Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara yang baik adalah Negara yang kaya akan sumber dayanya, baik itu
sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Sumber daya alam tidak akan
berIungsi dengan baik, apabila tidak ada sumber daya manusia yang mengolahnya
dengan baik. Indonesia sebagai salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alamnya,
sangat memerlukan peranan dari manusianya. Akan tetapi, pada kenyataanya sumber
daya alam yang dimiliki Negara Indonesia lebih banyak diolah oleh Negara lain, hal ini
dikarenakan sumber daya manusia Indonesia yang masih kurang.
Bali sebagai salah satu daerah di Indonesia memiliki sumber daya alam yang
sangat banyak sekali, namun hal ini tidak disertai dengan sumber daya manusianya yang
baik. Sampai saat ini, Bali masih menduduki peringkat ke tiga terbesar yang memiliki
penduduk buta aksara. Hal tersebut akan menjadi masalah yang besar pada Negara kita
apabila dibiarkan begitu saja. Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional
mempunyai tugas yang sangat besar untuk memberantas buta akasara ini.
Kementrian Pendidikan Nasional di Bali bekerja sama dengan kepala bidang
pendidikan inIormal, juga bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Ganesha yang
notabene mempunyai latar belakang pendidikan mencanangkan program pemberantasan
buta aksara di Bali tahun 2011 ini, yang dititik beratkkan pada 3 kabupaten yang
menduduki peringkat atas buta aksaranya, yaitu Singaraja, Karangasem, dan Gianyar.
Mahasiswa sebagai calon pendidik merupakan actor paling utama dalam hal
pemberantasan buta aksara ini. Melalui Program KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang
dilaksanakan oleh Undiksha, diharapkan mahasiswa tidak saja mementingkan
kepentingannya saja sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu, walaupun mahasiswa
dalam hal ini masih dalam status sebagai calon pendidik, akan tetapi diharapakan bisa
membantu pemerintah dalam memberantas buta aksara.
Dalam hal ini, KKN yang dilaksanakan Undiksha terbagi menjadi 2, yaitu KKN
Fungsional Dasar dan KKN Fungsional Mandiri. Kompetensi yang dititik beratkan
berupa kemampuan membaca, menulis, menghitung, mendengarkan dan berbicara.

B. %::an
1. Tujuan Umum
Sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan program pembelajaran pendidikan
keaksaraan kepada Kementrian Pendidikan Nasional di pusat, Kementrian
Pendidikan Nasional di Provinsi Bali bidang Pendidikan InIormasl, juga kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan deskripsi perkembangan kemampuan warga belajar
pendidikan keaksaraan setelah melalui proses pembelajaran dalam periode
tertentu.
b. Memberikan paparan yang berkaitan dengan sumber-sumber
permasalahan dan alternative pemecahan, Iaktor daya dukung dan rencana
kegiatan tindak lanjut pemberdayaan warga belajar pendidikan
keaksaraan.
. Sasaran Program
1. Sasaran Pelaksanaan Program Pembelajaran
Sasaran pendidikan keaksaraan adalah setiap individu yang berusia di atas 15
tahun dengan indikator sebagai berikut :
a) Belum dapat mengenal, membaca dan memaknai kata, kalimat dan
paragraI dalam bentuk aksara latin.
b) Belum dapat berhitung dengan menggunakan angka latin.
c) Belum mampu berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
d) Keterbatasan kemampuan dalam berinteraksi sosial dengan menggunakan
bahasa Indonesia.
e) Belum dapat mendengarkan pembicaraan orang lain yang menggunakan
bahasa Indonesia.
I) Belum dapat menulis dengan baik


DaItar Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan
No Nama
Jenis
Kelamin
Usia
Kategori Pendidikan Dasar
Tidak Pernah
Masuk SD
DO
Pendidikan
Keaksaraan
Putus SD
Kelas
1.
Surayah
P 34 - - \
2.
Ningsih
P 35 - - \
3.
Mariyem
P 23 - - \
4.
Andri
L 41 - - \
5.
Raminah
P 25 \ - -
6.
Kartolo
L 22 - - \
7.
Suhaidi
L 33 - - \
8.
Masnah
P 40 \ - -
9.
Said
L 39 - - \
10.
Samadah
P 28 - - \
Tabel 1. DaItar warga belajar pendidikan keaksaraan

2. Sasaran yang berkaitan dengan dokumentasi pelaksanaan program.
a) Dokumen perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran.
1) Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor pertama kali adalah
mengidentiIikasi warga belajar ke desa-desa dan mengidentiIikasi potensi lokal desa
tersebut yang bisa dikembangkan nantinya. setelah tutor mendapatkan warga belajar,
maka tutor melakukan negoisasi dengan warga mengenai kontrak dan jadwal
pembelajaran kedepannya. hal ini sangat penting sekali di perhatikan, mengingat
banyak warga yang dijadikan WB merupakan petani. Selanjutnya, setelah melakukan
negoisasi dengan WB, maka kita bisa langsung konsultasi dengan Dosen Pembimbing
kita, kemudian ditandatangani.
2) Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran mengacu kepada silabus dan RPP yang
telah dibuat dan didasarkan pula pada hasil identiIikasi kebutuhan warga belajar.
Semuanya diatur dalam program pembelajaran yang diuraikan pada masing-masing
indikator kompetensi dan jam yang dipersyaratkan (114 jam).
Pelaksanaan proses pembelajaran diadakan dalam kelompok belajar dengan
anggota dua belas orang. Pembelajaran keaksaraan terdiri atas lima kompetensi yang
harus dikuasai oleh warga belajar yakni menulis, membaca, berhitung, berbicara dan
mendengarakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran tidak dilakukan secara
kaku dan baku melainkan secara acak dan Ileksibel, menyesuaikan dengan keadaan
yang terjadi, baik keadaan warga belajar maupun keadaan lingkungan warga belajar.
Kalau seandainya nanti warga belajar tidak mau belajar dengan berkumpul
disuatu tempat yang telah disepakati, maka metode /44794/447 yang akan di ambil.
Metode ini dipilih agar kegiatan pembelajaran tetap bisa berjalan secara eIektiI dan
eIisien, mengingat adanya keterbatasan waktu dari masing-masing warga belajar,
sehingga pengajaran dapat diberikan sesuai dengan kemampuan awal yang dimiliki
oleh setiap warga belajar setempat. Direncanakan pula dalam kegiatan ini
menggunakan berbagai macam media pembelajaran seperti poster/gambar, jam, mata
uang, dan sebagainya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat daya
serap warga belajar terhadap materi pembelajaran yang diberikan.
Pertemuan kelompok yang rutin dilakukan setiap lima hari dalam satu
minggu dengan durasi waktu 3-4 jam tiap kali pertemuan.. Materi pembelajaran
dikemas dalam tema pembelajaran sehingga memudahkan WB untuk memahami isi
materi yang disampaikan. Adapun jadwal pembelajaran terlampir.

3) valuasi Pembelajaran
(a) valuasi input
valuasi input dilakukan sebelum pembelajaran di mulai dan merupakan
bagian dari kegiatan identiIikasi kebutuhan belajar yang bertujuan untuk memperoleh
inIormasi tentang kemampuan awal yang dimiliki oleh calon warga belajar yang
akan dibina. Penilaian awal bermanIaat untuk : 1) Mengelompokkan warga belajar
berdasarkan kemampuan keaksaran yang mereka miliki. 2) Menyusun program
pembelajaran. 3) Memilih strategi/metode/teknik pembelajaran yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran di kelompok belajar.
(b)valuasi proses
valuasi selama proses pembelajaran dilakukan sepanjang kegiatan
pembelajaran secara periodik dan berkesinambungan untuk mengetahui
perkembangan belajar warga belajar. valuasi ini dapat dilakukan dengan tes
IormatiI dan penilaian portoIolio (pengumpulan dan analisis dokumen hasil
pembelajaran) dengan tujuan untuk mengentahui peningkatan kompetensi
keaksaraan warga belajar.
(c) valuasi out put
valuasi out put merupakan tanggung jawab tutor dan penyelenggara
pendidikan keaksaraan. Ini dilakukan untuk mengetahui dan menilai
kompetensi keaksaraan warga belajar setelah pembelajaran, baik evaluasi
bertahap per kompetensi maupun sekaligusnuntuk seluruh kompetensi. Yang
dapat dilakukan individu maupun per kelompok warga belajar.

4) Tindak lanjut
(a) Remedial
Remedial adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi
ulang warga belajar yang masih kurang menguasai kompetensi yang telah
diajarkan. Remedial ini dilakukan setelah kegiatan pembelajaran, untuk
membantu warga belajar yang mengalami kesulitan belajar. Misalnya saja
jika ada warga belajar yang nilainya kurang memuaskan, maka akan
dilakukan remedial untuk memperbaiki nilai warga yang bersangkutan
(b)Pengayaan
Tindakan pengayaan ini dapat dilakukan pada akhir-akhir program dengan
menyampaikan materi umum yang tidak masuk dalam aspek kompetensi yang
direncanakan tapi masih dirasa perlu untuk dikuasai dan diketahui warga
belajar. Selain itu, pengayaan juga dapat dikatakan kegiatan yang diberikan
pengajar kepada kelompok belajar cepat, agar mereka dapat mengembangkan
potensinya secara optimal dengan memanIaatkan sisa waktu yang
dimilikinya. Tugas yang dapat diberikan pada warga belajar yang mengikuti
kegiatan pengayaan di antaranya adalah dengan memberikan kesempatan
menjadi tutor sebaya, mengembangkan latihan praktis dari materi yang
sedang dibahas, membahas masalah, atau mengerjakan permainan yang harus
diselesaikan warga belajar. Dalam hal ini kegiatan yang dipilih dalam
memberikan pengayaan, hendaknya kegiatan tersebut menyenangkan dan
mengembangkan kemampuan kognitiI tinggi sehingga mendorong warga
belajar untuk mengerjakan tugas yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai