah besarnya likuiditas global, relatif baiknya perekonomian domestik, dan
imbal hasil yang menguntungkan.
Grafik 1
Aliran Masuk Modal Asing

Derasnya aliran masuk modal asing selain berdampak pada peningkatan surplus transaksi modal dan finansial dalam
Neraca Pembayaran Indonesia juga menambah jumlah kepemilikan asing atas aset finansial domestik (tercermin dari posisi
kewajiban finansial luar negeri (KFLN) Indonesia dalam Statistik Posisi Investasi Internasional Indonesia).

Peningkatan

kepemilikan asing pada aset domestik tersebut pada gilirannya akan menambah imbal hasil atas modal investasi tersebut
yang tercatat sebagai outflow pendapatan investasi dalam neraca pendapatan di Neraca Pembayaran Indonesia. Mengingat
inflow pendapatan investasi yang lebih rendah sejalan dengan lebih kecilnya posisi aset finansial luar negeri (AFLN) dibanding
KFLN Indonesia serta struktur AFLN yang didominasi oleh cadangan devisa dengan imbal hasil yang lebih relatif kecil, naiknya
outflow pendapatan investasi akan menambah defisit neraca pendapatan.

39

Grafik 2
Aliran Keluar Pendapatan Investasi

Pendapatan investasi yang diterima investor asing (investment income, outflow) terus mengalami peningkatan sebagai
cerminan menariknya imbal hasil investasi di Indonesia.

Pendapatan investasi tersebut terutama berasal dari investasi

langsung, baik berupa pembayaran dividen maupun dalam bentuk laba yang ditanam kembali (reinvested earnings-RE).
Pendapatan investor asing dari investasi portofolio (berupa dividen dan bunga, tidak termasuk capital gain) juga mengalami
peningkatan.

Sementara itu, pendapatan investasi lainnya berupa pembayaran bunga pinjaman luar negeri cenderung

menurun sejalan dengan relatif murahnya suku bunga pinjaman luar negeri. Besarnya imbal hasil investasi di Indonesia juga
menggambarkan perbaikan kinerja keuangan perusahaan emiten di Indonesia yang terefleksi dari naiknya rata-rata Return on
Equity (ROE) pada tahun 2010.
Grafik 3
Return on Equity
%
14.7

16
14

12.5

12

10.4

10.9

2009

2010

10
8
6
4
2
0
2007

40

Sumber:BEI

2008

LAMPIRAN

Indonesias Balance of Payments


Table

1.1

Indonesia's Balance of Payments : Summary (millions of USD)

Table

1.2

Indonesia's Balance of Payments : Current Account (millions of USD)

Table

1.3

Indonesia's Balance of Payments : Capital And Financial Account (millions of USD)

Table

1.4

Indonesia's Balance of Payments : Government And Monetary Authority Sector Financial Account
(millions of USD)

Table

1.5

Indonesia's Balance of Payments : Private Sector Financial Account (millions of USD)

......................
......................
......................

43

......................
......................

46

......................
......................
......................
......................
......................
......................

48

54

56

44
45

47

Non Oil and Gas Exports and Imports


Table

2.1

Non Oil and Gas Exports Value by Commodities (millions of USD)

Table

2.2

Non Oil and Gas Exports Volume by Commodities (thousands Tons)

Table

2.3

Non Oil and Gas Exports Value by Country of Destination (millions of USD)

Table

2.4

Non Oil and Gas Imports Value by Broad Economic Categories (BEC) (C&F, millions of USD)

Table

2.5

Non Oil and Gas Imports Volume by Broad Economic Categories (BEC) (thousands Tons)

Table

2.6

Non Oil and Gas Imports Value by Country of Destination (C&F, millions of USD)

Table

3.1

Travel Inflows

Table

3.2

Travel Outflows

......................
......................

Stock of Debt Securities Owned by Non Residents (millions of USD)

......................

49
50
51
52
53

Travel
55

Securities
Table

41

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

42

Table 1.1
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
SUMMARY
(millions of USD)
Feb 2011
2008

2009

2010*

ITEMS
I.

Q1

Q2

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Current Account

2,742

-1,013

-967

-637

126

2,591

2,570

1,500

3,531

10,192

2,093

1,603

1,374

1,224

6,294

A. Goods, net (Trade Balance)

7,536

5,443

5,771

4,166

22,916

5,928

7,344

6,668

10,207

30,147

7,045

6,961

7,807

9,279

31,093

1. Exports, fob
2. Imports, fob

Q3

Q4

TOTAL

TOTAL

34,412 37,345 38,081 29,768 139,606 24,195 28,158 31,289 36,004 119,646 35,084 37,439
-26,876 -31,902 -32,309 -25,603 -116,690 -18,267 -20,814 -24,620 -25,797 -89,499 -28,039 -30,478

TOTAL

39,708 45,970 158,201


-31,901 -36,690 -127,108

B. Services, net

-3,071

-3,387

-3,313

-3,227

-12,998

-1,704

-2,199

-2,345

-3,428

-9,675

-2,129

-2,307

-2,286

-2,770

-9,491

C. Income, net

-3,093

-4,425

-4,756

-2,881

-15,155

-2,742

-3,776

-4,072

-4,551 -15,140

-3,993

-4,262

-5,385

-6,619

-20,258

D. Current Transfers, net

1,371

1,356

1,331

1,305

5,364

1,109

1,201

1,248

1,303

4,861

1,169

1,210

1,238

1,334

4,950

II. Capital & Financial Account

-529

2,105

2,508

-5,915

-1,832

1,835

-2,320

2,924

2,564

5,002

5,013

4,661
0
0

6,669

9,874

26,218

A. Capital Account

17

B. Financial Account
1. Direct investment
a. Abroad, net
b. In Indonesia (FDI), net
2. Portfolio investment, net
a. Assets, net
b. Liabilities, net
3. Other investment
a. Assets, net
b. Liabilities, net
III. Total (I + II)
IV. Errors & Omissions
V. Overall Balance (III + IV)
VI. Reserves and Related Items

1)

a. Reserve Asset Changes


b. Use of Fund Credit and Loans
Memorandum:
Reserve Assets Position 2)
(In Months of Imports & Official Debt Repayment)
Current Account (% GDP)
Debt Service Ratio (%) 7)
o/w. Government & Monetary Authority

62

187

29

294

19

29

34

14

4,906

4,995

4,661

0
6,669

9,861

26,186

779
2,628
239 -2,249
540
4,877
3,521 10,336
-307
-144
3,828 10,480
-1,750 -8,058
-2,585 -11,852
834
3,794

2,484
-427
2,911
6,159
-409
6,569
-3,648
-4,078
430

2,298
-982
3,280
1,089
-152
1,241
1,274
1,641
-367

1,615
-1,191
2,806
5,994
-121
6,114
-939
-2,288
1,349

3,439
-300
3,739
1,964
190
1,773
4,458
2,608
1,850

9,836
-2,900
12,736
15,205
-492
15,697
1,145
-2,118
3,263

15,194

7,106

6,264

8,044

11,098

32,512

-2,688

-485

-843

-1,089

191

-2,227

6,955

-546

2,043

2,321

-5,944

-2,126

1,815

-2,349

2,891

630
-1,730
2,360
1,984
-823
2,807
-3,160
-2,672
-489

197
-1,436
1,633
4,188
60
4,128
-2,342
-1,974
-367

1,871
-1,517
3,388
63
-65
128
387
-1,610
1,998

720
-1,217
1,937
-4,470
-467
-4,004
-2,194
-4,498
2,304

3,419
-5,900
9,318
1,764
-1,294
3,059
-7,309
-10,755
3,446

628
-1,276
1,904
1,950
133
1,817
-763
-241
-522

575
-872
1,447
1,893
362
1,532
-4,817
-2,943
-1,874

647
-340
987
2,972
-331
3,303
-728
-6,083
5,355

2,213

1,091

1,541

-6,552

-1,707

4,425

250

4,424

6,095

-1,181

233

-1,630

2,340

-238

-470

802

-879

-2,141
3,954

96

2,549

18

14

32

1,032

1,324

-89

-4,212

-1,945

3,955

1,052

3,546

12,506

6,621

5,421

11,289

30,285

-1,032

-1,324

89

4,212

1,945

-3,955

-1,052

-3,546

-3,954 -12,506

-6,621

-5,421

-6,955 -11,289

-30,285

-1,032

-1,324

89

4,212

1,945

-3,955

-1,052

-3,546

-3,954 -12,506

-6,621

-5,421

-6,955 -11,289

-30,285

58,987
4.6
2.28
16.2
4.4

59,453
4.6
-0.76
17.8
7.7

57,108
4.4
-0.67
15.2
4.7

51,639
4.0
-0.54
24.2
9.2

51,639
4.0
0.02
18.1
6.4

54,840
5.4
2.29
23.3
6.1

57,576
5.6
1.95
25.0
10.0

62,287
6.1
1.03
19.8
5.3

66,105
6.4
2.30
24.6
8.5

66,105
6.4
1.87
23.2
7.5

71,823
5.3
1.28
21.2
5.0

76,321
5.6
0.92
23.2
7.2

86,551
6.3
0.74
20.3
4.8

96,207
7.0
0.67
21.3
6.2

96,207
7.0
0.89
21.5
5.8

1)

Negative represents surplus and positive represents deficit. Since the first quarter of 2004, changes in reserve assets only cover data on changes due to transaction.

2)

Based on Gross Foreign Asset concept replacing Official Reserve concept since 1998 and based on International Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL) concept since 2000

Provisional figures

43

Table 1.2
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
CURRENT ACCOUNT
(millions of USD)
Feb 2011
2008

2009

2010*

ITEMS
Q1

Q2

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Current Account

2,742

-1,013

-967

-637

126

2,591

2,570

1,500

3,531

10,192

2,093

1,603

1,374

1,224

6,294

A. Goods, net (Trade Balance)


- Non Oil and Gas
- Oil and Gas

7,536
5,060
2,476

5,443
4,153
1,289

5,771
3,752
2,019

4,166
2,165
2,001

22,916
15,130
7,786

5,928
4,879
1,049

7,344
6,029
1,315

6,668
6,277
391

10,207
8,355
1,852

30,147
25,541
4,606

7,045
5,777
1,268

6,961
5,852
1,109

7,807
6,677
1,131

9,279
9,132
147

31,093
27,437
3,655

Exports, fob
- Non Oil and Gas
- Oil and Gas

34,412
26,405
8,007

37,345
27,879
9,466

38,081
28,796
9,284

29,768
24,805
4,963

139,606
107,885
31,721

24,195
20,530
3,665

28,158
23,751
4,407

31,289
25,603
5,686

36,004 119,646
29,145 99,029
6,859 20,616

35,084
28,511
6,573

37,439
30,298
7,141

39,708
32,763
6,946

Imports, fob
- Non Oil and Gas
- Oil and Gas
B. Services, net
1. Transportation, net
a. Freight, net
b. Passenger and Other, net
2. Travel, net
a. Inflow
b. Outflow
3. Other services, net
C. Income, net
1. Compensation of employees
2. Investment income
a. Direct investment
b. Portfolio investment
c. Other investment
o/w Government & Monetary Authority interest payments

Q4

Total

-4,425
-85
-4,340
-3,045
-328
-967
-822

-4,756
-102
-4,654
-3,235
-1,026
-393
-336

-2,881
-113
-2,767
-1,588
-243
-937
-730

-15,155
-383
-14,772
-10,306
-1,773
-2,693
-2,238

-2,742
-228
-2,514
-1,726
-385
-403
-264

-3,776
-178
-3,598
-2,054
-677
-866
-698

-4,072
-187
-3,885
-2,134
-1,408
-343
-238

D. Current Transfers, net


1. Government, net
2. Other sectors, net
a. Workers' Remittances, net
b. Other transfers, net

1,371
15
1,356
1,354
2

1,356
24
1,332
1,343
-11

1,331
34
1,298
1,294
4

1,305
116
1,189
1,215
-26

5,364
189
5,175
5,206
-31

1,109
4
1,105
1,150
-45

1,201
14
1,187
1,222
-35

1,248
20
1,228
1,236
-8

1,303
52
1,251
1,262
-10

Memorandum:
Non Oil and Gas Export Growth, fob (%)
Non Oil and Gas Import Growth, c&f (%)
Oil Unit Prices (USD/barrel)
Oil Production (millions barrel per day)
Tourist Inflows (thousand people)

21.8
41.2
93.4
0.977
1,451

18.9
44.1
119.3
0.981
1,537

22.4
44.7
113.4
0.982
1,728

1.4
32.0
48.0
0.967
1,713

15.8
40.4
93.5
0.976
6,429

-22.2
-29.4
41.8
0.962
1,464

-14.8
-28.1
56.9
0.941
1,590

-11.1
-25.7
66.5
0.943
1,671

17.5
-10.1
73.1
0.951
1,726

Provisional figures

TOTAL

Total

45,970 158,201
38,226 129,797
7,744 28,403

-26,876 -31,902 -32,309 -25,603 -116,690 -18,267 -20,814 -24,620 -25,797 -89,499 -28,039 -30,478 -31,901 -36,690 -127,108
-21,345 -23,725 -25,044 -22,641 -92,755 -15,651 -17,722 -19,326 -20,790 -73,489 -22,734 -24,446 -26,086 -29,094 -102,360
-5,531 -8,177 -7,265 -2,962 -23,935 -2,616 -3,092 -5,295 -5,007 -16,010 -5,305 -6,032 -5,815 -7,596 -24,748
0
-3,071 -3,387 -3,313 -3,227 -12,998 -1,704 -2,199 -2,345 -3,428 -9,675 -2,129 -2,307 -2,286 -2,770
-9,491
-2,600 -2,973 -2,972 -2,549 -11,094
-786
-943 -1,196 -1,621 -4,545 -1,310 -1,659 -1,830 -1,666
-6,465
-1,993 -2,364 -2,428 -1,909
-8,694
-613
-701
-949 -1,407 -3,668 -1,076 -1,329 -1,504 -1,405
-5,315
-608
-609
-544
-640
-2,400
-174
-242
-247
-214
-877
-234
-330
-325
-261
-1,150
354
440
617
412
1,823
228
216
235
-397
282
349
72
284
-153
553
1,663
1,771
1,975
1,969
7,377
1,228
1,368
1,489
1,513
5,598
1,687
1,565
1,810
1,918
6,981
-1,310 -1,330 -1,357 -1,557
-5,554 -1,000 -1,152 -1,254 -1,910 -5,316 -1,338 -1,493 -1,526 -2,071
-6,428
-825
-854
-959 -1,090
-3,727 -1,146 -1,472 -1,384 -1,410 -5,412 -1,168
-720
-740
-951
-3,579
-3,093
-83
-3,011
-2,438
-176
-397
-350

44

Q3

-4,551 -15,140
-185
-778
-4,366 -14,362
-2,721 -8,635
-790 -3,260
-854 -2,466
-595 -1,795

-3,993
-181
-3,812
-2,619
-809
-384
-232

-4,262
-188
-4,074
-2,344
-988
-743
-560

-5,385
-205
-5,179
-2,959
-1,849
-371
-230

-6,619
-200
-6,419
-4,482
-1,145
-792
-575

-20,258
-774
-19,484
-12,404
-4,791
-2,289
-1,596

4,861
89
4,772
4,869
-98

1,169
3
1,166
1,218
-51

1,210
33
1,178
1,217
-40

1,238
21
1,217
1,224
-7

1,334
134
1,200
1,214
-14

4,950
190
4,760
4,873
-112

-8.2
-23.3
59.6
0.949
6,452

38.9
44.6
75.2
0.954
1,642

27.6
38.5
76.8
0.965
1,800

28.0
35.7
73.8
0.950
1,881

31.2
36.8
84.9
0.912
1,966

31.1
38.6
77.7
0.945
7,289

Table 1.3
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
CAPITAL AND FINANCIAL ACCOUNT
(millions of USD)
Feb 2011

2008

2009

2010*

ITEMS
Q1
A. Capital Account

Q2

Q3

Q4

Total

Q1

Q2

Q3

Q4

TOTAL

Q1

Q2

Q3

Q4

Total

17

62

187

29

294

19

29

34

14

96

18

14

32

B. Financial Account
1. Direct investment
a. Abroad
- Equity capital & Reinvested earnings
- Other capital

-546
630
-1,730
-605
-1,125

2,043
197
-1,436
-282
-1,154

2,321
1,871
-1,517
-282
-1,235

-5,944
720
-1,217
-251
-966

-2,126
3,419
-5,900
-1,420
-4,480

1,815
628
-1,276
-581
-695

-2,349
575
-872
-330
-542

2,891
647
-340
-320
-20

2,549
779
239
-292
531

4,906
2,628
-2,249
-1,524
-725

4,995
2,484
-427
-143
-284

4,661
2,298
-982
-207
-775

6,669
1,615
-1,191
-333
-858

9,861
3,439
-300
-363
63

26,186
9,836
-2,900
-1,046
-1,854

b. In Indonesia (FDI)
- Equity capital & Reinvested earnings
- Other capital
o/w. Loans: - Drawings
- Repayments

2,360
2,528
-167
1,740
-1,907

1,633
1,241
392
1,976
-1,585

3,388
3,351
37
1,750
-1,713

1,937
1,985
-48
2,312
-2,360

9,318
9,105
213
7,779
-7,565

1,904
1,865
39
2,582
-2,543

1,447
1,432
14
2,063
-2,049

987
1,186
-199
1,725
-1,924

540
498
41
2,166
-2,124

4,877
4,982
-104
8,536
-8,640

2,911
2,450
461
3,332
-2,871

3,280
2,607
673
3,680
-3,008

2,806
2,639
167
3,808
-3,641

2. Portfolio investment
a. Assets
- Equity securities
- Debt securities
Bonds and Notes
Other

1,984
-823
-239
-584
-584
0

4,188
60
-72
132
132
0

63
-65
54
-119
-119
0

-4,470
-467
-42
-425
-425
0

1,764
-1,294
-298
-996
-996
0

1,950
133
-58
191
191
0

1,893
362
-16
378
378
0

2,972
-331
-184
-147
-147
0

3,521
-307
-105
-203
-203
0

10,336
-144
-363
219
219
0

6,159
-409
-63
-346
-346
0

1,089
-152
-37
-115
-115
0

5,994
-121
-17
-104
-104
0

1,964
190
12
179
179
0

15,205
-492
-106
-386
-386
0

b. Liabilities
- Equity securities
- Debt securities
Bonds and Notes
Other

2,807
11
2,795
2,467
328

4,128
519
3,608
3,283
326

128
-98
226
1,457
-1,231

-4,004
-110
-3,894
-2,533
-1,360

3,059
322
2,736
4,674
-1,937

1,817
-446
2,263
1,477
785

1,532
418
1,114
760
353

3,303
545
2,759
1,158
1,600

3,828
270
3,558
2,608
950

10,480
787
9,693
6,003
3,689

6,569
373
6,196
3,946
2,250

1,241
420
820
2,480
-1,660

6,114
1,292
4,823
1,778
3,045

1,773
46
1,727
2,795
-1,069

15,697
2,132
13,565
10,999
2,566

-3,160
-2,672
-105
-2,567

-2,342
-1,974
-89
-1,885

387
-1,610
-57
-1,554

-2,194 -7,309
-4,498 -10,755
-6
-257
-4,492 -10,498

-763
-241
-15
-227

-4,817
-2,943
45
-2,988

-728
-6,083
38
-6,121

-1,750 -8,058
-2,585 -11,852
-257
-188
-2,328 -11,664

-3,648
-4,078
-163
-3,915

1,274
1,641
27
1,614

-939
-2,288
-110
-2,178

4,458
2,608
92
2,515

1,145
-2,118
-154
-1,964

-489
-154
3,028
-3,182
-335

-367
-501
3,573
-4,073
133

1,998
1,509
4,789
-3,279
488

2,304 3,446
1,967 2,823
6,936 18,325
-4,969 -15,503
337
623

-522
559
3,411
-2,852
-1,081

-1,874
-2,297
2,208
-4,505
424

5,355
2,514
6,291
-3,777
2,841

834
3,794
1,097
1,873
7,096 19,006
-5,999 -17,133
-263
1,921

430
-127
3,830
-3,957
558

-367
-558
4,359
-4,917
191

1,349
607
4,105
-3,498
742

-529

2,105

2,508

1,835

-2,320

2,924

5,013

4,661

6,669

3. Other Investment
a. Assets
- Loans
- Other
b. Liabilities
- Loans
Drawings
Repayments
- Other
C. Total (A + B)
*

-5,915

-1,832

2,564

5,002

3,739 12,736
3,964 11,660
-225
1,075
3,241 14,062
-3,466 -12,986

1,850
3,263
335
257
5,598 17,891
-5,262 -17,634
1,515
3,006
9,874

26,218

Provisional figures

45

Table 1.4
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
GOVERNMENT AND MONETARY AUTHORITY SECTOR FINANCIAL ACCOUNT
(millions of USD)
Feb 2011

2008

2009

2010*

ITEMS
Q1
I.

Q4

Total

Q1

Q2

Q3

Government

1,853 2,117 1,172 -1,165 3,976 2,314

2,238 3,569 1,255 -1,720 5,341 2,202 1,276


0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2,238 3,569 1,255 -1,720 5,341 2,202 1,276
0
0
0
0
0
0
0
2,238 3,569 1,255 -1,720 5,341 2,202 1,276

2. Liabilities
a. Loans
i. Drawings
- Program Loan
ADB
IBRD
JBIC
Others
- Project Loan
CGI
ODA
Bilateral
Multilateral
Non ODA
Non CGI
- Reschedulling
Principal
Interest
ii. Repayments
2. Other
II. Monetary Authorities
A. Portfolio investment
1. Assets
2. Liabilities
B. Other investment
1. Assets
2. Liabilites
a. Loans
i Drawings
ii. Repayments
b. Other
III. Total (I + II)

46

Q3

A. Portfolio investment
1. Assets
b. Equity securities
a. Debt securities
2. Liabilities
b. Equity securities
a. Debt securities
B. Other investment
1. Assets

Q2

Provisional figures

-385 -1,451
0
0
-385 -1,451
-385 -1,451
599
635
222
200
0
0
0
200
222
0
0
0
377
435
290
331
290
331
137
134
153
197
0
0
88
105
0
0
0
0
0
0
-984 -2,086
0

-83
0

555 -1,365
0
0

-83
555 -1,365
-83
555 -1,365
913 2,796 4,943
295 2,026 2,742
0
830
830
0
995 1,195
295
0
517
0
200
200
618
771 2,201
454
671 1,745
454
671 1,745
177
467
915
277
204
831
0
0
0
164
100
456
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-996 -2,242 -6,308
0

Q4

TOTAL

-729 4,110 2,020

Q1

Q2

Q3

Q4

Total

7,715

4,664

2,384

1,871

3,113

12,032

6,020
0
0
0
6,020
0
6,020

4,507
0
0
0
4,507
0
4,507

3,249
0
0
0
3,249
0
3,249

2,247
0
0
0
2,247
0
2,247

2,242
0
0
0
2,242
0
2,242

12,245
0
0
0
12,245
0
12,245

459
-3

1,695
101

157
2

-865
2

-376
-3

870
0

-214
0

45 -2,003 3,089
463
45 -2,002
369
461
992
289 1,362 2,887
315
11
559 2,077
0
0
0
500
125
11
259 1,162
190
0
0
414
0
0
300
0
676
278
803
810
436
215
661
733
436
215
661
733
177
145
461
286
259
70
200
446
0
0
0
0
240
63
141
77
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-946 -2,291 -993 -2,426

1,594
-1,127
5,529
2,962
500
1,558
604
300
2,567
2,045
2,045
1,069
975
0
522
0
0
0
-6,656

155
156
1,095
596
500
0
96
0
499
433
433
239
195
0
65
0
0
0
-939

-867
-867
1,008
607
0
0
307
300
401
392
392
213
179
0
9
0
0
0
-1,875

-373
-374
546
130
0
130
0
0
416
382
382
220
162
0
34
0
0
0
-920

870
870
2,725
1,840
200
1,539
102
0
885
673
673
446
227
0
212
0
0
0
-1,856

-214
-215
5,375
3,174
700
1,669
505
300
2,200
1,880
1,880
1,117
764
0
320
0
0
0
-5,590

981 1,561
0
0
0
0
0
0
981 1,561
0
0
981 1,561

112 -2,005 3,129


66
-3
40

-1 2,720

2,721

-1

300

323 -1,404 -1,271 -2,051

654

412 1,612

811

3,490

2,041

-2,264

2,561

-1,106

1,232

328
0

326 -1,368 -1,266 -1,980


0
0
0
0

700
0

420 1,616
0
0

822
0

3,558
0

2,049
0

-2,252
0

2,572
0

-1,089
0

1,281
0

328

326 -1,368 -1,266 -1,980

700

420 1,616

822

3,558

2,049

-2,252

2,572

-1,089

1,281

-28
0

-2
0

-36
0

-5
0

-71
0

-45
0

-7
0

-5
0

-11
0

-68
0

-8
0

-13
0

-11
0

-17
0

-48
0

-28
-28
0
-28

-2
-2
0
-2

-36
-36
0
-36

-5
-5
0
-5

-71
-71
0
-71

-45
-45
0
-45

-7
-7
0
-7

-5
-5
0
-5

-11
-11
0
-11

-68
-68
0
-68

-8
-8
0
-8

-13
-13
0
-13

-11
-11
0
-11

-17
-17
0
-17

-48
-48
0
-48

-317 5,722 2,832

11,205

6,705

120

4,433

2,007

13,264

2,153 2,441

-232 -2,436 1,925 2,968

TABLE 1.5
INDONESIA'S BALANCE OF PAYMENTS
PRIVATE SECTOR FINANCIAL ACCOUNT
(millions of USD)
Feb 2011

2008

2009

2010*

ITEMS
Total

Q1

Q2

Q4

Total

A. Direct investment
1. Abroad
- Equity capital & Reinvested earnings
- Other capital

Q1
630
-1,730
-605
-1,125

197
-1,436
-282
-1,154

1,871
-1,517
-282
-1,235

720
-1,217
-251
-966

3,419
-5,900
-1,420
-4,480

628
-1,276
-581
-695

575
-872
-330
-542

647
-340
-320
-20

779
239
-292
531

2,628
-2,249
-1,524
-725

2,484
-427
-143
-284

2,298
-982
-207
-775

1,615
-1,191
-333
-858

3,439
-300
-363
63

9,836
-2,900
-1,046
-1,854

2. In Indonesia (FDI)
- Equity capital & Reinvested earnings
- Other capital
o/w. Loans : - Drawings
- Repayments

2,360
2,528
-167
1,740
-1,907

1,633
1,241
392
1,976
-1,585

3,388
3,351
37
1,750
-1,713

1,937
1,985
-48
2,312
-2,360

9,318
9,105
213
7,779
-7,565

1,904
1,865
39
2,582
-2,543

1,447
1,432
14
2,063
-2,049

987
1,186
-199
1,725
-1,924

540
498
41
2,166
-2,124

4,877
4,982
-104
8,536
-8,640

2,911
2,450
461
3,332
-2,871

3,280
2,607
673
3,680
-3,008

2,806
2,639
167
3,808
-3,641

3,739
3,964
-225
3,241
-3,466

12,736
11,660
1,075
14,062
-12,986

B. Portfolio investment
1. Assets
- Equity securities
- Debt securities
Bonds and Notes
Other

-582
-823
-239
-584
-584
0

294
60
-72
132
132
0

176
-65
54
-119
-119
0

-1,485
-467
-42
-425
-425
0

-1,597
-1,294
-298
-996
-996
0

-952
133
-58
191
191
0

197
362
-16
378
378
0

375
-331
-184
-147
-147
0

1,138
-307
-105
-203
-203
0

758
-144
-363
219
219
0

-396
-409
-63
-346
-346
0

92
-152
-37
-115
-115
0

1,174
-121
-17
-104
-104
0

810
190
12
179
179
0

1,679
-492
-106
-386
-386
0

2. Liabilities
- Equity securities
- Debt securities
Bonds and Notes
Other

241
11
230
230
0

234
519
-286
-286
0

241
-98
340
340
0

-1,019
-110
-908
-908
0

-303
322
-625
-625
0

-1,085
-446
-639
-639
0

-164
418
-582
-582
0

706
545
161
161
0

1,445
270
1,175
1,175
0

902
787
115
115
0

13
373
-360
-360
0

244
420
-177
-177
0

1,295
1,292
3
3
0

619
46
573
573
0

2,171
2,132
39
39
0

-2,747
-2,672
-105
-2,567

-888
-1,974
-89
-1,885

506
-1,610
-57
-1,554

-2,743 -5,873
-4,498 -10,755
-6
-257
-4,492 -10,498

-829
-307
-15
-293

-2,804
-2,941
45
-2,986

-3,853
-6,124
38
-6,161

-2,199 -9,685
-2,581 -11,953
-257
-188
-2,325 -11,765

-3,797
-4,080
-163
-3,917

2,152
1,639
27
1,612

-552
-2,285
-110
-2,175

3,605
2,608
92
2,515

1,407
-2,118
-154
-1,964

-76
259
2,429
-2,169
-335

1,086
953
2,938
-1,985
133

2,116
1,628
3,876
-2,248
488

1,755 4,882
1,418 4,259
4,139 13,382
-2,721 -9,123
337
623

-522
559
2,419
-1,860
-1,081

137
-288
1,919
-2,207
424

2,271
2,150
4,929
-2,779
121

382 2,268
646 3,068
4,209 13,477
-3,563 -10,409
-264
-800

283
-276
2,735
-3,010
559

513
321
3,351
-3,029
191

1,733
992
3,559
-2,567
741

997 3,526
-517
521
2,872 12,516
-3,389 -11,996
1,514 3,005

-2,699

-397

2,553

-3,508

-1,153

-2,032

-2,831

-1,709

4,541

2,237

7,854 12,922

C. Others investment
1. Assets
- Loans
- Other
2. Liabilities
- Loans
- Drawings
- Repayments
- Other
D. Total (A+B+C)
*

Q2

Q3

Q4

Total

-4,052

Q1

Q2

Q3

Q4

-282

-6,298

Q3

Provisional figures

47

Table 2.1
NON OIL AND GAS EXPORTS VALUE BY COMMODITIES
(millions of USD)

Commodities
Value
Total

2010
Q3
Share Growth
Value
(%)
(%)

Q4
Share Growth
Value
(%)
(%)

Q1
Share Growth
(%)
(%)

30,298 100.0

Q3
Share
(%)

Growth
(%)

Value

Q4*
Share
(%)

Growth
(%)

-22.2 23,751 100.0

-14.8 25,603 100.0

-11.1 29,145 100.0

27.6

32,763

100.0

28.0

38,226

100.0

31.2

-29.6
-24.5
-57.9
-17.4
-1.7
-68.2
24.9
-95.8
0.7
-16.8
-42.3
-1.3

2,673
118
721
267
43
37
157
0
612
156
29
687

11.3
0.5
3.0
1.1
0.2
0.2
0.7
0.0
2.6
0.7
0.1
2.9

-33.6
-17.7
-56.3
1.7
-0.1
-19.1
12.8
-77.8
-19.1
-34.9
-44.9
-25.9

2,901
129
814
274
46
39
133
5
579
177
27
856

11.3
0.5
3.2
1.1
0.2
0.2
0.5
0.0
2.3
0.7
0.1
3.3

-33.0
-6.5
-56.6
-25.7
4.9
-5.9
5.6
23.3
-24.1
-20.9
-39.6
-7.4

3,392
156
1,029
213
48
40
174
20
644
187
35
1,033

11.6
0.5
3.5
0.7
0.2
0.1
0.6
0.1
2.2
0.6
0.1
3.5

6.3
38.2
-0.6
-13.8
23.8
57.5
37.0
119.7
-3.3
24.1
9.9
15.1

3,608
152
1,479
145
47
29
183
4
620
169
26
923

12.7 53.55
0.5 41.13
5.2 141.49
0.5 -12.45
0.2 27.33
0.1 28.52
0.6 31.06
0.0 282.16
2.2
3.91
0.6
5.78
0.1 -8.67
3.2 44.58

4,122
161
1,905
241
46
45
181
0
718
192
33
792

13.6
0.5
6.3
0.8
0.2
0.1
0.6
0.0
2.4
0.6
0.1
2.6

54.2
35.7
164.1
-9.9
6.6
20.0
15.7
-25.6
17.3
23.1
13.3
15.2

4,277
152
1,794
318
44
88
156
5
649
197
31
1,041

13.1
0.5
5.5
1.0
0.1
0.3
0.5
0.0
2.0
0.6
0.1
3.2

47.4
17.9
120.5
16.0
-5.1
126.0
17.1
5.0
12.2
11.0
11.4
21.7

4,907
177
2,169
296
45
89
146
23
742
222
33
1,187

12.8
0.5
5.7
0.8
0.1
0.2
0.4
0.1
1.9
0.6
0.1
3.1

44.7
13.0
110.9
39.0
-6.9
124.4
-16.3
16.0
15.2
18.6
-4.6
14.9

II. Mineral
1. Tin
2. Copper
3. Nickel
4. Aluminium
5. Coal
6. Others

5,158
295
1,573
207
127
2,539
417

25.1
1.4
7.7
1.0
0.6
12.4
2.0

-5.7
-57.7
14.1
-73.4
-36.3
40.1
-31.1

5,930
321
1,506
97
147
3,542
317

25.0
1.4
6.3
0.4
0.6
14.9
1.3

6.9
-9.5
7.0
-79.4
-29.9
42.1
-47.9

7,195
347
2,133
504
162
3,715
334

28.1
1.4
8.3
2.0
0.6
14.5
1.3

11.5
-56.1
108.7
-18.7
-49.6
27.1
-57.0

8,086
352
2,640
428
246
4,017
404

27.7
1.2
9.1
1.5
0.8
13.8
1.4

55.9
73.4
215.6
16.8
30.2
29.0
-15.2

8,171
315
2,351
518
256
4,229
501

28.7 58.43
1.1
6.74
8.2 49.45
1.8 150.02
0.9 102.34
14.8 66.60
1.8 20.23

7,726
387
1,993
1,001
332
4,166
-152

25.5
30.3
1.3
20.6
6.6
32.3
3.3 930.0
1.1 125.4
13.7
17.6
-0.5 -148.1

8,828
445
2,647
523
291
4,455
466

26.9
1.4
8.1
1.6
0.9
13.6
1.4

22.7
28.3
24.1
3.8
80.0
19.9
39.8

10,165
639
2,845
761
309
5,037
574

26.6
1.7
7.4
2.0
0.8
13.2
1.5

25.7
81.5
7.8
77.8
25.5
25.4
42.3

12,569
2,229
1,445
16
410
127
41
1,691
4
1,239
299
2,016
43
969
251
73
428
102
1,532
1,226

61.2
10.9
7.0
0.1
2.0
0.6
0.2
8.2
0.0
6.0
1.5
9.8
0.2
4.7
1.2
0.4
2.1
0.5
7.5
6.0

-26.8 14,928
-13.9 2,361
-4.0 1,475
-27.3
20
-33.9
476
-29.7
136
-30.8
35
-51.0 2,343
-54.0
9
-27.3 1,543
17.9
229
-4.5 2,505
-21.9
62
-24.1 1,010
-18.9
323
-38.7
130
-5.1
509
-16.7
112
-18.6 1,831
-42.7 1,431

62.9
9.9
6.2
0.1
2.0
0.6
0.1
9.9
0.0
6.5
1.0
10.5
0.3
4.3
1.4
0.5
2.1
0.5
7.7
6.0

-17.4 15,286
-11.6 2,467
-6.9 1,557
-23.1
24
-26.2
461
-27.8
124
-22.7
24
-29.1 2,721
-33.8
6
-16.4 1,639
-18.8
240
8.2 2,857
9.0
60
-27.7 1,033
-1.5
377
19.5
86
-1.4
362
-12.0
100
-13.1 1,455
-37.4 1,376

59.7
9.6
6.1
0.1
1.8
0.5
0.1
10.6
0.0
6.4
0.9
11.2
0.2
4.0
1.5
0.3
1.4
0.4
5.7
5.4

-13.5 17,359
-13.7 2,448
-11.3 1,436
-8.0
27
-31.2
543
-33.1
138
-23.9
23
21.0 3,525
-0.3
6
-16.3 1,927
-30.4
274
15.4 2,977
-8.8
54
-31.2 1,238
9.5
408
-20.5
101
-22.6
464
-30.7
117
-42.1 1,622
-28.0 1,607

59.6
8.4
4.9
0.1
1.9
0.5
0.1
12.1
0.0
6.6
0.9
10.2
0.2
4.2
1.4
0.3
1.6
0.4
5.6
5.5

7.6 16,467
6.0 2,646
-0.4 1,568
27.9
26
8.8
624
-6.0
139
-19.6
33
20.9 2,395
-5.0
7
28.7 1,885
-5.4
353
16.2 2,857
24.3
37
15.9 1,205
32.0
399
12.2
98
-7.6
522
-7.1
119
-24.9 1,755
-5.7 1,506

57.8 31.01
9.3 18.71
5.5
8.49
0.1 64.26
2.2 52.19
0.5
9.10
0.1 -19.13
8.4 41.66
0.0 80.33
6.6 52.08
1.2 18.10
10.0 41.69
0.1 -13.47
4.2 24.35
1.4 59.14
0.3 33.48
1.8 22.05
0.4 16.00
6.2 14.58
5.3 22.82

17,910
2,837
1,671
28
598
137
28
2,552
10
2,121
246
3,120
41
1,407
425
102
684
120
1,797
1,795

59.1
9.4
5.5
0.1
2.0
0.5
0.1
8.4
0.0
7.0
0.8
10.3
0.1
4.6
1.4
0.3
2.3
0.4
5.9
5.9

20.0
20.2
13.3
38.0
25.7
0.3
-21.5
8.9
17.2
37.5
7.3
24.6
-33.4
39.2
31.6
-21.5
34.4
7.0
-1.9
25.5

19,353
2,990
1,834
29
550
138
21
3,606
5
2,201
347
3,400
43
1,365
438
104
615
124
1,747
1,768

59.1
9.1
5.6
0.1
1.7
0.4
0.1
11.0
0.0
6.7
1.1
10.4
0.1
4.2
1.3
0.3
1.9
0.4
5.3
5.4

26.6
21.2
17.8
23.1
19.2
10.8
-11.8
32.5
-17.4
34.4
45.1
19.0
-28.1
32.1
16.2
21.2
69.8
24.3
20.1
28.4

22,745
3,088
1,782
34
605
146
31
5,093
7
2,701
374
3,590
43
1,553
479
123
717
144
1,934
2,231

59.5
8.1
4.7
0.1
1.6
0.4
0.1
13.3
0.0
7.1
1.0
9.4
0.1
4.1
1.3
0.3
1.9
0.4
5.1
5.8

31.0
26.1
24.1
27.7
11.5
5.4
32.8
44.5
24.7
40.2
36.8
20.6
-20.3
25.4
17.5
21.7
54.3
22.5
19.2
38.8

359

1.7

27.6

140

0.6

17.3

139

0.5

-39.4

218

0.7

-1.9

191

0.7 -46.94

431

1.4

207.8

201

0.6

44.4

279

0.7

28.3

95

0.5

-34.5

81

0.3

-30.4

81

0.3

-25.8

91

0.3

10.9

74

0.3 -21.79

109

0.4

35.4

103

0.3

28.1

129

0.3

41.2

* Provisional figures

38.87

Value

11.4
0.5
3.0
0.8
0.2
0.1
0.7
0.0
2.9
0.8
0.1
3.1

V. Repair on Goods & Goods


Procure in port by carriers

17.5 28,511 100.0

Value

Q2
Share Growth
(%)
(%)

2,350
107
612
166
37
23
139
1
597
159
29
638

IV. Others (Non-Mon. Gold)

20,530 100.0

2009
Q2
Share Growth
Value
(%)
(%)

I. Agriculture
1. Timber
2. Rubber
3. Coffee
4. Tea
5. Pepper
6. Tobacco
7. Manioc
8. Animal & Husb Products
- Shrimps and prawns
9. Hides
10. Others

III. Manufactured
1. Textile & Textile Products
- Garments
2. Handicraft
3. Wood Products
- Plywood
4. Rattan Products
5. Palm Oils
6. Copra Cake
7. Chemical Products
8. Metal Products
9. Electrical Appliances
10. Cement
11. Papers
12. Rubber Products
13. Glass & Glassware
14. Footwear
15. Plastic Products
16. Machinery & Mechanic
17. Others

48

Q1
Share Growth
Value
(%)
(%)

Table 2.2
NON OIL AND GAS EXPORTS VOLUME BY COMMODITIES
(thousands of Tons)

Commodities
Vol
Total

Q1
Share Growth
(%)
(%)

58,885

100.0

1,600
150
435
79
23
9
28
9
195
24
2
670

2.7
0.3
0.7
0.1
0.0
0.0
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
1.1

II. Mineral
1. Tin
2. Copper
3. Nickel
4. Aluminium
5. Coal
6. Others

46,553
38
695
1,119
2,061
32,680
9,960

III. Manufactured
1. Textile & Textile Products
- Garments
2. Handicraft
3. Wood Products
- Plywood
4. Rattan Products
5. Palm Oils
6. Copra Cake
7. Chemical Products
8. Metal Products
9. Electrical Appliances
10. Cement
11. Papers
12. Rubber Products
13. Glass & Glassware
14. Footwear
15. Plastic Products
16. Machinery & Mechanic
17. Others

I. Agriculture
1. Timber
2. Rubber
3. Coffee
4. Tea
5. Pepper
6. Tobacco
7. Manioc
8. Animal & Husb Products
- Shrimps and prawns
9. Hides
10. Others

IV. Others (Non-monetary Gold)


V. Repair on Goods & Goods
Procure in port by carriers

Vol

-19.6 81,956

Q3
Share Growth
(%)
(%)

100.0

100.0

-1.7 89,382
-18.2
8.3
-15.7
43.1
-6.0
20.5
-0.5
-92.8
-27.3
-73.6
-33.6
-31.0

2010

2,239
270
519
179
24
13
23
32
215
52
2
962

2.5
0.3
0.6
0.2
0.0
0.0
0.0
0.0
0.2
0.1
0.0
1.1

82.5
0.3
0.7
3.2
4.6
71.2
2.5

0.2 74,651
634.1
33
57.0
668
-23.3 3,273
-0.8 4,409
7.8 63,867
-63.9 2,401

15.2
0.6
0.1
0.0
0.6
0.1
0.0
4.5
0.1
2.4
0.1
0.2
1.7
2.0
0.1
0.2
0.0
0.1
0.4
2.1

-8.4 12,492
-0.9
460
-0.6
122
-20.8
8
-18.0
467
-32.6
59
-23.5
8
17.4 4,256
-28.0
48
-42.6 1,983
-11.3
107
-1.6
181
27.6 1,275
1.0 1,489
8.7
133
-2.1
165
1.3
26
2.9
43
-22.8
194
-14.5 1,648

Vol

18.6 103,082

1,877
233
519
163
24
16
30
0
206
22
2
684

2.3
0.3
0.6
0.2
0.0
0.0
0.0
0.0
0.3
0.0
0.0
0.8

79.1
0.1
1.2
1.9
3.5
55.5
16.9

-18.7 67,648
-27.7
236
62.6
562
-72.6 2,656
-31.5 3,749
-27.5 58,360
118.9 2,085

10,732
417
103
6
374
61
54
3,322
23
1,557
133
133
602
1,645
79
147
29
44
272
1,896

18.2
0.7
0.2
0.0
0.6
0.1
0.1
5.6
0.0
2.6
0.2
0.2
1.0
2.8
0.1
0.2
0.0
0.1
0.5
3.2

-23.3 12,431
-12.1
469
-16.1
118
-25.8
8
-39.2
508
-32.0
66
202.6
11
-8.6 3,703
-66.9
69
-52.6 2,000
-3.3
107
-17.1
161
-48.8 1,405
-2.6 1,620
-19.4
110
-27.6
188
-9.4
34
-16.6
51
-22.1
287
-5.2 1,698

0.02

0.0

-88.2

0.01

0.0

31.1

0.01

0.0

-23.6

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

-20.6
-23.4
-27.1
-12.0
-8.4
-56.0
13.9
-78.3
-7.8
-12.6
-37.8
-17.1

2009
Q2
Share Growth
(%)
(%)
Vol

-4.0
41.3
-16.7
4.6
-4.8
23.4
-18.7
60.7
-6.8
72.3
-18.9
-6.6

Q4
Share Growth
(%)
(%)
100.0

Vol

45.0 103,046

Q1
Share Growth
(%)
(%)
100.0

Vol

100.0

12.4

2.3
0.3
0.6
0.2
0.0
0.0
0.0
0.0
0.2
0.0
0.0
0.9

3.0
29.4
18.1
-9.3
-4.7
65.5
13.3
-28.7
0.5
-54.5
-1.9
-9.6

2,705
477
615
134
22
21
22
96
245
25
2
1,070

2.3
0.4
0.5
0.1
0.0
0.0
0.0
0.1
0.2
0.0
0.0
0.9

9.9
14.9
27.3
15.7
1.6
64.0
-24.4
-25.7
6.7
-0.1
-14.8
4.7

87.2
0.0
0.7
4.2
5.2
72.0
5.2

93.1 84,432
-25.8
28
-1.7
600
286.0 3,939
158.5 6,651
127.0 68,906
-46.1 4,307

86.1
0.0
0.6
4.0
6.8
70.3
4.4

24.8
-88.0
6.7
48.3
77.4
18.1
106.6

85,360
33
835
4,088
6,609
68,612
5,182

84.4
0.0
0.8
4.0
6.5
67.9
5.1

14.3
-1.3
25.0
24.9
49.9
7.4
115.9

98,036
35
690
6,906
7,711
76,224
6,469

84.6
0.0
0.6
6.0
6.7
65.8
5.6

13.9
4.9
-8.8
89.3
46.2
6.8
29.9

11,045
515
123
9
645
65
10
3,289
70
1,874
236
191
494
1,583
146
186
37
48
274
1,438

10.7
0.5
0.1
0.0
0.6
0.1
0.0
3.2
0.1
1.8
0.2
0.2
0.5
1.5
0.1
0.2
0.0
0.0
0.3
1.4

2.9 11,438
23.5
503
19.6
121
44.8
9
72.3
578
7.9
67
-82.0
9
-1.0 3,081
208.8
69
20.4 2,206
77.3
119
43.6
192
-17.9
698
-3.7 1,673
84.7
123
26.5
188
28.5
43
9.7
49
0.5
331
-24.1 1,566

11.7
0.5
0.1
0.0
0.6
0.1
0.0
3.1
0.1
2.2
0.1
0.2
0.7
1.7
0.1
0.2
0.0
0.0
0.3
1.6

-8.0
7.3
2.7
18.1
13.6
0.8
-21.4
-16.8
-0.8
10.3
10.8
18.9
-50.3
3.3
12.2
0.0
26.7
-4.8
15.1
-7.7

13,449
520
148
9
518
62
7
4,575
46
2,432
176
202
756
1,746
120
198
38
46
307
1,753

13.3
0.5
0.1
0.0
0.5
0.1
0.0
4.5
0.0
2.4
0.2
0.2
0.7
1.7
0.1
0.2
0.0
0.0
0.3
1.7

7.7
13.0
21.1
14.8
11.0
4.6
-17.7
7.5
-5.6
22.6
64.2
11.3
-40.7
17.2
-9.7
19.9
45.5
9.0
58.1
6.4

15,122
524
126
10
560
64
10
5,217
49
3,046
215
210
634
2,032
128
246
47
54
312
1,827

13.1
0.5
0.1
0.0
0.5
0.1
0.0
4.5
0.0
2.6
0.2
0.2
0.5
1.8
0.1
0.2
0.0
0.0
0.3
1.6

3.7
5.9
13.8
5.0
1.4
-5.8
30.4
-2.8
-20.3
25.5
50.8
5.9
-35.7
18.1
0.6
19.5
41.7
16.5
5.8
-4.0

-1.2

0.01

0.0

-37.1

0.01

0.0

128.3

0.01

0.0

-17.0

0.01

0.0

7.3

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

n.a

2.0
0.3
0.5
0.1
0.0
0.0
0.0
0.0
0.2
0.0
0.0
0.8

83.5
0.0
0.7
3.7
4.9
71.5
2.7

21.2 86,040
-72.0
33
195.6
757
129.7
3,648
-25.5
5,275
28.8 71,347
-44.0
4,980

83.5
0.0
0.7
3.5
5.1
69.2
4.8

53.2
51.8
141.8
127.6
70.2
50.3
35.4

89,905
28
684
4,320
5,326
74,178
5,369

14.0
0.5
0.1
0.0
0.5
0.1
0.0
4.8
0.1
2.2
0.1
0.2
1.4
1.7
0.1
0.2
0.0
0.0
0.2
1.8

8.7 14,579
-5.5
494
-7.7
111
-12.7
10
-22.7
552
-32.9
68
-21.0
8
88.3
5,369
29.7
61
-3.4
2,426
-59.7
142
3.9
198
-2.1
987
-18.9
1,721
36.7
127
-17.8
206
-14.8
33
-14.6
47
-58.3
295
2.3
1,902

14.1
0.5
0.1
0.0
0.5
0.1
0.0
5.2
0.1
2.4
0.1
0.2
1.0
1.7
0.1
0.2
0.0
0.0
0.3
1.8

14.3
24.3
3.9
43.7
24.0
-1.5
-9.1
12.6
40.7
49.0
4.0
20.3
21.4
13.3
47.1
18.1
0.0
7.8
-45.6
-1.7

0.01

0.0

n.a

n.a

31.0
140.5
19.8
-14.1
-6.1
2.2
16.6
184.0
27.8
-2.2
-3.5
20.4

13.1 115,863

Growth
(%)

2,306
350
612
162
23
22
27
23
216
24
2
869

2,096
360
522
68
21
9
33
25
249
23
2
807

100.0

Vol

Q4*
Share
(%)

17.9
68.3
17.6
-26.4
-10.5
-29.1
247.3
-62.6
28.9
17.5
3.7
0.4

12.9
164.3
8.9
0.7
1.4
77.8
13.2
99.3
-13.6
15.6
26.8
-5.1

19.7 101,114

Growth
(%)

2.3
0.4
0.6
0.1
0.0
0.0
0.1
0.0
0.3
0.0
0.0
0.7

2.4
0.4
0.5
0.1
0.0
0.0
0.0
0.1
0.2
0.0
0.0
1.0

100.0

Vol

Q3
Share
(%)

2,213
392
611
120
22
11
103
0
266
26
2
686

2,462
416
483
116
22
13
29
130
230
25
2
1,022

75.0 98,083

Q2
Share Growth
(%)
(%)

* Provisional figures

49

Table 2.3
NON OIL AND GAS EXPORTS VALUE BY COUNTRY OF DESTINATION
(millions of USD)

COUNTRY
Value

Q3
Share Growth
Value
(%)
(%)

Q4
Share Growth
Value
(%)
(%)

Q1
Share Growth
Value
(%)
(%)

2010
Q2
Share Growth
Value
(%)
(%)

Q3
Share
(%)

Value

Q4*
Share
(%)

Growth
(%)

-22.2 23,751 100.0

-14.8 25,603 100.0

-11.1 29,145 100.0

17.5 28,511 100.0

38.9 30,298 100.0

27.6 32,763

28.0 38,226

100.0

31.2

-25.4

703

3.0

-19.3

621

2.4

-27.7

10.4

768

2.7

33.4

824

2.7

17.2

864

2.6

39.1

975

2.550

16.4

AMERICA
USA
Western Hemesphere
Canada
Others

2,895
2,370
298
106
121

14.1
11.5
1.5
0.5
0.6

-20.3
-19.9
-22.0
-26.7
-15.6

3,083
2,492
350
127
114

13.0
10.5
1.5
0.5
0.5

-25.1
-24.0
-35.2
-22.7
-14.3

3,447
2,715
444
136
152

13.5
10.6
1.7
0.5
0.6

-20.5
-20.9
-16.4
-26.0
-20.3

3,625
2,885
484
132
124

12.4
9.9
1.7
0.5
0.4

2.4
3.5
2.1
-14.4
0.0

3,785
3,004
494
157
130

13.3
10.5
1.7
0.6
0.5

30.7
26.8
65.6
48.1
7.9

4,253
3,263
634
178
178

14.0
10.8
2.1
0.6
0.6

38.0
30.9
81.4
39.8
56.9

4,503
3,451
691
182
178

13.7
10.5
2.1
0.6
0.5

30.6
27.1
55.6
33.8
17.6

4,778
3,651
772
203
152

12.5
9.5
2.0
0.5
0.4

31.8
26.5
59.6
53.1
22.6

ASIA
ASEAN
- Brunei Darussalam
- Malaysia
- Philipina
- Singapore
- Thailand
- Vietnam
- Myanmar
- Cambodia
- Lao PDR
ASIA EXCL.ASEAN
- Hongkong
- India
- Iraq
- Japan
- South Korea
- Pakistan
- China
- Saudi Arabia
- Taiwan
- Others

13,270
4,532
11
961
536
2,153
495
297
34
43
0
8,738
451
1,579
22
2,546
892
164
1,398
193
520
973

64.6
22.1
0.1
4.7
2.6
10.5
2.4
1.4
0.2
0.2
0.0
42.6
2.2
7.7
0.1
12.4
4.3
0.8
6.8
0.9
2.5
4.7

-23.7 16,056
-24.9 5,224
-23.3
19
-40.8 1,371
27.0
566
-18.3 2,223
-37.3
575
-33.3
377
-47.9
45
8.5
46
-56.3
2
-23.1 10,832
-6.9
494
0.6 1,909
-23.7
7
-21.4 2,676
-25.7 1,207
-47.5
183
-38.7 2,343
-33.6
231
-9.0
744
-29.8 1,039

67.6
22.0
0.1
5.8
2.4
9.4
2.4
1.6
0.2
0.2
0.0
45.6
2.1
8.0
0.0
11.3
5.1
0.8
9.9
1.0
3.1
4.4

-9.5 17,141
-14.7 5,420
31.9
12
-12.6 1,549
1.6
590
-13.7 2,113
-32.2
713
-15.2
346
-31.3
46
-2.4
51
55.4
1
-6.7 11,721
6.7
551
11.3 1,746
-91.6
6
-17.1 3,511
1.1 1,337
-32.4
153
13.1 2,230
-25.2
251
1.5
809
-32.9 1,128

67.0
21.2
0.0
6.1
2.3
8.3
2.8
1.3
0.2
0.2
0.0
45.8
2.2
6.8
0.0
13.7
5.2
0.6
8.7
1.0
3.2
4.4

-7.6 19,916
-19.9 6,301
-20.1
15
-5.5 1,772
15.3
719
-31.1 2,420
-26.4
820
-24.3
438
-24.2
56
6.2
61
-3.7
1
-0.6 13,614
21.0
633
1.2 2,284
-91.6
6
-5.3 3,596
12.8 1,704
-27.6
159
18.1 2,883
-21.9
263
1.0
805
-20.8 1,282

68.3
21.6
0.1
6.1
2.5
8.3
2.8
1.5
0.2
0.2
0.0
46.7
2.2
7.8
0.0
12.3
5.8
0.5
9.9
0.9
2.8
4.4

26.4 19,229
20.6 6,167
4.8
14
27.6 1,632
69.4
704
5.8 2,417
22.4
894
24.0
365
25.8
89
38.7
52
10.6
1
29.3 13,062
50.9
523
25.2 1,893
-92.2
4
10.5 3,587
80.8 1,683
29.5
137
82.9 3,106
-3.9
276
7.2
707
-0.4 1,146

67.4
21.6
0.0
5.7
2.5
8.5
3.1
1.3
0.3
0.2
0.0
45.8
1.8
6.6
0.0
12.6
5.9
0.5
10.9
1.0
2.5
4.0

44.9 20,511
36.1 6,737
22.5
19
69.8 1,837
31.3
853
12.3 2,453
80.4 1,056
22.7
412
157.9
37
20.5
67
77.5
2
49.5 13,774
15.8
738
19.9 2,113
-82.1
14
40.9 3,896
88.6 1,565
-16.3
184
122.1 2,869
42.9
265
36.1
817
17.8 1,314

67.7
22.2
0.1
6.1
2.8
8.1
3.5
1.4
0.1
0.2
0.0
45.5
2.4
7.0
0.0
12.9
5.2
0.6
9.5
0.9
2.7
4.3

27.7 21,749
28.9 6,669
3.0
14
34.1 1,850
50.8
735
10.4 2,458
83.6 1,004
9.3
488
-19.1
64
44.7
54
-24.5
2
27.2 15,080
49.5
618
10.7 2,654
95.8
13
45.6 4,070
29.7 1,943
0.8
160
22.4 3,270
14.4
271
9.8
714
26.5 1,367

66.4
20.4
0.0
5.6
2.2
7.5
3.1
1.5
0.2
0.2
0.0
46.0
1.9
8.1
0.0
12.4
5.9
0.5
10.0
0.8
2.2
4.2

26.9 26,157
23.1 8,046
17.6
14
19.4 2,448
24.6
824
16.4 2,858
40.9 1,077
41.2
686
37.1
94
7.4
45
96.2
1
28.7 18,142
12.3
626
52.0 2,957
118.7
25
15.9 4,714
45.3 1,827
4.5
199
46.6 4,800
8.1
311
-11.7
971
21.2 1,681

68.4
21.0
0.0
6.4
2.2
7.5
2.8
1.8
0.2
0.1
0.0
47.5
1.6
7.7
0.1
12.3
4.8
0.5
12.6
0.8
2.5
4.4

31.3
27.7
-10.2
38.2
14.6
18.1
31.3
56.6
68.4
-25.8
32.0
33.3
-1.2
29.5
293.8
31.1
7.3
25.0
66.5
18.3
20.6
31.2

EUROPE
EUROPEAN COMMUNITY
- Belgium
- France
- Germany
- Italy
- Netherlands
- United Kingdom
- Others
NEW MEE
Russia
Others
* Provisional figures

837 2.873

100.0

Growth
(%)

2.8

AUSTRALIA & OCEANIA

20,530 100.0

2009
Q2
Share Growth
Value
(%)
(%)

576

TOTAL
AFRICA

50

Q1
Share Growth
Value
(%)
(%)

537

2.6

-2.4

507

2.1

-13.5

542

2.1

-41.3

670

2.3

4.4

628

2.2

17.0

728

2.4

43.5

800

2.4

47.7

930

2.4

38.7

3,253
3,026
236
190
488
360
630
327
794
173
48
180

15.8
14.7
1.2
0.9
2.4
1.8
3.1
1.6
3.9
0.8
0.2
0.9

-19.8
-15.2
-29.5
-18.1
-19.5
-18.7
-25.2
-9.7
6.1
5.3
-48.5
-54.3

3,402
3,152
283
237
556
400
679
337
660
149
90
160

14.3
13.3
1.2
1.0
2.3
1.7
2.9
1.4
2.8
0.6
0.4
0.7

-25.5
-24.6
-23.3
-6.6
-16.0
-23.2
-34.5
-14.9
-29.8
-15.6
-5.2
-45.0

3,852
3,638
251
198
625
365
808
350
1,040
215
84
131

15.0
14.2
1.0
0.8
2.4
1.4
3.2
1.4
4.1
0.8
0.3
0.5

-6.5
-4.3
-28.7
-16.1
-5.2
-25.4
-6.9
-18.7
35.9
-9.9
-6.7
-42.8

4,096
3,823
283
238
724
544
850
379
806
211
93
180

14.1
13.1
1.0
0.8
2.5
1.9
2.9
1.3
2.8
0.7
0.3
0.6

-0.3
-0.2
-10.4
4.2
29.8
19.9
-23.7
-0.4
3.1
5.4
36.3
-13.1

4,102
3,791
317
244
738
556
690
385
860
199
127
184

14.4
13.3
1.1
0.9
2.6
2.0
2.4
1.4
3.0
0.7
0.4
0.6

26.1
25.3
34.2
28.2
51.2
54.4
9.6
17.8
8.3
15.2
165.6
2.2

3,981
3,665
298
272
710
515
694
403
774
240
113
203

13.1
12.1
1.0
0.9
2.3
1.7
2.3
1.3
2.6
0.8
0.4
0.7

17.0
16.3
5.0
14.9
27.7
28.8
2.1
19.6
17.3
60.9
26.4
26.2

4,847
4,475
289
246
784
657
1,043
429
1,028
229
142
229

14.8
13.7
0.9
0.8
2.4
2.0
3.2
1.3
3.1
0.7
0.4
0.7

25.8
23.0
14.8
24.3
25.4
79.8
29.1
22.7
-1.2
6.4
69.9
75.5

5,340
4,917
286
275
815
649
1,273
427
1,193
229
219
204

14.0
12.9
0.7
0.7
2.1
1.7
3.3
1.1
3.1
0.6
0.6
0.5

30.4
28.6
1.1
15.5
12.6
19.3
49.7
12.7
48.1
8.3
134.5
13.4

Table 2.4
NON OIL AND GAS IMPORTS VALUE BY BROAD ECONOMIC CATEGORIES (BEC)
(C&F, millions of USD)

Q1
Share Growth
Value
(%)
(%)

2009
Q2
Share Growth
Value
(%)
(%)

Q3
Share Growth
Value
(%)
(%)

Q4
Share Growth
Value
(%)
(%)

Q1
Share Growth
Value
(%)
(%)

Q2
Share Growth
(%)
(%)

16,406

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

38.5

27,485

100.0

35.7

30,296

100.0

36.8

1,243
253
307
32
74
139
168
242
28

7.6
1.5
1.9
0.2
0.5
0.8
1.0
1.5
0.2

2,175
286
585
167
132
280
336
362
27

8.5
1.1
2.3
0.6
0.5
1.1
1.3
1.4
0.1

47.5
22.5
81.2
206.2
49.7
35.6
49.0
15.9
-12.6

2,233
321
494
188
157
290
360
389
33

8.1
1.2
1.8
0.7
0.6
1.1
1.3
1.4
0.1

25.9
25.5
40.1
96.7
-21.5
11.6
45.0
31.3
-48.4

2,547
322
724
166
176
257
382
425
95

8.4
1.1
2.4
0.5
0.6
0.8
1.3
1.4
0.3

55.6
47.4
91.3
15.2
132.9
20.5
38.6
34.2
519.6

10,506
574
218
479
5,864
5
22
2,333
1,012

51.1 17,896
36.5
746
82.0
533
78.3 1,155
59.6 10,372
-4.5
6
73.5
45
36.9 3,565
22.6 1,474

69.6
2.9
2.1
4.5
40.4
0.0
0.2
13.9
5.7

47.4
-3.4
17.5
65.8
52.2
17.7
40.6
41.3
74.8

18,612
675
509
1,116
10,637
7
50
4,022
1,597

67.7
2.5
1.9
4.1
38.7
0.0
0.2
14.6
5.8

37.0
0.1
34.4
47.8
36.2
41.5
38.8
36.5
62.6

20,129
869
738
1,296
11,187
5
52
3,989
1,992

66.4
2.9
2.4
4.3
36.9
0.0
0.2
13.2
6.6

34.4
36.6
49.2
39.6
29.6
-4.8
-7.1
28.9
76.0

Commodities
Value
Import Total
I. Consumption Goods
112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household
122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household
510 - Passenger Motor Cars
522 - Transport Equipment, non-industrial
610 - Durable Consumption Goods
620 - Semi-durable Consumption Goods
630 - Non-durable Consumption Goods
700 - Goods Not Elsewhere Specified
II. Raw Materials & Auxiliary Goods
111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry
121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry
210 - Raw Materials (Primary), for Industry
220 - Raw Materials (Processed), for Industry
310 - Fuels & Lubricants (Primary)
322 - Fuels & Lubricants (Processed)
420 - Parts & Accessories for Capital Goods
530 - Parts & Accessories for Transport Equipment
III. Capital Goods
410 - Capital Goods (except Transport Equipment)
510 - Passenger Motor Cars
521 - Transport Equipment for Industry
IV. Others

-29.4 18,561
-39.8
12.2
-35.1
-73.2
-48.0
-47.4
-62.6
-32.2
-16.9

1,474
234
323
55
88
207
225
312
31

7.9
1.3
1.7
0.3
0.5
1.1
1.2
1.7
0.2

64.0
3.5
1.3
2.9
35.7
0.0
0.1
14.2
6.2

-36.9 12,142
-28.1
772
-15.8
453
-54.6
697
-39.4 6,816
0.6
5
-52.8
32
-28.7 2,524
-34.2
844

4,519
2,972
32
1,515

27.5
18.1
0.2
9.2

3.7
-11.9
-73.2
75.5

138

0.8

-8.5

-28.1 20,256
-37.5
2.0
-39.5
-62.4
-16.3
-43.1
-63.0
-14.0
175.9

2010

1,773
256
353
95
200
260
248
296
64

8.8
1.3
1.7
0.5
1.0
1.3
1.2
1.5
0.3

65.4
4.2
2.4
3.8
36.7
0.0
0.2
13.6
4.5

-34.6 13,589
-19.1
674
63.6
378
-48.2
755
-36.7 7,812
-10.9
5
-42.3
36
-28.7 2,947
-47.6
982

4,806
3,088
55
1,663

25.9
16.6
0.3
9.0

1.3
-19.3
-62.4
116.0

138

0.7

-14.3

-25.7 22,149
-34.8
3.5
-36.7
-26.9
125.5
-11.9
-75.8
-19.2
508.1

1,637
219
379
144
76
213
275
317
15

7.4
1.0
1.7
0.7
0.3
1.0
1.2
1.4
0.1

67.1
3.3
1.9
3.7
38.6
0.0
0.2
14.5
4.8

-27.3 14,978
-11.7
636
32.2
495
-44.4
929
-29.2 8,629
-47.5
5
-49.1
56
-18.5 3,096
-36.8 1,132

4,692
3,459
95
1,137

23.2
17.1
0.5
5.6

-16.5
-17.0
-26.9
-14.1

201

1.0

-4.7

-10.1 23,727
-14.6
47.9
1.6
75.2
1.7
5.1
-59.1
-1.0
-66.3

44.6 25,699
67.0
-4.0
102.5
460.3
40.9
115.9
60.2
27.5
81.1

Value

Q3
Share
(%)

Growth
(%)

Value

Q4*
Share
(%)

Growth
(%)

2,076
243
622
178
104
299
270
308
51

8.7
1.0
2.6
0.7
0.4
1.3
1.1
1.3
0.2

67.6
2.9
2.2
4.2
39.0
0.0
0.3
14.0
5.1

-9.3 15,873
-16.3
783
99.5
396
-15.8
854
-7.1 9,361
-71.9
5
27.9
38
-5.5 3,194
-36.3 1,241

66.9
3.3
1.7
3.6
39.5
0.0
0.2
13.5
5.2

5,294
3,705
144
1,445

23.9
16.7
0.7
6.5

-12.4
-13.6
75.2
-13.5

5,598
4,076
178
1,344

23.6
17.2
0.7
5.7

23.9
37.2
460.3
-11.3

5,465
4,175
167
1,123

21.3
16.2
0.6
4.4

13.7
35.2
206.2
-32.5

6,466
4,777
188
1,501

23.5
17.4
0.7
5.5

37.8
38.1
96.7
32.0

7,295
5,600
166
1,529

24.1
18.5
0.5
5.0

37.8
51.1
15.2
5.8

240

1.1

50.0

180

0.8

30.7

163

0.6

17.9

174

0.6

-13.5

324

1.1

35.3

* Provisional figures

51

Table 2.5
NON OIL AND GAS IMPORTS VOLUME BY BROAD ECONOMIC CATEGORIES (BEC)
(thousands of Tons)

Commodities
Import Total
I. Consumption Goods
112 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Household
122 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Household
510 - Passenger Motor Cars
522 - Transport Equipment, non-industrial
610 - Durable Consumption Goods
620 - Semi-durable Consumption Goods
630 - Non-durable Consumption Goods
700 - Goods Not Elsewhere Specified
II. Raw Materials & Auxiliary Goods
111 - Food & Beverages (Primary), Mainly for Industry
121 - Food & Beverages (Processed), Mainly for Industry
210 - Raw Materials (Primary), for Industry
220 - Raw Materials (Processed), for Industry
310 - Fuels & Lubricants (Primary)
322 - Fuels & Lubricants (Processed)
420 - Parts & Accessories for Capital Goods
530 - Parts & Accessories for Transport Equipment
III. Capital Goods
410 - Capital Goods (except Transport Equipment)
510 - Passenger Motor Cars
521 - Transport Equipment for Industry
IV. Others
* Provisional figures

52

2009
2010
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4*
Share Growt
Share Growth
Share Growth
Share Growt
Share Growt
Share Growt
Share Growt
Share Growt
Vol
Vol
Vol
Vol
Vol
Vol
Vol
Vol
(%) h (%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
h (%)
(%) h (%)
(%)
h (%)
(%)
h (%)
(%)
h (%)
10,239 100.0 -42.0 14,024 100.0
-20.1 15,373 100.0
-7.9 16,715 100.0
20.3 17,054 100.0
66.6 18,333 100.0
30.7 17,557 100.0
14.2 19,800 100.0
18.5
730
387
214
3
10
31
45
40
1

7.1
3.8
2.1
0.0
0.1
0.3
0.4
0.4
0.0

-34.6
3.2
-56.8
-72.5
-54.7
-39.2
-49.7
-43.7
-52.3

757
338
213
6
26
43
67
52
12

8,890
1,131
332
2,027
5,078
18
20
187
98

86.8
11.0
3.2
19.8
49.6
0.2
0.2
1.8
1.0

-44.0
-35.0
-3.3
-46.5
-45.9
-53.3
-47.8
-43.4
-56.1

12,684
1,965
978
2,915
6,482
22
25
188
109

90.4
14.0
7.0
20.8
46.2
0.2
0.2
1.3
0.8

-19.9
13.1
211.2
-20.8
-31.2
-8.5
-43.2
-52.0
-51.8

14,000
1,701
716
3,294
7,903
15
32
214
126

91.1
11.1
4.7
21.4
51.4
0.1
0.2
1.4
0.8

-6.1
25.9
90.0
-8.4
-11.5
-60.6
-31.1
-32.7
-51.1

15,203
1,643
820
3,833
8,425
12
53
264
152

619
327
3
289

6.0
3.2
0.0
2.8

-6.9
-30.3
-72.5
57.5

584
322
6
256

4.2
2.3
0.0
1.8

-10.7
-31.0
-58.0
47.7

593
344
10
239

3.9
2.2
0.1
1.6

-15.1
-29.3
-27.7
20.7

758
366
15
378

n.a

n.a

n.a

n.a

5.4
-28.9
2.4
3.0
1.5
-53.1
0.0
-58.0
0.2
24.9
0.3
-42.1
0.5
-33.1
0.4
-28.9
0.1 2,278.6

n.a

n.a

780
326
242
10
18
43
76
51
13

n.a

5.1
-27.9
2.1
-12.9
1.6
-42.8
0.1
-27.7
0.1
-3.7
0.3
-33.1
0.5
-35.8
0.3
-24.6
0.1 2,556.0

n.a

n.a

754
288
262
15
15
46
73
54
0

n.a

4.5
1.7
1.6
0.1
0.1
0.3
0.4
0.3
0.0

8.1 1,303
41.7
314
-5.1
771
69.1
18
27.8
18
12.2
47
-21.3
61
-7.4
74
-91.6
2

91.0
21.3 14,938
9.8
17.1 1,764
4.9 125.2
601
22.9
23.2 3,546
50.4
20.3 8,574
0.1 -74.8
19
0.3
81.9
28
1.6 -29.5
238
0.9 -24.6
169
4.5
13.8
2.2 -27.2
0.1
69.1
2.3 143.3
n.a

n.a

812
367
18
427
n.a

7.6
78.6 1,015
1.8 -18.9
343
4.5 261.0
423
0.1 430.4
16
0.1
85.3
26
0.3
52.4
66
0.4
35.5
84
0.4
83.0
56
0.0 196.6
1
87.6
10.3
3.5
20.8
50.3
0.1
0.2
1.4
1.0

68.0
56.0
81.1
75.0
68.8
9.5
38.1
26.9
72.6

16,560
1,774
774
4,134
9,265
29
36
372
176

4.8
31.1
2.2
12.3
0.1 430.4
2.5
47.8

757
446
16
296

n.a

n.a

n.a

5.5
34.2
1.9
1.6
2.3
98.5
0.1 171.6
0.1
0.9
0.4
53.5
0.5
25.0
0.3
8.7
0.0 -88.4
90.3
9.7
4.2
22.5
50.5
0.2
0.2
2.0
1.0

896
358
263
18
26
76
95
60
2

5.1
2.0
1.5
0.1
0.1
0.4
0.5
0.3
0.0

30.6 15,909
-9.7 1,612
-20.9
768
41.8 4,035
42.9 8,984
34.6
33
44.0
39
97.3
258
62.1
180

90.6
9.2
4.4
23.0
51.2
0.2
0.2
1.5
1.0

4.1
29.7
2.4
38.2
0.1 171.6
1.6
15.6
n.a

n.a

751
469
18
265
n.a

4.3
2.7
0.1
1.5
n.a

14.9
9.6
8.5
81.6
43.4
77.1
24.2
16.7
-86.8

1,400
374
747
16
27
65
102
66
2

7.1
1.9
3.8
0.1
0.1
0.3
0.5
0.3
0.0

85.6
29.8
184.8
6.2
77.0
41.2
39.6
22.6
437.1

13.6 17,524
-5.2 1,919
7.3 1,156
22.5 4,496
13.7 9,420
118.0
17
21.5
35
20.5
268
43.3
212

88.5
9.7
5.8
22.7
47.6
0.1
0.2
1.4
1.1

15.3
16.8
41.0
17.3
11.8
39.6
-34.3
1.8
39.4

4.4
2.7
0.1
1.7

15.7
45.5
6.2
-12.8

26.7
36.2
81.6
10.7
n.a

877
532
16
329
n.a

n.a

n.a

Table 2.6
NON OIL AND GAS IMPORTS VALUE BY COUNTRY OF ORIGIN
(C&F, millions of USD)

COUNTRY
TOTAL

2009
2010
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4*
Share Growth
Share Growth
Share Growth
Share Growth
Share Growth
Share Growth
Share Growth
Share Growth
Value
Value
Value
Value
Value
Value
Value
Value
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
16,406 100.0 -29.4 18,561 100.0 -28.1 20,256 100.0 -25.7 22,149 100.0 -10.1 23,727 100.0
44.6 25,699 100.0
38.5 27,485 100.0
35.7 30,296 100.0
36.8
97

0.6

-41.8

132

0.7

-53.1

204

1.0

-43.4

243

1.1

-31.9

227

1.0

134.8

326

1.3

147.7

339

1.2

66.3

270

0.9

11.4

AMERICA
USA
Western Hemesphere
Canada
Others

2,094
1,473
284
270
67

12.8
9.0
1.7
1.6
0.4

-24.1
-14.4
-51.4
-36.3
134.6

2,369
1,343
555
276
195

12.8
7.2
3.0
1.5
1.0

-27.9
-36.9
1.9
-51.6
360.2

2,321
1,280
738
256
47

11.5
6.3
3.6
1.3
0.2

-31.2
-42.9
27.8
-49.5
4.5

2,625
1,765
561
252
47

11.9
8.0
2.5
1.1
0.2

-16.9
-14.2
-16.9
-29.7
-31.1

2,386
1,608
453
275
50

10.1
6.8
1.9
1.2
0.2

14.0
9.2
59.8
1.6
-24.4

2,713
1,649
612
356
96

10.6
6.4
2.4
1.4
0.4

14.5
22.8
10.2
28.9
-50.5

3,356
2,168
804
325
60

12.2
7.9
2.9
1.2
0.2

44.6
69.4
8.9
27.1
26.7

3,636
2,016
1,219
316
85

12.0
6.7
4.0
1.0
0.3

38.5
14.2
117.2
25.5
83.1

ASIA
ASEAN
- Brunei Darussalam
- Malaysia
- Philipina
- Singapore
- Thailand
- Vietnam
- Myanmar
- Cambodia
ASIA EXCL.ASEAN
- Hongkong
- India
- Iraq
- Japan
- South Korea
- Pakistan
- China
- Saudi Arabia
- Taiwan
- Others

11,096
3,854
1
655
84
2,196
817
92
9
1
7,242
302
399
0
2,119
749
10
2,755
86
422
401

67.6
23.5
0.0
4.0
0.5
13.4
5.0
0.6
0.1
0.0
44.1
1.8
2.4
0.0
12.9
4.6
0.1
16.8
0.5
2.6
2.4

-31.0 12,601
-32.2 4,463
-68.0
1
-31.3
824
-54.2
124
-24.1 2,342
-46.4 1,058
-22.3
100
24.0
13
151.6
1
-30.4 8,138
-52.9
387
-39.1
516
240.8
0
-40.1 2,253
-33.2
951
-22.9
10
-15.6 3,112
-38.5
118
-37.0
473
8.9
317

67.9
24.0
0.0
4.4
0.7
12.6
5.7
0.5
0.1
0.0
43.8
2.1
2.8
0.0
12.1
5.1
0.1
16.8
0.6
2.5
1.7

-27.7 13,996
-25.5 5,076
-89.4
0
-19.5
851
-42.0
185
-22.2 2,644
-33.5 1,279
-25.2
110
6.4
4
-0.8
1
-28.9 8,921
-39.2
400
-27.5
549
194.1
0
-37.0 2,508
-29.7
961
-57.3
17
-18.1 3,526
-26.3
130
-37.3
483
-25.3
347

69.1 -24.2 15,205


25.1 -21.2 5,113
0.0
-7.2
0
4.2 -24.3
946
0.9
9.6
159
13.1 -17.8 2,436
6.3 -26.9 1,381
0.5 -36.9
184
0.0 -53.8
1
0.0
24.2
1
44.0 -25.8 10,091
2.0 -34.3
408
2.7 -22.9
634
0.0 48,301
0
12.4 -29.0 2,875
4.7 -27.2 1,105
0.1
35.4
26
17.4 -21.7 3,975
0.6 -24.5
127
2.4 -31.6
596
1.7 -23.6
344

68.6
23.1
0.0
4.3
0.7
11.0
6.2
0.8
0.0
0.0
45.6
1.8
2.9
0.0
13.0
5.0
0.1
17.9
0.6
2.7
1.6

-6.6 17,223
-0.8 5,897
-94.6
1
-13.7 1,081
-40.0
140
0.3 2,618
25.0 1,825
-13.1
218
-96.2
10
-95.1
1
-9.3 11,326
-17.6
340
-49.8
638
-99.2
0
-27.2 3,592
8.6 1,206
-41.5
18
9.7 4,234
-27.2
285
-5.0
644
-58.0
369

72.6
24.9
0.0
4.6
0.6
11.0
7.7
0.9
0.0
0.0
47.7
1.4
2.7
0.0
15.1
5.1
0.1
17.8
1.2
2.7
1.6

55.2 18,668
53.0 5,824
-13.5
3
65.2 1,146
67.4
201
19.2 2,335
123.4 1,915
137.1
209
12.8
12
-57.7
1
56.4 12,844
12.4
463
59.9
655
31.1
0
69.5 4,077
61.1 1,448
82.9
12
53.7 4,859
232.0
161
52.7
739
-7.8
429

72.6
22.7
0.0
4.5
0.8
9.1
7.5
0.8
0.0
0.0
50.0
1.8
2.6
0.0
15.9
5.6
0.0
18.9
0.6
2.9
1.7

48.1 19,247
30.5 5,806
327.2
1
39.1 1,044
62.2
172
-0.3 2,508
81.1 1,846
107.8
228
-11.4
5
46.3
2
57.8 13,440
19.5
487
26.9
597
-0.7
0
80.9 4,537
52.2 1,374
22.0
12
56.2 5,120
36.3
133
56.3
734
35.4
446

70.0
21.1
0.0
3.8
0.6
9.1
6.7
0.8
0.0
0.0
48.9
1.8
2.2
0.0
16.5
5.0
0.0
18.6
0.5
2.7
1.6

37.5 21,469
14.4 6,392
355.0
3
22.6 1,253
-6.8
159
-5.2 2,620
44.4 1,880
107.1
471
37.2
5
110.0
2
50.7 15,077
21.9
554
8.8
862
44.4
0
80.9 4,681
42.9 1,570
-32.9
30
45.2 5,858
2.5
185
52.1
837
28.5
500

70.9
21.1
0.0
4.1
0.5
8.6
6.2
1.6
0.0
0.0
49.8
1.8
2.8
0.0
15.5
5.2
0.1
19.3
0.6
2.8
1.7

41.2
25.0
623.9
32.4
-0.2
7.5
36.2
156.1
534.9
126.3
49.4
35.8
36.1
-48.3
62.8
42.0
11.9
47.4
45.6
40.4
45.3

AFRICA

AUSTRALIA & OCEANIA


EUROPE
EUROPEAN COMMUNITY
- Belgium
- France
- Germany
- Italy
- Netherlands
- United Kingdom
- Others
Russia
Others

783

4.8

-29.9

1,032

5.6

-19.1

1,158

5.7

-18.4

1,141

5.2

22.0

1,169

4.9

49.3

1,179

4.6

14.2

1,242

4.5

7.3

1,405

4.6

23.2

2,337
1,897
97
297
519
183
128
185
487
118
321

14.2
11.6
0.6
1.8
3.2
1.1
0.8
1.1
3.0
0.7
2.0

-24.5
-20.4
-16.0
-18.3
-31.0
-23.0
-17.9
-14.5
-9.8
-51.5
-31.3

2,427
2,190
106
413
556
184
111
209
611
61
176

13.1
11.8
0.6
2.2
3.0
1.0
0.6
1.1
3.3
0.3
0.9

-31.5
-17.5
-31.8
67.7
-31.7
-38.0
-30.7
-9.9
-18.6
-84.2
-65.0

2,577
2,170
114
457
618
166
141
153
522
126
279

12.7
10.7
0.6
2.3
3.1
0.8
0.7
0.8
2.6
0.6
1.4

-29.1
-23.2
-43.2
50.7
-33.2
-37.4
-19.0
-45.6
-22.7
-55.6
-47.2

2,936
2,321
121
473
651
208
169
189
510
253
362

13.3
10.5
0.5
2.1
2.9
0.9
0.8
0.9
2.3
1.1
1.6

-25.0
-30.8
-34.6
-37.2
8.9
-34.3
-70.8
-35.6
-18.7
1.6
16.4

2,722
2,059
119
198
659
215
160
197
511
259
404

11.5
8.7
0.5
0.8
2.8
0.9
0.7
0.8
2.2
1.1
1.7

16.5
8.6
23.5
-33.5
26.9
17.1
24.8
6.5
4.9
119.2
25.7

2,814
2,269
153
212
701
223
148
268
562
180
365

10.9
8.8
0.6
0.8
2.7
0.9
0.6
1.0
2.2
0.7
1.4

15.9
3.6
43.6
-48.6
26.2
21.5
34.0
28.4
-8.0
196.9
107.0

3,301
2,498
135
359
743
227
159
221
655
382
421

12.0
9.1
0.5
1.3
2.7
0.8
0.6
0.8
2.4
1.4
1.5

28.1
15.1
18.8
-21.5
20.3
36.4
12.3
45.1
25.4
204.2
51.0

3,514
2,765
136
434
888
245
167
204
691
401
349

11.6
9.1
0.4
1.4
2.9
0.8
0.6
0.7
2.3
1.3
1.2

19.7
19.1
12.0
-8.2
36.4
17.9
-1.4
8.0
35.6
58.5
-3.7

* Provisional figures

53

Table 3.1
TRAVEL INFLOWS
Growth

Growth

Main Gates

Other Gates

Total

Value

y.o.y

y.t.d

(number of people)

(number of people)

(number of people)

(In millions of USD)

(1)
2004

(2)
4,541,165

(3)
779,941

(4) = (2)+(3)
5,321,106

(5)
4,798

(%)
(6)
18.8

(%)
(7)
18.8

2005
Q1
Q2
Q3
Q4

4,074,354
1,003,616
1,045,871
1,183,757
841,110

927,747
215,625
228,421
239,116
244,585

5,002,101
1,219,241
1,274,292
1,422,873
1,085,695

4,522
1,102
1,152
1,286
981

-5.8
0.8
-0.8
-4.7
-17.8

-5.8
0.8
0.0
-1.8
-5.8

2006
Q1
Q2
Q3
Q4

3,977,482
871,817
1,023,099
1,038,857
1,043,709

893,869
204,589
227,472
233,972
227,836

4,871,351
1,076,406
1,250,571
1,272,829
1,271,545

4,448
983
1,142
1,162
1,161

-1.6
-10.8
-0.9
-9.6
18.3

-1.6
-10.8
-5.7
-7.2
-1.6

2007
Q1
Q2
Q3
Q4

4,541,458
1,001,697
1,142,077
1,215,723
1,181,961

964,301
213,289
242,394
258,803
249,815

5,505,759
1,214,986
1,384,471
1,474,526
1,431,776

5,346
1,180
1,344
1,432
1,390

20.2
20.0
17.7
23.2
19.7

20.2
20.0
18.8
20.3
20.2

2008
Q1
Q2
Q3
Q4

5,237,470
1,190,102
1,264,023
1,397,827
1,385,519

1,191,556
260,861
273,231
329,773
327,691

6,429,026
1,450,963
1,537,254
1,727,600
1,713,210

7,377
1,663
1,771
1,975
1,969

38.0
41.0
31.7
37.9
41.6

38.0
41.0
36.0
36.7
38.0

2009
Q1
Q2
Q3
Q4

5,756,050
1,309,381
1,430,543
1,506,690
1,509,435

695,716
154,904
159,608
164,162
217,043

6,451,766
1,464,285
1,590,151
1,670,852
1,726,478

5,598
1,228
1,368
1,489
1,513

-24.1
-26.1
-22.7
-24.6
-23.2

-24.1
-26.1
-24.4
-24.5
-24.1

2010*
Q1
Q2
Q3
Q4

6,690,619
1,509,165
1,677,517
1,706,154
1,797,784

598,869
132,952
122,817
175,053
168,047

7,289,488
1,642,117
1,800,334
1,881,207
1,965,830

6,981
1,687
1,565
1,810
1,918

24.7
37.3
14.4
21.6
26.8

24.7
37.3
25.3
23.9
24.7

Period

* Provisional figures

54

Table 3.2
TRAVEL OUTFLOWS

Period

1)

Number of People
Hajj
Pilgrimage
Other Gates
(3)
(4)
101,061
204,945

Value

Growth Growth

Hajj

y.o.y

y.t.d

Total1)

Pilgrimage

Value1)

(%)

(%)

(5) = (2)+(3)
3,837,497

(6)
452

(7)
3,507

(8)
13.8

(9)
13.8

(1)
2004

Main Gates
(2)
3,736,436

2005
Q1
Q2
Q3
Q4

4,106,225
948,509
991,334
1,024,447
1,141,935

105,288
24,321
25,419
26,268
29,280

267,501
205,382
0
0
62,119

4,211,513
972,830
1,016,753
1,050,715
1,171,215

511
394
0
0
117

3,584
992
792
819
981

2.2
-6.3
14.5
-1.9
6.5

2.2
-6.3
1.9
0.7
2.2

2006
Q1
Q2
Q3
Q4

4,261,998
953,983
1,081,620
1,082,682
1,143,713

705,405
198,417
192,710
162,702
151,576

207,064
144,945
0
0
62,119

4,967,403
1,152,400
1,274,330
1,245,384
1,295,289

466
272
0
0
194

4,030
1,026
954
932
1,118

12.4
3.4
20.4
13.8
14.0

12.4
3.4
11.0
11.9
12.4

2007
Q1
Q2
Q3
Q4

4,594,582
1,055,961
1,105,288
1,146,177
1,287,156

563,859
169,520
142,136
127,774
124,429

209,319
104,660
0
0
104,660

5,158,441
1,225,481
1,247,424
1,273,951
1,411,585

515
195
0
0
320

4,904
1,188
1,106
1,130
1,479

21.7
15.8
16.0
21.3
32.3

21.7
15.8
15.9
17.6
21.7

2008
Q1
Q2

4,597,967
1,077,171
1,167,747

887,954
240,441
212,345

259,564
41,864
0

5,485,921
1,317,612
1,380,092

516
80
0

5,554
1,310
1,330

13.3
10.2
20.3

13.3
10.2
15.1

Q3
Q4

1,193,452
1,159,597

214,697
220,471

0
217,700

1,408,149
1,380,068

0
436

1,357
1,557

20.1
5.3

16.7
13.3

2009
Q1
Q2
Q3
Q4

5,177,588
1,026,173
1,201,882
1,304,510
1,645,024

764,583
165,796
171,603
190,976
236,208

207,753
0
0
0
207,753

5,942,172
1,191,969
1,373,485
1,495,486
1,881,231

506
0
0
0
506

5,316
1,000
1,152
1,254
1,910

-4.3
-23.7
-13.4
-7.6
22.7

-4.3
-23.7
-18.5
-14.8
-4.3

2010*
Q1
Q2
Q3
Q4

5,746,848
1,285,842
1,437,146
1,532,184
1,491,676

529,617
127,207
135,975
136,895
129,540

211,000
0
0
0
211,000

6,276,465
1,413,049
1,573,121
1,669,079
1,621,216

490
0
0
0
490

6,428
1,338
1,493
1,526
2,071

20.9
33.8
29.6
21.7
8.4

20.9
33.8
31.5
27.9
20.9

Including hajj pilgrimage

* Provisional figures

55

Table 4
STOCK OF DEBT SECURITIES OWNED BY NON RESIDENTS
(millions of USD)

2008

Securities
Q1

Q2

2009
Q3

Q4

Q1

Q2

2010*
Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

A. Private Sector
1 Bonds

361

200

185

250

298

249

254

287

186

113

292

700

2 Medium Term Notes

300

367

361

231

228

230

228

239

238

240

243

243

3 Floating Rate Notes

4 Commercial Papers

15

19

15

19

19

19

19

19

19

19

10

10

1,524

1,488

1,618

1,410

1,412

1,410

1,421

1,414

1,417

1,413

1,408

1,375

2,200

2,075

2,180

1,910

1,957

1,908

1,922

1,958

1,861

1,786

1,954

2,328

1 Govt. Bond (Rp. Denomination)/SUN

8,760 10,200 11,171

8,001

6,897

8,524

9,630 11,489 14,532 17,842 20,424 21,772

2 Govt. Bond (Foreign Exch. Denomination)

8,320 10,446 10,446 10,446

1,366 13,964 14,354 14,343 16,199 16,219 16,423 16,989

3 SBI

3,330

1,428

5 Promissory Notes
Total

B. Public Sector

Total
*

56

Provisional figures

3,643

2,157

772

20,410 24,289 23,774 19,218

2,025

3,772

4,700

6,927

4,602

7,247

6,109

9,691 24,513 27,756 30,532 37,658 38,663 44,094 44,870

Anda mungkin juga menyukai