Rheumatic Heart Disease Latar belakang Merupakan komplikasi paling serius dari demam reumatik.

0,3% penderita pharyngitis yang disebabkan oleh grup A beta hemolitik streptococcus (GABHS) akan berkembang menjadi demam reumatik, kemudian 39% akan menjadi pancarditis dan penyakit jantung reumatik kronis dengan stenosis katup dan menimbulkan regurgitasi katup, dilatasi atrial, aritmia dan disfungsi ventrikel.

Epidemiologi Saat ini, paling sering terjadi di negara berkembang. 15,6 juta anak dan dewasa muda menderita RHD tiap tahunnya dan 233ribu meninggal per tahun. Morbiditas : RHD berkaitan erat dengan insufisiensi dan stenosis mitral. Factor yang berkaitan dengan tingkat keparahan : jumlah serangan demam reumatik sebelumnya, jangka waktu antara awitan penyakit dan dimulainya terapi, factor gender (penderita wanita mengalami gejala yang lebih parah daripada laki-laki).

Patomekanisme Perjalanan penyakit dimulai dengan infeksi GABHS, setelah masa inkubasi selama 2-4 hari akan muncul gejala dan tanda awal berupa sakit tenggorokan, demam, lemah badan, sakit kepala dan leukositosis. Sebagian besar pasien akan mengalami resolusi, sebagian kecil akan berkembang menjadi demam reumatik dan menjadi acute RHD dengan pancarditis berupa endocarditis (insufisiensi katup mitral, aortic dan tricuspid), myocarditis (disfungsi myocardial), pericarditis (pericarditis restriktif). 9-39% akan berkembang menjadi chronic RHD dalam 2-10 tahun dengan perubahan pada struktur jantung berupa fusi apparatus katup (commissures, cusps, cordal attachment) dan berakhir pada stenosis katup.

Presentasi Anamnesis Konfirmasi riwayat demam reumatik Gejala-gejala gagal jantung berupa dyspnea, toleransi terhadap aktivitas, takikardia

Pemeriksaan fisik 1. Manifestasi kardiak dari demam reumatik akut

Carditis : o murmur baru, akibat : insufisiensi katup mitral (murmur pansistolik di apex), insufisiensi katup aortic (murmur diastolic dibasal), stenosis mitral (murmur diastolic di apex). o Takikardia

Gagal jantung kongestif : takipnea, ortopnea, peningkatan JVP, rales, hepatomegali, gallop dan edema. Pericarditis : friction rub, peningkatan pekak jantung pada perkusi, suara jantung lebih redup, paradoxical pulse dan penurunan tekanan sistemik. 2. Manifestasi non-kardiak dari demam reumatik akut 3. Manifestasi kardiak dari chronic RHD Kelainan katup : o Stenosis katup mitral (bentuk fish-mouth) : dengan peningkatan P2, split S2 menurun bila disertai hipertensi pulmonal, opening snap dari katup mitral. o Stenosis katup aortic : S2 single, murmur sistolik & diastolic pada basal.

Thromboembolisme, Cardiac hemolytic anemia, Aritmia atrial.

Pemeriksaan penunjang Laboratorium Kultur apus tenggorokan (sebelum dimulainya pemberian antibiotic), Rapid antigen detection test, Antistreptococcal antibodies : antistreptolysin O (2-3 minggu setelah onset RF), DNAse B, Anti hyaluronidase, antistreptokinase, antistreptococcal esterase & anti-DNA. Acute phase reactants : CRP, ESR Heart reactive antibodies : tropomyosin Rapid detection test for D8/17 (B cell marker)

Pencitraan Rontgen dada : kardiomegali, kongesti pulmonal Echocardiogram : insufisiensi atau stenosis katup, disfungsi ventrikel Kateterisasi jantung : pada RHD kronik diperlukan untuk evaluasi dan ballooning

Lain-lain ECG : sinus tachycardia, atrial flutter, multifocal atrial tachycardia, AF, 1st degree AV block (pemanjangan interval PR). Untuk demam reumatik akut : elevasi segment ST pada lead II, III, aVF & V4-V6. Histopatologis : lesi verrucous, badan Aschoff serta penampakan pericarditis bread and butter.

Tata laksana Secara umum, tata laksana pada penyakit ini dibagi atas 2 macam, yaitu terapi dengan konservatif dan dengan operasi. Konservatif : o Pencegahan pada pasien dengan faringitis GABHS agar tidak menjadi demam reumatik : Penicillin V p.o / Ampicillin / Amoxicillin / Penicillin G i.m atau dengan erythromycin dan sefalosporin generasi pertama. o Untuk pasien dengan demam reumatik & RHD : Operasi Aspirin Steroid Diuretic Digoxin Oksigen Restriksi sodium Bed rest