t.en[uburun dutur huhum tuuhid Wajib Mustahil Harus z.en[elutun tentung hulz yung berhenuun dengun tuuhid s.en[elutun tifut tifut yung teluh di [uburhun dulum tubel A.SiIat pada Allah SWT SiIat yang wajib SiIat yang mustahil SiIat yang harus Bukti keterangan /dalil. B.SiIat pada nabi dan rasul SiIat yang wajib SiIat yang mustahil SiIat yang harus Bukti/ dalil
Penjabaran hukum oalam ilmu tauhio
A.Wajib
Wajib adalah sesuatu yang musti/ harus diakui keberadaannya, tidak boleh tidak. Ia menunjukkan kepada satu yang tidak mungkin tidak diterima akal kita. Misalnya batu itu keras, benda-benda mengambil ruang lingkupnya, seorang ayah lebih tua dari anaknya dan sebagainya. Jika kita mengingkari bahwa batu itu tidak keras maka yang tersimpul adalah bahwa itu bukan batu. Demikian juga dengan permisalan tentang benda benda yang mengambil jirim( lapang) sebuah koin yang di letakkan di atas meja. Ruang penempatan koin tidak mungkin di tempati batu hingga yang terjadi bila juga ditaruhkan, maka yang terlihat batu di atas koin atau koin diatas batu, atau batu di sisi koin. Hal yang tidak mungkin terjadi bila ruang tempat duduk koin juga tempat ruang batu. Ini (benda mengambil jirim)hukumnya wajib. Pada permisalan tentang keterpautan usia seorang ayah lebih tua dari anaknya adalah sesuatu yang mustahil untuk di bantah. Tidak ada orang yang percaya bahwa anak si Iulan lebih tua dari Iulan. Ini menunjuk kepada sesuatu yang tidak masuk akal atau tidak mungkin. Karena seorang anak tidak akan lahir tanpa penyebab kelahirannya. Yaitu pernikahan orang tuanya. Dan itu cukup menunjukkan orang tualah yang mendahului hidup dari si anak. Maka hukum yang di maksudkan seperti contoh-contoh di atas adalah wajib. Wajib dalam tauhid berbeda dengan arti wajib di dalam Iiqih. Dalam tauhid wajib lebih mengarah kepada hal, keadaan sesuatu kasat mata yang tak terbantahkan Iaktanya menurut aqal. Dalam ilmu Iiqih, wajib adalah berbuat sesuatu yang di perintahkan sehingga mendapatkan pahala dan berdosa bila meniggalkannnya / melanggarnya. Seperti shalat, puasa dan lain2.
B. Mustahil Mustahil merupakan kebalikan dari wajib. Mustahil adalah hal atau sesuatu yang musti kita bantah dan tidak sah keberadaannya. Seperti kita tidak akan mati, kita bisa mengulang masa lalu, seseorang mampu mengangkat gunung, kita dapat memasukkan mentah2 sekepal batu kedalam sebuah lubang jarum. Sesuatu yang kita anggap tidak mungkin dan tidak masuk akal adalah yang dinamakan mustahil di kalangan awam. Meskipun kita dapat hidup abadi karena kekuasaan Tuhan yang dianugrahkan kepada kita. Namun hal tersebut yang sewajarnya tak layak terjadi bila kita menganalogikannya secara insaniah. Kita tidak melihat Tuhan mampu memberikannya atau tidak tetapi kita melihat itu sesuatu yang tabu dan tidak menganggap demikian terjadi sewaktu2. Jadi, kita menghukum seperti itu karena kita sama- sama telah tahu bahwa Tuhan akan menganugrahkan keabadian kepada kita kelak di Akhirat, bukan di dunia. Dan keabadian pada manusia dikehidupan menuju kiamat ini tidak akan pernah terjadi. Contoh lain adalah ketika kita bisa berada di tempat A kita pasti tidak akan berada di tempat B pada waktu bersamaan. Ini adalah kenyatan yang sangat sangat jelas. Bilapun itu ada, penulis yakin anda sudah mempersiapkan jawabannya. C. Harus Harus adalah sesuatu yang boleh terjadi/ ada atau tidaknya. Seperti, pilihan yang diberikan kepada kita ketika diundang kepada dua buah perjamuan di waktu yang sama. Kita bisa atau harus kesalah satu dari keduanya. Contoh lain siswa itu bisa jadi pandai atau bodoh sama sekali, kita bisa berjalan dengan kaki atau tangan, kita bisa tertawa atau tidak, berpostur kurus atau gemuk, dan macam2.
10
z. en[elutun- pen[elutun yung berhenuun dulum ilmu tuuhid
Jika anda membaca sedikit tentang pembahasan ini, mungkin anda akan banyak menemukan kata2 sulit disini. Karena istilah2 yang sebut di dalam pelajaran ini berasal dari bahasa arab dan merupakan istilah- istilah pembangun dalam pemahaman ini agar kiranya lebih dapat di pelajari dan di kaji lebih mudah. Apa anda memahami apa yang dinamakan zat itu? zat adalah inti dari setiap maujud dan hal yang di tempati oleh siIat2. Maujud itu adalah sesuatu yang sebut. Misalnya bumi, bulan, matahari, gunung, padang, rumah, manusia, emas, perak dan sebagainya. Kebalikan dari maujud yaitu ma`dum. Ma'dum adalah sesuatu yang tiada sebut. Seperti kuda emas, rumah tepung, manusia di planet lain, anak dari seorang kanak2(karena si kanak2 tidak mungkin beranak disaat ia masih kecil) dan lain2. Itu semua tidak ada. Meski kuda emas ada rumah tepung ada tetapi ia tidak ada di hadapan anda sekarang bukan? Ini hanyalah gambaran contoh saja. Sifat adalah hal yang melekat pada zat. Seperti gunung, anda tidak akan dapat melihat zat gunung bila wujud gunung seperti apa itu sendiri tidak ada. Hingga ketika anda melihat wujud yang berupa kubah kerucut raksasa barulah anda tahu bahwa gunung seperti demikian adanya. 11
Salah satu imam kita berpendapat bahwa wujud itu adalah ai`n zat (memang zat bukanlah sebuah hal seperti penjelasan di atas) jadi menurut beliau zat dan wujud adalah satu jua. Semua siIat yang ada pada Allah adalah qadim. Meskipun siIat2 itu kalau dibaca mesti harus ada salah satu yang terlebih dahulu di ucapkan, tetapi semua siIat2 tersebut tidak ada pertama atau akhir pada zat Tuhan. Itu hanya cara manusia dalam melaIalkan siIat2 tsb. Qadim adalah tiada adanya berpemulaan. Dan itu hanya Allah yang berhak atas ini. Maka bila ada orang yang mengatakan bahwa siIat Allah tidak qadim, itu salah. Karena setiap siIat yang melekat kepada zat qadim mesti siIat yang qadim pula. Karena setiap siIat yang baharu adalah siIat yang cuma makhluk yang memilikinya. Bila Tuhan sejak dulu memang tidak memiliki siIat2 baharu tsb maka sampai sekarang ia juga tidak membutuhkan siIat baharu tsb pula. Dan bila ia juga membutuhkan siIat baharu tsb maka ia sama dengan makhluk karena siIat makhluk itu adalah Iaqir (ada siIat membutuhkan sesuatu) dan juga ini Tuhan membutuhkan sesuatu dalam arti Tuhan ini lemah dan selalu dalam keIakiran layaknya kita. Dan ini adalah kemustahilan. Oleh sebab itu siIat 20 Tuhan bersiIat dengan siIat qadim. Ini adalah dalil bagi orang yang tidak percaya bahwa siIat Allah itu qadim. Demikian asma2 Allah pula qadim. Yang dimaksud dengan baharu adalah sesuatu yang ada awal jadi dan penghabisannya/maut/kebinasaan. Dan sebutan baharu ini ditujukan kepada makhluk. Hawadist atau baharu adalah istilah yang sama yang di tujukan kepada makhluk. 1asalsul adalah hal yang tiada putus dan terus bersambung baik dari dulu maupun sekarang. Contohnya Tuhan diciptakan oleh Tuhan lain. Dan Tuhan lain diciptakan oleh Tuhan lain lagi dan Tuhan lain lagi itu diciptakan seterusnya oleh 12
diatasnya sampai tidak putus2. Ini adalah mustahil. Adapun Dur adalah hal yang terus berlanjut hingga akhirnya kembali ke asal seperti rantai. Seperti Allah diciptakan oleh yang lain dan yang lain diciptakan oleh Tuhan yang lain lagi dan Tuhan yang terakhir kembali di ciptakan oleh Allah. Ini juga mustahil pada Allah.
s. en[elutun tentung tifutz yung di [eluthun dulum tubel
A.SiIat ALLAH SWT
1. SiIat wajib dan siIat mustahil
Wujud Wujud termasuk dalam siIat naIsi dan satu-satunya. SiIat wujud adalah hal yang wajib ada pada Tuhan, dan melekat pada zat. Ada yang mengatakan bahwa wujud pada Tuhan adalah zat Tuhan itu sendiri. Bila seandainya Tuhan mengangkat hijabnya maka kita dapat melihat dirinya yang disertai siIat Wujud pada diri-Nya. Contoh sederhana; bila kita melihat pilar yang berdiri kokoh, kita tidak akan tahu itu pilar tanpa penyelimutan siIat wujud pada pilar itu. Kita tidak menganggap ada pilar di hadapan kita bila tidak melihat siIat yang menunjukkan ada yang di sebut pilar. Lalu pula, kita bertabrakan dengan sesuatu tanpa mengetahui apa yang di hadapan kita. Saat kita dapat melihat suatu bentuk yang kokoh, kaku, merasakan keras, berbentuk tabung baru kita menyadari bahwa itu adalah pilar. 13
Maka ada siIat ini menandakan/menunjukkkan zat pilar itu ada dan akhirnya keberadaannya pun di akui. Oleh karena itu, dikatakan bahwa zat dan siIat wujud tidak pernah lepas dan saling bergantungan/hubungan(takluk). Pemahaman tentang takluk seperti kita tak mungkin melihat warna hitam kecuali kita melihat benda yang di selimuti warna itu. kita tidak akan mendengar seseorang berteriak hitam- hitam tanpa ada yang menanyakan apanya yang hitam atau hitam apa. Nah kata apa, jelas menunjukkan benda yang dibaluti warna tersebut. Kalau kita melihat warna hitam aja yang ada itu sih gelap namanya atau kita sendiri yang buta. Wujud Tuhan sangat berbeda dengan kita, karena derajatnya tidak naik kepada tingkat maujud sampai kita bisa melihat dengan zahir atau jelas dan ia pun tidak sampai turun kepada tingkat ma`dum yang artinya ketiadaan atau tidak bisa dilihat sama sekali. SiIat Wujud- Nya berada di tengah2. Kalau makhluk, semuanya zahir dan dapat dilihat. Bagaimana dengan jin dan malaikat? Tentu saja, karena melihat makhluk- makhluk itu tersamarkan atau terhalangi oleh sesuatu. Sehingga kita tidak mampu menangkap gambaran makhluk itu melalui penglihatan kita manusia. Buktinya, kita bisa melihat mereka semua di akhirat kelak seperti yang tertera dalam kitab-Nya, hadis-hadis dan kitab-kitab karangan Ulama kita. Menurut Imam asy`ari r.a bahwa wujud itu adalah a`in maujud. Artinya bagi beliau wujud pada Allah bukanlah siIat melainkan memang A`in zatNya Allah. Demikian juga wujud makhluk. Wujud kita adalah zat kita sendiri. maka dari itu beliau tidak menggolongkan lagi siIat wujud ini pada siIat wajib bagi Allah.
"dam "idam adalah siIat selanjutnya. "idam termasuk dalam siIat salbi yang artinya kebalikan. Dikatakan kebalikan karena siIat salbi adalah siIat yang cuma 14
Tuhan yang punya, tidak ada pada makhluk. "idam adalah Tuhan tidak pernah diawali oleh hal kelahiran atau seperti kalimat 'Dulunya tidak ada, tiba2 ada. Adapun anggapan atau kata2 orang 'Maha suci Tuhan itu jadi dengan sendirinya adalah anggapan yang keliru dan kesalahan besar. Juga beliau ini rupanya tidak pernah mengenal atau mengetahui sekali- kali yang namanya i`tiqad lagi pula orang ini tak pernah belajar Tauhid sehingga seolah- olah mengenalNya. Dan akhirnya, pengada2an tentangNya pun berkembang. Segala sesuatu itu tak pernah jadi dengan sendirinya. Segala sesuatu mesti ada pembuatnya. Itu hukum akal. Kecuali Tuhan yang tidak ada penjadiNya. Karena jikalau ada, kita tidak akan menyembah kepadaNya malah kepada penjadiNya itu. sebuah contoh sederhana. Benarkah anda khususnya wanita sangat mendabakan perhiasan emas, perak, berlian, permata dsb. Selama puluhan tahun anda hidup sampai sekarang bagaimana anda bisa mendapatkan itu semua? Dan bagaimana anda tahu cara perhiasan itu ada? Siapa yang membuatnya? Apa anda pernah menemukannya tiba2 ada dirumah, kamar anda sendiri? Apakah anda pernah mendengar teori Darwin yang mengatakan manusia dari monyet atau kera atau sejenisnya? Bila perubahan itu memang ada mengapa monyet yang tertinggal sekarang masih ada yang tidak berubah? Apa itu cukup untuk membuktikan bahwa demikian hanya penipuan/pengada2an semata? Kembali kepada pokok salbi(kebalikan), kita sangat jelas berbeda dengan Tuhan. Kita mengawali keberadaan diri kita dalam kehidupan melalui sebuah kelahiran. Sehingga kita pun menjadi ada dan diakui. Tuhan tak pernah mengawali sesuatu sehingga dari awal sampai akhir (meskipun kata awal akhir tidak ada bagiNya. Kita yang mengi`tibarkan kata kata itu untuk diri kita) tetap seperti biasa. Tidak sedikitpun berubah baik siIat dan zat dan kekuasaannya tidak pernah 1
berubah. Tidak semakin hari kekuatannya berkurang atau bertambah karena dari dulu Ia tak pernah berubah. Tuhan tidak pernah terikat dengan zaman dan waktu. Karena zaman dan waktu adalah makhluk(ciptaannya). Dan menurut Para Ulama kita, setiap hari zaman dan waktu menghadap Tuhannya untuk melaporkan hamba2nya. Kebalikan dengan kita yang berada dalam zaman dan waktu yang justru sangat mengejutkan. Sekian penjelasan singkat.
aqa Setelah sedikit penjelasan berliku tentang siIat "idam, kita jadi mengetahui satu siIat yang tak lepas dari siIat yang satu ini. Tuhan kita bersiIat dengan baqa karena satu alasan, yaitu ia mempunyai siIat "idam. Tahukah anda bahwa sesuatu yang awalnya tiada lalu ada, setelah itu kembali tiada? Sebabnya satu, karena Tuhanlah yang mengatur semua itu. Dia yang membuat kita dari tidak ada lalu menjadi ada. Lalu membuat kita mati dan dibangkitkan kembali. Itu dinamakan siIat hudus (bentuk tunggal dari hawadist) pada manusia dan siIat yang mustahil padaNya. Allahlah yang mengatur segalanya. Lalu bagaimana denganNya, apakah Dia akan mati? Allah tidak akan binasa karena Ia tidak pernah dilahirkan, tidak ada yang pernah membuatNya lahir atau membuatNya dari tiada menjadi ada. Sehingga dari dulu dan seterusnya Tuhan tetap seperti itu tanpa perubahan apa2 sedikitpun dan tidak akan pernah berubah. Itulah yang dinamakan keabadian. Tuhan abadi(baqa). Tidak ada yang mengatur pada diri Tuhan seperti layaknya kita (diatur lahir mati) menunjukkan Dirinya berbeda dengan kita. Itulah yang menjadikanNya baqa. 1
Kita mendengar kita tidak akan mati lagi di akhirat karena Tuhan menganugrahkan keabadian kepada kita. Dan kita menjadi tanggungan Tuhan selamanya. Disitulah kita mendengar kita akan kekal didalam surga maupun neraka.
|ukhalafatuhu llhawadts Semua siIat 20 Tuhan berbeda dengan semua makhluk. SiIat mukhla... ini adalah siIat menunjukkan perbedaan baik dari segi zat, siIat, atau perbuatan. Seperti Tuhan tidak pernah berjalan, tidur, makan, duduk, berdiri atau apapun dari apa yang menjadi kodrat manusia. Allah SWT tidak beranggota tubuh seperti anggota tubuh kita. Dan Ia tidak sah menjadi Tuhan bila ia punya salah satu dari siIat2 alamiah dari makhluk. Tuhan tidak memiliki tempat tinggal. Dan bila anda mendengar Ia tinggal di langit, itu adalah suatu kebodohan seseorang. Lalu ia jika ia tak tinggal di langit apa ia tinggal di surga atau di neraka? Itu juga pendapat yang tidak benar. Lalu dimanakah Ia sebenarnya? jawabannya mahasuci Allah yang berada di luar semua itu. Ada sebuah pertanyaan, bila Tuhan tinggal di langit, dimanakah Tuhan kita berada sebelum menjadikan langit? Ini adalah salah satu pendekatan pemahaman tentangNya. Kita tidak akan pernah tahu tentangNya tetapi Ia mengetahui segalanya tentang kita. Tuhan tidak pernah menghajat/ membutuhkan kepada sesuatu yang seperti manusia harus menghajat sesuatu agar bertahan hidup. Itulah yang membuat kita sangat berbeda denganNya. Sekali lagi Ia tidak berbentuk, bertubuh, berkeinginan, pendek, tinggi, besar, kurus. Ia tidak marah, tertawa, sedih, pilu, gundah dan macam- macam, yang harus mengerutkan dahi muka, melukai hati karena itu siIat naluriah manusia. Tetapi 1
bagaimana dengan Iirman Tuhan atau hadis mengenai kemarahan Tuhan, Tuhan mencintai orang-orang yang sabar. Bukankah itu jelas2 menunjukkan siIat2 hawadist? Jawabnya arti dari kalimat Tuhan marah kepada sesuatu adalah neraka. 'Tuhan marah kepada si polan maknanya 'Tuhan memberikan neraka kepada si polan begitu juga kata cinta, sayang, kasih, senang yang diartikan surga yang di berikan. Bukan panas hati Tuhan, atau cemberut muka. Dalam Ayat2 lain disebutkan wajah Allah yang mengartikan kemuliaan, tangan melambangkan kuasa atau qudrah, dsb. Tuhan tidak berjihat (arah angin) bagi kita. Tuhan itu tidak di depan kita, bawah, atas, kiri, kanan, sisi. Bagi sebagian orang yang mengatakan bahwa 'Semoga almarhum diterima disisi Nya, bermakna kiasan. Yang arti sebenarnya, Tuhan mengampuni dosa2 si polan tsb. Dan begitu juga Tuhan sendiri tidak berjihat baginya. Bagaimana dengan arah sholat dan doa kita? Adapun sholah di hadapkan ke klibat. Sebagai ganti kita menghadap baitul makmur di langit. Tuhan memerintahkan kita menghadap hajar aswad di ka`bah( ya...nggak mungkinlah kita sholatnya berdiri di bidang tembok). Doa, kita dianjurkan menengadahkan muka ke langit karena sebagai bentuk kehinaan diri dan siIat kehambaan yang meminta/ menghajat kepada tuannya. Ini adalah adab dalam meminta kepada orang yang di atas kita. Bukan karena Tuhan di atas
"amuhu b33afsh Terdapat dua makna dalam "iamuhu... pertama Tuhan/ Allah adalah zat bukan shiIat, dan ia tidak membutuhkan mahal (zat baginya) atau tidak melekat kepada sesuatu. Kedua tidak ada mukhasshish bagi diri-Nya(yang menciptakan Allah SWT). 1
Uraian yang pertama mengenai Allah adalah zat bukan ShiIat, emmm...banyak anggapan orang tua bila di tanyakan apa maksud "iamuhu binnaIsih (berdiri dengan sendirinya) maka dengan gampang orang itu menjawab Allah berdiri sendiri (sesuai maknanya). Apa ini benar? Bukankah kita telah mengetahui di penjelasan pada shiIat sebelumnya bahwa Tuhan tidak berdiri. Kalaupun berdiri, mau berdiri dimana? Dia tak membutuhkan tempat untuk berpijak layaknya manusia membutuhkan lantai atau tanah untuk menancapkan kakinya. Dan di bagian ini tidak ada penjelasan tentang Tuhan mau berdiri tetapi malah lain lagi ceritanya. Nah, bila anda mendengar Allah terkaya dari pada mahal, yang dimaksudkan adalah Ia tidak membutuh sesuatu untuk dapat mengokohkan dirinya. Contoh lebih mudah jika Anda melihat sebuah tembok putih. Kita mengetahui tembok adalah zat, dan putih itu adalah warna dengan kata lain shiIat yang melekat pada diri tembok. Tembok tetap biasa meski tidak dicat dengan warna putih. Lain halnya dengan warna putih yang bisa terhampar tetap di udara tanpa menempeli tembok terus melayang seperti tirai sutra. Anda percaya. Dimana2 warna tetap membutuhkan sesuatu untuk dilekatinya. Yang artinya siIat putih tidak akan terbentang kokoh di udara bila tidak ada zat atau mahal (lebih tepatnya tempat) yang menyokong ketetapannya di udara. Hingga anda tahu hamparan putih wajib melapisi tembok(zat). Ini seperti pada penjelasan sebelumnya. Yang hendak di jelaskan disini Tuhan tidak seperti cat putih yang melekat pada sesuatu(zat) hingga baru kokoh keberadaannya. Tetapi kebalikannya Ia adalah seperti dinding/tembok itu sendiri yang menerima cat(di sini di umpamakan shiIat 20 ). Ini artinya Tuhan adalah zat yang ditempati siIat 20 padaNya. Bukanlah Ia shiIat yang di tempati shiIat lain. Karena tidak ada shiIat yang menempati shiIat malah shiIat yang membutuhkan/ menempati zat. 1
Makna yang kedua adalah makna yang menunjukkan siIat salbi yang sesungguhnya. Yaitu tentang orang yang yang menjadikan Tuhan karena mustahil adanya. Yang ada hanyalah Dia yang menciptakan kita semua.
Wahda3ah Wahdaniah adalah siIat salbi yang terakhir. SiIat ini bermakna Tuhan itu 9/ak banyak atau berbilang. Pada dasarnya kita lebih memahami siIat ini melalui 3 hal yang menolakkan/ mengeluarkan kata am. 3 hal yang di maksud adalah tunggalnya Allah pada zat, siIat, atau Ii`il. Kam ini dalam bahasa arab bisa di artikan jumlah. Yang mana keberadaan kam pada Allah taa`la adalah mustahil. Kam terbagi kepada kam zat, siIat, dan Ii`il (perbuatan). am mu99ash pa/a za9 Dimana Tuhan memiliki anggota tubuh seperti tangan yang menempel dibahu, kaki yang menempeli pinggang, berdaun telinga, berbola mata, berambut, bahkan bertangan seribu seperti dewa- dewa hindu. am munfash pa/a za9 Adalah Tuhan tidak sendiri. Ada lain yang bisa jadi saingannya atau bisa jadi temannya. am mu99as pa/a sfa9 Misalnya ada dua "udrah pada Allah ta`la. Bisa jadi Dia menggunakan salah satu dan menyimpannya di waktu lain. Atau satu "udrah tidak bisa membuatnya kuat seperti halnya ketika Ia menggunakan keduanya. Hingga Ia harus menggunakan kedua "udrah pada waktu bersamaan (ini jelas menunjukkan kelemahan. Dan kelemahan pada Tuhan, itu mustahil) 20
am munfash pa/a sfa9 Ada SiIat lain yang serupa siIatNya Allah yang tidak ada padaNya. ( misalnya Iradah pada Allah dan satu lagi pada Makhluk) am munfas pa/a af`a bahwa ada perbuatan yang tercipta sendirinya pada makhluk, bukan Tuhan yang menciptakannya. Sedikit penjelasan mengenai Ii`il pada Allah. Apa yang anda telah ketahui dari Iakta yang sebenarnya. Apakah anda tahu bahwa kita sama sekali tidak melakukan atau berbuat sesuatu. Apakah anda tahu bahwa Penciptaan kita tidak hanya berakhir pada sebuah perwujudan semata. Apakah anda tahu bahwa Tuhan menciptakan semua siIat kita. Mulai siIat senang, pemarah, penggoda, pendengki, keras kepala dan sebagainya. Di mulai dari ayunan sampai ajal tiba. Dan apakah anda pikir perbuatan kita tidak ada yang mengontrol. Sebuah contoh sederhana. Apakah anda pernah melihat wayang kulit atau boneka tali. Siapa yang benar- benar asli disini. Apabila anda melihat sebuah kekaguman yang muncul dari dari benak anda saat melihat boneka berbicara, bertingkah di pertunjukan, siapa yang anda kagumi? Bonekanya atau dalangnya? Sebodoh itukah anda atau anda tidak mau mengamati lebih teliti lagi. Dalam kitab tauhid kiIayatul awam. Anda bisa tahu bahwa kita tidak luput dari ciptaan Tuhan. Mulai saat kita berbicara, bergerak dan melangkah, merasakan sesuatu. Bila anda memegang sebuah buku, apa yang anda yakini? Anda yang menggerakkan/ memegangnya ataukah Allah yang membuat anda memegangnya? Bila anda menendang atau memukul orang apakah itu berasal dari anda? Lalu dimanakah anda sebenarnya? Dalam hal i`tiqad kita terdiri dari bermacam aliran di antaranya ahli sunnah wal jamaah. Dan inilah i`tiqad yang di janjikan Nabi SAW menuju kepada keselamatan. Apakah anda mengenal "adariah dan Jabariah. Kedua sekte ini mengklaim sesuatu yang selalu bersebrangan dengan ahli sunnah ( silahkan baca 21
Buku I`tiqad ahli sunnah wal jamaah, 40 masalah agama ) apakah anda pernah mendengar bahwa Tuhan menciptakan kita (wujud) tanpa siIat atau Ii`il lalu kita terlepas dari-NYa begitu saja. Ini adalah ideologi, prinsip, pendapat, pegangan kaum "adariah. Apakah anda termasuk didalamnya? Lalu apa anda juga pernah mendengar bahwa kita diciptakan luar dalam oleh Tuhan hingga zat, siIat, dan perbuatan (semua aspek)? Ini pegangan Jabariah. Apakah kita termasuk pula kedalamnya? Lalu bagaimana dengan Ahli sunnah wal jamaah apakah mereka sependapat dengan salah satu dari mereka? Ternyata tidak. Apa yang menyebabkan kekeliruan dari "adariah dan Jabariah. Sebelum penulis membongkar rahasianya, ada lebih baik jika penulis menjelaskan bagaimana konsep atau pegangan Ahli sunnah dalam hal ini. Bukankah anda tadi mendengar bagaimana penulis menjelaskan diatas sekilas tentang Ii`il pada Allah terhadap manusia. Pasti anda bertanya- tanya dimana letak perbedaan kita Ahlisunnnah dengan Jabariah. Perbedaannya hanyalah terletak pada media pilihan yang Tuhan berikan kepada kita di dalam pikiran dan dada. Dimana saat akan melakukan sesuatu, kita diberi pilihan ya atau tidak untuk melakukan itu lalu setelah keputusan itu di ambil, barulah Tuhan menciptakan perbuatan untuk kita tampilkan/ungkapkan. Sebuah contoh dekat. Misalkan saat anda berhadapan dengan seseorang dalam emosional penuh, anda hendak mencaci orang tersebut karena kemarahan anda yang tak tertahankan. Tetapi anda tidak jadi memarahinya karena anda pernah mengingat sebuah nasihat tentang baiknya menjadi seorang pemaaI lalu anda pun tergerak memilih untuk memaaIkannya. Dan baru setelah itu baru anda mengucap 'saya memaaIkan anda Menurut anda, manakah yang Tuhan ciptakan untuk anda? Tentu saja kata2 yang barusan keluar dari mulut disertai gerak lidah anda. Tuhan memberikan kita akal sebagai sarana penimbang baik atau buruk hal dan hati untuk mengambil keputusan dari 22
pertimbangan tadi, baru setelah itu ( kita mulai terangsang mengambil keputusan untuk memaaIkannya) Tuhan menciptakan gerak kata2 kemaaIan yang hendak dilahirkan makhluk-Nya dan tanpa kita sadari kita menggunakannya. Jadi tidak sepenuhnya diri kita hilang. Meski akal dan hati pemberian Tuhan kita, masih bisa menentukan sesuatu untuk menjadi diri kita. Nah kita kembali kepada Jabariah tadi, kaum jabariah beranggapan bahwa segala sesuatu aspek diciptakan Tuhan termasuk siIat dan perbuatan. Sehingga bagi mereka perbuatan kotor seperti mencuri, berzina, membunuh, bukanlah merupakan dosa karena semua adalah pekerjaan Tuhan dan mereka menganggap diri mereka hilang, lebur dalam permainan Tuhan. Lalu anda mempercayainya? Satu lagi penyakit "adariah yang menganggap bahwa Tuhan menciptakan mereka(mulai dari di tiupnya roh ke jasad, pembentukan embrio/janin, akhirnya dilahirkan), terlepas itu mereka bergerak tanpa ikut campur Tuhan lagi. Dalam arti kata semua siIat perbuatan manusia adalah benar2 alami dari manusia. Apakah itu kesalahan besar?
"udrah Secara gampang kita akan memberinya arti kuasa. Namun penjelasannya tidak segampang seperti memberi makna diatas. "udrah adalah memberikan bekasan pada yang mungkin wujud atau mungkin meniadakan wujud. "udrah takluk pada sesuatu yang tiada kemudian ia(qudrah) pun melahirkan sesuatu yang tiada itu. Contoh sederhana. Anda melihat sebuah pulpen diatas meja. Benarkah anda melihat pulpen? Tidak. Anda tidak menemukan apapun disana. Lalu anda menaruh pulpen di sana. Anda kini melihat sebuah pulpen yang tadinya tidak ada. 23
"udrah yang ada pada diri anda melahirkan sesuatu yang tadinya tidak ada. Dan apa yang anda lihatdi atas meja(pulpen) adalah bekasan dari qudrah anda tersebut. Ya, pulpen itu adalah bekas(tampakan). Kini anda hendak meniadakannya. Lalu anda pun mengambilnya dan pulpen itu hilang. Dan hilang disini adalah juga bekas dari pulpen yang tadinya ada. Begitulah yang di maksudkan qudrah. Ia memberikan bekasan pada sesuatu. Karena bila qudrah hendak melahirkan sesuatu maka ia takluk kepada sesuatu belum ada dan akhirnya mengadakan sesuatu itu. demikian juga bila hendak meniadakan ia takluk kepada yang maujud(ada) baru sesudah itu ia (qudrah) memberikan bekasan peniadaan dengan tidak adanya benda yang tadinya ada (seperti contoh tadi). Sekarang yang beda dari kita dengan Tuhan, kita sih memindahkan apa yang sudah ada. Tetapi qudrah pada Tuhan melahirkan sesuatu yang baru dari dari ketiadaan menjadi ada. Penjelasan mungkin wufud dan mungkin meniadakan wufud. Istilah mungkin wujud adalah mungkinnya Tuhan menciptakan/mengadakan sesuatu. Bukankah Tuhan mampu mengadakan segalanya. Ya, tapi bagaimana dengan pertanyaan berikut apa Tuhan kita mampu menciptakan anak. Kita jawab TIDAK. Lalu orang tersebut menimpali berarti Tuhan memiliki kelemahan karena ia tak bisa menciptakan anak. Bukankah Ia kuasa segala sesuatu. Terus bagaimana kita menghadapi pertanyaan ini? Sebenarnya gampang saja, bukanlah Tuhan yang disalahkan apabila Ia tak mampu menciptakan anak tetapi, justru pertanyaan orang itulah yang bodoh. Pertama coba kita kaji terlebih dahulu. Anak bukankah mengikuti orang tuanya (dalam arti mereka sejenis, sama, sederajat)? Berarti orang tersebut secara tak langsung menanyakan apakah Tuhan mampu menciptakan seorang anak yang akan menjadi penggantiNYA menjadi Tuhan kelak atau pasangan selamaNya). Nah, bilapun si anak itu jadi, yang terjadi adalah ia (si anak) buatan Tuhan, berarti Ia malah tergolong makhluk (yang diciptakan Tuhan 24
(khalik)). Lantas bukankah si anak itu adalah baharu, sedangkan syarat menjadi Tuhan wajib memiliki siIat qidam/qadim. Apakah si anak itu menjadi Tuhan, sedangkan si anak itu sendiri baharu. Karena ia berasal dari ketiadaan lalu lahir menjadi ada. Sebuah kemustahilan. Kajian kedua, bila si anak menjadi Tuhan, maka yang terjadi adalah di alam semesta ini terdapat dua Tuhan. Apakah itu benar? Apa anda tahu syarat yang jadi Tuhan adalah Ia tidak boleh berbilang (dan tidak serupa dengan apapun) karena berbilang Tuhan jelas menunjukkan kelemahan. Dan kelemahan pada Tuhan adalah mustahil. Contohnya: Anda membuat sebuah meja, namun anda tidak sendiri. teman anda yang lain ikut membantu anda. Lalu anda membuatnya lebih cepat selesai dari pada anda membuatya sendiri. Pertanyaannya adalah apakah anda mampu menyelesaikan pekerjaan anda secepat ketika anda bersama teman2 lain, jika sendiri? itu jelas menunjukkan kelemahan anda bukan. Oleh karena itu, Tuhan itu tidak bisa bersiIat seperti siIat demikian. Sekian penjelasan singkat tentang qudrah. nsyaAllah penulis akan menjelaskan maksud dari berbagai takluk seperti tanjizi hadist, suluhi qadim, dan qabdhah yang berkaitan dengan penjelasan di atas kelak.
radah Iradah adalah siIat yang mengkhususkan munkinat (suatu yang mungkin jadi nya) dengan apa saja yang harus padanya. Contoh: hasan adalah seorang laki- laki yang mungkin bertubuh tinggi atau pendek. Dan di sini (iradah) menentukan dirinya bertubuh tinggi. Dan siIat (qudrah) pada Tuhan melahirkan diri hasan dalam bentuk bertubuh tinggi dari ketiadaan menjadi ada. 2
Munkinat itu ada 6. uju/, a`/am, shfa9(seperti panjang, pendek), zaman, 90mpa9, jha9(arah). Apabila sesuatu telah terwujud maka ia menolakkan kata tiada pada sesuatu itu. Demikian juga shiIat pendek lahir, maka tertolaklah siIat tinggi dan lain2. Kesimpulannya bahwa si Hasan sebelum dirinya diwujudkan Tuhan, maka harus baginya untuk tetap kekal dalam ketiadaan atau ada pada zaman itu juga. Maka apabila Hasan telah ditetapkan ada, maka iradah menentukan dia tidak lagi kekal lagi dari ketiadaan. Dan "udrah melahirkan wujudkan Hasan yang diIradahkan tidak lagi dalam ketiadaan. Yang demikian merupakan munkn wuju/ menaIikan munkn a`/am. Dalam munkn zaman, Hasan ditentukan harus hidup di zaman dulu, sekarang atau di masa depan. Yang demikian semua adalah berasal dari siIat Iradah Tuhan. Demikian juga penjelasan munkn 90mpa9. Saya anda sudah memahaminya. Iradah dan "udrah adalah dua buah siIat yang takluk. Iradah tidaklah bisa di sebut rencana seperti kata kebanyakan orang karena Tuhan tidak pernah merencanakan apapun semuanya lahir dari Iradah dan "udrahNya yang tak terpisahkan. Rencana merupakan siIat asli dari manusia. SiIat Iradah Tuhan menentukan sesuatu untuk mengadakan atau meniadakan bersamaan itu pula "udrah melahirkan ketentuan Iradah. Mengadakan atau meniadakan tadi. Berbeda dengan rencana karena ia menentukan perihal namun tidak dilaksanakan saat itu. kalau di laksanakan saat itu juga maka niat namanya.
lmu Ilmu adalah siIat yang selanjutnya. siIat ini berdiri pada zatNya dan bersiIat "adim. SiIat ini tidaklah baharu seperti manusia. Anda lihat pada awal lahirnya 2
manusia. Ia hanyalah sebongkah daging yang bebal otaknya. Namun semakin hari pengetahuannya makin pesat. Adakah pikiran ini(manusia) bisa meningkat begitu saja dengan sendirinya. Tidak! Karena pengetahuan yang hak berasal dari pemilik ilmu ini. Oleh karena itu dikatakan ilmu pada makhluk hanyalah sebuah pemberian(baharu). Sedangkan Tuhan beserta ilmuNya, sedia. Tiada awal mula ALLAH dari 9/ak 9ahu. Hubungan antara ilmu, hayat, qudrah, iradah adalah takluk. Nampak sesaat ketika anda menghaIal, menyebutkan, melaIalkan siIat2 ini, mereka tersusun tertib berurutan bukan. Namun itu tidaklah sama. Sejenak anda berpikir, Tuhan ketika menciptakan sesuatu. Ia mesti dahulu dapat mengukur apa yang akan diciptakanNya (harus tahu dulu dengan siIat ilmuNya). Lalu Ia menghendaki akan melahirkan ciptaanNya itu dengan iradah dan pada akhirnya menyempurnakan berkas makhluk dengan qudrahNya. Ketahuilah itu hanya tata yang dijalankan makhluk (mesti mendahulukan siIat tahu dulu baru bangkit untuk membuatnya). Meskipun siIat tersusun mulai dari 6udrah, radah, ilmu, hayat. Itu hanya cara kita dalam menyebutnya agar siIat2 itu dapat terperinci dengan jelas. Dan pada hakikatnya, semua siIat itu tidak ada yang di awal maupun yang diakhir. Semua siIat itu sama2 melekat pada zat Allah dan sama2 bersiIat "adim. Apakah dari penjelasan saya dari mulanya saya jelaskan di bab pertama sampai di titik ini, anda menemukan kesamaan antara Tuhan dan makhlukNya (termasuk kita)? Anda pasti heran bukan, itulah inti dari ayat Tuhan
Artinya: Tiadalah serupa sesuatu denganNya (Allah). 2
Dan inti dari pengajaran mulia ini... Ketahuilah Tuhan itu tidak ragu, syak atau sangka pada sesuatu. Ia mengetahui apa yang maujud dan yang ma`dum pada diriNya dan segala makhlukNya. Ia mengetahui apapun yang ada dalam hati anda bahkan apa2 yang anda belum hendak memikirnya. Ia mengetahui lahir batin anda sepenuhya. Mengetahui makhluk hitam yang kecil berjuta2 kali lipat dari semut hitam yang bersembunyi dibalik batu hitam didalam gua yang gelap dimalam yang kelam. Bahkan ia mengetahui apa yang menjadi keinginan, kebencian, kesenangan, kemauan, dari anda sedetil- detilnya. $esungguhnya Pengetahuan Tuhan tiadalah batas. Sudah sadarkah anda? Siapkah anda dalam pertanggung jawaban yang akan Tuhan tuntut dari kita di akhirat kelak dalam kehidupan ini?
ayat
Sama' da3 bashar Tuhan memiliki siIat mendengar dan mendengar. Kedua siIat qadim ini takluk antara satu dan lainnya dengan yang maujud. Walau siIat ini dimiliki juga oleh makhluknya. Tetapi ini hanyalah i`tibar saja. Sebagai salah satu yang berbeda dari kita yaitu harus ada alat untuk dapat menangkap gambar dan suara sekitar agar pikiran mampu meresponnya. Tuhan tidak membutuhkan alat-alat itu, maha suci Allah. Kita hanya melihat gambaran dari apa yang kita hadapi. Dan kita mendengar apapun suara yang merambat di udara. Tetapi Allah dapat melihat ZatNya dan zat makhluk, dapat melihat penglihatanNya dan penglihatan makhluk. Allah dapat 2
melihat pendengaranNya dan pendengaran makhluk. Allah dapat mendengar ZatNya dan Zat makhluk, dapat mendengar pendengaranNya dan pendengaran makhluk dan dapat mendengar penglihatanNya dan penglihatan makhlukNya. Semua tak lepas dari penglihatan dan pendengaran Allah. Sudah tahukah anda? Namun walaupun demikian tak ada yang tahu bagaimana cara kedua siIat ini takluk kepada sesuatu karena yang demikian sebenarnya adalah majhulah( sesuatu yang kita tidak tahu bagaimana cara kedua siIat ini takluk) sebagai misal Allah mendengar zat hasan tetapi kita tidak tahu bagaimana cara Allah mendengar zat hasan. Bukanlah yang dimaksud suara gerak zat Hasan tetapi memang zat Hasan itu sendiri.
alam SiIat ma`ani yang terakhir pada Allah. Kalam Tuhan tidak bersuara, berbahasa, berhuruI seperti halnya makhluk. Seandainya Tuhan mengajak semua makhluknya untuk berbicara sekaligus, sungguh kita semua akan mengerti dengan paham satu kalam Tuhan itu. Kalam Allah itu qadim. Ada perbedaan pendapat mengenai Alquran oleh banyak aliran. Ada yang berkata bahwa alquran itu baharu. Penjelasan yang sebenarnya adalah isi dalam alquran itu adalah qadim. Tulisannya adalah bahasa kita atau lebih tepatnya bahasa yang digunakan adalah bahasa arab (kalam Allah diIahamkan dalam bahasa arab oleh Nabi kita yang mulia) dan kitab maupun tulisannya itulah yang baharu. Mengapa demikian karena seperti penjelasan di atas, kalam Allah tidak berlaIaz maupun berhuruI, tidak beri`rab. Oleh karena itu mustahil kita dapat melihat kalam Allah di atas lembaran kertas kosong. Alquran sendiri baru dibukukan pada masa khaliIah Usman bin AIIan karena penghaIal qur`an sendiri sudah tidak banyak 2
yang ada (akibat gugur perang) maka Alquran pun dapat di kitabkan hingga sampai ke tangan kita.
"aadru3 SiIat ini adalah siIat maknawiyah yang pertama. Antara qudrah dan iradah ada ikatan yang tak bisa di pisahkan. Dimanakah letak qudrah dan qaadirun? Sebagai contoh Ahmad yang sedang mengangkat batu. Bila anda melihat si Ahmad yang sedang memikul batu anda pasti mengira ia orang yang kuat bukan? Nah apa yang anda lihat Ahmad dapat mengangkat adalah "aadirun padanya. Sedangkan kuatnya Ahmad itu adalah qudrah. "udrah sampai kalam demikian juga qaadirun sampai mutakalimun. SiIat maani adalah siIat i`tibar(perkira) pada Allah yang ternyata juga ada pada makhluk meski tidak pernah sama. Oleh karena pada Tuhan terdapat siIat maani maka Ia pasti juga bersiIat dengan maknawiyah. Kedua shiIat ini tidak pernah bisa dipisahkan atau lazim malzum pada Tuhan. Adapun siIat ini dinamakan Hal. Yaitu siIat yang tiada maujud maupun tiada ma`dum. Pada Hawadis atau singkatan baharu, qaadirun ini adalah Ilat ( sebab) adanya qudrah. Pada Allah tidak bisa disebut ilat tetapi talazum atau saling mengikat dan tak bisa dipisahkan. Bagi mu`tazilah (kaum), mereka berpendapat bahwa antara qudrah dan qadirun talazum pada makhluk. Dan ini pendapat yang salah. Bagi imam Asy ari r.a siIat pada Allah di ringkas menjdi 12 buah siIat karena siIat wujud adalah a`in zat(seperti penjelasan sebelumnya) demikian juga 30
dengan siIat maknawiyah. Beliau percaya bahwa siIat maknawiyah pasti ada bila siIat maani telah ada pada Allah. Oleh karena itu beliau tidak lagi menggolong siIat maknawiyah kedalam siIat2 lain yang wajib pada Allah, cukup ma`ani saja.
|urdu3 Sama seperti qaadirun. Ianya adalah siIat yang ketiadaan maujud maupun ketiadaan ma`dum. Dinamakan hal A'lmu3 ayyu3 Sam'u3 ashru3 |utakallmu3
2. SiIat harus pada Allah
'Fi`lu mumkinin au tarkuhu adalah pernyataan dari siIat yang harus pada Tuhan. Berbuat yang mungkin atau meninggalkan yang mungkin tsb. Sebagai contoh Allah jika berkehendak akan mengasihi seseorang atau menyiksanya di akhirat (contoh dalam alquran). Meski dalam dunia ini kita beri`badat tiada henti, berpuasa tiada hari, atau berzikir tanpa kelu, tetapi itu tidak membuat kita patut 31
untuk mendapatkan kenikmatan(sorga) dari Allah. Karena kenikmatan hanyalah didapat karena kasih sayang Tuhan kepada kita. Oleh sebab itu, bagi siapapun yang mengira ia pasti akan masuk sorga bila ia beribadat seperti ibadat ahli abid maka ia harus tahu bahwa ia masih belum dapat membayar nikmat sebiji mata yang Tuhan anugrahkan kepada kita. Lalu mengapa Tuhan menyuruh kita agar tetap beribadat kepadaNya. Tentu ada hikmah Tuhan memerintahkan kita begitu, bukan? Bisa penulis jawab sebagian kecil saja dari hikmah ini. Ibadat yang kita lakukan hanyalah bukti syukur kita kepada Allah. Jawaban lainnya, ini hanya bentuk pengabdian kita sebagai hamba kepadaNya. Salah anggapan orang2 bahwa Tuhan harus memasukkan hamba yang shalih kedalam surga dan keparat ke dalam neraka. Karena semua hanyalah milikNya baik surga atau neraka. Kita hanyalah seperti domba2 yang dimiliki oleh seorang pengembala. Pengembala itu dapat memerintahkan domba2nya kemana saja peliharaannya iu pergi. Ngomong2, apakah si pengembala akan keterlaluan bila ia menyembelih salah satu domba2nya karena kebutuhannya sendiri? Apakah anda pernah melihat ada orang yang menegur dan menuntut si pengembala karena menyembelih domba2nya? Tidakkah si penegur itu terlihat bodoh? Sekarang anda tahu, bukan? Lalu bagaimana ayat yang menyatakan bahwa orang2 yang bertaqwa dan beramal salih surgalah tempatnya, mereka kekal didalamnya? Tentu saja karena inilah janji Tuhan kepada kita. Dan Tuhan kita tidak akan menyalahi janjiNya. Contoh lain Tuhan harus menjadikan laki2 melahirkan, wanita lebih kuat dari laki2, bulan dan matahari tidak bundar, dsb. 32
Tidak ada kewajiban bagi Allah untuk memasukkan hamba ke dalam suga atau neraka sesuai amal manusia masing2. Ini hanyalah i`tiqad yang salah. Dan banyak sekali contoh lain yang dapat anda temukan dalam pembahasan ini.....