Hitung jenis leukosit dilakukan untuk menetapkan prosentase jenis leukosit yang ada di dalam darah. Pada waktu yang sama juga dilakukan pemeriksaan eritrosit, leukosit, dan trombosit. Di samping itu juga dibuat taksiran kasar terhadap leukosit dan trombosit. Dari pemeriksaan sediaan apus dapat digunakan untuk menaksir kandungan hemoglobin, ukuran, bentuk, dan struktur eritrosit. Hitung jenis leukosit biasanya dilakukan pada sediaan apus yang dibuat pada kaca obyek dengan pewarnaan tertentu. Karena itu perlu diuraikan pembuatan sediaan apus, cara mewarnai serta pemeriksaan dan melaporkan hasil. http://patologiklinikku.blogspot.com/2008/05/hitung-jenis-leukosit.html (11 Juni 2011 : 18.52)
Eosinofil biasanya 1-3% leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah yang tinggi, terutama jika kita diare, kentut, atau perut kembung, mungkin menandai keberadaan parasit. Fungsi basofil tidak jelas dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1% leukosit. Persentase limfosit mengukur lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2% dan leukosit 8.770, limfosit totalnya adalah 0,302 x 8.770 = 2.648. Laju Endap Darah (LED) atau Sed Rate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah. LED yang tinggi menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis, atau disebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi. http://www.spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=121 (11 Juni 2011 : 18.54)
Hitung leukosit
Terdapat dua cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi.Yang pertama adalah cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.Cara kedua adalah cara semi automatik dengan memakai alat elektronik.Cara kedua ini lebih unggul dari cara pertama karena dekniknya lebih mudah,waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu 2%, sedang pada carapertama kesalahannya sampai 10%.Keburukan cara kedua adalah harga alat mahal dan sulit untuk memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini.Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur,penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain .Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.00030.000/l.Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000 38.000 /l. Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500 11.000/ l.Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000 10.0004/1. Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang,tetapi jarang lebih dari 11.000/l 4 Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan,maka keadaan tersebut disebut leukositosis.Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik.Leukositosis yang
fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat,gangguan emosi,kejang,takhikardi paroksismal, partus dan haid.4 Leukositosis yang terjadi sebagai akibat peningkatan yang seimbang dari masing-masing jenis sel,disebut balanced leoko- cytosis.Keadaan ini jarang terjadi dan dapat dijumpai pada hemokonsentrasi.Yang lebih sering dijumpai adalah leukositosis yang disebabkan peningkatan dari salah satu jenis leuko-sit sehingga timbul istilah neutrophilic leukocytosis atau netrofilia, lymphocytic leukocytosis atau limfositosis,eosinofilia dan basofilia.Leukositosis yang patologik selalu diikuti oleh peningkatan absolut dari salah satu atau lebih jenis leukosit.Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/0 darah. Karena pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir selalu leukopenia disebabkan oleh netropenia.
Netrofil
Sel ini yang paling banyak terdapat dalam sirkulasi sel darah putih dan lebih cepat merespons adanya infeksi dan cedera jaringan daripada jenis sel darah putih lainnya. Selama infeksi akut, netrofil berada paling depan di garis pertahanan tubuh. Netrofil yang beredar di darah tepi terbanyak adalah segmen, yaitu netrofil yang matur. Batang atau stab adalah netrofil imatur yang dapat bermultiplikasi dengan cepat selama infeksi akut. Dalam keadaan normal, jumlah netrofil berkisar antara 50-65 % atau 2.5-6.5 x10^3/mmk. Peningkatan jumlah netrofil (disebut netrofilia) dijumpai pada infeksi akut (lokal dan sistemik), radang atau inflamasi (reumatoid arthritis, gout, pneumonia), kerusakan jaringan (infark miokard akut, luka bakar, cedera tabrakan, pembedahan), penyakit Hodgkin, leukemia mielositik, hemolytic disease of newborn (HDN), kolesistitis akut, apendisitis, pancreatitis akut, pengaruh obat (epinefrin, digitalis, heparin, sulfonamide, litium, kortison, ACTH) Penurunan jumlah netrofil (disebut netropenia) dijumpai pada penyakit virus, leukemia (limfositik dan monositik), agranolositosis, anemia defisiensi besi (ADB), anemia aplastik, pengaruh obat (antibiotic, agen imunosupresif).
Limfosit
Limfosit berperan penting dalam respons imun sebagai limfosit T dan limfosit B. Dalam keadaan normal, jumlah limfosit berkisar 25-35 % atau 1.7-3.5 x10^3/mmk. Jumlah limfosit meningkat (disebut limfositosis) terjadi pada infeksi kronis dan virus. Limfositosis berat umumnya disebabkan karena leukemia limfositik kronik. Limfosit mengalami penurunan jumlah (disebut leukopenia) selama terjadi sekresi hormon adenokortikal atau pemberian terapi steroid yang berlebihan. Peningkatan jumlah limfosit dijumpai pada leukemia limfositik, infeksi virus (mononucleosis infeksiosa, hepatitis, parotitis, rubella, pneumonia virus, myeloma multiple, hipofungsi adrenokortikal. Penurunan jumlah limfosit dijumpai pada kanker, leukemia, hiperfungsi adrenokortikal, agranulositosis, anemia aplastik, sklerosis multiple, gagal ginjal, sindrom nefrotik, SLE.
Monosit
Monosit adalah baris pertahanan kedua terhadap infeksi bakteri dan benda asing. Sel ini lebih kuat daripada netrofil dan dapat mengonsumsi partikel debris yang lebih besar. Monosit berespons lambat selama fase infeksi akut dan proses inflamasi, dan terus berfungsi selama fase kronis dari fagosit. Dalam keadaan normal, jumlah monosit berkisar antara 4-6 % atau 0.2-0.6 x10^3/mmk. Peningkatan jumlah monosit (disebut monositosis) dapat dijumpai pada : penyakit virus (mononucleosis infeksiosa, parotitis, herpes zoster), penyakit parasitic (demam bintik Rocky Mountain, toksoplasmosis, bruselosis), leukemia monositik, kanker, anemia (sel sabit, hemolitik), SLE, arthritis rheumatoid, colitis ulseratif. Penurunan jumlah monosit dapat dijumpai pada leukemia limfositik, anemia aplastik.
Eosinofil
Jumlah eosinofil meningkat selama alergi dan infeksi parasit. Bersamaan dengan peningkatan steroid, baik yang diproduksi oleh kelenjar adrenal selama stress maupun yang diberikan per oral atau injeksi, jumlah eosinofil mengalami penurunan. Jumlah eosinofil pada kondisi normal berkisar antara 1-3 % atau 0.1-0.3 x10^3/mmk. Peningkatan jumlah eosinofil (disebur eosinofilia) dapat dijumpai pada alergi, pernyakit parasitic, kanker (tulang, ovarium, testis, otak), feblitis, tromboflebitis, asma, emfisema, penyakit ginjal (gagal ginjal, sindrom nefrotik). Penurunan jumlah eosinofil dapat dijumpai pada stress, luka bakar, syok, hiperfungsi adrenokortikal.
Basofil
Dalam keadaan normal, basofil dijumpai dalam kisaran 0.4-1 % atau 0.040.1 x 10^3/mmk. Peningkatan jumlah basofil (disebut basofilia) dapat dijumpai pada proses inflamasi, leukemia, tahap penyembuhan infeksi atau inflamasi, anemia hemolitik didapat. Penurunan jumlah dapat dijumpai pada stress, reaksi hipersensitivitas, kehamilan, hipertiroidisme.
Prosedur Buat sediaan apus darah kemudian diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis lekosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung lekosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/mmk.