Anda di halaman 1dari 316

1

Top-Line
Growth
2
3
Asset
Productivity
Balanced Growth
Strategi XL untuk mencapai pertumbuhan pendapatan, mengelola protabilitas, dan
fokus terhadap perbaikan produktivitas aset, telah memungkinkan XL membukukan free
cash owsebesar Rp 3,7 triliun, meningkat sebanyak 44% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Selama empat tahun terakhir, pendapatan XL meningkat sebesar 2,7x, EBITDA meningkat
3,6x, dan rasio hutang terhadap EBITDA membaik menjadi 1,1x di akhir tahun 2010 dari
2,1x di akhir tahun 2006. Selain itu, XL telah mencapai skala usaha dan protabilitas
secara konsisten seiring dengan keberhasilan mempertahankan free cash ow selalu
positif sejak tahun 2009. Sebagai dampaknya, harga saham XL telah meningkat sebesar
175% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menjadikan XL sebagai operator terbesar
kedua di Indonesia.
Kedepannya, XL akan terus berkomitmen kepada para pemegang saham untuk
mempertahankan keseimbangan antara ketiga nilai kunci utama: pertumbuhan
pendapatan, pengelolaan protabilitas, dan perbaikan produktivitas aset.
XLs strategy of driving top line growth, managing protability, and focusing on improving
asset productivity, has resulted in record free cash ows of Rp 3.7 trillion, a growth of 44%
YoY.
Over the past four years, XLs revenue has grown 2.7x, EBITDA 3.6x, and debt to EBITDA ratio
has improved from 2.1x in 2006 to 1.1x at the end of 2010. Additionally, XL has consistently
gained business scale and protability while maintaining positive free cash ow since 2009.
Consequently, XLs share price has grown by 175% since last year, making XL the Indonesias
2
nd
most valuable telecom operator.
Going forward, XL will continue its commitment to shareholders value by maintaining a
balance between the three key value drivers - top line growth, proftability, and asset
productivity.
Daftar Isi
Table of Content
Tema
Theme
Pembuka
Introduction
Balanced Synergy
Balanced Performance
Balanced Growth
with Governance
Sekilas XL
XL at A Glance
Tonggak Sejarah
Milestones
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Ikhtisar Operasional
Operational Highlights
Ikhtisar Saham dan Obligasi
Share and Bond Highlights
Visi
Vision
Nilai-Nilai XL
XL Values
Struktur Pemegang Saham XL
Shareholding Structure of XL
Struktur Organisasi
Organization Chart
Prol Pemegang Saham Mayoritas
Major Shareholders Profle
Sekilas Peristiwa 2010
2010 Event Highlights
Penghargaan 2010
2010 Awards
Laporan dari Presiden Komisaris
Report from President Commissioner
A. Tinjauan Operasional
A. Operational Review
- Tinjauan Bisnis
Business Review
- Jaringan dan Infrastruktur
Network and Infrastructure
- Saluran Distribusi
Distribution Channel
- Pemasaran
Marketing
B. Tinjauan Keuangan
B. Financial review
- Pembahasan dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
C. Prospek Bisnis
C. Business Prospect
Prinsip Dasar dan Tujuan GCG
Basic Principles and Objectives of GCG in XL
Penerapan GCG Selama Tahun 2010
XL Corporate Governance Implementation
in 2010
6
8
10
12
13
14
15
16
17
18
20
24
29
46
46
48
57
59
64
64
77
82
84
81
27
43
Laporan dari Presiden Direktur
Report from President Director
35
Informasi Bagi Pemegang
Saham
Information to Shareholders
Informasi Perusahaan
Corporate Information
Daftar Istilah Teknis
Glossary of Technical Terms
Laporan Keuangan
Konsolidasian
Audited Financial Statement
Referensi Peraturan
BAPEPAM-LK
Cross Reference to BAPEPAM-LK Regulation
Balanced Growth
with Sustainability
Komposisi Pemegang Saham
Composition of Shareholders
Riwayat kepemilikan Saham XL dan
Aksi-aksi Korporasi
Chronology of XLs Share Ownership
and Corporate Actions
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Human Capital Development
Komitmen Terhadap Pelanggan Kami
Commitment to Our Customer
Nilai Terhadap Mitra Kerja Kami
Value to Our Business Partner
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR)
Prol Dewan Komisaris
Profle of the Board of Commissioners
Prol Direksi
Profle of the Board of Directors
Riwayat Hidup Sekretaris Perusahaan dan
Kepala Divisi Audit & Manajemen Risiko
Profle of Corporate Secretary and Head of
Audit & Risk Management Division
Daftar XL Center
List of XL Center
Alamat Kantor Pusat dan Anak Perusahaan
Address of Head Ofce and Subsidiaries
Pernyataan Pertanggungjawaban Terhadap
Laporan Tahunan 2010
Statements of Responsibility for the Annual
Report 2010
138
139
126
131
131
131
150
156
161
162
164
165
149
296
167
137
123
300
Struktur GCG
XL Corporate Governance Structure
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Komunikasi Perusahaan
Corporate Communication
Hubungan Investor
Investor Relations
Pernyataan Pengendalian Internal
Internal Control Statement
Pernyataan Manajemen Resiko
Statement on Risk Management
Laporan Komite Audit
Report from Board Audit Committee
Rincian Aksi-aksi Korporasi
Detail of Corporate Actions
Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan (RUPST) 2010
Result of General Meeting of
Shareholders 2010
Kebijakan Dividen
Dividend Policy
Daftar Kontak dan Alamat Penting
Contacts and Important Adresses
85
106
107
110
111
113
119
141
143
146
147
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 6
PT XL Axiata Tbk. (untuk selanjutnya
disebut sebagai XL atau Perseroan)
telah beroperasi di industri
telekomunikasi selama 14 tahun
dan merupakan salah satu operator
seluler terkemuka di Indonesia. XL
menawarkan beragam produk dan
jasa telekomunikasi yang didasarkan
pada pemahaman yang mendalam
atas kebutuhan dan kebiasaan para
pelanggan.
Sekilas XL
XL at A Glance
PT XL Axiata Tbk. (hereinafter referred to as XL
or the Company) has been operating in the
telecommunications industry for 14 years and is
one of Indonesias leading cellular providers. XL
oers a range of telecommunication products
and services based on deep understanding in
subscribers needs and behaviors.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 7
Berdiri pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT
Grahametropolitan Lestari. XL pertama kali menjalankan
bisnisnya di bidang perdagangan dan jasa umum. Setelah
enam tahun, XL kemudian mulai fokus dengan layanan
teleponi dasar sebagai kegiatan bisnis utamanya. Berdasarkan
ikatan kerjasama dengan Rajawali Group serta tiga investor
asing (NYNEX, AIF dan Mitsui), nama kami kemudian berubah
menjadi PT Excelcomindo Pratama.
XL pertama kali melaksanakan Penawaran Umum Publik (IPO)
di bulan September 2005 dan mendaftarkan sahamnya di
Bursa Efek Jakarta [sekarang dikenal dengan nama Bursa Efek
Indonesia (BEI)]. Pada saat itu XL menjadi anak perusahaan
tidak langsung dari Telekom Malaysia Berhad (TM) Group
melalui Indocel Holding Sdn. Bhd. yang keseluruhannya
dimiliki oleh TM International Sdn. Bhd. (TMI) melalui TM
International (L) Limited. Pada tahun 2008, TMI melepaskan
diri dari TM Group. Pada Tahun 2009, TMI mengganti namanya
menjadi Axiata Group Berhad (Axiata). Di akhir tahun yang
sama, nama PT Excelcomindo Pratama Tbk. berubah menjadi
PT XL Axiata Tbk. dengan tujuan sinergisme.
XL mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996 yang
telah menjadikan XL sebagai perusahaan tertutup pertama di
Indonesia yang menyediakan layanan teleponi dasar bergerak
seluler.
Sebagai salah satu perusahaan penyedia layanan
telekomunikasi seluler dengan cakupan jaringan yang luas
dan layanan di seluruh Indonesia, XL menyediakan jasa
bagi pelanggan ritel dan menyediakan solusi bisnis bagi
pelanggan korporat. Layanan XL mencakup antara lain
layanan percakapan, data dan layanan nilai tambah lainnya
(value added services). Untuk mendukung layanan tersebut,
XL beroperasi dengan teknologi GSM 900/DCS 1800 serta
teknologi jaringan bergerak seluler sistem IMT-2000/3G. XL
juga telah memperoleh Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap
Tertutup (Sirkit Sewa), Izin Penyelenggaraan Layanan Akses
Internet (Internet Service Provider/ISP), Izin Penyelenggaraan
Layanan Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (Voice over
Internet Protocol/VoIP), dan Izin Penyelenggaraan Layanan
Interkoneksi Internet (NAP), serta memperoleh izin e-Money
(electronic money) dari Bank Indonesia dimana XL dapat
menyediakan layanan pembayaran melalui pemotongan pulsa
untuk pelanggannya.
Saham mayoritas XL saat ini dikuasai oleh Axiata melalui
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (dahulu dikenal
sebagai Indocel Holding Sdn. Bhd.) (66,7%) dan Emirates
Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat
International Indonesia Ltd. (13,3%).
Established on 6 October 1989 under the name of PT
Grahametropolitan Lestari, XL started its business initially in
trading and general services. After about six years, we began to
focus on basic telephony services as its core business. Pursuant
to a cooperation agreement with the Rajawali Group and
three foreign investors (NYNEX, AIF and Mitsui), our name was
changed to PT Excelcomindo Pratama.
XL launched an Initial Public Oering (IPO) in September 2005
and listed its shares on the Jakarta Stock Exchange [now known
as the Indonesia Stock Exchange (IDX)]. At that time XL was an
indirect subsidiary of Telekom Malaysia Berhad (TM) Group
through Indocel Holding Sdn. Bhd. which was wholly owned by
TM International Sdn. Bhd. (TMI) through TM International
(L) Limited. In 2008, TMI was divested from the TM Group. In
2009 TMI changed its name to Axiata Group Berhad (Axiata).
Later that year, the name of PT Excelcomindo Pratama Tbk. was
changed into PT XL Axiata Tbk. for synergy purpose.
XL started commercial operations in 1996 which made XL the
rst private company in Indonesia providing cellular mobile
telephony services.
As one of the leading cellular telecommunication rms through
its extensive network coverage and services throughout
Indonesia, XL provides services for retail customers and oers
business solutions to corporate customers. The services include
voice, data and other value-added mobile telecommunications
services. XL operates its network on GSM 900/DCS 1800 and
IMT-2000/3G technologies. XL also holds a Closed Regular
Network License (Leased Line), Internet Service Provider (ISP)
License, Voice over Internet Protocol (VoIP) License, and Internet
Interconnection Services License (NAP), asa well as an e-Money
(Electronic Money) License from the Central Bank of Indonesia,
which will enable XL to provide remittance service to its
subscribers.
The majority of XL shares are currently held by Axiata
through Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (formerly
known as Indocel Holding Sdn. Bhd.) (66.7%) and Emirates
Telecommunications Corporation (Etisalat) through Etisalat
International Indonesia Ltd. (13.3%).
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 8
Memperoleh izin seluler sistem GSM 900 dan resmi beroperasi secara komersial dengan
fokus di area Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Obtained a GSM 900 operating license and commercially launched its GSM services focusing on
Jakarta, Bandung, and Surabaya.
Membangun jaringan microcell terpadu di kawasan Segitiga Emas Jakarta.
Established an integrated microcell network in Jakartas Golden Triangle area.
Meluncurkan brand proXL untuk produk layanan prabayar.
Launched proXL, prepaid cellular service brand.
Mulai memasuki pangsa pasar di Sumatera dan Batam.
Entered Sumatera and Batam markets.
Mendapatkan alokasi spektrum DCS 1800 dan menyelesaikan pembangunan jaringan
utama serat optik. Menghadirkan layanan m-banking dan m-fun.
Received a DCS 1800 spectrum allocation and nalized its ber optic backbone. Launched
m-banking and m-fun services.
Memperluas cakupan jaringan ke daerah Kalimantan dan Sulawesi.
Meluncurkan layanan sirkit sewa dan IP (Internet Protocol).
Expanded its network coverage to Kalimantan and Sulawesi.
Launched leased line and IP (Internet Protocol) services.
Melakukan re-branding logo XL dan mengubah brand proXL dengan produk-produk baru,
yaitu: jempol (prabayar), bebas (prabayar) dan Xplor (pasca bayar).
Revitalized the XL logo and individually marketed its prepaid and postpaid brands: jempol
(prepaid), bebas (prepaid) and Xplor (postpaid).
Menjadi anak perusahaan TM Group dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa
Efek Jakarta) dengan kode saham EXCL.
Became a subsidiary of the TM Group and listed on the Indonesian Stock Exchange (IDX -
previously known as the Jakarta Stock Exchange) under ticker code EXCL.
Menghadirkan layanan XL 3G yang Pertama Terluas dan Tercepat.
Launched the XL 3G First Widest and Fastest services.
Menjadi pelopor dalam penerapan tarif Rp 1/detik. ETISALAT menjadi pemegang saham
XL. ETISALAT adalah perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Timur Tengah. Memulai
konsolidasi brand menjadi prabayar XL dan pasca bayar XL.
Introduced its Rp 1/minute tari. ETISALAT became a shareholder of XL. ETISALAT was the
second largest telecommunications company in the Middle East. XL started to consolidate
brands under XL prepaid and XL postpaid.
Tonggak Sejarah
Milestones
1996
1997
1998
2000
2001
2002
2004
2005
2006
2007
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 9
TM Group mengumumkan penyelesaian proses demerger-nya, menghasilkan dua entitas
yang terpisah, yaitu Telekom Malaysia Berhad (TM) dan TM International Berhad
(sekarang berganti nama menjadi Axiata Group Berhad/Axiata), dimana Indocel
Holding Sdn. Bhd. secara tidak langsung merupakan anak perusahaan Axiata melalui TM
International (L) Limited.
Axiata mengakuisisi seluruh kepemilikan saham XL yang dimiliki oleh Khazanah Nasional
Berhad, sehingga kepemilikan Indocel Holding Sdn. Bhd. menjadi 83,8%.
TM Group completed its divestment process which resulted in separated entities, i.e. TM
Malaysia Berhad (TM) and TM International Berhad (changed its name into Axiata Group
Berhad/Axiata), in which Indocel Holding Sdn. Bhd is an indirect subsidiary of Axiata through
TM International (L) Limited.
Axiata acquired all of XLs shares owned by Khazanah Nasional Berhad, which increased Indocel
Holding Sdn. Bhd.s stake in XL to 83.8%.
Melakukan Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) sejumlah 1.418.000.000 saham baru.
Conducted Limited Public Oering I To The Shareholders Pursuant To Right (HMETD) Issuance
amounting to 1,418,000,000 new shares.
Pemegang saham mayoritas XL - Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (dahulu
Indocel Holding Sdn. Bhd.) melepaskan sebagian sahamnya (sebesar 19,8% dari seluruh
jumlah saham yang diterbitkan) di XL melalui Private Placement dengan tujuan untuk
meningkatkan jumlah saham XL yang dimiliki publik.
Major shareholder of XL, i.e., Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (formerly known as
Indocel Holding Sdn. Bhd.) released part of its shares (equal to 19.8% of total shares issued) in
XL through Private Placement in order to increase the public oating.
2008
2009
2010
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 10
Laporan Laba Rugi
Konsolidasian
(Miliar Rupiah)
2006 2007 2008 2009 2010
Consolidated Statement of
Income
(Billion Rupiah)
Pendapatan usaha Bruto 6.466 8.365 12.156 13.880 17.637 Gross Revenue
Beban operasional
1
3.224 4.480 6.930 7.501 8.172 Operating Expenses
1
EBITDA
2
2.554 3.509 5.132 6.205 9.287 EBITDA
2
Laba Usaha 1.028 1.760 1.753 2.464 5.164 Operating Income
Laba/(Rugi) sebelum Pajak
Penghasilan
1.002 518 (69) 2.363 3.868
Income/(Loss) Before
Income Tax
Laba/(Rugi) bersih 652 251 (15) 1.709 2.891 Net Income/(Loss)
Laba/(Rugi) Bersih per lembar
saham (Rupiah penuh)
92 35 (2) 237 340
Earning/(Loss) per Share
(full amount)
Neraca Konsolidasian
(Miliar Rupiah)
2006 2007 2008 2009 2010
Consolidated Balance Sheet
(Billion Rupiah)
Jumlah Aset Lancar 1.183 1.679 3.201 2.007 2.228 Total Current Assets
Aset Tetap, setelah dikurangi
akumulasi penyusutan
10.462 15.810 23.180 23.616 23.197
Fixed Assets, net of accumulated
depreciation
Jumlah Aset Lancar 12.637 18.801 28.393 27.380 27.251 Total Assets
Jumlah Kewajiban
jangka pendek
2.300 7.020 5.678 6.009 4.563 Total Current Liabilities
Hutang Berbunga
(Interest bearing)
5.345 9.664 18.721 13.464 10.179 Debt (Interest bearing)
Jumlah Kewajiban
jangka panjang
6.055 7.316 18.407 12.568 10.973 Total Non-Current Liabilities
Jumlah Kewajiban 8.355 14.336 24.085 18.577 15.536 Total Liabilities
Jumlah Ekuitas 4.281 4.465 4.308 8.803 11.715 Total Equity
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Catatan/Notes :
1 Termasuk beban interkoneksi dan layanan telekomunikasi tetapi tidak termasuk penyusutan dan amortisasi
Including Interconnection & Telecommunications Service Charges and excluding Depreciation & Amortization
2 EBITDA = Laba usaha + penyusutan dan amortisasi
EBITDA = Operating Income + Depreciation & Amortization
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 11
Data-data Operasional 2006 2007 2008 2009 2010 Operational Highlights
Outgoing MoU (miliar menit) 2,9 6,8 54,9 87,6 81,9 Outgoing MoU (billion minutes)
Jumlah SMS (miliar) 8,5 12,6 17,8 63,6 188,0 Number of SMS (billion)
Jumlah BTS 7.260 11.157 16.729 19.349 22.191 Number of BTS
Jumlah Pelanggan (ribuan) 9.528 15.469 26.016 31.438 40.351 Number of Subscribers (thousand)
Prabayar 9.141 14.988 25.599 31.101 40.061 Prepaid
Pasca Bayar 387 481 417 337 290 Postpaid
Jumlah Karyawan 2.042 2.136 2.114 2.076 2.360 Number of Employees
Rasio Esiensi
(Jumlah Pelanggan/Jumlah
Karyawan)
4.666 7.242 12.307 15.144 17.098
Eciency Ratio
(Number of Subscribers/ Number
of Employees)
Rasio % 2006 2007 2008 2009 2010 Ratios %
Marjin EBITDA
3
39 42 42 45 53 EBITDA Margin
3
Marjin Laba usaha
4
16 21 14 18 29 Operating Income Margin
4
Marjin Laba (Rugi) Bersih
5
10 3 (0) 12 16 Net Income/(Loss) Margin
5
RoIC
6
9,1 11,0 7,0 8,2 18,0 RoIC
6
Rasio laba terhadap jumlah
Aset
7
5,9 1,6 (0,1) 6,1 10,6 Return on Assets
7
Rasio laba terhadap jumlah
Ekuitas
8
16,5 5,7 (0,3) 26,1 28,2 Return on Equity
8
Rasio Lancar 51 24 56 33 49 Current Ratio
Rasio Hutang terhadap
Ekuitas (x)
1,2 2,2 4,1 1,5 0,9 Debt to Equity Ratio (x)
Rasio Hutang terhadap
Aset (x)
0,4 0,5 0,6 0,5 0,4 Debt to Asset Ratio (x)
Rasio Hutang terhadap
EBITDA (x)
2,1 2,8 3,5 2,2 1,1 Debt to EBITDA Ratio (x)
Catatan/Notes :
3 Marjin EBITDA = EBITDA / Pendapatan usaha bruto
EBITDA Margin = EBITDA / Gross Revenue
4 Marjin Laba Usaha = Laba Usaha / Pendapatan usaha bruto
Operating Income Margin = Operating Income / Gross Revenue

5 Marjin Laba Bersih = Laba Bersih / Pendapatan usaha bruto
Net Income Margin = Net Income / Gross Revenue
6 RoIC = laba usaha setelah Pajak / Rata-rata modal investasi
RoIC = EBIT after tax / Average invested capital
7 Rasio Laba terhadap Jumlah Aset = Laba usaha / Rata-rata jumlah Aset
Return on Asset = Net Income / Average Total Asset
8 Rasio Laba terhadap Jumlah Ekuitas = Laba Bersih / Rata-rata jumlah Ekuitas
Return on Equity = Net Income / Average Total Equity
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 12
MARJIN EBITDA & EBITDA
EBITDA & EBITDA MARGIN
JUMLAH OUTGOING MoU
TOTAL OUTGOING MoU
(miliar menit/billion minutes) (miliar menit/billion minutes)
JUMLAH PELANGGAN
NUMBER OF SUBSCRIBERS
(ribuan/thousands)
PENDAPATAN KOTOR
GROSS REVENUE
(miliar rupiah/billion rupiah)
OUTGOING MoU/PELANGGAN
OUTGOING MoU/SUBSCRIBERS
MARJIN EBIT & EBIT
EBIT & EBIT MARGIN
(miliar rupiah/billion rupiah) (miliar rupiah/billion rupiah)
Ikhtisar Operasional
Operational Highlights
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 13
2009 2010
1
st
Quarter
2
nd
Quarter
3
rd
Quarter
4
th
Quarter
1
st
Quarter
2
nd
Quarter
3
rd
Quarter
4
th
Quarter
Tertinggi 1.220 1.400 1.500 2.150 3.550 4.100 5.950 6.050 Highest
Terendah 850 980 1.000 1.160 1.850 3.375 3.850 5.250 Lowest
Penutupan 910 1.250 1.300 1.930 3.500 4.075 5.400 5.300 Closing
Total volume
(000)
302 638 365 2.526 69.731 201.515 96.786 129.656 Total volume
(000)
Deskripsi
Description
Tanggal Penerbitan
Issuance Date
Jatuh Tempo
Maturity Date
Periode
Pembayaran Bunga
Interest Payment
Period
Tingkat Bunga
Interest Rate
Peringkat Obligasi oleh
Perusahaan Pemeringkat
Bonds Rating issued by Rating
Company
Obligasi Rp 1,5 triliun
(Rupiah Penuh)
Rp 1.5 Trillion Bonds
(Full Amount)
26 April 2007 26 April 2012 Kuartalan
Quarterly
10,35% PT Pendo:
id
AA- *)
PT Fitch Ratings Indonesia:
AA-(idn) **)
*) Pada bulan Maret 2011 ditingkatkan menjadi
id
AA+ untuk periode 8 Maret 2011 - 7 Maret 2012
In March 2011 was upgraded to
id
AA+ for the period March 8, 2011 - March 7, 2012
**) Pada bulan Maret 2011 ditingkatkan menjadi AA(idn) untuk periode 1 Maret 2011 - 1 Maret 2012
In March 2011 was upgraded to AA(idn) for the period March 1, 2011 - March 1, 2012
Ikhtisar Saham dan Obligasi
Share and Bond Highlights
Obligasi II Tahun 2007 di BEI
IDR Bonds II 2007 at IDX
Keterangan
Tanggal Pembayaran
Payment Date
Jumlah Pembayaran
Amount
Remarks
Pembayaran Bunga ke-8 (delapan) 27 April 2009 Rp 37.221.705.000,00 The 8
th
(eighth) Payment of Coupon
Pembayaran Bunga ke-9 (sembilan) 27 Juli 2009 Rp 37.309.734.624,98 The 9
th
(ninth) Payment of Coupon
Pembayaran Bunga ke-10 (sepuluh) 26 Oktober 2009 Rp 37.145.943.000,02 The 10
th
(tenth) Payment of Coupon
Pembayaran Bunga ke-11 (sebelas) 26 Januari 2010 Rp 36.948.019.374,99 The 11
th
(eleventh) Payment of Coupon
Pembayaran Bunga ke-12 (dua belas) 26 April 2010 Rp 37.156.931.250,00 The 12
th
(twelfth) Payment of Coupon
Pembayaran Bunga ke-13 (tiga belas) 26 Juli 2010 Rp 37.117.374.125,00 The 13
th
(thirteenth) Payment of Coupon
Pembayaran Bunga ke-14 (empat belas) 26 Oktober 2010 Rp 37.197.859.750,00 The 14
th
(fourteenth) Payment of Coupon
Pembayaran Bunga ke-15 (lima belas) 26 Januari 2011 Rp 36.850.118.437,50 The 15
th
(fteenth) Payment of Coupon
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 14
Visi
Vision
Menjadi operator seluler no. 1
di Indonesia - memenuhi kebutuhan
pelanggan, pemegang saham
dan karyawan!
To become Indonesias no.1 cellular operator
delighting customers, shareholders and employees!
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 15
Nilai-Nilai XL
XL Values
Tiga nilai kunci utama XL tereeksi
melalui slogan its XL yang memiliki arti
sebagai berikut :
XLs three core values are captured in its XL which
stands for :
Integritas
Dapat dipercaya dan selalu mematuhi etika profesi dan bisnis.
Segenap jajaran Pimpinan dan Karyawan XL harus:
1. Jujur dalam berbicara dan bertindak.
2. Konsisten antara pikiran, perkataan dan perbuatan.
3. Adil dalam memperlakukan pihak lain.
4. Berdedikasi terhadap XL.
5. Dapat dipercaya dalam mengemban amanat maupun
menjalankan tugas.
Kerjasama
Saling mendukung dan secara aktif terlibat dalam mencapai tujuan
bersama. Tidak semua pekerjaan dapat dilakukan secara individual.
Kerjasama memungkinkan kita mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Agar kerjasama dapat berlangsung efektif, karyawan XL harus:
1. Berpikiran positif dan terbuka terhadap masukan orang lain.
2. Menghargai perbedaan.
3. Peduli terhadap pihak lain.
4. Komunikatif dalam membangun pengertian yang sama.
5. Berbagi pengetahuan dan ketrampilan.
6. Fokus kepada tujuan bersama.
Pelayanan Prima
Sepenuh hati memberikan solusi terbaik untuk memenuhi harapan
pelanggan. Pelanggan dalam hal ini tidak hanya pelanggan eksternal
yang berada di luar perusahaan, namun termasuk juga pelanggan
internal yang mencakup rekan kerja, atasan atau bawahan, dan unit
kerja lain di dalam XL.
Dalam usaha memberikan layanan unggul, perilaku karyawan XL
harus mencerminkan perilaku inti sebagai berikut:
1. Fokus pada pelanggan dalam setiap pengambilan keputusan dan
tindakan.
2. Berorientasi pada solusi terbaik.
3. Esien dan efektif dalam menghasilkan solusi.
4. Sepenuh hati dalam menjalankan tugas.
5. Berorientasi pada kualitas atas produk dan layanan yang diberikan
6. Proaktif dalam bertindak.
7. Inovatif dan kreatif dalam memberikan solusi.
Integrity
Trustworthiness and adherence to professional and business ethics.
All XL leaders and employees shall be:
1. Honest in word and action.
2. Consistent in thought, word and behavior.
3. Fair in their treatment of others.
4. Dedicated to XL.
5. Trustworthy in carrying out promises and tasks.
Teamwork
Being supportive of each other and proactively contributing to achieve
common goals. Not all tasks can be accomplished individually. Teamwork
makes it possible for us to attain higher goals. Eective teamwork is
achieved when XL employees are:
1. Positive thinkers and Open-minded towards others.
2. Respectful of one anothers dierences.
3. Caring towards others.
4. Communicating regularly to develop a common
understanding.
5. Sharing knowledge and skills.
6. Focused on Common goals.
Service Excellence
Passionate in delivering optimum solutions to meet customers
expectations. The term, customers refers not only to individual and
corporate subscribers served by XL, but also fellow XL employees in other
departments and business units.
To deliver Service Excellence, XL employees shall demonstrate the
following Core Behaviors:
1. Customer-focused in all decisions and actions.
2. Optimum Solution-oriented.
3. Ecient and eective in providing solutions.
4. Passionate in performing the work.
5. Quality-oriented in products and services provided.
6. Proactive.
7. Innovative and creative in developing solutions.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 16
Struktur Pemegang Saham XL
Shareholding Structure of XL
(Tidak Aktif)
(non active)
(Tidak Aktif)
(non active)
(Tidak Aktif)
(non active)
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 17
Struktur Organisasi
Organization Chart
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 18
Prol Pemegang Saham Mayoritas
Major Shareholders Prole
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd.
(d/h Indocel Holding Sdn. Bhd.)
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (dahulu dikenal
sebagai Indocel Holding Sdn. Bhd.) (selanjutnya disingkat
Axiata Investment Indonesia) sepenuhnya dimiliki oleh
Axiata Investments (Labuan) Limited (dahulu dikenal
sebagai TM International (L) Limited), yang merupakan anak
perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Axiata
Group Berhad (Axiata) dahulu bernama TM International
Berhard. Axiata yang merupakan pemain baru terdepan di
telekomunikasi Asia, merupakan pengendali di beberapa
perusahaan telekomunikasi seluler di Malaysia, Indonesia,
Sri Lanka, Bangladesh dan Kamboja dengan investasi yang
signikan di India, Singapura dan Iran. Selain itu, Axiata juga
mempunyai kepemilikan dalam perusahaan telekomunikasi di
Thailand.
Axiata tercatat pada Main Board di Bursa Malaysia pada
28 April 2008. Total pelanggan seluler di Asia yand dimiliki
Axiata Group serta anak perusahaan dan asosiasinya lebih
dari 160 juta, menempatkannya pada kalangan penyedia
telekomunikasi seluler terbesar di regional berdasarkan
turnover. Axiata Group memiliki lebih kurang 25.000 karyawan
yang tersebar di negara-negara Asia. Sebagai pemegang
saham utama di XL, Axiata memberikan kontribusi dalam hal
teknologi dan pengembangan jaringan untuk memastikan
bahwa investasi yang ditanamkan memberikan manfaat
optimal bagi kedua belah pihak. Saat ini, kepemilikan Axiata
Investments Indonesia di XL adalah sebesar 66,7%.
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (formerly known as
Indocel Holding Sdn. Bhd.) (hereinafter abbreviated as Axiata
Investments Indonesia) is fully owned by Axiata Investments
(Labuan) Limited (formerly known as TM International (L)
Limited), a wholly-owned subsidiary of Axiata Group Berhad
(Axiata) previously known as TM International Berhad.
Axiata is an emerging leader in Asian telecommunications, has
controlling interests in mobile operators in Malaysia, Indonesia,
Sri Lanka, Bangladesh and Cambodia with signicant strategic
stakes in India, Singapore and Iran. In addition, Axiata has a stake
in mobile telecommunication operations in Thailand.
Axiata was listed on the Main Board of the Bursa Malaysia on 28
April 2008. The Group, including its subsidiaries and associates,
has over 160 million mobile subscribers in Asia, putting it among
the largest mobile telecommunications providers in the region by
turnover. The Group provides employment to over 25,000 people
across Asia. As a major shareholder in XL, the Group provides
insights into technology and network expansion capabilities
to ensure that its investments generate optimum benets for
both parties. Presently, the shareholding of Axiata Investments
Indonesia in XL is 66.7%.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 19
Emirates Telecommunications Corporation
International Indonesia Ltd (ETISALAT)
ETISALAT telah berdiri sebagai penyedia layanan
telekomunikasi di Uni Emirat Arab sejak 1976. Dengan
membangun infrastruktur telekomunikasi yang modern,
ETISALAT memantapkan diri sebagai operator yang inovatif
dan terpercaya. Saat ini, Perusahaan ini telah beroperasi di
delapan belas negara, dan grup ETISALAT memiliki lebih dari
99 juta pelanggan di dua benua.
Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ETISALAT telah
mencapai 20% CAGR, pendapatan bersih USD 8,6 miliar, dan
laba bersih 24%. Perusahaan ini merupakan kontributor
terbesar di luar sektor minyak untuk program pembangunan
Pemerintah Federal Uni Emirat Arab, serta merupakan
perusahaan penerima penghargaan dalam hal tanggung
jawab sosial perusahaan.
ETISALAT masuk sebagai pemegang saham XL dengan
mengakuisisi 1.132 juta lembar saham di XL atau sekitar
16% melalui ETISALAT International Indonesia Ltd di bulan
Desember 2007. ETISALAT semakin meningkatkan nilai
perusahaan XL melalui transfer teknologi inovatif terkini,
strategi bisnis, dan pengalaman globalnya. Kepemilikan
saham ETISALAT saat ini adalah 13,3%.
ETISALAT has been a telecommunications service provider in the
United Arab Emirates since 1976. The Company has since built up
a modern telecom infrastructure and has prominently established
itself as an innovative and reliable operator that currently
operates across eighteen countries worldwide. The Etisalat Group
has more than 99 million customers across two continents.
ETISALAT has achieved 20% revenue growth CAGR in the last ve
years, a net revenue of USD 8.6 billion, and net prot of 24%. The
Corporation is one of the largest contributor outside the oil sector
to the development programs of the UAE Federal Government
and is an award-winning socially responsible corporation.
ETISALAT acquired 1,132 million ordinary shares of XL, equivalent
to a 16% share ownership, in December 2007 through Emirates
Telecommunications Corporation (ETISALAT) International
Indonesia Ltd. ETISALAT has been contributed to XLs business
value by sharing its latest innovative technologies, business
strategies and global experience. Currently, ETISALATs
shareholding in XL is 13.3%.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 20
Sekilas Peristiwa 2010
2010 Events Highlight
21 Januari 2010
Sebagai komitmen XL untuk mendukung pemerintah di
dalam mendorong penggunaan Internet secara sehat dan
positif, XL dan ICT Watch meluncurkan program Internet Sehat
Blog Award 2010.
1 Februari 2010
XL meluncurkan varian baru layanan program XL BlackBerry
One, bernama XL BlackBerry Gaul, dengan tarif hanya Rp.
2.000/hari.
6 Februari 2010
XL bekerjasama dengan Pundi Amal SCTV membangun
kembali SD Negeri 27 Padang yang hancur karena gempa
besar yang melanda Padang dan Sumatera. Menteri
Komunikasi dan Informatika - Tifatul Sembiring, bersama
Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi, serta Direktur Utama
SCTV Fofo Sariatmadja meresmikan pembangunan sekolah
tersebut secara simbolis.
10 Februari 2010
XL memberikan penghargaan Top Outlet XL (Top XL) serta
XL Agent sebagai salah satu bentuk apresiasi bagi mitra
penjualan XL. Pemberian penghargaan bagi para mitra yang
merupakan salah satu garda terdepan XL ini ditentukan
berdasarkan proses seleksi yang diikuti oleh sekitar 26.000
TOP Outlet dan 9.000 XL Agent di seluruh Indonesia.
24 Februari 2010
Sesuai komitmennya untuk peduli dan tanggap terhadap
setiap bencana yang menimpa masyarakat Indonesia, XL
kembali membantu korban bencana alam tanah longsor
di Ciwidey, Kabupaten Bandung. Bantuan yang disalurkan
berupa Telepon Umum Gratis (TUG), bahan makanan, serta
kartu perdana XL.
5 Maret 2010
XL meluncurkan program internal bertajuk Amazing ICE
(Intentional Customer Experience). Program ini bertujuan untuk
menggalakkan perilaku karyawan yang selaras dengan tiga
nilai utama ICE : Anticipate-Act-Amaze.
24 Maret 2010
XL mengoperasikan sekitar 12.000 BTS inovatif yang ramah
lingkungan dan hemat energi.
21 January 2010
As our full commitment to support the Government in their eort
to encourage healthy and safe Internet behavior, PT XL Axiata
Tbk (XL) and ICT Watch launched Healthy Internet Blog Awards
2010.
1 February 2010
XL launched a new variant of BlackBerry Internet Services,
Blackberry Gaul, which cost only Rp 2,000 day.
6 February 2010
XL, in cooperation with Pundi Amal SCTV, rebuilt SDN 27 in
Padang that collapsed in Padang earthquake. Minister of
Communication and Informatics, Tifatul Sembiring with
President Director of XL, Hasnul Suhaimi, and SCTV Director Fofo
Sariatmadja inaugurated the school construction symbolically.
10 February 2010
XL gave Top Outlet XL Award as forms of appreciation to XL
sales partners. These awards acknowledged sales partners as one
of the front guards of XL businesses. They are selected among
26,000 Top Outlets and 9,000 XL Agents in Indonesia.
24 February 2010
Per previous commitments to responding to disasters striking
Indonesia, XL helped victims of natural disasters in Ciwidey,
Bandung. Assistance provided in the form of free public
telephone, mineral water, food, and XL starter pack.
5 March 2010
XL launched an internal event Amazing ICE (Intentional
Customer Experience) to encourage employee to behave in ICE
way. In this event, XL also introduced three main values of ICE :
Anticipate-Act-Amaze.
24 March 2010
XL operated around 12,000 environmentally friendly and energy-
ecient BTS.
February 2010 - Top Agent Award March 2010 - Amazing ICE
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 21
19 Mei 2010
XL menjalin kerjasama eksklusif dengan Motricity untuk
layanan Mobile Internet. Motricity akan memanfaatkan aplikasi
McCore platform dan manage service (vendor outsource) agar
XL mampu menghadirkan layanan dengan kualitas terbaik
bagi pelanggan.
20 Mei 2010
XL kembali menggelar program Indonesia Berprestasi Award
(IB Award). Program yang menginjak penyelenggaraan
tahun ke-4 ini kembali akan mencari warga negara Indonesia
berprestasi yang pengabdian dan daya usahanya telah
memberikan solusi dan manfaat serta dorongan positif bagi
perbaikan kualitas hidup masyarakat luas.
11 Juni 2010
XL bersama dengan Yayasan Khazanah (dibawah Axiata
Group Berhad) memberikan program Beasiswa bagi warga
negara Indonesia untuk menempuh pendidikan S1 dan S2 di
berbagai universitas terkemuka di Malaysia.
15 Juni 2010
XL dan ICT Watch mensosialisasikan Internet Sehat di ajang
CommunicAsia 2010 sekaligus meluncurkan buku panduan
memanfaatkan internet secara sehat dan positif.
23 Juli 2010
Melanjutkan komitmen XL dalam mendukung pemerataan
kualitas pendidikan nasional, XL meluncurkan Komputer
untuk Sekolah (KUS) 2010. Peluncuran dilakukan oleh Menteri
Pendidikan Nasional Muhammad Nuh dan Presiden Direktur
XL, Hasnul Suhaimi di Jakarta.
22 September 2010
Dalam kerangka persembahan XL Bagi Negeri, XL mendukung
penuh program Aku Cinta Indonesia (ACI) yang diinisiasi oleh
detik.com sebagai salah satu wujud implementasi program
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
30 September 2010
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas layanan data
dan internet broadband yang terus meningkat, XL menambah
frekuensi 3G untuk meningkatkan kualitas layanan data.
Dengan penambahan frekuensi ini, total frekuensi yang
dimiliki oleh XL saat ini menjadi 2 x 10 Mhz (1960-1970 MHz /
2150-2160 MHz).
19 May 2010
XL held exclusive cooperation with Motricity for mobile Internet
services. Motricity will be using the McCore platform and manage
service (vendor outsource) application to help XL providing the
best quality services for its customers.
20 May 2010
For its social commitment program, XL launched another
Indonesia Berprestasi Award in 2010 (IB Award), an award
that XL has been giving out for 4 consecutive years. The social
commitment program will seek dedicated and highly qualied
Indonesian citizens to provide solutions for quality of life
improvement for the wider community.
11 June 2010
XL, together with Khazanah Foundation, gave S1 and S2
scholarship program for Indonesian citizens to study at leading
Malaysia universities.
15 June 2010
XL and ICT Watch promoted healthy Internet in the
CommunicAsia 2010. They also launched a handbook to promote
healthy and positive internet use.
23 July 2010
Continuing XL commitment to support the equality of national
education quality, XL launched the Komputer Untuk Sekolah
(KUS) program in 2010. The program was launched by Education
Minister Mohammad Nuh and the President Director of XL,
Hasnul Suhaimi.
22 September 2010
XL fully supported I love Indonesia Program-Aku Cinta Indonesia
(ACI)- initiated by detik.com as one of the implementations of
Corporate Social Responsibility program.
30 September 2010
To fulll the always increasing demand for data service and
internet broadband, XL added 3G frequencies. The total range
of 3G frequency owned by XL was 2 x 10 Mhz (1960-1970 MHz /
2150-2160 MHz).
May 2010 - Motricity September 2010 - I Love Indonesia Program (ACI)
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 22
6 Oktober 2010
XL memperoleh ijin e-Money (Electronic Money) dari Bank
Indonesia. Layanan ini merupakan instrumen pembayaran
yang disediakan untuk pelanggan kami untuk menyelesaikan
transaksi-transaksi komersial sederhana seperti pembayaran
barang/jasa, tagihan dan pembelian barang baik yang terlihat
atau tidak terlihat melalui ponsel tanpa menggunakan uang
tunai.
28 Oktober 2010
Dalam kerangka persembahan XL Bagi Negeri, XL
menyelenggarakan program bertajuk Soempah Pemoeda
2.0 : Semangat Satu Negeri di Era Digital. Program berwujud
peringatan Sumpah Pemuda ini dapat diikuti melalui media
digital www.soempahpemoeda.org, Twitter @indberprestasi
(hashtag: #SatuNegeri dan #indprestasi) dan Facebook
IndonesiaBerprestasi.
29 Oktober 2010
Sebagai wujud dari kepedulian terhadap terjadinya bencana
banjir di Wasior, Papua, letusan gunung Merapi dan tsunami
Mentawai, XL kembali membuka program SMS Donasi
untuk menggalang dana bantuan dari para pelanggan yang
selanjutnya diteruskan sebagai donasi bagi korban Wasior,
Merapi dan Mentawai.
2 November 2010
XL meluncurkan program promo layanan tarif international
roaming semurah tarif panggilan lokal yaitu Rp 2.500/menit di
4 negara: Malaysia, Bangladesh, Sri Lanka, serta Kamboja. Tarif
ini bisa untuk melakukan panggilan ke Indonesia dan juga ke
negara di mana pelanggan berada, serta SMS.
4 November 2010
XL melakukan kerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam membangun platform
penggunaan IPv6. Penandatanganan kerjasama dilakukan di
Jakarta oleh Direktur Network XL, Dian Siswarini, dan Ketua
Umum APJII, Roy Rahajasa Yamin.
10 November 2010
Untuk meningkatkan kualitas dan manfaat layanan data,
XL meluncurkan portal XLgo! yang akan semakin
memudahkan pelanggan dalam mengakses bermacam
layanan data/internet.
6 October 2010
XL obtain its e-Money (Electronic Money) License from the Central
Bank of Indonesia, this service is a micro payment instruments
that would enable our subscribers to deal with small commercial
transactions i.e. to pay goods/services, bills and purchase
physical/virtual goods through their mobile phone cashless, by
SIM registration to the service.
28 October 2010
XL launched Soempah Pemoeda 2.0: The spirit of the One
State in the Digital Age. For more Information about this event,
please visit www.soempahpemoeda.org digital media, Twitter
@indberprestasi (hashtag: # SatuNegeri and # indprestasi) and
Facebook IndonesiaBerprestasi.
29 October 2010
To help victims of ood in Wasior, Papua, the victims of eruption
of Mount Merapi and the victims of tsunami in Mentawai, XL re-
opened the SMS donation for customers who wanted to help the
victims of Wasior, Merapi and Mentawai.
2 November 2010
XL launched a promotional program Service International
Roaming, as cheap as local call rates Rp 2,500/minute in
4 countries such as Malaysia, Bangladesh, Sri Lanka, and
Cambodia. The tari is for calls and SMS to/from Indonesia from/
to these 4 countries.
4 November 2010
XL, in cooperation with the Association of Indonesian Internet Service
Provider-Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), built
a platform using IPv6. The signing of Memorandum of Understanding
(MOU) was held in Jakarta, Thursday (4 / 11), by the Director of XL
Network, Dian Siswarini, and Chairman APJII, Roy Rahajasa Yamin.
10 November 2010
To improve the quality and benets of data services, XL launched
XLgo! portal to allow customers to access various data services/
Internet.
October 2010 - Soempah Pemoeda 2.0 November 2010 - XL go! Launching
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 23
25 November 2010
XL kembali menganugerahkan Indonesia Berprestasi (IB)
Award kepada warga negara berprestasi. Pada program yang
menginjak penyelenggaraan tahun ke-4 ini, dewan juri IB
Award telah memilih 3 warga dan 1 kelompok berprestasi
dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Sosial
Kemasyarakatan dan Kewirausahaan, serta Seni dan Budaya.
30 November 2010
Setelah sebelumnya meluncurkan promo layanan tarif
international roaming semurah tarif melakukan panggilan
lokal di 4 negara (Malaysia, Bangladesh, Srilanka, serta
Kamboja), kini tarif semurah tarif murah tersebut juga berlaku
bagi pelanggan yang berada di Singapura dan HongKong.
8 Desember 2010
XL dan PT Kereta Api (KA - Persero) menjalin kerjasama untuk
memaksimalkan layanan pada pelanggan dan masyarakat
antara lain dalam mengakses informasi mengenai pembelian
tiket dan jadwal kereta serta pemasangan wi- di dalam kereta.
9 Desember 2010
XL meluncurkan Layanan XL Cuaps, sebuah inovasi layanan
selebriti Voice Blog pertama di Indonesia.
12 Desember 2010
XL bekerja sama dengan Pundi Amal SCTV menggalang kerja
bakti pemulihan Kali Code, Yogyakarta yang mengalami
pendangkalan akibat banjir lahar dingin pasca letusan
Gunung Merapi.
20 Desember 2010
Guna mempelajari lebih dalam mengenai LTE ini, XL bersama
PT Ericsson Indonesia melakukan ujicoba di Jakarta. Ujicoba
dilakukan melalui siaran langsung (live report) pertama di
Indonesia bersama SCTV dengan menggunakan teknologi LTE.
25 November 2010
The IB Award was awarded by XL to Indonesians who had made
signicant contributions to the environment and community
through their respective elds. XL, by the 4
th
year of IB Award, has
awarded Indonesia Berprestasi (IB) Award to three citizens and
one community in science and technology, Social Community
and Entrepreneurship, and Art and Culture.
30 November 2010
After previously launching international roaming services
promo tari rates as cheap as local calls in 4 countries (Malaysia,
Bangladesh, Sri Lanka, and Cambodia), now this promo is also
available to customers in Singapore and Hong Kong.
8 December 2010
XL and PT Kereta Api (KA-Persero) formed a partnership to
maximize service to customers and communities. Among
the services are information access on ticket purchase & train
schedules and wi- installation on trains.
9 December 2010
XL launched a new service called XL Cuaps, an innovation in
Indonesias rst celebrity Voice Blog
12 December 2010
XL worked with Pundi Amal SCTV to mobilize recovery service in
Kali Code community which experienced lava ooding due to
eruption of Mount Merapi.
20 December 2010
To learn more about LTE technology, XL and PT Ericsson Indonesia
held a trial event in Jakarta. The trial was done through direct
broadcast, rst in Indonesia (live report) together with SCTVs by
using LTE technology.
November 2010 - IB Award December 2010 - LTE Trial
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 24
Penghargaan 2010
2010 Awards
1. Forsel Award
XL meraih dua penghargaan Forsel Award 2009 dari
majalah Forsel untuk dua kategori, yaitu Program
Inovatif (Editor Choice) untuk program XL BlackBerry
Tarif Harian (BlackBerry One) dan Person of The Year
untuk Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi.
XL received two awards from Forsel in 2009 for two
categories: Innovative Program (Editor Choice) for Daily
Tari of XL BlackBerry (BlackBerry One) and Person of The
Year for XL CEO, Hasnul Suhaimi
2. Golden Ring Award
XL, untuk ketiga kalinya, dianugerahkan sebagai
The Best Operator dan The Best Operator Product oleh
komunitas jurnalis peliput bidang telekomunikasi
Indonesia.
XL, in third consecutive years, was awarded The Best
Operator and The Best Operator Product by Forum
Wartawan Telekomunikasi Indonesia (Indonesian
Telecommunication Journalists Forum)
3. Customer loyalty Award-The NPS
Excellence for GSM Prepaid Category
XL menerima penghargaan The NPS Excellence GSM
Prepaid Category dari Majalah SWA. XL dihargai karena
XL berhasil menerapkan sistem Net Promoter Score
(NPS) untuk meningkatkan loyalitas pelanggan pada
layanan XL Prabayar.
XL received The NPS Excellence GSM Prepaid Category
award from SWA Magazine. XL was praised for
successfully applying Net Promoter Score system (NPS) to
enhance customer loyalty in XL Prepaid service.
4. Global Telecoms Business Innovation
Award 2010
XL dan Ericsson menerima penghargaan bergengsi
Global Telecoms Business Innovation Award 2010 untuk
kategori Inovasi dalam Jaringan Core (Core Network
Innovation). Penghargaan ini ditujukan kepada solusi
berupa MSC Pool terbesar di dunia yang disuplai oleh
Ericsson untuk XL Axiata.
XL and Ericsson received prestigious Global Telecoms
Business Innovation Award 2010 for Core Network
Innovation category. This award was dedicated for the
largest MSC Pool in the world that Ericsson supplied.
5. Word of Mouth Marketing Award 2010
XL meraih Word of Mouth Marketing Award dari majalah
SWA untuk kategori GSM Prabayar.
XL was awarded Word of Mouth Marketing Award from
SWA Magazine for GSM Prepaid category.
6. Indonesia Best CFO 2010
Willem Lucas Timmermans, Direktur Keuangan XL
meraih penghargaan sebagai Top 10 Indonesia Best
Chief Financial Ocer 2010 dari majalah SWA.
Willem Lucas Timmermans, CFO of XL has been awarded
as Top 10 Indonesia Best Chief Financial Ocer 2010 from
SWA magazine.
7. Indonesia MAKE Award 2010
XL untuk ke-5 kalinya berhasil menerima pengakuan
sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia
yang masuk kategori MAKE (Most Admire Knowledge
Enterprise/Perusahaan Berbasis Pengetahuan yang
Paling Dikagumi) dari Dunamis.
XL, for the 5
th
time, was awarded MAKE (Most Admire
Knowledge Enterprise) award by Dunamis as one of the
leading companies in Indonesia.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 25
8. Selular Award
XL meraih Selular Award 2010 untuk kategori Best
Mobile Data Service GSM dan Best BlackBerry Services.
Dalam ajang ini, XL juga meraih Best CSR untuk
Program Indonesia Berprestasi. Untuk Program CSR
(Corporate Social Responsibility) Indonesia Berprestasi,
ini adalah penghargaan kedua berturut-turut sejak
tahun 2009.
XL was awarded Selular Award 2010 for Best Mobile Data
Services GSM, Best BlackBerry Services and Best CSR for
Indonesia Berprestasi Program (Indonesia Achieves). The
Best CSR for Indonesia Berprestasi Program Award was
received for two consecutive years since 2009.
9. Indonesia Cellular Award 2010
XL meraih pengakuan dari masyarakat berupa
penghargaan sebagai Best BlackBerry Service dan Best
Value Added Service dalam ajang Indonesia Cellular
Award 2010.
XL received acknowledgement from public through Best
BlackBerry Service Award and Best Value Added Service
Indonesia Cellular Award 2010.
10. Asias Best Companies 2010
Dalam ajang Asias Best Companies 2010 yang
diselenggarakan majalah FinanceAsia, XL terpilih
sebagai salah satu dari 10 besar perusahaan terkemuka
di Indonesia yang meraih tiga penghargaan sekaligus
yaitu Best Managed Company, Best Corporate
Governance dan Best Investor Relations.
XL was selected as one of the top 10 leading companies
in Indonesia. It has won four awards such as Asias Best
Companies 2010 from FinanceAsia magazine, Best
Managed Company, Best Corporate Governance and Best
Investor Relations.
11. SCTV Award 2010
XL meraih SCTV Award untuk iklan XL Prabayar Rp 25/
menit versi Tebak-tebakan.
XL was awarded SCTV Award for TV Commercial of XL
Prepaid Rp 25/minute Tebak-tebakan version.
12. Frost & Sullivan-Indonesia
Best Practice Awards
XL meraih penghargaan Frost & Sullivan-Indonesia
Best Practice Awards untuk dua kategori, yaitu Service
Provider of the Year dan Mobile Service Provider of The
Year.
XL was awarded by the Frost & Sullivan- Indonesia
Best Practice Awards for two categories such as Service
Provider of the Year and Mobile Service Provider of the
Year.
13. Best CEO 2010
Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi, meraih
penghargaan Best CEO 2010. Penghargaan yang
diinisiasi oleh majalah SWA ini mendasarkan penilaian
atas dua parameter (CEO Index) yakni kepemimpinan
dan komitmen karyawan.
President Director of XL, Hasnul Suhaimi, won the Best
CEO in 2010. This award initiated by SWA magazine was
based on the assessment of two parameters (CEO Index)
such as leadership and employees commitment.
14. Forsel Award 2010
Layanan XL BlackBerry terpilih sebagai The Best
BlackBerry Service by Editor Choice di ajang Forsel
Award 2010.
XL BlackBerry Service was selected to be The Best
BlackBerry Service by Editor Choice on Forsel Award 2010.
15. Gadget Award 2010
XL terpilih sebagai The Best Innovation GSM dari ajang
Gadget Award 2010.
XL was chosen as The Best Innovation GSM from Gadget
Award 2010.
Bermain Dengan Ceria
I Gede Lila
Although competition in Indonesia telecommunication industry remains
intense, XL can strengthen its position as 2
nd
most valuable operator driven by
balanced synergy amongst its BoC and BoD supported by talented employee and
trustworthiness from its shareholders.
Walaupun kompetisi di industri telekomunikasi Indonesia sangat ketat, XL dapat
memperkuat posisinya sebagai operator terbesar kedua melalui keseimbangan
sinergi antara Dewan Komisaris dan Direksi, dan didukung oleh karyawan yang
berbakat, serta kepercayaan dari para pemegang saham.
Balanced Synergy
Tan Sri Dato Ir. Muhammad Radzi
bin Haji Mansor
Presiden Komisaris
President Commissioner
Laporan dari Presiden Komisaris
Report from President Commissioner
Kepada pemangku kepentingan, pemegang saham,
dan masyarakat,
Atas nama Dewan Komisaris, saya melaporkan pencapaian yang
membanggakan dan kinerja yang melebihi ekspektasi dari PT XL Axiata Tbk.
untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010.
Dilatarbelakangi oleh ketatnya persaingan di pasar telekomunikasi Indonesia, XL
dan manajemennya telah sukses dalam melampaui seluruh target yang telah
direncanakan.
Jajaran manajemen dan karyawan XL secara proaktif telah mencurahkan
segala kemampuan mereka untuk menyikapi tantangan di tahun 2010 dan
mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai berbagai kesuksesan
sepanjang tahun tersebut.
To our stakeholders, shareholders and the public,
On behalf of the Board of Commissioners, I am pleased to report another
excellent achievement and record breaking performance of PT XL Axiata Tbk.
for the year ending 31
st
December 2010.
Against the backdrop of intense competition in the Indonesian
telecommunications market, XL and its management team have succeeded in
exceeding most of the planned target. The Management and all XL employees
have been outstanding in their pro-activity and ability to address challenges
in 2010 and take appropriate action to deliver many successes throughout the
year.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 30
Kinerja 2010
Pada Laporan Tahunan 2009, saya mencatat bahwa strategi XL
dalam memberikan nilai yang terbaik pada layanan melalui
kualitas yang dapat diandalkan dan tarif yang terjangkau
telah mendorong pertumbuhan pendapatan dan volume
bisnis secara signikan, yang sejalan dengan perubahan
bisnis model XL dari tarif-mahal, dan volume-rendah, menjadi
tarif-terjangkau dan, volume-tinggi pada permulaan tahun
2007. Pencapaian di tahun 2010 menunjukkan bahwa
manajemen XL telah memilih strategi yang tepat pada saat
itu dan sekaligus mengeksekusinya dengan berhasil, serta
menghantarkan perseroan kepada peningkatan pangsa pasar
pendapatan dari 12% pada tahun 2007 menjadi sekitar 19%
pada akhir tahun 2010.
Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah pelanggan kami
meningkat 28% menjadi 40,4 juta pada akhir tahun 2010,
dan pendapatan meningkat 27% menjadi Rp 17,6 triliun,
sedangkan EBITDA meningkat 50% menjadi Rp 9,3 triliun
yang selanjutnya berhasil meningkatkan laba bersih sebesar
69% menjadi Rp 2,9 triliun.
Pencapaian ini sejalan dengan inisiatif strategi XL dan target
bisnis yang telah dicanangkan oleh Direksi sebagai bagian
dari strategi jangka menengah yang telah diterapkan sejak
pertengahan tahun 2007.
Pencapaian XL yang luar biasa ini telah mendapatkan
pengakuan nasional maupun global. Antara lain, kami
menerima penghargaan dari Frost & Sullivan sebagai Mobile
Service Provide of the Year di antara 11 penyedia layanan
seluler bergerak dan Service Provider of the Year di antara
semua penyedia industri telekomunikasi (komunikasi data,
layanan pita lebar, dan layanan seluler bergerak). Kami juga
menerima banyak apresiasi dan masukan positif dari para
analis.
Tata Kelola Perusahaan
Sejak pendiriannya, secara konsisten XL Axiata telah
menerapkan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) dan kami menyadari sepenuhnya
bahwa perbaikan terus menerus dari pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan akan mendukung pertumbuhan kami di masa
yang akan datang.
Sepanjang tahun 2010, seluruh komite yang dibentuk di
bawah Dewan Komisaris telah membantu Dewan Komisaris
dalam mengawasi manajemen XL. Komite Audit telah
memainkan peranan penting dalam memberdayakan Internal
Audit untuk menempatkan perhatian yang lebih baik lagi
dalam menilai resiko yang berhubungan dengan XL.
2010 Performance
In the 2009 Annual Report, I noted that XLs strategy in oering
the best value through dependable quality and aordable taris
had boosted XLs revenue and business volume signicantly, as
XL changed its business model from high-price, low-volume
to low-price, high-volume beginning in 2007. 2010s results
demonstrate that XLs management chose the right strategy at
the time and executed it seamlessly, delivering an increase in XLs
revenue market share from 12% in 2007 to around 19% by the
end of 2010.
On an annual basis, our subscriber base grew by 28% to reach
40.4 million by the end of 2010, and gross revenue grew by 27%
to reach Rp 17.6 trillion, while EBITDA increased by 50% to Rp 9.3
trillion resulting in an increase in net income by 69% to Rp 2.9
trillion.
These results are in line with XLs strategic initiatives and business
targets which were put in place by the Board of Directors as part
of their medium-term strategy developed in mid-2007.
XLs outstanding performance has also received national
and global acknowledgement. To name a few, we received
recognition from Frost & Sullivan as Mobile Service
Provider of the Year among 11 mobile service providers
and Service Provider of the Year across all providers in the
telecommunication industry (Data communication, Broadband
Service and Mobile Service). We have also received countless
positive analysts remarks and feedbacks.
Corporate Governance
Since its establishment, XL Axiata has implemented Good
Corporate Governance (GCG) principles and we are fully aware
that continuous improvement of GCG practices will support our
growth in the future.
During 2010, all the committees established under the Board of
Commissioners (BoC) have assisted the BoC in supervising the
management of the Company. The Audit Committee played an
important role in empowering the Internal Audit to place greater
attention in assessing risks related to XL.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 31
Tan Sri Dato Ir. Muhammad Radzi
bin Haji Mansor
Presiden Komisaris
President Commissioner
Perubahan Dewan Komisaris dan Direksi
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Dato Yusof
Annuar bin Yaacob yang telah mengundurkan diri dari jajaran
Dewan Komisaris pada akhir Desember 2010. Pengalaman
beliau dalam bidang keuangan dan telekomunikasi secara
internasional telah memberikan kontribusi yang besar kepada
XL dan Axiata Group Berhad.
Pada tingkat jajaran direksi, saya mengucapkan terima kasih
kepada Joris de Fretes yang telah mengundurkan diri pada
bulan Maret 2010 sebagai Direktur Sumber Daya Manusia,
setelah bergabung dengan XL lebih dari 11 tahun. Kami
sangat berterima kasih atas kontribusi beliau yang sangat
berharga.
Masa Depan
Pada akhir tahun 2010, Direksi telah menyajikan prospek,
pandangan, dan tujuan XL untuk tahun 2011 ke depan.
Berdasarkan pencapaian nansial dan non nansial di tahun
2010, kami percaya bahwa Direksi, dengan didukung oleh
karyawan akan dapat mencapai tujuan bersama dalam
memperkuat posisi XL di industri telekomunikasi Indonesia
melalui strategi Balanced Growth.
Pengakuan
Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh
anggota Dewan Komisaris atas segala kontribusi saran dan
masukan selama ini. Atas nama Dewan Komisaris, saya juga
ingin mengucapkan selamat kepada Direksi dan seluruh
karyawan atas kerja keras dan pencapaian mereka yang
memuaskan di tahun 2010.
Untuk pemegang saham kami, kami menghargai seluruh
dukungan yang diberikan. Kami percaya bahwa kinerja XL
telah memenuhi harapan anda semua. Akhirnya, saya ingin
berterima kasih kepada pelanggan kami atas kepercayaan
yang terus-menerus kepada kami.
Changes in BoC and BoD
I would like to thank Dato Yusof Annuar bin Yaacob who stepped
down from the BoC at the end of December 2010. His nance,
telecommunications and international experience have been a
great value to XL and Axiata Group Berha d.
At the Board of Directors level, my thanks goes to Joris de Fretes
who stepped down in March 2010 having served as HR Director,
and having been with XL for more than 11 years. We are deeply
grateful for your valuable contributions.
Looking Forward
At the end of 2010, the Board of Directors have presented the
prospect, outlook and corporate goals for 2011 and beyond.
Based on both the nancial and non nancial achievements in
2010, we trust that the Directors, with the support of their sta,
will meet their goals to strenghten XLs position in the Indonesian
telecommunications industry through the Balanced Growth
Strategy.
Acknowledgement
I would like to express my gratitude to the rest of the Board of
Committees for their counsel and on behalf of The Board of
Commissioners, I would like to congratulate the Directors and all
sta for their hard work and excellent results during 2010.
To our shareholders, we appreciate all your support and we trust
that XLs performance has met your expectations. Lastly we would
like to thank our customers for their continued trust in us.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 32
1. Tan Sri Dato Ir. Muhammad Radzi bin Haji Mansor
Presiden Komisaris / President Commissioner
2. Dato Sri Jamaludin bin Ibrahim
Komisaris / Commissioner
3. Peter J. Chambers
Komisaris Independen / Independent Commissioner
4. Ahmad Abdulkarim Mohd julfar
Komisaris / Commissioner
5. Elisa Lumbantoruan
Komisaris Independen / Independent Commissioner
6. Dr. Ir. Giri Suseno Hardihardjono
Komisaris Independen / Independent Commissioner
Dewan Komisaris
Board of Commissioner
Hasnul Suhaimi
Presiden Direktur
President Director
Laporan dari Presiden Direktur
Report from President Director
Pada saat saya diminta untuk menjadi Presiden Direktur XL pada bulan
September 2006, XL sedang menghadapi berbagai tantangan di tengah
ketatnya persaingan industri telekomunikasi Indonesia. Karena itu kami
melakukan perubahan besar atas strategi XL untuk mampu mencapai
pertumbuhan yang seimbang dan berkesinambungan.
Pada periode tersebut, XL adalah operator terbesar ketiga dari sisi pangsa
pasar pendapatan yaitu sekitar 11% dengan brand awareness yang terbatas.
Saat itu kami mempunyai 9,5 juta pelanggan dan hanya 7.260 BTS. Secara
nansial, total pinjaman kami saat itu adalah Rp 5,3 triliun dengan DER sebesar
1,2x dan pendapatan Rp 6,5 triliun dengan EBITDA Rp 2,6 triliun. Meskipun
demikian, kami melihat kesempatan untuk menuai manfaat/keuntungan dari
pertumbuhan industri yang potensial ini dan secara strategis menempatkan
XL untuk menangkap peluang ini melalui strategi minutes factory.
When I was asked to become XLs CEO in September 2006, XL faced some
of the most demanding challenges in Indonesias increasingly competitive
telecommunication industry. We made a major change in our strategy for
achieving sustainable and balanced growth.
At that period, we were the third largest operator by revenue share with only
around 11% and limited brand awareness. We had 9.5 million subscribers and
only 7,260 BTS. Financially, our total debt was recorded at Rp 5.3 trillion with
DER of 1.2 X and revenue of Rp 6.5 trillion with EBITDA of Rp 2.6 trillion. In spite of
those conditions, we saw the opportunity to reap the industry growth potential
and strategically positioned XL to capture this growth through a minutes factory
strategy.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 36
Menyeimbangkan hasil jangka pendek dan
pertumbuhan jangka panjang
Kami mengambil empat langkah penting dalam menghadapi
situasi yang terjadi pada awal tahun 2007, yaitu: (1)
meningkatkan skala usaha kami melalui investasi kapasitas untuk
memperluas cakupan jaringan dan pada saat yang bersamaan
melakukan kontrol biaya secara efektif; (2) menawarkan tarif
yang terjangkau untuk meningkatkan pemakaian percakapan;
(3) mengembangkan saluran distribusi yang efektif sebagai
dasar pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan; (4)
menempatkan brand kami sebagai operator dengan tarif yang
terjangkau.
Sebagai hasil dari penerapan strategi ini adalah pencapaian
kami dalam bidang nansial maupun non nansial mengalami
peningkatan secara berangsur-angsur.
Selama empat tahun terakhir, kami telah berhasil meningkatkan
jumlah pelanggan hingga sebesar empat kali lipat menjadi
40,4 juta pelanggan, dan pendapatan tumbuh hampir tiga
kali lipat menjadi Rp 17,6 triliun. Sementara itu pangsa pasar
pendapatan meningkat hampir dua kali lipatnya menjadi sekitar
19%. Dibandingkan tahun 2009, pendapatan naik sebesar
27% melebihi angka pertumbuhan yang kami harapkan dan
sekaligus melampaui pertumbuhan industri. EBITDA meningkat
50% sehingga EBITDA margin menjadi 53%, dan laba bersih
meningkat sebesar 69%. Kami mengakhiri 2010 dengan cakupan
jaringan yang mampu melayanani lebih dari 90% populasi
didukung 22.191 BTS. Atas semua pencapaian tersebut , kami
mendapat pengakuan dari majalah Fortune Indonesia sebagai
perusahaan terbesar ke-8 di antara 50 perusahaan di Indonesia
yang mengalami pertumbuhan paling pesat.
Meningkatkan Dividen
Didorong oleh pencapaian tahun 2010 yang sangat
memuaskan, Direksi akan mengajukan pembayaran dividen
pada tahun 2011, yaitu sebesar 30% dari laba bersih yang
dinormalisasi pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
2011 yang akan datang. Selain itu, kami juga bermaksud
untuk meningkatkan rasio pembayaran ini di masa yang akan
datang.
Meningkatkan Tata Kelola Perusahaan
XL berkomitmen untuk bertindak secara benar. Dengan
melakukan bisnis secara jujur dan transparan, serta bertindak
sesuai dengan kerangka kerja untuk tata kelola perusahaan
yang sehat dan kebijakan clean company, kami berharap
dapat memberikan layanan terbaik bagi kepentingan semua
pemangku kepentingan dan bisnis kami.
Pada tahun 2010, langkah-langkah yang telah diambil untuk
meningkatkan tata kelola perusahaan kami adalah sebagai
berikut:
Balancing short term results
and long-term growth
We made four critical choices to deal with the situation in early
2007: (1) build scale by investing in capacity to expand network
coverage while managing cost eectively, (2) oer aordable
pricing to drive higher voice usage, (3) develop distribution
excellence to provide the foundation for long-term sustainable
growth, (4) position our brand as aordable.
Resulting from this strategy, our nancial and non-nancial
results improved gradually.
Over the last four years, we have managed to quadruple our
number of subscribers to 40.4 million and nearly triple our
revenue to Rp 17.6 trillion while nearly doubling our revenue
market share to around 19%. From 2009, revenue has increased
by 27%, above our expected growth and industry growth; EBITDA
has risen by 50% giving us an EBITDA margin of 53%, and net
income has grown by 69%. We ended the year of 2010 by covering
more than 90% of the population with 22,191 BTS. For these
achievements, we have been recognized as 8
th
amongst the top
50 fastest growing companies in Indonesia by Fortune Indonesia
magazine.
Increasing Dividends
Based on 2010s excellent results, the Board of Director proposes
a dividend to be paid in 2011 of 30% of the 2010 normalized
net income at the forthcoming Annual General Meeting of
Shareholders in 2011. Furthermore, we have the intention to
progressively increase the payout ratio in the future.
Governance Improvement
XL is committed to doing what is right. By conducting our
business honestly and transparently, acting in accordance with
our framework for sound corporate governance and our clean
company policy, we wish to best serve the interests of our many
stakeholders and our business.
In 2010, measures taken to improve our governance include:
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 37
- Memberdayakan fungsl |nternal Audlt untuk leblh
proaktif melakukan peran mereka dalam penemuan
penyimpangan untuk proses perbaikan dan pengembangan
dalam paradigma pencegahan serta mempertahankan
independensi mereka sebagai auditor internal yang
profesional.
- Menggabungkan dlvlsl Plsk Management dengan |nternal
Audit dan memastikan kerjasama yang erat dengan divisi
Corporate Strategy.
- Perbalkan kode etlk khususnya yang berkenaan dengan
hubungan dengan pihak ketiga untuk menghindari
benturan kepentingan.
- Merlntls program GCG yang terdlrl darl penllalan maupun
serangkaian lokakarya untuk Dewan Komisaris, Direksi,
Komite Audit, semua anggota komite eksekutif, dan senior
manajemen, serta pengenalan dasar bagi karyawan baru.
- Mengglatkan kemball pelaksanaan Program Clean Company
dan Whistle-blowing System yang diterapkan untuk seluruh
organisasi, termasuk untuk setiap karyawan dan para mitra
bisnis serta pemasok.
- Membentuk Komlte 8uslness Contlnulty Management
(BCM) sebuah komite di bawah Direksi untuk
meningkatkan Enterprise Risk Management (ERM).
- Memperbalkl tata kelola Teknologl |nformasl dengan
memperkuat peran dan fungsi Komite Teknologi Informasi.
Kami juga ingin menyampaikan bahwa semua komite eksekutif
di bawah Direksi telah menjalankan peranannya secara efektif
dan menghasilkan ide-ide dan arahan baru yang mampu
membantu pertumbuhan XL secara menyeluruh.
Pada tahun 2010, XL memperoleh pengakuan dari Majalah
Finance Asia sebagai salah satu dari 10 perusahaan yang
memiliki Tata Kelola Perusahaan Terbaik di Indonesia.
Perubahan Direksi
Mewakili Direksi, saya ingin menyampaikan terima kasih
kepada Joris de Fretes yang telah memutuskan untuk
meninggalkan XL pada bulan Maret 2010. Kami ingin
menyampaikan terima kasih untuk masa baktinya selama
sebelas tahun, kontribusi yang berharga, dan menjadi bagian
integral dari tim XL. Semoga kesuksesan selalu mengiringi
dalam tugas berikutnya.
Menuju Kesinambungan
Sebagai salah satu operator telekomunikasi di Indonesia,
disamping melakukan investasi bagi karyawan maupun
infrastruktur, tujuan kami yang paling mendasar adalah
memperluas ketersediaan dan keterjangkauan layanan
komunikasi dan data bagi masyarakat Indonesia.
Bisnis telekomunikasi membutuhkan perspektif jangka
panjang. Kami pun mulai melihat program Tanggung jawab
Sosial Perusahaan dalam sudut pandang jangka panjang.
Melalui program Indonesia Berprestasi, kami antara lain
- lmowet|n the lntetnol AuJ|t lunct|on to oe mote tooct|ve,
getting involved in fault-nding to process improvement and
developing a prevention paradigm while maintaining their
independency as professional internal auditors.
- Como|n|n k|sl Vonoement w|th |ntetnol ouJ|t onJ ensut|n
close collaboration with Corporate Strategy.
- kehn|n the coJe ol eth|cs esec|olly teotJ|n the
relationship with third parties to avoid conict of interest.
- ConJuct|n |lot CCC ltotoms comt|s|n ol on ossessment
and series of workshops for our BoC, BoD, BAC, all the
members of executive committees, and senior management as
well as a basic introduction to our newly-hired employees.
- kev|tol|z|n the enlotcement ol Cleon Comony ltotom onJ
Whistle-blowing System; which are enforced throughout the
organization including for each and every employee as well as
our business partners and vendors.
- lstool|sh|n the 8us|ness Cont|nu|ty Vonoement (8CV}
Committee a committee under the BoD-to enhance the
Enterprise Risk Management (ERM).
- lmtov|n l7 ovetnonce oy sttenthen|n the tole onJ
function of the IT committee.
We would also like to report that all the executive committees
established under the Board of Directors have operated eectively
and generated new ideas and new directions to help sustain the
overall growth of XL.
During the year, XL has been recognized by Finance Asia
Magazine as part of the Top 10 Best Corporate Governance
Companies in Indonesia.
Board of Director (BoD) Changes
On behalf of the Board of Directors, I would like to bid farewell
and thanks to Joris De Fretes, who decided to leave XL in March
2010. We wish to convey our highest gratitude for his eleven-year
tenure, valuable contributions, and for being an integral part of
the XL team. We wish you all the best for your new endeavors.
Toward Sustainability
As one of the telecommunication operators in Indonesia,
besides investing in our people and infrastructure, our most
fundamental goal is to extend the availability and aordability of
communication and data services to the Indonesian people.
The telecommunications business requires a long-term
perspective. We have started viewing our corporate social
responsibility (CSR) program with this long-term lens.
Through the Indonesia Berprestasi program, we continued
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 38
melanjutkan program donasi komputer, menyediakan layanan
akses internet untuk sekolah-sekolah daerah perkotaan, serta
mensosialisasikan manfaat penggunaan internet bagi para
guru.
Selain itu, kami menyadari bahwa hubungan baik kami dengan
pelanggan, dealer, distributor, dan karyawan merupakan
sumber keunggulan kompetitif yang sangat berharga.
Keinginan kami adalah memiliki hubungan jangka panjang
dengan semua pemangku kepentingan tersebut berdasarkan
kepercayaan, layanan terbaik, dan komitmen yang terus
menerus untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang
bersama kami. Penjelasan lebih lanjut mengenai usaha-usaha
berkesinambungan kami dapat dilihat pada halaman 123
sampai dengan 135 dari laporan tahunan ini.
Masa Depan
Whats next?
Whats next? adalah pertanyaan yang berulang kali telah
ditanyakan kepada saya oleh analis. Saya selalu mengacu
kepada kurva S yang akan dapat menjelaskan posisi kami
sepanjang empat tahun terakhir serta strategi pertumbuhan
kami untuk masa yang akan datang.
Karena pasar layanan percakapan dan SMS mulai jenuh,
dan kondisi persaingan semakin ketat, saat ini kami sedang
meningkatkan kompetensi dalam mendapatkan dan
memanfaatkan sumber-sumber baru untuk pertumbuhan.
Kami telah melihat bahwa layanan data adalah sebuah
peluang baru yang memiliki banyak potensi, dan kami
akan melanjutkan untuk mengkaji lebih lanjut sumber
pertumbuhan baru ini sambil terus meningkatkan pengalaman
pelanggan untuk membangun kedekatan.
Karena itu, target kami di tahun 2011 adalah sebagai berikut:
our computer donations, provided internet access to schools in
urban areas and socialized the benet of utilizing the internet
to teachers.
In addition, we realize that our relationships with customers,
dealers, distributors and employees are enormous sources
of competitive advantage. Our desire is to have long-term
relationships with those stakeholders based on trust, excellent
service and on an enduring commitment to helping them
grow and prosper with us. More detailed information of our
sustainability eorts can be seen on page 123 to 135 of this
annual report.
Going Forward
Whats next?
Whats next? is the question that I have been asked repeatedly by
analysts and investors during our roadshow in the last quarter of
2010. I continuously refer to an S Curve that will clarify both our
position over the last four years and our growth strategy for the
future.
As the voice and SMS markets are getting saturated, and the
competitive landscape is getting more challenging, we are
building our competence in embracing new sources of growth.
We have already seen that data services is a new landscape with
a lot of potential to be captured, and we will continue to explore
new sources of growth while improving our customer experience
to build intimacy.
Therefore, in 2011 our guidance is:
XL Growth Path
Nearly mature
Pertumbuhan
pendapatan
Searah atau lebih baik dari industri
In line with or better than the market
Revenue
growth
EBITDA Margin
Di atas 50%
Above 50%
EBITDA Margin
Pengeluaran kas
untuk belanja
modal
Sekitar Rp 5 triliun dimana kira-kira sepertiganya akan
dialokasikan untuk layanan data atau 3G
Around Rp 5 trillion of which approximately 1/3 will be
allocated towards data or 3G services
Cash out Capital
Expenditure
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 39
Kami juga akan secara ketat mengontrol biaya dan modal kerja
secara keseluruhan, serta juga meningkatkan keuntungan
secara konsisten sambil menghasilkan free cash ow yang
sehat sebagai sumber keuangan bagi suatu perusahaan.
Apresiasi
Komitmen kami terhadap pemegang saham sangat jelas:
untuk menciptakan nilai pemegang saham yang maksimal
dengan tetap menjaga bisnis kami secara berkesinambungan
dalam jangka panjang.
Ketika saya bergabung dengan XL pada bulan September
2006, kapitalisasi pasar saat itu hanya Rp 15,6 triliun dan sejak
saat itu saham XL telah terapresiasi hingga 141%. Kapitalisasi
pasar XL pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sekitar
Rp 45,1 triliun, dan PT XL Axiata Tbk menduduki peringkat
ke-21 dari 421 perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) berdasarkan kapitalisasi pasar. Saya ingin
menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan rasa
terima kasih saya kepada seluruh pemegang saham atas
kepercayaan mereka terhadap strategi kami dan loyalitas
yang mereka berikan sampai saat ini, yang memungkinkan
kami untuk mengembangkan XL secara efektif. Saya berharap
bahwa hubungan ini akan berlanjut pada tahun-tahun yang
akan datang sejalan dengan pertumbuhan XL.
Untuk investor dan pemegang saham kami, lebih banyak
informasi dan materi yang dapat ditemukan dalam bagian
berikutnya berjudul: Informasi bagi Pemegang Saham pada
halaman 137 sampai dengan 147 dari laporan tahunan ini.
Kinerja keuangan maupun bisnis kami merupakan hasil
pilihan-pilihan yang jelas, komitmen yang luar biasa, serta
kapabilitas yang tinggi dari setiap tingkatan perusahaan kami.
Saya tidak pernah merasakan lebih bangga daripada saat ini
baik terhadap XL maupun terhadap karyawan kami. Kami
telah meletakkan landasan yang tepat bagi kemajuan bisnis
XL, dengan masa depan yang lebih baik bagi pelanggan,
pemegang saham, mitra bisnis, karyawan, komunitas, dan juga
bangsa kami yang tercinta.
Masih ada banyak hal yang perlu dilakukan, tetapi tanpa ragu,
saat ini kami berada pada arah yang tepat. Sekali lagi, saya
berterima kasih untuk dukungan yang telah diberikan pada
perjalanan kami selama ini.
Hasnul Suhaimi
Presiden Direktur
President Director
We will also be equally rigorous about managing our costs and
capital expenditures and consistently improving our protability
while delivering strong free cash ow the nancial lifeblood of
the business.
Appreciation
Our commitment to the shareholder is straightforward and clear:
to create maximum shareholders value while maintaining our
long-term business sustainability.
When I joined XL in September 2006, XLs market capitalization
was only Rp 15.6 trillion and since then, XLs stock has appreciated
by about 141%. XL market capitalization as of 31 December 2010
was roughly Rp 45.1 trillion ranking PT XL Axiata Tbk. 21
st
among
the 421 listed companies in the Indonesia Stock Exchange (IDX)
by market capitalization. I would like to take this opportunity to
thank all our shareholders for their condence in our strategy
and the loyalty they have shown to date, which has enabled us to
grow XL eectively. I hope that our relationship will continue to
develop in the years ahead as XL grows.
For our investors and shareholders, more material information
can be found in the section labeled: Information to Shareholders,
on page 137 to 147 of this annual report.
Our business and nancial performance is the result of clear
choices, extraordinary commitment and high capabilities at every
level of XL. I have never been more proud of XL and its people
than I am today. We have designed the right foundation to make
XL a better business with a stronger future for our customers,
shareholders, business partners, employees, communities and
also our beloved nation.
There is a lot more to be done, but it is without doubt that we are
heading in the right direction. Once again, I would like to thank
you for your support in our journey.

1. Hasnul Suhaimi
Presiden Direktur / President Director
2. P. Nicanor V. Santiago III
Direktur / Director
3. Joy Wahjudi
Direktur / Director
4. Willem Lucas Timmermans
Direktur / Director
5. Dian Siswarini
Direktur / Director
Direksi
Board of Directors
Dolanan
Rizal Arnex
Balanced Performance
Pada tahun 2010, Pendapatan XL meningkat 27% menjadi Rp 17.637 miliar
dari Rp 13.880 miliar di tahun 2009 sementara EBITDA sebesar Rp 9.287 miliar,
meningkat 50% dan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 2.891 miliar. Sebagai
tambahan, jumlah pelanggan meningkat 28% menjadi 40,4 juta.
XL telah berhasil menyeimbangkan pertumbuhan dalam segala aspek dan
akan terus memposisikan diri dalam pertumbuhan yang maksimal di industri
telekomunikasi seluler Indonesia. Selain pencapaian dari segi fnansial, XL juga
mengalami pertumbuhan signifkan dalam operasional usaha.
In 2010, XLs revenue increased 27% to Rp 17,637 billion from Rp 13,880 billion in
2009 while the EBITDA is Rp 9,287 billion, up 50% YoY resulting a net proft of
Rp 2,891 billion. In addition, the number of subscribers increased 28%
to 40.4 million. XL has successfully balanced its growth in all aspects and will
continue to position itself in capitalizing further growth in the Indonesian cellular
telecommunications industry. Apart from exceptional fnancial result, XL also
underwent signifcant growth in operational business.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 44
Tinjauan
Overview
Sepanjang tahun 2010, kami berhasil menjadi perusahaan
telekomunikasi kedua yang handal di Indonesia. Pencapaian
ini mencerminkan hasil dari strategi dan bisnis yang telah kami
lakukan sejak tahun 2007.
Strategi kami telah melibatkan investasi yang signifkan untuk
memperluas skala kapasitas jaringan seluler yang sekaligus
mendorong dan me-monetize penggunaan layanan oleh
pelanggan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan
memaksimalkan keuntungan. Sejak tahun 2008, kami telah
menerapkan strategi harga untuk pelanggan prabayar dengan
mempertimbangkan permintaan layanan seluler dengan tarif
yang terjangkau di Indonesia dan mendorong penggunaan
layanan, dimana hasilnya tercermin dalam jumlah pelanggan
kami, jumlah menit dan jumlah MoU per pelanggan. Melalui
pendekatan yang terkoordinasi ini, kami telah mampu
mempertahankan layanan yang berkualitas sekaligus
mencapai peningkatan yang signifkan baik dalam jumlah
pelanggan maupun penggunaan layanan.
Throughout 2010, we successfully managed to become the second
most valuable telecommunication company in Indonesia. This
achievement refects the result of strategy and business we have
put in place since 2007.
Our strategy has involved signifcant investment to expand
the scale of our cellular network capacity while simultaneously
stimulating and monetizing increased subscriber usage to grow
our revenues and maximize our proftability. Since 2008, we
have adopted a pricing strategy for prepaid subscribers designed
to capitalize on the demand for afordable cellular services in
Indonesia and stimulate subscriber usage, as measured by our
number of subscribers, MoU and MoU per Subscriber. Through
this coordinated approach, we have been able to maintain
comparable quality of cellular services while achieving signifcant
increases in both of number of subscribers and usage.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 45
Fokus pada brand tunggal XL telah memungkinkan kami
untuk membangun posisi yang kuat dalam keterjangkauan
tarif, kualitas, kehandalan, dan cakupan jaringan. Hasilnya,
survei terkini yang dilakukan oleh Nielsen Indonesia
menunjukan XL sebagai brand terbaik kedua untuk
spontaneous brand awareness. Pada tahun 2009 kami juga
membangun persepsi fun and excitement brand melalui
kampanye kreatif dan diterapkan dalam berbagai produk
yang ditawarkan. Sebagai hasil dari brand awareness yang
kuat ini, kami terpilih sebagai operator dengan kartu SIM
paling banyak dipakai sebagai kartu utama, berdasarkan
survei yang dilakukan oleh Nielsen Indonesia pada bulan
Desember 2010. Pada tahun 2010, kami terus memberikan
layanan percakapan, SMS, dan data yang terjangkau serta
dapat diandalkan yang berhasil memaksimalkan pendapatan
dan pemanfaatan kapasitas jaringan kami. Semuanya ini
dilakukan seiring dengan kebijakan pembelanjaan modal
dan biaya operasional kami secara cermat, dengan tujuan
memaksimalkan proftabilitas dan tingkat pengembalian
ekuitas yang pada akhirnya akan memberikan hasil optimal
dengan terus melanjutkan pertumbuhan yang lebih
seimbang. Jumlah total pelanggan pun telah meningkat
menjadi sekitar 40,4 juta per 31 Desember 2010, dari 31,4 juta
dan 26,0 juta pada akhir tahun 2009 dan 2008.
Sejak tahun 2008, XL juga telah menggunakan jaringan
seluler dan infrastruktur pasif untuk mengakomodasi layanan
telekomunikasi lainnya, termasuk menyewakan tempat pada
menara-menara dan kapasitas transmisi dalam jaringan
transmisi serat optik. Sampai dengan akhir tahun 2010, kami
telah menyewakan 5.125 tempat pada menara telekomunikasi
kepada operator seluler lain.
Sebagai hasil dari semua implementasi strategi sebelumnya,
kami telah memperbaiki kinerja keuangan di tahun 2010.
Pendapatan kotor kami sebesar Rp 17.637 miliar untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2010, dibandingkan dengan Rp
13.880 miliar dan Rp 12.156 miliar untuk tahun yang berakhir
31 Desember 2009 dan 2008. EBITDA kami sebesar Rp 9.287
miliar dan EBITDA margin sebesar 53%, untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2010, dibandingkan dengan EBITDA
sebesar Rp 6.205 miliar dan EBITDA margin sebesar 45% untuk
tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan EBITDA sebesar
Rp 5.132 miliar dan EBITDA margin sebesar 42% untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2008.
Pada tahun 2010, XL berhasil menyeimbangkan
pertumbuhannya dalam semua aspek dan akan terus
memposisikan diri untuk memanfaatkan pertumbuhan lebih
lanjut yang diharapkan dari industri telekomunikasi seluler
Indonesia. Selain pencapaian fnansial, XL juga mengalami
pertumbuhan yang signifkan dalam hal bisnis dan operasional
yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.
Our focus on a single XL brand has allowed us to establish a strong
position for afordability, quality, dependability, and coverage.
As a result, a recent survey conducted by Nielsen Indonesia
recognized XL as the second best brand for spontaneous brand
awareness. In 2009 we also established a fun and exciting image
through our creative brand campaigns and product oferings.
As a result of our strong brand awareness, we were recognized
as the leading operator chosen as the main SIM card, based on
the survey conducted by Nielsen Indonesia in December 2010. In
2010, we continue to provide afordable and dependable voice,
SMS, and data services in a manner that maximizes revenue
generation and utilization of our network capacity. All while
still controlling our prudent capital expenditures and operating
expenses, with a view towards maximizing our proftability and
return on equity so as to bring excellent result by continuing a
more balanced growth. The number of total subscribers has
increased to approximately 40.4 million as of December 31, 2010,
from 31.4 million and 26.0 million as at the end of 2009 and 2008,
respectively.
Since 2008, XL has also utilized its cellular network and passive
infrastructure to accommodate other telecommunication services,
including leasing space on the towers and transmission capacity
in the fber optic transmission network. As of the end of 2010, we
leased out 5,125 spaces of telecommunications towers to other
cellular operators.
As a result of all those previous strategies implementation, we
have improved our fnancial performance in 2010. Our gross
revenue was Rp 17,637 billion for the year ended December 31,
2010, as compared to Rp 13,880 billion and Rp 12,156 billion for
the years ended December 31, 2009 and 2008, respectively. Our
EBITDA was Rp 9,287 billion and our EBITDA margin was 53%, for
the year ended December 31, 2010, compared to EBITDA of Rp
6,205,- billion and an EBITDA margin of 45% for the year ended
December 31, 2009 and EBITDA of Rp 5,132 billion and an EBITDA
margin of 42% for the year ended December 31, 2008.
In 2010, XL successfully balanced its growth in all aspects and
will continue to capitalize on further growth expected in the
Indonesian cellular telecommunications industry. Besides of the
fnancial result, XL also underwent signifcant growth in term of
business and operational term which will be discussed further
below.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 46
DATA-DATA OPERASIONAL 2008 2009 2010 SELECTED OPERATING DATA
Jumlah Pelanggan: Number of subscribers :
Kartu SIM prabayar (juta) 25,6 31,1 40,1 Prepaid sim cards (million)
Pelanggan pasca bayar (juta) 0,4 0,3 0,3 Post Subscribers (million)
Total pelanggan (juta) 26 31,4 40,4 Total subscriber base (million)
Outgoing MoU per pelanggan (menit)
(hanya panggilan keluar)
212 279 191 Outgoing MoU per Subscribers (minutes)
(outgoing only)
Total menit pemakaian (miliar menit) 54,9 87,6 81,9 Total Minutes of usage (billion minutes)
RPM (Rp) Blended 120 80 102 RPM (Rp) Blended
Total SMS (juta) 17.778 63.564 187.959 Total SMS (million)
SMS Per Pelanggan Blended 69 203 439 SMS Per Subscriber (SMS) Blended
RPS (Rp) Blended 126 43 18 RPS (Rp) Blended
Data GPRS tidak termasuk BlackBerry (Tb) 1.869 413 56 Data GPRS trafc exclude BlackBerry (Tb)
ARPU (Rp Ribuan) ARPU (Rp Thousands) :
Prabayar 35 34 32 Prepaid
Pasca bayar 152 167 192 Postpaid
Blended 37 36 34 Blended
Total BTS (2G/3G) 16.729 19.349 22.191 Total BTS (2G/3G)
Jumlah Menara yang tersewa 3.440 4.413 5.125 Tower Space Leased out
A. Tinjauan Operasional
I. TINJAUAN BISNIS
Sebagai operator telekomunikasi seluler kedua di Indonesia, XL
menyediakan layanan telekomunikasi seluler untuk pelanggan
prabayar dan pasca-bayar di jaringan telekomunikasi seluler GSM
900/1800 (2G/2,5G) dan W-CDMA 2100 (3G) dalam naungan brand
XL.
XL menyediakan layanan telekomunikasi seluler seperti: layanan
percakapan, SMS, layanan data, dan layanan nilai tambah(VAS),
termasuk juga layanan 3G melalui jaringan telekomunikasi GSM. XL
juga menyediakan layanan sirkit langganan, internet dan VoIP untuk
pelanggan korporasi, dan layanan nilai tambah(VAS) lainnya melalui
jaringan aset dan infrastruktur yang dimiliki oleh XL.
Sebagai hasil dari strategi tarif XL yang terjangkau, pendapatan
kotor dari layanan telekomunikasi seluler meningkat 22% per tahun
selama periode tiga tahun yang berakhir 31 Desember 2010.
A. Operational Review
I. BUSINESS REVIEW
As the second largest cellular telecommunications operator
in Indonesia, XL provides cellular telecommunication services
to prepaid and postpaid subscribers across the GSM 900/1800
(2G/2.5G) and W-CDMA 2100 (3G) cellular telecommunications
network under the XL brand.
XL is providing cellular telecommunication service such as:
Voice, SMS, data service and other value-added services (VAS),
including 3G services through GSM telecommunication network.
XL also provides leased line service, internet service and VoIP for
companies, and other value-added services through asset and
infrastructure network owned by XL.
As a result of the XLs afordable pricing strategy, gross revenue
from cellular telecommunication service increased 22% annually
during the three years period ended December 31, 2010.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 47
Sejak strategi tarif yang terjangkau kami perkenalkan di tahun
2007, penurunan RPM dan ARPU untuk pelanggan prabayar
sebagai dampak dari penerapan strategi tersebut telah
diimbangi dengan kenaikan pada jumlah MoU per pelanggan,
jumlah pelanggan prabayar serta MoU, yang pada akhirnya
telah mendorong peningkatan pendapatan dari layanan
telekomunikasi seluler.
Pada tahun 2010, melanjutkan strategi sebelumnya yaitu
Minutes Factory XL terus mencari perpaduan tarif dan volume
yang tepat untuk mencapai tingkat pendapatan yang optimal.
RPMkami menurun dari sekitar Rp 120 pada tahun 2008
menjadi Rp 80 pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi
Rp 102 pada tahun 2010. ARPU untuk pelanggan prabayar
menurun menjadi sekitar Rp 32.000 pada tahun 2010 dari Rp
34.000 pada tahun 2009 dan Rp 35.000 di tahun 2008. Selama
periode yang sama, MoU kami (hanya panggilan keluar) per
pelanggan telah meningkat dari 212 menit pada tahun 2008
menjadi 279 menit pada tahun 2009 dan menurun menjadi
191 menit pada tahun 2010. Jumlah pelanggan prabayar
kami meningkat dari sekitar 25,6 juta per 31 Desember 2008
menjadi sekitar 31,1 juta per 31 Desember 2009 dan 40,1 juta
per 31 Desember 2010, menunjukkan CAGR sebesar 25%
untuk periode yang sama. Strategi tarif yang terjangkau ini
juga telah meningkatkan MoU kami dari 54,9 miliar menit
pada tahun 2008 menjadi 87,6 miliar menit pada tahun 2009,
dan menjadi 81,9 miliar menit pada tahun 2010.
Sebagai hasil dari pembelanjaan modal kami yang signifkan,
per 31 Desember 2010 jumlah BTS kami sebanyak 22.191,
meningkat dari 19.349 per 31 Desember 2009 dan 16.729 per
31 Desember 2008. Kami mulai menyewakan tempat pada
menara kami kepada operator telekomunikasi lainnya di
tahun 2008. Per 31 Desember 2010, kami telah menyewakan
tempat pada menara sebanyak 5.125, dibandingkan dengan
4.413 dan 3.440 menara masing - masing per 31 Desember
2009 dan 31 Desember 2008.
Since the introduction of our afordable pricing strategy in 2007,
the decreases in RPM and ARPU for prepaid subscribers resulting
from our strategy have been ofset by corresponding increases in
our MoU per subscriber, number of prepaid subscribers and MoU,
which in turn have led to an increase in our revenue from cellular
telecommunication service.
In 2010, following previous years strategy of Minutes Factory
XL continued to fnd the right price and volume mix to reach the
optimal level of revenue. Our RPM decreased from approximately
Rp 120 in 2008 to Rp 80 in 2009 and increased again to Rp 102 in
2010. ARPU for prepaid subscribers decreased to approximately
Rp 32,000 in 2010, from Rp 34,000 in 2009 and Rp 35,000 in 2008.
During the same period, our MoU (outgoing only) per subscriber
has increased from 212 minutes in 2008, to 279 minutes in
2009 and decreased to 191 minutes in 2010. Our number of
prepaid subscribers increased from approximately 25.6 million
as of December 31, 2008 to approximately 31.1 million as of
December 31, 2009 and to 40.1 million as of December 31, 2010,
representing a CAGR of 25% for the same period. Our afordable
pricing strategy has also increased our MoU, from 54.9 billion
minutes in 2008 to 87.6 billion minutes in 2009 and to 81.9 billion
minutes in 2010.
As a result of our signifcant capital expenditures, our number
of BTS was 22,191 as of December 31, 2010, increased from
19,349 as of December 31, 2009 and 16,729 as of December 31,
2008. We commenced leasing out space on our towers to other
telecommunication operators in 2008. As of December 31, 2010,
we had 5,125 tower spaces leased out, compared to 4,413 and
3,440 tower spaces leased out as of December 31, 2009 and
December 31, 2008 respectively.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 48
II. JARINGAN DAN INFRASTRUKTUR II. NETWORK & INFRASTRUCTURE
a. Pengembangan Jaringan dan Infrastruktur
terkait dengan Tujuan Bisnis & Strategi
Sebagai pencapaian strategi yang telah kami terapkan sejak
tahun 2007, kami telah membangun posisi pasar yang kuat dan
beroperasi dengan skala besar, yang sekaligus menempatkan
kami sebagai penyedia layanan telekomunikasi terbesar ke-2
di Indonesia dalam jumlah BTS yang dimiliki. Cakupan jaringan
kami menjangkau lebih dari 90% populasi Indonesia didukung
dengan 22.191 BTS per 31 Desember 2010, yang memungkinkan
kami menawarkan layanan seluler berkualitas tinggi dan dapat
diandalkan.
Sejak tahun 2007, kami telah mentransformasi model bisnis kami
dari harga mahal dan volume rendah, menjadi harga rendah
dan volume tinggi. Pada tahun itu, kami dapat meningkatkan
cakupan jaringan yang diikuti peningkatan kapasitas secara
besar-besaran pada tahun 2008. Saat itu pula belanja modal
kami mencapai puncaknya dan kapasitas jaringan meningkat
menjadi empat kalinya dibandingkan awal tahun 2007, dengan
pengeluaran kas untuk belanja modal sebesar Rp 11,4 triliun.
Selanjutnya, pada tahun 2008, kami memulai unit bisnis menara
yang mengelola penyewaan menara kepada operator lain.
Pada tahun 2009, strategi kami adalah memperkuat penawaran
layanan bertarif terjangkau dengan menggunakan aktivitas
branding yang menekankan Value Beyond Price untuk
mendorong pertumbuhan pendapatan dan memperbaiki
Return on Invested Capital (RoIC) melalui pembelanjaan modal
kerja secara cermat. Fokus kami untuk perencanaan jaringan
adalah untuk memperbaiki kualitas jaringan melalui perbaikan
infrastruktur yang ada saat ini.
Memasuki tahun 2010, tujuan kami adalah mempertahankan
dan meningkatkan keunggulan kompetitif yang telah kami
bangun sejak tahun 2007. Dengan strategi memaksimalkan
imbal hasil dengan cara me-monetize volume dan membangun
faktor pertumbuhan, fokus pengembangan jaringan dan
infrastruktur kami adalah pembangunan infrastruktur untuk
Mobile Data Services (MDS).
Saat ini jaringan kami sudah mencakup lebih dari 90% populasi,
dan kami tidak mempunyai kebutuhan yang mendesak
untuk memperluas cakupan jaringan. Untuk menyelaraskan
pertumbuhan pada tahun 2010 ke depan, kami berencana untuk
a. Networks & Infrastructure Expansion Link to
Business Goal & Strategy
As a result of our strategy that has been executed since 2007,
we have established a strong market position and a large scale
cellular operations as 2nd largest telecommunication service
provider in terms of number of BTS in Indonesia. Having reached
over 90% population network coverage throughout Indonesia
with 22,191 BTS deployed as of 31 December 2010, our network
coverage allows us to ofer high quality and dependable cellular
services.
Since 2007, we have shifted our business model from high price,
low volume to low price, high volume. In that year, we were able
to increase our network coverage then followed by signifcant
capacity improvement in 2008 where our capital expenditure
spending reached its peak and our capacity increased by four
times compared to early 2007 with cash out capital expenditure
of Rp 11.4 trillion. In 2008 we started our Tower Business Unit
which leases out our tower space to other operators.
In 2009, our strategy was to strengthen our afordability ofering
using Value Beyond Price branding to drive revenue growth and
to improve Return on Invested Capital (RoIC) by spending capital
expenditure prudently. Our focus on network planning was to
improve our network quality through fne tuning the existing
network infrastructure.
Entering 2010, our goal was to sustain and improve our
competitive advantages that we have built since 2007. With
the strategy of maximizing our return by monetizing volumes
and building our growth drivers, our network and infrastructure
expansion goal was focused on building infrastructures for
Mobile Data Services (MDS).
As currently our network already covers over 90% of population,
we have no crucial requirement to broaden our network
coverage. To balance our growth in 2010 and beyond, we plan to
closely monitor our utilization and development with demand-
Deliver Intentional Customer Experience
Grow New Business (Data Services)
Balancing Multi-fnancial Objectives
(Growth, Proftability, ROIC, Cash fow)
Increase Operational Excellence
Enhance Competitive Advantage
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 49
memonitor penggunaan dan pengembangan jaringan melalui
perencanaan kapasitas yang disesuaikan dengan kebutuhan
untuk meminimalkan ketidakefsienan dalam rangka mencapai
tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut, untuk menyelaraskan
kapasitas dengan hasil, XL membelanjakan modal kerja sebesar
Rp 4,8 triliun pada tahun 2010. Hal ini ditentukan melalui
manajemen modal dengan mempertimbangkan tujuan XL
secara keseluruhan yang berhubungan dengan area lain,
meliputi pemasaran, keuangan, pengembangan produk, dan
lain-lain, relevan untuk model bisnis dan kondisi pasar saat
ini. Strategi investasi kami di masa yang akan datang berfokus
pada pemberian pengalaman pelanggan yang menyenangkan
dan mengembangkan bisnis layanan data (MDS) dengan
pertumbuhan yang selaras, meliputi keuntungan, RoIC, dan arus
kas melalui peningkatan yang berkelanjutan dari keunggulan
operasional kami. Dan pada saat bersamaan, kami juga terus
memperkuat keunggulan daya saing kami.
b. Infrastruktur Jaringan 2010
Infrastruktur dan jaringan XL beroperasi pada spektrum radio
frekuensi yang dialokasikan kepada XL di bawah izin yang
dikeluarkan oleh Pemerintah.
Kami mengkaji pengembangan jaringan dan infrastruktur
di tahun 2010 berdasarkan spektrum radio frekuensi,
implementasi/pengembangan, bisnis data baru (MDS/
Mobile Data Services), dan pembangunan infrastruktur yang
mendekatkan dengan pelanggan.
1. Spektrum Radio Frekuensi
Kami mengoperasikan jaringan telekomunikasi GSM
900/1800 (2G/2,5G) dan W-CDMA 2100 (3G) di bawah izin
jaringan seluler yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) yang
mengalokasikan frekuensi 2 x 7,5 MHz pada 907,5-915
MHz dan 952,5-960 MHz untuk layanan telekomunikasi
seluler 2G/2,5G; frekuensi 2 x 7,5 MHz pada 1710-1717,5
MHz dan 1805-1812,5 MHz untuk layanan telekomunikasi
seluler 2G/2,5G; dan frekuensi 2 x 10 MHz pada 1960-1970
MHz dan 2150-2160 MHz untuk layanan telekomunikasi
3G.
based capacity planning to minimize waste and inefciencies
while reaping higher return on investment.
Therefore, to balance capacity and yield, XLs capital expenditure
spending of Rp 4.8 trillion in 2010 was determined by capital
management and overall alignment between part of XL such
as marketing, fnance, product development, etc., as it is more
relevant for the current business model and market condition.
Our future strategic investment will focus on delivering
intentional customer experience and growing data service
business (MDS) by balancing growth, proftability, RoIC, and cash
fow through continuous increase of our operational excellence.
All while at the same time enhancing our competitive advantage.
b. 2010 Network Infrastructure
XLs infrastructure and network operates in radio frequency
spectrum allocated to XL under the license issued by Government.
We reviewed our network and infrastructure development in 2010
based on frequency spectrum, implementation / development,
new data business (MDS/Mobile Data Services), and customer
intimacy infrastructure establishment.
1. Frequency Spectrum
We operate our GSM 900/1800 (2G/2.5G) and W-CDMA 2100
(3G) network under cellular network licenses issued by the
Government through the Minister of Communication and
Informatics (MCIT) which allocated us frequency of 2 x 7.5
MHz at 907.5-915 MHz and 952.5-960 MHz frequency for
2G/2.5G cellular telecommunication services, frequency
of 2 x 7.5 MHz at 1710-1717.5 MHz and 1805-1812.5 MHz
for 2G/2.5G telecommunication services, and frequency of
2 x 10 MHz at 1960-1970 MHz and 2150-2160 MHz for 3G
telecommunication services.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 50
Kami berkomitmen menyediakan layanan telekomunikasi
di seluruh Indonesia dan bermaksud memperluas
cakupan kami di Indonesia Timur. Karena itu, pada bulan
Agustus 2010, kami memisahkan Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, dan Papua sebagai area North Region dengan
tim manajemen yang berpusat di Sulawesi. Karena itu,
kami melakukan beberapa kerjasama joint operations
seperti dengan penyedia satelit VSAT untuk meningkatkan
cakupan kami di Maluku. Sampai dengan 31 Desember
2010, kami telah mengoperasikan layanan di 14 kota
dengan menggunakan skema joint operations.
We are committed to provide telecommunication services
across Indonesia and intend to widen our coverage in eastern
part of Indonesia. Thus, in August 2010 we established north
region area which included Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
and Papua with a management team based in Sulawesi. For
such we enter into several joint operations e.g with VSAT-
satellite provider to improve our coverage in Maluku. As of 31
December 2010 we have deployed our service in 14 cities with
joint operation scheme.
2008 2009 2010
BTS (2G/3G) 16.729 19.349 22.191
Tabel berikut menunjukkan pertumbuhan BTS: The following table shows the growth of number of BTS:
2. Implementasi / Pengembangan
XL meletakkan dasar strategi jaringannya sebagai program
jangka panjang yang selalu disesuaikan dengan teknologi
mutakhir. Sejak tahun 2006, XL telah mengelola sistem
jaringannya menuju Next Generation Network (NGN)
berdasarkan teknologi IP melalui beberapa tahap. Pada
akhir tahun 2010, XL telah menyelesaikan transformasi
jaringan intinya, HUB, dan juga beberapa koneksi radio
aksesnya dari TDM menjadi IP.
a. Kapasitas jaringan yang tinggi dan cakupan
jaringan yang luas
Per 31 Desember 2010, kami mengoperasikan 22.191 BTS
(termasuk Node B untuk akses 3G) di seluruh Indonesia.
Umumnya kami menempatkan BTS berdasarkan model
regular grid sehingga memungkinkan kami untuk
mengalihkan trafk dari BTS yang satu ke yang lain
menggunakan radio spektrum yang tersedia tanpa
mengabaikan kualitas jaringan. Kami juga mempelajari
kemungkinan untuk mengulang penggunaan teknik
frekuensi baru untuk meningkatkan kapasitas jaringan
dan mengimplementasikan berbagai ftur jaringan radio
dalam menjaga kualitas suara.
Komponen utama pada jaringan seluler meliputi:
- Base Transceiver Stations atau BTS : peralatan elektronik
yang menghubungkan panggilan ponsel ke sistem
GSM;
- Base Station Controller atau BSC: alat untuk mengatur
sumber radio seperti BTS;
- Mobile Switching Center atau MSC: Pusat yang
mengendalikan base station controller dan mengatur
routing panggilan telepon dan SMS;
- Node 8 dengan HSPA+ pada beberapa area tertentu
menyediakan akses internet broadband kepada
pelanggan
- Home Location Registers atau HLR : register yang berisi
profl tiap pelanggan dan secara konstan meng-update
lokasi pelanggan di dalam jaringan;
- Kabel transmlsl serat optlk bawah tanah dan bawah laut.
2. Implementation/Development
XL sets its network strategy as a long term program that is
always adjusted with the latest technology. Since 2006 XL has
been cultivating its network system towards Next Generation
Network using IP based technology in several stages. By end
of 2010 XL has completed transformation of core network,
HUB, and some radio access connection from TDM to IP
enabled.
a. High network capacity and broad network coverage
As of December 31, 2010, we had 22,191 BTS (including Node
B for 3G access) installed throughout Indonesia. We generally
locate our BTS sites in a regular grid pattern that allows us to
redirect trafc from one BTS to another using our available
spectrum without sacrifcing network quality. We are also
exploring new frequency reuse techniques to increase our
network capacity and implemented various radio network
features to maintain the quality of voice.
The principal components of our network infrastructure
consist of:
- 8ose 7tonsce|vet 5tot|ons ot 875: electton|c equ|ment
that connects cellular telephone calls to the GSM system;
- 8ose 5tot|on Conttollets ot 85C: Jev|ces thot monoe
radio resources such as the BTS;
- Voo|le 5w|tch|n Centets ot V5C: huos thot conttol the
BSC and the routing of voice calls and SMS;
- NoJe 8 w|th l5PA+ |n selecteJ oteos thot tov|Je
broadband cellular internet access to our subscribers;
- lome locot|on te|stets ot llk: te|stets thot conto|n
the profle of each subscriber and constantly update the
location of each subscriber on our network; and
- lnlonJ onJ suomot|ne hoet ot|c ttonsm|ss|on cooles.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 51
Pada akhir tahun 2010, seluruh jaringan backbone di Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan telah menggunakan serat optik.
Kami juga mengoperasikan jaringan transmisi microwave
di luar Jawa yang didukung oleh jaringan VSAT untuk
menyediakan kapasitas dan cakupan jaringan di daerah-
daerah terpencil di Indonesia.
Sejak tahun 2006, XL telah membangun jaringan
teknologi MPLS menggunakan platform IP untuk
menyelenggarakan layanan. Jaringan MPLS kami telah
meningkat secara signifkan dalam beberapa tahun
untuk mendukung pertumbuhan trafk. Pada tahun
2010, seluruh jaringan telah dihubungkan oleh MPLS (IP
Platform). Migrasi TDM menjadi IP untuk akses jaringan
microwave juga telah dilakukan sejak tahun 2009. Pada
tahun 2010, transmisi akses jaringan dikombinasikan
antara microwave dengan serat optik.
- Switching
Inisiatif lain untuk meningkatkan kapasitas untuk layanan
percakapan, SMS, dan data serta untuk membagi beban
puncak per masing-masing MSC (Mobile Switching
Center) dan SGSN (Serving GPRS Support Node), yaitu
dengan menggabungkan beberapa MSC dan SGSN dan
mengontrol mereka secara efsien. Sampai saat ini kami
telah memiliki delapan MSC pool di Jabodetabek, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumbawa,
Sumatera bagian Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi.
Saat ini, XL juga menggunakan teknologi switching paling
mutakhir yaitu NGN (New Generation Network), yang
menggabungkan antara MGW (Media Gateway) dengan
MSC-S (MSC-Serve). Teknologi ini menggantikan teknologi
lama yang menggunakan teknologi berbasis TDM dengan
teknologi baru yang menggunakan IP.
NGN memungkinkan XL untuk menjaga kualitas jaringan
menjadi lebih baik dan meningkatkan keandalan
layanan seluler maupun layanan internet yang kompleks.
2008 2009 2010
Transmisi serat optik (km) 11.668 12.684 13.000 Fiber optic transmission (km)
- Transmission
To accommodate the increasing trafc of the network and
to prevent overload of the network capacity which will lead
to congestion, we need to enhance the network capacity,
implement new technology in IP, and modernize the
transmission.
Signal transmission through fber optic cable can deliver
higher bandwidth compared to microwave technology. Fiber
optic transmission cables are connecting BSC/RNC and MGW,
MSC and other concentrator network assets.
The following table shows the growth of fber optic
tansmisson:
By end of 2010, all of our backbones in Java, Sumatera,
and Kalimantan have used fber optic. We also operate a
microwave transmission network outside Java backed by
VSAT links to provide network capacity and coverage in
certain remote areas of Indonesia.
Since 2006 XL has built MPLS technology IP platform to
carry services. Year by year our MPLS network has been
increased signifcantly to support trafc growth. In Year 2010,
all care networks have been connected by MPLS (IP Platform).
TDM to IP migration in microwave access network has also
been started since 2009. In 2010, transmission access network
is combined between microwave and fber optic.
- Switching
Another initiative to improve the capacity for voice, SMS and
data services and to balance the peak load per individual
MSC (Mobile Switching Center) and SGSN (Serving GPRS
Support Node) was to pool MSCs and SGSNs together and
manage them more efciently. Until now, we have eight MSC
pool in Jabodetabek, West Java, Central Java, East Java, Bali,
Lombok, Sumbawa, Southern Sumatera, Kalimantan and
Sulawesi.
Currently, XL uses the latest switching technology that is
NGN (New Generation Network), which is a mix between
MGW (Media Gateway) and MSC-S (MSC-Serve). This new
technology has replaced old TDM-based technology with
new IP-based technology on its network.
NGN allows XL to maintain higher network quality and
reliability on both cellular and complex Internet services.
It also allows fexible network access and provides XL with
higher competitive advantage relative to our competitors.
- Transmisi
Untuk menampung peningkatan trafk jaringan
dan untuk mencegah beban operasional kapasitas
jaringan yang terlalu berat yang bisa mengakibatkan
congestion, kami perlu meningkatkan kapasitas jaringan,
mengimplementasikan teknologi baru menggunakan IP,
dan memodernisasi transmisi.
Sinyal transmisi yang dikirimkan melalui kabel serat
optik dapat mengantarkan bandwidth yang lebih tinggi
dibandingkan dengan teknologi microwave. Transmisi
kabel serat optik menghubungkan BSC/RNC dan MGW,
MSC serta pemusatan akses jaringan lainnya.
Tabel berikut menunjukkan pertumbuhan transmisi serat
optik:
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 52
Hal ini juga memberikan feksibilitas akses jaringan
dan memberikan keuntungan yang lebih kompetitif.
Pada akhirnya, XL mengadopsi teknologi NGN untuk
mendukung mobilitas pelanggan dengan kualitas layanan
yang konsisten dan stabil di manapun mereka berada.
Keunggulan utama dari teknologi ini adalah ftur-fturnya
untuk 2G dan 3G dengan kapasitas lebih besar sampai
empat kali lipat, menghasilkan sisa produksi yang lebih
sedikit, serta mengurangi konsumsi energi.
Agar dapat mengantisipasi pertumbuhan yang pesat dari
layanan broadband serta dalam rangka menyelaraskan
dengan teknologi mutakhir, XL telah menyiapkan platform
IPv6 untuk proses migrasi dari IPv4 menjadi IPv6. IP yang
baru ini juga akan mendukung implementasi teknologi
LTE. Lebih lanjut, IPv6 akan memungkinkan XL untuk
mempunyai konfgurasi dan integrasi yang lebih cepat
ke internet gateways. Sejalan dengan perkembangan
teknologi di dunia, XL telah menandatangani perjanjian
kerjasama dengan Ericsson untuk melakukan uji coba LTE
(Long Term Evolution).
b. Efsiensi Biaya
Beberapa inisiatif telah diterapkan sehubungan
dengan efsiensi biaya jaringan.
- Kaml sedang menerapkan teknologl 8TS baru
yang disebut Single RAN yang menggabungkan
beberapa sistem yang berbeda dalam satu
peralatan jaringan. Dengan menerapkan layanan
konvergensi ini (teknologi 2G/3G), kami dapat
mengurangi BTS footprint serta mengurangi biaya
Ultimately, XL adopts NGN technology to support subscribers
mobility in the form of consistent and stable service quality
regardless of the subscribers location.
The main advantage of this technology is its powerful
features for 2G and 3G, up to four times larger capacity, fewer
residue production, as well as less energy consumption.
In order to anticipate rapid growth of broadband services as
well as to adapt with latest technology, XL has prepared IPv6
platform to address migration from IPv4 to IPv6. This new IP
address will also support LTE technology implementation.
Furthermore, IPv6 will enable XL to have faster confguration
and integration to internet gateways. Following the
technology development in the world, XL has signed a
cooperation agreement with Ericsson for a trial test of LTE
(Long Term Evolution).
b. Cost Efciency
Several initiatives have been implemented with regards
to network cost efciency.
- we ote Jeloy|n new 875 technoloy colleJ
Single RAN which combines different systems
in a single equipment. By implementing this
convergence service (2G/3G technology), we can
reduce BTS footprint as well as reduce operational
cost. Around 5% of total BTS are already enabled
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 53
operasional. Sekitar 5% dari jumlah BTS telah
disiapkan untuk teknologi Single RAN ini dan
akan terus bertambah di masa yang akan datang.
- Kaml [uga maslh terus beker[asama dengan
penyedia listrik dalam rangka menyediakan
daya listrik untuk jaringan radio di daerah
pedalaman sehingga kami dapat secara signifikan
menurunkan biaya jaringan.
- Se[ak tahun lalu, kaml telah menggunakan
teknologi Green BTS di sejumlah daerah
di Sumatera dan Kalimantan. Setelah
mengimplementasikan teknologi ini, kami dapat
mengurangi biaya listrik sebesar 40-50%.
- Kaml telah menglkat per[an[lan ker[asama
infrastruktur dengan operator telekomunikasi
lainnya untuk penggunaan menara bersama
demi mencapai efisiensi biaya lebih besar saat
memperluas lingkup dan kapasitas jaringan. Kami
juga mengkaji berbagai kemungkinan kerjasama
infrastruktur melalui Active Sharing misalnya
berbagi cakupan layanan 3G di dalam gedung.
- Tahun lalu kaml menandatanganl per[an[lan
kerjasama dengan perusahaan infrastruktur
telekomunikasi di wilayah Jabodetabek untuk
koneksi backhaul. Kami juga telah bertukar
penggunaan serat optik di beberapa daerah
tertentu di Sumatera dan Jawa. Inisiatif ini
memungkinkan kami untuk menyesuaikan
pengeluaran dengan beban jaringan yang ada.
- Kaml [uga telah menerapkan teknologl VSAT over IP
untuk memodernisasi teknologi TDM yang ada dimana
penggunaan kapasitas jaringan akan disesuaikan
secara proporsional dengan peningkatan trafk untuk
menghasilkan pemakaian bandwidth yang optimal.
- Kaml telah memulal program modernlsasl
jaringan sejak tahun 2010 sebagai bagian dari
strategi jaringan kami dalam jangka panjang atas
jaringan berbasis IP. Peralatan radio yang baru
akan memungkinkan kami untuk mengurangi
beban utilitas.
Dengan kemajuan ini, XL dapat memberikan kualitas
terbaik bagi pelanggan. Pada akhir tahun 2010,
Successful Call Rate kami sebesar 97% sedangkan Call
Completion Rate sebesar 98,4%, dan Blocking Rate di
bawah 0,8%.
for this Single RAN technology and the number is
expected to continue growing in the future.
- we olso cont|nue wotl|n w|th owet tov|Jet |n
order to provide power supply for our radio network
in rural areas so that we can signifcantly lower our
network cost.
- 5|nce lost yeot, we olteoJy |nstolleJ teen 875
technology in several areas within Sumatera and
Kalimantan. After implementing this technology, we
were able to reduce our electricity cost by 40-50%.
- we hove enteteJ |nto |nltosttuctute shot|n
agreements with other telecommunications
operators for tower sharing to achieve higher cost-
efciency when expanding the scope and capacity of
our network. We are also exploring more opportunity
on infrastructure sharing through Active Sharing
such as 3G coverage sharing, in building coverage
sharing.
- lost yeot we enteteJ |nto o ottnetsh| oteement
with a telecommunication infrastructure company
in Greater Jakarta area for our backhaul connection.
We also have swapped fber usage in selected areas
of Sumatera and Java. These initiatives allow us to
align our spending with our network load.
- we olso hove |mlementeJ v5A7 ovet lP to
modernize legacy TDM whereby network utilization
will be proportionate to the trafc generation to yield
us with optimum bandwidth usage.
- we hove emootleJ netwotl moJetn|zot|on totom
since 2010 as a part of our long-term network
strategy towards IP based network. The new radio
equipment will enable us to reduce utilities expense.
With these advancements, XL can provide the best quality
for its customers. At the end of 2010, our Successful Call
Rate is 97% while the Call Completion Rate is 98.4%, and
Blocking Rate below 0.8%.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 54
Atas permintaan yang tinggi dalam penggunaan data,
didorong oleh popularitas jaringan sosial serta semakin
terjangkaunya harga ponsel berteknologi 2,5G dan 3G di
pasar, kami perlu meningkatkan kapasitas untuk melayani
trafk tambahan dari lini bisnis ini. Sejak tahun 2010
kami telah menggunakan 30% dari belanja modal kami
untuk membangun fondasi MDS, dengan menyediakan
infrastruktur jaringan yang diperlukan, dalam rangka
memberikan pengalaman pelayanan prima kepada
pelanggan. Pada tahun 2011 kami akan menghabiskan
sepertiga dari belanja modal untuk bisnis data.
Kami telah membangun tambahan jaringan 3G sehingga
jumlah BTS 3G menjadi 2.709 pada akhir tahun 2010.
Frekuensi 3G sebesar 2 x 10 MHz dalam satu blok
memungkinkan kami untuk mengoptimalkan kapasitas
bandwidth dan memberikan kecepatan lebih kepada
pelanggan kami. Saat ini kami menawarkan koneksi 3G
dengan kecepatan hingga 14,4 Mbps.
Pada bulan April 2010, kami telah menandatangani
perjanjian kemitraan dengan Motricity. Motricity adalah
penyedia solusi konten mobile yang terintegrasi untuk
ponsel. Tahap ke-1 telah diluncurkan pada tanggal 3
November 2010 dengan tujuan untuk meningkatkan
penggunaan layanan data. Pada tahap ini pelanggan kami
dapat memeriksa saldo pulsa mereka serta personalisasi
home page dengan jaringan sosial dan email yang dimiliki.
Hal ini akan memungkinkan pelanggan untuk mengakses
akun tersebut melalui portal terpadu kami: XLgo!
Dalam rangka meningkatkan pengalaman pemakaian
pelanggan data, kami telah menerapkan Mobile Internet
Proxy (MIP) sejak tahun 2010. Inisiatif ini memungkinkan
kami untuk bekerja sama dengan mitra Mobile Internet dan
Broadband Mobile yang sudah terbukti kemampuannya,
yang diikuti dengan manajemen trafk data yang lebih
baik, browsing internet yang lancar melalui ponsel,
kemampuan ftur iklan mobile, dll.
As a result of high demand in data usage driven by social
networking popularity as well as increase of afordable
2.5G, and 3G technology handsets in the market, we need
to increase capacity to cater the additional trafc from
this business. Since 2010 we have spent 30% of our capital
expenditure to build the foundation of MDS, by providing
the required infrastructure network in order to deliver
excellent service experience to our customers. In 2011 we
will continue to spend one third of our capital expenditure
for data business.
We have deployed the additional 3G carrier and brought
the total number of 3G BTS to 2,709 by end of 2010. The
3G frequency of 2 x 10 MHz in a single block allows us to
optimize bandwidth capacity and deliver faster speed to our
customers. Currently we ofer 3G connection with speed up to
14.4 Mbps.
In April 2010, we have entered into a partnership agreement
with Motricity. Motricity is a provider integrated mobile
content solution for mobile devices. The frst stage has been
launched on November 3
rd
2010 year with an objective to
increase data adoption. In this phase our subscribers can
check their credit balance as well as personalize the home
page with their social networking and email accounts. This
will enable them to access those accounts through our
integrated portal, XLgo!
In order to enhance our data subscribers experience, we have
been implementing Mobile Internet Proxy (MIP) since 2010.
This initiative allowed us to work together with a proven
Mobile Internet and Mobile Broadband partners which led
to better data trafc management, accelerated internet
browsing through the handset, mobile advertising feature
ability, etc.
3. Bisnis Baru (Mobile Data Service / MDS)
Layanan data telah menunjukkan tren kenaikan
sejak triwulan kedua tahun 2009. Grafk di bawah ini
menunjukkan bahwa kontribusi layanan data terhadap
ARPU telah meningkat dari 11% pada tahun 2009 menjadi
16% pada tahun 2010.
3. New Business (Mobile Data Service / MDS)
The take up of data service has shown upward trend since
the second quarter of 2009. The chart below shows that data
service contribution to ARPU has increased from 11% in 2009
to 16% in 2010.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
1Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 4Q09 1Q10 2Q10 3Q10 4Q10
% ARPU
Voice SMS Data and VAS
% of ARPU
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 55
Pada bulan Desember 2010, XL dan PT. Ericsson Indonesia
melakukan uji coba LTE melalui siaran langsung televisi
dan pertunjukan musik live yang pertama kali di Indonesia
dan disiarkan melalui salah satu saluran televisi lokal.
Percobaan ini menandai kemajuan pada penerapan
teknologi LTE di Indonesia untuk memulai teknologi
telekomunikasi 4G.
4. Meningkatkan Efsiensi Keandalan Sumber Daya
melalui Disaster Recovery Centre
Kami telah membentuk program pemulihan bencana
yang meliputi gangguan bisnis baik yang bersifat teknis
maupun operasional. Kami telah membangun keragaman
dan ketahanan terhadap jaringan di daerah tertentu
melalui desentralisasi dan duplikasi komponen penting
untuk memberikan keragaman pada empat bangunan
jaringan yang berada di Bintaro (Jakarta), Cibitung
(Jakarta), Bandung, dan Surabaya.
Setiap hari kami melakukan duplikasi semua data penting.
Kami telah menyiapkan redundansi jaringan untuk
membantu memastikan bahwa dalam hal kegagalan
perangkat jaringan, masih ada sistem cadangan yang
sehingga jaringan dapat terus berfungsi. Trafk dapat
dialihkan ke MSC lain melalui backbone transmisi jaringan
kami apabila terjadi kegagalan pada salah satu MSC.
Kami telah menyiapkan persediaan listrik cadangan yang
mampu menghasilkan listrik yang cukup untuk sistem
komputer kami beroperasi di kantor pusat selama empat
sampai delapan jam. Sebagian besar BTS kami juga
dilengkapi dengan generator pembangkit daya listrik.
Di sisi lain, DRC kami tidak hanya digunakan untuk
cadangan tetapi juga memiliki fungsi sebagai agregasi
untuk berbagi beban kapasitas trafk serta peringanan
risiko.
5. Pendirian Infrastruktur Customer Intimacy
Peningkatan CRM (Customer Relationship Management)
CRM kami mengintegrasikan semua aplikasi pelanggan
untuk menyajikan satu pandangan pelanggan bagi
keperluan CSR (Customer Service Relation) serta sebagai
solusi tunggal untuk keperluan layanan dan pendukung,
penjualan dan pemesanan, serta pemasaran dan analisis.
Platform CRM mendukung CSR kami untuk memiliki
pemahaman yang baik mengenai profl pelanggan. Hal ini
terintegrasi dengan sistem penagihan utama kami yang
memungkinkan untuk melihat rincian data pelanggan
kami, seperti saldo, jenis paket yang digunakan, serta
perilaku penggunaan mereka. Selain itu, CRM juga dapat
mendukung call center kami untuk mengubah paket
sesuai permintaan pelanggan.
CRMplatform juga digunakan sebagai sarana penanganan
keluhan pelanggan dalam sekali telepon (One Call
In December 2010, XL and PT. Ericsson Indonesia conducted
an LTE trial through the frst live report and live streaming
music show in Indonesia broadcasted through one of the
local television channels. This trial marked an advance in
LTE technology implementation in Indonesia to start the 4G
telecommunication technology.
4. Increase Reliability of Resource Efciency through
Disaster Recovery Centre
We have established a disaster recovery plan which covers
both technical and operation-related business interruption.
We have built diversity and resiliency into certain areas of our
network through decentralization and duplication of critical
components to provide diversity at four network buildings
located in Bintaro (Jakarta), Cibitung (Jakarta), Bandung,
and Surabaya.
We back up all critical data on a daily basis. We have set up
network redundancy to help ensure that, in the event of the
failure of a network device, there are backup systems in place
to keep the network running. Trafc can be rerouted through
our network transmission backbone to other MSC in the
event of a failure at one MSC. We have set up backup power
supplies which we believe are able to produce sufcient
electricity for our computer systems at our head ofce for
between four to eight hours. Most of our BTS are equipped
with power generator sets.
On the other hand, our DRC is not only used for backup but
also has a function as capacity aggregation for trafc load
sharing as well as risk mitigation.
5. Customer Intimacy Infrastructure Establishment
Enhanced CRM (Customer Relationship Management)
Our CRM integrates all customer-facing applications
to deliver a single unifed view of the customer for CSR
(Customer Service Relation) as well as a single solution for
service and support, sales and ordering, as well as marketing
and analysis.
CRM platform supports our CSR to have a good
understanding of our customers profle. It is integrated with
our core billing system which enables us to see the details of
our customers, such as the credit balance, type of packages
used, as well as their usage behavior. On top of that, CRM
can also support our call center to change the package as
requested by the customers.
CRM platform is also used as customers complaint handling
for One Call resolution. Whenever a complaint cannot be
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 56
Resolution). Setiap kali pengaduan tidak dapat diselesaikan
oleh CSR dan memerlukan solusi dari departemen lain,
maka tiket gangguan dapat dibuat dalam CRM dan
akan diteruskan ke departemen terkait untuk segera
ditindaklanjuti pemecahan masalahnya dengan cepat.
Semua data yang masuk di CRM dapat diekstrak dan
diringkas sedemikian rupa menjadi materi yang padat
informasi, seperti segmentasi pelanggan, keluhan
pelanggan, dan track usage. Dari data-data ini, kami dapat
menganalisa dan menawarkan paket layanan yang lebih
baik, sesuai dengan kebutuhan pelanggan, serta mampu
menangani keluhan pelanggan tepat waktu.
6. Teknologi Informasi dan Sistem Penagihan
Service Oriented Architecture (SOA)
Untuk memperkuat sistem teknologi informasi
dalam mengantisipasi proses yang lebih kompleks
dan pertumbuhan data yang cepat dalam bisnis XL
yang sangat dinamis, XL telah mulai mengadopsi
pengembangan aplikasi dan sistem yang terintegrasi
berdasarkan kerangka kerja SOA. SOA memungkinkan
pengembangan sistem secara lebih efsien berdasarkan
pendekatan layanan yang dapat digunakan kembali,
memperbaiki proses pengelolaan, otomatisasi proses
bisnis, dan juga pengumpulan dan perincian kegiatan
bisnis. Platform SOA awalnya telah berhasil dikembangkan
untuk menggabungkan sejumlah aplikasi yang berkaitan
dengan proses penagihan serta Sistem Pemasaran, dan
akan secara sistematis diadopsi ke dalam penyempurnaan
sistem TI lebih lanjut.
Data Warehouse (DWH)
XL telah meningkatkan kemampuan dan kapasitas sistem
data warehouse (DWH) dan perangkat Business Intelligent
(BI), memungkinkan perangkat data analisis pelanggan
menjadi lebih cepat, beraneka ragam dan lebih berbobot.
Hal ini memungkinkan XL untuk lebih memahami apa yang
dibutuhkan, diinginkan pelanggan, dan pada akhirnya
menghasilkan kampanye dan promosi pemasaran yang
lebih tepat sasaran. Penawaran yang ditargetkan dan
tersegmentasi juga berkontribusi dalam mengurangi
churn serta menghasilkan pendapatan lebih baik.
Sistem penagihan XL dibaharui secara berkala sehingga
memungkinkan kami untuk menggabungkan sistem
penagihan, sistem manajemen pelanggan, dan sistem
manajemen dealer pada satu platform yang terintegrasi. Hal
ini memberikan kami kemampuan untuk memiliki Sistem
Penagihan Prabayar dan Pasca Bayar terpadu dan solusi
penagihan real-time di setiap lini bisnis (seperti layanan
percakapan, Video Call, MMS, SMS, Data) dan juga feksibilitas
lebih besar dalam penyusunan dan penawaran layanan yang
dapat diakses melalui platform akses tunggal, yaitu *123#.
Kami terus menerus meningkatkan sistem penagihan
TI kami, dan saat ini kami memiliki platformterpadu dari
sistem penagihan, sistem manajemen pelanggan, dan
sistem manajemen dealer. Manfaat ini memberikan kami
kemampuan untuk memiliki solusi penagihan real-time di
solved by the CSR on the spot, and require a solution to
be provided by other departments, a trouble ticket can be
created in the CRM, and it will be escalated to the related
department for a speedy problem solving action.
All data logged in the CRM can be extracted and summarized
into valuable readings, such as customer segmentation,
customer complaints, and track usage. From these readings,
we can then analyze and ofer a better package that meets
the customers needs, as well as to respond to customers
complaints in a timely manner.
6. Robust IT and Billing System
Service Oriented Architecture (SOA)
To strengthen the IT information systems in anticipating
more complex processes and rapid growth of data in
XLs highly dynamic business, XL has started to adopt
application development and systems integration based
on SOA framework. SOA enables more efficient system
developments based on reusable services approach,
improved process governance, business process
automation, and also business events collection and
elaboration. The SOA platform has been successfully
deployed initially for consolidating numbers of billing
related applications as well as Marketing Systems, and will
be systematically adopted into the journey to IT systems
maturity.
Data Warehouse (DWH)
XL has enhanced the capability and capacity of data
warehouse (DWH) systems and Business Intelligent (BI)
tools, enabling faster, rich and more intelligent customer
data analytics tools. This allows XL to better understand
what customers need, want, and thus produce more
accurate marketing campaigns and promos. The targeted
and segmented ofers also contribute in reducing churns
as well as generating more revenues. XLs billing system
undergoes frequent upgrades and allows us to integrate our
convergent billing, customer management system and dealer
management system capabilities on one integrated platform.
It provides us with the ability to have integrated Prepaid and
Postpaid Billing and real-time billing solution across any line
of business (such as Voice, Video Call, MMS, SMS, Data) and
also greater fexibility in structuring and ofering services that
can be accessed through single access platform, i.e *123#.
We continually enhance our IT billing system, and we now
have an integrated platform of convergent billing, customer
management system, and dealer management system.
This beneft provides us with the ability to have real-time
billing solution across our business and the fexibility in tarif
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 57
seluruh bisnis kami dan feksibilitas dalam restrukturisasi
tarif dan penawaran layanan melalui platform akses tunggal,
yaitu *123#. Portal ini sekaligus meningkatkan kemudahan
penggunaan bagi pelanggan kami dalam mengubah paket
mereka.
Pada tahun 2010 kami menandatangani perjanjian
kemitraan dengan vendor sistem penagihan dan penyedia
server kami. Skema kemitraan ini telah mengurangi
total biaya keseluruhan, dan pada saat yang sama telah
meningkatkan kualitas pelayanan dari para vendor ini.
III. SALURAN DISTRIBUSI
Sebagai salah satu pilar penting dalam mendukung pertumbuhan
XL, kami merancang saluran distribusi yang efektif untuk
memastikan produk tersebut dapat tetap terjangkau (dari segi
harga), dipasarkan pada tempat yang tepat dan dalam jumlah
persediaan yang memadai. Tantangan untuk hal ini adalah
bagaimana menciptakan suatu sistem yang menguntungkan
kedua belah pihak baik para mitra yang mendistribusikan produk
kami mapun pelanggan sebagai end users.
Dalam rangka mendukung strategi Minutes Factory, maka sejak
tahun 2007 XL telah menciptakan sistem baru yaitu Hybrid
Distribution System, yang merupakan perpaduan antara sistem
langsung dan tidak langsung (manajemen dealer). Sistem ini
mengikuti sistem pendistribusian barang fast moving consumer
goods (FMCG) yang dapat menjangkau pelanggan dan
mengawasi jalur distribusi secara lebih baik serta memastikan
ketersediaan produk dan layanan yang lebih baik. Kami terus
menerus mengembangkan sistem dan infrastruktur hybrid
distribution sepanjang tahun 2008 dan kemudian pada tahun
2009 kami menerapkan sistem Best-in-class Distribution.
Sampai dengan 31 Desember 2010, sistem distribusi tidak
langsung kami telah melibatkan 115 dealer tradisional yang
bertanggung-jawab atas 191 area clusters dan mengelola lebih
dari 299.000 pengecer lepas di seluruh Indonesia. Selain itu, XL
juga memiliki 21 dealer non tradisional yang membawahi lebih
dari 26.000 pengecer serta 122 dealer Mobile Data Service yang
mengelola lebih dari 11.000 pengecer.
restructuring and service ofering to a single access platform,
i.e. *123#. This portal increases ease of use for our subscribers
in changing ofers.
In 2010 we entered into a partnership agreement with
our billing system vendor and our server provider. This
partnership scheme has reduced overall total cost ownership,
and at the same time has improved the service level from
these vendors.
III. DISTRIBUTION CHANNEL
As one of important pillars in supporting our growth, XL
distribution channels are designed to provide efective
distribution of our products to keep them afordable at the right
place at the right quantity. The challenge in this area is creating
a system that benefts both our partners who distribute our
products and the customers as the end users.
To support the Minute Factory strategy, since 2007 XL has
developed a new system called Hybrid Distribution System, a
combination of direct and indirect system (dealer management).
This system takes advantage of the distribution system for fast
moving consumer goods (FMCG) which can reach customers
and oversee the distribution channels as well as ensure a better
visibility of products and services. We keep improving our hybrid
distribution infrastructure and system throughout 2008 and then
in 2009 we implement Best-in-class Distribution system.
Our indirect distribution system comprised of 115 traditional
dealers with responsibility for 191 area clusters managing
over 299,000 independent retail outlets across Indonesia as
of December 31, 2010. In addition to that, XL also has 21 non
traditional dealers managing over 26,000 retail outlets and 122
Mobile Data Service (dealer) managing over 11,000 retail outlets.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 58
Kami melakukan pendekatan multi-channel untuk mengelola
pemasaran tidak langsung dan jaringan distribusi di seluruh
Indonesia. Setiap dealer bertanggung jawab sepenuhnya
untuk mengelola para pengecer dalam suatu area cluster
yang telah ditentukan. Sebagai tambahan, kami hanya
menyediakan kartu perdana berikut isi ulangnya, serta hanya
membayar komisi penjualan melalui dealer dari setiap area
cluster.
Unit Channel Strategy and Management kami melakukan
pengawasan harian secara seksama terhadap pendapatan
dealer kami maupun jumlah hari perputaran persediaan
produk XL, menetapkan key performance indicator (KPI)
bagi para dealer, dan secara periodik meminta para dealer
tersebut untuk meningkatkan pengembangan outlet
ataupun penetrasi retail outlet di wilayah mereka sesuai
yang dibutuhkan untuk mengatasi rendahnya penggunaan
kapasitas BTS di area mereka. Unit Channel Strategy
and Management kami secara terpisah juga melakukan
pengawasan langsung terhadap para pengecer di seluruh
Indonesia untuk memastikan bahwa produk XL mendapat
dukungan selayaknya.
Struktur cluster kami memungkinkan untuk menjaga
proftabilitas para dealer dengan menyediakan produk yang
optimal ke pasar, dan pada saat bersamaan memungkinkan
kami untuk mengendalikan kualitas akuisisi pelanggan,
mengurangi total jumlah komisi penjualan sebagai persentase
pendapatan kotor, sehingga dengan demikian meningkatkan
proftabilitas kami. Dalam hal ini, struktur jaringan distribusi
kami sejalan dengan kepentingan dealer dan XL.
XL juga mendistribusikan produk secara langsung kepada
para pelanggan melalui XL Center kami di mana para
pelanggan dapat memperoleh informasi mengenai produk
dan layanan kami. Sampai dengan bulan Desember 2010,
kami mengoperasikan 113 XL Center yang semuanya milik
XL. Jumlah ini menurun dari total 162 Center (89 Center
milik XL dan 73 Center Outlet) pada akhir Desember 2009.
Pengurangan jumlah XL Center ini bertujuan untuk berfokus
kepada peningkatan kualitas pengalaman pelanggan yang
lebih baik melalui pengelolaan pusat-pusat pelayanan
pelanggan milik kami sendiri dan tidak melalui franchise
lagi. Kami menyadari bahwa XL Center sangat penting untuk
melayani para pelanggan dan dengan mengelolanya sendiri
kami akan dapat memantau kinerja layanan pelanggan secara
lebih efektif.
Banyak pengecer lepas yang juga menjual paket perdana XL
berikut isi ulangnya. Para pelanggan prabayar kami dapat
pula melakukan isi ulang secara elektronik di dealer-dealer
kami, XL Center, melalui ATM ataupun phone banking pada
berbagai bank besar, dan juga pada beberapa hypermarket
tertentu. Sampai dengan 31 Desember 2010, sekitar 94,7% isi
ulang dilakukan secara elektronik dan kami harapkan jumlah
tesebut dapat meningkat di waktu yang akan datang.
Kami menggunakan metode penjualan langsung untuk para
pelanggan korporasi dan menawarkan mereka beragam
layanan termasuk sirkit langganan, VoIP, ISP, dan layanan
korporasi lainnya.
We utilize a multi-channel approach to manage our indirect
marketing and distribution network throughout Indonesia.
Each dealer is assigned sole responsibility for managing retail
outlets within a designated area cluster. In addition, we
only provide starter packs and reloads, and only pay sales
commissions, to a single dealer in respect of each area cluster.
Our Channel Strategy and Management Unit closely monitors
our dealers revenue generation and number of inventory days
of XL products on a daily basis, develops key performance
indicators (KPI) for dealers, and periodically requires our dealers
to increase retail outlet advocacy or retail outlet penetration in
their area clusters as necessary to address low BTS utilization.
XLs Channel Strategy and Management unit also separately
performs direct monitoring of retail outlets across Indonesia to
ensure an acceptable level of advocacy of XL products.
Our cluster structure allows us to maintain proftability of
our dealers by delivering an optimal supply of our products
to market, while allowing us to control the quality of our
subscriber acquisitions, reduce our aggregate sales commissions
as a percentage of gross revenue and thereby increase our
proftability. In this regard, our structure of distribution network
aligns our dealers interests with our own.
XL also distributes products directly to end-users through our own
XL Centers where the subscribers may also obtain information
on our products and services. As of December 2010, we operate
113 XL Centers that are all XL-owned. This number decreased
from total 162 Centers (89 owned Centers and 73 Center outlets)
in December 2009, as XL aim to focus on higher customer
experience quality through managing the centers solely ourselves
and not through franchises. We realize XL Centers are critical to
our customer service functions and by managing the Centers
ourselves we are able to monitor customer service performance
more efectively.
Many independent retailers also sell XL starter packs and reloads.
Our prepaid subscribers can also reload electronically at our
dealers, XL Centers, through ATMs and phone banking at various
major banks, and at certain hypermarkets. Approximately 94.7%
of all reloads occur electronically as of December 31, 2010 and we
expect that proportion to increase in the future.
For our corporate clients, we use direct sales techniques and ofer
them a variety of services such as leased line, VoIP, ISP and other
corporate services.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 59
IV. PEMASARAN
Di tahun 2010, kami memperluas strategi Minutes Factory yang
telah kami kembangkan pada tahun 2007 untuk mengambil
kesempatan dalam pertumbuhan MDS. Strategi pemasaran
dan pengembangan produk secara bersamaan bergeser dari
pengambilan kapitalisasi skala bisnis menjadi pengembangan
produk yang terjangkau, relevan, dan mudah digunakan.
1. Strategi Produk XL
Produk yang dikembangkan di tahun 2010 meliputi bisnis
layanan percakapan, SMS, dan MDS dibangun dengan tiga
prinsip yaitu menjalankan layanan yang terjangkau, memastikan
relevansi dan menjamin kemudahan dalam pemakaian layanan.
Dengan mengendalikan terjangkaunya tarif kami memastikan
terjaganya peran XL sebagai penyedia layanan masal untuk
layanan percakapan dan SMS dan pada saat yang bersamaan
juga mendorong pemakaian dan penggunaan layanan MDS.
Memastikan relevansi adalah hal yang sangat penting untuk
meningkatkan dan mengelola portfolio produk dan memerlukan
usaha berkesinambungan untuk mengembangkan komponen
portfolio baru dan yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Menjamin kemudahan dalam penggunaan adalah
dengan mendorong pemakaian layanan data secara besar-
besaran dengan membangun pengalaman pelanggan yang
sederhana dan mudah dimengerti.
IV. MARKETING
In 2010, we enhanced the Minutes Factory strategy that we
developed in 2007 to capture growth in the Mobile Data Services
(MDS) space. Marketing and product development strategy
similarly shifted from capitalizing on scale to developing
afordable, relevant and easy-to-use products.
1. XL Product Strategy
Products developed in 2010 across the Voice, SMS and MDS
business were all built on the three tenets of driving afordability,
ensuring relevance and guaranteeing ease-of-use. Driving
afordability ensures the maintenance of XLs role as a mass
service provider for Voice & SMS while also stimulating adoption
and usage of MDS. Ensuring relevance is critical to enhancing
and managing our product portfolio and requires continuous
efort to develop new and adapt existing components of our
portfolio to match subscribers needs. Guaranteeing ease-of-use
encourages mass adoption of data services by building a user
experience which is simple and understandable.
2008 2009 2010
Retail Outlet 239K
*)
241K 337K
XL Center 106 89 113
XL Outlet 213 73 -
*) Hanya traditional outlets
*) only include traditional outlets
Berikut tabel jumlah Retail Outlet, XL Center, dan XL Outlet
kami :
The following table shows our numbers of Retail Outlet, XL Center
and XL Outlet :
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 60
Portfolio Produk
Keterpaduan penawaran layanan percakapan, SMS dan
data adalah hal yang penting dalam memastikan relevansi
dan menjamin kemudahan dalam penggunaan portfolio
produk kami di tahun 2010. Pelanggan semakin mencari
penawaran terpadu seperti paket layanan yang mudah
dibeli dan digunakan. Beberapa contoh usaha terpadu
kami adalah sebagai berikut:
- Dl bulan Pebruarl 20l0, kaml memperkenalkan paket
Combo yang memungkinkan pelanggan untuk
menikmati SMS dan akses data gratis setelah pemakaian
layanan percakapan ataupun layanan SMS sejumlah
tertentu.
- Dl bulan Maret 20l0 kaml meluncurkan paket
Nelpon Gilaaa yang menawarkan layanan gratis
untuk percakapan sesama pelanggan XL, SMS, dan
mengunduh data setelah pemakaian tertentu.
- Dl bulan Desember 20l0 kaml meluncurkan paket
tarif bulanan tak terbatas untuk Mobile Broadband
yang menawarkan gratis untuk percakapan sesama
pelanggan XL, SMS, dan MMS.
- Dl bulan Desember 20l0, XL beker[a sama dengan
Nokia meluncurkan Glee Ponsel dengan tipe X3-02
yang menawarkan paket gratis RBT dan wallpaper Glee,
internet sepuasnya, layanan percakapan, SMS, MMS, dan
tiket konser Glee. Ponsel ini dilengkapi dengan akses
langsung ke XLgo!
Di dalam bisnis MDS itu sendiri, tarif terjangkau digunakan
untuk mendorong pemakaian layanan data. Kami
meluncurkan berbagai produk yang dirancang untuk
mengurangi kebingungan dan kekhawatiran pelanggan
atas biaya yang harus dibayar dalam menggunakan
layanan MDS. Beberapa contoh spesifk adalah sebagai
berikut:
Product Portfolio
Integrating Voice, SMS and Data oferings was an important
way of ensuring relevance and guaranteeing ease-of-use of
our product portfolio in 2010. Subscribers increasingly seek
integrated oferings such as cross-service bundles that are
simple to buy and easy to use. Some specifc examples of our
integration eforts include the following:
- ln leotuoty 2010, we |nttoJuceJ Combo package
which allows subscribers to enjoy free limited SMS and
data access after certain usage of voice or SMS;
- ln Votch 2010 we louncheJ Nelpon Gilaaa package
which ofered a bundle of free minutes for on-net calls,
free SMS, and free data after certain usage;
- ln 0ecemoet 2010 we louncheJ o monthly unl|m|teJ,
Mobile Broadband package which ofered free minutes
for on-net calls, free SMS and free MMS.
- ln 0ecemoet 2010, \l louncheJ Glee Phone with Nokia
X3-02 device bundles with which ofered free Glee RBT
and Wallpaper, unlimited internet, voice, SMS, MMS and
Glee ticket concert. The device was designed with a single
button to access to XLgo!
Within the MDS business itself, afordability was used as a
hook to stimulate adoption of data services. We launched a
range of products designed to reduce consumer confusion
and anxiety about the cost of using MDS services. Some
specifc examples include the following:
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 61
- Atas pertlmbangan popularltas Pacebook bagl
pengguna internet, XL menawarkan layanan akses
Facebook Mobile gratis sejak bulan Juli 2010 untuk
meningkatkan penggunaan mobile internet;
- Untuk pengguna 8lack8erry, XL memperkenalkan
layanan BlackBerry terbatas (yaitu BB Gaul).
Pelanggan BB Gaul yang menjadi target adalah
pelanggan yang membatasi keinginan hanya
untuk menjelajah ke jejaring sosial saja. BB Gaul
menawarkan akses tak terbatas ke dalam aplikasi
chatting dan jejaring sosial yang paling populer
seperti BlackBerry Messenger, Yahoo! Messenger, Nokia
Messenger, Twitter, Facebook, dan lain-lain dengan
harga yang terjangkau sebesar sepertiga dari tarif
layanan lengkap.
- Untuk mengurangl kekhawatlran penggunaan layanan
BlackBerry di luar Negara Indonesia, pada bulan
Oktober 2010, XL menawarkan bebas internasional
roaming di 7 negara tertentu yang disatukan dalam
paket layanan BlackBerry bulanan. Layanan ini
merupakan yang pertama di dunia.
- Untuk pengguna Mobile Broadband dan Mobile
Internet, XL memperkenalkan paket akses internet
harian tak terbatas untuk melengkapi paket bulanan
tak terbatas. Pelanggan yang menjadi target layanan
ini adalah mereka yang mengakses internet sesekali
dan terus menerus.
- Agar dapat mengadopsl dan mendorong loyalltas
pelanggan pengguna layanan data, pada pertengahan
tahun 2010, kami menurunkan tarif bulanan layanan
broadband dari Rp 150 ribu menjadi Rp 99 ribu.
Bisnis MDS sendiri, lebih difokuskan dalam penjaminan
kemudahan dalam penggunaan. Mengingat bahwa
sejumlah besar pelanggan masih baru terhadap layanan
mobile data, usaha keras telah dilaksanakan dalam
merancang produk berdasarkan intuisi bahkan untuk
pelanggan yang baru pertama kali menggunakan. Hasil
yang jelas untuk proses ini adalah sebagai berikut:
- Dl bulan 1ull 20l0, mekanlsme harga baru telah
ditambahkan untuk jelajah Mobile Internet. Kami
menemukan bahwa banyak pelanggan percaya konsep
biaya yang dikenakan untuk volume data yang digunakan
adalah sulit dimengerti dan sulit untuk diukur. Untuk
mengatasi masalah ini kami memperkenalkan penerapan
biaya yang dibebankan berdasarkan lamanya waktu yang
digunakan selama mengunduh data.
Di Luar Portfolio Produk
Tiga prinsip kami, yaitu menjalankan layanan yang
terjangkau, memastikan relevansi layanan dan menjamin
kemudahan dalam penggunaan juga digunakan
dalam mengembangkan portal online kami dan media
pelanggan lainnya.
- C|ven the oulot|ty ol loceoool w|th |ntetnet usets, \l
ofered Free Facebook Mobile starting in July, 2010 to
stimulate mobile internet usage;
- lot 8locl8etty usets, \l |nttoJuceJ o J|scounteJ
BlackBerry service (i.e. BB Gaul). The subscriber need
BB Gaul targeted was the desire to limit their browsing
to social networking services only. BB Gaul ofered
unlimited access to the most popular chatting and social
network applications such as BlackBerry Messenger,
Yahoo! Messenger, Nokia Messenger, Twitter, Facebook,
etc., at an afordable price of one-third of the full service
price;
- 7o lutthet temove onx|ety ol us|n 8locl8etty setv|ces
while roaming, XL integrated free international roaming
in 7 selected countries with the monthly BlackBerry
package in October 2010, the frst such ofer in the world;
- lot Voo|le 8tooJoonJ 8 Voo|le lntetnet usets,
XL introduced access to a daily, unlimited plan to
complement its monthly, unlimited plans. The subscriber
need targeted by this service was occasional, intense
internet utilization;
- ln otJet to |ncteose lutthet oJot|on onJ st|mulote
stickiness of data usage, in mid 2010 we reduced the
monthly mobile Broadband tarif from Rp 150k to Rp 99k.
Within the MDS business itself, further focus was placed
on guaranteeing ease of use. Given that a large number of
subscribers are new to mobile data services, signifcant efort
was placed on designing products which are intuitive even
to frst time users. One clear outcome for this process was the
following:
- ln 1uly 2010, o new t|ce mechon|sm wos oJJeJ
for Mobile Internet browsing. We found that many
consumers believe the concept of being charged for the
volume of data consumed is intangible and difcult to
measure. To overcome this concern we introduced the
ability to be charged by the amount of time elapsed
during browsing sessions.
Beyond Product Portfolio
Our three tenets of driving afordability, ensuring relevance
and guaranteeing ease-of-use were also used to develop our
online portals and other customer touch points.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 62
Pengembangan XLgo!, suatu portal WAP, yang bersifat
one-stop sebagai tempat terpadu dan juga sarana navigasi
atas layanan internet maupun produk-produk XL semakin
meningkatkan kemudahan bagi pengguna mobile data di
Indonesia, khususnya mereka yang kurang mengenal dunia
internet.
- Dl bulan Aprll 20l0, kaml menandatanganl per[an[lan
kemitraan dengan Motricity sebagai penyedia layanan
mobile internet dan penyedia solusi untuk membantu
XL dalam meningkatkan pengalaman pelanggannya
melalui pengembangan hak paten portal WAP.
- Dl bulan November 20l0, kaml meluncurkan program
layanan mobile data XLgo! yang menghadirkan
informasi saldo, akses langsung ke aktivitas jejaring
sosial, dan berita-berita terkini. Pengguna platform ini
mencapai 1 juta pelanggan hanya dalam kurun waktu 3
minggu setelah tanggal peluncurannya.
2. Strategi Brand XL
Sejalan dengan evolusi kami dalam strategi produk, strategi
brand XL juga telah beralih dari menyediakan layanan yang
terjangkau menjadi menghubungkan antara layanan yang
terjangkau, relevan, dan sederhana. XL telah mengeluarkan
Rp 532,9 miliar tahun 2010 dan Rp 451,6 miliar tahun 2009
untuk pemasaran produk dan aktivitas promosi, baik yang
beriorientasi produk maupun brand.
Kegiatan kami untuk brand terintegrasi antara kampanye
produk dan brand:
- Meluncurkan kampanye brand 'XLaLu Untukmu' pada
bulan Juli 2010 sebagai kampanye naungan untuk
mengkomunikasikan berbagai macam produk dengan
sifat komunikasi yang lebih emosional sekaligus tetap
fokus pada layanan yang terjangkau dan dapat diandalkan
(perkembangan dari lingkup dan ketersediaan jaringan)
Pesan dari brand juga terkandung dalam kampanye-
kampanye produk:
o Kampanye layanan percakapan dan SMS untuk
menciptakan persepsi sebagai yang terunggul di
Development of XLgo!, a WAP portal, as a one-stop,
integrated destination and navigation tool for the internet
and XL products added a new level of simplicity for mobile
data users in Indonesia, in particular those who are less
familiar with the scope of the internet realm.
- ln At|l 2010, we s|neJ o ottnetsh| oteement w|th
Motricity a mobile internet service and solution provider
to assist XL in enhancing our customers experience
through the development of a proprietary WAP portal.
- ln Novemoet 2010, we louncheJ out moo|le Joto
services platform, XLgo! which features account balance
information, instant access to social networking
activities, and up-to-date news. The platform achieved 1
million users in just three weeks after the launch date.
2. XL Brand Strategy
Aligned with our evolution in product strategy, XL brand strategy
has shifted from a focus on only afordability to linking our brand
to afordability, relevance & simplicity. XL spent Rp 532.9 billion in
2010 vs. Rp 451.6 billion in 2009 on advertising and promotional
activities activities were either product oriented or brand
oriented.
Our brand activities are integrated across both our product
campaigns and brand campaigns:
- louncheJ 8tonJ Como|n \lolu untulmu |n 1uly 2010 os
umbrella campaign for communicating multi product brands
which move towards more emotional driven communication
to remain focused on Afordability & dependability (expanse
of coverage and network availability).
Branding messages were also injected in product campaigns:
o VOICE & SMS campaign to establish perception as a
Pioneer in afordable tarif through simple & creative
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 63
dalam tarif yang terjangkau melalui komunikasi yang
mudah dan kreatif seperti Kampanye Paket Combo;
Kampanye Buka-bukaan Blak-Blakan; Kampanye
nelpon Gila; Kampanye Rp 25.
o Kampanye loyalitas pelanggan melalui komunikasi
yang langsung dan terarah (segmen profl pelanggan
yang spesifk) dan pemberian reward seperti undian
berhadiah ponsel.
- Produk MDS dlkomunlkaslkan dengan persepsl 'kreatlf'
dan fun & excitement.
3. Pengalaman Pelanggan
Selain strategi produk dan brand, XL telah melakukan
investasi besar dalam strategi meningkatkan pengalaman
pelanggan. Pada pertengahan tahun 2010, kami membentuk
unit organisasi, ICE (Intentional Customer Experience) yang
terdiri dari kelompok senior manajemen dari berbagai fungsi
Network, Marketing, Sales, Distribution Channel, Finance,
Customer Service dan unit lainnya yang terkait. Tim tersebut
bertanggung jawab terhadap pengembangan pandangan
end-to-end pelanggan dan pengelolaan pelanggan
berdasarkan kebiasaan mereka. Kami percaya bahwa dengan
menyediakan pengalaman pelanggan berkualitas tinggi kami
akan meraih kesuksesan dalam mengembangkan aktivitas
produk dan brand yang mampu meraih loyalitas pelanggan.
Kami percaya usaha kami akan berjalan dengan sukses, seperti
yang dibuktikan melalui hasil survei dari Nielsen Indonesia di
bulan Desember 2010. Survei tersebut menunjukkan bahwa
XL sebagai operator nomor 2 dalam kualitas jaringan dan
tarif terjangkau untuk semua layanan. Pelanggan XL juga
menunjukkan kecenderungan tinggi untuk loyal kepada
XL walaupun ada peluncuran produk terus menerus dari
kompetitor. Kami juga dinilai sebagai nomor satu untuk
produk yang paling direkomendasikan di tahun 2010
sehingga kami yakin untuk meneruskan jejak yang positif
sepanjang tahun 2011.
communication e.g. Paket Combo; Buka-bukaan
Blak-blakan campaign; Nelpon Gila Campaign; Rp 25
campaign.
o Loyalty campaign to customers by giving direct &
targeted communication (segment specifc usage profle)
and rewards e.g. rafe handset
- V05 toJucts wete commun|coteJ w|th o tom|se to Jel|vet
creative and fun & excitement.
3. Customer Experience
Beyond our product & brand strategy, XL has invested heavily
in our customer experience strategy. In mid-2010, we created
an organizational unit, ICE (Intentional Customer Experience)
composed of a cross-functional group of business leaders from
Network, Marketing, Sales, Distribution Channel, Finance,
Customer Service and other related units. The team was
responsible for developing an end-to-end view of all customer
touchpoints and managing customers throughout their
lifecycles. We believe that by providing high quality customer
experience we will be successful in converting our product and
brand activities into customer loyalty.
We believe our eforts are working successfully, as evidenced
by the fndings from a Nielsen Indonesia survey conducted
in December 2010. The study showed that XL is second in
terms of network quality and afordable tarif across all
services. XL subscribers were also shown to have the highest
propensity to remain loyal to XL despite a continual stream of
competitor product launches. We are ranked the frst as the most
recommended brand in 2010 and are confdent we will continue
our positive trajectory throughout 2011.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 64
2010 vs 2009
Kami mencapai pertumbuhan pendapatan usaha bruto yang
kuat pada tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
jumlah pelanggan dan lebih tingginya penggunaan
non-percakapan (SMS, Data dan VAS) sebagai hasil dari
keberhasilan kami dalam menyediakan pilihan produk yang
lebih relevan kepada pelanggan kami.
2010 vs 2009
We achieved robust growth in gross revenue in 2010. This is
attributed to an increase in our subscriber base and higher non-
voice (SMS, Data and VAS) usage as a result of our successful
eforts to provide increasingly relevant product ofers to our
subscribers.
Rincian pendapatan :
- PENDAPATAN USAHA BRUTO
Breakdown of revenue :
- GROSS REVENUE
2008 2009 2010
B. Tinjauan Keuangan
Pembahasan dan Analisis Manajemen
B. Financial Review
Management Discussion and Analysis
Rincian Pendapatan Revenue Breakdown
Pendapatan Usaha Bruto
(Miliar Rupiah)
2008 % 2009 % 2010 %
GROSS REVENUE
(Billion Rupiah)
Jasa Telekomunikasi Seluler Cellular Telecommunications
Services
Percakapan 6.626 55% 7.064 51% 8.457 48% Voice
SMS 2.271 19% 2.703 19% 3.477 20% SMS
Data dan VAS 666 5% 1.259 9% 2.332 13% Data and VAS
Lain-lain 204 2% 194 1% 158 1% Others
Jumlah 9.768 80% 11.220 81% 14.423 82% Total
Jasa Interkoneksi Seluler Cellular Interconnection
Services
Interkoneksi domestik 1.037 9% 942 7% 1.070 6% Domestic Interconnection
Jelajah Internasional 483 4% 588 4% 639 4% International Roaming
Interkoneksi SMS 14 0% 16 0% 14 0% SMS Interconnection
Lain-lain 3 0% 4 0% 4 0% Others
Jumlah 1.537 13% 1.551 11% 1.727 10% Total
Pendapatan Usaha Bruto -
Seluler
11.305 93% 12.771 92% 16.150 92% Gross Cellular Revenue
Jasa telekomunikasi
lainnya
851 7% 1.109 8% 1.487 8% Other Telecommunications
Services
Pendapatan Usaha Bruto 12.156 100% 13.880 100% 17.637 100% Gross Revenue
Diskon (95) -1% (173) -1% (178) -1% Discount
Pendapatan Usaha Bruto
setelah dikurangi diskon
12.061 99% 13.706 99% 17.459 99% Gross Revenue Net of Discount
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 65
Pendapatan Usaha Bruto kami meningkat 27% menjadi
Rp 17.637 miliar. Pertumbuhan ini terutama disebabkan
pendapatan non-percakapan yang memberikan kontribusi
34% dari pendapatan usaha bruto kami.
Jasa Telekomunikasi Seluler
Pendapatan dari jasa telekomunikasi seluler meningkat
sebesar 29% YoY. Sumber utama pendapatan adalah
layanan percakapan yang memberikan kontribusi 48% dari
pendapatan usaha bruto. Pendapatan layanan percakapan
meningkat sebesar 20% menjadi Rp 8.457 miliar karena
upaya kami untuk me-monetize penggunaan pelanggan
kami. Pendapatan SMS meningkat 29% menjadi Rp 3.477
miliar, terutama disebabkan oleh lebih tingginya SMS per
pelanggan meskipun lebih rendah dari pendapatan rata-rata
per SMS. Pendapatan SMS memberikan kontribusi 20% dari
pendapatan usaha bruto kami di 2010. Pendapatan dari data
dan VAS meningkat sebesar 85% menjadi Rp 2.332 miliar,
terutama disebabkan oleh keberhasilan upaya kami untuk
menstimulasi penggunaan data melalui berbagai penawaran
paket data yang inovatif dan popularitas aplikasi jejaring
sosial.
Jasa Interkoneksi Seluler
Pendapatan dari jasa interkoneksi seluler memberikan
kontribusi 10% dari pendapatan usaha bruto kami di 2010.
Pendapatan ini meningkat sebesar 11% YoY, terutama
disebabkan oleh peningkatan pendapatan interkoneksi
domestik. Pendapatan interkoneksi domestik meningkat
sebesar 14% menjadi Rp 1.070 miliar, terutama disebabkan
oleh kenaikan incoming of-net minutes yang didorong
oleh peningkatan jumlah pelanggan. Pendapatan jelajah
internasional meningkat sebesar 9% menjadi Rp 639 miliar,
terutama disebabkan oleh peningkatan kemitraan layanan
percakapan internasional.
Jasa Telekomunikasi Lainnya
Jasa telekomunikasi lainnya terdiri atas pendapatan dari
penyewaan menara, sirkit langganan, jelajah nasional, dan
layanan sewa internet. Pada tahun 2010, angka tersebut
meningkat 34% menjadi Rp 1.487 miliar yang didorong oleh
kenaikan pendapatan sewa menara dan pendapatan baru dari
layanan jelajah nasional.
Diskon
Diskon sedikit meningkat sebesar 3% menjadi Rp 178 miliar
terutama disebabkan oleh peningkatan diskon untuk layanan
VoIP.
Our gross revenue increased by 27% to Rp 17,637 billion. As
mentioned, the growth is mainly attributable to growth in our
non-voice revenue which contributed 34% to gross revenue.
Cellular Telecommunications Services
Revenue from cellular telecommunications services grew by 29%
YoY. Our main source of revenue is still from voice services which
contributed 48% to gross revenue. Voice revenue increased by
20% to Rp 8,457 billion as a result of our eforts to monetize the
usage of our subscribers. SMS revenue increased by 29% to Rp
3,477 billion, largely due to an increase in SMS per subscriber
despite lower average revenue per SMS. SMS revenue contributed
20% of our gross revenue in 2010. Data and VAS revenue
increased by 85% to Rp 2,332 billion, attributable to initiatives
we led to stimulate data usage through various innovative data
oferings and the popularity of social networking applications.
Cellular Interconnection Services
Revenue from cellular interconnection services contributed
10% of our gross revenue in 2010. Revenue from cellular
interconnection services grew by 11% YoY, largely due to
an increase in domestic interconnection revenue. Domestic
interconnection revenue increased by 14% to Rp 1,070 billion,
mainly due to higher incoming of-net minutes, driven by our
higher number of subscribers. International roaming revenue
increased by 9% to Rp 639 billion attributable to an increase in
international voice partnerships.
Other Telecommunications Services
Other telecommunications services consists of revenue from
leased out tower space, leased line, national roaming, and ISP
services. In 2010, related revenue grew by 34% to Rp 1,487 billion
which was driven by an increase in revenue from leased out tower
space and new revenue streams from national roaming services.
Discounts
Discounts slightly increased by 3% to Rp 178 billion due to an
increase in discount for VoIP services.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 66
2009 vs 2008
In 2009, our gross revenue was Rp 13,880 billion, achieving 14%
YoY growth from 2008. There was a healthy increase in revenue
from cellular telecommunication services and leased out tower
services.
Cellular Telecommunications Services
Revenue from cellular telecommunications services grew by
15% YoY. The largest source of revenue was from voice services
which contributed 51% to gross revenue. The 7% YoY growth in
voice services revenue is the result of a 60% increase in Outgoing
minutes and 21% increase in subscriber growth relative to 2008.
Non-voice services revenue grew by 32% due to the success of
several SMS packages and traction from data services which were
launched in 2009.
Cellular Interconnection Services
Revenue from cellular interconnection services did not experience
major YoY growth in 2009 due to a decrease in domestic
interconnection revenue which was ofset by an increase in
international roaming revenue. Domestic interconnection
revenue decreased due to an increase in the number of Point of
Interconnections which means more calls were charged locally.
On the other hand, international roaming revenues increased due
to an increase in international voice partnerships.
Other Telecommunications Services
Revenue from other telecommunications services experienced a
30% growth to Rp 1,109 billion, and contributed 8% to total gross
revenue. The main source of growth was the 117% increase in
leased out towers. Compared to FY08, we leased out 30% more
towers in 2009.
Discounts
Discounts increased by 83% to Rp 173 billion primarily due to an
increase in discounts related to gross cellular revenue.
2009 vs 2008
Di 2009, pendapatan bruto kami adalah sebesar Rp 13.880
miliar, meningkat sebesar 14% dibanding 2008. Pendapatan
jasa telekomunikasi seluler dan penyewaan menara
meningkat dengan baik.
Jasa Telekomunikasi Seluler
Pendapatan dari jasa telekomunikasi seluler meningkat
sebesar 15% YoY. Sumber utama pendapatan adalah
layanan percakapan yang memberi kontribusi 51% dari
total pendapatan bruto. Peningkatan layanan percakapan
sebesar 7% didorong oleh kenaikan Outgoing Minutes sebesar
60% dan peningkatan pelanggan sebesar 21% dibanding
2008. Layanan non-percakapan meningkat 32%, sebagai
hasil dari diluncurkannya berbagai paket SMS dan layanan
data sepanjang 2009 yang kemudian mampu mendorong
pemakaian pelanggan.
Jasa Interkoneksi Seluler
Pendapatan jasa interkoneksi seluler tidak meningkat banyak
di 2009 karena penurunan pendapatan interkoneksi domestik
yang dikompensasi oleh peningkatan pendapatan jelajah
internasional. Pendapatan interkoneksi domestik menurun
karena jumlah Point of Interconnections meningkat yang
menyebabkan banyak panggilan dihitung sebagai panggilan
lokal. Tetapi, pendapatan jelajah internasional meningkat
karena peningkatan kemitraan layanan percakapan
internasional.
Jasa Telekomunikasi Lainnya
Pendapatan jasa telekomunikasi lainnya meningkat 30%
menjadi Rp 1.109 miliar dan mengkontribusi 8% pada total
pendapatan bruto. Sumber utama peningkatan adalah
kenaikan penyewaan menara sebesar 117%. Dibanding FY08,
kami menyewakan 30% lebih banyak menara selama 2009.
Diskon
Diskon meningkat 83% menjadi Rp 173 miliar terutama
disebabkan oleh peningkatan diskon pendatapan seluler.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 67
Beban Operasional, EBITDA dan Laba Bersih Operating Expense, EBITDA and Net Income
(Miliar Rupiah) 2008 % 2009 % 2010 % (Billion Rupiah)
BEBAN OPERASIONAL OPERATING EXPENSES
Beban Interkoneksi
dan Jasa Telekomunikasi
2.296 33% 2.028 27% 2.304 28% COGS and Interconnection
Charges
Beban Gaji dan Kesejahteraan
Karyawan (Tetap dan Temporer)
723 10% 778 10% 904 11% Labor Cost (Permanent and
Temporary)
Beban Penjualan dan
Pemasaran
1.374 20% 1.030 14% 1.291 16% Sales Commission
and Marketing Expenses
Beban Infrastruktur 1.989 29% 3.089 41% 3.121 38% Infrastructure Expenses
Beban Perlengkapan dan
Overhead
548 8% 576 8% 551 7% Supplies and Overhead
Expenses
Jumlah Beban Operasional 6.930 100% 7.501 100% 8.172 100% Operating Expenses
EBITDA 5.132 6.205 9.287 EBITDA
Marjin EBITDA 42% 45% 53% EBITDA Margin
Penyusutan & Amortisasi 3.379 3.741 4.122 Depreciation & Amortization
EBIT 1.753 2.464 5.164 EBIT
Marjin EBIT 14% 18% 29% EBIT Margin
(BEBAN)/PENGHASILAN
LAIN-LAIN
OTHER (EXPENSES)/INCOME
Beban Bunga - bersih (1.089) (1.205) (780) Interest Expense - net
Laba /(Rugi) selisih kurs - bersih (332) 745 (167) Foreign Exchange Gain /
(Loss) - net
Laba atas transaksi sewa
pembiayaan
- 465 - Gain on fnance lease
transaction
Lain-lain (401) (105) (349) Others
Jumlah pendapatan / (beban)
lainnya
(1.822) (101) (1.297) Total other Income /
(Expenses)
(RUGI) / LABA SEBELUM
PAJAK PENGHASILAN
(69) 2.363 3.868 (LOSS) / INCOME BEFORE
INCOME TAX
Manfaat/(beban) pajak
penghasilan
54 (654) (977) Income Tax Beneft/
(Expense)
(RUGI) / LABA BERSIH (15) 1.709 2.891 NET (LOSS) / INCOME
(Rugi) / Laba bersih per lembar
saham (Rupiah penuh)
(2) 237 340 (Loss) / Earning per Share (full
amount)
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 68
- OPERATING EXPENSES (EXCLUDING DEPRECIATION AND
AMORTIZATION EXPENSES)
2010 vs 2009
Operating Expenses (excluding Depreciation and Amortization
expenses) increased by 9% to Rp 8,172 billion in 2010, which was
mainly caused by an increase in sales commission and marketing
expenses despite lower support and overhead expenses.
COGS and Interconnection Charges
COGS and Interconnection Charges consist of interconnection
costs, VAS costs, BHP fees, USO fees, Starter Pack costs, voucher
costs and Non GSM costs. In 2010, related charges increased
by 14% to Rp 2,304 billion which was driven by an increase in
the license fee paid out to RIM attributable to signifcant YoY
increase in XL BlackBerry subscribers. In addition, there was also
an increase in VAS related costs in line with our intention to grow
our VAS and data services businesses. These were partially ofset
by reduced interconnection and physical voucher costs as the
majority of reload top-ups were done electronically. We managed
interconnection cost payouts through proper ofer structuring
and interconnection routing.
Labor Cost
Labor cost increased 16% YoY in 2010 to Rp 904 billion. The
increase was due to 14% growth in the number of employees;
objective of the increase is to provide better service quality in
handling the larger number of subscribers. In addition, we have
raised the variable remuneration portion linked to performance.
Sales Commission and Marketing Expenses
In 2010, related expenses increased by 25% to Rp 1,291 billion.
This was largely as a result of higher commissions linked to higher
revenues and more communication activities during the year. The
increase was in line with our increase in gross cellular revenue of
26%.
Network Cost and Frequency Fees
Network costs and frequency fees increased by 1% YoY to Rp
3,121 billion. Even though we added 2,842 new BTS in 2010,
related expenses are fat relative to 2009. This was due to our
success in managing utilities expenses, as well as a slight decrease
in frequency fees as a consequence of the implementation of the
new 2G frequency fee mechanism.
- BEBAN OPERASIONAL (SELAIN BEBAN PENYUSUTAN
DAN AMORTISASI)
2010 vs 2009
Beban operasional (selain Beban Penyusutan dan Amortisasi)
meningkat 9% menjadi Rp 8.172 miliar di tahun 2010, yang
terutama disebabkan oleh meningkatnya beban penjualan
dan pemasaran, yang terkompensasi oleh penurunan beban
perlengkapan dan overhead.
Beban Interkoneksi dan Jasa Telekomunikasi
Beban interkoneksi dan Jasa Telekomunikasi terdiri dari beban
interkoneksi, beban VAS, beban BHP, beban USO, beban
Starter Pack, beban voucher dan beban selain GSM. Pada
tahun 2010, jumlah tersebut meningkat sebesar 14% menjadi
Rp 2.304 miliar yang terutama didorong oleh kenaikan beban
lisensi yang dibayarkan kepada RIM terkait dengan kenaikan
signifkan pelanggan XL BlackBerry dari tahun ke tahun. Selain
itu, ada juga kenaikan beban VAS sejalan dengan tujuan
kami untuk menigkatkan layanan VAS dan data. Ini sebagian
diimbangi oleh pengurangan beban interkoneksi dan voucher
fsik di mana top up dilakukan lebih banyak melalui saluran
elektronik. Kami mengelola pembayaran beban interkoneksi
melalui penawaran strukturisasi yang tepat dan interkoneksi
routing.
Beban Karyawan
Beban gaji dan kesejahteraan karyawan meningkat sebesar
16% dari tahun ke tahun pada tahun 2010 menjadi Rp 904
miliar. Kenaikan ini karena pertumbuhan jumlah karyawan
sebesar 14%; tujuan dari kenaikan tersebut adalah untuk
memberikan kualitas layanan yang lebih baik dalam
menangani jumlah pelanggan yang semakin banyak. Selain
itu, kami telah meningkatkan porsi variabel remunerasi yang
berkaitan dengan kinerja.
Beban Penjualan dan Pemasaran
Pada tahun 2010, beban ini meningkat sebesar 25% menjadi
Rp 1.291 miliar. Hal ini terutama diakibatkan beban penjualan
yang lebih tinggi sejalan dengan pendapatan yang tinggi
serta lebih banyak komunikasi iklan sepanjang tahun ini.
Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya pendapatan
usaha bruto - seluler kami sebesar 26%.
Beban Infrastruktur dan Frekuensi
Beban Infrastruktur dan Beban Frekuensi meningkat sebesar
1% YoY menjadi Rp 3.121 miliar. Walaupun kami telah
menambah 2.842 BTS baru di 2010, angka ini relatif stabil
dibandingkan dengan tahun 2009. Hal ini terutama sebagai
hasil dari upaya kami yang berhasil mengelola biaya utilitas
serta sedikit penurunan pada beban frekuensi sebagai
konsekuensi dari pelaksanaan mekanisme beban frekuensi 2G
yang baru.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 69
Supplies and Overhead Expenses
In 2010, Supplies and Overhead expenses decreased by 4% to Rp
551 billion. The decrease is a result of rigorous cost management
initiatives.
2009 vs 2008
COGS and Interconnection Charges
In 2009, COGS and interconnection charges decreased YoY
by 12% to Rp 2,028 billion. The decrease was attributed to the
managed interconnection cost payout through proper ofer
structuring and interconnection routing. In addition, XL redefned
SIM card requirements to reduce SIM card related costs.
Labor Cost
As a result of increasing labor efciency, the number of employees
was reduced by 2% in FY09; additionally, overtime expenses
reduced by 35%. In spite of these events, the increase in total
labor costs was due to annual salary increases, accrued Long
Term Incentives, and accrued higher performance bonuses based
on merit.
Sales Commission and Marketing Expenses
In 2009, related expenses decreased by 25% YoY to Rp 1,030
billion. The decrease was due to restructuring of our distribution
channels and increased cost efciencies in 2009.
Network Cost and Frequency Fees
In 2009, XL built 2,620 new BTS. As a result, the network cost and
frequency fees increased by 55% compared to 2008.
Supplies and Overhead Expenses
In 2009, related expenses increased by 5% YoY to Rp 576 billion.
The increase was due to increasing rental ofce expenses and
professional fees. To ofset some of these cost increases, cost
cutting measures were put in place, namely related to travel.
- EBITDA
Our EBITDA margin increased from 42% in 2008, to 45% in 2009,
and to 53% in 2010, as a result of strong focus on cost control,
productivity, and efciency.
Beban Perlengkapan dan Overhead
Pada tahun 2010, biaya-biaya ini menurun sebesar 4% menjadi
Rp 551 miliar. Penurunan ini adalah hasil dari manajemen
biaya yang ketat di semua komponen.
2009 vs 2008
Beban Interkoneksi dan Jasa Telekomunikasi
Di tahun 2009, beban tersebut turun 12% menjadi Rp 2.028
miliar, dibandingkan tahun 2008. Penurunan ini disebabkan
oleh pembayaran biaya interkoneksi yang dikelola melalui
penawaran strukturisasi dan interkoneksi routing yang tepat.
Selain itu, XL merancang ulang permintaan kartu SIM dan
mengurangi persediaan kartu SIM dalam rangka mengurangi
biaya kartu SIM.
Beban Karyawan
Sebagai hasil dari peningkatan efsiensi karyawan, jumlah
karyawan berkurang hingga 2% selama tahun 2009 dan
sebagai tambahan beban lembur juga menurun sebesar 35%.
Meskipun demikian, beban karyawan ini tetap meningkat
yang disebabkan adanya kenaikan gaji tahunan, akrual
Insentif Jangka Panjang, dan akrual bonus kinerja berdasarkan
prestasi.
Beban Penjualan dan Pemasaran
Di tahun 2009, beban ini menurun sebesar 25% menjadi
Rp 1.030 miliar dibandingkan tahun 2008. Penurunan ini
disebabkan oleh restrukturisasi saluran distribusi dan efsiensi
biaya di tahun 2009.
Beban Infrastruktur dan Frekuensi
Selama tahun 2009, XL membangun 2.620 BTS baru.
Akibatnya, beban infrastruktur dan frekuensi meningkat 55%
di 2009, dibandingkan 2008.
Beban Perlengkapan dan Overhead
Di tahun 2009, beban ini meningkat sebesar 5% menjadi Rp
576 miliar dibandingkan dengan tahun 2008. Peningkatan
ini disebabkan oleh kenaikan beban sewa kantor dan jasa
profesional. Untuk mengkompensasi peningkatan ini,
manajemen telah menetapkan langkah-langkah pengurangan
biaya, terutama berkaitan dengan biaya perjalanan.
- EBITDA
Marjin EBITDA kami meningkat dari 42% di tahun 2008
menjadi 45% di tahun 2009 dan menjadi 53% di tahun 2010
sebagai hasil dari fokus yang kuat pada pengendalian biaya,
produktivitas dan efsiensi.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 70
- DEPRECIATION AND AMORTIZATION EXPENSES
In 2010, depreciation and amortization expenses grew by 10%
YoY to Rp 4,122 billion, largely due to a 15% increase in the
number of BTS to 22,191 BTS, and accelerated depreciation
expenses due to network modernization.
In 2009, depreciation and amortization expenses grew by 11%
YoY largely due to a 16% increase in new BTS deployed over the
year.
- OTHER (EXPENSES)/INCOME
Other expenses in 2010 increased to Rp 1.3 trillion, due to:
1. Lower interest expenses as a result of repayments made during
2010.
2. In 2009, we recorded foreign exchange gains whereas in 2010,
we experienced foreign exchange losses due to mark to market
revaluations of our hedged positions.
3. Others consist of lower income in 2010 from unwinding
hedging transactions.
In 2009, other expenses decreased by 94% YoY to Rp 114 billion.
Foreign exchange gains and gains on lease transactions ofset
the increase in interest expense.
- TAX EXPENSES
We had an income tax expense of Rp 654 billion in 2009
compared to an income tax beneft of Rp 54 billion in 2008. This is
due to corporate income tax payable in 2009, as well as deferred
tax primarily caused by timing diferences in the deductibility of
depreciation for tax purposes versus accounting purposes.
The efective tax rate experienced decreased from 28% in 2009 to
25% in 2010.
- NET INCOME
Net Income increased by 69% to Rp 2,891 billion. The 2010
net income margin is 16% or 4% higher than the 12% margin
achieved in 2009. The higher net income margin is the result of:
1. Strong focus on 3 value drivers, i.e. top line growth,
operating proftability, and asset productivity.
2. Reduction in interest expense as a result of signifcant debt
reduction.
- BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
Pada tahun 2010, beban penyusutan dan amortisasi
meningkat 10% dibanding tahun lalu menjadi Rp 4.122 miliar,
terutama disebabkan 15% peningkatan jumlah BTS menjadi
22.191 dan juga percepatan penyusutan karena modernisasi
jaringan.
Pada tahun 2009, beban penyusutan dan amortisasi
meningkat 11% dibanding tahun lalu yang terutama
disebabkan oleh peningkatan 16% jumlah BTS baru selama
tahun 2009.
- PENDAPATAN/(BEBAN) LAINNYA
Beban lain-lain tahun 2010 mengalami peningkatan hingga
Rp 1,3 triliun yang disebabkan oleh:
1. Beban bunga yang lebih rendah akibat pembayaran
pinjaman selama tahun 2010.
2. Selama tahun 2009, kami mencatat keuntungan dari selisih
kurs, sementara di tahun 2010 kami mencatat kerugian dari
selisih kurs yang merupakan dampak dari revaluasi pasar
atas aktivitas lindung nilai.
3. Hal yang lainnya disebabkan dari penurunan pendapatan
lain-lain sebagai akibat pembatalan transaksi lindung nilai.
Pada tahun 2009 beban lain-lain berkurang 94% menjadi
Rp 114 miliar. Keuntungan selisih kurs dan keuntungan dari
transaksi sewa pembiayaan terkompensasi dengan kenaikan
beban bunga.
- BEBAN PAJAK
Beban pajak kami sebesar Rp 654 miliar di tahun 2009
dibandingkan dengan keuntungan pajak pendapatan Rp
54 miliar di tahun 2008, terutama disebabkan oleh pajak
penghasilan yang dibebankan di tahun 2009, dan juga pajak
yang ditangguhkan karena adanya perbedaan waktu untuk
perhitungan pengurangan penyusutan antara perhitungan
untuk pajak dan pembukuan.
Tarif pajak efektif menurun dari 28% di tahun 2009 menjadi
25% di tahun 2010.
- LABA BERSIH
Laba bersih meningkat 69% menjadi Rp 2.891 miliar.
Marjin laba bersih tahun 2010 adalah 16%, lebih tinggi 4%
dibandingkan marjin laba bersih tahun 2009 yaitu 12%. Marjin
laba bersih yang lebih tinggi disebabkan oleh:
1. Fokus yang kuat pada 3 nilai kunci utama:
pertumbuhan pendapatan, pengelolaan proftabilitas,
dan perbaikan produktivitas aset.
2. Penurunan beban bunga karena penurunan pinjaman
yang signifkan.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 71
Neraca (Miliar Rupiah) Balance Sheet (Billion Rupiah)
2008 2009 2010
Aset Lancar Current Assets
Kas dan setara kas 1.170 748 366 Cash and cash equivalents
Piutang Usaha 385 332 457 Trade Receivables
Aset lain-lain 1.646 927 1.405 Others
Jumlah Aset Lancar 3.201 2.007 2.228 Total Current Assets
Aset tidak lancar 25.192 25.373 25.023 Non-Current Assets
Jumlah Aset 28.393 27.380 27.251 Total Assets
Kewajiban Jangka Pendek Current Liabilities
Pinjaman jangka pendek 548 - - Short term loans
Bagian pinjaman dan obligasi
jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun
731 2,475 977 Current maturities of long term loans
and Bonds
Lain-lain 4.400 3.533 3.586 Others
Jumlah Kewajiban
Jangka Pendek
5.678 6.009 4.563 Total Current Liabilities
Kewajiban Jangka
Panjang
Non-Current Liabilities
Pinjaman jangka panjang dan
obligasi jangka panjang
17.443 10.988 9.202 Long term loans and bonds
Lain-lain 964 1.580 1.771 Others
Jumlah kewajiban
Jangka Panjang
18.407 12.568 10.973 Total Non-Current Liabilities
Jumlah Kewajiban 24.085 18.577 15.536 Total Liabilities
Ekuitas Equities
Modal Saham dan tambahan
modal disetor
3.401 6.186 6.207 Share capital and additional
paid-in capital
Saldo Laba 907 2,617 5.508 Retained earnings
Jumlah Ekuitas 4.308 8.803 11.715 Total Equities
Jumlah Kewajiban
dan Ekuitas
28.393 27.380 27.251 Total Liabilities and Equities
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 72
- POSISI KEUANGAN XL
XL memperkuat posisi keuangannya pada tahun 2010 melalui
sejumlah inisiatif keuangan dan operasional. Inisiatif yang
dimaksud diantaranya:
1. Memperkuat posisi neracanya melalui pelunasan pinjaman
2. Memperbaiki produktivitas asset
3. Melakukan modernisasi asset
4. Profl arus kas yang lebih sehat
5. Meningkatkan proporsi saham publik
1. Memperkuat posisi neraca melalui pelunasan pinjaman
Dari penerbitan 1.418 juta lembar saham pada tahun 2009, kami
memperoleh kas sebesar USD 300 juta yang digunakan untuk
melunasi pinjaman. Sepanjang tahun 2010, kami memperbaiki
posisi neraca menggunakan arus kas internal. Hasilnya adalah
kami dapat mengurangi kewajiban secara signifkan dan pada
akhirnya memperbaiki posisi keuangan kami.
- XLs FINANCIAL POSITION
XL solidifed its fnancial position in 2010 through a number
of fnancial and operational initiatives. Key accomplishments
include
1. Strengthened Balance Sheet through de-leveraging
2. Improved asset productivity
3. Refreshed asset through modernization
4. Healthier cash fow profle
5. Increased free foat proportion
1. Strengthened Balance Sheet through de-leveraging
As a result of the issuance of 1,418 million shares in 2009, XL was
able to generate USD 300 million in cash that was used to pay of
debts. Throughout 2010, XL continued to de-leverage using its
internal cash fows, signifcantly reducing XLs liabilities; hence,
improving XLs fnancial position.
2. Improved Asset Productivity
Through robust Capital Expenditure planning and prioritization,
we have established strong alignment between our strategic
objectives, market demand and asset requirements. As a result,
XL managed to deploy Capital Expenditure efciently, and in turn,
improved normalized ROA.
- lmtoveJ \ls solvency oy teJuc|n 7otol 0eot to l8l70A tot|o
from 3.5x to 1.1x .
- lncteoseJ lqu|ty ott|on (teJuceJ tot|o ol 7otol 0eot to lqu|ty
from 4.1x to 0.9x) allowing XL to give more proportion of
returns to its shareholders.
- Memperbalkl solvabilitas kami dengan mengurangi rasio total
hutang terhadap EBITDA dari 3,5x menjadi 1,1x.
- Menalkkan Lkultas (menurunkan raslo total hutang terhadap
ekuitas dari 4,1x menjadi 0,9x) sehingga memungkinkan kami
memberikan imbal hasil yang lebih proporsional kepada
pemegang saham.
Rasio Tingkat Pengembalian Aset telah meningkat secara
signifkan dari -0,1% pada tahun 2008 menjadi 11,1% pada tahun
2010.
Return on Assets Ratio had improved signifcantly, from -0.1% in 2008
to 11.1% in 2010.
2. Meningkatkan produktivitas aset
Melalui perencanaan belanja modal yang cermat dan pendekatan
prioritas, kami telah membangun jalinan yang kuat antara tujuan
strategis kami, permintaan pasar, dan aset yang dibutuhkan.
Hasilnya, kami dapat mengontrol belanja modal secara efsien dan
memperbaiki normalized ROA.
Hutang terhadap EBITDA /
Debt to EBITDA
PERSENTASE KEWAJIBAN DAN EKUITAS /
PERCENTAGE OF LIABILITIES AND EQUITY
2008
3,5
2,2
1,1
2009 2010
2008
-0,1%
4,9%
11,1%
2009 2010
85%
2008
15%
68%
2009
32%
57%
2010
43%
Kewajiban/
Liabilities
Ekuitas/
Equity
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 73
3. Refreshed Network assets through Modernization
XL modernized its Radio Base Station (RBS) network in
Kalimantan, Northern Sumatera and some areas in Java and Bali.
This initiative increased asset productivity due to enhancements
of network features to address changing business demands; e.g.
signifcantly lower power consumption and space requirement.
Total accelerated depreciation of previous assets was Rp 135
billion.
4. Healthier Cash Flow Profle
Efcient Capital Expenditure planning combined with excellent
top-line execution has led to healthier cash fow profle and
provides more liquidity. XL continued the positive trajectory on
Free Cash Flows started in 2Q09. In 2010, XL generated Rp 8.8
trillion in Cash Flows from Operations resulting in Free Cash Flows
of Rp 3.7 trillion.
Within 3 years, XL has moved from negative free cash fow to
positive free cash fow of Rp 3.7 trillion.
5. Increased Free Float Proportion
In March 2010, Axiata ofered 19.8% of its share in XL (equivalent
to 1,684,548,000 shares) to public, increasing XLs free foat shares
to 20%. The increase in free foat shares has allowed the market
to appreciate the values created by XL. In 2010, XLs stock has
increased by more than 175%; making it one of the Telco stocks
with the highest return globally.
Composition of XLs shareholders were as follows:
3. Melakukan Modernisasi Aset Jaringan
Kami telah melakukan modernisasi jaringan Radio Base Station
(RBS) di Kalimantan, Sumatera bagian Utara dan beberapa area di
Jawa dan Bali. Inisiatif ini telah meningkatkan produktivitas aset
kami melalui peningkatan ftur-ftur jaringan untuk mengatasi
perubahan permintaan pasar, misalnya konsumsi listrik yang
lebih rendah secara signifkan, serta memperkecil tempat yang
dibutuhkan. Jumlah percepatan depresiasi atas aset ini adalah Rp
135 miliar.
4. Profl Arus Kas Yang Lebih Sehat
Perencanaan belanja modal yang efsien ditambah dengan
kinerja pendapatan yang prima telah menghasilkan arus kas
yang lebih sehat. Kami memiliki Free Cash Flows positif yang
terus meningkat sejak kuartal II tahun 2009. Pada tahun 2010
kami menghasilkan arus kas Rp 8,8 triliun dari kegiatan operasi
sehingga menghasilkan Free Cash Flows sebesar Rp 3,7 triliun.
Dalam waktu 3 tahun, kami telah memperbaiki posisi free cash
fow dari negatif menjadi positif Rp 3,7 triliun.
5. Meningkatkan Proporsi Saham Publik
Pada bulan Maret 2010, Axiata menjual 19,8% kepemilikannya
di XL (setara dengan 1.684.548.000 lembar saham) ke publik,
sehingga menaikkan jumlah saham XL yang beredar di
publik menjadi 20%. Kenaikan jumlah saham publik ini telah
mengapresiasi nilai yang dihasilkan oleh XL. Pada tahun 2010,
saham XL telah meningkat lebih dari 175% memposisikan XL
sebagai perusahaan telekomunikasi yang memberikan imbal hasil
saham tertinggi secara global.
Komposisi Pemegang Saham XL adalah sebagai berikut:
2008
-6,8
2,6
(Rp Triliun/Trillion)
3,7
2009 2010
84%
7.090
16%
86%
8.508
13%
67%
8.508
(juta saham / million shares)
13%
20%
Axiata Investments (indonesia) Sdn. Bhd Etisalat International Ltd. Public
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 74
Ikhtisar Neraca Penting Lainnya
- Se[alan dengan strategl neraca yang sehat, [umlah aset relatlf
stabil
- Aset lancar meningkat 11% karena peningkatan piutang
dan pembayaran di muka untuk 2G periode 2011, yang
diimbangi dengan penurunan kas dan setara kas serta
pembayaran pajak di muka yang lebih rendah.
- Total aset tetap sedikit menurun sebesar 1,8%
dibandingkan dengan tahun lalu karena kami
membukukan depresiasi yang lebih tinggi sehubungan
modernisasi aset.
- Kewa[lban lancar XL menurun sebesar 24,l% terutama karena
penurunan hutang usaha.
- 1umlah ekultas nalk sebesar 33% sebagal hasll darl laba berslh
sebesar Rp 2,9 triliun yang didapatkan di tahun 2010, serta
kompensasi berbasis saham sebesar Rp 20,7 miliar.
Ikhtisar Arus Kas Penting Lainnya
- Arus kas berslh yang dlperoleh darl aktlvltas operasl menlngkat
14% terutama karena peningkatan pendapatan.
- Arus kas berslh yang dlgunakan untuk aktlvltas lnvestasl relatlf
stabil.
- Arus kas berslh yang dlgunakan untuk aktlvltas pendanaan
meningkat 37%, terutama karena pembayaran pinjaman, baik
yang sudah maupun belum jatuh tempo.
Belanja Modal
Pada tahun 2010, belanja modal terutama dialokasikan untuk
penambahan kapasitas jaringan dan perbaikan kualitas. Selain itu,
kami juga meningkatkan cakupan jaringan 3G. Lebih lanjut, kami
telah menginvestasikan untuk sistem lainnya yang diperlukan
dalam rangka memperbaiki layanan kami.
Rincian modal belanja adalah sebagai berikut:
Other Key Highlights in Balance Sheet
- ln l|ne w|th \ls leon oolonce sheet ooject|ve, totol ossets hove
remained relatively stable
- Current assets increased by 11% due to an increase in
receivables and prepayments for 2G in 2011, partially ofset
by a decrease in cash and cash equivalent and lower prepaid
taxes.
- Total fxed assets slightly decreased by 1.8% compared to the
prior year level as we booked higher depreciation related to
asset modernization.
- \l monoeJ to Jecteose cuttent l|oo|l|t|es oy 24.1 mo|nly Jue to
a decrease in trade payables.
- 7otol equ|ty |ncteoseJ oy 33 os o tesult ol k 2.9 tt|ll|on |n net
income gained in 2010 and Rp 20.7 billion provision of stock based
compensation.
Other Key Highlights in Cash Flow
- Net cosh how ltom oetot|n oct|v|t|es |ncteoseJ oy 14 mo|nly
due to top-line growth.
- Net cosh how useJ lot |nvest|n oct|v|t|es temo|neJ telot|vely
stable.
- Net cosh how lot hnonc|n oct|v|t|es |ncteoseJ oy 37, mo|nly Jue
to repayment and pre-payments of debts.
Capital Expenditures
In 2010, Capital Expenditure was mainly allocated for network
capacity expansion and quality improvement. We also pushed
to further enhance our 3G network coverage. Furthermore,
we invested in other support systems required to improve our
services.
The details of capital expenditures are as follows:
(Miliar Rupiah) 2008 2009 2010 (Billion Rupiah)
Belanja Modal yang
dikapitalisasi
10.845 4.197 3.709 Capitalized Capital Expenditures
Belanja Modal yang dibayar 11.382 5.283 4.848 Payment of Capital Expenditures
Yang menjadi komitmen 12.859 3.325 4.768 Commitments entered into
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 75
During 2010, XL signed Rp 6.5 trillion of new loan facilities, of
which Rp 4 trillion had been drawn on. The remaining facility
available until the end of 2010 was Rp 2.5 trillion.
Details of debt payment using internal cash are as follows:
- Bought back the remaining USD bond due in 2013 of USD
59 million at price 103.563% of the nominal value.
- Prepayment of loan facility from JP Morgan Chase Bank,
N.A. amounted USD 30 million.
- Prepayment of loan facility from Standard Chartered Bank
amounted USD 50 million.
- Prepayment of loan facility from EKN amounted USD 51
million.
- Repayment of loan facility from EKN due in 2010 of USD 52
million.
- Prepayment of loan facility from BCA amounted Rp 3
trillion.
- Prepayment of loan facility from Bank Mandiri amounted
Rp 400 billion.
- Prepayment of loan facility from Bank Sumitomo Mitsui
Indonesia amounted Rp 800 billion.
- Prepayment of loan facility from DBS amounted Rp 700
billion.
XLs latest credit ratings are as follows:
Sepanjang tahun 2010, XL telah menandatangani fasilitas
kredit baru dengan total Rp 6,5 triliun, di mana Rp 4 triliun
telah dicairkan. Fasilitas yang masih tersedia sampai akhir
tahun 2010 adalah Rp 2,5 triliun.
Rincian pembayaran pinjaman menggunakan kas internal
sebagai berikut:
- Pembellan kemball obllgasl USD yang [atuh tempo dl
2013 senilai USD 59 juta pada harga 103,563% dari nilai
nominal.
- Pembayaran dlpercepat atas pln[aman darl 8ank 1P
Morgan Chase,N.A. senilai USD 30 juta .
- Pembayaran dlpercepat atas pln[aman darl Standard
Chartered Bank senilai USD 50 juta.
- Pembayaran dlpercepat atas pln[aman darl LKN senllal
USD 51 juta.
- Pembayaran atas pln[aman darl LKN yang [atuh tempo
di 2010 senilai USD 52 juta.
- Pembayaran dlpercepat atas pln[aman darl 8CA senllal
Rp 3 triliun.
- Pembayaran dlpercepat atas pln[aman darl 8ank Mandlrl
senilai Rp 400 miliar.
- Pembayaran dlpercepat atas pln[aman darl 8ank
Sumitomo Mitsui Indonesia senilai Rp 800 miliar.
- Pembayaran dlpercepat atas pln[aman darl D8S senllal
Rp 700 miliar.
Kredit rating XL yang terakhir adalah sebagai berikut:
Local currency Outlook
Fitch Ratings AA- (idn) Stable
Pefndo
Id
AA- Stable
- \l s|n|hcontly JecteoseJ |ts |ntetest oeot|n Jeots oy 28 |n
2009 and 24% in 2010, as result of debt payments.
- loon comos|t|on oy cuttency Jenom|not|on olso s|n|hcontly
shifted. USD denominated loans decreased to 21% of total
loans by 31 December 2010 and 80% of loan exposure has
been hedged.
- XL telah mengurangl secara slgnlkan hutang berbunga
sebesar 28% di tahun 2009 dan 24% di tahun 2010, sebagai
hasil pelunasan pinjaman.
- Komposlsl pln[aman berdasarkan mata uang [uga secara
signifkan berubah. Pinjaman dalam mata uang US Dolar
menurun sebesar 21% dari jumlah pinjaman pada 31
Desember 2010 dan telah dilakukan sarana lindung nilai
sebanyak 80%.
(Rp Triliun/Trillion)
50%
18,7
2008 2009 2010
50%
34%
13,5
66%
21%
10,2
79% Pinjaman dalam USD / USD debt
Pinjaman dalam Rp / IDR debt
Pinjaman Indebtedness
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 76
Informasi Material dan Kejadian Setelah
Tanggal Laporan Akuntan
Pada tanggal 27 Januari 2011, XL telah melakukan
pembayaran atas saldo pinjaman dari PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. sebesar Rp 400 miliar. Di samping itu, fasilitas
pinjaman yang belum digunakan, yang berasal dari PT Bank
Central Asia Tbk. sebesar Rp 1,5 triliun tidak diutilisasi dan
telah tidak diberlakukan.
Kebijakan Akuntasi dan Tambahan Informasi
Keuangan
XL telah menerbitkan laporan keuangan tahunan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Selama 2010, XL telah menerapkan revisi dari PSAK 50 dan
55 yang menjelaskan mengenai instrumen keuangan yang
diaplikasikan secara efektif pada tanggal 1 Januari 2010. XL
secara jelas telah menjelaskan kebijakan akuntasi penting yang
diterapkan di dalam catatan laporan keuangan konsolidasian
per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 yang terdapat di dalam
laporan ini. Selama tahun yang bersangkutan, Perseroan tidak
memiliki informasi keuangan yang berkaitan dengan kejadian
luar biasa.
PSAK 50 dan 55
Efektif sejak 1 Januari 2010, XL dan anak perusahaannya
mengadopsi PSAK no. 50 (Revisi 2006) mengenai Instrumen
Keuangan: Pengungkapan dan Penyajian dan PSAK No. 55
(Revisi 2006) mengenai Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran. Standar ini diterapkan secara prospektif
dan dalam hal pengadopsian standar tersebut, tidak terdapat
dampak material dalam penyajian laporan keuangan
konsolidasian. Pada dasarnya, dampak dari pengadaan
standar ini hanyalah terletak pada kewajiban pengungkapan
sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
yang dimiliki XL dan anak perusahaannya.
Peraturan Pajak
Berdasarkan dari perubahan keempat atas peraturan pajak
penghasilan, yang tercantum dalam Undang-Undang
no.36/2008, tarif pajak penghasilan progresif diubah secara
proporsional dari 28% dari laba fskal sebelum pajak untuk
tahun 2009 menjadi sebesar 25% pada tahun 2010. Jumlah
beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2010 didasari oleh perhitungan awal. Perhitungan
ini dapat berbeda dari manfaat / (beban) pajak penghasilan
yang dilaporkan di surat pemberitahuan pajak penghasilan.
Peraturan KOMINFO
- Pada tanggal 13 Desember 2010, Pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah No. 76/2010 untuk mengubah
Peraturan Pemerintah No. 7/2009. Peraturan ini
menentukan bahwa beban hak penggunaan (BHP)
spektrum frekuensi radio terdiri dari BHP untuk izin stasiun
radio (ISR) dan BHP untuk izin pita spektrum frekuensi
radio (IPSFR). Perubahan ini lebih lanjut menjelaskan
Material Information & Facts Subsequent To
The Accountants Report Date
On 27 January 2011, we paid outstanding borrowing from PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. at the amount of Rp 400 billion. In
addition, the unused borrowing facility from PT Bank Central Asia
Tbk. at the amount of Rp 1.5 trillion was not utilized and has been
ended.
Accounting Policy & Additional Financial
Information
XL has applied Indonesian GAAP in publishing its annual
fnancial statements. During 2010, XL has implemented
the revision of PSAK 50 and PSAK 55 that explain fnancial
instruments which were applied efectively from 1 January
2010. XL has clearly explained the signifcant accounting policy
applied in the notes of consolidated fnancial statements as of 31
December 2010, 2009 and 2008 that were included in this report.
There was no fnancial information of any extraordinary nature
which occurred during the years.
SFAS 50 and 55
Efective on 1 January 2010, XL and subsidiary adopted PSAK
No. 50 (Revised 2006) Financial Instruments: Presentation
and Disclosures and PSAK No. 55 (Revised 2006) Financial
Instruments: Recognition and Measurement. The provisions of
these standards were applied prospectively upon adoption and
did not have a material impact on these consolidated fnancial
statements. Mainly, the impact was on the requirements to
disclose the nature and extent of the risks arising from the
fnancial instruments to which XL and subsidiary are exposed.
Tax Regulation
Based on the fourth amendment of income taxation regulation,
stated in the Law no. 36/2008, the progressive income tax rate
was changed proportionally from 28% of the amount of net
proft before tax for fscal year 2009 to 25% for fscal year 2010.
The amount of tax income for the year ended 31 December 2010
was based on preliminary calculations. These amounts may difer
from tax income/(loss) reported in XL income tax returns.
KOMINFO Regulation
- On 13 December 2010, the Government issued Government
Regulation No. 76/2010 to amend the existing Government
Regulation No. 7/2009. This regulation determines that fees
for the use of radio frequency spectrum, comprising of fees on
the radio station license (ISR) and fees on the radio frequency
spectrum bandwidth license (IPSFR). The amendment further
clarifes the implementation of the formula to derive the fee of
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 77
C. Prospek Bisnis
1. Pertumbuhan Industri
Berdasarkan data Frost & Sullivan, penetrasi seluler di
Indonesia adalah 80,9% pada tanggal 31 Desember 2009
dan diperkirakan akan mencapai 113,0% pada tanggal 31
Desember 2015. Pasar untuk pelanggan seluler semakin
kompetitif dan pertumbuhan pelanggan diperkirakan akan
didorong oleh layanan terjangkau dan kualitas layanan yang
berkelanjutan. Kami mengharapkan para operator untuk lebih
menekankan pada kualitas dan variasi layanan.
Seiring dengan peningkatan penetrasi seluler, operator
telekomunikasi diharapkan semakin fokus pada perluasan
layanan data untuk mendukung pertumbuhan pendapatan.
Antisipasi pertumbuhan dalam layanan data diperkirakan
akan didorong terutama oleh rendahnya penetrasi layanan
fxed broadband di Indonesia, yang mendorong adopsi
mobile internet, dan juga karena adanya penawaran yang
inovatif dan terjangkau dari operator telekomunikasi, dan
popularitas aplikasi jejaring sosial dan ponsel yang memiliki
ftur multimedia.
2. Kompetisi
XL percaya bahwa industri telekomunikasi Indonesia sangat
kompetitif dan bahwa akhir-akhir ini persaingan telah
dan diharapkan terus berlanjut, terutama didorong oleh
penetapan harga terjangkau yang berkelanjutan, diiringi
dengan jangkauan jaringan, kualitas layanan dan skala basis
pelanggan.
XL bersaing dengan dua penyedia telekomunikasi GSM
berskala besar dan beberapa operator GSM dan CDMA yang
berskala lebih kecil di industri telekomunikasi Indonesia. Kami
percaya bahwa basis jumlah pelanggan yang lebih besar
(dan komunitas on-net) memberikan keuntungan lebih pada
kami dibanding operator-operator seluler tersebut karena
penawaran produk kami memungkinkan akses ke komunitas
pelanggan on-net yang lebih luas serta memungkinkan
pelanggan kami untuk memanfaatkan produk on-net yang
lebih terjangkau untuk proporsi yang lebih besar dari
pemakaian layanan percakapan.
C. Business Prospect
1. Industry Growth
According to Frost & Sullivan, cellular subscription penetration
in Indonesia was 80.9% as at December 31, 2009 and is expected
to reach 113.0% by December 31, 2015. The market for cellular
subscribers is increasingly competitive and subscriber growth is
expected to be driven by continued afordability and quality of
services. We expect operators to emphasize quality and variety of
services.
As cellular penetration rates increase, telecommunication
operators are expected to focus increasingly on the expansion of
data services to support revenue growth. The anticipated growth
in data services is expected to be driven primarily by the current
low fxed broadband penetration in Indonesia, which encourages
mobile internet adoption, as well as innovative and increasingly
afordable oferings from cellular operators, and the popularity
of social networking applications and multimedia-capable
handsets.
2. Competition
XL believe that the Indonesian telecommunications industry is
highly competitive and that recent competition has been, and
is expected to continue to be, primarily driven by continued
afordable pricing, as well as network coverage, quality of services
and scale of subscriber base.
XL competes with two major GSM operators and several smaller
GSM and CDMA operators in Indonesia telecommunications
industry. We believe that our large subscriber base (and on-net
community) gives us an advantage over these cellular operators
since our product oferings allow access to a wider on-net
community of subscribers as well as enable our subscribers to
utilize more afordable on-net product oferings for a greater
proportion of their voice usage.
penerapan formula tertentu dalam menghitung BHP IPSFR.
Pelaksanaannya diharapkan secara bertahap dalam waktu
lima tahun terhitung sejak 15 Desember 2010. Peraturan
ini dapat mengakibatkan perubahan kalkulasi beban
infrastruktur.
- Pemerintah telah menetapkan referensi biaya interkoneksi
baru per tanggal 31 December 2010 melalui Surat
yang diterbitkan oleh Badan Regulasi Telekomunikasi
Indonesia No. 227/BRTI/XII/2010 yang mengatur mengenai
Implementasi Interkoneksi pada tahun 2011. Untuk layanan
telekomunikasi mobilisasi seluler, referensi ini berlaku efektif
pada tanggal 1 Januari 2011, sementara untuk fxed wireless
access service, referensi ini berlaku efektif sejak 1 Juli 2011.
IPSFR. The implementation is expected to be staged over fve
years starting on 15 December 2010. This regulation would
afect to the calculation of infrastructure expenses.
- The Government has determined the new interconnection
cost reference as of 31 December 2010 through the Letter
from Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia No. 227/BRTI/
XII/2010 regarding Interconnection Implementation for 2011.
For cellular mobile telecommunication services, this reference
will be efective starting 1 January 2011, while for fxed
wireless access service, this reference will be efective starting 1
July 2011.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 78
Perekonomian Indonesia
Kami mengoperasikan seluruh usaha kami di Indonesia. Dengan
demikian, hasil operasional kami tergantung pada tingkat
pendapatan disposabel pelanggan kami, yang pada akhirnya
didorong oleh kesehatan perekonomian Indonesia secara
keseluruhan. Produk domestik bruto Indonesia, atau PDB,
tumbuh pada tingkat tahunan sekitar 6,0% pada tahun 2008,
4,6% pada tahun 2009 dan 4,3% pada tahun 2010 menurut
perkiraan Biro Pusat Statistik. Infasi tetap tinggi, dengan tingkat
infasi tahunan sekitar 11,06% pada tahun 2008, 2,78% pada
tahun 2009 dan 6,96% pada tahun 2010 menurut Biro Pusat
Statistik.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi
pada tahun 2011 mencapai kisaran 6,0% - 6,5%, dan
meningkat menjadi 6,1% - 6,6% pada tahun 2012. Investasi
yang mulai membaik sejak tahun 2010 ini diperkirakan akan
terus berlanjut hingga menimbulkan struktur pertumbuhan
ekonomi yang lebih seimbang.
Kami percaya bahwa peningkatan kemakmuran di Indonesia
akan menghasilkan peningkatan penggunaan layanan seluler.
3. Strategi Bisnis XL Ke Masa Depan
Tujuan strategis XL adalah untuk terus menyediakan
layanan percakapan, SMS dan layanan data yang terjangkau
dan dapat diandalkan untuk pelanggan kami yang dapat
memaksimalkan perolehan pendapatan dan pemanfaatan
kapasitas jaringan kami, sekaligus mengendalikan belanja
modal dan belanja operasional, dengan maksud untuk
memaksimalkan proftabilitas dan tingkat pengembalian
investasi modal.
Untuk mencapai tujuan ini, kami berkomitmen untuk:
r .FSBODBOHQFOBXBSBOQSPEVLZBOHNFOHPQUJNBMLBO
pemanfaatan jaringan dan peningkatan proftabilitas.
Kami percaya bahwa dengan posisi dan skala operasi kami
di pasar, bersama-sama dengan permintaan untuk layanan
seluler di Indonesia yang berkelanjutan, menyediakan
dasar yang kuat untuk meningkatkan proftabilitas. Kami
terus merancang penawaran produk baru dengan rencana
harga yang ditargetkan guna meningkatkan pelanggan
aktif dan pendapatan melalui optimisasi pemanfaatan
jaringan seluler.
r .FOHFMPMBQFSUVNCVIBOQFOEBQBUBOEBSJMBZBOBO
data.
Kami bermaksud untuk meningkatkan pengalaman
kami dalam layanan percakapan dan SMS untuk secara
efektif mengelola pertumbuhan pendapatan dari
layanan akses data dan konten dengan memanfaatkan
Customer Analytics Unit. Hal ini kami lakukan untuk
merancang penawaran produk data yang melengkapi dan
meningkatkan pola penggunaan data pelanggan dan pada
saat yang sama kami juga mengoptimalkan pemanfaatan
Indonesian economy
We conduct substantially all our operations in Indonesia.
Accordingly, our results of operations are dependent on the
disposable income of our subscribers, which in turn is driven
by the health of the overall Indonesian economy. Indonesias
gross domestic product, or GDP, grew at an annual rate of
approximately 6.0% in 2008, 4.6% in 2009 and 4.3% in 2010
according to Biro Pusat Statistik estimates. Infation has remained
high, with an annual infation rate of approximately 11.06% in
2008, 2.78% in 2009 and 6.96% in 2010 according to Biro Pusat
Statistik.
Bank Indonesia projects economic growth in 2011 to reach the
range of 6.0% - 6.5%, and increasing to 6.1% - 6.6% in 2012.
Investment which began to improve since 2010 is expected to
continue its growth hence creating a more balanced economic
growth structure.
We believe that increasing afuence in Indonesia will result in
increased usage of cellular services.
3. XL Business Strategy Going Forward
XL strategic goal is to continue to provide afordable and
dependable voice, SMS and data services to our subscribers in a
manner that maximizes revenue generation and utilization of
our network capacity, while controlling our capital expenditures
and operating expenses, with a view towards maximizing our
proftability and return on invested capital.
To achieve this goal, we intend to:
r %FTJHOQSPEVDUPFSJOHTUPPQUJNJ[FOFUXPSLVUJMJ[BUJPO
and increase proftability.
We believe our established market position and scale of
operations, together with continued demand for cellular
services in Indonesia, provide a strong platform from which to
increase our proftability. We continuously design new product
oferings with targeted pricing plans intended to increase our
revenue generating base and our gross cellular revenue while
optimizing utilization of our cellular network.
r .BOBHFUIFHSPXUIPGSFWFOVFTGSPNEBUBTFSWJDFT
We intend to leverage our experience in voice and SMS services
to efectively manage the growth of revenue from data access
and content services by utilizing our Customer Analytics
Unit to design data product oferings that complement and
enhance our subscriber data usage patterns, while optimizing
network utilization. We also intend to prudently manage
our capital expenditures for additional data-related network
capacity, and maintain the quality and dependability of our
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 79
jaringan. Kami juga berniat untuk secara cermat mengelola
pengeluaran modal kami untuk penambahan kapasitas
jaringan terkait layanan data, dan menjaga kualitas dan
kehandalan layanan kami secara keseluruhan, sambil
memperluas kehadiran kami untuk layanan akses data dan
konten di pasar.
r 1SJOTJQLFIBUJIBUJBOEBOGPLVTUFSIBEBQJOWFTUBTJ
modal yang berlangsung.
Kami berkomitmen untuk fokus terhadap belanja modal
di masa depan guna peningkatan kapasitas jaringan dan
kualitas, terutama untuk memenuhi pertumbuhan layanan
data. Kami tidak bermaksud untuk secara signifkan
memperluas cakupan jaringan seluler kami, yang saat ini
telah memungkinkan kami untuk menawarkan layanan
telekomunikasi seluler ke lebih dari 90% dari populasi
Indonesia. Kami berencana untuk terus memantau
pemanfaatan jaringan dan menginstalasi tambahan BTS
hanya pada tempat dimana congestion jaringan membatasi
pertumbuhan pendapatan dan dapat diatasi hanya dengan
optimisasi jaringan.
r .FMBOKVULBOQFOJOHLBUBOFTJFOTJCJBZB
Kami bermaksud untuk terus meningkatkan efsiensi biaya
operasional dalam berbagai bidang. Kami berkomitmen
dalam memfokuskan pemasaran dan program komunikasi
secara jangka panjang dan melalui media paling efektif.
Dalam rangka untuk pengelolaan biaya utilitas yang lebih
baik, kami bermaksud untuk meningkatkan penggunaan
utilitas koneksi secara langsung dan mengurangi
penggunaan generator untuk mengelola kebutuhan
listrik menara dengan lebih baik. Kami juga berniat untuk
secara berkala meninjau efektivitas biaya pengaturan sirkit
jaringan, untuk mengurangi biaya sirkit jaringan yang
merupakan bagian persentase dari pendapatan kotor.
r 1FOJOHLBUBOQFOEBQBUBOEBSJTVNCFSOPOUSBEJTJPOBM
Kami percaya bahwa saat ini, kami adalah salah satu
operator terbesar yang memberikan layanan sewa menara
di Indonesia, dengan sekitar 5.125 tempat pada menara
kami yang disewakan kepada operator telekomunikasi
lainnya. Kami berencana untuk terus meningkatkan
pendapatan yang dihasilkan dari jasa telekomunikasi
lainnya, seperti menyewakan tempat pada menara
kami, menyewakan kelebihan kapasitas dalam jaringan
transmisi serat optik, dan melakukan kesepakatan untuk
jelajah domestik pada area dimana kapasitas jaringan
seluler kurang dimanfaatkan. Kami akan terus mencari
peluang untuk meningkatkan pendapatan dari sumber-
sumber non-tradisional, agar dapat lebih optimal dalam
memanfaatkan kapasitas jaringan kami.
overall cellular services, while expanding our presence in the
data access and content services market.
r 1SVEFOUBOEGPDVTFEBQQSPBDIUPPOHPJOHDBQJUBM
investment.
We intend to focus our future capital expenditures on
increasing our network capacity and quality, in particular
to cater for the growth in data services. We do not intend to
signifcantly expand our cellular network coverage, which
currently allows us to ofer cellular telecommunications
services to over 90% of the population of Indonesia. We plan
to closely monitor network utilization and install additional
BTS only where network congestion is limiting revenue growth
and cannot otherwise be relieved by network optimization.
r $POUJOVFUPJNQSPWFDPTUFDJFODZ
We intend to continue to improve our operational cost
efciency in a variety of areas. We intend to focus our
advertising and corporate communications programs on
long-term and efective high-profle media placements. In
order to better manage our utilities expense, we intend to
increase our use of direct utility connections and decrease
our use of generator sets in order to better manage our
electrical power requirements for our towers. We also intend
to periodically review the cost efectiveness of our leased line
arrangements, in order to reduce our expenses for leased lines
as a percentage of gross revenue.
r *ODSFBTFSFWFOVFGSPNOPOUSBEJUJPOBMTPVSDFT
We believe that we currently operate one of the largest tower
leasing operations in Indonesia, with approximately 5,125
spaces on our towers leased out to other telecommunication
operators. We plan to continue to increase our revenue
generated from other telecommunication services, such
as leasing out of space on our towers, leasing out of excess
capacity in our fber optic transmission network, and entering
into domestic roaming arrangements in areas where our
cellular network capacity is underutilized. We will continue
to explore opportunities for increasing our revenue from
non-traditional sources, in order more fully utilize our network
capacity.
Sundul
Aditya Wardhana
Balanced Growth
with Governance
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dalam
setiap elemen bisnis Perusahaan akan menjadi kunci utama, tidak hanya dalam
rangka membangun organisasi yang kompetitif tetapi juga akan meningkatkan
nilai pemegang saham dan menjaga kepercayaan para pemangku
kepentingan. GCG menjadi pondasi bagi kami untuk mengembangkan sebuah
perusahaan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Implementing Good Corporate Governance principles towards every business
activity would be one of the most important elements, not only in building
a competitive organization but also in enhancing shareholders value and in
maintaining stakeholders trust as our foundation elements to develop a long-
term sustainable company.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 82
Prinsip Dasar dan Tujuan GCG
Basic Principles and Objectives of GCG in XL
The reection of XLs strategic directions highlighted that
XL condently believes that implementing GCG principles
towards every business activity would be one of the most
important elements, not only in building a competitive
organization but also in enhancing shareholders value
and in maintaining stakeholders trust as our foundation
elements to develop a long-term sustainable company.
Reeksi arah strategi XL menekankan pada keyakinan
yang kuat bahwa dengan melaksanakan prinsip-
prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha akan menjadi
kunci utama, tidak hanya dalam rangka membangun
organisasi yang kompetitif tetapi juga akan
meningkatkan nilai pemegang saham dan menjaga
kepercayaan para pemangku kepentingan. GCG
menjadi pondasi bagi kami untuk mengembangkan
sebuah perusahaan yang berkesinambungan dalam
jangka panjang.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 83
Throughout 2010, XLs commitment in GCG enhancement has
been proven by conducting a GCG assessment and awareness
program under collaboration with independent prominent
corporate governance business association. Further, the
assessment result would be used as a benchmark and milestone
to develop a more advance corporate governance system with
high standard of professionalism.
According to XLs framework, the following are the basic principles
of our corporate governance:
Compliance
XL commits to comply with the prevailing governance codes and
regulatory requirements in running its business. All activities and
decisions made by the Board of Commissioners (BoC), the Board
of Directors (BoD) and all employees are considered and taken
based on lawful requirements from government and regulatory
bodies. Sets of policies and procedures are all in place to support
and secure the activities and operational.
Professional
XL always focuses on professional business and services. XL
and its employees implement highest business ethics to ensure
all management and employees obey XLs framework and
guidelines. In the other hand, XL also arranges projects and
policies to maintain its services to the customer, suppliers and
partners. Through those mechanisms, XL acknowledges every
complaints as well as suggestions as the input for improvement
and further development.
Reliability
With accountable and transparent business practice, reports as
well as relevant access of information, XL aims to maintain trust
from all stakeholders. XL preserves trust as its Enterprise Risk
Management provides assurance internally and External Auditors
ensures the all our published quarterly results and annual
report to the stakeholders and public as accurate and reliable
information.
Sustainable
XL builds the business in the principle of sustainable company
where long-term impact of todays activities is considered for
future XLs interest. XL strongly believes that commitment for their
customer today is one of key foundation for future XLs business.
Objectives
As the fastest growing company in Indonesian and Global cellular
industry, our commitment in compliance to uphold and deliver
the high standards of corporate governance increases as one of
key to support our strategic directions to enhance shareholders
value as well as stakeholders trust to develop a sustainable
company. Integrity and fairness have been the key take away of
our governance enhancement this year.
Sepanjang 2010, komitmen XL dalam meningkatkan
penerapan GCG telah dibuktikan dengan melakukan
berbagai kegiatan, antara lain melalui program penilaian dan
pemahaman terhadap GCG (GCG assessment and awareness
program) bekerjasama dengan institusi independen di bidang
GCG yang terakreditasi. Selanjutnya, hasil penilaian tersebut
akan digunakan sebagai dasar untuk lebih mengembangkan
sistem GCG berbasis profesionalisme yang tinggi.
Mengacu pada kerangka kerja XL, berikut adalah prinsip-
prinsip dasar GCG kami:
Kepatuhan
XL berkomitmen untuk mematuhi pedoman tata kelola dan
peraturan yang berlaku dalam menjalankan usahanya. Semua
kegiatan dan keputusan yang dibuat oleh Dewan Komisaris,
Direksi dan semua karyawan dipertimbangkan dan diambil
berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan
instansi yang berwenang. Semua kebijakan dan prosedur
telah dibuat dan diberlakukan untuk mendukung dan
mengamankan kegiatan operasional XL.
Profesional
XL selalu mengedepankan profesionalitas dalam mengelola
bisnis dan layanannya. XL dan para karyawan menjunjung
tinggi etika bisnis untuk memastikan bahwa seluruh elemen
telah mematuhi kerangka kerja dan pedoman XL. Di sisi lain,
XL juga menetapkan kebijakan untuk mempertahankan
layanan yang baik kepada para pelanggan, pemasok, dan
mitra bisnis. Melalui mekanisme tersebut, XL menindaklanjuti
setiap keluhan serta saran sebagai masukan untuk perbaikan
dan pengembangan lebih lanjut.
Keandalan
Atas dasar praktek bisnis yang bertanggung jawab dan
transparan, penyajian laporan serta akses informasi yang
relevan, XL bertujuan untuk menjaga kepercayaan dari
seluruh pemangku kepentingan. Hal ini didukung oleh
kebijakan Manajemen Risiko Perusahaan/Enterprise Risk
Management (ERM) yang memberikan jaminan secara
internal dengan dibantu oleh Auditor Eksternal yang
memastikan bahwa semua laporan hasil kinerja XL diterbitkan
secara berkala triwulanan dan tahunan kepada seluruh
pemangku kepentingan dan publik sebagai informasi yang
akurat dan terpercaya.
Berkelanjutan
XL membangun bisnis berdasarkan prinsip berkelanjutan,
dimana dampak jangka panjang dari setiap kegiatan
telah diperhitungkan bagi kelangsungan XL untuk masa
yang akan datang. XL meyakini bahwa komitmen kepada
pelanggan saat ini adalah salah satu kunci pokok untuk tetap
mempertahankan bisnis XL di masa depan.
Tujuan
Sebagai perusahaan yang berkembang pesat dalam industri
seluler Indonesia dan global, komitmen kami untuk menegakkan
dan memberikan standar yang tinggi semakin meningkat.
Hal ini merupakan salah satu kunci yang mendukung strategi
Perusahaan untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang
saham serta memperkuat kepercayaan para pemangku
kepentingan dalam rangka mengembangkan perusahaan secara
berkelanjutan. Integritas dan kesetaraan menjadi dasar bagi
perbaikan penerapan GCG ditahun 2010 ini.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 84
Pada akhir tahun 2010, Direksi telah membentuk komite
Business Continuity Management (BCM) untuk meningkatkan
pengelolaan Enterprise Risk Management (ERM). Komite BCM
mempunyai tugas utama untuk memastikan bahwa resiko
usaha berkelanjutan akan diidentikasi, dikategorikan, dinilai,
dan ditanggapi secara tepat waktu. Selain itu Komite BCM
bertugas mengembangkan rencana mitigasi yang menyeluruh
untuk mencegah dalam rangka pencegahan serta pemulihan
yang diperliukan ketika berada dalam dan secara cepat
melakukan pemulihan yang diperlukan selama krisis.
Komitmen tinggi XL untuk peningkatan GCG juga ditunjukkan
dengan merevitalisasi pelaksanaan Clean Company Program
dan sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing).
Kebijakan-kebijakan ini dilaksanakan oleh seluruh elemen
XL termasuk setiap individu di XL maupun mitra bisnis dan
vendor. Selain itu, XL juga mengembangkan sistem untuk
memastikan lingkungan bisnis yang kondusif dan etis dengan
semua pemangku kepentingan. XL juga telah melakukan
serangkaian kegiatan peningkatan penerapan GCG antara
lain program penilaian dan pemahaman GCG, GCG workshop
yang diadakan bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi,
dan manajemen senior serta pemahaman dasar GCG bagi
karyawan baru.
By end of 2010, the BoD has established a Business Continuity
Management (BCM) Committee to enhance the Enterprise
Risk Management (ERM). The BCM Committee would perform
under the main purpose of ensuring business continuity risks
to be identied, categorized, assessed, and responded in a
timely manner. Moreover the BCM Committee would develop a
thorough mitigation plan that will prevent and provide necessary
rapid recovery during the crisis.
XL strong endeavor for GCG enhancement is also shown by
revitalizing the enforcement of Clean Company Program and
Whistleblowing. These policies are implemented of throughout
the organizations including each and every individual as well as
our business partners and vendors. Moreover, XL also develops
system to ascertain a conducive and ethical business environment
with all stakeholders. And last but not least, the kicko of Good
Corporate Governance Program comprises of assessment and
series of workshops for our Boards and senior management and
basic introduction to our new-hired employees.
Penerapan GCG selama tahun 2010
XL Corporate Governance Implementation in 2010
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 85
Struktur GCG
XL Corporate Governance Structure
Komponen-komponen inti dalam struktur organ XL yang
secara krusial mendukung dan memainkan peran penting
terkait dengan kewajiban XL dalam rangka pelaksanaan GCG
adalah:
- Papat Umum Pemegang Saham
- Dewan Komlsarls
- Dlreksl
- Komlte Nomlnasl dan Penumerasl
- Komlte Audlt
- Komlte-komlte dlbawah Dlreksl
- Pungsl-fungsl khusus dl bawah Dlreksl, antara laln yang
tercakup dalam divisi Internal Audit and Risk Management,
Corporate Secretary, Corporate Legal, Corporate
Communications, dan Investor Relations
A. Papat Umum Pemegang Saham (PUPS)
Kewenangan PUPS telah berubah berdasarkan UU Perseroan
Terbatas tahun 2007 ("UUPT) untuk menghllangkan
amblgultas tentang lnterpretasl bahwa PUPS mempunyal
kekuasaan tertlnggl dalam Perseroan. Pasal 75 (l) UUPT
secara ekspllslt menyatakan bahwa PUPS memegang otorltas
yang tidak dimiliki baik oleh Direksi atau Dewan Komisaris.
Penjelasan mengenai kewenangan Direksi dan Dewan
Komisaris akan diuraikan lebih lanjut dalam bagian yang
berkaitan dengan masing-masing organ.
UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan ("AD) mengakul dua
[enls PUPS, yaltu PUPS Tahunan (PUPST) dan PUPS Luar 8lasa
(PUPSL8).
PUPST harus dladakan setldaknya sekall setahun selambat-
lambatnya enam bulan setelah penyelesaian tahun buku.
Sedangkan PUPSL8, dapat dladakan setlap kall dlpandang
perlu. Terkalt dengan panggllan untuk PUPS, Dlreksl
berwenang untuk melakukan panggllan PUPS. Dewan
Komisaris atau satu atau lebih pemegang saham yang
mewakili paling sedikit 10% dari jumlah saham dengan hak
suara [uga berwenang melakukan panggllan PUPS untuk
kasus tertentu. Ketentuan lainnya yang terkait dengan
panggllan PUPS adalah, sebagal berlkut:
- Para pemegang saham dan Dewan Komlsarls harus
mengajukan permintaan melalui surat tercatat
kepada Direksi, menyatakan alasan mereka untuk
menyelenggarakan suatu PUPSL8. Sallnan permlntaan
tersebut juga harus disampaikan oleh pemegang saham
kepada Dewan Komisaris.
- Permlntaan akan dlterlma oleh Dlreksl pallng lambat tu[uh
harl sebelum panggllan PUPSL8, dan akan dlmasukkan
dalam agenda PUPSL8 bersama dengan agenda laln yang
dianggap perlu oleh Direksi, apabila Direksi menganggap
hal tersebut relevan dengan kegiatan bisnis XL secara
langsung.
In addition, the key components of XLs GCG that crucially support
and play critical roles in XLs overall governance tasks are reected
in the following bodies:
- 7he Cenetol Veet|n ol 5hoteholJets
- 7he 8ootJ ol Comm|ss|onets
- 7he 8ootJ ol 0|tectots
- 7he Nom|not|n onJ kemunetot|on Co mm|ttee
- 7he AuJ|t Comm|ttee
- Comm|ttees unJet the 8o0, onJ
- 5ec|hc lunct|ons unJet the 8o0, |,e, lntetnol AuJ|t onJ
Risk Management, Corporate Secretary, Corporate Legal,
Corporate Communications, and Investor Relations
A. General Meeting of Shareholders
The authority of the GMS has changed under the Company Law
to remove any ambiguity regarding interpretations suggesting
that the GMS has the highest authority. Article 75 (1) of the
Company Law explicitly states that the GMS holds authorities not
held by either the BoD or the BoC. The authorities held by the BoD
and BoC will be detailed in separate sections relating to each of
those organs.
The Company Law and Companys Articles of Association (AoA)
recognizes two types of GMS, i.e. Annual GMS (AGMS) and
Extraordinary GMS (EGMS).
The AGMS must be convened at least once a year no later than
six months after the completion of the relevant accounting
year. EGMS, on the other hand, may be held whenever deemed
necessary. Related to the call for GMS, the BoD is authorized to
call for a GMS and a GMS can also be called for by the BoC or
one or more shareholders representing at least 10% of the total
number of shares with voting rights. Other relevant provisions
related with the call of GMS are as follows:
- 7he shoteholJets onJ 8oC must suom|t the|t tequest v|o
registered mail to the BoD stating their reasons for seeking
an EGMS. A copy of the request must also be submitted by the
shareholders to the BoC.
- 7he tequest sholl oe tece|veJ oy the 8o0 lotest oy seven Joys
before the invitation of the EGMS, and would be included
in the EGMS agenda should the BoD considers it is relevant
with direct XLs business operations, together with any other
agenda deemed necessary by the BoD.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 86
- 1lka Dlreksl gagal untuk menanggapl permlntaan tersebut,
maka Dewan Komlsarls dapat menyelenggarakan PUPSL8
tersebut sendiri atau atas permintaan dari para pemegang
saham. Apablla PUPSL8 dlselenggarakan oleh Dewan
Komisaris, maka agenda yang boleh dimasukkan hanyalah
agenda yang telah diajukan pada saat permintaan untuk
dladakannya PUPSL8 tersebut.
- Apablla balk Dlreksl dan Dewan Komlsarls gagal
menyelenggarakan PUPSL8, maka pemegang saham
yang mengusulkan PUPSL8 dapat menga[ukan lzln
kepada Ketua Pengadllan Negerl yang daerah hukumnya
mellputl tempat kedudukan XL. Pengadllan Negerl akan
menetapkan apakah alasan untuk dladakannya PUPSL8
cukup berdasar. Apablla Pengadllan Negerl menolak
permohonan lzln tersebut, maka pemegang saham dapat
mengajukan upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung.
Hak dan Kewenangan
PUPS memegang kewenangan yang tldak dlmlllkl balk
oleh Direksi ataupun Dewan Komisaris dalam batas-batas
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar (AD) XL serta
hukum dan peraturan yang berlaku, antara lain:
a. Meminta kepada Direksi, Dewan Komisaris atau melalui
Pengadllan untuk mengadakan PUPS sesual dengan
prosedur hukum yang berlaku;
b. Memiliki akses terhadap informasi XL melalui Direksi dan/
atau Dewan Komisaris sepanjang relevan dengan agenda
PUPS dan tldak bertentangan dengan kepentlngan XL,
c. Menerlma undangan dan mengusulkan agenda PUPS, dan
mendapatkan materi yang berhubungan dengan agenda
PUPS,
d. Hadlr atau dlwaklll dan memberlkan suara pada PUPS,
e. Menerima dividen;
f. Mengangkat dan memberhentikan anggota Direksi dan/
Dewan Komisaris;
g. Melakukan proses hukum dl Pengadllan Negerl terhadap
anggota Direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya
telah mengakibatkan kerugian kepada XL;
h. Memeriksa daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah
PUPS dan laporan tahunan, serta memperoleh sallnannya,
i. Menyetujui perubahan Anggaran Dasar XL;
j. Menyetujui Laporan Tahunan XL;
k. Menyetujui rencana untuk memperoleh dan
menggunakan pendanaan untuk kepentingan XL;
l. Menunjuk auditor independen; dan
m. Menentukan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris
dan Direksi.
Sepan[ang 20l0, XL hanya mengadakan Papat Umum
Pemegang Saham Tahunan (PUPST) sa[a.
Agenda dan keputusan PUPST dluralkan leblh lan[ut pada
bagian Informasi bagi Pemegang Saham dalam Laporan
Tahunan, pada halaman 137 sampai dengan 147.
- ll the 8o0 lo|ls to tesonJ to the tequest then the 8oC con
convene the EGMS either by its own volition or by request
from the shareholders. Where the EGMS is convened by
the BoC, then the only permissible agenda items are those
included in the request submitted seeking the EGMS.
- whete ooth the 8o0 onJ the 8oC lo|l to convene the lCV5,
then the shareholders calling for the GMS can make an
application to the Chairman of the District Court whose
jurisdiction covers the domicile of XL. The District Court will
make a determination based on whether there are grounds
for the EGMS to be convened. Where the court accepts, it will
also set the agenda for the EGMS. However, if the District
Court rejects the application, then the shareholders may
appeal to the Supreme Court.
Rights and Authorities
GMS holds authorities not held by either the BoD or the BoC
within the limits as provided in the Article of Association (AoA)
and prevailing laws and regulations, amongst other:
a. Request to the BoD, BoC or through Court to hold a GMS with
Jue oosetvot|on ol the stotutoty toceJutes,
b. Have access to information relevant to XL from the BoD and/
or the BoC to the extent relevant to the agenda of the meeting
onJ not |n conttovent|on w|th the |ntetest ol \l,
c. Receive invitation and propose agenda of GMS, and obtain
materials related to the GMS agenda.
J. AttenJ ot oe|n tetesenteJ onJ cost vote ot CV5,
e. kece|ve J|v|JenJ,
l. Ao|nt onJ J|sm|ss memoet(s} ol the 8o0 onJ/ the 8oC,
g. Institute legal proceedings in the district court against a
member of the BoD who due to his/her fault or negligence
hos tesulteJ |n losses to \l,
h. Examine the register of shareholders, special register, minutes
of the GMS and an annual report, and obtain the copy
theteol,
|. Atove chones to \ls Att|cles ol Assoc|ot|on,
j. lnJotse \ls Annuol keott,
k. Approve plans to obtain and utilize proceeds from funding
oct|v|t|es,
l. Ao|nt |nJeenJent ouJ|tots, onJ
m. Determine the remuneration for members of the BoC and
BoD.
Throughout 2010 XL only convened an Annual General Meeting
of Shareholders (AGMS).
The agenda and resolutions of the Meetings are detailed in the
Information to Shareholders section of this Report found on page
137 to 147.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 87
B. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris XL berwenang untuk mengawasi,
memantau, serta memberikan arahan dan nasihat kepada
Direksi sehubungan dengan pengelolaan XL sesuai dengan
maksud dan tu[uan XL. Pungsl pengawasan bertu[uan untuk
memastikan bahwa Direksi dalam melaksanakan tugasnya
mematuhi aturan yang berlaku demi kepentingan XL. Dewan
Komisaris telah secara efektif melakukan tugas dan tanggung
jawabnya melalui sejumlah arahan dan keputusan yang
dibahas dan dituangkan dalam risalah rapat Dewan Komisaris
selama 2010.
Komposisi dan Keanggotaan
Pada akhir 2010, Dewan Komisaris XL terdiri dari enam orang
anggota termasuk Presiden Komisaris dan tiga orang Komisaris
Independen. Komposisi ini sejalan dengan Surat Edaran Ketua
8apepam-LK Nomor SL-03/PM/2000 dan Peraturan 8L| Nomor
I-A, yang mana menetapkan bahwa dalam suatu perusahaan
publik setidaknya 30% dari seluruh anggota Dewan Komisaris
harus dapat dianggap independen (merupakan Komisaris
Independen). Komisaris Independen memainkan peranan
penting dalam suatu perusahaan karena mereka mewakili
kepentingan publik dengan cara mengawasi manajemen
perusahaan. Saat ini, salah satu Komisaris Independen XL juga
merupakan Ketua Komite Audit XL.
Independensi
1umlah Komlsarls |ndependen dalam susunan Dewan
Komisaris XL telah memenuhi persyaratan dalam Surat
Keputusan Dlreksl PT 8ursa Lfek |ndonesla Nomor Kep-305/
8L1/07-2004, Peraturan Nomor |-A tentang Pencatatan Saham
dan Efek Bersifat Ekuitas Lain selain Saham yang Diterbitkan
oleh Perusahaan Tercatat, yang menyatakan bahwa jumlah
Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari seluruh
anggota Dewan Komisaris yang ada. Saat ini, XL memiliki
tiga Komisaris Independen, atau setara dengan 50% dari total
anggota Dewan Komisaris XL pada akhir tahun 2010. Tidak
ada anggota Dewan Komisaris ataupun Direksi terkait satu
dengan yang lain karena hubungan darah sampai derajat
ketlga, balk secara vertlkal maupun horlzontal, ataupun karena
pernikahan.
Tugas dan Tanggung Jawab
Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang melakukan
pengawasan atas kebijakan pengurusan dan jalannya
pengurusan pada umumnya maupun secara khusus, sesuai
dengan batasan yang ditetapkan dalam AD. Dewan Komisaris
wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugasnya untuk kepentingan XL. Selain itu,
Dewan Komisaris dapat memberikan nasihat kepada Direksi
untuk memastikan bahwa XL dikelola sesuai dengan maksud
dan tujuannya.
Dewan Komisaris merupakan suatu dewan (majelis), sehingga
setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak secara
sendiri-sendiri, melainkan harus berdasarkan keputusan
Dewan Komisaris.
B. Board of Commissioners
XLs BoC is duly authorized to supervise, monitor, as well as
provide guidance and advice to the BoD in respect to managing
XL. This supervisory role is aimed to ensure that the BoD adheres
to the prescribed and prevailing rules and regulations alongside
executing its tasks. The BoC eectively executed its responsibilities
through a number of directives and resolutions that were reached
at its meetings in 2010.
Composition and Structure
By the end of 2010, XLs BoC comprised of six members
including the President Commissioner and three Independent
Commissioners. This composition is in line with the Bapepam-LKs
Cho|tmons C|tculot lettet No. 5l-03/lV/2000 onJ l0\ keulot|on
Numoet l-A, wh|ch tequ|tes the comos|t|on ol memoets w|th|n
a publicly-listed companys Board of Commissioners to at least
comprise of 30% members who are deemed to be independent
within its BoC. The Independent Commissioner(s) plays a crucial
role within the company as they represent the interests of the
public by overseeing the companys management. It is important
to note that one of XLs Independent Commissioners is appointed
as the Chairman of XLs Audit Committee.
Independency
The number of Independent Commissioners on XLs BoC fullls
the conditions articulated in the Decree of the Board of Directors
ol l7 8utso llel lnJones|o No. le-305/8l1/07-2004 teotJ|n
keulot|on No. l-A teotJ|n the l|st|n ol 5hotes onJ lqu|ty
Securities other than Shares Issued by a Listed Company, which
states that at least 30% of the membership of the BoC of a public
company must be Independent Commissioners. XL has three
Independent Commissioners, or 50% of the total membership of
the 8oC oy enJ ol yeot 2010. None ol the memoets ol the 8oC ot
BoD are related to each other by blood up the third degree, either
vertically or horizontally, or by marriage.
Tasks and Responsibilities
The BoC is a companys organ that undertakes both general and
specic supervision of the management of XL pursuant to any
limitations prescribed in the AoA. The BoC shall, with good faith
and full responsibility, perform their duties in the interest of XL.
This entails that the BoC may provide advice to the BoD in order to
ensure that XL is being managed in accordance with the business
objectives and purpose of XL.
7he 8oC |s lotmeJ os o counc|l (oootJ}, thetelote eoch memoet
of the BoC may not act individually, but on the basis of the
resolution of the BoC.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 88
Persyaratan dan Masa Jabatan
Penunjukan sebagai anggota Dewan Komisaris pada sebuah
perusahaan publik mensyaratkan para kandidatnya untuk
memenuhi ketentuan yang diatur oleh peraturan yang
berlaku.
Persyaratan umum untuk semua anggota Dewan Komisaris:
a. Dalam kapasitas cakap melaksanakan perbuatan hukum
yaitu tidak dalam pengampuan;
b. Tidak pernah dinyatakan pailit berdasarkan keputusan
pengadilan;
c. Tidak pernah menjadi anggota direksi atau dewan
komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perusahaan dinyatakan pailit;
d. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
di bidang keuangan dalam waktu lima tahun sebelum
pengangkatannya sebagai anggota Dewan Komisaris XL;
e. Mempunyai akhlak dan moral yang baik;
f. Mampu melakukan perbuatan hukum;
g. Tidak pernah diberhentikan secara tidak hormat dari
pekerjaan/jabatannya selama lima tahun terakhir sebelum
pengangkatannya; dan
h. Tidak pernah dihukum karena tindak pidana apapun
selama sepuluh tahun terakhir sebelum pengangkatannya.
Persyaratan khusus untuk Komisaris Independen:
a. Berasal dari luar Perusahaan Publik (dalam hal ini XL);
b. Tidak memiliki saham, baik langsung maupun tidak
langsung dalam perseroan;
c. Tidak mempunyai hubungan aliasi, baik langsung
maupun tidak langsung, dengan perseroan, Direktur;
komisaris dan/atau pemegang saham perseroan;
d. Tidak memiliki hubungan bisnis, langsung maupun tidak
langsung, yang terkait dengan kegiatan utama perseroan;
e. Tidak memiliki jabatan rangkap sebagai Direktur di
perusahaan lain yang teraliasi dengan perseroan;
f. Memahami peraturan pasar modal.
Sesuai dengan AD XL Dewan Komisaris terdiri dari minimal
tiga anggota, yang mencakup Presiden Komisaris. Anggota
Dewan Komlsarls dlangkat oleh PUPS untuk masa [abatan
tiga tahun ke depan, dengan tidak menutup kemungkinan
untuk diangkat pada saat berakhirnya masa jabatannya atau
diakhiri sebelum berakhirnya masa jabatannya tersebut.
Seorang anggota Dewan Komisaris dapat mengundurkan
diri dari jabatannya dengan memberikan pemberitahuan
tertulls sebelumnya. Namun anggota Dewan Komlsarls yang
bersangkutan tidak dibebaskan dari tanggung jawabnya,
sampal pengunduran dlrlnya dlterlma balk oleh PUPS. 1abatan
anggota Dewan Komisaris dapat berakhir sebagaimana yang
diatur dalam AD XL, mencakup antara lain kematian dan
keadaan yang menyebabkan anggota Dewan Komisaris tidak
lagi memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan yang
berlaku.
Requirements and Terms of Ofce
Appointment as a member of the BoC of a public company
requires the candidates to fulll the statutory requirements.
The basic requirements for all of the BoC members:
a. Has legal capacity to take any legal action, i.e. not under
guardianship.
o. Nevet oeen JecloteJ oonltut oy o coutt Jec|s|on.
c. Nevet oeen o memoet ol o 8o0 ot 8oC ol o comony whete
the courts have determined the BoD or BoC were responsible
for the companys bankruptcy.
J. Nevet oeen conv|cteJ onJ sentenceJ lot o ct|m|nol ohence thot
caused loss to the state or the nancial sector for the last ve
years before the appointment as a BoC member of XL.
e. Has good moral and ethic.
f. Can undertake legal actions.
. Nevet oeen J|stesectlully J|schoteJ ltom ony joo/os|t|on
lot the lost hve yeots t|ot to the oo|ntment, onJ
h. Nevet oeen sentenceJ lot ony ct|me lot the lost ten yeots t|ot
to the appointment.
Specic requirements for an Independent Commissioner:
o. lxtetnol otty,
b. Does not have any shares, directly or indirectly, in the relevant
uol|c comony,
c. Is not an aliated party to the public company, BoC, the BoD or
mojot|ty shoteholJets ol the uol|c comony,
d. Does not have any business relationship, directly or indirectly,
teloteJ w|th the cote ous|ness ol the uol|c comony,
e. Does not hold any concurrent position as a director in any other
comony oml|oteJ w|th the uol|c comony, onJ
f. Understands capital market regulations.
In accordance with XLs AoA, the BoC consists of a minimum of
three members that includes the President Commissioner. The
members of the BoC are elected at the GMS for a period of three
years, with the possibility for re-appointment upon the expiry
of the initial term of oce or terminated prior to the expiry of
members term of oce. A BoC member can resign for their
position with prior written notice. However the relevant BoC
member is not freed of any associated responsibilities until
the resignation is accepted by the GMS. The reasons for a BoC
members term of oce coming to an end are listed in the AoA
and include, among others, death and a change of circumstances
which brings the BoC member into breach of the prevailing laws
and regulations.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 89
Prosedur Pencalonan dan Pengangkatan:
Prosedur pencalonan dan pengangkatan anggota Dewan
Komisaris XL adalah sebgai berikut:
a. Setiap kandidat anggota Dewan Komisaris yang diusulkan
oleh Pemegang Saham dan/atau XL akan diajukan
kepada Komlte Nomlnasl dan Pemunerasl ("NPC) melalul
Sekretaris Perusahaan XL;
b. Kemudlan NPC akan memerlksa dan membahasnya dalam
suatu Papat NPC atau dengan keputusan secara slrkuler,
untuk menentukan apakah kandidat yang ada layak untuk
dlangkat oleh PUPS sebagal anggota Dewan Komlsarls XL,
dengan mempertimbangkan latar belakang dan kualikasi
yang dimiliki oleh kandidat tersebut.
c. PUPS harus dlselenggarakan oleh XL pada waktunya, untuk
memperoleh persetujuan pengangkatan kandidat anggota
Dewan Komlsarls yang dlrekomendaslkan oleh NPC.
Kebijakan Remunerasi
Setiap gaji, honor, atau tunjangan yang diberikan kepada
anggota Dewan Komisaris harus ditetapkan dalam keputusan
PUPS, dlmana kewenangan lnl leblh lan[ut dlberlkan oleh
PUPS kepada NPC. 1umlah remunerasl dan tun[angan yang
dibayarkan kepada anggota Dewan Komisaris pada pada
tahun skal 2010 secara keseluruhan adalah Rp 3.240 juta.
Rapat Dewan Komisaris
Rapat Dewan Komisaris harus diadakan setiap tiga bulan dan
kapan saja dianggap perlu atas permintaan dari satu atau
lebih anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dapat
mengundang Direksi untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat
dapat diadakan di kantor XL atau tempat lain yang disetujui
oleh Dewan Komisaris. Selain itu, rapat Dewan Komisaris juga
dapat diadakan melalui sarana teknologi yang tersedia seperti
telepon dan video conference, dimana partisipasi dengan cara
tersebut juga dianggap sebagai kehadiran secara langsung
dalam rapat. Selain itu, keputusan yang sah juga dapat
diambil tanpa mengadakan rapat, yaitu dilakukan dengan
cara sirkuler, dengan ketentuan bahwa semua anggota Dewan
Komisaris telah diberitahukan secara tertulis atau melalui
email, persetujuan mana dibuktikan dengan tanda tangan
ataupun email persetujuan. Resolusi yang diambil dengan
cara tersebut mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan resolusi yang diputuskan dalam rapat.
Nomination and Appointment Procedure :
The nomination and appointment procedure of XLs BoC is as
follows:
a. Any candidate of BoC member proposed by Shareholder(s)
onJ/ot \l sholl oe hleJ to the Nom|not|n onJ kemunetot|on
Comm|ttee (the NkC} thtouh the Cototote 5ectetoty ol \l.
o. 7he NkC w|ll then vet|ly onJ Jel|oetote th|s conJ|Jocy oy
woy ol o NkC meet|n ot c|tculot tesolut|on, onJ lutthet
to decide having due consideration the qualication and
background with the requirements, whether a candidate(s)
is recommended to be appointed by the General Meeting of
Shareholders (GMS) as a BoC member of XL.
c. A GMS shall be held by XL in due course, to obtain GMS
approval for the appointment of the said candidate as
tecommenJeJ oy the NkC.
Remuneration Policy
Any salary, honorarium, or allowances provided to members of
the BoC are to be determined in a resolution of a GMS whereby
th|s outhot|zot|on lutthet oe tonteJ oy the CV5 to \ls NkC,
whereby the amount of remuneration and benets accrued to
members of BoC on the scal year 2010 is Rp 3,240 million.
BoC Meetings
The BoC meetings are to be held quarterly and at any time
deemed necessary upon request from one or more members of
the BoC. The BoC may invite the BoD to attend these meetings.
The meetings may be convened in the oce of XL or any other
place agreed by the BoC. Furthermore, the BoC meetings
may also be convened utilizing available technology such as
telephone and video conferencing. Participation in this forum is
to be considered as being directly present at the BoC Meetings.
Aside from the meetings, a valid resolution may be adopted by
the BoC by way of circular, provided that all members of the BoC
have been notied in writing or email and all members of the
BoC have granted their approvals as evidenced by their signed
consent or email. The resolutions adopted in such manner shall
have the same legal force as resolutions lawfully adopted at a
meeting.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 90
C. Direksi
Direksi, sebagaimana yang ditentukan oleh AD XL,
bertanggung jawab penuh terhadap pengurusan XL sesuai
dengan tujuannya, serta mewakili XL baik di dalam dan di luar
pengadilan. Selain pembagian tugas yang telah ditentukan,
Direksi juga secara aktif berkoordinasi dan bekerjasama
antar direktorat dan fungsi yang ada dalam organisasi serta,
mengkomunikasikan perkembangan pelaksanaan strategi
XL untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil telah
sejalan dengan maksud dan tujuan XL.
Komposisi dan Keanggotaan
Sesual dengan AD XL dan Peraturan 8L| No lA, Dlreksl harus
terdiri dari minimal tiga anggota, dengan komposisi satu
orang Presiden Direktur dan dua atau lebih Direktur lainnya,
termasuk setidaknya satu orang Direktur tidak teraliasi.
Independensi
Susunan Direksi telah ditentukan sedemikian sehingga
memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, akurat
dan cepat serta memungkinkan mereka untuk bertindak
secara independen dimana kepentingan-kepentingan yang
dapat mempengaruhi independensi pelaksanaan tugasnya
harus dikesampingkan.
C. Board of Directors
The BoD has, as prescribed by XLs AoA, full responsibility for
managing XL in accordance with its objectives, as well as to
represent XL both within and outside the courts of law. In
addition to their respective prescribed tasks, the BoD also
actively coordinates, collaborates cross functionally across the
organization and communicates the progress surrounding the
implementation of XLs strategies so as to ensure that they are in
line with XLs goals and objectives.
Composition and structure
ln occotJonce w|th \ls AoA onJ l0\ keulot|on No. 1-A , the 8o0
must comprise of at least three members, with a composition of
one President Director and two or more Director(s), including at
leost one non-oml|oteJ 0|tectot (l0\ keulot|on No. 1-A}.
Independency
The composition of the BoD has been determined thus to allow
for eective, accurate and fast decision making and to enable
them to act independently, in that they do not have any interests
that could aect the capacity of the BoD to perform its tasks
independently and critically.
Nomo / Nome Jabatan / Designation Kehadiran/Attendance
Tan Sri Dato Ir Muhammad Radzi bin Haji Mansor
Presiden Komisaris
President Commissioner
5/5
Dato Sri Jamaludin bin Ibrahim
Komisaris
Commissioner
5/5
Dato Yusof Annuar bin Yaacob *)
Komisaris
Commissioner
5/5
Ahmad Abdulkarim Mohd Julfar
Komisaris
Commissioner
3/5
Peter J. Chambers
Komisaris Independen
Independent Commissioner
4/5
Dr. Ir. Giri Suseno Hadihardjono
Komisaris Independen
Independent Commissioner
4/5
Elisa Lumbantoruan
Komisaris Independen
Independent Commissioner
5/5
*) Tidak lagi menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris sejak 28 Desember 2010
*) No longer serving as a BoC Member since 28 December 2010
Selama 2010, Dewan Komisaris telah mengadakan lima kali
rapat; dengan data kehadiran sebagai berikut:
Throughout 2010, the BoC conducted ve meetings whose
attendances are shown in the table below:
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 91
Direksi melaksanakan tugas secara independen tanpa campur
tangan dari pihak lain yang dapat mengakibatkan benturan
kepentingan ataupun bertentangan dengan undang-undang
dan AD XL.
Tidak ada anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang terkait
satu dengan yang lain karena hubungan darah sampai derajat
ketlga, balk secara vertlkal maupun horlzontal, ataupun
karena pernikahan.
Kewenangan dan Tanggung Jawab
Direksi bertanggung jawab untuk mengurus kegiatan sehari-
hari XL untuk kepentingan terbaik kami, sesuai dengan
maksud dan tujuan XL. Direksi dapat mewakili XL baik di
dalam dan di luar pengadilan. Selain tanggung jawab umum
di atas, Direksi juga mempunyai tugas dan tanggung jawab
khusus berdasarkan UUPT, Undang-undang Pasar Modal, UU
Telekomunikasi, AD XL dan peraturan terkait lainnya. Berikut
ini adalah beberapa tanggung jawab utama Direksi:
a. Mempersiapkan rencana bisnis tahunan yang mencakup
anggaran tahunan, setidak-tidaknya 60 hari sebelum awal
tahun skal berikutnya untuk kemudian disampaikan
kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan.
b. Menyiapkan laporan tahunan dalam waktu empat bulan
sejak akhir tahun skal, yang meliputi antara lain kinerja
yang dicapai XL selama tahun buku yang bersangkutan
termasuk tugas pengurusan dan pengawasan Direksi
dan Dewan Komisaris, hal-hal keuangan yang mencakup
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
peristiwa material, remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris
dan hal-hal relevan lainnya yang dianggap perlu untuk
diinformasikan dan/atau untuk mendapatkan pengesahan
dan pengakuan PUPS.
c. Merespon pertanyaan Dewan Komisaris atas setiap hal
yang terkait dengan pengelolaan XL, yang diperlukan oleh
Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan tugas dan
fungsinya.
d. Mengelola dan memelihara aset dan buku-buku keuangan
XL dan memberikan akses kepada Dewan Komisaris dan
Pemegang Saham untuk memeriksanya apabila diperlukan.
e. Membuat dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan
Daftar Khusus (atau dengan menunjuk Biro Administrasi
Efek untuk melakukannya).
f. Mengadakan rapat Direksi dan menyimpan risalah rapat
Direksi.
g. Melaporkan kepemilikan saham dirinya dan keluarganya,
dalam XL dan/atau di perusahaan lainnya.
h. Melaporkan kepada PUPS Tahunan tentang keglatan
pengurusan yang telah dilakukan selama tahun skal
sebelumnya.
l. Memlnta persetu[uan Dewan Komlsarls dan/atau PUPS
untuk perbuatan hukum tertentu yang memerlukan
persetu[uan tertulls darl Dewan Komlsarls dan/atau PUPS,
sesuai dengan ketentuan AD XL dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
[. Menyelenggarakan PUPS sesual dengan AD XL dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
The BoD undertakes its tasks independently without interference
from any other party that would conict with the legislation or
with the Articles of Association of XL.
None ol the memoets ol the 8o0 ot 8oC ote teloteJ to eoch othet
by blood up the third degree, either vertically or horizontally, or
by marriage.
Tasks and Responsibilities
The BoD is responsible for managing the day-to-day operations
of XL at our best interest. Such is to be in accordance with
the stated purposes and objectives of XL. The BoD may
represent XL both in and out of court. Aside from the above
general responsibilities, the BoD is also assigned with
specic responsibilities under XL Law, Capital Market Law,
Telecommunication Law, XLs AoA and other relevant regulations.
The following are some notable responsibilities:
a. To prepare the annual business plan that includes the annual
budgeting 60 days before the beginning of the subsequent
scal year and to present to the BoC for approval.
b. Within four months of scal year end, to prepare the
annual report consist amongst other the performance of XL
achieved during the relevant nancial year which includes
management and supervisory duties of the BoD and the BoC,
the nancial matters which includes the balance sheet report,
prot and loss report, changes in equity report, any material
proceedings, the BoD and the BoC remuneration and any
other relevant matters deemed necessary to be informed and/
or to obtain the GMS acceptance and acknowledgment.
c. To respond inquires of the BoC to any issues relating to the
management of XL deemed required in order to perform the
BoC duties.
d. To manage and maintain XLs assets and corporate accounts
and provide the BoC and the Shareholders access to them as
deemed required.
e. To create and maintain Share Registry and Special Share
Registry (or appoint a Share Registrar to do so).
f. To undertake the BoD meeting and maintain minutes of the BoD
meeting.
g. To report their shares and those of their family in XL and/or the
other company.
h. To report to the Annual Shareholders meeting on its
management activity carried out during the previous scal
year.
i. To seek the BoC and/or GMS approval for legal acts require
written approval from the BoC and/or GMS, with due
observation of the AoA and prevailing laws and regulations.
j. To convene GMS in accordance to the AoA and prevailing laws
and regulations.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 92
Fungsi dan Tugas Direksi
Direksi memiliki tanggung jawab untuk mengelola XL sesuai
dengan tu[uan dan untuk kepentlngan terbalknya. Pungsl dan
tugas berkaitan dengan tanggung jawab ini dilakukan oleh
anggota Direksi sesuai dengan jabatannya masing-masing.
Namun demlklan, pembaglan fungsl dan tugas tersebut
tidak membatasi kewenangan mereka sebagai Direksi yang
harus berkolaborasi dan bekerjasama antar direktorat, untuk
memberikan hasil yang seimbang dalam setiap pengambilan
keputusan.
Selain kapabilitas untuk bertanggung jawab dan bekerjasama
lintas direktorat sebagaimana disebutkan di atas, masing-
masing anggota Direksi, dengan dikoordinasikan oleh
Presiden Direktur, juga melakukan fungsi dan tugas khusus
sebagai berikut:
Presiden Direktur
Bertanggung jawab atas koordinasi seluruh kegiatan
operasional di XL, termasuk menentukan, mengelola
dan mengendalikan pengawasan manajemen XL, dan
mengawasi kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
serta mengawasi audit internal, manajemen resiko,
komunikasi perusahaan, dan manajemen sumber daya
manusia. Presiden Direktur juga memiliki peranan
penting dalam strategi bisnis XL serta dalam pengambilan
keputusan atas setiap tindakan strategis yang dilakukan
untuk mendukung dan mencapai maksud dan tujuan XL.
Direktur Keuangan
Bertanggung jawab untuk mengelola dan mengendalikan
rencana XL dan pelaksanaan yang berhubungan dengan
anggaran perusahaan, treasury, pengadaan dan logistik,
kegiatan akuntansi termasuk penyusunan laporan
keuangan, perpajakan dan manajemen keuangan serta
mengawasi kegiatan hubungan investor XL.
Direktur Consumer Marketing
Bertanggung jawab untuk mengelola dan mengendalikan
rencana XL dan pelaksanaan yang terkait dengan produk
pemasaran, komunikasi dan citra merek Perusahaan.
Direktur Consumer Marketing juga memegang tanggung
jawab analisa bisnis korporasi termasuk dari sisi pelanggan
serta penanganan dan peningkatan layanan kepada
pelanggan.
Direktur Commerce
Bertanggung jawab untuk mengelola dan mengendalikan
rencana XL dan pelaksanaan seluruh aktitas penjualan
dan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan komersial,
termasuk operasional saluran distribusi dan penjualan di
wilayah regional, enterprise and carrier yang mencakup
bisnis internasional dan solusi bisnis domestik.
Functions and Tasks of the Board of Directors
The BoD has the responsibility to manage XL in accordance with
its goals and best interests. The function and tasks related to
this responsibility are dened by the designation, respectively.
However, such designation does not limit their authority as
our Directors are expected to collaborate multifunction across
directorates in order to provide balanced output to every single
decision making.
With the coordination from the President Director, aside from the
requirement to multi-task and across boundaries our Directors
shall perform specic functions and tasks as follows:
President Director
Responsible for the coordination of all XLs operational
activities including determining, managing and controlling
the supervision of the management of XL, and supervising
compliance with the laws and regulations as well as
supervising internal audit , risk management, corporate
communications, and human capital management. The
President Director also has signicant role in XLs business
strategy as well as the decision of taking every strategic
actions needed to support and achieve XLs goals and
objectives.
Director of Finance
Responsible for managing and controlling XLs plan and
implementation related to corporate budget, treasury,
procurement and logistic, accounting activities which
includes the preparation of the nancial statements, taxation
and nancial management as well as supervising investor
relations activities of XL.
Director of Consumer Marketing
Responsible for managing and controlling XLs plan and
implementation related to marketing product, communication
and brand image. The Director of Consumer Marketing also
holds the responsibility of business and customer analytics as
well as customer experience handling and enhancement.
Director of Commerce
Responsible for managing and controlling XLs plan and
implementation on overall sales and revenue gained from
commercial activities, includes herein channel distributions,
regional sales, enterprise and carrier which includes
international business and domestic wholesale.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 93
Direktur Network Services
Bertanggung jawab untuk mengelola dan mengendalikan
rencana XL dan pelaksanaan yang berhubungan dengan
strategi, pengembangan dan operasional Teknologi Informasi
dan jaringan serta sarana pendukung dan infrastruktur
yang diperlukan oleh XL. Direktur Netwotl 5etv|ces juga
bertanggung jawab untuk merancang dan mengevaluasi
kinerja manajemen proyek yang dilakukan oleh XL.
Persyaratan dan Masa Jabatan
Penunjukan sebagai anggota Direksi pada sebuah
perusahaan publik mensyaratkan para kandidatnya
untuk memenuhi ketentuan yang diatur oleh peraturan
yang berlaku, sama dengan persyaratan umum yang
harus dipenuhi oleh anggota Dewan Komisaris. Anggota
Dlreksl dlangkat oleh PUPS untuk masa [abatan tlga tahun
ke depan, dengan tidak menutup kemungkinan untuk
diangkat pada saat berakhirnya masa jabatannya atau
diakhiri sebelum berakhirnya masa jabatannya tersebut.
Seorang anggota Direksi dapat mengundurkan diri dari
jabatannya dengan memberikan pemberitahuan tertulis
sebelumnya. Namun demlklan, anggota Dlreksl yang
bersangkutan tidak dibebaskan dari tanggung jawabnya,
sampal pengunduran dlrlnya dlterlma balk oleh PUPS.
1abatan anggota Dlreksl dapat berakhlr sebagalmana yang
diatur dalam AD XL, mencakup antara lain kematian dan
keadaan yang menyebabkan anggota Dewan Komisaris
tidak lagi memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan
yang berlaku.
Prosedur Pencalonan dan Pengangkatan
Prosedur pencalonan dan pengangkatan anggota Direksi
adalah sama dengan prosedur dan pengangkatan bagi
anggota Dewan Komisaris sebagaimana dijelaskan di atas.
Kebijakan Remunerasi
Setiap gaji, honor, atau tunjangan yang diberikan kepada
anggota Dlreksl harus dltetapkan dalam keputusan PUPS,
dlmana kewenangan lnl leblh lan[ut dlberlkan oleh PUPS
kepada NPC. 1umlah remunerasl dan tun[angan yang
dibayarkan kepada anggota Direksi pada pada tahun skal
2010 secara keseluruhan adalah Rp 44.114 juta.
Persyaratan Khusus sebagai Direktur Tidak Teraliasi:
a. Tidak memiliki hubungan atau aliasi dengan
pemegang saham pengendali XL selama minimal enam
bulan sebelum pengangkatannya sebagai direktur
tidak teraliasi XL.
b. Tidak memiliki hubungan atau aliasi dengan anggota
Direksi yang lain atau Dewan Komisaris XL.
c. Tidak memegang jabatan sebagai direktur di
perusahaan lain.
d. Bukan merupakan pihak dalam lembaga atau profesi
penunjang di bidang pasar modal yang memberikan
jasanya kepada XL dalam waktu enam bulan sebelum
penunjukannya.
Director of Network Services
Responsible for managing and controlling XLs plan
and implementation related to IT and network strategy,
development and operation as well as supporting system
onJ |nltosttuctutes neeJeJ oy \l. 7he 0|tectot ol Netwotl
Services is also responsible for designing and reviewing the
performance of project management undertaken by XL.
Requirements and Terms of Ofce
Appointment as a member of the BoD of a public company
requires the candidates to fulll the statutory requirements,
the same with basic requirements applied for the BoC
members. The members of the BoD are elected at the GMS for
a period of three years, with the possibility for re-appointment
upon the expiry of the initial term of oce or terminated prior
to the expiry of members term of oce. A BoD member can
resign for their position with prior written notice. However
the relevant BoD member is not freed of any associated
responsibilities until the resignation is accepted by the GMS.
The reasons for a BoD members term of oce coming to an
end are listed in the AoA and include, among others, death
and a change of circumstances which brings the BoD member
into breach of the prevailing laws and regulations.
Nomination and Appointment Policy
Nom|not|on onJ Ao|ntment ltoceJute 7he toceJutes
for nomination and appointment of XLs BoD members is the
same as the procedures applied for BoC, as described earlier.
Remuneration Policy
Any salary, honorarium, or allowances provided to members
of the BoD are to be determined in a resolution of a GMS
whereby this authorization further be granted by the GMS
to \ls Nom|not|n onJ kemunetot|on Comm|ttee (NkC},
whereby the amount of remuneration and benets accrued to
members of BoD on the scal year 2010 is Rp 44,114 million.
5ec|hc tequ|tements lot o Non-Aml|oteJ 0|tectot:
a. Does not have a relationship or aliation with the
controlling shareholders of XL for at least six months
before the appointment as a non-aliated director of XL.
b. Does not have a relationship or aliation with the other
members of the BoD or the BoC of XL.
c. Does not hold any concurrent positions as a director in
any other company.
d. Is not an inside party of an institution or supporting
professional in the capital market who provides service to
XL within six months before their appointment.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 94
Sampai akhir 2010, Direksi XL terdiri dari lima orang
anggota termasuk Presiden Direktur dan seorang Direktur
Tldak Terallasl yang dl[abat oleh 8apak P. Nlcanor v.
Santlago ||| se[ak l5 1unl 2005.
Rapat Direksi
Direksi melakukan rapat seminggu sekali atau setiap saat
dianggap perlu atau atas permintaan satu atau lebih
anggota Direksi. Rapat Direksi dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam AD XL. Rapat Direksi juga
dapat diadakan melalui sarana teknologi yang tersedia
seperti telepon dan video conference, dimana partisipasi
dengan cara tersebut juga dianggap sebagai kehadiran
secara langsung dalam rapat. Selain itu, keputusan yang
sah juga dapat diambil tanpa mengadakan rapat, yaitu
dilakukan dengan cara sirkuler, dengan ketentuan bahwa
semua anggota Direksi telah diberitahukan secara tertulis
atau melalui email, persetujuan mana dibuktikan dengan
tanda tangan ataupun email persetujuan. Resolusi yang
diambil dengan cara tersebut mempunyai kekuatan
hukum yang sama dengan resolusi yang diputuskan dalam
rapat.
Selama 2010, Direksi telah mengadakan 40 kali rapat,
dengan data kehadiran sebagai berikut:
As of the end of 2010, XLs BoD comprises of ve members
wh|ch |ncluJes the ltes|Jent 0|tectot onJ o Non-Aml|oteJ
0|tectot helJ oy l. N|conot v. 5ont|oo lll s|nce 15 1une 2005.
BoD Meetings
The BoD conducts its meetings on a weekly basis or at
anytime it deems necessary or upon the request of one or
more members of the BoD. The BoD meeting is carried out
in accordance with guidelines prescribed within XLs AoA.
The BoD meeting may also be convened via audio/video
conference facility or other communication systems or means
where the members of the BoD participating in the meeting
can communicate with other members and this participation
is deemed as direct attendance in the meeting. Aside from
meetings, a valid resolution may be adopted by the BoD by
way of circular, provided that all members of the BoD have
been notied in writing or email and all members of the BoD
have granted their approvals as evidenced by their signed
consent or email. The resolutions adopted in such manner
shall have the same legal force as resolutions lawfully
adopted at a meeting.
Throughout 2010, XLs BoD conducted 40 meetings whose
attendances are shown in the table below:
Nama / Nome Jabatan / Designation Kehadiran / Attendance
Hasnul Suhaimi
Presiden Direktur
President Director
39/40
P. Nicanor V. Santiago III
Direktur Consumer Marketing
Director of Consumer Marketing
37/40
Joy Wahjudi
Direktur Commerce
Director of Commerce
34/40
Willem Lucas Timmermans
Dlrektur Plnance
Director of Finance
36/40
Dian Siswarini
Dlrektur Network Servlces
0|tectot ol Netwotl 5etv|ces
34/40
Joris de Fretes*)
Direktur Corporate Services
Director of Corporate Services 7/8
*) tidak menjabat lagi sebagai anggota Direksi sejak 19 Maret 2010
*) No longer serving as a BoD Member since 19 March 2010
Pelatihan Direksi
XL senantiasa berupaya untuk memastikan bahwa kompetensi
dan kapabilitas anggota Direksi sejalan dengan tantangan
dan tuntutan industri yang terus berkembang. Hal ini penting
untuk diperhatikan mengingat Direksi adalah pemimpin kunci
dalam melaksanakan kebijakan manajemen XL.
Directors Training
XL strives to ensure that each Directors competence and
capability is aligned with the challenges and demands of the
times and the industry. This is indeed critical as the Directors
represent the key assets that guide XLs leadership.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 95
Direksi XL juga secara teratur mengikuti perkembangan hal-
hal yang berhubungan dengan tata kelola perusahaan yang
baik, manajemen resiko, standar akuntansi terbaru, penetapan
peraturan, serta aspek operasional lainnya, dan secara
aktif memberikan kontribusi kepada XL dengan berbagi
pengalaman dan pengetahuannya kepada manajeman dan
karyawan serta grup perusahaan.
D. Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dan Direksi
saling menghormati tugas, tanggung jawab dan wewenang
yang diemban masing-masing fungsi berdasarkan pada hukum
dan norma yang berlaku umum dan diterapkan di XL. Setiap
anggota Dewan Komisaris dan Direksi dapat pula melakukan
hubungan kerja secara informal, namun demikian mekanisme
seperti ini belum mempunyai kekuatan hukum sebelum
diputuskan secara sah sesuai dengan tata cara yang diatur dan
diterapkan berdasarkan AD perusahaan.
L. Komlte dl bawah PUPS
Komite Nominasi dan Remunerasi
Komlte Nomlnasl dan Pemunerasl Perseroan ("NPC) dldlrlkan
pada tahun 2006 berdasarkan keputusan PUPSL8 XL No.05/03
tanggal 9 Mel 2005. Mengacu pada Pedoman Ker[a NPC yang
telah dltetapkan, NPC harus terdlrl darl Komlsarls XL, Dlrektur
XL dan/atau individu di luar jajaran Dewan Komisaris dan
Direksi XL sepanjang diangkat oleh pemegang saham XL.
Kewenangan dan Tanggung Jawab
Sebagai komite yang melapor dan bertanggung jawab
langsung kepada PUPS, NPC dldlrlkan untuk memberlkan
rekomendasl kepada PUPS terkalt dengan seleksl, nomlnasl,
dan rekomendasi kandidat anggota Dewan Komisaris,
Dlreksl, dan Komlte-Komlte lalnnya ([lka ada). Selaln ltu, NPC
dipercayakan untuk merumuskan kebijakan yang berkaitan
dengan remunerasi anggota Dewan Komisaris, Direksi, serta
Komite-Komite lainnya sesuai dengan prinsip ketepatan,
transparansi, dan akuntabilitas yang diterapkan oleh XL.
Sesual dengan Pedoman Ker[a NPC yang telah dlsetu[ul oleh
Papat Umum Pemegang Saham, peran dan tanggung [awab
NPC adalah sebagal berlkut:
- Memberlkan rekomendasl kepada pemegang saham
mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi
serta Komite yang lain (antara lain Komite Audit).
- Mengevaluasl susunan Dewan Komlsarls dan Dlreksl
berdasarkan kemampuan, pengalaman dan kualikasi yang
dimiliki oleh anggotanya.
- Menyusun kebl[akan, penllalan, rekomendasl dan
pedoman yang berhubungan dengan remunerasi seperti
struktur penghargaan, fasilitas dan hak-hak lainnya bagi
para anggota Dewan Komisaris, Direksi, Komite (jika ada)
dengan memperhatikan Anggaran Dasar XL.
XLs Directors are also regularly updated on developments
in the areas of good corporate governance, emerging issues
in risk management, new accounting standards, regulatory
stipulations, as well as other operational aspects, and actively
giving something back in a form of experience sharing to all
leaders and employees as well as being a subject matter expert in
group company.
D. Relationship Between BoC and BoD
In carrying their duties, BoC and BoD share mutual respect for
their duties, responsibilities and authorities referring to the
legal procedure and generally accepted norman applied in XL
Every member of BoC and BoD can exercise informal working
relationship but the relationship is considered without power
before decided through a legal mechanism in accordance with
the company law.
E. Committee under the GMS
Nominating and Remuneration Committee
7he Nom|not|n onJ kemunetot|on Comm|ttee (NkC} wos
estool|sheJ w|th|n \l s|nce 2006 oy the lCV5 tesolut|on No. 3/05
JoteJ 9 Voy 2005. kelett|n to |ts 7etm ol keletence, the NkC
shall comprise the Commissioner(s) of XL, the Director(s) of XL
and/or anyone outside XLs BoC and BoD having due appointed
by the shareholders.
Roles and Responsibilities
keott|n onJ occountoole J|tectly to the CV5, the NkC wos
established to provide recommendations to the GMS with regards
to the nomination, selection, and recommendation of candidates
as members of XLs BoC, BoD, and other Board committee(s). In
oJJ|t|on to th|s, the NkC |s enttusteJ w|th lotmulot|n ol|cy
pertaining to the remuneration for members of XLs BoC, BoD,
as well as other Board committee(s) in accordance with XLs
principles on appropriateness, transparency, and accountability.
ln occotJonce w|th the NkCs 7etms ol keletence os otoveJ oy the
General Meeting of Shareholders, the detailed role and responsibilities
ol the NkC ote os lollows:
- Nom|note to the shoteholJets, conJ|Jotes lot the 8ootJ ol
XL as well as the members of the other Board Committee (i.e.
Board of Audit Committee).
- lxom|ne the s|ze ol the 8ootJ w|th o v|ew to Jetetm|ne the
number of the Board in relation to the eectiveness and review
its required mix of skill and experiences and other qualities.
- 5et, tev|ew, tecommenJ onJ oJv|se the ol|cy ltomewotl on
all elements of the remuneration such as reward structure,
fringe benets and other term of employment of the Board
having regard to the Articles of Association of XL.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 96
- Memberlkan masukan kepada pemegang saham terkalt
kinerja setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta
mengevaluasi kinerja dan remunerasi yang diterima oleh
masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta
manajemen senior.
Komposisi dan Keanggotaan
Sampal akhlr 20l0, NPC beranggotakan:
- Tan Srl Dato' |r. Muhammad Padzl bln Ha[l Mansor (Ketua)
- Dato' Srl 1amaludln bln |brahlm (Anggota)
- Dato' usof Annuar bln aacob (Anggota)
- Peter 1. Chambers (Anggota)
- Ahmad Abdulkarlm Mohd 1ulfar (Anggota)
- Preslden Dlrektur XL (Anggota)
Independensi
NPC melakukan tugas dan tanggung [awabnya secara
profesional dan independen tanpa intervensi dari pihak
manapun yang tidak sejalan dengan hukum dan peraturan
yang berlaku.
Rapat NRC
Sepan[ang 20l0, NPC telah mengadakan llma kall rapat,
dengan data data kehadiran sebagai berikut:
Nama / Nome Jabatan / Designation Kehadiran / Attendance
Tan Sri Dato Ir Muhammad Radzi bin Haji Mansor
Ketua
Chairman
5/5
Dato Sri Jamaludin bin Ibrahim
Anggota
Member
5/5
Dato Yusof Annuar bin Yaacob
Anggota
Member
5/5
Ahmad Abdulkarim Mohd Julfar
Anggota
Member
4/5
Peter J. Chambers
Anggota
Member
3/5
President Director (Hasnul Suhaimi)
Anggota
Member
5/5
- AJv|ce the 5hoteholJets on the etlotmonce ol the 8ootJ onJ
an assessment of their entitlement to performance related pay
and advise the Shareholders on the remuneration terms and
conditions of senior management.
Composition and Structure
7he NkCs comos|t|on oy enJ ol 2010 |s os lollows:
- 7on 5t| 0oto lt. VuhommoJ koJz| o|n loj| Vonsot (Cho|tmon}
- 0oto 5t| 1omoluJ|n o|n lotoh|m (Vemoet}
- 0oto usol Annuot o|n oocoo (Vemoet}
- letet 1. Chomoets (Vemoet}
- AhmoJ AoJullot|m VohJ 1ullot (Vemoet}
- ltes|Jent 0|tectot ol \l (Vemoet}
Independency
7he NkC cott|es out |ts tosls onJ tesons|o|l|t|es toless|onolly
and independently without intervention from any party that is
not consistent with the prevailing laws and regulations.
NRC Meetings
7he NkC helJ hve meet|ns thtouhout 2010, whose ottenJonces
are specied below:
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 97
Laporan Singkat Kegiatan 2010:
Sepan[ang 20l0, NPC telah membahas dan memutuskan
beberapa hal, antara lain:
l. Program |nsentlf 1angka Pan[ang XL (20l0 - 20l5).
2. Indikasi Performa Kinerja (KPI) XL dan Direksi tahun 2010.
3. Proposal Remunerasi Direksi untuk Tahun Kinerja tahun
2010.
4. Perubahan Komposisi Direksi dan Dewan Komisaris.
Komite di bawah Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan
Komisaris dibantu oleh Komite Audit. Dewan Komisaris juga
dapat memperoleh bantuan dari tenaga ahli (konsultan) untuk
jangka waktu tertentu atas beban XL, jika diperlukan.
P. Komlte Audlt
Pedoman Kerja Komite Audit
Komite Audit bertanggung jawab untuk membantu Dewan
Komisaris. Dalam menjalankan tanggung jawab tersebut,
Komite Audit berpedoman pada Pedoman Kerja Komite Audit
yang mengatur komposisi, keanggotaan, tugas dan tanggung
jawab, kewenangan dan kewajiban pelaporan Komite Audit.
Pedoman Kerja ini telah mengalami perubahan dan disetujui
oleh Dewan Komisaris pada tanggal 28 Oktober 2010, sejalan
dengan peningkatan tanggung jawab Komite Audit atas audit
internal dan manajemen resiko XL dan juga dalam rangka
penyesuaian terhadap peraturan Bapepam-LK dan Bursa Efek
Indonesia.
Tugas dan Tanggung Jawab
Berikut adalah tugas dan tanggung jawab utama Komite Audit
yang dirangkum dari Pedoman Kerja Komite Audit:
1. Manajemen Resiko dan Pengendalian Internal
- Memerlksa kelayakan dan lntegrltas mana[emen reslko
XL, sistem pengendalian internal, dan manajemen
sistem informasi, termasuk sistem kepatuhan dengan
peraturan dan undang-undang yang berlaku.
- Memerlksa prol reslko XL dan berbagal lnlslatlf
strategis yang memiliki dampak signikan terhadap
bisnis XL.
2. Pemeriksaan Laporan Keuangan
- Memerlksa laporan keuangan XL bersama-sama
dengan auditor eksternal kuartalan, tengah tahunan
dan tahunan, memfokuskan pada setiap adanya
perubahan kebijakan akuntansi, penyesuaian yang
penting terhadap akun XL dari hasil audit, peristiwa
penting atau aktitas pengecualian, asumsi kedepan
dan kepatuhan terhadap standar akuntansi ketentuan
dan persyaratan bursa efek dan peraturan lainnya,
sebelum laporan keuangan yang telah diaudit tersebut
disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk diterima
dan disahkan.
8t|el NkC Act|v|ty keott lot 2010:
0ut|n 2010, the NkC J|scusseJ onJ tesolveJ the lollow|n
matters:
1. XL Long Term Incentive Program (LTI) 2010 2015.
2. XL and BoD KPI for 2010.
3. Proposal of BoD Remuneration for performance year 2010.
4. Changes in BoD and BoC composition.
Committee under the BoC
In carrying out its tasks and responsibilities, the BoC is supported
by the Board Audit Committee (BAC). The BoC may also acquire
expertise assistance for a certain period on XLs expense, if required.
F. Board Audit Committee
Board Audit Committee Charter
The Board Audit Committee is responsible to assist the Board of
Commissioner and in carrying out its responsibilities, the BAC
refers to the BAC Charter which outlines the composition and
members, duties and responsibilities, the authority and reporting
requirement. The charter was revised and the revisions approved
by the Board of Commissioner on 28 October 2010. The versions
incorporated the responsibilities for both internal audit and risk
management under the Board Audit Committee. These changes
take into consideration all relevant Bapepam-LK and Stock
Exchange regulations.
Tasks and Responsibilities
The following are the main duties and responsibilities of the BAC
collectively summarized from BAC Charter:
1. Risk Management and Internal Control
- kev|ew the oJequocy onJ the |ntet|ty ol \l t|sl monoement
and internal control systems and management information
systems, including systems for compliance with applicable
laws, rules, directives and guidelines.
- kev|ew the t|sl tohle ol \l onJ mojot |n|t|ot|ves hov|n
signicant impacts on the business.
2. Financial Reporting Review
- kev|ew w|th the lxtetnol AuJ|tots the hnonc|ol stotements
(quarterly, half-yearly and annually), focusing on any
changes in accounting policies and practices, signicant
or material adjustment to XLs accounts arising from the
audit, signicant unusual events or exceptional activities,
the going concern assumptions and compliance with
approved accounting standards, stock exchange and other
regulatory requirements, before the audited nancial
statements are presented to the Board of Commissioner for
endorsement.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 98
Komposisi dan Struktur
Per 31 Desember 2010, Komite Audit XL terdiri atas dua
Komisaris Independen dan dua anggota independen dari luar
XL sebagai berikut:
Peter J. Chambers Ketua (55, Warga Negara Australia)
Dlangkat men[adl Ketua Komlte Audlt XL se[ak 1ull 2008,
beliau menjabat Komisaris Independen XL sejak April
2008, dan diangkat sebagai Komisaris sejak Mei 2006.
Beliau lulus dari Royal Melbourne Institute of Technology
di Melbourne, Australia dengan gelar Bachelor of Business
dan telah memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam
industri keuangan dan telekomunikasi dengan berbagai
posisi penting di beragam perusahaan internasional. Saat
ini, beliau juga menjabat sebagai Managing Director dan
Direktur Rajawali Corporation sejak 2005.
Composition and Structure
As of 31
st
December 2010, the BAC consisted of two Independent
Commissioners and two independent members from outside XL
as follows:
Peter J. Chambers Chairman of BAC (55, Australian)
Ao|nteJ os the Cho|tmon ol \l 8AC |n 1uly 2008, he |s
currently also the Independent Commissioner of XL since
April 2008, and was appointed as our Commissioner in May
2006. He graduated from the Royal Melbourne Institute
of Technology in Melbourne, Australia with a Bachelor of
Business and has more than 20 years experience in the nance
and telecommunications industries. Presently, he also holds
position as Managing Director and Company Director of
Rajawali Corporation since 2005.
- Memerlksa tlndak lan[ut yang dllakukan oleh
manajemen atas kelemahan pengendalian dan
prosedur akuntansi internal yang ditemukan oleh
auditor eksternal dan internal sesuai laporan kepada
manajemen.
3. Audit Eksternal
- Mempertlmbangkan penun[ukan kantor akuntan
publik yang sesuai sebagai auditor eksternal dan
merekomendasikan biaya jasa audit terkait.
- Mendlskuslkan dengan audltor eksternal sebelum
dimulainya kerja audit.
- Mengawasl peker[aan non audlt yang akan dllakukan
oleh auditor eksternal untuk memastikan bahwa
pelaksanaan atas jasa non audit tidak membahayakan
independensi atau obyektitas mereka.
4. Divisi Audit dan Manajemen Resiko
- Memerlksa Pencana Ker[a Audlt dan Mana[emen Peslko
beserta hasil dari proses manajemen resiko dan audit
internal.
- Memerlksa bantuan dan ker[asama yang dlberlkan oleh XL
dan karyawannya kepada auditor eksternal dan internal.
- Apablla terdapat penugasan audlt atas lnlslatlf darl
Komite Audit pemegang saham XL atau aliasinya yang
mana hasil audit anak perusahaan akan mempengaruhi
opini dari Grup pemegang saham, maka Komite Audit
akan mempertimbangkan permintaan tersebut dan
memasukkan dalam rencana kerja audit dengan tetap
memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan
hukum yang berlaku.
5. Transaksi Dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa
- Mempertlmbangkan dan memerlksa transaksl slgnlkan
di luar praktik bisnis pada umumnya dan transaksi
dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa dan situasi konik kepentingan yang mungkin
timbul dalam XL termasuk transaksi, prosedur, atau
perilaku yang dapat menimbulkan pertanyaan atas
integritas manajemen.
- kev|ew the lollow-u oct|ons oy Vonoement on the
weaknesses of internal accounting procedures and
controls as highlighted by the External and Internal
Auditors as per management letters.
3. External Audit
- Cons|Jet the oo|ntment ol o su|toole occount|n htm to
act as External Auditors and to recommend the audit fee
payable thereof.
- 0|scuss w|th the lxtetnol AuJ|tots oelote the ouJ|t
commences, the audit plan, nature, approach and scope of
the audit.
- Von|tot non-ouJ|t wotl to oe etlotmeJ oy the extetnol
auditors and ensure that the provision of non-audit
services does not impair their independence or objectivity.
4. Audit & Risk Management Division
- kev|ew the AuJ|t onJ k|sl Vonoement llon onJ tesults ol
the risk management and internal audit process.
- kev|ew the oss|stonce onJ co-oetot|on |ven oy \l onJ |ts
ocers to the External and Internal Auditors.
- whete thete |s on ouJ|t oss|nment |n|t|oteJ oy the 8AC
of XLs Shareholders or its aliates that have bearing
upon all their subsidiaries or that the subsidiaries results
would aect the opinion of the Group of the respective
XLs Shareholders, the BAC should adhere to the request
and include in its audit plan with due observance with the
prevailing law and regulation.
5. Related Party Transactions
- Cons|Jet onJ tev|ew ony s|n|hcont ttonsoct|ons wh|ch ote
not within the normal course of business and any related
party transactions and conict of interest circumstances
that may arise within XL including any transaction,
procedure or course of conduct that raises questions of
management integrity.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 99
Elisa Lumbantoruan Anggota (50, Warga Negara
Indonesia)
Diangkat memjadi anggota Komite Audit XL dan Komisaris
|ndependen XL se[ak 1ull 2008. 8ellau lulus darl |nstltut
Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1985 dengan gelar
Insinyur di bidang Matematika. Beliau berpengalaman
lebih dari 20 tahun di bidang penjualan, pemasaran, serta
teknologi informasi; beliau pernah memegang beberapa
jabatan penting di berbagai perusahaan ternama, termasuk
dlantaranya Dlrektur Marketlng PT Dlgltal Astra Nusantara
dan PT Compaq Computer Indonesia, dan Presiden
Direktur PT Hewlett-Packard Indonesia. Saat ini, beliau
juga menjabat sebagai Direktur Keuangan pada PT Garuda
Indonesia dan Komisaris pada PT Gapura Angkasa.
Heru Prasetyo Anggota (62, Warga Negara
Indonesia)
Diangkat menjadi anggota Komite Audit XL sejak Agustus
2005. Beliau pernah menjabat sebagai Country Managing
Director Accenture sebelum pensiun di tahun 2002. Di
Accenture, beliau menangani sektor telekomunikasi dan
pertambangan terutama minyak dan gas bumi. Beliau
meraih gelar insinyur di bidang teknik industri dan
mendapat gelar Master di bidang Manajemen Bisnis dari
Asian Institute of Management, Manila. Beliau pernah
menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite
Audit PT Komatsu Indonesia Tbk.
Dr. Djoko Susanto, MSA Anggota (60, Warga Negara
Indonesia)
Dlangkat men[adl anggota Komlte Audlt XL se[ak 1ull 2005.
Sebelumnya, beliau menjabat sebagai dekan Sekolah Bisnis
KPN, ogyakarta dan profesor Akuntansl |nternaslonal dl
tempat yang sama. 8ellau adalah Anggota Dewan Naslonal
Ikatan Akuntan Indonesia. Beliau mendapatkan gelar
PhD dan Master of Science dalam bidang akuntansi dari
Unlverslty of Arkansas, USA.
Kepala Audit dan Manajemen Resiko XL juga menjabat
sebagai Sekretaris dari Komite Audit.
Independensi
Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen dan dua
anggotanya adalah profesional dari luar XL. Hal ini sesuai
dengan ketentuan 8apepam No. |X.|.5, lamplran Keputusan
Ketua 8apepam No. Kep-29/PM/2004 mengenal Pembentukan
dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Komite
Audit menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara
profesional dan independen.
Elisa Lumbantoruan Member of BAC (50,
Indonesian)
Appointed as a member of XL BAC and XL Independent
Comm|ss|onet |n 1uly 2008. le toJuoteJ ltom the
Bandung Institute of Technology (ITB) in 1985, majoring in
Mathematics. He has over 20 years of extensive experience
in sales, marketing and information technology, having held
various key management positions in a number of prominent
companies, including Director of Marketing at PT Digital
Astto Nusontoto onJ l7 Comoq Comutet lnJones|o, onJ
President Director of PT Hewlett-Packard Indonesia. Currently,
he is Director of Finance of PT Garuda Indonesia and also a
Commissioner of PT Gapura Angkasa.
Heru Prasetyo Member of BAC (62, Indonesian)
Appointed as a member of XL BAC in August 2005. He was the
Country Managing Director of Accenture before retiring in
2002. At Accenture he oversaw the telecommunications sector
and the mining sector comprising mainly of oil-and-gas.
Educated as an industrial engineer and obtained his Master in
Management degree from the Asian Institute of Management,
Manila. He once served as Independent Commissioner and
Chairman of the BAC of PT Komatsu Indonesia Tbk.
Dr. Djoko Susanto, MSA Member of BAC (60,
Indonesian)
Ao|nteJ os o memoet ol \l 8AC |n 1uly 2005. ltev|ously
he hoJ setveJ os the 0eon ol llN 5chool ol 8us|ness,
oyolotto onJ tolessot ol lntetnot|onol Account|n |n the
some ous|ness school. le |s olso o Not|onol Counc|l Vemoet
of Indonesian Institute of Accountants. He holds a PhD and
Master of Science degree in accounting from the University of
Arkansas, USA.
The Head of Audit & Risk Management of XL is also the
Secretary of the Board Audit Committee.
Independency
The Board Audit Committee is chaired by an Independent
Commissioner and two of the members are professionals from
outside XL. This complies with the provision in the Bapepam Rule
No. l\.l.5, ottochment to the 0ec|s|on lettet ol leoJ ol 8oeom
No. le-29/lV/2004 teotJ|n the lstool|shment onJ Cu|Jel|nes
for the Implementation of the Work of the Audit Committee. The
Board Audit Committee undertakes its tasks and responsibilities
professionally and independently.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 100
G. Komite-Komite di bawah Direksi
Sejalan dengan prinsip-prinsip GCG, Direksi membentuk
sejumlah Komite dalam rangka memaksimalkan efektivitas
fungsi Direksi. Dengan adanya komite-komite ini, Direksi
diharapkan dapat membuahkan kinerja performa yang lebih
efektif dan esien dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya termasuk dalam membentuk strategi XL serta
menyelesaikan permasalahan/isu krusial yang dihadapi oleh
XL.
Kewajiban Pelaporan
Peran dan kewenangan Komite XL ini secara jelas diatur
dalam Pedoman Kerja yang dibuat untuk masing-masing
Komite, sehingga para anggota dari masing-masing komite
tersebut dapat memahami kapasitasnya terkait dengan
skema pelaporan XL termasuk namun tidak terbatas pada
pengambilan keputusan atas nama Direksi serta eskalasi
untuk hal-hal yang perlu dikaji dan dilaporkan kepada Direksi.
Struktur
Sepanjang tahun 2010, Perusahaan memiliki empat Komite
yang dibentuk oleh/dan melapor kepada Direksi, diantaranya
Komite Operasional, Komite Tenaga Kerja, Komite Anggaran
Perusahaan dan Komite Kontinuitas Manajemen Perusahaan.
Peran, struktur dan tanggung jawab dari masing-masing
Komite akan dijabarkan lebih lanjut pada penjelasan dibawah
ini. Adapun peran, struktur dan tanggung jawab tersebut
dapat sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan
Perusahaan.
1. Komite Operasional
Komite Operasional dibentuk dan bertanggung jawab
kepada Direksi XL untuk dapat mengambil keputusan
yang disertai kajian maksimal terhadap inisiatif operasional
XL sehingga Direksi dapat lebih terfokus pada isu
strategis XL. Pada pertengahan tahun 2010, Komite ini
mengalami evolusi signikan dengan menggabungkan
dan mengikutsertakan lingkup kerja Komite Teknologi
Informasi serta Komite Strategi Produk sebagai jawaban
atas peningkatan kedewasaan organisasi yang juga sejalan
dengan inisiatif untuk mengembangkan pembinaan
sumber daya internal dan mentoring kepemimpinan
atas enam manajemen senior XL dalam memimpin dan
mengemban tanggung jawab yang lebih besar melalui
pengambilan keputusan operasional yang didelegasikan
oleh Direksi.
Tugas dan Tanggung Jawab
Komite Operasional memiliki kewenangan untuk
membantu Direksi dengan mengambil alih fungsi
pengambilan keputusan yang bersifat operasional, dengan
memperhatikan integrasi dan kesinambungan antara
permodalan, jaringan, produk dan TI.
G. Committees under the Board of Directors
In compliance with GCG principles, several committees were
established to support the duties and responsibilities of the BoD.
The Committees also be established in order to maximize the
eectiveness of the BoD functions. With the presence of these
Committees, the BoD is expected to perform most eective and
ecient performance in delivering their tasks and responsibilities
as well as resolving XLs strategic and critical issues.
Reporting Obligation
Their roles and authorities are clearly dened in respective
Committees Term of Reference and the members are clearly
understand their reporting line as whether they are entitled
to make resolutions on behalf of the BoD, or whether they are
assigned to examine and report back to the BoD.
Structure
There are, to date, four committees that were formed by and
report to the BoD, amongst others the Operating Committee,
the Human Resources Committee, the Budget Committee and
Business Continuity Management Committee. The following
provides a brief description of the structure and responsibilities
of these Committees. Their existence and responsibilities may be
amended from time to time as deemed necessary.
1. Operating Committee
Having its report directly to the BoD, the Operating Committee
was established with objective to ensure that the BoD could
focus on strategic issues while enabling fast decision making
with sucient oversight. Enhancement of XLs maturity
level as well as the initiative to develop internal coaching
and leadership mentoring was proven through such major
evolution to the Operating Committee by merging former
Product Strategy Committee and IT Committee by mid-year
of 2010, whereby six cross-function XL leader were given
the opportunity to take lead and bigger responsibility and
in-depth view linkages in operational decisions through
delegated roles given by the BoD.
Tasks and Responsibilities
The Operating Committee has the authority i.e. to assist the
BoD by devoting more attention in operational decisions with
complete view of linkages between capital, network, product
and IT matters.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 101
Komposisi dan Struktur
Komposisi dari Komite Operasional pada akhir tahun 2010
adalah sebagai berikut:
- Ongkl Kurnlawan, vP Corporate Strategy and 8uslness
Development (Ketua)
- 1ohnson Chan, Sr. vP NLTCO and Corporate Plnance
(Anggota)
- Mohammed All, vP 8uslness and Customer Analytlcs
(Anggota)
- Hermansyah, vP Network Development (Anggota)
- Novlyus Kurnlawan, vP CPMO (Anggota)
- 1oedl wlsoeda, vP Channel Strategy & Management
(Anggota)
- Corporate Secretary Omce - Sekretarls
Frekuensi Rapat
Komite ini telah melaksanakan 28 kali rapat selama tahun
2010.
Kehadiran:
Composition and Structure
The composition of the Operating Committee by end of 2010
was as follows:
- Onl| lutn|owon, vl Cototote 5ttotey onJ 8us|ness
Development (Chairman)
- 1ohnson Chon, 5t. vl Nl7CO onJ Cototote l|nonce
(Member)
- VohommeJ Al|, vl 8us|ness onJ Customet Anolyt|cs
(Member)
- letmonsyoh, vl Netwotl 0eveloment (Vemoet}
- Nov|yus lutn|owon, vl ClVO (Vemoet}
- 1oeJ| w|soeJo, vl Chonnel 5ttotey 8 Vonoement
(Member)
- Cototote 5ectetoty Omce - 5ectetoty
Meeting Frequency
The Committee convened 28 meetings throughout 2010.
Attendance:
Catatan:
*)
Keanggotaan diubah secara menyeluruh pada tanggal 10 Agustus 2010 melalui penunjukan
Bapak Ongki Kurniawan sebagai Ketua
Notes:
*)
The membership was further being completely transformed on August 10, 2010 with Ongki
Kurniawan entitled as Chairman
Nama / Nome Jabatan / Designation
Kehadiran / Attendance
Jan Jul Aug - Dec
*
Willem Lucas Timmermans Dlrector of Plnance (Ketua/Chalrman) 11/11 -
Dian Siswarini Dlrector of Network (Anggota/Member) 9/11 -
Nlcanor v. Santlago ||| Director of Consumer Marketing (Anggota/Member) 11/11 -
1oy wah[udl Director of Commerce (Anggota/Member) 9/11 -
Ongki Kurniawan
vP Corporate Strategy and 8uslness Development (Ketua/
Chairman)
- 13/17
1ohnson Chan Sr. vP NLTCO and Corporate Plnance (Anggota/Member) - 17/17
Mohammed Ali vP 8uslness and Customer Analytlcs (Anggota/Member) - 16/17
Hermansyah vP Network Development (Anggota/Member) - 16/17
Novlyus Kurnlawan vP CPMO (Anggota/Member) - 17/17
1oedl wlsoeda vP Channel Strategy & Management (Anggota/Member) - 15/17
Laporan Kegiatan 2010:
Sejalan dengan peran dan fungsi yang telah dipercayakan
oleh Direksi, Komite Operasional diberikan tanggung jawab
yang besar dalam rangka pengambilan keputusan bersifat
operasional yang diajukan oleh unit kerja yang terkait,
termasuk namun tak terbatas mencakup hal-hal berikut ini:
1. Mengalokasikan modal untuk setiap kesempatan bisnis
dalam rangka mencapai target nansial yang sejalan
dengan strategi XL.
2. Memastikan seluruh produk dan/atau layanan baru dan/
atau yang telah diluncurkan agar tetap sejalan dengan
tujuan dan strategi bisnis XL.
3. Mengkaji berbagai masalah terkait bidang Teknologi
Informasi, termasuk kegiatan fungsi pengawasan dan
evaluasi terhadap kebutuhan Teknologi Informasi yang
dibutuhkan serta memastikan agar inisiatif tersebut
sejalan dengan perencanaan dan strategi XL.
Brief Report on 2010 Activities:
Align with the role and function entrusted to, the Operating
Committee was given immense eorts on operational decision
being proposed by XLs business owners including but not
limited to decisions related with the following matters:
1. To allocate capital across opportunities or business to
achieve nancial and strategic goals.
2. To ensure that all new and/or recurring oers (product
and/or services related) meet XLs business objective and
strategy as well.
3. To assess IT issues and control, including reviewing
new IT requirements from business units and ensuring
the initiatives are aligned with existing IT plans and XL
strategy.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 102
Nama / Nome Jabatan / Designation
Kehadiran / Attendance
Jan - Dec
Martakhir Derita vP Human Capltal Development (Ketua/Chalrman) 7/7
Hasnul Suhaimi President Director (Anggota/Member) 7/7
Willem L. Timmermans Dlrector of Plnance (Anggota/Member) 6/7
Nlcanor v. Santlago ||| Director of Consumer Marketing (Anggota/Member) 6/7
1oy wah[udl Director of Commerce (Anggota/Member) 5/7
Dian Siswarini Dlrector of Network Servlces (Anggota/Member) 6/7
4. Mengakomodir struktur organisasi, sistem, proses
bisnis dan tujuan XL agar sejalan dengan modal, kinerja
pendapatan dan kepuasan pelanggan.
Komite Operasional dapat melakukan eskalasi atas isu/
permasalahan yang perlu mendapatkan tinjauan khusus
dan keputusan lebih lanjut dari Direksi.
2. Komite Sumber Daya Manusia
Komite Sumber Daya Manusia merupakan komite dibawah
Direksi yang secara khusus menangani hal-hal terkait
dengan SDM.
Tugas dan Tanggung Jawab
Komite ini secara khusus dibentuk untuk membangun
dan mengkaji strategi XL terkait dengan pengembangan
organisasi, remunerasi dan fasilitas yang diterima
oleh karyawan, kebijakan tenaga kerja, program
pengembangan bakat, strategi terkait tenaga kerja dari
pihak ketiga (outsourcing), budaya perusahaan dan tata
cara penempatan karyawan.
Komposisi dan Struktur
Komposisi dari Komite Sumber Daya Manusia pada akhir
tahun 2010 adalah sebagai berikut:
- Martakhlr Derlta, vP Human Capltal Development
(Ketua)
- Hasnul Suhalml, Presldent Dlrektur (Anggota)
- wlllem Lucas Tlmmermans, Dlrektur Plnance (Anggota)
- Nlcanor v. Santlago |||, Dlrektur Consumer Marketlng
(Anggota)
- 1oy wah[udl, Dlrektur Commerce (Anggota)
- Dlan Slswarlnl, Dlrektur Network Servlces (Anggota)
- Corporate Secretarlal Dlvlslon - Sekretarls
Frekuensi Rapat
Komite ini telah melaksanakan tujuh kali rapat selama
tahun 2010.
Kehadiran:
4. To mobilize XLs organizational structures, systems, process
and mindset towards capital and revenue performance as
well as customer satisfaction.
In addition, the Committee may from time to time to escalate
any issue to be further resolved by the BoD.
2. Human Resources Committee
The Human Resources Committee is a Committee under the
BoD specied in HR related matters.
Tasks and Responsibilities
The Committee specically formed to develop and review
XL Strategies pertaining to organizational development,
employee rewards and benets, HR policies, talent programs,
outsourcing strategies, corporate culture, and redeployment.
Composition and Structure
The composition of the Human Resources Committee by end
of 2010 was as follows:
- Vottolh|t 0et|to, vl lumon Co|tol 0eveloment
(Chairman)
- losnul 5uho|m|, ltes|Jent 0|tectot (Vemoet}
- w|llem lucos 7|mmetmons, 0|tectot ol l|nonce
(Member)
- N|conot v. 5ont|oo lll, 0|tectot ol Consumet Votlet|n
(Member)
- 1oy wohjuJ|, 0|tectot ol Commetce (Vemoet}
- 0|on 5|swot|n|, 0|tectot ol Netwotl 5etv|ces (Vemoet}
- Cototote 5ectetot|ol 0|v|s|on- 5ectetoty
Meeting Frequency
The Committee convened seven meetings throughout 2010.
Attendance:
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 103
3. Komite Anggaran
Komite Anggaran merupakan komite dibawah Direksi yang
secara khusus menangani isu terkait dengan anggaran XL.
Tugas dan Tanggung Jawab
Sejalan dengan komitmen anggaran XL, Komite ini
bertugas untuk mengontrol pembelanjaan dan sirkulasi
anggaran untuk Operating Expenses tetap sejalan dengan
target EBITDA Perusahaan. Komite ini juga diharapkan
dapat memberikan keputusan dan rekomendasi terhadap
permintaan tambahan anggaran Operating Expenses,
persetujuan alokasi anggaran serta secara proaktif
mengidentikasi akan adanya kesempatan penghematan
biaya.
Komposisi dan Struktur
Komposisi Komite Anggaran pada akhir tahun 2010 adalah
sebagai berikut:
- Sllvla Hardlman, GM 8uslness Control, Corporate
Plnance dan Treasury (Ketua)
- 1ohnson Chan, Sr. vP NLTCO dan Corporate Plnance
(Ketua Pengganti)
- Parlda, GM Procurement (Anggota)
- wlra wlguna, GM Channel Development (Anggota)
- Lestarl Prlhandayanl, Manager Network Plnanclal
Plnance (Anggota)
- 8udget Control Manager - Sekretarls
3. Budget Committee
The Budget Committee is a committee under the BoD which
specialized in resolving topics or specic issues in relation to
XLs budget.
Tasks and Responsibilities
In accordance with the budget, the Committee is aimed to
control towards budget expenditure for Operating Expenses
ensuring it safeguards XL EBITDA targets. To achieve its
objective, the Committee is also asked to provide approval and
recommendation for any additional budget request, approval
on budget allocation, and proactively identifying any cost
saving opportunities.
Composition and Structure
The composition of the Budget Committee by end of 2010 was
as follows:
- 5|lv|o lotJ|mon, CV 8us|ness Conttol, Cototote l|nonce
and Treasury (Chairman)
- 1ohnson Chon, 5t. vl Nl7CO onJ Cototote l|nonce (Co-
Chairman)
- lot|Jo, CV ltocutement (Vemoet}
- w|to w|uno, CV Chonnel 0eveloment (Vemoet}
- lestot| lt|honJoyon|, Vonoet Netwotl l|nonc|ol l|nonce
(Member)
- 8uJet Conttol Vonoet - 5ectetoty
Laporan Kegiatan 2010:
Sepanjang tahun 2010, Komite ini telah melakukan kajian
dan/atau menghasilkan keputusan untuk hal-hal sebagai
berikut:
1. Program Pengembangan Bakat
2. Perubahan Organlsasl dan Potasl 1abatan
3. Pembenahan [en[ang dan struktur 1abatan
4. Peningkatan Manfaat Kesehatan
Brief Report on 2010 Activities:
During 2010, the HR Committee has discussed and/or resolved
the following matters:
1. Talent Management Program
2. Oton|zot|onol Chones onJ 1oo kotot|on
3. Grading and Leveling Revamping
4. Medical Benet Improvement
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 104
Laporan Singkat Kegiatan 2010
Selama semester pertama 2010, peran Komite Anggaran
mencakup fungsi monitor dan kontrol terhadap Capital
Expenditure dan Operating Expenses agar sejalan dengan target
L8|TDA Kaml. Namun, dengan adanya raslonallsasl Komlte-
Komite pada bulan Agustus 2010, Direksi memutuskan untuk
mendelegasikan fungsi pengelolaan Capital Expenditure
kepada Komite Operasional.
Keputusan dan/atau rekomendasi yang dihasilkan oleh
Komite Anggaran selama tahun 2010 diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Menyetujui atau merekomendasikan tambahan Operating
Expenses dan Capital Expenditure (untuk proyek baru dan/
atau perubahan) berdasarkan posisi EBITDA Perseroan
pada saat inisiatif tersebut diajukan dan perkiraan EBITDA
di tahun berjalan serta kemungkinan dampak terhadap
posisi EBITDA saat ini dan masa depan.
2. Memberikan rekomendasi yang independen dan/atau
menyetu[ul alokasl anggaran untuk setlap 1asa Konsultan
Profesional yang telah disahkan oleh Direksi (Direktur
Keuangan & Dlrektur fungslonal terkalt)
3. Komite Anggaran dapat melakukan eskalasi atas
permasalahan tertentu terkait dengan tambahan dan/
atau alokasi anggaran kepada Direksi apabila dirasakan
perlu atau dapat memberikan dampak signikan terhadap
kinerja XL.
4. Secara proaktif mengidentikasi setiap kesempatan
untuk penghematan biaya dan kemudian mengkaji
pelaksanaan yang dinilai paling efektif untuk XL termasuk
merekomendasikan kepada Direksi untuk memberikan
penghargaan kepada inisiatif terbaik.
Brief Report on 2010 Activities:
During rst half 2010, the Budget Committees role was to resolve
specic topics or issues in order to control budget expenditure
for both Capital Expenditure and Operating Expenses and also
to ensure safeguard to Company EBITDA target. However, after
committee rationalization on August 2010, the BoD resolved
to delegate Capital Expenditure management function to the
Operating Committee.
The decisions and/or recommendations made by the Budget
Committee during 2010, among others covered the following
matters:
1. To approve or recommend additional Operating Expenses and
Capital Expenditure (new initiative or change of scope) based
on the Companys EBITDA position at the time of request,
estimated EBITDA for the year as well as its potential impact to
companys EBITDA position for the present and in the future.
2. To provide independent recommendation and/or approval on
budget allocation for any new professional services endorsed
by approving Directors (Director Finance & Functional
Directors).
3. In the event where Budget Committee considered not in a
position to recommend the additional budget request, an
opinion and/or recommendation was escalated to the BoD.
4. Proactively identied cost savings opportunity and review its
implementation to ensure most eective savings for XL and
recommend reward to the BoD for best performing initiatives.
Nama / Nome Jabatan / Designation
Kehadiran / Attendance
Jan Jul Aug - Dec
1ohnson Chan Sr. vP NLTCO and Corporate Plnance (Ketua/Chalrman) 17/17 -
Novlyus Kurnlawan vP CPMO (Anggota/Member) 13/17 -
Silvia Hardiman
GM 8uslness Control, Corporate Plnance & Treasury (Anggota/
Member)
16/17 -
Llla Nlrmandarl GM Plnanclal Accountlng & Taxatlon (Anggota/Member) 15/17 -
Parlda GM Procurement (Anggota/Member) 17/17 -
Pantro Silitonga Head of Corporate Strategy (Anggota/Member) 11/17 -
1ohnson Chan Sr. vP NLTCO and Corporate Plnance Actlng (Ketua/Chalrman) - 5/5
Parlda GM Procurement (Anggota/Member) - 5/5
Wira Wiguna GM Channel Development (Anggota/Member) - 4/5
Lestari Prihandayani Manager Network Plnanclal Plnance (Anggota/Member) - 1/5
Frekuensi Rapat
Komite ini mengadakan 22 rapat selama tahun 2010.
Kehadiran
:
Meeting Frequency
The Committee held 22 meetings throughout 2010.
Attendance:

PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 105
4. Komite Manajemen Bisnis Yang Berkelanjutan (BCM)
Komite BCM merupakan komite dibawah Direksi, yang secara
khusus dibentuk untuk memastikan kelancaran bisnis melalui
manajemen resiko diidentikasi, dikelompokkan, dievaluasi
dan ditindaklanjuti dalam rentang waktu yang cukup untuk
kemudian dikembangkan menjadi rencana mitigasi yang
menyeluruh dalam rangka pencegahan dan pengambilan
tindakan pemulihan yang diperlukan selama masa krisis.
Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas utama dari Komite BCM adalah mengevaluasi resiko
yang disertai langkah penanganannya, melakukan analisis
terhadap dampak bisnis berikut perencanaan terhadap bisnis
yang berkelanjutan rencana komunikasi dan pengalihan
resiko serta penanaman budaya manajemen bisnis yang
berkelanjutan.
Komposisi dan Struktur
Komposisi Komite BCM di akhir tahun 2010 adalah sebagai
berikut:
- wlllem Lucas Tlmmermans, Dlrector of Plnance (Ketua)
- Ongkl Kurnlawan, vP Corporate Strategy and 8uslness
Development (Anggota)
- Martakhlr Derlta, vP Human Capltal Development
(Anggota)
- Pobert Dedy Purwanto, vP Network Operatlon Center
(Anggota)
- 1oedl wlsoeda, vP Channel Strategy & Management
(Anggota)
- Pudy wlryadl, vP |T Development (Anggota)
- Hermansyah, vP Network Development (Anggota)
- Kerl Oetarto, GM Pevenue Assurance (Anggota)
- Azmarln 1oharl, Head of Audlt and Plsk Management
(Anggota)
- Corporate Secretarlal Dlvlslon - Sekretarls
Komite BCM baru dibentuk pada akhir tahun 2010, dan belum
melaksanakan rapat Komite sampai akhir tahun 2010.
4. Business Continuity Management (BCM) Committee
The BCM Committee was a committee directly report to BoD
which specically formed to ensuring business continuity risks
are identied, categorized, assessed, and responded in a timely
manner and further develop a thorough mitigation plan that will
prevent and provide necessary rapid recovery during the crisis.
Tasks and responsibilities
The BCMs main task is to conduct evaluation of risks and control
measures, business impact analysis, business continuity plan,
disaster recovery plan, crisis communication plan, risk transfer
and embedding a BCM culture.
Composition and Structure
The composition of the BCM Committee by end 2010 was as
follows:
- w|llem lucos 7|mmetmons, 0|tectot ol l|nonce (Cho|tmon}
- Onl| lutn|owon, vl Cototote 5ttotey onJ 8us|ness
Development (Member)
- Vottolh|t 0et|to, vl lumon Co|tol 0eveloment (Vemoet}
- kooett 0eJy lutwonto, vl Netwotl Oetot|on Centet
(Member)
- 1oeJ| w|soeJo, vl Chonnel 5ttotey 8 Vonoement (Vemoet}
- kuJy w|tyoJ|, vl l7 0eveloment (Vemoet}
- letmonsyoh, vl Netwotl 0eveloment (Vemoet}
- let| Oetotto, CV kevenue Assutonce (Vemoet}
- Azmot|n 1ohot|, leoJ ol AuJ|t onJ k|sl Vonoement
(Member)
- Cototote 5ectetot|ol 0|v|s|on- 5ectetoty
Since the Committee was recently established by end of 2010, this
Committee has not yet conducted any meeting.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 106
8apepam-LK melalul Peraturan No. |X.|.4 tentang
Pembentukan Sekretaris Perusahaan dengan tegas mengatur
tentang kewajiban perusahaan publik untuk membentuk
dan menjalankan fungsi Sekretaris Perusahaan. Pengaturan
mengenai hal serupa juga tercermin dalam peraturan yang
dlkeluarkan oleh 8ursa Lfek 1akarta (sekarang 8ursa Lfek
Indonesia/BEI) pada tahun 2000.
Walaupun kedua peraturan tersebut tidak menjelaskan
mengenai kualikasi Sekretaris Perusahaan, BEI melalui
Peraturan No. |-A memperbolehkan seorang anggota dlreksl
untuk memegang peranan tersebut.
Namun, pada prakteknya saat lnl perusahaan dapat menun[uk
satu orang yang akan mengemban dan menjalankan
kewajiban dan fungsi Sekretaris Perusahaan.
Tugas dan Tanggung Jawab
Sebagalmana dlatur dalam Peraturan 8apepam-LK No.
IX.I.4, tanggung jawab utama Sekretaris Perusahaan adalah
untuk memastikan kepatuhan perusahaan publik kepada
aturan hukum dan peraturan yang berlaku terhadap XL
Secara khusus, Sekretaris Perusahaan bertugas untuk
memberikan nasihat kepada direksi untuk memastikan
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan pasar modal,
serta menjembatani komunikasi antara XL dan institusi
pasar modal. Oleh karenanya, seseorang yang ditunjuk
sebagai Sekretaris Perusahaan harus terus mengikuti setiap
perkembangan hukum dan peraturan, khususnya di bidang
pasar modal.
Dalam rangka memenuhi peraturan mengenai Sekretaris
Perusahaan, XL membentuk Corporate Secretarial Division
yang saat lnl dlkepalal oleh Murnl Nurdlnl, yang dltun[uk
oleh Dlreksl se[ak tanggal l 1anuarl 20l0.
Penyebarluasan Laporan Keuangan Auditan dan
Informasi Material
XL secara periodik mengeluarkan berbagai laporan
sebagai wujud pemenuhan akuntabilitas kami terhadap
para pemangku kepentingan dan masyarakat umum.
Adapun laporan tersebut merupakan Laporan keuangan
yang disampaikan melalui Bapepam-LK, IDX dan laporan-
laporan lainnya yang disampaikan kepada institusi terkait
dengan bidang telekomunikasi, penanaman modal dan
pasar modal. Wujud konsistensi XL dalam hal keterbukaan
informasi material juga tereeksi dalam komitmen
Perusahaan untuk menyampaikan laporan formal kepada
Bapepam-LK dan publik dalam jangka waktu selambat-
lambatnya dua hari kerja setelah terjadinya transaksi
material. XL juga menyediakan informasi siaran pers dan
kegiatan dari divisi Investor Relations sepanjang 2010.
As sec|heJ oy 8oeom-ll keulot|ons Numoet l\.l.4
concerning the Establishment of a Corporate Secretary, a public
company is required to establish the function of corporate
sectetoty. ln 2000, 1olotto 5tocl lxchone (15\}, now lnown os
Indonesia Stock Exchange (IDX), issued a regulation requiring
public companies whose securities recorded in IDX.
Both regulations do not specify qualications to hold the oce of
cototote sectetoty, l0\ keulot|on No. l-A howevet Joes tov|Je
that a director may perform the role of corporate secretary.
However, most of companies have dedicated appointed person to
function as a Corporate Secretary.
Role and Responsibilities
As ment|oneJ |n 8oeom-ll keulot|on No. l\.l.4, the
main responsibility of the corporate secretary is to ensure
compliance of the public companies to all relevant laws
and regulations applicable to XL. Specically, the corporate
secretary is tasked to advise the public Companys BoD
in ensuring compliance to the capital market law and
regulations, as well as bridging the communications between
XL and capital market institutions. In order to do so, the ocer
must keep abreast of any legal developments, particularly
those in the capital market sector.
Furthermore, in compliance to the above, XL institutes a
Corporate Secretarial Division which currently held by Murni
NutJ|n|, who wos oo|nteJ oy the 8o0 os ol 1
st
1onuoty 2010.
Disclosures on Audited Financial Reports and Material
Information
To facilitate our accountability to its stakeholders and
the general public, XL issues timely nancial reports on a
periodic basis. These reports consists of nancial statements
that are submitted to Bapepam-LK, IDX, as well as other
reports pertaining to XLs performance in the areas of
telecommunications, investments, and the capital market. XL
has consistently disclosed material information to Bapepam-
LK, the IDX, and the public within two working days after
the existence of such material information. Furthermore, XL
also provides information on our press releases and list of
highligted Investor Relations events on 2010.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 107
XLs corporate communication provides access for external parties
such as media, general public and customers regarding information
and updates about XLs events and developments through XL website,
monthly bulletin and media relations activities.
In 2010, XLs Corporate Communication published around 120 press
releases that were disseminated to both national and local media.
The Corporate Communication division is currently headed by
leot|ot| NoJ|to who wos oo|nteJ |n Novemoet 2009.
Divisi Corporate Communication XL menyediakan akses
untuk pihak eksternal seperti media, masyarakat umum dan
pelanggan berkaitan dengan informasi dan pembaharuan
tentang berbagai aktivitas dan perkembangan XL melalui
situs web XL, majalah bulanan dan aktivitas-aktivitas dengan
media.
Selama tahun 2010, divisi ini menerbitkan sekitar 120 siaran
pers yang disebarluaskan baik di media nasional maupun
lokal. Divisi Corporate Communication XL saat ini dipimpin oleh
Pebrlatl Nadlra yang dltun[uk se[ak bulan November 2009.
Komunikasi Perusahaan
Corporate Communication
Daftar 8eberapa Slaran Pers Utama XL
sepanjang tahun 2010
List of XL Axiatas Highlighted Press Releases
throughout 2010
14/01/2010 XL Axlata Capal Klner[a ang Menggemblrakan XL Axiata achieved good performance
19/01/2010 Pelunasan Leblh Awal Terhadap Obllgasl US Dolar Early Redemption of US Dollar Bonds.
20/01/2010 XL 8eker[asama dengan Pundl Amal SCTv 8angun
Kemball SDN 27 Padang
\l onJ lunJ| Amol 5C7v keou|lt 50N 27 loJon
22/01/2010 XL dan ICT Watch Luncurkan Internet Sehat Blog
Award 2010
XL and ICT Watch Launched Healthy Internet Blog Award 2010
01/02/2010 XL Luncurkan Layanan BlackBerry Gaul XL launched BlackBerry Gaul Services
10/02/2010 Menkominfo Resmikan Pembangunan Kembali
SDN 27 dan Kun[ungl |nfrastruktur XL dl Padang
Minister of Communication and Informatics Inaugurated
the keconsttuct|on ol 50N 27 loJon os well os v|s|teJ \l
Infrastructure in Padang
10/02/2010 XL Serahkan Penghargaan Top XL & XL Agent XL Granted The Top Outlet XL Award and XL Agent as a Token
of Appreciation To Its Sales Partners
11/02/2010 Klner[a XL P09: Pendapatan dan 1umlah
Pelanggan XL Meningkat Tajam
\l l09 letlotmonce : \l kevenue onJ Numoet ol 5uosct|oets
Increased Signicantly
19/02/2010 Pemberltahuan PUPST l9 Maret 20l0 Announcement to XL Annual General Meeting of Shareholders
Held on 19 March 2010
25/02/2010 XL Peduli Bencana Longsor Ciwidey \l Cote lot C|w|Jey Notutol ltot|on 0|sostet
05/03/2010 Panggllan Papat Umum Pemegang Saham Tahunan Invitation to XL Annual General Meeting of Shareholders 2010
12/03/2010 XL Serahkan Hadlah Untuk 37 Pemenang Terakhlr
Program XL l00 1uta
\l CtonteJ the lt|ze ol \l 100 1uto ltotom lot 37 w|nnets
15/03/2010 Informasi kepada Pemegang Saham Information to the Shareholders
22/03/2010 Hasll PUPS Tahunan l9 Maret 20l0 Result of XL Annual General Meeting of Shareholders held on
19 March 2010
23/03/2010 PUPST, Persetu[uan Penggunaan Laba 8erslh dan
Perubahan Susunan Direksi
\l ACV5 2010, lnJotsement on the use ol Net ltoht os well os
The Changes of the Board of Director
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 108
31/03/2010 XL Luncurkan Beragam Program Promo BlackBerry \l louncheJ vot|ous ltomot|on ltotoms ol 8locl8etty
Services
31/03/2010 Donasi tahap kedua untuk korban banjir Karawang Second Stage Donation for Flood Disaster in Karawang
31/03/2010 XL operasikan green BTS XL is Operating the Green BTS
05/04/2010 Daftar Pemenang XL Award 2009 List of 2009 XL Award Winner
22/04/2010 Golden Ring Award 2010, XL Tetap The Best
Operator
Golden Ring Award 2010, XL still The Best Operator
27/04/2010 XL - Ericsson Tandatangani Kesepakatan Persiapan
U[lcoba LTL dl |ndonesla
XL-Ericsson signs Agreement on LTE Trial in Indonesia
29/04/2010 Kinerja XL 1Q10, Laba Bersih Meningkat 0.18 \l 110 letlotmonce, \l Net ltoht lncteoseJ 18
30/04/2010 Sambut Piala Dunia 83.75 XL Hadirkan Program XL
Bola Gila
Welcoming the 2010 World Cup, XL Launched XL Bola Gila
Program
19/05/2010 XL 1alln Ker[asama Lkskluslf Dengan Motrlclty
untuk Layanan Mobile Internet
XL is Exclusively Engaging with Motricity for Mobile Internet
Services Cooperation
20/05/2010 Indonesia Berprestasi Award 2010, XL Mencari
warga Negara 8erprestasl Pengabdl Masyarakat
Indonesia Berprestasi Award 2010, XL Sought for Outstanding
Community Devoted Citizens
10/06/2010 XL Raih Word of Mouth Marketing Award 2010 XL Awarded with Word of Mouth Marketing Award 2010 by
Marketing Magazine
11/06/2010 XL Sediakan Program Beasiswa Pendidikan
Lanjutan Bagi Pelajar Indonesia
XL Provides Scholarship Program for Indonesias students
15/06/2010 XL - ICT Watch Sosialisasikan Internet Sehat XL-ICT Watch Socialized the Healthy Internet
15/06/2010 Kriteria dan cara pendaftaran program beasiswa XL
& ayasan Khazanah
Criteria and Registration Process for XL-Khazanah
Foundations Scholarship
18/06/2010 XL 8est Dealer award 20l0, Apreslasl XL Untuk Para
Dealer
XL Best Dealer Award 2010, A Token of Appriciation from XL to
the Dealers
23/07/2010 XL luncurkan Komputer untuk Sekolah 2010 XL Launched Computer for School 2010
28/07/2010 XL Tingkatkan Kualitas layanan BlackBerry XL Improves its BlackBerry Services Quality
30/07/2010 XLalu bersama di bulan Ramadhan XLalu Bersama in Ramadhan Season
02/08/2010 Kinerja XL 1H10: Laba bersih meningkat 0.87 \l 1l10 etlotmonce : Net ltoht lncteoseJ 87
30/08/2010 1arlngan XL Ter[aga, 8antuan Langsung Tersalurkan 5toole Netwotl, \l 0onot|on hos oeen 0|tectly 0el|veteJ
01/09/2010 XL Hadirkan BlackBerry Pearl 9105 Smartphone XL Launched BlackBerry Pearl 9105 Smartphone
20/09/2010 XL Ke[utan |sl Ulang XL Kejutan Isi Ulang
22/09/2010 XL Dukung Program Aku Cinta Indonesia XL Supports I Love Indonesia (ACI) Program
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 109
30/09/2010 XL Tambah Prekuensl 3G XL Adds 3G Frequency
14/10/2010 XL Ajak Petualang Aku Cinta Indonesia \l lnv|teJ AJventutets to 1o|n the l love lnJones|o totom
26/10/2010 XL Siaga Bencana Gunung Merapi \l 5toyeJ olett lot Veto| volcono lxlos|on 0|sostet
28/10/2010 XL Canangkan "Soempah Pemoeda 2.0" : Semangat
Satu Negerl dl Lra Dlgltal
XL Launched "Soempah Pemoeda 2.0": The Spirit of One
Country in the Digital Age
28/10/2010 XL Raih 2 Kategori Indonesia Best Practices Awards
20l0 darl Prost & Sulllvan-|ndonesla
XL is Given Two Category Awards in the 2010 Best Practice
Awards from Frost & Sullivan-Indonesia
29/10/2010 SMS Donasi untuk Korban Merapi dan Tsunami
Mentawai
5V5 0onot|on lot the v|ct|m ol Veto| lxlos|on onJ 7sunom|
in Mentawai
02/11/2010 XL Kenalkan Tarif Internasional Roaming Semurah
Tarlf Nelpon Lokal
XL Introduced International Roaming with Tari as Cheap as
Local Tari
03/11/2010 XL Tawarkan Paket Bundling Harga Special XL Oered Bundling Package with Special Price
04/11/2010 Ker[asama XL - AP1|| (Asoslasl Penyelenggara 1asa
Internet Indonesia)
\l - Assoc|ot|on ol lnJones|on lntetnet 5etv|ce ltov|Jet (Al1ll}
Cooperation Supports the Usage of IPv6 Platform.
05/11/2010 Komitmen XL Tingkatkan Manfaat Layanan
BlackBerry
XL Commitment to Increase the Benet of BlackBerry Service
05/11/2010 Presiden Direktur XL Raih Best CEO 2010 XL CEO was awarded with Best CEO 2010 from SWA Magazine
09/11/2010 XL Dukung Promosl vlslt Makassar 20ll \l 5uotteJ the ltotom ol v|s|t Volossot 2011
10/11/2010 XL Luncurkan Portal XLgo XL Launched XLgo! Portal
15/11/2010 XL Terus Pastlkan 1arlngan 8eroperasl Normal \l Cont|nues to lnsute on |ts Notmol Netwotl Oetot|on
25/11/2010 Penghargaan Indonesia Berprestasi Award 2010
bagl Para Plgur Teladan Masyarakat
The Indonesia Berprestasi Award 2010 - Awards for Public
Figure Role Model
30/11/2010 "Hemat hingga 90% Tarif XL Internasional Roaming
1uga Dapat Dlnlkmatl dl Slngapura dan HongKong"
Save up to 90%, XL international roaming tari are also
available in Singapore and Hongkong
06/12/2010 14 Ribu Pelanggan Salurkan Bantuan Lewat SMS
Donasi
Donation through SMS Donation from 14 Thousand
Subscribers
08/12/2010 Kerjasama XL dan PT KA Permudah Pemesanan
Tlket dan Pemasangan wl-Pl dl Kereta
Partnership Between XL and PT KA in Order to Ease Ticket
Reservation Process and Wi-Fi Application in the train
09/12/2010 XL Luncurkan Layanan XL Cuaps XL Launched XL Cuaps
12/12/2010 Ker[asama XL - Pundl Amal SCTv : Ker[a baktl warga
ogyakarta pullhkan Kall Code
lottnetsh| 8etween \l onJ lunJ| Amol 5C7v Commun|ty
Service to Recover Kali Code
20/12/2010 XL Selenggarakan U[lcoba Teknologl 4G (LTL) XL Held Trial of 4G Technology (LTE)
30/12/2010 Kondlsl 8romo Memburuk, XL Pastlkan 1arlngan
Tetap Beroperasi
\l Cont|nues to lnsute on lts Netwotl Avo|loo|l|ty Jue to
Worsen Bromo Condition
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 110
Hubungan Investor
Investor Relations
Tanggal / Date Aktivitas / Activity Lokasi / Location
l8-l9 1an 20l0 ASLAN Corporate Day - Nomura Singapore
20 1an 20l0 ASLAN Corporate Day - Nomura Hongkong
ll Peb 20l0 P09 Larnlng Conference Call 1akarta, |ndonesla
30 Apr 2010 1Q10 Earning Conference Call 1akarta, |ndonesla
25 May 2010 Pan-Aslan Telco Conference 20l0 - U8S Singapore
29-30 1ul 20l0 Indonesia Corporate Day - CIMB Bali, Indonesia
02 Aug 2010 1H10 Earning Conference Call 1akarta, |ndonesla
06 Aug 2010 Non-Deal Poadshow - Nomura Singapore
01-02 Sep 2010 ASLAN & |ndla Conference 20l0 - U8S Singapore
06 Oct 2010 Indonesia Corporate Day - OSK Kuala Lumpur, Malaysia
29 Oct 2010 9M10 Earning Conference Call 1akarta, |ndonesla
0l-02 Nov 20l0 2010 Indonesia Corporate Day - Deutsche Bank London, UK
04-05 Nov 20l0 2010 Indonesia Corporate Day - Deutsche Bank New ork, US
l0-ll Nov 20l0 Asia Pacic Summit - Morgan Stanley Singapore
30 Nov - 0l Dec 20l0 DB Access Indonesia Conference 2010 - Deutsche Bank 1akarta, |ndonesla
Divisi Investor Relations menjembatani antara XL dengan para
pemegang saham dan juga komunitas pasar, yang terdiri dari
para pemegang saham, para analis, wali amanat, perusahaan
pemeringkat, badan pemerintahan, dan institusi keuangan
lainnya. Divisi Investor Relations saat ini dipimpin oleh Hartati
Santoso, Manajer Investor Relations yang ditunjuk sejak tahun
2007.
Selama tahun 2010, XL mengadakan dan turut berpartisipasi
dalam berbagai aktivitas Investor Relations baik di Indonesia
maupun di luar negeri, yang terdiri dari 271 pertemuan, 49
pertemuan dengan analis, 375 pertemuan dengan investor, 1
deal road show, 10 konferensi, 1 non deal road show. Dibawah
ini adalah beberapa kegiatan dari Divisi Investor Relations
sepanjang tahun 2010:
The Investor Relations division serves as the liaison between
XL with its shareholders/stakeholders and the capital market
community, which comprise of shareholders, analysts, trustees,
rating agencies, regulatory bodies, and other nance-related
institutions. XLs Investor Relations Unit is currently headed by
Hartati Santoso, Investor Relations Manager, who was appointed
to the position in 2007.
In 2010, XL held and participated in various Investor Relations
activities both within and outside of Indonesia, consisting of
271 meetings, 49 analysts, 375 investors, 1 deal road show, 10
conferences, 1 non deal road show. Below is the highlighted
events of XLs Investor Relations troughout 2010:
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 111
Pernyataan Pengendalian Internal
Internal Control Statement
Pihak manajemen XL melakukan penilaian independen tiap
tahunnya atas efektitas, keandalan dan kelayakan sistem
pengendalian internal yang kami miliki. Hasil penilaian
tersebut menjadi referensi dalam penyusunan dan kemudian
diungkapkan Pernyataan Tahunan atas Pengendalian Internal,
yang ditandatangani oleh Presiden Direktur. Pernyataan ini
juga digunakan untuk mendukung pengungkapan dalam
Pernyataan Tahunan Dlreksl atas Pengendallan |nternal Axlata
Group Berhad.
Penilaian dilakukan berdasarkan sumber-sumber seperti
tujuan bisnis, lingkup pertanggungjawaban, metode
pengukuran atas tujuan, petunjuk kerja operasional, proses
dan prosedur, pemeriksaan audit internal dan eksternal,
materialitas, opini dan dokumentasi kualitas manajemen.
Masalah pengendalian internal dipantau terus-menerus
dan dilaporkan secara periodik setiap tiga bulan oleh audit
internal dan eksternal kepada Direksi, Komite Audit dan
Dewan Komisaris untuk memastikan tindakan yang layak
telah diambil dan masalah pengendalian internal dituntaskan
secara tepat waktu.
Selama tahun buku 2010, 98% dari masalah pengendalian
internal telah dituntaskan secara tepat waktu dan 2% yang
tersisa diperkirakan akan tuntas dalam waktu yang telah
disepakati, dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas
dan intensitas rencana tindakan yang akan dilakukan.
Kami memahami bahwa kami memiliki tanggung jawab untuk
membangun dan menjaga struktur pengendalian internal,
prosedur pelaporan keuangan, dan pencapaian tujuan bisnis
yang layak.
Annually, XLs management performed a self assessment on the
eectiveness, reliability and adequacy of their system of internal
control. The assessment was considered when nalizing the
disclosure in the Annual Statement on Internal Control, signed by
the President Director. The statement was also used to support
the disclosure in the Annual Directors Statement on Internal
Control at Axiata Group Berhad.
The assessment is based on sources such as business objectives,
areas of accountability, measurement method for objectives,
manuals and guidelines, process and procedures, internal and
external audit reviews, materiality, opinions and any quality
management documents.
Any internal control issues are continuously monitored and
reported quarterly by the internal and external audit to the Board
of Directors, Board Audit Committee and Board of Commissioners
to ensure adequate actions are taken and any internal control
issues are resolved timely.
During the nancial year 2010, 98% of the internal control issues
raised have been resolved timely and the remaining 2% are
expected to be resolved within the agreed timeline, justied by the
complexity and intensity of the action plan to be implemented.
We understands that it is our responsibility for establishing
and maintaining an adequate internal control structure and
procedures for nancial reporting and achievement of the
business objectives.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 112
Auditor Eksternal yang Independen
Sejak tahun buku 2010, XL telah menunjuk KAP Tanudiredja,
wlblsana & Pekan - allasl Prlcewaterhouse Coopers sebagal
auditor independen XL. Auditor eksternal tidak ditunjuk untuk
melakukan kegiatan lainnya selain audit. Dalam menjalankan
tugasnya, auditor eksternal melakukan audit atas laporan
keuangan kuartalan dan tahunan XL.
Auditor Internal
Struktur Departemen Audit Internal
Departemen Audit Internal, dikepalai oleh Kepala Audit
dan Manajemen Resiko, secara administratif dan fungsional
bertanggung jawab kepada Presiden Direktur dan secara
fungsional dengan koordinasi kepada Ketua Komite Audit atas
kuasa dari Dewan Komisaris. Kepala Audit dan Manajemen
Resiko tidak mempunyai tanggung jawab dan kuasa eksekutif
atau manajerial di XL selain yang terkait dengan manajemen
Departemen Audit Internal dan Departemen Manajemen
Resiko sebagaimana yang tercantum dalam Piagam Audit.
Piagam Audit Internal
Sesual dengan Surat Keputusan Ketua 8apepam-LK No. KLP-
496/BL/2008 perihal Pembentukan dan Pedoman Penyusunan
Plagam Unlt Audlt |nternal, XL memperbaharul Plagam Audlt
Internalnya dan disahkan oleh Presiden Direktur XL dengan
persetujuan Dewan Komisaris pada tanggal 30 Oktober 2009.
Piagam ini lalu direvisi dan disetujui pada tanggal 28 Oktober
2010 untuk mencerminkan peningkatan keseluruhan kegiatan
audit internal dan manajemen resiko.
Piagam tersebut mengatur tujuan, struktur organisasi,
tugas dan tanggung jawab, otoritas, persyaratan dan
profesionalisme dari auditor internal, standar audit internal,
kode etik auditor internal dan perencanaan bisnis dan
persyaratan pelaporan.
Pengungkapan atas tugas dan tanggung jawab dari
auditor internal
Pungsl audlt lnternal dlpercayakan atas tanggung [awab
untuk menilai kebijakan, prosedur dan kendali manajemen
atas XL untuk memastikan bahwa kegiatan XL dikelola secara
memadai dan mendorong kendali yang efektif dengan biaya
yang seimbang sebagaimana diatur dalam Piagam Audit.
Pungsl audlt lnternal harus lndependen darl keglatan yang
mereka audit dan harus dilakukan dengan prinsip-prinsip
imparsialitas, prosiensi, dan kehati-hatian professional.
Pemeriksaan independen atas kegiatan Departemen
Manajemen Resiko dilakukan oleh pihak ketiga dan bukan
oleh Departemen Audit Internal.
Independent/External Auditor
As of the nancial year of 2010, XL appointed KAP Tanudiredja,
Wibisana & partners a member rm of PwC as XLs independent
auditor. The external auditor was not appointed to execute any
other activities besides auditing. In fullling its duties, the external
auditor performed audit on XLs quarterly and year-end nancial
statements.
Internal Audit
Structure of Internal Audit Department
The Internal Audit Department, headed by the Head of Audit
& Risk Management, is administratively and functionally
responsible to the President Director and functionally in
coordination to the Chairman of the Board Audit Committee
upon authority granted by the Board of Commissioners. The
Head of Audit & Risk Management shall have no executive or
managerial powers and duties in XL except those relating to
the management of the Internal Audit Department and Risk
Management Department as dened by the charter.
Internal audit charter
lutsuont to 8oeom-ll kule No. l\.l.7, ottochment to
Decision of the Head of Bapepam-LK no. KEP-496/BL/2008
regarding the Establishment and Guidelines for the Internal
Audit Charter, XL updated its own Audit Charter and this was
endorsed by the President Director of XL and approved by the
Board of Commissioner on 30 October 2009. The charter was
further revised and approved on 28 October 2010 to reect the
enhancement to the overall internal audit and risk management
activities.
The charter sets out the purpose, organization structure,
duties and responsibilities, authority, the requirement and
professionalism of the internal auditors, the internal audit
standards, the Code of ethics for Internal Auditor and business
planning and reporting requirement.
Disclosure of tasks and responsibilities of internal auditor.
The internal audit function is entrusted with the responsibility
to appraise the policies, procedures and management controls
of XL to ensure that the activities are properly managed and to
promote eective controls at reasonable cost as prescribed in the
charter.
The internal audit function must be independent of the activities
they audit and must be performed with impartiality, prociency
and due professional care. An independent review on Risk
Management Department activities is performed by third party
and not by Internal Audit Department.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 113
Manajemen Resiko Terintegrasi dalam Organisasi
Semenjak tahun 2005, kerangka kerja Manajemen Resiko XL
telah diimplementasikan di XL secara formal, dimana resiko
XL telah diidentikasi, dikaji, ditindaklanjuti, dan dimonitor
secara terkoordinasi dan terintegrasi.
Kerangka Manajemen Resiko XL dilakukan berdasarkan
pendekatan dari atas ke bawah (top-down), dimana setiap
tahun, Departemen Manajemen Resiko menyusun analisa
awal terhadap resiko XL berdasarkan strategi yang telah
ditetapkan. Direksi kemudian memeriksa dan menyetujui
resiko XL yang diajukan tersebut sebagai basis untuk diuraikan
dan ditindaklanjuti oleh seluruh unit bisnis XL. Resiko-
resiko ini dibuat skala prioritasnya untuk diambil tindakan
pengelolaan resiko tersebut agar tetap dalam rentang waktu
yang ditentukan.
Setiap kuartal, seluruh resiko diperiksa dan resiko-resiko
utama dikomunikasikan dan didiskusikan kepada Direksi dan
Komite Audit.
Aktivitas manajemen resiko dibawah Kerangka Manajemen
Resiko Perusahaan saat ini dilakukan secara terpadu sebagai
bagian proses di dalam organisasi XL.
Resiko Perusahaan
Di dalam industri telekomunikasi bergerak, resiko baru terus
bermunculan. Pastinya, resiko ini mempengaruhi pencapaian
sasaran XL dan harus dikelola secara baik sejalan dengan
munculnya resiko baru.
Berikut ini adalah resiko-resiko utama yang senantiasa dikelola
secara terus menerus oleh XL:
A. Resiko Pasar dan Kompetisi
Ketatnya kompetisi di industri telekomunikasi bergerak
tidak hanya berasal dari operator lokal, akan tetapi
juga mencakup operator global. Seluruh operator akan
berusaha menjadi yang terbaik dan terpilih sehingga
mendorong kompetisi akan tarif murah dan produk yang
inovatif. Permintaan akan layanan data yang semakin
meningkat, menuntut XL untuk merubah pola bisnisnya
secara mendasar, selain tetap dapat menjaga kondisi
operasional yang esien, secara bersamaan diharapkan
dapat tetap mengambil keuntungan dari produk yang
ditawarkan.
XL mengambil sejumlah tindakan dengan kerjasama
yang mencakup seluruh unit perusahaan dan melalui
kepemimpinan yang kuat, telah menghasilkan sejumlah
inisiatif strategis yang berfokus pada antisipasi resiko-
resiko ini. Penyebaran pasar di Indonesia memerlukan
Risk Management Embedded in Organizational Processes
Since 2005, a formalized Risk Management Framework has been
implemented across XL, where risks are identied, assessed,
treated and monitored in a coordinated and integrated basis.
The Risk Management Framework provides a top-down
perspective, where annually, Risk Management Department
provides initial assessment of XLs risks based on XLs strategy.
The BoD reviewed and approved XLs risks to be cascaded down
into all Business Units. These risks are then prioritized and
risk treatment plan created to manage the exposure within
prescribed tolerance limit.
Quarterly, all risks are reviewed and key risks are communicated
and discussed by BoD and Board Audit Committee. Under the Risk
Management Framework, the risk management activities are
now carried out regularly as embedded organizational processes
within XL.
Under the Risk Management Framework, the risk management
activities are now carried out regularly as embedded
organizational processes within XL.
Company Risk Factors
In mobile telecommunication industry, new risks are constantly
emerging. Inevitably, the risks are aecting the achievement of
business objective and have to be managed side by side with the
industry inherent risks.
The following discusses the key risks which XL has constantly
managed under its risk radar:
A. Market and Competition risks
The increasing competition in the mobile telecommunication
industry is coming not only from local operators but also
from the global operators. All operators strived to be the best
and chosen service provider which drives the competition on
tari and innovative product oering. The exponential shift of
consumer demand on data services products requires a drastic
change to the way XL does it business whilst maintaining
its operational excellence and at the same time increasing
product protability.
XL has taken several measures through concerted eort across
the company and complemented by the strong leadership to
come out with key strategic initiatives which focus on these
risks. The spread of the market throughout the country also
requires ecient distribution mechanism to be in place and
Pernyataan Manajemen Resiko
Statement on Risk Management
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 114
adanya mekanisme distribusi yang esien serta perubahan
paradigma dalam menjalankan proses internal, disesuaikan
dengan konteks berbisnis dan membawa persepsi
pelanggan ke dalam proses untuk menghasilkan produk
yang berkualitas dengan harga yang terjangkau dengan
memperhatikan kepuasan pelanggan.
B. Resiko Kebocoran Pendapatan
Kebocoran pendapatan dapat terjadi dari adanya
perbedaan dalam proses dan aliran data, tidak
konsistennya kongurasi dari berbagai macam sistem
atau dapat dihasilkan dari tindak kejahatan. Kebocoran-
kebocoran ini dapat dicegah dan saat ini XL telah
memperkuat departemen Revenue Assurance dalam
mendeteksi resiko yang berhubungan dengan kebocoran
pendapatan XL melalui penggunaan perangkat yang
terotomatisasi dan penerapan kerangka kerja yang sesuai
dengan kaidah praktis, mencakup penerapan pada
seluruh proses yang berhubungan dengan pendapatan
XL mulai dari saat produk disusun hingga hasil layanan
tersebut dapat ditagihkan kepada pelanggan. XL juga
telah meluncurkan program Clean Company yang
memperhatikan pada etika berbisnis yang baik serta
meningkatkan integritas karyawan dan mitra kerja yang
dapat dipertanggungjawabkan.
C. Resiko Politik
Resiko politik dapat ditimbulkan dari pergerakan kondisi
politik dalam dan luar negeri yang mempengaruhi
kebijakan pemerintah sehingga berpotensi memberikan
pengaruh terhadap XL, seperti resiko ketidakstabilan dalam
membina hubungan baik antar negara atau perseteruan
berkepanjangan antar partai politik. Resiko ini dapat secara
langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruh
kepada kondisi sosial secara umum dan mengundang
perhatian media massa yang dapat mempengaruhi
aktivitas operasional perusahaan. XL berusaha untuk
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan telah
merealisasikan program tanggung jawab perusahaan
serta aktivitas-aktivitas lainnya untuk kepentingan bangsa
dan negara Indonesia dalam turut serta mempromosikan
hubungan yang harmonis antar negara.
D. Resiko Peraturan
Peranan hukum dan peraturan di bidang telekomunikasi,
baik dalam lingkup nasional maupun internasional
adalah sangat penting untuk membentuk masa depan
industri telekomunikasi. Perubahan dan munculnya
regulasi yang baru, dan penerapan dari regulasi itu
sendiri diharapkan akan terus dilakukan sejalan dengan
perkembangan industri telekomunikasi seluler ke arah
yang lebih kompleks dengan pemain pasar yang semakin
bertambah banyak. Mengantisipasi hal ini, XL secara
berkala memonitor terhadap perkembangan hukum,
peraturan, kebijakan regional, dan secara konstan selalu
membina hubungan baik dengan para pemegang saham,
pemerintah, asosiasi telekomunikasi, dan masyarakat
umum. Oleh karenanya, XL dapat memberikan masukan
sebelum peraturan baru diberlakukan dengan tetap
memperhatikan manfaat kepada pelanggan dan para
penyelenggara telekomunikasi.
internal business process needs to change its paradigm and
start looking from the customer perspective or outside in
to enable the delivery of great products with great value,
emphasizing on great customer experience.
B. Revenue Leakage Risks
Revenue leakages can be contributed from gaps from
processes and data ow, inconsistency of congurations of
multiple systems environments or act of fraudulent. These
leakages can be plugged and XL has strengthened its revenue
assurance by having a dedicated department to address risks
surrounding the revenue leakages which includes the use of
automated tools and best practices framework, applied across
all revenue related processes from the start of product creation
until billing. XL has also launched Clean Company program to
emphasize on good business ethics and promoting integrity
among its employee as well as its business partners.
C. Political Risks
Political risks arises from volatility of external and internal
political condition that prompt changes to government policy
can potentially create an adverse eect to the company, such
risk includes instability of relationship between countries or
intense debate between political parties. This risk can have
direct and indirect impact to social condition and attract
media attention in general which in turn can inuence
the operational activities of the company. XL continues to
foster Good Corporate Governance and has launched many
Corporate Social Responsibilities programs and activities
for the benets of the nations and to promoting a healthier
relationship among countries.
This in turn helps to emphasize the focus on the common
value that the nation treasured and works towards a balance
and win-win situation.
D. Regulatory Risks
The roles of telecommunications laws and regulations at
both national and international levels are very important
in shaping the future of mobile telecommunications.
The revisions to the existing regulations, addition of new
regulations and its implementations are expected to continue
as the mobile telecommunications industry also grows to
become more complex with more operators. Anticipating
these events, XL continuously monitors the prevailing laws,
regulations, regional policies and constantly engaging with
key stakeholders, regulators, telecommunications associations
and the public. Subsequently, XL will be able to share its point
of view prior to any regulatory changes and promote a mobile
telecommunications industry which ultimately benets the
consumers as well as the operators.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 115
E. Resiko Jaringan, Sistem, dan Infrastruktur
Diperkenalkannya teknologi baru, seperti smartphone
dan tablet, serta perkembangan pelanggan yang cukup
cepat dan produk baru yang memerlukan bandwith yang
lebih besar mengharuskan XL untuk terus memperbaharui
infrastruktur yang dimilikinya guna mendukung model
bisnis baru dan kebutuhan pelanggan yang bertambah. XL
telah menjalankan sejumlah inisiatif penting, dimana salah
satunya adalah melakukan modernisasi terhadap jaringan
dan perangkat billing, meningkatkan kapasitas dan
kemampuan perangkat jaringan dengan menggunakan
sistem perencanaan Capital Expenditure yang esien dan
efektif. Hal ini cukup membantu meminimalkan akibat dari
penggunaan teknologi yang sudah tidak relevan untuk
memberikan hasil yang lebih baik terhadap pengembalian
investasi.
Kerangka kerja manajemen bisnis yang berkelanjutan
secara komprehensif juga telah diimplementasikan dan
terus dilakukan perbaikan guna memastikan keberlanjutan
usaha layanan XL tetap berjalan dan memastikan kegiatan
bisnis dapat terus berlangsung saat mengalami gangguan
yang disebabkan oleh bencana alam (banjir, gempa bumi,
dan sebagainya). Proses ini mencakup pembuatan analisa
dampak terhadap bisnis, rencana pemulihan bencana,
rencana kelanjutan usaha, dimana XL selalu bekerja sama
dengan para mitra kerja agar turut memberikan dukungan
yang baik terhadap rencana kelanjutan usaha XL. Dalam
rangka meminimalkan dampak keuangan, XL telah
mengasuransikan aset-aset penting, mengansuransikan
kerugian nansial akibat adanya gangguan layanan, dan
resiko-resiko lainnya yang terkait.
Perbaikan Kerangka Kerja Manajemen Resiko
1. Perbandingan terhadap standar internasional
Pada bulan November 2009, International Standards
Organization (ISO) telah mempublikasikan ISO 31000
sebagai standar internasional untuk manajemen resiko,
berupa prinsip dan pedoman. Walaupun ISO 31000 tidak
digunakan sebagai dokumen untuk sertikasi, kerangka
kerja manajemen resiko XL sudah dikaji terhadap ISO
31000 dan hasilnya sesuai dengan standar internasional
tersebut.
2. Meningkatkan Kerangka Kerja Resiko Strategis
Kerangka kerja juga ditingkatkan dengan adanya
pemetaan resiko strategis yang menyoroti masalah dan
tren strategis. Dengan demikian, diharapkan adanya
inisiatif yang bersifat lebih proaktif dapat segera
diimplementasikan dan kesempatan yang ada dapat
segera diambil.
E. Network, System, and Infrastructure Risks
The introduction of new technologies such as smartphone
and tablet, coupled with rapid growth of subscribers and
bandwidth hunger products requires enhancement to XL
existing infrastructure to support the new business model and
consumer needs. XL has taken several key initiatives which
include modernization of network and billing, increasing
the capacity and capability of the network elements using
an ecient Capital Expenditure planning system. This helps
to minimize the impact of technology obsolescence and
providing a better return on capital investment.
A comprehensive Business Continuity Management
framework has been implemented and continues to be
improved to ensure the continuity of the services to XL
customers and its business operation in the event of service
disruption caused by natural disaster (ood, earthquake,
etc) or other means. The process includes creation of
Business Impact Analysis, Disaster Recovery Plan, Business
Continuity Plan and XL also works with its business partners
whose equally important to support XL Business Continuity
Management and ensure the continuity of services and
business operation. In minimizing nancial impact, the
company also insured its property, nancial loss due to
business interruptions and other associated risks.
Improving the Risk Management Framework
1. Benchmarking against International Standard
ln Novemoet 2009, the lntetnot|onol 5tonJotJs Oton|zot|on
published ISO 31000 as International Standard: Risk
Management Principles and Guidelines. Although ISO
31000 is not intended as a certication document, XLs Risk
Management Framework was reviewed against ISO 31000
and found to be compliant with this International benchmark.
2. Enhancing the Strategic Risk Framework
The framework was also enhanced by introducing a mapping
of strategic risks to highlight strategic matters and trends,
therefore enabling proactive initiatives to be implemented
and opportunities to be exploited.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 116
Perbaikan Berkelanjutan dalam Manajemen Resiko
1. Bersinergi dengan Internal Audit
Sejak bulan Mei 2010, aktivitas departemen Manajemen
Resiko telah bersinergi dengan departemen Internal Audit
dalam satu Divisi, yang dikepalai oleh Head of Audit and
Risk Management. Pendekatan ini memungkinkan adanya
koordinasi yang bersifat menyeluruh (end-to-end) terkait
dengan kepastian dari penerapan manajemen resiko dan
pengendalian internal sehingga pencapaian strategi XL
menjadi lebih optimal.
2. Pemeriksaan Resiko Tahunan
Pemeriksaan resiko tahunan dilakukan secara menyeluruh
di dalam organisasi XL, dimana resiko-resiko utama
yang muncul diperiksa oleh Direksi, Komite Audit, dan
Mana[emen Peslko Group Perusahaan Axlata.
3. Usaha Perbaikan terhadap Manajemen Keberlanjutan
Usaha
XL secara intensif juga melakukan pemeriksaan dan
penelaahan terhadap analisa dampak bisnis, rencana
kelanjutan usaha, dan prosedur rencana pemulihan
bencana guna memastikan gangguan seminimal mungkin
pada saat terjadinya kondisi darurat sehingga aktivitas
bisnis dapat segera pulih seperti sedia kala.
4. Usaha Perbaikan Kompetensi SDM Manajemen Resiko
Dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya
manusia di bidang manajemen resiko, XL mengadopsi
kurikulum dari sertikasi profesi manajemen resiko yang
diterbitkan oleh Lembaga Sertikasi Profesi Manajemen
Resiko Indonesia untuk mengasah kemampuan di bidang
manajemen resiko dan juga bergabung dalam panel
diskusi bersama para praktisi manajemen resiko lainnya di
Indonesia.
5. Peningkatan Kemampuan Manajemen Resiko bagi
Manajemen Perusahaan
Workshop manajemen resiko diselenggarakan secara
berkala dan diwajibkan untuk diikuti oleh seluruh lini
manajemen XL agar senantiasa memperoleh informasi
standar manajemen resiko terkini, tren resiko di industri,
dan pendekatan praktis dalam pendekatan pengelolaan
manajemen resiko. Dengan demikian, diharapkan adanya
kesepahaman dan kesadaran akan pentingnya manajemen
resiko di Perusahaan.
Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis
Pedoman Perilaku
Pedoman Perilaku adalah pada suatu prinsip, tata nilai, standar
atau aturan berperilaku sebagai pedoman dalam membuat
keputusan, prosedur dan sistem pada suatu organisasi
yang diharapkan dapat (a) memberikan kesejahteraan pada
pemangku kepentingan, dan (b) menghormati hak setiap
pihak yang terkena dampak atas kegiatan XL. Menyadari
pentingnya kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut, kami
merumuskan prinsip yang berkaitan dengan nilai-nilai XL
dalam menjalankan bisnis, yang dikenal dengan its XL, yang
Continuous Improvement on Management of Risk
1. Synergizing with Companys Internal Audit
In May 2010, Risk Management Department activities are
synergized with Internal Audit Department under one division,
led by Head of Audit & Risk Management. The approach
allows seamless end-to-end assurance of risk management
and internal controls, enabling the achievement of XL
strategy.
2. Annual Risk Review
During the year, the Annual Risk Review was carried out
Company-wide, with key risks surfaced and reviewed by the
XLs Board of Directors, Board of Audit Committee, and Axiata
Group Company Risk Management.
3. Improving the Business Continuity Management
XL is also intensively reviewing and assessing its Business
Impact Analysis (BIA), Business Continuity Plan (BCP), and
Disaster Recovery Plan (DRP) procedures to ensure minimum
disruption in the event of an emergency hence business
activities can be restored as quickly and completely as
possible.
4. Improving Risk Management Personnel Competency
In order to improve risk management personnel competencies,
the company uses curriculum of Certied Risk Management
Professional (Indonesia) to educate the personnel and
complemented with Focus Group Discussion among Risk
Management practitioners in Indonesia.
5. Risk Management Continuous Education for
Management
Risk Management workshop was made available and
compulsory for the all Management in XL with the
objective to update and refresh management with current
Risk Management Standards, risks trends and practical
approaches, therefore setting a common understanding and
awareness on risks management.
Code of Conduct and Code of Ethics
Code of Conduct
Code of conduct refers to a set of principles, values, standards
or rules of behavior that guide the decisions, procedures and
systems of an organization in a way that (a) contributes to the
welfare of its key stakeholders, and (b) respects the rights of all
constituents aected by its operations. Regarding the importance
of the compliance of those principles, we outline several principles
teloteJ w|th \l volues |n tunn|n the ous|ness teletteJ to |ts \l,
which stands for Integrity, Teamwork and Service Excellence.
its XL serves as the basis for the Companys Code of Conduct.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 117
berartl |ntegrltas, Ker[asama Tlm dan Layanan Unggul, sebagal
suatu kerangka untuk menetapkan Pedoman Perilaku dalam
XL. Pemenuhan terhadap prinsip-prinsip ini ditujukan untuk
membangun suatu organisasi yang bertanggung-jawab,
transparan dan adil dalam lingkup lingkungan kerja yang
sehat, karyawan, pelanggan, pihak ketiga serta pemerintah.
Dalam pelaksanaannya, XL telah merumuskan sejumlah
peraturan untuk membina hubungan yang baik dengan para
pemangku kepentingan sebagaimana disebut diatas. XL juga
telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik untuk
mengelola berbagai isu penting secara efektif, termasuk
didalamnya aset Perusahaan dan
konik kepentingan.
XL terus berupaya untuk menanamkan Pedoman Perilaku ini
kepada semua karyawan dan akan terus memperbaharuinya
sesuai dengan peraturan dan ketetapan hukum yang baru. XL
juga menyelenggarakan program orientasi untuk karyawan
baru, yang memasukkan Pedoman Perilaku dalam sesi
program tersebut. XL juga senantiasa menegakkan standar
etika yang tinggi dalam praktik bisnisnya dengan memastikan
bahwa GCG telah dipenuhi dan diterapkan secara efektif.
Pedoman Etika Bisnis
Etika Bisnis XL telah terintegrasi dan berlaku dalam seluruh
lingkungan XL termasuk kantor regional di seluruh Indonesia.
Setiap anggota Dewan Komisaris, Direksi, karyawan, dan juga
pihak ketiga wajib memahami, mematuhi, mentaati serta
melaksanakan semua ketentuan dalam Pedoman Etika Bisnis
Perusahaan dengan sebaik-baiknya. Pedoman Etika Bisnis ini
dibuat dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan visi
dan misi XL sebagai pedoman bagi Dewan Komisaris, Direksi,
karyawan dan para wakil XL dalam menjalankan bisnis dan
pekerjaannya, termasuk dalam hal berhubungan dengan
pelanggan, pihak ketiga, pesaing, pemerintah, dan juga
masyarakat. Pelanggaran terhadap ketentuan Pedoman Etika
Bisnis akan dikenakan tindakan disiplin sampai pada tingkat
pemutusan hubungan kerja, aturan mana diperinci dalam
peraturan perusahaan.
Pedoman Etika Bisnis yang harus ditaati dalam rangka menjalankan
bisnis kami, meliputi diantaranya (i) Menjunjung tinggi asas non-
diskriminasi dan keadilan, (ii) Menentang perbuatan asusila dan aksi
pelecehan, (lll) Men[aga keharmonlsan antar karyawan, (lv)1amlnan
atas kesehatan dan lingkungan kerja yang kondusif, (v) Menjunjung
tinggi prinsip kerahasiaan Perusahaan dan Informasi Pelanggan
serta Perlindungan Data, (vi) Memakai atribut bekerja yang pantas,
(vii) Berkomitmen memberikan layanan terbaik pada Pelanggan,
(viii) Melaksanakan kebijakan Clean Company dan Menolak aksi
Suap-menyuap dan Korupsl, (lx) Terllbat dalam pengembangan
yang berkelanjutan atas lingkungan dan kesejahteraan sosial,
(x) Kebebasan untuk turut andll dalam keglatan soslal, amal atau
organlsasl non-pemerlntah, (xl) Telltl dalam memberlkan lnformasl
tentang Perusahaan kepada pihak ketiga dengan terlebih dahulu
berkonsultasl dan/atau memperoleh lzln darl departemen-
departemen terkalt, (xll) Mellndungl dan men[aga aset Perusahaan
dan |nvestasl, (xlll) Menghlndarl adanya konnlk kepentlngan, (xlv)
Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga berdasarkan kepentingan
Perusahaan, (xv) Adanya slstem pengaduan atas adanya
pelanggaran (Whistleblowing) dan jaminan perlindungan hukum
bagi pihak yang melakukan pelaporan.
Compliance to these principles aims to develop accountable,
transparent and fair environment among XL, employees,
customers, third parties and government.
Towards the implementation, XL has formulated a number of
regulations in which we should conduct our relationship with all
stakeholders mentioned above. XL has established governance
that eectively manages various important issues, such as
managing XLs assets and addressing conicts of interest.
XL constantly strives to disseminate the Code of Conduct to its
employees and update regarding any pertinent new rules or
teulot|ons. \l conJucts o New l|te Ot|entot|on totom thot
incorporates Code of Conduct, in which within the sessions
we also strives to uphold high-ethical standard throughout its
business practices and working behavior by ensuring that GCG is
eectively adhered to and implemented.
Code of Ethics
Business Ethics is an integral part of and applies in all
environments of XL including its regional oces throughout
Indonesia. Each members of the Board of Commissioners and
Directors, employees and third parties shall understand, abide
by and execute properly all the existing provisions. The Business
Ethics is made with the aim to support the vision and mission and
provides guidance to members of the Board of Commissioners
and Directors, employees and representatives of XL in running
the business and individual work, including when dealing with
customers, third parties, competitors, government and the public.
Any violation of the provisions contained in Business Ethics will
be subject to disciplinary action, including up to termination of
employment as set forth in more detail in the Company Policy.
In carrying the business, XL refers to XLs Code of Business Ethics
wh|ch emotoces omon othets (|} uholJ Non-0|sct|m|not|on
and fairness, (ii) Against on all Immoral Deeds and Harassment
action, (iii) Preserve harmony between the Employees, (iv)
Assurance on Health and conducive working environment, (v)
Undertake the Condentiality principle for XL and Customer
Information and Data Protection, (vi) Proper Working
Attribute application (vi) Committed in giving best service to
Customer, (viii) Perform Clean Company Policy and Abstain
from Gratication and Corruption act, (ix) Involved in the
development of sustainable environment and social welfare, (x)
exibilities and freedom to involve in social activities, charities
or non-governmental organizations and XLs involvement on
environmental protection activities. (xi) Conscientious in giving
XLs information to third parties by consulting and/or having
permission with related departments, (xii) Protect and sustain all
assets and investment, (xiii) Avoid any conict of interests, (xiv)
Establish cooperation with third parties based on XLs interest,
and (xv) Able to act as whistleblower and legal protection
guarantee for whom carry out the action, just to name a few.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 118
Perkara Hukum
Dalam menangani masalah dan perkara hukum, pihak legal
XL - dibantu oleh pihak legal eksternal, jika diperlukan - selalu
memastikan kepatuhan XL pada hukum dan peraturan yang
berlaku serta menjaga kepentingan XL. Pada akhir 2009, XL
masih mencatat bahwa dugaan kartelisasi tarif SMS sebagai
masalah hukum yang cukup signikan, namun demikian hal
tersebut tidak mengakibatkan dampak material terhadap
kondisi keuangan dan keberlangsungan usaha XL. Ringkasan
dari posisi XL dalam kasus ini dapat dilihat pada uraian di
bawah ini:
Pada tanggal l November dan l4 Desember 2007, Komlsl
Pengawasan Persalngan Usaha (KPPU) menetapkan
keputusan untuk melakukan pemeriksaan awal dan
pemeriksaan tahap kedua (lanjutan) terhadap XL dan
tujuh penyelenggara telekomunikasi lainnya atas
dugaan kesepakatan penetapan tarif SMS (Kartel) yaitu
pelanggaran pasal 5 Undang-undang Antl Monopoll (UU
No.5/l999).
Apabila XL terbukti telah melakukan kesepakatan
penetapan tarlf SMS, maka KPPU dapat memerlntahkan
kami untuk membayar denda sebesar maksimal Rp 25
mlllar (Puplah penuh) dan merevlsl tarlf SMS XL. 1lka
keputusan KPPU menyatakan bahwa penetapan tarlf
tersebut merugikan konsumen, maka XL dapat dituntut
melalui class action oleh masyarakat pengguna jasa XL.
Masing-masing kemungkinan tersebut dapat membawa
akibat materiil terhadap XL, baik secara reputasi maupun
laba usaha.
Pada tanggal l8 1unl 2008, KPPU dalam salah satu amar
putusannya memutuskan menghukum XL untuk membayar
denda sebesar Rp 25 miliar (Rupiah penuh). Atas putusan
KPPU tersebut, pada tanggal 9 1ull 2008 XL menga[ukan
keberatan dl Pengadllan Negerl 1akarta Selatan. Dlkarenakan
domisili hukum para operator yang berbeda-beda, sesuai
dengan permlntaan KPPU, Perseroan bersama dengan
operator lainnya mengajukan permohonan ke Mahkamah
Agung untuk menunjuk pengadilan yang akan menggelar
kelanjutan proses perkara ini. Hingga tanggal penulisan
laporan ini, XL belum menerima keputusan apapun dari
kedua institusi tersebut.
Kami memiliki komitmen untuk sepenuhnya mematuhi
Undang-undang Antl Monopoll, sehlngga kaml senantlasa
sebaik-baiknya menghindari kemungkinan terkena sanksi
terkait hal tersebut, yang dapat memberi efek buruk
terhadap XL dan para pemangku kepentingan.
Perencanaan GCG di tahun 2011 dan
seterusnya
Pada tahun 2011, XL berencana untuk mengadakan GCG
Enhancement Program, yang merupakan program lanjutan
setelah penilaian dan awareness program yang dilaksanakan
di tahun 2010, dengan tujuan memberikan arah dan petunjuk
yang lebih jelas untuk meningkatkan maturity level atas GCG
dengan berdasarkan pada pendekatan resiko. Program ini
diharapkan dapat memberikan masukan terhadap governance
manual dan kebijakan yang telah ada dan juga untuk lebih
meningkatkan dan mengembangkan framework serta rangkaian
program sosialisasi GCG kepada Direksi dan karyawan.
Legal Proceedings
In handling all legal matters and proceedings, our internal
Legal Counsel, who assisted by an external legal counsel when
necessary, constantly seeks to ensure that XL complies with the
prevailing laws and regulations and works to secure XLs interests.
By end of 2010, XL continues to register the cartel allegations
case stemming from its imposition of SMS taris as a signicant
legal case. However, this case is not perceived to incur a material
eect on XLs nancial condition and businesses. XLs position in
relation to this case is summarized below.:
On 1 Novemoet onJ 14 0ecemoet 2007, lnJones|os
Commission for the Supervision of Business Competition
(KPPU) issued its decision regarding the preliminary and the
second phase of the continued investigation into alleged SMS
price-xing claims (cartel) made against the Company and
seven other telecommunications companies that is in breach
ol Att|cle 5 ol the Ant|-Vonooly low (low No.5/1999}.
If XL is found liable for the SMS price-xing claims, therefore,
the KPPU may order us to pay nes of up to Rp 25 billion also
to revise its SMS charges. In addition to this, if the KPPUs
decision stipulates that the alleged price xing had indeed
incurred losses for the consumer, we can also be exposed to
consumer class action suits by the consumer. Each of these
decisions may incur material adverse eects for the XLs
business, reputation, and protability.
7he lllu, thtouh one ol |ts Jec|s|ons moJe on 18 1une 2008,
accorded a ne amounting to Rp 25 billion that must be
paid by XL. We subsequently submitted an appeal to KPPUs
Jec|s|on on 9 1uly 2008 thtouh the 5outh 1olotto 0|stt|ct
Court. Due to dierent jurisdiction and domicile in which the
case was deliberated, XL along with other company operators,
as requested by KPPU, led an application to the Supreme
Court to determine as to which Court should preside over
the proceedings. We have yet to receive any response to this
matter up to the date of the issuance of this Annual Report.
We are fully committed to comply with the Anti Monopoly
Law, and shall therefore undertake its utmost to avoid the
imposition of sanctions that may have an adverse impact to
XL and its stakeholders.
GCG Plan for 2011 and Beyond
On 2011, XL plans to enroll GCG Enhancement Program, a
sustaining program post assessment and awareness program
held in 2010, with the objective to give XL clearer path and
direction to rise to its maturity level toward GCG by risk based
approach. The program would resulting to some amendment of
the existing governance manual and policies and more enhanced
and developed new sets of framework and structures series of
GCG socialization program to the Board and employees.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 119
In 2010, the Board Audit Committee (the BAC) performed its
duties in accordance with the Indonesian Capital Market rules
and regulations as duly prescribed within the BACs Charter. As
tequ|teJ oy 8oeom-ll keulot|on Numoet l\.l.5, Attochment
to the 0ec|s|on lettet ol leoJ ol 8oeom Numoet le-29/
lV/2004 JoteJ 24 5etemoet 2004 onJ keulot|on Numoet l-A,
Attochment to the 0ec|s|on lettet ol the 15\ 0|tectots Numoet-
le. 305/8l1/07-2004, the 8AC teotteJ on the lollow|n mottets:
Review of compliance with prevailing laws and regulations
The BAC reviewed XLs Management self-assessment on
compliance with Laws and Regulations. Based on the self-
assessment by Management, the BAC was not aware of any
non compliance (other than potential exposure as disclosed
in the notes to the audited nancial statements for the year
ended December 31, 2010) by XL with respect to the regulations
promulgated by Bapepam-LK, Indonesia Stock Exchange and
other laws and regulations relating to the business in which XL
operates. The BAC further noted that XLs management continued
to exert eorts to implement good corporate governance in 2010.
Di tahun 2010, Komite Audit melakukan tugasnya sesuai
dengan peraturan dan regulasi Pasar Modal Indonesia
sebagaimana diatur dalam Piagam Komite Audit. Sesuai
dengan Peraturan No. |X.l.5 8apepam-LK, Lamplran Surat
Keputusan Kepala 8apepam No. Kep-29/PM/2004 tertanggal
24 September 2004 dan Peraturan No. |-A, Lamplran Surat
Keputusan Dlrektur 1SX No. Kep. 305/8L1/07-2004, maka
Komite Audit melaporkan hal sebagai berikut:
Pemeriksaan atas kepatuhan dengan undang-undang dan
peraturan yang berlaku
Komite Audit memeriksa penilaian mandiri manajemen XL
atas kepatuhan dengan undang-undang dan peraturan.
Berdasarkan penilaian sendiri oleh XL, Komite Audit tidak
menemukan tindakan ketidakpatuhan apapun (selain dari
resiko potensial yang ditampilkan dalam catatan laporan
keuangan teraudit untuk tahun yang berakhir tanggal 31
Desember 2010) oleh perusahaan menurut peraturan yang
dikeluarkan oleh Bapepam-LK, Bursa Saham Indonesia, dan
hukum atau undang-undang lainnya terkait bisnis yang
dijalankan XL. Komite Audit memandang bahwa manajemen
terus melanjutkan usaha untuk menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik di tahun 2010.
Laporan Komite Audit
Report from Board Audit Committee
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 120
Review of fnancial results
Based on the opinion expressed by the Independent Auditors
review of, XLs audit process and representations made by
XLs Board of Directors to the Independent Auditors, the BAC
concluded that the annual consolidated nancial statements
have been prepared in accordance with the Indonesian Generally
Accepted Accounting Principles.
The BAC recommended to the Board of Directors, through the
Board of Commissioners, that the audited nancial statements
for the year ended December 31, 2010 be included in XLs annual
Report to Shareholders and be led with Bapepam-LK.
Review of internal controls and risk management
The BAC reviewed and reported on the adequacy, eectiveness
and reliability of the system of internal controls based on controls
self-assessment performed by XLs Management. This review
included the submission, to the BAC, of the Annual Internal
Control Assurance Letter. XL adopted the COSO (Committee of the
Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) Internal
Control Integrated Framework for this evaluation process.
The BAC also reviewed the overall Risk Management process
and received updates on XL Risk Prole and the action taken by
management to manage the risks. XL adopted the ISO 31000
Enterprise Risk Management Standards for this evaluation
process.
A key element of the BACs review and evaluation of risk and
internal controls was the activities of the Internal Audit Group.
During 2010, the Internal Audit Group completed its required
program and worked with XLs Management Team to improve the
risk and internal control framework. The BAC was pleased with
the progress made by XL, and notes our progress in improving the
overall risk and internal control assurance process in 2010.
Based on the work of and subsequent report from the Internal
Audit Group, the Independent Auditor and XLs Management,
the BAC considers XLs system of internal control and risk
management to be adequate and at an acceptable level within
the context of XLs business environment. It does highlight that as
the business environment changes and further complexity arises,
the risk management and internal control framework will require
further enhancements.
Pemeriksaan atas hasil keuangan
Berdasarkan opini yang dikeluarkan oleh auditor independen
atas hasil pemeriksaan dan audit XL, dan representasi
dari Direksi XL kepada Auditor Independen, Komite Audit
menyimpulkan bahwa laporan keuangan konsolidasian
tahunan telah dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
Indonesia yang berlaku umum.
Komite Audit merekomendasikan kepada Direksi, melalui
Dewan Komisaris, agar laporan keuangan auditan untuk tahun
yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 disertakan dalam
laporan tahunan XL kepada pemegang saham dan diarsipkan
dengan Bapepam-LK.
Pemeriksaan atas pengendalian internal dan manajemen
resiko
Komite Audit memeriksa dan melaporkan kelayakan,
efektitas, dan keandalan atas sistem pengendalian internal
berdasarkan penilaian kendali mandiri yang dilakukan oleh
manajemen XL. Pemeriksaan meliputi penyampaian kepada
Komite Audit atas Surat Pernyataan Pengendalian Internal
Tahunan. XL mengadopsi Kerangka Pengendalian Internal
Terintegrasi COSO (Committee of the Sponsoring Organizations
of the Treadway Commission) untuk tujuan evaluasi ini.
Komite Audit juga memeriksa keseluruhan proses Manajemen
Resiko dan menerima Prol Resiko XL terbaru dan tindakan
yang diambil manajemen untuk menangani resiko tersebut.
XL mengadopsi ISO 31000 Enterprise Risk Management
Standards untuk tujuan evaluasi ini.
Hal penting dari pemeriksaan dan evaluasi atas resiko dan
pengendalian internal oleh Komite Audit adalah kegiatan dari
Grup Internal Audit. Selama tahun 2010, Grup Internal Audit
telah menyelesaikan program-program kerja yang diperlukan
dan bekerja dengan tim manajemen XL untuk meningkatkan
kerangka resiko dan pengendalian internal. Komite Audit
memandang bahwa kemajuan yang dilakukan XL sudah
baik, dan memperhatikan kemajuan perusahaan dalam
meningkatkan pengawasan resiko dan pengendalian internal
keseluruhan di tahun 2010.
Berdasarkan hasil kerja dan laporan sebelumnya dari Grup
Internal Audit, Auditor Independen, dan Manajemen XL,
Komite Audit memandang bahwa sistem pengendalian
internal dan manajemen resiko perusahaan sudah layak
dan dapat diterima dalam ruang lingkup lingkungan bisnis
perusahaan. Kerangka manajemen resiko dan pengendalian
internal akan membutuhkan peningkatan lebih lanjut sejalan
dengan perubahan lingkungan bisnis dan kompleksitas di
masa yang akan datang.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 121
Nama / Name Jabatan / Designation Kehadiran / Attendance
Peter J. Chambers
Ketua
Chairman
6/6
Elisa Lumbantoruan
Anggota
Member
4/6
Heru Prasetyo
Anggota
Member
1/6
Dr. Djoko Susanto, MSA
Anggota
Member
6/6
Rapat Komite Audit juga dihadiri oleh anggota Direksi dan
auditor independen XL atas undangan apabila diperlukan
kehadirannya oleh Komite Audit. Dalam rangka memastikan
evaluasi laporan keuangan dan hal-hal lainnya, Komite
Audit juga mengadakan pertemuan khusus dengan auditor
independen.
Peter J. Chambers
Ketua Komite Audit
Chairman of Board Audit Committee
BAC meetings were also attended, through invitation, by selected
members of XLs Board of Directors and Independent Auditors.
In addition the BAC, ensures adequate review of nancial
statements and other issues, and conducted special sessions with
the Independent Auditors.
Evaluasi Independensi Auditor XL
Komite Audit telah mengevaluasi independensi dari Kantor
Akuntan Publlk (KAP) Tanudlred[a, wlblsana & Pekan, allasl
dari PricewaterhouseCoopers, dan telah memastikan
konrmasl darl KAP Tanudlred[a, wlblsana & Pekan, allasl darl
PricewaterhouseCoopers, konrmasi atas independensi penuh
mereka dan tidak adanya konik kepentingan apapun untuk
penugasan audit atas laporan keuangan XL.
Evaluasi atas penerapan total paket remunerasi untuk
Direksi dan Dewan Komisaris
Komite Audit mengetahui bahwa evaluasi atas penerapan total
paket remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi telah
dllakukan oleh NPC sebagalmana dllaporkan dalam laporan
tahunan ini.
Komite Audit diminta untuk menyampaikan laporan-laporan
berikut kepada Dewan Komisaris:
a. Laporan manajemen dan laporan kegiatan Komite Audit
kuartalan.
b. Laporan tahunan kegiatan Komite Audit, yang disampaikan
pada akhir tahun buku. Laporan ini termasuk dalam
Laporan Tahunan XL.
Rapat dan Kehadiran
Komite Audit telah mengadakan enam kali rapat selama tahun
2010; dengan data kehadiran sebagai berikut:
Review of the independence of XLs Auditors
The BAC has reviewed the independence of Public Accounting
Firm (KAP) of Tanudiredja, Wibisana & Rekan, a member rm
of PricewaterhouseCoopers, and has secured conrmation
from KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan, a member rm of
PricewaterhouseCoopers, attesting to their full independence
and absence of any conict of interest for the nancial audit
engagement of XLs nancial statements.
Review of the implementation of the total remuneration
package for the Directors and Commissioners
The BAC noted that the review on the implementation of the total
remuneration package for the BoC and BoD has been performed
oy the NkC os teotteJ |n th|s Annuol keott.
The Board Audit Committee is required to submit the following
reports to the Board of Commissioner :
a. A management report and a quarterly BAC activity report.
b. An annual BAC activity report, submitted at the end of each
nancial year the report is included in XLs Annual Report.
Meeting frequency and attendance
The BAC held six meetings during the scal year 2010. The
meeting attendances of the BAC members were as follows:
Egrang
Aditya Wardhana
Balanced Growth
with Sustainability
Kami mempersiapkan masa depan sebaik kami menjalankan hari ini.
XL berkeyakinan bahwa faktor utama yang menciptakan perkembangan dan pencapaian
laba suatu perusahaan yang berkesinambungan terletak pada kemampuan untuk
melayani secara aktif dan memiliki tanggung jawab sosial sebagai bagian dari masyarakat.
XL memiliki komitmen untuk membuat suatu perbedaan, terlibat serta berkontribusi
secara positif terhadap perkembangan diri dan masyarakat.
XL sangat menghargai seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk karyawan,
pelanggan, pemegang saham, mitra kerja, masyarakat, dan lingkungan.
We prepare future as good as we preserve today.
XL believes that a major factor in delivering sustainable proft and growth for any
Company is its ability to serve as an active and socially responsible member of its
community.
XL is frmly committed to make a diference, reaching out and positively
contributing to the development of both our internal and larger community.
XL highly respects all stakeholders related to its business,
including its employees, customers, shareholders, business partners,
the larger community & the environment.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 124
Balanced Growth Secara Berkesinambungan
Balancing Growth With Sustainability
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 125
Our contribution and support to the communities in which we
operate began with various corporate social responsibility (CSR)
programs. However, gradually, as our business grew, we believed
that our efort to address a range of issues that related to the
broader impact of our stakeholders required a structural shift
towards sustainable implementation.
We believe that pursuing a path of sustainability helps XL
best serve those whose lives are touched by our business our
customers, employees, shareholders, dealers, business partners as
well as our larger community and Nation.
Our approach toward sustainability is broad. We aim for balance
between business growth and sustainability. We act ethically and
with integrity as we contribute to provide value for our customers
and create shareholders value. We prioritize providing our
employees with a fun and supportive workplace as we partner
with our dealers and business partners to grow our business
together. We are committed to continuing our contribution to
the community through the Indonesia Berprestasi program and
we maintain our commitment to disaster recovery programs
to minimize losses and speed-up the recovery of devastated
communities. In addition to this, we practice environmental
stewardship.
In the following pages, we report on fve areas of sustainability
that are of particular relevance to our stakeholders and
environment including:
- Human Capital Development
- Commitment to our Customer
- Value to our Business Partners
- Community empowerment through Indonesia Berprestasi
program as well as disaster relief activities
- Our impact on the environment
Dukungan dan kontribusi kami untuk masyarakat sekitar
tempat kami beroperasi diawali dengan berbagai macam
program Corporate Social Responsibility (Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan). Seiring dengan pertumbuhan
perusahaan, kami berkeyakinan bahwa usaha kami untuk
mengatasi berbagai masalah yang berdampak pada
pemangku kepentingan membutuhkan perubahan struktural
secara berkesinambungan.
Kami berkeyakinan bahwa dengan menuju ke jalan yang
berkesinambungan, akan membantu XL dalam memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pihak-pihak yang terkait dengan
usaha kami pelanggan, karyawan, pemegang saham, dealer,
mitra kerja serta komunitas, dan bangsa kami.
Kami percaya pendekatan yang berkesinambungan harus
bersifat luas. Kami menyeimbangkan pertumbuhan bisnis
kami juga secara berkesinambungan. Kami bertindak secara
etis dan penuh integritas sebagai kontribusi bernilai bagi
pelanggan dan pemegang saham. Prioritas kami adalah
menyediakan tempat kerja yang menyenangkan bagi karyawan
kami dan bekerja sama dengan dealer serta mitra kerja untuk
mengembangkan usaha perusahaan. Kami berkomitmen
untuk meneruskan kontribusi kami terhadap masyarakat
melalui program Indonesia Berprestasi dan mempertahankan
komitmen kami terhadap program bantuan untuk bencana
alam demi meringankan kerugian dan mempercepat
pemulihan penderitaan masyarakat. Selain itu, kami
mempraktekkan kepedulian terhadap masalah lingkungan.
Pada halaman berikut, kami menjelaskan lima bidang yang
berkesinambungan tersebut dan relevansinya dengan
pemangku kepentingan serta lingkungan kami:
- Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Komitmen terhadap Pelanggan kami
- Nilai terhadap Mitra Kerja kami
- Pemberdayaan masyarakat melalui program Indonesia
Berprestasi dan kegiatan untuk pemulihan pasca bencana
- Dampak perusahaan terhadap lingkungan
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 126
Rentang Usia
Range of Age
2008 2009 2010
<25 98 75 145
25-30 617 557 573
30-35 680 693 759
35-40 456 478 557
40-45 177 189 231
45-50 51 55 63
50-56 30 23 26
Retire years 5 6 6
Total 2.114 2.076 2.360
Jabatan
Position
2008 2009 2010
President Director 1 1 1
Director 5 5 4
Sr.VP 1 1 1
VP 18 16 21
GM 62 61 73
Manager 445 464 586
Supervisor 672 697 821
Staf 910 831 853
Total 2.114 2.076 2.360
Jenjang Pendidikan
Certifcation
2008 2009 2010
D1 (Diploma 1) 10 8 8
D2 (Diploma 2) 7 3 4
D3 (Diploma 3) 434 417 432
D4 (Diploma 4) 4 4 5
No Final Certfcate 37 28 28
S1 (Strata1) / BSC 1.392 1.390 1.637
S2 (Strata2) / MA 1 2 3
S2 (Strata2) / MBA 26 29 34
S2 (Strata2) / MM 42 42 48
S2 (Strata2) / MSC 37 39 59
S2 (Strata2) / MSe 6 8 9
SMA/SMU/Kejuruan 118 106 93
Total 2.114 2.076 2.360
b. Berdasarkan Pendidikan /
Based on Education
a. Berdasarkan Umur /
Based on Age
c. Berdasarkan Jabatan /
Based on Position
A. Human Capital Development
In light of intense competition in the telecommunications
industry, it is especially signifcant to develop a positive work
ethic amongst our employees. Through the human capital
development program, we aim to embed a competitive culture,
which we believe is one of our competitive advantages.
The culture at XL is developed through many approaches
including training, employee relations activities, and policies to
build efective communication. The development of our human
capital and related programs is aimed to create an efective work
culture inside XL. Our fat and fexible organization structure
maximizes efciency and cross-functional collaboration.
Employee Composition
The telecommunications industry has been impacted majorly
by the rise of the connected generation (Gen C), who are
trend-setters in the use of technology. XL is in a good position to
understand to and adapt its business to cater to the needs of this
segment as its employees mainly comprise of relatively young
people.
86% of XL employees are under 40 years old. This is advantageous
to XL as we expand into new business lines and adapt our
business to trends in data services and other segmented
consumer behaviors.
A. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dalam persaingan industri telekomunikasi yang ketat, sangat
penting bagi perusahaan untuk mengembangkan etika
kerja positif di kalangan karyawan kami. Melalui program
pengembangan sumber daya manusia, kami bertujuan
menanamkan budaya kompetisi yang diyakini sebagai salah
satu keuntungan bagi XL.
Budaya di XL dibangun melalui beberapa pendekatan
termasuk pelatihan, kegiatan karyawan, dan kebijakan
untuk berkomunikasi secara efektif. Pengembangan sumber
daya manusia dan program-program terkait ditujukan
untuk menciptakan budaya kerja yang efektif di XL.
Struktur organisasi kami yang feksibel dengan hirarki yang
sejajar menciptakan kerjasama yang baik dan efsien antar
departemen.
Komposisi Karyawan
Industri telekomunikasi terutama dipengaruhi oleh
meningkatnya generasi penerus yang mempopulerkan
penggunaan teknologi. XL berada pada posisi yang cukup
baik untuk memahami dan menyesuaikan bisnisnya
demi memenuhi kebutuhan segmen ini dimana rata-rata
karyawannya berada pada usia muda.
Sebanyak 86% dari total karyawan XL berusia dibawah 40
tahun. Hal ini merupakan keuntungan bagi XL dimana XL
memperluas jaringan usahanya ke hal baru dan mengadaptasi
usahanya terhadap perkembangan layanan data dan perilaku
pelanggan khusus lainnya.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 127
HR Excellence
XL believes that people are important assets and one of its
competitive advantages. XL has defned six elements that allows
us to be distinct from our competitors. The six elements are:
1. Always aim for better results
XL constantly challenges its employees to deliver better results
with greater efciency.
2. A lead by example culture
Top management exhibits high commitment to XLs values;
this serves as an example for all employees.
3. Collaborate across functions
There is no boundary that limits collaboration across
directorates, functions and employees.
4. Reward performance
XL rewards its top performers very well and removes its
low performers. Every employee is fairly assessed on their
performance and contribution to XL.
5. Be result oriented
An idea is only considered valuable if it is actionable and can
deliver results.
6. Grow talent internally and externally
XL always seeks best people to run the business, through
internal promotions and lateral hiring.
Over the years, XL has implemented Competency-Based Human
Resources Management (CBHRM). This system serves as the basis
for decision making processes in human resources management,
such as recruitment and selection, learning and development,
and career planning. The management system is implemented
through the following activities:
a. Hiring
To meet XLs need for qualifed employees, XL applies the
combination of internal and external hiring strategies.
Internal recruitment includes transferring employees cross-
functionally. External recruitment involves employing
experienced employees with skills which cannot be
accommodated by a shift of internal resources.
b. Training and development
To continuously improve XLs human capital skill and
knowledge base, we carry out regular in-house as well as
external training programs for all employees.
SDM Unggul
XL percaya bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
aset penting dan merupakan salah satu keunggulan yang
dimilikinya. XL telah mendefnisikan enam elemen yang
membedakan XL dari para kompetitor. Enam elemen tersebut
adalah:
1. Selalu berusaha mencapai hasil yang lebih baik
XL secara konsisten meminta karyawannya untuk
memberikan hasil yang lebih baik dan lebih efsien.
2. Diarahkan dengan budaya sesuai contoh
Para pimpinan tingkat tinggi XL menunjukkan komitmen
terhadap nilai XL; hal ini merupakan contoh bagi semua
karyawan.
3. Kolaborasi antar bagian
Tidak ada halangan yang membatasi kerjasama antar
bagian, direktorat dan karyawan.
4. Penghargaan terhadap prestasi
XL memberi penghargaan yang layak kepada karyawan
yang berprestasi dan mengeluarkan yang tidak berprestasi.
Setiap karyawan mendapatkan penghargaan secara adil
sesuai dengan hasil kerja dan kontribusinya kepada XL.
5. Mengutamakan hasil
Suatu ide hanya akan dinilai berharga jika itu bisa
dijalankan dan membawa hasil yang baik.
6. Mengembangkan bakat dari internal dan ekternal
XL selalu mencari orang-orang terbaik untuk menjalankan
usahanya, melalui peningkatan jabatan secara internal dan
perekrutan.
Selama bertahun-tahun, XL menerapkan Competency-Based
Human Resources Management (CBHRM). Sistem ini digunakan
sebagai dasar proses pengambilan keputusan dalam
manajemen sumber daya manusia, seperti perekrutan dan
seleksi, pelatihan dan pengembangan, dan perencanaan karir.
Hal ini diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a. Perekrutan
Untuk memenuhi kebutuhan atas karyawan yang
berkualitas, XL mengaplikasikan kombinasi antara strategi
perekrutan karyawan internal dan eksternal. Rekrutmen
internal termasuk memindahkan karyawan dari satu
departemen ke departemen yang lain. Sementara
itu rekrutmen eksternal merekrut karyawan yang
berpengalaman yang tidak dapat diakomodasi melalui
perpindahan sumber daya internal.
b. Pelatihan
Agar keahlian dan pengetahuan dasar sumber daya
manusia XL terus berkembang, kami melaksanakan
program pelatihan in-house maupun eksternal untuk
seluruh karyawan.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 128
Di bawah ini adalah jumlah peserta dan total jam pelatihan yang
diikuti oleh seluruh karyawan XL untuk tahun 2009 dan 2010.
Below is the 2009 and 2010 comparison for average training
classes and hours attended by each employee.
No. Item 2009 2010 Item
1
Rata-rata kelas pelatihan yang dihadiri
tiap karyawan
2,41 2,71
Average Training Classes attended
by each Employee
2
Rata-rata jam pelatihan yang dihadiri
tiap karyawan
30,14 46,31
Average training hours attended
by each employee
Rangkuman pelatihan yang diikuti karyawan XL berdasarkan
posisi dan bagiannya:
Summary of training participated by XLs employees based on
their levels and directorate:
2008 2009 2010
Level
No of
Program
No of
Participants
No of
Program
No of
Participants
No of
Program
No of
Participants
Level
Komisaris
dan Direksi
6 19 4 15 6 7
Commissioner
and Director
VP dan GM 79 388 60 390 66 379 VP and GM
Manager 309 1.650 177 1.451 293 1.334 Manager
Supervisor 355 1.565 243 1.313 557 1.283 Supervisor
Staf 357 3.748 193 1.839 196 3.396 Staf
Total 1.100 7.370 677 5.008 1.118 6.396
2008 2009 2010
Directorate No of Participants No of Participants No of Participants
Commerce 2.962 2.321 1.889
Consumer Marketing 1.198 332 283
Corporate Services 405 250 36
Corporate Strategy & Business
Development
59 - -
Finance 472 284 159
Network Services 1.818 1.579 3.533
President Director Ofce 456 224 499
Grand Total 7.370 5.008 6.399
XL juga mengembangkan program perencanaan karir
karyawan sehubungan dengan program pelatihannya.
Contohnya yaitu syarat kandidat untuk level manajer
harus mengikuti program Special Managers Building Block
(MBB). Program MBB adalah program yang mengutamakan
pengembangan jiwa kepemimpinan dan keahlian lainnya,
termasuk memperhatikan manajemen SDM, manajemen
bisnis serta memfasilitasi proses pengambilan keputusan.
c. Program Retensi
XL meyakini pentingnya mempertahankan sumber daya
manusia yang terbaik; program kami termasuk melalui insentif
jangka panjang dalam bentuk pembagian saham XL untuk
level manajer keatas, membuat kami dapat mempertahankan
mereka yang memiliki bakat terbaik dan menyelaraskan
kepentingannya dengan para pemangku kepentingan.
XL has also built an employee career planning program related
with its training program. An example of this is the requirement
for Manager-level candidates to complete a special program
called Managers Building Block (MBB). The MBB program
focuses on developing leadership and soft skills, including a
focus on people management, business management as well as
facilitating the decision making process.
c. Retention Program
XL believes it is important to retain the best human capital; our
merit system including providing long-term incentives in the form
of XLs shares for managers level above, allows us to retain our
best talent and align their interests with those of all stakeholders.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 129
People Management
To maximize the development of its employees, XL has conducted
the following initiatives:
a. Knowledge Management
Since 2003, XL has developed a knowledge management
program for all employees. This program aims to grow
our knowledge-based culture and support knowledge
development.
b. Job Rotation and Clean Company Policy
The Job rotation program is in place to develop high-quality
human capital. The Job Rotation program allows employees
to explore their talents and potential by moving across
various functions in XL.
The implementation of the Job Rotation program is intended
to meet the following objectives:
o To ensure business stability
o To support organization and people development
o To provide career planning and development
o To enhance the end-to-end mindset
o To increase employee motivation and engagement
The Clean company policy has been in place since 2008.
Several programs have been launched and implemented
such as re-design of workfows and termination of employees
who have violated the clean company policy. Every year,
all employees, vendors, dealers and partners must sign the
agreement to comply and support the clean company policy.
As a result, the number of cases reported decreased from 2-3
cases per year to one case in 2010.
c. Talent Management
As part of our efort to sustain balanced growth, XL realizes
that our success depends entirely on the strength of our talent
pipeline, which we build through our Talent Management
Program. Through this program, XL conducts regular
assessments of its employees talent. This assessment is used
to identify training, mentoring and rotation opportunities.
For mentoring opportunities, XL assigns our Directors to
provide coaching to select employees. Meanwhile, the
rotation opportunities aim at expanding the employees
know-how and knowledge outside their core competence and
skills.
d. Succession Plan
In order to support sustainable growth, XL has developed a
succession plan since 2008. The objective of this plan is to
prepare XLs employees who have great potential to fll up
key leadership positions in the future. Selected employees
are trained and developed through special training and
development programs. This succession plan is a part of our
Talent Management program which is also integrated with
Axiatas Talent Management program.
Manajemen SDM
Untuk memaksimalkan pengembangan karyawannya, XL telah
menyelenggarakan beberapa inisiatif sebagai berikut:
a. Knowledge Management
Sejak tahun 2003, XL telah mengembangkan program
Knowledge Management untuk semua karyawan.
Program ini bertujuan menumbuhkan budaya berbasis
pengetahuan guna mendukung pengembangan
pengetahuan.
b. Job Rotation and Clean Company Policy
Program rotasi jabatan bertujuan untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Program ini
memungkinkan karyawan untuk mengeksplorasi bakat dan
kemampuannya melalui perpindahan ke berbagai macam
departemen di XL.
Penerapan program rotasi jabatan disusun agar dapat
memenuhi tujuan sebagai berikut:
o Untuk menjamin stabilitas usaha
o Untuk mendukung organisasi dan pengembangan karyawan
o Untuk menyediakan perencanaan dan pengembangan karir
o Untuk mengembangkan cara berpikir end-to-end
o Untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan
Sosialisasi kebijakan clean company telah dimulai
sejak tahun 2008. Beberapa program telah dibuat dan
diimplementasikan seperti mengubah prosedur pekerjaan
dan meniadakan karyawan yang telah melanggar kebijakan
clean company. Setiap tahun, semua karyawan, penjual,
dealer dan rekan kerja harus menandatangani perjanjian
untuk turut serta dan mendukung kebijakan clean
company. Sebagai hasilnya, jumlah kasus/masalah yang
dilaporkan berkurang dari 2-3 kasus per tahun menjadi 1
kasus di tahun 2010.
c. Talent Management
Sebagai bagian dari usaha kami untuk mempertahankan
keseimbangan pertumbuhan, XL menyadari bahwa
kesuksesan XL tergantung dari keunggulan bakat yang kami
kembangkan melalui program Talent Management. Melalui
program ini, XL mengadakan penilaian reguler terhadap bakat
karyawan. Penilaian ini digunakan untuk mengidentifkasi
kesempatan untuk pelatihan, mentoring dan rotasi. Untuk
kesempatan mentoring, XL menugaskan para Direktur
untuk melatih karyawan-karyawan terpilih. Sementara itu,
kesempatan rotasi bertujuan memperluas pengetahuan
karyawan di luar kompetensi dan keahlian mereka.
d. Rencana Kesuksesan
Untuk mendukung pertumbuhan secara berkesinambungan,
XL telah mengembangkan rencana suksesnya sejak tahun 2008.
Tujuan utama dari rencana ini adalah untuk mempersiapkan
karyawan XL yang memiliki kemampuan tinggi untuk
memenuhi posisi kepemimpinan di kemudian hari. Karyawan-
karyawan yang terpilih dilatih dan dikembangkan melalui
program pelatihan dan pengembangan khusus. Rencana
sukses ini merupakan bagian dari program Talent Management
kami yang juga merupakan integrasi dari program Talent
Management milik Axiata.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 130
e. Performance Appraisal Management
Through our Performance Appraisal Management system,
XL develops a system where performance evaluation of
each employee can be done automatically, and with more
efciency. The result of the evaluations will be used as
basic consideration by each employees direct supervisor in
determining key decisions including promotions and bonus
incentives.
f. Employee Satisfaction Index
In order to grow further, XL captures employees feedback. XL
measures its employees satisfaction annually through the
Employment Satisfaction Index. The index is derived from the
Employee Satisfaction Survey (ESS). Improvement of ESS results
has been evident from 2008 to 2010.
g. Pensiun dan Jamsostek Program
XL memiliki program pensiun untuk seluruh karyawan XL
yang berumur di bawah 50 tahun. Selain program pensiun, XL
juga turut serta dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) untuk seluruh karyawan XL.
XL menjamin kesetaraan hak dan kesempatan untuk semua
karyawan. Setiap program disusun untuk melibatkan seluruh
karyawan XL, mulai dari proses rekrutmen, pelatihan dan
perhitungan remunerasi secara adil.
Usaha XL untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
menghasilkan perbaikan nilai turnover secara konsisten dari
tahun 2008 sampai 2010.
g. Pension and Jamsostek Program
XL has a pension program for all employees under the age of 50
years. XL also takes part in the Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) program for all its employees.
XL guarantees equal rights and opportunities for all employees.
All programs are designed for potential involvement of all
employees starting from fair hiring, training and remuneration
assessments.
XLs efort to develop qualifed human capital and create a
conducive working environment has resulted in the consistent
improvement of XLs turnover rate from 2008 to 2010.
e. Performance Appraisal Management
Melalui sistem Performance Appraisal Management, XL
mengembangkan sistem di mana evaluasi kinerja setiap
karyawan dapat dilakukan secara otomatis, dan lebih
efsien. Hasil dari evaluasi akan digunakan untuk dasar
pertimbangan bagi atasan langsung tiap karyawan dalam
menentukan hal-hal penting termasuk kenaikan jabatan
dan pembagian insentif dalam bentuk bonus.
f. Employee Satisfaction Index
Untuk mengembangkan XL lebih lanjut, XL mengukur
kepuasan karyawan melalui Employee Satisfaction Index
setiap tahun. Indeks ini diperoleh dari Employee Satisfaction
Survey (ESS), dan telah mengalami peningkatan dari tahun
2008 sampai 2009.
Employee Satisfaction Index
3,65
2008 2009 2010
3,84
3,95
Employee Turnover Rate
9,51
2008 2009 2010
8,14
4,92
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 131
B. Komitmen Terhadap Pelanggan Kami
XL selalu menempatkan pelanggan sebagai prioritas utama dalam
hal kualitas layanan dan inovasi serta kepuasan pelanggan.
XL menyediakan petugas layanan pelanggan yang cepat
tanggap yang sudah dibekali dengan pelatihan dan
pengetahuan untuk menangani keluhan pelanggan dengan
memberikan solusi terbaik. Selama 2010, petugas layanan
pelanggan XL telah menangani 556.303 keluhan dari
pelanggan dengan tingkat kepuasan 66,3%.
Fokus Terhadap Kepuasan Pelanggan
Untuk menyediakan layanan pelanggan terbaik, XL menyadari
pentingnya kemampuan memahami kebutuhan pelanggan.
Komitmen XL dibuktikan melalui program kami yang
disediakan untuk mengembangkan kepuasan pengalaman
pelanggan secara end-to-end, Intentional Customer Experience
(ICE).
Program ICE yang diresmikan pada awal tahun 2010 ini
bertujuan untuk turut merasakan pengalaman pelanggan
dalam menggunakan produk dan jasa XL. Melalui program ICE,
XL mencoba untuk mengembangkan pengetahuan pelanggan
kami. ICE juga diciptakan untuk memastikan bahwa cakupan
XL telah mencapai ke seluruh pelanggan XL sehingga mereka
dapat menggunakan layanan kami setiap saat. Selain itu, XL
juga mengadakan pertemuan pelanggan dengan manajemen
XL dari berbagai macam departemen, dimana kami memberi
kesempatan kepada pelanggan kami untuk menyampaikan
pengalamannya dalam menggunakan layanan XL.
C. Nilai Terhadap Mitra Kerja Kami
Skema kerjasama XL meyakinkan adanya keuntungan
bersama antara XL dan rekanan serta dealer, sebagai tanda
bahwa mereka penting bagi usaha kami. Skema ini telah
meningkatkan jiwa kepemilikan mereka atas layanan XL yang
juga meningkatkan kualitas layanan. Sepanjang tahun 2010, XL
bekerja sama dengan sekitar 1.489 rekanan dan 258 dealer.
Sejak beberapa tahun terakhir, kami melihat pertumbuhan
penjualan dan kapasitas yang luar biasa dari para distributor
kami, sejalan dengan prinsip kesinambungan kami; kami
berkeyakinan untuk tumbuh bersama mitra kerja kami.
D. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Indonesia Berprestasi
Semangat dan optimisme masyarakat Indonesia menginspirasi
XL untuk berperan aktif dalam membangun bangsa yang
tangguh. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, XL percaya
bahwa Indonesia kaya dan memiliki potensial besar dalam
aset sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. XL
berkomitmen untuk berpartisipasi dan memberikan kontribusi
langsung dalam pembangunan masyarakat Indonesia.
B. Commitment to our Customer
XL place our customers as our top priority in terms of delivering
service quality, innovation as well as customer satisfaction.
XL provides responsive customer service ofcers who have been
equipped with appropriate training and knowledge to handle
customer complaints and ofer the best solutions. During 2010,
customer service ofcers handled 556,303 complaints from
customers with a 66.3% satisfaction rate.
Focus on Excellent Customer Experience
Dedicated to providing excellent service to our customers, XL
believes it is important to understand our customers needs.
XLs commitment is evident through our program dedicated to
developing the end-to-end customer experience, Intentional
Customer Experience (ICE).
Launched in early 2010, the ICE program aims to capture XLs
subscribers real experiences in using XL products and services.
Within the ICE program, XL attempts to develop the knowledge
of all our subscribers. ICE is also designed to ensure that XL
coverage reaches every subscriber so that they can rely on our
service at anytime. Additionally, XL held meet-and-greet events
between XLs management team from various departments,
and customers, allowing our customers to communicate their
experiences in using XLs services.
C. Value to our Business Partners
XLs partnership scheme ensures mutual beneft for both XL
and its vendors and dealers, acknowledging their importance
to our business. This scheme has improved our partners sense
of belonging to XL improving their service dependability.
Throughout 2010, XL dealt with around 1,489 vendors and 258
dealers.
Over the last few years, we have seen tremendous growth in our
dealers and distributors in terms of sales and capacity, aligned
with our principle of sustainability; we believe in growing
together with our business partners.
D. Corporate Social Responsibility (CSR)
Indonesia Berprestasi
The spirit and optimism of the Indonesian people has inspired XL
to take an active role in building a stronger nation. As part of the
nation, XL believes that Indonesia is rich and has large potential
in its natural and human resources. XL is frmly committed to
making a diference, reaching out, and positively contributing to
the development of the community.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 132
Indonesia Berprestasi adalah program tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) yang secara
komprehensif dirancang khusus, berakar dari rasa optimis XL
terhadap potensi, semangat berinovasi, dan antusiasme dari
bangsa Indonesia. Program ini telah dimulai sejak 2006 dan
memiliki dua fokus: pendidikan masyarakat dan pendidikan di
bidang Teknologi Informatika dan Komunikasi (ICT).
Di tahun 2010 XL telah menjalankan aktivitas-aktivitas berikut
di bawah payung program Indonesia Berprestasi, termasuk
memberi penghargaan Indonesia Berprestasi Award, antara lain:
A. Pembangunan Masyarakat:
1. XL meluncurkan Soempah Pemoeda 2.0: Semangat
persatuan di era digital. Untuk informasi lebih
lanjut mengenai ajang ini, silakan kunjungi www.
soempahpemoeda.org, Twitter: @indberprestasi
(hashtag: #SatuNegeri dan #indprestasi) dan Facebook:
IndonesiaBerprestasi.
2. Untuk memberikan apresiasi kepada warga Indonesia,
yang melalui bidang keahlian masing-masing
berkontribusi sangat berarti terhadap lingkungan dan
masyarakat, XL menganugerahkan program Indonesia
Berprestasi Award (IB Award). Tahapan ini membantu
kami dalam menemukan dan memberikan penghargaan
kepada mereka yang telah secara nyata membuat suatu
perubahan untuk bangsa yang lebih tangguh.
IB Award 2010 memberikan penghargaan kepada tiga
orang pemenang dan satu komunitas dalam bidang: Ilmu
pengetahuan dan teknologi, sosial kemasyarakatan dan
kewirausahaan, serta seni dan budaya. Penganugerahan
IB Award digelar tanggal 25 November 2010.
3. XL bekerjasama dengan detik.com menggelar program
Aku Cinta Indonesia (ACI) yang diluncurkan pada 22
September 2010. Program ACI menunjukkan kecintaan XL
terhadap Indonesia. Program ini bertujuan menyebarkan
semangat Aku Cinta Indonesia ke seluruh Indonesia.
B. ICT education program:
1. Juni 2010, XL bekerja sama dengan Yayasan Khazanah
(di bawah Axiata Group Berhad) dan CIMB Niaga
meluncurkan program beasiswa untuk beberapa orang
mahasiswa D3 dari Indonesia meneruskan jenjang
S1 (sarjana) di universitas ternama Malaysia. Program
tahunan ini telah dimulai sejak 2009.
2. Januari 2010, sebagai bagian dari komitmen XL
untuk mendukung penuh pemerintah dalam upaya
meningkatkan perilaku penggunaan internet secara
sehat dan positif, XL dan ICT Watch meluncurkan
Internet Sehat Blog Award (ISBA). Selanjutnya tanggal
15 Juni 2010, XL dan ITC Watch juga mensosialisasikan
program Internet Sehat dalam ajang CommunicAsia
2010 dan meluncurkan buku panduan menggunakan
internet secara sehat dan tepat.
The Indonesia Berprestasi program is a comprehensive and
specially designed Corporate Social Responsibility (CSR) program
rooted in the optimism of the Indonesian potential, courage to
innovate and enthusiasm. This program was initiated in 2006 and
focuses on two activities which include community development
and development of Information and Communication
Technology (ICT) in education.
In 2010, we held several activities under the umbrella of the
Indonesia Berprestasi program, including giving the Indonesia
Berprestasi Award, such as:
A. Community Development :
1. XL launched Soempah Pemoeda 2.0: The spirit of the
One State in the Digital Age. For more information about
this event, please visit www.soempahpemoeda.org digital
media, Twitter @indberprestasi (hashtag: #SatuNegeri and
#indprestasi) and Facebook: IndonesiaBerprestasi.
2. To appreciate Indonesian citizens who have made a
signifcant contribution to the environment and society
in their respective felds, XL awarded the Indonesia
Berprestasi Award (IB Award). The process allows us to
discover and duly recognize individuals who have made
inspiring changes to building a stronger nation.
The IB Award in 2010 was awarded to three citizens
and one community for the category of: science and
technology; social community; entrepreneurship; art and
culture. The award event was held on November, 25
th
2010.
3. XL together with detik.com also participated in I love
indonesia Program - Aku Cinta Indonesia (ACI) which was
launched on September, 22
nd
2010. The ACI program refects
XLs pride in Indonesia. This program aimed to spread the I
love Indonesia (Aku Cinta Indonesia) spirit nation-wide.
B. ICT education program:
1. In June 2010, XL worked together with the Khazanah
Foundation (under Axiata Group Berhad) to provide
scholarships for undergraduate and postgraduate
Indonesian students to study at leading Malaysian
universities. This annual program started in 2009.
2. In January 2010, as part of XLs commitment to fully
support the Government in their efort to encourage
healthy and safe Internet behavior, XL and ICT Watch
launched the Healthy Internet Blog Awards (ISBA). On June
15
th
2010, XL and ITC Watch also socialized the healthy
Internet program in the Communication Asia 2010 and
launched the handbook that contained guidance of how
to use the internet in a healthy and positive manner.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 133
3. Komputer untuk Sekolah (KUS)
Melanjutkan komitmen XL dalam meningkatkan kualitas
pendidikan nasional, XL meluncurkan Komputer Untuk
Sekolah (KUS) pada tahun 2010. Peluncuran program
diresmikan oleh Menteri Pendidikan, Mohammad Nuh
dan Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi pada tanggal
23 Juli 2010. XL juga melakukan evaluasi komprehensif
pada sekolah penerima bantuan termasuk supervisi
dan pelatihan untuk memastikan efektiftas program
tersebut.
Tahun 2010, program ini telah membantu 60 sekolah
di 10 provinsi dan telah mengalokasikan sekitar 200
unit komputer dengan minimal 3 unit komputer pada
masing-masing sekolah yang mendapatkan donasi.
Lebih lanjut lagi, XL juga menyediakan koneksi internet
sejauh lokasi sekolah berada dalam jangkauan layanan
internet XL. Pada program ini XL berhasil mengajak
partisipasi tiga rekanan, yaitu PT Sun Microsystems
Indonesia, PT Huawei Tech. Investment, dan PT
Indologistics. XL juga menjalin kerjasama dengan
Yayasan Nurani Dunia sebagai pelaksana program.
4. Science Park / Taman Pintar Yogyakarta
Taman Pintar Yogyakarta (TPY), di Yogyakarta
memungkinkan pelajar dan masyarakat mengenal ilmu
pengetahuan dan teknologi. XL telah mendukung TPY
sejak 2006. Dimulai dengan menyediakan komputer
dan koneksi internet sampai kemudian berkembang ke
penyediaan fasilitas Zona Telekomunikasi.
5. Perpustakaan Keliling
Sejalan dengan program CSR XL yang berfokus pada
peningkatan pendidikan di Indonesia, pada tanggal 18
Maret 2010 XL dan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat)
meluncurkan perpustakaan keliling XL di Bandung.
Perpustakaan keliling XL telah melayani 32.069
pembaca yang terdiri dari 1.269 orang dewasa dan
30.800 orang anak. Program pemberdayaan anak-anak
ini meliputi empat kecamatan di Bandung.
3. Computers for Our Schools Program / Komputer untuk
Sekolah (KUS)
Continuing XLs commitment in improving the quality
of national education, XL launched the Computers for
Schools (Komputer Untuk Sekolah/ KUS) program in 2010.
The launching of the program was graced by the Minister
of Education, Mohammad Nuh and the President Director
of XL, Hasnul Suhaimi on July 23, 2010. XL also conducts a
comprehensive evaluation of the recipient schools including
supervision and training to ensure efectiveness of the program.
In 2010, the program assisted 60 schools in 10 provinces
and had allocated approximately 200 computer units.
Moreover, XL also provided internet connection if the
schools locations were in XLs coverage range. XL has
succeeded in involving the participation of several of
XLs partners, such as PT Sun Microsystems Indonesia,
PT Huawei Tech. Investment, and PT Indologistic. To
implement this program, XL also developed a partnership
with the Nurani Dunia Foundation.
4. Science Park / Taman Pintar Yogyakarta
Taman Pintar Yogyakarta (TPY) in Yogyakarta allows
the students and public to learn about knowledge and
technology. XL has been supporting TPY since 2006. It
started with providing computers and free internet access
which has expanded to providing a Telecommunication
Learning Zone.
5. Mobile Library
In line with the XL CSR program which focuses on the
advancement of education in Indonesia, on March 18
th
2010, XL and PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) launched
the XL mobile library in Bandung. The XL mobile library has
reached 32,069 readers consisting of 1,269 adults and 30,800
children. This children empowerment program reach to four
districts in Bandung.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 134
Aktivitas Penanggulangan Bencana
Selain upaya dalam pemeliharaan perlindungan lingkungan
yang berkesinambungan, XL juga mengambil langkah sigap
dalam menanggapi bencana-bencana alam di Indonesia.
Tindakan yang dilakukan bertujuan untuk meringankan
kerugian dan penderitaan masyarakat. Berikut adalah bantuan
penanggulangan bencana yang dilakukan XL di tahun 2010:
1. Pada 6 Februari 2010 - XL mengambil langkah segera
dalam membangun kembali SD Negeri 27 Sungai Sapih,
Padang yang hancur setelah dilanda gempa Sumatera
Barat tahun 2009. Pembangunan sekolah yang dimulai
sejak Februari 2010 adalah hasil kerjasama antara XL
dan Program Pundi Amal SCTV. Sebelumnya, XL juga
melakukan bantuan darurat dengan mendirikan sekolah
sementara di wilayah bencana. Menteri Komunikasi dan
Informatika, Tifatul Sembiring bersama Presiden Direktur
XL, Hasnul Suhaimi, dan Direktur Utama SCTV, Fofo
Sariatmadja meresmikan pembangunan sekolah tersebut.
2. Pada 24 Februari 2010 - XL kembali memberikan bantuan
untuk membantu para korban bencana longsor di Ciwidey,
Kabupaten Bandung. Bantuan yang diberikan XL dalam
bentuk Telepon Umum Gratis (TUG), bahan makanan, dan
kartu perdana XL.
3. Pada 29 Oktober 2010 Menindaklanjuti peristiwa
meletusnya Gunung Merapi dan tsunami Mentawai, XL
kembali membuka program SMS Donasi bagi pelanggan XL
yang ingin menyalurkan bantuan bagi korban kedua bencana.
4. 12 Desember 2010 - XL dan Pundi Amal SCTV bersama
warga melakukan gerakan pemulihan Kali Code yang
mengalami pendangkalan akibat terjangan banjir lahar
pasca letusan gunung Merapi.
Dampak Terhadap Lingkungan
Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia diatur di dalam
Undang-undang No. 23 tahun 1997. Undang-undang ini
memperkenalkan konsep Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) sebagai tanggapan untuk mempercepat perubahan
dalam lingkungan dan pembangunan secara berkelanjutan.
Disaster Relief Actitivies
Apart from eforts in maintaining environment protection and
sustainability, XL also took prompt action in response to natural
disasters in Indonesia. The responses were aimed to alleviate the
loss and sufering of the afected communities. The following are
disaster relief activities provided by XL in 2010:
1. February 6, 2010 - XL took a prompt action in reconstructing
the SDN 27 Padang that collapsed after a massive earthquake
hit city of Padang, Sumatera in 2009. The construction that
started in February 2010 was a co-operation between XL and
Pundi Amal SCTV program. Prior to this, as an emergency
response to the natural disaster, XL had tried to build
some temporary schools in the disaster area. Minister of
Communication and Informatics, Tifatul Sembiring along with
President Director of XL, Hasnul Suhaimi, and SCTV Director,
Fofo Sariatmadja, inaugurated the school construction
symbolically.
2. February 24, 2010 Under the commitment to respond to
every disaster striking Indonesia, XL was back again to help
victims of natural disasters in Ciwidey, Bandung. Assistance
was provided in the form of free public telephone, mineral
water & food, and XL starter pack.
3. October 29, 2010 - As a response to the eruption of Mount
Merapi and the tsunami in Mentawai, XL re-opened SMS
donation channel for our customers who wanted to help the
victims of Merapi and Mentawai.
4. December 12, 2010 - XL worked with Pundi Amal SCTV
to mobilize recovery service in Kali Code community. The
community experienced lava fooding due to Mount Merapis
recent eruption.
Our Impact on the Environment
Environment in Indonesia is regulated under Law No. 23 of
1997 on Environment Management Law. The Law introduced
the concept of Analysis on Environmental Impact (AMDAL) as
a response to rapid changes on environment and sustainable
development.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 135
Sebagai tindak lanjut atas isu yang timbul mengenai
perlindungan lingkungan dan keberlangsungannya, tanggal
24 Maret 2010 XL memperkenalkan aplikasi baru pada sekitar
12.000 Base Transceiver Station (BTS) yang ramah lingkungan
dan hemat energi. Beberapa inovasi yang diterapkan terkait
dengan pembangunan Green BTS yang dilakukan XL adalah
sebagai berikut:
1. Penerapan Non-CFC for Air Conditioning (AC). Sejak 2005,
XL mengganti standar pelumas AC dari Freon (R22) menjadi
non-CFC (R410) termasuk pada BTS-BTS lama. Hingga saat
ini setidaknya sudah 9.000 BTS yang menggunakan Non-
CFC, agar penipisan lapisan ozon dapat diminimalkan.
2. Penggunaan Charge Discharge Battery (CDC). CDC adalah
kombinasi antara penggunaan baterai dan genset secara
bergantian sehingga mengurangi operasi genset dari 24
jam sehari menjadi hanya 11 jam sehari. Dengan demikian
CDC berkontribusi pada penghematan bahan bakar
secara cukup signifkan. Sudah ada hampir 600 BTS yang
menerapkan inovasi ini.
3. BTS dengan Intelligent Ventilation System (IVS). IVS adalah
sistem pendinginan dalam shelter yang mengkombinasikan
antara DC fan dan Air Conditioning sehingga pengoperasian
AC berkurang hingga 30%. Hingga kini sudah ada sekitar
2.700 BTS yang menerapkan sistem ini.
4. Penerapan Green BTS yaitu BTS yang mampu menghemat
energi listrik hingga 50%.
Implementasi penggunaan Green BTS pada dasarnya
bertujuan untuk efsiensi energi. Efsiensi ini mengurangi
penggunaan energi listrik yang artinya juga mengurangi
efek pemanasan global. Selain melakukan penghematan
energi, langkah ramah lingkungan lain yang juga dilakukan
oleh XL dalam kaitan dengan pengoperasian BTS adalah
memperbaiki baterai-baterai yang rusak. Setelah diperbaiki,
baterai yang sudah rusak bisa kembali dipakai. Inovasi ini
juga merupakan kreatiftas karyawan XL yang pada akhirnya
selain dapat menghemat biaya untuk pengadaan baterai
baru, juga mengurangi limbah baterai. Program rekondisi ini
sudah berjalan sejak 2007 di semua area operasi XL.
Program Green BTS ini sejalan dengan kebijakan XL untuk
mendukung program ramah lingkungan. Selain Green
BTS, program Go Green yang dijalankan oleh XL antara lain
adalah peniadaan kertas untuk tagihan pelanggan XL Pasca
Bayar sejak 2009. XL juga menjalankan program daur ulang
untuk air di lingkungan kantor pusat di Jakarta sehingga
mengurangi konsumsi pemakaian air bersih.
Kontribusi XL di 2010 dan Rencana ke Depan
Pada 2010, pengeluaran XL untuk kegiatan CSR adalah Rp 12,3
miliar, dengan proporsi terbesar di bidang pendidikan. Sejalan
dengan komitmen XL dalam mewujudkan program CSR, XL
akan melanjutkan untuk memperluas jangkauan dengan
berfokus pada apa yang telah XL lakukan sekarang.
As a concrete example to promote environmental protection and
sustainability, on March 24
th
2010 XL introduced the application
of around 12,000 environmentally friendly and energy-efcient
Base Transceiver Station (BTS). There are several kinds of
innovation related with green BTS developed by XL, such as:
1. Non-CFC Air Conditioning (AC). In 2005, XL changed Air
Conditionings lubricant from Freon (R22) to non-CFC (R401)
including those of all old BTS. Currently, no less than 9,000
XLs BTS use Non-CFC lubricants so that ozone layer depletion
could be minimized.
2. The use of Charge Discharge Battery (CDC). CDC is a
combination of the use of batteries and the use of generators.
Through this technology, generator operations are
successfully reduced from 24 hours a day to only 11 hours a
day. Thus, the use of CDC on BTS signifcantly contributes to
fuel efciency. There are almost 600 BTS that has adopted this
technology so far.
3. BTS with Intelligent Ventilation System (IVS). IVS is a cooling
system inside the shelter that combines the use of DC fan and
Air Conditioning. Hence the Air Conditionings operation is
reduced by 30%. There are about 2,700 BTS that have recently
implemented this system.
4. With the implementation of Green BTS, the base stations are
able to save up to 50% of electrical energy.
The fundamental practice of green BTS usage especially lies on
the power consumption efciency. It aims to reduce electrical
energy consumption as well as resulting global warming
implications. In addition to promoting power efciency,
another environmentally friendly action XL has done in
relation to BTS operation was the reconditioning of damaged
batteries. After reconditioning, the damaged batteries are
then able to be put to use again. This is one of XLs employees
creative innovations that enables XL to both reduce battery
waste and reduce cost of new battery supplies. This battery
reconditioning program has been started since 2007 in all XLs
areas.
The Green BTS program is in line with XLs policy to support
environmentally friendly programs. In addition to Green
BTS, XLs Go Green program includes an initiative to provide
paperless billing statements for our Postpaid customers. XL
also runs a water recycling program in its headquarters to
reduce water consumption.
XLs Sustainability Activities in 2010 and Going
Forward
In 2010, XLs expenditure on CSR activities amounted to Rp 12.3
billion of which the largest portion was allocated to the support
of educational activities. Consistent with its commitment to
implement sustainable CSR programs, XL plans to continue
expanding its reach of its initiatives.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 136
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report
I nf or mat i on t o Sharehol der s
Komposi si Pemegang Saham
Composi t i on of Sharehol der
Ri wayat Kepemi l i kan Saham XL dan Aksi - aksi Kor por asi
Chronol ogy of XLs Shares Owner shi p and Cor porat e Act i on
Ri nci an Aksi - aksi Kor por asi
Det ai l of Cor porat e Act i on
Hasi l keput usan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ( RUPST ) 2010
Resul t of General Meet i ng of Sharehol der s 2010
Kebi j akan Di vi den
Di vi dend Pol i cy
Daf t ar Kont ak dan Al amat Pent i ng
Cont act and I mpor t ant Addresses
Informasi
bagi Pemegang Saham
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 138
Komposisi Pemegang Saham
Composition of Shareholders
31 December 2010
31 Desember 2010
AXIATA | 66,7%
Axiata Investments
(Indonesia) Sdn. Bhd.
(dahulu Indocel Holding
Sdn. Bhd.)
Jumlah lembar Saham :
5.674.125.290
Axiata Investments
(Indonesia) Sdn. Bhd.
(formerly known as
Indocel Holding Sdn. Bhd.)
No. of Shares:
5,674,125,290
Etisalat | 13,3%
Etisalat International
Indonesia Ltd
Jumlah lembar Saham :
1.132.497.500
Etisalat International
Indonesia Ltd
No. of Shares:
1,132,497,500
Publik | 20%
Publik
Jumlah lembar Saham :
1.701.377.210
Public
No. of Shares:
1,701,377,210
13,3%
20%
66,7%
31 December 2009
31 Desember 2009
AXIATA | 86,5%
Axiata Investments
(Indonesia) Sdn. Bhd.
(dahulu Indocel Holding
Sdn. Bhd.)
Jumlah lembar Saham :
7.358.709.290
Axiata Investments
(Indonesia) Sdn. Bhd.
(formerly known as Indocel
Holding Sdn. Bhd.)
Amount of Shares:
7,358,709,290
Etisalat | 13,3%
Etisalat International
Indonesia Ltd.
Jumlah lembar Saham :
1.132.497.500
Etisalat International
Indonesia Ltd
Amount of Shares:
1,132,497,500
Publik | 0,2%
Publik (kepemilikan
kurang dari 5%)
Jumlah lembar Saham
16.793.210
Public (less than 5%
of ownership)
Amount of Shares:
16,793,210
13,3%
0,2%
86,5%
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 139
Riwayat Kepemilikan Saham XL dan
Aksi-aksi Korporasi
Chronology of XLs Shares Ownership and Corporate Actions
1995
XL was established through a joint cooperation between the PT
Telekomindo Primabhakti a member of Rajawali Group and three
foreign investors (Nynex, AIF and Mitsui).
January 2005
The 23.1% of XLs shares owned by Nynex Indocel Holding Sdn.
Bhd. (Nynex) was acquired by Telekom Malaysia Berhad (TM)
through its indirect wholly-owned subsidiary, TM International (L)
Limited (TMIL). After the acquisition, Nynex changed its name to
Indocel Holding Sdn. Indocel Holding Sdn. subsequently changed
its status to a private limited company and changed its name to
Indocel Holding Sdn. Bhd.
June 2005
Indocel Holding Sdn. Bhd. increased its ownership in XL by
acquiring all of Rogan Partners Incorporateds shares in XL,
amounting to 4.2% of XLs total shares.
July 2005
XL undertook a stock split in preparation for its public listing.
September 2005
XL carried out an Initial Public Oering (IPO) in the Indonesia
Stock Exchange, oering 1,427,500,000 new shares (20% of
authorized shares).Through this IPO, Khazanah Nasional Berhad
acquired 16.8% of XLs shares and Indocel Holding Sdn. Bhd.
acquired 3.2% of XLs shares. XL traded 9,308,500 outstanding
shares, including 5,000,000 shares that were allocated for its
employees. All of the proceeds from the IPO were used to fund
capital expenditures and to repay short-term debts that were
approved at the General Meeting of Shareholders on 31 May
2006.
October 2005
The 2,265,002,500 shares in XL owned by PT Rajawali Corpora
(formerly PT. Telekomindo Primabhakti) were acquired by
Indocel Holding Sdn. Bhd.. Indocel Holding Sdn. Bhd. also oered
1,700,000 of its shares in XL to the public. As a result, Indocel
Holding Sdn. Bhd. (subsidiary of TM International (L) Limited)
ownership in XL became 56.9%.
1995
XL didirikan melalui kerjasama antara PT Telekomindo
Primabhakti yang merupakan anggota dari Grup Rajawali
bersama dengan tiga investor asing (Nynex, AIF dan Mitsui).
Januari 2005
Telekom Malaysia melalui anak perusahaannya, TM
International (L) Limited (TMIL) melakukan pembelian 23,1%
saham XL yang dimiliki oleh Nynex Indocel Holding Sdn.
(Nynex) dengan cara mengakuisisi Nynex yang kemudian
berubah nama menjadi Indocel Holding Sdn. Kemudian,
Indocel mengubah statusnya menjadi perusahaan tertutup
dengan nama Indocel Holding Sdn. Bhd.
Juni 2005
Indocel Holding Sdn. Bhd. menambah kepemilikannya di
XL dengan mengakuisisi seluruh saham Rogan Partners Inc.
sejumlah 4,2%.
Juli 2005
Sehubungan akan dilakukannya penawaran umum perdana
saham, XL melakukan pemecahan saham (stock split).
September 2005
XL melakukan penawaran umum saham perdana dan
tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 1.427.500.000
lembar saham (20%). Melalui penawaran saham perdana ini,
Khazanah Nasional Berhad, mengakuisisi saham XL sebanyak
16,8% sementara Indocel Holding Sdn. Bhd. mengakuisisi
saham XL sebesar 3,2%. Jumlah saham yang diperjualbelikan
di masyarakat adalah 9.308.500 lembar saham, termasuk
diantaranya 5.000.000 lembar sebagai alokasi saham untuk
karyawan. Seluruh dana yang diperoleh dari penawaran
umum perdana telah digunakan untuk membiayai belanja
modal dan juga pelunasan hutang jangka pendek sesuai
dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang
diadakan pada tanggal 31 Mei 2006.
Oktober 2005
Terjadi perubahan pemegang saham mayoritas di XL setelah
Indocel Holding Sdn. Bhd. mengakuisisi saham yang dimiliki
PT Rajawali Corpora ( dahulu PT Telekomindo Primabhakti)
sebanyak 2.265.002.500 lembar. Selain itu, Indocel Holding
Sdn. Bhd. juga melepas sahamnya ke publik sejumlah
1.700.000 lembar, sehingga kepemilikan Indocel Holding Sdn.
Bhd., yang adalah anak perusahaan dari TM International (L)
Limited menjadi 56,9%.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 140
June 2006
Indocel Holding Sdn. Bhd. increased its ownership in XL by
acquiring 195,605,400 shares that were previously held by AIF
(Indonesia) Ltd. Throughout 2006, Indocel Holding Sdn. Bhd.
released its 3,507,000 shares in XL to the public.
May 2007
Indocel Holding Sdn. Bhd. took over the entire 523,532,100 XL
shares previously held by AIF (Indonesia) Ltd., thereby increasing
its stake in XL to 67.0%. PT Rajawali Corpora sold its entire shares
in XL, amounting to 1,132,497,500 of common stocks, to Bella
Sapphire Ventures Ltd. (an aliated company of the Rajawali
Group domiciled in the Seychelles Islands).
December 2007
Bella Sapphire Ventures Limited sold all of its shares in XL,
equivalent to 16% shareholding, to Emirates Telecommunications
Corporation (Etisalat) International Indonesia Ltd, Etisalat is
the second largest telecommunications company in the Middle
East. Throughout the year, Indocel Holding Sdn. Bhd. released
2,050,000 additional shares to the public, bringing the portion of
XL free oat to 0.23%.
April 2008
TMs Board announced the completion of the TM Groups
divestment process. Indocel Holding Sdn. Bhd. acquired all of
Khazanah Nasional Berhads shares in XL, bringing Indocel
Holding Sdn. Bhd. shareholding in XL to 83.8%.
November 2009
The EGMS granted its approval for a Limited Public Oering to
The Shareholders of XL Pursuant To Right (HMETD) Issuance
amounting to 1,418,000,000 new shares, which resulted in
changes to XLs shareholding as follows: Indocel Holding Sdn.
Bhd. (86.5%), Etisalat International Indonesia Ltd (13.3%), and
Public (0.2%).
April 2010
Major shareholder of XL i.e. Axiata Investments (Indonesia) Sdn.
Bhd. (formerly known as Indocel Holding Sdn. Bhd.) released
part of its shares (equal to 19.8% of total issued and paid up
capital of XL) in XL by a Private Placement, in order to increase
publicly traded volume. As a result, the shareholding of Axiata
Investment Indonesia and Etisalat were diluted to 66.7% and
13.3%, respectively.
Juni 2006
Indocel Holding Sdn. Bhd. menambah kepemilikannya di
XL dengan mengakuisisi sebagian saham yang dimiliki
AIF (Indonesia) Ltd. sebanyak 195.605.400 lembar saham.
Sepanjang tahun 2006, Indocel Holding Sdn. Bhd. telah
melepaskan sahamnya di XL ke publik sejumlah 3.507.000
lembar saham secara bertahap.
Mei 2007
Indocel Holding Sdn. Bhd. kembali menambah kepemilikannya
di XL dengan mengakuisisi seluruh saham yang dimiliki oleh
AIF (Indonesia) Ltd. sebanyak 523.532.100 lembar. Setelah
transaksi ini, kepemilikan Indocel Holding Sdn. Bhd. di XL
adalah sebesar 67,0%. PT Rajawali Corpora menjual seluruh
saham XL yang dimilikinya sebanyak 1.132.497.500 lembar
kepada Bella Sapphire Ventures Limited (sebuah perusahaan
aliasi Rajawali Group yang berdomisili di Kepulauan
Seychelles).
Desember 2007
Bella Sapphire Ventures Ltd. menjual seluruh kepemilikannya
di XL kepada Emirates Telecommunications Corporation
(Etisalat) International Indonesia Ltd. Etisalat adalah
perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Timur Tengah.
Melalui transaksi ini, Etisalat menjadi pemegang saham di
XL dengan kepemilikan 16%. Sepanjang tahun 2007, Indocel
Holding Sdn. Bhd. telah melepas 2.050.000 lembar saham
Perusahaan yang dimilikinya kepada publik, sehingga freeoat
menjadi 0,23%.
April 2008
TM Board mengumumkan bahwa proses demerger TM Group
telah selesai. Indocel Holding Sdn. Bhd. mengakuisisi seluruh
saham XL yang dimiliki oleh Khazanah Nasional Berhad.
Dengan demikian, total kepemilikan saham XL oleh Indocel
Holding Sdn. Bhd. menjadi 83,8%.
November 2009
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa telah menyetujui
Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka Penerbitan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak
1.418.000.000 lembar saham baru. Transaksi tersebut
mengakibatkan perubahan komposisi kepemilikan saham XL
menjadi sebagai berikut: Indocel Holding Sdn. Bhd. (86,5%),
Etisalat International Indonesia Ltd (13,3%), dan Publik (0,2%).
April 2010
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (dahulu Indocel
Holding Sdn. Bhd.) selaku pemegang saham mayoritas XL
melepaskan sebagian saham yang dimilikinya (sebesar 19,8%
dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh) melalui
Private Placement, dengan tujuan untuk menambah porsi
kepemilikan saham publik XL dan meningkatkan likuiditas
saham XL yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Sebagai akibat dari transaksi tersebut, kepemilikan saham
Axiata Investment (Indonesia) Sdn. Bhd. dan Etisalat terdilusi
menjadi masing-masing 66,7% dan 13,3%.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 141
PENERBITAN SAHAM dengan HMETD
Pada bulan November 2009, XL melalui mekanisme Penawaran
Umum Terbatas I (PUTI) dengan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) menerbitkan 1.418.000.000 lembar saham
biasa setara dengan nilai nominal Rp 141,8 miliar yang
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Rencana HMETD ini telah
disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
pada tanggal 16 November 2009 dan didukung penuh oleh
pemegang saham XL.
Penggunaan dari hasil PUT I dan alasannya
Sampai dengan akhir bulan Maret 2010 total dana yang
diperoleh dari PUT I setelah dikurangi dengan biaya-biaya
Emisi telah digunakan seluruhnya sesuai dengan rencana
penggunaan dana sebesar Rp 2.785.747.784.435 (dua triliun
tujuh ratus delapan puluh lima miliar tujuh ratus empat puluh
tujuh juta tujuh ratus delapan puluh empat ribu empat ratus
tiga puluh lima Rupiah), yaitu untuk membayar hutang dan
kewajiban XL, seperti:
1. Sekitar 47,64% atau Rp 1.327.200.000.000 atau setara
dengan USD 140.000.000 (seratus empat puluh juta Dolar
Amerika Serikat) untuk pembayaran pinjaman sindikasi
dengan DBS Bank Ltd., Export Development Canada,
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. dan Chinatrust
Commercial Bank, Ltd.
2. Sekitar 14,36% atau Rp 400.000.000.000 untuk pembayaran
pinjaman kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
3. Sekitar 17,02% atau Rp 474.000.000.000 atau setara dengan
USD 50.000.000 untuk pembayaran pinjaman kredit
dengan PT Bank Mizuho Indonesia.
4. Sekitar 17,02% atau Rp 474.000.000.000 atau setara dengan
USD 50.000.000 untuk pembayaran pinjaman kredit
dengan DBS Bank Ltd.
5. Sekitar 3,96% atau Rp 110.547.784.476 atau setara dengan
USD 11.661.159 untuk pembayaran pinjaman kredit
dengan Exportkreditnmnden (EKN) Buyer Credit Facility.
Komposisi Pemegang Saham XL sesudah PUT I adalah sebagai
berikut:
RIGHT ISSUANCE
In November 2009, XL through the mechanism of a Limited Public
Oering to The Shareholders of XL Pursuant To Right (HMETD)
Issuance (Right Issuance) issued 1,418,000,000 ordinary shares
with a nominal value equal to Rp 141,8 billion being listed on
the Indonesia Stock Exchange (IDX). Right Issuance plan has
been approved by the EGMS of XL dated 16 November 2009 and
received full support from the shareholders of XL.
Right Issue Proceeds and the Reason
By end of March 2010 total proceeds from the Right
Issuance after deducting costs of issuance has been fully
utilized in accordance with the planned use of proceeds
for approximately Rp 2,785,747,784,435 (two trillion seven
hundred and eighty-five billion seven hundred forty seven
million seven hundred and eighty-four thousand four hundred
thirty-five Rupiah), to pay the debts and liabilities of XL, such
as:
1. Approximately 47.64% or Rp 1,327,200,000,000, or
equivalent USD 140,000,000,- (one hundred and forty
million United States Dollars) for payment of a syndicated
loan with DBS Bank Ltd., Export Development Canada,
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. and Chinatrust
Commercial Bank.
2. Approximately 14.36% or Rp 400,000,000,000,- for payment
of credit facility with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
3. Approximately 17.02% or Rp 474,000,000,000,- or
equivalent to USD 50,000,000,- for payment of credit facility
with PT Bank Mizuho Indonesia.
4. Approximately 17.02% or Rp 474,000,000,000,- or
equivalent to USD 50,000,000,- for payment of credit
facility with DBS Bank Ltd.
5. Approximately 3.96% or Rp 110,547,784,476,- or equivalent
to USD 11,661,159,- for payment of credit facility with
Exportkreditnmnden (EKN) Buyer Credit Facility.
XLs Shareholding Composition post Right Issuance is as follows:
Rincian Aksi-aksi Korporasi
Detail of Corporate Actions
Pemegang Saham
Shareholder
Jumlah lembar
saham
Total Shares
Jumlah (Rp)
Nominal (Rp)
%
Percentage
Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd
(formerly known as Indocel Holding Sdn. Bhd.)
7.358.709.290 735.870.929.000 86,5
Etisalat International Indonesia Ltd. 1.132.497.500 113.249.750.000 13,3
Publik/Public
(Others)
16.793.210 1.679.321.000 0,2
Total 8.508.000.000 850.800.000.000 100,0
PRIVATE PLACEMENT

Pada bulan Maret 2010, Axiata Investments (Indonesia) Sdn.
Bhd. (dahulu Indocel Holding Sdn. Bhd.) mengumumkan
Private Placement atas kepemilikan sahamnya di XL untuk
sekitar 1.701.600.000 lembar saham atau setara dengan 20%
dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh di
XL. Transaksi ini telah selesai pada bulan April 2010 setelah
ditunda beberapa saat karena kondisi pasar global yang
kurang menguntungkan.

Private Placement ini dimaksudkan untuk meningkatkan
jumlah saham publik XL sehingga diharapkan akan
meningkatkan likuiditas perdagangan saham XL di Bursa Efek
Indonesia.

Komposisi Pemegang Saham XL setelah Private Placement :
PRIVATE PLACEMENT

In March 2010, Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (formerly
Indocel Holding Sdn. Bhd.) conducted private placement part of
its shares in XL for approximately 1,701,600,000 shares or
equivalent to 20% of the total issued and fully paid shares in XL
(Private Placement), the transaction of which was completed in
April 2010 after being delayed several times due to unfavorable
global market situation.


The Private Placement was intended to increase the portion of
public shares and as such increase the liquidity of XLs shares
being traded on the Indonesian Stock Exchange.


XLs Shareholding post Private Placement is as follows:


Pemegang Saham
Shareholder
Jumlah lembar saham
Total Shares
Jumlah (Rp)
Nominal (Rp)
%
Percentage

Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd.
(formerly known as Indocel Holding Sdn. Bhd.)

5.674.125.290 567.412.529.000 66,7

Etisalat International Indonesia Ltd. 1.132.497.500 113.249.750.000 13,3

Publik / Public 1.701.377.210 170.137.721.000 20,0

Total 8.508.000.000 850.800.000.000 100,0



Kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan
Dewan Komisaris

Saham yang dimiliki oleh anggota Direksi XL pada tanggal 31
Desember 2010, adalah seperti dalam tabel di bawah ini:
Share ownership held by members of the BoD
and BoC

The shares held by members of XLs BoD, as of 31 December 2010,
are specied in the table below:




Nama (Name)
Jumlah Lembar
Saham %
(Number of Shares)

Hasnul Suhaimi 513.000 *) 0,0060296

Willem Lucas Timmermans 1.088.000 *) 0,0127880

Joy Wahjudi 493.000 *) 0,0057945

Dian Siswarini 461.000 *) 0,0054184

Paul Nicanor V. Santiago III 416.500 *) 0,0048954


















142

Saham yang dibekukan sebagian yang dipegang senior manajemen level
melalui program insentif jangka panjang
(Restricted Stock held by Senior Management under LTI program)

Total dari saham yang dibekukan sebagian yang dipegang senior
manajemen dan direksi
(Total of restricted and unrestricted stock held by BoD and Senior Management)


*) consist of restricted and unrestricted stock







Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk.


1.380.000 0,016220



4.351.500 0,0511460
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 143
Hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) 2010
Result of General Meeting of Shareholders 2010
Di 2010, XL mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) pada tanggal 19 Maret 2010, dan tidak
mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) selama 2010.
Berikut merupakan keputusan dari RUPST pada 19 Maret 2010:
Direksi PT XL Axiata Tbk. (Perseroan) mengumumkan
kepada para pemegang saham Perseroan bahwa RUPST
yang diselenggarakan pada hari Jumat, 19 Maret 2010 telah
menyetujui dan memutuskan beberapa hal seperti berikut:
1. a) Menyetujui dan menerima laporan Direksi Perseroan
mengenai kegiatan dan jalannya Perseroan, termasuk
namun tidak terbatas pada hasil-hasil yang telah
dicapai selama tahun buku yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2009 yang terdiri dari Neraca, Laporan
Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas Perseroan serta
penjelasan atas dokumen tersebut yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik.
b) Menyetujui pemberian pembebasan dan pelunasan
tanggung sepenuhnya (acquit et de charge) kepada
para anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
Perseroan atas tindakan-tindakan pengurusan dan
pengawasan yang telah dilakukannya dalam tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009,
sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin
dalam laporan tahunan dan perhitungan tahunan yang
telah disahkan tersebut diatas.
c) Melaporkan hasil dari pelaksanaan Penawaran Umum
Terbatas I yang sebelumnya telah memperoleh
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa tanggal 16 November 2009 dan sebagaimana
dinyatakan dalam Laporan Biro Administasi Perseroan
yang disampaikan melalui surat Nomor DE/XII/09-4495
tertanggal 14 Desember 2009.
d) Menegaskan peningkatan modal ditempatkan dan
modal disetor semula Rp 709.000.000.000
(tujuh ratus sembilan miliar Rupiah) menjadi
Rp 850.800.000.000 (delapan ratus lima puluh miliar
delapan ratus juta Rupiah).
Sehubungan dengan keputusan tersebut diatas maka,
Pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan diubah
sehingga menjadi berbunyi sebagai berikut :
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan
disetor penuh 37,56% (22.650.000.000 saham) atau
sebanyak 8.508.000.000 (delapan miliar lima ratus
delapan juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp 850.800.000.000 (delapan ratus lima puluh
miliar delapan ratus juta Rupiah) kepada kas XL oleh
para pemegang saham dengan rincian serta nilai
nominal saham yang disebutkan sebelum akhir akta.
In 2010, XL held its AGMS on 19 March 2010, while there was no
EGMS during 2010.
The following are the resolutions of AGMS dated 19 March 2010:
The Board of Directors of PT XL Axiata Tbk. (Company) hereby
announces to the shareholders of Company that the Annual
General Meeting of Shareholders convened on Friday, 19th March
2010 has approved and duly resolved the following matters:
1 a) Resolved to approve and accept the Board of Directors
report on XL business activity and performance, including
but not limited to the performance of XL achieved during
the nancial year ended 31 December 2009 consisting of
the Balance Sheet Report, Prot and Loss report, Changes
in Equity Report and Notes to the Financial Statements
thereof audited by Public Accountant.
b) Resolved to release and discharge (acquit et de charge) to
the Board of Directors and Board of Commissioners of XL
of their respective management and supervisory duties
conducted within the nancial year ended 31 December
2009 to the extent that their actions are reected in the
Annual Report and nancial statements of the Company
approved thereof.
c) Reported the result of Limited Public Oering I being
approved by shareholders through the Extraordinary
General Meeting of Shareholders held on the 16
November 2009 and as stipulated under the Report of the
Companys Share Registrar in letter No. DE/XII/09-4495
dated Dec, 14
th
2009.
d) Acknowledged the increment of XLs issued/paid up
capital from Rp 709,000,000,000 (seven hundred and nine
billion Rupiah) into Rp 850,800,000,000 (eight hundred
fty billion and eight hundred million Rupiah).
With respect thereof, Article 4 Paragraph 2 of XLs Article of
Association was amended into as follows:
From the authorized capital, 37.56% (22,650,000,000
shares) or amounting to 8,508,000,000 (eight billion ve
hundred and eight million) shares has been subscribed
and fully paid-up to XLs account by the shareholders
with the detail and nominal value of shares which is
mentioned prior to the ending of the deed.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 144
Adapun susunan pemegang saham Perseroan setelah
Penawaran Umum Terbatas I menjadi sebagai berikut :
a. Indocel Holding Sdn. Bhd. sejumlah 7.358.709.290
(tujuh miliar tiga ratus lima puluh delapan juta
tujuh ratus sembilan ribu dua ratus sembilan
puluh) saham atau dengan nilai nominal sebesar
Rp 735.870.929.000 (tujuh ratus tiga puluh lima
miliar delapan ratus tujuh puluh juta sembilan
ratus dua puluh sembilan ribu Rupiah);
b. Emirates Telecommunications Corporation
International sejumlah 1.132.497.500 (satu miliar
seratus tiga puluh dua juta empat ratus sembilan
puluh tujuh ribu lima ratus) saham atau dengan nilai
Rp 113.249.750.000 (seratus tiga belas miliar dua
ratus empat puluh sembilan tujuh ratus lima puluh
ribu Rupiah);
c. Masyarakat sejumlah 16.793.210 ( enam belas
juta tujuh ratus sembilan puluh tiga ribu dua
ratus sepuluh) saham atau dengan nilai nominal
sebesar Rp 1.679.321.000 (satu miliar enam ratus
tujuh puluh sembilan juta tiga ratus dua puluh
satu ribu Rupiah). Jumlah: 8.508.000.000 (delapan
miliar lima ratus delapan juta) saham dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp 850.800.000.000
(delapan ratus lima puluh miliar delapan ratus juta
Rupiah).
e) Memberikan wewenang dan kuasa dengan hak
substitusi kepada setiap anggota Direksi Perseroan
dan/atau Sekretaris Perusahaan Perseroan, untuk
melakukan segala hal dan tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan hasil Penawaran Umum
Terbatas I Perseroan, termasuk menuangkan kembali
perubahan ketentuan anggaran dasar tersebut diatas
dalam Akta Notaris dan pengurusan persetujuan dan
pendaftaran kepada instansi terkait sesuai dengan
peraturan perundang-undangan berlaku.
2. Menyetujui penetapan penggunaan laba bersih
Perseroan untuk Tahun Buku 2009 sebesar Rp
1.709.468.218.008 (satu triliun tujuh ratus sembilan miliar
empat ratus enam puluh delapan juta dua ratus delapan
belas ribu delapan Rupiah) dengan pembagian sebagai
berikut:
a) Cadangan Umum sebagaimana disyaratkan UU No.
40 Tahun 2007 sebesar Rp 100.000.000 (seratus juta
Rupiah) atau 0,01% dari laba bersih tahun buku 2009;
b) Sisanya sebesar Rp 1.709.368.218.008 (satu triliun
tujuh ratus sembilan miliar tiga ratus enam puluh
delapan juta dua ratus delapan belas ribu delapan
Rupiah) dicatat dalam Saldo Laba (Retained
Earning) untuk mendukung pengembangan usaha
Perseroan. Dengan demikian dana yang diperoleh
dari hasil usaha akan digunakan untuk mendukung
pengembangan usaha Perseroan.
3. Menyetujui untuk memberikan wewenang kepada Direksi
Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publik Independen
yang akan mengaudit buku-buku Perseroan untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2010 dengan ketentuan Kantor Akuntan Publik yang
Therefore the compositions of shareholders of XL are as
follows:
a. Indocel Holding Sdn. Bhd., amounting 7,358,709,290
(seven billion three hundred fty eight million seven
hundred and nine thousand two hundred and ninety)
shares or equivalent to Rp 735,870,929,000 (seven
hundred thirty ve billion eight hundred seventy
million nine hundred twenty nine thousand Rupiah);
b. Emirates Telecommunications Corporation
International, amounting 1,132,497,500 (one billion
and one hundred thirty two million four hundred
and ninety seven thousand ve hundred) shares or
equivalent to Rp 113,249,750,000 (one hundred and
thirteen billion two hundred and forty nine million
seven hundred and fty thousand Rupiah);
c. Public, amounting 16,793,210 (sixteen million seven
hundred and ninety three thousand two hundred and
ten) shares or equivalent to Rp 1,679,321,000 (one
billion six hundred and seventy nine million three
hundred and twenty one thousand Rupiah).
Total : 8,508,000,000 (eight billion ve hundred
and eight million) shares or equivalent to Rp
850,800,000,000 (eight hundred fty billion and eight
hundred million Rupiah)
e) Resolved to grant the rights and authorization with rights
of substitution to each member of the Board of Directors
of XL and/or the Corporate Secretary of XL, to take all the
necessary actions required thereto in connection with the
result of XLs Limited Public Oering I, including to restate
the amendment of the above XLs Article of Association
into a Notary Deed and inclusive to the proceedings in
relation with prevailing laws and regulations.
2. Resolved to approve the use of 2009 net income of
Rp 1,709,468,218,008 (one trillion and seven hundred nine
billion and four hundred sixty eight million and two hundred
eighteen thousand and eight Rupiah) with the following
composition:
a) General appropriation as required by Law No. 40 Year
2007 of Rp 100 million or 0.01% of 2009 net income.
b) The remaining Rp 1,709,368,218,008 (one trillion and
seven hundred nine billion and three hundred sixty eight
million and two hundred eighteen thousand and eight
Rupiah) of 2009 net income will be retained as Retained
Earnings. Therefore the above prot would be used to
support the Companys business development.
3. Resolved to grant the rights and Authority to XLs Board
of Director to appoint an independent Public Accountant
to audit XLs nancial statements for the nancial year
ended 31 December 2010, with provisions that the
appointed Independent Public Accountant Oce is
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 145
ditunjuk merupakan Kantor Akuntan Publik Independen
yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan ( Bapepam-LK), serta memberikan
wewenang sepenuhnya kepada Direksi Perseroan untuk
menetapkan honorarium dan persyaratan-persyaratan
lain penunjukkan akuntan publik tersebut dengan
memperhatikan rekomendasi dari Komisaris Perseroan.
4. a) Menerima baik pengunduran diri Joris de Fretes selaku
Anggota Direksi Perseroan.
b) Menyetujui pembebasan dan pelunasan tanggung
jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Joris
de Fretes yang mengundurkan diri selaku Anggota
Direksi Perseroan, atas tindakan pengurusan yang
dilakukannya untuk periode 1 Januari 2009 sampai
dengan berakhirnya masa jabatannya, yaitu terhitung
sejak ditutupnya Rapat, sepanjang tindakan-tindakan
tersebut tercermin di dalam buku-buku Perseroan dan
dengan mengingat diperolehnya persetujuan dari
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan
yang menyetujui Laporan Keuangan Perseroan ini.
c) Melaporkan bahwa tidak ada perubahan susunan
terhadap Dewan Komisaris Perseroan.
d) Sehubungan dengan keputusan tersebut di atas,
maka susunan lengkap Dewan Komisaris dan Direksi
Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai
dengan Rapat Tahunan Pemegang Saham tahun 2011
adalah:
Presiden Komisaris :
Tan Sri Dato Insinyur Muhammad Radzi bin Haji Mansor
Komisaris :
- Dato Sri Jamaludin bin Ibrahim
- Dato Yusof Annuar bin Yaacob
- Ahmad Abdulkarim Mohd Julfar
Komisaris Independen :
- Peter J. Chambers
- Dr. Ir. Giri Suseno Hadihardjono
- Elisa Lumbantoruan
Presiden Direktur :
Hasnul Suhaimi
Direktur :
- Willem Lucas Timmermans
- Dian Siswarini
- Joy Wahjudi
- P. Nicanor V. Santiago III
5. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Nominating
and Remuneration Committee atau Komite Nominasi dan
Renumerasi Perseroan untuk menetapkan gaji, bonus dan
tunjangan lainnya bagi para anggota Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan, untuk tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010.
registered with Bapepam-LK and the meeting hereby grant
the authorization to the Companys Board of Directors
to determine remuneration and other terms relating
to the appointment of the public accountant, with due
consideration of the recommendation from the Board of
Commissioners of XL.
4. a) Resolved to accept the resignation of Joris de Fretes as a
member of the Board of Directors of the Company.
b) Resolved to release and discharge (acquit et de charge)
to Joris de Fretes of his respective management duties
conducted from the period of 1 January 2009 until the
conclusion of this meeting as the end of his term of oce,
to the extent that his actions are reected in the Annual
Report and nancial statements of XL approved thereof.
c) Resolved to report that there are no changes on XLs
composition of the Board of Commissioners.
d) Therefore, with respect to the above decision thereof, the
complete composition of XLs Board of Commissioners
and Board of Directors, upon the conclusion of
this meeting until the Annual General Meeting of
Shareholders on 2011, are as follow:
President Commissioner :
Tan Sri Dato Insinyur Muhammad Radzi bin Haji Mansor
Commissioners :
- Dato Sri Jamaludin bin Ibrahim
- Dato Yusof Annuar bin Yaacob
- Ahmad Abdulkarim Mohd Julfar
Independent Commissioners:
- Peter J. Chambers
- Dr. Ir. Giri Suseno Hadihardjono
- Elisa Lumbantoruan
President Director :
- Hasnul Suhaimi
Directors :
- Willem Lucas Timmermans
- Dian Siswarini
- Joy Wahjudi
- P. Nicanor V. Santiago III
5. Resolved to grant the rights and authorization to the
Nominating and Remuneration of XL to determine the
remuneration, bonus and other compensation and
benets payable to XLs Board of Directors and Board of
Commissioners for the nancial year ended 31 December
2010.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 146
2007 2008 2009 2010
Dividen
(Miliar Rupiah)
67 141.8 - -
Dividend Amount
(Billion Rupiah)
Dividen per saham
(Rupiah)
9 20 - -
Dividend per Share
(Rupiah)
Rasio Pembayaran
Dividen
20% dari Laba Bersih tahun
2006 yang telah disesuaikan
(*)
20% from Normalized Net
Income 2006 (*)
19,7% dari Laba Bersih
tahun 2007 yang telah
disesuaikan (**)
19.7% from Normalized
Net Income 2007 (**)
- -
Dividend Payout
Ratio
Tanggal
pembayaran
11 June 2007 16 May 2008 - -
Dividend Payment
Date
(*) setelah dilakukan penyesuaian atas laba/(rugi) kurs yang belum terealisasi dan implikasi pajak
atas bunga obligasi USD XL.
(**) setelah dilakukan penyesuaian atas laba/(rugi) kurs yang belum terealisasi.
(*) adjusted to unrealized forex gain/(loss) and withholding tax impact of interest on USD bonds
(**) adjusted to unrealized forex gain/(loss)
Dalam dua tahun terakhir, yaitu tahun skal 2006 dan 2007
rasio pembayaran dividen XL masing-masing 20% dan 19,7%,
sedangkan untuk tahun skal 2008 dan 2009 tidak ada
pembagian dividen karena XL masih mengalami rugi bersih
setelah pajak dan setelah dilakukannya penyesuaian rugi
kurs yang belum terealisasi. Berdasarkan Anggaran Dasar
XL, keputusan jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada
para pemegang saham diajukan dan diputuskan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.
Kebijakan Dividen Baru
Manajemen XL akan mengajukan kepada RUPS yang akan
datang pembaharuan kebijakan dividen yaitu minimal sebesar
30% atas laba bersih XL tahun buku sebelumnya yang telah
dinormalisasi dengan maksud untuk meningkatkan rasio
pembayaran dividen ini di masa yang akan datang. Kebijakan
dividen yang baru ini akan diterapkan pada tahun 2011.
XLs dividend payout ratio for the 2006 and 2007 scal years
amounted to 20% and 19.7% respectively. For scal year 2008
and 2009, the GMS decided not to pay dividends as XL registered
a net loss after tax and adjustment due to an unrealized forex
loss. In accordance with XLs Articles of Association, the decision
regarding the amount of dividend to be paid to shareholders is
submitted to and decided upon within the General Meeting of
Shareholders (GMS).
New Dividend Policy
XL management will propose on the upcoming AGMS revision of
the new dividend policy with a minimum payout of 30% of the
normalized net income of the previous year with the intention to
progressively increase the payout ratio in the future. This dividend
policy is planned to be implemented on 2011.
Kebijakan dividen XL adalah membayarkan dividen
kepada pemegang saham sekurang-kurangnya satu tahun
sekali sebesar 15% sampai dengan 20% atas laba bersih
konsolidasian XL setelah pajak dan setelah dilakukannya
penyesuaian atas laba/(rugi) kurs yang belum direalisasi.
Kebijakan dividen diputuskan oleh RUPS sebagai berikut:
besarnya dividen kas dikaitkan dengan keuntungan XL pada
tahun buku yang bersangkutan, dengan tidak mengabaikan
kondisi keuangan XL, peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan tanpa mengurangi hak dari RUPS untuk
menentukan keputusan lain.
Pembayaran dividen yang dilakukan selama empat tahun
terakhir berdasarkan keputusan RUPS dan sesuai dengan
Anggaran Dasar XL adalah sebagai berikut:
XLs dividend policy is to pay the dividend to shareholders at
least once a year as much as 15% to 20% of XLs consolidated
net prot after tax and after adjustment of prots/losses
exchange unrealized. The dividend policy is decided by the GMS
as follows: the amount of cash dividends is associated with
XLs prot in the scal year concerned with consideration in the
condition of XL, the formal legislation and without violation of
AGMs rights to decide dierent decision.
Referring to the GMS and AoA, below is the dividend payments
made in the last four years:
Kebijakan Dividen
Dividend Policy
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 147
Daftar Kontak dan Alamat Penting
Contacts and Important Addresses
Corporate Secretary
Murni Nurdini
Menara Prima, 8
th
Floor
Jl. Lingkar Mega Kuningan Blok 6.2
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950 Indonesia
email : corpsec@xl.co.id
Tel : (62 21) 579 59387
Fax : (62 21) 579 59928
Investor Relations
Hartati Santoso
Menara Prima, 9
th
Floor
Jl. Lingkar Mega Kuningan Blok 6.2
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950 Indonesia
email : ir@xl.co.id
Tel : (62 21) 579 59573
Fax : (62 21) 579 59711
Corporate Communication
Febriati Nadira
Menara Prima, 8
th
Floor
Jl. Lingkar Mega Kuningan Blok 6.2
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950 Indonesia
email : CorpComm@xl.co.id
Tel : (62 21) 579 59887
Fax: (62 21) 579 59036
Contact Center
(Layanan Pelanggan)
email: customerservice@xl.co.id
Tel: (62 21) 579 59817 (PSTN)
or (62 21) 579 59818 or 817 (from XL subscribers)
Fax : (62 21) 579 59808
Ticker Symbol (Simbol Saham)
EXCL
Listed Stock Exchange
(Pencatatan Saham Perusahaan)
Indonesia Stock Exchange
Listed USD Bond
(Pencatatan Obligasi USD)
Singapore Stock Exchange
Listed Rupiah Bond
(Pencatatan Obligasi Rupiah)
Indonesia Stock Exchange
Rating Company
(Perusahaan Pemeringkat)
PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia)
Setiabudi Atrium 8
th
oor,
suite 809-810
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. 62
Jakarta 12920, Indoneisa
PT Fitch Ratings Indonesia
Ged. Plaza DM, 24
th
Fl, Suite 2406
Jl. Jend. Sudirman Kav. 25
Jakarta 12920
Moodys Singapore Pte Ltd
50 Raes Place #23-06
Singapore Land Tower
Singapore 048623
Standard & Poors
30 Cecil Street 17
th
Floor,
Prudential Tower
Singapore, 049712
Securities Administration Bureau
(Biro Administrasi Sekuritas)
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Plaza Bapindo Bank Mandiri Tower,
21
st
22
nd
oor
Jl. Jend Sudirman Kav. 54 55
Share Register
(Biro Administrasi Efek)
PT Datindo Entrycom
Jl. Jend Sudirman Kav. 34
Jakarta 10220 Indonesia
Public Accountant
(Akuntan Publik)
KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan
(a member rm of PricewaterhouseCoopers)
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 No. 6
Jakarta 12940 Indonesia
Annual General Meeting of Shareholders for 2011
will be held on 14 April 2011, at 9 AM
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
tahun 2011 akan di selenggarakan pada 14 April 2011
pukul 9.00 WIB
Informasi Perusahaan
Riwayat Hidup Sekretaris Perusahaan dan Kepala Divisi Audit & Manajemen Resiko
Prole of Corporate Secretary and Head of Audit & Risk Management Division
Daftar XL Center
List of XL Center
Alamat Kantor Pusat dan Anak Perusahaan
Address of Head Oce and Subsidiaries
Prol Dewan Komisaris
Prole of The Board of Commissioners
Prol Direksi
Prole of The Board of Directors
Corporate Information
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 150
Prol Dewan Komisaris
Prole of The Board of Commissioners
Diangkat sebagai Presiden Komisaris pada Mei 2006. Saat ini,
beliau juga menjabat sebagai Chairman dan Director Menara
Kuala Lumpur Sdn. Bhd., Chairman dan Director Kumpulan
Fima Berhad, Director Post Malaysia Berhad dan Director
Mewah International Inc. (MII) Singapura.
Beliau dahulu pernah menjabat sebagai Chairman dan
Director Telekom Malaysia Berhad sejak Juli 1999 sampai Juli
2009. Beliau memperoleh gelar Diploma Electrical Engineering
dari Faraday House Engineering College, London (1962) dan
memperoleh gelar Master of Science di bidang Technological
Economics dari University of Stirling, Skotlandia (1975). Beliau
mempunyai pengalaman yang luas di industri telekomunikasi
lebih dari 40 tahun.
Appointed as President Commissioner in May 2006. Currently,
he also serves as Chairman and Director of Menara Kuala
Lumpur Sdn. Bhd., Chairman and Director of Kumpulan Fima
Berhad, Director of Post Malaysia Berhad, and Director of Mewah
International Inc. (MII) Singapore.
He formerly served as Chairman and Director of Telekom
Malaysia Berhad from July 1999 until July 2009. He graduated
with a Diploma in Electrical Engineering from Faraday House
Engineering College, London (1962) and a Masters degree
in Science (Technological Economics) from the University of
Stirling, Scotland (1975). He has extensive experience in the
telecommunications industry spanning more than 40 years.
Tan Sri Dato Ir. Muhammad Radzi bin
Haji Mansor
Presiden Komisaris (69, Malaysia)
President Commissioner (69, Malaysian)
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 151
Dato Sri Jamaludin bin Ibrahim
Komisaris (51, Malaysia)
Commissioner (51, Malaysian)
Diangkat sebagai Komisaris Perseroan sejak Juli 2008. Saat
ini, beliau juga menjabat sebagai President dan Group Chief
Executive Ocer Axiata Group Berhad (Axiata) sejak Maret
2008 dan Board Member Axiata serta Chairman Celcom Axiata
Berhad. Sebelum bergabung dengan Axiata, sejak tahun 1997
beliau bergabung dengan Maxis Communications Berhad
dan ditunjuk sebagai Chief Operating Ocer pada tahun yang
sama dan sebagai Chief Executive Ocer (CEO) pada tahun
1998, dan akhirnya pada tahun 2006 mendapat penunjukan
sebagai Group CEO. Beliau pensiun dari Maxis Juli 2007 namun
tetap menjabat sebagai Board Member sampai Februari 2008.
Sebelum bergabung dengan Maxis, beliau telah memiliki
pengalaman 16 tahun di industri TI dengan menjabat sebagai
Managing Director dan CEO Digital Equipment selama 4 tahun,
setelah sebelumnya berkarya di IBM selama 12 tahun. Beliau
menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1978 di California State
University, AS dengan mendapat gelar Bachelor of Science
in Business Administration dan Minor in Mathematics. Gelar
Master of Business Administration beliau raih dari Portland State
University, Oregon AS pada tahun 1980 dengan spesialisasi
pada Metode Kuantitatif.
Appointed as Commissioner in July 2008, he currently holds the
position of President and Group Chief Executive Ocer of Axiata
Group Berhad (Axiata) - previously known as TM International
Berhad and has done so since March 2008. He is also a Board
Member of Axiata and Chairman of Celcom Axiata Berhad. His
previous experience includes prominent positions with Maxis
Communications Berhad, which he joined in 1997 as Chief
Operating Ocer, subsequently becoming Chief Executive Ocer
(CEO) in 1998; he was reappointed as the Group CEO in 2006. He
retired from Maxis in July 2007 but remained a Board member
until February 2008. Before joining Maxis, he spent 16 years in
the IT Industry. He was a Managing Director and CEO of Digital
Equipment for 4 years and spent 12 years in IBM. He graduated
from California State University, USA in 1978 with Bachelor of
Science degree, Major in Business Administration and Minor in
Mathematics; and in 1980 he was awarded a Master of Business
Administration, Major in Quantitative Method, from Portland
State University, Oregon, USA.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 152
Ahmad Abdulkarim Mohd Julfar
Komisaris (49, Uni Emirat Arab)
Commissioner (49, United Arab Emirates)
Diangkat sebagai Komisaris pada April 2008, beliau memiliki
pengalaman lebih dari 20 tahun di industri telekomunikasi.
Mendapatkan gelar kesarjanaan di bidang Teknik Sipil dan
Ilmu Komputer dari Gonzaga University, Washington, AS,
tahun 1985. Sejak tahun 2006 menjabat sebagai Group Chief
Operations Ocer (COO) Etisalat, perusahaan telekomunikasi
yang berbasis di Uni Emirat Arab. Sebelumnya, beliau pernah
menjabat berbagai posisi penting dalam Etisalat Group
sejak 1986 dan berperan aktif dalam dalam berbagai proyek
penting Etisalat Group. Saat ini beliau juga menjabat sebagai
Direktur di beberapa perusahaan regional terkemuka.
Appointed as Commissioner in April 2008, he has over 20 years
experience in the telecommunications industry. He graduated
from Gonzaga University, Washington, USA, in 1985 with a
Bachelor Degree in Civil Engineering and Computer Science. He
has been the Group Chief Operating Ocer (GCOO) of Etisalat, a
telecommunications company based in Abu Dhabi (United Arab
Emirates), since 2006. He has held several key positions in Etisalat
since 1986, has been actively involved in Etisalat Groups major
projects. He is also Director of several Boards and serves on the
Board of several leading companies in the Region.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 153
Peter J. Chambers
Komisaris Independen (55, Australia)
Independent Commissioner (55, Australian)
Diangkat sebagai Komisaris Independen sejak April 2008,
sebelumnya beliau telah menjabat sebagai Komisaris
XLsejak Mei 2006. Beliau lulus dari Royal Melbourne Institute
of Technology di Melbourne, Australia, pada tahun 1985,
dengan gelar Bachelor of Business. Berpengalaman lebih dari
20 tahun di bidang keuangan dan telekomunikasi, beliau
pernah menduduki berbagai jabatan di berbagai perusahaan
internasional, yang menghantarkannya ke sejumlah jabatan
penting di berbagai perusahaan international. Saat ini, beliau
juga menjabat sebagai Managing Director dan Company
Director di Rajawali Corpora sejak tahun 2005.
Appointed as Independent Commissioner in April 2008, he
previously served as Commissioner since May 2006. He graduated
from the Royal Melbourne Institute of Technology in Melbourne,
Australia, in 1985 with a Bachelor of Business. He has more than 20
years experience in the nance and telecommunications industries,
gaining him appointments to a number of important positions in
various international companies. Presently, he also holds position
as Managing Director and Company Director of Rajawali Corpora
since 2005.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 154
Dr. Ir. Giri Suseno Hadihardjono
Komisaris Independen (69, Indonesia)
Independent Commissioner (69, Indonesian)
Diangkat sebagai Komisaris Independen pada Juli 2008. Beliau
lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1964
dengan gelar Insinyur di bidang Konstruksi, dan memperoleh
gelar Master of Science in Engineering Mechanical Engineering
(MSEME) dari University of Michigan, AS pada tahun 1966,
dan gelar Doktor dalam bidang Teknik dari ITB pada tahun
2005. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Komunikasi
di Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi
Pembangunan tahun 1998 sampai 1999; dan sebagai Direktur
Jenderal Transportasi Darat dari 1984 sampai 1991. Jabatan
beliau lainnya saat ini antara lain adalah Penasehat Senior
untuk PT Jababeka Tbk. serta dosen senior pada fakultas
Teknik Industri ITB.
Appointed as Independent Commissioner in July 2008. He
graduated from the Bandung Institute of Technology (ITB) in
1964 with an Engineering degree, majoring in Construction,
and obtained his Master of Science in Engineering Mechanical
Engineering (MSEME) from the University of Michigan, USA in
1966, and Doctorate in Technical Science from ITB in 2005. He
served as Indonesias Minister of Communications in the Cabinet
of Development VII and the Cabinet of Development Reform in
1998 to 1999; and as the Director General of Land Transportation
from1984 to 1991. He is currently also a Senior Advisor to PT
Jababeka Tbk., and as a senior lecturer at the faculty of Industrial
Technology at ITB.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 155
Elisa Lumbantoruan
Komisaris Independen (50, Indonesia)
Independent Commissioner (50, Indonesian)
Diangkat sebagai Komisaris Independen pada Juli 2008.
Beliau lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun
1985 dengan gelar Insinyur di bidang Matematika. Beliau
berpengalaman lebih dari 20 tahun di bidang penjualan,
pemasaran, serta teknologi informasi. Beliau pernah
memegang beberapa jabatan penting di berbagai perusahaan
ternama, termasuk diantaranya Direktur Marketing PT Digital
Astra Nusantara dan PT Compaq Computer Indonesia, serta
Presiden Direktur PT Hewlett-Packard Indonesia. Saat ini,
beliau juga menjabat sebagai Direktur Keuangan pada PT
Garuda Indonesia dan Komisaris pada PT Gapura Angkasa.
Appointed as Independent Commissioner in July 2008. He
graduated from the Bandung Institute of Technology (ITB) in
1985 with an Engineering degree, majoring in Mathematics. He
has over 20 years of extensive experience in sales, marketing and
information technology. Having held various key management
positions in a number of prominent companies, including Director
of Marketing at PT Digital Astra Nusantara and PT Compaq
Computer Indonesia, and President Director of PT Hewlett-Packard
Indonesia. Currently, he is Director of Finance of PT Garuda
Indonesia and also a Commissioner of PT Gapura Angkasa.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 156
Diangkat sebagai Presiden Direktur pada September 2006,
sebelumnya beliau telah memegang berbagai posisi direksi
di Indosat tahun 1997-1998 dan 2002-2006, dengan jabatan
terakhir sebagai Presiden Direktur. Beliau dahulu juga
merupakan Presiden Direktur Indosat Multi Media Mobile
(IM3) periode 2001-2002 dan Direktur Perdagangan di
Telkomsel tahun 1998-2000. Beliau lulus dari Institut Teknologi
Bandung (ITB) pada tahun 1981 dengan gelar Insinyur,
bidang Teknik Listrik sebelum meraih gelar Master of Business
Administration dari Universitas Hawaii, AS, pada tahun 1992.
Appointed as President Director in September 2006, he previously
held in various directorship positions in Indosat in 1997-1998
and 2002-2006, with last position as President Director. He was
also the President Director of Indosat Multi Media Mobile (IM3)
in 2001-2002 and the Director of Commerce with in Telkomsel in
1998 - 2000. He graduated from Bandung Institute of Technology
(ITB) in 1981 with a degree in Electrical Engineering before
earning his Master of Business Administration degree from the
University of Hawaii, USA, in 1992.
Prol Direksi
Prole of The Board of Directors
Hasnul Suhaimi
Presiden Direktur (53, Indonesia)
President Director (53, Indonesian)
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 157
Willem Lucas Timmermans
Direktur (47, Belanda)
Director (47, Dutch)
Diangkat sebagai Direktur Keuangan pada Desember
2006, dia memiliki lebih dari 22 tahun pengalaman di
bidang industri telekomunikasi. Dahulu beliau merupakan
Vice President Business Control & Investor Relations di PT
Telekomunikasi Seluler Indonesia (Telkomsel) di tahun 2003
sampai dengan November 2006 dan Direktur Keuangan di PT
Bakrie Elektronik (Indonesia) sampai dengan akhir tahun 2000.
Beliau juga memegang berbagai posisi senior yang strategis
di KPN, perusahaan telekomunikasi di Belanda sampai dengan
tahun 1997. Beliau lulus dari Universitas Groningen, Belanda,
tahun 1988, di bidang Bisnis Ekonomi dan Keuangan.
Appointed as Finance Director in December 2006, he has over
22 years experience in telecommunication industry. He was
Vice President of Business Control & Investor Relations at PT
Telekomunikasi Seluler Indonesia (Telkomsel) in 2003 until
November 2006 and the Finance Director of PT Bakrie Elektronik
(Indonesia) until the end of 2000. He also held various strategic
senior positions at KPN, a Dutch telecommunications company,
until 1997. He graduated from the University of Groningen,
Netherlands, in 1988, majoring in Business Economics and
Financing.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 158
Dian Siswarini
Direktur (41, Indonesia)
Director (41, Indonesian)
Diangkat sebagai Direktur Network Services pada April
2007, beliau memiliki lebih dari 15 tahun pengalaman di
bidang industri telekomunikasi, terutama di Network dan
Engineering. Beliau bergabung di XL di tahun 1996, dan
menjabat sebagai Manager Radio Network Design Engineering
dan posisi penting lainnya di Departemen Network dan
Engineering, jabatannya yang terakhir adalah sebagai Vice
President Network Planning & Development. Beliau lulus dari
Institut Teknologi Bandung, di bidang Telekomunikasi pada
tahun 1991.
Appointed as Director of Network Services in April 2007, she has
more than 15 years experience in the telecommunications industry,
mainly in Network and Engineering. She joined XL in 1996, and
served as a Manager of Radio Network Design Engineering and
other key positions in Network and Engineering Department,
last serving as Senior Vice President of Network Planning &
Development. She graduated from the Bandung Institute of
Technology majoring in Telecommunications in 1991.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 159
Joy Wahjudi
Direktur (39, Indonesia)
Director (39, Indonesian)
Diangkat sebagai Direktur Commerce pada September 2006,
sebelumnya beliau menjabat berbagai posisi senior di XL sejak
tahun 1997 dengan posisi terakhirnya sebagai Vice President
untuk Wilayah Jabodetabek. Sebelum bergabung di XL, Joy
Wahjudi pernah bekerja di PT General Motors dan PT Mobile
Seluler Indonesia. Beliau lulus dengan gelar kesarjanaan di
bidang Bisnis Manajemen dari Universitas California State,
AS, pada tahun 1992 dan meraih gelar Master of Business
Administration dari universitas yang sama pada tahun 1993.
Appointed as Director of Commerce in September 2006, he
previously held various senior positions in XL since 1997 with last
position as a Vice President for the Jabodetabek Region. Prior
to joining XL, Joy Wahjudi had worked with PT General Motors
and PT Mobile Seluler Indonesia. He graduated with a Bachelor
of Science in Business Management degree from California
State University, USA, in 1992 and earned a Master of Business
Administration degree from the same university in 1993.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 160
P. Nicanor V. Santiago III
Direktur (45, Filipina)
Director (45, Filipino)
Diangkat sebagai Direktur Marketing pada Juni 2005, beliau
memiliki pengalaman yang luas di bidang penjualan produk
dan pemasaran serta pernah memegang berbagai jabatan
eksekutif di sejumlah perusahaan di Filipina, termasuk
diantaranya perusahaan consumer goods dan perusahaan
minyak. Sebelum bergabung di XL, beliau menjabati posisi
Vice President di Service Creation/New Product Development
di Globe Telecom Inc. Beliau lulus dari Universitas Ateneo de
Manila pada tahun 1987 dengan gelar kesarjanaan di bidang
Bisnis Manajemen.
Appointed as Marketing Director in June 2005, he has extensive
experience in product sales and marketing and has held various
executive positions for a number of companies in the Philippines,
including consumer goods and oil companies. Before joining XL,
he served as the Vice President of Service Creation/New Product
Development with Globe Telecom Inc. He graduated from the
Ateneo de Manila University in 1987 with a Bachelor of Science
degree in Business Management.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 161
Riwayat Hidup Sekretaris Perusahaan
dan Kepala Divisi Audit & Manajemen Resiko
Prole of Corporate Secretary and Head of Audit & Risk Management Division
Azmarin Johari
Kepala Divisi Audit & Manajemen Resiko
Head of Audit Risk Management Division
(35, Malaysian)
Ditunjuk sebagai Kepala Audit Internal sejak September
2008, Azmarin saat ini juga bertanggung jawab untuk
Manajemen Risiko di XL sejak Mei 2010. Azmarin memperoleh
gelar Bachelor of Engineering dari University College
London, United Kingdom dan Master of Communication
Management dari Coventry University, United Kingdom.
Azmarin telah memegang berbagai posisi dan memiliki
beragam pengalaman di industri telekomunikasi telepon
tetap dan bergerak, termasuk bidang internal audit di
berbagai perusahaan dan anak perusahaan seperti Telekom
Malaysia Berhad dan Celcom Axiata Berhad. Sebelumnya,
Azmarin bekerja di Celcom Axiata Berhad di mana dia
bertanggung jawab sebagai Kepala Audit Internal, Teknologi
Telekomunikasi.
Appointed as the Head of Internal Audit in September 2008, he is
currently also responsible for Risk Management in XL since May
2010. He graduated from University College London, United
Kingdom with a Bachelor of Engineering and holds Master of
Communication Management from Coventry University, United
Kingdom. He has been assigned to various positions in the past and
has extensive experience in xed and mobile telecommunications
industries as well as the Internal Auditing from various companies
and its subsidiaries such as Telekom Malaysia Berhad and Celcom
Axiata Berhad. Prior to his appointment, he was with Celcom
Axiata Berhad where he took the responsibility as Head of Internal
Audit, Telecommunication Technology.
Ditunjuk sebagai Sekretaris Perusahaan PT XL Axiata Tbk. sejak
Januari 2010, Dini menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum
di Jurusan Hukum Bisnis, Universitas Trisakti Jakarta pada
tahun 1999.
Mengawali karir di XL sebagai Legal Counsel tahun 1999
sesaat setelah menyelesaikan gelar S1. Pada tahun 2003
memutuskan untuk mendalami dunia Sekretaris Perusahaan
pada saat XL mengalami beberapa kali masa transisi peralihan
pemegang saham dan akan bersiap untuk go public pada
tahun 2005.
Saat ini terdaftar sebagai anggota di Asosiasi Sekretaris
Perusahaan Indonesia.
Appointed Corporate Secretary of PT XL Axiata Tbk., since January
2010, she graduated with Bachelor of Law majoring Business Law
in 1999 from Trisakti University, Jakarta.
Starting her career in XL as Legal Counsel in 1999 just after she
graduated. In 2003 she decided to focus on Corporate Secretarial
function when XL was under transitional period and changing its
share ownerships leading to becoming a public company in 2005.
She is currently a member of the Indonesian Corporate Secretary
Association (ICSA).
Murni Nurdini
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
(34, Indonesian)
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 162
WEST ALAHAN PANJANG (DEKAT PADANG)
WEST BUKITTINGGI
WEST DUMAI
WEST GRHA XL PEKANBARU
WEST OUTLET RENGAT
WEST PASIR PANGARAYAN
WEST PROKLAMASI PADANG
WEST BANDA ACEH
WEST DIPONOGORO MEDAN
WEST LHOKSEUMAWE
WEST MILLENIUM MEDAN
WEST OUTLET LANGSA
WEST SUDIRMAN BINJAI
WEST BANGKA
WEST BELITUNG
WEST KIRONGGO PALEMBANG
WEST MANGGAR, BELITUNG
WEST MUARA BUNGO, JAMBI
WEST SUMANTRI BROJONEGORO, JAMBI
WEST BULIAN MAS SELLULAR, TEBING TINGGI
WEST PADANG SIDEMPUAN
WEST PEMATANG SIANTAR
WEST RANTAU PRAPAT
WEST TJ. BALAI ASAHAN
WEST BATURAJA
WEST BENGKULU
WEST GRHA XL LAMPUNG
WEST KOTABUMI LAMPUNG
WEST LUBUK LINGGAU
WEST OUTLET BETA INDAH, LAHAT
WEST OUTLET METRO, LAMPUNG
WEST BINTAN
WEST PANBILL BATAM
WEST TANJUNG BALAI KARIMUN
WEST RO BATAM
JABO BEKASI
JABO CIKARANG
JABO EX PLAZA
JABO MENARA RAJAWALI
JABO PLAZA SEMANGGI
JABO PONDOK BAMBU
JABO RAWAMANGUN (LO)
JABO ROXY
JABO BINTARO
JABO BLOK M PLAZA
JABO DEPOK MARGONDA
JABO KARAWANG
JABO PIM2
JABO SUDIRMAN BOGOR
JABO SUKABUMI
JABO TANGERANG 2 BSD
JABO CILEGON
JABO KARAWACI
JABO KELAPA GADING
JABO PURI INDAH MALL
JABO RANGKAS BITUNG (LO)
JABO SAWAH BESAR
JABO SERANG
JABO SUNTER
JABO TAMAN PALEM CNGKRG
CENTRAL BUAH BATU, BANDUNG
CENTRAL CIANJUR
CENTRAL CIMAHI
CENTRAL CIREBON
CENTRAL GARUT
CENTRAL INDRAMAYU
CENTRAL MARTADINATA, BANDUNG
CENTRAL TASIKMALAYA
CENTRAL VETERAN, PURWAKARTA
CENTRAL AYANI KUDUS
CENTRAL AYANI TEGAL
CENTRAL HASANUDDIN, PEKALONGAN
CENTRAL PURWODADI
CENTRAL SIMPANG LIMA SEMARANG
CENTRAL BUNYAMIN PURWOKERTO
CENTRAL GRHA XL MANGKUBUMI JOGJA
CENTRAL KEBUMEN
CENTRAL KLATEN
CENTRAL MAGELANG
CENTRAL SLAMET RIYADI SOLO
CENTRAL WONOGIRI
XL REGION
XL REGION
XL REGION
CENTER NAME
CENTER NAME
CENTER NAME
List of XL Center
Daftar XL Center
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 163
EAST BIMA
EAST GIANYAR
EAST KUPANG
EAST NEGARE
EAST PEJANGGIK
EAST SINGARAJA
EAST SUMBAWA
EAST SUNSET ROAD BALI
EAST JEMBER
EAST KEDIRI
EAST MADIUN
EAST PROBOLINGGO
EAST S PARMAN MALANG
EAST BANGKALAN
EAST GRESIK
EAST MARGOREJO (LO)
EAST PAMEKASAN MADURA LO
EAST PEMUDA
EAST SUMENEP
NORTH AYANI BANJARMASIN
NORTH BATU LICIN,BANJARMASIN
NORTH KLANDASAN,PALANGKARAYA
NORTH LEMBUSWANA,SAMARINDA
NORTH PALANGKARAYA
NORTH PONTIANAK MALL
NORTH BONE
NORTH GORONTALO
NORTH KENDARI
NORTH PALU
NORTH PARE-PARE
NORTH PETTARANI, MAKASSAR
NORTH PIERETENDEAN Manado
XL REGION
XL REGION
CENTER NAME
CENTER NAME
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 164
Alamat Kantor Pusat dan Anak Perusahaan
Address of Head Oice and Subsidiaries
HEAD OFFICE
PT XL Axiata, Tbk.
grhaXL
Jl. Mega Kuningan Lot E4 7 No. 1
Kawasan Mega Kuningan
Jakarta 12950 Indonesia
Tel (62 21) 576 1881
Fax (62 21) 576 1880
Website: www.xl.co.id
XL Rame
@XL123
SUBSIDIARIES
Excelcomindo Finance Company BV
Prins Bernhadrplein 200
1097 JB Amsterdam
The Netherlands
GSM One (L) Limited
Level 1, Lot 7, Block F, Saguking Commercial
Building, Jalan Patau-Patau, 87000, Labuan
F.T Malaysia
GSM Two (L) Limited
Level 1, Lot 7, Block F, Saguking Commercial
Building, Jalan Patau-Patau, 87000, Labuan
F.T Malaysia
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 165
Pernyataan Pertanggungjawaban
Terhadap Laporan Tahunan 2010
Statements of Responsibility for the Annual Report 2010
Yang bertanda tangan dibawah ini, Dewan Komisaris dan
Direksi PT Axiata Tbk. (XL), dengan ini menyatakan laporan
kinerja XL selama tahun buku 2010 sebagaimana tercantum
dalam Laporan Tahunan ini, dan oleh karenanya bertanggung
jawab penuh atas kebenaran isi yang termaktub di dalamnya.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dalam rangka
memenuhi ketentuan Anggaran Dasar XL dan Peraturan
Bapepam-LK No. X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-
LK No. Kep-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 mengenai
Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau
Perusahaan Publik.
The undersigned herewith , the Board of Commissioners and
the Board of Directors of PT Axiata Tbk. (XL), hereby fully
acknowledge XL performance during 2010 nancial year as
stated in XLs Annual Report 2010 herewith and therefore be fully
accountable for the accuracy of information declared herein.
This statement is made truthfully in accordance with the
requirement of XLs Articles of Association and Bapepam-LK
Regulation No. X.K.6., Attachment to Decision of Chairman of
Bapepam-LK No. Kep-134/BL/2006 dated 7 December 2006
regarding the Obligation of Annual Report Submission for the
Issuer of Public Company.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Tan Sri Dato Ir. Muhammad Radzi bin Haji Mansor
Presiden Komisaris / President Commissioner
Dato Sri Jamaludin bin Ibrahim
Komisaris / Commissioner
Peter J. Chambers
Komisaris Independen /
Independent Commissioner
Dr. Ir. Giri Suseno Hadihardjono
Komisaris Independen /
Independent Commissioner
Elisa Lumbantoruan
Komisaris Independen /
Independent Commissioner
Ahmad Abdulkarim Mohd Julfar
Komisaris / Commissioner
Direksi
Board of Directors
Hasnul Suhaimi
Presiden Direktur / President Director
Willem L. Timmermans
Direktur / Director
Joy Wahjudi
Direktur / Director
P. Nicanor V. Santiago III
Direktur / Director
Dian Siswarini
Direktur / Director
PT XL AXIATA Tbk. dan Anak Perusahaan
31 Desember 2008, 2009 dan 2010
Laporan Keuangan
Konsolidasian
PT XL AXIATATbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian
tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Halaman 1/1
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)
Catatan 2010 2009 2008
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3,24b 366.161 747.965 1.170.203
Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu
- Pihak ketiga 4 405.558 271.887 316.720
- Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 24c 51.407 60.419 68.292
Piutang lain-lain
- Pihak ketiga 76.327 1.043 13.450
- Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 24d 1.425 8.458 21.368
Persediaan 61.044 19.886 127.633
Pajak dibayar dimuka 23a 5.161 367.176 754.860
Uang muka dan beban dibayar dimuka 5,24i 1.229.873 481.657 378.260
Piutang derivatif 26 - 18.049 333.324
Aset lancar lain-lain 6 31.061 30.749 16.705
Jumlah aset lancar 2.228.017 2.007.289 3.200.815
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan 7 23.197.199 23.616.394 23.179.767
Piutang derivatif 26 32.884 112.256 625.678
Aset tidak lancar lain-lain 6,24i 1.793.181 1.644.156 1.386.705
Jumlah aset tidak lancar 25.023.264 25.372.806 25.192.150
JUMLAH ASET 27.251.281 27.380.095 28.392.965
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Pinjaman jangka pendek - - 547.500
Hutang usaha dan hutang lain-lain
- Pihak ketiga 8 1.637.856 2.072.648 3.250.610
- Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 8,24e 22.195 26.854 28.253
Hutang pajak 23b 396.603 120.304 100.887
Beban yang masih harus dibayar
- Pihak ketiga 9 942.799 549.333 428.601
- Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - 153 -
Pendapatan tangguhan 10 586.714 597.904 591.432
Hutang derivatif 26 - 166.272 -
Bagian pinjaman jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun 11 976.866 1.921.604 730.548
Bagian obligasi yang jatuh tempo dalam
satu tahun 12 - 553.822 -
Jumlah kewajiban jangka pendek 4.563.033 6.008.894 5.677.831
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 171
PT XL AXIATATbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian
tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Halaman 1/2
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)
Catatan 2010 2009 2008
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Hutang usaha dan hutang lain-lain - pihak ketiga 8 - 32.745 154.878
Pinjaman jangka panjang 11 7.704.157 9.491.908 14.563.676
Kewajiban pajak tangguhan 23d 1.283.347 1.183.677 553.629
Obligasi 12 1.497.794 1.496.329 2.879.248
Hutang derivatif 26 142.828 64.479 36.828
Kewajiban diestimasi 13 345.048 298.950 218.978
Jumlah kewajiban jangka panjang 10.973.174 12.568.088 18.407.237
EKUITAS
Modal saham - modal dasar 22.650.000.000
saham biasa, modal ditempatkan dan
disetor penuh 8.508.000.000
(2008: 7.090.000.000) saham biasa, dengan
nilai nominal Rp 100 per saham 14 850.800 850.800 709.000
Tambahan modal disetor 14 5.356.332 5.335.632 2.691.684
Saldo laba
- Telah ditentukan penggunaannya 16 300 200 200
- Belum ditentukan penggunaannya 5.507.642 2.616.481 907.013
Jumlah ekuitas 11.715.074 8.803.113 4.307.897
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 27.251.281 27.380.095 28.392.965
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 172
PT XL AXIATATbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian
tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Halaman 2
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba/(rugi) bersih per saham)
Catatan 2010 2009 2008
PENDAPATAN USAHA
Pendapatan usaha bruto 17.636.895 13.879.513 12.155.991
Diskon (178.256) (173.462) (94.784)
Pendapatan usaha bruto setelahdikurangi diskon 18,24f 17.458.639 13.706.051 12.061.207
BEBAN USAHA
Beban penyusutan 7 4.071.998 3.701.880 3.335.287
Beban infrastruktur 19 3.120.982 3.089.094 1.988.575
Beban interkoneksi dan jasa telekomunikasi 20,24g,24h 2.303.762 2.027.777 2.296.381
Beban penjualan dan pemasaran 21,24j 1.291.324 1.030.368 1.374.475
Beban gaji dan kesejahteraan karyawan 22,24k 904.408 777.833 722.515
Beban perlengkapan dan overhead 24i 551.178 575.676 547.741
Lain-lain 50.500 39.579 43.244
12.294.152 11.242.207 10.308.218
LABA USAHA 5.164.487 2.463.844 1.752.989
(BEBAN)/PENGHASILAN LAIN-LAIN
Beban bunga (842.604) (1.274.077) (1.122.294)
Penghasilan bunga 62.367 68.602 33.660
(Kerugian)/keuntungan selisih kurs - bersih 26 (167.428) 744.617 (332.151)
Keuntungan dari transaksi sewa pembiayaan 6 - 465.047 -
Lain-lain 23e (348.841) (104.990) (401.402)
(1.296.506) (100.801) (1.822.187)
LABA/(RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 3.867.981 2.363.043 (69.198)
(BEBAN)/MANFAAT PAJAK PENGHASILAN
- Kini 23c (877.050) (23.527) (6.011)
- Tangguhan 23c (99.670) (630.048) 60.100
(976.720) (653.575) 54.089
LABA/(RUGI) BERSIH 2.891.261 1.709.468 (15.109)
LABA/(RUGI) BERSIH PERSAHAM
DASAR 17 340 237 (2)
DILUSIAN 17 340 237 (2)
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 173
PT XL AXIATATbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian
tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Halaman 3
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Saldo laba
Telah Belum
Tambahan ditentukan ditentukan
Catatan Modal saham modal disetor penggunaannya penggunaannya Jumlah
Saldo 1 Januari 2008 709.000 2.691.684 100 1.064.022 4.464.806
Rugi bersih tahun berjalan - - - (15.109) (15.109)
Dividen 15 - - - (141.800) (141.800)
Pembentukan cadangan wajib 16 - - 100 (100) -
Saldo 31 Desember 2008 709.000 2.691.684 200 907.013 4.307.897
Penerbitan saham melalui
penawaran umum terbatas 1b 141.800 2.643.948 - - 2.785.748
Laba bersih tahun berjalan - - - 1.709.468 1.709.468
Saldo 31 Desember 2009 850.800 5.335.632 200 2.616.481 8.803.113
Laba bersih tahun berjalan - - - 2.891.261 2.891.261
Kompensasi berbasis saham 2n,14 - 20.700 - - 20.700
Pembentukan cadangan wajib 16 - - 100 (100) -
Saldo 31 Desember 2010 850.800 5.356.332 300 5.507.642 11.715.074
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 174
PT XL AXIATATbk DAN ANAK PERUSAHAAN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian
tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Halaman 4
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan 2010 2009 2008
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan dan operator lain 17.322.790 13.765.228 12.165.611
Pembayaran kepada pemasok dan untuk
beban usaha (7.412.054) (5.412.328) (6.619.752)
Pembayaran kepada karyawan (786.700) (682.545) (650.825)
Kas yang dihasilkan dari operasi 9.124.036 7.670.355 4.895.034
Penghasilan bunga yang diterima 63.151 57.207 26.304
Pembayaran pajak penghasilan badan (392.296) (9.273) (211.837)
Arus kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas operasi 8.794.891 7.718.289 4.709.501
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap (4.847.922) (5.282.741) (11.381.712)
Pembayaran upfront fee 3G (327.627) - -
Realisasi/(penambahan) aset lain-lain 93.772 135.583 (233.217)
Penerimaan dari aset yang dijual dan
penggantian asuransi 7 24.700 23.730 100.898
Arus kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas investasi (5.057.077) (5.123.428) (11.514.031)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran pinjaman jangka pendek - (547.500) (1.000.000)
Pembayaran bunga pinjaman jangka pendek - (11.957) (65.461)
Pembayaran pinjaman jangka panjang (6.622.767) (5.216.675) (400.000)
Pembayaran bunga pinjaman jangka panjang (715.034) (1.017.530) (649.051)
Pembayaran Obligasi Excelcom (578.566) (761.254) (4.459.970)
Pembayaran bunga obligasi (175.152) (267.853) (444.513)
Penerimaan pinjaman jangka pendek - - 1.470.950
Penerimaan pinjaman jangka panjang 3.972.875 2.026.133 12.953.122
Pembayaran dividen 15 - - (141.800)
Penerimaan dari penawaran umum terbatas - 2.785.748 -
Arus kas bersih yang (digunakan untuk)/
diperoleh dari aktivitas pendanaan (4.118.644) (3.010.888) 7.263.277
(Penurunan)/kenaikan bersih kas dan setara kas (380.830) (416.027) 458.747
Kas dan setara kas pada awal tahun 747.965 1.170.203 805.769
Dampak perubahan selisih kurs terhadap
kas dan setara kas (974) (6.211) (94.313)
Kas dan setara kas pada akhir tahun 3 366.161 747.965 1.170.203
Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak
mempengaruhi arus kas:
Keuntungan dari transaksi sewa pembiayaan - 465.047 -
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 175
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 5
1. UMUM
a. Pendirian
PT XL Axiata Tbk (Perseroan) yang sebelumnya bernama PT Excelcomindo Pratama Tbk,
pertama kali didirikan dengan nama PT Grahametropolitan Lestari. Perseroan berkedudukan
hukum di Jakarta dan didirikan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 55 tanggal 6 Oktober
1989, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No. 79 tanggal 17 Januari 1991, keduanya
dibuat di hadapan Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta. Akta-akta tersebut memperoleh
persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri
No. C2-515.HT.01.01.TH.91 pada tanggal 19 Februari 1991, didaftarkan di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan No. 670/Not/1991/PN.JKT.SEL dan No. 671/Not/1991/PN.JKT.SEL, tanggal 21
Agustus 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90, Tambahan No.
4070, tanggal 8 November 1991.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Sesuai dengan
Keputusan Pemegang Saham tanggal 19 Juli 2005 sebagaimana dimuat dalam Akta Berita Acara
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 127 tanggal 19 Juli 2005, dilakukan perubahan
seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan
sebagaimana dimuat dalam Akta No. 8 tanggal 2 Agustus 2005 yang dibuat di hadapan Aulia
Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan tersebut mendapat
persetujuan dan penerimaan laporan perubahan anggaran dasar dari Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, masing-masing dengan surat No. C-
21651.HT.01.04.TH.2005 tanggal 4 Agustus 2005 dan surat No. C-21974.HT.01.04.TH.2005
tanggal 8 Agustus 2005 dan didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta
Selatan No. 947/RUB.09.03/VIII/2005, tanggal 16 Agustus 2005. Perubahan seluruh Anggaran
Dasar tersebut diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal 1 September
2005, Tambahan No. 9425 Tahun 2005.
Perubahan atas seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian
dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dilaksanakan melalui
Akta No. 229 tanggal 29 Juli 2008, yang dibuat dihadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Akta
tersebut mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan surat No.
AHU.83359.AH.01.02 Tahun 2008, tanggal 10 November 2008, didaftarkan pada Kantor
Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan dengan No. 1223/RUB.09.03/VI/2009, tanggal 4
Juni 2009 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 67, Tambahan Nomor
22754, tanggal 21 Agustus 2009. Sebagaimana termuat dalam Akta No. 87 tanggal 16 November
2009 dan Akta No. 17 tanggal 3 Desember 2009, yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H.,
pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, pada tanggal 16 November 2009, Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan menyetujui perubahan anggaran dasar sehubungan
dengan penggantian nama Perseroan menjadi PT XL Axiata Tbk dan penambahan kegiatan
usaha Perseroan. Perubahan ini Akta-akta perubahan ini mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia, No. AHU.62353.AH.01.02 Tahun 2009, tanggal 22 Desember
2009 dan didaftarkan pada kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No
58/RUB.09.03/I/2010 tanggal 12 Januari 2010.
Perubahan terakhir sehubungan dengan perubahan anggaran dasar, khususnya pasal 4 ayat 2
mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan, dilakukan melalui Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tanggal 19 Maret 2010, sebagaimana dimuat
dalam Akta No 154 tanggal 19 Maret 2010, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari
Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan ini mendapatkan Penerimaan Pemberitahuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, No. AHU-AH.01.10-07776, tanggal 31 Maret 2010 dan
didaftarkan pada kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No
58/RUB.09.03/I/2010 tanggal 27 Mei 2010.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 176
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 6
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian (lanjutan)
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (dahulu Indocel Holding Sdn. Bhd.), pemegang saham
mayoritas Perseroan merupakan perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Axiata Investments
(Labuan) Limited (dahulu TM International (L) Ltd.). Axiata Investments (Labuan) Limited adalah
anak perusahaan Axiata Group Berhad (dahulu TM International Berhad).
b. Penawaran Umum Efek
Pada tanggal 16 September 2005, Perseroan memperoleh surat pernyataan efektif dari Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. S-2531/PM/2005 untuk Penawaran Umum Perdana
Saham sebesar 1.427.500.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per
lembar saham. Seluruh saham yang diterbitkan Perseroan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 29 September 2005 dengan harga penawaran sebesar Rp 2.000 (Rupiah penuh)
per lembar saham.
Pada tanggal 31 Desember 2010, obligasi yang masih terhutang adalah obligasi Rupiah kedua
yang diterbitkan pada tanggal 26 April 2007 sejumlah Rp 1,5 triliun (Rupiah penuh) untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (lihat Catatan 12).
Pada tanggal 16 November 2009, Perseroan melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas I
(PUT I) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) menerbitkan 1.418.000.000
lembar saham biasa setara dengan nilai nominal Rp 141,8 miliar (Rupiah penuh) (lihat Catatan
14). Seluruh saham yang diterbitkan Perseroan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
c. Ijin investasi
Sesuai dengan Anggaran Dasar, tujuan Perseroan adalah melakukan kegiatan dalam usaha
penyelenggaraan jasa telekomunikasi dan/atau jaringan telekomunikasi dan/atau multimedia.
Perseroan memulai operasi komersialnya di tahun 1996.
Perseroan mendapatkan Ijin Usaha Tetap (IUT) penyelenggaraan jasa teleponi dasar
berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No.
437/T/PERHUBUNGAN/2003 tanggal 20 November 2003. Ijin ini berlaku untuk jangka waktu 30
(tiga puluh) tahun sejak Oktober 1995.
Perseroan memperoleh persetujuan BKPM dalam rangka perluasan investasi untuk penyediaan
fasilitas dan pengoperasian jaringan telekomunikasi melalui Surat Persetujuan Perluasan
Penanaman Modal Asing No. 243/11/PMA/2003 tanggal 20 November 2003. BKPM menyetujui
perluasan tersebut melalui Persetujuan Perpanjangan Waktu Penyelesaian Proyek No.
1531/III/PMA/2005 tanggal 29 Desember 2005.
Pada tanggal 7 Desember 2004, Perseroan mendapatkan persetujuan dari BKPM tentang
Perubahan Bidang Usaha dan Produksi dalam Surat Keputusan No. 933/B.1/A.6/2004.
Permohonan ini diajukan oleh Perseroan dalam rangka penyesuaian bidang usaha sebagaimana
tertuang dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Jasa Telekomunikasi.
Lebih lanjut, Ijin Perluasan dalam rangka penanaman modal asing diperoleh Perseroan
berdasarkan Surat Keputusan BKPM No. 948/T/TELEKOMUNIKASI/2006 tanggal 1 Desember
2006 jo. No. 06/P-IUT/2007 tanggal 26 Januari 2007 jo. No.1001/T/TELEKOMUNIKASI/2008
tanggal 26 September 2008. Ijin Perluasan ini berlaku sejak bulan juni 2008 untuk periode tidak
terbatas.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 177
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 7
1. UMUM (lanjutan)
d. Ijin penyelenggaraan
Perseroan pada prinsipnya menyelenggarakan jasa teleponi dasar melalui jaringan bergerak
selular, jasa akses internet (ISP), jasa penyelenggaraan jaringan tetap tertutup (jasa sirkit
sewa), jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP)/VoIP dan jasa interkoneksi internet
(NAP).
Perseroan menerima beberapa ijin telekomunikasi dari Pemerintah Indonesia. Ijin-ijin ini berlaku
untuk periode yang tidak terbatas selama Perseroan tunduk pada undang-undang dan peraturan
telekomunikasi yang berlaku dan melakukan kewajiban sebagaimana tercantum dalam ijin-ijin
tersebut. Mengenai ijin ISP dan Ijin Jaringan Tetap Tertutup, evaluasi dapat dilakukan setiap
tahun dan evaluasi secara menyeluruh akan dilakukan setiap 5 (lima) tahun, sedangkan untuk Ijin
Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Selular maka evaluasi dapat dilakukan secara menyeluruh
setiap akhir tahun berjalan. Terhadap ijin ITKP/VoIP dan NAP akan dilakukan evaluasi secara
menyeluruh setiap 5 (lima) tahun. Perseroan wajib menyampaikan laporan atas penyelenggaraan
jasa berdasarkan ijin-ijin tersebut di atas setiap tahun, dan khusus untuk ijin ITKP/VoIP, selain
laporan setiap tahun, Perseroan juga diwajibkan untuk menyampaikan laporan setiap 3 (tiga)
bulan. Seluruh laporan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
Laporan tersebut meliputi beberapa informasi seperti kinerja operasi, pendapatan, kontribusi
pelayanan universal dan pengembangan lokasi.
Rincian dari ijin-ijin tersebut adalah sebagai berikut:
Ijin No. Ijin Jenis jasa
Tanggal
penetapan/
perpanjangan
Ijin Penyelenggaraan Jaringan
Bergerak Selular
323/KEP/M.KOMINFO/
9/2010
Jaringan Bergerak Selular
(meliputi 2G, IMT-2000/3G)
dan Jasa Teleponi Dasar
14 September
2010
Ijin Penyelenggaraan Jasa
Akses Internet (ISP)
270/Dirjen/2010
Jasa Akses Internet
(ISP)
12 Agustus 2010
Ijin Penyelenggaraan Jaringan
Tetap Tertutup
133/KEP/M.KOMINFO/
04/2009
Jaringan Tetap Tertutup
29 April 2009
Ijin Penyelenggaraan Jasa
Internet Teleponi untuk
Keperluan Publik
(ITKP)/VoIP
294/KEP/DJPT/KOMIN
FO/8/2010
Jasa Internet Teleponi untuk
Keperluan Publik
(ITKP)/VoIP
31 Agustus 2010
Ijin Penyelenggaraan Jasa
Interkoneksi Internet (NAP)
17/Dirjen/2005
Jasa Interkoneksi Internet
(NAP)
16 Februari 2005
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika
No.19/KEP/M.KOMINFO/2/2006 tanggal 14 Februari 2006 tentang Penetapan Pemenang Seleksi
Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Selular IMT-2000 pada Pita Frekuensi Radio 2,1 GHz
(KM.19 Tahun 2006), Perseroan telah ditetapkan sebagai salah satu pemenang seleksi untuk ijin
penyelenggaraan 3G blok 2x5 MHz sebagaimana dituangkan dalam Keputusan Menteri
Komunikasi dan Informatika No. 100/KEP/M.KOMINFO/10/2006 tanggal 11 Oktober 2006 tentang
Ijin Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Selular, yang kemudian diperbaharui dengan Keputusan
Menteri Komunikasi dan Informatika no. 323/KEP/M.KOMINFO/9/2010 tanggal 14 September
2010.
Sesuai dengan KM.19 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
No.07/PER/M.KOMINFO/2/2006, Perseroan diwajibkan membayar upfront fee sebesar 2 (dua)
kali nilai penawaran yaitu sebesar Rp 376 miliar (Rupiah penuh) dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari kerja setelah tanggal penetapan. Selain itu Perseroan juga diwajibkan untuk menempatkan
Jaminan Pelaksanaan sebesar Rp 20 miliar (Rupiah penuh) serta membayar Biaya Ijin
Penggunaan Pita Spektrum Frekuensi Radio (IPSFR) tahunan sebagai berikut:
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 178
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 8
1. UMUM (lanjutan)
d. Ijin penyelenggaraan (lanjutan)
Tahun
pembayaran
Kurs BI
(%)
Indeks
Pengali
BHP
Frekuensi Tahunan
Tahun 1
20% x HL
Tahun 2 R1 I1 = (1+R1) 40% x I1 x HL
Tahun 3 R2 I2 = I1(1+R2) 60% x I2 x HL
Tahun 4 R3 I3 = I2(1+R3) 100% x I3 x HL
Tahun 5 R4 I4 = I3(1+R4) 130% x I4 x HL
Tahun 6 R5 I5 = I4(1+R5) 130% x I5 x HL
Tahun 7
R6 I6 = I5(1+R6) 130% x I6 x HL
Tahun 8 R7 I7 = I6(1+R7) 130% x I7 x HL
Tahun 9 R8 I8 = I7(1+R8) 130% x I8 x HL
Tahun 10
R9 I9 = I8(1+R9) 130% x I9 x HL
Catatan:
a. HL = Hasil lelang per blok 2x5 MHz (mengacu pada harga penawaran pemenang terendah sebesar Rp 160
miliar, Rupiah penuh)
b. Ri = Kurs BI rata-rata yang dikeluarkan oleh BI setahun sebelumnya
c. Indeks pengali adalah indeks yang digunakan untuk melakukan penyesuaian terhadap Harga Lelang setiap
tahunnya
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika No.
322/KEP/M.KOMINFO/09/2010 tanggal 7 September 2010, Perseroan mendapatkan alokasi
tambahan blok pita frekuensi untuk ijin penyelenggaraan 3G sebesar 2x5 MHz. Sehubungan
dengan alokasi tambahan tersebut, Perusahaan diwajibkan membayar upfront fee sebesar Rp
328 miliar (Rupiah penuh) serta membayar Biaya IPSFR tahunan dengan formula yang sama
dengan ijin penyelenggaraan 3G yang diperoleh Perseroan pada tahun 2006.
Pada tanggal 13 Desember 2010, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 76/2010
untuk mengubah Peraturan Pemerintah No. 7/2009. Peraturan ini menentukan bahwa beban hak
penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio terdiri dari BHP untuk izin stasiun radio (ISR) dan
BHP untuk izin pita spektrum frekuensi radio (IPSFR). Perubahan ini lebih lanjut menjelaskan
penerapan formula tertentu dalam menghitung BHP IPSFR. Pelaksanaannya diharapkan secara
bertahap dalam waktu lima tahun terhitung sejak 15 Desember 2010. Menindaklanjuti peraturan
ini, pada tanggal 15 Desember 2010 Menteri Komunikasi dan Informatika menerbitkan surat
keputusan No. 456A/KEP/M.KOMINFO/12/2010 dimana penggunaan 2x15 MHz pita spektrum
pada 900 MHz dan 1800 MHz untuk periode 12 bulan sejak 15 Desember 2010 dikenakan BHP
IPSFR sejumlah Rp 723 miliar. Atas jumlah yang dibebankan kepada Perseroan, surat keputusan
ini secara jelas menerangkan bahwa sejumlah Rp 387 miliar pembayaran yang dilakukan pada
tahun 2010 dapat dikompensasikan sebagai pembayaran dimuka atas jumlah yang dibebankan.
Beban-beban yang terkait seperti Biaya Hak Penyelenggaraan Telekomunikasi, Biaya Kewajiban
Pelayanan Universal, Biaya Hak Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Biaya Hak
Penggunaan Pita Spektrum Frekuensi Tahunan 3G untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp 1.379.330,
Rp 1.363.309 dan Rp 845.497.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 179
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 9
1. UMUM (lanjutan)
e. Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit
Susunan Direksi dan Dewan Komisaris per 31 Desember 2010 adalah sesuai dengan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan pada tanggal 19 Maret 2010,
sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 155 tanggal 19 Maret 2010,
dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah
disesuaikan per 28 Desember 2010, dengan adanya pengunduran diri dari salah seorang
Komisaris Perseroan, YBhg Dato Yusof Annuar bin Yaacob, efektif pada tanggal 28 Desember
2010. Dikarenakan satu dan lain hal, Perseroan tidak menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) khusus untuk memutuskan permohonan pengunduran diri tersebut.
Susunan Direksi dan Dewan Komisaris per 31 Desember 2009 adalah sesuai dengan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 16 November 2009,
sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 87, tanggal 16 November
2009, dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta.
Susunan Direksi dan Dewan Komisaris 31 Desember 2008 adalah sesuai dengan keputusan Akta
Pernyataan Keputusan Rapat No. 229, tanggal 29 Juli 2008, dibuat di hadapan Sutjipto, S.H.,
Notaris di Jakarta.
Berikut ini adalah susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan per tanggal 31 Desember
2010, 2009 dan 2008:
2010 2009 2008
DIREKSI
Presiden Direktur: Hasnul Suhaimi


Direktur: P.Nicanor V.Santiago III

Joy Wahjudi

Willem Lucas Timmermans

Dian Siswarini

Joris de Fretes

DEWAN KOMISARIS
Presiden Komisaris: YBhg Tan Sri Dato Ir.Muhammad
Radzi bin Haji Mansor

Komisaris: YBhg Dato Sri Jamaludin bin
Ibrahim

Ahmad Abdulkarim Mohd Julfar

YBhg Dato Yusof Annuar bin
Yaacob


Abdul Farid bin Alias


Gita Irawan Wirjawan

Komisaris Independen: Peter J. Chambers

Dr. Ir. Giri Suseno Hadihardjono

Elisa Lumbantoruan

Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 180
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 10
1. UMUM (lanjutan)
e. Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit (lanjutan)
Komite Audit Perseroan dibentuk pada tanggal 28 Februari 2005. Susunan Komite Audit per
tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Ketua : Peter J. Chambers
Anggota : Dr. Djoko Susanto, M.S.A
Heru Prasetyo
Elisa Lumbantoruan
Corporate Secretary Perseroan per tanggal 31 December 2010 adalah Murni Nurdini, per tanggal
31 Desember 2009 adalah Sutrisman, dan per tanggal 31 Desember 2008 adalah Ike Andriani.
Kantor pusat Perseroan terletak di grhaXL, Jalan Mega Kuningan Lot. E4-7 No. 1 Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950, Indonesia.
f. Anak Perusahaan
Perseroan memiliki anak perusahaan yang didirikan untuk penerbitan obligasi dan pinjaman
sebagai berikut:
Persentase
kepemilikan
Negara
domisili
Tahun
penyertaan
Excel Phoneloan 818 B.V.* 100%
Belanda
1997
GSM One (L) Ltd. 100%
Malaysia
1996
GSM Two (L) Ltd. 100%
Malaysia
1997
Excelcomindo Finance Company B.V. 100%
Belanda
2003
Jumlah aset anak perusahaan sebelum eliminasi adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Excel Phoneloan 818 B.V.* - 12.951 14.916
GSM One (L) Ltd. - - -
GSM Two (L) Ltd. - - -
Excelcomindo Finance Company B.V. 41.729 631.822 1.478.696
* Pada April 2010, izin usaha Excel Phoneloan 818 B.V. dinyatakan berakhir oleh Kamar Dagang Belanda sebagai
penegasan likuidasi yang berlaku efektif pada 14 Desember 2009, sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Laporan keuangan konsolidasian PT XL Axiata Tbk dan anak perusahaan (bersama-sama disebut
Grup) disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 28 Januari 2011.
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian Grup, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. VIII.G.7 tentang Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan dan No. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Telekomunikasi.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 181
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian dan instrumen derivatif,
disusun dengan konsep harga perolehan dan dasar akrual. Instrumen derivatif diakui
berdasarkan nilai wajar.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan
sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas atas dasar
kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan
deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang.
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus,
disajikan dalam dan dibulatkan menjadi jutaan Rupiah yang terdekat.
b. Prinsip-prinsip konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perseroan dan entitas-entitas
yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung oleh Perseroan.
Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perseroan dan
tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perseroan tidak mempunyai pengendalian efektif.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan di dalam Grup yang
material telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
Laporan keuangan anak perusahaan yang berada di luar Indonesia dijabarkan ke mata uang
Rupiah dengan menggunakan dasar sebagai berikut:
- Akun-akun moneter neraca dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia
yang berlaku pada tanggal neraca seperti dijelaskan dalam Catatan 2l. Akun-akun non
moneter neraca dijabarkan dengan menggunakan kurs historis pada tanggal transaksi.
- Akun-akun laba rugi dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata selama tahun berjalan
sebagai berikut (Rupiah penuh):
2010 2009 2008
Dolar Amerika (USD) 9.112 10.485 9.629
Euro (EUR) 12.103 14.565 14.205
Dolar Singapura (SGD) 6.652 7.194 6.820
Perbedaan yang timbul dari penjabaran akun-akun neraca dan laba rugi dari anak perusahaan di
luar negeri diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan dengan dasar bahwa
kegiatan usaha anak perusahaan di luar negeri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perseroan dan karena itu, seluruh operasi di luar negeri tersebut dianggap seolah-olah telah
dilaksanakan sendiri oleh Perseroan.
c. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Perseroan dan anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa. Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sesuai dengan yang diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 7 Pengungkapan Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa. Pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa
adalah bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai
pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 182
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
c. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lanjutan)
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
d. Pengakuan pendapatan dan beban
(i) Jasa telekomunikasi selular
Pendapatan dari percakapan dan non percakapan yang berasal dari penggunaan jaringan
Perseroan oleh pelanggan GSM (Global System for Mobile communications) yang meliputi
airtime, interkoneksi lokal, sambungan lintas jarak jauh domestik, sambungan lintas jarak
jauh internasional, jelajah internasional (international roaming) dan layanan nilai tambah,
yang dibebankan kepada pelanggan berdasarkan tarif yang berlaku dan durasi dari
hubungan telepon melalui jaringan selular Perseroan. Pendapatan percakapan diakui pada
saat percakapan terjadi dan diukur berdasarkan durasi pemakaian aktual dan
menggunakan tarif yang berlaku.
Pendapatan abonemen berasal dari pelanggan pasca bayar yang dibebankan pada
pelanggan selama periode tertentu, melalui tagihan bulanan.
Pendapatan prabayar berasal dari penjualan paket perdana dan penjualan voucher. Paket
perdana terdiri dari kartu SIM (Subscriber Identity Module) dan voucher. Pendapatan atas
penjualan kartu SIM dan diskon yang diberikan diakui pada waktu penyerahan kepada
distributor atau langsung ke pelanggan, di luar pajak pertambahan nilai. Pendapatan
atas penjualan voucher untuk prabayar tidak diakui pada waktu penjualannya. Pada saat
voucher terjual, total airtime yang terjual, tanpa pengurangan biaya komisi, akan diakui
sebagai pendapatan tangguhan. Pendapatan akan diakui sebagai pendapatan
telekomunikasi selular di laporan laba rugi konsolidasian pada saat penggunaan oleh
pelanggan prabayar atau pada saat nilai voucher sudah melewati masa berlakunya.
(ii) Jasa interkoneksi selular
Pendapatan interkoneksi dari operator-operator lain dan pendapatan inbound roaming dari
penyelenggara jasa telekomunikasi luar negeri diakui berdasarkan percakapan aktual
sesuai dengan trafik yang tercatat.
(iii) Jasa telekomunikasi lainnya
Pendapatan penyewaan sambungan sirkit dan menara telekomunikasi serta penyediaan
jasa internet dan jasa jelajah nasional diakui setiap bulannya berdasarkan harga yang
tercantum dalam perjanjian kerjasama antara pelanggan dan Perseroan. Pendapatan yang
diterima dimuka dicatat sebagai pendapatan tangguhan dan diakui sebagai pendapatan
pada saat jasa diberikan kepada pelanggan.
Pendapatan dari ITKP/VoIP diakui pada saat jasa terjadi berdasarkan tarif yang berlaku.
(iv) Beban
Beban diakui berdasarkan metode akrual.
e. Piutang usaha
Piutang usaha disajikan dalam jumlah yang diestimasi akan diterima setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan evaluasi manajemen
terhadap status piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan
tertagih.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 183
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
f. Persediaan
Persediaan, yang terutama terdiri dari voucher dan kartu SIM, dinilai berdasarkan nilai yang lebih
rendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi. Harga perolehan dihitung
berdasarkan metode rata-rata bergerak.
Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak laris ditentukan berdasarkan estimasi penjualan
masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.
g. Sewa
Pada tahun 2007, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) menerbitkan PSAK 30 (Revisi
2007), Sewa, yang mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi. PSAK ini berlaku efektif
untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2008.
Sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2007), klasifikasi sewa didasarkan atas sejauh mana risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee.
Pada tahun 2008, DSAK Keuangan menerbitkan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) 8, "Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan
Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK 30 (Revisi 2007)".
(i) Sebagai lessee
Sewa dimana seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset secara
signifikan berada pada lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa
dalam sewa operasi dibebankan di laporan laba rugi konsolidasian dengan dasar garis lurus
selama masa sewa.
Sewa dimana Perseroan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat terkait
dengan pemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan
dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini
dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Setiap pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan
bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sedemikian rupa sehingga menghasilkan
suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo pembiayaan. Jumlah kewajiban
sewa, dikurangi beban keuangan disajikan sebagai hutang jangka panjang. Unsur bunga
dalam beban keuangan dibebankan di laporan laba rugi konsolidasian setiap periode
selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga
periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa
pembiayaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa
dan umur manfaatnya.
(ii) Sebagai lessor
Apabila aset disewakan melalui sewa pembiayaan, nilai kini pembayaran sewa diakui
sebagai piutang. Selisih antara nilai piutang bruto dan nilai kini piutang tersebut diakui
sebagai penghasilan sewa pembiayaan tangguhan. Penghasilan sewa diakui selama masa
sewa dengan menggunakan metode investasi neto yang mencerminkan suatu tingkat
pengembalian periodik yang konstan.
Apabila aset disewakan melalui sewa operasi, aset disajikan di neraca sesuai sifat aset
tersebut. Penghasilan sewa diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama
masa sewa.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 184
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
h. Aset tetap dan penyusutan
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk pajak impor yang berlaku, bea masuk,
biaya pengangkutan, biaya penanganan, biaya penyimpanan, biaya penyediaan lokasi, biaya
pemasangan, biaya upah tenaga kerja internal, estimasi awal biaya pembongkaran, pemindahan
aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dimulai
sejak aset mulai atau siap digunakan, dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
estimasi masa manfaat ekonomis yang menghasilkan persentase penyusutan tahunan dari harga
perolehan sebagai berikut:
Bangunan : 5%, 12,5%
Peralatan jaringan
- Menara GSM : 6,25%
- Kabel serat optik : 10%
- Peralatan jaringan lainnya : 10%, 12.5%, 20%, 25%, 50%
Prasarana kantor : 25%
Mesin dan peralatan : 25%
Perabot dan perlengkapan kantor : 25%
Sistem pendukung : 25%
Kendaraan bermotor : 25%
Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan.
Perseroan melakukan evaluasi atas penurunan nilai aset tetap apabila terdapat peristiwa atau
keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tetap tersebut kemungkinan tidak dapat
dipulihkan. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai
aset tersebut diturunkan menjadi sebesar estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali, yang
ditentukan berdasarkan nilai tertinggi antara harga jual bersih atau nilai pakai.
Akumulasi biaya perolehan peralatan jaringan mula-mula dikapitalisasi sebagai Aset Dalam
Penyelesaian. Biaya perolehan ini akan direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat aset tersebut
siap digunakan.
Biaya-biaya setelah perolehan awal dimasukkan di dalam jumlah tercatat aset dan diakui secara
terpisah, hanya jika terdapat kemungkinan besar biaya yang dikapitalisasi tersebut akan
memberikan manfaat ekonomis bagi Perseroan dan dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat
dari komponen yang diganti dihapuskan. Biaya untuk memutakhirkan perangkat lunak
dikapitalisasi dan nilai yang semula dicatat dihapuskan pada saat pemutakhiran perangkat lunak
dilakukan.
Seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Apabila aset tetap dilepas, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari
laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam
laporan laba rugi periode berjalan.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 185
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
h. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan)
Pada tahun 2007, DSAK menerbitkan PSAK 16 (Revisi 2007), Aset Tetap. PSAK ini berlaku
efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2008. Sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2007), Perseroan diharuskan memilih antara metode
biaya atau metode revaluasi sebagai kebijakan akuntansi untuk mengukur biaya perolehan.
Sehubungan dengan ini, Perseroan memilih untuk menggunakan metode biaya. Sesuai dengan
PSAK 16 (Revisi 2007), estimasi awal biaya pembongkaran, pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset dikapitalisasi sebagai biaya perolehan komponen. Di tahun 2008, Perseroan mencatat
estimasi biaya pembongkaran dan restorasi lokasi Base Transceiver Stations (BTS) sebagai
bagian dari komponen biaya perolehan. Estimasi ini dihitung berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan dalam perjanjian penyewaan BTS, atau jika di dalam perjanjian tidak disebutkan
biayanya, maka Perseroan menggunakan estimasi yang paling mendekati. Manajemen
melakukan penelaahan berkala atas estimasi yang digunakan.
Perubahan estimasi masa manfaat ekonomis
Pada 1 Januari 2008, Perseroan mengubah estimasi masa manfaat ekonomis dari beberapa
komponen peralatan jaringan lainnya dari 10 (sepuluh) dan 8 (delapan) tahun (10% dan 12,5%)
menjadi 4 (empat) dan 5 (lima) tahun (25% dan 20%) guna mencerminkan manfaat aset pada
saat ini dan selanjutnya disusutkan selama sisa taksiran umur yang baru.
Pada 1 Maret 2010, Perseroan mengubah estimasi masa manfaat ekonomis dari beberapa
komponen peralatan jaringan lainnya dari 8 (delapan) tahun (12,5%) menjadi 5 (lima) tahun
(20%) guna mencerminkan manfaat aset pada saat ini dan selanjutnya disusutkan selama sisa
taksiran umur yang baru.
i. Aset tidak berwujud
Ijin pita spektrum 3G disajikan sebesar harga perolehan (lihat Catatan 1d dan 6). Aset tersebut
mempunyai umur manfaat yang terbatas dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi
akumulasi amortisasi. Amortisasi dihitung menggunakan metode garis lurus selama perkiraan
masa manfaat aset (10 (sepuluh) tahun). Amortisasi dimulai pada saat aset siap untuk digunakan
dan biaya amortisasi dibebankan ke beban usaha lain-lain.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia tidak memberikan panduan secara jelas dan
eksplisit mengenai apakah komitmen untuk membayar biaya tahunan selama 10 (sepuluh) tahun
sebagai akibat dari diperolehnya ijin pita spektrum 3G merupakan suatu kewajiban dan apakah
biaya tahunan selama 10 (sepuluh) tahun (Biaya Hak Penggunaan atau BHP) dianggap sebagai
bagian dari harga perolehan ijin. Manajemen menilai bahwa kelanjutan pembayaran biaya
tahunan tidak diperlukan lagi jika Perseroan memutuskan untuk tidak menggunakan ijin tersebut
lagi. Manajemen menganggap pembayaran biaya tahunan sebagai biaya penggunaan
berdasarkan interpretasi manajemen terhadap keadaan ijin dan konfirmasi tertulis dari Direktorat
Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Oleh karena itu, biaya tahunan tersebut tidak dianggap
sebagai bagian dari harga perolehan dalam mendapatkan ijin tersebut.
Jika di masa yang akan datang, peraturan dan kondisi sehubungan dengan pembayaran biaya
tahunan berubah, dimana pembayaran terhadap sisa biaya-biaya tahunan tersebut tidak dapat
dihindari jika Perseroan menyerahkan ijin tersebut, Perseroan akan mengakui nilai wajar biaya
tahunan sebagai aset tidak berwujud dan kewajiban yang terkait sebesar nilai kini dari sisa biaya-
biaya tahunan pada saat terjadinya perubahan tersebut.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 186
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
j. Pinjaman
Pinjaman pada awalnya diakui sebesar jumlah uang yang diterima netto setelah dikurangi biaya-
biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman dicatat sebesar selisih antara jumlah yang
diterima netto setelah dikurangi biaya-biaya transaksi) dengan nilai penyelesaian pinjaman.
Biaya-biaya transaksi yang timbul untuk memperoleh pinjaman diamortisasi dengan
menggunakan metode bunga efektif selama periode pinjaman.
k. Biaya emisi obligasi dan saham
Biaya emisi obligasi dikurangkan dari hasil penerbitan obligasi dalam neraca konsolidasian
sebagai diskonto dan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif selama jangka waktu
obligasi.
Biaya emisi saham dikurangkan dari akun Tambahan Modal Disetor dalam laporan keuangan
konsolidasian.
l. Penjabaran mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs
yang berlaku pada tanggal transaksi.
Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke mata
uang Rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Kurs dari
mata uang asing utama yang digunakan adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):
2010 2009 2008
Dolar Amerika (USD) 8.991 9.400 10.950
Euro (EUR) 11.956 13.510 15.432
Dolar Singapura (SGD) 6.981 6.699 7.607
Franc Swiss (CHF) 9.600 9.087 10.349
Dolar Australia (AUD) 9.143 8.432 7.556
Keuntungan atau kerugian dari selisih kurs, yang sudah terealisasi maupun yang belum, baik
yang berasal dari transaksi dalam mata uang asing maupun penjabaran aset dan kewajiban
moneter dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
m. Perpajakan
Pajak penghasilan tangguhan diakui dengan menggunakan balance sheet liability method, untuk
semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak atas aset dan kewajiban dengan nilai
tercatatnya untuk masing-masing perusahaan.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang telah secara
substantif berlaku pada tanggal neraca dan yang akan digunakan pada saat aset dipulihkan atau
kewajiban dilunasi.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar
kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk
dikompensasi.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika
mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 187
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
n. Imbalan kerja
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode
akrual.
Imbalan pasca kerja
Imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung
berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU 13/2003).
Sehubungan dengan imbalan pensiun, sejak bulan April 2002 Perseroan mengikuti program
pensiun iuran pasti yang diselenggarakan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Program ini
disediakan untuk semua karyawan tetap yang berumur di bawah 50 (lima puluh) tahun pada saat
dimulainya program ini di bulan April 2002. Kontribusi untuk program pensiun ini adalah 10% dari
gaji pokok bersih yang terdiri dari 7% berasal dari Perseroan dan 3% berasal dari karyawan.
Karyawan berhak atas manfaat pensiun dari Dana Pensiun yang meliputi kontribusi dana pensiun
dan akumulasi bunganya, apabila karyawan tersebut pensiun, cacat atau meninggal dunia.
Sesuai dengan UU 13/2003, Perseroan berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun
bila program yang ada sekarang belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU 13/2003.
Kewajiban yang diakui di neraca konsolidasian adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada
tanggal neraca sesuai dengan UU 13/2003 atau Peraturan Perusahaan Perseroan (mana yang
lebih tinggi), dikurangi dengan nilai wajar aset program pensiun Perseroan dan penyesuaian atas
keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
Kewajiban imbalan pasti dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode
Projected Unit Credit. Dalam menghitung imbalan pasca kerja, aktuaris independen telah
memperhitungkan juga kontribusi yang telah dilakukan oleh Perseroan kepada PT Asuransi Jiwa
Manulife Indonesia.
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa
depan dengan menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dengan pertimbangan saat ini
tidak ada pasar aktif untuk Obligasi korporasi berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah, sama
dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu
yang mendekati jangka waktu kewajiban imbalan pensiun yang bersangkutan.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian, perubahan dalam asumsi-
asumsi aktuarial dan perubahan dalam program pensiun yang jumlahnya melebihi jumlah yang
lebih besar antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti,
dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi konsolidasian selama rata-rata sisa masa kerja
yang diharapkan dari karyawan tersebut.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi konsolidasian, kecuali perubahan
terhadap program pensiun tersebut mengharuskan karyawan tersebut tetap bekerja selama
periode waktu tertentu untuk mendapatkan hak tersebut (periode vesting). Dalam hal ini, biaya
jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 188
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
n. Imbalan kerja (lanjutan)
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Imbalan kerja jangka panjang lainnya seperti kompensasi ditangguhkan yang dibayar 12 bulan
atau lebih setelah jasa diberikan, dihitung berdasarkan kebijakan Perseroan dengan
menggunakan metodologi yang sama untuk imbalan pasca kerja lainnya yang disederhanakan.
Kompensasi berbasis saham
Perseroan menjalankan program kompensasi berbasis saham dengan penyelesaian
menggunakan ekuitas. Nilai wajar dari jasa karyawan yang dikompensasikan dengan saham
Perseroan diakui sebagai beban di laporan laba rugi sepanjang periode vesting dan mengkredit
akun tambahan modal disetor. Jumlah keseluruhan yang diakui sepanjang periode vesting
ditentukan berdasarkan nilai wajar saham yang diberikan pada tanggal pemberian kompensasi.
Pada setiap periode vesting, Perseroan mencadangkan nilai kompensasi berdasarkan jumlah
insentif yang akan menjadi hak karyawan pada tanggal vesting dan mengakui dampaknya pada
laporan laba rugi.
o. Aset dan kewajiban keuangan
Pada tahun 2006, DSAK menerbitkan PSAK 50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian
dan Pengungkapan dan PSAK 55 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran. Kedua pernyataan ini menggantikan PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu
dan PSAK 55 Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai. Kedua pernyataan ini
berlaku untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal
1 Januari 2010.
Dalam rangka penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Perseroan
mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan kewajiban keuangan.
Aset keuangan
Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset
keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini
tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi
aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan
yang diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang
diperdagangkan jika perolehannya ditujukan untuk dijual atau dibeli kembali dalam waktu
dekat dan terdapat bukti adanya kecenderungan ambil untung dalam jangka pendek.
Piutang derivatif dikategorikan sebagai aset keuangan yang diperdagangkan kecuali
ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang
diperdagangkan kecuali piutang derivatif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul atas perubahan nilai wajar derivatif yang dikelola
sehubungan dengan aset keuangan yang ditetapkan, diakui sebagai bagian dari
"keuntungan/kerugian selisih kurs.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 189
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
o. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
Aset keuangan (lanjutan)
(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada
saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif. Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi,
investasi bersih dalam sewa pembiayaan, piutang lain-lain dan aset lain-lain.
(iii) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif
dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta
Manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan
tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
a) investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
b) investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
c) investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasi sebagai kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual
Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang
ditujukan untuk dimiliki sampai periode yang tidak ditentukan, yang mana dapat dijual dalam
rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi. Selanjutnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur
pada nilai wajarnya sampai dengan dihentikan pengakuannya, dimana laba atau rugi atas
perubahannya dicatat pada laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk kerugian penurunan
nilai dan laba rugi dari selisih kurs. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami
penurunan nilai, akumulasi laba dan rugi yang sebelumnya dicatat pada laporan perubahan
ekuitas, diakui pada laporan laba rugi. Pendapatan bunga yang dihitung menggunakan
metode suku bunga efektif serta keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai tukar dari
aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada
laporan laba rugi.
Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak regular ketika mencatat
transaksi aset keuangan.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 190
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
o. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
Kewajiban keuangan
Perseroan mengklasifikasikan kewajiban keuangannya dalam kategori (i) kewajiban keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi.
(i) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah
kewajiban keuangan yang diperdagangkan. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai
kewajiban keuangan yang diperdagangkan jika perolehannya ditujukan untuk dijual atau
dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti adanya kecenderungan ambil untung
dalam jangka pendek. Hutang derivatif dikategorikan sebagai kewajiban keuangan yang
diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Tidak ada kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang
diperdagangkan kecuali hutang derivatif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul atas perubahan nilai wajar derivatif yang dikelola
sehubungan dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan, diakui sebagai bagian dari
"keuntungan/kerugian selisih kurs.
(ii) Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diklasifikasikan dalam kategori ini dan diukur pada
biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi antara lain, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, pinjaman dan
obligasi.
Estimasi nilai wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan
kuotasi nilai pasar pada tanggal neraca. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Perseroan untuk aset
keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk kewajiban keuangan
menggunakan harga jual (ask price).
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan
dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perseroan menggunakan metode discounted
cash flow dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat
tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.
p. Laba/(rugi) bersih per saham
Laba/(rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba/(rugi) bersih yang tersedia
bagi pemegang saham biasa dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
sepanjang tahun.
Laba/(rugi) bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba/(rugi) bersih dengan rata-
rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan, yang
disesuaikan untuk mengasumsikan konversi efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif.
q. Dividen
Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perseroan diakui sebagai kewajiban dalam
laporan keuangan konsolidasian pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para
pemegang saham Perseroan.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 191
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 192
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 22
4. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
2010 2009 2008
Pihak domestik
- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 78.776 28.343 12.217
- PT Natrindo Telepon Seluler 59.758 11.361 13.854
- PT Hutchison CP Telecommunications 41.913 10.361 6.299
- PT Mora Telematika Indonesia 37.096 50.938 80.301
- PT Indosat Tbk 26.208 18.877 2.730
- PT Bakrie Telecom Tbk 19.655 21.388 5.450
- PT AJN Solusindo 10.080 - -
- PT Dayamitra Telekomunikasi 9.749 - -
- PT Bank Commonwealth 5.904 1.390 1.267
- PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia 3.416 1.994 24.175
- PT Nettocyber Indonesia 2.407 3.519 4.513
- PT Insan Sarana Telematika 1.598 3.456 3.085
- Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 3.000) 124.996 180.433 233.852
421.556 332.060 387.743
Pihak internasional
- Shinetown Telecommunication Ltd. 9.932 9.764 13.520
- Telstra Corporation Ltd. - Australia - 5.670 558
- Digi Telecommunications Sdn Bhd - - 3.463
- Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 3.000) 13.226 7.997 14.618
23.158 23.431 32.159
444.714 355.491 419.902
Penyisihan piutang ragu-ragu (39.156) (83.604) (103.182)
405.558 271.887 316.720
Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Belum jatuh tempo 274.530 207.067 176.458
Jatuh tempo 1 - 30 hari 64.940 57.975 50.198
Jatuh tempo 31 - 60 hari 32.744 29.004 46.340
Jatuh tempo > 61 hari 72.500 61.445 146.906
444.714 355.491 419.902
Perubahan penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Penyisihan piutang ragu-ragu - awal 83.604 103.182 119.005
Beban piutang tidak tertagih 14.297 41.769 59.376
Penghapusan piutang ragu-ragu (58.745) (61.347) (75.199)
Penyisihan piutang ragu-ragu - akhir 39.156 83.604 103.182
Berdasarkan hasil penelaahan atas kolektibilitas akun piutang masing-masing pelanggan, manajemen
berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kerugian atas tidak
tertagihnya piutang usaha.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 193
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 23
5. UANG MUKA DAN BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Akun ini terdiri dari uang muka kepada karyawan, transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa dan pihak ketiga untuk pembayaran beban-beban operasional Perseroan, seperti utilitas, bea
masuk dan beban dibayar dimuka untuk transaksi sewa, asuransi, pemeliharaan dan beban frekuensi
tahunan.
2010 2009 2008
Beban frekuensi tahunan 733.419 35.195 19.411
Sewa dibayar dimuka - bagian lancar 304.304 300.353 236.124
Beban dibayar dimuka lainnya - bagian lancar 171.729 140.045 101.354
Uang muka atas beban operasional 20.421 6.064 21.371
1.229.873 481.657 378.260
Beban frekuensi tahunan mencakup pemakaian spektrum 2G adan 3G. Beban tahunan ijin pita
spektrum 2G (lihat Catatan 1d) berlaku untuk periode 12 bulan sejak 15 Desember 2010.
Sebelumnya Perseroan membebankan BHP radio pada periode berjalan dengan menggunakan
estimasi. Sejak diterbitkannya Surat Keputusan No. 456A/KEP/M.KOMINFO/12/2010, BHP ijin pita
spektrum frekuensi radio 2G untuk tahun pertama ditetapkan sejumlah Rp 723 miliar.
Lihat Catatan 24 untuk informasi mengenai pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
6. ASET LAIN-LAIN
2010 2009 2008
Sewa dibayar dimuka - bagian yang jatuh tempo
lebih dari satu tahun 772.139 764.717 823.066
Beban dibayar dimuka lainnya - bagian yang jatuh
tempo lebih dari satu tahun 116.488 201.349 122.161
Uang muka kepada pemasok 29.613 10.551 135.595
Deposito bank dan saldo bank yang dibatasi
penggunaannya 14.489 15.305 17.386
Beban tangguhan 12.738 51.392 8.560
Lain-lain 14.592 12.234 12.993
960.059 1.055.548 1.119.761
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan:
Piutang sewa pembiayaan 651.134 732.728 -
Penghasilan bunga atas sewa pembiayaan yang
ditangguhkan (308.148) (357.441) -
342.986 375.287 -
Aset tidak berwujud - ijin 3G:
Harga perolehan 703.627 376.000 376.000
Akumulasi amortisasi (182.430) (131.930) (92.351)
521.197 244.070 283.649
1.824.242 1.674.905 1.403.410
Dikurangi:
Deposito bank dan saldo bank yang dibatasi
penggunaannya - jangka pendek (14.489) (15.305) (16.705)
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan
- jangka pendek (16.572) (15.444) -
Aset lancar lain-lain (31.061) (30.749) (16.705)
Aset tidak lancar lain-lain 1.793.181 1.644.156 1.386.705
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 194
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 24
6. ASET LAIN-LAIN (lanjutan)
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan piutang atas transaksi sewa jaringan serat optik
Perseroan oleh PT Hutchison CP Telecommunications (HCPT) dan PT Mora Telematika Indonesia
(Moratel) (lihat Catatan 29l). Transaksi tersebut menghasilkan keuntungan sejumlah Rp 465.047 pada
tahun 2009. Rincian investasi bersih dalam sewa pembiayaan berdasarkan masa jatuh temponya
adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Kurang dari 1 tahun 63.341 64.737 -
Antara 1 tahun sampai 5 tahun 248.176 253.762 -
Lebih dari 5 tahun 339.617 414.229 -
651.134 732.728 -
Penghasilan bunga atas sewa pembiayaan
yang ditangguhkan (308.148) (357.441) -
Investasi bersih dalamsewa pembiayaan 342.986 375.287 -
Pada tanggal 31 Desember 2010, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan
nilai untuk aset tidak berwujud. Lihat Catatan 24 untuk informasi mengenai pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
7. ASET TETAP
2010
Awal Penambahan Pengurangan Transfer Akhir
Harga perolehan
Tanah 170.943 1.106 (77) 13.465 185.437
Bangunan 219.587 1.733 (368) 111 221.063
Peralatan jaringan 33.594.266 2.373.470 (343.820) 999.425 36.623.341
Prasarana kantor 116.015 3.145 (4.438) 375 115.097
Mesin dan peralatan 673.380 204.772 (4.660) 7.299 880.791
Perabot dan perlengkapan kantor 95.416 9.037 (9.561) 1.547 96.439
Sistem pendukung 394.549 108.075 - 17.486 520.110
Kendaraan bermotor 18.592 - (4.070) - 14.522
35.282.748 2.701.338 (366.994) 1.039.708 38.656.800
Aset dalam penyelesaian 1.421.052 1.008.138 (51.910) (1.039.708) 1.337.572
36.703.800 3.709.476 (418.904) - 39.994.372
Akumulasi penyusutan
Bangunan (50.515) (21.049) 358 - (71.206)
Peralatan jaringan (12.249.404) (3.788.615) 343.257 - (15.694.762)
Prasarana kantor (99.138) (8.274) 4.237 - (103.175)
Mesin dan peralatan (396.041) (143.334) 4.653 - (534.722)
Perabot dan perlengkapan kantor (46.589) (19.243) 5.656 - (60.176)
Sistem pendukung (232.443) (88.546) - - (320.989)
Kendaraan bermotor (13.276) (2.937) 4.070 - (12.143)
(13.087.406) (4.071.998) 362.231 - (16.797.173)
Nilai buku bersih 23.616.394 23.197. 199
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 195
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 25
7. ASET TETAP (lanjutan)
2009
Awal Penambahan Pengurangan Transfer Akhir
Harga perolehan
Tanah 138.447 23.648 - 8.848 170.943
Bangunan 95.654 56.729 (1.938) 69.142 219.587
Peralatan jaringan 29.885.405 2.504.175 (1.231.759) 2.436.445 33.594.266
Prasarana kantor 108.018 3.240 (2.263) 7.020 116.015
Mesin dan peralatan 528.544 98.480 (31.668) 78.024 673.380
Perabot dan perlengkapan kantor 62.371 14.132 (2.463) 21.376 95.416
Sistem pendukung 333.082 45.454 (15.017) 31.030 394.549
Kendaraan bermotor 31.326 - (15.589) 2.855 18.592
31.182.847 2.745.858 (1.300.697) 2.654.740 35.282.748
Aset dalam penyelesaian 2.659.502 1.451.352 (35.062) (2.654.740) 1.421.052
33.842.349 4.197.210 (1.335.759) - 36.703.800
Akumulasi penyusutan
Bangunan (34.008) (16.723) 268 (52) (50.515)
Peralatan jaringan (10.013.758) (3.457.202) 1.223.416 (1.860) (12.249.404)
Prasarana kantor (87.571) (13.738) 2.129 42 (99.138)
Mesin dan peralatan (303.693) (120.836) 26.618 1.870 (396.041)
Perabot dan perlengkapan kantor (27.922) (19.655) 988 - (46.589)
Sistem pendukung (170.378) (70.113) 8.048 - (232.443)
Kendaraan bermotor (25.252) (3.613) 15.589 - (13.276)
(10.662.582) (3.701.880) 1.277.056 - (13.087.406)
Nilai buku bersih 23.179.767 23.616.394
2008
Awal Penambahan Pengurangan Transfer Akhir
Harga perolehan
Tanah 131.510 6.937 - - 138.447
Bangunan 53.245 4.727 (169) 37.851 95.654
Peralatan jaringan 19.407.578 9.001.586 (374.477) 1.850.718 29.885.405
Prasarana kantor 107.526 5.142 (9.138) 4.488 108.018
Mesin dan peralatan 339.665 111.553 (1.058) 78.384 528.544
Perabot dan perlengkapan kantor 33.303 12.019 (1.687) 18.736 62.371
Sistem pendukung 198.753 88.912 (25) 45.442 333.082
Kendaraan bermotor 40.880 68 (12.942) 3.320 31.326
20.312.460 9.230.944 (399.496) 2.038.939 31.182.847
Aset dalam penyelesaian 3.104.484 1.613.999 (20.042) (2.038.939) 2.659.502
23.416.944 10.844.943 (419.538) - 33.842.349
Akumulasi penyusutan
Bangunan (19.272) (10.155) 169 (4.750) (34.008)
Peralatan jaringan (7.113.751) (3.163.756) 255.165 8.584 (10.013.758)
Prasarana kantor (89.562) (11.493) 8.734 4.750 (87.571)
Mesin dan peralatan (213.957) (82.197) 1.045 (8.584) (303.693)
Perabot dan perlengkapan kantor (17.483) (11.944) 1.505 - (27.922)
Sistem pendukung (118.336) (52.052) 10 - (170.378)
Kendaraan bermotor (34.360) (3.690) 12.798 - (25.252)
(7.606.721) (3.335.287) 279.426 - (10.662.582)
Nilai buku bersih 15.810.223 23.179.767
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 196
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 26
7. ASET TETAP (lanjutan)
Perseroan mempunyai tanah yang tersebar di seluruh Indonesia berdasarkan Hak Guna Bangunan
(HGB) yang mempunyai masa manfaat antara 20-30 tahun yang akan berakhir antara tahun 2012
sampai dengan 2040.
Per tanggal 31 December 2010, terdapat 88 lokasi tanah Perseroan dengan nilai buku sebesar
Rp 38.982 yang sertifikat HGB-nya masih dalam proses pengurusan.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak akan ada halangan yang berarti dalam proses perpanjangan
hak atas tanah tersebut saat masa berlakunya berakhir.
Aset dalam penyelesaian
2010 2009 2008
Peralatan jaringan 1.076.194 1.301.853 2.384.150
Non peralatan jaringan 261.378 119.199 275.352
1.337.572 1.421.052 2.659.502
Aset dalam penyelesaian terutama terdiri dari peralatan BTS baru dan perangkat lainnya yang akan
atau sedang dipasang. Pada saat unit peralatan ini selesai dipasang, nilai tercatatnya direklasifikasi ke
aset tetap - peralatan jaringan.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada halangan berarti yang dapat mengganggu penyelesaian
aset dalam penyelesaian tersebut di atas.
Perhitungan rugi penjualan dan penghapusan aset tetap adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Harga perolehan 418.904 1.335.759 419.538
Akumulasi penyusutan (362.231) (1.277.056) (279.426)
Nilai buku bersih 56.673 58.703 140.112
Penerimaan dari aset yang dijual dan
penggantian asuransi (24.700) (23.730) (100.898)
Kerugian penjualan dan penghapusan aset tetap 31.973 34.973 39.214
Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap Perseroan dan anak perusahaan diasuransikan terhadap
risiko kerugian property all risks and business interruption dengan nilai pertanggungan sejumlah USD
2.612.000.000 kepada pihak ketiga, yaitu PT MAA General Assurance, yang menurut pendapat
manajemen cukup untuk menutup kerugian yang terjadi.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset tetap pada tanggal-tanggal
pelaporan.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 197
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 27
8. HUTANG USAHA DAN HUTANG LAIN-LAIN
2010 2009 2008
Pihak ketiga
Pembelian aset tetap 810.517 1.474.393 2.778.160
Hutang beban operasi 600.502 459.965 548.958
Hutang interkoneksi dan jasa telekomunikasi 226.837 171.035 78.370
1.637.856 2.105.393 3.405.488
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Hutang beban operasi 15.022 19.905 4.895
Hutang interkoneksi dan jasa telekomunikasi 7.173 6.949 23.358
22.195 26.854 28.253
1.660.051 2.132.247 3.433.741
Dikurangi bagian jangka pendek:
- Pihak ketiga (1.637.856) (2.072.648) (3.250.610)
- Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (22.195) (26.854) (28.253)
Bagian jangka panjang - 32.745 154.878
Hutang usaha dan hutang lain-lain berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Rupiah 857.836 687.357 928.596
Mata uang asing 802.215 1.444.890 2.505.145
1.660.051 2.132.247 3.433.741
Lihat Catatan 24 untuk informasi mengenai pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
9. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR - PIHAK KETIGA
2010 2009 2008
Lisensi dan jasa telekomunikasi 608.329 229.413 46.177
Gaji dan kesejahteraan karyawan 228.536 165.242 126.266
Bunga 58.062 104.959 156.085
Lain-lain 47.872 49.719 100.073
942.799 549.333 428.601
10. PENDAPATAN TANGGUHAN
2010 2009 2008
Jasa telekomunikasi selular 563.911 592.098 575.858
Sewa menara 20.197 4.307 14.419
Sirkit langganan 2.606 1.499 1.155
586.714 597.904 591.432
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 198
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 28
11. PINJAMAN JANGKA PANJANG
2010 2009 2008
Setara Setara Setara
dengan dengan dengan
Mata uang asli Rupiah Mata uang asli Rupiah Mata uang asli Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(Bank Mandiri) Rp 4.300.000 4.300.000 Rp 3.200.000 3.200.000 Rp 3.600.000 3.600.000
Exportkreditnmnden (EKN) USD 241.091.940 2.167.658 USD 344.364.981 3.237.031 USD 213.949.508 2.342.747
PT Bank Sumitomo Mitsui
Indonesia Rp 1.000.000 1.000.000 Rp 300.000 300.000 Rp 300.000 300.000
The Bank of Tokyo -
Mitsubishi UFJ, Ltd. Rp 1.000.000 1.000.000 - - - -
PT ANZ Panin Bank Rp 250.000 250.000 Rp 250.000 250.000 Rp 250.000 250.000
PT Bank DBS Indonesia - - Rp 700.000 700.000 Rp 700.000 700.000
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) - - Rp 3.000.000 3.000.000 Rp 3.000.000 3.000.000
Standard Chartered Bank (SCB) - - USD 50.000.000 470.000 USD 150.000.000 1.642.500
Fasilitas pinjaman sindikasi I - - - - USD 140.000.000 1.533.000
PT Bank Mizuho Indonesia - - - - USD 50.000.000 547.500
DBS Bank Ltd. - - - - USD 50.000.000 547.500
The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Ltd.
(HSBC) - - - - USD 50.000.000 547.500
J.P. Morgan Chase Bank, N.A. - - USD 30.000.000 282.000 USD 30.000.000 328.500
8.717.658 11.439.031 15.339.247
Biaya perolehan pinjaman yang
belum diamortisasi (36.635) (25.519) (45.023)
8.681.023 11.413.512 15.294.224
Dikurangi: bagian yang jatuh
tempo dalam satu tahun (976.866) (1.921.604) (730.548)
Bagian yang jatuh tempo lebih
dari satu tahun 7.704.157 9.491.908 14.563.676
Periode
pembayaran
Total fasilitas Jadwal pembayaran bunga Tingkat bunga Jaminan
Bank Mandiri
- Fasilitas tanggal
19 Desember 2007 Rp 4.000.000 Cicilan setiap tahun bulanan JIBOR 1 bulan Tidak ada
(Desember 2008- + marjin 1,50%
September 2012)
- Fasilitas tanggal
17 September 2010 Rp 2.500.000 Cicilan setiap tahun kwartalan JIBOR 3 bulan Tidak ada
(September 2011- + marjin 1%
September 2015)
EKN
- Fasilitas 1 tanggal
12 Desember 2008 USD 213.949.508 Cicilan setiap 6 bulan enam bulanan LIBOR 6 bulan Tidak ada
(15 Januari 2009 - + marjin 0,35%
15 Juli 2015) + SEK funding cost
- Fasilitas 2A tanggal
23 Maret 2009 USD 123.579.208 Cicilan setiap 6 bulan enam bulanan LIBOR 6 bulan Tidak ada
(1 April 2009 - + marjin 0,35%
1 Oktober 2015) + SEK funding cost
PT Bank Sumitomo Mitsui
Indonesia Rp 1.000.000 Agustus 2013 bulanan atau SBI + marjin 0,90% Tidak ada
kwartalan
The Bank of Tokyo
Mitsubishi UFJ, Ltd.
- Fasilitas tanggal Rp 500.000 September 2012 bulanan atau SBI + marjin tertentu Tidak ada
30 September 2009 kwartalan
- Fasilitas tanggal Rp 500.000 Juli 2013 bulanan atau SBI + marjin tertentu Tidak ada
14 Juli 2010 kwartalan
PT ANZ Panin Bank Rp 250.000 September 2013 kwartalan JIBOR 3 bulan + Tidak ada
marjin 1%
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 199
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 29
11. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)
Periode
pembayaran
Total fasilitas Jadwal pembayaran bunga Tingkat bunga Jaminan
BCA
- Fasilitas tanggal Rp 1.500.000 Cicilan setiap tahun kwartalan JIBOR 3 bulan Tidak ada
27 Juli 2010 (maksimum sampai + marjin 1,40%
Januari 2016)
Perseroan diharuskan untuk mematuhi beberapa persyaratan, seperti aktivitas lindung nilai,
pembatasan atas penjualan atau pengalihan aset, mempertahankan Axiata Group Berhad baik
langsung maupun tidak langsung sebagai pemegang saham mayoritas dan mempertahankan rasio
hutang terhadap EBITDA tidak melebihi 4,5 berbanding 1,0.
Fasilitas kredit di atas ditujukan untuk pembiayaan kembali pinjaman, modal kerja dan pembelian aset
tetap. Pada setiap tanggal-tanggal pelaporan, Perseroan memenuhi seluruh persyaratan pinjaman
jangka panjang.
Pada tanggal 31 Desember 2010, fasilitas yang belum digunakan Perseroan adalah Rp 2,5 triliun
(Rupiah penuh). Pada tanggal laporan keuangan ini diterbitkan, sejumlah Rp 1,5 triliun fasilitas dari
BCA tidak digunakan dan telah berakhir (lihat catatan 32c).
Pada tanggal 27 Januari 2011, Perseroan melakukan pembayaran atas fasilitas kredit dari Bank
Mandiri sebesar Rp 400 miliar (lihat catatan 32b).
12. OBLIGASI
2010 2009 2008
Setara Setara Setara
dengan dengan dengan
Obligasi Mata uang asli Rupiah Mata uang asli Rupiah Mata uang asli Rupiah
Obligasi USD 250 juta - - USD 59.432.000 558.661 USD 127.702.000 1.398.337
Obligasi Rp 1,5 triliun
(Rupiah penuh) Rp 1.500.000 1.500.000 Rp 1.500.000 1.500.000 Rp 1.500.000 1.500.000
1.500.000 2.058.661 2.898.337
Diskonto yang belum diamortisasi (2.206) (8.510) (19.089)
1.497.794 2.050.151 2.879.248
Dikurangi: bagian yang jatuh
tempo dalam satu tahun - (553.822) -
Bagian yang jatuh tempo lebih
dari satu tahun 1.497.794 1.496.329 2.879.248
Periode
Tempat Jatuh pembayaran Tingkat
Obligasi Tanggal terbit Penerbit pencatatan tempo bunga bunga
Obligasi USD 250 juta 18 Januari 2006 Excelcomindo Singapore Exchange 18 Januari 2013 2 (dua) kali dalam 7,125%
Finance Securities setahun
Company B.V. Trading, Ltd.
Obligasi Rp 1,5 triliun 26 April 2007 PT XL Axiata Tbk Bursa Efek Indonesia 26 April 2012 4 (empat) kali 10,35%
(Rupiah penuh) dalam setahun
Obligasi Peringkat obligasi Pemeringkat Wali amanat Jaminan
Obligasi USD 250 juta BB- dan Ba2 Standard and Poor's Rating Services Bank of New York Tidak ada
dan Moody's Investors Service, Inc.
Obligasi Rp 1,5 triliun idAA- dan AA-(idn) PEFINDO dan FITCH Ratings PT Bank Permata Tbk Tidak ada
(Rupiah penuh)
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 200
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 30
12. OBLIGASI (lanjutan)
Perseroan diharuskan untuk mematuhi beberapa persyaratan antara lain pembatasan atas penjualan
dan/atau pengalihan aset dan mempertahankan rasio hutang terhadap EBITDA tidak melebihi 4,5
berbanding 1,0 selama periode pinjaman.
Perseroan telah melakukan pembelian kembali seluruh obligasi USD 250 juta secara bertahap pada
rentang harga 88,24% - 103,563% dari nilai nominal.
Pada setiap tanggal -tanggal pelaporan, Perseroan memenuhi seluruh persyaratan Obligasi, baik IDR
maupun USD.
13. KEWAJIBAN DIESTIMASI
2010 2009 2008
Estimasi kewajiban restorasi 210.327 178.466 142.066
Imbalan pasca kerja 122.398 99.956 76.912
Imbalan kerja jangka panjang lainnya 12.323 20.528 -
345.048 298.950 218.978
a. Estimasi kewajiban restorasi
2010 2009 2008
Saldo awal 178.466 142.066 -
Penambahan selama tahun berjalan 33.035 37.225 142.211
Realisasi selama tahun berjalan (1.174) (825) (145)
Saldo akhir 210.327 178.466 142.066
b. Imbalan pasca kerja
Perubahan kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai
berikut:
2010 2009 2008
Saldo awal 99.956 76.912 66.228
Penyisihan selama tahun berjalan 25.235 25.749 14.753
Pembayaran selama tahun berjalan (2.793) (2.705) (4.069)
Saldo akhir 122.398 99.956 76.912
Kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Nilai kini kewajiban 122.915 122.928 104.145
Kerugian aktuarial yang belum diakui (4.245) (27.281) (32.122)
Biaya jasa lalu yang belumdiakui 3.728 4.309 4.889
122.398 99.956 76.912
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 201
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 31
13. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan)
b. Imbalan pasca kerja (lanjutan)
Estimasi kewajiban aktuarial pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, didasarkan
pada penilaian aktuarial oleh PT Mercer Indonesia, aktuaris independen, sebagaimana tertera
dalam laporannya masing-masing tanggal 20 Januari 2011, 15 Januari 2010 dan 28 Januari
2009.
Kewajiban imbalan pasca kerja yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian adalah
sebagai berikut:
2010 2009 2008
Biaya jasa kini 14.591 13.714 14.429
Biaya bunga 10.821 11.684 9.385
Kerugian aktuarial bersih 403 931 1.631
Biaya jasa lalu (580) (580) (580)
Kurtailmen - - (10.112)
25.235 25.749 14.753
Kewajiban manfaat pensiun ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit
dengan asumsi sebagai berikut:
2010 2009 2008
Tingkat diskonto (per tahun) 9% 10,5% 12%
Tingkat kenaikan gaji (per tahun) 10% 11% 11%
14. MODAL SAHAM DAN TAMBAHAN MODAL DISETOR
Modal saham
Modal dasar adalah 22.650.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per
lembar saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh sejak tanggal 16 November 2009 adalah
8.508.000.000 lembar saham, sebelumnya adalah 7.090.000.000 lembar saham.
Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Jumlah Jumlah
lembar saham (Rp) %
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd.
(dahulu Indocel Holding Sdn. Bhd.) 5.674.125.290 567.412 66,70
Emirates Telecommunications Corporation 1.132.497.500 113.250 13,30
(Etisalat International Indonesia Ltd.)
Masyarakat (masing - masing dibawah 5 %) 1.701.377.210 170.138 20,00
8.508.000.000 850.800 100,00
Pada tanggal 31 Desember 2010 termasuk di dalam saham yang dimiliki oleh masyarakat sebesar
1.701.377.210 lembar saham terdapat saham yang dimiliki ol eh Direksi Perseroan, sebanyak
2.971.500 lembar saham.
Pada tanggal 29 Maret 2010, Axiata Group Berhad melalui Indocel Holding Sdn. Bhd. mengumumkan
Private Placement atas kepemilikan sahamnya di Perseroan yang dilakukan secara bertahap selama
bulan April 2010 dengan tujuan untuk menambah porsi kepemilikan saham publik Perseroan dan
meningkatkan likuiditas saham Perseroan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 202
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 32
14. MODAL SAHAM DAN TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan)
Modal saham (lanjutan)
Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Jumlah Jumlah
lembar saham (Rp) %
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. 7.358.709.290 735.871 86,50
Etisalat International Indonesia Ltd. 1.132.497.500 113.250 13,30
Masyarakat 16.793.210 1.679 0,20
8.508.000.000 850.800 100,00
Pada tanggal 31 Desember 2009 termasuk di dalam saham yang dimiliki oleh masyarakat sebesar
16.793.210 lembar saham terdapat saham yang dimiliki oleh Direksi Perseroan, sebanyak 732.000
lembar saham.
Pada tanggal 16 November 2009, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menyetujui PUT I dalam
rangka penerbitan HMETD. PUT I dinyatakan efektif oleh BAPEPAM-LK pada tanggal 16 November
2009. Selanjutnya pada tanggal 11 Desember 2009 Perseroan menyelesaikan PUT I tersebut dan
menerbitkan 1.418.000.000 lembar saham baru. Dana hasil PUT I digunakan oleh Perseroan untuk
pelunasan hutang (lihat catatan 1b).
Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
Jumlah Jumlah
lembar saham (Rp) %
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. 5.940.937.000 594.094 83,80
Etisalat International Indonesia Ltd. 1.132.497.500 113.250 15,97
Masyarakat 16.565.500 1.656 0,23
7.090.000.000 709.000 100,00
Pada tanggal 31 Desember 2008 termasuk di dalam saham yang dimiliki oleh masyarakat sebesar
16.565.500 lembar saham terdapat saham yang dimiliki oleh Direksi Perseroan, sebanyak 344.000
lembar saham.
Tambahan modal disetor
2010 2009 2008
Tambahan modal disetor 5.406.450 5.406.450 2.712.250
Biaya penerbitan saham (93.803) (93.803) (44.815)
Perbedaan kurs dari modal yang disetor 22.985 22.985 24.249
Cadangan kompensasi berbasis saham 20.700 - -
5.356.332 5.335.632 2.691.684
Melalui penawaran umum perdana pada bulan September 2005, Perseroan menerima USD
278.213.143,70 dan Rp 18.617.000.000 (Rupiah penuh) untuk penerbitan 1.427.500.000 lembar saham
dengan nilai nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per lembar saham. Kurs konversi mata uang USD adalah
Rp 10.195 (Rupiah penuh) untuk USD 1.
Melalui PUT I pada bulan November 2009, Perseroan menerima USD 252.795.717,45 dan Rp
438.232.620.000 (Rupiah penuh) untuk penerbitan 1.418.000.000 lembar saham dengan nilai nominal
Rp 100 (Rupiah penuh) per lembar saham. Kurs konversi mata uang USD adalah Rp 9.485 (Rupiah
penuh) untuk USD 1.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 203
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 33
14. MODAL SAHAM DAN TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan)
Tambahan modal disetor (lanjutan)
Rincian perubahan tambahan modal disetor adalah sebagai berikut:
Sebelum Penawaran Penawaran Cadangan
penawaran umum umum kompensasi
umum perdana terbatas I berbasis saham Total
Tambahan modal disetor - 2.712.250 2.694.200 - 5.406.450
Biaya penerbitan saham - (44.815) (48.988) - (93.803)
Perbedaan kurs dari modal yang disetor 11.730 12.519 (1.264) - 22.985
Cadangan kompensasi berbasis saham - - - 20.700 20.700
11.730 2.679.954 2.643.948 20.700 5.356.332
Kompensasi berbasis saham
Pada bulan April 2010, Komite Nominasi dan Remunerasi menyetujui program kompensasi karyawan
berbasis ekuitas berupa pemberian saham Perseroan tanpa memerlukan pembayaran kas sebagai
kompensasi atas jasa yang diberikan karyawan. Direksi dan karyawan tertentu yang telah bekerja
selama tahun berjalan dan telah memenuhi kriteria tertentu berhak untuk berpartisipasi dalam program
ini.
Berdasarkan program ini, pada tiap akhir bulan keempat setelah tahun buku yang bersangkutan
berakhir, Perseroan akan menerbitkan saham untuk karyawan yang berhak apabila Perseroan
memenuhi target kinerja yang disepakati, dan karyawan yang bersangkutan memenuhi kondisi
kinerjanya serta masih bekerja pada tanggal penerbitan saham. Saham yang diterbitkan terbagi
menjadi dua bagian yang sama, yang akan menjadi hak karyawan apabila karyawan yang
bersangkutan masih bekerja selama dua tahun dan tiga tahun sejak tanggal penerbitan saham.
Seluruh karyawan yang berhak akan mendapatkan hingga 2,5% dari laba bersih normal Perseroan
pada tahun yang bersangkutan, dimana perhitungannya berdasarkan laba setelah pajak disesuaikan
dengan selisih kurs yang belum direalisasi dan beban one-off. Jumlah lembar saham yang diberikan
kepada karyawan yang berhak melalui program ini dihitung dengan membagi jumlah kompensasi yang
diberikan dengan nilai wajar saham pada tanggal penerbitan saham. Penerbitan saham baru Perseroan
harus mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Pelaksanaan dari program ini
meliputi tahun 2010 sampai 2015 dengan siklus pemberian kompensasi dibagi menjadi enam periode.
Pada tanggal penerbitan saham, Perseroan akan mencatat beban kompensasi tangguhan dan modal
saham serta mendebet tambahan modal disetor. Perseroan mengakui beban pada laporan laba rugi
atas transaksi kompensasi berbasis saham.
Pada tanggal 31 December 2010, tidak terdapat penambahan modal saham atas program ini. Jumlah
beban dari transaksi kompensasi berbasis saham yang diakui dalam laporan laba rugi untuk tahun
yang berakhir 31 December 2010 adalah Rp 20,7 miliar (Rupiah penuh).
15. DIVIDEN
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tanggal 4 April 2008, para pemegang
saham menyetujui pembagian dividen kas final dari laba bersih tahun 2007 sejumlah Rp 141.800.
Dividen yang dibagikan adalah sebesar Rp 20 (Rupiah penuh) per lembar saham. Dividen tersebut
telah dibayarkan seluruhnya pada tanggal 16 Mei 2008.
16. SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
Berdasarkan Undang-Undang No. 1/1995 mengenai Perseroan Terbatas, sebagaimana telah diubah
melalui Undang-Undang No. 40/2007, Perseroan diharuskan untuk membuat penyisihan cadangan
wajib hingga sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 204
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 34
16. SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA (lanjutan)
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tanggal 19 Maret 2010, 4 April 2008 dan
26 April 2007, para pemegang saham menyetujui pembentukan cadangan wajib masing-masing
sebesar Rp 100 sehingga saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya pada tanggal 31 Desember
2010 adalah Rp 300.
17. LABA/(RUGI) BERSIH PER SAHAM
2010 2009 2008
Laba/(rugi) bersih kepada pemegang saham 2.891.261 1.709.468 (15.109)
Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa
yang beredar 8.508.000.000 7.210.432.877 7.090.000.000
Laba/(rugi) bersih per saham dasar (Rupiah penuh) 340 237 (2)
Laba/(rugi) bersih per saham dilusian (Rupiah penuh) 340 237 (2)
Per tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 tidak ada efek berpotensi saham yang dapat
menimbulkan pengaruh dilusi pada laba/(rugi) bersih per saham Perseroan.
18. PENDAPATAN USAHA
2010 2009 2008
Jasa telekomunikasi selular:
Percakapan 8.456.922 7.064.139 6.626.282
Non percakapan 5.953.312 4.147.308 3.137.060
Abonemen 12.951 8.716 4.382
14.423.185 11.220.163 9.767.724
Jasa interkoneksi selular:
Interkoneksi domestik 1.069.817 942.436 1.036.861
Jelajah internasional 639.203 588.111 483.468
SMS interkoneksi 14.321 16.435 13.802
Lain-lain 3.767 3.746 3.221
1.727.108 1.550.728 1.537.352
Pendapatan usaha bruto selular 16.150.293 12.770.891 11.305.076
Diskon (178.256) (173.462) (94.781)
Pendapatan usaha bruto selular setelah
dikurangi diskon 15.972.037 12.597.429 11.210.295
Jasa telekomunikasi lainnya:
Sewa menara 792.207 600.426 276.669
Sirkit langganan 430.028 427.002 478.473
Jelajah nasional 192.370 - -
Sewa internet 52.932 52.288 63.910
Lain-lain 19.065 28.906 31.863
Jasa telekomunikasi lainnya 1.486.602 1.108.622 850.915
Diskon - - (3)
Pendapatan bruto jasa telekomunikasi lainnya
setelah dikurangi diskon 1.486.602 1.108.622 850.912
Pendapatan usaha bruto setelah dikurangi diskon 17.458.639 13.706.051 12.061.207
Lihat Catatan 24 untuk informasi mengenai pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 205
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 35
19. BEBAN INFRASTRUKTUR
2010 2009 2008
Beban lisensi 1.093.744 1.145.386 660.377
Beban sewa 889.631 865.718 519.121
Beban utilitas 614.528 599.456 388.311
Beban perbaikan dan pemeliharaan 496.391 450.402 302.488
Beban lain-lain 26.688 28.132 118.278
3.120.982 3.089.094 1.988.575
20. BEBAN INTERKONEKSI DAN JASA TELEKOMUNIKASI
2010 2009 2008
Beban interkoneksi 1.664.180 1.403.664 1.555.319
Beban jasa telekomunikasi selular lain-lain 534.712 537.520 601.106
Beban jasa telekomunikasi lainnya 104.870 86.593 139.956
2.303.762 2.027.777 2.296.381
Lihat Catatan 24 untuk informasi mengenai pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
21. BEBAN PENJUALAN DAN PEMASARAN
2010 2009 2008
Beban komisi penjualan 669.067 488.071 692.594
Beban iklan dan promosi 532.933 451.620 655.200
Beban jasa 89.324 90.677 26.681
1.291.324 1.030.368 1.374.475
Lihat Catatan 24 untuk informasi mengenai pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
22. BEBAN GAJI DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN
2010 2009 2008
Jumlah beban karyawan (termasuk karyawan temporer):
- Gaji dan tunjangan 873.387 748.512 706.479
- Pembayaran kepada program pensiun iuran pasti 18.681 17.024 16.091
- Penyisihan imbalan kerja 25.235 25.749 14.753
Jumlah beban karyawan 917.303 791.285 737.323
Beban upah internal yang dikapitalisasi sebagai
bagian dari harga perolehan aset tetap (12.895) (13.452) (14.808)
Beban gaji dan kesejahteraan karyawan 904.408 777.833 722.515
Jumlah karyawan tetap (tidak diaudit) per tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing masing
adalah 2.360, 2.076 dan 2.114 orang.
Lihat Catatan 24 untuk informasi mengenai pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 206
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 36
23. PERPAJAKAN
a. Pajak dibayar dimuka
2010 2009 2008
Pajak Pertambahan Nilai - bersih - - 393.469
Pajak Penghasilan pasal 4 (2) - 41.322 60.856
Klaim restitusi pajak:
- 2009 - 69.334 -
- 2008 - 213.198 210.373
- 2007 2.037 38.507 85.494
- 2006 784 2.005 2.005
- 2005 1.267 1.267 1.267
- 2004 1.073 1.073 1.073
- Lain - lain - 470 323
5.161 367.176 754.860
b. Hutang pajak
2010 2009 2008
Pajak Pertambahan Nilai - bersih 86.910 84.671 -
Hutang Pajak Penghasilan badan:
- Perseroan 203.859 - -
- Anak perusahaan 4.524 4.730 5.142
Pajak Penghasilan pasal 21 3.938 5.299 4.660
Pajak Penghasilan pasal 23 32.205 17.930 91.085
Pajak Penghasilan pasal 25 65.167 7.674 -
396.603 120.304 100.887
c. (Beban)/manfaat pajak penghasilan
2010 2009 2008
Kini
- Non Final (866.638) (10.750) -
- Final (10.412) (12.777) (6.011)
Tangguhan (99.670) (630.048) 60.100
(976.720) (653.575) 54.089
Terdiri dari:
- Perseroan:
- Kini
- Non Final (866.638) (10.211) -
- Final (10.412) (12.777) (6.011)
- Tangguhan (99.670) (630.048) 60.100
(976.720) (653.036) 54.089
- Anak perusahaan:
- Kini - (539) -
(976.720) (653.575) 54.089
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 207
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 37
23. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. (Beban)/manfaat pajak penghasilan (lanjutan)
Rekonsiliasi antara (beban)/manfaat pajak penghasilan Perseroan dengan hasil perkalian
laba/(rugi) akuntansi Perseroan sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku untuk
tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Laba/(rugi) konsolidasian sebelum pajak
penghasilan 3.867.981 2.363.043 (69.198)
Ditambah: rugi bersih sebelum pajak
- Anak perusahaan 2.136 5.926 7.897
Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan
- Perseroan 3.870.117 2.368.969 (61.301)
(Beban)/manfaat pajak dihitung pada
tarif efektif (967.529) (663.311) 18.391
Pendapatan kena pajak final - bersih 14.568 17.887 9.016
Beban yang tidak dapat dikurangkan (113.835) (58.558) (76.318)
Penyesuaian pajak tahun sebelumnya 100.488 (10.610) (1.716)
Perubahan tarif pajak - 74.333 110.727
Beban pajak final (10.412) (12.777) (6.011)
(Beban)/manfaat pajak penghasilan:
- Perseroan (976.720) (653.036) 54.089
- Anak perusahaan - (539) -
(976.720) (653.575) 54.089
Rekonsiliasi antara laba/(rugi) Perseroan sebelum pajak penghasilan, menurut laporan keuangan
konsolidasian dengan estimasi penghasilan/(kerugian) kena pajak untuk tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2010 2009 2008
Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan
- Perseroan 3.870.117 2.368.969 (61.301)
Perbedaan waktu:
- Selisih antara penyusutan dan amortisasi
komersial dan fiskal (791.092) (1.885.604) (646.440)
- Selisih antara (rugi)/laba pelepasan aset
tetap komersial dan fiskal (28.702) (219.307) 11.656
- Penyisihan piutang ragu-ragu (44.453) (19.552) (15.847)
- Beban yang masih harus dibayar 6.633 - -
- Penyisihan beban gaji dan imbalan karyawan 56.980 72.223 52.233
(800.634) (2.052.240) (598.398)
Perbedaan tetap:
- Beban yang tidak dapat dikurangkan 455.342 209.134 254.392
- Pendapatan kena pajak final (58.273) (63.884) (30.054)
397.069 145.250 224.338
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 208
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 38
23. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. (Beban)/manfaat pajak penghasilan (lanjutan)
2010 2009 2008
Laba/(rugi) kena pajak 3.466.552 461.979 (435.361)
Akumulasi kerugian pajak yang dapat
dikompensasikan - (543.228) (113.075)
Penyesuaian pajak tahun 2005 - - -
Penyesuaian pajak tahun 2006 - 25.817 5.208
Penyesuaian pajak tahun 2007 - 82.052 -
Penyesuaian pajak tahun 2008 - 9.849 -
Penghasilan/(kerugian) kena pajak 3.466.552 36.469 (543.228)
Beban pajak kini Perseroan 866.638 10.211 -
Dikurangi: pembayaran pajak penghasilan
dimuka Perseroan (662.779) (79.545) (210.373)
Kurang/(lebih) bayar pajak penghasilan badan
Perseroan 203.859 (69.334) (210.373)
Sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Indonesia, pajak penghasilan badan dihitung untuk
Perseroan dan masing-masing anak perusahaan sebagai entitas hukum yang terpisah (laporan
keuangan konsolidasian tidak dapat digunakan untuk menghitung pajak penghasilan badan).
Pada bulan September 2008, Pemerintah Indonesia menerbitkan peraturan pajak penghasilan
baru yang berlaku efektif 1 Januari 2009. Dengan berlakunya peraturan baru ini, tarif pajak
penghasilan badan berkurang menjadi tarif tetap sebesar 28% di tahun 2009 dan 25% di tahun
2010 dan seterusnya. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Perseroan telah melakukan
penyesuaian atas saldo aset dan kewajiban pajak tangguhan karena perubahan tarif pajak
penghasilan badan ini.
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah laba kena pajak untuk tahun yang berakhir
31 Desember 2010 didasarkan atas perhitungan sementara. Jumlah tersebut mungkin berbeda
dari laba/(rugi) kena pajak yang dilaporkan dalam SPT pajak penghasilan badan. Tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara jumlah rugi kena pajak untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2008 dengan jumlah yang dilaporkan dalam SPT pajak penghasilan badan.
Pada bulan Agustus 2010, Perseroan menyampaikan SPT pajak penghasilan badan tahun pajak
2009 untuk menindaklanjuti surat ketetapan pajak untuk tahun pajak 2008 (lihat catatan 23e).
Perseroan melakukan revisi terhadap laba kena pajak, kompensasi kerugian pajak dan
penghasilan kena pajak menjadi masing-masing Rp 530.384, Rp 166.153 dan Rp 364.230. Hal ini
berdampak pada kurang bayar pajak penghasilan badan Perseroan sejumlah Rp 32.671.
Kekurangan ini telah dibayarkan dan perbedaan antara perhitungan sementara dengan jumlah
yang dilaporkan telah dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan sebagai
beban lain-lain. Dampak atas koreksi yang terkait dengan kewajiban pajak tangguhan diakui
dalam laporan laba rugi periode berjalan sebagai penyesuaian tahun lalu (lihat catatan 23d).
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 209
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 39
23. PERPAJAKAN (lanjutan)
d. Kewajiban pajak tangguhan
(Dibebankan)/
dikreditkan
ke laporan
laba rugi
2009 konsolidasian Lain-lain* 2010
Perbedaan antara penyusutan
dan amortisasi komersial dan
fiskal (1.283.546) (204.948) 103.691 (1.384.803)
Beban yang masih harus dibayar - 1.658 13.153 14.811
Penyisihan piutang ragu-ragu 20.902 (11.113) 1 9.790
Penyisihan beban gaji dan
imbalan karyawan 62.610 14.245 - 76.855
Akumulasi kerugian pajak 16.357 - (16.357) -
(1.183.677) (200.158) 100.488 (1.283.347)
(Dibebankan)/
dikreditkan
ke laporan
laba rugi Perubahan
2008 konsolidasian Lain-lain* tarif pajak 2009
Perbedaan antara penyusutan
dan amortisasi komersial dan
fiskal (759.782) (589.373) 2.462 63.147 (1.283.546)
Penyisihan piutang ragu-ragu 25.790 (5.475) - 587 20.902
Penyisihan beban gaji dan
imbalan karyawan 44.556 20.220 - (2.166) 62.610
Akumulasi kerugian pajak 135.807 (119.143) (13.072) 12.765 16.357
(553.629) (693.771) (10.610) 74.333 (1.183.677)
(Dibebankan)/
dikreditkan
ke laporan
laba rugi Perubahan
2007 konsolidasian Lain-lain* tarif pajak 2008
Perbedaan antara penyusutan
dan amortisasi komersial dan
fiskal (721.303) (190.435) - 151.956 (759.782)
Penyisihan piutang ragu-ragu 35.702 (4.754) - (5.158) 25.790
Penyisihan beban gaji dan
imbalan karyawan 37.948 15.670 (152) (8.910) 44.556
Akumulasi kerugian pajak 33.924 130.608 (1.564) (27.161) 135.807
(613.729) (48.911) (1.716) 110.727 (553.629)
* Lain-lain merupakan penyesuaian tahun lalu yang (dibebankan)/dikreditkan ke laporan laba rugi konsolidasian tahun
berjalan
e. Surat Ketetapan Pajak
Tahun pajak 2001
Pada tahun 2005, Pengadilan Pajak menerima permohonan banding Perseroan atas obyek PPh
26 dan PPN masing-masing sejumlah Rp 855 dan Rp 4.576. Perseroan mencatat hasil keputusan
ini pada laporan laba rugi konsolidasian Perseroan tahun 2005.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kemudian mengajukan permohonan peninjauan kembali
kepada Mahkamah Agung atas putusan banding Pengadilan Pajak tersebut. Pada tahun 2009
dan 2010, Mahkamah Agung menolak permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh DJP
atas obyek PPN dan PPh 26.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 210
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 40
23. PERPAJAKAN (lanjutan)
e. Surat Ketetapan Pajak (lanjutan)
Tahun pajak 2002
Pada tahun 2006, Pengadilan Pajak menerima permohonan banding Perseroan atas obyek PPh
26 dan PPN, masing-masing sejumlah Rp 1.045 dan Rp 2.429. Perseroan mencatat hasil
keputusan ini pada laporan laba rugi konsolidasian Perseroan tahun 2006.
DJP kemudian mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung atas
putusan banding Pengadilan Pajak tersebut. Pada tahun 2010, Mahkamah Agung menolak
permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh DJP atas obyek PPN. Sampai dengan
tanggal pelaporan ini, Mahkamah Agung belum memberikan putusan atas permohonan
peninjauan kembali untuk obyek PPh 26 yang diajukan oleh DJP.
Tahun pajak 2004
Pada tahun 2006, Perseroan mengajukan permohonan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB) PPh 26 dan PPN. Pada tahun 2007, DJP menerima sebagian keberatan
PPN dan mengurangi kurang bayar PPN sebesar Rp 190. Di samping itu, DJP menolak
keberatan atas obyek PPh 26 dan menambah kurang bayar PPh 26 sebesar Rp 34.251.
Perseroan melunasi kekurangan pembayaran tersebut dan mencatat hasil keputusan ini pada
laporan laba rugi konsolidasian tahun 2007.
Pada tahun 2007, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Pajak atas
keputusan keberatan PPh 26. Sampai dengan tanggal pelaporan ini, Pengadilan Pajak belum
memberikan putusan atas permohonan banding yang diajukan Perseroan tersebut.
Tahun pajak 2005
Pada tahun 2007, Perseroan mengajukan permohonan keberatan atas SKPKB PPh 26 dan PPN.
Pada tahun 2008, DJP menerima sebagian keberatan PPN dan mengurangi kurang bayar PPN
sebesar Rp 63. Di samping itu, DJP menolak keberatan atas obyek PPh 26. Perseroan mencatat
hasil keputusan ini pada laporan laba rugi konsolidasian tahun 2008.
Pada tahun 2008, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Pajak atas
keputusan keberatan PPh 26. Sampai dengan tanggal pelaporan ini, Pengadilan Pajak belum
memberikan putusan atas permohonan banding yang diajukan Perseroan tersebut.
Tahun pajak 2006
Pada bulan Juni 2008, Perseroan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atas
pajak penghasilan badan sejumlah Rp 60.461. Pada bulan Juli 2008, Perseroan menerima dan
mencatat restitusi tersebut pada laporan laba rugi konsolidasian tahun 2008.
Pada bulan September 2008, Perseroan menerima SKPKB atas beberapa obyek pajak
penghasilan, PPN dan denda pajak, total sejumlah Rp 158.808. Kemudian DJP mengeluarkan
keputusan pembetulan yang mengurangi denda pajak sejumlah Rp 932. Perseroan membayar
kekurangan pembayaran pajak tersebut dan mencatat hasil keputusan ini pada laporan laba rugi
konsolidasian tahun 2008.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 211
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 41
23. PERPAJAKAN (lanjutan)
e. Surat Ketetapan Pajak (lanjutan)
Tahun pajak 2006 (lanjutan)
Pada bulan Desember 2008, Perseroan mengajukan keberatan kepada DJP atas SKP PPh Pasal
23, SKP PPh Pasal 26, dan PPN tersebut. Pada bulan Desember 2009, DJP menolak keberatan
Perseroan atas SKP PPh 23 dan menerima sebagian keberatan atas SKP PPh 26 dan PPN.
Perseroan mencatat hasil keputusan ini pada laporan laba rugi konsolidasian Perseroan tahun
2010. Pada bulan Maret 2010, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Pajak
atas keputusan keberatan PPh pasal 26 dan PPN. Sampai dengan tanggal pelaporan ini,
Pengadilan Pajak belum memberikan putusan atas permohonan banding yang diajukan
Perseroan tersebut.
Tahun pajak 2007
Pada tahun 2009, Perseroan menerima SKPLB atas pajak penghasilan badan, SKPKB atas PPN
dan beberapa obyek pajak penghasilan. Jumlah kekurangan pembayaran pajak berdasarkan
SKPKB sebesar Rp 103.447 telah dilunasi oleh Perseroan, diantaranya melalui perhitungan
dengan kelebihan pembayaran pajak berdasarkan SKP PPh Badan sebesar Rp 49.024.
Pada bulan Oktober 2009, Perseroan mengajukan permohonan keberatan kepada DJP atas
SKPKB PPh Pasal 26. Kemudian pada bulan Desember 2009, Perseroan mengajukan surat
keberatan kepada DJP atas SKPLB PPh Badan, SKPKB PPh 23, dan SKPKB PPN. Pada bulan
September 2010, DJP menolak keberatan Perseroan atas SKP PPh Pasal 26 dan menambah
kurang bayar PPh 26 sebesar Rp 9.642, yang telah dibebankan oleh Perseroan dalam laporan
laba rugi konsolidasian periode berjalan. Pada bulan Desember 2010, Perseroan telah
mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak atas keputusan keberatan PPh 26. Pada bulan
Desember 2010, DJP menolak keberatan Perseroan atas SKP PPh Badan, PPh 23, dan PPN.
Perseroan akan mengajukan banding terhadap keputusan keberatan PPh Badan, PPh 23, dan
PPN tersebut.
Tahun pajak 2008
Pada bulan Agustus 2010, Perseroan menerima SKPLB atas pajak penghasilan badan sejumlah
Rp 212.959. Ketetapan pajak ini mengurangi jumlah kerugian pajak yang dapat dikompensasi
menjadi Rp 166.153. Pada bulan yang sama, Perseroan juga menerima SKPKB, SKPLB, dan
STP atas beberapa obyek pemotongan pajak penghasilan, PPN dan denda pajak sejumlah
Rp 11.949. Perseroan mencatat hasil ketetapan ini pada laporan laba rugi konsolidasian periode
berjalan. Pada bulan November 2010, Perseroan mengajukan keberatan terhadap SKP PPh
Badan dan PPh 23. Di samping itu, Perseroan juga mengajukan permohonan pengurangan
sanksi atas SKP PPh 26 dan PPh Final pasal 4 (2). Sampai dengan tanggal laporan ini, DJP
belum memberikan putusan atas permohonan keberatan dan pengurangan sanksi yang diajukan
oleh Perseroan. Pada bulan September 2010, Perseroan juga menerima pengembalian atas
kredit pajak PPh Final pasal 4(2) untuk tahun pajak 2009 sejumlah Rp 40.188.
Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, Perseroan melaporkan pajaknya berdasarkan sistem
self-assessment. Otoritas Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu
yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Berdasarkan Undang-Undang No. 28/2007 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2008, DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak
dalam batas waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak. Terhadap kewajiban perpajakan
untuk tahun pajak 2001 sampai dengan tahun pajak 2007 yang belum diselesaikan, daluwarsa
penetapan pajak berakhir paling lambat pada akhir tahun 2013.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 212
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
a. Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai
berikut:
Sifat hubungan dengan
Pihak yang mempunyai dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa hubungan istimewa Sifat transaksi
Celcom Axiata Berhad Entitas sepengendali Pendapatan ITKP/VoIP, pendapatan
(dahulu Celcom (Malaysia) Berhad) roaming internasional, beban interkoneksi
dan penggantian biaya-biaya
Celcom Mobile Sdn. Bhd. Entitas sepengendali Kerja sama isi ulang dan transfer pulsa
Celcom Multimedia (M) Sdn. Bhd. Entitas sepengendali Kerja sama jasa pengiriman uang melalui
agen penyelenggara pengiriman uang
Dialog Axiata PLC. (Sri Lanka) Entitas sepengendali Pendapatan roaming internasional dan
(dahulu Dialog Telekom PLC.) beban interkoneksi
Hello Axiata Company Limited Entitas sepengendali Pendapatan roaming internasional dan
(Cambodia) beban interkoneksi
(dahulu Telekom Malaysia
International (Cambodia) Co. Ltd.)
Robi Axiata Limited (Bangladesh) Entitas sepengendali Pendapatan roaming internasional dan
(dahulu Axiata (Bangladesh) beban interkoneksi
Limited)
Telekom Malaysia Berhad Di bawah pengaruh signifikan Pendapatan ITKP/VoIP, pendapatan
yang sama sirkit langganan, beban interkoneksi,
beban jasa telekomunikasi lainnya dan
penggantian biaya
Telekom Malaysia - Hongkong Di bawah pengaruh signifikan Pendapatan ITKP/VoIP dan pendapatan
yang sama sirkit langganan
Telekom Malaysia (S) Pte., Ltd. Di bawah pengaruh signifikan Pendapatan ITKP/VoIP, beban interkoneksi,
yang sama dan beban jasa telekomunikasi lainnya
M1 Limited (dahulu MobileOne Ltd.) Di bawah pengaruh signifikan Pendapatan roaming internasional dan
yang sama beban interkoneksi
Idea Cellular Limited (India) Di bawah pengaruh signifikan Pendapatan roaming internasional dan
(dahulu Spice Communications Ltd.) yang sama beban interkoneksi
PT Bank CIMB Niaga Tbk Di bawah pengaruh signifikan Kas dan setara kas, pendapatan jasa
(dahulu PT Bank Niaga Tbk and yang sama telekomunikasi selular dan jasa
Lippo Bank) telekomunikasi lainnya
Etihad Etisalat Di bawah pengaruh signifikan Pendapatan roaming internasional dan
yang sama beban interkoneksi
Thuraya Satellite Telecommunications Di bawah pengaruh signifikan Pendapatan roaming internasional dan
Company yang sama beban interkoneksi
PT VADS Indonesia Di bawah pengaruh signifikan Outsource contact centre, penjualan
yang sama aset dan penggantian biaya
Axiata Group Berhad Pemegang saham mayoritas Penggantian biaya-biaya
(dahulu TM International Berhad) ultimate
Emirates Telecommunications Pemegang saham tidak langsung Pendapatan roaming internasional dan
Corporation beban interkoneksi
PT Rajawali Corpora Pemegang saham (hingga Mei Sewa gedung
2007), salah satu direktur adalah
komisaris Perseroan
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 213
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 43
24. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
b. Kas dan setara kas
2010 2009 2008
PT Bank CIMB Niaga Tbk 850 94.452 110.077
(Sebagai persentase terhadap total kas
dan setara kas) 0,23% 12,63% 9,41%
c. Piutang usaha
2010 2009 2008
Celcom Axiata Berhad 22.058 14.863 4.471
Telekom Malaysia Berhad 20.511 41.304 56.164
PT Bank CIMB Niaga Tbk 4.144 2.462 3.079
Celcom Mobile Sdn. Bhd. 3.971 1.020 -
M1 Limited 134 136 1.633
Telekom Malaysia (S) Pte., Ltd. - - 2.173
Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 1.000) 589 634 772
51.407 60.419 68.292
(Sebagai persentase terhadap total piutang
usaha - bersih) 11,25% 18,18% 17,74%
d. Piutang lain-lain
2010 2009 2008
Axiata Group Berhad 1.107 206 21.368
PT VADS Indonesia - 8.239 -
Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 1.000) 318 13 -
1.425 8.458 21.368
(Sebagai persentase terhadap
total piutang lain-lain) 1,83% 89,02% 61,37%
e. Hutang usaha dan hutang lain-lain
2010 2009 2008
PT VADS Indonesia 15.022 19.905 4.895
Celcom Axiata Berhad 2.722 3.046 4.641
M1 Limited 1.328 56 -
Etihad Etisalat 1.310 1.123 -
Telekom Malaysia Berhad 825 2.652 18.224
Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 1.000) 988 72 493
22.195 26.854 28.253
(Sebagai persentase terhadap hutang usaha
dan hutang lain-lain) 1,34% 1,26% 0,82%
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 214
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 44
24. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
f. Pendapatan usaha
2010 2009 2008
Telekom Malaysia Berhad 138.154 148.430 127.759
Celcom Axiata Berhad 95.697 41.327 14.818
PT Bank CIMB Niaga Tbk 49.048 43.740 31.298
M1 Limited 8.027 12.440 21.520
Emirates Telecommunications Corporation 2.282 2.944 3.227
Etihad Etisalat 1.018 1.082 1.561
Telekom Malaysia (S) Pte., Ltd. - 784 5.974
Telekom Malaysia - Hongkong - - 436
Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 1.000) 509 394 413
294.735 251.141 207.006
(Sebagai persentase dari pendapatan usaha
bruto setelah dikurangi diskon) 1,69% 1,83% 1,72%
g. Beban interkoneksi
2010 2009 2008
Celcom Axiata Berhad 19.897 13.297 11.430
M1 Limited 11.812 7.163 5.822
Telekom Malaysia Berhad 4.806 23.414 9.198
Etihad Etisalat 3.934 2.263 1.689
Emirates Telecommunications Corporation 1.401 1.487 2.778
Telekom Malaysia (S) Pte., Ltd. - - 2.337
Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 1.000) 1.994 352 384
43.844 47.976 33.638
(Sebagai persentase dari beban interkoneksi) 2,63% 3,42% 2,16%
h. Beban jasa telekomunikasi lainnya
2010 2009 2008
Telekom Malaysia Berhad 1.866 3.118 21.853
(Sebagai persentase dari beban jasa
telekomunikasi lainnya) 1,78% 3,60% 15,61%
i. Beban sewa
2010 2009 2008
PT Rajawali Corpora 11.546 4.618 4.618
(Sebagai persentase dari beban usaha) 0,09% 0,04% 0,04%
Pada tanggal 15 Desember 2006, Perseroan melakukan pembayaran dimuka untuk masa sewa
1 November 2006 sampai dengan 30 September 2012, yang pembebanannya dilakukan sampai
dengan 31 Desember 2010. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo sewa dibayar
dimuka sejumlah Rp 11.546 dan Rp 16.165, terdiri dari Rp 4.618 bagian lancar dan Rp 6.928 dan
Rp 11.547 bagian tidak lancar.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 215
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 45
24. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
j. Beban jasa
2010 2009 2008
PT VADS Indonesia 73.253 60.263 4.895
Axiata Group Berhad 901 - -
74.154 60.263 4.895
(Sebagai persentase dari beban usaha) 0,60% 0,53% 0,05%
k. Gaji dan tunjangan untuk Direksi dan Dewan Komisaris
2010 2009 2008
Gaji dan tunjangan untuk Direksi dan Dewan
Komisaris 47.354 33.511 35.072
(Sebagai persentase dari total beban karyawan) 5,16% 4,24% 4,76%
l. Penjualan aset tetap
Pada bulan Mei 2009 Perseroan menyelesaikan proses penjualan aset tetap tertentu yang terkait
dengan aktivitas call centre. Transaksi ini dilakukan dengan PT VADS Indonesia, pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, dan dicatat pada nilai buku senilai Rp 14.808.
Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan syarat
dan kondisi yang sama dengan transaksi-transaksi dengan pihak ketiga. Transaksi yang dilakukan
Perusahaan telah memenuhi peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No.
IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu pada saat transaksi-
transaksi tersebut dilakukan.
25. PERIKATAN
a. Perikatan barang modal
Perseroan melakukan berbagai perikatan pembelian yang berkaitan dengan perluasan jaringan
dimana Perseroan telah membayar uang muka sebagai berikut:
2010
(Dalam jutaan USD) (Setara miliar Rupiah)
Perikatan pembelian 286 2.575
Uang muka (3) (31)
283 2.544
b. Perikatan sewa-menyewa
Pada tahun 1999 Perseroan menandatangani perjanjian sewa kantor dalam mata uang Rupiah
dengan PT Caraka Citra Sekar Lestari (pihak ketiga) untuk jangka waktu selama 10 (sepuluh)
tahun. Pada tanggal 23 Maret 2007 Perseroan memperbarui perjanjian sewa kantor ini yang
kemudian berlaku sampai 31 Oktober 2020, dengan jumlah perikatan sebagai berikut:
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 216
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 46
25. PERIKATAN (lanjutan)
b. Perikatan sewa-menyewa (lanjutan)
2010
Terhutang dalam 1 (satu) tahun 18.850
Terhutang dalam 2 (dua) tahun sampai 5 (lima) tahun 103.118
Terhutang lebih dari 5 (lima) tahun 69.854
191.822
Beban sewa sehubungan perikatan ini untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan
2008 adalah sebesar Rp 12.382, Rp 11.088 dan Rp 11.088 untuk masing-masing tahun.
Pada tanggal 6 September 2007, Perseroan menandatangani perjanjian sewa kantor dalam mata
uang Rupiah dengan PT Wiratara Prima (pihak ketiga) untuk jangka waktu selama 6 (enam)
tahun. Jumlah perikatan, sesuai dengan perubahan perjanjian terakhir pada bulan November
2010 adalah sebagai berikut:
Tahun 1-3 = Rp 143.000 per meter persegi, per bulan
Tahun 4-6 = Rp 161.500 per meter persegi, per bulan
Beban sewa sehubungan dengan perikatan ini untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010,
2009 dan 2008 adalah sebesar Rp 9.639, Rp 9.390 dan Rp 10.199.
c. Perikatan biaya tahunan 3G
Perseroan mempunyai kewajiban untuk membayar biaya tahunan selama 10 (sepuluh) tahun
selama Perseroan memegang ijin 3G. Jumlah pembayaran setiap tahun adalah berdasarkan
skema pembayaran yang diatur di dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.
07/PER/M.KOMINFO/2/2006 dan Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika No.
323/KEP/M.KOMINFO/09/2010 (lihat Catatan 1d). Tidak ada sanksi yang akan dikenakan jika
Perseroan mengembalikan ijin.
26. INSTRUMEN DERIVATIF
2010 2009 2008
Piutang derivatif:
- Kontrak berjangka 32.884 110.246 758.286
- Kontrak Swap Valuta Asing - 18.049 200.716
- Kontrak Swap Tingkat Bunga - 2.010 -
32.884 130.305 959.002
Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun - (18.049) (333.324)
32.884 112.256 625.678
Hutang derivatif:
- Kontrak berjangka 76.245 134.501 -
- Kontrak Swap Tingkat Bunga 66.583 35.440 36.828
- Kontrak Swap Valuta Asing - 60.810 -
142.828 230.751 36.828
Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun - (166.272) -
142.828 64.479 36.828
Nilai wajar kontrak berjangka valuta asing, kontrak swap valuta asing, dan kontrak swap tingkat bunga
ini dihitung menggunakan nilai tukar yang ditetapkan oleh bank-bank Perseroan untuk menghentikan
kontrak pada tanggal neraca.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 217
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 47
26. INSTRUMEN DERIVATIF (lanjutan)
Perubahan nilai wajar dan realisasi dari instrumen keuangan derivatif dicatat sebagai
keuntungan/(kerugian) selisih kurs pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Pada laporan
laba rugi konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010, Perseroan mencatat rugi
selisih kurs sebesar Rp 201.114.
Informasi lain sehubungan dengan piutang dan hutang derivatif per 31 Desember 2010 adalah sebagai
berikut:
Kontrak Berjangka
Jumlah
nosional Kurs forward Premi per
Counterparties USD (Rupiah penuh) Periode tahun
Standard Chartered Bank 147.727.273 1 USD = Rp 9.000 - 18 September 2009 - 2,25%-5,26%
Rp 9.725 29 September 2015
J.P.Morgan Securities 45.454.545 1 USD = Rp 9.000 31 Desember 2009 - 3,45%
(S.E.A.) Ltd. 29 September 2015
Premi atas kontrak berjangka valuta asing tersebut akan dibayar setiap tengah tahunan.
Kontrak Swap Tingkat Bunga
Suku bunga Suku bunga
Jumlah tetap yang yang
nosional Periode dikeluarkan diterima
USD Periode pertukaran per tahun per tahun
Standard Chartered Bank 241.091.940 11 Februari enam bulanan 2,323% LIBOR 6 bulan
2009 - - 2,575%
1 Oktober 2015
27. KONTINJENSI
Pada tanggal 1 November dan 14 Desember 2007, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)
menetapkan keputusan untuk melakukan pemeriksaan awal dan pemeriksaan tahap kedua (lanjutan)
terhadap Perseroan dan 7 (tujuh) penyelenggara telekomunikasi lainnya atas dugaan kesepakatan
penetapan tarif Short Message Service (SMS) (Kartel) yaitu pelanggaran pasal 5 Undang-Undang
Anti Monopoli (UU No. 5/1999).
Apabila Perseroan terbukti telah melakukan kesepakatan penetapan tarif SMS, maka KPPU dapat
memerintahkan Perseroan untuk membayar penalti maksimal Rp 25 miliar (Rupiah penuh) dan
merevisi tarif SMS Perseroan. Jika keputusan KPPU menyatakan bahwa penetapan tarif tersebut
merugikan konsumen, maka Perseroan dapat dituntut melalui class action oleh masyarakat pengguna
jasa Perseroan. Masing-masing kemungkinan tersebut dapat berakibat material terhadap Perseroan,
baik reputasi dan laba usaha.
Pada tanggal 18 Juni 2008, KPPU dalam salah satu amar putusannya memutuskan menghukum
Perseroan untuk membayar denda sebesar Rp 25 miliar (Rupiah penuh). Atas putusan KPPU tersebut,
pada tanggal 9 Juli 2008 Perseroan mengajukan keberatan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Dikarenakan domisili hukum para operator yang berbeda-beda, sesuai dengan permintaan KPPU,
Perseroan bersama dengan operator lainnya mengajukan permohonan ke Mahkamah Agung untuk
menunjuk pengadilan yang akan menggelar kelanjutan proses perkara ini. Sampai dengan tanggal
laporan ini, Perseroan belum menerima keputusan apapun dari kedua institusi tersebut.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 218
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 48
28. TARIF JASA TELEKOMUNIKASI
Berdasarkan UU No. 36/1999 dan Peraturan Pemerintah No. 52/2000, tarif penggunaan jaringan dan
jasa telekomunikasi ditentukan oleh penyelenggara berdasarkan kategori tarif, struktur dan dengan
mengacu pada formula batasan tarif jasa telekomunikasi tidak bergerak yang ditentukan oleh
Pemerintah.
a. Tarif telepon selular
Pada tanggal 7 April 2008, Menteri Komunikasi dan Informatika menerbitkan Peraturan Menteri
No. 09/PER/M.KOMINFO/04/2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif Jasa Telekomunikasi yang
Disalurkan Melalui Jaringan Bergerak Selular yang memberikan pedoman untuk menentukan
tarif selular dengan formula yang terdiri dari unsur biaya elemen jaringan dan biaya aktivitas
layanan retail.
Tarif selular terdiri dari:
Tarif jasa teleponi dasar
Tarif jelajah
Tarif jasa multimedia,
dengan struktur sebagai berikut:
Biaya aktivasi
Biaya berlangganan bulanan
Biaya penggunaan
Biaya fasilitas tambahan.
Tarif dihitung berdasarkan jenis formula yang terdiri dari :
Perhitungan biaya elemen jaringan (network element cost), yang dihitung dengan
menggunakan Metode Long Run Incremental Cost (LRIC) Bottom Up.
Perhitungan biaya aktivitas layanan retail ditambah margin (retail services activity cost plus
margin).
b. Tarif interkoneksi
Pada tanggal 28 Desember 2006, Perseroan dan seluruh penyelenggara jaringan
menandatangani amandemen atas perjanjian kerja sama interkoneksi untuk jaringan tidak
bergerak (lokal, Sambungan Langsung Jarak Jauh, dan internasional) dan jaringan bergerak
dalam rangka implementasi kewajiban tarif berbasis biaya berdasarkan Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika No. 08/PER/M.KOMINFO/02/2006. Amandemen ini berlaku efektif
mulai tangal 1 Januari 2007.
Tarif interkoneksi Perseroan yang berlaku saat ini, berdasarkan Dokumen Penawaran
Interkoneksi (DPI) terbaru yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi No. 205/2008 tanggal 11 April 2008.
Pemerintah telah menetapkan acuan biaya interkoneksi pada tanggal 31 Desember 2010 yang
dinyatakan melalui Surat Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia No. 227/BRTI/XII/2010
tentang Implementasi Interkoneksi tahun 2011. Untuk layanan telekomunikasi bergerak selular,
acuan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011, sedangkan untuk layanan fixed wireless
access, acuan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 2011.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 219
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 49
28. TARIF JASA TELEKOMUNIKASI (lanjutan)
c. Tarif interkoneksi ITKP
Sebelumnya, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 23/2002, beban akses dan
beban sewa jaringan untuk penyediaan layanan ITKP harus disepakati antara operator jaringan
dan operator ITKP. Pada tanggal 11 Maret 2004, Menteri Perhubungan menerbitkan Keputusan
No. 31/2004 yang menentukan bahwa tarif beban interkoneksi untuk ITKP akan ditetapkan oleh
Menteri Perhubungan. Sampai saat ini, Menteri Komunikasi dan Informatika belum menetapkan
tarif beban interkoneksi ITKP yang baru. Karena belum ditetapkannya tarif yang baru dari
pemerintah, Perseroan masih akan menerapkan biaya interkoneksi yang disepakati antara
operator jaringan dan operator ITKP.
d. Tarif sewa jaringan
Berdasarkan Peraturan Menteri No. 03/PER/M.KOMINFO/1/2007 tanggal 26 Januari 2007
tentang Sewa Jaringan, Pemerintah mengatur bentuk, jenis, struktur tarif, dan formula tarif
layanan untuk sewa jaringan. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri tersebut, maka
Pemerintah mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi No.
115/Dirjen/2008 tanggal 24 Maret 2008 tentang Persetujuan Terhadap Dokumen Jenis Layanan
Sewa Jaringan, Besaran Tarif Sewa Jaringan, Kapasitas Tersedia Layanan Sewa Jaringan,
Kualitas Layanan Sewa Jaringan, dan Prosedur Penyediaan Layanan Sewa Jaringan Tahun 2008
Milik Penyelenggara Dominan Layanan Sewa Jaringan, sebagai persetujuan atas usulan
Perseroan.
e. Tarif jasa lainnya
Tarif sewa menara, sewa internet, jelajah nasional dan jasa lainnya ditentukan oleh penyedia
layanan dengan memperhitungkan berbagai pengeluaran dan harga pasar. Pemerintah hanya
menetapkan formula tarif untuk layanan teleponi dasar. Tidak ada aturan untuk tarif atas jasa-jasa
lainnya.
29. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA
Perseroan memiliki perjanjian-perjanjian penting dengan pihak ketiga sebagai berikut:
a. Perjanjian pembelian dengan Ericsson AB
Pada tanggal 11 Juli 2007, Perseroan menandatangani perjanjian pembelian dengan Ericsson AB
untuk pengadaan peralatan jaringan dan berbagai jenis jasa jaringan yang terkait. Perjanjian ini
berlaku sampai tanggal 31 Desember 2010, kecuali diakhiri oleh salah satu pihak sebelum jangka
waktu kontrak tersebut berakhir. Kontrak ini mengatur tentang ketentuan dan persyaratan
berbagai macam produk dan jasa yang disediakan oleh Ericsson AB dari waktu ke waktu
berdasarkan satu atau lebih nota pembelian yang diterbitkan oleh Perseroan. Perjanjian ini
menggantikan semua perjanjian yang telah ditandatangani sebelumnya.
Sampai dengan tanggal pelaporan ini, perpanjangan kontrak ini sedang dalam proses.
Nota pembelian yang diterbitkan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008
masing-masing adalah sebesar USD 162.402.322, USD 69.461.835 dan USD 316.078.057.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 220
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 50
29. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA (lanjutan)
b. Perjanjian pemeliharaan peralatan dan pemasangan peralatan dengan PT Ericsson
Indonesia
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perseroan telah menandatangani beberapa
perjanjian dengan PT Ericsson Indonesia yaitu: (i) Perjanjian pemasangan peralatan dan (ii)
Perjanjian pemeliharaan peralatan.
(i) Pada tanggal 11 Juli 2007, Perseroan menandatangani perjanjian pemasangan peralatan
dengan PT Ericsson Indonesia untuk penyediaan jasa pemasangan peralatan jaringan
telekomunikasi Perseroan. Perjanjian ini berlaku sampai dengan berakhirnya nota
pembelian yang terakhir atau diakhiri terlebih dahulu oleh salah satu pihak. Perjanjian ini
menggantikan semua perjanjian pemasangan peralatan yang telah ditandatangani
sebelumnya.
(ii) Pada tanggal 27 September 2007, Perseroan menandatangani perjanjian pemeliharaan
peralatan dengan PT Ericsson Indonesia untuk penyediaan jasa pemeliharaan peralatan
jaringan telekomunikasi Perseroan. Perjanjian ini berlaku sampai dengan berakhirnya nota
pembelian yang terakhir atau diakhiri terlebih dahulu oleh salah satu pihak. Perjanjian ini
menggantikan semua perjanjian pemeliharaan peralatan yang telah ditandatangani
sebelumnya. Pada tanggal 21 April 2010, terdapat amendemen no. 2 mengenai perubahan
nilai service fee.
Nota pembelian PT Ericsson Indonesia yang diterbitkan untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2010, 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp 303.300 & USD 32.254.160,
Rp 165.715 & USD 25.870.693 dan Rp 262.562 & USD 44.048.064.
c. Perjanjian jasa pengelolaan untuk sistem penagihan dan manajemen pelanggan, perjanjian
lisensi piranti lunak dan jasa pemeliharaan sistem penagihan
Pada bulan September 2010, Perseroan mengakhiri lebih awal sejumlah perjanjian yang
sebelumnya ditandatangani dengan AMDOCS. Selanjutnya, Perseroan menandatangani
perjanjian jasa pengelolaan untuk sistem penagihan dan manajemen pelanggan, perjanjian
lisensi piranti lunak dan jasa pemeliharaan sistem penagihan. Perjanjian ini terdiri dari:
(i) Managed Services Agreement antara Perseroan dan PT Software Solutions Indonesia yang
berlaku sejak 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Desember 2017, sepanjang tidak
diakhiri lebih awal oleh salah satu pihak berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam
perjanjian.
(ii) Remote Services Agreement antara Perseroan dan Hungarian Innovation Systems Limited
Liability Company yang berlaku sejak 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Desember 2017,
sepanjang tidak diakhiri lebih awal oleh salah satu pihak berdasarkan ketentuan yang
berlaku dalam perjanjian.
(iii) Software License and Maintenance Agreement antara Perseroan dan Hungarian Innovation
Systems Limited Liability Company yang berlaku sejak 23 September 2010 sampai dengan
31 Desember 2019. Perjanjian ini juga mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Lingkup jasa yang diatur dalam perjanjian ini antara lain menggantikan perjanjian
sebelumnya yang seharusnya akan berakhir 31 Desember 2011.
Nota pembelian yang diterbitkan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah sebesar
Rp 7.782.627.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 221
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 51
29. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA (lanjutan)
d. Perjanjian penyediaan, instalasi peralatan dan pemeliharaan dengan PT Huawei Tech
Investment (HTI)
Sampai dengan tanggal 31 December 2010, Perseroan telah menandatangani beberapa
perjanjian dengan HTI yaitu: (i) Perjanjian penyediaan dan instalasi 3G, (ii) Perjanjian
pemeliharaan peralatan dan (iii) Perjanjian pembelian termasuk instalasi sejumlah produk.
(i) Pada tanggal 8 Juni 2006 Perseroan menandatangani perjanjian penyediaan dan instalasi
peralatan dengan HTI untuk penyediaan dan instalasi 3G, dalam rangka menyediakan dan
mendukung sistem telekomunikasi selular di seluruh Indonesia. Perjanjian ini berlaku sejak
tanggal 8 Juni 2006 sampai tanggal 8 Juni 2011 kecuali diakhiri terlebih dahulu oleh salah
satu pihak.
(ii) Pada tanggal 27 Desember 2007, Perseroan menandatangani perjanjian pemeliharaan
peralatan dengan HTI. Kontrak ini mengatur ketentuan dan persyaratan pemeliharaan
berbagai macam produk dan jasa yang disediakan oleh HTI dari waktu ke waktu melalui
penerbitan satu atau lebih nota pembelian oleh Perseroan. Perjanjian ini berlaku sejak 1
Januari 2008 sampai dengan berakhirnya nota pembelian yang terakhir atau diakhiri
terlebih dahulu oleh salah satu pihak.
(iii) Pada bulan September 2008, Perseroan menandatangani perjanjian pembelian dan
pemasangan peralatan dengan HTI. Kontrak ini mengatur ketentuan dan persyaratan
pembelian berbagai macam produk dan jasa yang disediakan oleh HTI, termasuk
pemasangannya, dari waktu ke waktu melalui penerbitan satu atau lebih nota pembelian
oleh Perseroan. Perjanjian ini berlaku sejak bulan September 2008 sampai dengan
berakhirnya nota pembelian yang terakhir atau diakhiri terlebih dahulu oleh salah satu
pihak.
Nota pembelian HTI yang diterbitkan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan
2008 adalah sebesar Rp 81.275 & USD 71.183.562, Rp 20.209 & USD 29.940.890 dan Rp
80.253 & USD 71.376.311.
e. Perjanjian penyediaan peralatan dan instalasi peralatan dan pemeliharaan dengan PT Alita
Praya Mitra (APM)
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Perseroan telah menandatangani beberapa
Perjanjian dengan APM yaitu: (i) Perjanjian pemeliharaan peralatan, (ii) Perjanjian pembelian
peralatan dan (iii) Perjanjian pemasangan peralatan.
(i) Pada tanggal 26 Maret 2008, Perseroan menandatangani perjanjian pemeliharaan
peralatan dengan APM. Kontrak ini mengatur ketentuan dan persyaratan pemeliharaan
berbagai macam produk dan jasa yang disediakan oleh APM dari waktu ke waktu melalui
penerbitan satu atau lebih nota pembelian oleh Perseroan. Perjanjian ini berlaku sejak 1
Januari 2008 sampai dengan sampai dengan Desember 2010 atau diakhiri terlebih dahulu
oleh salah satu pihak.
Pada tanggal 16 Agustus 2010, Perseroan menandatangani amandemen penambahan
cakupan pemeliharaan peralatan, sehingga merubah masa berlaku Perjanjian sampai
dengan tanggal 31 Desember 2011 atau diakhiri terlebih dahulu oleh salah satu pihak.
(ii) Pada tanggal 1 Mei 2008, Perseroan menandatangani perjanjian pembelian dengan APM
untuk pengadaan peralatan jaringan. Perjanjian ini berlaku sampai tanggal 31 Desember
2010, kecuali diakhiri oleh salah satu pihak sebelum jangka waktu kontrak tersebut
berakhir. Kontrak ini mengatur tentang ketentuan dan persyaratan pembelian berbagai
macam produk yang disediakan oleh APM dari waktu ke waktu berdasarkan satu atau lebih
nota pembelian yang diterbitkan oleh Perseroan. Perjanjian ini menggantikan semua
perjanjian yang telah ditandatangani sebelumnya.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 222
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 52
29. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA (lanjutan)
e. Perjanjian penyediaan peralatan dan instalasi peralatan dan pemeliharaan dengan PT Alita
Praya Mitra (APM) (lanjutan)
(iii) Pada tanggal 13 Agustus 2008, Perseroan menandatangani perjanjian pemasangan
dengan APM untuk pemasangan peralatan jaringan. Perjanjian ini berlaku sampai dengan
berakhirnya nota pembelian yang terakhir atau diakhiri terlebih dahulu oleh salah satu
pihak. Kontrak ini mengatur tentang ketentuan dan persyaratan berbagai macam
pemasangan produk yang disediakan oleh APM dari waktu ke waktu berdasarkan satu atau
lebih nota pembelian yang diterbitkan oleh Perseroan. Perjanjian ini menggantikan semua
perjanjian yang telah ditandatangani sebelumnya.
Nota pembelian APM yang diterbitkan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan
2008 masing-masing adalah sebesar Rp 61.383 & USD 19.504.949, Rp 26.766 & USD 4.615.565
dan Rp 48.027 & USD 29.418.551.
f. Perjanjian pemasangan kabel serat optik dan persewaan tanah dengan PT Kereta Api
Indonesia (Persero) (PT KAI)
(i) Pada tanggal 20 Desember 1996, Perseroan menandatangani perjanjian pemasangan
kabel serat optik di sepanjang jalur jalan kereta api di Pulau Jawa dengan PT KAI.
Perjanjian ini berlaku sejak 20 Desember 1996 dengan grace period selama 1 (satu) tahun
untuk masa pembangunan, sehingga perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 19
Desember 2017 dimana periode pembayaran sewa dibagi menjadi 2 (dua) tahap.
Perjanjian ini dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak. Untuk kepastian
perpanjangan dimaksud, Perseroan harus mengajukan permohonan tertulis selambat -
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian ini berakhir. Jika Perseroan terlambat
melakukan pembayaran sewa pada tanggal jatuh tempo, PT KAI berhak untuk menagih
denda keterlambatan sebesar 1 (satu permil) per hari dari jumlah pembayaran yang
harus dilunasi, dan dibatasi maksimal sampai 5% (lima persen).
Pada tanggal 15 September 2006, Perseroan telah menandatangani amandemen perjanjian
berkenaan dengan pembayaran tahap kedua dan selanjutnya menyepakati perpanjangan
periode sewa, yang semula akan berakhir pada tanggal 19 Desember 2017, diperpanjang
sampai dengan tanggal 19 Desember 2022.
(ii) Pada tanggal 24 Februari 1997, Perseroan juga telah menandatangani perjanjian
persewaan tanah untuk pembangunan menara dan bangunan dengan PT KAI. Perjanjian
ini berlaku selama 20 (dua puluh) tahun dengan grace period selama 1 (satu) tahun,
sehingga perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 19 Desember 2017. Perjanjian ini sendiri
telah diperpanjang pada tanggal 11 Mei 2007, sehingga akan berakhir pada tanggal 19
Desember 2022.
g. Perjanjian interkoneksi
Perjanjian-perjanjian interkoneksi dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom),
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), dan PT Indosat Tbk dan lainnya. Perjanjian-perjanjian
ini membahas mengenai tarif, perhitungan hak dan kewajiban dari kedua pihak, settlement,
rekonsiliasi tagihan, dan sanksi.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 223
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 53
29. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA (lanjutan)
h. Perjanjian jelajah internasional
Perjanjian-perjanjian jelajah internasional dengan sejumlah mitra operator di luar negeri.
Perjanjian-perjanjian ini membahas mengenai pembebanan dan tarif, penagihan dan pencatatan,
jasa yang disediakan untuk pelanggan jelajah internasional, kewajiban kedua pihak, dan prosedur
settlement. Pendapatan jelajah internasional dihitung berdasarkan Perjanjian Jelajah
Internasional GSM (AA14).
i. Perjanjian sirkit langganan
Perjanjian-perjanjian sirkit langganan dengan Moratel, PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu Lippo
Bank), PT Bank Commonwealth, PT Indosat Tbk, PT Pertamina EP dan lainnya. Perjanjian-
perjanjian ini membahas mengenai biaya sirkit dan jangka waktu pembayaran, perhitungan hak
dan kewajiban dari kedua pihak, sanksi, restitusi dan penghentian perjanjian.
j. Perjanjian Konsorsium, Konstruksi dan Pemeliharaan Palapa Ring
Pada tanggal 10 November 2007, Perseroan bersama lima perusahaan telekomunikasi lainnya
menandatangani Perjanjian Konsorsium Konstruksi dan Pemeliharaan. Para pihak menyatakan
komitmennya untuk berpartisipasi dalam pembangunan Jaringan Palapa Ring di kawasan
Indonesia Timur. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 15 (lima belas) tahun sejak tanggal
ditandatangani, dan dapat diperpanjang untuk 5 (lima) tahun berikutnya. Selanjutnya, 2 (dua)
perusahaan anggota konsorsium mengundurkan diri dari proyek konsorsium.
k. Perjanjian Sewa Menara
Pada tahun 2008, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Induk Sewa Menara (Master
Tower Lease Agreement) dengan HCPT, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, PT Bakrie
Telecom Tbk, PT Natrindo Telepon Seluler dan PT Mobile-8 Telecom Tbk. Selama tahun 2009,
Perseroan menandatangani Perjanjian Induk Sewa Menara (Master Tower Lease Agreement)
dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Divisi Fixed Wireless Network), PT Smart Telecom
dan PT Indosat Tbk.
Selama tahun 2010, Perseroan menandatangani Perjanjian Induk Sewa Menara (Master Tower
Lease Agreement) dengan PT AJN Solusindo, PT Dayamitra Telekomunikasi, dan PT Berca
Global Access, serta menandatangani nota kesepakatan untuk penyewaan layanan Extended
Service (tower dan perangkat CME) dengan PT First Media Tbk.
Jangka waktu perjanjian tersebut adalah antara 10-12 tahun dan selanjutnya dapat diperpanjang
antara 5-6 tahun. Sesuai dengan perjanjian, Perseroan menyewakan sebagian ruang pada
menara dan sebagian ruang pada lahan kepada penyelenggara telekomunikasi selular tersebut.
Sebagai kompensasi, Perseroan akan menerima pembayaran sewa secara reguler selama masa
sewa. Perjanjian Induk Sewa Menara ini mengatur kewajiban dan hak dari Perseroan dan
penyewa.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 224
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 54
29. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA (lanjutan)
l. Perjanjian sewa jaringan serat optik
Perseroan mengikat kontrak dengan HCPT dan Moratel sehubungan dengan penyewaan jaringan
serat optik yang dimiliki oleh Perseroan. Perjanjian ini berlaku sampai dengan berakhirnya jangka
waktu pemanfaatan seluruh jaringan serat optik yang disewakan yaitu masing-masing selama 15
tahun (HCPT) dan 10 tahun (Moratel) sejak pemanfaatan jaringan untuk lokasi yang disepakati
dan sepanjang tidak diakhiri lebih awal oleh salah satu pihak berdasarkan ketentuan yang berlaku
dalam perjanjian ini. Pemanfaatan jaringan dimulai sejak Januari 2009 dan penambahan dapat
dilakukan sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Perseroan berhak mendapatkan pembayaran
sewa periodik yang dibayar dimuka sebagaimana diatur dalam perjanjian ini. Selain itu, perjanjian
ini juga mengatur hak dan kewajiban Perseroan dan penyewa.
m. Perjanjian jelajah nasional
Pada bulan Desember 2009, Perseroan menandatangani perjanjian jelajah nasional dengan PT
Natrindo Telepon Selular (NTS). Dengan fasilitas jelajah nasional ini, pelanggan NTS bisa
menggunakan jaringan Perseroan di area tertentu. Perjanjian ini mulai berlaku tanggal 1 Januari
2010 dan berlaku selama 3 (tiga) tahun sepanjang tidak diakhiri lebih awal oleh salah satu pihak
berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam perjanjian ini. Perpanjangan masa perjanjian dapat
dilakukan sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Perjanjian ini juga mengatur hak dan kewajiban
kedua belah pihak.
n. Perjanjian pembangunan bersama jaringan kabel serat optik bawah laut
Pada bulan November 2009, Perseroan menandatangani perjanjian pembangunan bersama
jaringan kabel serat optik bawah laut Kalianda-Anyer dengan PT PGAS Telekomunikasi
Nusantara. Perjanjian ini mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak dan berlaku sampai
dengan masa garansi jaringan kabel serat optik bawah laut tersebut berakhir sepanjang tidak
diakhiri lebih awal oleh salah satu pihak berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam perjanjian.
Pada bulan Februari 2010, Perseroan menandatangani perjanjian pembangunan bersama
jaringan kabel serat optik bawah laut rute Kalianda-Anyer, Takesung-Bawean dan Ujung
Pangkah-Bawean dengan PT Bakrie Telecom Tbk. Perjanjian ini mengatur hak dan kewajiban
kedua belah pihak dan berlaku sampai dengan berakhirnya masa garansi yang berlaku bagi
jaringan tersebut berdasarkan Cable Supply and Installation Agreement antara XL dan Alcatel-
Lucent Submarine Networks sepanjang tidak diakhiri lebih awal oleh salah satu pihak
berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam perjanjian.
o. Perjanjian Managed utility services untuk billing infrastructure environment dengan PT Sun
Microsystems Indonesia
Pada bulan Maret 2010, Perseroan menandatangani perjanjian managed utility services untuk
billing infrastructure environment dengan PT Sun Microsystems Indonesia. Perjanjian ini mulai
berlaku tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2014 sepanjang tidak diakhiri lebih
awal oleh salah satu pihak berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam perjanjian. Perjanjian ini
juga mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak.
p. Perjanjian Mobile Data Service dengan Motricity
Pada bulan Mei 2010, Perseroan menandatangani perjanjian untuk pembelian perangkat keras,
perangkat lunak, dan License serta jasa untuk mengoperasikan Mobile Data Service. Perjanjian
ini terdiri dari tiga kontrak yang melibatkan Motricity Pte. Ltd. Singapore, Motricity, Inc. USA, dan
mCore International, Inc. USA. Perjanjian ini berlaku untuk 3 (tiga) tahun setelah serah terima
final dan dapat diperpanjang sampai dua kali, masing-masing satu tahun.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 225
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 55
29. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA (lanjutan)
p. Perjanjian Mobile Data Service dengan Motricity (lanjutan)
Pada tanggal 1 April 2010, kontrak SSIA (System Supply, Installation and Managed Services
Agreement) dengan Motricity Pte. Ltd, Singapore diakhiri dan selanjutnya Perseroan
menandatangani kontrak SSIA dengan PT Motricity Indonesia.
30. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
2010
Setara dengan
USD EUR SGD Rupiah
Aset
Kas dan setara kas 16.013.875 - - 143.981
Piutang usaha 8.148.666 - - 73.265
Aset lain-lain 45.920.815 - - 412.874
Jumlah aset 70.083.356 - - 630.120
Kewajiban
Hutang usaha dan hutang lain-lain (88.503.768) (220.073) (43.418) (802.215)
Beban yang masih harus dibayar (2.074.733) - - (18.654)
Pinjaman jangka panjang (241.091.940) - - (2.167.658)
Jumlah kewajiban (331.670.441) (220.073) (43.418) (2.988.527)
Kewajiban bersih (261.587.085) (220.073) (43.418) (2.358.407)
Karena pendapatan utama Perseroan dalam mata uang Rupiah sedangkan kewajiban utama
Perseroan dalam mata uang Dolar Amerika, Perseroan rentan terhadap pergerakan kurs mata uang
asing yang akan timbul terutama dari pinjaman Perseroan dalam mata uang Dolar Amerika. Sebagian
besar kewajiban dalam mata uang Dolar Amerika merupakan kewajiban jangka panjang dan
manajemen secara berkelanjutan terus mengevaluasi struktur perjanjian lindung nilai (hedging) jangka
panjang yang memungkinkan.
31. INFORMASI SEGMEN
Grup menjalankan dan mengelola usahanya dalam 1 (satu) segmen yaitu menyediakan jasa selular
GSM dan jasa jaringan telekomunikasi untuk para pelanggannya. Manajemen mengalokasikan sumber
daya dan menilai kinerja pada tingkat Grup.
32. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
a. Aset dan kewajiban moneter Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 telah dilaporkan dalam
mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs 1 USD = Rp 8.991 (Rupiah penuh), 1 EUR =
Rp 11.956 (Rupiah penuh) dan 1 SGD = Rp 6.981 (Rupiah penuh). Sejak tanggal 31 Desember
2010, kurs tersebut telah berubah menjadi 1 USD = Rp 9.032 (Rupiah penuh), 1 EUR =
Rp 12.377 (Rupiah penuh) dan 1 SGD = Rp 7.059 (Rupiah penuh) pada tanggal 27 Januari 2011.
Apabila Perseroan melaporkan semua aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada
tanggal 31 Desember 2010 dengan menggunakan kurs-kurs ini, maka kerugian selisih kurs yang
belum direalisasi akan bertambah sejumlah Rp 10.873. Pada masa mendatang, kurs mungkin
berfluktuasi, dan mata uang Rupiah mungkin mengalami depresiasi atau apresiasi secara
signifikan terhadap mata uang lainnya.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 226
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 56
32. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA (lanjutan)
b. Pada tanggal 27 Januari 2011, Perseroan melakukan pembayaran atas fasilitas kredit dari
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 400 miliar (Rupiah penuh) (lihat catatan 11).
c. Pada tanggal 27 Januari 2011, sejumlah Rp 1,5 triliun fasilitas dari BCA tidak digunakan dan
telah berakhir (lihat catatan 11).
33. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN
Manajemen risiko keuangan
Aktivitas Perseroan mengandung berbagai macam risiko-risiko keuangan yaitu: risiko pasar (termasuk
risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko tingkat suku bunga), risiko kredit dan risiko likuiditas.
Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan Perseroan berfokus pada ketidakpastian
pasar keuangan dan untuk meminimalisasi potensi kerugian yang berdampak buruk pada kinerja
keuangan Perseroan. Perseroan menggunakan instrumen keuangan derivatif seperti kontrak
berjangka, kontrak swap valuta asing dan kontrak swap tingkat bunga untuk mengantisipasi risiko-risiko
yang mungkin terjadi. Transaksi derivatif Perseroan digunakan untuk aktivitas lindung nilai (hedging)
dan tidak sebagai instrumen yang diperdagangkan atau untuk spekulasi.
Fungsi manajemen risiko keuangan dijalankan oleh departemen Treasury di bawah kebijakan-
kebijakan yang disetujui oleh Direksi. Departemen Treasury mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
melakukan aktivitas lindung nilai risiko-risiko keuangan.
Risiko nilai tukar mata uang asing
Perubahan nilai tukar telah, dan diperkirakan akan terus, memberikan pengaruh terhadap hasil usaha
dan arus kas Perseroan. Beberapa kewajiban dan belanja modal Perseroan adalah, dan diperkirakan
akan terus, didenominasi dengan mata uang Dolar Amerika. Sebagian besar pendapatan Perseroan
adalah dalam mata uang Rupiah.
Pada saat ini, Perseroan melakukan aktivitas lindung nilai terhadap sebagian dari eksposur atas mata
uang asing dikarenakan pendapatan usaha tahunan dalam mata uang Dolar Amerika lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah belanja modal, pembayaran tahunan pokok hutang dan bunga dalam
mata uang Dolar Amerika. Sebagai bagian dari usaha Perseroan untuk mengelola eksposur atas mata
uang asing, Perseroan memasuki kontrak berjangka dan kontrak swap nilai tukar mata uang asing
dengan lembaga-lembaga keuangan internasional. Untuk kontrak berjangka, pada umumnya
Perseroan membayar sejumlah premi dengan jumlah yang tetap. Sebagai hasil dari kontrak tersebut,
Perseroan yakin bahwa Perseroan telah mengurangi beberapa risiko nilai tukar mata uang asing,
meskipun aktivitas lindung nilai yang dilakukan oleh Perseroan tidak mencakup seluruh eksposur mata
uang asing dan terdapat kemungkinan bahwa perjanjian pengganti atas aktivitas lindung nilai tersebut
tidak tersedia pada saat kontrak lindung nilai tersebut telah selesai.
Risiko tingkat suku bunga
Perseroan melakukan pengawasan terhadap eksposur tingkat suku bunga untuk meminimalisasi
dampak negatif terhadap Perseroan. Pinjaman diberikan dalam berbagai tingkat suku bunga sehingga
Perseroan rentan terhadap risiko tingkat bunga arus kas.
Untuk mengukur risiko pasar atas pergerakan suku bunga, Perseroan melakukan analisa pada
pergerakan marjin suku bunga dan pada profil jatuh tempo aset dan kewajiban berdasarkan jadwal
perubahan suku bunga. Perseroan juga melakukan transaksi kontrak swap valuta asing dan kontrak
swap tingkat bunga untuk melindungi kewajiban bunga dalam mata uang asing atas ketidakpastian
suku bunga.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 227
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 57
33. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN (lanjutan)
Manajemen risiko keuangan (lanjutan)
Risiko tingkat suku bunga (lanjutan)
Tabel dibawah ini menggambarkan detail jatuh tempo aset keuangan dan kewajiban keuangan yang
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga.
2010
Suku bunga mengambang Suku bunga tetap Tidak
Kurang dari Lebih dari Kurang dari Lebih dari dikenakan
satu tahun satu tahun satu tahun satu tahun bunga Jumlah
Aset
Kas dan setara kas 364.968 - - - 1.193 366.161
Piutang usaha - - - - 496.121 496.121
Piutang lain-lain - - - - 77.752 77.752
Piutang derivatif - - - 32.884 - 32.884
Aset lain-lain - - 16.572 326.414 - 342.986
Jumlah aset keuangan 364.968 - 16.572 359.298 575.066 1.315.904
Kewajiban
Hutang usaha dan hutang
lain-lain - - - - 1.660.051 1.660.051
Beban yang masih harus
dibayar - - - - 942.799 942.799
Hutang derivatif - - - 142.828 - 142.828
Pinjaman jangka panjang 976.866 7.704.157 - - 8.681.023
Obligasi - - - 1.497.794 - 1.497.794
Jumlah kewajiban keuangan 976.866 7.704.157 - 1.640.622 2.602.850 12.924.495
Jumlah gap suku bunga (611.898) (7.704.157) 16.572 (1.281.324) - (9.580.807)
Risiko kredit
Risiko kredit timbul dari instrumen keuangan derivatif berupa piutang dengan bank dan institusi
keuangan, sebagaimana risiko kredit ke pelanggan atas piutang.
Untuk bank, hanya pihak-pihak independen dengan predikat baik yang diterima. Kepatuhan terhadap
pembatasan-pembatasan fasilitas kredit oleh pelanggan diawasi oleh manajemen. Penjualan kepada
ritel diharuskan untuk diselesaikan secara kas. Untuk instrumen keuangan derivatif, manajemen telah
membuat kriteria dimana hanya pihak-pihak independen dengan predikat baik yang diterima.
Tabel dibawah ini menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit dan risiko konsentrasi yang
dimiliki Perseroan:
Konsentrasi risiko kredit Eksposur
Korporasi Lain-lain maksimum
Piutang usaha 418.732 77.389 496.121
Piutang lain-lain - 77.752 77.752
Piutang derivatif - 32.884 32.884
Aset lain-lain 342.986 - 342.986
761.718 188.025 949.743
Tabel di atas menunjukkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Perseroan pada tanggal 31
Desember 2010. Eksposur di atas berdasarkan nilai tercatat bersih yang sebagaimana dilaporkan di
neraca.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 228
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 58
33. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN (lanjutan)
Manajemen risiko keuangan (lanjutan)
Risiko likuiditas
Risiko likuiditas timbul jika Perseroan mengalami kesulitan dalam mendapatkan sumber pendanaan.
Manajemen risiko likuiditas berarti menjaga kecukupan saldo kas dan setara kas. Perseroan mengelola
risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta
pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan.
Manajemen yakin akan kemampuannya untuk mengawasi dan mempertahankan eksposur risiko kredit
yang minimal dimana Perseroan telah menyediakan provisi yang memadai untuk menutupi kerugian
yang timbul dari piutang yang tidak tertagih berdasarkan data historis.
Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan
Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana aset dapat ditukar, atau kewajiban dapat diselesaikan dengan
dasar transaksi arms-length.
Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan kewajiban keuangan yang
tidak disajikan di neraca Perseroan pada nilai wajarnya:
2010
Nilai buku Nilai wajar
Pinjaman jangka panjang 8.681.023 8.819.323
Obligasi 1.497.794 1.530.000
Nilai wajar dari pinjaman jangka panjang dinilai menggunakan discounted cash flow berdasarkan
tingkat suku bunga efektif terakhir yang berlaku untuk masing-masing pinjaman yang diutilisasi. Nilai
wajar hutang obligasi diestimasi menggunakan nilai kuotasi pasar terakhir.
34. STANDAR AKUNTANSI BARU
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntansi keuangan revisi yang akan
berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 dan 2012 dan mungkin berdampak pada laporan keuangan
konsolidasian Perseroan, sebagai berikut:
- PSAK No. 1 : Penyajian Laporan Keuangan
- PSAK No. 2 : Laporan Arus Kas
- PSAK No. 3 : Laporan Keuangan Interim
- PSAK No. 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
- PSAK No. 7 : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
- PSAK No. 8 : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
- PSAK No. 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
- PSAK No. 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
- PSAK No. 15: Investasi pada Entitas Asosiasi
- PSAK No. 18: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 229
PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Halaman 59
34. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)
- PSAK No. 19: Aset Tak Berwujud
- PSAK No. 22: Kombinasi Bisnis
- PSAK No. 23: Pendapatan
- PSAK No. 24: Imbalan Kerja
- PSAK No. 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
- PSAK No. 34: Kontrak Konstruksi
- PSAK No. 46: Pajak Penghasilan
- PSAK No. 48: Penurunan Nilai Aset
- PSAK No. 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
- PSAK No. 53: Pembayaran Berbasis Saham
- PSAK No. 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
- PSAK No. 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
- PSAK No. 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
- PSAK No. 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
- PSAK No. 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
- ISAK No. 7 : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
- ISAK No. 9 : Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa
- ISAK No. 10 : Program Loyalitas Pelanggan
- ISAK No. 11 : Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik
- ISAK No. 12 : Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
- ISAK No. 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
- ISAK No. 14 : Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web
- ISAK No. 15 : Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya
- ISAK No. 16 : Perjanjian Konsesi Jasa
- ISAK No. 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Perseroan masih mempelajari dampak yang mungkin timbul atas penerbitan beberapa standar
akuntansi keuangan dan interpretasi tersebut.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 230
PT XL AXIATA Tbk. and Subsidiaries
31 December 2008, 2009 and 2010
Consolidated
Financial Statements
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Page 1/1
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS
AS AT 31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, except par value per share)
Notes 2008 2009 2010
CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents 3,24b 1,170,203 747,965 366,161
Trade receivables - net of allowance
for doubtful accounts
- Third parties 4 316,720 271,887 405,558
- Related parties 24c 68,292 60,419 51,407
Other receivables
- Third parties 13,450 1,043 76,327
- Related parties 24d 21,368 8,458 1,425
Inventories 127,633 19,886 61,044
Prepaid taxes 23a 754,860 367,176 5,161
Advances and prepayments 5,24i 378,260 481,657 1,229,873
Derivative receivables 26 333,324 18,049 -
Other assets - current 6 16,705 30,749 31,061
Total current assets 3,200,815 2,007,289 2,228,017
NON-CURRENT ASSETS
Fixed assets - net of accumulated depreciation 7 23,179,767 23,616,394 23,197,199
Derivative receivables 26 625,678 112,256 32,884
Other assets - non current 6,24i 1,386,705 1,644,156 1,793,181
Total non-current assets 25,192,150 25,372,806 25,023,264
TOTAL ASSETS 28,392,965 27,380,095 27,251,281
CURRENT LIABILITIES
Short-term loans 547,500 - -
Trade and other payables
- Third parties 8 3,250,610 2,072,648 1,637,856
- Related parties 8,24e 28,253 26,854 22,195
Taxes payable 23b 100,887 120,304 396,603
Accrued expenses
- Third parties 9 428,601 549,333 942,799
- Related parties - 153 -
Deferred revenue 10 591,432 597,904 586,714
Derivative payables 26 - 166,272 -
Current maturity of long-term loans 11 730,548 1,921,604 976,866
Current maturity of bonds 12 - 553,822 -
Total current liabilities 5,677,831 6,008,894 4,563,033
NON-CURRENT LIABILITIES
Trade and other payables - third parties 8 154,878 32,745 -
Long-term loans 11 14,563,676 9,491,908 7,704,157
Deferred tax liabilities 23d 553,629 1,183,677 1,283,347
Bonds 12 2,879,248 1,496,329 1,497,794
Derivative payables 26 36,828 64,479 142,828
Provisions 13 218,978 298,950 345,048
Total non-current liabilities 18,407,237 12,568,088 10,973,174
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 235
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Page 1/2
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS
AS AT 31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, except par value per share)
Notes 2008 2009 2010
EQUITY
Share capital - authorised capital 22,650,000,000
ordinary shares, issued and fully paid capital
8,508,000,000 (2008:7,090,000,000) ordinary
shares, with par value of Rp 100 per share 14 709,000 850,800 850,800
Additional paid-in capital 14 2,691,684 5,335,632 5,356,332
Retained earnings
- Appropriated 16 200 200 300
- Unappropriated 907,013 2,616,481 5,507,642
Total equity 4,307,897 8,803,113 11,715,074
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 28,392,965 27,380,095 27,251,281
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 236
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Page 2
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME
FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, except earning/(loss) per share)
Notes 2008 2009 2010
REVENUE
Gross revenue 12,155,991 13,879,513 17,636,895
Discount (94,784) (173,462) (178,256)
Gross revenue net of discount 18,24f 12,061,207 13,706,051 17,458,639
OPERATING EXPENSES
Depreciation expenses 7 3,335,287 3,701,880 4,071,998
Infrastructure expenses 19 1,988,575 3,089,094 3,120,982
Interconnection and telecommunications
service charges 20,24g,24h 2,296,381 2,027,777 2,303,762
Sales and marketing expenses 21,24j 1,374,475 1,030,368 1,291,324
Salaries and employee benefits 22,24k 722,515 777,833 904,408
Supplies and overhead expenses 24i 547,741 575,676 551,178
Others 43,244 39,579 50,500
10,308,218 11,242,207 12,294,152
OPERATING INCOME 1,752,989 2,463,844 5,164,487
OTHER (EXPENSES)/INCOME
Interest expenses (1,122,294) (1,274,077) (842,604)
Interest income 33,660 68,602 62,367
Foreign exchange (loss)/gain - net 26 (332,151) 744,617 (167,428)
Gain on finance lease transaction 6 - 465,047 -
Others 23e (401,402) (104,990) (348,841)
(1,822,187) (100,801) (1,296,506)
(LOSS)/INCOME BEFORE INCOME TAX (69,198) 2,363,043 3,867,981
INCOME TAX BENEFIT/(EXPENSE)
- Current 23c (6,011) (23,527) (877,050)
- Deferred 23c 60,100 (630,048) (99,670)
54,089 (653,575) (976,720)
NET (LOSS)/INCOME (15,109) 1,709,468 2,891,261
(LOSS)/EARNING PER SHARE
BASIC 17 (2) 237 340
DILUTED 17 (2) 237 340
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 237
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Page 3
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah)
Additional Retained earnings_____
Notes Share capital paid-in capital Appropriated Unappropriated Total
Balance as at 1 January 2008 709,000 2,691,684 100 1,064,022 4,464,806
Net loss for the year - - - (15,109) (15,109)
Dividends 15 - - - (141,800) (141,800)
Appropriation to statutory reserve 16 - - 100 (100) -
Balance as at 31 December 2008 709,000 2,691,684 200 907,013 4,307,897
Issuance of shares through
limited public offering 1b 141,800 2,643,948 - - 2,785,748
Net income for the year - - - 1,709,468 1,709,468
Balance as at 31 December 2009 850,800 5,335,632 200 2,616,481 8,803,113
Net income for the year - - - 2,891,261 2,891,261
Allowance for equity
compensation 2n,14 - 20,700 - - 20,700
Appropriation to statutory reserve 16 - - 100 (100) -
Balance as at 31 December 2010 850,800 5,356,332 300 5,507,642 11,715,074
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 238
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Page 4
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah)
Notes 2008 2009 2010
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Receipts from customers and other operators 12,165,611 13,765,228 17,322,790
Payments for suppliers and operating expenses (6,619,752) (5,412,328) (7,412,054)
Payments to employees (650,825) (682,545) (786,700)
Cash generated from operations 4,895,034 7,670,355 9,124,036
Interest income received 26,304 57,207 63,151
Payments of corporate income tax - net (211,837) (9,273) (392,296)
Net cash flows provided by operating activities 4,709,501 7,718,289 8,794,891
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Acquisition of fixed assets (11,381,712) (5,282,741) (4,847,922)
Payment of 3G upfront fee - - (327,627)
Realisation/(additions) of other assets (233,217) 135,583 93,772
Proceeds from sale of fixed assets and
insurance claims 7 100,898 23,730 24,700
Net cash flows used in investing activities (11,514,031) (5,123,428) (5,057,077)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Repayment of short-term loans (1,000,000) (547,500) -
Payment of short-term loan interest (65,461) (11,957) -
Repayment of long-term loans (400,000) (5,216,675) (6,622,767)
Payment of long-term loan interest (649,051) (1,017,530) (715,034)
Repayment of Excelcom bonds (4,459,970) (761,254) (578,566)
Payment of bond interest (444,513) (267,853) (175,152)
Proceeds from short-term loans 1,470,950 - -
Proceeds from long-term loans 12,953,122 2,026,133 3,972,875
Cash dividends paid 15 (141,800) - -
Proceeds from limited public offering - 2,785,748 -
Net cash flows provided by/(used in)
financing activities 7,263,277 (3,010,888) (4,118,644)
Net increase/(decrease) in cash and
cash equivalents 458,747 (416,027) (380,830)
Cash and cash equivalents at
beginning of year 805,769 1,170,203 747,965
Effect of exchange rate changes on
cash and cash equivalents (94,313) (6,211) (974)
Cash and cash equivalents at
end of year 3 1,170,203 747,965 366,161
Non-cash transaction:
Gain on finance lease transaction - 465,047 -
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 239
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 5
1. GENERAL
a. Establishment
PT XL Axiata Tbk (the Company) which previously known as PT Excelcomindo Pratama Tbk,
was initially established under the name PT Grahametropolitan Lestari. The Company has its
legal domicile in Jakarta and was established as a limited liability company under the laws of the
Republic of Indonesia under Deed of Establishment No. 55, dated 6 October 1989, as amended
by Deed No. 79, dated 17 January 1991. The preparation of both deeds was overseen by
Rachmat Santoso, S.H., Notary in Jakarta. The deeds were approved by the Minister of Justice of
the Republic of Indonesia in the Ministers Decision Letter No. C2-515.HT.01.01.TH.91, dated 19
February 1991, registered in the District Court of South Jakarta under No.
670/Not/1991/PN.JKT.SEL and No. 671/Not/1991/PN.JKT.SEL, dated 21 August 1991, and
published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 90, Supplement No. 4070, dated
8 November 1991.
The Companys Articles of Association have been amended for several times. Based on the
Shareholders Resolution dated 19 July 2005, as stated in Deed No. 127, dated 19 July 2005, in
relation to the Initial Public Offering of the Company, all of the Companys Articles of Association
were entirely amended by Deed No. 8, dated 2 August 2005 and prepared before Aulia Taufani,
S.H., substitute for Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta. This amendment was accepted and approved
by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia as stated in his Letter No.
C-21651.HT.01.04.TH.2005, dated 4 August 2005 and No. C-21974.HT.01.04.TH.2005, dated 8
August 2005, registered by the Company Registrar of the District of South Jakarta under
registration No. 947/RUB.09.03/VIII/2005, dated 16 August 2005, and published in the State
Gazette of the Republic of Indonesia No. 70, dated 1 September 2005, Supplement No. 9425
Year 2005.
Amendment to the Companys Article of Associations to comply with the Indonesian Company
Law No. 40 year 2007, was stated in Deed No. 229 dated 29 July 2008, made before Sutjipto,
S.H., Notary in Jakarta. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights
of the Republic of Indonesia in his Letter No. AHU.83359.AH.01.02 year 2008, dated 10
November 2008 and registered by Company Registrar of the District of South Jakarta under
registration No. 1223/RUB.09.03/VI/2009, dated 4 June 2009 and published in the State Gazette
of the Republic of Indonesia No. 67, Supplement No. 22754, dated 21 August 2009. As stated in
Deed No. 87 dated 16 November 2009 and Deed No. 17 dated 3 December 2009, made before
Aulia Taufani, S.H., substitute for Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, on 16 November 2009, the
Extraordinary General Meeting of Shareholders approved the amendment on the Companys
Article of Association in relation with the change of the Companys name to PT XL Axiata Tbk and
additions of Companys service line. The changes were approved by the Minister of Law and
Human Rights of the Republic of Indonesia in his Letter No. AHU.62353.AH.01.02 year 2009,
dated 22 December 2009 and has been registered by Company Registrar of the District of South
Jakarta under registration No. 58/RUB.09.03/I/2010, dated 12 January 2010.
The latest amendment to the Articles of Association, specifically article 4(2) regarding increase of
issued and fully paid capital, was based on Shareholders Resolution dated 19 March 2010, as
stated in Deed No. 154 dated 19 March 2010 prepared before Aulia Taufani, S.H., substitute for
Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta. This amendment was registered with notification receipt No.
AHU-AH.01.10-07776, issued by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of
Indonesia and registered by the Company Registrar of the District of South Jakarta under
registration No. 58/RUB.09.03/I/2010 dated 27 May 2010.
The Companys majority shareholder, Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (formerly known
as Indocel Holding Sdn. Bhd.), is a wholly owned subsidiary of Axiata Investments (Labuan)
Limited (formerly known as TM International (L) Ltd.). Axiata Investments (Labuan) Limited is a
subsidiary of Axiata Group Berhad (formerly known as TM International Berhad).
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 240
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 6
1. GENERAL (continued)
b. Companys Public Offerings
On 16 September 2005, the Company received an effective statement from the Indonesian
Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) No. S-2531/PM/2005 for Initial Public Offering of
1,427,500,000 of its shares with a par value of Rp 100 (full amount) per share. All of the
Companys issued shares were listed on the Indonesia Stock Exchange on 29 September 2005 at
the offering price of Rp 2,000 (full amount) per share.
Outstanding bonds as of 31 December 2010 is second IDR bond which was issued on 26 April
2007 with a nominal amount of Rp 1.5 trillion (full amount) for a five-year period, which was listed
on the Indonesia Stock Exchange (refer to Note 12).
On 16 November 2009, the Company, through Limited Public Offering I (LPO I) in respect of a
rights issue with pre-emptive rights, issued 1,418,000,000 ordinary shares with par value of Rp
141.8 billion (full amount) (refer to Note 14). All of the Companys issued shares were listed on
the Indonesia Stock Exchange.
c. Investment license
In accordance with its Articles of Association, the Companys purpose is to provide
telecommunications services and/or telecommunications networks and/or multimedia services.
The Company commenced its commercial operations in 1996.
The Company obtained license or Ijin Usaha Tetap (IUT), to provide basic telephony services
based on Decree Letter No. 437/T/PERHUBUNGAN/2003 from the Investment Coordination
Board (BKPM), dated 20 November 2003. The license is valid for 30 (thirty) years starting from
October 1995.
The Company obtained approval from BKPM for the expansion of its investment into facilities
supply and the operation of telecommunications networks based on approval letter No.
243/11/PMA/2003, dated 20 November 2003. BKPM approved the extension of the projects
completion period in letter No. 1531/III/PMA/2005, dated 29 December 2005.
On 7 December 2004, the Company obtained approval from BKPM regarding the changes to type
of services and to the Companys production area through letter No. 933/B.1/A.6/2004. The
changes were made in accordance with the rules on service area modification as provided by Law
No. 36 of 1999 on Telecommunication Services.
Furthermore, the Company obtained approval regarding the expansion of a foreign capital
investment based on an approval letter from BKPM No. 948/T/TELEKOMUNIKASI/2006, dated 1
December 2006 jo. No. 06/P-IUT/2007 dated 26 January 2007 jo. No.
1001/T/TELEKOMUNIKASI/2008 dated 26 September 2008. The license became effective in
June 2008 for an indefinite period.
d. Operating license
The Company is principally involved in the provision of basic telephony services on cellular mobile
network, Internet Services Provider (ISP), fixed closed network services (leased lines), Voice
over Internet Protocol/ VoIP (ITKP) and internet interconnection services (NAP).
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 241
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 7
1. GENERAL (continued)
d. Operating license (continued)
The Company was granted several telecommunications licenses by the Indonesian Government.
These licenses are valid for an unlimited period of time as long as the Company complies with
prevailing laws and telecommunications regulations and fulfills the obligations stated in those
permits. For the ISP and fixed closed network license, an evaluation is performed annually and an
overall evaluation is performed every 5 (five) years, while for the License to Operate a Cellular
Mobile Network, the overall evaluation is performed at every end of the year. For ITKP/VoIP and
NAP license, overall evaluation is performed every 5 (five) years. The Company is obliged to
submit reports of services based on above mentioned licenses annually, and especially for
ITKP/VoIP, other than annually report, the Company is obliged to submit quarterly report as well.
The reports are submitted to the Indonesian Directorate General of Post and
Telecommunications. The reports comprise information such as operational performance,
revenue, universal service contribution and coverage areas.
Details of these licenses are as follows:
License License No. Type of services
Grant date/latest
renewal date
License to Operate Cellular
Mobile Network
323/KEP/M,KOMINFO/
9/2010
Cellular Mobile Network
(including 2G, IMT-2000/3G)
and basic telephony services
14 September
2010
License to Operate Internet
Services Provider (ISP)
270/Dirjen/2010 Internet Services Provider
(ISP)
12 August 2010
License to Operate
a Fixed Closed Network
133/KEP/M.KOMINFO/
04/2009
Fixed Closed Network 29 April 2009
License to Operate Internet
Telephony Services for Public
Interest (ITKP)/VoIP
294/KEP/DJPT/KOMIN
FO/8/2010
Internet Telephony Services for
Public Interest (ITKP)/VoIP
31 August 2010
License to Operate Internet
Interconnection Services
(NAP)
17/Dirjen/2005 Internet Interconnection
Services (NAP)
16 February 2005
Based on Decree No. 19/KEP/M.KOMINFO/2/2006 of the Minister of Communication and
Information, dated 14 February 2006, on the Determination of Successful Applicant for IMT-2000
Cellular Mobile Network on 2.1 GHz Radio Frequency Band (KM.19 Year 2006), the Company is
determined as one of the winners of the 3G license tender for the 2x5 MHz block as stipulated in
Decree No. 100/KEP/M.KOMINFO/10/2006 of the Minister of Communication and Information,
dated 11 October 2006, regarding its Operating License for a Cellular Mobile Network, which then
renewed by Decree No. 323/KEP/M.KOMINFO/9/2010 of the Minister of Communication and
Information, dated 14 September 2010.
In accordance with KM.19 Year 2006 and Decree No. 07/PER/M.KOMINFO/2/2006 of the
Minister of Communication and Information, the Company is obliged to pay an upfront fee
equalling twice the bid price, amounting to Rp 376 billion (full amount), not later than 30 (thirty)
working days after the settlement date. The Company is also obliged to set up a Performance
Bond in the amount of Rp 20 billion (full amount) as well as pay the following annual Spectrum
Frequency Band Usage Fee:
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 242
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 8
1. GENERAL (continued)
d. Operating license (continued)
Year of
payment
BI Rate
(%)
Multiplying
Index
Annual BHP
Frequency
Year 1 20% x HL
Year 2 R1 I1 = (1+R1) 40% x I1 x HL
Year 3 R2 I2 = I1(1+R2) 60% x I2 x HL
Year 4 R3 I3 = I2(1+R3) 100% x I3 x HL
Year 5 R4 I4 = I3(1+R4) 130% x I4 x HL
Year 6 R5 I5 = I4(1+R5) 130% x I5 x HL
Year 7 R6 I6 = I5(1+R6) 130% x I6 x HL
Year 8 R7 I7 = I6(1+R7) 130% x I7 x HL
Year 9 R8 I8 = I7(1+R8) 130% x I8 x HL
Year 10 R9 I9 = I8(1+R9) 130% x I9 x HL
Notes:
a. HL = Tender result per 2x5 MHz block (referring to the lowest winner bid price of Rp 160 billion, full amount).
b. Ri = Average BI Rate for the preceding year.
c. Multiplying Index is the index which is utilised to conduct an adjustment of the Bid Price every year.
Based on Decree No. 322/KEP/M.KOMINFO/09/2010 of the Minister of Communication and
Information, dated 7 September 2010, the Company obtained additional allocation of 3G
operating license for the 2x5 MHz block. For the additional allocation, the Company is obliged to
pay an upfront fee of Rp 328 billion (full amount) and pay the annual Spectrum Frequency Band
Usage Fee using the same formula as 3G license acquired by Company in 2006.
On 13 December 2010, the Government issued Government Regulation No. 76/2010 to amend
the existing Government Regulation No. 7/2009. This regulation determines that fees for the use
of radio frequency spectrum comprised fees on radio station license (ISR) and fees on radio
frequency spectrum license (IPSFR). The amendment further clarifies the implementation of
formula to derive the fee of IPSFR. The implementation is expected to be on stages in the five
years starting 15 December 2010. Following this regulation, the Ministry of Communication and
Information issued a decision letter No. 456A/KEP/M.KOMINFO/12/2010 on 15 December 2010
where the utilization of 2x15 MHz spectrum at 900 MHz and 1800 MHz for the period of 12
months starting 15 December 2010 cost the Company Rp 723 billion on IPSFR fees. Of the
amounts charged to the Company, the decision letter also clearly defined that sums of Rp 387
billion of the amount paid in 2010 referred to as prepayments of the amount charged.
Related expenses such as the Telecommunication Service Fee, the Universal Service
Obligations, the Spectrum Frequency Usage Band Fee and the Annual Spectrum Frequency
Usage Fee for 3G Band for the years ended 31 December 2008, 2009 and 2010 amounted to
Rp 845,497, Rp 1,363,309 and Rp 1,379,330, respectively.
e. Board of Directors, Commissioners and Audit Committee
The composition of the Companys Board of Directors and Commissioners as at 31 December
2008 was based on the Deed of Resolution No. 229, dated 29 July 2008 prepared before Sutjipto,
SH., Notary in Jakarta.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 243
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 9
1. GENERAL (continued)
e. Board of Directors, Commissioners and Audit Committee (continued)
The composition of the Companys Board of Directors and Commissioners as at 31 December
2009 based on the resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders held on 16
November 2009, as stated in the Deed of Resolution No. 87, dated 16 November 2009 prepared
before Aulia Taufani, S.H. substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta.
The composition of the Companys Board of Directors and Commissioners as at 31 December
2010 based on the resolution of the Annual General Meeting of Shareholders held on 19 March
2010, as stated in the Deed of Resolution No. 155, dated 19 March 2010 prepared before Aulia
Taufani, S.H. substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, which has been updated as of 28
December 2010, with the resignation of one of the Companys Commissioner, YBhg Dato Yusof
Annuar bin Yaacob, effectively on 28 December 2010. Due to one and another reason, Company
did not hold special Annual General Meeting of Shareholders to approve this resignation.
The composition of the Companys Board of Directors and Board of Commissioners as at 31
December 2008, 2009 and 2010 is as follows:
2008 2009 2010
BOARD OF DIRECTORS
President Director: Hasnul Suhaimi

Directors: P.Nicanor V.Santiago III

Joy Wahjudi

Willem Lucas Timmermans

Dian Siswarini

Joris de Fretes


BOARD OF COMMISSIONERS
President Commissioner: YBhg Tan Sri Dato Ir.Muhammad
Radzi bin Haji Mansor

Commissioners: YBhg Dato Sri Jamaludin bin
Ibrahim

Ahmad Abdulkarim Mohd Julfar

YBhg Dato Yusof Annuar bin
Yaacob


Abdul Farid bin Alias


Gita Irawan Wirjawan


Independent Commissioners:
Peter J. Chambers

Dr. Ir. Giri Suseno Hadihardjono

Elisa Lumbantoruan

Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 244
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 10
1. GENERAL (continued)
e. Board of Directors, Commissioners and Audit Committee (continued)
The Companys Audit Committee was established on 28 February 2005. The composition of the
Audit Committee as at 31 December 2008, 2009 and 2010 is as follows:
Chairman : Peter J. Chambers
Members : Dr. Djoko Susanto, M.S.A
Heru Prasetyo
Elisa Lumbantoruan
The Companys Corporate Secretary as at 31 December 2008 is Ike Andriani, as at 31 December
2009 is Sutrisman, and as at 31 December 2010 is Murni Nurdini.
The Companys head office is currently located at grhaXL, Jalan Mega Kuningan Lot. E4-7 No.1
Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950, Indonesia.
f. Subsidiaries
The Company has the following subsidiaries which were established for issuance of bonds and
loans:
Percentage
of
ownership
Country
of domicile
Year of
participations
Excel Phoneloan 818 B.V.* 100% Netherlands 1997
GSM One (L) Ltd. 100% Malaysia 1996
GSM Two (L) Ltd. 100% Malaysia 1997
Excelcomindo Finance Company B.V. 100% Netherlands 2003
The subsidiaries total assets before elimination are as follow:
2008 2009 2010
Excel Phoneloan 818 B.V.* 14,916 12,951 -
GSM One (L) Ltd. - - -
GSM Two (L) Ltd. - - -
Excelcomindo Finance Company B.V. 1,478,696 631,822 41,729
* In April 2010, the registration of Excel Phoneloan 818 B.V. has been terminated by the Chamber of Commerce of the
Netherlands confirming the liquidation with effect from 14 December 2009, being the resolution of the Extraordinary General
Meeting of the Shareholder.
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
The consolidated financial statements of PT XL Axiata Tbk and its subsidiaries (together, the Group)
were prepared by the Board of Directors and completed on 28 January 2011.
Presented below are the significant accounting policies adopted for the preparation of the consolidated
financial statements of the Group, which conform to the accounting principles generally accepted in
Indonesia and the regulations imposed by the Indonesian Capital Market Supervisory Agency and
Financial Institution No. VIII.G.7 regarding Guidelines for the Preparation of Financial Statements and
No. SE-02/PM/2002 regarding Guidelines for the Preparation of Financial Statements for Listed or
Public Telecommunications Companies.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 245
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 11
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
a. Basis for preparation of the consolidated financial statements
The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows and
derivative instruments, have been prepared on the historical cost concept and accrual basis.
Derivative instruments are stated at fair value.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method and present the
sources and uses of cash and cash equivalents according to operating, investing and financing
activities. Cash and cash equivalents consist of cash on hand, cash in bank and deposits with
original maturities of 3 (three) months or less.
Figures in the consolidated financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah
unless specify otherwise.
b. Principles of consolidation
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and
entities in which the Company has ability to directly or indirectly exercise control.
The entities are consolidated from the date on which effective control was transferred to the
Company and are no longer consolidated when the Company ceases to have effective control.
The effects of all significant transactions and balances between companies within the Group have
been eliminated in the consolidated financial statements.
The financial statements of entities domiciled outside Indonesia are translated into Rupiah
currency on the following basis:
- Monetary accounts are translated using the prevailing Bank of Indonesia middle rate as at the
balance sheet date as mentioned in Note 2l. Non-monetary accounts are translated using the
historical rate as at the transaction date.
- Statements of income accounts are translated using the average rate during the year as
follows (full amount):
2008 2009 2010
United States Dollar (USD) 9,629 10,485 9,112
Euro (EUR) 14,205 14,565 12,103
Singapore Dollar (SGD) 6,820 7,194 6,652
Differences arising from the translation of balance sheets and statements of income of the foreign
entities are recognised in the current years consolidated statement of income on the basis that
the operations of the foreign entities formed an integral part of the operations of the Company
and, as a result, the transactions of the foreign entities have been considered as if they had been
carried out by the Company.
c. Related party transactions
The Company and its subsidiaries have transactions with related parties. The definition of related
parties used is in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) 7
Related Party Disclosures. Parties are considered to be related if one party has the ability to
control the other party or exercise significant influence over the other party in making financial and
operating decisions.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 246
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 12
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Related party transactions (continued)
All material transactions and balances with related parties have been disclosed in notes to
financial statements.
d. Recognition of revenues and expenses
(i) Cellular telecommunications services
Voice and non-voice revenue is derived from the use of the Companys network by GSM
(Global System for Mobile communications) customers, including charges for airtime, local
interconnection, domestic long-distance, international long-distance, international roaming
and value added services, which are recognised based on applicable tariffs and the duration
of successful calls made through the network. Voice revenue is recognised at the time the
service is rendered based on the actual call duration and applicable tariffs.
Monthly service charge is derived from postpaid customers which is recognised on a
monthly basis upon billing.
Revenue from prepaid services is derived from the sale of starter pack and vouchers.
Starter packs consist of a SIM (Subscriber Identity Module) card and voucher. The revenue
of SIM card sales and any discount granted is recognised upon delivery to distributors or
directly to customers, excluding value-added taxes. Revenue from sales of vouchers for
prepaid services is not recognised at the time of sale. When a voucher is sold, the full
amount of airtime sold is credited, without deduction of any commission, to the Deferred
Revenue account. When prepaid customers use the prepaid airtime or upon expiration of
the voucher, the amount used or expired is recognised as cellular telecommunications
revenue in the consolidated statement of income.
(ii) Cellular interconnection services
Revenue from interconnection with other operators and inbound roaming revenue from
overseas telecommunication providers are recognised on the basis of actual recorded call
traffic.
(iii) Other telecommunications services
Revenue from leased lines, rental of telecommunications towers, internet service provider
and national roaming service revenue is recognised on a monthly basis upon billing based
on prices agreed with customers. When unearned revenue is received, the amounts
received are recorded as deferred revenue and recognised as revenue when the services
are provided.
Revenue from ITKP/VoIP services is recognised at the time when the service is rendered
based upon applicable tariffs.
(iv) Expenses
Expenses are recognised on an accrual basis.
e. Trade receivables
Trade receivables are presented at their estimated recoverable amount after an allowance for
doubtful accounts. This allowance for doubtful accounts is made based on the managements
evaluation of the collectibility of outstanding amounts. Accounts are written off in the period during
which they are determined to be uncollectible.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 247
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 13
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Inventories
Inventories, mainly comprising vouchers and SIM cards, are valued at the lower of cost or net
realisable value. Cost is calculated using the moving-average method.
A provision for obsolete and slow-moving inventory is determined on the basis of the estimated
future sales of individual inventory items.
g. Leases
In 2007, the Financial Accounting Standards Board (DSAK) issued PSAK 30 (Revised 2007),
Leases, which constituted a change in accounting policy. The PSAK is effective for the
preparation of financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2008.
Under the PSAK 30 (Revised 2007), the classification of leases is based on the extent to which
risks and rewards incidental to ownership of a leased asset lie with the lessor or the lessee.
In 2008, DSAK issued an Interpretation of Statement of Financial Accounting Standard (ISAK) 8,
Determining whether an Arrangement contains a Lease and Further Explanation about
Transitional Provisions of PSAK 30 (Revised 2007).
(i) As lessee
Leases in which a significant portion of the risks and rewards incidental to ownership are
retained by the lessor are classified as operating leases. Payments made under operating
leases are charged to the consolidated statement of income on a straight-line basis over the
period of the lease.
Leases whereby the Company has substantially all the risks and rewards incidental to
ownership are classified as finance leases. Finance leases are capitalised at the leases
commencement at the lower of the fair value of the leased assets and the present value of
the minimum lease payments.
Each lease payment is allocated between the liability and finance charges so as to achieve
a constant rate on the balance outstanding. The corresponding rental obligations, net of
finance charges, are included in other long-term payables. The interest element of the
finance cost is charged to the consolidated statement of income over the lease period so as
to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability for
each period. The fixed asset acquired under finance leases is depreciated over the shorter
of the useful life of the asset and the lease term.
(ii) As lessor
When assets are leased out under a finance lease, the present value of the lease payments
is recognised as receivable. The difference between the gross receivable and the present
value of the receivable is recognised as unearned finance lease income. Lease income is
recognised over the term of the lease using the net investment method, which reflects a
constant periodic rate of return.
When assets are leased out under an operating lease, the asset is included in the balance
sheet based on the nature of the asset. Lease income is recognised over the term of
the lease on a straight-line basis.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 248
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 14
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
h. Fixed assets and depreciation
Fixed assets are stated at acquisition cost, which includes any applicable import taxes, import
duties, freight costs, handling costs, storage costs, site preparation costs, installation costs,
internal labour costs, and the initial estimate of the costs of dismantling and removing the item
and restoring the site on which it is located, less accumulated depreciation. Depreciation is
applied from the date the assets are put into service or when the assets are ready for service,
using the straight-line method over their estimated useful lives and results in the following annual
percentages of cost:
Buildings : 5%, 12.5%
Network equipment
- GSM tower : 6.25%
- Fiber optic : 10%
- Other network equipment : 10%, 12.5%, 20%, 25%, 50%
Leasehold improvements : 25%
Machinery and equipment : 25%
Furniture and fixtures : 25%
Support systems : 25%
Motor vehicles : 25%
Land is stated at cost and is not depreciated.
The Company evaluates its fixed assets for impairment whenever events and circumstances
indicate that the carrying amount of the assets may not be recoverable. When the carrying
amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written down to its
estimated recoverable amount, which is determined based upon the greater of its net selling price
or value in use.
The accumulated costs of network equipment are initially capitalised as Assets Under
Construction. These costs are subsequently reclassified as fixed-asset accounts when the assets
are put into service.
Subsequent costs are included in the assets carrying amount and recognised as a separate
asset, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to
the Company and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of replaced
parts is written off. The cost of upgrading software is capitalised and the previously recorded
balance is written off at the time the software upgrade is performed.
All other repairs and maintenance are charged to the income statement during the financial period
in which they are incurred.
When assets are disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are
eliminated from the consolidated financial statements, and the resulting gains and losses on the
disposal of fixed assets are recognised in the respective periods statement of income.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 249
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 15
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
h. Fixed assets and depreciation (continued)
In 2007, DSAK issued PSAK 16 (Revised 2007), Fixed Assets. The PSAK is effective for the
preparation of financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2008. Under
PSAK 16 (Revised 2007), the Company has to choose the cost model or revaluation model as
their accounting policy in measuring costs of acquisition. The Company has chosen the cost
model. According to PSAK 16 (Revised 2007), the initial estimate of the costs of dismantling and
removing a fixed asset and restoring the site on which it is located shall be capitalised as
acquisition cost. In 2008, the Company recorded the estimated dismantlement and restoration
costs of Base Transceiver Stations (BTS) as part of acquisition cost. The amount of the
provision is determined based on the lease contracts; however, where contracts do not specify
the amount of the obligation, the Company uses its best estimate. The management conducts a
regular review of the estimation used.
Change in economic useful lives estimation
On 1 January 2008, the Company changed the estimated useful lives of certain components of
other network equipment from 10 (ten) and 8 (eight) years (10% and 12.5%) to 4 (four) and 5
(five) years (25% and 20%) to reflect current asset useful life and depreciated over the remaining
period of its new useful life.
On 1 March 2010, the Company changed the estimated useful lives of certain components of
other network equipment from 8 (eight) years (12.5%) to 5 (five) years (20%) to reflect current
asset useful life and depreciated over the remaining period of its new useful life.
i. Intangible assets
The 3G spectrum license is recorded at historical cost (refer to Notes 1d and 6). It has a finite
useful life and is carried at cost less accumulated amortisation. Amortisation is calculated using
the straight-line method over the estimated useful life of the asset (10 (ten) years). The
amortisation commences from the date when the assets are available for use and amortisation
costs are charged to operating expenses-others.
The accounting principles generally accepted in Indonesia do not provide clear and explicit
guidance on whether the commitment to pay annual fees over 10 (ten) years as a consequence of
obtaining the 3G spectrum license is a liability and whether the ten-year annual fees (Biaya Hak
Penggunaan or BHP) are to be considered as part of the acquisition costs of the license. The
management assesses that continuation of payment of annual fees will no longer be required if
the Company no longer uses the license. The management considers the annual payment as a
usage fee based on its own interpretation of the license conditions and written confirmation from
the Directorate General of Post and Telecommunications. These annual fees are therefore not
considered as part of the acquisition cost for obtaining the license.
If in future, the regulations and conditions with regard to payment of the annual fees are changed
with the consequence that payment of remaining outstanding annual fees cannot be avoided
upon the Company returning the license, the Company will recognise the fair value of annual fees
as an intangible asset and the corresponding liability at the present value of the remaining annual
fees at that point in time.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 250
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 16
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
j. Loans
Loans are initially recognised at the amount of proceeds received, net of transaction costs
incurred. Loans are subsequently stated at any difference between proceeds received (net of
transaction costs incurred) and the redemption value. Transaction costs incurred as the result of
the loans issue are stated as amortised cost using the effective interest method over the period of
borrowings.
k. Bond and share issue costs
Bond issue costs are directly deducted from the issue proceeds in the consolidated balance
sheets as a discount and are amortised using the effective interest method over the period of the
bonds.
Share issue costs are directly deducted from the additional paid-in capital account in the
consolidated financial statements.
l. Foreign currency translation
Transactions denominated in foreign currencies are translated into Rupiah at the rates prevailing
as at the date of the transaction.
As at the balance sheet date, monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign
currencies are translated into Rupiah using the Bank of Indonesia middle rate prevailing as at that
date. The exchange rates of the major foreign currencies used are as follows (full amount):
2008 2009 2010
United States Dollar (USD) 10,950 9,400 8,991
Euro (EUR) 15,432 13,510 11,956
Singapore Dollar (SGD) 7,607 6,699 6,981
Swiss Franc (CHF) 10,349 9,087 9,600
Australian Dollar (AUD) 7,556 8,432 9,143
Realised and unrealised foreign exchange gains or losses arising from transactions in foreign
currency and from the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are
recognised in the current year consolidated statements of income.
m. Taxation
Deferred income tax is provided using the balance sheet liability method, for all temporary
differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for
each entity separately.
Deferred income tax is determined using tax rates that have been enacted or substantially
enacted at the balance sheet date and are expected to apply when the related deferred income
tax asset is realised or the deferred income tax liability is settled.
Deferred tax assets relating to the carry forward of unused tax losses are recognised to the extent
that it is probable that future taxable profit will be available against which the unused tax losses
can be utilised.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed
against, when the results of the appeal are determined.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 251
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 17
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
n. Employee benefits
Short-term employee benefits
Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees.
Post-employment benefits
Post-employment benefits such as retirement, severance and service payments are calculated
based on Labour Law No. 13/2003 (Law 13/2003).
In relation to pension benefits, in April 2002 the Company entered into a defined contributions
pension plan organised by PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. This programme is provided to
all permanent employees who were under 50 years of age at the commencement of the
programme in April 2002. Contributions to the plan are 10% of the net base salary, comprising 7%
from the Company and 3% from the employee. Employees are entitled to benefits from the
pension plan, comprising pension fund contributions and accumulated interest, on retirement,
disability or death.
In accordance with Law 13/2003, the Company has further payment obligations if the benefits
provided by the existing plan do not adequately cover the obligations under Law 13/2003.
The liabilities recognised in the consolidated balance sheets are the present values of the defined
benefit obligations as at the balance sheet date in accordance with Law 13/2003 or the
Companys regulations (whichever is higher), less the fair value of plan assets, together with
adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs.
The defined benefit obligation is calculated by an independent actuary using the projected unit
credit method. In calculating post-employment benefits, the independent actuary has considered
the contribution made by the Company to PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated
future cash outflows using the interest rates of Government Bonds (considering currently there is
no deep market for high-quality corporate Bonds) that are denominated in Rupiah, in which the
benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating to the terms of the related
pension liability.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments, changes in actuarial assumptions
and amendments to pension plans in excess of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the
present value of the defined benefit obligations are charged or credited to consolidated
statements of income over the employees expected average remaining service lives.
Past-service costs are recognised immediately in the consolidated statements of income, unless
the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a
specified period of time (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortised on
a straight-line basis over the vesting period.
The current service cost is recorded as an expense in the prevailing period.
Other long-term employee benefits
Other long-term employee benefits such as deferred compensation paid for twelve months or
moreafter service period are calculated based on the Companys policy using the same
methodology as for the simplified other post employment benefits.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 252
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 18
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
n. Employee benefits (continued)
Share-based compensation
The Company operates an equity-settled, share-based compensation plan. The fair value of the
employee services received in exchange for the grant of shares is recognised as an expense in
the income statements over the vesting period and credited to additional paid-in capital. The total
amount to be recognised over the vesting period is determined by the fair value of the shares
granted on the grant date.
On each vesting period, the Company will provide an amount based on total incentives which will
become the employees rights at the vesting date and recognise the impact in the income
statements.
o. Financial assets and liabilities
In 2006, the DSAK issued PSAK 50 (Revised 2006) "Financial Instruments: Presentation and
Disclosures" and PSAK 55 (Revised 2006) "Financial Instruments: Recognition and
Measurement". These standards amend both PSAK 50 "Accounting for Investments in Certain
Securities" and PSAK 55 "Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities". Both
standards are applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January
2010.
In implementing PSAK 50 (Revised 2006) and PSAK 55 (Revised 2006), the Company classifies
financial instruments into financial assets and financial liabilities.
Financial assets
The Company classifies its financial assets in the following categories of (i) financial assets at fair
value through profit and loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity financial assets, and
(iv) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the
financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets
at initial recognition.
(i) Financial assets at fair value through profit or loss
Financial assets at fair value through profit or loss are financial assets classified as held for
trading. A financial asset is classified as held for trading if it is acquired principally for the
purpose of selling or repurchasing it in the near term and for which there is evidence of a
recent actual pattern of short term profit taking. Derivative receivables are also categorised
as asset held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.
There are no financial assets categorised as held for trading except for derivative
receivables.
Gains and losses arising from changes in the fair value of derivatives that are managed in
conjunction with designated financial assets are included in foreign exchange gain/loss.
(ii) Loans and receivables
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable
payments that are not quoted in an active market. Loans and receivables are initially
recognised at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortised
cost using the effective interest rate method. Loans and receivables consist of net
investment in finance leases, other receivables and other assets.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 253
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 19
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
o. Financial assets and liabilities (continued)
Financial assets (continued)
(iii) Held-to-maturity financial assets
Held-to-maturity financial assets are non-derivative financial assets with fixed or
determinable payments and fixed maturities that the Management has the positive intention
and ability to hold to maturity, other than:
a) those that the Company upon initial recognition designates as at fair value through profit
or loss;
b) those that the Company designates as available for sale; and
c) those that meet the definition of loans and receivables.
These are initially recognised at fair value including transaction costs and subsequently
measured at amortised cost, using the effective interest method.
There is no financial assets that classified as held-to-maturity financial assets.
(iv) Available-for-sale financial assets
Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are intended to be
held for indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or
changes in interest rates, exchange rates or that are not classified as loans and receivables,
held-to-maturity investments or financial assets at fair value through profit or loss.
Available-for-sale financial assets are initial recognised at fair value, plus transaction costs,
and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognised in the
statement of changes in equity, except for impairment losses and foreign exchange gains
and losses, until the financial assets is derecognised. If an available-for-sale financial asset
is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously recognised in the
statement of changes in equity is recognised in the income statement. However, interest is
calculated using the effective interest method, and foreign currency gains or losses on
monetary assets classified as available-for-sale are recognised in the income statement.
There is no financial assets that classified as available-for-sale financial assets.
The Company uses settlement date accounting for regular way contracts when recording financial
assets transactions.
Financial liabilities
The Company classified its financial liabilities in the category of (i) financial liabilities at fair value
through profit or loss and (ii) financial liabilities measured at amortised cost.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 254
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 20
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
o. Financial assets and liabilities (continued)
Financial liabilities (continued)
(i) Financial liabilities at fair value through profit or loss
Financial liabilities at fair value through profit or loss are financial liabilities classified as held
for trading. A financial liability is classified as held for trading if it is acquired principally for
the purpose of selling or repurchasing it in the near term and for which there is evidence of
a recent actual pattern of short term profit taking. Derivative payables are also categorised
as liabilities held for trading unless they are designated and effective as hedging
instruments.
There are no financial liabilities categorised as held for trading except for derivative
payables.
Gain and losses arising from changes in the fair value of derivatives that are managed in
conjunction with designated financial liabilities are included in foreign exchange gain/loss.
(ii) Financial liabilities measured at amortised cost
Financial liabilities that are not classified as at fair value through profit and loss fall into this
category and are measured at amortised cost. Financial liabilities measured at amortised
cost are other payables, accrued expenses, loans and bonds.
Fair value estimation
The fair value of financial instruments traded in active markets is determined based on quoted
market prices at the balance sheet date. The quoted market price used for financial assets held
by the Company is the current bid price, while for financial liabilities it uses ask price.
The fair value of financial instruments that are not traded in active markets is determined by using
valuation technique. The Company uses discounted cash flow methods and makes assumptions
that are based on market conditions existing at each balance sheet date which are used to
determine fair value for the remaining financial instruments.
p. Earning/(loss) per share
Basic earning/(loss) per share is calculated by dividing net income/(loss) by the weighted average
number of ordinary shares outstanding during the year.
Diluted earning/(loss) per share is calculated by dividing net income/(loss) by the weighted
average number of ordinary shares outstanding during the year, adjusted to assume conversion
of all potential dilutive ordinary shares.
q. Dividends
Dividend distribution to the Companys shareholders is recognised as a liability in the
consolidated financial statements in the period in which the dividends are approved by the
Companys shareholders.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 255
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 21
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
r. Use of estimates
The preparation of consolidated financial statements in conformity with accounting principles
generally accepted in Indonesia requires the management to use of estimates and assumptions
that affect the reported amounts of assets and liabilities, the disclosure of contingent assets and
liabilities as at the date of the consolidated financial statements, and the reported amounts of
revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those
estimates.
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS
2008 2009 2010
Cash on hand 1,583 1,434 1,193
Cash in bank
Rupiah
- Standard Chartered Bank 30 4,049 18,403
- J.P.Morgan Chase Bank, N.A. 28,684 12,559 11,111
- PT Bank Central Asia Tbk 18,837 12,068 6,227
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,832 3,625 2,357
- PT Bank Permata Tbk 3,331 3,834 419
- Deutsche Bank AG 3,177 5,297 53
- Others (individual amount less than Rp 3,000) 6,714 3,768 7,545
US Dollar
- J.P.Morgan Chase Bank, N.A. 3,033 18,045 8,703
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 9 8
- Standard Chartered Bank 74 57,277 277
65,712 120,531 55,103
Time deposits (maturing within three months)
Rupiah
- PT Bank UOB Indonesia (formerly
PT Bank UOB Buana and PT Bank UOB Indonesia) - 100,000 175,000
- PT Bank Mega Tbk - 100,000 -
- Deutsche Bank AG 53,000 50,000 -
- PT Bank Central Asia Tbk 113,908 - -
- PT ANZ Panin Bank 60,000 - -
US Dollar
- PT Bank ICBC Indonesia - - 134,865
- PT Bank OCBC NISP Tbk (formerly PT Bank NISP Tbk) - 94,000 -
- PT Bank Permata Tbk 109,500 94,000 -
- PT Bank CIMB Niaga Tbk 109,500 94,000 -
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk 109,500 94,000 -
- PT Bank Chinatrust Indonesia 219,000 - -
- PT Bank Mega Tbk 109,500 - -
- PT ANZ Panin Bank 109,500 - -
- PT Bank DBS Indonesia 54,750 - -
- Standard Chartered Bank 54,750 - -
1,102,908 626,000 309,865
1,170,203 747,965 366,161
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 256
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 257
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 23
4. TRADE RECEIVABLES - THIRD PARTIES (continued)
Changes in the amounts of the allowance for doubtful accounts are detailed as follow:
2008 2009 2010
Allowance for doubtful accounts - beginning 119,005 103,182 83,604
Bad debt expenses 59,376 41,769 14,297
Doubtful debts written off (75,199) (61,347) (58,745)
Allowance for doubtful accounts - ending 103,182 83,604 39,156
Based on a review of the collectibility of the individual receivable accounts, management believes that
the allowance for doubtful accounts is sufficient to cover losses from non-collection of these accounts.
5. ADVANCES AND PREPAYMENTS
This account represents advances to employees, transactions with related parties and third parties for
payment of the Companys operational expenses, such as utilities, customs duties and prepaid
expenses for rental, insurance, maintenance and annual frequency fee.
2008 2009 2010
Annual frequency fee 19,411 35,195 733,419
Prepaid rental - current 236,124 300,353 304,304
Other prepaid expenses - current 101,354 140,045 171,729
Advances on operational expenses 21,371 6,064 20,421
378,260 481,657 1,229,873
The annual frequency fees comprised of 2G and 3G spectrum fees. The annual 2G spectrum fees (see
Note 1d) applies for 12 months starting 15 December 2010. Previously the Company applied using
estimation and charged frequency fees as period expense. With effect of the issuance of Decision
Letter No. 456A/KEP/M.KOMINFO/12/2010, fees on 2G radio frequency spectrum for the first year was
determined at Rp 723 billion.
Refer to Note 24 for related party information.
6. OTHER ASSETS
2008 2009 2010
Prepaid rental - non-current 823,066 764,717 772,139
Other prepaid expenses - non-current 122,161 201,349 116,488
Down payment to suppliers 135,595 10,551 29,613
Restricted bank deposits and cash in bank 17,386 15,305 14,489
Deferred charges 8,560 51,392 12,738
Others 12,993 12,234 14,592
1,119,761 1,055,548 960,059
Net investment in finance lease:
Lease receivable - 732,728 651,134
Unearned finance lease income - (357,441) (308,148)
- 375,287 342,986
Intangible assets - 3G licence:
Acquisition cost 376,000 376,000 703,627
Accumulated amortisation (92,351) (131,930) (182,430)
283,649 244,070 521,197
1,403,410 1,674,905 1,824,242
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 258
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 24
6. OTHER ASSETS (continued)
2008 2009 2010
Deduct:
Restricted bank deposits and cash in bank - current (16,705) (15,305) (14,489)
Net investment in finance lease - current - (15,444) (16,572)
Other assets - current (16,705) (30,749) (31,061)
Other assets - non-current 1,386,705 1,644,156 1,793,181
Net investment in finance lease are receivables related to the lease of fiber optics cables to PT
Hutchison CP Telecommunications (HCPT) and PT Mora Telematika Indonesia (Moratel) (refer to Note
29l). The transactions resulted in gain of Rp 465,047 for the year ended 2009. Details of the net
investment in finance lease according to the maturity schedule are as follow:
2008 2009 2010
Not later than 1 year - 64,737 63,341
Between 1 year and 5 years - 253,762 248,176
More than 5 years - 414,229 339,617
- 732,728 651,134
Unearned finance lease income - (357,441) (308,148)
Net investment in finance lease - 375,287 342,986
As at 31 December 2010, management believes that there was no indication of impairment for
intangible assets. Refer to Note 24 for related party information.
7. FIXED ASSETS
2008
Beginning Additions Disposals Transfers Ending
Cost
Land 131,510 6,937 - - 138,447
Buildings 53,245 4,727 (169) 37,851 95,654
Network equipment 19,407,578 9,001,586 (374,477) 1,850,718 29,885,405
Leasehold improvements 107,526 5,142 (9,138) 4,488 108,018
Machinery and equipment 339,665 111,553 (1,058) 78,384 528,544
Furniture and fixtures 33,303 12,019 (1,687) 18,736 62,371
Support systems 198,753 88,912 (25) 45,442 333,082
Motor vehicles 40,880 68 (12,942) 3,320 31,326
20,312,460 9,230,944 (399,496) 2,038,939 31,182,847
Assets under construction 3,104,484 1,613,999 (20,042) (2,038,939) 2,659,502
23,416,944 10,844,943 (419,538) - 33,842,349
Accumulated depreciation
Buildings (19,272) (10,155) 169 (4,750) (34,008)
Network equipment (7,113,751) (3,163,756) 255,165 8,584 (10,013,758)
Leasehold improvements (89,562) (11,493) 8,734 4,750 (87,571)
Machinery and equipment (213,957) (82,197) 1,045 (8,584) (303,693)
Furniture and fixtures (17,483) (11,944) 1,505 - (27,922)
Support systems (118,336) (52,052) 10 - (170,378)
Motor vehicles (34,360) (3,690) 12,798 - (25,252)
(7,606,721) (3,335,287) 279,426 - (10,662,582)
Net book value 15,810,223 23,179,767
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 259
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 25
7. FIXED ASSETS (continued)
2009
Beginning Additions Disposals Transfers Ending
Cost
Land 138,447 23,648 - 8,848 170,943
Buildings 95,654 56,729 (1,938) 69,142 219,587
Network equipment 29,885,405 2,504,175 (1,231,759) 2,436,445 33,594,266
Leasehold improvements 108,018 3,240 (2,263) 7,020 116,015
Machinery and equipment 528,544 98,480 (31,668) 78,024 673,380
Furniture and fixtures 62,371 14,132 (2,463) 21,376 95,416
Support systems 333,082 45,454 (15,017) 31,030 394,549
Motor vehicles 31,326 - (15,589) 2,855 18,592
31,182,847 2,745,858 (1,300,697) 2,654,740 35,282,748
Assets under construction 2,659,502 1,451,352 (35,062) (2,654,740) 1,421,052
33,842,349 4,197,210 (1,335,759) - 36,703,800
Accumulated depreciation
Buildings (34,008) (16,723) 268 (52) (50,515)
Network equipment (10,013,758) (3,457,202) 1,223,416 (1,860) (12,249,404)
Leasehold improvements (87,571) (13,738) 2,129 42 (99,138)
Machinery and equipment (303,693) (120,836) 26,618 1,870 (396,041)
Furniture and fixtures (27,922) (19,655) 988 - (46,589)
Support systems (170,378) (70,113) 8,048 - (232,443)
Motor vehicles (25,252) (3,613) 15,589 - (13,276)
(10,662,582) (3,701,880) 1,277,056 - (13,087,406)
Net book value 23,179,767 23,616,394
2010
Beginning Additions Disposals Transfers Ending
Cost
Land 170,943 1,106 (77) 13,465 185,437
Buildings 219,587 1,733 (368) 111 221,063
Network equipment 33,594,266 2,373,470 (343,820) 999,425 36,623,341
Leasehold improvements 116,015 3,145 (4,438) 375 115,097
Machinery and equipment 673,380 204,772 (4,660) 7,299 880,791
Furniture and fixtures 95,416 9,037 (9,561) 1,547 96,439
Support systems 394,549 108,075 - 17,486 520,110
Motor vehicles 18,592 - (4,070) - 14,522
35,282,748 2,701,338 (366,994) 1,039,708 38,656,800
Assets under construction 1,421,052 1,008,138 (51,910) (1,039,708) 1,337,572
36,703,800 3,709,476 (418,904) - 39,994,372
Accumulated depreciation
Buildings (50,515) (21,049) 358 - (71,206)
Network equipment (12,249,404) (3,788,615) 343,257 - (15,694,762)
Leasehold improvements (99,138) (8,274) 4,237 - (103,175)
Machinery and equipment (396,041) (143,334) 4,653 - (534,722)
Furniture and fixtures (46,589) (19,243) 5,656 - (60,176)
Support systems (232,443) (88,546) - - (320,989)
Motor vehicles (13,276) (2,937) 4,070 - (12,143)
(13,087,406) (4,071,998) 362,231 - (16,797,173)
Net book value 23,616,394 23,197,199
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 260
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 26
7. FIXED ASSETS (continued)
The Company owns land located throughout Indonesia with Hak Guna Bangunan (HGB) for periods of
20-30 years which will expire between 2012 up to 2040.
As at 31 December 2010, there are 88 locations with a total book value of Rp 38,982 and for which
HGB certificates are in process.
The management believes that there will be no difficulty in renewing the land rights when they expire.
Assets under construction
2008 2009 2010
Network equipment 2,384,150 1,301,853 1,076,194
Non-network equipment 275,352 119,199 261,378
2,659,502 1,421,052 1,337,572
Assets under construction mainly represent new BTS equipment and other equipment which is still to
be installed or is currently being installed. When the equipment units are finally installed, their carrying
values are reclassified as fixed assets - network equipment.
The management believes that there are no significant obstacles to the completion of the assets under
construction mentioned above.
The calculation of the loss on sale and write-off of fixed assets is as follows:
2008 2009 2010
Cost 419,538 1,335,759 418,904
Accumulated depreciation (279,426) (1,277,056) (362,231)
Net book value 140,112 58,703 56,673
Proceeds from sale of fixed assets and
insurance claims (100,898) (23,730) (24,700)
Loss on sale and write-off of fixed assets 39,214 34,973 31,973
As at 31 December 2010, the fixed assets of the Company and its subsidiaries are insured by
insurance policies covering property all risks and business interruption for USD 2,612,000,000 from a
third party, PT MAA General Assurance, which the management believes is adequate to cover losses.
Management believes that there is no impairment in assets value as at each reporting date.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 261
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 27
8. TRADE AND OTHER PAYABLES
2008 2009 2010
Third parties
Purchase of fixed assets 2,778,160 1,474,393 810,517
Operational expenditure 548,958 459,965 600,502
Interconnection and telecommunications
service payable 78,370 171,035 226,837
3,405,488 2,105,393 1,637,856
Related parties
Operational expenditure 4,895 19,905 15,022
Interconnection and telecommunications
service payable 23,358 6,949 7,173
28,253 26,854 22,195
3,433,741 2,132,247 1,660,051
Less current portion:
- Third parties (3,250,610) (2,072,648) (1,637,856)
- Related parties (28,253) (26,854) (22,195)
Non-current portion 154,878 32,745 -
Trade and other payables according to currency are as follow:
2008 2009 2010
Rupiah 928,596 687,357 857,836
Foreign currencies 2,505,145 1,444,890 802,215
3,433,741 2,132,247 1,660,051
Refer to Note 24 for related party information.
9. ACCRUED EXPENSES - THIRD PARTIES
2008 2009 2010
License and telecommunications services 46,177 229,413 608,329
Salaries and employee benefits 126,266 165,242 228,536
Interest 156,085 104,959 58,062
Others 100,073 49,719 47,872
428,601 549,333 942,799
10. DEFERRED REVENUE
2008 2009 2010
Cellular telecommunications services 575,858 592,098 563,911
Leased tower 14,419 4,307 20,197
Leased lines 1,155 1,499 2,606
591,432 597,904 586,714
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 262
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 28
11. LONG-TERM LOANS
2008 2009 2010
Original Equivalent Original Equivalent Original Equivalent
currency to Rupiah currency to Rupiah currency to Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(Bank Mandiri) Rp 3,600,000 3,600,000 Rp 3,200,000 3,200,000 Rp 4,300,000 4,300,000
Exportkreditnmnden (EKN) USD 213,949,508 2,342,747 USD 344,364,981 3,237,031 USD 241,091,940 2,167,658
PT Bank Sumitomo Mitsui
Indonesia Rp 300,000 300,000 Rp 300,000 300,000 Rp 1,000,000 1,000,000
The Bank of Tokyo -
Mitsubishi UFJ, Ltd. - - - - Rp 1,000,000 1,000,000
PT ANZ Panin Bank Rp 250,000 250,000 Rp 250,000 250,000 Rp 250,000 250,000
PT Bank DBS Indonesia Rp 700,000 700,000 Rp 700,000 700,000 - -
PT Bank Central Asia Tbk
(BCA) Rp 3,000,000 3,000,000 Rp 3,000,000 3,000,000 - -
Standard Chartered Bank
(SCB) USD 150,000,000 1,642,500 USD 50,000,000 470,000 - -
Syndicated loan facilities I USD 140,000,000 1,533,000 - - - -
PT Bank Mizuho Indonesia USD 50,000,000 547,500 - - - -
DBS Bank Ltd. USD 50,000,000 547,500 - - - -
The Hongkong and Shanghai
Banking Corporation Ltd.
(HSBC) USD 50,000,000 547,500 - - - -
J.P.Morgan Chase Bank, N.A. USD 30,000,000 328,500 USD 30,000,000 282,000 - -
15,339,247 11,439,031 8,717,658
Unamortised debt issue cost (45,023) (25,519) (36,635)
15,294,224 11,413,512 8,681,023
Less: current portion (730,548) (1,921,604) (976,866)
Non-current portion 14,563,676 9,491,908 7,704,157
Interest
Total facility Payment schedule payment period Interest rate Security
Bank Mandiri
- Facility dated
19 December 2007 Rp 4,000,000 Installment every year monthly 1 months JIBOR None
(December 2008- + 1.50% margin
September 2012)
- Facility dated
17 September 2010 Rp 2,500,000 Installment every year quarterly 3 months JIBOR None
(September 2011- + 1%margin
September 2015)
EKN
- Facility 1 dated
12 December 2008 USD 213,949,508 Installment every semiannually 6 months LIBOR None
6 months + 0.35% margin
(15 January 2009 - + SEK funding cost
15 July 2015)
- Facility 2A dated
23 March 2009 USD 123,579,208 Installment every semiannually 6 months LIBOR None
6 months + 0.35% margin
(1 April 2009 - + SEK funding cost
1 October 2015)
PT Bank Sumitomo Mitsui
Indonesia Rp 1,000,000 August 2013 monthly or SBI + 0.90% margin None
quarterly
The Bank of Tokyo -
Mitsubishi UFJ, Ltd.
- Facility dated
30 September 2009 Rp 500,000 September 2012 monthly or SBI + certain margin None
quarterly
- Facility dated 14 July 2010 Rp 500,000 July 2013 monthly or SBI + certain margin None
quarterly
PT ANZ Panin Bank Rp 250,000 September 2013 quarterly 3 months JIBOR None
+ 1% margin
BCA
- Facility dated 27 July 2010 Rp 1,500,000 Installment every year quarterly 3 months JIBOR None
(maximum up to) + 1.40% margin
January 2016)
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 263
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. LONG-TERM LOANS (continued)
The Company is required to comply with certain conditions, such as hedging, limitations on certain
asset sales or transfers, maintaining the majority ownership of the Company's shares directly or
indirectly by Axiata Group Berhad and maintaining its debt to EBITDA ratio not to exceed 4.5 to 1.0.
The above credit facilities were utilised for loan refinancing, working capital, and acquisition of fixed
assets. At each reporting date, the Company was in compliance with the covenants of its long-term
loans.
As at 31 December 2010, the unused credit facilities of the Company is Rp 2.5 trillion (full amount). As
at the date of this report, facility amounted to Rp 1.5 trillion (full amount) from BCA is not utilized and
has been ended (refer to note 32c).
On 27 January 2011, the Company paid loan facility from Bank Mandiri amounted to Rp 400 billion
(refer to note 32b).
12. BONDS
2008 2009 2010
Original Equivalent Original Equivalent Original Equivalent
Bonds currency to Rupiah currency to Rupiah currency to Rupiah
USD 250 million Notes USD 127,702,000 1,398,337 USD 59,432,000 558,661 - -
Rp 1.5 trillion Notes
(full amount) Rp 1,500,000 1,500,000 Rp 1,500,000 1,500,000 Rp 1,500,000 1,500,000
2,898,337 2,058,661 1,500,000
Unamortised discount (19,089) (8,510) (2,206)
2,879,248 2,050,151 1,497,794
Less: current portion - (553,822) -
Long-term portion 2,879,248 1,496,329 1,497,794
Interest Interest
Bonds Issuance date Issuer Listed on Maturity payment period rate
USD 250 million Notes 18 January 2006 Excelcomindo Singapore Exchange 18 January semiannually 7.125%
Finance Securities 2013
Company B.V. Trading, Ltd.
Rp 1.5 trillion Notes 26 April 2007 PT XL Axiata Tbk Bursa Efek Indonesia 26 April 2012 quarterly 10.35%
(full amount)
Bonds Bonds ratings Rater Trustee Security
USD 250 million Notes BB- and Ba2 Rating Standard and Poor's Rating Bank of New York None
Services and Moody's
Investors Service, Inc.
Rp 1.5 trillion Notes (full amount) idAA- and AA-(idn) PEFINDO and FITCH Ratings PT Bank Permata Tbk None
The Company is required to comply with certain conditions, such as limitations on asset sales and/ or
leaseback transactions, and maintain its debt to EBITDA ratio not to exceed 4.5 to 1.0 over the period
of borrowings.
The Company has bought back all of the USD 250 million Notes partially at price of 88.24% - 103.563%
of the nominal value.
As at each reporting date, the Company was in compliance with the covenants of its IDR and USD
Notes.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 264
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PROVISIONS
2008 2009 2010
Estimated liabilities for assets restoration 142,066 178,466 210,327
Post-employment benefits 76,912 99,956 122,398
Other long-term employee benefits - 20,528 12,323
218,978 298,950 345,048
a. Estimated liabilities for assets restoration
2008 2009 2010
Beginning balance - 142,066 178,466
Addition during the year 142,211 37,225 33,035
Realisation during the year (145) (825) (1,174)
Ending balance 142,066 178,466 210,327
b. Post-employment benefits
The movements of the provision for post-employee benefits recognised in the consolidated
balance sheets are as follow:
2008 2009 2010
Beginning balance 66,228 76,912 99,956
Provision made during the year 14,753 25,749 25,235
Amounts paid during the year (4,069) (2,705) (2,793)
Ending balance 76,912 99,956 122,398
The provision for post-employment benefits recognised in the consolidated balance sheets is as
follow:
2008 2009 2010
Present value of obligations 104,145 122,928 122,915
Unrecognised actuarial losses (32,122) (27,281) (4,245)
Unrecognised past service costs 4,889 4,309 3,728
76,912 99,956 122,398
Estimation of actuarial obligations as at 31 December 2008, 2009 and 2010, were based on the
actuarial valuation prepared by PT Mercer Indonesia, an independent actuary, as stated in its
reports dated 28 January 2009, 15 January 2010 and 20 January 2011, respectively.
The provision for employee benefits expenses charged to the consolidated statements of income
are as follow:
2008 2009 2010
Current service costs 14,429 13,714 14,591
Interest expenses 9,385 11,684 10,821
Net actuarial loss 1,631 931 403
Past service costs (580) (580) (580)
Curtailment (10,112) - -
14,753 25,749 25,235
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 265
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 31
13. PROVISIONS (continued)
b. Post-employment benefits (continued)
The pension benefit obligation was determined using the Projected Unit Credit method with the
following assumptions:
2008 2009 2010
Discount rate (per annum) 12% 10.5% 9%
Salary increment rate (per annum) 11% 11% 10%
14. SHARE CAPITAL AND ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Share Capital
The authorised share capital is 22,650,000,000 shares, with a par value of Rp 100 (full amount) per
share. Issued and fully paid share capital since 16 November 2009 is 8,508,000,000 shares, previously
was 7,090,000,000 shares.
The composition of the Companys shareholders as at 31 December 2008 was as follows:
Number Amount
of shares Rp %
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd.
(formerly known as Indocel Holding Sdn. Bhd.) 5,940,937,000 594,094 83.80
Emirates Telecommunications Corporation
(Etisalat International Indonesia Ltd.) 1,132,497,500 113,250 15.97
Public (individually less than 5%) 16,565,500 1,656 0.23
7,090,000,000 709,000 100.00
As at 31 December 2008, the 16,565,500 shares owned by the public included those owned by the
directors of the Company, who hold 344,000 shares.
The composition of the Companys shareholders as at 31 December 2009 was as follows:
Number Amount
of shares Rp %
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. 7,358,709,290 735,871 86.50
Etisalat International Indonesia Ltd. 1,132,497,500 113,250 13.30
Public 16,793,210 1,679 0.20
8,508,000,000 850,800 100.00
As at 31 December 2009, the 16,793,210 shares owned by the public included those owned by the
directors of the Company, who hold 732,000 shares.
On 16 November 2009, the Extraordinary General Meeting of Shareholders approved the limited public
offering I (LPO I) in respect of a rights issue with pre-emptive rights. The Indonesian Capital Market
and Financial Institutions Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) issued an effective statement relating to
LPO I on 16 November 2009. Subsequently on 11 December 2009, the Company completed the LPO I
and issued 1,418,000,000 new shares. Proceeds from LPO I were utilised to repay debts (refer to note
1b).
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 266
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 32
14. SHARE CAPITAL AND ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL (continued)
Share Capital (continued)
The composition of the Companys shareholders as at 31 December 2010 was as follows:
Number Amount
of shares Rp %
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. 5,674,125,290 567,412 66.70
Etisalat International Indonesia Ltd. 1,132,497,500 113,250 13.30
Public 1,701,377,210 170,138 20.00
8,508,000,000 850,800 100.00
As at 31 December 2010, the 1,701,377,210 shares owned by the public included those owned by the
directors of the Company, who hold 2,971,500 shares.
On 29 March 2010, Axiata Group Berhad through Indocel Holding Sdn. Bhd. announced Private
Placement on its shares ownership in the Company which was performed gradually in April 2010 with
purpose to increase public ownership of Companys shares and increase liquidity of Companys listed
shares in Indonesia Stock Exchange.
Additional Paid-in Capital
2008 2009 2010
Additional paid-in capital 2,712,250 5,406,450 5,406,450
Share issue costs (44,815) (93,803) (93,803)
Exchange rate difference due to paid-in capital 24,249 22,985 22,985
Allowance for share-based compensation - - 20,700
2,691,684 5,335,632 5,356,332
Through the initial stock offering in September 2005, the Company received USD 278,213,143.70 and
Rp 18,617,000,000 (full amount) for the issuance of 1,427,500,000 shares, with a nominal value
amounting to Rp 100 (full amount) per share. The conversion rate of USD 1 is Rp 10,195 (full amount).
Through the LPO I in November 2009, the Company received USD 252,795,717.45 and
Rp 438,232,620,000 (full amount) for the issuance of 1,418,000,000 shares with a nominal value
amounting to Rp 100 (full amount) per share. The conversion rate of USD 1 is Rp 9,485 (full amount).
Details movement of the additional paid-in capital are as follow:
Allowance for
Prior to public Initial public Limited public share-based
offering offering offering I compensation Total
Additional paid-in capital - 2,712,250 2,694,200 - 5,406,450
Share issue costs - (44,815) (48,988) - (93,803)
Exchange rate difference due to
paid-in capital 11,730 12,519 (1,264) - 22,985
Allowance for share-based
compensation - - - 20,700 20,700
11,730 2,679,954 2,643,948 20,700 5,356,332
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 267
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 33
14. SHARE CAPITAL AND ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL (continued)
Share-based compensation
In April 2010, the Nomination and Remuneration Committee approved a share-based compensation
plan for certain employees under which Companys shares are to be given as a compensation for
services provided by the employees with no cash consideration. Members of Board of Directors and
certain employees who have been employed during the performance year and met certain criteria are
eligible to participate in the program.
Under the program, on each end of fourth month subsequent to completion of the performance year,
the Company issues shares to the eligible employees upon the Company achieving specific
performance target and the employees satisfying certain performance conditions and remain in the
employment at the share issuance date. Shares issued by the Company vest in two equal proportions
and will become employees rights if the employees remain in employment for two years and three
years as of respective share issuance date.
Eligible employees will be granted up to 2.5% of normalized income of the performance year, which is
calculated based on income after tax, adjusted with unrealized foreign exchange and one-off expense.
The number of shares given to the eligible employees is calculated as the total incentives amount
divided by the fair value of shares at the share issuance date. The issuance of new shares should be
approved by the Annual General Meeting of Shareholders. The execution of the program covers
performance year 2010 up to 2015 with grant cycles divided into six periods.
At the share issuance date, the Company will record deferred compensation expenses and capital
stock, and debit the additional paid-in capital. The Company recognised expense related to share-
based compensation program in the consolidated statements of income.
As at 31 December 2010 there was no additional shares issued under this scheme. Total expenses
arising from share-based compensation recognised in the income statements during the year ended 31
December 2010 were Rp 20.7 billion (full amount).
15. DIVIDENDS
At the Annual General Meeting of Shareholders held on 4 April 2008, the shareholders agreed to
distribute a final cash dividend from the 2007 net income which amounted to Rp 141,800. The dividend
distributed amounted to Rp 20 (full amount) per share. The cash dividend was fully paid on 16 May
2008.
16. APPROPRIATED RETAINED EARNINGS
Based on the Indonesian Company Law No. 1/1995, which has subsequently been superseded by the
Indonesian Company Law No. 40/2007, the Company is required to set up a statutory reserve
amounting to at least 20% of the Companys issued and paid up capital.
At the Annual General Meeting of Shareholders held on 26 April 2007, 4 April 2008 and 19 March 2010
the shareholders approved an appropriation to the statutory reserve amounting to Rp 100 in each of
those years, so appropriated retained earnings on 31 December 2010 was Rp 300.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 268
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 34
17. (LOSS)/EARNING PER SHARE
2008 2009 2010
Net (loss)/income attributable to the shareholders (15,109) 1,709,468 2,891,261
Weighted average number of ordinary shares
outstanding 7,090,000,000 7,210,432,877 8,508,000,000
Basic (loss)/earning per share (full amount) (2) 237 340
Diluted (loss)/earning per share (full amount) (2) 237 340
On 31 December 2008, 2009 and 2010, there were no dilutive potential ordinary shares that would give
rise to a dilution of net (loss)/earning per share of the Company.
18. REVENUE
2008 2009 2010
Cellular Telecommunications services:
Voice 6,626,282 7,064,139 8,456,922
Non-voice 3,137,060 4,147,308 5,953,312
Monthly service charge 4,382 8,716 12,951
9,767,724 11,220,163 14,423,185
Cellular Interconnection services:
Domestic interconnection 1,036,861 942,436 1,069,817
International roaming 483,468 588,111 639,203
SMS interconnection 13,802 16,435 14,321
Others 3,221 3,746 3,767
1,537,352 1,550,728 1,727,108
Gross cellular revenue 11,305,076 12,770,891 16,150,293
Discount (94,781) (173,462) (178,256)
Gross cellular revenue net of discount 11,210,295 12,597,429 15,972,037
Other telecommunications services:
Leased towers 276,669 600,426 792,207
Leased lines 478,473 427,002 430,028
National Roaming Service - - 192,370
Internet service provider 63,910 52,288 52,932
Others 31,863 28,906 19,065
Gross revenues - other telecommunications services 850,915 1,108,622 1,486,602
Discount (3) - -
Gross revenue from other
telecommunications services net of discount 850,912 1,108,622 1,486,602
Gross revenue net of discount 12,061,207 13,706,051 17,458,639
Refer to Note 24 for related party information.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 269
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 35
19. INFRASTRUCTURE EXPENSES
2008 2009 2010
License fee 660,377 1,145,386 1,093,744
Rental expense 519,121 865,718 889,631
Utilities expense 388,311 599,456 614,528
Repair and maintenance expense 302,488 450,402 496,391
Others 118,278 28,132 26,688
1,988,575 3,089,094 3,120,982
20. INTERCONNECTION AND TELECOMMUNICATIONS SERVICE CHARGES
2008 2009 2010
Interconnection charges 1,555,319 1,403,664 1,664,180
Other cellular telecommunications charges 601,106 537,520 534,712
Other telecommunications service costs 139,956 86,593 104,870
2,296,381 2,027,777 2,303,762
Refer to Note 24 for related party information.
21. SALES AND MARKETING EXPENSES
2008 2009 2010
Sales commission expense 692,594 488,071 669,067
Advertising and promotion expense 655,200 451,620 532,933
Services expense 26,681 90,677 89,324
1,374,475 1,030,368 1,291,324
Refer to Note 24 for related party information.
22. SALARIES AND EMPLOYEE BENEFITS
2008 2009 2010
Total employee costs (including outsourcing):
- Salaries and allowances 706,479 748,512 873,387
- Payment to defined contribution
pension plan 16,091 17,024 18,681
- Provision for employee benefits 14,753 25,749 25,235
Total employee costs 737,323 791,285 917,303
Internal labour cost capitalised as part of
the fixed assets costs (14,808) (13,452) (12,895)
Salaries and employee benefits 722,515 777,833 904,408
The number of permanent employees (unaudited) as of 31 December 2008, 2009 and 2010 are 2,114,
2,076 and 2,360 employees respectively.
Refer to Note 24 for related party information.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 270
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 36
23. TAXATION
a. Prepaid taxes
2008 2009 2010
Value Added Tax - net 393,469 - -
Income Tax article 4(2) 60,856 41,322 -
Claim for tax refund:
- 2009 - 69,334 -
- 2008 210,373 213,198 -
- 2007 85,494 38,507 2,037
- 2006 2,005 2,005 784
- 2005 1,267 1,267 1,267
- 2004 1,073 1,073 1,073
- Others 323 470 -
754,860 367,176 5,161
b. Taxes payable
2008 2009 2010
Value Added Tax - net - 84,671 86,910
Corporate Income Tax payable:
- The Company - - 203,859
- The Subsidiaries 5,142 4,730 4,524
Income Tax article 21 4,660 5,299 3,938
Income Tax article 23 91,085 17,930 32,205
Income Tax article 25 - 7,674 65,167
100,887 120,304 396,603
c. Corporate income tax benefit/(expenses)
2008 2009 2010
Current
- Non Final - (10,750) (866,638)
- Final (6,011) (12,777) (10,412)
Deferred 60,100 (630,048) (99,670)
54,089 (653,575) (976,720)
Consisting of:
- The Company:
- Current
- Non Final - (10,211) (866,638)
- Final (6,011) (12,777) (10,412)
- Deferred 60,100 (630,048) (99,670)
54,089 (653,036) (976,720)
- The Subsidiaries:
- Current - (539) -
54,089 (653,575) (976,720)
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 271
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 37
23. TAXATION (continued)
c. Corporate income tax benefit/(expenses) (continued)
The reconciliation between the Companys income tax benefit/(expenses) and the theoretical tax
amount on the Companys (loss)/income before income tax for the years ended 31 December
2008, 2009 and 2010 is as follows:
2008 2009 2010
Consolidated (loss)/income before income tax (69,198) 2,363,043 3,867,981
Add: net loss before tax
- The Subsidiaries 7,897 5,926 2,136
Income/(loss) before income tax
- The Company (61,301) 2,368,969 3,870,117
Benefit/(expenses) tax calculated at
effective rates 18,391 (663,311) (967,529)
Income subject to final tax - net 9,016 17,887 14,568
Non-deductible expenses (76,318) (58,558) (113,835)
Prior years tax adjustments (1,716) (10,610) 100,488
Changes in tax rate 110,727 74,333 -
Final tax expense (6,011) (12,777) (10,412)
Income tax benefit/(expenses):
- The Company 54,089 (653,036) (976,720)
- The Subsidiaries - (539) -
54,089 (653,575) (976,720)
The reconciliation between the Companys (loss)/income before income tax as shown in the
consolidated financial statements and the estimated taxable (loss)/income for the years ended
31 December 2008, 2009 and 2010 is as follows:
2008 2009 2010
(Loss)/income before income tax - The Company (61,301) 2,368,969 3,870,117
Temporary differences:
- Difference between commercial and fiscal
depreciation and amortisation (646,440) (1,885,604) (791,092)
- Difference between commercial and fiscal
gain/(loss) on disposal and write-off of assets 11,656 (219,307) (28,702)
- Allowance for bad debt expense (15,847) (19,552) (44,453)
- Accrued expenses - - 6,633
- Provision for salaries and employee benefits 52,233 72,223 56,980
(598,398) (2,052,240) (800,634)
Permanent differences:
- Non-deductible expenses 254,392 209,134 455,342
- Income subject to final tax (30,054) (63,884) (58,273)
224,338 145,250 397,069
Tax (loss)/income (435,361) 461,979 3,466,552
Accumulated tax losses (113,075) (543,228) -
Tax loss adjustment 2005 - - -
Tax loss adjustment 2006 5,208 25,817 -
Tax loss adjustment 2007 - 82,052 -
Tax loss adjustment 2008 - 9,849 -
Taxable (loss)/income (543,228) 36,469 3,466,552
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 272
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 38
23. TAXATION (continued)
c. Corporate income tax benefit/(expenses) (continued)
2008 2009 2010
Current tax expense - The Company - 10,211 866,638
Less: Prepaid corporate income tax (210,373) (79,545) (662,779)
(Over)/under payment of corporate income tax (210,373) (69,334) 203,859
In accordance with Indonesia Taxation Law, corporate income tax is calculated for the Company
and each of its subsidiaries in the understanding that they are separate legal entities
(consolidated financial statements are not permitted for computing corporate income tax).
In September 2008, Indonesian government issued a new income tax regulation which become
effective commencing 1 January 2009. With this regulation, the corporate income tax rate
reduced to a fixed rate of 28% in 2009 and 25% in 2010 onwards. On 31 December 2008 and
2009 the Company adjusted the deferred tax assets and liabilities to align with the changes in the
corporate income tax rate.
In these consolidated financial statements, the amount of tax income for the year ended 31
December 2010 is based on preliminary calculations. These amounts may differ from tax
income/(loss) reported in the corporate income tax returns. There is no significant difference
between the amount of tax loss for the years ended 31 December 2008 and the amount reported
in the annual tax returns.
In August 2010, the Company submitted 2009 corporate income tax returns, to follow up the 2008
tax assessment letter (refer to Note 23e). The Company revised the tax income, tax losses
carried forward and taxable income into Rp 530,384, Rp 166,153 and Rp 364,230, respectively.
This resulted in an underpayment of Companys corporate income tax amounted to Rp 32,671.
The underpayment had been paid and difference between preliminary calculation and the amount
reported had been recorded in the current period consolidated statement of income as other
expenses. The impact of correction in relation with deferred tax liabilities was recognized in the
current period statement of income as prior year adjustment (refer to Note 23d).
d. Deferred tax liabilities
(Charged)/
credited to
consolidated
statement Changes
2007 of income Others* in tax rate 2008
Difference between commercial
and fiscal depreciation and
amortisation (721,303) (190,435) - 151,956 (759,782)
Allowance for bad debt expense 35,702 (4,754) - (5,158) 25,790
Provision for salaries and
employee benefits 37,948 15,670 (152) (8,910) 44,556
Tax losses carried-forward 33,924 130,608 (1,564) (27,161) 135,807
(613,729) (48,911) (1,716) 110,727 (553,629)
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 273
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 39
23. TAXATION (continued)
d. Deferred tax liabilities (continued)
(Charged)/
credited to
consolidated
statement Changes
2008 of income Others* in tax rate 2009
Difference between commercial
and fiscal depreciation and
amortisation (759,782) (589,373) 2,462 63,147 (1,283,546)
Allowance for bad debt expense 25,790 (5,475) - 587 20,902
Provision for salaries and
employee benefits 44,556 20,220 - (2,166) 62,610
Tax losses carried-forward 135,807 (119,143) (13,072) 12,765 16,357
(553,629) (693,771) (10,610) 74,333 (1,183,677)
(Charged)/
credited to
consolidated
statement
2009 of income Others* 2010
Difference between commercial and fiscal
depreciation and amortisation (1,283,546) (204,948) 103,691 (1,384,803)
Accrued expenses - 1,658 13,153 14,811
Allowance for bad debt expense 20,902 (11,113) 1 9,790
Provision for salaries and employee benefits 62,610 14,245 - 76,855
Tax losses carried-forward 16,357 - (16,357) -
(1,183,677) (200,158) 100,488 (1,283,347)
* Others is prior year adjustment (charged)/credited to consolidated statement of income.
e. Tax assessments
2001 fiscal year
In 2005, the Tax Court accepted the Companys appeal in relation with income tax article 26 and
Value Added Tax (VAT) amounted to Rp 855 and Rp 4,576 respectively. The Company recorded
the result in the 2005 consolidated statement of income.
The Director General of Taxation (DGT) then requested for judicial review to the Supreme Court
in respect to the above appeal decision letters. In 2009 and 2010, Supreme Court rejected the
DGT request with respect to the VAT and income tax article 26.
2002 fiscal year
In 2006, the Tax Court accepted the Companys appeal in relation with income tax article 26 and
VAT amounted to Rp 1,045 and Rp 2,429 repectively. The Company recorded the results in the
2006 consolidated statement of income.
The DGT then requested for judicial review to the Supreme Court in respect to the above appeal
decision letters. In 2010, Supreme Court rejected the request in respect to the VAT. Up to the
date of this report, the Supreme Court has not responded to the request regarding income tax
article 26 submitted by DGT.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 274
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 40
23. TAXATION (continued)
e. Tax assessments (continued)
2004 fiscal year
In 2006, the Company filed objection letters against the tax assessments confirming
underpayment of income tax article 26 and VAT. In 2007, the DGT partially accepted the
objection regarding VAT and reduced the underpayment of VAT by Rp 190. On the other hand,
DGT rejected the objection regarding income tax article 26 and increased the underpayment of
income tax article 26 by Rp 34,251. The Company paid the additional tax underpayment and
recorded the results in the 2007 consolidated statement of income.
In 2007, the Company filed an appeal letter to the Tax Court in response to the results of the
objection process over the income tax article 26. Up to the date of this report, the Tax Court has
not responded to the appeal letter.
2005 fiscal year
In 2007, the Company filed objection letters against the tax assessments confirming
underpayment of income tax article 26 and VAT. In 2008, the DGT partially accepted the
objection regarding VAT and reduced the underpayment of VAT by Rp 63. On the other hand, the
DGT rejected the objection regarding income tax article 26. The Company recorded the results in
the 2008 consolidated statement of income.
In 2008, the Company filed an appeal letter to the Tax Court in response to the results of the
objection process over the income tax article 26. Up to the date of this report, the Tax Court has
not responded to the appeal letter.
2006 fiscal year
In June 2008, the Company received a tax assessment letter confirming overpayment of
corporate income tax amounted to Rp 60,461. In July 2008, the Company received and recorded
the restitution in the 2008 consolidated statement of income.
In September 2008, the Company received tax assessment letters confirming underpayment of
various income taxes, VAT, and tax penalties totalling to Rp 158,808. Subsequently, the DGT
issued decision letter of rectification to reduce the tax penalties by Rp 932. The Company paid
and recorded the above taxes underpayment in the 2008 consolidated statement of income.
In December 2008, the Company filed objection letters to the DGT against the tax assessments
regarding income tax article 23, article 26 and VAT. In December 2009, the DGT rejected the
objection over income tax article 23 and partially accepted the objection over income tax article 26
and VAT. The Company recorded the results in the 2010 consolidated statement of income. In
March 2010, the Company submitted appeal letter to Tax Court in relation to income tax article 26
and VAT. Up to the date of this report, the Tax Court has not responded to all the appeal letters
submitted by the Company.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 275
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 41
23. TAXATION (continued)
e. Tax assessments (continued)
2007 fiscal year
In 2009, the Company received tax assessment letters confirming overpayment of corporate
income tax and underpayment of VAT and various income taxes. The underpayment based on
tax assessment amounted to Rp 103,447 had been paid by Company, partially through offset with
overpayment of corporate income tax based on tax assessment amounted to Rp 49,024.
In October 2009, the Company filed objection letters to the DGT against the tax assessments
confirming underpayment of income tax article 26. Subsequently in December 2009 the Company
filed objection letters to the DGT against the tax assessments confirming overpayment of
corporate income tax, tax assessments confirming underpayment of income tax article 23 and
VAT. In September 2010, DGT rejected the objection regarding income tax article 26 and
increased the underpayment of income tax article 26 by Rp 9,642, which has been recorded by
the Company in current period consolidated statement of income. In December 2010, the
Company has submitted appeal letter to Tax Court in relation to income tax article 26. In
December 2010, the DGT rejected the Companys objection regarding corporate income tax,
income tax article 23 and VAT. The Company will submit appeal letter in response to the results
of the objection process over this corporate income tax, income tax article 23 and VAT.
2008 fiscal year
In August 2010, the Company received tax assessment letters confirming overpayment of
corporate income tax amounted to Rp 212,959. The tax assessment reduced the compensated
tax loss carry forward to Rp 166,153. In the same month, the Company also received tax
assessment letters confirming underpayment, overpayment and tax penalties of various income
taxes, VAT, and tax penalties totalling to Rp 11,949. The Company recorded this assessment in
current period consolidated statement of income. In November 2010, the Company filed an
appeal letter against the tax assessments regarding corporate income tax and income tax article
23. In addition, the Company also filed a request on penalty reduction of income tax article 26 and
final income tax article 4(2). Up to the date of this report, DGT has not responded to the appeal
letter and penalty reduction submitted by the Company. In September 2010, the Company also
received the refund of 2009 final income tax article 4(2) amounted to Rp 40,188.
Under the Indonesia Taxation Law, the Company submits tax returns on the basis of self-assessment.
The Tax Authorities may assess or amend the tax liabilities within the Statute of Limitations, under the
prevailing regulations.
Based on tax Law No. 28/2007 on General Provision and Procedure of Taxation effective as of 1
January 2008, the DGT may assess or amend tax liability within 5 (five) years of the time the tax
becomes due. For tax liabilities from fiscal year 2001 up to fiscal year 2007 which have not been
settled, the tax assessment expires in 2013 at the latest.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 276
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 42
24. RELATED PARTY INFORMATION
a. Nature of transactions and relationships with related parties
The nature of transactions and relationships with related parties is as follows:
Nature of the relationships
Related parties with related parties Nature of transactions
Celcom Axiata Berhad Entity under common control ITKP/VoIP revenue, international roaming
(formerly Celcom (Malaysia) Berhad) revenue, interconnection charges and
reimbursement of expense
Celcom Mobile Sdn. Bhd. Entity under common control Cooperation for voucher recharge and
airtime transfer
Celcom Multimedia (M) Sdn. Bhd. Entity under common control Cooperation for money transfer through
remittance agent
Dialog Axiata PLC. (Sri Lanka) Entity under common control International roaming revenue and
(formerly Dialog Telekom PLC.) interconnection charges
Hello Axiata Company Limited Entity under common control International roaming revenue and
(Cambodia) interconnection charges
(formerly Telekom Malaysia
International (Cambodia) Co. Ltd.)
Robi Axiata Limited (Bangladesh) Entity under common control International roaming revenue and
(formerly Axiata (Bangladesh) interconnection charges
Limited)
Telekom Malaysia Berhad Under common significant influence ITKP/VoIP revenue, leased line revenue,
interconnection charges, other
telecommunications service costs
and reimbursement of expenses
Telekom Malaysia - Hongkong Under common significant influence ITKP/VoIP revenue and leased line
revenue
Telekom Malaysia (S) Pte., Ltd. Under common significant influence ITKP/VoIP revenue, interconnection
charges and other telecommunications
service costs
M1 Limited (formerly MobileOne Ltd.) Under common significant influence International roaming revenue and
interconnection charges
Idea Cellular Limited (India) Under common significant influence International roaming revenue and
(formerly Spice Communications Ltd.) interconnection charges
PT Bank CIMB Niaga Tbk Under common significant influence Cash and cash equivalent, cellular and
(formerly PT Bank Niaga Tbk and others telecommunications service
Lippo Bank)
Etihad Etisalat Under common significant influence International roaming revenue and
interconnection charges
Thuraya Satellite Telecommunications Under common significant influence International roaming revenue and
Company interconnection charges
PT VADS Indonesia Under common significant influence Outsource contact centre, sale of assets
and reimbursement of expenses
Axiata Group Berhad Ultimate majority sharehoder Reimbursement of expenses
(formerly TM International Berhad)
Emirates Telecommunications Indirect shareholder International roaming revenue and
Corporation interconnection charges
PT Rajawali Corpora Shareholders (until May 2007), Building rental
one of directors is the Companys
commissioner
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 277
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 43
24. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
b. Cash and cash equivalents
2008 2009 2010
PT Bank CIMB Niaga Tbk 110,077 94,452 850
(As a percentage of total cash and
cash equivalents) 9.41% 12.63% 0,23%
c. Trade receivables
2008 2009 2010
Celcom Axiata Berhad 4,471 14,863 22,058
Telekom Malaysia Berhad 56,164 41,304 20,511
PT Bank CIMB Niaga Tbk 3,079 2,462 4,144
Celcom Mobile Sdn. Bhd. - 1,020 3,971
M1 Limited 1,633 136 134
Telekom Malaysia (S) Pte., Ltd, 2,173 - -
Others (individual amount less than Rp 1,000) 772 634 589
68,292 60,419 51,407
(As a percentage of total trade receivables - net) 17.74% 18.18% 11.25%
d. Other receivables
2008 2009 2010
Axiata Group Berhad 21,368 206 1,107
PT VADS Indonesia - 8,239 -
Others (individual amount less than Rp 1,000) - 13 318
21,368 8,458 1,425
(As a percentage of total other receivable) 61.37% 89.02% 1.83%
e. Trade and other payables
2008 2009 2010
PT VADS Indonesia 4,895 19,905 15,022
Celcom Axiata Berhad 4,641 3,046 2,722
M1 Limited - 56 1,328
Etihad Etisalat - 1,123 1,310
Telekom Malaysia Berhad 18,224 2,652 825
Others (individual amount less than Rp 1,000) 493 72 988
28,253 26,854 22,195
(As a percentage of total trade and
other payables) 0.82% 1.26% 1.34%
f. Revenue
2008 2009 2010
Telekom Malaysia Berhad 127,759 148,430 138,154
Celcom Axiata Berhad 14,818 41,327 95,697
PT Bank CIMB Niaga Tbk 31,298 43,740 49,048
M1 Limited 21,520 12,440 8,027
Emirates Telecommunications Corporation 3,227 2,944 2,282
Etihad Etisalat 1,561 1,082 1,018
Telekom Malaysia (S) Pte., Ltd. 5,974 784 -
Telekom Malaysia - Hongkong 436 - -
Others (individual amount less than Rp 1,000) 413 394 509
207,006 251,141 294,735
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 278
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 44
24. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
f. Revenue (continued)
2008 2009 2010
(As a percentage of gross revenue net
of discount) 1.72% 1.83% 1.69%
g. Interconnection charges
2008 2009 2010
Celcom Axiata Berhad 11,430 13,297 19,897
M1 Limited 5,822 7,163 11,812
Telekom Malaysia Berhad 9,198 23,414 4,806
Etihad Etisalat 1,689 2,263 3,934
Emirates Telecommunications Corporation 2,778 1,487 1,401
Telekom Malaysia (S) Pte., Ltd, 2,337 - -
Others (individual amount less than Rp 1,000) 384 352 1,994
33,638 47,976 43,844
(As a percentage of interconnection charges) 2.16% 3.42% 2.63%
h. Other telecommunications service costs
2008 2009 2010
Telekom Malaysia Berhad 21,853 3,118 1,866
(As a percentage of other
telecommunications service
costs) 15.61% 3.60% 1.78%
i. Rental expense
2008 2009 2010
PT Rajawali Corpora 4,618 4,618 11,546
(As a percentage of operating expenses) 0.04% 0.04% 0.09%
On 15 December 2006, the Company made a rental prepayment for the period 1 November 2006
to 30 June 2012, which the charges are recorded up to 31 December 2010. As at 31 December
2008 and 2009, the balance of the rental prepayment amounting to Rp 16,165 and Rp 11,546
respectively, consists of Rp 4,618 current portion and Rp 11,547 and Rp 6,928 non-current
portion.
j. Service expense
2008 2009 2010
PT VADS Indonesia 4,895 60,263 73,253
Axiata Group Berhad - - 901
4,895 60,263 74,154
(As a percentage of operating expense) 0.05% 0.53% 0.60%
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 279
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 45
24. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
k. Salaries and allowances for Board of Directors and Commissioners
2008 2009 2010
Salaries and allowances for Board of Directors
and Commissioners 35,072 33,511 47.354
(As a percentage of total employee costs) 4.76% 4.24% 5.16%
l. Sale of fixed assets
In May 2009, the Company completed the sale of certain fixed assets related to call centre
activities. The transaction was carried out with PT VADS Indonesia, a related party, at the net
book value amounted to Rp 14,808.
The transactions with related parties are made under terms and conditions as though the transactions
were made with third parties. At the time the transactions were entered, the Company is in compliance
with the regulations of Indonesian Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency No.
IX.E.1 regarding Affiliated Transactions and Conflicts of Interest on Certain Transactions.
25. COMMITMENTS
a. Capital commitments
The Company has made various purchase commitments related to the expansion of the network
against which the Company has made downpayments, as follows:
2010
(In million USD) (Equivalent billion Rp)
Purchase commitments 286 2,575
Downpayments (3) (31)
283 2,544
b. Operating lease commitments
In 1999 the Company entered into an office rental agreement denominated in Rupiah with
PT Caraka Citra Sekar Lestari (third party) for a term of 10 (ten) years. On 23 March 2007, the
Company amended the office rental agreement until 31 October 2020, with a total commitment as
follows:
2010
Payable within 1 (one) year 18,850
Payable within 2 (two) years and 5 (five) years 103,118
Payable more than 5 (five) years 69,854
191,822
The rental expenses related to this commitment for the years ended 31 December 2008, 2009
and 2010; amounted to Rp 11,088, Rp 11,088 and Rp 12,382, respectively.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 280
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 46
25. COMMITMENTS (continued)
b. Operating lease commitments (continued)
On 6 September 2007, the Company entered into an office rental agreement denominated in
Rupiah with PT Wiratara Prima (third party) for a term of 6 (six) years. The amount of the
commitment based on last addendum of the agreement on November 2010 is as follow:
Year 1-3 = Rp 143,000 per square meter, per month
Year 4-6 = Rp 161,500 per square meter, per month
Rental expenses related to this commitment for the years ended 31 December 2008, 2009 and
2010; amounting to Rp 10,199, Rp 9,390 and Rp 9,639, respectively.
c. 3G annual fees commitments
The Company has committed to pay annual fees within 10 (ten) years, as long as the Company
holds the 3G license. The amount of the annual payment is based on the scheme of payment set
out in Regulation No. 07/PER/M.KOMINFO/2/2006 and Decree No.
323/KEP/M.KOMINFO/09/2010 (refer to Note 1d). No penalty will be imposed in the event of the
Company returning the license.
26. DERIVATIVE INSTRUMENTS
2008 2009 2010
Derivative receivables:
- Forward Foreign Currency Contracts 758,286 110,246 32,884
- Cross Currency Swap Contracts 200,716 18,049 -
- Interest Rate Swap Contracts - 2,010 -
959,002 130,305 32,884
Less: current portion (333,324) (18,049) -
625,678 112,256 32,884
Derivative payables:
- Forward Foreign Currency Contracts - 134,501 76,245
- Interest Rate Swap Contracts 36,828 35,440 66,583
- Cross Currency Swap Contracts - 60,810 -
36,828 230,751 142,828
Less: current portion - (166,272) -
36,828 64,479 142,828
The fair values on forward foreign currency contracts, cross currency swap contracts, and interest rate
swap contracts have been calculated using rates quoted by the Companys bankers to terminate the
contracts at the balance sheet date.
The net changes in fair value and settlement of derivates instruments are recorded as foreign exchange
gain/(loss) in the consolidated statements of income. For the year ended 31 December 2010, the
Company recorded foreign exchange loss amounting Rp 201,114 in the consolidated statements of
income.
Other information relating to the derivative assets and liabilities as at 31 December 2010, as follows :
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 281
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 47
26. DERIVATIVE INSTRUMENTS (continued)
Forward Foreign Currency Contracts
Notional
Amount Strike rate Premium
Counterparties USD (full amount) Period per annum
Standard Chartered Bank 147,727,273 1 USD = Rp 9,000 - 18 September 2009 - 2.25%-5.26%
Rp 9,725 29 September 2015
J.P.Morgan Securities 45,454,545 1 USD = Rp 9,000 31 December 2009 - 3.45%
(S.E.A.) Ltd. 29 September 2015
The premiums on the forward foreign currency contracts will be paid semi-annually.
Interest Rate Swap Contracts
Notional
amount Exchange Fixed interest Fixed interest
USD Period period rate paid rate received
Standard Chartered Bank 241,091,940 11 February semiannually 2.323% 6 months LIBOR
2009 - - 2.575%
1 October 2015
27. CONTINGENCY
On 1 November and 14 December 2007, the Indonesia Business Competition Supervisory Commission
(KPPU) issued decisions regarding a preliminary and a second stage continued investigation into the
Company and seven other telecommunications companies based on allegations of SMS price-fixing
(cartel), which is a breach of Article 5 of the Anti-Monopoly Law (Law No. 5/1999).
In the event that the Company is found liable for SMS price-fixing, the KPPU may order the Company to
pay fines up to Rp 25 billion (full amount) and require the Company to revise its SMS charges. In the
event that the KPPU's decision stipulates that the alleged price fixing has caused consumer loss, the
Company may also be exposed to consumer class action suits. Each of these decisions could have a
material adverse effect on the Companys business, reputation and profitability.
On 18 June 2008, KPPU in one of its decisions assessed a penalty amounting to Rp 25 billion (full
amount) to the Company. On 9 July 2008, the Company submitted an appeal letter regarding KPPUs
decision to South Jakarta District Court. Due to different jurisdiction domicile, the Company along with
other operators, as requested by KPPU, filed an application to the Supreme Court to determine which
Court will hear the proceedings. Up to the issue date of the consolidated financial statements, the
Company has not received any response from both institutions.
28. TELECOMMUNICATIONS SERVICES TARIFFS
Under Law No. 36/1999 and Government Regulation No. 52/2000, tariffs for the use of
telecommunications network and telecommunication services are determined by providers based on
the tariffs category, structure and with respect to fixed line telecommunications services, in accordance
with a price cap formula set by the Government.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 282
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 48
28. TELECOMMUNICATIONS SERVICES TARIFFS (continued)
a. Mobile cellular telephone tariffs
On 7 April 2008, the Minister of Communication and Information Technology issued Decree No.
09/PER/M.KOMINFO/04/2008 on The Procedures for Determination of the rate (Tariff) of
Telecommunication Services which Connected Through Mobile Cellular Network which provides
guidelines to determine cellular tariffs with a formula consisting of network element cost and retail
services activity cost.
The cellular tariffs consist of the following:
Basic services tariff
Roaming tariff
Multimedia tariff,
with the following structure:
Activation fee
Monthly charges
Usage charges
Additional facilities fee.
The tariffs are determined based on certain formula consisting of:
Network element cost, which is determined using the Long Run Incremental Cost (LRIC)
Bottom Up Method.
Retail service activity cost plus margin.
b. Interconnection tariffs
On 28 December 2006, the Company and all network operators signed amendments to their
interconnection agreements for fixed line networks (local, long distance and international) and
mobile network for the implementation of the cost-based tariff obligations under the Minister of
Communication and Information Technology Regulations No. 08/PER/M.KOMINFO/02/2006.
These amendments took effect on 1 January 2007.
The Interconnection tariff applied by Company currently is based on the latest Dokumen
Penawaran Interkoneksi which was based on Director General of Post and Telecommunications
Decree No. 205/2008 dated 11 April 2008.
The Government has determined interconnection cost reference as of 31 December 2010 through
Letter from Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia No. 227/BRTI/XII/2010 regarding
Interconnection Implementation for 2011. For cellular mobile telecommunication services, this
reference will be effective starting 1 January 2011, while for fixed wireless access service, this
reference will be effective starting 1 July 2011.
c. VoIP interconnection tariff
Previously, the MoC Decree No. KM. 23/2002 provided that access and network lease line
charges for the provision of VoIP services should be approved between network operators and
VoIP operators. On 11 March 2004, the MoC issued Decree No. 31/2004, which stated that
interconnection charges for VoIP shall be stipulated by the MoC. Currently, the Minister of
Communication and Information Technology has not yet determined the new VoIP
interconnection charges. Since the new charges have not been determined by the government,
the Company still use the agreed interconnection fees between network operators and VoIP
operators.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 283
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 49
28. TELECOMMUNICATIONS SERVICES TARIFFS (continued)
d. Leased line tariff
Based on Minister of Communication and Information Technology Decree
No. 03/PER/M.KOMINFO/1/2007 dated 26 January 2007 on Lease Line, the Government
regulates the form, type, tariff structure and the formula for determination of lease line services
tariff. Pursuant to the Minister of Communication and Information Technology Decree, the
Government released Director General of Post and Telecommunication Decision Letter No.
115/Dirjen/2008 dated 24 March 2008 on the approval of the Documents of the type of lease line,
the tariff of lease line services, the Availability of Lease line Service Capacity, the quality of lease
line services and Procedures of Lease line Service provision in year of 2008 belongs to the
Dominant Lease line Service Provider, as approval on the Companys proposal.
e. Tariff for other services
The tariffs for tower rental, internet telephony services, national roaming and other services are
determined by the service provider by taking into account the expenditures and market price. The
Government only determines the tariff formula for basic telephony services. No other ruling for
other services.
29. SIGNIFICANT AGREEMENTS WITH THIRD PARTIES
The Company entered into several significant contract agreements with third parties as follows:
a. General purchase agreement with Ericsson AB
On 11 July 2007, the Company signed a general purchase agreement with Ericsson AB for the
supply of network equipment and various network-related services. This agreement is valid until
31 December 2010, unless terminated by either party in accordance with the agreement. This
contract sets out terms and conditions for the purchase of various products and services which
may be supplied by Ericsson AB from time to time, following the issue of one or more purchase
orders by the Company. This agreement replaces all other agreements signed previously.
Up to the date of this report, the extention of this contract is being process.
Purchase orders issued for the years ended 31 December 2008, 2009 and 2010; amounted to
USD 316,078,057, USD 69,461,835 and USD 162,402,322, respectively.
b. Maintenance agreements and installation agreement with PT Ericsson Indonesia
As at 31 December 2010, the Company has several agreements with PT Ericsson Indonesia,
such as: (i) Installation agreement, (ii) Maintenance agreement.
(i) On 11 July 2007, the Company signed an installation agreement with PT Ericsson
Indonesia for the installation of the Companys telecommunications network equipment.
This agreement is valid until the last purchase order or the date on which the agreement is
terminated by either party in accordance with the terms of the agreement. This agreement
replaces all other agreements signed previously.
(ii) On 27 September 2007, the Company signed a maintenance agreement with PT Ericsson
Indonesia for the supply of maintenance services for the Companys telecommunications
network. This agreement is valid until the last purchase order or the date on which the
agreement is terminated by either party in accordance with the terms of the agreement. This
agreement replaces all other agreements signed previously. On 21 April 2010, there is
amendment no. 2 on service fee.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 284
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 50
29. SIGNIFICANT AGREEMENTS WITH THIRD PARTIES (continued)
b. Maintenance agreements and installation agreement with PT Ericsson Indonesia
(continued)
Purchase orders issued for the years ended 31 December 2008, 2009 and 2010; amounted to
Rp 262,562 & USD 44,048,064, Rp 165,715 & USD 25,870,693 and Rp 303,300 & USD
32,254,160, respectively.
c. Managed Services Agreements for Billing and Customer Management System Operation,
Software license and maintenance agreement for billing system
In September 2010, the Company early terminated several agreements which previously entered
into with Amdocs. The Company then entered into managed services agreements for billing and
customer management system operation, software license and maintenance agreements for
billing system. The agreement consists of:
(i) Managed Services Agreement between the Company and PT Software Solutions Indonesia,
with effect from 1 October 2010 to 31 December 2017, unless terminated earlier by either
party in accordance with the agreement.
(ii) Remote Services Agreement between the Company and Hungarian Innovation Systems
Limited Liability Company, with effect from 1 October 2010 to 31 December 2017, unless
terminated earlier by either party in accordance with the agreement.
(iii) Software License and Maintenance Agreement between the Company and Hungarian
Innovation Systems Limited Liability Company, with effect from 23 September 2010 to 31
December 2019. This agreement also sets out the right and obligation of both parties.
Certain scope of services in this agreement amended previous agreement which should be
ended by 31 December 2011.
Purchase orders issued for the years ended 31 December 2010 amounted to Rp 7,782,627.
d. Supply, installation and maintenance agreement with PT Huawei Tech Investment (HTI)
As at 31 December 2010, the Company has several agreements with HTI, such as: (i) Master
supply and installation of 3G agreement, (ii) Master maintenance agreement and (iii) Master
purchase of various products including the installation agreement.
(i) On 8 June 2006, the Company signed a supply and installation agreement with HTI for the
supply and installation of 3G, to provide and support a mobile telecommunications system
throughout Indonesia. The agreement is valid from 8 June 2006 to 8 June 2011, unless
terminated earlier by either party.
(ii) On 27 December 2007, the Company signed a maintenance agreement with HTI. The
agreement sets out terms and conditions for the maintenance of various products and
services which may be supplied by HTI from time to time, following the issue of one or more
purchase orders by the Company. This agreement is valid from 1 January 2008 until the last
purchase order or the date on which the agreement is terminated by notice by either party.
(iii) On September 2008, the Company signed a purchase and installation agreement with HTI.
The agreement sets out terms and conditions for the purchase of various products and
services, including the installation which may be supplied by HTI from time to time, following
the issue of one or more purchase orders by the Company. This agreement is valid from
September 2008 until the last purchase order or the date on which the agreement is
terminated by notice by either party.
Purchase orders issued for the years ended 31 December 2008, 2009 and 2010; amounted to
Rp 80,253 & USD 71,376,311, Rp 20,209 & USD 29,940,890 and Rp 81,275 & USD 71,183,562,
respectively.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 285
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 51
29. SIGNIFICANT AGREEMENTS WITH THIRD PARTIES (continued)
e. Equipment supply, maintenance and installation agreement with PT Alita Praya Mitra
(APM)
As at 31 December 2010, the Company has several agreements with APM, such as: (i) Master
maintenance agreement, (ii) Master general purchase agreement and (iii) Master installation
Agreement.
(i) On 26 March 2008, the Company signed a maintenance agreement with APM. The
agreement sets out terms and conditions for the maintenance for various products and
services which may be supplied by APM from time to time, following the issue of one or
more purchase orders by the Company. This agreement is valid from 1 January 2008 to
December 2010 or the date on which the agreement is terminated by either party.
With effect from 16 August 2010, the Company signed amendment to add the equipment
maintenance scope, thus the agreement is valid up to 31 December 2011 or the date on
which the agreement is terminated by notice by either party.
(ii) On 1 May 2008, the Company signed a general purchase agreement with APM for the
supply of network equipment. This Agreement is valid until 31 December 2010 unless
terminated earlier by either party. The agreement sets out the terms and conditions for the
purchase of various products and services which may be supplied by APM from time to
time, following the issue of one or more purchase orders by the Company. This agreement
replaces all other agreements signed previously.
(iii) On 13 August 2008, the Company signed an installation Agreement with APM for the
installation of the Companys network equipment. This agreement is valid until the latest
purchase order issued by the Company, unless the agreement is terminated earlier by a
single party. The agreement sets out the terms and conditions for the installation of various
products which may be supplied by APM from time to time, following the issue of one or
more purchase orders by the Company. This agreement replaces all other agreements
previously signed.
Purchase orders issued for the years ended 31 December 2008, 2009 and 2010; amounted to
Rp 48,027 & USD 29,418,551, Rp 26,766 & USD 4,615,565 and Rp 61,383 & USD 19,504,949,
respectively.
f. Fiber optic cable installation and land lease agreement with PT Kereta Api (Persero) (PT
KAI)
(i) On 20 December 1996, the Company signed an Agreement with PT KAI to install a fiber
optic cable along the railroad in Java island. This Agreement is effective from 20 December
1996 with a one-year grace period for the projects development stage, and ends on 19
December 2017 at which time payment of rent is to be executed in two phases.
This agreement can be extended with both parties approval. To ensure the validity of such
an extension of the agreement, the Company should submit a written proposal at least 3
(three) months prior to the expiry date of the agreement. If the Company fails to pay the rent
on the due date, PT KAI reserves the right to claim a late payment charge at 1 (one per
mile) per day of the due amount, and these late payment charges are capped at a maximum
of 5% (five percent).
On 15 September 2006, the Company signed a contract amendment related to the second
phase payment to determine the rental extension period, which was to expire on 19
December 2017. This agreement was extended until 19 December 2022.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 286
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 52
29. SIGNIFICANT AGREEMENTS WITH THIRD PARTIES (continued)
f. Fiber optic cable installation and land lease agreement with PT Kereta Api (Persero) (PT
KAI) (continued)
(ii) On 24 February 1997, the Company also signed land lease Agreement with PT KAI to build
the Companys telecommunications tower and building. The agreement is valid for 20 years
with a one-year grace period; thus, the Agreement should be valid until 19 December 2017.
On 11 May 2007, the agreement was further extended until 19 December 2022.
g. Interconnection agreements
The Company entered into interconnection agreements with PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
(Telkom), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk and others. These
agreements outline the tariffs, rights and obligations of the parties, settlements, reconciliation of
billing, and penalties.
h. International roaming agreements
The Company entered into international roaming agreements with several international roaming
partners. These agreements outline charges and tariffs, billing and accounting, services provided
for roaming subscribers, liability of parties, and settlement procedures. The international roaming
revenue calculation is based on GSM International Roaming Agreements (AA14).
i. Leased line agreements
Leased line agreements exist with Moratel, PT Bank CIMB Niaga Tbk (formerly Lippo Bank),
PT Bank Commonwealth, PT Indosat Tbk, PT Pertamina EP and others. These agreements
outline lease costs and terms of payment, rights and obligations of the parties, penalties,
restitutions and termination procedures.
j. Consortium agreement, Palapa Ring Construction and Maintenance
On 10 November 2007, the Company and five other telecommunication operators signed a
Construction and Maintenance Consortium Agreement. All parties agreed to participate in the
construction of the Palapa Ring for Eastern part of Indonesia. This agreement has an initial term
of 15 (fifteen) years from the signing date, and can be extended for the next 5 (five) years.
However, 2 (two) of the telecommunication operators subsequenty decided not to join the project.
k. Master Tower Lease Agreement
In 2008, the Company signed Master Tower Lease Agreements with HCPT, PT Sampoerna
Telekomunikasi Indonesia, PT Bakrie Telecom Tbk, PT Natrindo Telepon Seluler and PT Mobile-
8 Telecom Tbk. During 2009, the Company signed Master Tower Lease Agreement with PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk (Fixed Wireless Network division), PT Smart Telecom, and PT
Indosat Tbk.
During 2010, the Company signed Master Tower Lease Agreement with PT AJN Solusindo,
PT Dayamitra Telekomunikasi and PT Berca Global Access, and also signed memorandum of
understanding for rental of Extended Service (tower and CME equipment) with PT First Media
Tbk.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 287
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 53
29. SIGNIFICANT AGREEMENTS WITH THIRD PARTIES (continued)
k. Master Tower Lease Agreement (continued)
The Agreements are valid for 10-12 years and can be extended for the following 5-6 years. Based
on these Agreements, the Company leases parts of its telecommunications towers and sites to
other telecommunications operators. As compensations, the Company receives regular lease
payments and maintenance fees throughout the lease period. The Master Tower Lease
Agreements set out the rights and obligations of the Company and the lessee.
l. Fiber optics lease agreement
The Company entered into agreements with HCPT and Moratel to lease the Companys fiber
optics network. These agreements are valid until the end of leased terms to utilise the fiber optics
network, being 15 years (HCPT) and 10 years (Moratel), respectively from the utilization of the
agreed spots and unless terminated earlier by either parties in accordance with the agreement.
The first utilization took place in January 2009 and additions are made when both parties agreed.
The Company is entitled to receive periodic lease payments, which is set in the agreements. In
addition, these agreements also set out the rights and obligation of the Company and the lessees.
m. National roaming agreement
In December 2009, the Company signed national roaming agreement with PT Natrindo Telepon
Selular (NTS). The service enables NTSs subscribers to access the Companys network in
certain areas. The agreement is commencing on 1 January 2010 for service term of 3 (three)
years unless terminated earlier by either parties in accordance with the provisions stipulated in
the agreement. The extension of the service term shall be agreed by both parties. In addition, this
agreement also set out the rights and obligation of both parties.
n. Joint construction of submarine fiber optic link agreement
In November 2009, the Company entered into agreement with PT PGAS Telekomunikasi
Nusantara for joint construction of the submarine fiber optic link Kalianda-Anyer. The agreement
sets out the right and obligation of both parties and will be valid up to the end of the warranty
period for submarine fiber optic link unless terminated earlier by either party in accordance with
the agreement.
In February 2010, the Company entered into agreement with PT Bakrie Telecom Tbk for the joint
construction of submarine fiber optic link along the routes of Kalianda-Anyer, Takesung-Bawean
and Ujung Pangkah-Bawean. The agreement sets out the right and obligation of both parties and
will be valid up to the end of the warranty period for submarine fiber optic link based on the Cable
Supply and Installation Agreement between the Company and Alcatel-Lucent Submarine
Networks, unless terminated earlier by either party in accordance with the agreement.
o. Managed utility services for billing infrastructure environment agreements with PT Sun
Microsystems Indonesia
In March 2010, the Company entered into managed utility services for billing infrastructure
environment agreements with PT Sun Microsystems Indonesia. This agreement is commencing
on 1 January 2010 until 31 December 2014 unless terminated earlier by either party in
accordance with the agreement. This agreement also sets out the right and obligation of both
parties.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 288
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 54
29. SIGNIFICANT AGREEMENTS WITH THIRD PARTIES (continued)
p. Mobile Data Service Agreement with Motricity
In May 2010, the Company entered into an agreement to procure Hardware, Software, Licence
and managed services related to operate the Mobile Data Service operation. The agreement
consist of three contracts with Motricity Pte. Ltd. Singapore, Motricity, Inc. USA, and mCore
International, Inc. USA. The contract is valid for 3 (three) years starting from the final acceptance,
and can be renewed for another two years.
On 1 April 2010, the SSIA (System Supply, Installation and Managed Services Agreement) with
Motricity Pte. Ltd. Singapore was terminated and the Company entered into SSIA contract with
PT Motricity Indonesia.
30. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
2010
Equivalent
USD EUR SGD to Rupiah
Asset
Cash and cash equivalents 16,013,875 - - 143,981
Trade receivables 8,148,666 - - 73,265
Other assets 45,920,815 - - 412,874
Total Assets 70,083,356 - - 630,120
Liabilities
Trade and other payables (88,503,768) (220,073) (43,418) (802,215)
Accrued expenses (2,074,733) - - (18,654)
Long-term loans (241,091,940) - - (2,167,658)
Total Liabilities (331,670,441) (220,073) (43,418) (2,988,527)
Net Liabilities (261,587,085) (220,073) (43,418) (2,358,407)
Since the Companys revenues are mainly denominated in Rupiah and the Companys liabilities are
mainly denominated in US Dollars, the Company is exposed to fluctuations in foreign exchange rates
resulting mainly from its debt denominated in US Dollars. Most of the liabilities denominated in US
Dollars are long-term and management is continuously evaluating feasible long-term hedging
structures.
31. SEGMENT INFORMATION
The Group operates and manages the business in a single segment which provides GSM mobile and
telecommunications network services to its customers. The management allocates resources and
assesses performance at the Group level.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 289
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 55
32. SUBSEQUENT EVENTS
a. The Companys monetary assets and liabilities on 31 December 2010 were reported in Rupiah
using the rates 1 USD = Rp 8,991 (full amount), 1 EUR = Rp 11,956 (full amount) and 1 SGD =
Rp 6,981 (full amount). Since 31 December 2010, those rates have been changed to 1 USD =
Rp 9,032 (full amount), 1 EUR = Rp 12,377 (full amount) and 1 SGD = Rp 7,059 (full amount) on
27 January 2011. If the Company reports monetary assets and liabilities in foreign currency as at
31 December 2010 using these rates, unrealised foreign exchange loss will increase in the
amount of Rp 10,873. In the future, the rates might fluctuate, and Rupiah might depreciate or
appreciate significantly compared to other currencies.
b. On 27 January 2011, the Company paid loan facility from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
amounted to Rp 400 billion (full amount) (refer to Note 11).
c. On 27 January 2011, facility amounted to Rp 1.5 trillion (full amount) from BCA is not utilized and
has been ended (refer to note 11).
33. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Financial risk management
The Companys activities expose it to variety of financial risks: market risk (including foreign exchange
risk and interest rate risk), credit risk and liquidity risk. The Companys overall financial risk
management program focuses on the unpredictability of financial markets and seeks to minimize
potential adverse effects on the financial performance of the Company. The Company uses derivative
financial instruments such as forward foreign currency contracts, cross currency swap and interest rate
swaps to hedge certain risk exposures. Derivatives are exclusively used for hedging purposes, i.e. not
as trading or other speculative instruments.
Financial risk management is carried out by a central treasury department under policies approved by
the Board of Directors. Treasury department identifies, evaluates and hedges financial risks.
Foreign exchange risk
Changes in exchange rates have affected and may continue to affect the Companys results of
operations and cash flows. Some of the Companys debt obligations and capital expenditures are, and
expected will continue to be, denominated in U.S. dollars. Most of the Companys revenues are
denominated in Rupiah.
The Company currently hedge a portion of its foreign currency exposure principally because the annual
USD-denominated operating revenue is less than the sum of USD-denominated capital expenditures,
annual payments of USD-denominated principal and interest payments. In an effort to manage foreign
currency exposure, the Company enters into forward foreign currency contracts and cross currency
swap contracts with international financial institutions. For the forward foreign currency contracts, the
Company typically pays a fixed rate premium. As a result of these contractual arrangements, the
Company believes that it has reduced some of foreign exchange risk exposure although not all of our
foreign exchange exposure is hedged and replacement hedging agreements may not be available
when the current hedging agreements expire.
Interest rate risk
Interest rate exposure is monitored to minimise any negative impact to the Company. Borrowings
issued at variable rates expose the Company to cash flow interest rate risk.
To measure market risk fluctuations in interest rates, the Company primarily uses interest margin and
spread analysis, and enters into cross currency and interest rate swap contracts to hedge the foreign
currency interest loans from interest rate uncertainty.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 290
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 56
33. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Financial risk management (continued)
Interest rate risk (continued)
The following table represents a breakdown of the Companys financial asset and financial liabilities
which are impacted by interest rates.
2010
Floating rate Fixed Rate
Less than More than Less than More than Non interest
one year one year one year one year bearing Total
Asset
Cash and cash equivalents 364,968 - - - 1,193 366,161
Trade receivables - - - - 496,121 496,121
Other receivables - - - - 77,752 77,752
Derivative receivables - - - 32,884 - 32,884
Other assets - - 16,572 326,414 - 342,986
Total financial assets 364,968 - 16,572 359,298 575,066 1,315,904
Liabilities
Trade payables - - - - 1,660,051 1,660,051
Accrued expenses - - - - 942,799 942,799
Derivative payables - - - 142,828 - 142,828
Long-term loans 976,866 7,704,157 - - 8,681,023
Bonds - - - 1,497,794 - 1,497,794
Total financial liabilities 976,866 7,704,157 - 1,640,622 2,602,850 12,924,495
Total interest repricing gap (611,898) (7,704,157) 16,572 (1,281,324) - (9,580,807)
Credit risk
Credit risk arises from favourable derivatives financial instruments with banks and financial institutions,
as well as credit exposures to customers, including outstanding receivables.
For banks, only independent parties with a good rating are accepted. The compliance with a credit
limits by customers is regularly monitored by line management. Sales to retailers are required to be
settled in cash. For derivative financial instruments, management has established criteria such that,
only independent parties with a good rating are accepted.
The following table sets out the maximum exposure of credit risk and concentration risk of the
Company:
Credit Risk Concentration Maximum
Corporate Others exposure
Trade receivables 418,732 77,389 496,121
Other receivables - 77,752 77,752
Derivative receivables - 32,884 32,884
Other assets 342,986 - 342,986
761,718 188,025 949,743
The above table represents a maximum of credit risk exposure to the Company at 31 December 2010.
The exposures set out above are based on net carrying amounts as reported in the balance sheet.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 291
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 57
33. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Financial risk management (continued)
Liquidity risk
Liquidity risk arises in situations where the Company has difficulties in obtaining funding. Prudent
liquidity risk management implies maintaining sufficient cash and cash equivalents. The Company
manages liquidity risk by continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the
maturity profiles of financial assets and liabilities.
Management is confident in its ability to continue to control and sustain minimal exposure of credit risk
given that the Company have provided sufficient allowance for doubtful accounts to cover incurred
losses arising from uncollectible receivables based on existing historical loss.
Fair value of financial assets and liabilities
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, in an arms-length
transaction basis.
The table below sets out the carrying amounts and fair value of those financial assets and liabilities not
presented on the Companys balance sheets at their fair values:
2010
Carrying value Fair value
Long-term loans 8,681,023 8,819,323
Bonds 1,497,794 1,530,000
The fair value of long-term loans are estimated by using discounted cash flow applying the effective
interest rate charged by the lenders for the last utilisation in each currency borrowings. The fair value of
bonds is estimated by using the last quoted market price.
34. NEW ACCOUNTING STANDARDS
The Indonesian Institute of Accountants has issued the following revised financial accounting standards
which will be effective since 1 January 2011 and 2012 and might have an impact on the Companys
consolidated financial statements as follows:
- PSAK No. 1 : Presentation of Financial Statements
- PSAK No. 2 : Statement of Cash Flows
- PSAK No. 3 : Interim Financial Reporting
- PSAK No. 4 : Consolidated and Separate Financial Statements
- PSAK No. 5 : Operating Segments
- PSAK No. 7 : Related Party Disclosures
- PSAK No. 8 : Events after the Reporting Period
- PSAK No. 10: The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
- PSAK No. 12: Interests in Joint Ventures.
- PSAK No. 15: Investments in Associates
- PSAK No. 18: Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 292
PT XL AXIATA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2008, 2009 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Page 58
34. NEW ACCOUNTING STANDARDS (continued)
- PSAK No. 19: Intangible Assets
- PSAK No. 22: Business Combinations
- PSAK No. 23: Revenue
- PSAK No. 24: Employee Benefits
- PSAK No. 25: Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
- PSAK No. 34: Construction Contracts
- PSAK No. 46: Income Taxes
- PSAK No. 48: Impairment of Assets
- PSAK No. 50: Financial Instruments: Presentation
- PSAK No. 53: Share-based Payment
- PSAK No. 57: Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
- PSAK No. 58: Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
- PSAK No. 60: Financial Instruments: Disclosures
- PSAK No. 61: Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance
- PSAK No. 63: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
- ISAK No. 7 : Consolidation of Special Purpose Entities
- ISAK No. 9 : Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities
- ISAK No. 10 : Customer Loyalty Programs
- ISAK No. 11 : Distribution of Non-cash Assets to Owners
- ISAK No. 12 : Jointly Controlled Entities: Non-monetary Contributions by Venturers
- ISAK No. 13 : Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation
- ISAK No. 14 : Intangible Assets - Website Cost
- ISAK No. 15 : The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their
Interaction
- ISAK No. 16 : Service Concession Arrangements
- ISAK No. 17 : Interim Financial Reporting and Impairment
- ISAK No. 18 : Government Assistance - No Specific Relation to Operating Activities
- ISAK No. 20 : Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders
The Company is still evaluating the possible impact on the issuance of these financial accounting
standards and interpretations.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 293
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 295
Glossary of Technical Terms
Cross Reference to BAPEPAM-LK Regulation
Daftar Istilah
Teknis
Referensi Peraturan
BAPEPAM-LK
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 296
Penjelasan-penjelasan berikut tidak ditujukan sebagai denisi
teknis, tetapi untuk membantu pembaca umum untuk
mengerti istilah-istilah tertentu yang terdapat dalam Laporan
Tahunan ini.
3G
Generasi ketiga layanan telekomunikasi.
ARPU
Average Revenue Per User, adalah rata-rata pendapatan yang
didapat per pelanggan, sebuah evaluasi statistik untuk sebuah
subscriber base dari suatu operator network.
Backbone
Tingkat tertinggi dalam hirarki jaringan transmisi dan
dirancang untuk menyalurkan trak yang sangat besar.
Backbone dapat berupa switched (menggunakan ATM, frame
relay atau keduanya) atau routed (hanya menggunakan routers
dan tidak ada switches). Link transmisi antara node atau
fasilitas switching dapat berupa jaringan gelombang mikro,
kabel laut, satelit, serat optik atau teknologi transmisi lainnya.
Bandwidth
Kapasitas dari suatu jaringan komunikasi.
BSC
Base Station Controller, Alat pengatur di sebuah jaringan 2G
yang mengkoordinasikan pengoperasian beberapa BTS.
BTS
Base Transceiver Station Alat elektronik yang disimpan di
kabinet-kabinet termasuk sebuah unit air-conditioning, unit
heating, electrical supply, telephone hook-up, dan auxiliary
power supply, yang apabila digabung dengan antena akan
membentuk sebuah layanan fasilitas komunikasi tersendiri.
CDMA
Code Division Multiple Access, suatu teknologi transmisi di
mana setiap transmisi dikirimkan ke beberapa frekuensi
dan suatu kode tertentu diberikan untuk setiap pengiriman
data atau suara, yang dapat membuat beberapa pengguna
menggunakan spektrum frekuensi yang sama.
Churn
Nomor pelanggan yang diputuskan dari jaringan baik secara
sepihak atau tidak dalam suatu periode dibagi dengan jumlah
pelanggan pada periode yang sama.
The following explanations are not intended as technical
denitions, but to assist the general reader to understand certain
terms as used in this Annual Report.
3G
Third-generation telecommunications services.
ARPU
Average Revenue Per User, an evaluation statistic for a network
operators subscriber base.
Backbone
The highest level in a hierarchical network and designed to
carry the heaviest trac. Backbones are either switched (using
ATM, frame relay or both) or routed (using only routers and no
switches). The transmission links between nodes or switching
facilities might consist of microwave, submarine cable, satellite,
optical ber or other transmission technology.
Bandwidth
The capacity of a communication link.
BSC
Base station controller, The controlling equipment in a 2G
network that coordinates the operation of multiple BTS.
BTS
Base Transceiver Station, the electronic equipment housed
in cabinets, including an air-conditioning unit, heating unit,
electrical supply, telephone hook-up and auxiliary power
supply, that together with antennas comprise a personal
communications services facility.
CDMA
Code Division Multiple Access, a transmission technology where
each transmission is sent over multiple frequencies and a unique
code is assigned to each data or voice transmission, allowing
multiple users to share the same frequency spectrum.
Churn
The subscriber disconnections for a given period, determined
by dividing the sum of voluntary and involuntary deactivations
during the period by the average number of subscribers for the
same period.
Daftar istilah Teknis
Glossary of Technical Terms
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 297
Data paket
Teknik transmisi data di mana informasi disegmentasikan dan
dikirimkan dalam bentuk kelompok data yang disebut packet,
yang masing-masing memiliki lampiran kontrol information
untuk pengiriman, pengurutan, dan pengecekan kesalahan.
GPRS
General Packet Radio Services, suatu standar komunikasi
telepon seluler yang mendukung kapasitas bandwidth yang
besar, terutama untuk pengiriman dan penerimaan data,
termasuk e-mail dan aplikasi bandwidth tinggi lainnya .
GSM
Global System for Mobile Communications, suatu sistem
telekomunikasi telepon seluler digital yang distandarisasi oleh
European Telecommunications Standards Institute yang didasarkan
pada rancangan transmisi digital dan jaringan telepon seluler
dengan roaming yang digunakan di seluruh Eropa, Jepang dan
berbagai negara lainnya.
IDD
International Direct Dialing, layanan komunikasi di mana
pengguna dalam melakukan panggilan jarak jauh tanpa
melalui operator.
Infrastruktur Jaringan
Perangkat infrastruktur tetap yang terdiri dari kabel serat optik,
perangkat transmisi, perangkat multiplexing, switches, pemancar
radio, antena, sistem informasi manajemen dan perangkat
lainnya yang menerima, mengirim dan memproses sinyal dari
dan ke perangkat pelanggan dan/atau antara jaringan nirkabel
dan jaringan tetap.
Interkoneksi
Suatu sistem yang dapat membuat suatu operator
telekomunikasi dapat menghubungkan jaringannya ke
jaringan atau unsur-unsur jaringan dari beberapa operator
telekomunikasi lainnya untuk dapat melakukan terminasi
trak yang berasal dari pelanggan jaringan milik operator
telekomunikasi tersebut ke pelanggan jaringan milik operator
telekomunikasi lainnya.
ISP
Internet Service Provider, suatu perusahaan yang menyediakan
akses ke Internet dengan menyediakan antar muka ke
jaringan Internet.
Data packet
A data transmission technique whereby information is
segmented and routed in discrete data envelopes called packets,
each with its own appended control information for routing,
sequencing and error checking.
GPRS
General Packet Radio Service, a standard for cellular
communications which supports a wide range of bandwidths
and is particularly suited for sending and receiving data,
including e-mail and other high bandwidth applications.
GSM
Global System for Mobile Communications, a digital cellular
telecommunications system standardized by the European
Telecommunications Standards Institute based on digital
transmissions and cellular network architecture with roaming in
use throughout Europe, Japan and various other countries.
IDD
International Direct Dialing, a telecommunications service that
allows a user to make international long-distance calls without
using an operator.
Network infrastructure
The xed infrastructure equipment consisting of optical ber
cable, copper cable, transmission equipment, multiplexing
equipment, switches, radio transceivers, antennas, management
information systems and other equipment that receives,
transmits and processes signals from and to subscriber
equipment and/or between wireless networks and xed networks.
Interconnection
Practice of allowing a competing telecommunications operator
to connect its network to the network or network elements
of certain other telecommunications operators to enable the
termination of trac originated by customers of the competing
telecommunications operators network to the customers of the
other telecommunications operators network.
ISP
Internet Service Provider, a company that provides access to the
Internet by providing the interface to the Internet backbone.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 298
Kabel serat optik
Kabel yang menggunakan bahan serat optik dan teknologi
laser, berkas cahaya yang memodulasi yang merupakan data
ditransmisi melalui lamen kaca tipis.
Kbps
Kilobits (10
3
) per second, ukuran kecepatan transmisi digital.
Mbps
Megabits (10
6
) per second, ukuran kecepatan transmisi digital.
MDS
Mobile Data Services, layanan data yang bersifat mobile.
MHz
Ukuran frekuensi. Satu MHz sama dengan 1.000.000 siklus per
detik.
MMS
Multimedia Messaging Services, suatu sistem telekomunikasi
telepon seluler yang membuat pesan SMS dapat memuat
komponen gambar, suara atau video.
MSC
Mobile Switching Center, sentral telekomunikasi dari sistem
telepon seluler yang berfungsi untuk mengatur semua
panggilan antar berbagai BTS dari dan untuk ke PSTN. MSC
memulai dan mengakhiri sambungan, menangani mobilitas,
dan pengambilalihan selama panggilan serta memonitor
pembebanan dan akun prabayar real-time.
MPLS
Multi-Protocol Label Switching, teknologi platform jaringan
komunikasi data yang meningkatkan esensi aliran trak data
melalui pola manajemen trak yang menggolongkan data
berdasarkan aplikasinya.
Node B
BTS untuk jaringan 3G.
PSTN
Public Switched Telephone Network, yaitu jaringan sentral
telepon untuk jaringan tetap (STO).
Roaming
Merupakan suatu layanan dari jasa seluler yang
memungkinkan pelanggan suatu jaringan menggunakan
jaringan milik operator lain.
Fiber optic cable
A transmission medium constructed from extremely pure and
consistent glass through which digital signals are transmitted
as pulses of light. Fiber optic cables oer greater transmission
capacity and lower signal distortion than traditional copper
cables.
Kbps
Kilobits (10
3
) per second, a measure of digital transmission speed.
Mbps
Megabits (10
6
) per second, a measure of digital transmission
speed.
MDS
Mobile Data Service, wireless data service.
MHz
A measure of frequency. One MHz equals to 1,000,000 cycles per
second.
MMS
Multimedia Messaging Services, a cellular telecommunications
system that allows SMS messages to include graphics, audio or
video components.
MSC
Mobile Switching Centre, a central communication hub of a
cellular telephone system that is responsible for routing all the
calls between the various BTS or to the PSTN. The MSC sets up and
releases the end-to-end connection, handles mobility and hand-
over requirements during the call and takes care of charging and
real time prepaid account monitoring.
MPLS
Multi-Protocol Label Switching, a data communication network
platform technology that increases the eciency of data trac
ow through a trac management pattern that classies data
based on its application.
Node B
A BTS for a 3G network.
PSTN
The international telephone system which carries analog voice
data.
Roaming
The cellular telecommunications feature that permits subscribers
of one network to use their mobile handsets and telephone
numbers when in a region with cellular network coverage
provided by a third-party provider.
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 299
RNC
Radio Network Core, adalah peralatan yang dipergunakan pada
jaringan telekomunikasi 3G untuk mengatur pengoperasian
banyak Node B.
SIM atau kartu SIM
Subscriber Identity Module, kartu pintar yang dirancang untuk
dimasukkan ke dalam telepon genggam, yang memuat semua
data yang berhubungan dengan pengguna, seperti nomor
telepon, rincian layanan dan memori penyimpanan pesan-
pesan SMS.
Sirkit Sewa
Line transmisi telekomunikasi khusus yang menghubungkan
satu titik xed ke titik xed lain, yang disewa dari operator
untuk penggunaan eksklusif.
SMS (Short Message Service)
Sarana untuk mengirim atau menerima pesan yang berisi
huruf dan angka kepada atau dari telepon seluler.
Switch
Peralatan mekanik, listrik atau elektronik yang membuka
atau menutup sirkuit, menyelesaikan atau menghentikan
jalur listrik, atau jalur tertentu, atau sirkuit, digunakan untuk
mengatur trak dalam jaringan telekomunikasi.
VoIP
Voice over Internet Protocol, sebuah sarana yang mengirimkan
informasi suara dengan menggunakan protokol internet.
Informasi suara tersebut ditransmisi dalam bentuk
paket-paket dalam rupa digital. Informasi suara ini tidak
ditransmisi dengan menggunakan protokol tradisional yang
menggunakan sirkuit PSTN, sehingga dapat menghindari toll
charges yang berasal dari conventional long-distance service
providers.
VSAT
Very Small Aperture Terminal, sebuah satelit yang relatif kecil,
biasanya berdiameter antara 1,5 sampai 3,8 meter, diletakkan
di lokasi pengguna dan digunakan untuk telekomunikasi dua
arah dengan menggunakan satelit.
WAP
Wireless Application Protocol, suatu teknologi platformstandar
yang bersifat terbuka dan global yang dapat membuat
pengguna telepon seluler mengakses dan berinteraksi dengan
layanan seperti mobile information e-mail, situs internet,
informasi keuangan, informasi on-line banking, informasi
hiburan, permainan dan pembayaran mikro.
RNC
Radio Network Controllers, the controlling equipment in a 3G
network that coordinates the operation of multiple Node Bs.
SIM or SIM card
Subscriber Identity Module, the smart card designed to be
inserted into a mobile handset containing all subscriber-related
data such as phone numbers, service details and memory for
storing messages.
Leased Line
Is a dedicated telecommunications transmissions line linking one
xed point to another, rented from an operator for exclusive use.
SMS (Short Message Service)
Short Message Service, a means to message to or from mobile
handsets, sending or receiving alphanumeric messages.
Switch
A mechanical, electrical or electronic device that opens or closes
circuits, completes or breaks an electrical path, or select paths or
circuits, used to route trac in a telecommunications network.
VoIP
Voice over Internet Protocol, a means of sending voice
information using Internet protocol. The voice information is
transmitted in discrete packets in digital form rather than the
traditional circuit-committed protocols of the PSTN, thereby
avoiding the tolls charged by conventional long-distance service
providers.
VSAT
Very Small Aperture Terminal, a relatively small satellite dish,
typically 1.5 to 3.8 meters in diameter, placed at users premises
and used for two-way data communications using satellite.
WAP
Wireless Application Protocol, an open and global standard
of technology platform that enables mobile users to access
and interact with mobile information services such as e-mail,
websites, nancial information, on-line banking information,
entertainment (infotainment), games and micro-payments.
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 300
Referensi Peraturan Bapepam-LK
Cross Reference to Bapepam-LK Regulation
No.
Kriteria
Criteria
Penjelasan
Explanation
Hal.
Page
I.
Umum
General
1. Dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar,
dianjurkan menyajikan juga dalam Bahasa Inggris.
In good and correct Indonesian, it is also
recommended to present the report in English.

2. Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar


mudah dibaca dan jelas.
Printed on light-colored paper so that the text is clear
and easy to read.

3. Mencantumkan identitas perusahaan


dengan jelas.
Should state clearly the identity of the company.
Nama perusahaan dan tahun Annual Report
ditampilkan di:
Name of company and year of the annual report is placed
on:
1. Sampul muka, samping, dan belakang. The front
cover, sides, and back
2. Setiap halaman. Each Page

4. Laporan Tahunan ditampilkan di website


perusahaan.
The Annual Report is presented in the companys
website.

II.
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Summary of Vital Financial Data
1. Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan
selama 5 tahun buku atau sejak memulai usahanya
jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan
usahanya selama kurang dari 5 tahun.
Financial Information in comparative from
over a period of 5 nancial years or since the
commencement of business if the company has been
running its business activities for less than 5 years.
Informasi memuat antara lain: The information
contained includes:
1. Penjualan/pendapatan usaha. Sales/income from
business.
2. Laba (rugi) kotor. Gross prot (loss)
3. Laba (rugi) usaha. Business prot (loss)
4. Laba (rugi) bersih. Net prot (loss)
5. Laba (rugi) bersih per lembar saham. Net prot
(loss) per share.
6. Modal kerja bersih. Net working capital
7. Jumlah investasi. Total investment.
8. Jumlah aktiva. Total assets.
9. Jumlah kewajiban. Total liabilities.
10. Jumlah Ekuitas. Total Equity.
11. Rasio-rasio keuangan secara umum dan yang
relevan dengan industry perusahaan.
Financial ratio which are common and relevant to the
companys industry.
10, 11
2. Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga
saham tertinggi, terendah, dan penutupan, serta
jumlah saham yang diperdagangkan (dicatatkan)
untuk setiap masa triwulan dalam 2 tahun
buku terakhir (jika ada). Harga saham sebelum
perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan
dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan
saham, dividen saham, dan saham bonus.
Dalam bentuk tabel dan grak.
In the form of tables and graphs.
13
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 301
The Annual Report must contain information
regarding the highest price of shares, lowest price of
shares, and closing price, and the number of shares
placed on the market (listed) for each three-month
period in the last 2 nancial years (if any). The price
of shares prior to the last revision in capital should
be adjusted in the event, among others due to stock
splitt, stock dividend, and bonus shares.
3. Laporan Tahunan wajib memuat informasi jumlah
obligasi atau obligasi konvertibel yang diterbitkan
yang masih beredar, tingkat bunga, dan tanggal
jatuh tempo dalam 2 tahun buku terakhir.
The Annual Report must contain information
regarding the number of bonds or convertible bonds
issued which remain outstanding, the interest rate,
and maturity date in the last 2 nancial years.
1. Jumlah obligasi/obligasi konversi yang beredar.
The number of circulated bonds/convertible bonds.
2. Tingkat bunga. Interest rate.
3. Tanggal jatuh tempo. Maturity date.
4. Peringkat obligasi. Rating of bonds.
13
III.
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
Board of Commissioners and Board of Directors
Report
1. Laporan Dewan Komisaris.
Board of Commissioners Report.
Memuat hal-hal sebagai berikut:
Contains the following items:
1. Penilaian kinerja Direksi mengenai pengelolaan
perusahaan.
Assessment on the performance of the Board of
Directors in managing the company.
2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang
disusun oleh Direksi.
View on the prospects of the companys business as
established by the Board of Directors.
3. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan
Dewan Komisaris.
Committees under the Board of Commissioners.
4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada)
Changes in the composition of the Board of
Commissioners (if any)
28 s/d
31
2. Laporan Direksi.
Board of Directors Report.
Memuat hal-hal sebagai berikut:
Contains the following items:
1. Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan
strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai
dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala
yang dihadapi perusahaan.
The companys performance, encompassing among
others strategic policies, comparison between
achievement of results and targets, and constraints
that faced by the company.
2. Prospek usaha. Business prospects.
3. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik telah
dilaksanakan oleh Perusahaan.
Implementation of Good Corporate Governance by
the company.
4. Perubahan komposisi Direksi (jika ada).
Changes in the composition of the Board of Directors
(if any).
34 s/d
39
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 302
3. Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris.
Signature of members of the Board of Directors and
Board of Commissioners.
Memuat hal-hal sebagai berikut:
Contains the following items:
1. Tanda tangan dituangkan dalam lembaran
tersendiri.
Signatures are set on separate pages.
2. Pernyataan Direksi dan Dewan Komisaris
bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi
Laporan Tahunan.
Statement that the Board of Directors and the
Board of Commissioners are fully responsible for the
accuracy of the Annual Report.
3. Ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan
Komisaris dan anggota Direksi dengan
menyebutkan nama dan jabatannya.
Signed by all members of Board of Commissioners
and Board of Directors, stating their names and titles/
positions.
4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang
bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan
Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani
Laporan Tahunan, atau penjelasan tertulis dalam
surat tersendiri dari anggota yang lain dalam
hal tidak terdepat penjelasan tertulis dari yang
bersangkutan.
A written explanation in a separate letter from each
member of the Board of Commissioners or Board of
Directors who refuses to sign the Annual Report, or
written explanation in a separate letter from other
members in the event that is no written provided by
the said members.
165
IV.
Prol Perusahaan
Company Profle
1. Nama dan alamat perusahaan.
Name and address of the Company.
Meliputi informasi tentang nama dan alamat, kode
pos, nomor telepon dan/atau nomor faksimili, email,
website.
Includes information on name and address, zip code,
telephone and/or facsimile, email, website
147,
164
2. Riwayat singkat perusahaan.
Brief history of the company
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama
dan perubahan nama perusahaan (jika ada).
Includes among others: date/year of establishment, name
and change in the company name (if any).
6
s/d
7
3. Bidang usaha.
Field of business.
Meliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan.
Includes the types of products and or services produced.
6
s/d
7
4. Struktur Organisasi.
Organizational Structure.
Dalam bentuk bagan.
In the form of a chart.
17
5. Visi dan misi perusahaan.
Company vision and mission.
Mencakup hal-hal sebagai berikut:
Includes the following matters:
1. Penjelasan tentang visi perusahaan.
Explanation on the company vision.
14
6. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota
Dewan Komisaris.
Name, title, and brief curriculum vitae of the
members of Board of Commissioners.
Informasi memuat antara lain:
The information should contain:
1. Nama. Name
2. Jabatan. Title
3. Umur. Age
4. Pendidikan. Education
5. Pengalaman kerja. Working Experience
150
s/d
155
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 303
7. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota
Direksi.
Name, title, and brief curriculum vitae of the
members of Board of Directors.
Informasi memuat antara lain:
The information should contain:
1. Nama. Name
2. Jabatan. Title
3. Umur. Age
4. Pendidikan. Education
5. Pengalaman kerja. Working Experience
156
s/d
160
8. Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan
deskripsi pengembangan kompetensinya.
(misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)
Number of employees (comparative in 2 years) and
description of building competency.
(for example: education and training of employees)
Informasi memuat antara lain:
The information should contain:
1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level
organisasi.
The number of employees for each level of
organization.
2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat
pendidikan.
The number of employees for each level of education.
3. Pelatihan karyawan yang telah dan akan dilakukan.
Training of employees that has been and will be
conducted.
4. Adanya persamaan kesempatan kepada seluruh
karyawan.
Availability of equal opportunity to all employees.
126
s/d
130
9. Komposisi Pemegang saham.
Composition of Shareholders.
Mencakup antara lain:
Include among others:
1. Nama Pemegang saham yang memiliki 5% atau
lebih saham.
Names of Shareholders having 5% or more shares.
2. Direktur dan komisaris yang memiliki saham.
Directors and Commissioners who own shares.
3. Pemegang saham masyarakat dengan kepemilkikan
saham masing-masing kurang dari 5%.
Public Shareholders having respective share
ownership of less than 5%
138,
142
10. Daftar anak perusahaan dan/atau perusahaan
asosiasi.
List of subsidiaries and/or aliated companies.
Informasi memuat antara lain:
The information contains, among others:
1. Nama anak perusahaan/perusahaan asosiasi.
Name of subsidiaries/aliated companies.
2. Presentase kepemilikan saham.
Percentage of share ownership.
3. Keterangan status operasi perusahaan anak atau
perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum
beroperasi).
Explanation regarding the operational status of the
subsidiary or aliated company (already operating or
not yet operating)
16
11. Kronologi Pencatatan Saham.
Chronology of Stock Listing.
Mencakup antara lain:
Includes among others:
1. Kronologi pencatatan saham.
Chronology of Stock Listing.
2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan
perubahan jumlah saham.
Types of corporate action that caused changes in the
number of shares.
139
s/d
142
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 304
3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan
sampai dengan akhir tahun buku.
Changes on number of shares from the beginning of
listing up to the end of the nancial year.
4. Nama Bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.
Name of Stock Exchange where the company shares
are listed.
12. Kronologi pencatatan efek lainnya.
Chronology of other securities listing
Mencakup antara lain:
Includes among others:
1. Kronologi pencatatan efek lainnya.
Chronology of other securities listing.
2. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal
pencatatan sampai dengan akhir tahun buku.
Changes in the number of securities from the initial
listing up to the end of the nancial year.
3. Nama Bursa dimana efek perusahaan dicatatkan.
Name of Stock Exchange where the companys
securities are listed.
4. Peringkat Efek. Rating of Securities.
13
13. Nama dan alamat lembaga dan atau profesi
penunjang Pasar Modal.
Name and address of institution and or profession
supporting the Capital Market.
Informasi memuat antara lain:
The information contains, among others:
1. Nama dan alamat BAE. Name and address of BAE
2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik.
Name and address of the Public Accountants Firm.
3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek.
Name and address of the securities of rating company.
147
14. Akuntan Perseroan.
Company Accountant.
Informasi memuat antara lain:
The information should contain:
1. Berapa periode audit akuntan telah mengaudit
laporan keuangan perusahaan.
How many audit periods that has the accountant
audited the nancial statements of the company.
2. Berapa periode audit kantor akuntan publik telah
mengaudit laporan keuangan perusahaan.
How many audit periods has the public accountant
rm audited the nancial statements of the company.
3. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa
nancial audit.
Other service provided by the accountant in addition
to nancial audit.
112
15. Penghargaan dan sertikasi yang diterima
perusahaan baik yang berskala nasional maupun
internasional.
Reward and certication received by the company,
both on a national scale and international scale.
Informasi memuat antara lain:
Information should include:
1. Nama penghargaan. Name of the reward.
2. Tahun perolehan. Year of receiving reward.
3. Badan pemberi penghargaan. Institution presenting
the award.
24
s/d
25
16. Nama dan alamat anak perusahaan dan atau
kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada).
Name and address of subsidiary and or branch oce
or representative oce (if any).
164
V.
Analisa dan pembahasan Manajemen atas
Kinerja Perusahaan
Management Analysis and Discussion on
Company Performance
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 305
1. Tinjauan operasi per segmen bisnis.
Operational review per business segment.
Memuat uraian mengenai:
Contains description of:
1. Penjualan/Pendapatan usaha. Business sales/income.
2. Protabilitas. Protability.
46, 47,
60, 61,
64 s/d
70
2. Uraian atas kinerja keuangan perusahaan.
Description of companys nancial performance.
Analisis kinerja keuangan yang mencakup
perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang
bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam
bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai:
An analysis of the nancial performance which includes
a comparison between the nancial performance of the
current year and that of the previous year (in the form of
narration and tables), among others concerning:
1. Aktiva lancar, aktiva tidak lancar, dan jumlah aktiva.
Current assets, non-current assets, and total assets.
2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan
jumlah kewajiban.
Current liabilities, non-current liabilities, and amount
of liabilities.
3. Penjualan/pendapatan usaha. Business sales/income.
4. Beban usaha. Overhead cost.
5. Laba/rugi bersih. Net prot/loss.
64 s/d
75
3. Bahasan dan analisis tentang kemampuan
membayar hutang dan tingkat kolektibilitas
piutang Perseroan.
Discussion and analysis on the capacity to pay debts
and the companys collectable accounts receivable.
Penjelasan tentang:
Explanation on:
1. Kemampuan membayar hutang.
Capacity to pay debts.
72
4. Bahasan tentang struktur modal, kebijakan
manajemen atas struktur modal, dan tingkat
likuiditas perusahaan.
Discussion on capital structure, companys policy on
capital structure, and company liquidity level.
Penjelasan atas:
Explanation on:
1. Struktur modal. Capital Structure.
2. Kebijakan manajemen atas struktur modal.
Companys policy on capital structure.
74
5. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk
investasi barang modal.
Discussion on material bonds on the investment of
capital goods.
Penjelasan tentang:
Explanation on:
1. Tujuan dari ikatan tersebut.
The purpose of such bonds.
2. Mata uang yang menjadi denominasi.
Denominated Currency.
3. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan
untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing
yang terkait.
Companys action plan to secure from risks that
occurred by related foreign currencys position.
216,
217,
280,
281
6. Uraian tentang komponen substansial dari
pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat
mengetahui hasil usaha perusahaan.
Information regarding substantial components of
income and other liabilities, in order to calculate the
companys income.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
Is this disclosed or not.
64, 67
7. Jika laporan keuangan mengungkapkan
peningkatan atau penurunan yang material dari
penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib
disertai dengan bahasan tentang sejauh mana
perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain
dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan
atau adanya produk atau jasa baru.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
Is this disclosed or not.
64 s/d
66
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 306
If the nancial statement discloses a material
increase or decrease in the sales or net income, then
an explanation should be included concerning the
extent that such changes can be linked to, among
others, the amount of goods or services sold, and or
the existence of new products or services.
8. Bahasan tentang dampak perubahan harga
terhadap penjualan atau pendapatan bersih
perusahaan serta laba operasi perusahaan selama
2 tahun sejak perusahaan memulai usahanya, jika
baru memulai usahanya kurang dari 2 tahun.
Discussion on the impact of price change to the
companys sales and net income and the operational
prot of the company for the past 2 years or since the
company commenced its business, if the company
has been operating for less than 2 years
Ada atau tidak ada pengungkapan.
Is this disclosed or not.
47
9. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah
tanggal laporan dan akuntan.
Material information and acts that occurred after the
date of the accountants report.
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan
akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan
risiko usaha di masa mendatang.
Description of important events after the date of the
accountants report including the impact on performance
and business risks in the future.
76
10. Uraian tentang prospek usaha perusahaan.
Description of the companys business prospects.
Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan
dengan industry, ekonomi secara umum dan pasar
internasional serta dapat disertai data pendukung
kuantitatif jika ada sumber daya yang layak dipercaya.
Information on the company prospects in connection
with industry, economy in general, and the international
market, which can be accompanied with supporting
quantitative data if there is a reliable data source.
77 s/d
79
11. Uraian tentang aspek pemasaran.
Information on marketing aspects.
Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa
perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar.
Information regarding the marketing of the companys
products and services, among others concerning the
market segment.
59 s/d
63
12. Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan
tanggal serta jumlah dividen kas per saham dan
jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau
dibayar selama 2 tahun buku terakhir.
Statement regarding the dividend policy and the date
and amount of cash dividend per share and amount
of dividend per year as announced or paid during the
past 2 years.
Memuat uraian mengenai:
Contains information on:
1. Besarnya dividen untuk masing-masing tahun.
Amount of dividend for each year.
2. Besarnya Payout ratio. Pay-out ratio.
146
13. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran
umum.
Realization of funds utilization obtained from the
public oering.
Memuat uraian mengenai:
Contains information on:
1. Totalnya perolehan dana. Total funds obtained.
2. Rincian penggunaan dana. Details of budget plan.
3. Saldo. Balance.
141
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 307
14. Informasi material, antara lain mengenai investasi,
ekspansi, divestasi, akuisisi, restrukturisasi hutang/
modal, transaksi yang mengandung benturan
kepentingan dan sifat transaksi dengan pihak
aliasi.
Material information, among others concerning
investment, expansion, divestment, acquisition, debt/
capital restructuring, transactions containing conict
of interest, and the nature of transactions with
aliated parties.
213
s/d
216,
277
s/d
280
15. Uraian mengenai perubahan peraturan
perundang-undangan yang berpengaruh
signikan terhadap perusahaan.
Description on changes in laws and regulations
having signicant eects on the company.
Uraian memuat antara lain: Perubahan peraturan
pemerintah dan dampaknya terhadap laporan
keuangan.
Information containing among others: Amendment to
government regulations and impacts on the nancial
investments.
76, 77
16. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi.
Description of changes in the accounting policy.
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan
akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan
keuangan.
Description should contain among others: any revision to
accounting policies, rationale and impact on the nancial
statement.
76
VI.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
1. Uraian Dewan Komisaris.
Information on the Board of Commissioners.
Uraian memuat antara lain:
The information should contain:
1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
Description of the tasks implemented by the Board of
Commissioners.
2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya
remunerasi anggota Dewan Komisaris.
Disclosure of arrangement procedure and the
amount of remuneration for the members of Board of
Commissioners.
3. Frekuensi pertemuan. Frequency of Meetings.
4. Tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam
pertemuan.
Board of Commissioners Attendancy in the meetings.
87 s/d
90
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 308
2. Uraian Direksi.
Information on the Board of Directors.
Uraian memuat antara lain:
The information should contain:
1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab
masing-masing anggota Direksi.
Scope of work and responsibility of each member of
the Board of Directors.
2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya
remunerasi anggota Direksi.
Disclosing the procedure for determining, and the
amount of remuneration for the members of the
Board of Directors.
3. Frekuensi pertemuan. Frequency of Meetings.
4. Tingkat kehadiran Direksi dalam pertemuan.
Attendance of the Board of Directors in the meetings.
5. Program Pelatihan dalam rangka meningkatkan
kompetensi Direksi.
Training programs in terms of Board of Directors
competency improvement.
90 s/d
95
3. Komite Audit.
Audit Committee.
Mencakup antara lain:
Includes among others:
1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota
Komite Audit.
Name, title, and brief curriculum vitae of the members
of the Audit Committee.
2. Uraian tugas dan tanggung jawab.
Description of tasks and responsibilities.
3. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite
Audit.
Frequency of meetings and the attendance of the
Audit Committee.
4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite
Audit.
Brief report on the activities carried out by the Audit
Committee.
5. Independensi anggota Komite Audit.
Independency of the members of the Audit Committee.
97 s/d
99
4. Komite Nominasi dan Remunerasi.
Nominating and Remuneration Committee.
Mencakup antara lain:
Includes among others:
1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota
Komite Nominasi dan Remunerasi.
Name, title, and brief curriculum vitae of the members
of the Nomination and Remuneration Committee.
2. Independensi anggota Komite Nominasi dan
Remunerasi.
Independency of the members of the Nomination and
Remuneration Committee.
3. Uraian tugas dan tanggung jawab.
Description of tasks and responsibilities.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Nominasi dan
Remunerasi.
Description of activities carried out by the Nomination
and Remuneration Committee.
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite
Nominasi dan Remunerasi.
Frequency of meetings and the attendance of the
Nomination and Remuneration Committee.
95 s/d
97
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 309
5. Komite-komite lain yang dimiliki oleh perusahaan.
Other Committees within the company.
Mencakup antara lain:
Includes among others:
1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota
komite lain.
Name, title, and brief curriculum vitae of the members
of the other committees.
2. Independensi anggota Komite lain.
Independency of the members of the other
committees.
3. Uraian tugas dan tanggung jawab.
Description of tasks and responsibilities.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain.
Description of activities carried out by the committees.
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite
lain.
Frequency of meetings and the attendance of the
committees.
97 s/d
105
6. Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan.
Description of tasks and function of the Corporate
Secretary.
Mencakup antara lain:
Includes among others:
1. Nama dan riwayat jabatan singkat Sekretaris
Perusahaan.
Name and brief history of the position of Corporate
Secretary.
2. Uraian pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan.
Description of tasks performed by the Corporate
Secretary.
106
7. Uraian mengenai pelaksanaan dan pengawasan
dan pengendalian intern.
Description on the internal control and audit
implemented by the company.
Mencakup antara lain:
Includes among others:
1. Informasi tentang keberadaan SPI.
Information on the existence of SPI (internal control
system).
2. Penjelasan tentang aktivitas SPI.
Explanation on the activities of SPI.
3. Penjelasan mengenai pengendalian internal
perusahaan.
Explanation on the internal control of the company.
111
8. Uraian tentang Unit Audit Internal.
Description of the companys Internal Audit Unit.
Mencakup antara lain:
Includes among others:
1. Informasi tentang keberadaan Unit Audit Internal.
Information on the existence of the Internal Audit Unit.
2. Penjelasan tentang Piagam Audit Internal.
Explanation on the Internal Audit Charter.
3. Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab
Unit Audit Internal.
Explanation on the duties and responsibilities of the
Internal Audit Unit.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan Unit Audit Internal.
Activities carried out by the Internal Audit Unit.
5. Nama dan riwayat hidup singkat kepala Unit Audit
Internal.
Name and brief curriculum vitae of Head of Internal
Audit.
112,
161
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 310
9. Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan.
Description of the companys risk management.
Mencakup antara lain:
Includes among others:
1. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi
perusahaan (misalnya risiko yang disebabkan oleh
uktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha,
pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau
peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah).
Explanation of the risks faced by the company (for
example: risks caused by uctuation of the exchange
rate or interest rate, competition in business, supply
of raw materials, provisions set by other countries or
international regulations, and government policies).
2. Upaya untuk mengelola risiko tersebut.
Eorts to manage those risks.
113
s/d
116
10. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang
dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab
sosial perusahaan terutama mengenai komitmen
perusahaan terhadap perlindungan konsumen.
Description of activities and expenses incurred in
related to corporate social responsibility, particularly
on comitmen to consumer protection.
Mencakup antara lain informasi tentang:
Information includes among others:
1. Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen.
Establishment of Customer Complaint Center.
2. Program peningkatan layanan kepada konsumen.
Program for improving services to consumers.
131,
11. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang
dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab
sosial perusahaan terutama mengenai community
development program yang telah dilakukan.
Description on the activities and expenses incurred
related to corporate social responsibility, particularly
on community development program which have
been carried out.
Mencakup antara lain informasi tentang:
Information includes among others:
1. Mitra Usaha binaan perusahaan.
Supervised Business Partner.
2. Program pengembangan pendidikan.
Education development program.
3. Program perbaikan kesehatan.
Health improvement program.
4. Program pengembangan seni budaya.
Culture development program.
5. Biaya yang telah dikeluarkan.
Expenses incurred.
131
s/d
133,
135
12. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang
dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab
sosial perusahaan terutama aktivitas lingkungan.
Description on the activities and expenses incurred
related to corporate social responsibility, particularly
on environmental activities.
Mencakup antara lain informasi tentang:
Information includes among others:
1. Aktivitas pelestarian lingkungan.
Preserving environment activities.
2. Aktivitas pengelolaan lingkungan.
Environment development activities.
3. Sertikasi atas pengelolaan lingkungan.
Certication to Environment management.
4. Biaya yang telah dikeluarkan.
Expenses incurred.
134
s/d
135
13. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Emiten
atau Perusahaan Publik, Direksi dan anggota
Dewan Komisaris yang sedang menjabat.
Important cases faced by the Issuer of Public
Company, current members of the Board of Directors
and Board of Commissioners.
Mencakup antara lain:
Information includes:
1. Pokok perkara/gugatan. Material of the case/claim.
2. Kasus posisi. Case status.
3. Status penyelesaian perkara/gugatan.
Status of settlement of case/claim.
4. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan
perusahaan.
Potential impacts on the nancial condition of the
company.
118
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 311
14. Etika Perusahaan.
Company Ethics.
Memuat uraian antara lain:
Contains information on:
1. Keberadaan Code of Conduct.
The existence of Code of Conduct.
2. Isi Code of Conduct.
Content of the Code of Conduct.
3. Penyebaran Code of Conduct kepada karyawan dan
upaya penegakannya.
Distribution of Code of Conduct to the employees and
eorts to uphold the Code.
4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan yang
dimiliki perusahaan.
Statement Concerning the corporate culture.
116
s/d
117
VII.
Informasi Keuangan.
Financial Information
1. Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab
Direksi atas Laporan Keuangan.
Statement by the Board of Directors concerning
the responsibility of the Board of Directors on the
Financial Statement.
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam No. VIII.G.11
tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan
Keuangan.
Compliance with Bapepam regulation No. VIII.G.11 on
Responsibility if the Board if Directors on the Financial
Statement.
169,
233
2. Opini akuntan atas laporan keuangan.
Accountants opinion on the nancial statement.
Kesesuaian dengan SPAP-IAI.
Compliance with SPAP-IAI.
170,
233
3. Deskripsi Auditor Independen di Opini.
Description of the Independent Auditor in the
Opinion.
Deskripsi memuat tentang:
The Description contains:
1. Nama & tanda tangan. Name and signature.
2. Tanggal Laporan Audit. Date of the Audit Report.
3. No. ijin KAP (jika ada). KAP license number (if any).
170,
234
4. Laporan keuangan yang lengkap.
Comprehensive nancial statement.
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan:
Contains all elements of the nancial statement:
1. Neraca. Balance Sheet.
2. Laporan laba rugi. Prot loss statement.
3. Laporan perubahan ekuitas. Equity statement.
4. Laporan arus kas. Cash ow report.
5. Catatan atas laporan keuangan.
Notes to the nancial statement.
169
s/d
293
5. Perbandingan tingkat protabilitas.
Comparison of protability.
10, 11,
67
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 312
6. Penyajian Laporan Arus Kas.
Presentation of Cash Flow Report.
Memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Meets the following provisions:
1. Penggunaan metode langsung (direct method).
Uses a direct method.
2. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas:
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Grouped into three categories of activity: operational
activity, investment, and funding.
3. Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi
kas.
Disclosing activities that do not inuence the cash ow.
4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas
dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan
(customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran
pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi.
Separating the presentation between cash receipt and
or cash expended to the customer, employee, supplier,
and payment of taxes during the current year for
operational activities.
5. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang
jangka panjang serta dividen pada aktivitas
pendanaan.
Presenting the addition and payment of long-term
debt as well as dividend in funding.
175,
239
7. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi.
Summary of Accounting Policy.
Meliputi sekurang-kurangnya:
Includes at least:
1. Konsep dasar penyajian laporan keuangan.
Basic concept in presenting nancial statement.
2. Pengakuan pendapatan dan beban.
Recognition of income and overhead.
3. Penilaian investasi. Assessment for investment.
4. Penilaian dan metode penyusutan aktiva tetap.
Assessment and method of depreciating xed assets.
5. Dasar perhitungan laba per saham.
Basic for calculati on prot per share.
181
s/d
192,
245
s/d
256
8. Transaksi dengan Pihak Yang Mempunyai
Hubungan Istimewa.
Transaction with Aliated Parties.
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
Issues that should be disclosed are:
1. Rincian jenis transaksi, nama pihak yang memiliki
hubungan istimewa, dan jumlah piutang dan atau
hutang yang terkait.
Details on the type of transaction, name of the
aliated party, and total accounts receivable and or
related debts.
2. Dirinci jumlah masing-masing pos aktiva,
kewajiban, penjualan dan pembelian (beban)
kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
beserta presentasenya terhadap total aktiva,
kewajiban, penjualan dan pembelian (beban).
Details on the individual assets, liabilities, sales
and purchase (charge) to the aliated parties and
percentage against the total assets, liabilities, sales
and purchases.
3. Penjelasan transaksi yang tidak berhubungan
dengan kegiatan usaha utama dan jumlah hutang/
piutang sehubungan dengan transaksi tersebut.
Explanation of the transactions that are not related to
the core business and the amount of debt/accounts
receivable in connection with the said transaction.
213
s/d
216,
277
s/d
280
PT XL AXIATA Tbk. 2010 Annual Report 313
4. Sifat hubungan, jenis dan unsur transaksi hubungan
istimewa.
Nature of the aliation, type and element of
transaction with aliated parties.
5. Kebijakan harga dan syarat transaksi serta
penyertaan apakah penerapan kebijakan harga dan
syarat tersebut sama dengan kebijakan harga dan
syarat untuk transaksi dengan pihak ketiga.
Price policy and terms of transaction and a statement
on whether the application of said price policy
and terms are the same price policy and terms for
transaction with a third party.
9. Pengungkapan yang berhubungan dengan hal-hal
yang harus diungkapkan selain jenis dan jumlah
hutang perpajakan.
Disclosure related to matters which must be disclosed
on top of the type and total of tax obligation.
1. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak
dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan
tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar
perhitungan tarif pajak yang berlaku.
Reconciliation between tax charge (income) and the
result of multiplying the accounting prot with the
current rate by disclosing the applicable basic tax rate
calculation.
2. Rekonsiliasi scal dan perhitungan beban pajak kini.
Fiscal reconciliation and calculation of current tax
liabilities.
3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil
rekonsiliasi telah sesuai dengan SPT.
Statement that amount of Taxable Prot as calculated
through reconciliation is in accordance with the Tax
Return.
4. Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan
yang disajikan pada neraca untuk setiap periode
penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak
tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi
apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah
aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui
pada neraca.
Details of the assets and liabilities in deferred tax
presented in the balance sheet in each period of
presentation, and amount of charge (income) of
deferred tax acknowledged in the prot loss statement
if the said amount is not evident in the asset or liability
of deferred tact acknowledged in the balance sheet.
5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.
Disclosure of whether or not there is tax dispute.
207
s/d
212,
271
s/d
276
10. Aktiva & Kewajiban dalam mata uang asing hal-hal
yang harus diungkapkan.
Assets & Liabilities in foreign currency which must be
disclosed.
1. Rincian aktiva dan kewajiban dalam mata uang
asing serta ekuivalennya dalam rupiah.
Details of the assets and liabilities in foreign currency
and the equivalent in rupiah.
2. Posisi neto dari aktiva dan kewajiban dalam mata
uang asing.
Net position of assets and liabilities in foreign
currency.
3. Rincian kontrak valuta berjangka dan ekuivalen
dalam rupiah.
Details of futures contract in foreign currency and
equivalent in rupiah.
217,
218,
226,
281,
282,
289
Laporan Tahunan 2010 PT XL AXIATA Tbk. 314
11. Komitment dan Kontinjensi.
Commitment and Contingency.
Hal-hal yang harus diungkapkan:
Matters that should be disclosed:
1. Untuk perikatan berupa perjanjian sewa, keagenan
dan distribusi, bantuan manajemen, teknis, royalty
dan lisensi memuat uraian tentang pihak-pihak
yang terkai, periode berlakunya perikatan, dasar
penentuan kompensasi dan denda, jumlah beban
atau pendapatan ada periode pelaporan, dan
pembatasan-pembatasan lainnya.
For agreement in form of a leasing agreement,
agency and distribution, managerial assistance,
technical, royalty and license, a description on the
related parties, validity period, basis for determining
compensation and ne, amount of charge on income
in the reporting period, and other restriction.
2. Untuk perikatan berupa Kontrak/perjanjian yang
memerlukan penggunaan dana di masa yang akan
datang, seperti: pembangunan pabrik, perjanjian
pembelian, ikatan untuk investasi, dsb. Memuat
uraian tentang pihak-pihak yang terkait dalam
perjanjian, perioded berlakunya perikatan, nilai
keseluruhan, mata uang, dan bagian yang telah
direalisasi.
For agreement in form of contract/agreement which
requires the use of funds in the futures, such as: factory
construction, purchase agreement, investment, etc. a
description on the related parties in the agreement,
validity period, total value, currency and portion that
has been realized.
3. Untuk pemberian jaminan/garansi memuat uraian
tentang pihak-pihak yang dijamin dan yang
menerima jaminan, yang dipisahkan antara pihak
yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak
ketiga untuk pihak yang dijamin, latar belakang
dikeluarkannya jaminan, periode berlakunya
jaminan dan nilai jaminan.
For giving warranty/guarantee, a description on
the parties to be covered and the party receiving
the guarantee, and separating the aliated parties
and third party for the party being covered, the
background for issuing guarantee, validity period of
the guarantee, and value (amount) of the guarantee.
216
s/d
218,
280
s/d
282
4. Perkara/sengketa hukum dengan mengungkapkan
pihak-pihak yang terkait, jumlah yang diperkarakan,
serta latar belakang, isi, status perkara dan
pendapat hukum (legal opinion).
Disputes/lawsuits by disclosing the related parties, the
amount being disputed, the background, content and
case status, and legal opinion.
5. Untuk peraturan pemerintah yang mengikat
perusahaan seperti: masalah lingkungan hidup,
diungkapkan uraian singkat tentang peraturan dan
dampaknya terhadap perusahaan.
For government regulations that bind the company,
for example environmental issues, a brief description
of the regulation and its impact on the company.
grhaXL

Anda mungkin juga menyukai