Anda di halaman 1dari 11

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007

ISSN 0854 5561

MODIFIKASI SISTEM KONTROL CHILLER 003A INSTALASI RADIOMETALURGI


Darma Adiantoro

ABSTRAK MODIFIKASI SISTEM KONTROL CHILLER 003A INSTALASI RADIOMETALURGI. Dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan sistem kontrol secara terintegrasi pada sebuah modul mikroprosesor yang dapat membaca dan mengendalikan mesin pendingin secara otomatis. Kontrol mekanik yang berfungsi untuk memonitor suhu air, tekanan oli dan tekanan refrigeran mudah mengalami kerusakan sehingga perlu diganti dengan mikroprosesor. Mikroprosesor menggunakan tranduser, NTC dan Trafo arus sebagai sensor yang dapat mengubah besaran fisis menjadi besaran listrik yang kemudian diolah menjadi besaran yang dapat dibaca pada tampilan seven segment. Kontrol hasil modifikasi yang berbasis mikroprosesor terdiri dari empat buah modul yang diuji dengan cara melakukan pengujian permodul melalui pengukuran besarnya tegangan kerja modul dan menguji secara keseluruhan modul pada panel mesin pendingin Chiller 003A dengan menggabungkan pada sistem eletrik (kontaktor) dan sistem sensor . Hasil pengujian menunjukkan keberhasilan mikroprosesor yang dapat membaca data dari simulator sebagai pengganti tranduser dan menggerakkan kontaktor untuk kompresor dan fan kondenser.

PENDAHULUAN Tidak beroperasinya Chiller 003A Model YCHA 150 menyebabkan jumlah mesin pendingin yang dapat dioperasikan berkurang dari 6 unit ( CH 001A, CH 001B, CH 002A, CH 002B, CH 003A, CH 003B) menjadi 4 unit. Ch 003A dalam keadaan rusak sehingga tidak dapat dioperasikan. Chiller CH 003A memakai sistem kontrol mekanik ini tidak berfungsi sehinggga kerusakan pada chiller saat ini tidak dapat diidentifikasikan oleh kontrol yang menyebabkan parameter suhu air, tekanan refrigeran dan tekanan oli pada mesin pendingin tidak dapat diketahui kondisinya.

TEORI Modifikasi sistem kontrol mengganti sistem kontrol mekanik dengan sistem kontrol mikroprosessor. Sistem kontrol mikroprosessor membaca dan mengolah besaran fisis yang diubah oleh sensor menjadi besaran listrik , besaran listrik yang berupa tegangan analog dirubah menjadi tegangan digital oleh ADC (Analog To Digital Conventer ) yang ada pada modul Mikroprosesor. Mikroprosessor berfungsi membaca dan mengendalikan mesin pendingin melalui rangkaian penggerak yang , berisi relay- relay. Parameter tekanan, suhu, arus listrik dapat dibaca pada data display yang menggunakan seven segment sebagai penampil. Setiap perubahan kondisi sistem dapat terpantau sehingga mesin pendingin dapat berjalan optimal.

300

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007

Gambar 1. Blok diagram sistem kontrol chiller TATA KERJA Kontrol mesin Pendingin Chiller CH003 terdiri dari papan rangkaian Power Supply Board, Analog Board, Relay Output Board dan Mikroprosesor board. Pengujian pada tiap modul dilakukan berbeda . Pengujian dilakukan untuk mendapatkan tegangan yang baik yang dapat digunakan pada sistem kontrol mesin pendingin berbasis mikroprosesor. Pengujian dilakukan dua tahap yaitu melalui pengujian dengan cara pengukuran tegangan per modul dan pengujian langsung pada mesin pendingin.

1. Power Supply Board Rangkaian power supply adalah rangkaian catu daya yang memberikan tegangan kerja untuk seluruh rangkaian yang ada pada sistem mikroprosessor unit . Power supply menghasilkan tegangan DC untuk kebutuhan rangkaian elektronik dan relay-relay. Besar tegangan yang terukur terdapat pada tabel 1. Komponen utama pada rangkaian ini adalah dioda penyearah untuk menyearahkan tegangan AC menjadi DC dan IC tegangan untuk membatasi dan menstabilkan tegangan DC. Dibawah ini adalah gambar modul power supply board

Gambar 1. Power Supply Board 2. Analog Board Rangkaian analog board adalah rangkaian input yang menerima tegangan dari sensor yang diterima dan diolah oleh IC Multiplekser untuk dikirim ke rangkaian mikroprosessor secara bergiliran.

301

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007

ISSN 0854 - 5561

Multiplekser yang digunakan adalah IC dengan 4 mode pengalamatan , 16 input dan 1 output. Pengujian dilakukan dengan cara memberikan tegangan pada pin - pin pengalamatan (ABCD) kemudian mengukur pin output yang aktif . Tegangan 5V sebagai logika 1 dan tegangan 0 V sebagai logika 0.

Gambar 2. Analog Board 3. Relay Output Board Rangkaian Relay output board adalah rangkaian yang berisi relay - relay yang berfungsi sebagai driver output untuk rangkaian elektrik seperti solenoid valve, koil kontaktor, heater oli dll. Intruksi yang diberikan mikroprosessor dijalankan oleh relay sebagai jembatan antara kontrol dengan mekanik / elektrik. Komponen utama dari rangkaian ini adalah relay yang memiliki 2 pasang kontak yaitu kontak NO (Normally Open ) dan kontak NC ( Normally Close). Dibawah ini adalah gambar relay output board yang terdiri dari 10 buah relay yang berfungsi melaksanakan perintah mikroprosessor.

Gambar 3. Relay Output Board 4. Mikroprosesor Board Mikroprosessor board adalah rangkaian yang berfungsi mengolah data analog menjadi digital (ADC) dan memproses besaran tersebut ( Program ) kemudian mengirim perintah melalui rangkaian relay output board. Besaran yang dibaca oleh Mikroprosessor juga ditampilkan melalui seven segment

302

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007

Agar mikroprosesor berfungsi harus dicatu dengan tegangan DC sebesar 5 Volt disamping itu pada mikroprosesor board terdapat rangkaian power supply sebesar 12 volt yang berfungsi mengaktifkan relay pada Relay output Board. Indikator berfungsinya rangkaian ini dengan munculnya angka pada seven segment.

. Gambar 4. Mikroprosesor Board 5. Simulator Berfungsinya rangkaian kontrol disebabkan adanya masukan dari sensor yang membaca parameter pada kompresor mesin pendingin. Kerusakan sistem mekanik kompressor menyebabkan harus dicarikan pengganti sensor yaitu berupa rangkaian simulasi yang terdiri dari sebuah resistor dan sebuah trimer potensiometer (Trimpot). Rangkaian ini dinamakan rangkaian pembagi tegangan (Voltage devider) yang berfungsi mengatur besarnya tegangan yang masuk kerangkaian analog board. Perubahan tegangan dapat diatur (manual) dengan memutar trimpot . besarnya tegangan yang keluar adalah

Vout =

r2 xVin r1 + r 2

[2]

Berikut ini adalah gambar Rangkaian Voltage devider.

Gambar 5 . Rangkaian Voltage Devider

[2]

303

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengujian Board Power Supply Board

ISSN 0854 - 5561

Menguji power supply board dilakukan dengan mengukur titik titik tes point yang ada pada modul , pengukuran menggunakan multimeter merk Fluk 179. Hasil pengukuran tampak pada tabel berikut. Tabel 1. Pengukuran Tegangan pada power supplay Board. No 1 2 3 4 Tegangan tertulis pada modul 12 VDC -12 VDC 5 VDC -5 VDC Tegangan pengukuran 12,02 VDC -12,13 VDC 5,05 VDC -5,11 VDC

Tegangan pengukuran pada tes point menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu berarti , tegangan hasil pengukuran dianggap sesuai yang berarti tidak ada kelainan pada rangkaian power supply board Analog Board Terlihat dibawah ini gambar IC multiplekser CD4067B yang mempunyai 24 pin dan dapat menggilir 16 input dengan pengaturan yang dilakukan pada pin pin pengalamatan ABCD.

Gambar 6 . IC Multiplekser CD 4067B

[3]

304

ISSN 0854 - 5561 Tabel 2. pengujian Multiplekser no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Address 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007

9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

kaki 9 8 7 6 5 4 3 2 23 22 21 20 19 18 17 16

Pemberian logika biner dengan memberikan tegangan 5 volt sebagai logika 1 dan 0 Volt sebagai logika 0 memberikan hasil seleksi IC dari pin pengalamatan terhadap pin input Pemberian logika 0000 pada pin pengalamatan mengaktifkan pin input 9 sebagai input pertama pada IC dan pemberian logika 1111 pada pin pengalamatan mengaktifkan pin input 16 sebagai input terakhir

Relay Output Board Relay yang terpasang mempunyai tegangan kerja 24 VDC dengan beban tegangan kontak maksimum 240 VAC.Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan koil sebesar 24 VDC untuk mengetahui apakah kontak kontak berfungsi dengan baik.

Gambar 7. Skema relay

305

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007 Tabel 3. Pengecekan relay no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 No relay Rly 1 Rly 2 Rly 3 Rly 4 Rly 5 Rly 6 Rly 7 Rly 8 Rly 9 Rly 10 Tegangan catu ( DC) 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 keterangan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

ISSN 0854 - 5561

Pengujian relay dilakukan terbuka , tidak dalam board .Pemberian tegangan dc 24 volt menggerakkan kontak kontak relay. Keseluruhan koil koil relay dalam keadaan baik saat diberikan tegangan koil menghasilkan medan magnet dan menarik kontak pada relay.

Mikroprosesor Board Pengujian modul mikroproseesor dilakukan dengan mengukur tegangan kerja yang diterima dari rangkaian power supply board, Indikasi tegangan baik jika tidak ada tegangan yang drop, Artinya rangkaian didepan yang disupply oleh tegangan tidak ada yang rusak. Tegangan masuk berasal dari konektor 8 pin dengan keterangan sbb.

Gnd

+5V

Gnd

Gnd

- 12 V

Gnd

+12 V

Pengukuran dilakukan untuk mengetahui besarnya tegangan menggunakan multimeter merk fluk 179. Hasil pengukuran seperti pada tabel berikut. Tabel 4. Pengukuran pada terminal input mikroprosesor board. no 1 2 3 Tegangan tertulis pada modul (VDC) 12 -12 5 Tegangan pengukuran 12,02 VDC -12,03 VDC 5,01 VDC

Perbedaan tegangan yang tertulis dan yang terukur tidak terlalu signifikan sehingga tegangan dianggap cukup sebagai supply catu pada mikroprosesor. Indikator lainnya adalah dengan munculnya tampilan display pada seven segmen 2. Pengujian Sistem Pada Modul mikroprosesor terdapat saklar togel yang berfungsi untuk mengaktifkan sistem mesin pendingin. Saat sakalar on modul mikroprosesor mengaktifkan kontaktor kompressor , solenoid valve, kontaktor fan kondenser melalui relay relay yang terdapat pada modul relay. Relay diaktikan dengan menggunakan tegangan +12 V yang dikirim dari modul mikroprosesor .

306

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007

dibawah ini adalah gambar panel chiller sebelum dan sesudah dipasang rangkaian mikroprosesor.

Gambar 7. Foto mesin Pendigin CH 003A

Gambar 8.Foto chiller sebelum dan sesudah dipasang kontrol mikroprosesor. Voltage Devider Pengujian sistem kontrol menggunakan Simulator sensor (voltage devider) ditujukan sebagai pengganti tranduser tekanan oli , tekanan suction, tekanan discharge dan Arus Motor. Pemasangan dilakukan dengan cara melepas kabel kearah sensor atau tranduser kemudian digantikan oleh rangkaian voltage divider. Tegangan yang masuk sebesar 12 volt oleh rangkaian diatur besarnya dengan memutar trimpot dari minimum sampai maksimum . Saat tegangan pada simulator diset minimum kemudian baca tampilan yang tedapat pada display, lalu tegangan dinaikan sedikit demi sedikit, maka tampilan pada display akan berubah seiring kenaikan tegangan, sampai display tidak menunjukan perubahan saat tegangan maksimum. Pengaturan tegangan pada simulator dicatat dan menghasilkan grafik kenaikan tegangan sebagai fungsi parameter ( Tekanan, arus ) seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini.

307

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007

ISSN 0854 - 5561

Tabel 5. Pengujian Tekanan Oli

no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Psi 15 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Volt 2.804 2.939 3.14 3.35 3.59 3.8 4.015 4.25 4.465 4.7
Volt 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 50 Psi

Tek. Oli VS volt

y = 0.0221x + 2.4779 R2 = 0.9998

Tek Oli VS Tegangan Linear (Tek Oli VS Tegangan) 100 150

Tabel 6. Pengujian Tekanan Suction

no Psi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Volt 1.256 1.463 1.652 2.063 2.27 2.492 2.677 2.901 3.106
Volt 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0

Tek. Suction Vs Volt


y = 0.0206x + 1.0411 R2 = 0.9998

1.853

Tek Suction Vs Tegangan Linear (Tek Suction Vs Tegangan)

50 Psi

100

150

10 100

308

ISSN 0854 - 5561 Tabel 3. Pengujian Tekanan Discharge no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Psi 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 397 Volt 1.244 1.435 1.648 1.85 2.058 2.265 2.468 2.688 2.892 3.014 3.32 3.53 3.734 3.957 4.166 4.396 4.608 4.825 5.042 5.238

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007

Tek. Discharge Vs Tegangan


6 y = 0.0106x + 0.9941 R2 = 0.9995

Tek. Discharge Vs Tegangan Linear (Tek. Discharge Vs Tegangan)

Volt

0 0 200 Psi 400 600

Tabel 4. Pengujian Arus motor

NO TEGANGAN 1 0.1 2 0.2 3 0.3 4 0.4 5 0.5 6 0.6 7 0.7 8 0.8 9 0.9 10 1 11 1.05 12 1.08

% ARUS 14 24 37 49 60 72 85 96 108 119 123 124

% Arus Vs Volt
140 120 100 % Arus 80 60 40 20 0 0 0.5 1 1.5 Tegangan ( Volt ) y = 115.52x + 2.4626

Pengujian seluruh komponen kontrol sistem pendingin menggunakan input tegangan dari simulator menghasilkan tampilan pada display , perbandingan kenaikan tegangan simulator berbanding lurus dengan parameter tekanan oli, % arus, dan tekanan refrigeran dengan nilai linearitas seperti tampak pada grafik.

309

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007 PEMBAHASAN

ISSN 0854 - 5561

Keluaran tegangan dari Power supplay board sebesar +12.02 VDC, -12.13 VDC, +5.05VDC, -5.11 VDC menunjukkan tegangan normal operasi, perbedaan kurang dari 1% dari tegangan yang tertera pada board tidak mempengaruhi komponen . IC Multiplekser pada analog board berfungsi dengan baik yang dapat mengatur 16 pin input melalui pengaturan pin pengalamatan ( address) . kecocokan antar tabel dan gambar pin-pin IC menunjukkan rangkaian dapat berfungsi Pengujian relay dilakukan hanya memberikan tegangan kerja pada kaki-kaki coil relay , 10 buah relay berfungsi ketika tegangan diberikan koil berubah menjadi magnet dan menarik kontakkontak relay. Pemberian tegangan kerja pada papan rangkaian mikroprosesor menghasilkan tampilan pada seven segment yang merupakan indikator bahwa rangkaian dapat berfungsi. Pengujian seluruh komponen kontrol sistem pendingin menggunakan input tegangan dari simulator menghasilkan tampilan pada display. Perbandingan kenaikan tegangan simulator berbanding lurus dengan kenaikan parameter tekanan oli, % arus, dan tekanan refrigeran dengan nilai linearitas: Tekanan oli=0,9998 , % arus=0,9998, tekanan suction=0,9998, Tekanan Discharge =0,9997 Hasil Pengujian Voltage devider sebagai simulator menunjukan adanya linearitas antara kenaikan parameter tekanan dan arus terhadap tegangan (Volt) . Ini juga membuktikan bahwa mikroprosesor dapat membaca perubahan parameter tekanan dan arus pada simulator.

KESIMPULAN Modifikasi Sistem kontrol pada Chiller 003A Meliputi pemasangan Power supply board, Analog board, Relay board, Mikroprosesor board, dan pembuatan simulator. Penggabungan keseluruhan rangkaian ditambah rangkaian voltage divider sebagai pengganti sensor menghasilkan sistem kontrol yang siap digunakan . Menaikkan tuas saklar togel pada mikroprosesor board menyebabkan solenoid valve, kontaktor kontaktor fan dan kontaktor kompresor bekerja. Pengukuran tegangan pada setiap board dan pengukuran data input yang linear serta tampilan pada seven Segment membuktikan bahwa sistem kontrol berbasis mikroprosesor layak untuk digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim, Panduan pengoperasian mesin pendingin YORK INSTALLATION, OPERATION, MAINTENANCE ,tahun 1987 [2] MALVINO, Prinsip - prinsip Elektronika , Edisi Kedua tahun 1990 [3] http/www. DATASHEETCATALOG.COM

310

Anda mungkin juga menyukai