25 Cara Berkomunikasi Dengan Anak

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

25 Cara Berkomunikasi dengan anak: Inti dari disiplin adalah belajar bagaimana berbicara dengan anak.

Cara kita berbicara dengan anak mengajarkan juga kepada anak kita bagaimana berbicara dengan orang lain: 1. Turut merasakan sebelum memberi perintah. Sebelum memberi pengarahan kepada anak, jongkoklah sehingga pandangan mata kita berada pada tingkat yang sama dengan mata anak dan ajak anak anda dalam kontak mata sehingga dia memperhatikan kita. Ajari anak supaya konsentrasi: "Wiwiek, Ibu memerlukan pandangan mata Wiwiek." "Budi, Ibu membutuhkan pendengaranmu. Tawarkan bahasa tubuh yang benar ketika mendengarkan mereka. Jangan sampai membuat kontak mata yang menegangkan sehingga anak merasa pandangan mata kita mengontrol, bukan merasakan. 2. Sebutlah namanya. "Lala, tolong....." 3. Singkat saja. Gunakan satu kalimat saja. Letakkan inti perintah pada awal kalimat. Semakin lama anda bertele-tele, anak anda akan semakin pura-pura tidak dengar. Berbicara terlalu banyak adalah kesalahan yang paling umum terjadi ketika kita membicarakan suatu masalah, justeru memberi perasaan bahwa kita tidak mengerti yakin apa yang hendak kita katakan. Jika anak anda dapat membuat kita terus bicara, anak juga dapat membuat kita mengalihkan pembicaraan. 4. Sederhanakan. Gunakan kalimat sederhana dengan kata-kata yang bersuku kata tunggal. Dengarkan bagaimana anak-anak saling berkomunikasi satu sama lain dan catatlah dengan baik. Ketika anak anda memperlihatkan muka datar atau tidak tertarik berarti anak kita tidak mengerti anda. 5. Mintalah anak anda untuk mengulang permintaan anda. Jika tidak bisa, berarti permintaan anda terlalu panjang atau kompleks. 6. Tawarkan sesuatu yang tidak mungkin ditolak. Anda dapat menerangkan kepada anak yang berusia dua atau tiga tahun dengan mudah, terutama jika untuk menghindari perlawanan dari anak kita. Misalnya: " "Adik harus memakai baju supaya adik bisa bermain." Pengajuan alasan mengapa anak kita harus memakai baju adalah demi kebaikan anak. Hal ini tentu saja sulit ditolak anak kita. Hal ini juga yang membuat anak melunak dan menjalankan apa yang kita inginkan. 7. Positif. Daripada berkata "jangan berlari di dalam rumah" lebih baik berkata: "Di dalam rumah hanya boleh untuk jalan, di luar baru kita boleh berlari." 8. Jika memberi perintah mulailah dengan kata "Ibu mau" daripada mengatakan: "turun" lebih baik mengatakan: "Ibu mau kakak/adik turun." Daripada mengatakan "sekarang giliran adik Tia," lebih baik

mengatakan "Ibu mau kakak memberikan giliran kepada adik Tia." Hal ini ampuh bagi anak-anak yang tidak mau disuruh-suruh. Dengan mengatakan "Ibu mau," anda memberikan alasan bagi anak anda untuk menuruti kita daripada sekedar mengikuti perintah. 9. "Ketika..maka... "kalau adik sikat gigi, maka kita akan mulai cerita". "Ketika pekerjaan adik selesai, maka adik boleh nonton TV," hal ini mempunyai arti bahwa anda minta dituruti, dua kata ini (ketika.maka..) mempunyai makna lebih baik daripada kata "jika," yang mempunyai makna bahwa anak kita mempunyai pilihan lain, padahal kita tidak bermaksud untuk memberikan salah satu pilihan tersebut. 10. Pertama kaki, kedua mulut. Daripada kita berteriak: "Matikan TV, sekarang waktunya makan malam!" lebih baik kita masuk ke ruang TV, ikut nonton TV dengan anak kita untuk sejenak, kemudian sewaktu jeda iklan suruhlah anak anda untuk mematikan TV. Menghampiri anak kita di ruang TV menunjukkan bahwa kita serius akan permintaan kita, jika tidak anak akan mengartikannya sebagai hal yang tidak penting. 11. Beri pilihan. "Adik mau pakai piyama atau sikat gigi terlebih dahulu?" "Kemeja yang merah atau yang biru?" 12. Berbicaralah dengan benar sesuai dengan perkembangannya. Anak yang lebih kecil aturannya akan lebih sederhana. Pikirkanlah tingkat pemahaman anak anda. Misalnya, kesalahan umum yang terjadi adalah bertanya kepada seorang anak berusia tiga tahun: "mengapa adik melakukan itu?" Sedangkan sebagian besar orang tua saja tidak selalu mampu menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan mengenai kelakuan kita. Cobalah bertanya dengan cara seperti ini, "mari kita bicarakan apa yang baru saja adik lakukan." 13. Bicara benar secara sosial. Bahkan seorang anak berusia dua tahun pun mampu belajar mengatakan "tolong dong." Anak kita harus memiliki sopan santun. Jangan membuat anak-anak kita merasa bahwa tata krama itu tidak merupakan keharusan. Bicaralah pada anak kita dengan cara yang kita mau. 14. Bicara benar secara psikologis. Menakut-nakuti dan menilai-nilai akan membuat anak kita memiliki sifat membela. Kata "kamu" membuat anak membungkam. Kata "saya/aku" mempunyai pesan yang tidak menuduh. Dari pada mengatakan, "sebaiknya adik begini..." atau "Adik harus ...," cobalah dengan mengatakan "Saya/Ibu ingin adik ...." atau "Ibu senang sekali jika adik..." Daripada mengatakan "Adik/kakak harus membersihkan meja," lebih baik mengatakan, "Ibu ingin adik/kakak membersihkan meja." Jangan menggunakan pertanyaan yang mengarah jika anda tidak mengharapkan jawaban negatif. Misalnya, akankah kamu kakak mengambil jaketmu?" Katakan saja, "Tolong ambil jaketmu."

15. Tulislah. Mengingatkan anak secara berulang-ulang dapat berkembang dengan mudah menjadi semacam omelan, terutama untuk remaja ABG yang merasa disuruh-suruh (diperbudak). Tanpa berkata apa-apa, kita dapat berkomunikasi melalui secarik kertas. Sisipkan catatan humor kecil di pesan yang anda tulis. Tunggu dan lihat apa yang terjadi. 16. Bicaralah dengan pelan. Semakin keras anak kita bicara, kita harus menjawabnya dengan semakin pelan. Biarkan anak kita mengeluarkan unek-uneknya, sambil sesekali kita beri komentar "Ibu mengerti" atau "Bagaimana Ibu bisa membantu?" Terkadang menjadi pendengar yang baik mampu mendinginkan amarah anak. Jika anda berada pada situasi ini, anda menghadapi dua amarah. Dewasalah dalam menghadapinya. 17. Menjadi Pendengar yang tenang. Sebelum memberi perintah kembalikan dulu keseimbangan emosi anda, jika tidak, anda membuang-buang waktu saja. Tidak ada yang akan tenggelam ketika anak anda sedang mengalami kehancuran emosi. 18. Tegaskan pesan anda. Anda harus mengatakan pesan anda berulang kali pada anak balita anda. Anak-anak di bawah dua tahun mempunyai kesulitan mencerna perintah anda. Sedangkan anak-anak di usia tiga tahun baru mulai mampu mencerna apa yang anda minta. Semakin besar anak, hendaknya kita semakin jarang mengulang pesan-pesan yang ingin kita sampaikan. Anak-anak remaja melihat pengulangan sebagai sesuatu yang 'nyinyir.' 19. Biarkan anak anda menyelesaikan apa yang anda pikirkan dan inginkan. Daripada mengatakan: "jangan membuat kamar semakin berantakan," cobalah ganti dengan mengatakan: "Arief, pikirkanlah kemana kira-kira kamu hendak menyimpan peralatan sepak bolamu ini." Membiarkan anak anda melengkapi kalimat anda akan menciptakan pelajaran yang sulit hilang dari ingatan. 20. Gunakan peraturan bersajak. "Jika kamu hantam, kamu harus diam." Minta anak anda untuk mengulang peraturan ini. 21. Beri pilihan yang disukai. "Adik/kakak tidak bisa ke lapangan sendirian; tapi Adik/kakak boleh main ke halaman rumah adik Kiki di depan sana." 22. Beri peringatan. "Kita akan segera pergi. Ucapkan selamat tinggal pada mainan adik, ucapkan selamat tinggal pada teman-teman." 23. Bukalah anak yang tertutup. Kalimat-kalimat yang kita pilih dengan hati-hati dapat membuka mulut dan pikiran anak yang tertutup. Tetaplah pada topik yang anda tahu bahwa anak anda akan menyukainya. Berilah pertanyaan terbuka yang jawabannya bukan ya atau tidak. Tetaplah pada hal-hal yang khusus. Daripada

bertanya "Apakah tadi adik senang di sekolah?" cobalah bertanya seperti ini "permainan apa yang paling meyenangkan di sekolah tadi?" 24. Gunakan kalimat ini: "jika adik . Ibu merasa . karena." Contoh: "Jika adik berlarian di pasar ketika Ibu belanja, ibu khawatir karena nanti adik tersesat." 25. Akhiri argumentasi. Jika suatu permasalahan harus berakhir, katakanlah dengan jujur. Sebagai contoh: "Ma'af, Ibu tidak akan merubah pikiran ibu." Dengan mengatakan ini, anda dan anak anda tidak akan repot di kemudian hari. Nyatakan dengan tegas jika anda menyatakan sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai