Anda di halaman 1dari 27

OSTEOPOROSIS

Disusun oleh Andry kurniawan (1102005021) Pembimbing : Dr. Athyah Sulistiani, SpOT

DEFINISI
Osteoporosis merupakan suatu keadaan penurunan massa tulang yang dapat menyebabkan fraktur traumatik atau atraumatik Menurut WHO osteoporosis merupakan penurunan massa tulang 2,5 SD dibawah rata-rata orang dewasa normal dengan ras dan jenis kelamin yang sama

PATOFISIOLOGI

Bone remodelling memiliki dua fungsi (1) memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil (2) mensuplai calcium untuk tulang yang kemudian akan menjaga konsentrasi serum calcium.

Bone remodelling juga diatur oleh beberapa hormon antara lain estrogen, androgen, vitamin D, dan hormon paratiroid (PTH). Faktor lain yang juga mempengaruhi bone remodelling adalah nutrisi dan aktifitas fisik. pada usia 30-45 tahun keseimbangan antara penghancuran dan pembentukan mulai terganggu

ADA 4 FAKTOR YANG MEMEGANG PERANAN


1

PEAK BONE MASS AT MATURITY

AGE RELATED BONE LOSS


POST MENAPAUSAL BONE LOSS RISK FACTORS

Kurva Peak Bone Mass



osteoporosis

0 thn

14 thn Osteoblast Osteoclast

30 thn

55 thn

PEAK BONE MASS AT MATURITY


Merupakan Puncak Kepadatan Massa Tulang yang dipengaruhi oleh Faktor2 : 1. NUTRITIONAL. 2. PHYSICAL ( ACTIVITY STATUS / EXERCISE ). 3. LIFE STYLE (ALCOHOL, CIGARETTE, CAFFEINE) 4. CHRONIC DISEASE 5. IATROGENIC (STEROID, ANTICONVULSANT ). 6. GENETIC ( FAMILIAL ).

AGE-RELATED BONE LOSS

Mulai pada umur 30 tahun pada laki-laki maupun perempuan dan terus menerus sampai 20-30 tahun sampai 20-30 tahun sebab pembentukan tulang lebih kecil dari perusakan tulang
BONE LOSS RATA-RATA 0,5 % PER TAHUN DAN MAXIMAL 10 %.

POSTMENOPAUSAL BONE LOSS


1.

TERJADINYA TRABECULAR BONE LOSS UMUMNYA PADA 2 - 10 TAHUN SESUDAH MENOPAUSE, DENGAN DITANDAI DENGAN KENAIKAN RESORBSI TULANG KARENA HORMON ESTROGEN YANG MENURUN. LEVEL ESTROGEN MENURUN TINGGAL 20 35 % dari LEVEL MASA Reproduktif.

2.

RISK FACTOR :

GENETIC : 1. WANITA LEBIH CEPAT DARI LAKI-LAKI 2. ETNIC ASIAN LEBIH TINGGI. 3. FAMILY HISTORY OF OSTEOPOROSIS.

LIFE STYLE : 1. CALSIUM INTAKE YANG RENDAH. 2. ALKOHOL . 3. CIGARETTE SMOKING. 4. CAFFEINE USE. 5. TIDAK PERNAH OLAH RAGA

RISK FAKTORS
MEDICAL

: Menopause Dini Gonadal hormon menuru Gangguan Resorbsi di Usus Chronic lever / kedney disease

IATROGENIC:

Corticosteroid Thyroid hormon Chronic Heparin Therapy Radiotherapy pada tulang. Anticonculsan yang lama. Deuritica

KLASIFIKASI
OSTEOPOROSIS PRIMER ADA 2 TIPE : OSTEOPOROSIS PASCA MENOPAUSE. OSTEOPOROSIS SENILIS. OSTEOPOROSIS SEKUNDER ADALAH OSTEOPOROSIS YANG DISEBABKAN OLEH PENYAKIT LAIN SEPERTI METABILIK , KEGANASAN

DIAGNOSIS
Sebagai thief in the night, asimptomatik. Anamnesa : - Ras, Sex dan umur - Status Kesehatan - Gaya hidup - Aktivitas fisik (olah raga) - Penyakit yang disebabkan penggunaan obat2an

Pem laboratorium
Petanda untuk osteoblast : osteokalsin, prokolagen I peptida dan alkali fosfatase total serum Petanda untuk osteoclast : dioksipiridinolin (D-pyr), piridinolin (Pyr) Tartate Resistant Acid Phosfotase (TRAP), kalsium urin, hidroksisiprolin dan hidroksi glikosida

Penilaian densitas tulang

Radiologik Radioisotop QCT (Quantitative Computerised Tomography) MRI (Magnetic Resonance Imaging) QUS (Quantitative Ultrasound) Densitometer (X-ray absorpmetry)

Radiologi

Densitometry: Kriteria WHO BMD atau BMC Kriteria


Normal Nilai BMD < -1 SD di bawah nilai rata2 dewasa muda

Osteopenia Nilai BMD -1 -2.5 SD dibawah nilai rata2


Osteoporosis Nilai BMD > -2.5 SD di bawah nilai rata2

Osterporosis Nilai BMD > -2.5 SD di bawah nilai rata2 berat + ada 1 fraktur karena osteoporosis

Skema representative dari interpretasi DXA data densitas tulang : T score derajat bone loss Resiko Fraktur 0 - -1 None None -1- -2 Moderete Small -2- -3 Severe Moderete > -3 Very severe Severe

Fraktur
mid thoracic vertebral

lumbar vertebral

Total vertebra 45%

distal radius (Colles) / pergelangan tangan 16%

hip / panggul 16% Sisanya: pelvis, lengan atas, rusuk

TERAPI PREVENTIVE OSTEOPOROSIS


DIBAGI MENJADI 3 TAHAP I. Semasa pertumbuhan dimana diharapkan dpt dicapai PEAK BONE MASS. II. Tahap mulai proces degenerasi dan terjadi OSTEOPENIA III. Tahap mulai terjadi OSTEOPOROSIS

TAHAP I.

Yang berperan adalah Gizi, Aktivitas , Gaya Hidup , Obat2 an / Iatrogenic factors

TAHAP II.
Pencegahan dilakukan seperti pada Tahap I Pada tahap ini yang paling penting dilakukan Pemeriksaan Klinis, Laboratoris , X Ray ,Kepadatan massa tulang ( Densitometri )dan perlu mulai obat2 an untuk mencegah kehilangan massa tulang dan obat2an yang merangsang pembentukan tulang.

TAHAP III

Pencegahan dilakukan seperti pada Tahap I dan II. Bila terjadi fraktur usahakan agar tidak terlalu lama immobilisasi dengan menggunakan support dengan Brace / Gips atau Tindakan pembedahan.

Pengobatan Osteoporosis:
Tahap I : Maximalkan Peak Bone Mass Gizi ,Kegiatan fisik dan Gaya hidup. Mengurangi obat2an yang menimbulkan osteoporosis.

Tahap II : Osteopenia Menegakkan diagnose dini pada penderita wanita dengan terapi hormone ( HRT ) atau pengganti HRT dengan Laroxifene / SERM ( Selective Estrogen Receptor Modulator ) dan Biphosphonate.

Tahap III : Osteoporosis


Hindari factor risiko dengan menggunakan obat2an. Obat2an yang diberikan sekarang ialah : Calcitonin Calcitriol Biphosphonat Ossopan Calcium preparat Hormon Anabolik HRT/SERM (Selective Estrogen Receptor Modulator

Osteoporosis

Kebutuhan Ca dan Vit D Calsium : 1500 mg/hari Vitamin D : 500 mg/hari Calsitonin ( myacalcic: Nasal spray: 200 mg/hari)

Healthy spine

Kyphotic spine

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai