Anda di halaman 1dari 7

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,

pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Menurut Nasikun (1995), kondisi yang sesungguhnya harus dipahami mengenai kemiskinan : Kemiskinan adalah sebuah fenomena multifaset, multidimensional, dan terpadu. Hidup miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan, dan papan. Hidup dalam kemiskinan seringkali juga berarti akses yang rendah terhadap berbagai ragam sumberdaya dan aset produktif yang sangat diperlukan untuk dapat memperoleh sarana pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yang paling dasar tersebut, antara lain: informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan kapital. Lebih dari itu, hidup dalam kemiskinan sering kali juga berarti hidup dalam alienasi, akses yang rendah terhadap kekuasaan, dan oleh karena itu pilihan-pilihan hidup yang sempit dan pengap. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Dalam masyarakat modern, kemisikinan biasanya disamakan dengan masalah kekurangan uang. Kemiskinan juga dapat dibedakan menjadi tiga pengertian, yaitu : 1. Kemiskinan relative. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. 2. Kemiskinan cultural. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya. 3. Kemiskinan absolut. Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuha dasar. Mereka hidup dibawah tingkat pendapatan minimum atau dibawah garis kemiskinan internasional. Menurut Ginanjar (1997), kemiskinan absolut : Kondisi kemiskinan yang terburuk yang diukur dari tingkat kemampuan keluarga untuk membiayai kebutuhan yang paling minimal untuk dapat hidup sesuai dengan martabat hidup sesuai dengan martabat kemanusiaan B. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan

Di dalam suatu negara, pastilah terdapat tantangan besar di dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu tantangan tersebut adalah kemiskinan. Di Indonesia sendiri, terdapat begitu banyak masyarakat yang terjerat dalam kemiskinan. Hal ini tentu saja tidak di inginkan oleh masyarakat Indonesia. Semua akibat tentunya terdapat sebabnya. Seperti kemiskinan ini, tidak terjadi begitu saja. Namun, hal ini terjadi mungkin dikarenakan faktor-faktor dalam masyarakat itu sendiri. Kemiskinan sendiri mempunyai arti suatu keadaan di mana seseorang itu kekurangan bahan-bahan keperluan hidup. Dari pengertian tersebut, dapat kita analisis sebab atau faktor-faktor yang menjadi penyebab kemiskinan tersebut. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kemiskinan antara lain : a. Tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata rendah. b. Cara berpikir yang masih tradisional dan konservatif. c. Apatis dan anti hal-hal baru. d. Mentalitas dan etos kerja yang kurang baik. e. Keadaan alam yang kurang mendukung. f. Keterisoliran secara geografis dari pusat. g. Tiadanya potensi atau produk andalan. h. Rendahnya kinerja dan budaya korup aparatur pemerintah daerah. Dan di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim. Yang antara lain adalah: a. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global. Yang penting digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan perkapita: a) Naiknya standar perkembangan suatu daerah. b) Politik ekonomi yang tidak sehat. c) Faktor-faktor luar neger, diantaranya: *Rusaknya syarat-syarat perdagangan *Beban hutang *Kurangnya bantuan luar negeri, dan *Perang d. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata. Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para

warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara. Dewasa ini, penting bagi setiap warga negara beserta pemerintah untuk saling bekerjasama memfokuskan perhatian mereka dalam memberantas kemiskinan yang terjadi terutama pada masyarakat pedesaan dimana mereka banyak menghadapi dan dihadapi oleh beragam masalah yang terjadi, diantaranya adalah kurangnya peran serta pemerintah secara nyata dalam mengurus kepentingan dan kebutuhan masyarakat pedesaan, wilayah tempat tinggal mereka yang terisolasi baik terhadap dunia luar maupun terhadap akses-akses yang seharusnya mereka nikmati sebagai fasilitas negara terutama akses akan sumber daya terlebih pendidikan, sehingga berdampak pada pertumbuhan dan kemajuan desa menjadi relatif lambat. Selain itu, mereka berpandangan sempit bahwa pendidikan bukanlah segalanya. Hal ini, menyebabkan mereka mengalami krisis motivasi dan keinginan akan kebutuhan pendidikan yang berujung pada rendahnya kualitas dan kuantitas pendidikan di tingkat masyarakat pedesaan. Maka dari itu, diperlukan pula usaha dalam meningkatkan kesadaran masyarakat pedesaan akan pentingnya pendidikan dalam menyiapkan generasi yang berkualitas untuk kepentingan masa depan desa yang terkait dengan eksistensi serta keberlangsungan hidup dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan yang berkelanjutan baik bagi masyarakat di pedesaan pada khususnya maupun bangsa pada umumnya, hingga menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan mereka dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi. Dalam usaha memberantas kemiskinan yang terjadi, terlebih yang dialami oleh masyarakat pedesaan selama ini menimbulkan suatu cambukan dasyat bagi seluruh masyarakat Indonesia dan pemerintahan untuk melakukan berbagai upaya-upaya dalam rangka memberantas kemiskinan dan meningkatkan kesadaran mereka akan kebutuhan pendidikan. Pemerintah pun tampaknya sudah mulai sadar bahwa salah satu yang menjadi kendalanya adalah kesenjangan dan ketidakadilan. Sehingga, upaya-upaya penanggulangan dalam mengentaskan kemiskinan pada masyarakat pedesaan ini dapat diselesaikan melalui upaya pendidikan dan pelatihan, yaitu dengan mendidik dan memberdayakan masyarakat baik miskin maupun tidak miskin Peranan bidang pendidikan merupakan salah satu upaya pembangunan dalam memberantas kebodohan dan diharapkan mampu memberantas kemiskinan yang terjadi serta dapat meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakatnya, terlebih masyarakat di pedesaan yang tingkat kesejahteraan hidupnya cukup rendah dibandingkan masyarakat disekitar perkotaan yang mudah dan serba cepat dalam mengakses sumber daya yang tersedia. Dalam pencapaiannya, upaya lain yang dilakukan untuk mendukung tercapainya pemberantasan kemiskinan melalui partisipasi masyarakat untuk bergotong royong dan saling membantu dalam melakukan pemberdayaan secara terpadu, berkelanjutan dengan sasarannya yang jelas. Pada kenyataannya, masih banyak masyarakat Indonesia khususnya mereka yang berada di pedesaan belum mengenyam pendidikan. Padahal, secara bersama-sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya mencerdaskan bangsa. 1.2. Perumusan Masalah Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang dapat dirumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian pendidikan dan manfaat pendidikan bagi masyarakat pedesaan serta kendala-kendala pada bidang pendidikan? 2. Bagaimana pendidikan dalam mengentaskan kemiskinan pada masyarakat pedesaan? 1.3. Tujuan Penulisan Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :. 1. Mengetahui pengertian pendidikan dan manfaat pendidikan bagi masyarakat pedesaan serta kendalakendala yang terjadi pada bidang pendidikan. 2. Mengetahui upaya pendidikan dalam mengentaskan kemiskinan terutama pada masyarakat pedesaan. 1.4. Manfaat Penulisan Adapun penggunaan penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai definisi masyarakat dan definisi desa yang lebih mendalam dari beberapa ahli serta bagaimana karakteristik masyarakat desa. Mengetahui pengertian pendidikan dan manfaat pendidikan bagi masyarakat pedesaan serta mengetahua kendala-kendala apa saja yang terjadi dan yang dihadapi dalam bidang pendidikan. Mengetahui apa saja upaya yang dilakukan dalam rangka mengentaskan kemiskinan yang terjadi pada masyarakat pedesaan. Manfaat lain dari penulisan ini adalah untuk pemahaman lebih lanjut mengenai teori menulis ilmiah dan dapat digunakan sebagai literatur untuk menambah informasi terutama yang berhubungan dengan pendidikan dalam upaya mengentaskan kemiskinan masyarakat pedesaan. 2.3 Karakteristik Masyarakat Desa Masyarakat desa memiliki ekosistem yang natural dan belum banyak terpengaruh oleh selera manusia, berbeda dengan masyarakat kota dengan suatu ekosistem yang bercirikan artificial dimana sudah tidak alamiah dan banyak dipengaruhi oleh selera manusia. BAB II PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN MANFAAT PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT PEDESAAN SERTA KENDALA PADA BIDANG PENDIDIKAN 3.1 Pengertian Pendidikan Pada dasarnya, pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat pedesaan lebih terbuka dan akses terhadap pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pengertian pendidikan pun mengalami perkembangan. Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsurunsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya. Bahkan, telah disebutkan pula pengertian pendidikan berdasar UU Nomor 20 tahun 2003, yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini diperkuat pula oleh UU Nomor 2 tahun 1989, yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

3.2 Manfaat Pendidikan Bagi Masyarakat Pedesaan Manfaat pendidikan bagi masyarakat pedesaan sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan masyarakat pedesaan dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan penindasan. Selain itu, pendidikan yang baik seharusnya berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat desa khususnya guna menghadapi masa depan. Pendidikan difokuskan melalui sekolah, pesantren, kursus-kursus yang didirikan di pedesaan yang masyarakatnya masih buta akan ilmu. Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesajahteraan hidup yang berkelanjutan. 3.3 Kendala Pada Bidang Pendidikan Salah satu kendala yang telah disadari oleh pemerintah dalam bidang pendidikan di tanah air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses terutama pendidikan. Hal ini yang menyebabkan kesadaran masyarakat di desa sangat kurang dan tidak antusias serta memahami akan pentingnya pendidikan. Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu: 1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah, 2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya, 3. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya, 4. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien. Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah. BAB IV PENDIDIKAN DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN PADA MASYARAKAT PEDESAAN 4.1 Pendidikan Dalam Mengentaskan Kemiskinan Pada Masyarakat Pedesaan Masyarakat pedesaan sudah mengenali pendidikan pada saat jaman penjajahan, hanya saja pendidikan ini sulit diakses bagi tiap masyarakat terutama yang berdomisili di pedesaan, karena selain masalah biaya dan status sosial yang dipandang rendah Beragam upaya yang dilakukan dalam mengusahakan pendidikan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masyarakat pedesaan khususnya, juga dilakukan gebrakan dengan mengumumkan program dan kegiatan pengentasan kemiskinan yang bersifat komprehensif dan terpadu dalam mengurangi jumlah penduduk miskin menjadi separuh pada akhir lima tahun yang akan datang. Upaya penanggulangan kemiskinan secara komprehensif dan berkelanjutan dengan memberikan perhatian yang tinggi pada bidang pendidikan, menempatkan manusia tidak hanya sebagai sasaran, tetapi terlebih sebagai aktor yang sangat penting peranannya. Aktor, masyarakat yang miskin ini harus mendapatkan motivasi yang tinggi untuk belajar dan bekerja keras agar menghasilkan masyarakat yang

sadar akan pentingnya pendidikan sehingga menambah masyarakat berpengetahuan yang akan meningkatkan kesejahteraan dan berdampak pada pengentasan kemiskinan. Program untuk menanggulangi kemiskinan bagi aktor-aktor yang tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonominya sangat rendah harus dirancang dengan menempatkan aktor yang bersangkutan sabagai titik sentral utamanya. Kesadaran akan pentingnya pendidikan, mendorong pula pemerintah untuk mencanangkan kewajiban belajar 9 tahun bagi seluruh rakyatnya demi memajukan kehidupan sosial pedesaan dan nasional, dimana dalam pencapaiannya membutuhkan kerjasama antara keluarga dan masyarakat untuk berperanserta bersama Pemerintah dalam mewujudkan berlakunya wajib belajar 9 tahun seawal mungkin dalam periode Pelita VI. Pencanangan wajib belajar 9 tahun oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang tercantum dalam penjelasan Pasal 25 ayat (1) UU No.2 Tahun 1989, bahwa Pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan Pemerintah, yang berlaku juga dalam hal pembiayaan. Pembangunan bidang pendidikan di Indonesia memiliki kerangka umum (legal framework) yang kuat sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan, bahwa Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pengentasan kemiskinan terutama pada masyarakat pedesaan, dimana akses mereka terhadap pendidikan sangat terbatas. Di samping itu, kesadaran akan pentingnya dalam mengenyam pendidikan masaih sangat rendah dalam masyarakat di pedesaan yang terisolasi. Masyarakat yang miskin ini harus mendapatkan motivasi yang tinggi untuk belajar dan bekerja keras agar menghasilkan masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan sehingga menambah masyarakat berpengetahuan yang akan meningkatkan kesejahteraan dan berdampak pada pengentasan kemiskinan. Sehingga, untuk mewujudkannya diperlukan kerjasama para pihak terkait dalam pemerataan mengakses pendidikan bagi seluruh masyarakat terutama masyarakat pedesaan dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan meningkatkaan kesejahteraan yang berkelanjutan. 5.2 Saran Saran yang dapat penulis berikan antara lain : 1. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan pendidikan pada masyarakat pedesaan. 2. Masyarakat pedesaan sebaiknya sadar dan aktif dalam mencari informasi dan mengenyam pendidikan sedini mungkin. 3. Masyarakat ikut berpartisipasi bersama pemerintah dalam mewujudkan pemerataan akses pendidikan dalam usaha mengentaskan kemiskinan pada masyarakat pedesaan khususnya dan desa besarta negara pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Freire, Paulo. 2000. Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta : LP3ES. Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hassan, Fuad. 1995. Dimensi Budaya dan Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta : Balai Pustaka.

Mutakin, Awan dan Pasya, Gurniwan Kamil. 2003. Dinamika Masyarakat Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sastrapratedja, M dkk. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.. Suyono, Haryono. 2005. Menyegarkan Gerakan Keluarga Sejahtera Mandiri. Jakarta: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri. Suyono, Haryono. 2006. Pemberdayaan Masyarakat: Mengantar Manusia Mandiri, Demokratis dan Berbudaya. Jakarta: Khanata. Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan: Konsep, Strategi, dan Aplikasi. Jakarta : Grasindo. Utomo, Bambang S dan Murdianto. 2003. Modul Mata Kuliah: Sosiologi Pedesaan. Bogor: Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai