Anda di halaman 1dari 22

Paper Pengaturan Kondisi dan Penciptaan Iklim Belajar yang Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Dasar

(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas)

OLEH : KELOMPOK 9 FARID RURIDA DINNA RATNAWATI LELY ISTIGHFARIN ANDIKA ADINANDA RIO NUR HABIBI SULAIHA A. 070210204099 070210204114 070210204134 070210204146 070210204147 070210204165

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2010

KATA PENGANTAR Assalamu`alaikum Wr.Wb. Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa kemampuan berpikir dan analisis sehingga dapat terselesaikan paper ini. Paper ini berjudul Pengaturan Kondisi dan Penciptaan Iklim Belajar yang Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Paper ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi, namun dengan semangat dan kerja sama antara tim penyusun dan dibantu dengan sumber yang ada akhirnya penyusunan paper ini terselesaikan. Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kelas, penyusunan materi paper. 2. Rekan-rekan mahasiswa FKIP Jurusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2007 Universitas Negeri Jember yang turut memberikan informasi dan bantuannya. Penyusun sangat menyadari bahwa dalam pembuatan paper ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan sarannya yang membangun sangat diharapkan. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya. Jember, 13 Oktober 2010 Penyusun Dr. H. M. Sulthon Masyhud, M, Pd yang telah membantu mengarahkan dan memberi batasan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .. i DAFTAR ISI ii BAB 1. PENDAHULUAN .. 1 BAB 2. PEMBAHASAN . 9 2.1 Pengaruh Kondisi Fisik Tempat Belajar Terhadap Hasil Belajar .......................................................... 9 2.2 Sikap dan suasana guru yang mendukung suasana belajar yang optimal.................................................................... 14 2.3 Pentingnya report bagi terciptanya uklim belajar yang optimal.... 15 2.4 Perlunya pengaturan dan pengkomunikasian kegiatan rutin kepada semua pihak.................................................................... 15 2.5 Faktor-faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi belajar.... 16 2.6 Enam prinsip mengajar yang efektif............................................ 17

BAB 3. PENUTUP .. 20 DAFTAR PUSTAKA .. 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan mempunyai tiga isu utama yang harus disoroti yaitu perubahan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Menyadari pentingnya proeses peningkatan sumber daya manusia, berbagai usaha telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional, termasuk kurikulum. Setiap proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi belajar mengajar agar siswa dapat belajar secra efektif dan efisien. Strategi yang menumbuhkan keberhasilan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan metode mengajar yang dipakai guru. Pemilihan dan penggunaan metode mengajar dapat menciptakan kondisi belajar siswa secara aktif dan memudahkan siswa dalam belajar artinya pakah metode yang digunakan oleh guru ddapat mendorong siswa untuk lebih efektif berfikir dan memudahkan siswa dalm memecahkan masalah. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya untuk mencapai tujuan kurikulum. Metode atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa dan guru. Oleh karena itu, penyusunannya hendaknya berdasarkan tugas yang mengaju pada tujuan kurikulum dan berdasarkan perilaku awal siswa. Berdasarkan uraian di atas, Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak

bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang yang professional. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional. Adapun tujuan pendidikan seperti yang terdapat dalam Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No. 20 tahun 2003, yang berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan pancasila dan Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab . Pendidikan memang sangat penting dalam kehidupan manusia, dan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terhadap kemajuan suatu bangsa, tanpa adanya pendidikan maka, Bangsa dan Negara tidak bisa maju dan berkembang dengan baik. Perlunya sebuah pendidikan bagi manusia terlihat dalam setiap sendi- sendi kehidupan, bahwa untuk mengelola alam ini perlu sebuah ilmu pengetahuan yang bisa diperoleh melalui pendidikan dan proses belajar. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen

pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan. Menurut Made Pidarta pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap masalah dan situasi kelas. Berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki dan memelihara sistem/organisasi kelas, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya serta energinya untuk pada tugas-tugas individual. Sedangkan menurut Sudiman N. (1991:31), pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas. Karena itu kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. Jadi, pengelolaan kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seotimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pengelolaan kelas untuk siswa adalah sebagai berikut: 1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk mengendalikan dirinya. 2. Membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan. 3. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktifitas aktifitas kelas. Tujuan pengelolaan kelas untuk guru adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara

kelancaran penyajian dan langkahlangkah pelajaran secara tepat dan baik 2. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa 3. Member respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguangangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan dalam

hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebihan atau terus menerus melawan di kelas. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah : sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif. (Maman Rachman:1999) Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapinya. Fungsi dari manajemen kelas anatara lain perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengarahan, pengkoordinasian, pengendalian, dan inovasi Dalam pelaksanaan manajemen kelas terdapat beberapa pendekatan, diantaranya yaitu pendekatan kekuasaan, kebebasan, ancaman, resep, pengajaran, pengubahan tingkah laku, sosio emosional, kerja kelompok, dan elektis atau pluralistik. Di bawah ini kami akan menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan pendekatan pengubahan tingkah laku dan aplikasinya di Sekolah Dasar. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengaruh kondisi fisik tempat belajar terhadap hasil belajar? 2. Bagaimana sikap dan suasana guru yang mendukung suasana belajar yang optimal? 3. Apa pentingnya report bagi terciptanya uklim belajar yang optimal? 4. Apa perlunya pengaturan dan pengkomunikasian kegiatan rutin kepada semua pihak? 5. Apakah faktor-faktor intern dan ekstern dapat mempengaruhi belajar? 6. Bagaimanakh enam prinsip mengajar yang efektif? 1.3 Tujuan Tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh kondisi fisik tempat belajar terhadap hasil belajar 2. Sikap dan suasana guru yang mendukung suasana belajar yang optimal

3. Pentingnya report bagi terciptanya uklim belajar yang optimal 4. Perlunya pengaturan dan pengkomunikasian kegiatan rutin kepada semua pihak 5. Faktor-faktor intern dan ekstern dapat mempengaruhi belajar 6. Enam prinsip mengajar yang efektif 1.4 Manfaat Manfaat dari penyusunan paper ini adalah dapat mengetahui: 1. Pengaruh kondisi fisik tempat belajar terhadap hasil belajar 2. Sikap dan suasana guru yang mendukung suasana belajar yang optimal 3. Pentingnya report bagi terciptanya uklim belajar yang optimal 4. Perlunya pengaturan dan pengkomunikasian kegiatan rutin kepada semua pihak 5. Faktor-faktor intern dan ekstern dapat mempengaruhi belajar 6. Enam prinsip mengajar yang efektif

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengaruh Kondisi fisik tempat belajar terhadap hasil belajar Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memnuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap hasil pembelajaran. Kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian dan kepedulian dalam menunjang terciptanya pembelajaran seperti : 1) Ruangan tempat berlangsungnya pembelajaran Ruangan tempat belajar harus memungkinkan peserta didik dapat bergerak leluasa sehingga tidak saling mengganggu dalam aktivitas pembelajaran. Besarnya ruang kelas tergantung pada jenis kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam kelas atau bekerja di ruang praktikum) dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan (kegiatan bersama secara klasikal atau kegiatan dalam kelompok kecil). a) Ruang kelas Ukuran ruang kelas 8m x 7m Dapat memberikan keleluasaan gerak komunikasi pandang dan gerak Bercahaya dan sirkulasi udara Pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak leluasa Daun jendela tidak mengganggu lalu lintas b) Ruang laboratorium Tata letak perabot mudah di atur sesuai dengan keperluan pada setiap saat

Di atur sedemikian rupa sehingga mudah bergerak dan mudah dimanfaatkan Fasilitas air dan penerangan cukup tersedia Air limbah dari saluran laboratorium tidak mencemari ruangan sekitar Tersedia lemari penyimpanan untuk bahan dan alat yang tidak digunakan sehari-hari Lantai tidak licin dan dinding sebaiknya berwarna putih Bahan yang membahayakan harus disimpan pada tempat yang aman c) Ruang aula atau serba guna Bagi sekolah aula berfungsi sebagai tempat pembelajaran, tempat diskusi maka ruang tersebut harus di atur dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut: panggung pertunjukan, ruang pakaian pria dan wanita secara terpisah, kamar mandi pria dan wanita secara terpisah, lantai harus datar dan tidak licin, dinding ruang aula dilapisi oleh lapisan peredam suara, bak pasir, dan matras. 2) Denah pengaturan tempat duduk siswa a) Pola berderet atau berbaris berbanjar

Tempat duduk siswa di atur menurut tinggi pendek siswa. Siswa yang tinggi duduk di belakang dan siswa yang pendek duduk di depan.. dan semua siswa duduk dalam deretan lurus. Tempat duduk seperti ini memudahkan siswa atau guru bergerak dari deretan satu ke deretan yang lain. Adapun kelemahan dari pengaturan tempat duduk ini yaitu mengurangi keleluasaan belajar siswa. b) Pola susunan berkelompok

Pola ini mengatur tempat duduk ini secara berkelompok yang memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dan berpindah dari satu kelompok ke

kelompok lain dengan mudah. Hal yang perlu diperhatikan dalam pola pengaturan ini bahwa setiap kelompok harus ada pemimpinnya yang di atur secara bergiliran dalam situasi ini otoritas guru berperan dalam posisi terdisentralisasi. Guru hanya memberi bimbingan pada siswa. c) Pola formasi tapal kuda

Pola ini menempatkan posisi guru ditengah-tengah para siswa. Pola ini dipakai jika pelajaran memerlukan diskusi antara siswa dan guru. Posisi guru dalam pengaturan tempat seperti terpisah dari kelompok namun kelompok tetap dalam pengawasan guru. d) Pola lingkaran atau persegi

Pengaturan tempat duduk ini juga baik untuk mengajar dengan metode diskusi tetapi otoritas guru sama sekali tidak terpusat dan kepemimpinan formal tidak berperan sama sekali. Pada prinsipnya kriteria tempat duduk yang memadai adalah tempat duduk yang bisa menunjang kegiatan belajar mengajar, yaitu aman dan nyaman untuk dipergunakan. diantara aspek yang perlu diperhatikan mengenai tempat duduk diantaranya : a. Segi Keamanan Guru atau murid yang menempati tempat duduk tersebut benar-benar merasa aman sehingga tak perlu khawatir akan jatuh atau celaka. Dengan demikian mereka dapat berkonsentrasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

b. Segi Kenyamanan Kenyamanan di sini bukan berarti tempat duduk itu harus empuk (tetapi kalau mampu demikian tidak masalah), melainkan tempat duduk tersebut cukup enak digunakan. Kenyamanan ini dapat dilihat dari kondisi tempat duduk yakni tempat alas yang diduduki harus datar jangan sampai miring, mempunyai sandaran, tidak terlalu kedepan atau kebelakang. Perbedaan tinggi antara tempat duduk dengan

tempat menulis harus memadai. kemudian kondisi meja permukaannya harus datar (horizontal). c. Segi Ukuran Agar merasa aman dan nyaman, sebaiknya sebagai memperhatikan kondisi tempat duduk yang memenuhi hal-hal berikut : 1) Tempat duduk guru lebih tinggi dari tempat duduk siswa, agar guru mudah mengawasi setiap kegiatan siswa. 2) Meja dan kursi untuk siswa sebaiknya, Terpisah, agar memudahkan pengaturan untuk kegiatan lainnya. Bentuknya sederhana, kokoh, dan bahannya kuat. Ukuran daun meja adalah 100cm x 50cm (standar) Tinggi meja kurang lebih setinggi pinggul siswa. Tinggi kursi kurang lebih setinggi lutut siswa. 3) Fentilasi dan pengaturan cahaya Suhu, ventilasi, dan penerangan adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang menyenangkan. Jendela harus cukup besar agar memungkinkan cahaya yang masuk, udara segar dengan ventilasi yang baik, sehingga semua siswa dalam kelas dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung oksigen. Siswa harus dapat melihat tulisan dengan jelas, kapur tulis yang digunakan sebaiknya bebas dari abu dan selalu bersih. Cahaya harus datang dari sebelah kiri, cukup terang tetapi tidak menyilaukan. 4) Pengaturan Penyimpanan barang-barang Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang gampang dicapai. Hal ini ditata sedemikian rupa sehingga barang-barang mudah diambil saat dibutuhkan. 2.2 Sikap dan suasana guru yang mendukung suasana belajar yang optimal

Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan pada sikap demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini sangat membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi belajar mengajar optimal. Dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, guru harus menempatkan diri sebagaai model, pengembang, pembimbing, dan fasilitator (Centra, 1990). a) Guru sebagai model adalah guru yang tidak menuntut banyak disiplin kaku melainkan sebagai model. Pemodelan yang ditampilkan dapat memberi pengalaman dan keantusiasan belajar siswa. b) Guru sebagai pengembang adalah guru yang ahli dalam melaksanakan tugas dengan format yang benar dan tepat. Ia tidak akan membiarkan dan mengijinkan siswa bolos atau malas tanpa alasan yang sah. c) Guru sebagai perencana adalah guru yang ahli dalam bidangnya, yang mengatur kelas sebagai tata ruang belajar. d) Guru sebagai pembimbing adalah guru yang saling membelajarkan antara dirinya dengan sesama dan siswanya. Ia mengharapkan ada interaksi belajar antara diri dan siswanya. e) Guru sebagai fasilitator adalah guru yang menyadari bahwa pekerjaannya merespon tujuan para siswa sekalipun tujuan itu bervariasi. Sikap guru dalam menghadapi siwa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat di perbaiki. Terimalah siswa dengan hangat, berlakulah adil dalam bertindak, ciptakan satu kondisi yang menyebabkan siswa sadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya. Suara guru mempunyai pengaruh dalam belajar. Tekanan suara hendaknya bervariasi sehingga tidak membosankan siswa yang mendengarnya. 2.3 Pentingnya report bagi terciptanya uklim belajar yang optimal

Pembinaan hubungan baik (report) antara guru dan siswa dalam masalah manajemen kelas adalah sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik gurusiswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistik, realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya. 2.4 Perlunya pengaturan dan pengkomunikasian kegiatan rutin kepada semua pihak Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun pada tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah manajemen kelas. Disamping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku secara teratur penuh disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin itu. Kegiatan rutinitas tersebut antara lain: a) Pergantian pelajaran Hal rutin seperti pergantian pelajaran-pelajaran tertentu seperti pekerja di laboratorium, olahraga, kesenian, menggambar dan sejenisnya siswa diharuskan pindah ruangan. Hal ini harus di pimpin oleh ketua siswa dan siswa berkewajiban membereskan ruangan dan alat perlengkapan yang telah dipakai setelah pelajaran usai. b) Guru berhalangan hadir Jika suatu saat guru berhalagan hadir oleh satu atau lain sebab maka siswa harus sudah tau cara mengatasinya, misalnya menunggu guru pengganti selama waktu tertentu, atau melapor kepada guru piket untuk mengatasi kekosongan guru tersebut. c) Masalah antar siwa Jika terjadi masalah antar siswa ketua siswa dapat melapor pada wali kelas untuk memecahkan dan mengatasi masalah tersebut. Bila belum tuntas ketua siswa bersama wali kelas atau mungkin OSIS dapat menghadap pimpinan sekolah untuk mendapat petunjuk kebujakan untuk megatasi masalah tersebut. Demikian pula kalau ada usul kegiatan dari siswa,

misalnya camping, kunjungan ke sekolah lain, pentas seni, prosedur tersebut yang sama dapat ditempuh. d) Upacara bendera Jadwal dan pengaturan upacara bendera harus sudah ditentukan. Pengaturan itu meliputi giliran yang bertugas baik dari pihak guru maupun dari pihak siswa. e) Kegiatan lain Kegiatan lain yang merupakan kegiatan rutin kelas atau sekolah antara lain: Menanyakan kesehatan dan kehadiran siswa, prosedur penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa, penyampaian peraturan sekolah baru, dan kegiatan yang bersifat rekreasi dan sosial, seperti pesta sekolah, pekan seni dan olahraga, hari libur, kematian anggota civitas dan ikut menanggulangi bencana alam. 2.5 Faktor-faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi belajar Menurut Slameto (1987:54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: 1) Faktor Intern Dalam faktor intern ini, terdiri atas tiga faktor, yaitu: a) faktor jasmani, seperti kesehatan dan cacat tubuh, b) faktor psikologi, seperti intelegensi, minat, bakat, kesiapan, kematangan, c) faktor kelelahan, seperti kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. 2) Faktor Ekstern a) faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar balakang kebudayaan. b) faktor sekolah, salah satunya adalah metode mengajar. Metode mengajar yang kurang baik menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa kurang

baik pula, untuk itu diperlukan suatu kemampuan guru untuk memilih metode mengajar yang sesuai. c) faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

2.6 Enam prinsip mengajar yang efektif Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar yang efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus mampu menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar. Kondisi yang di maksudkan hanya dapat terjadi apabila guru mengajar menggunakan prinsip-prinsip mengajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a) Konteks Belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu sendiri. Tugas dinyatakan dalam kerangka suatu konteks yang sifatnya konkrit dapat ditiru dan dapat dilaksanakan dengan teratur. Adapun ciri knteks yang baik yaitu: dapat membuat pelajar menjadi lawan berintekasi secara dinamis dan kuat, terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkrit, pengalaman konkrit yang dinamis merupakan alat untuk menyusun pengertian bersifat sederhana dan pengalaman itu dapat ditiru untuk diulangi. b) Fokus Pengajarn akan berthasil dengan menggunakan fokalisasi, sehingga mutu pembelajaran lebih meningkat. Ciri-ciri fokus yang baik: a. Memobilisasi tujuan Konteks bermaksud membangkitkan tujuan sedangkan fokus mengarahkan tujuan. b. Memberi bentuk dan uniformitas pada belajar

Belajar yang efektif mempunyai ciri uniformitas atau keseragaman, artinya terdapat koordinasi intern dari relasi-relasi yang terdapat dalam unit pelajaran itu atau terdapat strukturalisasi sehingga dapat menimbulkan fokus yang wajar. c. Mengordinasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan. Fokus yang baik harus menimbulkan suatu pertanyaan yang perlu dijawab, suatu soal yang perlu dipecahkan, suatu pengertian yang harus dipahami dan digunakan. Dengan demikian akan timbul organisasi belajar yang tepat. c) Sosialisasi Dalam proses belajar siswa melatih bekerja sama dalam kerja kelompok, diskusi dan sebagainya. Mereka bertanggung jawab bersama dalam proses pemecahan masalah. Mutu makna dan efektifitas belajar sebgaian besar tergantung pada kerangka sosial. Kondisi sosial pada suatu kelas banyak sekali pengaruhnya terhadap proses belajar yang sedang berlaku di kelas itu. d) Individualisasi Dalam mengorganisasi pembelajaran guru memperhatikan taraf

kesanggupan siswa dan merangsangnya untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan sebaik-baiknya. Belajar dilaksanakan sesuai dengan bakat dan kesanggupan serta dengan tujuan siswa sendiri dan prosedur ekspertimental yang berlaku. e) Urutan Guru harus mempertimbangkan efektifitas dari serangkaian pelajaran yang disusun secara tepat menurut waktu atau urutannya. Untuk mencari garis yang memisahkan belajar yang tersendiri dari rangkaian proses belajar adalah merupakan suatu abstraksi. f) Evaluasi Evaluasi dilaksnakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu.

Evaluasi merupakan bagian mutlak dari pengajaran sebagai unsur integral dalam organisasi yang wajar. Evaluasi sebagai suatu alat untuk mendaptkan cara melaporkan hasil pelajaran yang dicapai kepada siswa atau orangtuanya. Selain itu, juga untuk menilai metode mengajar yang digunakan. Pembelajaran adalah suatu proses. Karena pembelajaran adalah suatu proses maka ia akan mencakup rangkaian empat tahap yaitu, orientasi, latihan, umpan balik, dan lanjutan. (Galferin dalam Tjipto Utomo 1989:36-37) Orientasi adalah kegiatan memberikan kejelasan tentang materi atau ilmu. Latihan adalah kegiatan memberi kesempatan berlatih menerapkan materi atau bahan. Umpan balik adalah kegiatan memberikan pengertian tentang hasil belajar yang telah dicapai dalam proses pembelajaran. Lanjutan adalah kegiatan memberikan kesempatan untuk melanjutkan kajian bahan berikutnya atau kajian bahan sebelumnya apabila berdasar umpan balik materi sebelumnya belum dikuasai.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap hasil pembelajaran. Kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian dan kepedulian dalam menunjang terciptanya pembelajaran seperti pengaturan ruangan tempat berlangsungnya pembelajaran dan denah pengaturan tempat duduk siswa. Setiap proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi belajar mengajar agar siswa dapat belajar secra efektif dan efisien. Strategi yang menumbuhkan keberhasilan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan metode mengajar yang dipakai guru. Pemilihan dan penggunaan metode mengajar dapat menciptakan kondisi belajar siswa secara aktif dan memudahkan siswa dalam belajar artinya pakah metode yang digunakan oleh guru ddapat mendorong siswa untuk lebih efektif berfikir dan memudahkan siswa dalm memecahkan masalah. faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua jenis, yaitu faktor Intern dan faktor ekstern. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar yang efektif. Saran Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus mampu menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar. Kondisi yang di maksudkan hanya dapat terjadi apabila guru mengajar

menggunakan prinsip-prinsip mengajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: konteks, fokus, sosialisasi, individualisasi, urutan, evaluasi

DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1984. Modul Pengelolaan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka _________. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Depdikbud Kasim, Meilani. Pengaruh Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Kelas. (On line: http://meilanikasim.wordpress.com/2010/04/12/makalah-manajemenkelas/) Di akses: 6 Oktober 2010 Suryana, Asep. 2006. Manajemen Kelas. (On line: http://file.upi.edu/Direktori/A %20-%20FIP/JUR.%20ADMINISTRASI %20PENDIDIKAN/197203211999031%20-%20ASEP %20SURYANA/Copy%20%284%29%20of%20MODUL %20MANAJEMEN%20KELAS.pdf) Di akses: 6 Oktober 2010

Anda mungkin juga menyukai