Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERWATAN PADA KLIEN SINUSITIS OLEH Novi andreani islamy Setiyaningrum Yuli vestiyantika Zahro habibah

A. Definisi Sinus adalah rongga berisi udara yang terletak pada tulang muka kita.Sinus dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan lokasinya yaitu sinus maksilaris,etmoidalis,frontalis,dan sfenoidalis (Santoso Agus, 2007) sinusitis adalah peradangan mukosa sinus paranasal yang terjadi pada salah satu atau lebih rongga sinus.

Klasifikasi sinusitis a. Sinusitis akut adalah Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlangsung selama 3 minggu. b. sinusitis kronik adalah Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung selama 3-8 minggu tetapi dapat juga berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

B. Etiologi
infeksi virus infeksi bakteri rinitis infeksi jamur infeksi tonsil infeksi gigi polip hidung kelainan anatomi faktor lain yang berpengaruh antara lain adalah lingkungan berpolusi, udara dingin, kebiasaan merokok

Komplikasi sinusitis : Kelainan orbita Kelainan intrakranial Osteomielitis dan subperiostal Kelainan paru

C. Patofisiologi Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi osteum-ostium sinus dan lancarnya klirens mukosiliar ( mucociliary clearance ) didalam KOM. Organ-organ yang membentuk KOM letaknya berdekatan dan bila terjadi edema, mukosa yang berhadapan akan saling bertemusehingga silia tidak dapat bergerak dan osteum tersumbat. Sehingga menyebabkan terjadinya transudasi,mula-mula serousdan kondisi ini bisa di anggap sebagai rinosinusitis

Bila kondisi ini menetap, sekret yang terkumpul dalam sinus merupakan media baik untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Sekret menjadi purulen. Keadaan ini disebut sebagai rinosinusitis akut bakterial dan memerlukan terapi antibiotik. Jika terapi tidak berhasil ( misalnya ada faktor predisposisi ), inflamasi berlanjut, terjadi hipoksi dan bakteri anaerob berkembang. Mukosa makin membengkak dan ini merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertropi, polipoid atau pembentukan polip dan kista. Pada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan operasi.

Pathways
Virus, bakteri, kelainan anatomi, kelainan imunologik, lingkungan berpolusi, kebiasaan merokok peningkatan laju metabolisme sinusitis Pengobatan berulang Diskontinuitas jaringan pembedahan / perdarahan inflamasi hiperemis

Hipertermia

Operasi kurangnya informasi

Kurangnya pengetahuan sembuh tidak sembuh Jaringan sikatrik Obstruksi mukus Nyeri Resiko infeksi

cemas

Ketidak efektifan Jalan nafas

( Prasetyo B,2007)

Manifestasi Klinik 1. Sinusitis maksila akut Gejalanya demam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat, nyeri pada pipi terutama sore hari, ingus mengalir ke nasofaring, kental kadang-kadang berbau dan bercampur darah. 2. Sinusitis etmoid akut Gejala berupa nyeri yang dirasakan di pangkal hidung dan kantus medius, kadangkadang nyeri dibola mata atau belakangnya, terutama bila mata digerakkan. Nyeri alih di pelipis dan sumbatan hidung. Ingus kental di hidung dan nasafaring, nyeri di antara dua mata, dan pusing. 3. Sinusitis frontal akut Gejala subyektif terdapat nyeri kepala yang khas, nyeri berlokasi di atas alis mata, ingus kental dan penciuman berkurang 4. Sinusitis sphenoid akut Gejalanya rasa nyeri terlokalisasi di vertex, oksipital, di belakang bola mata dan di daerah mastoid 5. Sinusitis Kronis Gejalanya pilek yang sering kambuh, ingus kental dan kadang- kadang berbau,selalu terdapat ingus di tenggorok

E. Pemeriksaan Penunjang 1. Rinoskopi anterior 2. Rinoskopi posterior 3. Transiluminasi 4. X foto sinus paranasalis 5. Pemeriksaan CT-Scan 6. Pemeriksaan mikrobiologi dan tes resistensi 7. Sinuskopi 8. Pemeriksaan di setiap sinus

F. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan Medis a. Drainage b. Pemberian obat c. Pemberian antibiotik dalam 5-7 hari d. Pemberian obat simtomatik e. Untuk Sinusitis kronis bisa dengan cabut geraham atas bila penyebab dentogen 2. Penatalaksanaan pembedahan a. Pencucian sinus paranasal : 1. Pada sinus maksila Dilakukan fungsi sinus maksila, dan dicuci 2 kali seminggu dengan larutan garam fisiologis. 2. Pada sinus frontal, etmoid dan sfenoid Pencucian sinus dilakukan dengan pencucian Proetz. Pembedahan, dilakukan : Bila setelah dilakukan pencucian sinus 6 kali ingus masih tetap kental. Bila foto rontgen sudah tampak penebalan dinding sinus paranasal. Persiapan sebelum pembedahan perlu dibuat foto ( pemeriksaan) dengan CT scan.

b. Macam pembedahan sinus paranasal 1. Sinus Maksila a. Antrostomi b. Operasi Caldwell-Luc 2. Sinus etmoid a. Pembedahan intranasal / ekstranasal b. Etmoidektomi intranasal c. Etmoidektomi ekstranasal 3. Sinus frontal Operasi Killian 4. Sinus sfenoid Bedah Endoskopi Sinus Fungsional (FESS = Functional Endoscopic Sinus Surgery) tanpa melakukan insisis di kulit muka.

Anda mungkin juga menyukai