Anda di halaman 1dari 119

LIQUID LIMIT

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud Dan Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas cair dari
contoh tanah. Di dalam laboratorium, liquid limit dideIinisikan sebagai
kadar air di mana:
- ontoh tanah yang telah dimasukkan pada alat casagrandra, dibuat
celah dengan standard 744;in t44l.
- lat casagranda diputar engkolnya dengan kecepatan dua ketukan
perdetik dan tinggi jatuh 10 mm, pada ketukan ke-25 contoh tanah yang
digores dengan 744;in t44l merapat sepanjang 0.5 inch.

1.2. Alat Dan Bahan
- lat casagranda
- G744;in t44l
- an
- Spatula
- Mangkuk porselin
- ir suling
- Oven
- Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
- Botol penyemprot

1.3. Dasar Teori
Dalam batas cair kita mempelajari kadar air dalam keadaan
tertentu. Dalam hal ini hanya dipelajari/diuji dalam tiga keadaan, yaitu:
batas cair, batas plastis, dan batas susut dari tanah, atau secara skematis
dapat digambar sebagai berikut:


# PLSTS SEMPLSTS BEKU
BTS # BTS PLSTS BTS SUSUT

Makin ke kanan kadar airnya semakin sedikit.
Batas cair ditentukan dengan percobaan memakai alat batas cair. lat
ini dikembangkan oleh asagranda dan besarnya batas cair ditentukan pada
ketukan ke-25.
100
w w
w w
w
3 2
3 1
-

=
Di mana:
w kadar air
w
1
berat tanah basah can
w
2
berat tanah kering can
w
3
berat can

2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Mempersiapkan tanah lolos saringan no. 40 STM.
- Membersihkan alat-alat.
- Mengkalibrasi timbangan yang akan digunakan.
- Menyiapkan botol penyemprot dan air suling.
- Mempersiapkan dan menimbang can yang diperlukan.

2.2. 1alannya Praktikum
- Memasukkan contoh tanah ke dalam mangkuk porselin dan kemudian
dicampur dengan air suling dan diaduk dengan spatula hingga homogen.
- Kemudian memasukkan contoh tanah ke dalam mangkuk casagranda
selapis demi selapis dan diusahakan tidak ada udara di antara lapisan
dengan diratakan memakai spatula. Tebal tanah yang dimasukkan
kurang lebih 0.5 inch pada bagian tengahnya.
- Tanah dalam mangkuk casagranda dibuat celah dengan menggunakan
744;in t44l dalam arah tegak lurus mangkuk, dilakukan dengan hati-
hati agar tidak terjadi retak pada bagian bawahnya.
- lat casagranda dijalankan dengan kecepatan konstan dua putaran
perdetik dan tinggi jatuh 1 cm, dilakukan hingga tanah tepat merapat
sepanjang 0.5 inch. Pada saat itu alat casagranda dihentikan dan jumlah
ketukan dicatat.

- Tanah dalam mangkuk casagranda diambil sebagian dan dimasukkan ke
dalam can yang sudah timbang beratnya dan kemudian can dimasukkan
ke dalam oven.
- Mengulangi langkah 1-5 dengan sampel berikutnya sampai 5 sampel
dan dengan nilai ketukan berkisar antara 10-50, didapat dengan cara
menambah air suling atau menambah tanah.
- Setelah kurang lebih 18 jam dalam oven, contoh tanah dikeluarkan dan
di timbang kembali.
- Untuk selanjutnya dicari kadar airnya.

2.3. Perbandingan dengan ASTM
- Pada STM toleransi jumlah ketukan berkisar antara 25-35 ketukan,
sedangkan pada percobaan ini toleransi jumlah ketukan antara 10-50
ketukan, hingga tanah merapat sepanjang 0.5 inch.

3. PENGOLAHAN DATA
Untuk sampel (jumlah ketukan 9):
Berat tanah basah can 30.95 gram
Berat tanah kering can 20.1 gram
Berat can 8 gram
Berat air (berat tanah basah can) (berat tanah kering can)
30.95 20.1
10.85 gram
Berat tanah kering (berat tanah kering can) barat can
20.1 8
12.1 gram
6694 . 89
100
1 . 12
85 . 10
100
ing ker ah tan
air berat
w , air Kadar
=
- =
- =

Untuk hasil perhitungan lainnya dapat dilihat pada lampiran.

Menentukan nilai batas cair:

ara 1:
Batas cair didapat dengan menarik garis vertikal pada N 25 sampai memotong
graIik regresi linear antara N dengan w:

N (x) 9 18 29 41 52
w (y) 89.6694 73.8889 84.5614 88.3721 63.5802

Didapat persamaan garis: y 0.3388x 90.11
Pada N 25, kadar air 81.64

ara 2:
Dengan rumus:
121 . 0
n
25
N
w LL

=
Di mana:
LL harga liquid limit
w
n
kadar air pada ketukan ke-n
n jumlah ketukan

Untuk N 9, diperoleh:
2423 . 79
25
9
6694 . 89 LL
121 . 0
=

=


No. an No. Blow w () LL ()
1 9 89.6694 79.2423
2 18 73.8889 71.0095
3 29 84.5614 86.0937
4 41 88.3721 93.8234
5 52 63.5802 69.4716
79.9281


0969 . 2
100
64 . 81
64 . 81 9281 . 79
Kesalahan
=
-


Menentukan harga fl4 index (F):
ara 1:
Untuk mendapatkan harga fl4 index (F), ialah dengan menarik garis lurus
sehingga memotong sumbu pada ketukan ke-10 dan ketukan ke-100.
F (kadar air n 100) (kadar air n 10)
Dari graIik terlampir didapatkan:
492 . 30
) 11 . 90 10 3388 . 0 ( ) 11 . 90 100 3388 . 0 ( F
=
+ - + - =


ara 2:
Dengan rumus kadar air pada ketukan ke-25 bila diketahui kadar air pada
ketukan tertentu


Di mana:
(w
2
w
1
) selisih dua harga kadar air
N
1
, N
2
jumlah ketukan


Diambil data kadar air can no. 1 dan can no. 5:
an no. 1:
w 89.6694
N 9
an no. 5:
w 63.5802
N 52
2485 . 34
18
9
log
5802 . 63 6694 . 89
F =

=
)

=
1
2
1 2
N
N
log
w w
F

)
3196 . 12 100
492 . 30
492 . 30 2485 . 34
Kesalahan = -


=

. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Tujuan melakukan praktikum liquid limit adalah untuk mencari
kadar air pada batas cair dari contoh tanah. Dan untuk dapat menentukan
batas cair, maka pertama-tama yang dilakukan adalah tanah yang lolos
saringan no. 40 STM dicampur dengan air suling dan diaduk secara
merata dalam mangkuk porselin sampai homogen. Setelah itu, contoh tanah
dimasukkan ke dalam casagranda lalu diratakan. Kemudian dibuat celah
pada bagian tengah tanah dengan menggunakan 744;in t44l. Lalu alat
casagranda diputar engkolnya secara konstan sampai bagian tengah tanah
mulai merapat dan hitung jumlah ketukan. Setelah itu sebagian tanah dalam
mangkuk casagranda diambil dan dimasukkan ke dalam can yang sudah
ditimbang. Lalu tanah dan can ditimbang dan dimasukkan ke oven. Ulangi
percobaan sampai didapat 5 sampel di mana setiap sampel bernilai antara
10 sampai 50 ketukan. Setelah kurang lebih 18 jam, tanah dikeluarkan dari
oven dan ditimbang untuk mencari kadar airnya.



.2. Analisa Hasil
Dari hasil praktikum liquid limit diperoleh batas cair dari tanah
yang digunakan di dalam praktikum ini yaitu sebesar 81.64 dengan fl4
index 30.492. Hal ini menunjukkan bahwa apabila kadar air tanah lebih dari
81.64 , maka tanah berada dalam keadaan cair.

.3. Analisa Kesalahan
- Ketidaktelitian dalam menimbang berat sampel.
- dukan tanah yang kurang homogen.
- ontoh tanah yang merapat pada alat casagranda tidak tepat 0.5 inch.

5. KESIMPULAN

- Praktikum liquid limit ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas cair
dari contoh tanah.
- Dari hasil praktikum diperoleh batas cair (liquid limit) sebesar 81.64 dan
fl4 index 30.492.

. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New
York, 1951.
- Punmia B. . 'Soil Mechanic and Foundation Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. 'Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.


PLASTIC LIMIT

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud Dan Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas plastis
(plastis limit) dari contoh tanah. Dalam laboratorium, plastic limit
dideIenisikan sebagai kadar air pada batas di mana contoh tanah digulung
pada pelat kaca hingga mencapai diameter kurang lebih 1/8 inch (3.2mm)
dan tanah tersebut tepat retak retak halus.

1.2. Alat Dan Bahan
- Pelat kaca
- C4ntaine7
- ontoh tanah lolos saringan no. 40
- Spatula
- Mangkuk porselen
- ir suling
- Oven
- Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
- Kabel dengan diameter I 3.2 mm sebagai pembanding

1.3. Dasar Teori
Plastic limit ditentukan pada kadar air saat tanah digulung menjadi
silinder yang memanjang di atas pelat kaca hingga berdiameter 1/8 inch dan
tanah menjadi retak-retak kecil. Dari percobaan ini ditentukan Plastic Index
(P), di mana:
PL LL P =
Dengan LL adalah liquid limit yang didapat dari praktikum terdahulu.
Kadar air tanah dalam keadaan aslinya biasanya terletak antara batas plastis
dan batas cair.

#umus yang digunakan :
100
w w
w w
w
3 2
3 1
-

=

Di mana:
w kadar air
w
1
berat tanah basah c4ntaine7
w
2
berat tanah kering c4ntaine7
w
3
berat c4ntaine7

2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Membersihkan alat-alat yang akan digunakan.
- Menyediakan botol penyemprot dan air suling.
- Menyiapkan tanah lolos saringan no. 40.
- Menimbang berat c4ntaine7 sebanyak dua buah.

2.2. 1alannya Percobaan
- ontoh tanah dimasukan ke dalam mangkuk porselin dan kemudian
dicampur dengan air suling dan diaduk dengan spatula hingga homogen.
- ontoh tanah tersebut diambil sedikit lalu digulung di atas pelat kaca
sampai berdiameter 1/8 inch. Bila kadar air berlebih, pada waktu contoh
tanah mencapai diameter 1/8 inch, tidak terjadi retak-retak. Maka
percobaan ini harus diulang kembali dengan menambahkan contoh
tanah. Dan bila kadar air kurang, contoh tanah akan retak-retak sebelum
mencapai diameter 1/8 inch. Percobaan ini pun harus diulang kembali
sedemikian sehingga contoh tanah tepat retak-retak pada waktu
mencapai diameter 1/8 inch.
- ontoh tanah yang mulai retak-retak halus pada diameter 1/8 inch
dibagi menjadi dua bagian yang kira-kira sama besar dan masing
masing bagian dimasukkan ke dalam c4ntaine7 yang sudah ditimbang
beratnya. C4ntaine7 harus secepatnya ditutup agar kadar air tidak
berkurang karena penguapan. C4ntaine7 yang telah terisi tanah tersebut
kemudian ditimbang.
- Percobaan di atas dilakukan sampai jumlah contoh tanah dalam
c4ntaine7 minimum 15 gram.
- C4ntaine7 berisi tanah yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam oven
dalam keadaan terbuka selama kurang lebih 18 jam.

- Setelah kurang lebih 18 jam dalam oven, c4ntaine7 berisi tanah
dikeluarkan untuk ditimbang guna mencari kadar airnya.

2.3. Perbandingan dengan ASTM
- Pada percobaan, waktu penggulungan tanah tidak ditentukan,
sedangkan pada STM waktu penggulungan tanah maksimum 2 menit.
- Pada percobaan, setelah tanah digulung dan terjadi retak-retak, maka
tanah tersebut dibagi menjadi dua bagian sama besar dan dimasukkan
ke dalam c4ntaine7. Sedangkan pada STM tanah yang telah digulung
akan diremukkan kembali dan digulung kembali sampai contoh tanah
tersebut sukar digulung kembali.

3. PENGOLAHAN DATA
Untuk sampel :
Berat tanah basah c4ntaine7 39.05 gram
Berat tanah kering c4ntaine7 33.65 gram
Berat c4ntaine7 21.47 gram
Berat tanah kering (berat tanah kering c4ntaine7) c4ntaine7
33.65 21.47
12.18 gram
Berat air (berat tanah basah c4ntaine7) (barat tanah kering c4ntaine7)
39.05 33.65
5.4 gram
335 . 44
100
18 . 12
4 . 5
100
ing ker ah tan berat
air berat
w , air Kadar
=
- =
- =

Untuk hasil perhitungan lainya dapat dilihat pada lampiran.
9322 . 43
2
5294 . 43 335 . 44
PL
=
+
=

7078 . 37
9322 . 43 64 . 81
PL LL P
=
=
=



. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum plastic limit adalah agar kadar air
pada batas plastis dari contoh tanah dapat diketahui. Untuk mendapatkan
batas plastis dari contoh tanah, maka pertama-tama yang dilakukan adalah
tanah yang lolos saringan no. 40 dicampur dengan air suling dan diaduk
secara merata (homogen) dalam mangkuk porselin. Lalu ambil tanah sedikit
demi sedikit dan digulung di atas pelat kaca sampai berdiameter kurang
lebih 3.2 mm. Lalu jika tanah yang digulung tersebut tidak terdapat retak-
retak halus, berarti tanah tersebut terlalu basah dan percobaan harus diulang
dengan menambah tanah. Begitu pula jika tanah yang digulung terdapat
retak yang terlalu besar, yang menandakan bahwa tanah tersebut terlalu
kering sehingga harus ditambahkan air. Setelah menggulung tanah pada
diameter kurang lebih 3.2 mm dan terdapat retakretak halus, tanah
dimasukkan ke dalam c4ntaine7 yang sebelumnya telah ditimbang. Setelah
itu c4ntaine7 harus ditutup supaya kadar air tanah dalam c4ntaine7 tidak
berubah. Kemudian tanah dan c4ntaine7 ditimbang (berat tanah dalam
c4ntaine7 minimal 15 gram). Lalu tanah dimasukkan dalam oven kurang
lebih 18 jam, kemudian dikeluarkan dan ditimbang untuk mencari kadar
airnya.
.2. Analisa Hasil
Dari hasil praktikum plastic limit, maka diperoleh batas plastis
dari tanah yang digunakan yaitu sebesar 43.9322 sedangkan nilai
plasticity index-nya adalah 37.7078. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
kadar air tanah lebih dari 43.9322 dan kurang dari 81.64 , maka tanah
berada dalam keadaan plastis.

.3. Analisa Kesalahan
- Kesalahan pada saat menimbang sample dan c4ntaine7.
- Tidak tepatnya ukuran (3.2 mm) pada saat contoh tanah digulung.
- ampuran air suling dan tanah yang kurang homogen.

5. KESIMPULAN

- Praktikum plastic limit ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas
plastis (plastis limit) dari contoh tanah.
- Dari hasil praktikum diperoleh harga PL 43.9322 dan P 37.7078.

. REFERENSI
- Lambe T. W. 'Soil Testing For Engineering, John Willey and Sons, New
York, 1951.
- Punmia B. . 'Soil Mechanic and Foundation Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. 'Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.



SHRINKAGE LIMIT

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud Dan Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas susut
dari contoh tanah. Di dalam laboraturium, sh7inkae limit dideIinisikan
batas di mana tidak akan terjadi perubahan volume pada massa tanah,
apabila kadar airnya dikurangi.

1.2. Alat Dan Bahan
- Pelat kaca berkaki tiga
- G744;in t44l
- Spatula
- Mangkuk porselin
- C4ated dish
- ir raksa, vaselin
- lat casagranda
- Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
- Botol penyemprot
- ontoh tanah lolos saring no. 40

1.3. Dasar Teori
Batas susut adalah kadar air pada keadaan semiplastis dan beku.
Pada tahapan ini tanah mengering tanpa diikuti perubahan volume. Batas
susut ditentukan pada kadar air di mana tanah pada tahap mengering tidak
terdapat perubahan/pengurangan volume.
#umus yang digunakan:
) )
100
W
V V W W
) SL ( it lim Shrinkage
jenis berat
berat
Volume
w
w d w d w
-
p
=
=


Di mana:
W
w
berat tanah basah

W
w
berat tanah kering
V
w
volume tanah basah
V
w
volume tanah kering
p
w
berat volume air 1 gr/cm
3

d
d
V
W
) S# ( #atio Shrinkage =

2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Menyiapkan tanah lolos saringan no. 40.
- lat yang akan dipakai disiapkan.
- Mengkalibrasi timbangan.
- Menyiapkan air suling secukupnya.
- Menimbang c4ated dish yang diperlukan.

2.2. 1alannya Percobaan
- ontoh tanah dimasukkan ke dalam mangkuk porselin dan kemudian
diberi air suling secukupnya dan diaduk dengan spatula hingga
homogen.
- ontoh tanah yang sudah homogen dimasukkan dalam alat casagranda
selapis demi selapis agar tidak ada lagi gelembung udara, setelah itu
permukaan tanah diratakan dengan spatula.
- Pada tanah dibuat celah dengan menggunakan 744;in t44l dan tanah
tidak boleh longsor sewaktu 744;in t44l diangkat.
- lat casagranda diputar dengan kecepatan konstan 2 putaran/perdetik.
- pabila pada ketukan yang diinginkan yaitu antara 0-20 ketukan dan
tanah telah merapat 0.5 inch, maka tanah tersebut dimasukkan ke dalam
c4ated dish (yang sudah diolesi dengan vaselin dan sudah ditimbang).
C4ated dish tadi ditekuk-tekuk agar tidak terdapat gelembung udara,
kemudian permukaannya diratakan dan ditimbang.
- Langkah 1 sampai 5 dilakukan kembali untuk ketukan yang berbeda.
- C4ated dish dan tanah didiamkan di udara terbuka selama I 18 jam agar
tidak mengalami retak-retak karena mendapat pemanasan tiba-tiba.
Setelah itu baru dimasukan ke dalam oven kurang lebih 18-24 jam.

- Setelah 18-24 jam dikeluarkan dari oven, c4ated dish dan tanah kering
ditimbang lagi dan kemudian dihitung volume tanah basah dan volume
tanah kering.
Mencari volume tanah basah:
- ir raksa dimasukan ke dalam c4ated dish sampai penuh.
- Permukaan air raksa diratakan dengan pelat kaca, kemudian c4ated
dish beserta isinya ditimbang.
-
raksa air BJ
raksa air berat
raksa air volume basah ah tan Volume = =
Mencari volume tanah kering:
- ir raksa dimasukkan ke dalam sh7inkae dish sampai penuh dan
diratakan dengan pelat kaca.
- Sh7inkae dish beserta isinya ditimbang. Maka diperoleh berat air
raksa sh7inkae dish (W
Hgs
).
- ontoh tanah kering dimasukkan ke dalam sh7inkae dish berisi air
raksa dengan menekannya secara hati-hati dengan pelat kaca
berkaki tiga sehingga contoh tanah benar-benar berada tepat di
permukaan air raksa.
- Sh7inkae dish beserta isinya ditimbang. Maka diperoleh berat air
raksa dengan menekannya secara hati-hati dengan pelat kaca
berkaki tiga sehingga contoh tanah benar-benar berada tepat di
permukaan air raksa.
- ontoh tanah dikeluarkan.
- Sh7inkae dish air raksa ditimbang kembali (W
Hgs
).
-
raksa air BJ
' W W
tumpah yang raksa air volume ing ker ah tan Volume
s Hg s Hg + +

= =


2.3. Perbandingan dengan ASTM
Pada percobaan di dalam laboraturium, c4ated dish yang telah
diolesi vaselin dan diisi tanah diketuk-ketuk agar tidak tersisa gelembung
udara di dalamnya. Sedangkan menurut standar STM D-427, c4ated dish
hanya digoyang-goyangkan saja. Selain itu, pada metode STM alat yang
dipakai adalah mangkuk porselin yang mempunyai diameter I 1.75 inch

dengan tinggi 0.5, sedangkan dalam percobaan di dalam laboraturium
dipakai c4ated dish.

3. PENGOLAHAN DATA
Untuk sampel :
Berat c4ated dish tanah basah 62.31 gram
Berat c4ated dish 37.4 gram
Berat tanah basah (berat c4ated dish tanah basah) berat c4ated dish
62.31 37.4
24.91 gram
Berat c4ated dish tanah kering 50.95 gram
Berat tanah kering (berat c4ated dish tanah kering) berat c4ated dish
50.95 37.4
13.55 gram
Berat c4ated dish Hg 263.7 gram
Berat Hg (berat c4ated dish Hg) berat c4ated dish
263.7 37.4
226.3 gram
3
cm 7258 . 16
53 . 13
3 . 226
53 . 13
Hg berat
basah ah tan Volume
=
=
=

Berat Hg sh7inkae dish 762.9 gram
Berat Hg sh7inkae dish (setelah tanah ditekan) 622 gram

Brt Hg yang hilang (brt Hg sd) (brt Hg sd (setelah tanah ditekan))
762.9 622
140.9 gram
3
cm 4139 . 10
53 . 13
9 . 140
53 . 13
hilang yang Hg berat
ing ker ah tan Volume
=
=
=


255 . 37
100
55 . 13
) 4139 . 10 7258 . 16 ( 1 ) 55 . 13 91 . 24 (
100
ing ker ah tan berat
) krg ah tan vol bsh ah tan vol ( ) krg ah tan brt bsh ah tan brt (
SL
w
=
-

=
-

=

3011 . 1
4139 . 10
55 . 13
ing ker ah tan volume
ing ker ah tan berat
=
=
= 7ati4 Sh7inkae

Untuk hasil perhitungan lainnya dapat dilihat pada lampiran.
615 . 25
3
995 . 22 596 . 16 255 . 37
rata rata SL
=
+ +
=

5302 . 1
3
606 . 1 6834 . 1 3011 . 1
rata - rata
=
+ +
= 7ati4 Sh7inkae


. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Pada pengujian sh7inkae limit bertujuan untuk mencari kadar air
pada batas susut dari contoh tanah. Prosedur pengujian sh7inkae limit
sama seperti pengujian liquid limit, tetapi dengan batasan jumlah ketukan
antara 0 sampai 20 ketukan.
Untuk mendapatkan batas susut dari contoh tanah, maka hal
pertama yang dilakukan adalah menimbang c4ated dish yang digunakan
lalu diolesi dengan oli. Setelah itu tanah yang telah digunakan pada
percobaan liquid limit ditambahkan air suling, agar tanah menjadi lebih
basah dan mencapai jumlah ketukan antara 0 sampai 20 ketukan. Dan
dilakukan pengujian sama seperti pengujian liquid limit dengan
menggunakan alat casagranda. pabila tanah telah mencapai ketukan yang
diinginkan maka tanah tersebut diletakkan pada c4ated dish sambil diketuk-
ketuk, hal ini dilakukan agar tanah benar-benar memenuhi ruang c4ated
dish sehingga volume tanah sama dengan volume c4ated dish. Kemudian
diratakan dengan spatula dan ditimbang. Lalu tanah yang ada di c4ated dish

didiamkan di udara terbuka selama satu hari agar tidak mendapat
pemanasan secara tiba-tiba lalu keesokan harinya baru dimasukkan ke
dalam oven dan ditimbang lagi. Setelah itu, tanah dikeluarkan dari c4ated
dish kemudian dimasukkan air raksa dan diratakan dengan pelat kaca, hal
ini dilakukan untuk mengetahui volume tanah basah yang dimasukkan ke
dalam c4ated dish. Setelah itu c4ated dish yang berisi air raksa ditimbang.
Kemudian untuk mengetahui volume tanah kering yaitu dengan cara
memasukkan air raksa pada sh7inkae dish kemudian diratakan dengan
pelat kaca dan ditimbang. Lalu keluarkan tanah dari c4ated dish dan
dimasukkan ke dalam sh7inkae dish dan ratakan dengan pelat kaca berkaki
tiga sampai tanah tenggelam. Lalu tanah dikeluarkan dan sh7inkae dish
ditimbang kembali untuk mengetahui berat air raksa yang tumpah, di mana
berat air raksa yang tumpah tersebut sama dengan volume dari tanah
kering. Dalam praktikum ini dipakai air raksa karena air raksa memiliki
nilai kohesi yang tinggi sehingga pada saat tanah dimasukkan ke dalam air
raksa, volume tanah tidak berubah karena air raksa tidak menyerap ke
dalam tanah.

.2. Analisa Hasil
Dari praktikum ini diperoleh nilai sh7inkae limit dari sampel
tanah yang digunakan yaitu sebesar 25.615 dengan harga sh7inkae 7ati4
1.5302. Hal ini menunjukkan bahwa apabila kadar air tanah tersebut adalah
25.615 , maka tanah tidak akan mengalami penyusutan volume apabila
dipanaskan terus-menerus.

.3. Analisa Kesalahan
- Berubahnya berat c4ated dish sebagai akibat adanya oli.
- Pecahnya tanah pada proses penekanan tanah masuk ke dalam air raksa.
- Berubahnya berat raksa sebagai akibat adanya kotoran pada air raksa.
- Kesalahan dalam pembacaan timbangan.

5. KESIMPULAN
- Percobaan ini bertujuan untuk mencari kadar air pada batas susut dari contoh
tanah.

- Dari hasil praktikum diperoleh harga SL 25.615 dan sh7inkae 7ati4
1.5302.

. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New
York, 1951.
- Wesley L. D. 'Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerj
- Punmia B. . 'Soil Mechanic and Foundation Standart Book House, Delhie,
1981.aan Umum, 1977.

SPESIFIC GRAVITY

1. PENDAHULUAN
Maksud dan Tujuan Praktikum
Untuk mendapatkan harga specific 7a;ity dari butiran tanah, yaitu
perbandingan berat isi tanah dan berat air pada suhu 4.

Alat dan Bahan
- Pikn4mete7 dengan volume 500 ml
- Timbangan dengan ketelitian 0.001 gram
- Saringan no. 40 STM
- Oven
- Kompor listrik
- Termometer
- Sampel tanah yang lolos saringan no. 40 sebanyak 500 gram

Dasar Teori
#umus dasar yang digunakan:

w
s
Gs

=
Untuk tanah:

s
s
s
V
W
=
Untuk air:

w
w
w
V
W
=
Dalam percobaan selalu diusahakan agar volume tanah (V
s
) volume air
(V
w
), yaitu dengan mengambil volume tanah volume air yang
dipindahkan. Karena V
w
V
s
, maka rumus menjadi:

w
s
W
W
Gs =

Di mana:

Gs berat jenis air pada suhu 4. Untuk percobaan pada T,
maka harga tersebut harus dikoreksi dengan harga -sehingga rumus
menjadi:
w
s
W
W
Gs - =
W
s
berat tanah kering
W
w
berat air
- Iaktor koreksi suhu yang berhubungan dengan T pada saat
percobaan

2. PROSEDUR PRAKTIKUM
Persiapan Praktikum
- Disiapkan lima buah pikn4mete7 yang telah dibersihkan dan
dikeringkan.
- Untuk bahan uji digunakan sampel tanah sebanyak 500 gram yang lolos
saringan no. 40 dan sudah dikeringkan dalam oven selama 24 jam.

1alannya Praktikum
- Pikn4mete7 dibersihkan dan dikeringkan.
- Pikn4mete7 diisi dengan air sebanyak 500 ml dan ditimbang beratnya.
- Suhu air dalam pikn4mete7 dicatat.
- ir dalam pikn4mete7 dibuang kemudian pikn4mete7 dibersihkan dan
dikeringkan kembali.
- Sampel tanah masing-masing sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam
pikn4mete7 secara hati-hati (diusahakan tidak ada butiran tanah
menempel pada dinding leher pikn4mete7 karena akan mengurangi
volume).
- Pikn4mete7 diisi kembali dengan air suling hingga mencapai 3/4
bagian volume pikn4mete7.
- Udara yang terperangkap dalam tanah pada pikn4mete7 dihilangkan
dengan cara dididihkan 15 menit.
- Pikn4mete7 disimpan selama 18 jam agar suhu air sama dengan suhu
air awal, kemudian pikn4mete7 berisi air dan tanah tersebut ditimbang
kembali.


Perbandingan dengan ASTM
lat dan bahan yang digunakan pada prosedur STM D 854-58:
- Pikn4mete7 yang digunakan dapat berupa botol labu dengan volume
100 ml atau st4pe77ed b4ttle dengan volume 50 ml.
- Sampel tanah seberat 25 gram untuk botol labu dan 10 gram untuk
st4ppe77ed b4ttle.
Jalannya percobaan sesuai prosedur STM:
- Pikn4mete7 dibersihkan dan dikeringkan, kemudian dicatat beratnya.
- Pikn4mete7 diisi dengan air suling (dianjurkan memakai kerosin) dan
ditimbang beratnya (W
bw
).
- Dibuat tabel untuk W
bw
pada beberapa suhu air yang diinginkan.
- ontoh tanah dimasukkan ke dalam botol labu/st4pe77ed b4ttle yang
berisi air suling/kerosin.
- Udara yang terperangkap di dalamnya dihilangkan dengan cara:
O Dididihkan.
O Diberi tekanan udara.
- Pikn4mete7 diisi dengan air suling kembali sampai penuh volumenya.
- Berat botol labu/st4pe77ed b4ttle yang telah berisi tanah dihitung dan
dicatat suhunya.
Perbedaan antara prosedur STM dengan prosedur praktikum:
- Volume pikn4mete7 yang digunakan adalah 500 ml.
- Sampel tanah yang dipakai 100 gram, lolos saringan no. 40, kering
oven.
- Banyaknya percobaan yang dilakukan bukan berdasarkan suhu air yang
diinginkan tetapi berdasarkan jumlah sampel yang diinginkan.



3. PENGOLAHAN DATA
Untuk pikn4mete7 :
Berat sampel tanah (W
s
)100 gr
Berat pikn4mete7 air suling (W
bw
) 666 gr
Berat pikn4mete7 air suling tanah (dipanaskan) (W
bws
) 729 gr

Suhu awal (T
0
) 29.5
o

Faktor koreksi suhu (-) 0.9958
gr 37
729 666 100
W W W W
bws bw s w
=
+ =
+ =

6914 . 2
37
100
9958 . 0
W
W
Gs
w
s
=
=
- =

Untuk pikn4mete7 dan cara perhitungannya sama dengan pikn4mete7 .
Gs rata-rata dari tiga kali percobaan:
7163 . 2
3
1489 . 8
3
6914 . 2 7661 . 2 6914 . 2
Gs
=
=
+ +
=

Persentase kesalahan relatiI:
9167 . 0
100
7163 . 2
0249 . 0
100
7163 . 2
7163 . 2 6914 . 2
100
Gs
Gs Gs
rata rata
rata rata 1
=
- =
-

= -


Persentase kesalahan relatiI rata-rata :
2 2223 . 1
3
6668 . 3
3
9167 . 0 8334 . 1 9167 . 0
3
Gs kesalahan
3
1 i
i
=
=
+ +
=

=

. ANALISA
Analisa Praktikum
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan pikn4mete7
sebanyak tiga buah, lalu air suling dimasukkan ke dalam pikn4mete7
sebanyak 500 ml. Kemudian menimbang air dan pikn4mete7, lalu hasilnya
dicatat. Selanjutnya mengukur suhu air yang ada dalam pikn4mete7 dengan
termometer dan menyiapkan sampel tanah kering yang lolos saringan no. 40

sebanyak tiga buah dengan berat masing-masing 100 gram. Lalu air yang
ada dalam pikn4mete7 dibuang hingga tersisa kurang lebih 1/3 bagian tinggi
pikn4mete7 kemudian beratnya ditimbang dan dicatat. Selanjutnya sampel
tanah kering yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam pikn4mete7,
kemudian berat tanah dan pikn4mete7 yang berisi air tersebut ditimbang dan
dicatat. Lalu pikn4mete7 dikocok agar tanah tercampur secara merata.
Langkah selanjutnya adalah memanaskan pikn4mete7 yang berisi tanah dan
air tersebut selama kurang lebih 10 menit atau sampai mendidih, lalu
didiamkan kurang lebih selama 24 jam. Setelah itu, menambahkan air
sampai pada batas yang ada pada pikn4mete7 agar suhunya sama dengan
suhu awal kemudian pikn4mete7 dan tanah ditimbang serta dicatat beratnya.

Analisa Hasil
Dari hasil praktikum didapatkan harga Gs rata-rata sebesar 2.7163
yang berarti tanah yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis
tanah in47anic clay karena 2.7 Gs 2.8.

Analisa Kesalahan
- Tertumpahnya sampel tanah pada saat memasukkan tanah ke dalam
pikn4mete7.
- Kekurangtelitian pada saat pembacaan timbangan.

5. Kesimpulan
- Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan harga specific 7a;ity
dari butiran tanah, yaitu perbandingan berat isi tanah dan berat air pada suhu
4.
- Dari hasil praktikum diperoleh harga Gs 2.7163.
- Berdasarkan nilai Gs yang diperoleh dari hasil praktikum, maka sampel tanah
yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis tanah in47anic clay.

. Referensi
- Lambe T. W. 'Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New
York, 1951.

- Punmia B. . 'Soil Mechanic and Foundation, Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. 'Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.


HYDROMETER

1. PENDAHULUAN
1.1.Maksud Dan Tujuan Praktikum
Menentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki diameter
lebih dari 0.074 mm (lolos saringan no. 200 STM) dengan cara
pengendapan (hyd74mete7 analysis).

Alat Dan Bahan
- Hidrometer (type 152H)
- Hidrometer jar (1080 ml)
- Gelas ukur (1000 ml)
- Larutan dispersi 4 , ate7 lass
- Pengaduk
- Gelas ukur kecil
- St4patch
- Pengaduk mekanis (mixe7)
- Oven
- Termometer elcius
- Gelas belimbing
- Pipet
- Saringan no. 200 STM
- Timbangan (ketelitian 0.01 mg)
- Sampel tanah yang lolos saringan no. 40 STM, masing-masing 50
gram (3 sampel)

1.3. Dasar Teori
Percobaan ini didasarkan pada hubungan antara kecepatan jatuh
dari suatu butiran di dalam suatu larutan, diameter butiran, berat jenis
larutan, dan kepekaan larutan tersebut.

Hubungan di atas dijabarkan oleh Hukum Stokes sebagai:
)
2
w s
2 / D
9
2
v


=

w s
v . 18
D

=
Di mana:
v kecepatan jatuh dari butiran (cm/s)

s
berat jenis butiran (gr/cm
3
)

w
berat jenis larutan (gr/cm
3
)
kepekatan larutan (dyne s/cm
2
)
D diameter butiran (cm)

Batasan dari Hukum Stokes :
- Hukum ini hanya berlaku jika: 0.0002 mm D 0.2 mm.
Mengingat butiran yang lebih besar dari 0.2 mm akan menyebabkan
turbulensi pada larutan, sebaliknya butiran yang lebih kecil dari 0.0002
mm cenderung akan melakukan gerak Brown (hal ini dipengaruhi oleh
gaya tarik dan tolak antar partikel).
- Jumlah sampel yang dipergunakan harus jauh lebih sedikit dari pada
butiran yang dipakai ( 5 ) ini dilakukan agar tidak terjadi interIerensi
selama pengendapan berlangsung. Menurut Bowles, Hidrometer 152 H
dikalibrasi untuk suspensi larutan yang mengandung 60 gram dalam
1000 ml air.
- Butiran tanah diasumsikan bundar, walaupun asumsi ini tidak 100
benar. Tanah-tanah yang akan dipakai harus diuraikan dengan bahan
dispersi sebagai berikut:
O Untuk tanah yang bersiIat alkali/basa diberi sodium metaIosIat
(NaPO
3
) dengan nama dagang calgon.
O Untuk tanah yang bersiIat asam dipakai sodium silikat (Na
2
SiO
3
),
dikenal dengan nama ate7 lass.

Kecepatan jatuh butiran:

) / V L ( 5 . 0 L L
t
L
v
b 2 1
+ =
=



Di mana:
v kecepatan jatuh butiran
L tinggi jatuh butiran
t waktu
V
b
volume bulb hyd74mete7
luas penampang hidrometer
L
1
dapat dilihat pada tabel 6.5 (lampiran) sesuai pembacaan
hidrometer tipe 152 H hanya perlu dikoreksi terhadap miniskus

Untuk yang sudah dikoreksi:
#c #
aktual
:e74 c477ecti4n
T
Di mana:

T
suatu koreksi temperatur yang dapat dilihat pada table 6.3 (lampiran)
- Untuk Gs 2.65 didapat:
100
Ws
#c
Iiner - =
- Sedangkan untuk Gs 2.65:
100
Ws
a #c
Iiner -

=
Di mana:
65 . 2 ) 1 Gs (
65 . 1 Gs
a

=
tau harga a dapat dilihat dalam tabel 6.2 (lampiran).

Untuk memudahkan perhitungan:
- Satuan L dalam cm dan t dalam menit sehingga didapat:

t
L
K D
atau
t 980 ) G G (
L 30
D
w s
=


=

KoeIisien K dapat dilihat pada tabel 6.2 (lampiran).
atatan: Semua tabel yang terlampir (6.1-6.5) bersumber dari
'Eninee7in P74pe7ties 4f S4il and Thei7 Measu7ment`.

- Setelah Iiner dan D yang koresponding digambarkan maka akan
didapat suatu graIik distribusi butiran.
- Dari ini akan didapat D
10
, D
30
, dan D
60
.
D
10
diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak
10.
Kita bisa dapatkan:
O KoeIisien keseragaman
10
60
D
D
u =
u 1 , tanah yang hanya memiliki satu ukuran butiran
2 u 3 , tanah yang gradasinya sangat buruk
u ~ 15 , tanah bergradasi baik
O KoeIisien ku7;atu7e/kelengkungan:
60 10
2
30
D D
D
c
-
=
1 c 3, dapat dianggap suatu batasan untuk tanah yang
bergradasi baik.

2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Disediakan tiga contoh tanah, masing-masing 50 gram, kering oven.
- Ditimbang 40 gram ate7 lass sebagai bahan dispersi dan dimasukkan
ke dalam hidrometer jar, kemudian diisi dengan air suling sampai 1000
ml, dicampur hingga homogen.
- Larutan dispersi ini dituangkan ke dalam tiga buah gelas belimbing,
masing-masing 125 ml, lalu diaduk dengan batang pengaduk dan
didiamkan selama 18 jam.
- Disiapkan satu batang silinder (1000 ml), kemudian dimasukkan 125 ml
larutan dispersi dan ditambahkan air suling hingga 1000 ml. Tabung ini
berIungsi sebagai tabung kontrol.

2.2. 1alannya Praktikum
- Memeriksa koreksi minikus dan koreksi nol pada alat hidrometer tipe
152 H dengan jalan memasukkannya ke dalam tabung kontrol dan
pembacaan dicatat.

- ampuran tanah dan larutan dispersi yang telah direndam semalam
dimasukkan ke dalam mixe7 cup dan kemudian ditambahkan sejumlah
air suling dengan pipet sehingga mencapai kurang lebih 2/3 dari mixe7
cup. Kemudian dilaksanakan pengadukan selama kurang lebih 10 menit.
- ampuran tadi dimasukkan ke dalam hidrometer jar lalu ditambahkan
air suling hingga 1000 ml.
- Tabung ditutup dengan karet penutup dan dikocok secara horizontal
selama kurang lebih satu menit.
- Segera setelah tabung diletakkan, hidrometer dimasukkan, tepat 1 menit
pertama, hidrometer dibaca (#
1
) lalu menit kedua dibaca kembali (#
2
)
kemudian hidrometer diangkat dan pada menit yang ke-2.5 hidrometer
dimasukkan kembali dan dibaca kembali hingga menit keempat (#
4
).
- Pembacaan dihentikan dan tabung dikocok kembali seperti poin 4.
- Dilakukan pembacaan kembali seperti pada poin 5 berulang-ulang
hingga dicapai harga #
1
, #
2
, #
3
, dan #
4
yang sama (pada umunya
dilakukan 3 kali berturut-turut), jika hal ini telah dicapai maka larutan
dapat dianggap homogen.
- Pembacaan dapat diteruskan untuk menit ke-8, 15, 30, 60, 120, 240,
960, 1440.
- Setelah selesai, larutan dituang dan disaring dengan saringan no. 200
STM. Butiran tanah yang tertinggal dipakai pada percobaan Sie;e
Analysis.

2.3. Perbandingan dengan ASTM
Pada prosedur STM, pembacaan hidrometer tidak dilakukan pada menit-
menit ke-120, 240, 480, 960.

3. PENGOLAHAN DATA
Gs 2.779 (didapat dari praktikum Spesific G7a;ity)
a 0.9742 (dari tabel 6.2 yang diinterpolasi)
W
s
50 gram
Koreksi nol 1 unit
Koreksi miniskus 1 unit
Untuk pembacaan pada menit pertama:

t 30.5 ,
T
4.225 (tabel 6.3 yang diinterpolasi)
#a 43.5
#c #a koreksi nol
T
43.5 1 4.225 46.725
039 . 91 100
50
9742 . 0 725 . 46
100
Ws
a #c
Iiner = -
-
= -

=
#h #a koreksi miniskus 43.5 1 44.5
Maka dari tabel 6.5 diperoleh L 9
9
1
9
T
L
), pertama menit ( 1 T = = =
k 0.0117 ( tabel 6.4 yang diinterpolasi ).
mm 0351 . 0 9 0117 . 0
T
L
k D = - = =
Catatan: harga a tergantung dari Gs tanah.
(Hasil pengolahan data lainnya dapat dilihat di lampiran)
D
10
0.00019 mm
D
30
0.00053 mm
D
60
0.0042 mm
)
352 . 0
0042 . 0 00019 . 0
00053 . 0
D D
D
c
1053 . 22
00019 . 0
0042 . 0
D
D
u
2
60 10
2
30
10
60
=
-
=
-
=
= = =


. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Percobaan yd74mete7 ini dilakukan dengan tujuan untuk
menenentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki diameter lebih
dari 0.074 mm (lolos saringan no. 200 STM) dengan cara pengendapan
(hyd74mete7 analysis).
Sebagai persiapan awal dari praktikum ini, pertama-tama siapkan
3 contoh tanah lolos saringan no. 4 STM, masing-masing 50 gram yang
sudah dikeringkan di dalam oven. Lalu masukkan contoh tanah ke dalam 3
gelas belimbing masing-masing 50 gram. Setelah itu, siapkan 40 gram
ate7 lass sebagai bahan pendispersi yang berIungsi untuk
menghancurkan tanah lalu masukkan ke dalam hidrometer jar, lalu

tambahkan air suling ke dalam hidrometer jar sampai 1000 ml dan aduk
hingga homogen menggunakan batang pengaduk. Tuangkan larutan
pendispersi ke dalam 3 buah gelas belimbing yang berisi contoh tanah,
masing-masing 125 ml, lalu aduk dengan batang pengaduk, tutup gelas
belimbing dan diamkan selama 24 jam. Setelah itu, siapkan tabung
silinder (1000 ml), lalu masukkan 125 ml larutan pendispersi ke dalamnya
dan tambahkan dengan air suling sampai 1000 ml, lalu diamkan selama
24 jam. Tabung ini berIungsi sebagai tabung kontrol. Setelah campuran
yang ada di gelas belimbing didiamkan selama 24 jam, masukkan
campuran tanah dan larutan pendispersi ke dalam mixe7 cup dan tambahkan
air suling sampai 2/3 bagian mixe7 cup. Lalu aduk campuran tersebut
dengan menggunakan mixe7 cup selama 15 menit, agar campuran lebih
homogen. Setelah selesai diaduk, masukkan campuran tersebut ke dalam
hidrometer jar dan tambahkan air suling sampai 1000 ml. Kemudian tutup
hidrometer jar dengan menggunakan karet penutup, lalu kocok campuran
tersebut secara horizontal selama 1 menit. Setelah selesai dikocok, segera
letakkan tabung hidrometer jar dan buka penutupnya. Kemudian masukkan
hidrometer ke dalam tabung campuran dan baca hidrometer tepat pada 1
menit petama (#
1
), lalu angkat hidrometer dan masukkan ke dalam tabung
kontrol untuk menstabilkan (menetralisir) kembali hidrometer. Setetah itu,
masukkan kembali hidrometer ke dalam tabung campuran dan baca
hidrometer tepat pada 2 menit pertama (#
2
), lalu angkat kembali hidrometer
dan masukkan ke dalam tabung kontrol. Masukkan kembali hidrometer ke
dalam tabung campuran dan baca hidrometer tepat pada 3 menit pertama
(#
3
), lalu angkat kembali hidrometer dan masukkan ke dalam tabung
kontrol. Pembacaan hidrometer dapat diteruskan untuk menit ke-4, 8, 15,
30, 45, 60, 120, 240, 1440. Setelah selesai, tuangkan dan saring larutan
campuran dengan saringan no. 200 STM. Endapan dari larutan campuran
dicuci dengan air keran agar bersih dari butiran clay, silt dan koloid-koloid
dan butiran tanah yang tertinggal dipakai untuk percobaan Sie;e Analysis.

.2. Analisa Hasil
Berdasarkan hasil praktikum, maka diperoleh nilai u 22.1053
dan nilai c 0.352. Selain itu juga diketahui bahwa sampel tanah yang

dipakai di dalam praktikum ini terdiri dari 55 clay, 42.998 silt, dan
2.002 sand. Karena nilai u ~ 15, yaitu 22.1053, maka tanah yang
digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis tanah yang bergradasi
baik dan diklasiIikasikan sebagai tanah silty clay karena komponen utama
dan komponen kedua tanah yang digunakan berturut-turut adalah clay dan
silt.

.3. Analisa Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pada saat pelaksanaan praktikum yaitu sebagai
berikut:
- Kurang teliti dalam pembacaan hidrometer.
- Kurang homogennya pencampuran antara tanah dengan larutan dispersi.

5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum hidrometer adalah menentukan distribusi dari butiran
tanah memiliki diameter lebih kecil dari 0.074 mm (lolos saringan no. 200
STM) dengan cara pengendapan (hyd74mete7 analysis).
- Dari hasil praktikum diperoleh nilai u 22.1053 dan nilai c 0.352.
- Tanah yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis tanah silty clay
yang bergradasi baik.

. REFERENSI
- Lambe T. W. 'Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New
York, 1951.
- Punmia B. . 'Soil Mechanic and Foundation, Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. 'Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.





SIEVE ANALYSIS

1. PENDAHULUAN
Maksud Dan Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui distribusi ukuran tanah yang berdiameter 4.76 mm
sampai 0.074 atau lolos saringan no. 4 STM dan tertahan saringan no. 200
STM.

Alat Dan Bahan
- Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr dan 0.1 gr
- Saringan standar STM no. 4, 10, 18, 40, 60, 100, dan 200 dan pan
- Piringan kaleng dan can
- M4t47i:ied dynamic sie;e shake7 (alat standar untuk melewatkan tanah
pada saringan)
- Sikat gigi
- Oven
- 500 gr tanah lolos saringan no. 4 STM, kering oven

Dasar Teori
Secara umum tanah terdiri atas tiga bagian, yaitu:
- Butiran
- ir
- Udara
SiIat-siIat suatu macam tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran
butirannya. Ukuran butiran menentukan klasiIikasi macam tanah tersebut.
Untuk butiran yang kasar dipakai cara penyaringan (sie;in) dalam
penentuan ukuran butiran tanah. Tanah dikeringkan dan disaring pada
serangkaian saringan dengan ukuran diameter kisi saringan tertentu dari
mulai yang kasar hingga yang halus. Dengan demikian butiran tanah
terpisah menjadi beberapa bagian dengan batas ukuran yang diketahui.

#umus yang digunakan:
100
W
W
) tertahan ( tertahan ah tan Persentase
total
tertahan
- =

tertahan 100 ) lolos ( lolos ah tan Persentase =
W
tertahan
W
tanah
W
tanah total sesudah penyaringan

Kesalahan penimbangan sampel tanah sebelum dan sesudah penyaringan
(tidak boleh melebihi 2 ) 100
W
W W
d
t d
-


Di mana:
W
d
berat butiran tanah sebelum lewat saringan
W
t
berat butiran tanah total setelah disaring

2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Tanah seberat 500 gr lolos saringan no. 4 STM dikeringkan dalam
oven selama 18 jam.
- Sampel tanah tersebut dicuci dengan air kran di atas saringan no. 200
STM agar bersih dari butiran clay, silt, dan koloid-koloid.
- Tanah yang sudah bersih dimasukkan ke dalam can, kemudian
dimasukkan ke dalam oven selama 18 jam.

2.2. 1alannya Praktikum
- Tanah dalam oven dikeluarkan kemudian ditimbang.
- Menyusun saringan menurut nomor, yaitu: 4, 10, 18, 40, 100, 200 (dari
yang terbesar di atas hingga yang terkecil), dan terbawah dipasangkan
pan.
- Tanah yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam saringan.
- Susunan saringan diletakkan dalam mesin pengguncang listrik dan
ditutup. Kemudian diguncang selama 15 menit.
- Saringan dibersihkan dari butiran-butiran tanah yang tertinggal pada
setiap saringan dengan bantuan sikat gigi.
- Sampel tanah yang tertinggal pada masing-masing saringan
dikumpulkan dan selanjutnya ditimbang serta dicatat.

2.3. Perbandingan dengan ASTM

Menurut standar STM, susunan saringan yang dipakai adalah no. 4, 10, 18,
40, 60, 100, 200, dan pan. Sedangkan pada praktikum ini digunakan sama
seperti STM, hanya tidak menggunakan saringan no. 60.

3. PENGOLAHAN DATA
Berat sampel 50 gram
Berat tanah kering 2.07 gram
Berat sampel yang tertahan pada saringan nomor:
10 STM 0.01 gram
18 STM 0.14 gram
40 STM 0.29 gram
100 STM 0.62 gram
200 STM 1.001 gram
Pan 0.008 gram
Total 2.069 gram
2 0483 . 0
100
07 . 2
001 . 0
100
07 . 2
069 . 2 07 . 2
kesalahan Persentase
=
- =
-

=

Untuk saringan no. 10 STM:
02 . 0
100
50
01 . 0
tertahan
=
- =

98 . 99
02 . 0 100
tertahan 100 lolos
=
=
=

Untuk hasil perhitungan lainnya dapat dilihat pada lampiran.

. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Percobaan Sie;e Analysis bertujuan untuk mengetahui distribusi
ukuran tanah yang berdiameter 4.76 mm sampai 0.074 mm dengan cara
penyaringan.

Langkah pertama adalah menyiapkan sampel tanah yang telah
dipakai dalam percobaan yd74mete7, lalu tuang tanah yang ada di dalam
hidrometer jar ke saringan no. 200 dan dicuci sampai bersih dari butiran
clay, silt, dan koloid-koloid.
Kemudian tuang sampel tanah ke dalam can dan dipanaskan agar
tanah kering, sebaiknya dilakukan dengan cara memasukkan tanah ke dalam
oven selama 24 jam, lalu timbang tanah yang sudah kering tersebut.
Siapkan saringan no. 10, 18, 40, 100, 200, dan pan. Lalu susun saringan dari
yang besar ke yang kecil di mesin pengguncang. Nyalakan mesin
pengguncang selama kurang lebih 15 menit lalu pindahkan tanah ke can
dengan bantuan sikat gigi. Setelah itu tanah yang tertahan di masing-masing
saringan dan pan ditimbang.

.2. Analisa Hasil
Dari hasil praktikum diperoleh bahwa persentase butiran tanah
yang lolos saringan no. 10, no. 18, no. 40, no. 100, dan no. 200 berturut-
turut adalah 99.98 , 99.72 , 99.42 , 98.76 , dan 97.998 . Hasil
percobaan yd74mete7 dan Sie;e Analysis ini kemudian digabungkan dan
diplot ke dalam graIik untuk dapat menentukan jenis tanahnya.

.3. Analisa Kesalahan
- Ketidaktelitian pada saat penimbangan sampel.
- danya sampel tanah yang tersangkut dilubang saringan dan sikat gigi
sehingga menyebabkan berat sampel tanah berkurang.



5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui distribusi ukuran tanah
yang berdiameter 4.76 mm sampai 0.074 atau lolos saringan no. 4 STM dan
tertahan saringan no. 200 STM dengan menggunakan cara penyaringan.
- Hasil praktikum diperoleh menunjukkan persentase butiran tanah yang lolos
saringan no. 10, no. 18, no. 40, no. 100, dan no. 200 berturut-turut yaitu 99.98
, 99.72 , 99.42 , 98.76 , dan 97.998 .


. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New York,
1951.
- Punmia B. . 'Soil Mechanic and Foundation Standard Book House, Delhie,
1981.
- Wesley L. D. 'Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.



COMPACTION

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
Mencari berat jenis kering maksimum pada kadar air optimum dari suatu
contoh tanah yang dipadatkan.

1.2. Alat dan Bahan
- M4ld, silinder pencetak tanah lengkap dengan c4lla7 dan base plate
- amme7 seberat 10 lb, dengan tinggi jatuh 18``
- yd7aulic ext7ude7
- Pelat baja pemotong
- Gelas ukur
- Tempat untuk mencampur tanah dengan air
- Pelat besi/penggaris untuk mengukur tinggi tanah
- Timbangan
- Oven dengan temperatur 105-110

- Saringan no. 4
- Jangka sorong


1.3. Dasar Teori
Teori:
Pemadatan tanah adalah suatu proses di mana pori-pori tanah dikurangi dan
udara dikeluarkan secara mekanis.
Suatu pemadatan tanah adalah juga merupakan suatu usaha (energi) yang
dilakukan pada massa tanah. Suatu pemadatan (C4mpacti;e Eff47t .E.)
yang dilakukan tersebut adalah merupakan Iungsi dari variabel-variabel
berikut ini:
V
B L H W
. E .

=






Di mana:
.E. C4mpacti;e Eff47t |It lb/It
3
|
W berat hamme7 |lb|
H tinggi jatuh |in|
L jumlah lapisan (laye7)
B jumlah pukulan per-laye7
V volume tanah |It
3
|

Pemadatan tanah yang dilakukan di laboratorium pada umumnya terdiri
dari dua macam, yaitu:
1. Standa7d P74ct47-SHTO T 99 (STM D 698).
2. M4dified P74ct47-SHTO T 99 (STM D 1557).
Sebagai suatu gambaran mengenai kedua cara tersebut adalah sebagai
berikut:

Test Identificati4n
SHTO T 99 g SHTO T 180 g
STM D 698 STM D 1557
Diameter m4ld |in| 4" 6" 4" 6"
Berat hamme7 (W) |lb| 5.5 5.5 10 10
Tinggi jatuh (H) |in| 12 12 18 18
Jumlah lapisan (L) 3 3 5 5
Jumlah pukulan per-laye7
(B)
25 56 25 56
.E. |It lb/It3| 12.375 12.375 56.25 56.25
Ukuran butiran maksimum,
terlewati
No.4
(3/4")
No.4
(3/4")
No.4
(3/4")
No.4
(3/4")

Hasil dari suatu kepadatan tanah bergantung pada kadar airnya. Untuk
membuat suatu hubungan tersebut dibuat beberapa contoh tanah minimal
empat contoh dengan kadar air yang berbeda-beda, dengan perbedaan
kurang lebih 4 . Dari percobaan tersebut dibuat graIik yang
menggambarkan hubungan antara kepadatan dan kadar air, sehingga dari
graIik tersebut dapat diperoleh
dry
maksimum pada kadar air optimum.


Dengan demikian dapat diperoleh petunjuk bahwa suatu tanah yang
dipadatkan dengan kadar air tanah lebih dari w
opt
, akan diperoleh nilai
kepadatan yang lebih kecil dari
dry
maksimum.
#umus yang digunakan:
a. Menentukan kadar air:
) w 1 (
W
W
) w 1 ( W W
100
W
W
w
b
k
k b
k
w
+
=
+ =
- =

Di mana:
W
k
berat tanah kering (gr)
W
b
berat tanah basah (gr)
W
w
berat air (gr)
w kadar air ()

b. Menentukan penambahan volume air:
W
w 1
w w
V
k
k x
-
+

=
Di mana:
V volume air yang ditambahkan (ml)
w
x
kadar air akhir ()
w
k
kadar air awal ()
W berat tanah (gr)
c. Mencari harga
wet
dan
dry
:
) w 1 ( V ) w 1 (
W
V
W
V
W
wet k
dry
wet
+

=
+
= =
=

Di mana:
W berat tanah (gr)
W
k
berat tanah kering (gr)
w kadar air ()


V volume (cm
3
)

wet
kerapatan basah (gr/cm
3
)

dry
kerapatan kering (gr/cm
3
)

d. Mencari e74 Ai7 J4id line (AJ-line):
AJ-line adalah garis yang menggambarkan hubungan antara berat isi
kering dengan kadar air dalam kondisi derajat kejenuhan (Sr) 100.

Sr / ) Gs w ( 1
Gs
ZV
w
+

=
Di mana:
Gs spesific 7a;ity
w kadar air contoh tanah ()

w
berat jenis tanah

e. Mencari harga C4mpacti4n Eff47t (.E.):
V
B L H W
. E .

=
Di mana:
.E. C4mpacti4n Eff47t energi yang dilakukan pada massa
tanah |cm gr/cm
3
|
Dipergunakan m4dified p74ct47:
W berat hamme7 4500 gr
H tinggi jatuh 45 cm
L jumlah lapisan 5
B jumlah pukulan per-laye7 (x)
V volume tanah 100 cm
3



2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Menyiapkan 8 contoh tanah masing-masing 5.5 kg, lolos saringan no. 4.
- Kadar airnya dicari.
- ontoh tanah tersebut dicampur air agar tercapai kadar air: 25 , 30 ,
34 , 40 , 45 , 34 , 34 , 34 .


- ontoh tanah dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibiarkan
selama 18-24 jam agar campuran air merata.

2.2. 1alannya Praktikum
- M4ld disiapkan.
- M4ld ditimbang dan diukur dimensinya untuk mengetahui volume tanah
hasil pemadatan.
- Tanah dimasukkan ke dalam m4ld, ukur tingginya sedemikian rupa
sehingga setelah dipadatkan tingginya 1/5 tinggi m4ld (total lapisan
sebanyak 5 lapis).
- Setiap lapisan ditumbuk 56 kali merata dengan hamme7 seberat 10 lb
dan tinggi jatuh 18``. Ketentuan ini berdasarkan M4dified SHTO.
- Setelah pemadatan lapis kelima selesai c4lla7 dibuka. Kelebihan tanah
pada m4ld diratakan dengan pelat pemotong.
- Tanah beserta m4ld ditimbang.
- ontoh tanah dikeluarkan dari m4ld dengan bantuan ext7ude7.
- Diambil bagian atas, tengah, dan bawah dari contoh tanah tersebut
untuk diperiksa kadar airnya. Dengan demikian akan diperoleh kadar air
rata-rata dari contoh tanah setelah dipadatkan.
- Percobaan dilakukan sebanyak delapan kali, dengan tiga percobaan
yang terakhir, tanah ditumbuk 40 kali, 50 kali, dan 60 kali, sehingga
mendapatkan delapan titik pada graIik yang menggambarkan hubungan
antara kadar air (ate7 c4ntent) dengan berat isi kering (d7y density).



2.3. Perbandingan dengan ASTM
Percobaan dilakukan menurut cara STM M4dified P74ct47-SHTO T
180 (STM D 1557).

3. PENGOLAHAN DATA
Ukuran m4ld:
Diameter 15.1385 cm
Tinggi 11.635 cm


Berat 4003 gr
3
2
cm 1567 . 2093
635 . 11 ) 1385 . 15 ( 14 . 3
4
1
Volume
=
=

O Mencari hubungan w-
dry

Untuk sampel :
Berat kantong W 5000 gr
- Penambahan volume air:
W
(cb)
W
can
W
tanah

basah
130.4 gr
W
(ck)
W
can
W
tanah

kering
104.4 gr
W
w
W
(cb)
W
(ck)
26 gr
W
can
18.3 gr
W
k
104.4 18.3 86.1 gr
197 . 30 100
1 . 86
26
100
W
W
w
k
w
k
= - = - =
w
x
kadar air yang diinginkan 30.09
Karena kadar air yang didapatkan sama dengan kadar air yang diinginkan,
jadi tidak perlu ditambahkan air.
- Penentuan kadar air setelah pemadatan:
O Lapisan atas:
W
(cb)
W
can
W
tanah

basah
43.7 gr
W
(ck)
W
can
W
tanah

kering
36.31 gr
W
w
W
(cb)
W
(ck)
7.39 gr
W
can
6.47 gr
W
k
36.31 6.47 29.84 gr
77 . 24 100
84 . 29
39 . 7
100
W
W
w
k
w
= - = - =
O Lapisan tengah:
W
(cb)
W
can
W
tanah

basah
40.66 gr
W
(ck)
W
can
W
tanah

kering
34.01 gr
W
w
W
(cb)
W
(ck)
6.65 gr
W
can
7.7 gr
W
k
34.01 7.7 26.31 gr


27 . 25 100
31 . 26
65 . 6
100
W
W
w
k
w
= - = - =
O Lapisan bawah:
W
(cb)
W
can
W
tanah

basah
67.09 gr
W
(ck)
W
can
W
tanah

kering
54.42 gr
W
w
W
(cb)
W
(ck)
12.67 gr
W
can
7.07 gr
W
k
54.42 7.07 47.35 gr
77 . 26 100
35 . 47
67 . 12
100
W
W
w
k
w
= - = - =
61 . 25
3
77 . 26 27 . 25 77 . 24
rata rata air Kadar
=
+ +
=


No Posisi W
c
W
(cb)
W
(ck)
W
k
W
w
w
w
#ata-#ata
1
tas 33.05 86.75 77.2 44.15 9.55 21.63
21.25 Tengah 17.5 92.57 79.49 61.99 13.08 21.10
Bawah 38.13 98.55 88.05 49.92 10.5 21.03
2
tas 6.47 43.7 36.31 29.84 7.39 24.77
25.61 Tengah 7.7 40.66 34.01 26.31 6.65 25.27
Bawah 7.07 67.09 54.42 47.35 12.67 26.77
No Posisi W
c
W
(cb)
W
(ck)
W
k
W
w
w
w
#ata-#ata
3
tas 20.89 190 147.5 126.61 42.5 33.57
33.98 Tengah 19.21 275 210 190.79 65 34.07
Bawah 20.4 364.5 276.5 25.61 88 34.36

- Menentukan kerapatan kering:
Kadar air w 25.61
W
(sm)
berat tanah m4ld 7515 gr
W
m
berat m4ld 4003 gr
Berat tanah W
s
W
(sm)
W
m
3512 gr
Volume m4ld V 2094 cm
3



3 s
wet
cm / gr 677 . 1
2094
3512
V
W
= = =
3 wet
dry
cm / gr 335 . 1
2561 . 0 1
677 . 1
)
100
w
1 (
=
+
=
+

=
- Mencari garis e74 Ai7 J4id (kadar air 30 )
Sr 100
Gs 2.65

w
1 gr/cm
3
3 w
cm / gr 623 . 1
1 / ) 779 . 2 2561 . 0 ( 1
1 779 . 2
Sr / ) Gs w ( 1
Gs
ZV =
+

=
+

=

. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Praktikum C4mpacti4n dilakukan untuk mengetahui berat jenis
kering pada suatu contoh tanah yang dipadatkan. Sebagai persiapan awal
dari praktikum, pertama-tama siapkan tiga contoh tanah yang lolos saringan
no. 4 STM, masing-masing 5 kg. Lalu cari kadar air dari masing-masing
contoh tanah tersebut. Setelah mendapatkan kadar air, campur contoh tanah
tersebut dengan air agar tercapai kadar air yang diinginkan. Setelah itu,
aduk campuran contoh tanah dengan air sampai merata dan masukkan ke
dalam kantong plastik dan biarkan selama 24 jam, agar kadar air pada
contoh tanah tidak berubah. Tahap selanjutnya adalah menyiapkan m4ld,
lalu timbang m4ld untuk mendapatkan berat m4ld dan ukur dimensi m4ld
untuk mengetahui volume tanah dari hasil pemadatan. Setelah itu,
masukkan tanah ke dalam m4ld kira-kira 2/5 bagian sehingga setelah
dipadatkan tanah menjadi 1/5 bagian (lakukan sampai 5 lapisan). Tumbuk
setiap lapisan tanah sebanyak 56 kali secara merata dengan menggunakan
hamme7. Setelah lapisan kelima selesai ditumbuk, c4lla7 dibuka dan
ratakan kelebihan tanah pada m4ld dengan menggunakan pelat
besi/penggaris besi. Lalu timbang m4ld beserta tanah yang ada didalamnya.
Setelah itu, keluarkan contoh tanah dari m4ld dengan menggunakan
ext7ude7. Potong contoh tanah menjadi 5 bagian lalu ambil bagian atas,
tengah, dan bawah dari contoh tanah. Setelah itu sampel tanah dari lapisan


atas, tengah, dan bawah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam oven.
Lalu periksa kadar air dari tanah tersebut sehingga mendapatkan kadar air
rata-rata dari contoh tanah yang telah dipadatkan. Lakukan percobaan
sebanyak tiga kali sehingga mendapatkan tiga titik pada graIik yang
mengambarkan hubungan antara kadar air (ate7 c4ntent) dengan berat isi
kering (d7y density). Setelah itu nilai masing-masing kadar air yang
diperoleh digunakan untuk mencari nilai ZV-nya.

.2. Analisa Hasil
Dari hasil praktikum ini diperoleh berat jenis kering maksimum
dari sampel tanah yang dipadatkan adalah 1.335 dengan kadar air optimum
25.26 . Selain itu pada graIik diperoleh kesimpulan bahwa kurva kadar air
vs berat jenis kering dan AJ-line tidak akan mungkin berpotongan karena
walaupun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengurangi kadar udara
dalam tanah, akan tetapi tidak mungkin kandungan udara dalam tanah sama
dengan nol.


.3. Analisa Kesalahan
- Pembacaan jangka sorong pada saat pengukuran dimensi m4ld kurang
tepat.
- Kurang ratanya penumbukan tanah sehingga ada bagian tanah yang
padat dan ada yang tidak padat.
- Tidak konstannya tinggi jatuh hamme7 yang disebabkan beratnya
hamme7, sehingga kepadatan tanah tidak sama.
- Kurang ratanya pencampuran air dengan tanah.
- Kurang teliti dalam menimbang m4ld, can, dan berat tanah.

5. Kesimpulan
- w
opt
26.26
-
dry
maksimum 1.335

. Referensi


- Lambe T. W. 'Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New
York, 1951.
- Punmia B. . 'Soil Mechanic and Foundation Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. 'Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.





CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
Untuk mendapatkan nilai B# pada kepadatan dan kadar air tertentu.

1.2. Alat dan Bahan
- C4mpacti4n hamme7 (berat: 10 lbs, tinggi: 19, 0.2)
- M4ld (diameter: 6, tinggi: 6)
- Sendok pengaduk tanah
- Tempat untuk mencampur tanah dengan air
- Botol penyemprot air
- Pisau baja (st7aht ede)
- Timbangan
- Oven
- an alumunium
- St4patch
- Beban logam berbentuk lingkaran ( 10 lbs)
- Bak berisi air
- Piringan berlubang dengan dial pengukur sell
- Mesin CBR test

1.3. Dasar Teori
Harga B# adalah perbandingan antara kekuatan contoh tanah dengan
kepadatan tertentu dan kadar air tertentu terhadap kekuatan batu pecah
bergradasi rapat sebagai standar material dengan nilai B# 100,
didapatkan pada tes c4mpacti4n.
Untuk mencari nilai B# dipakai rumus:
100
) psi (
) psi (
B# - =
4ad Unit Standa7d
4ad Unit Test


Dengan Standa7d Unit 4ad pada harga-harga penetrasi :
Penetrasi Standa7d Unit 4ad


0.1 1000 psi
0.2 1500 psi
0.3 1900 psi
0.4 2300 psi
0.5 2600 psi

Beban (l4ad) didapat dari hasil pembacaan dial penetrasi yang kemudian
diubah dengan graIik Calib7ati4n P744;in Rin.
Test Unit Load (psi) Tegangan (9)

L# M

P
= = 9
luas piston 3 sq.inch
P M . L#
M pembacaan dial
L# Iaktor kalibrasi 24 lbs

2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Disiapkan tanah lolos saringan no. 4 STM sebanyak 3 kantong,
masing-masing 5 kg.
- Masing-masing kantong dibuat kadar air menjadi:
. 2.5 dari w
opt

. sama dengan w
opt

. 2.5 dari w
opt
Untuk membuat kadar air yang diinginkan, perlu diketahui kadar air
yang ada. Kemudian ditambahkan sejumlah air tertentu (V) untuk
mencapai kadar air yang diinginkan.
)
0
b 0 1
w 1
w w w
V
+

=

w
1
kadar air yang diinginkan
w
0
kadar air mula-mula
W
b
berat tanah



2.2. 1alannya Praktikum
C4mpacti4n
- M4ld disiapkan, kemudian ditimbang dan diukur dimensinya.
- Tanah dimasukkan ke dalam m4ld sedemikian rupa sehingga setelah
dipadatkan tingginya 1/5 tinggi m4ld.
- Tiap lapis ditumbuk 56 kali merata pada permukaan dan dikerjakan
hingga 5 lapisan.
Penetrasi pada kondisi uns4aked
- M4ld dan tanah ditimbang, kemudian diletakkan pada mesin B# test
dan diberikan beban ring di atas permukaan sampel tanah, kemudian
piston diletakkan melalui lubang pada beban sehingga mengenai
permukaan tanah.
- C4adin dan dial diperiksa dan diset nol.
- Penetrasi secara teratur dengan kecepatan 0.05/menit.
- atat pembacaan dial pada penetrasi-penetrasi sebagai berikut: 0.000,
0.025, 0.050, 0.075, 0.100, 0.125, 0.150, 0.175, 0.200, 0.300,
0.400, 0.500.
- ontoh tanah diambil untuk dihitung kadar airnya.
Penetrasi pada kondisi s4aked
- Setelah percobaan kedua selesai, contoh tanah tadi direndam 96 jam
(4 hari) untuk diketahui kondisi sellin-nya.
- Pencatatan sellin dilakukan berturut-turut setiap jam untuk 3 jam,
sejak mulai dimasukkan ke dalam bak air, kemudian dicatat setiap 24
jam selama 96 jam.
- Setelah 96 jam, m4ld dan tanah diangkat, kemudian dilakukan
penetrasi seperti pada percobaan uns4aked dengan sampel tanah dibalik.
- Setelah selesai, sampel tanah dikeluarkan kemudian diambil sebagian
tanah dibagian atas, sebagian dilapisan tengah, dan sebagian lagi pada
lapisan bawah untuk dihitung kadar airnya.

2.3. Perbandingan dengan ASTM
- Menurut STM pembacaan dial dilakukan setiap 1 jam sebanyak 3
kali, hari ke-2, hari ke-3, hari ke-4, sedangkan pada praktikum ini hanya


dilakukan pembacaan pada 1 jam pertama, hari ke-2, hari ke-3, dan hari
ke-4.
- Menurut STM pembacaan dial dilakukan hingga dial menunjukkan
angka 0.3, sedangkan pada praktikum ini dilakukan pembacaan dial
hingga 0.5.

3. PENGOLAHAN DATA
- Menentukan kadar air:
O M4ld 1
Uns4aked
Kadar air can 1: 30.75
19.68 93.25
93.25 115.87
) (W
) (W ) (W
s
s t
=

=
+
+ +

Kadar air can 2: 30.40
20.15 100.83
83 . 100 125.36
) (W
) (W ) (W
s
s t
=

=
+
+ +

Kadar air rata-rata: 58 . 0 3
2
4 . 30 75 . 30
2
w w
2 1
=
+
=
+

S4aked
Kadar air can 1:
) (W
) (W ) (W
s
s t
+
+
84 . 44
8 . 18 6 . 131
6 . 131 6 . 181
=


Kadar air can 2: 463 . 9 3
85 . 19 7 . 157
7 . 157 212.1
) (W
) (W ) (W
s
s t
=

=
+
+ +

Kadar air can 3: 38.25
20.1 17 . 53 1
17 . 153 1 . 204
) (W
) (W ) (W
s
s t
=

=
+
+ +

Kadar air rata-rata: 40.85
3
25 . 38 463 . 39 84 . 44
3
w w w
3 2 1
=
+ +
=
+ +

O M4ld 2
Uns4aked
Kadar air can 1: 62 . 34
59 . 19 93.4
4 . 93 118.95
) (W
) (W ) (W
s
s t
=

=
+
+ +

Kadar air can 2: 5 . 3 3
19 88.4
88.4 - 111.65
) (W
) (W ) (W
s
s t
=

=
+
+ +

Kadar air rata-rata: 06 . 34
2
5 . 33 62 . 34
2
w w
2 1
=
+
=
+

S4aked


Kadar air can 1:
) (W
) (W ) (W
s
s t
+
+ +
375 . 37
7 . 20 55 . 203
55 . 203 89 . 271
=


Kadar air can 2: 416 . 37
85 . 18 71 . 184
71 . 184 89 . 247
) (W
) (W ) (W
s
s t
=

=
+
+ +

Kadar air can 3: 607 . 2 4
635 . 16 23 . 186
23 . 186 49 . 258
) (W
) (W ) (W
s
s t
=

=
+
+ +

Kadar air rata-rata: 26 . 9 3
3
607 . 42 416 . 37 75 . 37
3
w w w
3 2 1
=
+ +
=
+ +

O M4ld 3
Uns4aked
Kadar air can 1: 39.5
20.15 174.05
174.05 234.9
) (W
) (W ) (W
s
s t
=

=
+
+ +

S4aked
Kadar air can 1:
) (W
) (W ) (W
s
s t
+
+ +
653 . 40
15 . 20 75 . 151
75 . 151 25 . 205
=


ontoh perhitungan volume air yang ditambahkan untuk mencapai kadar air
yang diinginkan:
mL 07 . 115
09 . 11 1
57 . 73 ) 09 . 11 30 (
W 1
W ) W (W
V
0
b 0 1
=
+

=
+

=
mL 76 . 133
09 . 11 1
81 . 73 ) 09 . 11 33 (
W 1
W ) W (W
V
0
b 0 1
=
+

=
+

=
mL 09 . 317
09 . 11 1
9 . 153 ) 09 . 11 36 (
W 1
W ) W (W
V
0
b 0 1
=
+

=
+

=
Tabel kadar air:

Sampel w
0
Uns4aked S4aked V (mL)
1 30 30.58 40.85 115.07
2 33 34.06 39.26 133.76
3 36 39.50 40.64 317.09

- Mengkalibrasi pembacaan dial menjadi tegangan (psi):
Tegangan (o)

L# M

=
Keterangan:


luas piston 3 inch
2

P M . L#
M pembacaan dial
L# Iactor kalibrasi 24 lbs
O Membuat graIik antara penurunan permukaan tanah terhadap
pertambahan beban :
M4ld 1:
ontoh perhitungan tegangan(st7ess):
psi 248.5
3
23.302 32

L# M
o =

=











Tabel pembacaan m4ld 1:










G
GraIik penetrasi uns4aked dan s4aked m4ld 1:
Penetration
(inch)
Dial #eading Stress (psi)
Uns4aked S4aked Uns4aked S4aked
0.025 32 1.5 248.55 11.65
0.050 50 3 388.37 23.302
0.075 62 4 488.57 31.07
0.100 72.5 5 563.13 38.84
0.125 82 6 636.92 46.60
0.150 90.5 6.5 702.94 50.49
0.175 98 7 761.20 54.37
0.200 104.5 7.5 811.69 58.26





M4ld 2 :
ontoh perhitungan tegangan(st7ess):
psi 155.35
3
23.302 20

L# M
o =

=

Tabel pembacaan m4ld 2:












GraIik penetrasi unsoaked dan soaked m4ld 2:

Penetration
(inch)
Dial #eading Stress (psi)
Uns4aked S4aked Uns4aked S4aked
0.025 20 3.5 155.35 27.19
0.050 32 4.5 248.55 34.95
0.075 41.5 5 322.34 38.84
0.100 49 6 380.60 46.60
0.125 54.5 7 423.32 54.37
0.150 59 8 458.27 63.14
0.175 63.5 9 493.23 69.91
0.200 67 10 520.41 77.67
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900

0.2
Stress (psi)
Unsoaked
Stress (psi)
Soaked
0.15 0.1 0.05

Kedalaman Penetrasi (inch)
P
e
n
e
t
7
a
t
i
4
n

R
e
s
s
i
s
t
a
n
c
e

(
p
s
i
)





M4ld 3 :
ontoh perhitungan tegangan(st7ess):
psi 62.14
3
23.302 8

L# M
o =

=
Tabel pembacaan m4ld 3:











G
GraIik penetrasi unsoaked dan soaked m4ld 3:

Penetration
(inch)
Dial #eading Stress (psi)
Uns4aked S4aked Uns4aked S4aked
0.025 8 5 62.14 38.84
0.050 11.5 8.5 89.32 66.02
0.075 12 10.75 93.208 83.5
0.100 16.25 12.75 126.22 99.03
0.125 19.5 14.25 151.46 110.68
0.150 22.5 15.5 174.76 120.39
0.175 24.75 16.5 192.24 128.16
0.200 27 17.75 209.718 137.87
Kedalaman Penetrasi (inch)
0
100
200
300
400
500
600
Unsoaked
Soaked
0.2 0.15 0.1 0.05
P
e
n
e
t
7
a
t
i
4
n

R
e
s
s
i
s
t
a
n
c
e

(
p
s
i
)









O Nilai B#
M4ld 1 (kadar air pemadatan 30.75 ):
Penetrasi 0.1
31 . 56 100
1000 3
23.302 72.5
100
1000
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
Uns4aked

88 . 3 100
1000 3
23.302 5
100
1000
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
S4aked
Penetrasi 0.2
11 . 54 100
1500 3
23.302 104.5
100
1500
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
Uns4aked
88 . 3 100
1500 3
23.302 7.5
100
1500
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
S4aked
M4ld 2 (kadar air pemadatan 33.55 ):
Penetrasi 0.1
06 . 38 100
1000 3
23.302 49
100
1000
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
Uns4aked
Kedalaman Penetrasi (inch)
0
50
100
150
200
250
Unsoaked
Soaked
0.05

0.1

0.15

0.2

P
e
n
e
t
7
a
t
i
4
n

R
e
s
s
i
s
t
a
n
c
e

(
p
s
i
)



66 . 4 100
1000 3
23.302 6
100
1000
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
S4aked
Penetrasi 0.2
69 . 34 100
1500 3
23.302 67
100
1500
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
Uns4aked
18 . 5 100
1500 3
23.302 10
100
1500
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
S4aked
M4ld 3 (kadar air pemadatan 39.5 ):
Penetrasi 0.1
62 . 12 100
1000 3
23.302 16.25
100
1000
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
Uns4aked

9 . 9 100
1000 3
23.302 12.75
100
1000
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
S4aked
Penetrasi 0.2
98 . 13 100
1500 3
23.302 27
100
1500
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
Uns4aked
19 . 9 100
1500 3
23.302 17.75
100
1500
L#
: = -
-
-
= -
-
- 7eadin dial
S4aked
O Swelling test
M4ld 1 (Kadar air 30 )
Tinggi awal : 11.635 cm
Perubahan : (116.5)(2.54)(0.001) 0.29 cm (jam pertama)
Swell : 54 . 2 100
11.635
0.001 2.54 116.5
= -
- -

M4ld 2 (Kadar air 33 )
Tinggi awal : 11.705 cm
Perubahan : (67.8)(2.54)(0.001) 0.172 cm (jam pertama)
Swell : 47 . 1 100
11.705
0.001 2.54 67.8
= -
- -

M4ld 3 (Kadar air 36 )
Tinggi awal : 11.985 cm
Perubahan : (5)(2.54)(0.001) 0.0127 cm (jam pertama)
Swell : 106 . 0 100
11.985
0.001 2.54 5
= -
- -




. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Sampel tanah yang lolos saringan no. 4 disiapkan untuk
ditentukan kadar airnya, kemudian menimbang berat can dan can yang
berisi sampel tanah. Setelah ditimbang, sampel tanah dimasukkan ke dalam
oven untuk dikeringkan. Setelah can yang berisi sampel tanah itu di oven
selama 24 jam, can yang berisi sampel tanah ditimbang kembali untuk
dicari nilai kadar air dalam kondisi uns4aked-nya. Setelah itu menyiapkan
m4ld yang telah ditimbang dan diukur dimensinya serta diolesi dengan oli
sebelum diisi dengan tanah. Kemudian tanah dimasukkan ke dalam m4ld
kira-kira 2/5 tinggi m4ld sehingga setelah dipadatkan (ditumbuk dengan
penumbuk di mana setiap lapisan ditumbuk sebanyak 56 kali secara merata)
tanah menjadi 1/5 tinggi m4ld. Hal tersebut dilakukan hingga tanah
mencapai 5 lapis. Setelah lapisan ke-5 selesai c4lla7 dibuka. Kemudian
tanah yang berlebihan pada m4ld diratakan dengan menggunakan pelat besi.
M4ld yang berisi tanah tersebut ditimbang dan dicatat beratnya. Kemudian
tanah diuji dengan menggunakan mesin CBR test untuk dicatat nilai l4ad
dial-nya (uns4aked) hingga pembacaan deIormasi dial mencapai 0.2.
Setelah itu m4ld yang berisi tanah direndam di dalam air lalu dilakukan
pembacaan dial selama direndam menggunakan alat sellin test untuk
waktu perandaman 15 menit, 30 menit, 45 menit, 1 jam, 2 jam, 24 jam, 48
jam, dan 96 jam. Setelah direndam selama 4 hari, m4ld diangkat dan diuji
kembali dengan menggunakan CBR test dan dicatat kembali nilai l4ad dial-
nya (s4aked). Tanah dalam m4ld dikeluarkan dengan menggunakan
ext7ude7 Kemudian sampel tanah dibagi menjadi 5 bagian untuk diambil
lapisan bagian atas, tengah, dan bawah untuk dicari kadar airnya (s4aked).

.2. Analisa Hasil
Penet7ati4n
(inch)
Dial Readin St7ess (psi)
Uns4aked S4aked Uns4aked S4aked
0.025 8 5 62.14 38.84


-
B
#
-















- Sellin













0.05 11.5 8.5 89.32 66.02
0.075 12 10.75 93.208 83.5
0.1 16.25 12.75 126.22 99.03
0.125 19.5 14.25 151.46 110.68
0.15 22.5 15.5 174.76 120.39
0.175 24.75 16.5 192.24 128.16
0.2 27 17.75 209.718 137.87
Waktu M4ld 1 () M4ld 2 () M4ld 3 ()
0 0.000 0.000 0.000
15 menit 1.244 0.553 0.042
30 menit 1.692 0.911 0.064
45 menit 2.150 1.274 0.085
1 jam 2.543 1.471 0.106
2 jam 3.155 1.888 0.170
3 jam 3.537 2.192 0.212
1 hari 8.448 4.232 0.456
2 hari 8.689 4.514 0.487
3 hari 8.820 6.846 0.492
4 hari 8.863 7.031 0.496



- Nilai B# pada kondisi uns4aked lebih besar dibanding dengan kondisi
s4aked, hal ini dikarenakan sampel tanah telah menyerap air sehingga
volume tanah berubah/bertambah dan kerapatannya menjadi kecil
sehingga kekuatan tanah menjadi lebih kecil dari sebelumnya.
- Semakin lama waktu tanah dalam proses sellin (direndam) semakin
tinggi persentase sellin-nya, karena pada sampel tanah dengan kadar
air yang rendah memiliki kemampuan untuk menyerap air lebih banyak,
sehingga dengan demikian potensi pengembangannya pun menjadi
lebih besar.

.3. Analisa Grafik
- Dalam perencanaan selalu menggunakan nilai B# tanah yang berada
dalam kondisi jenuh (s4aked), di mana kondisi ini merupakan kondisi
kritis tanah dan berbahaya karena nilai B#-nya kecil sehingga Iaktor
keamanannya tinggi.
- GraIik penetrasi s4aked lebih rendah atau selalu berada dibawah garis
penetrasi uns4aked.
.. Analisa Kesalahan
- Pemadatan sampel tanah pada m4ld (c4mpacti4n) yang kurang
sempurna sehingga membuat adanya rongga.
- Kurang telitinya saat pembacaan dial pada alat CBR test.
- Tidak tepatnya waktu pada saat pembacaan dial.

5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai B# pada
kepadatan dan kadar air tertentu.
- Dari hasil pengamatan dan perhitungan data didapat nilai-nilai B# dan
persentasi sellin sebagai berikut:

M4ld Penurunan (inch) Uns4aked () S4aked ()
1
0.1 56.31 38.84
0.2 54.11 38.84


2
0.1 38.06 4.66
0.2 34.69 5.18
3
0.1 12.6 9.9
0.2 13.98 9.19

Waktu (jam) M4ld 1 () M4ld 2 () M4ld 3 ()
0.00 0.000 0.000 0.000
0.25 1.244 0.553 0.034
0.50 1.692 0.911 0.051
1.00 2.543 1.471 0.085
2.00 3.155 1.888 0.136
24.00 8.448 4.232 0.415
48.00 8.689 4.514 0.390
96.00 8.863 7.031 0.398

- Kecendrungan penetrasi semakin dalam tanah semakin besar pula nilai st7ess-
nya. Nilai tegangan (st7ess) tanah uns4aked selalu lebih besar daripada tanah
s4aked karena dalam keadaan s4aked tanah memiliki kadar air tinggi dan
kepadatan yang rendah.
- Persentase sellin semakin bertambah yang akan mengakibatkan pula
bertambahnya volume tanah, tapi membuat kepadatan tanah berkurang
sehingga pada penetrasi keadaan s4aked dengan beban lebih kecil
mengakibatkan lebih rendahnya nilai B#.
- Kadar air dalam tanah berbanding terbalik dengan nilai B#-nya. Semakin
besar kadar air, semakin kecil nilai B#-nya, karena tingginya kadar air akan
mengurangi kepadatan tanah.
- Dalam perencanaan pembangunan selalu menggunakan nilai B# pada tanah
berkondisi jenuh (s4aked), karena tanah pada kondisi jenuh (s4aked) ini kritis
tanah dan berbahaya pada nilai B#-nya kecil akan membuat Iaktor
keamanannya semakin tinggi.

. REFERENSI


- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New
York,1951.
- Punmia B. . 'Soil Mechanic and Foundation Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. 'Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.



PERMEABILITY

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
Menentukan nilai koeIisien permeabilitas (k) dari suatu sample tanah.

1.2. Alat dan Bahan
- M4ld
- amme7 (5.5 lb dengan tinggi jatuh 12, standa7d p74ct47)
- yd74lic ext7ude7
- Gelas ukur
- Pisau perata tanah
- Penggaris
- Jangka sorong
- Termometer
- St4patch
- Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram
- Tanah lolos saringan no. 4, undistu7bed
- lat pe7meability

1.3. Dasar Teori
KoeIisien pe7meability (k) adalah suatu konstanta yang berhubungan
dengan aliran cairan yang melalui suatu media berpori (tanah).
Pengukuran nilai pe7meability di laboratorium menggunakan dua metode
umum yaitu:
- C4nstan ead Meth4de
- allin ead Meth4de
KoeIisien pe7meability pada tanah homogen isotropsis bergantung pada
Iaktor-Iaktor:


- Kekentalan cairan ()


Kekentalan tempratur akan menurunkan kekentalan cairan, akibatnya
nilai koeIisien pe7meability-nya akan bertambah.
KoeIisien pe7meability diukur pada temperatur standar yaitu 20
o
.
Pada pengukuran dengan T
o
, maka nilai koeIisien harus diselaraskan
(dikoreksi) dengan rumus:

20
T
T 20
K K

=
Di mana:

T
kekentalan cairan pada temperatur
o
T

20
kekentalan cairan pada temperatur 20
o

Perbandingan harga kekentalan dapat dilihat pada tabel 1 (tabel koreksi
kekentalan cairan).
- Derajat kejenuhan
Penambahan derajat kejenuhan mengakibatkan kenaikan harga
koeIisien pe7meability.
- ngka pori (e)
Hubungan antaran koeIisien pe7meability dan angka pori dapat ditulis:
k I(e).

s
v
V
V
e =
Di mana:
V
v
volume (udara air)
V
s
volume padat
V
t
V
v
V
s
Untuk tanah lempung :

0166 . 0 ) 15 . 0 e (
) e 1 ( ) 15 . 0 e (
k k
8
11
2
1
1
+

=



Di mana:
k koeIisien pe7meability pada angka pori e
k
1
koeIisien pe7meability pada temperatur 1

1
kekentalan cairan pada temperatur 1

2
kekentalan cairan pada temperatur 2
e angka pori
Untuk tanah berpasir (Terzaghi dan Peck):
2
o
e k 4 . 1 k =
Di mana:
k
o
koeIisien pe7mebility pada angka pori 0.85
k koeIisien pe7mebility pada angka pori
- Ukuran dan bentuk butiran tanah
Menurut llan Hazen, untuk jenis 7a;els dan clean-sand, koeIisien
pe7meability dapat ditulis pengukuran nilai k di laboratorium.
- Metode yang digunakan
a C4nstant ead Meth4de
Prinsip pada percobaan ini dapat dilihat pada gambar. Pada cara ini
air yang masuk ke dalam sampel tanah berasal dari pipa yang
berdiameter kecil.
Penentuan nilai k ditentukan dengan mengukur penurunan tinggi
permukaan air selama periode waktu tertentu. Jadi tegangan air
tidak tetap dan rumus Darcy dapat digunakan. Misalnya pada
ketinggian air (h), penurunan (dh) akan membutuhkan waktu (dt),
maka koeIisien pe7meability dapat diturunkan dari rumus Darcy:
h
L
Gelas ukur
Tanah

t h
L Q
k
L
h
i
T i k Q

=
=
=

Di mana:
k koeIisien pe7meability
luas sampel tanah
T selang waktu
L tinggi sampel tanah


ara ini digunakan pada tanah berbutir di mana air cukup banyak
merembes melalui tanah dalam waktu yang tidak terlalu lama yang
berarti nilai k pada percobaan besar ini besar. pabila air yang
melalui sampel tanah sedikit seperti pada sampel tanah lempung di
mana nilai k kecil, maka metode ini tidak eIektiI lagi digunakan
untuk mengukur nilai k. Dalam hal ini lebih baik digunakan cara
yang kedua, metode allin ead.
b allin ead Meth4de
Jumlah air yang merembes melalui tanah dalam waktu tertentu
adalah :
dh
h
L
h1
Tanah
Gelas ukur









Pada pipa :
dt
dh
a v a q

= =
Pada m4ld :
L
h
k q =
out in
q q =
L
h
k
dt
dh
a =





=
1
0
1
0
h
h
h
h
L a
dt k
h
dh

L a
t k
h
h
ln
1
0


=
1
0
T
h
h
ln
t
L a
k

=


Menurut tabel asagrade pada tahun 1938, nilai-nilai pe7mability untuk
berbagai jenis tanah adalah sebagai berikut:







Menurut Dr. r. Wesley :







2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Tanah kering undistubed kurang lebih 5 kg yang lolos saringan no. 4
disiapkan, kadar air sampel tanah dicek.
- M4ld untuk percobaan c4mpacti4n disiapkan, berat m4ld ditimbang,
diameter serta tinggi m4ld diukur.
- Pemadatan dengan standa7d p74ct47 dilakukan, yaitu: tanah secara
berlapis (3 lapis) dimasukkan, tiap lapis ditumbuk 25 kali dengan
menggunakan hamme7 seberat 5.5 lb dan tinggi jatuh 12 inch.
- C4lla7 dibuka, m4ld beserta isinya ditimbang.
- M4ld pe7meability disiapkan, diameter, tinggi, serta berat m4ld diukur.
- Tanah dan m4ld c4mpacti4n dipindahkan ke m4ld pe7meability dengan
menggunakan ext7ude7.
- M4ld dimasukkan ke dalam alat pe7meability dan direndam selama 3
hari agar tanah menjadi jenuh.

Macam Tanah k (cm/detik)
Kerikil 1E10
2
s/d 1
Pasir 1 s/d 1E10
-3

pasir halus, lanau organik, campuran pasir,
lanau, clay
1E10
-3
s/d 1E10
-7

clay padat 1E10
-7
s/d 1E10
-9

Macam Tanah k (cm/detik)
pasir berlempung, pasir berlanau 1E10
-2
s/d 1E10
-3

pasir halus 1E10
-3
s/d 1E10
-3

pasir kelanauan 1E10
-3
s/d 1E10
-4

lanau 1E10
-4
s/d 1E10
-5

lempung 1E10
-6
s/d 1E10
-9



2.2. 1alannya Praktikum
- Udara yang berada pada alat dikeluarkan.
- Kran menuju stand pipa ditutup.
- ir yang berada di 7ese7;4i7 dibuat tetap tingginya, dijaga agar tidak
terjadi gelombang sewaktu penambahan air.
- Tinggi muka air dari 7ese7;i47 ke m4ld diukur.
- ir yang menetes diperhatikan, hingga tidak terjadi perubahan
ketinggian (konstan), kemudian air limpahan tersebut ditampung dalam
gelas ukur.
- Volome yang tertampung selama waktu yang ditentukan diukur.

2.3. Perbandingan dengan ASTM
Percobaan yang dilakukan pada dasarnya menggunakan metode menurut
cara STM. da beberapa perbedaan percobaan yang dilakukan, dengan
cara STM D2434-65T, yaitu:
- STM menggunakan a 11.71 cm
2
sedangkan percobaan yang
dilakukan menggunakan a 0.2123716 cm
2
.
- STM menggunakan penurunan (dh) sebesar 10, 10 4, 7, serta 10 cm.
- Suhu standar STM 20
o
, sedangkan suhu kamar di laboratorium
tercatat 29
o
.
- Pemadatan tanah tidak sama persis dengan STM. Standar yang
ditetapkan STM tidak dapat dipenuhi karena peralatan dalam
laboratorium tidak memungkinkan. Misalnya, tidak tersedianya pipa
yang berdiameter sesuai standar STM, serta tidak adanya pengatur
suhu ruangan yang dapat membuat suhu kamar menjadi 20
o
.




3. PENGOLAHAN DATA
Untuk 15 detik pertama:
T 29H
Dari tabel Wesley harga perbandingan kekentalan cairan pada suhu 29H dengan
harga kekentalan cairan pada suhu 20H (
T
/
20
) 0.8139


Diameter m4ld 7.613 cm
)
2
2
cm 4968 . 45
613 . 7 14 . 3
4
1
) ( ah tan permukaan Luas
=
=

Tinggi tanah (L) 20.38 cm
Selang waktu (t) 15 detik
Ketinggian air dari tabung (h) 107.2 cm
dt cm 10 5964 . 4
) 15 ( 2 . 107 4968 . 45
) 38 . 20 ( 5 . 247
t h
L V
k
3
2 2 1 T

- =

=


. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Proses praktikum yang dilakukan pertama kali adalah menyiapkan
alat-alat terlebih dahulu dan mengukur dimensi tabung pe7meability.
Setelah itu tanah yang lolos saringan no. 4 dicampur dengan pasir dengan
perbandingan 50 gram pasir dan 300 gram tanah. Kemudian campuran
tersebut dimasukkan sedikit demi sedikit (kira-kira 1/3 bagian) ke dalam
tabung pe7meability dan ditumbuk sebanyak 25 kali hingga padat. Setelah
itu tabung pe7meability ditutup dan dipasang pada alat pe7meability.
Kemudian tabung dihubungkan dengan tabung pada alat pe7meability
dengan menggunakan selang (tabung pada alat pe7meability dihubungkan
Test No. t (detik) V (cm
3
) K
T
(cm/s
2
) T () K
20

1 15 247.5 0.0045964 29 0.0037410
2 15 245 0.0045500 29 0.0037033
3 15 246.75 0.0045825 29 0.0037297
4 15 242.5 0.0045036 29 0.0036655
5 15 235 0.0043643 29 0.0035521
6 15 240 0.0044572 29 0.0036277
7 15 240 0.0044572 29 0.0036277
8 15 236.85 0.0043987 29 0.0035801
dt cm 10 741 . 3
8139 . 0 10 5964 . 4
K K
3
3
20
T
1 T 20

- =
- =

=


terlebih dahulu dengan kran menggunakan selang). Setelah itu kran dibuka
sehingga tabung pada alat pe7meability terisi dengan air. Setelah air pada
tabung pe7meability mencapai ketinggian konstan, dengan menggunakan
gelas ukur, ukur debit air yang keluar melewati tabung untuk setiap 15
detik. atat hasil yang didapat. Lakukan hal yang sama hingga 8 data
diperoleh. Setelah itu ukur jarak antara tanah pada tabung dengan
permukaan air pada tabung alat pe7meability.

.2. Analisa Hasil
Dari hasil praktikum diperoleh nilai k
T
rata-rata 0.0044887
cm/dt. Sehingga menurut tabel asagrande, tanah yang digunakan di dalam
praktikum ini termasuk pasir/campuran pasir-kerikil atau menurut tabel
Wesley, tanah yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk pasir halus.

.3. Analisa Kesalahan
- Keadaan tanah yang tidak berada dalam keadaan undistu7bed lagi
karena adanya pencampuran tanah dengan pasir.
- Kekurangtelitian pada saat pembacaan waktu pada st4patch dan
volume pada gelas ukur.

5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum pe7meability adalah untuk menentukan nilai koeIisien
permeabilitas (k) dari suatu sampel tanah.
- Dari hasil praktikum sampel tanah yang digunakan di dalam praktikum ini
memiliki nilai permeabilitas (k) 0.0044887 cm/dt.
- Berdasarkan nilai k yang diperoleh, maka menurut tabel asagrande, tanah
yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk pasir/campuran pasir-kerikil
atau menurut tabel Wesley, tanah yang digunakan di dalam praktikum ini
termasuk pasir halus.

. REFERENSI
- Lambe T. W. Soil Testing For Engineers, John Willey and Sons, New
York,1951.


- Punmia B. . 'Soil Mechanic and Foundation Standard Book House,
Delhie, 1981.
- Wesley L. D. 'Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.



HAND BORING

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
- Untuk memeriksa karakteristik tanah secara visual mengenai warna,
ukuran, butiran dan jenis tanah.
- Untuk mengambil contoh tanah undistu7bed yang akan digunakan
dalam praktikum selanjutnya.

1.2. Alat dan Bahan
- Aue7 ian
- Dua buah batang dan satu buah kepala pemutar
- Batang pemegang
- Kunci inggris
- S4cket
- Tabung dua buah
- Palu dan kepala pemukul
- Beberapa kantong plastik
- Lilin
- Oli

1.3. Dasar Teori
Dalam percobaan ini diambil contoh tanah terganggu (dist7ubed
sample) dan contoh tanah yang tidak terganggu (undist7ubed sample).

Dist7ubed sample adalah contoh tanah yang diambil tanpa ada
usaha yang dilakukan untuk melindungi struktur asli tanah tersebut.
Undist7ubed sample adalah contoh yang masih menunjukkan siIat asli
tanah. ontoh undist7ubed ini secara ideal tidak mengalami perubahan
struktur, kadar air, dan susunan kimia. ontoh tanah yang benar-benar asli
tidak mungkin diperoleh, tetapi untuk pelaksanaan yang baik maka
kerusakan contoh dapat dibatasi sekecil mungkin.



Tabung yang dipakai untuk mengambil contoh tanah undist7ubed
harus memenuhi ketentuan:
10 100
D
D D
2
1
2
2
2
1
A -


Di mana:
D
1
: diameter tabung bagian dalam
D
2
: diameter tabung bagian luar


2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Semua alat-alat praktikum disiapkan.
- Menentukan titik pengeboran dan membersihkan permukaan tanah dari
rumput dan batuan.

2.2. 1alannya Praktikum
- Memasang aue7 ian pada batang bor dan diletakkan di titik bor.
- Memutar bor searah jarum jam sambil dibebani. Batang bor diusahakan
tetap tegak lurus.
- Memasukkan aue7 ian sampai kedalaman 30 cm lalu ambil contoh
tanah dan dimasukkan dalam kantong plastik.
- Pada kedalaman 1 m aue7 ian diganti dengan s4cket dan tabung, lalu
pasang kepala pemukul dan dipukul dengan palu.
- Setelah tabung penuh, tabung diangkat kembali, dilepas dan kemudian
kedua pemukaan tabung ditutup dengan lilin. ontoh yang didapat
adalah contoh tanah tak terganggu.
- Memasang kembali aue7 ian lalu meneruskan pengeboran sampai
kedalaman 2 m.
- Setelah sampai kedalaman 2 m, kembali aue7 ian diganti dengan
tabung dan s4cket untuk mengambil contoh tanah undistu7bed yang
kedua.

3. ANALISA
3.1. Analisa Praktikum


Pertama-tama tabung diolesi dengan oli agar undistu7bed sample
yang dimasukkan ke dalam tabung tidak melekat pada tabung. Setelah itu
aue7 ian, kepala pemutar, dan batang pemegang dipasang. Kemudian
ditentukan letak titik pengeboran dan proses pengeboran dilaksanakan.
Pada saat pengeboran tanah, aue7 ian diputar dan ditekan agar proses
pengeboran dapat berjalan dengan lebih cepat. Selain itu, aue7 ian harus
diusahakan tegak lurus dengan tanah dan sekali-kali dikeluarkan. Hal ini
bertujuan agar aue7 ian tidak sulit untuk dikeluarkan dari tanah. pabila
aue7 ian sulit untuk dikeluarkan, maka dapat dikeluarkan dengan
bantuan kunci inggris dengan menggunakan sistem pengungkit. Setelah
mencapai kedalaman yang diinginkan, undistu7bed sample diambil dengan
menggunakan tabung. aranya adalah dengan memasang kepala pemukul
dengan tabung lalu dimasukkan ke dalam lubang hasil hand b47in. Setelah
itu tabung dipalu sehingga tanah masuk ke dalam tabung. Kemudian tabung
diangkat. pabila tabung sulit untuk dikeluarkan, maka dapat dikeluarkan
dengan bantuan kunci inggris dengan menggunakan sistem pengungkit.
Setelah tanah undistu7bed diambil, maka sisi alas dan sisi atas tabung
segera ditutup dengan lilin agar kadar air tanah dalam tabung tidak
berkurang. Setelah itu, hal yang sama dilakukan untuk mengambil sampel
tanah undistu7bed yang kedua.

3.2. Analisa Hasil
(Terlampir)



3.3. Analisa Kesalahan
- Kurang tegak lurusnya alat pada saat pengeboran sebagai akibat
kerasnya tanah. Jadi posisi pengeboran yang di lakukan miring sehingga
merusak sampel tanah.
- Pada saat pengambilan undistu7bed sample, tabung dipalu melebihi
kedalaman yang direncanakan sehingga contoh tanah yang ada di dalam
tabung menjadi lebih padat.
- Pada saat memalu terlalu keras sehingga sampel tanah menjadi hancur.


- Tabung yang berisi sampel tidak langsung ditutup lilin sehingga kadar
air dalam tanah sedikit berubah.
- Kurang teliti dalam menentukan kedalaman tanah.

. KESIMPULAN

- Tujuan praktikum hand b47in adalah untuk mengetahui karakteristik tanah
secara visual, yaitu mengenai warna tanah, ukuran butiran, dan jenis tanah,
serta untuk mengambil sampel tanah undistu7bed yang akan digunakan dalam
percobaan-percobaan berikutnya.
- Berdasarkan hasil praktikum hand b47in, tanah yang diambil merupakan
lempung (clay) yang berwarna cokelat.

5. REFERENSI
- Bowles, J. E., SiIat-SiIat Fisis dan Geoteknis Tanah.
- raig, #. F., Mekanika Tanah, Erlangga, 1991.


SONDIR

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
Untuk mencari tahanan konus (end bea7in) dan hambatan lekat tanah pada
kedalaman tertentu, sehingga dapat dihitung daya dukung tanahnya.

1.2. Alat dan Bahan
- lat sondir (id7aulic Dutch Penet74mete7)
- Manometer dua buah, berkapasitas 0-60 kg/cm
2
dan 0-50 kg/cm
2

- Pipa sondir lengkap dengan pipa dalamnya
- Bikonus standar dengan luas konus 10 cm
2
dan luas mantel 150 cm
2

- ngkur dua buah lengkap dengan penguncinya
- Besi kanal empat buah
- Kunci inggris
- Oli, kuas, lap, dan castrolie

1.3. Dasar Teori
#umus yang digunakan:
15
qc qt
150
qc 10 qt 10
Im
qc Fc qt Ft
I
I Im qc Fc qt Ft

=
- -
=
- + - = -

Dengan memasukkan nilai-nilai Fm, Ft, dan Fc akan didapat:
15
qc qt
I

=
Di mana:
Ft Fc : luas penampang bikonus (10 cm
2
)
qt : tekanan total yang terbaca pada manometer akibat tekanan
konus dan Iriksi
qc : tekanan konus yang terbaca pada manometer
I : gaya Iriksi tanah terhadap mantel


Fm : luas mantel bikonus (150 cm
2
)
Hambatan pelekat (HP):
I l HP - =
Di mana:
l : panjang lekatan 20 cm (sondir ditekan tiap 20 cm)
Jumlah Hambatan Pelekat (JHP):

- = li i I JHP

2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Dibuat lubang bujur sangkar dengan ukuran 30 cm sisinya dengan
kedalaman 20 cm atau sampai kedalaman di mana tidak dijumpai lagi
lapisan yang mengandung akar tanaman.
- ngkur dipasang pada dua sisi di mana alat sondir akan ditempatkan.
- Mesin sondir diletakkan, lalu dipasang baja kanal sebagai penahan agar
alat tidak terangkat atau goyang.
- Kedua manometer diset nol.
- Konus diperiksa, pipa sondir dan pipa dalamnya diberi oli agar lancar.

2.2. 1alannya Praktikum
- Konus dihubungkan dengan rangkaian pipa dan pipa dalamnya lalu
dipasang pada alat sondir.
- lat sondir diputar secara manual sehingga menekan rangkaian konus
dan pipa menembus tanah sampai kedalaman 20 cm.
- lat dikunci dan dilakukan pembacaan pada manometer.
- Bila pembacaan sudah mencapai nilai yang lebih besar dari 50 kg/cm
2
,
pembacaan dilakukan pada manometer besar dengan cara mengunci
manometer kecil dan membuka manometer besar, kemudian dilakukan
pembacaan kembali.
- Pembacaan dihentikan bila nilai qc telah mencapai harga 250 kg/cm
2
.

3. PENGOLAHAN DATA
Untuk 40 cm, qc 12 kg/cm
2
, dan qt 16 kg/cm
2
:


2
cm kg 0.2667
15
12 16
15
qc qt
I
=

=

2
cm kg 5.3333
2667 . 0 20
I 20 HP
=
=
=

2
cm kg 5.3333
3333 . 5 0 JHP
=
+ =

2.2222
100
12
2667 . 0
100
qc
I
F#
=
- =
- =
Hasil perhitungan lainnya dapat dilihat pada lampiran.

. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Pertama-tama buat lubang angkur dua buah kemudian letakkan alat
sondir di atas besi kanal kemudian angkur dikencangkan. Hal ini
dimaksudkan agar alat sondir tidak bergerak pada saat praktikum sedang
berlangsung. Setelah itu kedua manometer diset nol, pipa sondir dan pipa
dalamnya diolesi dengan oli. Kemudian konus dihubungkan dengan pipa
dan pipa dalamnya untuk dipasang pada alat sondir. Setelah itu, alat sondir
diputar sehingga menekan rangkaian konus dan pipa sampai kedalaman 20
cm. Kemudian alat dikunci dan dilakukan pembacaan qc dan qt pada
manometer untuk sertiap penambahan kedalaman 20 cm. pabila pipa
dalamnya telah masuk ke dalam tanah, maka tambahkan pipa dalam yang
telah diolesi dengan oli. Lakukan pembacaan qc dan qt sampai qc mencapai
nilai 150 kg/cm
2
.


.2. Analisa Hasil

qc F Jenis Tanah
0-10 0.1-0.4 Humus, lempung sangat lunak
0.2 Pasir kelanauan lepas, pasir sangat lepas
0.2-0.6 Lempung lembek, lempung kelanauan


10-30 0.1 Kerikil lepas
0.1-0.4 Pasir lepas
0.4-0.8 Lempung/lempung kelanauan
0.8-2.0 Lempung agak kenyal
30-60 15 Pasir kalanauan, pasir agak padat
10-30 Lempung kelanauan, kenyal
60-150 10 Kerikil kepasiran lepas
10-30 Pasir padat, pasir kelanauan
~ 30 Lempung kekrikilan kenyal
150-300 10-20
Pasir padat, pasir kelanauan padat, pasir
kasar, pasir kelanauan padat

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui jenis tanah pada setiap
kedalaman 20 cm adalah sebagai berikut:

Kedalaman (cm) qc I Jenis Tanah
0
20
40 12 0.2667 Kerikil lepas
60 18 0.8000 Lempung agak kenyal
80 14 0.6667 Lempung kelanauan
100 16 0.5333 Lempung kelanauan
120 13 0.5333 Lempung kelanauan
140 9 0.6000 Lempung lembek
Kedalaman (cm) qc I Jenis Tanah
160 18 0.4000 Pasir lepas
180 12 0.8000 Lempung agak kenyal
200 12 1.0667 Lempung agak kenyal
220 12 1.0667 Lempung agak kenyal
240 12 1.0000 Lempung agak kenyal
260 12 0.9333 Lempung agak kenyal
280 13 0.6667 Lempung kelanauan


300 12 0.8000 Lempung agak kenyal
320 12 0.9333 Lempung agak kenyal
340 10 0.5333 Lempung lembek
360 9 0.4000 Humus
380 9 0.2000 Pasir kelanauan lepas
400 9 0.0000 Pasir kelanauan lepas
420 8 0.2000 Pasir kelanauan lepas
440 9 0.2667 Lempung lembek
460 11 0.1333 Pasir lepas
480 21 0.2667 Pasir lepas
500 14 0.9333 Lempung agak kenyal
520 30 0.5333 Lempung kelanauan
540 26 1.6000 Lempung kelanauan
560 22 0.6667 Lempung kelanauan
580 46 0.9333 Lempung agak kenyal
600 28 1.4667 Lempung agak kenyal
620 25 1.6667 Lempung agak kenyal
640 35 1.3333 Pasir kelanauan
660 30 2.1373 Pasir kelanauan
680 40 1.8000 Lempung kelanauan
700 24 2.2667 Lempung agak kenyal
720 23 1.9333 Lempung agak kenyal
Kedalaman (cm) qc I Jenis Tanah
740 21 1.1333 Lempung agak kenyal
760 37 1.0667 Pasir kelanauan
780 23 1.3333 Lempung agak kenyal
800 15 1.3333 Lempung agak kenyal
820 19 0.5333 Lempung kelanauan
840 19 0.5330 Lempung kelanauan
860 20 0.4667 Lempung kelanauan
880 17 0.8667 Lempung agak kenyal
900 15 0.4000 Pasir lepas


920 16 0.2667 Pasir lepas
940 21 0.0667 Kerikil lepas
960 14 0.4000 Pasir lepas
980 15 0.3333 Pasir lepas
1000 16 0.5333 Pasir lepas
1020 15 0.3333 Lempung kelanauan
1040 19 0.5333 Lempung kelanauan
1060 27 0.2667 Pasir lepas
1080 26 0.7333 Lempung kelanauan
1100 24 0.1333 Pasir lepas
1120 30 0.9333 Lempung agak kenyal
1140 27 0.3333 Pasir lepas
1160 40 0.6667 Pasir kelanauan
1180 38 0.2000 Pasir kelanauan
1200 30 0.3333 Pasir lepas
1220 22 0.6667 Lempung agak kenyal
1240 24 0.6667 Pasir lepas
1260 20 3.2000 Pasir agak padat
1280 64 0.6667 Kerikil kepasiran lepas
1300 40 0.6667 Kerikil kepasiran lepas
Kedalaman (cm) qc I Jenis Tanah
1320 18 0.9333 Lempung agak kenyal
1340 26 0.8000 Lempung kelanauan
1360 30 0.6667 Lempung kelanauan
1380 32 0.2667 Pasir lempung
1400 154

.3. Analisa Kesalahan
- Pembacaan manometer yang kurang tepat.
- Penekanan batang sondir yang tidak tepat tegak lurus.
- Penambahan kedalaman batang sondir tidak selalu tepat 20 cm.
- Pemutaran alat yang tidak konstan yang menyebabkan nilai qc dan qt
yang terbaca tidak sesuai dengan yang sebenarnya.



5. KESIMPULAN
- Tujuan praktikum sondir adalah untuk mencari tekanan konus (end bea7in)
dan hambatan lekat tanah pada kedalaman tertentu, sehingga dapat dihitung
daya dukung tanahnya.
- Sebagian besar dari tanah yang ditemui pada saat praktikum adalah lempung.













TRIAXIAL TEST

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud Dan Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui sudut geser tanah (7) dan nilai kohesi suatu tanah (c).

1.2. Alat Dan Bahan
- Ext7ude7
- Unit mesin t7iaxial test
- etakan contoh tanah uji
- Timbangan
- lat untuk memasang membran karet pada tanah uji
- Pompa penghisap
- Jangka sorong
- Oven
- Spatula
- Kertas tissue

1.3. Dasar Teori
Konsolidasi adalah peristiwa penyusutan volume secara perlahan-
lahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat
pengaliran sebagian air pori. Proses tersebut berlangsung terus sampai
kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total
telah benar-benar hilang.
Kenaikan tekanan air pori menimbulkan gradien tekanan pada pori
yang menyebabkan aliran transien (t7ansient fl4) air pori menuju batas
aliran bebas pada lapisan tanah. liran atau drainasi ini akan berlanjut
sampai tekanan air pori sama dengan suatu nilai yang dipengaruhi posisi
muka air tanah yang tunak. Nilai akhir ini disebut tekanan air pori kondisi
lunak (steady-state p47e ate7 p7essu7e). Pada umumnya, nilai-nilai
tekanan air pori statik dan tunak akan sama, tetapi mungkin saja posisi
muka air tanahnya berubah. Kenaikan muka air tanah di atas tunak disebut
tekanan air pori berlebihan (excess p47e ate7 p7essu7e) Penurunan


tekanan air pori berlebihan ke kondisi tunak disebut dissipasi dan jika hal
ini telah seluruhnya terjadi, tanah dikatakan dalam keadaan terdrainasi
(d7ained). Sebelum terjadi dissipasi tekanan air pori berlebihan, tanah
dikatakan dalam kondisi tak terdrainasi (und7ained).
da tiga macam t7iaxial test:
1 Unc4ns4lidated Und7ained Test
Pada percobaan ini air tidak diperbolehkan mengalir dari
sampel tanah. Tegangan air pori biasanya tidak diukur pada percobaan
semacam ini. Dengan demikian hanya kekuatan geser 'UNDRAINED
(Und7ained Shea7 St7enth) yang dapat ditentukan.
#umus yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah:
)
1 1 1
tan c total Tegangan 7 9 + = t

Pemakaian di dalam praktek lapangan meliputi keadaan akhir
dari pada konstruksi tanggul dan pondasi dari tanggul, pondasi tiang,
dan telapak pada tanah yang n47mally c4ns4lidated. Pada keadaan ini
kondisi kritikal disain segera setelah adanya muatan (pada akhir
konstruksi) tekanan air pori besar sekali, tetapi belum terjadi
konsolidasi. Setelah konsolidasi mulai terjadi, ;4id 7ati4 dan isi air
berkurang, sedangkan tekanan bertambah: jadi tanggul atau pondasi
bertambah aman, dengan kata lain terjadi tegangan eIektiI.

Pemakaian di dalam praktek adalah sebagai berikut:
tI
SoIt clay
Total

t
I
in-situ und7ained shea7 st7enth
Tanggul yang dibangun secara cepat di atas lapisan tanah liat.

tI
nti

t
I
und7ained shea7 st7enth pada
pemadatan inti tanah liat


Dam/waduk yang dibangun secara cepat tanpa ada perubahan jumlah air
pada inti tanah.
qult


q
ult
beban yang bekerja adalah
Iungsi dari 7
Pondasi yang ditempatkan secara cepat di atas lapisan tanah.
C4ns4lidated Und7ained Test
Pada percobaan ini sampel tanah diberikan tegangan normal
dan air diperbolehkan mengalir dari sampel. Tegangan normal ini
bekerja sampai konsolidasi selesai, yaitu sampai tidak terjadi lagi
perubahan pada isi sampel tanah. Kemudian jalan air dari sampel
ditutup dan sampel diberikan tegangan geser secara und7ained
(tertutup). Tegangan normal masih tetap bekerja, biasanya tegangan air
pori diukur selama tegangan geser diberikan.

#umus yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah:
) ) ' tan ' c ' otal Tegangan t 7 3 9 + = t

Pemakaian di dalam praktek adalah sebagai berikut:
tI
(2)
(1)

t
I
in-situ und7ained shea7 st7enth
setelah terjadi konsolidasi dibawah
lapisan (1)
Tanggul yang ditinggikan (2), di sini konsolidasi sudah terjadi di bawah
lapisan (1).
I
tI
nti



Dari inti yang bersamaan dengan
konsolidasi menurut rembesan air
sebelumnya dan penurunan air
kibat penurunan permukaan air tiba-tiba dari (1) ke (2) pada inti tanah
masih terdapat air pori. Dan tidak terjadi pengaliran air keluar dari inti.


tI
Timbunan

t
I
in-situ und7ained shea7 st7enth
dari tanah pada lereng sebelum dibuat
timbunan
Pembuatan tanggul yang cepat pada lereng.
3 D7ained Test
Pada percobaan ini sampel tanah diberi tegangan normal dan
air diperbolehkan mengalir sampai konsolidasi selesai. Kemudian
tegangan geser diberikan; dengan kata lain pergeseran dilakukan secara
d7ained (terbuka). Untuk menjaga tekanan air pori tetap nol, maka
kecepatan percobaan harus lambat (dalam hal ini juga tergantung
koeIisien pe7meability).

#umus yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah:
) ' tan ' ' c ' total Tegangan 7 9 + = t

Pemakaian di dalam praktek adalah sebagai berikut:
SoIt clay
tI




In-situ d7ained shea7 st7enth
Tanggul yang dibangun secara lambat (lapis demi lapis) di atas lapisan
tanah liat.
nti
tI



D7ained shea7 st7enth dari inti
Waduk/dam dengan rembesan air yang tetap.
t t t


In-situ d7ained shea7 st7enth
Penggalian atau lereng tanah liat, di mana pada lapisan telah terjadi
konsolidasi.



Pada percobaan yang dilakukan adalah Unc4ns4lidated Und7ained.
#umus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
0
0
3 1
L
L
1

stress deviator

M k

M k
= s
s
=
=

= 9
9 +

= 9

Di mana:
9

tegangan vertikal yang diberikan


9
3
tegangan horizontal
k kalibrasi dari p744;in 7in

0
luas sampel tanah awal
L perubahan panjang sampel tanah
L
0
panjang sampel tanah awal
M pembacaan p744;in 7in maksimum

Dengan Diagram M4h7, hubungan sudut geser tanah, tegangan, dan
gaya geser dapat digambarkan
) )
7
9 9
= t
7
9 9
+
9 + 9
= 9
2 sin
2
2 cos
2 2
3 1
n
3 1 3 1
n

9
93 9
91
7
t
o c 27




Dari percobaan t7iaxial ini diketahui tiga jenis keruntuhan dari tanah uji,
sebagai berikut:
1 Gene7al Shea7 allu7e
Penambahan beban pada pondasi diikuti oleh penurunan
pondasi tersebut. Pada pembebanan mencapai q
u
maka terjadi
keruntuhan tiba-tiba yang diikuti oleh perluasan keruntuhan
permukaan sampai ke bawah permukaan.
Pada graIik hubungan q vs settlement terlihat puncak yang jelas.
qu
4ad unit a7ea q
Settlement

4cal Shea7 allu7e
Pada keadaan lain jika pondasi masih dapat memikul beban
setelah tercapai q
u
, walaupun terjadi penurunan permukaan tiba-tiba.
Pada graIik hubungan q vs settlement tidak terlihat puncak yang jelas.
qu
qu1
4ad unit a7ea q
Settlement

3 Punchin Shea7 allu7e
Pada pondasi yang didukung oleh tanah yang agak lepas
setelah tercapainya q
u
, maka graIik hubungan q vs settlement dapat
digambarkan mendekati linear.


qu
qu qu
Settlement
4ad unit a7ea q


2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
- Mengeluarkan sampel tanah undistu7bed dari tabung dan memasukkan
ke dalam cetakan (dengan menggunakan ext7ude7).
- Mengukur dimensi sampel tanah (L 2-3 D).
- Meratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder besi dengan
spatula.
- Menimbang berat sampel tanah tersebut.

2.2. 1alannya Praktikum
- Memasang membran karet pada sampel dengan menggunakan alat
pemasang:
O Memasang membran karet pada dinding alat tersebut.
O Menghisap udara yang ada diantara membran dan dinding alat
dengan pompa hisap.
O Memasukkan sampel tanah ke dalam alat pemasang tersebut.
O Melepaskan sampel tanah dari alat tersebut sehingga sampel
terbungkus membran.
- Memasukkan sampel tanah dan batu pori ke dalam sel t7iaxial dan
menutupnya dengan rapat.
- Memasang sel t7iaxial pada unit mesin t7iaxial.
- Mengatur kecepatan penurunan 1-2 dari ketinggian sampel.
- Mengisi sel t7iaxial dengan gliserin sampai penuh dengan memberi
tekanan pada tabung tersebut. Pada saat gliserin hampir memenuhi
tabung, udara yang ada dalam tabung dikeluarkan agar gliserin dapat
memenuhi sel. Fungsi gliserin ini adalah untuk menjaga tegangan 9
3



dapat merata keseluruh permukaan sel dan besarnya dapat dibaca pada
manometer. Untuk percobaan ini diberikan harga:
9
3
0.50 kg/cm
2

9
3
0.75 kg/cm
2

9
3
1.00 kg/cm
2

- Melakukan penekanan pada sampel tanah dari atas (vertikal).
- Melakukan pembacaan l4ad dial setiap penurunan dial bertambah 0.02
inch.

3. PENGOLAHAN DATA
Untuk sampel :
9
3
1.2 kg/cm
3
Tinggi sampel (L
0
) 7.22 cm
Diameter sampel (D) 3.57 cm
Luas sampel (
0
) 10.0047 cm
2
L# 0.364 kg/div
Pembacaan dial pembebanan (M) 136
cm 425 . 0 425 10 100 L
: inch 10 100 deIormasi Pembacaan
3
3
= - =
-

dial

)
0589 . 0
22 . 7
425 . 0
L
L
strain Unit
0
=
=

= s

2
cm 9411 . 0
0589 . 0 1
1 correction rea
=
=
s =

2
0
cm 6305 . 10
9411 . 0
0047 . 10
1

'
=
=
s
=



2
cm kg 6568 . 4
6305 . 10
136 364 . 0
'
M k
=

= 9

Dari diagram Mohr didapat:
2
3 1
cm kg 8568 . 5
2 . 1 6568 . 4
=
+ =
9 + 9 = 9


. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Pengujian t7iaxial ini bertujuan untuk menentukan kekuatan gesar
tanah dengan mencari nilai sudut geser dan nilai kohesi dari sampel tanah
yang digunakan. Dalam percobaan ini digunakan jenis pengujian t7iaxial
Unc4ns4lidated Und7ained Test di mana air tidak diperbolehkan mengalir
dari sampel tanah.
Langkah pengujian yang dilakukan yaitu pertama-tama,
undistu7bed sample dikeluarkan dari tabung (yang diperoleh dari percobaan
hand b47in) dan dimasukkan ke dalam cetakan yang sebelumnya dimensi
cetakan telah diukur dan diolesi oli, dengan menggunakan ext7ude7. Setelah
itu, bagian atas dan alas tabung diratakan kemudian sampel dikeluarkan
dengan menggunakan hand ext7ude7 lalu sampel ditimbang dan data berat
yang diperoleh dicatat. Sebelum sampel dimasukkan ke dalam unit mesin
t7iaxial test, sampel tanah tersebut dilindungi dengan membran karet, yaitu
dengan cara memasang membran karet pada tabung kemudian sambil
menghisap udara yang berada di antara membran dan dinding tabung,
sampel tanah dimasukkan ke dalam tabung dan membran karet dilepaskan
dari tabung sehingga membran karet menyelimuti sampel tanah.
Penggunaan membran karet ini berIungsi untuk menjaga agar air tidak
dapat masuk kedalam sampel tanah. Setelah membran karet terpasang, lalu
sampel diletakkan pada alat t7iaxial test dan ditutup. Kemudian tegangan
lateral diatur yang sesuai dengan rencana yaitu 0.4 untuk sampel 1, 0.8
untuk sampel 2 dan 1.2 untuk sampel 3 dan air dimasukkan ke dalam


tabung t7iaxial. Setelah itu, l4ad dial dan def47mati4n dial 7eadin diset
pada posisi nol, lalu melakukan pembacaan l4ad dial untuk setiap
deIormasi 25 inch. Pembacaan data dihentikan apabila pada l4ad dial
menunjukkan angka yang sama tiga kali berturut-turut atau menjadi turun,
hal ini menandakan bahwa sampel tanah telah mengalami keruntuhan.
Setelah itu sampel dikeluarkan dari alat t7iaxial test untuk digambar pola
retaknya. Setelah itu memasukkan sampel tanah ke dalam oven untuk
dihitung kadar airnya. Percobaan ini dilakukan kembali untuk tegangan
lateral 0.8 dan 1.2.

.2. Analisa Hasil
Dari hasil praktikum diperoleh sudut geser dari sampel tanah yang
digunakan di dalam praktikum ini adalah 9
o
dan nilai kohesi dari sampel
tanah yang digunakan adalah 1.8.



.3. Analisa Kesalahan
- Pembacaan jangka sorong yang kurang tepat pada saat pengukuran
dimensi tanah.
- Ketidaktelitian pada saat menimbang sampel tanah.
- Pembacaan l4ad dial yang kurang tepat.

5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum t7iaxial test adalah untuk mengetahui sudut geser
tanah (7) dan nilai kohesi tanah (c).
- Dari hasil praktikum diperoleh nilai kohesi dari tanah yang digunakan adalah
1.8 dengan sudut geser tanah sebesar 9
o
.


KONSOLIDASI

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
- Menentukan koeIisien konsolidasi (v) dari suatu jenis tanah.
- Menentukan koeIisien pemampatan / c4mp7essi4n index (c).
- Mencari tegangan p7e-c4ns4lidati4n (Pc) untuk mengetahui kondisi
tanah dalam keadaan n47mally c4ns4lidated atau 4;e7 c4ns4lidated
dengan cara membandingkannya dari harga effecti;e 4;e7bu7den
p7essu7e.

1.2. Alat dan Bahan
- C4ns4lid4mete7
- Rin 4f c4ns4lid4mete7
- Batu p4u74us
- Ext7ude7
- Beban (0.3; 0.6; 0.9; 1.2; 2.4; 4.8; 9.6 N)
- St4patch
- Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
- an
- Jangka sorong dengan ketelitian 0.01 mm
- Oven
- Spatula
- Vaseline
- Kertas pori
- Kawat sebagai pemotong

1.3. Dasar Teori
Konsolidasi adalah proses penyusutan volume secara perlahan-
lahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas yang rendah akibat
pengaliran sebagian air pori. Proses konsolidasi berlangsung terus sampai
kelebihan tekanan air pori yang disebabkan kenaikan tekanan total yang
benar-benar hilang.



Penurunan konsolidasi adalah perpindahan vertikal permukaan
tanah sehubungan dengan perubahan volume pada suatu tingkat dalam
proses konsolidasi.

Perkembangan konsolidasi di lapangan dapat diketahui dengan
menggunakan alat piezometer yang dapat mencatat perubahan air pori
terhadap waktu.

2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. 1alannya Praktikum
- #ing konsolidometer dibersihkan dan diolesi vaseline di seluruh
permukaan bagian dalam, kemudian dimensi dan massa ring diukur
dengan jangka sorong dan timbangan.
- Sampel tanah dikeluarkan dengan menggunakan ext7ude7 dan
dimasukkan ke dalam ring dengan diratakan permukaannya.
- Diambil sisa tanah untuk ditentukan kadar airnya.
- Menyusun modul ke dalam sel konsolidometer dengan urutan dari
bawah:
O Batu p4u74us
O Kertas pori
O Sample tanah dalam ring
O Kertas pori
O Batu p4u74us
O Silinder tembaga yang berIungsi menahan beban
O Penahan dengan 3 mur



2.2. 1alannya Praktikum
- Set dial menjadi nol sebelum beban ditambahkan, sedangkan lengan
beban masih ditahan baut penyeimbang.


- Diberikan pembebanan konstan sebesar 0.3 N dengan interval waktu 6;
15; 30; 60; 120; 240; 480; 900; 1800; 3600; dan 24 jam. Dan
masing-masing pembacaan pada dial dicatat.
- Percobaan diulangi untuk pembebanan 0.6; 1.2; 2.4; 4.8; dan 9.6 N
dengan interval waktu konstan 24 jam. Dan masing-masing pembacaan
pada dial dicatat.
- Tanah dikeluarkan dari sel konsolidometer dan ring berikut sampel
tanah kemudian ditimbang dan dimasukkan dalam oven untuk
ditentukan kadar airnya.

3. PENGOLAHAN DATA
Untuk tanah sebelum proses konsolidasi:
Berat can tanah basah 64 gram
Berat can tanah kering 53.04 gram
Berat can 10.95 gram
Berat air (barat can tanah basah) (berat can tanah kering)
64 53.04
10.96 gram
Berat tanah kering (berat can tanah kering) berat can
53.04 10.95
42.09 gram
0394 . 26
100
09 . 42
96 . 10
100
ing ker ah tan berat
air berat
w , awal air Kadar
i
=
- =
- =

Diameter ring 6.385 cm
Tinggi ring 2.045 cm
Tinggi tanah basah, H
i
2.045 cm
Berat ring 55.34 gram
Gs 2.779
)
2
2
cm 003 . 32
385 . 6 14 . 3
4
1
, ring alas Luas
=
=

Berat tanah basah ring 169.3 gram


Berat tanah basah, W
i
(berat tanah basah ring) berat ring
169.3 55.34
113.96 gram
gram 4162 . 90
260394 . 0 1
96 . 113
w 1
W
' W ), rumus dengan ( ing ker ah tan Berat
i
i
s
=
+
=
+
=

Berat tanah kering, W
s
83.95 gram (cara perhitungan dapat dilihat di bawah)
cm 9439 . 0
003 . 32 779 . 2
95 . 83
Gs
W
H ), rumus dengan ( ah tan Tinggi
s
0
=

=

Tinggi pori, H
v
H
i
H
0

2.045 0.9439
1.1011 cm
)
)
)
)
1651 . 85
100
003 . 32 9439 . 0 045 . 2
95 . 83 96 . 113
100
H H
W W
S , kejenuhan Derajat
0 i
s i
i
=
-

=
-

=

1665 . 1
9439 . 0
1011 . 1
H
H
e , pori ngka
0
v
0
=
=
=


Untuk tanah setelah proses konsolidasi:
Berat tanah basah ring 170.78 gram
Berat tanah kering ring 139.29 gram
Berat tanah kering, W
s
(berat tanah basah ring) berat ring
139.29 55.34
83.95 gram


) )
5104 . 37
100
95 . 83
29 . 139 78 . 170
100
W
ring ing ker ah tan berat ring basah ah tan berat
w , air Kadar
s
I
=
-

=
-
+ +
=

)
8718 . 97
003 . 32 0054 . 1
95 . 83 34 . 55 78 . 170
H
W W
S , kejenuhan Derajat
vI
s t
=

=

Pembacaan dial awal 0.087 cm
Pembacaan dial akhir 0.1827 cm
Perubahan tinggi sampel pembacaan dial akhir pembacaan dial awal
0.1827 0.087
0.0957 cm
Tinggi pori, H
vI
H
v
perubahan tinggi sampel
1.1011 0.0957
1.0054 cm
0652 . 1
9439 . 0
0054 . 1
H
H
e , pori ngka
0
vI
I
=
=
=

Untuk contoh perhitungan diambil pembebanan 2 kg:
H pembacaan l4ad dial beban 2 kg pembacaan l4ad dial beban 1 kg
0.106 0.087
0.019 cm
H
s
H
0
0.9439
0201 . 0
9439 . 0
019 . 0
H
H
e
s
=
=

=

e e pada pembebanan 1 kg e
1.1665 0.0201
1.1464


cm 0355 . 2
019 . 0
2
1
0450 . 2
H
2
1
kg 1 pembebanan H H
=
=
=

01625 . 1
0335 . 2
2
1
2
1
=
=
=


Menentukan harga T
90
:
Menurut Taylor untuk mendapatkan harga T
90
diperlukan graIik penurunan
terhadap Iungsi akar waktu.
Langkah-langkah dalam menentukan harga T
90
ialah:
- Buat garis penurunan vs akar waktu penurunan.
- Tarik garis singgung pada kurva di daerah penurunan awal dan cari titik
potong dengan sumbu akar waktu sebesar 1.15 kali absis titik potong pertama
tadi untuk dihubungkan dengan titik potong antara perpanjanagan garis
singgung tadi dan sumbu vertikal. bsis titik potong antara garis terakhir
dengan kurva itulah yang dinamakan dengan T
90
.




Menentukan koeIisien konsolidasi:
#umus yang digunakan adalah:
90
2
T
H
848 . 0 v =
Di mana:
v koeIisien konsolidasi
H half a;e7ae l4ad heiht

2
H
H
2
1

Dari graIik penurunan vs akar waktu penurunan diperoleh T
90
0.16, sehingga:


)
4634 . 5
16 . 0
0153 . 1
848 . 0
.
T
H
848 . 0 v
2
90
2
=
=
=


Menentukan tegangan p7e-c4ns4lidati4n (Pc):
Harga Pc ditentukan melalui graIik penurunan terhadap tegangan dengan langkah
sebagai berikut:
- Sketsa graIik angka pori vs tegangan.
- Secara visual udment ditentukan titik (p) yang memiliki kelengkungan
(cu7;atu7e) maksimum ataupun titik yang mempunyai radius minimum.
- Dibuat garis singgung dan garis horizontal melalui titik (p).
- Dibuat garis tengah antara kedua garis pada p4int di atas.
- Ditarik garis singgung yang menyinggung kelengkungan bagian bawah
hingga memotong garis tengah pada p4int di atas.
- bsis titik potong tersebut adalah harga Pc yang dicari.
Dari graIik angka pori vs tegangan diperoleh nilai Pc 8.2 kg/cm
2
.
Dengan H diasumsikan 100 cm, maka diperoleh:
2
i
t
0
cm kg 1741 . 0
100
003 . 32 045 . 2
11396 . 0
H
H
W
P
=

=

0994 . 47
1741 . 0
2 . 8
P
Pc
O#
0
=
=
=


Menentukan harga c4mp7essi4n index (c):
#umus yang digunakan adalah:
) p log p (log
) e e (
c
1 2
2 1

=

Di mana:


c c4mp7essi4n index
e
l
,e
2
angka pori
p
1
,p
2
tegangan
Dari graIik hubungan e dan p pada bagian linear bawah ditentukan satu log cycle
dan kemudian ditentukan harga harga e
1
dan e
2
. Harga c didapatkan dari selisih
harga e tersebut.
c laboratorium:
e
1
0.825 p
1
18
e
2
0.9375 p
2
13
796 . 0
18
13
log
9375 . 0 825 . 0
p
p
log
e e
um laboratori c
1
2
2 1
=

=







c lapangan:
e
1
0.95 p
1
13
e
2
0.9 p
2
15
8045 . 0
13
15
log
9 . 0 95 . 0
p
p
log
e e
lapangan c
1
2
2 1
=

=


s:
e
1
1.021 p
1
10.1044
e
2
1.0651 p
2
0.3157
0293 . 0
1044 . 10
3157 . 0
log
0651 . 1 021 . 1
p
p
log
e e
s
1
2
2 1
=

=

r (indeks rekompresi):
e
1
1.1625 p
1
0.13
e
2
1.15 p
2
0.4
0256 . 0
13 . 0
4 . 0
log
15 . 1 1625 . 1
p
p
log
e e
r
1
2
2 1
=

=

. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Sebagai persiapan awal, berat ring konsolidometer ditimbang dan
diukur dimensinya. Setelah itu, permukaan dalam ring konsolidometer
diolesi oli. Tahap selanjutnya adalah mengeluarkan tanah dari tabung untuk
dimasukkan ke dalam ring konsolidometer dengan menggunakan ext7ude7.
Setelah itu kedua permukaan ring konsolidometer diratakan dengan
menggunakan spatula. Tanah yang tersisa diambil untuk dicari kadar
airnya. Kemudian tanah dan ring konsolidometer ditimbang dan dicatat
beratnya. Setelah itu ring konsolidometer dimasukkan ke dalam
konsolidometer dengan susunan dari bawah ke atas batu p474us, kertas pori,
ring konsolidometer, kertas pori, batu p474us, silinder tembaga, dan
penahan dengan tiga mur. Kemudian konsolidometer diisi air dan l4ad dial
diset nol. Setelah itu diberikan pembebanan 1 kg dan pembacaan l4ad dial
dicatat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Setelah 24 jam,
dilakukan penambahan beban sebesar dua kali beban semula dan catat hasil
pembacaan l4ad dial. Lakukan hal yang sama sampai beban yang diberikan
mencapai 32 kg. Setelah itu dilakukan unl4adin dan hasil pembacaan l4ad
dial dicatat. Setelah 24 jam dilakukan unl4adin lagi di mana dalam satu
hari dilakukan unl4adin sebanyak dua kali. atat hasil pembacaan l4ad
dial. Lakukan hal yang sama sampai beban yang diberikan sama dengan
nol. Setelah itu, ring konsolidometer yang berisi tanah dikeluarkan dari alat
konsolidometer dan tanah pada ring konsolidometer dikeluarkan dari ring
konsolidometer untuk ditimbang dan dicatat beratnya. Setelah itu tanah


yang telah ditimbang tersebut dimasukkan ke dalam oven untuk dihitung
kadar airnya.

.2. Analisa Grafis
Maksud dari graIik konsolidasi adalah untuk mengetahui nilai Pc,
c laboratorium, c lapangan, r, dan s. Pc adalah nilai dari tegangan
untuk mengetahui apakah tanah berada dalam keadaan n47mally
c4ns4lidated atau 4;e7 c4ns4lidated dengan cara membandingkannya
dengan harga Effecti;e O;e7bu7den P7essu7e. v adalah koeIisien
konsolidasi dari suatu jenis tanah, c adalah koeIisien pemampatan.
Pertama-tama adalah plot gambar dari data dengan l4ad sebagai sumbu x
dan ;4id 7ati4 sebagai sumbu y, setelah itu mencari titik di mana jari-jari
pada kurva adalah yang terkecil untuk membuat garis singgung kurvanya,
kemudian dari titik tersebut tarik garis horizontal sehingga terbentuk sudut
., sudut . tersebut dibagi dua sehingga diperoleh - 0.5.. Berikutnya dari
ujung kanan kurva, tarik garis lurus yang mengikuti bagian dari ujung
kurvanya sehingga didapat perpotongan dengan garis tengah, hasil
perpotongan ditarik ke atas sehingga didapat Pc. Langkah selanjutnya
adalah tarik garis yang menyinggung ujung graIik konsolidasi dan
menyinggung garis tengah -, sehingga didapat c laboratorium, lalu ambil
dua titik sembarang pada garis miring c laboratorium sehingga didapat e
1
,
e
2
, P
1
, dan P
2
. Selanjutnya plot titik 1 dengan koordinat (P
0
,e
0
), dimana P
0
didapat dari hasil rumus, sedangkan e
0
diperoleh dari data.
Garis c laboratorium diperpanjang ke bawah hingga nilai e-nya
0.42 e
o
, lalu titik tersebut dinamakan titik kedua. Tarik garis dari titik a ke
titik b (lihat graIik) yang kemudian garis itu dinamakan s, garis ab ditarik
ke atas (sejajar)hingga menyentuh titik 1 dan memotong garis Pc di titik 3,
hubungkan titik 2 dan titik 3 yang merupakan c lapangan. Dari ujung kiri
kurva tarik garis lurus yang mengikuti bagian linear ujung kurva sehingga
didapat garis d.
dealnya r dan s sejajar karena perubahan angka pori pada saat
penambahan dan penurunan beban adalah sama. Pada saat diberi tambahan
beban angka pori itu menurun ,demikian sebaliknya pada saat penurunan


beban angka porinya naik. Hal itu yang menyebabkan Garis r dan garis
s itu sejajar.
Maksud dari graIik v adalah graIik yang menunjukkan hubungan
antara koeIisien konsolidasi dengan beban tekanan. Pada saat awal
pembebanan nilai v naik karena tanah diberikan tekanan secara tiba-tiba
sehingga menyebabkan proses konsolidasi pada saat awal pembebanan
berlangsung secara cepat ( graIik angka v naik ). Setelah selang beberapa
waktu kemudian pembebanan mulai stabil jadi nilai v-nya semakin
menurun.

.3. Analisa Hasil
Dari hasil praktikum diperoleh nilai P
0
0.1741 kg/cm
2
, Pc 8.2
kg/cm2, c laboratorium 0.796, c lapangan 0.8045, s 0.0293, dan
r 0.0256. Karena nilai O;e7 C4ns4lidated Rati4 (O#) lebih besar dari
1, yaitu 47.0994, maka sampel tanah yang diuji berada dalam kondisi 4;e7
c4ns4lidated.

.. Analisa Kesalahan
- Pambacaan l4ad dial yang kurang tepat.
- danya goncangan pada saat praktikum berjalan sehingga
menyebabkan pembacaan l4ad dial berubah.






5. KESIMPULAN
- Tujuan dari praktikum konsolidasi adalah untuk menentukan koeIisien
konsolidasi (v) dari suatu jenis tanah, menentukan koeIisien
pemampatan/c4mp7essi4n index (c), dan mencari tegangan p7e-
c4ns4lidati4n (Pc) untuk mengetahui kondisi tanah dalam keadaan n47mally
c4ns4lidated atau 4;e7 c4ns4lidated dengan cara membandingkannya dari
harga effecti;e 4;e7bu7den p7essu7e.


- Sesuai dengan tujuan awal dari praktikum ini, maka diperoleh nilai P
0

0.1741 kg/cm
2
, Pc 8.2 kg/cm2, c laboratorium 0.796, c lapangan
0.8045, s 0.0293, dan r 0.0256.



DIRECT SHEAR TEST

1. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui harga kohesi (c) dan sudut geser (7) pada pasir.

1.2. Alat dan Bahan
Unit alat di7ect shea7 test
Beban dengan berat 5-25 kg
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
an
Jangka sorong dengan ketelitian 0.01 mm
Oven
Spatula
St4patch

1.3. Dasar Teori
Kekuatan geser dapat diukur langsung dengan pemberian beban
konstan vertikal (normal) pada sampel dan pemberian gaya geser tertentu
dengan kecepatan konstan dan perlahan-lahan untuk menjaga tegangan air
pori tetap nol hingga tercapai kekuatan geser maksimum.
Tegangan normal didapat dengan pembagian besarnya gaya
normal dengan luas permukaan bidang geser.

P
S=
Tegangan geser didapat dengan menghitung gaya geser (G) yang
didapat dari pembacaan maksimum l4ad 7in dial setelah dikalikan dengan
nilai kalibrasi p74;in 7in (L#).

div kg 0.15 L#
L# M G

G
T
=
- =
=

Dari beberapa buku reIerensi menyatakan harga kohesi pasir (c)
0,dan harga sudut geser pasir (7) berkisar: 28
o
-48
o
.



S4il (Sand)
Type 4f Test
UU D
44se D7y 28-34 -
44se Satu7ated 28-34 -
Dense D7y 35-46 43-50
Dense Satu7ated 1-2 43-50

2. PROSEDUR PRAKTIKUM
2.1. Persiapan Praktikum
Disediakan pasir secukupnya.
Pasir dibersihkan dari kotoran dan kerikil menggunakan saringan no.
18.
Diameter shea7 b4x diukur.
Penutup shea7 b4x bola can ditimbang.

2.2. 1alannya Praktikum
Pasir dimasukan ke dalam shea7 b4x kira-kira 3/4 bagian dengan
mengunci shea7 b4x terlebih dahulu agar tidak dapat bergerak.
Permukaan pasir diratakan dengan spatula lalu ditutup.
Diberikan beban sebesar 5 kg lalu kunci shea7 b4x dibuka.
Set h47i:4ntal dial dan l4ad 7in dial menjadi nol.
Shea7 b4x diberikan gaya geser dengan kecepatan 1 mm/menit.
Pembacaan h47i:4ntal dial dicatat setiap 15 detik hingga dial berhenti
dan berbalik arah.




3. PENGOLAHAN DATA
cm 3375 . 6 Diameter
kg 8437 . 0 bola penutup Berat
=
= + +
b4x shea7
b4x shea7



)
2
2
2
cm 5287 . 31
3375 . 6 14 . 3
4
1
d
4
1
luas pasir penampang Luas
=
=
x =
= b4x shea7

div kg 15 . 0 L# =
Untuk beban 5 kg:
) )
2
cm kg 1853 . 0
5287 . 31
8437 . 0 5
pasir penampang luas
bola penutup berat beban berat
normal Tegangan
=
+
=
+ + +
=
b4x shea7

Pembacaan h47i:4ntal dial maksimum 23 kg
kg 45 . 3
23 15 . 0
maksimum pembacaan L# geser Gaya
=
- =
- = dial h47i:4ntal

2
cm kg 1094 . 0
5287 . 31
45 . 3
pasir penampang luas
geser gaya
geser Tegangan
=
=
=

Hasil perhitungan lainnya dapat dilihat pada lampiran.

Demikian selanjutnya untuk beban yang lainnya sehingga dapat dibuat graIik
untuk menentukan harga c dan q dengan menggunakan regresi linier:
b ax y + =



Di mana:

P
S x

G
T y
= =
= =



Dari perhitungan regresi linier didapat harga a 0.5164 dan b 0.046. Sehingga
diperoleh:
)
0
b c
84444 . 31
6211 . 0 tan arc
a tan arc
o
=
=
=
=
= 7

Jadi sudut geser pasir 31.8444
o
dan harga kohesi pasir 0.

. ANALISA
.1. Analisa Praktikum
Sebagai persiapan awal dari praktikum ini, pertama-tama pasir
disaring dengan menggunakan saringan no. 18 untuk membersihkan pasir
dari bahan-bahan yang tidak diinginkan. Setelah itu, dimensi shea7 b4x
diukur dan berat shea7 b4x penutup bola ditimbang. Tahap selanjutnya
adalah mengisi shea7 b4x dengan pasir kira-kira 3/4 bagian kemudian pasir
diratakan dengan spatula sambil ditekan-tekan. Setelah itu, shea7 b4x
ditutup dan dikunci kemudian diletakkan pada alat di7ect shea7 test. Setelah
itu, shea7 b4x diberikan beban vertikal sebesar 5 kg dan pengunci shea7 b4x
dibuka. Kemudian set h47i:4ntal dial dan l4ad 7in dial menjadi nol.
Setelah itu shea7 b4x diberi gaya geser dengan cara memutar alat di7ect
shea7 b4x test dengan kecepatan konstan di mana diusahakan dalam setiap
15 detik, pembacaan pada l4ad 7in dial meningkat sebanyak 25 mm.
Sambil alat di7ect shea7 test diputar, pembacaan h47i:4ntal dial dilakukan
setiap 15 detik sampai pembacaan h47i:4ntal dial berhenti atau semakin
menurun. Lakukan hal yang sama untuk beban 10 kg, 15 kg, 20 kg, dan 25
kg.

.2. Analisa Hasil
Dari hasil praktikum diperoleh nilai kohesi pasir 0 kg/cm
2
dengan
sudut geser 31.8444
o
. Berdasarkan nilai sudut geser pasir yang didapat,
maka dapat diketahui bahwa sampel pasir yang digunakan di dalam
praktikum ini termasuk jenis pasir l44se satu7ated.



.3. Analisa Kesalahan
Pembacaan jangka sorong pada saat pengukuran dimensi shea7 b4x
kurang tepat.
Kecepatan pemutaran alat di7ect shea7 test yang tidak konstan sehingga
menyebabkan deIormasi yang diberikan tidak sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan.
Pembacaan h47i:4ntal dial yang tidak tepat.

5. KESIMPULAN
Tujuan dari praktikum di7ect shea7 adalah untuk mengetahui harga kohesi (c)
dan sudut geser (7) pada pasir.
Dari hasil praktikum diperoleh harga kohesi pasir (c) 0 kg/cm
2
dan besarnya
sudut geser tanah (7) 31.8444
o
.
Berdasarkan harga sudut geser tanah yang diperoleh, maka pasir yang
digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis pasir l44se satu7ated.


UNCONFINED COMPRESSION TEST

1. PENDAHULUAN

Percobaan unc4nfined c4mp7essi4n ini bertujuan untuk mencari nilai
unc4nfined c4mp7essi4n st7enth dari tanah dalam keadaan undistu7bed,
sehingga diperoleh batas-batas konsistensi dari tanah tersebut. Dalam percobaan
ini sudut geser dalam (O) 0 dan tidak ada tegangan sel (o
3
0), jadi yang ada
hanya beban vertikal (o
1
).
Beban vertikal yang menyebabkan tanah menjadi retak dibagi satuan luas yang
dikoreksi (`) disebut Ultimate C4mp7essi4n St7enth (q
u
). Harga q
u
ini bisa juga
didapat dari lingkaran Mohr:

qu

9
1
9
3
)
cu qu/2
93
91
S
h
e
a
7

s
t
7
e
s
s
N47mal st7ess


Pada percobaan unc4nfined c4mp7essi4n ini kita mengadakan koreksi
luas contoh tanah. ni disebabkan karena pada waktu contoh diberikan beban
vertikal, maka luas contoh akan berubah yaitu menjadi lebih besar. ara
menghitung luas contoh tanah dapat dijelaskan sebagai berikut:

si contoh semula:
0 0 0
L ) (V =
Di mana:
L
0
panjang contoh mula-mula

0
luas penampang contoh mula-mula
Sesudah beban vertikal diberikan: panjang menjadi L; isi menjadi V; luas
menjadi

Bentuk yang dipakai untuk
menghitung luas contoh
Bentuk contoh
setelah pembebanan
Bentuk contoh semula
L
B


Di mana:
) dilakukan percobaan selama diukur V dan L (
V V V
L L L
0
0

=
=

Dari persamaan di atas didapat:
)
L L
V L

V L L L
0
0 0
0 0 0


=
=

pabila tidak terjadi perubahan isi (AV 0) persamaan menjadi:
s
=

=
1

0 L
L
1

L L
L

0
0
0
0 0

Di mana: s=regangan

Pada percobaan ini besarnya gaya yang bekerja dapat diketahui yaitu:
M K P =
Di mana:
P gaya yang hendak dicari


K kalibrasi alat
M pembacaan pada dial
Sedangkan nilai q
u
didapat dari:

2
q
c dan

P
q
u
u
= =
Di mana:
q
u


ultimate c4mp7essi4n st7enth
c kekuatan geser tanah
Dalam percobaan ini dimensi contoh harus memenuhi syarat:
2D _ L _ 3D
Di mana:
D diameter contoh
L tinggi contoh
Karena jika L _ 2D , maka sudut bidang runtuhnya akan mengalami 4;e7lap, dan
jika L _ 3D, maka contoh tanah akan berlaku sebagai kolom dan kemungkinan
akan terjadi tekuk. dealnya adalah L : D 2 : 1.

2. METODE TEST

Percobaan ini sesuai dengan STM D2166-85 'Standa7d Test Meth4d
f47 Unc4nfined C4mp7essi;e St7enth 4f C4hesi;e S4il. Di mana selama
percobaan tidak dilakukan modiIikasi dari metode test di atas.






3. PENGOLAHAN DATA

Data pengukuran:

UNDSTU#BED



Water content data:
Wt. oI wet soil cup 145 gr
Wt. oI dry soil cup 107.7 gr
Wt. oI cup 19.5 gr
Wt. oI water 37.3 gr
Wt. oI dry soil 88.2 gr
Water content, w 42.3

Sampel dimensions:
Diameter 3.57 cm
Height 7.22 cm
rea 10.0047 cm
2

Volume 72.233 cm
3

Weight 125.5 gr

Density:

wet
1.737 gr/cm
3

dry


1.22 gr/cm
3


#EMOULDED

Water content data:
Wt. oI wet soil cup 142.6 gr
Wt. oI dry soil cup 106 gr
Wt. oI cup 19.5 gr
Wt. oI water 36.6 gr
Wt. oI dry soil 86.5 gr
Water content, w 42.3

Sampel dimensions:
Diameter 3.57 cm
Height 7.22 cm
rea 10.0047 cm
2

Volume 72.233 cm
3



Weight 123.1 gr

Density:

wet
1.704 gr/cm
3

dry


1.2 gr/cm
3



ontoh perhitungan:

UNDSTU#BED

Wt. oI water (Wt. oI wet soil cup) (Wt. oI dry soil cup)
145 107.7
37.3 gr
Wt. oI dry soil (Wt. oI dry soil cup) (Wt. oI cup)
107.7 19.5
88.2 gr
) )
) )
3 . 42
100
2 . 88
3 . 37
100
cup oI . Wt cup soil dry oI . Wt
cup soil dry oI . Wt cup soil wet oI . Wt
content Water
=
- =
-
+
+ +
=



)
2
2
2
cm 0047 . 10
57 . 3 14 . 3
4
1
D
4
1
rea
=
- - =
- x - =

3
cm 233 . 72
22 . 7 0047 . 10
height area Volume
=
- =
- =


3
wet
cm gr 737 . 1
233 . 72
5 . 125
volume
weight
=
=
=

3
wet
dry
cm gr 22 . 1
42 . 0 1
737 . 1
w 1
=
+
=
+

=
Perhitungan P, c, , q
u
, dan c
u
tanah undistu7bed:
Kalibrasi alat (K): 0.186 kg/div
Pembacaan l4ad dial tertinggi (M): 331.5
Dari data di atas maka didapat:
P K . M 0.186 . 331.5
61.659
e
L
L
05886 . 0
22 . 7
4250 . 0
=
6304 . 10
) 05886 . 0 1 (
0047 . 10
) 1 (

0
=

=
s
=
q
uu 8002 . 5
6304 . 10
659 . 61

P
= = =

u 9001 . 2
2
8002 . 5
2
q
u
= = =


#EMOULDED

Wt. oI water (Wt. oI wet soil cup) (Wt. oI dry soil cup)
142.6 106
36.6 gr
Wt. oI dry soil (Wt. oI dry soil cup) (Wt. oI cup)
106 19.5
86.5 gr


) )
) )
3 . 42
100
5 . 86
6 . 36
100
cup oI . Wt cup soil dry oI . Wt
cup soil dry oI . Wt cup soil wet oI . Wt
content Water
=
- =
-
+
+ +
=

)
2
2
2
cm 0047 . 10
57 . 3 14 . 3
4
1
D
4
1
rea
=
- - =
- x - =

3
cm 233 . 72
22 . 7 0047 . 10
height area Volume
=
- =
- =


3
wet
cm gr 704 . 1
233 . 72
1 . 123
volume
weight
=
=
=

3
wet
dry
cm gr 2 . 1
42 . 0 1
704 . 1
w 1
=
+
=
+

=
Perhitungan P, c, `, q
u
, dan c
u
tanah 7em4ulded:
Kalibrasi alat (K) : 0.186 kg/div
Pembacaan l4ad dial tertinggi (M) : 301.5
Dari data di atas maka didapat :
P K . M 0.186 . 301.5
56.079
e
L
L
0415 . 0
22 . 7
3000 . 0
=
4378 . 10
) 0415 . 0 1 (
0047 . 10
) 1 (

0
=

=
s
=
q
ur 3724 . 5
4378 . 10
079 . 56

P
= = =

u 6862 . 2
2
3724 . 5
2
q
u
= = =

Sesuai dengan tabel pengolahan data, didapat nilai q
uu
5.8002 dan q
ur
5.3724.
0796 . 1
3724 . 5
8002 . 5
q
q
nilai Jadi
ur
uu
= = = y sensiti;it


. ANALISA
Analisa Percobaan


Sampel tanah diambil dengan menggunakan ekst7ude7. Setelah
sampel tanah diambil, kedua ujung tabung diratakan dengan menggunakan
pisau kemudian sampel tanah dikeluarkan dari tabung dengan
menggunakan hand ekst7ude7. Setelah sampel tanah dikeluarkan dengan
hand ekst7ude7, sampel tanah ditimbang dan dicatat beratnya. Setelah
ditimbang, sampel tanah diuji dengan menggunakan mesin UCS test
(Unc4nfined C4mp7essi;e St7enth Test). Saat pengujian, l4ad dial dibaca
setiap 15 unit. Pembacaan dilakukan terus menerus sampai nilai l4ad dial
turun. Setelah pengujian selesai dilakukan, sampel tanah yang telah diuji di
gambar. Setelah itu, sampel tanah yang tadinya utuh, dihancurkan,
kemudian dimasukkan lagi ke dalam tabung untuk dipadatkan (usahakan
volumenya sama dengan volume tanah undistu7bed). Dalam keadaan ini
tanah disebut 7em4ulded. Setelah dipadatkan, sampel tanah dikeluarkan
dengan hand ekst7ude7 dan kembali diuji dengan menggunakan mesin UCS
test seperti pada percobaan pertama (percobaan untuk sampel tanah
undistu7bed) Kemudian sampel tanah ditimbang dan digambar kembali.
Setelah itu, sampel tanah dimasukkan dalam oven untuk dicari kadar airnya.

Analisa Hasil
onsistency oI lay n Terms oI UNONFNED OMP#ESSVE TEST
onsistency UnconIined ompressive Strength
q
u
( kg per sq cm )
Very SoIt Less than 0.25
SoIt 0.25-0.5
Medium 0.5-1.0
StiII 1.0-2.0
Very StiII 2.0-4.0
Extremely StiII* Over 4.0
* I an extremely stiII clay is also brittle, it is called hard
Dari hasil praktikum ini diperoleh nilai q
u
dan c untuk tanah dalam
keadaan undistu7bed adalah 5.8002 kg/cm
2
dan 2.9001 kg/cm
2
serta nilai q
u

dan c untuk tanah dalam keadaan 7em4ulded adalah 5.3724 kg/cm
2
dan
2.6862 kg/cm
2
. Sehingga dari data tersebut diketahui bahwa tanah
undistu7bed memiliki nilai q
u
dan c yang lebih tinggi dari pada tanah


7em4ulded. Dari nilai q
u
tanah pada keadaan undistu7bed dan 7em4ulded
tersebut maka diperoleh nilai sensiti;ity tanah sebesar 1.0796. Sehingga
berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa jenis tanah yang digunakan di
dalam praktikum ini adalah jenis tanah ext7emely stiff. Selain itu karena
nilai sensiti;ity tanah adalah 1.0796, maka berdasarkan buku Mekanika
Tanah karangan Joseph E. Bowles tanah yang digunakan di dalam
praktikum ini tergolong tanah yang tidak sensitiI.

Analisa Kesalahan
- danya kesalahan pembacaan pada l4ad dial dan def47mati4n dial.
- danya kesalahan dalam pembacaan pengukuran tinggi dan diameter
sampel tanah.
- danya perbedaan volume antara tanah undistu7bed dan tanah
7em4ulded.

5. KESIMPULAN
- Tanah dalam keadaan undistu7bed memiliki nilai q
u
yang lebih besar daripada
tanah dalam keadaan 7em4ulded
- Pada kedalaman tanah 2 m, nilai q
u
tanah dalam keadaan undistu7bed adalah
5.8002 kg/cm
2
dan nilai qu tanah dalam keadaan 7em4ulded adalah 5.3724
kg/cm
2
.
- Nilai sensiti;ity tanah 1.0796.
- Berdasarkan tabel hubungan antara konsistensi dan q
u
di atas, maka tanah
yang digunakan di dalam praktikum ini termasuk jenis ext7emely stiff.
- Karena nilai sensiti;ity tanahnya adalah 1.076, maka sesuai dengan buku
Mekanika Tanah karangan Joseph E. Bowles, maka tanah ini digolong tanah
tidak sensitiI.
. REFERENSI
- J. E. Bowles, 'SiIat-SiIat Fisis dan Geoteknik Tanah.
- #. F. raig, 'Mekanika Tanah.

Anda mungkin juga menyukai