Anda di halaman 1dari 4

Aku hanya terdiam, atas pernyataan yang kau utarakan tempo hari Karna tak ada satupun kenyataan

yang berpihak pada hatiku... denyut-denyut kesesalan mengenalmu, iringi debaran-debaran yang terpendam dalam dada. Tajamnya mata ini mengiring kebencian, kebencian ini pun meruncing seperti runcingnya ujung Panah yang saat ini ku pegang... yang sampai saat ini aku tahan untuk satu arah, sampai saat waktu semakin terlihat kasat dan kelam... sampai akhirnya, rasa benci dan rasa dendam kalahkan cinta dan ketulusan... hingga akhir hayatmu, jasadmu harus terdiam dan mati dengan ujung panahku, dan hidupmu berakhir oleh runcingnya dendamku. oleh: Iman zenit. Parigi,Jum'at/22/04/2011.

Puisi sedih 2 Setelah kau hilang, semua akan segera usai... usai pula rasa ini, usai pula harap ini, hanya saja luka yang kau gores, akan tetap membekas iringi rasa benci di hati, yang kesekian kali harus menari di penghujung runcingnya hari,dan di sepanjang tajamnya malam. Aku berteriak di sepinya hari, Aku bernyanyi di sunyinya malam, Aku menari dalam kehampaan tiada lelah terus ku mainkan, hingga akhirnya semua tentangmu benar-benar hilang. Oleh:Imn zenit. Parigi,Jum'at/22/04/2011.

Puisi sedih 3 Kau acuhkan aku, tak pernah anggapku ada. Kau selalu tampakan semu, Hanya kepalsuan yang kau balaskan... Aku selalu berharap ada hari-hari yang menyenangkanku, Walau sesaat, dan walau harus hilang bersama redupnya mentari di penghujung hari... Aku pun selalu berharap ada malam yang bisa menyenangkanku, walau sesaat, dan harus hilang seiring pagi menjelang... Aku ingin selalu bersamamu walau keadaan akhirnya tentukan lain, sampai keadaan itu menyatakan bahwa kemungkinan itu benar-benar tak mungkin.

PUISI SEDIH IBU DAN ANAK Saat Dia Beranjak Senja Ku pandangi raut wajahmu penuh dengan kasih pucat, pasi tak seperti dulu rambutmu yang hitam seakan sirna dimakan usia Tapi

itu tak menyurutkan sifatmu yang rahim tak menyurutkan cinta pada anakmu ini anak yang sering mendurhakaimu Kini seharian kau terbaring di kamar menahan sakit yang telah lama kau derita Dengan tubuhmu yang lemah kau datang menghampiriku membelai rambutku penuh kasih dan mengatakan Nak, maafkan ibu selama ini maafkan ibu jika tidak dapat memenuhi kebutuhanmu maafkan ibu jika sering memarahimu maafkan ibu jika sering menyuruhmu

itu semua ibu lakukan karena ibu sayang kamu Anakku, jadilah kamu permata hidup jadilah kamu seorang pembela kebenaran kelak jikalau kau besar nanti Anakku, ingatlah akan maut yang siap menjemput kapanpun tanpa menunggu waktu Tak terasa. air mata berlinang di pipiku aku tak sanggup berkata apapun hanya hati yang bicara aku akan menjadi seperti yang kau minta menjadi manusia sejati dambaan umat ====================================================== KEHILANGAN Seberapa Siapkah kita kehilangan ?? Ketika waktu memakan Usia, diri ini semakin dewasa, Orang tua yang tercinta semakin Renta atau mungkin salah satunya telah pergi selamanya.. Disaat Dunia memenuhi Urusan kita, orang tua yang renta sedikit terlupa.. Kebaktian kita pada mereka terabaikan, urusan dunia lebih utama. Pernahkah kita bertanya pada mereka , seberapa bahagia mereka sekarang.. Pernahkan kita berbisik pada mereka, betapa kita mencintainya Pernahkah kita berterima kasih atas Asuhannya sampai sedewasa kini Pernahkah kita menatap wajah mereka dengan penuh cinta.. Tersadarkah kita jika hari ini melupakan mereka.. Sedang apa Mereka ?? Seberapa Siapkah kita kehilangan ?? Saat kita tiba di rumah, Mereka Telah Tiada Meninggalkan Kita Selamanya Saat kita tiba di rumah, Mereka Terbujur kaku tak menghiraukan kita Seberapa Sadarkah kita hal ini PASTI terjadi dengan kita Sebelum terjadi, Sebelum Sesal, BERBAKTILAH PADA MEREKA ====================================================== MALAM YANG SEPI

Malam ini dingin, aku sendiri, menangis tanpa air mata, berteriak tanpa suaraa Tak ada kawan untukku bercerita, tak ada lawan untukku berbicara.. Semua hanya teredam, di ujung ulu hati, yg masih perih.. Percaya bahwa qta baik2 saja, yakin bahwa cinta msh slalu ad, tahu bahwa qt msh brjalan beriringan, tp aku lelah, trbelenggu dengan smua aturanmu, aku muak oleh seluruh keposesifanmu, bahkan aku tersakiti tiap kali memandang senyummu.. ====================================================== BiNtaNg djatoeH di MaLaM Hari Secepat itu kau Hadir di siNi MeMaNg rapuH ciNta begiNi Secepat itu kau pergi dari Hati Huuh!!! KepaLa Lagi MigreN MaLaH sok roMaNtis!! Ersa > girL doNt cry yachh!!! Wahh Ndak KUat MigreN siaLaNN.!!!!

Anda mungkin juga menyukai