Anda di halaman 1dari 5

LAST SONG

Every step you take Every word you say And every game you play Ill be watching you Its my love for you . Forever Tepuk tangan riuh itu mengakhiri penampilanku malam ini. Di kafe ini , Pisa. Sebuah lagu dari Killing Me Inside , lagu favoritku , mengalun lembut dari bibirku. Aku tersenyum melihat hampir semua pengunjung bertepuk tangan dan nampaknya riang melihat penampilanku malam ini. Aku melirik ke suatu sudut dimana seorang pria berambut duduk dan sepertinya asyik menikmati minumannya. Sekilas dia melihatku , tapi hanya sekilas , huuh matanya aku masih tak kuat menatap mata elangnya. Aku turun dari stage , kuletakkan gitar pada tempatnya dan duduk di meja dimana Inka menunggu ku disana. Thats a good performance Ive ever know! puji Inka setibaku di meja . Thanks a lot , bestie ujarku tersenyum . Aku pun sibuk menghabiskan caffe latte di hadapanku , sambil sesekali melirik ke arah pria itu. Thanks for your performing on my stage , Melody sahut sang MC di kafe ini , aku tersenyum , semua pengunjung Pisa bertepuk tangan riuh. Ya . Namaku Melody Abimanyu , aku seorang penyanyi kafe dan juga murid SMA tentunya , umurku masih 16 dan aku masih kelas 2 SMA . Menyanyi adalah hobi , bukan pekerjaan , seperti yang selalu dituduhkan Armi , seoramg cewek sirik di sekolah. Aku menyanyi karena aku suka , aku menyanyi karena menyanyi bisa meluapkan emosiku. Aku menyanyi karena Robby , mengatakan bahwa suaraku bagus dan aku pantas menyanyi di depan umum.

Who is Robby ? Robby adalah sahabatku saat masih kanak-kanak , yang aku tak pernah tau keberadaannya sekarang. huft aku melenguh kesal , Inka menoleh kenapa Mel ?tanya Inka penasaran , aku menggeleng dan menarik tangannya. Ayo pulang , gue ngantukajakku , Inka menurut saja. Kami berjalan ke parkiran dimana pak Udin menunggu kami. Pukul 21.00 tepat , saatnya pulang. Sebelum bunda marah dan ngoceh berkepanjangan. ************************************************************ Good morning Melody .... suara berat itu membangunkanku. Aku menoleh malas , nampak tak begitu jelas sesosok pria itu. Ayaaahh ....pekikku setelah menyadari , bahwa sosok itu adalah sosok ayah. Si dokter yang selalu sibuk ke daerah-daerah dan belakangan ini jarang menunggui ku dirumah. Hey my little lady serunya sambil merentangkan tangan. Aku menyambutnya dengan pelukan , aku sangat merindukannya , si dokter yang sangat sayang keluarga. I miss you big daddy ujarku. Ayah melepas pelukannya , dan duduk di pinggir tempat tidurku. Apa kabar Melody ? masih sering nyanyi di kafe ? tanyanya. Ya , tentu saja , coba kemarin ayah datang ke kafe pisa , pasti ayah bangga , soalnya waktu Melody nyanyi , semua orang dengerin dengan takjub yah ! wajahnya ceraaahhh semua . Dan pas aku selesai nyanyi yah , mereka tepuk tangan semuanya yah ! Melody berasa nyanyi di konsernya Melody sendiri ceritaku panjang lebar sambil berdiri di tempat tidur pula. Ayah cekikikan melihat tingkahku. Putri ayah emang benar-benar penyanyi hebat ! puji Ayah sambil mengacungkan jempol. Aku bertepuk tangan membanggakan diriku sendiri , mataku berkeliling melihat kamarku. Pukul 06.00 tepat.

Ayah ! ini jam 6 , kenapa Ayah masih ngajakin aku ngobrol bukannya nyuruh aku mandi ! Melody bisa telat ayah !! pekikku sambil buru-buru turun dari tempat tidur. Ayah kebingungan melihatku grabak-grubuk di kamar. Ayah kira sekolahmu libur kalau hari Sabtu , apa sekolahmu sudah berubah jadwalnyaujar Ayah bingung. Apa ? Sabtu ? Ini hari Sabtu ? Seketika aku berhenti grabak-grubuk dan melempar semua yang sudah ditanganku kembali ke tanah. Aku duduk di depan meja belajarku. kenapa ngga bilang kalo hari ini hari Sabtu sih yah ? ujarku kesal kamu tanya emangnya ???jawab Ayah , aku mendengus kesal. Udah . daripada bete , ikut ayah aja yuk! ajaknya Kemana yah ?tanyaku semangat Rumah Sakitjawabnya mantap , lagi-lagi aku mendengus. Buat apa Melody ngeliatin orang-orang sekarat yang ngga berdaya kayak gitu , yahujarku kesal Ngga boleh ngomong gitu Melody !suara Ayah meninggi. Aku hanya terdiam. Im not interesting with your invitation ujarku akhirnya. Wajah ayah tampak kesal. Bodo amat , aku paling malas datang kerumah sakit dan melihat banyak orang terkapar disana. Ayah Cuma mau ngajak kamu melihat keadaan pasien ayah , Cuma sebentar , abis itu terserah , Melody mau jalan kemana , Ayah temenin , sekalian sama Bunda aku tertarik mendengar tawarannya. oke ayah ! im in ujarku akhirnya Ya udah , mandi sana , ayah tunggu di meja makan Ayahpun keluar dari kamar, Sebelum melewati pintu , ayah berbalik. Kenapa yah ?!tanyaku Clean your room !ujarnya dengan nada meninggi , aku bergidik dan mengangguk. Ayah mempercepat langkahnya keluar dari kamar , aku mulai grabak-grubuk lagi membereskan kamar. 30

menit kemudian ,aku sudah siap dengan polo shirt ungu muda dan skirt warna ungu tua. Rambut panjang ikalku , aku tarik dan kuikat ke belakang. Sebelum keluar kamar , aku menyambar tas selempang warna kuningku dan flat shoes kuning di depan pintu kamar. Yes Im ready to hanging out with my parents. Aku menuruni tangga dan menemui orangtuaku yang sudah siap di meja makan. Pagi Sunshine . sapa seseorang yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa semangkuk sereal. Aku menoleh. Mas Brian pekikku Hello sunshine jawabnya. Tumben inget pulang?sindirku , mata Mas Brian terhenyak mendengar ucapanku. Jangan kasar sama masmu , sayangujar bunda Biarin aja bunda , sapa suruh ngga pernah pulang ? betah aja di Jogjaujarku bete. Mas Brian hanya tertawa. Seusai sarapan yang sangat hangat dengan keluarga lengkapku, kami berempat bersiap ke Rumah Sakit. Dalam perjalanan ke rumah sakit aku dan Mas Brian sibuk bercerita macam-macam , berasa mau piknik saja. Belakangan aku tahu , pendidikan dokter Mas Brian sudah selesai , dia tinggal menunggu di sumpah saja menjadi dokter , dan akan segera menjadi salah satu dokter di Rumah Sakit milik keluarga besar kami. Brian , ikut bunda memeriksa manajemen Rumah Sakit ini yukajak bunda pada Mas Brian , sesampainya di Rumah Sakit. Mas Brian dan Bunda meninggalkan aku dan Ayah yang masih berdiri mematung di depan pintu rumah sakit. Ko diem aja ? ayo ikut ayah ajak ayah. Aku mengikuti langkahnya menuju ke sebuah kamar di nomor 28 , aku menemani ayah masuk ke dalam nya . Assalamualaikum Willy sapa ayah pada seorang pria muda yang terbaring lemah di tempat tidur. Walaikumsalam om , tumben om bawa cewek cantik ujarnya saat melihatku , aku tersenyum

Biar kamu tambah sehat , kenalin ini anak om , namanya Melody ujar ayah memperkenalkanku pada cowok itu. Hai ..sapaku sambil mengulurkan tangan. Hai Melodyujarnya sambil menyambut uluran tanganku. Aku tersenyum , kalau semua pasien ayah kayak gini cakepnya , aku rela deh tiap hari kerumah sakit nemenin ayah. Daripada bengong , kamu nungguin Willy dulu ya , ayah mau periksa pasien yang lain ,paling Cuma bentar kok pinta Ayah. Aku mengangguk. Sepeninggal ayah , aku sibuk melihat keseliling ruangan , sepi hanya ada satu parsel buah yang bertuliskan get well soon , Willy. Sepi amat sih , lo pasien baru ya ?tanya ku memulai percakapan. Gue emang baru dateng semalem , tapi sering kok dateng kesini ujarnya sering ? lo kata ni mall , tempat hang out lo? hahaha , maksud gue , gue sering dirawat disini , setiap gue sakit , gue pasti kesini ujarnya yang membuatku merasa aneh satu lagi , kenapa lo panggil ayah gue , om bukan dok kaya pasien yang lain gue kan udah bilang , Mel , gue sering kesini kalo sakit , ayah lo udah kaya om gueserunya. Lo sakit apaan sih ?tanyaku kecapekan ujarnya , manja banget lo sindirku, kemudian kami tertawa. Ngga kerasa 30 menit berlalu , kami bercengkerama panjang lebar , seperti sudah kenal lama. Ayah masuk dan mengajakku pergi , setelah berpamitan dengan Willy , aku mengikuti langkah ayah keluar ruangan. Yah .. Willy sakit apan sih ? tanyaku Kanker otak ujarnya santai . Mulut menganga lebar. Gila .. cakep-cakep udah mau mati !celetuk menggelengkan kepala

Anda mungkin juga menyukai